Liturgia Verbi 2022-11-01 Selasa.

Liturgia Verbi (C-II)
HR Semua Orang Kudus

Selasa, 1 November 2022

Ujud Gereja Universal - Anak-anak yang menderita.
Kita berdoa untuk anak-anak yang menderita, terutama tuna wisma, yatim piatu, dan korban perang: semoga mereka mendapat jaminan untuk memperoleh pendidikan dan kesempatan merasakan kehangatan kekeluargaan.

Ujud Gereja Indonesia - Mengenang mereka yang meninggal karena Covid-19.
Kita berdoa untuk mereka yang meninggal karena Covid-19, semoga Tuhan menganugerahkan belas kasih-Nya pada mereka, dan arwah mereka beristirahat dalam ketenteraman kekal.



Bacaan Pertama
Why 7:2-4.9-14

"Aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya;
mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa."

Pembacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat
muncul dari tempat matahari terbit.
Ia membawa meterai Allah yang hidup.
Dengan suara nyaring ia berseru kepada keempat malaikat
yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
katanya,
"Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon
sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami
pada dahi mereka!"

Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu:
seratus empat puluh empat ribu
yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Kemudian dari pada itu
aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya,
dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa.
Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba,
memakai jubah putih,
dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Dengan suara nyaring mereka berseru,
"Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta,
dan bagi Anak Domba!"

Dan semua malaikat berdiri
mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk
yang ada di sekeliling takhta itu.
Mereka tersungkur di hadapan takhta itu
dan menyembah Allah sambil berkata,
"Amin! Puji-pujian dan kemuliaan,
hikmat dan syukur,
hormat, kekuasaan dan kekuatan
bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"

Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku,
"Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu,
dan dari manakah mereka datang?"
Maka kataku kepadanya,
"Tuanku, Tuan mengetahuinya!"
Lalu ia berkata kepadaku,
"Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar!
Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih
di dalam darah Anak Domba."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6,R:6

Refren: Inilah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya,
jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkannya bumi di atas lautan,
dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,
yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan.

*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan
dan keadilan dari Allah, penyelamatnya.
Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan,
yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.



Bacaan Kedua
1Yoh 3:1-3

"Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."

Pembacaan dari Surat pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
Lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita,
sehingga kita disebut anak-anak Allah,
dan memang kita sungguh anak-anak Allah.
Karena itu dunia tidak mengenal kita,
sebab dunia tidak mengenal Dia.

Saudara-saudaraku yang kekasih,
sekarang kita ini sudah anak-anak Allah,
tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata.
Akan tetapi kita tahu bahwa,
apabila Kristus menyatakan diri-Nya,
kita akan menjadi sama seperti Dia,
sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya,
ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:28

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku akan memberi kelegaan kepadamu.



Bacaan Injil
Mat 5:1-12a

"Bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
ketika melihat banyak orang yang datang,
Yesus mendaki lereng sebuah bukit.
Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya.
Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya,
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah orang yang berdukacita,
karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut,
karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hati,
karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya,
karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai,
karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah kamu,
jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya,
dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat;
bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Tiap-tiap tanggal 1 November kita memperingati Hari Raya Semua Orang Kudus.
Ada lebih dari 700 orang kudus yang diakui oleh gereja, dan mendapat gelar Santo atau Santa, termasuk Beato dan Beata.
Mereka adalah para martir, Pengaku Iman, Pujangga Gereja, Paus, Uskup, Iman, dan sebagian lainnya adalah para tokoh umat dari perjanjian lama.
Hari Raya hari ini, tidak terbatas pada orang kudus yang telah diakui oleh gereja saja, melainkan juga yang belum mendapatkan pengakuan dan bahkan orang kudus yang tidak diketahui karena tidak tercatat dalam sejarah gereja.
Ke semuanya itu dihimpun dalam "Persekutuan Para Kudus".

Kita menghormati mereka karena iman mereka kepada Kristus, disucikan oleh Darah Anak Domba Allah, dan telah menerima ganjaran berupa kebahagiaan kekal di Surga.
Mereka memperoleh anugerah kebahagiaan itu karena ketaatan dan pengorbanan hidup mereka di dunia ini.
Mereka adalah orang-orang yang miskin di hadapan Allah, lemah lembut dan murah hati;  mereka juga lapar dan haus akan kebenaran.
Mereka adalah orang-orang suci yang membawa damai, sekali pun mesti dibayar dengan kedukaan, dicela, difitnah dan dianiaya demi mempertahankan kebenaran Kristus.

Oleh karena iman, ketaatan dan pengorbanan itulah mereka menerima ganjaran di Surga, melihat Allah karena mereka diakui sebagai anak-anak Allah, merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Itula kebahagiaan kekal sebagaimana yang dimaksud oleh Yesus dalam Bacaan Injil hari ini.

Dan inilah alasannya mengapa saya menyertakan Riwayat Orang Kudus dalam Liturgia Verbi.
Setelah mendengarkan sabda Tuhan melalui Bacaan-bacaan Liturgi, lalu kita pun memetik suri-tauladan dari orang-orang kudus dengan membaca riwayat mereka sesuai dengan kalender peringatannya masing-masing, terisimewa dalam hal menjalankan perintah-perinitah Injil.

Mungkin kita tidak dicatat dalam deretan panjang orang-orang kudus, tidak mendapat gelar santo atau santa, tetapi kita tahu hanya orang-orang kudus yang dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga, yakni orang-orang yang percaya kepada Kristus dan menjalankan Injil Tuhan, dan yang telah disucikan oleh Darah Anak Domba Allah.
Tak se titik pun noda dosa boleh kita bawa memasuki Kerajaan-Nya, dan proses penyucian seharusnya dimulai sejak dahulu dan akan berlangsung terus-menerus sampai pada kesudahannya.
Janganlah menundanya sampai kita berada di Api Penyucian, bertobatlah sekarang juga supaya kelak kita bisa bablas ke dalam Surga tanpa perlu mampir di Api Penyucian.



Peringatan Orang Kudus
Hari Raya Semua Orang Kudus
Hari raya ini mula-mula dirayakan di lingkungan Gereja Timur untuk menghormati semua saksi iman yang mati bagi Kristus dalam usahanya merambatkan iman Kristen. Di lingkungan Gereja Barat, khususnya di Roma, pesta ini bermula pada tahun 609 ketika Paus Bonifasius IV merombak Pantheon, yaitu tempat ibadat kafir untuk dewa-dewi Romawi, menjadi sebuah gereja. Gereja ini dipersembahkan kepada Santa Maria bersama para Rasul.
Dahulu di Roma hari raya ini biasanya dirayakan pada hari minggu sesudah Pentekosta.   Lama kelamaan pesta ini menjadi populer untuk menghormati para Kudus, baik mereka yang sudah diakui resmi oleh Gereja maupun mereka yang belum dan yang tidak diketahui. 
Pesta hari ini dirayakan untuk menghormati segenap anggota Gereja, yang oleh jemaat-jemaat perdana disebut "Persekutuan para Kudus", yakni persekutuan semua orang yang telah mempercayakan dirinya kepada Yesus Kristus dan disucikan oleh Darah Anak Domba Allah. Secara khusus pada hari raya ini kita memperingati rombongan besar orang yang berdiri di hadapan takhta Allah, karena mereka telah memelihara imannya dengan baik sampai pada akhir pertandingan di dunia ini, sehingga memperoleh ganjaran yang besar di surga. 
Di antara mereka yang berbahagia itu teristimewa tampil para Santo-santa, Beato-beata sebagai perintis jalan dan penuntun bagi kita. Para kudus yang berbahagia di surga itu bersama Santa Perawan Maria, Bunda Gereja, mendoakan kita agar tekun dalam perjuangan dan tabah dalam penderitaan. Bersama mereka kita nantikan kebangkitan badan. Dan bila Kristus menyatakan diri dalam kemuliaan, kita akan menjadi serupa dengan Dia. Pada saat itulah terjalin kesatuan kita yang sempurna dengan Kristus dan dengan semua saudara kita. Para kudus itu berbahagia karena mereka telah mengikuti Kristus. 
Kebahagiaan dan kemuliaan mereka tak bisa kita lukiskan dengan kata-kata manusiawi.
Sehubungan dengan itu Santo Paulus berkata: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1Kor 2:9)
Ganjaran yang diterimanya dari Kristus adalah turut serta di dalam Perjamuan Perkawinan Anak Domba Allah. Air mata mereka telah dihapus sendiri oleh Yesus. Tentang itu Yohanes menulis: "Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan perkawinan Anak Domba." (Why 19:9) "Dan Dia akan menghapus segala air mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau berdukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Oleh sebab itu "Kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita meninggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan kepada kita.   Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah." (Hibr 12:1-2).

Dalam rangka "Pengenagan Arwah Semua Orang Beriman" tanggal 2 November (besok),
setiap orang kristiani dapat memperoleh indulgensi penuh bagi orang yang sudah meninggal.
Caranya: mengunjungi makam dan/atau mendoakan arwah orang yang meninggal.
Yang menja



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2022-10-31 Senin.

Liturgia Verbi (C-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXXI

Senin, 31 Oktober 2022



Bacaan Pertama
Flp 2:1-4

"Lengkapilah sukacitaku, hendaklah kalian sehati sepikir."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi:

Saudara-saudara,
dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih,
ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasih.
Maka sempurnakanlah sukacitaku dengan ini:
hendaklah kalian sehati sepikir,
dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan,
dengan tidak mencari kepentingan sendiri
atau pujian yang sia-sia.
Sebaliknya dengan rendah hati anggaplah orang lain
lebih utama dari pada dirimu sendiri.
Janganlah masing-masing hanya memperhatikan kepentingan sendiri,
melainkan kepentingan orang lain juga.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 131:1.2.3,

Refren: Tuhan, lindungilah aku dalam damai-Mu.

*Tuhan, aku tidak tinggi hati,
dan tidak memandang dengan sombong;
aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar
atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.

*Sungguh, aku telah menenangkan dan mendirikan jiwaku;
seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya,
ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.

*Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel,
dari sekarang sampai selama-lamanya!



Bait Pengantar Injil
Yoh 8:31b-32

Jika kalian tetap dalam firman-Ku,
kalian benar-benar murid-Ku,
dan kalian akan mengetahui kebenaran.



Bacaan Injil
Luk 14:12-14

"Janganlah mengundang sahabat-sahabatmu,
melainkan undanglah orang-orang miskin dan cacat."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Yesus bersabda kepada orang Farisi yang mengundang Dia makan,
"Bila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam,
janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu,
kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya,
karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula,
dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
Tetapi bila engkau mengadakan perjamuan,
undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta.
Maka engkau akan berbahagia,
karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau.
Sebab engkau akan mendapat balasnya
pada hari kebangkitan orang-orang benar."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Beberapa kali saya mendapati cara-cara yang unik yang dilakukan orang untuk memperingati sesuatu, entah itu ulang tahun atau peringatan lainnya.
Mereka mengadakan jamuan makan tetapi tidak mengundang sanak saudara dan handai-taulan untuk makan bersama, melainkan mengajak anak-anak panti asuhan dan kaum berkekurangan.
Ini cocok dengan Bacaan Injil hari ini.
Jika kita mengundang orang-orang yang berkemampuan secara finansial, maka mereka pun akan balas mengundang kita, maka menjadi impaslah.
Tetapi jika kita mengundang orang-orang yang berkekurangan, mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas kebaikan kita.
Itu artinya perbuatan baik yang tak berharap imbalan, tulus tanpa pamrih.
Allah Bapa kita menghendaki yang demikian, maka pada waktunya nanti, Tuhan sendirilah yang akan memberi balasan atas perbuatan baik kita.

Tetapi hanya sedikit yang melaksanakan kebaikan seperti itu.
Lihat saja bagaimana orang-orang menyusun daftar undangan ketika akan mengadakan pesta perkawinan, umumnya mereka lebih memilih orang-orang terpandang untuk diundang, seringkali orang yang kurang terpandang malah terlupakan, tidak diundang.
Kotak sumbangan yang diletakkan di pintu masuk pun menjadi sesuatu banget, berharap uang masuk bisa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
Ini jelas jauh dari yang namanya kebaikan, tepatnya mencari untung melalui pesta atau peringatan.

Di lingkungan gereja pun terkadang masih terjadi, orang melakukan penggalian dana justru dari acara-acara Komuni Pertama, Krisma, Perkawinan atau sakramen lainnya.
Dan bahkan di jaman dahulu, orang menjual surat pengampunan dosa, padahal Yesus jelas sudah mengamanatkan, "Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma."  [Mat 10:8b]
Sungguh miris, peringatan ulang tahun imamat diselenggarakan secara besar-besaran dan menghabiskan dana yang besar, sementara sebagian umatnya masih bergulat dengan kemiskinannya.

Selain hal di atas, menjalankan nasehat Yesus pada Bacaan Injil hari ini seringkali menuai hal-hal yang bersifat negatif, seperti yang pernah kami alami, ketika Erna, istri saya berulang-tahun, kami memperingatinya dengan kegiatan bakti sosial di suatu perkampungan kumuh dengan mengundang anak-anak di kampung itu, anak-anak yang hidupnya terlantar, yang sebagian besar belum tahu seperti apa rasanya ayam goreng yang terkenal itu.
Ada saja orang yang irihati, lalu menuduh kegiatan kami itu sebagai "pencitraan", mengejar popularitas.
Padahal kami lakukan itu diam-diam, dalam senyap, tidak mengundang wartawan, lalu dimana pencitraannya?
Selain itu, rasanya ingin sekali kami meniru ucapan tuan kebun anggur pada perumpamaan Yesus, "Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?"   [Mat 20:15]

Nah, pusing amat sih dengan "apa kata orang"?
Berbuat kebaikan tanpa pamrih itu mempunyai kebahagiaannya sendiri, lihat saja deh, para malaikat memberikan tanda icon jempol ketika kita melakukannya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Bruder Alfonsus Rodriguez, Pengaku Iman
Alfonsus lahir di Segovia, Spanyol pada tahun 1531. Ayahnya, Rodriguez adalah seorang pedagang kain wol yang tergolong kaya raya di negeri itu. Sementara belajar di Universitas Alkala, ayahnya terkasih meninggal dunia sehingga ibunya terpaksa memanggilnya pulang untuk melanjutkan usaha dagang ayahnya.
Selang beberapa tahun ia menikah dan dikaruniai dua orang anak. Meskipun demikian, Tuhan yang menyelenggarakan hidup manusia, rupanya menginginkan sesuatu yang lain dari Alfonsus. Usaha dagangnya yang pada tahun-tahun awal berjalan begitu lancar tanpa masalah serius, lama-kelamaan berangsur-angsur merosot dan bangkrut. Isterinya terkasih tak terduga jatuh sakit keras lalu meninggal dunia. Lebih dari itu, kedua anaknya pun kemudian menyusul kepergian ibunya. Tinggallah Alfonsus seorang diri dalam bimbingan Tuhan secara rahasia. Tampaknya semua peristiwa ini sangat tragis dan menyayat hati. Tetapi Alfonsus yang sejak masa mudanya beriman teguh menerima segalanya dengan pasrah. Ia yakin bahwa Tuhan itu mahabaik dan penyelenggaraanNya terhadap hidup manusia tidak pernah mengecewakan manusia. Ia yakin bahwa Tuhan selalu memilih yang terbaik untuk manusia.
Lalu Tuhan menggerakkan hati Alfonsus untuk memasuki cara hidup bakti dalam suatu tarekat religius. Pada umur 40 tahun ia memutuskan untuk meninggalkan kehidupan duniawi dan mengajukan permohonan menjadi seorang bruder dalam Serikat Yesus di Valencia, Spanyol. Setelah dipertimbangkan agak lama, akhirnya ia diterima dan ditempatkan di Kolese Montesion di Palma de Majorca. Di sinilah ia menekuni sisa-sisa hidupnya dengan melaksanakan tugas-tugas yang diserahkan kepadanya. Tugasnya sangat remeh dan sepele: membukakan pintu bagi tamu, memberitahu penghuni bila kedatangan tamu dan mengerjakan hal-hal kecil sembari menjaga pintu.
Tuhan yang mengenal baik Alfonsus mengaruniakan kepadanya karunia-karunia istimewa, antara lain ketekunan berdoa dan pengetahuan adikodrati. Karunia-karunia ini membuatnya dikenal banyak orang sebagai seorang yang diterangi Allah. Banyak orang datang kepadanya untuk minta nasehat, antara lain Santo Petrus Klaver sewaktu masih belajar. Oleh bimbingan Alfonsus, Petrus Klaver akhirnya tertarik untuk membaktikan dirinya bagi kepentingan jiwa orang-orang Negro yang menjadi budak belian di Amerika Selatan.
Cita-citanya ialah melupakan dirinya. Konon, pada suatu upacara besar semua kursi biara termasuk yang dipakai oleh para biarawan di kamarnya, diangkat ke dalam gereja. Sehabis upacara itu, kursi bruder Alfonsus tidak dikembalikan ke kamarnya. Bruder yang rendah hati itu tidak memintanya juga. Ia membiarkan kamarnya tanpa kursi selama setahun. Pada tahun berikutnya ketika akan diadakan lagi upacara besar di gereja, barulah diketahui bahwa bruder Alfonsus tidak mempunyai kursi sudah selama satu tahun. Pemimpin biara itu tertegun memandang bruder Alfonsus yang rendah hati itu. Ia tidak memberontak karena ia menganggap dirinya seorang pengemis malang yang tidak segan menerima hal-hal yang paling sederhana.
Pengalaman-pengalaman rohaninya dituangkan dalam sebuah tulisan yang menarik atas permintaan atasannya. Setelah menikmati jalan yang ditunjukkan Tuhan padanya, ia menghembuskan nafasnya di Palma de Majorca pada tahun 1617.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/