Liturgia Verbi 2017-01-01 Minggu.

Liturgia Verbi (A-I)
HR Santa Maria Bunda Allah

Minggu, 1 Januari 2017

Ujud Misi/Evangelisasi - Kesatuan Umat Kristiani.
Semoga semua umat Kristiani taat dan setia pada ajaran Allah, dengan menguatkan hidup doa serta ikatan persaudaraan demi pulihnya kesatuan Gereja, dan dengan bekerjasama dalam menghadapi tantangan-tantangan kemanusiaan.

Ujud Gereja Indonesia - Para Pengusaha Katolik.
Semoga para pengusaha Katolik saling bekerjasama untuk menemukan jalan yang dapat menyambung tuntutan hidup iman dan praktik bisnis mereka.

Hari Perdamaian Sedunia.



Bacaan Pertama
Bil 6:22-27

"Mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel;
maka Aku akan memberkati mereka."

Pembacaan dari Kitab Bilangan:

Sekali peristiwa Tuhan berfirman kepada Musa,
"Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya:
Beginilah harus kamu memberkati orang Israel,
katakanlah kepada mereka:
Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau;
Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya
dan memberi engkau kasih karunia;
Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu
dan memberi engkau damai sejahtera.
Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel;
maka Aku akan memberkati mereka."



Mazmur Tanggapan
Mzm 67:2-3.5.6.8,R:2a

Refren: Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita.

*Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita,
kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya,
kiranya jalan-Mu dikenal di bumi,
dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.

*Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai,
sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil,
dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.

*Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah,
kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.
Allah memberkati kita;
kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!



Bacaan Kedua
Gal 4:4-7

"Allah mengutus Anak-Nya
yang lahir dari seorang perempuan."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia:

Saudara-saudara,
setelah genap waktunya, Allah mengutus Anak-Nya,
yang lahir dari seorang perempuan
dan takluk kepada hukum Taurat.
Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat,
supaya kita diterima menjadi anak.
Dan karena kamu adalah anak,
maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita,
yang berseru: "Abba, ya Bapa!"
Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak;
dan kalau kamu anak,
maka kamu juga menjadi ahliwaris-ahliwaris, oleh karena Allah.



Bait Pengantar Injil
Ibr 1:1-2

Dahulu kala
dengan pelbagai cara Allah berbicara kepada leluhur kita
dengan perantaraan para nabi,
Pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita
dengan perantaraan Anak-Nya.



Bacaan Injil
Luk 2:16-21

"Mereka mendapati Maria, Yusuf dan Si Bayi. 
Pada hari ke delapan Ia diberi nama Yesus."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia,
para gembala cepat-cepat berangkat ke Betlehem,
dan mendapati Maria dan Yusuf
serta Bayi yang terbaring di dalam palungan.
Ketika melihat Bayi itu,
para gembala memberitahukan
apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.
Dan semua orang yang mendengarnya
heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu.
Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hati
dan merenungkannya.
Maka kembalilah gembala-gembala itu
sambil memuji dan memuliakan Allah
karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat;
semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Ketika genap delapan hari umurnya,
Anak itu disunatkan,
dan Ia diberi nama Yesus,
yaitu nama yang disebut oleh malaikat
sebelum Ia dikandung ibu-Nya.



Renungan Injil
Kita semua tahu kalau tanggal 1 Januari adalah hari libur, tanggal merah, tetapi mungkin banyak yang tak memahami mengapa mesti libur?  Mengapa tahun yang baru mesti kita awali dengan libur? Bukankah tahun baru seharusnya kita awali dengan semangat kerja dan beraktivitas, bukannya malah libur?
Barangkali karena tadi malamnya orang-orang bergadang menyaksikan pergantian tahun, lalu sulit untuk bangun pagi, maka sebaiknya diliburkan saja.

Saya bersyukur Gereja Katolik tidak menetapkan Tahun Baru sebagai hari raya Tahun Baru, melainkan sebagai Hari Raya Santa Maria Bunda Allah.
Dan tentu saja saya juga bersyukur karena hari ini diliburkan sehingga saya mempunyai waktu yang cukup untuk merayakan HR Santa Maria Bunda Allah ini.

Hari ini adalah hari ke-delapan dalam Oktaf Natal, Bayi Yesus berusia delapan hari.
Sesuai dengan hukum Taurat Musa, bahwa anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah, maka Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Yerusalem untuk melaksanakan perintah hukum Taurat itu.
Peristiwa ini jelas menunjukkan bahwa Allah Putera benar-benar datang ke dunia dan Yesus benar-benar menjadi manusia, bukan manusia jadi-jadian.
Dan yang kita rayakan hari ini, Santa Perawan Maria adalah benar-benar bunda dari Allah Putera yang menjadi manusia itu, ibu yang mengandung, melahirkan dan membesarkan Yesus.

Bunda Maria bukan Allah, tetapi memiliki kesucian yang sempurna, sama seperti Allah.
Sungguh membawa sukacita kalau tahun yang baru ini kita awali dengan doa permohonan kepada Bunda Allah agar senantiasa mendampingi kita serta mendoakan kita, agar kita mampu melewati hari-hari sepanjang tahun ini dengan tetap berteguh kepada iman, pengharapan dan kasih.
Jangan liburlah…



Peringatan Orang Kudus
Yesus dari Nazaret: Oktaf Natal
Delapan hari setelah kelahiran-Nya, Kanak-kanak Yesus disunat sesuai aturan hukum Taurat Musa (Im 12:3; Luk 2:21; Kis 7:8; Flp 3:5), dan diberi nama Yesus (Yun.: Iesous; Ibr.: Yesyua, Yehosyua,  yang berarti “Yahweh menyelamatkan”.  Nama ini sebelum Yesus dari Nazaret sudah dipakai oleh Yosua, pengganti Musa.  Melalui Yesus dari Nazaret, umat manusia diselamatkan (Kis 4:12; Flp 2:9 – 11).  Dia-lah Al-Masih yang dijanjikan Yahweh kepada Israel, bangsa terpilih, dan kelahiran-Nya melalui Perawan Maria menjadikan Dia seorang warga suku bangsa Israel.  Sunat, sebagai upacara keagamaan di kalangan orang Ibrani dan lambang keanggotaan seseorang dalam masyarakat, menjadikan Yesus anggota masyarakat Yahudi.
Dengan demikian Yesus, yang adalah Al-Masih, menjadi batu pengunci antara Perjanjian Lama dan Baru, antara nubuat-nubuat nabi dan pemenuhannya, antara perumpamaan dan penetapannya, antara janji dan pelaksanaannya, antara Kerajaan Daud, leluhurnya dan Kerajaan-Nya sendiri yang bersifat universal dan abadi.

Santa Maria, Bunda Allah (Hari Raya Santa Perawan Maria)
Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah mengingatkan kita akan bidaah (ajaran sesat) tentang Kebundaan Ilahi Maria, yang muncul pada abad ke 5.  Pokok ajaran bidaah ini ialah bahwa Maria memang Bunda Yesus, tetapi bukan Bunda Allah.
Dalam Konsili Efesus pada tahun 431, ajaran sesat ini dikutuk.  Konsili tetap dengan teguh mempertahankan ajaran yang benar, yaitu bahwa Maria adalah Bunda Allah (Theotokos), karena Yesus Anaknya adalah sungguh-sungguh Allah.  Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah ditetapkan oleh Paus Pius XI pada hari ulang tahun ke-1500 Konsili Efesus tersebut.
Pada kesempatan ini, ada baiknya kita merenungkan makna nubuat nabi Yesaya: “Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia, Imanuel” (Yes 7:14), dan makna salam Elisabeth kepada Maria yang mengunjunginya: “Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.  Siapakah aku ini, sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Luk 1:42-43).
Merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah juga berarti bahwa kita mengakui Yesus sebagai “sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh Manusia”.  Kemuliaan Maria sebagai Bunda Allah adalah cerminan kemulian Anaknya, yaitu Yesus, Tuhan dan Penebus umat manusia.

Santo Almakios atau Telemakus
Almakios adalah seorang biarawan. Tatkala ia mengunjungi kota Roma, ia berusaha menghentikan pertunjukan gladiator yang sering menimbulkan korban jiwa. Dalam usaha ini ia sendiri akhirnya terbunuh. Namun usahanya yang memuncak pada kematiannya itu membawa suatu perubahan, yakni bahwa sejak saat itu kaisar melarang pertunjukan berbahaya itu.


Selamat Tahun Baru!
Semoga berkat dan kasih Tuhan senantiasa mendampingi kita melewati hari-hari sepanjang tahun.
Amin.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2016-12-31 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal

Sabtu, 31 Desember 2016

PF S. Silvester I, Paus



Bacaan Pertama
1Yoh 2:18-21

"Kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus
dan dianugerahi pengetahuan."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir,
dan seperti yang telah kamu dengar,
seorang antikristus akan datang,
bahkan sekarang telah bangkit banyak antikristus.
Itulah tandanya
bahwa waktu ini benar-benar waktu yang terakhir.

Memang mereka berasal dari antara kita,
tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita;
sebab jika mereka sungguh termasuk pada kita,
niscaya mereka tetap bersama-sama kita.
Tetapi hal itu terjadi supaya menjadi nyata
bahwa tidak semua orang sungguh termasuk pada kita.
Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus,
dan dengan demikian kamu semua dianugerahi pengetahuan.
Aku menulis kepadamu,
bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran,
tetapi justru karena kamu mengetahuinya,
dan karena kamu juga mengetahui,
bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 96:1-2.11-12.13,R:11a

Refren: Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai.

*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!
Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya,
kabarkanlah dari hari ke hari.
keselamatan yang datang dari pada-Nya.

*Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai,
biar gemuruhlah laut serta segala isinya!
Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya,
dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.

*Biarlah mereka bersorak-sorai di hadapan Tuhan,
sebab ia datang,
sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.
Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan,
dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 1:14.12b

Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,
Semua orang yang menerima Dia,
diberi-Nya kuasa untuk menjadi anak-anak Allah.



Bacaan Injil
Yoh 1:1-18

"Firman telah menjadi manusia."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Pada awal mula adalah Firman.
Firman itu ada bersama-sama dengan Allah
dan Firman itu adalah Allah.
Firman itu pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia,
dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi
dari segala yang telah dijadikan.
Dalam Dia ada hidup,
dan hidup itu adalah terang bagi manusia.
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan,
tetapi kegelapan tidak menguasainya.

Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes.
ia datang sebagai saksi
untuk memberi kesaksian tentang terang itu,
supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
Ia sendiri bukan terang itu,
tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang,
sedang datang ke dalam dunia.

Terang itu telah ada di dalam dunia,
dan dunia dijadikan oleh-Nya,
tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya,
tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
Tetapi semua orang yang menerima Dia
diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah,
yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya,
orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging,
bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki,
melainkan dari Allah.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,
dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya
sebagai Anak Tunggal Bapa,
penuh kasih dan kebenaran.
Tentang Dia Yohanes memberi kesaksian dan berseru,
"Inilah Dia yang kumaksudkan ketika aku berkata:
Sesudah aku akan datang Dia yang telah mendahului aku,
sebab Dia telah ada sebelum aku."
Karena dari kepenuhan-Nya
kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa,
tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus.

Tidak seorang pun pernah melihat Allah;
tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa,
Dialah yang menyatakan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Hari ini kita telah sampai di penghujung tahun.
Banyak perbuatan baik yang telah kita perbuat di sepanjang tahun, baik untuk kemuliaan Tuhan, untuk orang lain maupun untuk diri sendiri.
Perbuatan baik ini tentunya menimbulkan sukacita di Surga, kita telah melaksanakan apa yang menjadi kehendak Bapa kita.
Perbuatan baik yang takkan berlalu, karena merupakan tabungan yang berharga dan akan diperhitungkan oleh Kristus kelak di kemudian hari.
Ada yang menabung banyak, ada pula yang lebih sedikit.
Yang dapat dipastikan, sejahat-jahatnya manusia, tentulah ada hari-hari yang dilewatinya dengan perbuatan baik.

Namun demikian, tak dapat dipungkiri, masih saja ada perbuatan kita yang tidak berkenan bagi Bapa, entah karena ketidak-tahuan atau ketidak-sengajaan, entah karena kelalaian atau keteledoran, atau karena kesengajaan yang dilandasi pembenaran diri.
Ini yang mesti kita tinggalkan, agar jangan lagi kita mengulangi perbuatan yang sama di tahun depan, jika kita memang ingin "naik kelas" di sekolah rohani kita, serta menerima karunia menjadi anak-anak Allah.

Inilah momentum yang sangat tepat bagi kita,
bukan untuk memulai sesuatu yang lebih baik dari tahun sebelumnya,
melainkan yang jauh lebih hebat, yang dahsyat.
Orang-orang akan "mendengar" firman Allah dari tingkah-laku dan perbuatan kita.
Kitalah Injil-berjalan itu, karena firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita.

Selamat tahun baru!
Selamat naik kelas rohani,
dan selamat menerima pengurapan dari Yang Kudus bagi perjalanan hidup kita di sepanjang tahun.



Peringatan Orang Kudus
Santa Melania, Martir
Melania Muda adalah cucu Santa Melania Tua dan anak dari Publicola dan Albina. Ia lahir di Roma dari sebuah keluarga Kristen yang kaya raya. Ayahnya seorang senator yang ambisius sekali. Demi harta dan nama baik keluarganya, ayahnya menikahkan Melania dengan saudara sepupunya: Pinianus. Melania tidak setuju, namun ia yang baru berusia 13 tahun itu tak berdaya menghadapi ambisi orang-tuanya. Dengan berat hati ia mengiakan juga perkawinan itu. Mereka dikaruniai 2 orang putra.  Melania sangat baik, penuh pengabdian, dan berjiwa sosial. Sifat sosialnya itu membuatnya tidak disenangi oleh kaum kerabatnya. Sepeninggal kedua putranya, sikap sosial Melania baru diterima, bahkan ditiru oleh mereka. Melania sangat disenangi oleh kaum miskin karena karya amalnya kepada mereka dan kepada Gereja. Bersama suaminya, Melania menolong membebaskan ratusan budak belian dengan harga tebusan yang sangat mahal.
Tahun-tahun terakhir hidupnya penuh dengan cobaan. Ketika Roma diserang bangsa Visigoth, mereka terpaksa mengungsi ke Afrika. Di sana mereka memiliki tanah yang luas. Pada tahun 417 mereka pindah ke Yerusalem dan tinggal dekat makam suci Yesus. Terpengaruh oleh corak hidup pertapaan di padang gurun Mesir, maka mereka mulai menghayati cara hidup bertapa itu. Di situ ia berjumpa dengan kemenakannya: Santa Paula dan menjalin hubungan baik dengan Santo Hieronimus. Pada tahun 432 suaminya Pianus meninggal dunia. Ia tidak putus asa. Sebagai janda ia menghimpun para wanita untuk mendirikan satu biara di bukit Zaitun. Usahanya diperluas hingga ke Afrika dengan 2 buah biara di sana. Tahun-tahun terakhir hidupnya dimanfaatkannya di dalam kelompok orang-orang kudus seperti Santo Hieronimus, Agustinus, Paulinus, dll, dengan menyalin buku-buku rohani. Ia wafat pada tahun 439 di Betlehem, seminggu setelah merayakan Natal.

Santo Silvester , Paus
Paus Silvester adalah paus dan orang kudus pertama yang wafat bukan sebagai martir. Sayang bahwa sedikit sekali informasi yang diketahui tentang kehidupannya.Silvester menjadi paus antara tahun 314-335 pada masa pemerintahan Kaisar Konstantin Agung. Pada masa itu sesuai ketetapan kaisar di dalam Edikta Milano, agam Kristen menjadi agama resmi yang berlaku di seluruh kekaisaran. Dengan itu orang-orang Kristen mulai keluar dari tempat persembunyiannya di katakombe-katakombe dan tidak takut-takut lagi melakukan kegiatan-kegiatan  keagamaan di hadapan umum. Posisi hukum Gereja menjadi sangat kuat di bawah Kaisar Konstantin Agung. Istana Lateran dihadiahkan kepada Tachta Suci oleh Konstantin. Oleh Paus Silvester, istana itu dirobah menjadi gereja Katedral Keuskupan Roma. Gereja Katedral ini menjadi lambang kemerdekaan Gereja dari penguasaan Kaisar-kaisar Romawi semenjak kelahirannya. Pada masa kepemimpinannya, Silvester juga mendirikan Gereja Santo Petrus di Vatikan dan rumah-rumah ibadat lainnya di seluruh kota Roma. Bersama Kaisar, Silvester mengambil bagian juga di dalam penyelenggaraan Konsili Ekumenis Pertama di Nicea pada tahun 325 untuk menghukum ajaran sesat Arianisme. Selama masa pontifikatnya buku "Para Martir Romawi" (Martyrology Romanum) dikerjakan. Ia juga berjuang memajukan kehidupan liturgi dan mendirikan Sekolah Seni Suara di Roma.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2016-12-30 Jumat.

Liturgia Verbi (A-I)
Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria, Yusuf

Jumat, 30 Desember 2016



Bacaan Pertama
Sir 3:2-6.12-14

"Barangsiapa takwa pada Tuhan,
ia menghormati orangtuanya."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Anak-anakku, dengarkanlah aku:
Tuhan telah memuliakan bapa di atas anak-anaknya,
dan hak ibu atas para anaknya Ia teguhkan.
Barangsiapa menghormati bapanya, ia memulihkan dosa,
dan siapa memuliakan ibunya,
ia sama dengan orang yang mengumpulkan harta.
Barangsiapa menghormati bapanya,
ia sendiri akan mendapat kesukaan pada anak-anaknya,
dan apabila bersembahyang, niscaya doanya dikabulkan.
Barangsiapa memuliakan bapanya akan panjang umurnya,
dan orang yang taat kepada Tuhan menenangkan hati ibunya.

Anakku, tolonglah bapamu pada masa tuanya,
dan jangan menyakiti hatinya di masa hidupnya.
Kalau akalnya sudah berkurang, hendaklah kaumaafkan,
jangan menistakan dia sewaktu engkau masih berjaya.
Kebaikan yang ditunjukkan kepada bapa tidak akan terlupakan;
sebaliknya akan dibilang sebagai pemulihan segala dosamu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 128:1-2.3.4-5,

Refren: Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan,
yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.

*Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan,
yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

*Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur
di dalam rumahmu;
anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun
di sekeliling mejamu!

*Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan
orang laki-laki yang takwa hidupnya.
Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion:
boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.



Bacaan Kedua
Kol 3:12-21

"Tata hidup keluarga di dalam Tuhan."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose:

Saudara-saudara,
kalianlah orang pilihan Allah,
yang dikuduskan dan dikasihi-Nya.
Maka kenakanlah belas kasihan,
kemurahan dan kerendahan hati,
kelemahlembutan dan kesabaran.
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain,
dan hendaknya kalian saling mengampuni
bila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain;
sebagaimana Kristus mengampuni kalian,
demikian pula kalian hendaknya.

Dan di atas semuanya itu kenakanlah cintakasih,
tali pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Semoga damai sejahtera Kristus menguasai hatimu,
karena untuk itulah kalian dipanggil menjadi satu tubuh.
Dan bersyukurlah.
Semoga sabda Kristus dengan segala kekayaannya
tinggal di antara kamu.
Hendaknya kalian saling mengajar dan menasehati
dengan segala hikmat.
Nyanyikanlah mazmur, puji-pujian dan nyanyian rohani,
untuk mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
Dan segala sesuatu
yang kalian lakukan dengan perkataan atau perbuatan,
lakukanlah itu demi nama Tuhan Yesus Kristus,
dan dengan perantaraan-Nya
bersyukurlah kepada Allah, Bapa kita.

Hai para isteri,
tunduklah kepada suamimu,
sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.
Hai para suami,
kasihilah isterimu,
dan janganlah berlaku kasar terhadapnya.
Hai anak-anak,
taatilah orangtuamu dalam segala hal,
karena itulah yang indah di dalam Tuhan.
Hai para bapa,
janganlah sakiti hati anakmu,
supaya jangan tawar hatinya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Kol 3:15a:16a

Semoga damai sejahtera Kristus menguasai hatimu,
semoga sabda Kristus dengan segala kekayaannya tinggal di antara kamu.



Bacaan Injil
Mat 2:13-15.19-23

"Ambillah Anak itu serta ibu-Nya,
dan larilah ke Mesir."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Setelah orang-orang majus
yang mengunjungi Bayi Yesus di Betlehem pulang,
nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi.
Malaikat itu berkata,
"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya!
Larilah ke Mesir dan tinggallah di sana
sampai Aku berfirman kepadamu,
karena Raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh."
Maka Yusuf pun bangun.
Malam itu juga diambilnya Anak itu serta ibu-Nya,
lalu menyingkir ke Mesir,
dan tinggal di sana hingga Herodes mati.
Hal itu terjadi
supaya genaplah yang difirmankan Tuhan lewat nabi-Nya,
"Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

Setelah Herodes mati,
nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf di Mesir dalam mimpi.
Kata malaikat itu,
"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya,
dan berangkatlah ke tanah Israel,
karena mereka yang hendak membunuh Anak itu sudah mati."
Lalu Yusuf pun bangunlah.
Diambilnya Anak itu serta ibu-Nya,
dan pergilah mereka ke tanah Israel.
Tetapi setelah mendengar
bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea
menggantikan Herodes, ayahnya,
Yusuf takut ke sana.
Setelah dinasihati dalam mimpi,
pergilah Yusuf ke daerah Galilea.
Setibanya di sana ia tinggal di sebuah kota
yang bernama Nazaret.
Hal itu terjadi supaya genaplah firman
yang disampaikan oleh nabi-nabi,
bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Hari ini kita merayakan Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria dan Yusuf.
Dahulu sering disebut sebagai "Keluarga Kudus Nazaret", tetapi saya sendiri lebih menyukai sebutan yang sekarang, yakni "Keluarga Kudus: Yesus, Maria dan Yusuf", karena di Nazaret ada banyak keluarga dan bisa jadi saja ada lebih dari satu keluarga kudus yang tinggal di sana.

Tidak semua orang dapat dengan mudah menjawab ketika ditanya, "Seperti apa sih keluarga kudus itu?"
Sama atau berbedakah dengan "Keluarga Bahagia"?
Kalau berbeda, di mana letak perbedaannya?
Barangkali yang samar-samar ini akan menjadi lebih benderang ketika kita sampai pada pertanyaan, "Berbahagiakah keluarga Yesus, Maria dan Yusuf?"

Saya telah mendampingi banyak sekali calon pasangan yang merencanakan akan menikah.
Ketika ditanya, mereka berharap akan memperoleh keluarga bahagia, lahir dan batin, serta sejahtera jasmani dan rohani.
Boleh dibilang, tak ada yang menjawab, "Kami ingin membangun keluarga kudus."

Apa ukurannya keluarga berbahagia itu?
Apakah karena mencapai sukses, sehat dan pintar, punya rumah dan mobil mewah, atau hidup senang dalam segala hal?
Keluarga Yesus, Maria dan Yusuf jauh dari sebutan berbahagia itu.
Yusuf yang mesti menjaga keperawanan Maria yang dinikahinya itu, dapatkah disebut berbahagia?
Ia mesti bersembunyi bertahun-tahun, dan bahkan sampai mengungsi ke Mesir, meninggalkan pekerjaannya sebagai tukang kayu, dapatkah disebut berbahagia?
Maria apalagi, melahirkan di kandang domba, menempuh perjalanan jauh dalam keadaan hamil yang berpeluang keguguran, menyaksikan sendiri anak satu-satunya disalibkan, dan berbagai penderitaan lainnya, dapatkah disebut berbahagia?
Maria dan Yusuf yang hanya punya anak semata wayang, yang mengakhiri hidup-Nya di tiang salib, yang mesti mengakhiri silsilah keluarga karena tak lagi punya keturunan, tak punya cucu karena Yesus tidak menikah, dan sebagainya, dapatkah disebut berbahagia?
Tak usahlah berbicara soal kebahagiaan kalau kita tak ingin mengabaikan penderitaan Yesus, ditolak oleh bangsa-Nya sendiri, dikatakan tidak waras oleh keluarga-Nya sendiri, hidup sebagai manusia di dunia ini tetapi sama sekali tak mendapat kesempatan untuk menikmati hidup-Nya di dunia ini.
Jauhlah dari sebutan berbahagia!

Lalu mengapa kita menyebut mereka sebagai "Keluarga Kudus"?
Iya, memang tak terkait dengan kebahagiaan duniawi.
Mereka adalah keluarga kudus karena kehadiran Yesus Kristus yang sejak semula adalah kudus, maka keluarga itu menerima anugerah kekudusan dari Bapa di Surga.
Mereka hidup taat terhadap kehendak dan perintah Tuhan, sekali pun Yesus sendiri adalah Tuhan.
Mereka hidup tak bercela, sekali pun hidup tak berbahagia menurut ukuran duniawi.

Bagaimana dengan kita sendiri?
Yang mana sesungguhnya yang kita inginkan: hidup berbahagia menurut ukuran dunia, ataukah menerima anugerah kekudusan dari Bapa kita yang di Surga?



Peringatan Orang Kudus
Santo Sabinus, Uskup dan Martir
Sabinus adalah uskup kota Asisi. Bersama beberapa orang imamnya, ia ditangkap dan dipenjarakan di kala Kaisar Diokletianus dan Maksimianus melancarkan penganiayaan terhadap umat Kristen pada tahun 303. Pengadilan atas diri Sabinus bersama imam-imamnya dan seluruh umatnya ditangani langsung oleh Gubernur Venustian di kota Umbria. Mengikuti kebiasaan yang berlaku pada setiap pengadilan terhadap orang-orang Kristen, Venustian memerintahkan Sabinus bersama imam-imam dan seluruh umatnya menyembah sujud patung dewa Yupiter, dewa tertinggi bangsa Romawi. Mereka harus menyembah Yupiter karena Yupiterlah yang menurunkan hujan dan memberikan cahaya matahari kepada manusia, terutama karena Yupiter adalah pembela ulung kekuasaan Romawi di seluruh dunia.
Mendengar perintah sang Gubernur Venustian, Sabinus tampil ke depan seolah-olah hendak menyembah patung dewa Yupiter. Ia menyentuh patung itu dengan jarinya dan patung itu sekonyong-konyong hancur berkeping-keping dan berserakan di atas tanah. Semua orang yang hadir di situ tercengang keheranan. Melihat keajaiban itu, Venustian marah dan segera memerintahkan agar tangan Sabinus dipotong. Sementara itu imam-imamnya disiksa hingga mati.
Para serdadu yang diperintahkan memotong tangan Sabinus menggiring Sabinus ke hadapan Venustian untuk dihukum. Ketika berada di hadapan Venustian, Sabinus tergerak hatinya oleh belaskasihan atas Venustian yang sudah lama menderita penyakit mata yang membahayakan. Ia berdoa kepada Yesus lalu menyentuh mata Venustian. Seketika itu juga sembuhlah mata Venustian.
Mengalami kebaikan hati Sabinus, Venustian terharu dan melepaskan Sabinus. Ia sendiri pun kemudian bertobat dan minta dipermandikan. Tak lama kemudian Venustian yang sudah menjadi Kristen itu ditangkap dan dipenggal kepalanya oleh kaki tangan gubernur Asisi yang baru. Hal yang sama dilakukan pula atas diri Uskup Sabinus.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2016-12-29 Kamis.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Kelima dalam Oktaf Natal

Kamis, 29 Desember 2016

PF S. Tomas Becket, Uskup dan Martir



Bacaan Pertama
1Yoh 2:3-11

"Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah,
yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.
Barangsiapa berkata "Aku mengenal Allah"
tetapi tidak menuruti perintah-Nya,
ia adalah seorang pendusta,
dan tidak ada kebenaran di dalam dia.
Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya,
di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna;
dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Allah.
Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Allah,
ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.

Saudara-saudara kekasih,
bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu,
melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya.
Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar.
Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu;
perintah ini telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu;
sebab kegelapan sedang melenyap
dan terang yang benar telah bercahaya.
Barangsiapa berkata bahwa ia berada di dalam terang,
tetapi membenci saudaranya,
ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
Barangsiapa mengasihi saudaranya,
ia tetap berada di dalam terang,
dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
Tetapi barangsiapa membenci saudaranya,
ia berada di dalam kegelapan
dan hidup di dalam kegelapan.
Ia tidak tahu ke mana ia pergi,
karena kegelapan itu telah membutakan matanya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6,R:11a

Refren: Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai.

*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!
Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya!

*Kabarkanlah dari hari ke hari
keselamatan yang datang dari pada-Nya,
ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa,
kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.

*Tuhanlah yang menjadikan langit,
keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya,
kekuatan dan hormat ada di tempat kudus-Nya.



Bait Pengantar Injil
Luk 2:32

Kristus cahaya yang menerangi pada bangsa,
Dialah kemuliaan bagi umat allah.



Bacaan Injil
Luk 2:22-35

"Kristus cahaya para bangsa."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat,
Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak Yesus ke Yerusalem
untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan,
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan:
"Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah."
Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban
menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan,
yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.

Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon.
Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya,
yang menantikan penghiburan bagi Israel.
Roh Kudus ada di atasnya,
dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus,
bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias,
yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah.
Ketika kanak-kanak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya
untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat,
Simeon menyambut Anak itu
dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya,
"Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini
pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu,
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain
dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."

Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu
yang dikatakan tentang Kanak Yesus.
Lalu Simeon memberkati mereka
dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu,
"Sesungguhnya Anak ini ditentukan
untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel
dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
-- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --,
supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Waktu pentahiran adalah waktu bagi seorang ibu setelah melahirkan anak, menurut hukum Taurat adalah 40 hari setelah persalinan, untuk ditahirkan setelah mengandung dan melahirkan yang dianggap "najis" pada jaman itu.
Sampai sekarang pun masih ada sebagian orang yang meyakini perihal kenajisan ini, dan ada juga keyakinan bahwa wanita yang sedang haid (datang bulan) juga dianggap najis.
Menurut saya, persalinan dan juga haid adalah proses biologis semata, yang memang secara kodrati berlaku eksklusif bagi wanita, untuk menjadikannya setara dengan laki-laki.
Wanita dan juga laki-laki itu saling membutuhkan dalam hal keturunan, tidak bisa mengerjakannya sendiri, perlu kerjasama di antara keduanya.

Bersamaan dengan waktu pentahiran, Maria dan Yusuf membawa serta Yesus untuk dikuduskan bagi Allah.
Anak laki-laki sulung wajib dipersembahkan kepada Allah, dan setelah itu boleh ditebus kembali dengan membayar uang sejumlah tertentu.
Tidak disebut di dalam Injil, apakah Yesus juga ditebus oleh orangtuanya atau tidak.
Tetapi kalau melihat respons dan reaksi Simeon yang menerima Yesus di Bait Allah, penebusan kembali itu sama sekali tidak diperlukan karena Yesus adalah keselamatan dan terang bagi segala bangsa.

Persembahan sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati itu bukan dimaksudkan sebagai penebusan Yesus, melainkan sebagai syarat pentahiran bagi Maria.
Dan sebagai keluarga yang hidupnya sederhana, bukan orang kaya, mereka tidak mempersembahkan domba muda, melainkan sepasang tekukur saja.
Tentu tidak sepantasnya kita mempersembahkan yang jauh melebihi kepatutan dengan maksud untuk "jor-joran", supaya namanya disebut atau supaya mendapat penghormatan sebagai "kembalian"-nya.
Begitu pula sebaliknya, mana pantas seorang yang kaya raya hanya memasukkan uang receh ke dalam kantong kolekte, sementara mereka mengeluarkan uang dalam jumlah yang sangat besar untuk membayar biaya perkawinan anaknya.

Sekarang, apa yang dapat kita petik dari Bacaan Injil hari ini?
Yesus, juga Maria dan Yusuf, semestinya tidak perlu mematuhi segala macam tata aturan itu;  Yesus sendiri adalah Tuhan.
Tetapi mereka memutuskan untuk mematuhi segala yang diatur di dalam hukum Taurat, tidak bisa "sok-sokan" atau "mentang-mentang".
Justru sudah sewajarnya kalau mereka menjadi panutan bagi keluarga-keluarga lainnya.
Selain pentahiran bagi Maria, Yesus juga disunat pada hari ke delapan.
Pendek kata, segala ketentuan Taurat dipatuhi tanpa "ba-bi-bu".
Padahal, kepatuhan yang luarbiasa dari keluarga Kudus Nazaret ini tidak akan menghilangkan penderitaan mereka akibat perbantahan hebat, dan bahkan digambarkan seperti sebilah pedang yang menusuk jiwa.
Nah, janganlah kita mengkait-kaitkan kepatuhan kita kepada Injil dengan kesialan duniawi yang melanda kita.
Yesus sendiri telah mengajarkan kepada kita, "Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah."   [Yoh 12:24]



Peringatan Orang Kudus
Santo Thomas Becket dari Canterbury, Uskup dan Martir
Thomas Becket lahir di London pada tahun 1118. Orang-tuanya berkebangsaan Normandia. Semenjak kecilnya, Thomas menunjukkan bakat-bakat yang luar biasa. Ia belajar di biara Merton di Surrey, kemudian di London dan Paris. Pada usia 21 tahun ia sudah berkecimpung di dunia politik di London. Kepandaiannya menarik hati Theobaldus, Uskup Agung Canterbury sehingga ia ditahbiskan menjadi diakon dan dibebani macam-macam tugas.
Akhirnya namanya yang harum itu terdengar juga oleh Raja Henry II. Atas rekomendasi Uskup Theobaldus, Raja Henry II mengangkat Thomas menjadi penasehatnya. Sebagai seorang abdi sekaligus sahabat Raja, Thomas mendampingi Raja dalam berbagai urusan kenegaraan. Ia menyusun dan mengatur perjanjian damai dengan Prancis pada tahun 1160. Sepeninggal Uskup Theobaldus pada tahun 1161, Raja Henry mengangkat dia menjadi Uskup Agung Canterbury, karena ia membutuhkan seorang pendamping yang mampu membantunya dalam urusan-urusan kerajaan. Thomas sendiri sangat segan menerima jabatan mulia itu. Tetapi demi kelangsungan kepemimpinan di dalam Gereja, Thomas akhirnya dengan rendah hati menerima juga jabatan itu. Setelah ditahbiskan menjadi Uskup Agung Canterbury, Thomas mengundurkan diri dari jabatan penasehat raja agar supaya ia lebih leluasa menjalankan tugas-tugas kegembalaan. Ia meninggalkan gelanggang politik, meninggalkan segala kemewahan duniawi, lalu mulai lebih memusatkan perhatian pada bidang kerohanian, kasih amal dan studi teologi. Hidupnya ditandai dengan kesederhanaan. Ia gigih membela hak-hak Gereja dari rongrongan pihak mana pun. Dengan tegas ia menolak menandatangani Konstitusi Klarendon, suatu dokumen yang memberikan hak kepada pemerintah untuk campur-tangan di dalam urusan-urusan Gerejawi. Karena itu Henry mulai mengambil tindakan keras terhadapnya. Dalam suatu pertemuan di Northampton pada tanggal 13 Oktober 1164, Thomas secara terbuka menentang Henry dengan meninggalkan pertemuan itu.
Ia naik banding kepada paus dan mengasingkan diri ke Prancis. Raja Louis VII menyambut baik kedatangannya dan mengizinkan dia tinggal di sana selama 6 tahun. Raja Henry mengambil alih seluruh kekayaan keuskupannya. Namun paus tidak mengizinkan Thomas meletakkan jabatannya. Pada tahun 1170 Henry menawarkan perdamaian dengan Thomas dan mengizinkan dia kembali ke Inggris.
Pada bulan Desember 1170, Thomas kembali ke Inggris dan diterima dengan meriah oleh seluruh umat. Namun ia tidak mau mengampuni uskup-uskup yang memihak raja sebelum mereka bersumpah setia kepada paus. Ia bahkan memanfaatkan isinan Paus Aleksander III yang diberikan pada tahun 1166, untuk mengekskomunikasikan uskup-uskup itu. Tindakan ekskomunikasi ini membuat raja sangat kesal dan marah. Empat orang perwiranya segera diperintahkan ke Canterbury untuk membunuh Thomas. Ketika itu Thomas sedang melakukan ibadat sore di dalam katedralnya. Empat perwira itu segera menyergap dan membunuh Uskup Thomas di depan Sakramen Mahakudus. Peristiwa sadis ini terjadi pada tanggal 29 Desember 1170.
Thomas dari Canterbury segera dihormati sebagai orang kudus oleh seluruh umat dan tempat di mana ia dibunuh dihormati sebagai tempat keramat. Raja Henry merasa puas dengan pembunuhan itu. Namun suara hatinya terus mengusik batinnya sehingga pada tahun 1172 ia membatalkan Konstitusi Clarendon dan melakukan pertobatan di hadapan seluruh umat. Pada tanggal 21 Februari 1173, Aleksander III secara resmi mengumumkan kanonisasi Thomas. Tempat pembunuhannya menjadi salah satu tempat ziarah terkenal di Eropa sampai Raja Henry VIII membongkarnya dan mengambil alih kekayaannya pada tahun 1538. Kata-katanya terakhir sebelum menghembuskan nafasnya ialah: "Aku bersedia mati demi nama Yesus dan Gereja-Nya."

Santo Kaspar Del Bufalo, Pengaku Iman
Kaspar Del Bufalo yang dikenal sebagai pendiri Kongregasi Misionaris Darah Mulia, lahir pada tahun 1786 di Roma, Italia. Pada tahun 1808 ia ditahbiskan menjadi imam di Roma. Pada waktu tentara-tentara Napoleon I menduduki kota Roma, Kaspar ditangkap dan dipenjarakan tetapi ia kemudian berhasil meloloskan diri dari penjara dan melarikan diri dari Roma.
Dengan dukungan kuat dari Kardinal Cristaldi dan Paus Pius VII (1800-1823), Kaspar mendirikan Kongregasi Misionaris Darah Mulia pada tahun 1815 di Giano. Sambil mendirikan pusat biara di Albano Laziale, dekat Roma, dan di seluruh Kerajaan Napoli, Italia Selatan, kongregasi itu berjuang membangun kembali Italia yang diporak-porandakan oleh perang dan berbagai pertikaian. Kaspar dikenal sebagai seorang pengkotbah yang berhasil terutama di daerah-daerah pedesaan. Selain aktif dalam karya pewartaan dan karya karitatif untuk menolong orang-orang miskin, Kaspar mendirikan perkumpulan-perkumpulan doa untuk adorasi malam di hadapan Sakramen Mahakudus.  Ia meninggal dunia di Roma pada tanggal 28 Desember karena terserang penyakit kolera yang menyerang kota Roma. Pada tahun 1954, Kaspar digelari 'kudus' oleh Paus Pius XII (1939-1958).

Daud, Raja Israel Yang Terbesar
Daud (Yunani: Dauid; Ibrani: Dawid) artinya "Yang terkasih" adalah Raja Israel kedua dan yang terbesar sekitar tahun 1010 sampai 970 seb.M (1 Sam 16-1 Raj 2; Kis 7:45). Tanggal kelahirannya tidak diketahui pasti; tetapi ia meninggal dunia di Israel pada tahun 973 seb.M. Ia, seorang Efrata dari Betlehem dan anak bungsu Isai (1 Sam 16:11; 17: 12; 1 Taw 2:15; Mat 1:5-6; Luk 3:31). Kecintaan umat Israel kepada Daud terutama karena ia berhasil membunuh Goliath, panglima perang bangsa Filistin.
Sebagai seorang pejuang muda, Daud diagungkan sebagai seorang pahlawan. Cinta dan puji-pujian rakyat ini membangkitkan amarah dan kecemburuan Raja Saul. Saul kemudian berusaha membunuh Daud. Daud tetap tenang dan bersikap jantan menghadapi rencana jahat Saul. Ia mengungsi ke padang gurun Yudea dan berhasil memikat hati suku-suku bangsa yang berdiam di sana. Ia menikahi Aninoam, Abigail dan akhirnya dengan Mikhal. Dari sana ia menyusun rencana dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk menggulingkan Saul yang dianggap sebagai "Orang yang diurapi Tuhan."
Setelah Saul meninggal dunia, Daud diurapi sebagai raja atas Yuda di Hebron, sektor selatan Israel. Sekitar tujuh tahun kemudian, setelah Abner meninggal dunia, Daud diakui sebagai raja untuk seluruh Israel sampai ia mati. Manufer politik pertama yang dilancarkan Daud sebagai raja ialah menaklukkan suku bangsa Yebusi dan merebut Yerusalem yang dikuasai oleh suku itu. Tempat tinggal raja dipindahkan ke Yerusalem. Di sana ia menikah dengan Batsyeba. Untuk mempertahankan kedudukkannya, ia harus menaklukkan setiap kota Kanaan atau mengintegrasikannya ke dalam suku-suku Israel. Sebaliknya Daud juga harus mempersatukan suku-suku yang masih berdiri sendiri-sendiri, terutama suku-suku Utara dan Selatan, menjadi satu bangsa. Oleh sebab itu, ia bersikap lunak sekali terhadap keluarga Saul (2 Sam l:1-16; 3:13-16), memilih tempat tinggal di daerah yang tidak dikuasai oleh bangsa Israel, memindahkan Tabut Perjanjian Allah (2 Sam 6:1-9), membuat persiapan untuk membangun kenisah pusat (2 Sam 7; 24:18-25), dan membentuk suatu pasukan yang tangguh (1 Taw 27:1-15). Hampir seluruh daerah Barat sungai Yordan dikalahkan oleh Daud. Para bangsa Edom; Aram, Moab dan Ammon ditaklukkannya. Tetapi kerajaannya yang begitu gemilang dikeruhkan oleh kejadian-kejadian dan intrik-intrik pribadi: tingkahnya sendiri terhadap Uria dan Batsyeba (2 Sam 11), penodaan oleh Ammon terhadap Tamar puterinya (2 Sam 13:1-22); pemberontakan dan kematian Absalom (2 Sam 15; 18:1 - 19:9) dan intrik-intrik untuk mewarisi takhta.
Kitab Raja-raja mengisahkan keinginan Daud untuk mendirikan satu kediaman yang pantas untuk menyimpan Tabut Perjanjian Yahweh, namun ia meninggal dunia sebelum melaksanakan niatnya itu. Kemudian Solomon, puteranya sendiri merealisir rencananya yang luhur itu dengan mendirikan sebuah kenisah. Daud meninggal dunia dalam keadaan sakit tua pada tahun 973 seb. M., kira-kira dalam usia 70 tahun. Makamnya masih dikenal pada zaman Nehemia (2 Sam 3;16) dan pada zaman Kristus (Kis 2:29). Daud adalah leluhur Yesus melalui Yusuf (Mat 1:17; 20; Luk 1:27,32; 2:4; Why 5:5; 22:16); ia juga seorang nabi karena dalam Mazmur-mazmur yang diciptakannya ia menubuatkan kedatangan Kristus (Sir 47:8; Kis 1:16; 2:25,34;4:25; Rom 4:6;11:9; Ibr 4:7), serta kebangkitan Kristus (Kis 2:29-36; 13:34-37).



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2016-12-28 Rabu.

Liturgia Verbi (A-I)
Pesta Para Kanak-Kanak Suci, Martir

Rabu, 28 Desember 2016



Bacaan Pertama
1Yoh 1:5-2:2

"Darah Yesus Kristus menyucikan kita dari segala dosa."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
inilah berita yang telah kami dengar dari Yesus Kristus,
dan yang kami sampaikan kepada kamu:
Allah adalah terang,
dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
Jika kita katakan bahwa
kita beroleh persekutuan dengan Dia
namun kita hidup di dalam kegelapan,
kita berdusta, dan kita tidak melakukan kebenaran.
Tetapi jika kita hidup di dalam terang
sama seperti Dia ada di dalam terang,
maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain,
dan darah Yesus, Anak-Nya itu,
menyucikan kita dari segala dosa.
Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa,
maka kita menipu diri kita sendiri,
dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Jika kita mengaku dosa kita,
maka Allah adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita
dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Jika kita berkata bahwa kita tidak berbuat dosa,
maka kita membuat Allah menjadi pendusta,
dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

Anak-anakku,
hal-hal ini kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu jangan berbuat dosa;
namun jika seorang berbuat dosa,
kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa,
yaitu Yesus Kristus yang adil.
Dialah pendamaian untuk segala dosa kita;
malahan bukan untuk dosa kita saja,
tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 124:2-3.4-5.7b-8,R:7a

Refren: Jiwa kita terluput
seperti burung terlepas dari jerat penangkap.

*Jika bukan Tuhan yang memihak kepada kita,
ketika manusia bangkit melawan kita,
maka mereka telah menelan kita hidup-hidup,
ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.

*Maka air telah menghanyutkan kita,
dan sungai telah mengalir menembus kita;
telah mengalir melanda kita
air yang meluap-luap itu.

*Jerat itu telah putus,
dan kita pun terluput!
Pertolongan kita dalam nama Tuhan,
yang menjadikan langit dan bumi.



Bait Pengantar Injil


Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan.
Kepada-Mu barisan para martir berkurban
dengan mempertaruhkan nyawa.



Bacaan Injil
Mat 2:13-18 

"Herodes menyuruh
agar semua anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya dibunuh."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Setelah orang-orang majus
yang mengunjungi Bayi Yesus di Betlehem itu pulang,
nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi.
Malaikat itu berkata,
"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya!
Larilah ke Mesir,
dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu,
karena raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh."

Maka Yusuf pun bangunlah.
Malam itu juga diambilnya Anak itu serta ibu-Nya,
lalu menyingkir ke Mesir,
dan tinggal di sana hingga Herodes mati.
Hal itu terjadi supaya genaplah
yang difirmankan Tuhan lewat nabi-Nya,
"Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

Ketika Herodes tahu,
bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu,
sangat marahlah ia.
Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya,
yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah,
sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya
dari orang-orang majus itu.
Dengan demikian genaplah firman
yang disampaikan oleh nabi Yeremia:
Terdengarlah suara di Rama,
tangis dan ratap yang amat memilukan;
Rahel menangisi anak-anaknya, dan ia tidak mau dihibur,
sebab mereka tidak ada lagi.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Hari-hari dalam Oktaf Natal ini memang diisi dengan bacaan-bacaan Injil yang terkesan bertolak-belakang dengan sukacita Natal.
Tanggal 26 Desember kita mendengarkan Injil Matius tentang penganiayaan terkait dengan Santo Stefanus yang merupakan martir pertama.
Tanggal 27 Desember kemarin kita malah mendengarkan peristiwa kepanikan para murid Yesus atas berita "jenazah Yesus telah diambil orang" yang sesungguhnya adalah peristiwa kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus.

Hari ini, 28 Desember, hari ke-Empat dalam Oktaf Natal, kita mengenang para kanak-kanak di Betlehem yang menjadi martir-martir cilik karena kelahiran Yesus yang dianggap sebagai ancaman bagi Herodes.
Herodes memerintahkan untuk membunuh semua bayi yang baru lahir di Betlehem.
Mereka yang dibunuh itu adalah bayi atau anak-anak yang sebaya dengan Yesus, berasal dari kampung halaman yang sama, tetapi mereka kehilangan kesempatan untuk mengenal Yesus karena mereka dibunuh, saat berusia tidak lebih dari 2 tahun.

Kanak-kanak suci ini menjadi martir jauh sebelum Santo Stefanus, tetapi Stefanus-lah yang disebut sebagai martir pertama, karena dilihat dari sejak kebangkitan Yesus Kristus.
Dan malapetaka yang menimpa kanak-kanak suci ini menunjukkan, kedatangan Yesus Kristus memang disertai dengan penolakan, pertentangan, kesusahan dan bahkan pembantaian masal.
Mulai dari masalah Maria mesti mengandung padahal belum bersuami, lalu dalam keadaan hamil mesti menempuh perjalanan jauh sampai ke Betlehem padahal sebelum telah menempuh perjalanan ke pegunungan untuk mengunjungi Elisabet.
Se sampai di Betlehem pun mereka tak mendapat tempat untuk menginap sehingga terpaksa melahirkan di kandang domba.
Setelah bayi Yesus lahir pun mereka mesti mengungsi jauh sampai ke Mesir karena ancaman pembunuhan oleh Herodes.

Apakah hal ini ada kaitannya dengan apa yang disampaikan oleh Yesus,  "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang."? [Mat 10:34]
Entah terkait entah tidak, kenyataan menunjukkan bahwa kebenaran itu memang harus diperjuangkan karena tidak semua orang mau menerima dan berpihak kepada kebenaran.
Dan dalam memperjuangkan kebenaran, tak jarang kita mesti mengalami berbagai penderitaan akibat penganiayaan orang.

Apakah juga terkait dengan perkataan Yesus kepada para murid-Nya,
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."?   [Mat 16:24]
Entah pulalah, terkait atau tidak, tetapi kenyataan menunjukkan Yesus datang bukan untuk mengajak kita berfoya-foya, bukan untuk bersenang-senang, melainkan untuk menyangkal diri dan memikul salib.

Oleh sebab itu, marilah kita memaknai Natal sebagaimana mestinya, tidak dengan pesta-pora atau pun kesenangan duniawi yang bertujuan memperoleh kepuasan, melainkan dengan rasa syukur karena Yesus Kristus berkenan datang untuk menderita dan mengorbankan diri-Nya demi dosa-dosa manusia, menderita mulai sejak masih di kandungan Bunda Maria sampai dengan tarikan nafas terakhir-Nya di tiang salib.



Peringatan Orang Kudus
Pesta Para Kanak-kanak Suci Betlehem, Martir
Kelahiran Yesus yang konon akan menjadi 'Raja Israel' membawa kegoncangan bahkan ancaman terhadap kekuasaan Herodes Agung. Kemarahan Herodes semakin menjadi-jadi karena Tiga Raja dari Timur, yang disuruh kembali ke Yerusalem untuk memberitahukan kepadanya tempat kelahiran bayi Yesus, pulang ke negerinya masing-masing melalui jalan lain. Ia segera memerintahkan agar bayi Yesus dibunuh dan semua bayi yang ada di Betlehem. Tanpa mempedulikan ratap tangis ibu-ibu, disuruhnya membunuh semua kanak-kanak di daerah Betlehem. Maksudnya gagal karena Kanak-kanak Yesus sudah dibawa lari orangtua-Nya ke Mesir.
Herodes memang dikenal sebagai penguasa yang berhasil membangun Yerusalem dengan berbagai monumen, namun ia sebenarnya adalah boneka mainan kaisar Romawi. Namanya sendiri busuk karena ke bengisan dan kebejatan hidupnya. Ia membunuh banyak orang termasuk tiga orang puteranya sendiri. Isterinya ada 10 orang. Dengan melihat pada kepribadiannya yang bejat ini, kita dapat memahami tindakannya.
Pada hari ini Gereja bukan saja menghormati kanak-kanak itu sebagai martir-martir Kristus, melainkan juga terutama menekankan nilai kesucian hidup dan kemurnian hati sebagai suatu cita-cita iman semua orang Kristen. Pesta hari ini menghimbau semua orang Katolik untuk terus berjuang mewujudkan kesucian dan kemurnian hidup sebagai saksi-saksi Kristus, meskipun kerap harus mengorbankan nyawa, menumpahkan darah karena cinta kasih kepada Allah dan sesama. Di dalam diri kanak-kanak Suci dan tak bersalah itu dapat dibaca cita-cita Kristen pada masa Gereja perdana. Marilah kita meneladani pula cita-cita iman yang luhur itu agar kita pun suci dari semua yang menentang kehendak Tuhan serta menghadapi Bapa kita di surga dalam keadaan yang se-sempurna-sempurnanya.

Santa Fabiola, Janda
Fabiola Iahir di Roma pada pertengahan abad ke-4 dari sebuah keluarga ningrat. Masa mudanya sangat tidak terpuji. Mula-mula ia menikah dengan seorang pemuda yang bejat hidupnya. Karena tidak tahan maka ia berusaha cerai. Setelah ia berhasil secara sipil, ia menikah Iagi dengan lelaki lain. Sebagai orang Kristen, tindakannya ini sangat tidak terpuji dan mencoreng nama baik Gereja. Namun Tuhan rupanya tidak sudi membiarkan Fabiola bertindak semakin sembrono. Tuhan mulai campur tangan.
Tidak lama kemudian dua laki-laki yang menjadi suaminya itu meninggal dunia. Fabiola sendiri menyesali sikap hidupnya dan bertobat. Ia menaati aturan hidup sebagai anggota Gereja, melakukan silih di hadapan seluruh umat sehingga diterima kembali sebagai anggota Gereja. Pertobatannya secara terbuka dilakukannya di muka basilik Lateran. Paus Santo Siricius menerimanya kembali dalam pangkuan ibu Gereja.
Corak hidupnya yang baru diwarnai dengan pengabdian tulus dalam karya-karya cinta kasih. Harta bendanya ia manfaatkan untuk kepentingan Gereja Roma. Ia mendirikan rumah sakit khusus untuk membantu orang-orang miskin. Para pasiennya adalah gelandangan-gelandangan yang ditemuinya di jalan-jalan atau yang meringkuk di dalam penjara. Rumah sakit ini menampung siapa saja sehingga menjadi semacam rumah sakit umum pertama dalam sejarah Barat.
Pada tahun 395 Fabiola berziarah ke Yerusalem dan mengunjungi Santo Hieronimus, Santa Paula dan Santa Eustakium. Ketika itu Hieronimus sedang bermusuhan dengan Uskup Rufinus berkenaan dengan ajaran Origenes yang ditentangnya. Orang berusaha mempengaruhi Fabiola agar memihak Rufinus. Namun Fabiola tetap mendukung Hieronimus, gurunya. Fabiola mendirikan sebuah biara dan membantu Hieronimus dalam usaha menerjemahkan Kitab Suci. Tetapi kemudian ia pindah dari biara itu: biara itu menjadi tempat ziarah yang sangat ramai; kondisi hidup umat sangat tidak menyenangkan: umat Kristen terpecah-pecah, dan dari luar ada ancaman serangan bangsa Hun, dll.
Untuk sementara Fabiola dengan kawan-kawannya mengungsi ke Jaffa, sambil menantikan ketenteraman di Yerusalem. Setelah keadaan pulih dan aman, Fabiola pulang ke Roma dan kawan-kawannya kembali ke Yerusalem. Di Roma masih terdapat banyak masalah. Meskipun demikian, Fabiola tetap meneruskan karya cintakasihnya selama tahun-tahun terakhir hidupnya. Bersama Santo Pammachius, ia mendirikan rumah sakit umum besar di Porto untuk peziarah yang miskin dan sakit. Dalam satu tahun saja rumah sakit itu terkenal dari Parthia sampai ke Britania. Fabiola wafat pada tahun 399. Ia sangat dicintai dan dihormati.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2016-12-27 Selasa.

Liturgia Verbi (A-I)
Pesta S. Yohanes, Rasul dan Penulis Injil

Selasa, 27 Desember 2016



Bacaan Pertama
1Yoh 1:1-4

"Apa yang telah kami lihat dan kami dengar,
itulah yang kami tuliskan kepada kamu."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
apa yang telah ada sejak semula,
yang telah kami dengar dan kami lihat dengan mata kami,
yang telah kami saksikan, dan kami raba dengan tangan kami;
yakni Firman hidup,
itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
Hidup telah dinyatakan,
dan kami telah melihatnya!
Dan sekarang kami bersaksi serta memberitakan kepada kamu
tentang hidup kekal,
yang ada bersama-sama dengan Bapa,
dan yang telah dinyatakan kepada kami.

Apa yang telah kami lihat dan kami dengar itu,
kami beritakan kepada kamu juga,
supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami.
Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa
dan dengan Anak-Nya, yakni Yesus Kristus.
Semuanya ini kami tuliskan kepada kamu,
supaya sukacita kami menjadi sempurna.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 97:1-2.5-6.11-12,R:12a

Refren: Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar.

*Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai,
biarlah banyak pulau bersukacita.
Awan dan kekelaman ada sekelilingnya,
keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.

*Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan,
di hadapan Tuhan semesta alam.
Langit memberitakan keadilan-Nya
dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.

*Terang sudah terbit bagi orang benar,
dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati.
Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar,
dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.



Bait Pengantar Injil


Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan,
kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.



Bacaan Injil
Yoh 20:2-8

"Murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus
sehingga lebih dahulu sampai di kubur."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Pada hari Minggu Paskah,
setelah mendapati makam Yesus kosong,
Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus
dan murid yang lain yang dikasihi Yesus.
Ia berkata kepada mereka,
"Tuhan telah diambil orang dari kuburnya,
dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan."

Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur.
Keduanya berlari bersama-sama,
tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus,
sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur.
Ia menjenguk ke dalam,
dan melihat kain kapan terletak di tanah;
tetapi ia tidak masuk ke dalam.
Maka tibalah Simon menyusul dia,
dan masuk ke dalam kubur itu.
Ia melihat kain kapan terletak di tanah,
sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus
tidak terletak dekat kain kapan itu,
tetapi agak di samping di tempat yang lain,
dan sudah tergulung.
Maka masuklah juga murid yang lain,
yang lebih dahulu sampai di kubur itu;
dan ia melihatnya dan percaya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Hari ini adalah hari ketiga dalam Oktaf Natal, dan Pesta Santo Yohanes Rasul dan Penulis Injil.
Sukacita Natal menjadi bertambah lagi, bahwa Yesus tidak hanya berkenan datang ke dunia dan menjadi manusia, tetapi kebangkitan-Nya sekaligus menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan.

Yohanes menyebut dirinya "murid yang lain", yang bersama-sama Petrus bergegas menuju makam Yesus setelah menerima kabar yang mengejutkan dari Maria Magdalena.
Pada saat itu, Petrus dan para murid lainnya dalam keadaan yang sangat terpuruk.
Sulit bagi mereka untuk menerima, "Yesus kok bisa mati sih?"
Makanya setelah mendengar kalau jenazah Yesus hilang, mereka mengira ada orang yang telah mengambil jenazah Yesus, tak terpikir kalau Yesus itu Tuhan dan bisa bangkit sendiri dari alam maut.

Rasanya saya juga seperti para murid itu, di saat-saat terpuruk saya seringkali lupa kalau Yesus itu dahsyat,Yesus itu Tuhan yang bisa mengerjakan apa saja yang Dia mau.
Seringkali saya malah mengira Yesus telah meninggalkan saya, kasihan sekali saya.
Seharusnya saya meniru Yohanes dan Petrus yang dengan sangat antusias mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi.
Mereka berlari sekencang-kencangnya menuju makam, antusiasme telah membuat mereka ingin tahu lebih segera.
Dan ketika mereka tiba di makam, lalu menyaksikan "tanda-tanda" yang ada di sana, tahulah mereka kalau jenazah Yesus itu tidak diambil orang, melainkan Yesus telah bangkit, dan mereka menjadi percaya.

Saya jadi teringat ketika anak-anak kami masih kecil-kecil (kanak-kanak).
Ketika saya pulang dari luar kota, anak-anak kami berlarian saling mendahului ingin mendapat kesempatan pertama dipeluk ayahnya.
Seringkali yang lebih besar mengalah, mungkin malu berebut dengan adik sendiri.

Kita ini anak-anak Tuhan, Tuhan adalah Bapa kita.
Dan kalau kita mau saja menjadi anak kecil, tak usah malulah bergegas, berlarian kepada Bapa untuk mendapatkan pelukan-Nya.
Janganlah skeptis, merasa Bapa kita tak memperdulikan kita.
Nyatanya, Putera Tunggal pun diutus-Nya untuk menyelamatkan kita.
Marilah kita berlomba saling mendahului datang kepada Yesus Kristus.



Peringatan Orang Kudus
Santo Yohanes, Rasul dan Pengarang Injil
Santo Yohanes Rasul, anak Zebedeuz (Mrk 1:19 dst) berasal dari Betsaida, sebuah dusun nelayan di pantai tasik Genesareth. Ia sendiri seorang nelayan Galilea. Ayahnya Zebedeus, seorang nelayan yang tergolong berkecukupan. Ibunya Salome tergolong wanita pelayan dan pengiring setia Yesus, bahkan sampai ke bulit Kalvari dan kubur Yesus.
Bersama dengan saudaranya Yakobus dan Petrus, Yohanes termasuk kelompok rasul inti dalam bilangan keduabelasan; ia bahkan disebut sebagai murid kesayangan Yesus (Yoh 21:20). Mereka bertiga (Yohanes, Yakobus dan Petrus) adalah saksi peristiwa pembangkitan puteri Yairus (Mrk 5:37 dst); saksi peristiwa perubahan rupa Yesus di gunung Tabor (Mrk 9:2 dst) dan saksi peristiwa sakratul maut dan doa Yesus di taman Getzemani (Mrk 14:33). Bersama Andreas, Yohanes adalah murid Yohanes Pemandi (Yoh 1:40). Yohanes Pemandi-lah yang menyuruh mereka berdua pergi kepada Yesus dan bertanya: "Rabbi, di manakah Engkau tinggal?  (Yoh 1:36-39).
Putera-putera Zebedeus itu terbilang kasar. oleh karena itu mereka dijuluki 'putera-putera guntur'. Bersama Yakobus kakaknya, Yohanes meminta kepada Yesus dengan perantaraan ibunya, agar mereka boleh duduk di sisi kanan-kiri Yesus di dalam kerajaan-Nya nanti. Keduanya pun berani berjanji akan meminum piala sengsara untuk memperoleh hal yang dipintanya itu; tetapi Yesus menjawab bahwa hal itu adalah urusan Bapa-Nya di surga (Mrk 10:35-41).
Nama Yohanes tidak disebutkan di dalam Injil ke-4. Hanya di dalam bab 21, yang secara umum dianggap sebagai tambahan dari waktu kemudian, ditemukan ungkapan "para putera Zebedeus." Demikian pula ungkapan yang mengatakan "murid yang dicintai Yesus" (ay. 20) baru muncul pada bab 13. Di dalam jemaat purba, Yohanes menempati satu kedudukan sebagai pemimpin (Kis 3-8). Paulus menjuluki dia sebagai "tiang agung/sokoguru Gereja" (Gal 2:9). Di dalam daftar keduabelasan rasul, kedudukannya langsung berada di belakang Petrus. Di dalam tradisi yang lebih muda, ia dikenal sebagai penulis Kitab Wahyu dan Surat-surat pertama sampai Ketiga Yohanes. Menurut Wahyu 1:9 ia tinggal di pulau Patmos. Ireneus menulis bahwa Yohanes tinggal dan wafat di Efesus.
Yohanes adalah murid Yesus yang paling setia, bahkan berani mengikuti Yesus sampai ke gunung Kalvari dan mendampingi Bunda Maria sampai di bawah kaki salib Yesus. Di bawah kaki salib itulah ia diserahi tugas oleh Yesus menjadi pengawal Bunda Maria (Yoh 19:27). Sejak Pentekosta ia bekerja bersama dengan Petrus, baik di Yerusalem maupun di Samaria untuk mencurahkan Roh Kudus kepada orang-orang yang baru dipermandikan.
Kira-kira pada tahun 60 ia pergi ke Asia Kecil dan menjadi Maha uskup di kota Efese. Dalam Kitab Wahyu diterangkannya bahwa la dibuang ke pulau Patmos karena agama dan ajarannya. Sepulangnya ke Efese ia mengarang Injilnya. Dari buah karangannya kita dapat mengatakan bahwa Yohanes adalah seorang teolog yang karangan-karangannya berisi refleksi dan ajaran teologis yang mendalam tentang Yesus dan karya perutusan-Nya.
Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, kotbah Yohanes hanyalah berupa wejangan-wejangan singkat yang sama saja: "Anak-anakku, cobalah kamu saling mencintai." Atas pertanyaan orang-orang serani, mengapa ajarannya selalu yang sama saja, ia menjawab: "Sebab itulah perintah Tuhan yang utama dan jikalau kamu melakukannya, sudah cukuplah yang kamu perbuat." Santo Yohanes adalah Rasul terakhir yang meninggal dunia kira-kira pada tahun 100, pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2016-12-26 Senin.

Liturgia Verbi (A-I)
Pesta S. Stefanus, Martir Pertama

Senin, 26 Desember 2016



Bacaan Pertama
Kis 6:8-10;7:54-59

"Aku melihat langit terbuka."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Sekali peristiwa,
Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa,
mengadakan mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.
Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi
yang disebut jemaat orang Libertini.
-- Anggota jemaat ini adalah
orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. --
Mereka tampil bersama dengan beberapa orang Yahudi
dari Kilikia dan dari Asia.
Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus,
tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus
dan Roh Kudus yang mendorong dia berbicara.

Mendengar semua yang dikatakan Stefanus,
para anggota Mahkamah Agama sangat tertusuk hatinya.
Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.
Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit;
ia melihat kemuliaan Allah,
dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. 
Maka katanya, "Sungguh, aku melihat langit terbuka,
dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."

Maka berteriak-teriaklah mereka,
dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia.
Mereka menyeret dia ke luar kota,
lalu melemparinya dengan batu.
Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka
di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.
Sementara dilempari, Stefanus berdoa,
"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16b.17,R:6a

Refren: Ke dalam tangan-Mu, Tuhan,
kuserahkan nyawaku.

*Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung,
dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku!
Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku;
oleh karena nama-Mu
Engkau akan menuntun dan membimbing aku.

*Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku;
Sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
Aku akan bersorak-sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu,
sebab Engkau telah menilik sengsaraku.

*Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku
dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!
Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu,
selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!



Bait Pengantar Injil
Mzm 118:26a.27a

Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan!
Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.



Bacaan Injil
Mat 10:17-22

"Bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada waktu mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata,
"Waspadalah terhadap semua orang!
Sebab ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama;
dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.
Karena Aku,
kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja
sebagai suatu kesaksian bagi mereka
dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.

Apabila mereka menyerahkan kamu,
janganlah kamu kuatir
akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan,
karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
Karena bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu;
Dia yang akan berbicara dalam dirimu.

Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh;
demikian juga seorang ayah akan menyerahkan anaknya.
Anak-anak akan memberontak terhadap orangtuanya
dan akan membunuh mereka.
Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku;
tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya
akan selamat."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Hari Kedua dalam Oktaf Natal hari ini, kita mengenang Santo Stefanus, diakon yang dipilih untuk melayani orang miskin itu, yang menerima kehormatan menjadi martir pertama, dilempari batu hingga tewas.
Nampaknya tidak ada pengecualian, wejangan Yesus pada Bacaan Injil hari ini berlaku bagi semua orang yang diutus untuk mewartakan Injil, untuk menjadi saksi Kristus, berlaku juga sampai sekarang dan di kemudian hari.

Tidak dapat dihindari, menjadi saksi Kristus memang mesti menghadapi berbagai aral yang melintang, entah itu berupa penolakan, cemo'oh, penistaan, kebencian, dan bahkan penganiayaan seperti yang dialami oleh Santo Stefanus.
Menghadapi semuanya itu, kita tak perlu bersusah-susah mencari-cari pembelaan, apalagi melawan.
Yang perlu dilakukan adalah berdoa, memohon Bapa kita mengaruniakan Roh sebagaimana yang dijanjikan oleh Yesus, agar kita tegar menghadapi semuanya itu.

Yesus tidak mengatakan "Orang yang melawan sampai pada kesudahannya akan selamat," melainkan "Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat."
Ketika berbagai tekanan dan himpitan itu datang kepada kita, bertubi-tubi sekali pun, janganlah berpaling ke lain hati, melainkan bertahanlah sampai pada kesudahannya.

Belakangan ini muncul wacana oleh segelintir orang yang mengatakan bahwa kita ini orang kafir, tetapi tak jelas kafir yang mana yang dimaksudkan, apakah kita ini kafir harbi yang mengganggu dan mengacaukan agamanya sehingga wajib diperangi, ataukah kita ini kafir muahid yang sekali pun berbeda agama tetapi telah bersepakat untuk tidak saling menyerang atau bermusuhan, ataukah kafir zimi yang tunduk kepada perintah-perintah agamanya sekali pun beragama berbeda.

Jika kita mengacu pada pengertian kafir itu artinya tidak percaya kepada Allah, maka jelas kita bukanlah kafir yang mana pun.
Tetapi jika mengacu kepada pengertian "tidak percaya kepada Allah (mereka) dan rasul-Nya" mungkin kita ini dianggap kafir muahid, yang hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati.
 
Kita tidak mengenal istilah kafir itu, barangkali padanannya adalah "orang yang tidak mengenal Allah" sebagaimana yang ditulis di dalam Injil.
Tetapi kita mengenal istilah orang fasik, yakni orang yang dengan sengaja tidak mengamalkan perintah-perintah Allah, dengan kata lain melawan perintah-perintah-Nya, atau yang lebih lunak: tidak perduli terjadap perintah Allah.
Orang yang tidak mengenal Allah bukanlah orang yang berdosa.
Yesus berkata, "Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga."   [Mat 8:11]
Tetapi orang fasik, yakni orang yang dengan sengaja melawan Tuhan dengan perbuatan dosa, jelas tidak mendapat jatah kursi di Surga.

Nah, berusaha mencari-cari pembelaan seperti ini hanyalah akan membuat kita malah menjadi semakin bingung, dan bisa jadi saja malah akan terjadi perdebatan di antara kita sendiri, lalu timbul perpecahan karena tidak se faham atau gagal faham.
Untuk itu, marilah kita kembali kepada wejangan Yesus, "Janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan,
karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
Karena bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu;
Dia yang akan berbicara dalam dirimu."



Peringatan Orang Kudus
Santo Stefanus, Martir Pertama.
Hari ini tidak sama dengan hari kemarin. Sukacita dan kegembiraan hari kemarin karena Kelahiran Yesus Kristus, seolah sirna seketika dengan tragedi iman Pembunuhan Diakon Stefanus yang dirayakan Gereja hari ini.
Satu-satunya sumber informasi terpercaya tentang Stefanus adalah Kisah Para Rasul bab 6 dan 7. Di dalamnya Stefanus ditampilkan sebagai orang beriman yang kokoh dan penuh Roh Kudus dan salah satu orang yang diangkat oleh Keduabelasan untuk memangku jabatan diakon atau pelayan meja, barangkali sebagai pengurus rumah tangga jemaat. Ia, seorang Kristen Yahudi yang tinggal di Yerusalem dan bisa berbahasa Yunani. Ia pandai berpolemik dan sangat radikal dalam pandangannya mengenai tradisi-tradisi dan lembaga-lembaga Yahudi. Ketika berada di hadapan Sanhendrin, ia dengan tegas membantah semua tuduhan kaum Farisi dan membela karya misionernya di antara orang-orang Yahudi. Pembelaannya diperkuat dengan mengutip kata-kata Kitab Suci yang melukiskan kebaikan hati Yahweh kepada Israel dan ketidaksetiaan Israel sebagai "bangsa terpilih" kepada Yahweh. Oleh karena itu, ia diseret ke luar tembok kota Yerusalem dan dirajam sampai mati oleh pemimpin-pemimpin Yahudi yang tidak mampu melawan hikmatnya yang diilhami Roh Kudus.
Senjata utama untuk melawan musuhnya ialah cintanya akan Tuhan. Cinta itu demikian kuat mendorongnya untuk bersaksi tentang Kristus meskipun ia harus menghadapi perlawanan yang kejam dari musuh-musuhnya. Bahkan sampai saat terakhir hidupnya di dalam penderitaan sekian hebatnya, ia masih sanggup mengeluarkan kata-kata pengampunan ini: "Tuhan, janganlah dosa ini Engkau tanggungkan kepada mereka itu."
Laporan tentang pembunuhan Stefanus itu menyatakan bahwa Saulus (yang kemudian menjadi Paulus, Rasul bangsa kafir) hadir di sana dan memberi restu terhadap pembunuhan itu. Namun apa yang terjadi atas Saulus di kemudian hari? Sebagai pahala besar bagi Stefanus ialah bahwa Saulus musuhnya yang utama serta penghambat ulung Gereja, bertobat dan menjadi Paulus, Rasul terbesar bagi kaum kafir. Stefanus mati sebagai martir, kira-kira pada tahun 34.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2016-12-25 Minggu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Raya Natal (Misa Siang)

Minggu, 25 Desember 2016



Bacaan Pertama
Yes 52:7-10

"Segala ujung bumi melihat keselamatan
yang datang dari Allah kita."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

O betapa indah kelihatan dari puncak bukit-bukit
kedatangan bentara yang mengabarkan berita damai
dan memberitakan kabar baik;
yang mengabarkan berita selamat
dan berkata kepada Sion, "Allahmu meraja!"
Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau:
Mereka bersorak-sorai serempak.
Sebab dengan mata kepala sendiri
mereka melihat bagaimana Tuhan kembali ke Sion.
Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama-sama,
hai reruntuhan Yerusalem!
Sebab Tuhan telah menghibur umat-Nya.
Ia telah menebus Yerusalem.
Tuhan telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus
di depan mata semua bangsa;
maka segala ujung bumi melihat keselamatan
yang datang dari Allah kita.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4.5-6,R:3c

Refren: Segala ujung bumi telah melihat keselamatan
yang datang dari Allah kita.

Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib;
keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya,
oleh lengan-Nya yang kudus.

*Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya,
Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa.
Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya
terhadap kaum Israel.

*Segala ujung bumi telah melihat keselamatan
yang datang dari Allah kita.
Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi,
bergembiralah dan bermazmurlah!

*Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi,
dengan kecapi dan lagu merdu;
dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring
bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!



Bacaan Kedua
Ibr 1:1-6

"Allah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
pada zaman dahulu
Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara
berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi.
Tetapi pada zaman akhir ini
Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.
Anak-Nya itulah yang ditetapkan-Nya
sebagai yang berhak menerima segala yang ada.
Oleh Dialah Allah menjadikan alam semesta,
Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.
Dialah yang menopang segala yang ada
dengan sabda-Nya yang penuh kekuasaan.
Dan setelah berhasil mengadakan penyucian dosa,
Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar,
di tempat yang tinggi.
Ia jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat
sebagaimana nama yang dikaruniakan kepada-Nya
jauh lebih indah daripada nama mereka.
Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu
Allah pernah berkata,
"Anak-Kulah Engkau!
Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan"
atau pun:
"Aku akan menjadi Bapa-Nya,
dan Ia menjadi Anak-Ku."
Lagi pula, ketika mengantar Anak-Nya yang sulung ke dunia,
Allah berkata,
"Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil


Fajar suci menyinari kita.
Marilah menyembah Tuhan, hai semua bangsa,
sebab cahaya gemilang telah turun ke dunia.



Bacaan Injil
Yoh 1:1-18

"Firman telah menjadi manusia."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Pada awal mula adalah Firman.
Firman itu ada bersama-sama dengan Allah.
dan Firman itu adalah Allah.
Firman itu pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia,
dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi
dari segala yang telah dijadikan.
Dalam Dia ada hidup,
dan hidup itu adalah terang manusia.
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan,
tetapi kegelapan tidak menguasainya.

Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes.
ia datang sebagai saksi
untuk memberi kesaksian tentang terang itu,
supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
Ia sendiri bukan terang itu,
tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang,
sedang datang ke dalam dunia.
Terang itu telah ada di dalam dunia,
dan dunia dijadikan oleh-Nya,
tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya,
tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
Tetapi semua orang yang menerima Dia
diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah,
yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya,
orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging,
bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki,
melainkan dari Allah.

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,
dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya
sebagai Anak Tunggal Bapa,
penuh kasih dan kebenaran.
Tentang Dia Yohanes memberi kesaksian dan berseru,
"Inilah Dia yang kumaksudkan ketika aku berkata:
Sesudah aku akan datang Dia yang telah mendahului aku,
sebab Dia telah ada sebelum aku."
Karena dari kepenuhan-Nya
kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa,
tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus.
Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah;
tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa,
Dialah yang menyatakan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Selamat Hari Raya Natal!
Selama dua minggu, sampai dengan Hari Raya Penampakan Tuhan pada tanggal 8 Januari 2017 mendatang, kita berada dalam sukacita Natal, merayakan kelahiran Sang Penebus, Tuhan kita Yesus Kristus.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya,
tahun ini saya mengarahkan pandangan saya kepada mereka-mereka yang karena suatu hal tidak dapat merayakan Natal sebagaimana mestinya.
Inilah wujud doa Natal saya, untuk merekalah saya berdoa.
Ada yang mesti berbaring karena sakit atau terluka karena kecelakaan, sehingga mereka tidak dapat merayakan Natal sebagaimana mestinya.
Ada yang terpaksa mendekam di dalam penjara, merayakan Natal seadanya bersama sesama napi lainnya.
Ada juga yang merayakan Natal di tempat yang terpisah dari sanak keluarganya, entah karena tugas atau penyebab lainnya.

Ada banyak orang yang dihimpit oleh kesulitan finansial,
se irama dengan keprihatinan Yusuf dan Maria, yang mesti melahirkan anak mereka di kandang domba, dan menempatkan bayi Yesus di palungan.
Ada juga yang tak dapat merayakan Natal karena dilarang, terpaksa merayakan secara sembunyi-sembunyi, atau malah hanya merayakan di dalam hati saja.
Serta masih banyak lagi orang-orang yang tidak dapat menerima sukacita Natal oleh karena sebab-sebab lainnya.

Saya merasa tak enak hati kalau mengingat mereka-mereka yang berkesusahan itu, sementara saya bersukacita bersama keluarga saya.
Anak-anak saya semuanya pulang ke rumah untuk merayakan Natal bersama, sekali pun biaya perjalanan ke Bali di akhir tahun dan dari Bali di awal tahun melonjak tinggi, namun ada saja orang-orang baik yang diutus Tuhan untuk meringankan semua biaya itu.
Ada banyak makanan di rumah saya, datang dari beberapa parcel yang dikirimkan oleh orang-orang baik lainnya.
Rumah kami pun dipenuhi tawa dan canda, saling melepas rindu setelah sekian lama tak berjumpa.

Tetapi, karena saya tahu ada orang-orang baik lainnya, yang tidak dapat merasakan sukacita Natal oleh karena berbagai sebab, baiklah saya berdoa untuk mereka, semoga Tuhan mengirim sinterklas atau malaikat lainnya, untuk menghantarkan penghiburan bagi mereka.



Peringatan Orang Kudus
Hari Raya Natal
2015 tahun sesudah Abraham dipanggil Allah dari Ur-Kasdim;
1510 tahun sesudah Musa membebaskan Umat Israel dari Mesir;
1032 tahun sesudah Daud diurapi menjadi Raja Israel;
752 tahun sesudah pembangunan kota Roma;
Pada tahun ke-42 masa pemerintahan Kaisar Oktavianus Augustus, ketika segenap dunia diliputi damai, di kala itulah Yesus Kristus Almasih yang dijanjikan Allah lahir dari rahim Perawan Tersuci Maria di Betlehem, kota Raja Daud, dari suku Yehuda.
Hari ini Sabda menjadi Daging;
Hari ini lahirlah Yesua Kristus, Almasih;
Hari ini tampaklah Penebus umat manusia;
Diiringi kidung para malaekat dan malaekat agung Serta pujian para suci di surga: "Gloria in Excelsis Deo. . ."
Dalam sejarah perkembangan liturgi Gereja, sudahlah lazim dipersembahkan tiga Misa Kudus berturut-turut:
Misa Pertama, mengarahkan hati kita kepada Bapa di surga;
Misa Kedua, dipersembahkan pada waktu fajar, mengarahkan hati kita kepada "Sang Fajar" yang membuka tirai kegelapan dosa, dan mengajak kita bersama dengan para gembala pergi mendapatkan "Sang Cahaya" itu. Dalam Misa Gembala ini kelahiran insani Yesus Kristus yang diutamakan.
Misa Ketiga, atau Misa Siang memberikan hiburan besar kepada kita: "Puer natus est nobis" (Seorang anak telah lahir untuk kita). Dipundak-Nya diletakkan kekuasaan atas dunia ini, dan Ia akan disebut Pewarta Keputusan Agung.
Dengan demikian hati dan jiwa kita ditujukan kepada kenangan dan ingatan akan kelahiran Yesus di Betlehem. Meskipun Yesus berulang-ulang kali lahir di kandang itu, namun tidak bermakna apa pun jikalau Ia tidak dilahirkan di dalam hati kita masing-masing.

Santa Anastasia, Martir
Anastasia adalah seorang martir yang dibunuh di Sirmium (sekarang: Serbia, Yugoslavia) pada zaman pemerintahan Kaisar Diokletianus tahun 304. Konon, Anastasia adalah anak dari Praetextatus, seorang bangsawan Roma yang kaya-raya. Ia sudah dihormati sebagai 'santa' di Roma selak abad ke-5. Salah satu cerita tambahan yang menunjukkan bahwa Anastasia adalah seorang Kristen ialah bahwa ia memilih Santo Krisogonus sebagai bapa pengakuannya.
Ketika menginjak dewasa, ia menikah dengan Publius, seorang pegawai yang masih kafir. Sebagai orang Kristen, Anastasia merasa mempunyai tanggungjawab moril untuk membantu sesamanya yang dipenjarakan. Setiap hari ia pergi ke penjara untuk menghibur dan membantu orang-orang Kristen di penjara. Karena curiga, Publius suaminya melarang dia keluar rumah. Ketika itu Santo Krisogonus telah pindah ke Aquileia. Ia berkontak dengan beliau melalui surat. Ketika Publius meninggal dunia, ia pindah ke Aquileia mengikuti Krisogonus. Umat Kristen Aquileia menerimanya dengan senang hati.
Di Aquileia ia sangat aktif. Sesudah Santa Agape, Chionia dan Irene dibunuh, Anastasia akhirnya mendapat gilirannya. Ia ditangkap, dipenjarakan dan diadili di Sirmium. Ia dikunjungi dan diberi makan oleh Santa Theodota almarhum. Akhirnya bersama dengan umat Kristen lainnya, Anastasia diarak ke pantai dan ditenggelamkan ke dalam laut. Santa Theodota menolongnya dan menuntun mereka ke pantai. Namun karena sesuatu sebab, Anastasia dibawa ke pulau Palmaria dan di sana ia dibakar hidup-hidup oleh penguasa. Bersamaan waktunya: 200 orang laki-laki dan 70 perempuan dibunuh sebagai martir.
Anastasia dihormati di Roma sejak abad kelima dan namanya dimasukkan dalam Doa Syukur Agung Misa Kudus. Konon di zaman Gereja perdana, Sri Paus mempersembahkan 3 kurban Misa, yaitu Misa Malam, Misa Pagi/Fajar, dan Misa Siang di gereja yang berlain-lainan. Gereja stasi kedua ialah gereja Anastasia di Roma di kaki bukit Palatine dekat Circus Maximus.  Di sini Sri Paus merayakan perayaan Natal, sekaligus mengenang Santa Anastasia secara khusus. Namun lambat-laun karena peristiwa Kelahiran Yesus lebih diutamakan, maka pesta bagi Anastasia hanya bersifat 'peringatan saja' di gereja Titulus Anastasiae, yang dibangun pada abad ke-4.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi