Liturgia Verbi 2024-03-12 Selasa.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah IV

Selasa, 12 Maret 2024



Bacaan Pertama
Yeh 47:1-9.12

"Saya melihat air mengalir dari dalam Bait Suci;
ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."

Pembacaan dari Nubuat Yehezkiel:

Kata nabi:
Seorang malaikat membawa aku ke pintu Bait Suci,
dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci,
itu dan mengalir menuju ke timur;
sebab Bait Suci juga menghadap ke timur;
Air itu mengalir
dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci,
sebelah selatan mezbah.
Lalu malaikat itu menuntun aku ke luar
melalui pintu gerbang utara,
dan dibawanya aku berkeliling dari luar
menuju pintu gerbang yang menghadap ke timur.
Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan.
Lalu malaikat itu pergi ke arah timur
dan memegang tali pengukur di tangannya.
Ia mengukur seribu hasta,
dan menyuruh aku masuk dalam air itu;
dalamnya sampai di pergelangan kaki.
Ia mengukur seribu hasta lagi,
dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu;
sekarang sudah sampai di lutut.
Kemudian ia mengukur seribu hasta lagi,
dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu;
sekarang sudah sampai di pinggang.
Sekali lagi ia mengukur seribu hasta,
dan sekarang air itu sudah menjadi sungai
di mana aku tidak dapat berjalan lagi,
sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang;
suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.

Lalu malaikat itu berkata kepadaku,
"Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia?"
Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai itu.
Dalam perjalanan pulang,
sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon,
di sebelah sini dan di sebelah sana.
Malaikat itu berkata kepadaku,
"Sungai ini mengalir menuju wilayah timur,
dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin,
maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar.
Ke mana saja sungai itu mengalir,
segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup.
Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak,
sebab ke mana saja air itu sampai,
air laut di situ menjadi tawar,
dan ke mana saja sungai itu mengalir,
semua yang ada di sana hidup.

Pada kedua tepi sungai itu
tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan,
yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis.
Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru,
sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus.
Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 46:2-3.5-6.8-9,R:8

Refren: Tuhan semesta alam menyertai kita,
kota benteng kita ialah Allah Yakub.

*Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan,
sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.
Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah,
sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.

*Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi,
disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.
Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang;
Allah akan menolongnya menjelang pagi.

*Tuhan semesta alam menyertai kita,
kota benteng kita ialah Allah Yakub.
Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan,
yang mengadakan pemusnahan di bumi.



Bait Pengantar Injil
Mzm 51:12a.14a

Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah,
berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.



Bacaan Injil
Yoh 5:1-3a.5-16

"Orang itu disembuhkan seketika."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Pada hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem.
Di Yerusalem, dekat Pintu Gerbang Domba, ada sebuah kolam,
yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda;
serambinya ada lima,
dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit.

Ada di situ
seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di sana,
dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu,
berkatalah Ia kepadanya, "Maukah engkau sembuh?"
Jawab orang sakit itu kepada-Nya,
"Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu,
apabila airnya mulai goncang;
dan sementara aku sendiri menuju kolam itu,
orang lain sudah turun mendahului aku."
Kata Yesus kepadanya,
"Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."
Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu,
lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.

Tetapi hari itu hari Sabat.
Karena itu orang-orang Yahudi berkata
kepada orang yang baru sembuh itu,
"Hari ini hari Sabat,
dan tidak boleh engkau memikul tilammu."
Akan tetapi ia menjawab mereka,
"Orang yang telah menyembuhkan aku,
dia yang mengatakan kepadaku:
Angkatlah tilammu dan berjalanlah."
Mereka bertanya kepadanya,
"Siapakah orang itu yang berkata kepadamu:
Angkatlah tilammu dan berjalanlah?"
Tetapi orang yang baru sembuh itu
tidak tahu siapa orang itu,
sebab Yesus telah menghilang
ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu.
Kemudian ketika bertemu dengan dia dalam Bait Allah,
Yesus berkata kepadanya,
"Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi,
supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."
Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi,
bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia.
Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus,
karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Pada Bacaan Pertama hari ini, malaikat menunjukkan kepada Yehezkiel kehidupan berbagai pohon buah di bantaran sungai dan juga berbagai ikan di dalam sungai.
Ketika ditelusuri asal-usul dari sungai itu, ternyata berasal dari mata air di Bait Allah.
Mata air itulah asal-muasal kehidupan itu.
Mula-mula sumber air itu tidaklah banyak, tetapi semakin lama akan semakin banyak dan akhirnya menjadi sungai yang dalam dan banyak airnya.
Begitu juga kita, mula-mula hanya sebuah sel telur yang dibuahi, lama-lama semakin membesar, lalu lahir sebagai bayi, dan terus bertumbuh menjadi orang dewasa.
Begitu juga iman kita, mula-mula hanya sebesar biji sesawi, lama kelamaan menjadi pohon yang besar.
Maka, janganlah menyepelekan asal-muasal yang kecil itu, melainkan peliharalah agar menjadi besar.

Sama juga, kisah kolam Betesda pada Bacaan Injil hari ini.
Sewaktu-waktu malaikat Tuhan turun ke kolam itu dan menggoncangkan air kolam.
Pada saat itu, siapa yang berhasil turun ke kolam segera setelah guncangan air terjadi, ia akan sembuh, apa pun penyakitnya.
Ada seseorang yang sudah 38 tahun menderita sakit, tetapi tak ada orang lain yang membantunya turun ke kolam, sehingga ia selalu gagal untuk sembuh.
Lalu Yesus datang kepadanya dan menyapanya, "Maukah engkau sembuh?"

Terasa lucu juga Yesus bertanya demikian.
Sudah jelas, orang sakit yang datang ke kolam Betesda tentu karena ingin sembuh.
Tentu Yesus tidak sedang menawarkan jasa membantu orang sakit itu menurunkannya ke kolam.
Bukan kolam itu yang menyembuhkan, melainkan asal-muasal dari penyembuhan itu.
Yesus lah asal-muasal itu.
Yesus adalah Tabib Agung yang dapat menyembuhkan penyakit apa saja, tak perlu melalui goncangan air kolam.
Tentu Yesus hendak mengingatkan orang sakit itu kalau penyembuhan berasal dari-Nya, tidak harus nyemplung ke kolam.

Mari kita telusuri asal-muasal kita, mari kita temukan sumber yang mengawali kehidupan kita, karena ke sana pula kita akan berpulang.



Peringatan Orang Kudus
Santo Theofanus, Biarawan dan Sejarawan
Theofanus lahir di Konstantinopel (sekarang: Istambul, Turki) kira-kira pada tahun 758. Namanya dikenal luas karena perlawanannya yang gigih terhadap bidaah Ikonoklasme dan karena bukunya "Chronographia" yang menguraikan secara singkat sejarah dunia dari tahun 284 sampai tahun 813.
Setelah kematian ayahnya, Theofanus dikirirn ke Konstantinopel. Di sana ia dipaksa menikahi seorang gadis. Ketika itu ia baru berusia 12 tahun. Perkawinan ini tidak berlangsung lama. la bercerai dengan isterinya pada tahun 780, karena ia bercita-cita menjadi seorang biarawan. Dalam hidupnya sebagai seorang biarawan, Theofanus dikenal sebagai seorang yang rajin berdoa, berpuasa dan bertapa. la kemudian mendirikan sebuah biara pertapaan di gunung Sigrino, dekat Cyzicus, Asia Kecil dan sekaligus menjadi pemimpin biara itu.
Pada tahun 787, ia menghadiri Konsili Nicea kedua yang menegaskan kebenaran penghormatan kepada gambar-gambar kudus. Penegasan Konsili Nicea ini ditentang oleh Leo V, Kaisar Byzantium. Leo melancarkan kampanye perlawanan terhadap ajaran konsili yang membenarkan penghormatan kepada gambar-gambar kudus dan patung-patung. Untuk maksud itu ia berusaha memperoleh dukungan dari Theofanus. Tetapi Theofanus dengan tegas menolaknya. Akibatnya, Theofanus ditangkap dan dipenjarakan selama dua tahun lamanya; lalu dibuang ke Samothrase. Di sana Theofanus meninggal dunia pada tahun 817.

Santo Gregorius I, Paus dan Pujanga Gereja
Gregorius I dikenal sebagai paus pertama yang memaklumkan dirinya kepada dunia sebagai Kepala Gereja Katolik di seluruh dunia. la memimpin Gereja Sejagat selama 14 tahun, dan dikenal sebagai seorang Paus yang mashyur pada awal Abad Pertengahan, serta Bapa Gereja Latin yang terakhir.  la memelihara kaum miskin dan dengan gigih meilindungi mereka dari para penjahat. la juga memprakarsai pengiriman misionaris ke Inggris dan Eropa dan menulis banyak buku yang bernilai tinggi.
Gregorius lahir di Roma pada tahun 540. Ibunya Silvia dan dua orang tantenya, Tarsilla dan Aemiliana, dihormati pula sebagai Orang-orang Kudus di dalam Gereja. Ayahnya, Gordianus, tergolong orang kaya raya: memiliki banyak tanah di Sicilia, dan sebuah rumah indah di lembah bukit Coelian di Roma. Selama masa kanak-kanaknya, ia mengalami suasana pendudukan suku bangsa Goth, Jerman atas kota Roma; mengalami berkurangnya penduduk kota Roma dan kacaunya kehidupan kota. Meskipun demikian, Gregorius menerima suatu pendidikan yang memadai. la pandai sekali dalam pelajaran tatabahasa, retorik dan dialektika.
Karena posisinya di antara keluarga-keluarga aristokrat (bangsawan) sangat menonjol, Gregorius dengan mudah terlibat dalam kehidupan umum kemasyarakatan, dan memimpin sejumlah kecil kantor. Pada usia 33 tahun, ia menjadi Prefek kota Roma, suatu kedudukan tinggi dan terhormat dalam dunia politik Roma saat itu.
Dua tahun kemudian ia meletakkan jabatan itu, dan mengumumkan niatnya untuk menjalani kehidupan membiara. Untuk itu ia mendirikan sebuah biara kecil di rumahnya sendiri di lembah bukit Coelian. Selain biara di rumahnya itu, biara Santo Andreas, ia mendirikan enam buah biara lainnya di atas tanah milik ayahnya di Sicilia.
Meski ia menjadi seorang biarawan, seluruh waktunya tidak ia gunakan saja untuk berdoa. la juga aktif terlibat dalam banyak urusan lainnya. Pada tahun 578, ia ditahbiskan sebagai diakon di Roma. Setahun kemudian, Sri Paus Pelagius II (579-590) menunjuk dia sebagai Duta Besar untuk Kekaisaran Konstantinopel. Pengalaman kerjanya selama enam tahun di Konstantinopel meyakinkan dirinya bahwa Kekaisaran Timur itu tidak dapat disandarkan sepenuhnya pada bantuan Roma dan Kekaisaran Barat.
Sekembalinya ke Roma pada tahun 586, ia dipilih menjadi Abbas biara Santo Andreas yang didirikannya. Pertemuannya dengan beberapa pemuda Inggris yang bekerja di pasar Roma menggerakkan hatinya untuk menjadi seorang misionaris di Inggris. Untuk itu ia mengajukan permohonan kepada Sri Paus untuk berkarya di sana. Tetapi permohonannya ini ditolak oleh orang-orang Roma. Ketika Sri Paus Pelagius II meninggal dunia pada 7 Februari 590, para imam dan seluruh umat di Roma memilih dia menjadi Paus menggantikan Pelagius II. la memimpin Gereja selama 14 tahun dari tahun 590 sampai 604.
Berbagai masalah yang melanda Gereja selama masa kepemimpinannya ditanganinya dengan bijaksana. la mempekerjakan petani-petani di bawah pengawasan orang-orang yang trampil guna mengolah tanah-tanah yang diwariskan kepada Gereja. Uang iuran wajib yang diberikan petani-petani itu digunakannya untuk membantu para fakir miskin dan para pengungsi yang membanjiri kota Roma.
Sejalan dengan pelayanannya terhadap orang-orang miskin itu, ia dengan semangat melaksanakan karya pewartaan Injil dan pengajaran agama, sambil tetap melanjutkan pekerjaan menulis karya-karya yang besar .Tulisan-tulisannya inilah yang membuat dia digelari sebagai 'Pujangga Gereja'.
Perhatian Gregorius terhadap pelbagai urusan tidak hanya terbatas di Roma dan Italia, tetapi juga menjangkau wilayah-wilayah di mana Gereja telah didirikan. la menaruh perhatian besar kepada Uskup-uskup Prancis dan perkembangan iman umat di sana. Dengan cermat dan tegas ia mengawasi semua aspek kegiatan Gereja. Terhadap penyimpangan-penyimpangan dalam perayaan liturgi menurut kebiasaan Romawi, ia bersikap toleran. Namun ia bersikap tegas terhadap setiap pelanggaran hak-hak Paus. Pemilihan seorang Uskup baru untuk wilayah-wilayah keuskupan yang kosong harus dilakukan seturut peraturan Gereja yang berlaku. la mewajibkan para imam untuk mempelajari dan mentaati peraturan-peraturan Gereja yang melarang mereka menikah. Pengaruhnya yang besar dalam negara dimanfaatkannya untuk membebaskan imam-imam dari yurisdiksi negara.
Dengan tangkas, lembut dan bijaksana, ia menangani berbagai masalah Gereja yang rumit. Pengaruhnya yang besar dimanfaatkannya untuk membereskan berbagai kesulitan di semua keuskupan yang jauh dari Roma. Tanpa takut ia menegaskan hak-hak Takhta Suci di hadapan Patriark Konstantinopel. Keputusan-keputusan para uskup di seluruh wilayah Gerejawi, termasuk wilayah-wilayah yang ada di Patriarkat Konstantinopel, harus disetujui dan disahkan oleh Takhta Suci.
Kepemimpinan Gregorius I ditandai oleh suatu kesuksesan besar yakni terciptanya hubungan baik antara Negara dan Gereja. la melihat Negara dan Gereja sebagai lembaga yang sama-sama didirikan oleh Allah. Oleh karena itu, keduanya harus bekerja sama dan saling mendukung dalam semangat kesatuan, meskipun harus tetap mengenal batas-batas wewenang masing-masing. Paus dan Kaisar sama-sama diangkat untuk melayani masyarakat Kristen yang sama. Pergolakan-pergolakan besar yang terjadi pada abad keenam membuat Gregorius berkeyakinan bahwa negara harus bertindak sebagai kekuatan duniawi dari Gereja dalam menghadapi tantangan-tantangan bidaah dan penyembahan berhala. la tidak memberi suatu kesempatan pun kepada penguasa Timur dalam hal-hal yurisdiksi spiritual, walaupun ia sendiri selalu menerima kuasa sipil dari kaisar.  Dalam urusan-urusan negara, Paus Gregorius menghargai Kaisar Konstantinopel sebagai wakil Allah. Dia sendiri di Italia selalu tampil dalam pakaian kebesaran semi raja. Kewibawaan kaisar-kaisar pada masa itu, baik di Roma maupun di Konstantinopel sangat menurun. Hal ini mendorong Gregorius untuk menjalin hubungan dengan Raja-raja Lombardia-Jerman, yang menguasai seluruh ltalia Utara.
la mengadakan perjanjian-perjanjian dengan Ariulf, Raja Lombardia dari Spoleto, dan menyatakan diri sebagai pemimpin pertahanan kota. Hal ini diketahui oleh Romanus, wakil kaisar di Italia. Segera Romanus mengumpulkan sejumlah besar serdadu untuk membebaskan beberapa kota dari penguasaan orang-orang Lombardia, tanpa mengindahkan kuasa paus dan perjanjian perdamaian yang telah diadakannya dengan Ariulf. Tindakan Romanus ini menimbulkan amarah Ariulf, karena melanggar perjanjian yang telah diadakannya dengan paus. la berangkat ke Roma untuk membereskan persoalan itu. Paus berhasil menenangkan hatinya, dan memberinya sejumlah besar uang dari kekayaan Gereja bagi kepentingan pelayanan terhadap orang-orang miskin.
Setelah itu, paus berusaha menciptakan suatu perdamaian yang langgeng dengan orang-orang Lombardia. Untuk itu ia melibatkan wakil dari Kekaisaran Konstantinopel, Romawi dan Lombardia. Dalam tindakannya paus benar-benar menampilkan diri sebagai seorang pangeran duniawi, yang mempunyai pengaruh besar di antara kaisar-kaisar. la berkuasa menunjuk gubemur-gubemur kota.
Sebagai seorang bekas pertapa yang menjadi paus, Gregorius mempunyai perhatian besar terhadap perkembangan komunitas-komunitas monastik. la mendorong orang-orang kaya untuk mendirikan rumah-rumah biara yang baru. la pun membatasi pengawasan Gereja terhadap komunitas-komunitas itu, hanya dalam hal-hal hidup rohani. Dengan berbagai cara, Gregorius mendorong pertumbuhan iman umat dan perkembangan kehidupan beragama di seluruh Gereja.
Salah satu prestasi terindah Gregorius ialah menggalakkan kegiatan-kegiatan misioner demi pertobatan orang-orang yang masih kafir. la memprakarsai dan mengarahkan misi kepada pertobatan orang-orang Inggris. Untuk itu, ia mengangkat Agustinus, pemimpin biara Santo Andreas yang didirikannya untuk memimpin misionaris-misionaris ke Inggris. Kemudian, Agustinus ditahbiskannya menjadi Uskup Canterbury, Inggris. Karena para misionaris ini sangat berhasil di Inggris, mereka selanjutnya melayangkan pandangannya ke daerah Jerman dan Skandinavia.
Gregorius berusaha sekuat tenaga untuk menumbangkan kekafiran di Prancis dan Jerman, memberantas Arianisme di antara orang-orang Lombardia dan Visigoth. Di Afrika Utara, usaha-usaha misioner diarahkan kepada melawan heresi Donatisme yang mengajarkan bahwa Sakramen-sakramen yang dilayani oleh imam-imam yang tidak pantas adalah tidak sah.
Di bidang liturgi, Gregorius mengadakan pembaharuan besar .Lagu-lagu Gereja - yang lazim dinamakan 'Lagu Gregorian' - tercipta pada masa kepausannya. Buku Perayaan Sakramen 'Gregorian' sebagai salah satu buku liturgi Romawi purba dianggap sebagai karyanya. Penjelasan terhadap isi buku ini dikirimkan oleh Paus Adrianus I (772-795) kepada kaisar dan dijadikan buku pegangan perayaan liturgi di seluruh kekaisaran.
Pada tahun-tahun awal kepausannya, Gregorius menulis sebuah buku yang menguraikan tentang tugas seorang uskup dalam menggembalai umatnya. Buku ini diterbitkan oleh Raja Alfred dalam bahasa Inggris pada abad kesembilan. Empat buku lainnya dari Gregorius yang berjudul "Dialog" berisi percakapannya dengan seorang muridnya. Pandangan moralnya, tentang Kitab Yob terdiri dari suatu seri komentar yang menerangkan buku itu secara harafiah, mistik dan moral. Buku ini secara luas dipakai sebagai buku pegangan Moral Katolik selama Abad Pertengahan.
Gregorius adalah seorang penulis rohani dan mistikus kenamaan. Meskipun dia bukan seorang pengarang yang indah gaya bahasanya, namun tulisan-tulisannya sungguh bernilai tinggi dan mengandung ajaran yang mulia. Dia juga adalah Bapa Gereja Latin yang terakhir dan tokoh penting pertama dari Abad Pertengahan.
Salah satu kehebatannya ialah sikap toleransinya yang tinggi kepada para penganut agama Yahudi. la memperjuangkan hak-hak mereka akan kebebasan bertindak dalam masalah-masalah sosial-kenegaraan dan untuk melaksanakan ritus-ritus keagamaannya di dalam sinagoga-sinagoga. Semua usaha untuk membaptis mereka ditentang dengan keras. la benar-benar bertindak sebagai pelindung mereka ketika terjadi penganiayaan terhadap mereka di mana-mana.
Karena gangguan kesehatannya, Gregorius meninggal dunia pada tahun 604. la dikuburkan di samping beberapa orang Paus Pendahulunya dekat Sakristi Basilik Santo Petrus di Roma.

Santo Maximilianus, Martir
Anak tentara veteran Romawi ini tidak mau menjadi tentara, karena taat pada agama dan mempunyai anggapan yang negatif tentang personil angkatan perang. Bagi dia, tentara-tentara umumnya banyak melakukan perbuatan-perbuatan yang bersifat dosa dan berwatak bejat. Kepada hakim yang mengadilinya, ia mengatakan: "Angkatan perang saya ialah angkatan perang Tuhan. Saya tidak dapat berperang untuk kepentingan duniawi". Ayahnya menolak desakan hakim supaya mengubah pandangan puteranya itu. Waktu Max diancam hukuman mati, ia berkata lantang: "Saya tidak akan mati. Apabila saya meninggalkan dunia ini, saya akan bersatu dengan Kristus Tuhanku". la mati dipenggal lehernya di pinggir kota Kartago, Tunisia pada tahun 295.

Beata Yustina dari Arezzo, Pengaku Iman
Yustina dari Arezzo yang biasa dipanggil 'Francuccia Bizzoli' lahir di Arezzo, ltalia. Pada usia 13 tahun ia masuk biara Benediktin Santo Markus di kota Arezzo. Ketika para suster pindah ke biara 'Para Kudus', Yustina juga turut serta ke sana. Tetapi ia kemudian meninggalkan biara itu dengan izin dari superiornya, dan hidup menyepi bersama Lucia di gua Civitelle. Sel di dalam gua itu sangat sempit dan rendah sehingga ia tidak dapat berdiri tegak. Ketika Lusia jatuh sakit, maka Yustina dengan setia mendampinginya siang-malam. Meskipun ia sibuk merawati Lucia namun ia tidak lupa berdoa dan tidak mengurangi kebaktian dan matiraganya. Sesudah Lusia mati, Yustina tetap tinggal di situ sendirian.
Karena menjadi buta Yustina kemudian kembali ke pertapaan Arezzo. Di sini ia semakin berkembang dalam kehidupan rohaninya dan menjadi seorang pertapa yang saleh. Dengan doa-doanya ia menyembuhkan banyak orang sakit. Penyembuhan ini masih juga terjadi atas diri orang-orang sakit yang berdoa dengan perantaraannya setelah ia wafat. Yustina wafat pada tahun 1319.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/