Liturgia Verbi 2017-11-01 Rabu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Rabu, 1 November 2017

HR Semua Orang Kudus

Bulan November:
Ujud Misi/Evangelisasi - Orang Kristiani di Asia.
Semoga orang-orang Kristiani di Asia, dengan membawa kesaksian Injil dalam kata-kata dan perbuatannya, dapat menyerukan dan memajukan dialog, perdamaian dan kemampuan untuk saling memahami, terutama dengan mereka yang berbeda agama.

Ujud Gereja Indonesia - Para Pekerja Bangungan dan Fasilitas Umum.
Semoga para pekerja bangunan, petugas kebersihan dan keamanan, serta para pelayan fasilitas umum mendapat perlindungan atas hak dan keselamatan hidup mereka.

Indulgensi penuh bagi orang yang sudah meninggal, dengan mengunjungi makam dan/atau mendoakan arwah orang yang sudah meninggal setiap hari mulai tanggal 1 November sampai dengan 8 November.
Indulgensi sebagian bagi yang menjalankannya pada hari-hari lain.



Bacaan Pertama
Why 7:2-4.9-14

"Aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya;
mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa."

Pembacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat
muncul dari tempat matahari terbit.
Ia membawa meterai Allah yang hidup.
Dengan suara nyaring ia berseru kepada keempat malaikat
yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
katanya,
"Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon
sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami
pada dahi mereka!"

Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu:
seratus empat puluh empat ribu
yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Kemudian dari pada itu
aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya,
dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa.
Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba,
memakai jubah putih,
dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Dengan suara nyaring mereka berseru,
"Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta,
dan bagi Anak Domba!"

Dan semua malaikat berdiri
mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk
yang ada di sekeliling takhta itu.
Mereka tersungkur di hadapan takhta itu
dan menyembah Allah sambil berkata,
"Amin! Puji-pujian dan kemuliaan,
hikmat dan syukur,
hormat, kekuasaan dan kekuatan
bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"

Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku,
"Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu,
dan dari manakah mereka datang?"
Maka kataku kepadanya,
"Tuanku, Tuan mengetahuinya!"
Lalu ia berkata kepadaku,
"Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar!
Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih
di dalam darah Anak Domba."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6,R:6

Refren: Inilah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya,
jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkannya bumi di atas lautan,
dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,
yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan.

*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan
dan keadilan dari Allah, penyelamatnya.
Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan,
yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.



Bacaan Kedua
1Yoh 3:1-3

"Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."

Pembacaan dari Surat pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
Lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita,
sehingga kita disebut anak-anak Allah,
dan memang kita sungguh anak-anak Allah.
Karena itu dunia tidak mengenal kita,
sebab dunia tidak mengenal Dia.

Saudara-saudaraku yang kekasih,
sekarang kita ini sudah anak-anak Allah,
tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata.
Akan tetapi kita tahu bahwa,
apabila Kristus menyatakan diri-Nya,
kita akan menjadi sama seperti Dia,
sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya,
ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:28

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku akan memberi kelegaan kepadamu.



Bacaan Injil
Mat 5:1-12a

"Bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
ketika melihat banyak orang yang datang,
Yesus mendaki lereng sebuah bukit.
Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya.
Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya,
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah orang yang berdukacita,
karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut,
karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hati,
karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya,
karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai,
karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah kamu,
jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya,
dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat;
bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Tiap-tiap tanggal 1 November kita memperingati Hari Raya Semua Orang Kudus.
Ada lebih dari 700 orang kudus yang diakui oleh gereja, dan mendapat gelar Santo atau Santa, termasuk Beato dan Beata.
Mereka adalah para martir, Pengaku Iman, Pujangga Gereja, Paus, Uskup, Iman, dan sebagian lainnya adalah para tokoh umat dari perjanjian lama.
Hari Raya hari ini, tidak terbatas pada orang kudus yang telah diakui oleh gereja saja, melainkan juga yang belum mendapatkan pengakuan dan bahkan orang kudus yang tidak diketahui karena tidak tercatat dalam sejarah gereja.
Ke semuanya itu dihimpun dalam "Persekutuan Para Kudus".

Kita menghormati mereka karena iman mereka kepada Kristus, disucikan oleh Darah Anak Domba Allah, dan telah menerima ganjaran berupa kebahagiaan kekal di Surga.
Mereka memperoleh anugerah kebahagiaan itu karena ketaatan dan pengorbanan hidup mereka di dunia ini.
Mereka adalah orang-orang yang miskin di hadapan Allah, lemah lembut dan murah hati;  mereka juga lapar dan haus akan kebenaran.
Mereka adalah orang-orang suci yang membawa damai, sekali pun mesti dibayar dengan kedukaan, dicela, difitnah dan dianiaya demi mempertahankan kebenaran Kristus.

Oleh karena iman, ketaatan dan pengorbanan itulah mereka menerima ganjaran di Surga, melihat Allah karena mereka diakui sebagai anak-anak Allah, merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Itula kebahagiaan kekal sebagaimana yang dimaksud oleh Yesus dalam Bacaan Injil hari ini.

Dan inilah alasannya mengapa saya menyertakan Riwayat Orang Kudus dalam Liturgia Verbi.
Setelah mendengarkan sabda Tuhan melalui Bacaan-bacaan Liturgi, lalu kita pun memetik suri-tauladan dari orang-orang kudus dengan membaca riwayat mereka sesuai dengan kalender peringatannya masing-masing, terisimewa dalam hal menjalankan perintah-perinitah Injil.

Mungkin kita tidak dicatat dalam deretan panjang orang-orang kudus, tidak mendapat gelar santo atau santa, tetapi kita tahu hanya orang-orang kudus yang dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga, yakni orang-orang yang percaya kepada Kristus dan menjalankan Injil Tuhan, dan yang telah disucikan oleh Darah Anak Domba Allah.
Tak se titik pun noda dosa boleh kita bawa memasuki Kerajaan-Nya, dan proses penyucian seharusnya dimulai sejak dahulu dan akan berlangsung terus-menerus sampai pada kesudahannya.
Janganlah menundanya sampai kita berada di Api Penyucian.



Peringatan Orang Kudus
Hari Raya Semua Orang Kudus
Hari raya ini mula-mula dirayakan di lingkungan Gereja Timur untuk menghormati semua saksi iman yang mati bagi Kristus dalam usahanya merambatkan iman Kristen. Di lingkungan Gereja Barat, khususnya di Roma, pesta ini bermula pada tahun 609 ketika Paus Bonifasius IV merombak Pantheon, yaitu tempat ibadat kafir untuk dewa-dewi Romawi, menjadi sebuah gereja. Gereja ini dipersembahkan kepada Santa Maria bersama para Rasul.
Dahulu di Roma hari raya ini biasanya dirayakan pada hari minggu sesudah Pentekosta.   Lama kelamaan pesta ini menjadi populer untuk menghormati para Kudus, baik mereka yang sudah diakui resmi oleh Gereja maupun mereka yang belum dan yang tidak diketahui. 
Pesta hari ini dirayakan untuk menghormati segenap anggota Gereja, yang oleh jemaat-jemaat perdana disebut "Persekutuan para Kudus", yakni persekutuan semua orang yang telah mempercayakan dirinya kepada Yesus Kristus dan disucikan oleh Darah Anak Domba Allah. Secara khusus pada hari raya ini kita memperingati rombongan besar orang yang berdiri di hadapan takhta Allah, karena mereka telah memelihara imannya dengan baik sampai pada akhir pertandingan di dunia ini, sehingga memperoleh ganjaran yang besar di surga. 
Di antara mereka yang berbahagia itu teristimewa tampil para Santo-santa, Beato-beata sebagai perintis jalan dan penuntun bagi kita. Para kudus yang berbahagia di surga itu bersama Santa Perawan Maria, Bunda Gereja, mendoakan kita agar tekun dalam perjuangan dan tabah dalam penderitaan. Bersama mereka kita nantikan kebangkitan badan. Dan bila Kristus menyatakan diri dalam kemuliaan, kita akan menjadi serupa dengan Dia. Pada saat itulah terjalin kesatuan kita yang sempurna dengan Kristus dan dengan semua saudara kita. Para kudus itu berbahagia karena mereka telah mengikuti Kristus. 
Kebahagiaan dan kemuliaan mereka tak bisa kita lukiskan dengan kata-kata manusiawi.
Sehubungan dengan itu Santo Paulus berkata: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1Kor 2:9)
Ganjaran yang diterimanya dari Kristus adalah turut serta di dalam Perjamuan Perkawinan Anak Domba Allah. Air mata mereka telah dihapus sendiri oleh Yesus. Tentang itu Yohanes menulis: "Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan perkawinan Anak Domba." (Why 19:9) "Dan Dia akan menghapus segala air mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau berdukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Oleh sebab itu "Kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita meninggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan kepada kita.   Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah." (Hibr 12:1-2).



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-10-31 Selasa.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Selasa, 31 Oktober 2017



Bacaan Pertama
Rom 8:18-25

"Seluruh mahluk dengan rindu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara, aku yakin,
penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan
dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
Sebab dengan sangat rindu
seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.
Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan,
bukan karena kehendaknya sendiri,
melainkan oleh kehendak Dia yang telah menaklukkannya;
tetapi penaklukan ini dalam pengharapan,
sebab makhluk itu sendiri
juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan,
dan masuk ke dalam kemerdekaan mulian anak-anak Allah.

Kita tahu, sampai sekarang ini seluruh makhluk mengeluh
dan merasa sakit bersalin;
dan bukan hanya mahluk-mahluk itu saja!
Kita yang telah menerima Roh Kudus
sebagai kurnia sulung dari Allah,
kita pun mengeluh dalam hati
sambil menantikan pengangkatan sebagai anak,
yaitu pembebasan tubuh kita.

Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan.
Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan lagi pengharapan.
Sebab bagaimana orang masih mengharapkan
apa yang sudah dilihatnya?
Tetapi kalau kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat,
maka kita akan menantikannya dengan tekun.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 126:1-6,R:3a

Refren: Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita.

*Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion,
kita seperti orang-orang yang bermimpi.
Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria,
dan lidah kita dengan sorak-sorai.

*Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa,
"Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!"
Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita,
maka kita bersukacita.

*Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan,
seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata,
akan menuai dengan bersorak-sorai.

*Orang yang berjalan maju dengan menangis
sambil menabur benih,
pasti pulang dengan sorak-sorai
sambil membawa berkas-berkasnya.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.



Bacaan Injil
Luk 13:18-21

"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda,
"Kerajaan Allah itu seumpama apa?
Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?
Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi,
yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya.
Biji itu tumbuh dan menjadi pohon,
dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya."

Dan Yesus berkata lagi,
"Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah?
Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita
dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat
sampai seluruhnya beragi."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Ketika kita membayangkan Kerajaan Allah itu sebagai kerajaan yang megah, hebat dan sempurna, maka kita akan kecewa, karena kenyataan yang kita lihat tidak seperti itu.
Tidak ada bangunan istana yang megah, tidak ada bala tentara yang gagah perkasa, dan bahkan "rajanya" pun tak kelihatan.
Yang terlihat "hanyalah" Yesus dan segelintir murid-Nya yang tak punya tempat tinggal  apalagi istana.
Tak heran kalau orang kemudian bertanya kepada Yesus, "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu?"  [Yoh 6:30]

Sesungguhnya Yesus telah menjelaskan, "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini."  [Yoh 18:36a]
Tetapi nampaknya tidak mudah untuk percaya begitu saja terhadap perkataan seseorang;  umumnya kita perlu bukti!
Maka Yesus pun telah pula bersabda, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."   [Yoh 20:29b]

Hari ini Yesus menegaskan lagi perihal Kerajaan Surga itu.
Jika yang ingin kita lihat adalah istana yang megah, maka kita takkan menemukan Kerajaan Allah itu.
"Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi," demikian disampaikan Yesus.
Atau saya sering menanalogikan, "Kerajaan Allah itu hanya sebuah buku, yang disebut-sebut Alkitab atau Injil."
Apa yang dapat dimuat dalam sebuah buku?
Yohanes sendiri menuliskan di bagian penutup Injilnya, "Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu."

Biji sesawi akan tetap menjadi biji jika ia tidak ditaburkan di tanah.
Kita adalah tanah itu.
Injil akan tumbuh subur jika kita adalah tanah yang subur, dan akan menjadi pohon yang besar dan tinggi.
Injil yang awalnya hanya sebuah buku akhirnya menjadi perpustakaan.
Jika kita datang ke toko buku rohani, maka kita lihat di situ ada ratusan buku lain yang merupakan "turunan" dari Injil itu.
Saya sendiri, dalam 5 tahun terakhir ini saja telah menulis ribuan renungan Injil, padahal ada ratusan ribu orang lain yang mengerjakan yang sama seperti yang saya kerjakan dan bahkan lebih dari apa yang mampu saya perbuat.
Ini ibarat ragi, Injil menyebar ke seluruh pesolok bumi, "mengkhamirkan seluruh tepung terigu menjadi adonan roti".

Biji sesawi tak seketika menjadi pohon yang besar, tepung tak seketika menjadi beragi.
Diperlukan waktu untuk bertumbuh.
Begitu pula iman kita, diperlukan ketekunan agar ia berumbuh menjadi pohon yang besar.



Peringatan Orang Kudus
Santo Bruder Alfonsus Rodriguez, Pengaku Iman
Alfonsus lahir di Segovia, Spanyol pada tahun 1531. Ayahnya, Rodriguez adalah seorang pedagang kain wol yang tergolong kaya raya di negeri itu. Sementara belajar di Universitas Alkala, ayahnya terkasih meninggal dunia sehingga ibunya terpaksa memanggilnya pulang untuk melanjutkan usaha dagang ayahnya.
Selang beberapa tahun ia menikah dan dikaruniai dua orang anak. Meskipun demikian, Tuhan yang menyelenggarakan hidup manusia, rupanya menginginkan sesuatu yang lain dari Alfonsus. Usaha dagangnya yang pada tahun-tahun awal berjalan begitu lancar tanpa masalah serius, lama-kelamaan berangsur-angsur merosot dan bangkrut. Isterinya terkasih tak terduga jatuh sakit keras lalu meninggal dunia. Lebih dari itu, kedua anaknya pun kemudian menyusul kepergian ibunya. Tinggallah Alfonsus seorang diri dalam bimbingan Tuhan secara rahasia. Tampaknya semua peristiwa ini sangat tragis dan menyayat hati. Tetapi Alfonsus yang sejak masa mudanya beriman teguh menerima segalanya dengan pasrah. Ia yakin bahwa Tuhan itu mahabaik dan penyelenggaraanNya terhadap hidup manusia tidak pernah mengecewakan manusia. Ia yakin bahwa Tuhan selalu memilih yang terbaik untuk manusia.
Lalu Tuhan menggerakkan hati Alfonsus untuk memasuki cara hidup bakti dalam suatu tarekat religius. Pada umur 40 tahun ia memutuskan untuk meninggalkan kehidupan duniawi dan mengajukan permohonan menjadi seorang bruder dalam Serikat Yesus di Valencia, Spanyol. Setelah dipertimbangkan agak lama, akhirnya ia diterima dan ditempatkan di Kolese Montesion di Palma de Majorca. Di sinilah ia menekuni sisa-sisa hidupnya dengan melaksanakan tugas-tugas yang diserahkan kepadanya. Tugasnya sangat remeh dan sepele: membukakan pintu bagi tamu, memberitahu penghuni bila kedatangan tamu dan mengerjakan hal-hal kecil sembari menjaga pintu.
Tuhan yang mengenal baik Alfonsus mengaruniakan kepadanya karunia-karunia istimewa, antara lain ketekunan berdoa dan pengetahuan adikodrati. Karunia-karunia ini membuatnya dikenal banyak orang sebagai seorang yang diterangi Allah. Banyak orang datang kepadanya untuk minta nasehat, antara lain Santo Petrus Klaver sewaktu masih belajar. Oleh bimbingan Alfonsus, Petrus Klaver akhirnya tertarik untuk membaktikan dirinya bagi kepentingan jiwa orang-orang Negro yang menjadi budak belian di Amerika Selatan.
Cita-citanya ialah melupakan dirinya. Konon, pada suatu upacara besar semua kursi biara termasuk yang dipakai oleh para biarawan di kamarnya, diangkat ke dalam gereja. Sehabis upacara itu, kursi bruder Alfonsus tidak dikembalikan ke kamarnya. Bruder yang rendah hati itu tidak memintanya juga. Ia membiarkan kamarnya tanpa kursi selama setahun. Pada tahun berikutnya ketika akan diadakan lagi upacara besar di gereja, barulah diketahui bahwa bruder Alfonsus tidak mempunyai kursi sudah selama satu tahun. Pemimpin biara itu tertegun memandang bruder Alfonsus yang rendah hati itu. Ia tidak memberontak karena ia menganggap dirinya seorang pengemis malang yang tidak segan menerima hal-hal yang paling sederhana.
Pengalaman-pengalaman rohaninya dituangkan dalam sebuah tulisan yang menarik atas permintaan atasannya. Setelah menikmati jalan yang ditunjukkan Tuhan padanya, ia menghembuskan nafasnya di Palma de Majorca pada tahun 1617.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-10-30 Senin.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Senin, 30 Oktober 2017



Bacaan Pertama
Rom 8:12-17

"Kalian telah menerima Roh yang menjadikan kalian anak Allah.
Oleh Roh itu kita berseru, 'Abba, ya Bapa.'"

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
kita ini orang berhutang,
tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.
Sebab jika kalian hidup menurut daging, kalian akan mati.
Tetapi jika oleh Roh
kalian mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu,
maka kalian akan hidup.

Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
Sebab kalian menerima bukan roh perbudakan
yang membuat kalian menjadi takut lagi,
melainkan Roh yang menjadikan kalian anak Allah.
Oleh Roh itu kita berseru, 'Abba, ya Bapa.'

Roh itu memberi kesaksian bersama-sama roh kita,
bahwa kita ini anak Allah.
Dan kalau kita ini anak, berarti juga ahliwaris,
yakni ahliwaris Allah, sama seperti Kristus.
Artinya jika kita menderita bersama dengan Dia,
kita juga akan dipermuliakan bersama dengan Dia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 68:2.4.6-7ab.20-21,R:21a

Refren: Allah kita adalah Allah yang menyelamatkan.

*Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya,
orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya.
Tetapi orang-orang benar bersukacita,
mereka beria-ria di hadapan Allah,
bergembira dan bersukacita.

*Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda,
itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus;
Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara,
Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia.

*Terpujilah Tuhan!
Hari demi hari Ia menanggung beban kita;
Allah adalah keselamatan kita.
Allah kita adalah Allah yang menyelamatkan,
Allah, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.



Bait Pengantar Injil
Yoh 17:17b.a

Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran;
kuduskanlah kami dalam kebenaran.



Bacaan Injil
Luk 13:10-17

"Bukankah wanita keturunan Abraham ini harus dilepaskan dari ikatannya sekalipun pada hari Sabat?"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu hari Sabat Yesus mengajar dalam salah satu rumah ibadat.
Di situ ada seorang wanita yang telah delapan belas tahun dirasuk roh.
Ia sakit sampai bungkuk punggungnya
dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.

Ketika Yesus melihat wanita itu, dipanggil-Nyalah dia.
Lalu Yesus berkata, "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
Kemudian wanita itu ditumpangi-Nya tangan,
dan seketika itu juga ia berdiri tegak dan memuliakan Allah.

Tetapi kepala rumah ibadat itu gusar
karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat.
Lalu ia berkata kepada orang banyak,
"Ada enam hari untuk bekerja.
Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan
dan jangan pada hari Sabat."

Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya,
"Hai orang-orang munafik,
bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat
dan membawanya ke tempat minum?
Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis.
Bukankah dia harus dilepaskan dari ikatannya itu
karena dia keturunan Abraham?"

Waktu Yesus berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu,
sedangkan orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia
yang telah dilakukan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Dari Bacaan Injil hari ini kita mengetahui Yesus menolong seorang wanita yang sudah 18 tahun menderita.
Yesus menyembuhkan wanita itu tanpa diminta.
Itu dilakukan Yesus tentulah karena belas kasih-Nya yang besar.
Tetapi tidaklah dapat diartikan kalau Yesus tidak memperdulikan iman dari wanita yang kerasukan roh jahat itu.
Wanita itu datang ke rumah ibadat, dan bisa jadi itu bukan yang pertamakalinya ia datang ke situ, dan maksudnya tentu untuk memperoleh pertolongan, disembuhkan dari sakitnya.
Jadi, lebih tepat kalau kita katakan wanita itu telah meminta dan telah mencari, tetapi memang sebelum ia mengetuk, Yesus telah membukakan pintu baginya.

Yesus telah berbuat baik kepada wanita itu, meskipun Yesus mesti menerima konsekuensi diprotes oleh kepala rumah ibadat karena Yesus dianggap "bekerja" pada hari Sabat.
Mari kita belajar dari perikop Injil ini, janganlah tata aturan menjadi penghalang untuk berbuat baik, janganlah mencari-cari alasan untuk tidak melakukannya.
Orang sering mengatakan kalau berbuat baik itu mesti tulus, tanpa pamrih dan sebagainya.
Ah, berbuat baik, sekali pun tidak dilakukan dengan tulus, sepanjang hasilnya baik bagi yang menerima, tetap saja lebih baik daripada tidak berbuat.
Memang, berbuat baik akan lebih baik kalau dilakukan dengan tulus dan tanpa pamrih, tetapi janganlah syarat-syarat itu malah menghalangi kita untuk berbuat baik.
Memang, berbuat baik bisa jadi merugikan diri sendiri karena seringkali kita mesti berkorban.
Ini pun janganlah dijadikan penghalang bagi kita untuk berbuat baik.
Dan memang, perbuatan baik belum tentu dinilai baik oleh orang lain.
Ah, biar saja, kita lebih memerlukan penilaian dari Allah Bapa kita yang di Surga, yang dari orang lain biar saja itu sebagai yang kedua atau bahkan yang terakhir.
Mari kita berbuat kebaikan dan menjadikannya rutin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Marcellus, Martir
Perwira Romawi yang bertugas di Tanger, Afrika ini konon menjadi Kristen dan dipermandikan langsung oleh Santo Petrus Rasul. Ia menolak mengikuti upacara korban untuk memuja kaisar dan dewa-dewa Romawi. Dengan tegas ia berkata: "Aku hanya mengabdi kepada Raja Abadi, Tuhanku Yesus Kristus". Akibatnya ia langsung ditangkap dan dihukum mati pada tahun 298.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-10-29 Minggu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Minggu Biasa XXX

Minggu, 29 Oktober 2017



Bacaan Pertama
Kel 22:21-27

"Jika kamu menindas seorang janda atau anak yatim,
maka Murka-Ku akan bangkit,
dan Aku akan membunuh kamu."

Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Beginilah firman Tuhan,
"Janganlah orang asing kautindas atau kautekan,
sebab kamu pun pernah menjadi orang asing di tanah Mesir.
Seorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas.
Jika engkau sampai menindas mereka ini,
pasti Aku akan mendengarkan seruan mereka,
jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring.
Maka murka-Ku akan bangkit,
dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang,
sehingga isterimu menjadi janda
dan anak-anakmu menjadi yatim.

Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku,
yakni orang yang miskin di antaramu,
janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia:
dan janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya.

Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai,
maka haruslah engkau mengembalikannya sebelum matahari terbenam,
sebab hanya itu sajalah penutup tubuhnya,
hanya itulah pemalut kulitnya;
Jika tidak, pakai apakah ia pergi tidur?
Maka, apabila ia berseru-seru kepada-Ku,
Aku akan mendengarkannya,
sebab Aku ini pengasih."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 18:2-3a.3bc-4.47.51ab,R:2

Refren: Aku mengasihi Engkau, ya Allah, kekuatanku.

*Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku!
Ya Tuhan, bukit batu, kubu pertahanan dan penyelamatku.

*Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung,
perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!
Terpujilah Tuhan, seruku;
maka aku pun selamat dari pada musuhku.

*Tuhan itu hidup! Terpujilah gunung batuku,
dan mulialah Allah Penyelamatku.
Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar
kepada raja yang diangkat-Nya;
Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya.



Bacaan Kedua
1Tes 1:5c-10

"Kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah
untuk mengabdi kepada Allah dan menantikan kedatangan Anak-Nya."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:

Saudara-saudara,
kamu tahu bagaimana kami bekerja di antara kamu
demi kepentinganmu.
Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan;
dalam penindasan yang berat
kamu telah menerima firman Tuhan
dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
sehingga kamu telah menjadi teladan
untuk semua orang yang percaya
di wilayah Makedonia dan Akhaya.
Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema
bukan hanya di Makedonia dan Akhaya.
Di mana-mana telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah,
sehingga kami tidak usah berbicara lagi tentang hal itu.
Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami,
bagaimana kami kamu sambut
dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah
untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar,
yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati,
yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 14:23

Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.
Bapa-Ku akan mengasihi dia. 
Kami akan datang kepadanya dan diam bersama dengan dia.



Bacaan Injil
Mat 22:34-40

"Kasihilah Tuhan Allahmu,
dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Ketika orang-orang Farisi mendengar
bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki,
berkumpullah mereka.
Seorang dari antara mereka, seorang ahli Taurat,
bertanya untuk mencobai Dia,
"Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?"
Jawab Yesus kepadanya,
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu,
dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang utama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah
tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Menurut Yesus, intisari dari seluruh hukum Taurat dapat dirangkum menjadi dua hal pokok, yakni: 1) Mengasihi Tuhan, dan 2) Mengasihi sesama.
Keduanya dapat dilambangkan sebagai salib Yesus yang terdiri dari 2 balok kayu, yang vertikal menuju kepada Tuhan dan yang horisontal menuju kepada sesama.
Keduanya mesti ada dan tak dapat dipisahkan.
Kalau hanya yang vertikal atau yang horisontal saja, maka bukan lagi salib namanya.

Salib menimbulkan kesan akan kesengsaraan karena salib dibuat untuk menggantung orang.
Mengasihi Tuhan dan sesama nampaknya juga memikul beban, setidaknya berupa pengorbanan, entah itu berupa harta duniawi maupun pengorbanaan dalam bentuk-bentuk lainnya.
Mengasihi itu artinya memberi kasih, bukan meminta apalagi menuntut.
Kita diminta untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan dengan segenap akal budi, boleh dibilang dengan segenap harta milik kita, apa pun itu, semuanya diutamakan untuk disertakan dalam kasih kita kepada Tuhan.

Tetapi mengasihi sesama munusia tidaklah seberat mengasihi Tuhan.
Kita diminta mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri sendiri.
Balok horisontal pada salib memang lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan balok yang vertikal.
Mengasihi orang lain, yang secara fisik jasmani kelihatan, tentulah lebih mudah dibandingkan mengasihi Tuhan yang tak kelihatan secara nyata.
Terlebih lagi Tuhan telah mengaruniakan kepada manusia ketertarikan dan hasrat satu sama lainnya, yang memudahkan kita untuk saling-mengasihi.

Lalu mengapa kita mengasihi Tuhan?
Apakah agar kita boleh menerima kemurahan-Nya, menerima rejeki dari-Nya?
Ya, segala harta duniawi hanyalah penggenapan dari-Nya saja, tetapi karena Dialah kita ini ada tentulah sesuatu banget bagi kita.
Apa yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan terutama yang akan terjadi kelak di alam baka, sangat ditentukan oleh seberapa besar kita mengasihi-Nya.

Lalu bagaimana caranya mengasihi Tuhan?
Mudah, cukup dengan mendengarkan sabda-Nya, kemudian menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tetapi menjadi sulit kalau kita kurang percaya kepada-Nya.
Maka dari itu, kalau mau mudah, iya kita mesti percaya.



Peringatan Orang Kudus
Tidak ada peringatan Orang Kudus.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-10-28 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Sabtu, 28 Oktober 2017

Pesta S. Simon dan Yudas, Rasul



Bacaan Pertama
Ef 2:19-22

"Kamu dibangun di atas dasar para rasul."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
kamu bukan lagi orang asing dan pendatang,
melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah.
Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi,
dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan,
yang rapi tersusun,
menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan.
Di atas Dia pula kamu turut dibangun
menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 19:2-3.4-5,R:5a

Refren: Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.

*Langit menceritakan kemuliaan Allah,
dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya;
hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain,
dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya
kepada malam berikut.

*Meskipun tidak berbicara,
dan tidak memperdengarkan suara,
namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya,
dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.



Bait Pengantar Injil


Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan.
Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan.



Bacaan Injil
Luk 6:12-19

"Yesus memilih dari antara murid-murid-Nya
dua belas orang yang disebut-Nya rasul."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa,
Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa.
Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
Keesokan harinya, ketika hari siang,
Ia memanggil murid-murid-Nya,
lalu memilih dari antara mereka
dua belas orang yang disebut-Nya rasul.
Mereka itu ialah:
Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus,
Andreas saudara Simon,
Yakobus dan Yohanes,
Filipus dan Bartolomeus,
Matius dan Tomas,
Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot,
Yudas anak Yakobus,
dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Lalu Yesus turun bersama mereka
dan berhenti pada suatu tempat yang datar.
Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya,
dan banyak orang lain
yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem,
dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
Mereka datang untuk mendengarkan Dia
dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka;
juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.
Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia,
karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa,
dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Hari ini kita memperingati dua rasul Yesus, yakni Simon yang disebut orang Zelot dan Yudas anak Yakobus.
Yudas yang juga disebut Tadeus adalah saudara dari Yakobus Muda, dan Simon adalah sepupunya.
Keduanya mengalami akhir hidup yang sama, menjadi martir di tanah Persia (Iran).
Mereka berdua, bersama sepuluh murid lainnya, dipanggil dan dipilih sendiri oleh Yesus dari antara para murid lainnya, dipilih untuk menjadi rasul Kristus.

Tentu tidak dilarang kalau kita memohon bantuan kepada kedua rasul ini, agar mereka berdua berkenan mendoakan kita di hadapan Allah Bapa.
Simon yang dikenal sebagai "Yang Rajin" dan Yudas sebagai "Yang Berani" tentulah dapat diandalkan untuk membantu kita, terutama ketika kita menghadapi pekerjaan-pekerjaan yang sangat sulit untuk diselesaikan.
Rajin dan berani memang kita perlukan untuk menanggulangi persoalan-persoalan pelik yang tak terhindarkan.

Mari kita lihat betapa besar kuasa yang mengalir dari Tuhan kita Yesus Kristus, kuasa yang dipastikan mampu mengatasi segala rintangan, khususnya dalam upaya kita untuk memuliakan Allah Bapa dan kita pun dapat menjadi saksi yang nyata dan terlihat secara transparan di hadapan orang-orang yang masih meragukan kuasa Kristus yang amat besar itu.
Kuasa itu tidak semata-mata dalam hal-hal surgawi, sekali pun itu yang terpenting, melainkan juga dalam hal-hal duniawi.
Lihat saja kuasa Kristus yang menyembuhkan berbagai penyakit dan mengusir roh-roh jahat, itu duniawi.

Dan yang juga penting, rajin dan berani itu akan membuat kita menjadi tegar, jauh dari keputus-asaan, sehingga kita dimampukan memikul tanggung-jawab yang lebih besar lagi, tanggung-jawab yang dahulu terasa amat berat tetapi sekarang tidak lagi.
Melalui kuasa Kristus itulah pertolongan Tuhan akan datang kepada kita, membuat kita mampu mengatasi kesusahan hidup kita.



Peringatan Orang Kudus
Santo Simon dan Yudas, Rasul
Pesta kedua rasul ini dirayakan bersama hari ini, (mungkin) karena nama keduanya selalu disebutkan serentak berurutan dalam Injil-injil Sinoptik (Mat 13:55; Mrk 3:18 dan 14:3; Luk 6:16) dan karena keduanya sama-sama mengalami nasib sebagai martir di negeri Persia (sekarang: Iran).
Simon, selain dikenal sebagai saudara sepupu Yesus, juga dikenal sebagai saudara rasul Yakobus Muda dan Yudas (Lih. Mat. 13:55). Ia dijuluki 'Si Zelot', yang berarti 'yang rajin', 'yang meluap semangatnya' dalam mempelajari dan menaati Hukum Taurat Yahudi. Gelaran ini diberikan juga barangkali karena ia termasuk salah seorang penganut aliran Zelot (lih. Mrk 3:18 dst), yang sangat fanatik berpegang teguh pada Taurat dan yang turut ambil bagian dalam pemberontakan melawan penjajah Romawi tahun 67-70. Ia orang Kanaan yang dipanggil Yesus menjadi RasulNya. Kisah hidupnya dan karyanya sebagai rasul sama sekali tidak dicantumkan di dalam Injil-injil, kecuali pencantuman namanya. Kita mengetahui sedikit tentang dia dalam tradisi-tradisi kuno. Buku Menologi Santo Blasius menyebutkan bahwa Simon wafat dengan damai di Edessa, Irak. Dalam tradisi Barat yang tertera di dalam Liturgi Romawi disebutkan bahwa ia pernah mewartakan Injil di Mesir, kemudian bergabung dengan Yudas pergi ke Mesopotamia, dan dari sana mereka pergi sebagai misionaris ke negeri Persia, Iran hingga menemui ajalnya sebagai martir bersama Yudas. Tradisi lain menyebutkan bahwa setelah saudaranya Yakobus, Uskup Yerusalem, dibunuh, rasul lain memilih dia menggantikan Yakobus. Ia memegang jabatan uskup pada tahun 62 hingga kematiannya sebagai martir ketika terjadi penganiayaan umat Kristen pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus pada tahun 107.
Yudas yang disebut juga Tadeus yang berarti 'yang berani' adalah saudara rasul Yakobus Muda. Tidak diketahui bagaimana dan kapan Yesus memanggilnya menjadi Rasul. Tradisi mengakui dia sebagai penulis Surat Yudas, yang berisi dorongan semangat dan peneguhan kepada umat Kristen yang berada dalam krisis akhlak pada masa itu. Namun hal ini masih dipersoalkan oleh banyak ahli modern, mengingat Yudas bukanlah seorang yang terdidik baik sehingga mampu menulis sebaik itu. Mungkin ia menyuruh orang lain menuliskannya.
Namanya dimunculkan dalam Injil Yohanes pada waktu Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir. Dialah yang bertanya kepada Yesus: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau menyatakan diriMu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia." (Yoh 14:22, 23)
Setelah kenaikan Yesus, tak ada cerita Kitab Suci tentang karya Yudas. Menurut tradisi, Yudas mewartakan Injil di Mesopotamia sebelum bergabung bersama Simon di Persia, di mana keduanya bersama-sama menemui ajal sebagai martir Kristus. Sejarawan Eusebius menyebutkan bahwa ia mempunyai dua orang cucu: Zoker dan Yakobus, yang dihadapkan kepada Raja Domisianus, karena ada laporan bahwa keduanya berasal dari Kerajaan Daud. Tetapi setelah diketahui bahwa keduanya orang-orang miskin dan sederhana, maka mereka dibebaskan kembali. Santo Yudas dihormati Gereja sebagai pelindung bagi orang-orang yang mengemban tugas-tugas yang sulit.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-10-27 Jumat.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Jumat, 27 Oktober 2017



Bacaan Pertama
Rom 7:18-25a

"Siapakah yang akan melepaskan daku dari tubuh maut ini?"

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
aku tahu, tiada sesuatu yang baik dalam diriku sebagai manusia.
Sebab kehendak memang ada dalam diriku,
tetapi berbuat baik tidak ada.
Sebab bukan yang baik seperti yang kukehendaki, yang kuperbuat,
melainkan yang jahat yang tidak kukehendaki.
Jadi jika aku berbuat yang tidak aku kukehendaki,
maka bukan aku lagi yang memperbuatnya,
melainkan dosa yang diam dalam diriku.

Jadi dalam dirikku kudapati hukum berikut:
jika aku menghendaki berbuat apa yang baik,
malah yang jahatlah yang ada padaku.
Sebab dalam batinku aku memang suka akan hukum Allah,
tetapi dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain
yang berjuang melawan hukum akal budiku
dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa
yang ada dalam anggota-anggota tubuhku.

Aku ini manusia celaka.
Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?
Syukur kepada Allah!
Dialah Yesus Kristus, Tuhan kita!

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 119:66.68.76.77.93.94,R:68b

Refren: Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu, ya Tuhan.

*Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik,
sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu.

*Engkau baik dan murah hati:
ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

*Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku,
sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.

*Biarlah rahmat-Mu turun kepadaku, sehingga aku hidup,
sebab Taurat-Mulah kegemaranku.

*Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-Mu,
sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku.

*Aku ini kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku,
sebab aku mencari titah-titah-Mu.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.



Bacaan Injil
Luk 12:54-59

"Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit,
tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika
Yesus bersabda kepada orang banyak,
"Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat,
segera kalian berkata, 'Akan datang hujan.'
Dan hal itu memang terjadi.
Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup,
kalian berkata, 'Hari akan panas terik.'
Dan hal itu memang terjadi.
Hai orang-orang munafik,
kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit,
tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?
Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar?

Jika engkau dengan lawanmu pergi menghadap penguasa,
berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan.
Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim
dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya,
dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara.

Aku berkata kepadamu,
'Engkau takkan keluar dari sana,
sebelum melunasi hutangmu'."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Prakiraan atau prediksi adalah gambaran apa yang akan terjadi, berdasarkan tanda-tanda yang terlihat sebelumnya.
Orang-orang di jaman Yesus dapat mengetahui kapan akan datang hujan dan kapan akan panas terik, berdasarkan tanda-tanda yang mereka lihat.
Tetapi banyak di antara mereka yang tidak dapat melihat kedatangan Mesias yang telah sejak lama mereka nanti-nantikan.
Tanda-tandanya telah banyak ditulis di Perjanjian Lama, baik berupa nubuat maupun petunjuk-petunjuk lainnya.
Tanda-tanda itu sudah muncul, tetapi mereka menolak kalau Yesus adalah Mesias.

Di jaman sekarang orang jauh lebih pandai memprediksi sesuatu.
Bukan hanya dalam urusan menilai gelagat dan tanda-tanda bumi dan langit saja, melainkan dalam berbagai hal yang dahulu dianggap misteri kini telah menjelma menjadi ilmu pengetahuan.
Kalau dahulu orang berkomunikasi jarak jauh menggunakan telepati tetapi sekarang dengan teknologi kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja dan tak perduli dimana saja.

Bagaimana hal dengan iman dan kepercayaan kepada Tuhan, apakah sudah ada banyak kemajuan dibandingkan dengan masa lalu?
Ternyata tidak, sekarang ini masih banyak orang yang tidak percaya Tuhan.
Dan bahkan orang yang mengaku beragama pun sebetulnya dia meragukan apakah Allah masih hadir di dunia ini?
Mengapa di dunia ini masih saja terjadi kejahatan, perang, bencana alam serta musibah-musibah lainnya?
Lalu mengapa Allah hanya diam saja?
Kayaknya mereka ini sedang ngelantur, mau mengubah dunia menjadi Firdaus, mau hidup enak berkelimpahan nikmat dunia.

Tanda-tanda kehadiran Allah masih sangat banyak, dan bahkan di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Bagaimana kita dapat menilai jaman sekarang ini kalau kita tidak membuka diri di hadapan Allah, kalau Injil pun tak kita sentuh?
Bagaimana kita dapat merasakan kehadiran Allah kalau kita memutuskan hanya berdasarkan "katanya-katanya" saja?
Dan Yesus telah menegur kita, "Mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar?"



Peringatan Orang Kudus
Santo Frumensius, Uskup dan Pengaku Iman
Orang-tuanya berdiam di kota Tyrus, Asia Kecil. Dari orangtuanya Frumensius bersama adiknya Edesius mendapat pendidikan yang baik. Keluarga Kristen ini tergolong keluarga kaya di kota itu. Frumensius bersama Edesius mempunyai seorang guru pribadi bernama Meropius. Di bawah bimbingan Meropius, kedua bersaudara ini berkembang dewasa menjadi pemuda-pemuda yang berhati mulia dan saleh. Ketika Meropius berlayar ke India, kedua bersaudara ini diizinkan turut serta ke sana, guna menambah dan memperdalam ilmunya di negeri itu.
Dalam perjalanan pulang ke negerinya, kapal yang mereka tumpangi singgah di pelabuhan Adulius, Etiopia, untuk mengambil perbekalan. Malang nasib mereka. Tak terduga terjadilah perkelahian seru antara awa-awak kapal itu dengan penduduk setempat. Peristiwa ini menyebabkan kematian banyak penumpang kapal itu. Untunglah bahwa pada waktu itu Frumensius dan adiknya Edesius berada di darat. Mereka bermaksud untuk beristirahat sebentar di bawah pohon sambil belajar. Tetapi mereka pun kemudian ditangkap lalu dihadapkan kepada raja. Raja Aksum tidak menindak dan membunuh mereka karena mereka terdidik dan berpengetahuan luas. Sebaliknya mereka dipekerjakan sebagai pegawai raja. Frumensius bahkan diangkat sebagai sekretaris Raja Aksum dan diminta mendidik puteranya.
Kesempatan emas ini mereka manfaatkan untuk mewartakan Injil kepada orang-orang Etiopia. Konon, Frumensius bersama Edesius berhasil mentobatkan banyak orang dan membangunkan sebuah kapela di sana. Sepeninggal Raja Aksum, Frumensius bersama Edesius diizinkan pulang ke tanah airnya. Edesius pergi ke Tyrus dan di sana ditahbiskan menjadi imam. Sedangkan Frumensius memutuskan untuk menemui Santo Atanasius, Uskup dan Patriark kota Aleksandria. Ia bermaksud meminta bantuan tenaga imam untuk melayani umat Etiopia yang sudah dipermandikannya sambil melanjutkan pewartaan Injil di sana. Supaya umat Etiopia mempunyai seorang gembala maka Santo Atanasius menahbiskan Frumensius menjadi uskup. Ketika itu bidaah Arianisme sedang berkembang pesat di sana. Oleh karena itu karya kerasulannya mendapat hambatan dari orang-orang Arian yang sesat itu. Meskipun demikian ia terus melanjutkan karyanya: mengajar dan mempermandikan banyak orang, menerjemahkan doa-doa liturgis ke dalam bahasa setempat, dan mendidik imam-imam pribumi untuk melanjutkan pewartaan Injil di Etiopia. Frumensius meninggal dunia pada tahun 380 dan dijuluki "Rasul Etiopia"



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-10-26 Kamis.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Kamis, 26 Oktober 2017



Bacaan Pertama
Rom 6:19-23

"Sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba Allah."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
mengingat kelemahanmu, Aku berbicara secara manusia.
Sebagaimana kalian dahulu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu
menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan
yang membawa kalian kepada kedurhakaan,
demikianlah sekarang kalian harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu
menjadi hamba kebenaran yang membawa kalian kepada pengudusan.

Sebab waktu kalian menjadi hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.
Dan buah apakah yang kalian petik dari padanya?
Semuanya menyebabkan kalian sekarang merasa malu,
karena kesudahannya ialah kematian.
Tetapi sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa,
dan menjadi hamba Allah.
Maka kalian memperoleh buah
yang membawa kalian kepada pengudusan,
dan akhirnya hidup yang kekal.
Sebab upah dosa ialah maut;
tetapi karunia Allah ialah hidup kekal
dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 1:1-4.6,R:40:5a

Refren: Berbahagialah orang,
yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.

*Berbahagialah orang
yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,
dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh;
tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan,
dan siang malam merenungkannya.

*Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buah pada musimnya,
dan daunnya tak pernah layu;
apa saja yang diperbuatnya berhasil.

*Bukan demikianlah orang-orang fasik:
mereka seperti sekam yang ditiup angin.
Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar,
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.



Bait Pengantar Injil
Flp 3:8-9

Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah,
supaya aku memperoleh Kristus dan berada dalam Dia.



Bacaan Injil
Luk 12:49-53

"Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
"Aku datang melemparkan api ke bumi,
dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala!
Aku harus menerima baptisan
dan betapa susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung!

Kalian sangka Aku datang membawa damai ke bumi?
Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan!
Karena mulai sekarang
akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah,
tiga melawan dua dan dua melawan tiga.
Mereka akan saling bertentangan,
bapa melawan puteranya, dan putera melawan bapanya,
ibu melawan puterinya, dan puteri melawan ibunya,
ibu mertua melawan menantu,
dan menantu melawan ibu mertuanya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Saya ingin mengajak Anda untuk melihat api yang dimaksud oleh Yesus pada Bacaan Injil hari ini adalah api yang memurnikan, bukan api yang menghanguskan.
Api itu harus selalu menyala agar proses pemurnian berlangsung secara berkesinambungan, terus menerus.
Sebagaimana lazimnya orang memurnikan emas dari logam atau partikel lainnya menggunakan asam nitrat sebagai pelarut.
Asam nitrat akan melarutkan logam dan partikel lainnya, tetapi tidak dapat melarutkan emas, maka setelah proses pelarutan emas akan tertinggal dan menjadi murni.

Baptisan yang dimaksud oleh Yesus nampaknya sama seperti diguyur atau ditenggelamkan ke dalam larutan asam nitrat, agar pemurnian terjadi, dan ini sesuai dengan rencana Allah, yakni proses penebusan manusia, dibebaskan dari partikel-partikel yang bukan "emas".

Meski tak ikut larut, emas sendiri turut merasakan penderitaan yang sangat, dampak dari proses pemurnian.
Yesus sangat menderita, itu telah kita ketahui.
Kita juga menderita, dan itu juga kita ketahui, tapi mungkin sebagian dari kita tidak menyadari kalau penderitaan kita itu bisa jadi karena sedang berlangsungnya proses pemurnian untuk memurnikan kita menjadi emas, bukan penderitaan karena penghukuman Tuhan.

Dan nampaknya proses pemurnian iman terjadi secara orang per orang, bukan berkelompok di dalam keluarga atau komunitas.
Bukan tak mungkin, partikel yang bukan emas, yang tadinya menjadi bagian dari bongkahan itu, larut dan terpisahkan.
Sama seperti di dalam keluarga, yang bukan emas akan larut dan terpisahkan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Lucianus dan Marcianus, Martir
Lucianus dan Marcianus dikenal sebagai tukang sihir yang bertobat menjadi Kristen. Di kemudian hari pada tahun 250 mereka dengan berani mengorbankan nyawanya di Nikomedia demi tegaknya iman Kristen yang telah mereka terima. Di dalam sebuah buku yang mengisahkan tentang kesengsaraan mereka diceritakan bahwa sebelum bertobat mereka mempelajari ilmu sihir hitam (black magic). Tetapi kemudian ternyatalah bahwa kekuatan sihir mereka tidak bisa menandingi kekuatan iman seorang gadis yang beragama Kristen. Mereka tak berdaya di hadapan gadis cilik itu.
Sejak saat itu mereka bertobat dan mulai mempelajari ajaran iman Kristen. Mereka membakar buku-buku sihirnya di kota Nikomedia dan kemudian dipermandikan. Harta milik mereka dibagikan kepada para fakir miskin, lalu keduanya mengasingkan diri ke tempat sunyi untuk berdoa dan bertapa agar semakin kuat dalam imannya. Dari tempat pertapaan itu mereka pergi ke Bithinia dan daerah-daerah sekitar untuk mewartakan Injil.
Sementara itu Raja Decius mengeluarkan keputusan untuk menangkap umat Kristen di daerah Bithinia. Lucianus dan Marcianus serta umatnya ditangkap dan dibawa ke hadapan Prokonsul Sabinus.  Kepada Lucianus, Sabinus bertanya: "Dengan kekuasaan siapa kamu berani mengajarkan Kristus?" Dengan tenang Lucianus menjawab: "Setiap orang harus berusaha sungguh-sungguh untuk membebaskan saudara­saudaranya dari penyakit yang berbahaya." Atas jawaban yang berani itu prokonsul Sabinus memerintahkan penganiayaan atas Lucianus dan Marcianus bersama umatnya. Walaupun mereka disiksa secara ngeri namun mereka tetap tidak goyah pendiriannya. Marcianus dalam kesengsaraannya masih dengan lantang berkata: "Kami siap menderita demi Tuhan dan iman kami. Kami tidak akan mengkhianati Tuhan kami, supaya kami tidak disiksa olehNya di kemudian hari di dalam neraka." Mereka dengan gembira menanggung hukuman bakar hidup-hidup.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-10-25 Rabu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Rabu, 25 Oktober 2017



Bacaan Pertama
Rom 6:12-18

"Serahkanlah dirimu kepada Allah
sebagai orang-orang yang telah bangkit dari kematian."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
janganlah dosa berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana,
supaya kalian tidak lagi menuruti keinginannya.
Janganlah kalian menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa,
untuk dipakai sebagai senjata kelaliman.
Tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah,
sebagai orang-orang yang dahulu mati tetapi sekarang hidup.
Serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah
untuk dijadikan senjata-senjata kebenaran.
Sebab kalian tidak akan dikuasai lagi oleh dosa,
karena kalian tidak berada di bawah hukum Taurat,
melainkan di bawah kasih karunia.
Jadi bagaimana?
Apakah kita berbuat dosa
karena tidak berada di bawah hukum Taurat,
tetapi di bawah kasih karunia?
Sekali-kali tidak!
Tidak tahukah kalian,
bahwa dengan menghambakan diri kepada seseorang untuk mentaatinya,
kalian menjadi hamba orang itu?
Bahwa kalian harus harus mentaati dia
baik dalam dosa yang memimpin kalian kepada kematian,
maupun dalam ketaatan yang memimpin kalian kepada kebenaran?

Tetapi syukurlah kepada Allah!
Dahulu memang kalian hamba dosa,
tetapi sekarang
kalian dengan segenap hati telah mentaati pengajaran
yang telah disampaikan kepadamu.
Kalian telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 124:1-8,R:8a

Refren: Pertolongan kita dalam nama Tuhan.

*Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita,
- biarlah Israel berkata demikian -
jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita,
ketika manusia bangkit melawan kita,
maka mereka telah menelan kita hidup-hidup,
ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.

*Maka air telah menghanyutkan kita,
dan sungai telah mengalir menembus kita;
telah mengalir melanda kita
air yang meluap-luap itu.
Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita
menjadi mangsa bagi gigi mereka!

*Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap,
jerat itu telah putus, dan kita pun terluput!
Pertolongan kita dalam nama Tuhan,
yang menjadikan langit dan bumi.



Bait Pengantar Injil
Mat 24:42a.44

Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah,
karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.



Bacaan Injil
Luk 12:39-48

"Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut daripadanya."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika
berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya,
"Camkanlah ini baik-baik!
Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang,
ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
Hendaklah kalian juga siap-sedia,
karena Anak Manusia akan datang
pada saat yang tak kalian sangka-sangka."
Petrus bertanya,
"Tuhan, kami sajakah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan ini
ataukah juga semua orang?"
Tuhan menjawab,
"Siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana
yang akan diangkat oleh tuannya
menjadi kepala atas semua hambanya
untuk membagikan makanan kepada mereka pada waktunya?
Berbahagialah hamba,
yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya,
ketika tuan itu datang.
Aku berkata kepadamu:
Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia
menjadi pengawas segala miliknya.
Tetapi jika hamba itu jahat dan berkata dalam hatinya,
'Tuanku tidak datang-datang.'
Lalu ia mulai memukuli hamba-hamba lain, pria maupun wanita,
dan makan minum serta mabuk,
maka tuannya akan datang
pada hari yang tidak disangka-sangkanya
dan pada saat yang tidak diketahuinya,
dan tuan itu akan membunuh dia
serta membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.

Hamba yang tahu akan kehendak tuannya,
tetapi tidak mengadakan persiapan
atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya,
ia akan menerima banyak pukulan.
Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya
dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan,
ia akan menerima sedikit pukulan.
Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut daripadanya.
Dan barangsiapa dipercaya banyak,
lebih banyak lagi yang dituntut daripadanya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Marilah kita lanjutkan renungan kita, setelah kemarin kita merenungkan tentang kedatangan Kristus untuk keduakalinya dan tentang misteri kematian yang tak disangka-sangka itu, maka menjadi penting bagi kita untuk menjalani sisa hidup kita sampai kelak saatnya tiba.

Terhadap kehendak Allah, bisa jadi sebagian dari kita tidak mengetahuinya, oleh karenanya lalu mengerjakan hal-hal yang tidak sejalan dengan kehendak Allah itu, maka hukumannya tidaklah berat oleh karena ketidak-tahuannya.
Tetapi jika kita telah mengetahui kehendak Allah tetapi tidak melaksanakannya, maka hukuman beratlah yang akan ditimpakan kepada kita.
Yang terbaik ialah: kita memahami betul apa yang menjadi kehendak Allah, lalu melaksanakannya dengan sungguh-sungguh tanpa memperdulikan apakah kita diawasi atau tidak.

Dengan lugunya Petrus mempertanyakan, "Tuhan, kami sajakah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan ini ataukah juga semua orang?"
Barangkali Petrus berpikiran bahwa tidak semua orang bekerja menjadi hamba di rumah tuan itu.
Nampaknya Petrus belum menyadari kalau ia telah diangkat menjadi "pengurus rumah", oleh karenanya ketetapan Allah mengikat baginya, ketentuan yang disampaikan oleh Yesus berlaku baginya.

Tidak semua orang diangkat menjadi "pengurus rumah", tetapi semua orang dituntut untuk melaksanakan kehendak Allah.
Sebagai pengurus rumah, maka kepadanya akan diberi lebih banyak dan dipercaya lebih banyak tetapi juga akan dituntut lebih banyak.
"Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut daripadanya.
Dan barangsiapa dipercaya banyak, lebih banyak lagi yang dituntut daripadanya."
Jika dibalik: barangsiapa yang tidak ingin dituntut banyak, menghindari diri dari tanggungjawab sebagai hamba Tuhan, maka kepadanya tidak akan diberi banyak dan kurang pula diberi kepercayaan untuk dilibatkan dalam karya Tuhan.
Keselamatan kekal adalah pemberian terbesar, dan terbesar pula konsekuensi yang mesti ditanggung oleh para calon penerimanya.
Maka dari itu, marilah kita pikul tuntutan yang memang semestinya kita pikul demi anugerah besar dari Allah Bapa kita: menjadi orang yang dipercaya oleh-Nya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gaudensius, Uskup dan Pengaku Iman
Gaudensius lahir pada pertengahan abad ke-4 di kota Brescia, Italia dari sebuah keluarga Kristen saleh. Semenjak masa mudanya ia mendapat pendidikan dan pelajaran agama langsung dari uskupnya, Santo Philaster. Ternyata oleh pendidikan itu, ia berkembang dewasa menjadi seorang pemuda yang saleh, bijaksana dan cakap. Karena itu ia dikagumi oleh orang-orang sekotanya.
Ketika dewasa, ia berziarah ke Yerusalem dan berbagai tempat suci bersejarah dengan maksud agar dilupakan oleh para pencintanya di Brescia. Sementara ia berada di Tanah Suci, uskup kota Brescia meninggal dunia. Segenap imam dan umat kota itu dengan suara bulat memilih Gaudensius sebagai uskup baru. Uskup-uskup Italia di bawah pimpinan Uskup Santo Ambrosius berkumpul dan meresmikan pilihan itu. Mereka lalu mengirim kabar kepada Gaudensius yang pada waktu itu sedang berada di Kapadokia, Asia Kecil untuk memintanya segera pulang ke Brescia guna mengemban tugas sebagai Uskup kota Brescia. Mendengar kabar itu, Gaudensius, yang mulanya merasa berat, segera pulang karena hormatnya yang besar kepada Uskup Santo Ambrosius yang saleh itu. Di Brescia ia ditahbiskan menjadi uskup pada tahun 397.  Sebagai uskup, Gaudensius menaruh perhatian besar pada bidang pengajaran agama bagi seluruh umatnya.  Dalam rangka itu, ia dengan rajin menjelajahi seluruh keuskupannya untuk berkotbah. Ia sendiri pun bersikap tegas kepada dan menghukum orang-orang yang berkelakuan buruk, yang hanya mengejar kenikmatan duniawi sambil melupakan tuntutan ajaran Injil Kristus.
Prestasi kerjanya sungguh mengagumkan. Ia diutus paus untuk menghadap kaisar Konstantinopel guna membebaskan Santo Krisostomus. Usahanya itu gagal malahan ia diperlakukan dengan kasar oleh kaisar. Gaudensius meninggal dunia pada tahun 410.

Santo Krisantus dan Daria, Martir
Kedua orang kudus ini dihormati sebagai martir-martir Roma yang dibunuh pada masa pemerintahan bersama dua orang kaisar Roma, Karinus dan Numerianus (283-285). Hari kelahiran dan kematian mereka tidak diketahui dengan pasti. Cerita tentang kemartiran mereka diketahui dari sebuah cerita kuno abad kelima. Menurut cerita itu Krisantus adalah putera Polemius, seorang bangsawan kafir. Ia menjadi Kristen dan giat dalam usaha penyebaran iman Kristen kepada orang-orang Roma. Ayahnya yang masih kafir itu tidak merestui dan berusaha keras dengan berbagai cara untuk memurtadkan kembali dia. Tetapi Krisantus tetap tidak mau mengingkari imannya. Cara terakhir yang dipakai ialah memaksa Krisantus menikah dengan Daria, seorang iman kafir.
Untuk itu ia mempertemukan Krisantus dengan Daria. Apa yang terjadi?  Berlawanan dengan harapannya, Daria justru jatuh cinta pada Krisantus dan bertobat menjadi Kristen. Mereka kemudian hidup bersama sebagai suami-isteri, dan menghayati suatu kehidupan Kristen penuh bakti kepada Tuhan. Mereka giat dalam penyebaran iman Kristen dan berhasil mempertobatkan banyak orang Roma, termasuk hakim yang diperintahkan untuk memaksa mereka menyangkali imannya. Akibatnya ialah mereka ditangkap dan disiksa oleh penguasa Roma. Setelah mengalami berbagai macam siksaan, mereka dirajam dan dikuburkan hidup-hidup di Jalan Salaria, di luar kota Roma pada tahun 283. Peristiwa pembunuhan tersebut tidak menakutkan orang-orang Kristen dalam usahanya menyebarkan iman Kristen, malah semakin menarik banyak orang Roma berpaling kepada kebenaran yang ada di dalam Kristus sebagaimana diwartakan oleh iman Kristen.
Santo Gregorius dari Tours (538-394) mengatakan bahwa di tempat kedua martir itu dimakamkan didirikan sebuah tempat ibadah untuk menghormati mereka. Kemudian pada abad kesembilan jenazah mereka dipindahkan ke Munstereifel, Jerman.

Santa Margaretha, Martir
Margaretha dibunuh oleh suaminya pada tahun 1176 dan dimakamkan di luar tempat pemakaman orang-orang beriman. Mulanya suaminya menyangkal tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa Margaretha gantung diri. Tetapi karena pada kubur Margaretha terjadi begitu banyak mujizat, penipuan suaminya itu terbongkar. Lalu jenazah Margaretha digali kembali dan dimakamkan di dalam gereja Roskilde, Denmark.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-10-24 Selasa.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Selasa, 24 Oktober 2017

PF S. Antonius Maria Claret, Uskup



Bacaan Pertama
Rom 5:12.15b.17-19.20b-21

"Jika karena dosa satu orang maut telah berkuasa,
betapa hebatnya mereka akan berkuasa dalam kehidupan."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
dosa telah masuk ke dunia lantaran satu orang,
dan karena dosa itu juga maut.
Demikianlah maut telah menjalar kepada semua orang,
karena semua orang telah berbuat dosa.

Jika karena pelanggaran satu orang
semua orang jatuh ke dalam kuasa maut,
jauh lebih besar lagi kasih karunia dan anugerah Allah,
yang dilimpahkan-Nya atas semua orang lantaran satu orang,
yaitu Yesus Kristus.

Sebab jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa
maka lebih benar lagi yang terjadi atas mereka
yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran;
mereka akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu,
yaitu Yesus Kristus.
Sebab itu sebagaimana oleh satu pelanggaran
semua orang mendapat penghukuman,
demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran
semua orang mendapat pembenaran untuk hidup.
Jadi sebagaimana oleh ketidaktaatan satu orang
semua orang telah menjadi orang berdosa,
demikian pula oleh ketaatan satu orang
semua menjadi orang benar.

Di mana dosa bertambah banyak,
di sana kasih karunia berlimpah-limpah.
Jadi sebagaimana dosa berkuasa dalam alam maut,
demikianlah pula kasih karunia akan berkuasa
karena Tuhan kita Yesus Kristus membenarkan kita untuk hidup kekal.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 40:7-10.17,R:8a.9a

Refren: Ya Tuhan, aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.

*Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan
tetapi Engkau telah membuka telingaku;
kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut.
Lalu aku berkata: "Lihatlah Tuhan, aku datang!"

*"Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku:
aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku;
Taurat-Mu ada di dalam dadaku."

*Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar,
bibirku tidak kutahan terkatup;
Engkau tahu itu, ya Tuhan.

*Biarlah bergembira dan bersukacita
semua orang yang mencari Engkau;
biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu
tetap berkata: "Tuhan itu besar!"



Bait Pengantar Injil
Luk 21:36

Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa,
agar kalian tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.



Bacaan Injil
Luk 12:35-38

"Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang berjaga."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
Hendaklah kalian seperti orang yang menanti-nantikan tuannya
pulang dari pesta nikah,
supaya jika tuannya datang dan mengetuk pintu,
segera dapat dibukakan pintu.

Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang berjaga ketika ia datang.
Aku berkata kepadamu,
Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya
dan mempersilahkan mereka duduk makan,
dan ia akan datang melayani mereka.
Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari,
dan mendapati mereka berlaku demikian,
maka berbahagialah para hamba itu."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Walau pun kedatangan Kristus untuk kedua kalinya tidaklah sama dengan saat kematian kita tiba, tetapi saya mempercayai setelah kematian tidak ada lagi yang dapat kita perbuat untuk menyelamatkan diri.
Setelah kematian, kita hanya menunggu sampai hari penghakiman tiba, bulir gandum akan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam lumbung sedangkan rumput ilalang akan diikat dan dimasukkan ke dalam dapur api.

Sebelum kematian tibalah saatnya bagi kita membersihkan rohani kita dari noda dosa, menjadi bulir gandum.
Setiap orang diberi kesempatan yang sama untuk penyesalan, pertobatan dan memperoleh pengampunan dari-Nya.
Agar waktu kedatangan kembali Kristus, kita sudah dalam keadaan siap berjaga untuk menyambut kedatangan-Nya.
Kita tidak dapat menduga-duga saat kedatangan-Nya, sama seperti kita tak dapat menerawang ke depan kapan saat kematian tiba.
Bisa terjadi kapan saja, namanya juga sewaktu-waktu, bisa dalam hitungan tahunan tetapi juga bisa dalam hitungan hari.

Dan inilah kunci rahasianya.
Akhir dari perziarahan kita di dunia ini, atau awal dari kehidupan kekal bersama-Nya di Surga, sama sekali bukan kita yang menentukan.
Oleh karenanya, tidaklah mungkin kita mempercepat atau memperlambat datangnya hari itu.
Menjaga kesehatan badan tentulah baik, agar sampai saatnya tiba kita tidak menderita oleh sakit, tetapi menjaga kesehatan badan untuk tujuan agar dapat menunda saat kematian tiba adalah kesia-siaan belaka.
Bunuh diri adalah perbuatan yang bertentangan dengan ketetapan saat itu, oleh karenanya dilarang.
Menghabiskan sisa hidup dengan keputus-asaan juga merupakan perbuatan yang tidak dikehendaki oleh Yesus.
Yesus mau agar kita tetap mengenakan ikat pinggang dan tetap menyalakan pelita, selalu setiap saat, berjaga-jaga menantikan kedatangan-Nya dan segera membukakan pintu di saat Dia mengetuknya.
Semestinya, saat kedatangan itu kita sambut dengan perasaan berbahagia, karena Yesus telah mengatakannya demikian, maka bersukacitalah.
Kematian adalah sukacita, bukan dukacita, tetapi akan berubah menjadi dukacita kalau waktunya tidak sesuai dengan ketetapan-Nya atau kalau kita ternyata tidak siap menyambut kedatangannya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Antonius Maria Claret, Uskup dan Pengaku Iman
Antonius lahir di Sallent, dekat Barcelona, Spanyol pada tanggal 23 Desember 1807. Ia seorang anak tukang tenun kain yang kaya raya. Pada masa mudanya, ia rajin membantu ayahnya berdagang kain tenun. Ia tidak terlalu tertarik dengan usaha dagang ayahnya karena lebih suka menjadi imam. Cita-cita ini bahkan sudah tertanam dalam batinnya semenjak kecil. Ia sudah membiasakan diri berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus, berdoa rosario semenjak kecil.
Ketika berusia 22 tahun, ia masuk Seminari di Vich hingga ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1835. Beberapa tahun kemudian, ia masuk Serikat Yesus, namun kemudian ia menarik diri kembali karena kesehatannya terus saja terganggu. Oleh karena itu ia kembali lagi ke Sallent. Di sana ia menjadi Pastor pembimbing retret dan giat melaksanakan kegiatan misioner lainnya bagi umat di Catalonia dan di pulau-pulau lainnya di sekitar Laut Tengah. Salah satu usahanya yang terkenal ialah penerbitan Katolik, yang menerbitkan ribuan brosur dan tulisan rohani yang sangat berguna bagi pelajaran agama. Ia juga mendirikan tarekat religius Imam-imam Putera Hati Tak Bernoda Maria. Selagi Antonius masih hidup, tarekat itu telah berkembang sampai ke Prancis, Afrika, dan Amerika.
Pada tahun 1850, ia ditunjuk sebagai Uskup Agung kota Santiago, Kuba oleh Paus Pius IX (1846-1878). Dalam rangka tugasnya, ia menjelajahi seluruh pulau itu, membaharui pendidikan Seminari, dan mendirikan banyak organisasi sosial. Dalam kesibukan-kesibukan itu, ia tetap memperhatikan hidup doa dan tapa. Dalam karyanya itu ia menemui banyak tantangan dari musuh-musuhnya. Suatu kali ia dilukai di Holguin pada tahun 1858. Oleh Ratu Isabela II, Antonius dipanggil kembali ke Spanyol untuk menjadi penasehat rohaninya. Dalam kedudukan itu, ia berusaha keras memajukan devosi kepada Sakramen Mahakudus, Hati Tak Bernoda Maria dan Rosario Suci. Karena banyak kesibukannya untuk kemajuan tarekatnya, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Uskup dan diangkat menjadi Direktur Escorial untuk kemajuan kesusasteraan, seni dan ilmu pengetahuan. Kegiatan-kegiatannya ini memasukkan dia ke dalam berbagai percobaan pembunuhan oleh para musuhnya.
Pada tahun 1868 terjadi revolusi untuk menggulingkan Ratu Isabela II. Ratu melarikan diri ke Prancis bersama dengan Antonius. Ia mengikuti juga Konsili Vatikan I dan gigih mempertahankan ajaran 'infalibilitas Paus' (Ketidak sesatan Paus dalam mengajar). Selesai Konsili, ia pulang ke Prades, Prancis. Tetapi di sana ia terpaksa melarikan diri ke biara Cistersian dekat Narbonne, karena orang-orang Spanyol mau menangkapnya. Ia wafat di biara itu pada tanggal 24 Oktober 1868 sebagai misionaris yang tangguh dalam mewartakan Tuhan.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi