Liturgia Verbi 2021-02-01 Senin.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa IV

Senin, 1 Februari 2021

Ujud Universal - Perempuan korban kekerasan.
Kita berdoa bagi kaum perempuan korban kekerasan,
agar mendapat perlindungan dan penderitaan mereka benar-benar dirasakan dan diperhatikan oleh masyarakat.

Ujud Gereja Indonesia - Kasih sayang keluarga.
Semoga keluarga-keluarga Katolik makin berani belajar menghayati spiritualitas tinggal di rumah yang menuntut anggota-anggota keluarga untuk saling memahami kelemahan dan saling menguatkan dalam menghadapi setiap masalah.



Bacaan Pertama
Ibr 11:32-40

"Allah mempunyai rencana yang lebih baik bagi kita semua."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara, tentang tokoh-tokoh iman,
aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan
tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi.
Karena iman, mereka telah menaklukkan kerajaan-kerajaan,
mengamalkan kebenaran dan memperoleh apa yang dijanjikan,
menutup mulut singa-singa dan memadamkan api yang dahsyat.
Mereka telah luput dari mata pedang,
dan telah beroleh kekuatan dalam kelemahan.
Mereka telah menjadi kuat dalam peperangan
dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.
Karena iman,
para ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati,
sebab mereka dibangkitkan.
Ada lagi orang-orang yang membiarkan dirinya disiksa
dan tidak mau menerima pembebasan,
karena mereka mengharapkan
kebangkitan untuk hidup yang lebih baik.
Ada pula yang diejek dan didera,
bahkan ada yang dibelenggu dan dipenjarakan.
Mereka dilempari batu, digergaji dan dibunuh dengan pedang;
mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba
atau kulit kambing
sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.
Dunia ini bukan tempat layak bagi mereka!
Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan,
dalam gua-gua dan dalam celah-celah gunung.
Iman mereka telah memberi mereka suatu kesaksian yang indah.
Namun mereka semua belum memperoleh apa yang dijanjikan itu.
Sebab Allah mempunyai rencana yang lebih baik bagi kita semua;
tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 31:20.21.22.23.24,R:25

Refren: Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu,
kalian semua yang berharap kepada Tuhan.

*Alangkah limpahnya kebaikan-Mu
yang telah Kaulakukan di hadapan manusia
bagi orang yang berlindung pada-Mu!

*Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu
terhadap persekongkolan orang-orang;
Engkau melindungi mereka dalam pondok
terhadap perbantahan lidah.

*Terpujilah Tuhan!
Ia telah menunjukkan kasih setia-Nya kepadaku dengan ajaib
pada waktu kesesakan!

*Dalam kebingunganku aku menyangka,
"Aku telah terbuang dari hadapan mata-Mu."
Tetapi ternyata Engkau mendengarkan suara permohonanku,
ketika aku berteriak kepada-Mu minta tolong.

*Kasihilah Tuhan, hai semua orang yang dikasihi-Nya!
Tuhan menjaga orang-orang yang setiawan,
tetapi orang yang congkak diganjar-Nya
dengan tidak tanggung-tanggung.



Bait Pengantar Injil
Luk 7:16

Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita,
dan Allah mengunjungi umat-Nya.



Bacaan Injil
Mrk 5:1-20 

"Hai Roh Jahat, keluarlah dari orang ini!"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa,
sampailah Yesus dan murid-murid-Nya di seberang danau Galilea,
di daerah orang Gerasa.
Baru saja Yesus turun dari perahu,
datanglah kepadanya
seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan.
Orang itu diam di sana
dan tidak ada lagi yang sanggup mengikatnya,
dengan rantai sekalipun!
Sudah sering ia dibelenggu dan dirantai,
tetapi rantainya diputuskannya dan belenggu itu dimusnahkannya,
sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat
untuk menjinakkannya.
Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit
sambil berteriak-teriak dan memukuli diri dengan batu.
Ketika melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya.
Ia lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak,
"Apa urusan-Mu dengan aku,
hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi?
Demi Allah, jangan siksa aku!"
Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya,
"Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!"
Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, "Siapa namamu?"
Jawabnya "Namaku Legion, karena kami banyak."
Ia memohon dengan sangat
supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.

Adalah di sana, di lereng bukit,
sekawanan babi sedang mencari makan.
Lalu roh-roh itu meminta kepada Yesus, katanya,
"Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu,
dan biarkanlah kami memasukinya!"
Yesus mengabulkan permintaan mereka.
Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu.
Maka kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun
dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.

Maka larilah penjaga-penjaga babi itu!
Mereka menceriterakan hal itu
di kota dan di kampung-kampung sekitarnya.
Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi.
Mereka datang kepada Yesus
dan melihat orang yang kerasukan itu duduk;
orang yang tadinya kerasukan legion itu,
kini berpakaian dan sudah waras.
Maka takutlah mereka.
Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan
apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu,
dan tentang babi-babi itu.
Lalu mereka mendesak Yesus
supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu,
orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta,
supaya ia diperkenankan menyertai Yesus.
Tetapi Yesus tidak memperkenankannya.
Yesus berkata kepada orang itu,
"Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu,
dan beritahukanlah kepada mereka
segala yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu,
dan ceriterakanlah bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"
Orang itu pun pergi, dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis
segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya
dan mereka semua menjadi heran.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita lanjutkan renungan tentang kuasa Allah yang nyata bermanfaat bagi kehidupan manusia, dan oleh belas-kasihan-Nya kita boleh berharap kuasa-Nya untuk melawan roh-roh jahat yang seringkali mengganggu kehidupan kita.

Pada Bacaan Injil hari ini dikisahkan tentang segerombolan roh jahat yang disebut Legion, karena jumlahnya banyak, bisa ribuan.
Roh-roh jahat ini telah menyengsarakan hidup dari orang yang dirasuki.
Tentu kita merasa seram karena ini sangat membahayakan.
Tetapi esungguhnya kita tak perlu khawatir karena mereka takut kepada Yesus, mereka takut akan kuasa Allah.

Orang yang telah dibebaskan dari kerasukan Legion itu meminta kepada Yesus agar diperkenankan menyertai Yesus, tetapi Yesus menolaknya.
Yesus malahan berkata, "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu, dan ceriterakanlah bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"
Ini jelas merupakan tugas pewartaan.
Ada dua hal yang mesti diwartakan, yakni tentang kuasa Allah dan tentang kasih Allah kepada manusia.

Ketika kita tak berdaya untuk mengatasi suatu masalah, maka kita perlu meminta pertolongan dari orang yang memiliki kuasa lebih besar dan sanggup mengatasi permasalahan kita.
Kita percaya kalau Allah Bapa kita memiliki kuasa terbesar, dan kita ini adalah anak-anak-Nya, maka sudah sepantasnyalah kita meminta pertolongan dari-Nya.
Di dunia ini ada banyak sekali orang susah, mungkin termasuk kita juga.
Barangkali tak ada yang tak susah hidupnya.
Pertolongan telah disediakan, bagi orang yang percaya kepada-Nya.
Gratis pula.

Mengapa Allah Bapa berkenan menyediakan pertolongan bagi kita, teristimewa terhadap kesusahan yang tak sanggup kita atasi sendiri?
Ya, karena Bapa kita itu sangat mengasihi kita, karena kita adalah anak-anak-Nya.
Kasih-Nya yang besar itulah yang menjadi tumpuan harapan kita, yang membuat kita tak sampai berputus-asa.
Mari kita bangkit dari keterpurukan kita.
Mari kita songsong pertolongan Tuhan yang segera datang itu, jadilah percaya!



Peringatan Orang Kudus
Santa Brigida, biarawati
Brigida lahir di Umeras, Kildare, Irlandia pada tahun 453.  Ayahnya, Dubthach, adalah seorang pangeran yang masih kafir.  Sedangkan ibunya, Borcessa adalah seorang budak belian yang sudah menganut agama Kristen.  Brigida dibesarkan dan dididik menjadi seorang Kristen.  Setelah dewasa, ia bercita-cita menjadi biarawati.  Namun keinginannya ini mendapat banyak rintangan.  Pertama-tama karena pada waktu itu belum ada biara khusus untuk para wanita.  Lagi pula wanita budak belian dan anak-anaknya tidak mempunyai hak apa pun bahkan sering kali mereka tidak diperkenankan mengikuti ibadat.
Meskipun demikian, keinginannya tidak terpatahkan oleh rintangan-rintangan tersebut.  Ia berusaha mendirikan sebuah biara khusus untuk para wanita di Kildare.  Ia berhasil membujuk ayahnya untuk memberinya status sebagai wanita bebas (bukan lagi budak).  Ternyata ia menjadi seorang biarawati yang luar biasa.  Ia bersemangat tinggi dan rajin dalam karyanya, kuat ingatannya, ramah dan trampil.  Ia dapat bergaul dengan siapa saja dan siap menolong orang-orang yang datang kepadanya, bahkan menerima mereka di dalam biaranya.  Dengan demikian dia tidak lagi hidup sendirian di dalam biara.  Ia memusatkan perhatiannya pada para penderita kusta dan budak belian.
Kecuali itu, ia juga memulai usaha di bidang pendidikan.  Conleth, seorang imam, dipercayakan memimpin sekolahnya di Kildare.  Sekolah ini semenjak awal menjadi terkenal sebagai sebuah sekolah ketrampilan.  Di kemudian hari, setelah Brigida wafat pada tahun 523, sekolah ini dibagi menjadi dua, yang satu untuk pria dan yang lain untuk wanita.  Hal ini menampakkan suatu keistimewaan pada saat itu.
Penghormatan kepada Santa Brigida masih berlangsung hingga sekarang.  Di Irlandia, Brigida dikenal sebagai salah satu Orang Kudus terkenal selain Santo Patrik dan Columba.  Ia dihormati sebagai pelindung Negara Irlandia, dan tokoh teladan bagi para petani, artis dan pelajar.

Santo Severus, Uskup
Severus dikenal sebagai seorang penenun kain di Ravenna, Italia pada abad ke-4.  Ia beranak-istri dan menjabat sebagai diakon.  Sewaktu ia menghadiri pemilihan uskup baru, sekonyong-konyong seekor burung merpati hinggap di atas kepalanya.  Dan secara aklamasi umat memilihnya menjadi uskup.  Mayatnya dan mayat istrerinya, Santa Vinsensia dan anaknya, santo Inosensius dicuri pada tahun 836 dan dibawa ke Mainz, Jerman.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-01-31 Minggu.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Minggu Biasa IV

Minggu, 31 Januari 2021



Bacaan Pertama
Ul 18:15-20

"Seorang nabi akan Kubangkitkan,
Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya."

Pembacaan dari Kitab Ulangan:

Sekali peristiwa
berkatalah Musa kepada bangsanya,
"Seorang nabi sama seperti aku
akan dibangkitkan bagimu oleh Tuhan, Allahmu,
dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu.
Dialah yang harus kamu dengarkan.
Di gunung Horeb dulu, pada hari perkumpulan,
kamu minta kepada Tuhan, Allahmu, dengan berkata:
   Aku tidak mau lagi mendengar suara Tuhan, Allahku,
   dan tidak mau lagi melihat api yang besar ini,
   supaya aku jangan mati!
Lalu berkatalah Tuhan kepadaku:
Apa yang dikatakan mereka itu baik.
Aku akan membangkitkan bagi mereka
seorang nabi seperti engkau
dari antara saudara-saudara mereka sendiri.
Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya,
dan ia akan mengatakan kepada mereka
segala yang Kuperintahkan kepadanya.
Orang yang tidak mendengarkan firman-Ku
yang akan diucapkan oleh nabi itu demi nama-Ku,
dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
Tetapi seorang nabi
yang berani mengucapkan demi nama-Ku
perkataan yang tidak Kuperintahkan,
atau yang berkata demi allah lain,
nabi itu harus mati.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 95:1-2.6-7.8-9,R:8

Refren: Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan,
janganlah bertegar hati.

*Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan,
bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita.
Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur,
bersorak-sorai bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.

*Masuklah, mari kita sujud menyembah,
berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita.
Sebab Dialah Allah kita,
kita ini umat gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.

*Janganlah bertegar hati seperti di Meriba,
seperti waktu berada di Masa di padang gurun,
ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku,
padahal mereka melihat perbuatan-Ku.



Bacaan Kedua
1Kor 7:32-35

"Anak-anak gadis memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan,
supaya tubuh dan jiwa mereka kudus."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
Aku, Paulus, ingin supaya kamu hidup tanpa kekuatiran.
Orang yang tidak beristeri
memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan,
bagaimana supaya Tuhan berkenan kepadanya.
Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi,
bagaimana supaya ia dapat menyenangkan isterinya,
dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi.
Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis
memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan,
supaya tubuh dan jiwa mereka kudus.
Tetapi perempuan yang bersuami
memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi,
bagaimana supaya ia dapat menyenangkan suaminya.

Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri,
bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasanmu,
tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik,
dan melayani Tuhan tanpa gangguan.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 4:16

Bangsa yang diam dalam kegelapan
telah melihat Terang yang besar,
dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut
telah terbit Terang.



Bacaan Injil
Mrk 1:21-28

"Yesus mengajar sebagai orang yang berkuasa."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada awal karya-Nya
Yesus beserta murid-murid-Nya tiba di Kapernaum.
Setelah hari Sabat mulai,
Yesus masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.
Orang-orang takjub mendengar pengajaran-Nya,
sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa,
tidak seperti ahli-ahli Taurat.

Pada waktu itu,
di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat.
Orang itu berteriak,
"Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret?
Engkau datang hendak membinasakan kami?
Aku tahu siapa Engkau, yakni Yang Kudus dari Allah!"

Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya,
"Diam, keluarlah dari padanya!"
Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu,
dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.
Mereka semua takjub,
sehingga mereka memperbincangkannya, katanya,
"Apa ini?  Suatu ajaran baru?
Guru ini berkata-kata dengan kuasa.
Roh-roh jahat pun Ia perintah, dan mereka taat kepada-Nya."
Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Yesus
ke segala penjuru di seluruh Galilea.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Minggu ini kita akan merenungkan kuasa Allah yang melaksanakan belas-kasih-Nya kepada orang-orang lemah.
Kita ini memang manusia lemah, rentan terhadap berbagai penyakit badan, dan juga rentan terhadap berbagai penyakit jiwa.
Namun demikian kita boleh berharap belas-kasih Kristus agar kuasa-Nya menolong kita mengatasi kelemahan kita itu.

Yesus telah menunjukkan kuasa-Nya untuk menyembuhkan orang sakit, buta, lumpuh, dan sebagainya.
Yesus juga menolong orang-orang yang tertindas oleh kuasa iblis, seperti yang dikisahkan pada Bacaan Injil hari ini.
Sekarang pun masih demikian, hanya Tuhan-lah yang berkuasa terhadap penyakit badan dan pengaruh kuasa iblis.

Kita tentu khawatir dengan berbagai bencana, entah itu pandemi atau bencana alam, atau peperangan.
Ini memang telah terjadi sejak dahulu kala, dan sekarang maupun kelas ini akan masih terus terjadi.
Selama dunia ini masih berputar, maka hal-hal tersebut masih akan tetap ada, tetapi atas kehendak-Nya itu semua dapat ditiadakan.

Melalui iman, doa dan harapan kita akan diteruskan oleh malaikat Allah sehingga sampai kepada Allah Bapa kita.
Allah Bapa pasti akan menjawabnya dengan yang terbaik, walau pun itu bisa jadi bukan yang kita inginkan, tetapi pasti yang terbaik untuk kita.
Oleh karena itu, marilah kita nyatakan iman kita.
Jangan mau kalah sama roh jahat dong.
Mereka saja mengakui kuasa Allah, apa iya kita tidak?
Mereka mengatakan, "Aku tahu siapa Engkau, yakni Yang Kudus dari Allah!"
Memangnya ada kuasa lain yang lebih besar atau sama besar dengan kuasa dari Allah Bapa kita?



Peringatan Orang Kudus
Santa Marcella, Martir
Marcella dikenal sebagai putri bangsawan Romawi yang beragama Kristen.  Ia menikah dengan seorang pangeran Roma.  Pernikahan ini tidak berlangsung lama karena suaminya meninggal dunia beberapa bulan kemudian.
Pengalaman pahit ini membukakan bagi Marcella pintu masuk menuju suatu cara hidup baru yakni cara hidup religius-asketis.  Dengan cara hidup ini, Marcella bermaksud mengabdikn dirinya kepada Tuhan semata-mata dengan doa, puasa dan tapa sambil melakukan perbuatan-perbuatan baik kepada para miskin dan melarat di kota Roma.  Cara hidup religius-asketis yang dijalaninya mengikuti pola yang dipraktekkan oleh para rahib di dunia Timur.
Dalam menjalani cara hidup ini, ia dibimbing oleh Santo Yerome.  Banyak wanita Roma lainnya mengikuti Marcella.  Mereka berdoa dan berpuasa serta mengenakan mode pakaian yang sama dengan yang dikenakan Marcella.  Bersama Marcella, mereka mengabdikan diri pada pelayanan orang-orang miskin dan terlantar.  Perkumpulan religius-asketis ini terus berkembang pesat.  Pengikut-pengikutnya semakin banyak.  Karena itu Marcella membangun beberapa biara di seluruh kota Roma.
Karena komunitas ini berpengaruh luas di seluruh kota, Marcella kemudian ditangkap dan dianiaya oleh orang-orang Goth (Jerman) yang pada waktu itu menguasai Roma.  Marcella meninggal sebagai seorang martir Kristus kira-kira pada akhir Agustus 410.

Santo Yohanes Bosko, Imam
Yohanes Melkior Bosko lahir pada tanggal 16 Agustus 1815 di Becchi, sebuah desa dekat kota Torino, Italia.  Ketika menanjak remaja, anak petani sederhana ini tidak diperkenankan masuk sekolah oleh orang tuanya karena diharuskan bekerja di ladang.  Dalam situasi ini ia diajar oleh seorang imam tua yang baik hati.  Jerih payah imam tua ini menyadarkan orang tua Bosko akan pentingnya nilai pendidikan.  Oleh karena itu, sepeninggal imam tua itu, ibunya menyekolahkan dia ke Castelnuovo.  Pendidikan di Castelnuovo ini diselesaikannya dalam waktu satu setengah tahun.  Kemudian ia mengikuti pendidikan imam di Seminari Chieri dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1841.
Karyanya sebagai imam diabdikan seluruhnya pada pendidikan kaum muda.  Ia membuka sebuah perkumpulan untuk menampung anak-anak muda yang terlantar, buta huruf dan miskin.  Cita-citanya ialah mendidik para kawula muda itu menjadi manusia-manusia yang berguna dan mandiri.  Ia berhasil mengumpulkan 1000 orang pemuda dari keluarga-keluarga yang miskin.  Dengan penuh kesabaran, pengertian dan kasih sayang, ia mendidik mereka hingga mereka menjadi manusia yang baik dan bertanggung jawab.  Salah seorang muridnya yang terkenal ialah Dominikus Savio, yang kemudian menjadi Orang Kudus.
Keberhasilannya itu terus membakar semangatnya untuk memperluas karyanya.  Untuk itu ia mendirikan sebuah rumah yatim piatu dan asrama.  Dengan demikian para pemuda itu dapat tinggal bersama dalam satu rumah untuk belajar dan melatih diri dalam ketrampilan-ketrampilan yang berguna untuk hidupnya.  Untuk pendidikan ketrampilan, Bosko merubah dapur di rumah ibunya menjadi sebuah bengkel sepatu dan bengkel kayu.  Bengkel inilah merupakan Sekolah Teknik Katolik yang pertama.  Sekolah ini tidak hanya menghindarkan pemuda-pemuda itu dari aksi-aksi kenakalan remaja, tetapi juga menciptakan pemimpin-pemimpin di bidang industri dan teknik.  Lebih dari itu, cara pendidikan dan cara hidup Bosko sendiri berhasil membentuk kepribadian pemuda-pemuda itu menjadi orang-orang Kristen yang taan agama bahkan saleh.
Pada tahun 1859 atas restu Paus Pius IX (1846-1878), Bosko mendirikan sebuah tarekat religius untuk para imam dan bruder, yang dinamakan Kongregasi Salesian.  Kemudian pada tahun 1872, bersama Santa Maria Mazzarello, Bosko mendirikan Serikat Puteri-puteri Maria yang mengabdikan diri dalam bidang pendidikan kaum puteri.
Bosko mendirikan banyak perkumpulan dan sekolah.  Ia dikenal sebagai perintis penerbitan Katolik dan rajin menulis buku-buku dan pamflet.  Ia pun mendirikan banyak gereja dan membantu meredakan pertentangan antara Takhta Suci dan para penguasa Eropa.  Dalam karyanya yang besar ini, Bosko selalu menampilkan diri sebagai seorang imam yang saleh, penuh disiplin dan rajin berdoa.  Ia menjadi seorang Bapa Pengakuan yang terpercaya di kalangan kaum remaja.
Pada saat-saat terakhir hidupnya, ia menyampaikan pesan indah ini: "Katakanlah kepada anak-anakku, 'Aku menanti mereka di surga!' ".  Ia meninggal dunia pada tahun 1888 dalam usia 72 tahun.  Pada tanggal 2 Juni 1929, Yohanes Melkior Bosko dinyatakan sebagai 'Beato' (Yang Bahagia) dan pada tanggal 1 April 1934 ia digelari 'Santo' oleh teman dekatnya Paus Pius XI (1922-1929).

Santo Aidan, Uskup dan Pengaku Iman
Aidan tinggal di sebuah biara di pulau Iona yang didirikan oleh Santo Kolumbanus.  Biara inilah yang menghasilkan banyak imam misionaris untuk Skotlandia dan Inggris Utara.  Aidan terkenal ketika pada tahun 634 ia diutus sebagai misionaris di Kerajaan Umbria Utara atas permintaan Santo Oswaldus, Raja Umbria Utara.
Sebelumnya pernah seorang imam berkarya di daerah itu, namun ia kurang berhasil.  Kepada Aidan ia mengutarakan alasan kegagalannya: "Orang Umbria belum beradab, kepala batu bahkan masih liar.  Sangat sulit kita mempertobatkan mereka".  Aidan menjawab: "Menghadapi orang-orang kafir, kita hendaknya terlebih dahulu memberi kesaksian tentang seluruh ajaran iman Kristen dengan tingkah laku dan tutur kata kita yang sesuai dengan ajaran iman itu.  Mungkin Anda terlalu tegas terhadap mereka dan menyajikan ajaran-ajaran iman dengan cara yang sulit dipahami.  Seturut nasehat para Rasul, seharusnya Anda lebih dahulu menyajikan kepada mereka ajaran-ajaran yang mudah dicerna; kemudian apabila mereka sudah dikuatkan oleh Sabda Allah, barulah ajaran-ajaran yang lebih berat untuk dipahami dan dilaksanakan disajikan kepada mereka".
Aidan kemudian diutus ke Kerajaan Umbria.  Dengan cara hidupnya dan tutur katanya yang lemah lembut, ia bersama Raja Oswaldus berhasil mengkristenkan rakyat Umbria.  Ia menjadi gembala yang disenangi karena contoh dan teladan hidupnya.  Ia pun tidak segan-segan menegur para petinggi kerajaan jika tingkah laku mereka tidak sesuai dengan tuntutan ajaran Kristen.  Oswaldus bersama seluruh rakyat sangat senang dengan Aidan.
Setelah ditahbiskan menjadi uskup, Aidan menetap di pulau Lindisfarne yang kelak disebut 'Pulau Suci', karena biara yang didirikannya di sana menghasilkan banyak imam misionaris yang saleh.  Aidan meninggal dunia pada tahun 651 dan hingga kini dihormati sebagai rasul bangsa Inggris Utara, sebagai Santo Agustinus dari Canterbury untuk Inggris Selatan.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-01-30 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa III

Sabtu, 30 Januari 2021



Bacaan Pertama
Ibr 11:1-2.8-19

"Abraham menantikan kota
yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
iman adalah dasar dari segala yang kita harapkan
dan bukti dari segala yang tidak kita lihat.
Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian
kepada nenek moyang kita.

Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat
ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya;
ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju.
Karena iman, ia diam di tanah yang dijanjikan itu
seolah-olah di suatu tanah asing,
dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub,
yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
Sebab ia menanti-nantikan kota yang beralas kokoh,
yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri.

Karena iman pula
Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu,
walaupun usianya sudah lewat,
karena ia yakin bahwa Dia, yang memberikan janji itu setia.
Itulah sebabnya,
dari satu orang, yang malahan telah mati pucuk,
terpancar keturunan besar,
seperti bintang di langit dan pasir di tepi laut,
yang tidak terhitung banyaknya.

Dalam iman, mereka semua telah mati
sebagai orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu,
tetapi hanya dari jauh mereka melihatnya;
dan melambai-lambai kepadanya dan mengakui,
bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan,
bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.
Andaikata dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal,
yang telah mereka tinggalkan,
maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke sana.
Tetapi yang mereka rindukan adalah tanah air yang lebih baik,
yaitu tanah air surgawi.
Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka,
karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.

Karena iman, Abraham rela mempersembahkan Ishak tatkala ia dicobai,
Ia, yang telah menerima janji itu,
rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,
walaupun kepadanya telah dikatakan:
"Keturunan yang berasal dari Ishaklah
yang akan disebut keturunanmu."
Abraham percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang
sekalipun mereka sudah mati!
Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Luk 1:69-70.71-72.73-75,R:68

Refren: Terpujilah Tuhan Allah Israel,
sebab Ia telah mengunjungi dan membebaskan umat-Nya.

*Ia mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa, putera Daud, hamba-Nya.
Seperti dijanjikan-Nya dari sediakala,
dengan perantaraan para nabi-Nya yang kudus.

*Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita
dan dari tangan semua lawan yang membenci kita,
untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada leluhur kita
dan mengindahkan perjanjian-Nya yang kudus.

*Sebab Ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita,
akan membebaskan kita dari tangan musuh.
Agar kita dapat mengabdi kepada-Nya tanpa takut
dan berlaku kudus dan jujur di hadapan-Nya seumur hidup.



Bait Pengantar Injil
Yoh 3:16

Demikian besar kasih Allah kepada dunia,
sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal.
Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.



Bacaan Injil
Mrk 4:35-41

"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari, ketika hari sudah petang,
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Marilah kita bertolak ke seberang."
Mereka meninggalkan orang banyak yang ada di sana
lalu bertolak,
dan membawa Yesus dalam perahu itu
di mana Ia telah duduk;
dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat
dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu,
sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan
di sebuah tilam.
Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya,
"Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
Yesus pun bangun, menghardik angin itu
dan berkata kepada danau,
"Diam! Tenanglah!"
Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali.
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"

Mereka menjadi sangat takut
dan berkata seorang kepada yang lain,
"Siapa gerangan orang ini?
Angin dan danau pun taat kepada-Nya?"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini, di akhir renungan tentang pewartaan Injil, Bacaan Injil hari ini mengungkapkan jawaban terhadap sulitnya mewartakan kebenaran Kristus dan banyaknya hambatan atau bahkan penolakan.
Ketika Yesus dan para murid menyeberang, keselamatan mereka diancam oleh taufan dan ombak besar.
Para murid menjadi ketakutan.

Hal seperti ini seringkali menjadi pertanyaan banyak orang, mengapa orang baik malah sering dirundung malang sementara orang jahat malah hidupnya senang?
Mengapa orang yang sangat taat akan prokes malah terpapar covid sementara yang cuek-cuek malah aman-aman saja?
Begitu seterusnya.

Dan seringkali pula terjadi, setelah merasa mendapat perlakuan "tidak adil" dari Tuhan, mereka itu kemudian malah menggerutu, ngomel atau complain kepada Tuhan.
Persis seperti yang dilakukan oleh para murid Yesus, "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
Ya ampun, masak Yesus dituduh tidak perduli kalau para murid-Nya akan binasa?

Nah, kunci jawaban yang saya maksudkan adalah pertanyaan Yesus untuk menjawab para murid-Nya, "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
Ya, saya juga dahulu sering mengalami, merasa Tuhan tidak mendengarkan, merasa Tuhan "tega" membiarkan saya hidup susah, dan seterusnya.
Lalu Injil saya anggap hanya "php" saja, harapan kosong.
Namun ketika iman saya berangsur-angsur tumbuh, berhasil membangun kepercayaan yang lebih, maka mulailah ayat-ayat dari Injil menjadi semacam "pemandu" perjalanan hidup rohani saya.
Misalnya pada Injil Matius 6: 5-15 tentang Doa Bapa Kami, Yesus menasehati kita begini, "Dalam doamu itu, janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya."

Saya percaya kita semua pernah mengalami kesusahan, macam-macam.
Rasanya tak ada satu orang pun yang tidak pernah susah dalam hidupnya.
Dan bahkan sebagian daripadanya malah mengalami kesusahan yang sungguh-sungguh berat dan di luar kemampuannya sendiri untuk mengatasi.
Tetapi lihat sekarang, kita tetap hidup.
Tetap ada waktunya kesusahan itu dapat diatasi.
Kalau pertolongan bukan dari Tuhan, memangnya dari siapa lagi?
Apa iya keberhasilan mengatasi kesusahan itu karena dibantu oleh iblis?

Nah, mari terus-menerus kita asah iman kita, mari menjadi percaya seratus persen kepada Tuhan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gerardus, Pengaku Iman
Gerardus adalah kakak santo Bernardus.  Ia mula-mula tidak mau masuk biara.  Tetapi setelah terluka dalam perang, ditawan dan secara ajaib dibebaskan, ia ikut adiknya dalam kehidupan membiara dalam pertapaan yang menganut aturan yang keras.  Ia meninggal dunia pada tahun 1138.

Santa Batildis, Pengaku Iman
Ketika masih gadis, ia dijual kepada seorang pejabat istana, tetapi kemudian ia dinikahi oleh raja.  Sepeninggal suaminya, ia memerintah sampai putranya dewasa dan menggantikannya sebagai raja.  Batildis kemudian menjadi suster biasa di Chelles, Prancis.  Ia meninggal dunia pada tahun 680.

Santa Maria Ward, Pengaku Iman
Maria Ward hidup antara tahun 1585-1645.  Puteri bangsawan Inggris ini berkali-kali terpaksa mengungsi karena ingin mengikuti Misa Kudus.  Sebab perayaan Ekaristi dilarang oleh Ratu Elisabeth.  Pada umur 20 tahun, ia melarikan diri ke Belgia untu masuk biara Klaris.  Ia mencoba dua kali, tetapi selalu gagal walaupun berusaha hidup setaat mungkin pada aturan biara.  Akhirnya ia mendirikan kumpulan wanita yang hidup bersama tanpa klausura atau pakaian biara.  Sebab, mereka mau kembali ke Inggris untuk memperkuat iman umat yang dianiaya.  Beberapa kali ia pulang, dikejar-kejar, dipenjarakan dan dihukum mati, namun dibebaskan lagi.  Ia kemudian kembali ke Belgia memimpin 'Putri-putri Inggris' dan berusaha mendapatkan pengakuan dari Sri Paus di Roma.  Di Munchen ia dipenjarakan sebagai orang bidaah, dan pada tahun 1631 'Suster-suster Jesuit'-nya dilarang oleh Paus.  Namun akhirnya direhabilitir dan perjuangannya supaya kaum wanita boleh merasul sama seperti pria diterima oleh pejabat Gereja yang masih berpikiran kolot.

Beato Sebastianus, Imam
Sebastianus berasal dari keluarga miskin.  Keluarganya sangat mengharapkan agar dia membantu menghidupi keluarganya.  Tetapi cita-citanya untuk menjadi seorang imam lebih menggugah dan menarik hatinya daripada keadaan keluarganya yang serba kekurangan itu.  Ia masuk Seminari dan mengikuti pendidikan imamat.  Banyak sekali tantangan yang ia hadapi selama masa pendidikan itu, terutama karena ia kurang pandai untuk menangkap semua mata pelajaran yang diajarkan.  Ia sendiri sungguh-sungguh insyaf akan kelemahannya.  Satu-satunya jalan keluar baginya untuk mengatasi kelemahannya dan dengan demikian bisa meraih keberhasilan ialan melipatgandakan usaha belajarnya.Perjuangannya yang gigih itu akhirnya memberikan kepadanya hasil akhir yang menyenangkan.  Ia mencapai cita-citanya menjadi imam.  Karyanya sebagai imam dimulainya di Torino.  Sebagaimana biasa, ia selalu melakukan tugasnya dengan rajin, sabar, bijaksana dan penuh cinta kepada umatnya.  Tarekatnya sungguh senang karena mendapatkan seorang anggota yang sungguh menampilkan diri sebagai tokoh teladan dalam perbuatan-perbuatan baik.  Selama 60 tahun ia mengabdikan diri kepda Tuhan, Gereja dan umatnya.Tuhan berkenan mengaruniakan kepadanya rahmat luar biasa yaitu kemampuan membuat mujizat.  Jabatan Uskup Torino yang ditawarkan kepadanya ditolaknya dengan rendah hati.  Ia lebih suka menjadi seorang imam biasa di antara umatnya.  Tentang hal ini Sebastianus berkata: "Apa artinya menjadi Abdi-abdi Tuhan? Artinya, mengutamakan kepentingan Tuhan daripada kepentingan pribadi; memajukan karya penyelamatan Allah dan kerajaanNya di antara manusia.  Semuanya itu harus dilakukan di tengah-tengah umat". Imannya yang kokoh pada Allah dan kesetiaannya pada panggilan imamatnya, membuat dirinya menjadi satu terang dan kekuatan kepada sesamanya manusia, terlebih rekan-rekan imamnya se-tarekat.  Ia meninggal dunia pada tahun 1740.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-01-29 Jumat.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa III

Jumat, 29 Januari 2021



Bacaan Pertama
Ibr 10:32-39

"Kalian telah menderita banyak.
Sebab itu janganlah melepaskan kepercayaanmu."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara, ingatlah akan masa yang lalu.
Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita
karena kamu harus bertahan dalam perjuangan yang berat,
baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan,
maupun waktu kamu mengambil bagian
dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian.
Memang kamu telah turut mengambil bagian
dalam penderitaan orang-orang hukuman,
dan ketika hartamu dirampas,
kamu menerima hal itu dengan sukacita,
sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik
dan yang lebih langgeng sifatnya.
Sebab itu janganlah melepaskan kepercayaanmu,
karena besarlah upah yang menantinya.
Kamu sungguh memerlukan ketekunan,
supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah,
kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
Sebab dalam Alkitab tertulis:
"Sedikit, atau bahkan sangat sedikit waktu lagi,
Dia yang ditetapkan untuk datang itu akan tiba
tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman,
dan apabila ia mengundurkan diri,
maka Aku tidak berkenan lagi kepadanya."
Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri
dan akan binasa!
Sebaliknya: kita ini orang-orang yang percaya
dan yang beroleh hidup.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 37:3-4.5-6.23-24.39-40,R:39a

Refren: Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan.

*Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik,
diamlah di negeri dan berlakulah setia,
bergembiralah karena Tuhan;
maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu!

*Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah pada-Nya,
maka Ia akan bertindak;
Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang,
dan menampilkan hakmu seperti siang.

*Tuhan menetapkan langkah-langkah orang
yang hidupnya berkenan kepada-Nya;
kalaupun ia jatuh, tidaklah sampai binasa,
sebab Tuhan menopang tangannya.

*Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan;
Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan;
Tuhan menolong dan meluputkan mereka
dari tangan orang-orang fasik.
Tuhan menyelamatkan mereka,
sebab mereka berlindung pada-Nya.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan  kepada kaum sederhana.



Bacaan Injil
Mrk 4:26-34

"Kerajaan Surga seumpama orang yang menaburkan benih.
Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu ketika Yesus berkata,
"Beginilah hal Kerajaan Allah:
Kerajaan Allah itu seumpama orang
yang menaburkan benih di tanah,
malam hari ia tidur, siang hari ia bangun,
dan benih itu mengeluarkan tunas
dan tunas itu makin tinggi!
Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu!
Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah,
mula-mula tangkai, lalu bulir,
kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu.
Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit,
sebab musim menuai sudah tiba."
Yesus berkata lagi,
"Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu?
Atau dengan perumpamaan manakah
kita hendak menggambarkannya?
Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah.
Memang biji itu yang paling kecil
daripada segala jenis benih yang ada di bumi.
Tetapi apabila ia ditaburkan,
ia tumbuh dan menjadi lebih besar
daripada segala sayuran yang lain
dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar,
sehingga burung-burung di udara
dapat bersarang dalam rimbunannya."

Dalam banyak perumpamaan semacam itu
Yesus memberitakan sabda kepada mereka
sesuai dengan pengertian mereka,
dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka.
Tetapi kepada murid-murid-Nya
Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kembali kita diteguhkan tentang mewartakan Injil.
Benihnya telah disediakan, dalam jumlah yang jauh lebih dari cukup, dan Tuhan sendiri yang menyiapkannya.
Tugas kita sesungguhnya cukup mudah, kita diminta untuk membantu Sang Penabur untuk menaburkan benih itu.
Selanjutnya, jika benih itu jatuh di tanah yang subur, maka ia akan tumbuh perlahan menjadi pohon yang besar, lalu menghasilkan buah.
Tentu akan menjadi lebih baik lagi jika kita juga membantu si penerima benih tentang bagaimana cara merawat benih itu agar dapat menjadi pohon yang besar.

Proses pertumbuhan ini memang perlu waktu, tidak dapat dilakukan dengan seketika.
Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita menjaga agar tanah tempat benih itu ditaburkan tetap menjadi tanah yang subur.
Orang menggunakan pupuk untuk memelihara kesuburan tanah, menyiraminya dengan air.
Begitu pula hendaknya dengan iman kita, perlu secara tekun disirami dan diberi pupuk agar benih bertumbuh dengan baik.
Mendengarkan dan merenungkan Injil sama seperti menyirami rohani kita dengan air kehidupan, dilakukan secara rutin dan berkesinambungan.

Jika benih itu telah tumbuh menjadi pohon yang besar dan telah menghasilkan buah, maka ia juga akan menghasilkan benih-benih baru yang jumlahnya berlipat-lipat untuk memulai kembali satu siklus baru: dari benih menjadi pohon dan berbuah.
Begitu seterusnya.

Marilah kita melibatkan diri dalam proses pertumbuhan iman, baik iman kita sendiri mau pun iman dari orang-orang yang kita kasihi yang berada di sekitar kita.
Peran-serta kita dalam karya Allah ini dinantikan, segeralah terlibat.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gildas Yang Bijaksana, Pengaku Iman
Gildas terkenal di dareah Celtic selama abad ke enam.  Ia mempunyai suatu pengaruh yang besar dan tetap terhadap perkembangan kehidupan monastik di negeri Irlandia.
Finnian dari Clonard (470-552) bersama banyak pemimpin Irlandia belajar di bawah bimbingan Gildas di Inggris.  Kemudian Gildas dibawa dari Wales ke Irlandia untuk mengajar di Sekolah Armagh.  Setelah mengajar beberapa tahun, ia diangkat sebagai rektor disekolah itu.  Pada tahun 540 ia kembali lagi ke Wales dan tinggal di pulau Flatholm, Inggris.
Gildas adalah seorang yang tulus dan beriman teguh.  Ia menuduh teman-temannya sebagai orang-orang yang menyangkal kebenaran iman Kristen.  Mereka dinamainya sebagai 'Pastor tak beriman yang menjual imamatnya dan pemimpin buta bagi para orang buta menuju kehancuran'.  Karyanya "De Ercidio Brutanniae" (Kehancuran Inggris) melukiskan pula pengetahuannya akan Kitab Suci dan karya-karya klasik.
Tahun-tahun terakhir kehidupannya, ia habiskan di sebuah pulau kecil, Morbihan Bay, Inggris.  Di sana ia meninggal dunia pada tahun 570.

Beato Joseph Freinademetz, Imam
Freinademetz lahri pada tanggal 15 April 1852 di Abtei, Tyrol Selatan, sebuah daerah di lembah pegunungan Alpen.  Semenjak kecil, ia bercita-cita menjadi imam.  Kedua orang tuanya merestui cita-citanya yang luhur itu.  Maka ia masuk Seminari untuk mengikuti pendidikan imamat.  Ia berhasil meraih cita-citanya tatkala ditahbiskan imam di Brixen pada tanggal 25 Juli 1875.
Karier imamatnya dimulai dengan menjadi Pastor di paroki Santo Martinus hingga tahun 1878.  Pada waktu itu Beato Arnold Janssen mendirikan sebuah serikat religius baru, yang dinamakan Societas Verbi Divini, Serikat Sabda Allah.  Serikat yang berkedudukan di Steyl, Belanda ini mengabdikan diri pada pendidikan iman-imam misionaris.  Freinademetz yang memiliki semangat missioner bergabung bersama Arnold Janssen untuk mengembangkan serikat ini.  Dia sendiri bercita-cita menjadi seorang misionaris di Tiongkok.  Untuk itu ia mempelajari bahasa Tionghoa dan adat istiadat bangsa Cina.
Cita-citanya ini terwujud ketika ia diutus sebagai misionaris ke negeri Tiongkok bersama rekannya Pater Anzer.  Pada tanggal 20 April 1879 mereka tiba di Hongkong.  Uskup Raymondi yang memimpin Gereja di Hongkong menerima mereka.  Tak lama kemudian Freinademetz ditempatkan di Propinsi Shantung.  Di sana ia bekerja bersama bruder Antonio, seorang biarawan Fransiskan.
Kemahirannya dalam berbahasa Tionghoa sungguh membantunya dalam pergaulan dengan umat setempat.  Ia dengan cepat dapat menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan umat di Shantung.  Kepribadiannya yang menarik, sifatnya yang rendah hati, rajin, sederhana dan berkemauan keras membuat dia sangat dicintai oleh umat baik yang dewasa maupun anak-anak.  Semuanya itu sungguh memudahkan dia dalam karya pewartaannya.
Ia dengan tekun mengunjungi desa-desa untuk mewartakan Injil dan melayani Sakramen, ditemani oleh seorang katekis.  Kepadanya selalu diberitahukan agar berhati-hati terhadap segala bahaya.  Tetapi ia tidak gentar sedikit pun terhadap bahaya apa saja, karena ia yakin bahwa Tuhan senantiasa menyertainya.
Ketia ia dengan gigih membela umatnya dari rongrongan kaum revolusioner, ia ditangkap dan disiksa secara kejam.  Tetapi semua penderitaan yang dialaminya tidak mengendurkan semangatnya untuk terus meneguhkan iman umatnya dan terus mewartakan Injil.  Dalam keadaan sengsara hebat itu, ia bahkan terus berkotbah untuk menyadarkan para penyiksanya akan kejahatan mereka.  Akhirnya dia dilepaskan kembali dan dibiarkan menjalankan tugasnya seperti biasa.  Setelah peristiwa itu, ia dipindahkan ke Shashien, sebuah paroki yang subur dan ramah penduduknya.  Di sana ia berhasil mempertobatkan banyak orang dengan kotbah dan pengajarannya.
Karena kepribadiannya dan keberhasilan yang diraihnya, ia diminta untuk menjadi Uskup.  Tetapi hal ini ditolaknya.  Akhirnya ia meninggal dunia pada tanggal 28 Januari 1908 karena serangan penyakit Typhus.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-01-28 Kamis.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa III

Kamis, 28 Januari 2021

PW S. Tomas dari Aquino, Imam dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
Ibr 10:19-25

"Marilah kita berpegang teguh pada harapan!
Marilah kita saling memperhatikan
dan saling mendorong dalam cinta kasih."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
berkat darah Yesus,
kita sekarang dapat masuk ke dalam tempat kudus
dengan penuh keberanian,
karena Ia telah membuka jalan yang baru dan
yang memberi hidup bagi kita,
yakni melalui tabir, yang tidak lain adalah diri-Nya sendiri,
dan kita mempunyai seorang Imam Agung
sebagai kepala Rumah Allah.
Karena itu marilah kita menghadap Allah
dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh,
karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat,
dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan akan harapan kita,
sebab Dia, yang menjanjikannya, adalah setia!
Di samping itu marilah kita saling memperhatikan
supaya kita saling mendorong
dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
Janganlah kita menjauhkan diri
dari pertemuan-pertemuan ibadat umat,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang! 
Sebaliknya marilah kita saling menasihati,
dan semakin giat melakukannya
menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6,R:6

Refren: Itulah angkatan orang-orang
yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya,
jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan,
dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,
yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.

*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan
dan keadilan dari Allah,  penyelamatnya.
Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan,
yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.



Bait Pengantar Injil
Mzm 119:105

Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku,
dan cahaya bagi jalanku.



Bacaan Injil
Mrk 4:21-25

"Pelita dipasang untuk ditaruh di atas kaki dian.
Ukuran yang kamu pakai akan dikenakan pula padamu."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan
di bawah gantang atau di bawah tempat tidur,
melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.
Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi
yang tidak akan dinyatakan,
dan tidak ada suatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.
Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar,
hendaklah ia mendengar!"
Lalu Ia berkata lagi,
"Camkanlah apa yang kamu dengar!
Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur
akan dikenakan pula padamu;
dan malah akan ditambah lagi!
Karena siapa yang mempunyai, akan diberi lagi,
tetapi siapa yang tidak mempunyai,
apa pun juga yang ada padanya akan diambil."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini diambil dari renungan Daily Fresh Juice:

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Di tengah-tengah kekhawatiran yang semakin meningkat sekarang ini,
berbela rasa dan berbuat kebaikan untuk orang lain
adalah keniscayaan yang tak dapat kita hindari.
Hari ini Tuhan kita Yesus Kristus mengajak kita untuk tetap menyalakan pelita
dan menempatkannya di atas tiang dian
agar setiap orang yang datang kepada kita akan melihat cahayanya,
agar mereka menyaksikan perbuatan baik dan turut memuliakan Allah Bapa kita,
melalui Injil Markus Pasal 4, Ayat 21 sampai 25,
perumpamaan tentang pelita untuk menerangi dunia.
Padanannya dapat dibaca dari Injil Matius pasal 5, ayat 13-16.
Injil Lukas malah menuliskannya dua kali,
yakni pada Pasal 8, ayat 16-18, dan pasal 11, ayat 33-36.

[Bacaan Injil]

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Sejak awal mulanya
Tuhan menciptakan matahari agar dunia tidak gelap gulita.
Matahari bukan hanya menerangi, tetapi juga menghangatkan.
Matahari tidak memancarkan sinarnya secara terus-terusan,
adakalanya ia tenggelam di ufuk Barat
agar ada kesempatan bagi manusia untuk beristirahat.
Di masa pandemi sekarang ini,
sangat disarankan untuk berjemur di bawah sinar matahari pagi.

Seluruh manfaat dari matahari yang diciptakan oleh Tuhan itu
boleh dinikmati oleh semua orang, oleh siapa saja.
"Tuhan menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik
dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar."
[Mat 5:45]

Dari sejak semula juga
matahari telah menunjukkan kesetiaannya
terbit di pagi hari sampai menjelang malam,
tak pernah absen, tak pernah bolos, atau ambil cuti.
Tak bisa saya bayangkan apa yang akan terjadi
jika suatu ketika matahari mogok kerja, tidak mau terbit.
Tugasnya jelas, menopang kehidupan seluruh mahluk yang ada di bumi ini,
berbuat kebaikan bagi segenap penghuni dunia,
bukan hanya membagikan vitamin D saja,
ia juga memberikan energi secara cuma-cuma bagi kita
yang dapat kita manfaatkan entah dengan mentransformasi menjadi energi listrik
atau untuk berbagai keperluan lainnya.

Tentu timbul pertanyaan di benak kita,
bagaimana dengan kesetiaan kita untuk berbuat kebaikan bagi orang lain?
Apakah kita juga setia seperti matahari?
Apakah kita mau memberikan milik kita kepada orang lain?

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Menjadi lebih menarik lagi untuk kita cermati lebih jauh,
Allah Bapa juga memberikan berbagai anugerah dan talenta kepada semua orang, kepada siapa saja.
Salah satunya adalah berupa pelita kehidupan,
agar dengan pelita itu kita dapat menjadi Terang Dunia.
Yesus sendiri telah berkata kepada kita,
"Kamu adalah terang dunia.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,
supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik
dan memuliakan Bapamu yang di Surga." [Mat 5:14a dan 16]

Oleh karena Kasih Karunia-Nya
kita semua telah menerima anugerah pelita itu.
Dan Yesus pun telah mengingatkan kita,
"Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala." [Luk 12:35]
Dan hari ini, melalui Bacaan Injil,
Yesus juga mengingatkan kita
agar hendaknya kita menempatkan pelita itu di atas tiang dian,
Jangan ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur.
Pelita itu akan menjadi percuma saja
jika kita gunakan hanya untuk kepentingan diri sendiri.

Anugerah Tuhan ini memang untuk dibagi-bagikan
tanpa perlu khawatir akan kehabisan.
Yesus telah menyampaikannya,
"Kepada siapa yang mempunyai, akan diberi lagi."
Jika karunia Tuhan berupa materi duniawi, bagikanlah.
Jika berupa kecerdasan, bagikanlah.
Jika berupa kebaikan, bantulah orang lain menjadi baik.
Memang tak dapat dipungkiri,
dengan membagikan kepada orang lain
maka timbul kekhawatiran akan berkurang,
tetapi itu tidak akan terjadi karena Tuhan telah menjanjikannya.
Masing-masing dari kita akan disesuaikan dengan takaran yang kita kehendaki.
"Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan dikenakan pula padamu,
dan malah akan ditambah lagi!"

Pelita yang kita terima mesti memancarkan cahayanya,
yakni berupa perbuatan baik yang berkenan di hadapan Allah Bapa,
agar orang-orang yang menerima kebaikan itu akan turut memuliakan Tuhan.
Berbuat baik tentulah menjadi keinginan kita semua.
Menjadi terang bagi dunia tentulah menjadi idaman setiap orang yang percaya.
Tetapi berbuat baik tidak dapat kita kerjakan sendirian.
Kita tidak bisa berbuat baik hanya untuk diri sendiri.
Kita memerlukan orang lain untuk menerima kebaikan kita itu.
Kita mesti menetapkan sendiri seberapa besar ukuran yang kita pakai,
seberapa banyak orang lain yang menerima perbuatan baik dari kita.

Orang lain yang menerima kebaikan kita pun tidak bisa dipilih-pilih,
mesti kita lakukan untuk siapa saja.
Sama seperti kita menyalakan pelita di rumah,
maka cahayanya akan terlihat oleh siapa pun yang memasuki rumah kita.
Apa iya, jika yang datang adalah orang yang tidak kita sukai lalu pelitanya kita matikan?

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Berbuat kebaikan memang menjadi dambaan kita,
tetapi rupanya mudah hal yang mudah untuk kita kerjakan.
Kita cenderung senang menjadi penerima perbuatan baik
tetapi enggan sebagai pemberi.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Ya, berbuat baik seringkali memerlukan pengorbanan.
Mesti ada kerelaan untuk berkorban agar kebaikan itu terwujud.
Seperti se batang lilin,
ia mesti membakar dirinya sendiri agar dapat menghasilkan cahaya bagi orang-orang.
Mengerjakan perbuatan baik mesti dilakukan dengan lapang dada,
dengan hati yang terbuka dan tentunya tidak mengharapkan pamrih.
Orang yang mendengarkan dan mau mengerjakannya,
akan diberi rahmat dan karunia yang lebih banyak lagi,
tetapi yang tidak berniat akan kehilangan rahmat dan anugerah dari Tuhan.
Oleh sebab itu,
marilah kita menjaga agar pinggang tetap berikat dan pelita tetap menyala.
Biarlah orang sebanyak-banyaknya dapat menerima kebaikan kita,
sebab kita tidak dapat berbuat baik sendirian.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Thomas dari Aquino, Imam dan Pujangga Gereja
Thomas lahir di Aquino, dekat Monte Cassino, Italia pada tahun 1225. Keluarganya adalah sebuah keluarga bangsawan yang kaya raya. Ayahnya, Pangeran Landulph, berasal dari Aquino, sedang ibunya, Theodora, adalah putri bangsawan dari Teano. Ketika berusia 5 tahun, Thomas dikirim belajar pada para rahib Benediktin di biara Monte Cassino. Di sana Thomas memperlihatkan suatu kepandaian yang luar biasa. Ia rajin belajar dan tekun berefleksi serta tertarik pada segala sesuatu tantang Tuhan. Ketika berusia 14 tahun, Abbas Monte Cassino, yang kagum atas kecerdasan Thomas, mengirim dia belajar di Universitas Napoli.  Di universitas itu, Thomas berkembang pesat dalam pelajaran filsafat, logika, tatabahasa, retorik, musik dan matematika. Ia bahkan jauh lebih pintar dari guru-gurunya pada masa itu. Di Napoli, untuk pertama kalinya dia bertemu dengan karya-karya Aristoteles yang sangat mempengaruhi pandangan-pandangannya di kemudian hari. Thomas yang tetap menjauhi semangat duniawi dan korupsi yang merajalela di Napoli, segera memutuskan untuk menjalani kehidupan membiara. Ia tertarik pada corak hidup dan karya pelayanan para biarawan Ordo Dominikan yang tinggal di sebuah biara dekat kampus universitas, tempat dia belajar. VERITAS ("Kebenaran") yang menjadi motto para biarawan Dominikan sangat menarik hati Thomas. Keluarganya berusaha menghalang-halangi dia agar tidak menjadi seorang biarawan Dominikan. Mereka lebih suka kalau Thomas menjadi seorang biarawan Benediktin di biara Monte Cassino. Untuk itu berkat pengaruh keluarganya, dia diberi kedudukan sebagai Abbas di Monte Cassino. Tetapi Thomas dengan gigih menolak hal itu. Agar bisa terhindar dari campurtangan keluarganya, ia pergi ke Paris untuk melanjutkan studi. Tetapi di tengah jalan, ia ditangkap oleh kedua kakaknya dan dipenjarakan di Rocca Secca selama dua tahun. Selama berada di penjara itu, keluarganya memakai berbagai cara untuk melemahkan ketetapan hatinya. Meskipun demikian Thomas tetap teguh pada pendirian dan panggilannya. Di dalam penjara itu, Thomas menceritakan rahasianya kepada seorang sahabatnya, bahwa ia telah mendapat rahmat istimewa. Ia telah berdoa memohon kemurnian budi dan raga pada Tuhan. Dan Tuhan mengabulkan permohonannya dengan mengutus dua orang malaekat untuk meneguhkan dia dan membantunya agar tidak mengalami cobaan-cobaan yang kotor dan berat. selama berada di penjara, Thomas diijinkan membaca buku-buku rohani dan terus mengenakan jubah Ordo Dominikan. Ia menggunakan waktunya untuk mempelajari Kitab Suci, Metafisika Aristoteles dan buku-buku dari Petrus Lombardia. Ia sendiri membimbing saudarinya dalam merenungkan Kitab Suci hingga akhirnya tertarik juga  menjadi seorang biarawati. Akhirnya keluarganya menerima kenyataan bahwa Thomas tidak bisa dipengaruhi. Mereka membebaskan Thomas dan membiarkan dia meneruskan panggilannya sebagai seorang biarawan Dominikan. Untuk sementara Thomas belajar di Paris. Ia kemudian melanjutkan studinya di Cologna, Jerman di bawah bimbingan Santo Albertus Magnus, seorang imam Dominikan yang terkenal pada masa itu.  Di Cologna, Thomas ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1250. Pada tahun 1252 ia diangkat menjadi professor di Universitas Paris dan tinggal di biara Dominikan Santo Yakobus.  Ia mengajar Kitab Suci dan lain-lainnya di bawah bimbingan seorang professor kawakan. Tak seberapa lama Thomas terkenal sebagai seorang pujangga yang tak ada bandingannya pada masa itu. Ia jauh melebihi Albertus Magnus pembimbingnya di Cologna dalam pemikiran dan kebijaksanaan.  Tulisan-tulisannya menjadi harta Gereja yang tak ternilai hingga saat ini. Taraf kemurnian hatinya tidak kalah dengan ketajaman akal budinya yang mengagumkan; kerendahan hatinya tak kalah dengan kecerdasan budi dan kebijaksanaannya. Oleh karena itu, Thomas diberi gelar " Doctor Angelicus", yang berarti "Pujangga Malaekat". Pada tahun 1264 ia ditugaskan oleg Sri Paus Urbanus IV (1261-1264) untuk menyusun teks liturgi Misa dan Ofisi pada pesta Sakramen Mahakudus. lagu-lagu hymne (pujian) antara lain "Sacris Solemniis" dan "Lauda Sion" menunjukkan keahliannya dalam Sastra Latin dan Ilmu Ketuhanan. Dalam suatu penampakan, Yesus Tersalib mengatakan kepadanya : "Thomas, engkau telah menulis sangat baik tentang DiriKu. Balasan apakah yang kauinginkan daripadaKu?" Thomas menjawab : "Tidak lain hanyalah DiriMu!" Dalam perjalanannya untuk menghadiri konsili di Lyon, Prancis, Thomas meninggal dunia di Fossa Nuova pada tahun 1274.

Santo Karolus Agung, Raja dan Pengaku Iman
Karolus hidup antara tahun 742-814.  Ia dikenal sebagai seorang negarawan dan kaisar Franken yang gigih membela kepausan.  Sebagai ahli perang ia berhasil menyatukan hampir seluruh Eropa Barat dan Tengah di bawah pemerintahannya.  Karolus Agung memajukan banyak biara Benediktin dan sekolah, katedral serta mendirikan keuskupan-keuskupan.  Ia menarik para ilmuwan ke istana dan memberikan semangat kepada para seniman.  Hidup pribadinya tidak begitu mulus, namun ia dihormati sebagai 'santo' di keuskupan Aachen, Jerman.

Santo Petrus Nolaskus, Pengaku Iman
Petrus lahir tahun 1182 dari keluarga bangsawan Nolasco.  Menjelang umur 25 tahun, ia dipaksa menikahi gadis pilihan orang tuanya namun dengan tegas ia menolak paksaan itu karena ia sudah menjanjikan kemurnian dirinya dan mempercayakan segala harta miliknya kepada Tuhan.
Di masa hidupnya bangsa Moor yang beragama Islam menguasai sebagian besar negeri Spanyol.  Perdagangan budak belian yang diambil dari Afrika Utara merupakah salah satu praktek kekafiran yang paling mencolok dari bangsa ini.  Petrus menaruh keprihatinan besar pada nasib orang-orang Afrika Utara yang menjadi budak belian itu, terutama mereka yang telah menjadi Kristen.  Semangat imannya untuk membebaskan orang-orang itu dari cengkeraman orang Moor bergejolak kuat dalam batinnya.  Akhirnya didorong oleh suatu penglihatan ajaib, Petrus bersama Raymundus Penafort dan raja Yakobus dari Aragon mendirikan 'Ordo Pembebas Hamba Sahaya'.  Mereka mempersembahkan ordo ini kepada perlindungan Santa Perawan Maria.  Dengan semangat iman dan cinta kasih sejati, ia bersama rekan-rekannya berhasil membebaskan banyak orang Kristen (tercatat 890 orang) dari belenggu perbudakan dan dari penjara-pernjara Islam.  Petrus bahkan mempertobatkan pemimpin-pemimpin Moor.
Semangat kerasulannya menarik banyak orang awam untuk turut serta bersamanya membebaskan sesamanya dari belenggu perbudakan dan belenggu dosa.  Selama 25 tahun Petrus mengabdikan dirinya dalam karya pembebasan budak belian itu.  Semangatnya yang meluap-luap dalam karyanya itu akhirnya terbentur dengan keadaan kesehatannya yang terus merosot karena termakan usia dan beratnya tugas penyelamatan itu.  Setelah ia mengamalkan iman dan cinta kasih Kristiani melalui tindakan serta teladan hidupnya, Petrus Nolaskus meninggal dunia tepat pada hari raya Natal tahun 1256.

Manfredus, Pengaku Iman
Manfredus gemar membaca riwayat hidup para pertapa dan rahib sehingga sesudah ditahbiskan menjadi imam – dengan berkat uskupnya – ia menjadi pertapa di sebuah gua di pegunungan Alpen.  Ia berpuasa keras dan berdoa terus menerus, sehingga banyak orang minta didoakan olehnya.  Manfredus meninggal dunia pada tahun 1430.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-01-27 Rabu.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa III

Rabu, 27 Januari 2021

PF S. Angela Merici, Perawan



Bacaan Pertama
Ibr 10:11-18

"Kristus menyempurnakan untuk selamanya
orang-orang yang dikuduskan-Nya."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
setiap imam melakukan pelayanannya tiap-tiap hari,
dan berulang-ulang mempersembahkan kurban yang sama,
yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.
Tetapi Kristus hanya mempersembahkan satu kurban karena dosa,
dan sesudah itu Ia duduk untuk selama-lamanya
di sebelah kanan Allah.
Sekarang Ia hanya menantikan saat,
di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.
Sebab oleh satu kurban itu saja
Kristus telah menyempurnakan untuk selama-lamanya
mereka yang Ia kuduskan.
Tentang hal itu Roh Kudus pun memberi kesaksian kepada kita,
sebab Ia sendiri bersabda,
"Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka,
pada hari-hari yang akan datang:
Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka
dan menuliskannya dalam akal budi mereka,
dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."
Jadi apabila untuk semuanya itu sudah ada pengampunan,
tidak perlu lagi dipersembahkan kurban karena dosa.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 110:1.2.3.4,R:4bc

Refren: Engkaulah imam untuk selama-lamanya
menurut Melkisedek.

Beginilah firman Tuhan kepada tuanku,
"Duduklah di sebelah kanan-Ku,
sampai musuh-musuhmu Kubuat menjadi tumpuan kakimu!"

*Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion;
berkuasalah Engkau di antara musuhmu!

*Engkau meraja di atas gunung yang suci sejak hari kelahiranmu,
sejak dalam kandungan, sejak fajar masa mudamu.

*Tuhan telah bersumpah, dan tidak akan menyesal:
"Engkau adalah imam untuk selama-lamanya,
menurut Melkisedek."



Bait Pengantar Injil


Benih itu melambangkan sabda Allah,
penaburnya ialah Kristus.
Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selamanya.



Bacaan Injil
Mrk 4:1-20

"Seorang penabur keluar untuk menabur."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus mengajar di tepi danau Galilea.
Maka datanglah orang yang sangat besar jumlahnya
mengerumuni Dia,
sehingga Ia terpaksa naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh,
lalu duduk di situ,
sedangkan semua orang banyak itu ada di darat,
di tepi danau itu.
Dan Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka
dalam bentuk perumpamaan.
Dalam ajaran-Nya itu Yesus berkata kepada mereka,
"Dengarlah! Ada seorang penabur keluar untuk menabur.
Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan,
lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu,
yang tidak banyak tanahnya,
lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
Tetapi sesudah matahari terbit,
layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri,
lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati,
sehingga benih itu tidak berbuah.
Dan sebagian jatuh di tanah yang baik,
lalu tumbuh dengan subur dan berbuah,
hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat,
ada yang enam puluh kali lipat,
ada yang seratus kali lipat."
Dan Yesus bersabda lagi,
"Siapa mempunyai telinga untuk mendengar,
hendaklah ia mendengar!"
Ketika Yesus sendirian,
pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid
menanyakan arti perumpamaan itu.
Jawab-Nya, "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah,
tetapi kepada orang-orang luar
segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,
supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menangkap,
sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti,
biar mereka jangan berbalik dan mendapat ampun."
Lalu Yesus berkata kepada mereka,
"Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini?
Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami
semua perumpamaan yang lain?
Penabur itu menaburkan sabda.
Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat sabda itu ditaburkan,
ialah mereka yang mendengar sabda,
lalu datanglah Iblis dan mengambil sabda
yang baru ditaburkan di dalam mereka.
Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu,
ialah orang-orang yang mendengar sabda itu
dan segera menerimanya dengan gembira,
tetapi sabda itu tidak berakar dan tahan sebentar saja.
Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan
karena sabda itu, mereka segera murtad.
Dan yang lain, yang ditaburkan di tengah semak duri,
ialah yang mendengar sabda itu,
tetapi sabda itu lalu dihimpit oleh kekuatiran dunia,
tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain
sehingga sabda itu tidak berbuah.
Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik,
ialah orang yang mendengar dan menyambut sabda itu lalu berbuah,
ada yang tiga puluh kali lipat,
ada yang enam puluh kali lipat,
dan ada yang seratus kali lipat."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Dalam menjawab panggilan untuk mewartakan Injil, kita tidak bisa melepaskan diri dari orang-orang yang menerima pewartaaan kita.
Keberhasilan pewartaan juga tergantung dari bagaimana orang merespon pewartaan itu.
Pada Bacaan Injil hari ini Yesus menyampaikan bahwa ada yang seperti tanah di pinggir jalan, nyaris tak ada tanah di permukaannya, sehingga benih tak dapat tumbuh.
Ia mendengar sabda Tuhan, tetapi belum sempat tumbuh karena dimakan oleh burung.
Ada yang seperti tanah berbatuan, tanahnya cuma sedikit, benih sempat tumbuh tapi tak lama menjadi layu lalu mati karena tak berakar.
Ada yang seperti tanah yang baik tetapi dipenuhi semak-duri yang menghimpit benih sehingga tak dapat tumbuh dengan baik.
Dan ada yang seperti tanah subur, benih pun tumbuh dengan baik.

Nah, ini hal yang menarik untuk kita jadikan pedoman dalam pewartaan:
Kita tidak memilih-milih "tanah" untuk ditaburi benih.
Benih itu ditabur di tanah di mana saja, tak perlu khawatir benih itu akan sia-sia jika tak dapat tumbuh, yang penting tabur saja di tanah.
Persediaan benih sangat banyak, tak kan pernah sampai kehabisan.
Ditabur di tanah artinya orang mau mendengarkan.
Jika tidak mendengarkan, maka bukan tanah.
Artinya, kita tidak bisa memaksa orang untuk mendengarkan, karena orang yang tidak mau mendengarkan itu bukan "tanah" yang kita tuju.

Sekarang tentang benihnya.
Benih itu bukan semata-mata berupa kutipan ayat-ayat Injil, melainkan "isi" dari Injil itu sendiri, yakni mengasihi orang lain dan berbuat kebaikan seturut perintah Injil.
Mengasihi atau berbuat baik tak memerlukan pilih-pilih, asal berupa "tanah" maka taburkan saja.
Tidak bisa tebang-pilih.

Yang terakhir, yakni tentang musim tanam.
Kapan waktunya menabur?
Sabda Tuhan itu tak mengenal musim, dapat ditabur kapan saja, dan bahkan mesti ditabur di setiap kesempatan.
Mengasihi dan berbuat baik itu bukan perencanaan yang perlu diatur-atur.
Lakukan itu sepanjang hari sepanjang tahun.
Mari lihat hari kemarin, sudahkah kita mengasihi dan berbuat baik kemarin?
Jika belum, maka lakukan hari ini dua kali lipat, yang satu untuk hari ini dan satunya lagi untuk melunasi yang kemarin.



Peringatan Orang Kudus
Santa Angela Merici, Perawan
Angela Merici lahir di Desenzano del Garda, Lombardia, Italia Utara pada tanggal 21 Maret 1474.  Sepeninggal ibunya, Angela bersama kakaknya dipelihara oleh pamannya.  Ketika itu Angela berumur 10 tahun.  Bimbingan pamannya berhasil membentuk Angela dan kakaknya menjadi orang-orang yang patuh dan taat agama.
Sepeninggal kakaknya, Angela masuk Ordo Ketiga Santo Fransiskus.  Kemudian ia kembali ke Desenzano setelah pamannya meninggal dunia pada tahun 1495.  Di Desenzano ia mengalami suatu penglihatan di mana ia sedang mengajar agama kepada pemudi-pemudi.  Penglihatan ini memberi semangat baginya untuk mendirikan sebuah perkumpulan untuk para pemudi.  Untuk maksud itu, ia mengumpulkan beberapa kawannya untuk mengajar anak-anak gadis.  Pada tahun 1516, Angela pindah ke Brescia dan mendirikan sebuah sekolah.  Karya pendidikannya berkembang pesat dan disenangi banyak orang.
Banyak kaum wanita diajaknya untuk membantu dia dalam karya pendidikan itu.  Bersama wanita-wanita ini, Angela mendirikan sebuah perkumpulan di bawah perlindungan Santa Ursula.  Wanita-wanita yang menjadi anggota perkumpulannya dibiarkan tetap tinggal dengan keluarganya, agar supaya mereka tetap berhubungan dengan dunia luar.  Hal yang dituntut dari mereka ialah kesediaan melaksanakan tugas-tugas dengan penuh semangat.
Pengesahan dari Takhta Suci atas perkumpulan yang didirikan Angela tidak cepat diberi.  Sambil menanti pengesahan Sri Paus, Angela berziarah ke Tanah Suci Yerusalem.  Dalam perjalanannya itu, ia mengalami kejadian pahit ini: kedua matanya tiba-tiba menjadi buta.  Namun peristiwa ini tidak mengendurkan semangatnya untuk mengunjungi Tanah Suci.  Ia melanjutkan perjalanannya sambil meyerahkan diri sepenuhnya pada penyelenggaraan ilahi.  Imannya dibalas Tuhan dengan suatu mujizat.  Penglihatannya pulih kembali ketika kembali dari ziarah itu, tepat di tempat mana dia mengalami kebutaan.
Kira-kira pada tahun 1533, datang lagi 12 orang wanita untuk membantu Angela dalam usaha pendidikan anak-anak miskin dan buta huruf.  Mereka berpindah ke sebuah rumah dekat gereja Santa Afra di Brescia.  Di sini ia mulai membentuk sebuah Ordo baru, yang disebutnya Ordo Ursulin.
Sri Paus Paulus III (1534-1549) mengesahkan ordo ini pada tanggal 25 November 1535.  Angela sendiri diangkat menjadi pemimpin ordo hingga hari kematiannya pada tanggal 27 Januari 1540 di Brescia, dekat Desenzano.  Pada tanggal 30 April 1768, Sri Paus Klemens XIII (1758-1769) menggelari dia 'Beata' (=Yang Bahagia) dan kemudian digelari 'Santa' pada tanggal 31 Mei 1807 oleh Sri Paus Pius VII (1800-1823).



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/