Liturgia Verbi 2018-09-01 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Sabtu, 1 September 2018

Hari Sabtu Imam.
Marilah berdoa bagi para imam, agar Bapa Di Surga memberkati segala pelayanan mereka, serta dikuatkan dalam menghadapi godaan, cobaan dan marabahaya.



Bacaan Pertama
1Kor 1:26-31

"Yang lemah dan tak berdaya dipilih Allah."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
coba ingatlah bagaimana keadaanmu ketika dipanggil.
Menurut ukuran manusia tidak banyak di antara kalian yang bijak,
tidak banyak yang berpengaruh, tidak banyak yang terpandang.
Namun apa yang bodoh di mata dunia dipilih oleh Allah,
untuk memalukan orang-orang yang berhikmat,
dan apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah,
untuk memalukan yang kuat,
dan apa yang tidak terpandang dan hina bagi dunia,
bahkan apa yang tidak berarti,
dipilih Allah untuk meniadakan yang berarti,
supaya jangan ada seorang manusia pun
yang memegahkan diri di hadapan Allah.

Tetapi Allah telah membuat kalian berada dalam Kristus Yesus,
dan oleh Dia Kristus telah menjadi hikmat bagi kita.
Dialah yang membenarkan, menguduskan dan menebus kita.
Maka, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci,
"Barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 33:12-13.18-19.20-21,R:12

Refren: Berbahagialah bangsa
yang dipilih Tuhan menjadi milik-pusaka-Nya.

*Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan,
suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik-pusaka-Nya!
Tuhan memandang dari surga,
dan melihat semua anak manusia.

*Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa,
kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya;
Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

*Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan.
Dialah penolong dan perisai kita.
Ya, karena Dia hati kita bersukacita,
sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 13:34

Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan;
yaitu supaya kalian saling menaruh cinta kasih,
sebagaimana Aku telah menaruh cinta kasih kepadamu.



Bacaan Injil
Mat 25:14-30

"Karena engkau setia memikul tanggung-jawab dalam perkara kecil,
masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari
Yesus mengemukakan perumpamaan berikut
kepada murid-murid-Nya,
"Hal Kerajaan Surga itu
seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri,
yang memanggil hamba-hambanya
dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

Yang seorang diberikannya lima talenta,
yang seorang lagi dua, dan yang seorang lain lagi satu,
masing-masing menurut kesanggupannya,
lalu ia berangkat.

Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu.
Ia menjalankan uang itu dan memperoleh laba lima talenta.
Hamba yang menerima dua talenta pun berbuat demikian,
dan mendapat laba dua talenta.
Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi
dan menggali lubang di tanah,
lalu menyembunyikan uang tuannya.

Lama kemudian pulanglah tuan hamba-hamba itu,
lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.
Hamba yang menerima lima talenta datang
dan membawa laba lima talenta.
Ia berkata, 'Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku.
Lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.'
Maka kata tuannya kepadanya,
'Baik sekali perbuatanmu itu, hamba yang baik dan setia;
engkau telah setia dalam perkara kecil!
Aku akan memberikan kepadamu
tanggung jawab dalam perkara yang besar.
Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta, katanya,
'Tuan, dua talenta Tuan percayakan kepadaku.
Lihat, aku telah mendapat laba dua talenta.'
Maka kata tuan itu kepadanya,
'Baik sekali perbuatanmu hamba yang baik dan setia!
Karena engkau telah setia
memikul tanggung jawab dalam perkara kecil,
maka aku akan memberikan kepadamu
tanggung jawab dalam perkara yang besar.
Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Kini datang juga hamba yang menerima satu talenta dan berkata,
'Tuan, aku tahu bahwa Tuan adalah manusia kejam,
yang menuai di tempat Tuan tidak menabur,
dan memungut di tempat Tuan tidak menanam.
Karena itu aku takut
dan pergi menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah.
Ini, terimalah milik Tuan!'

Maka tuannya menjawab,
'Hai engkau, hamba yang jahat dan malas!
Engkau tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur,
dan memungut di tempat aku tidak menanam.
Seharusnya
uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang,
supaya sekembaliku aku menerima uang itu serta dengan bunganya.
Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya,
dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
Karena setiap orang yang mempunyai,
akan diberi sampai ia berkelimpahan,
tetapi siapa yang tidak punya,
apa pun yang ada padanya akan diambil.
Dan buanglah hamba yang tidak berguna itu
ke dalam kegelapan yang paling gelap.
Di sanalah akan ada ratap dan kertak gigi'."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Intisari dari surat Rasul Paulus pada Bacaan Pertama hari ini ialah:
Tuhan tidak berkenan kalau orang memegahkan diri di hadapan Tuhan.
Tuhan malah memilih orang-orang yang menurut ukuran manusia adalah yang tidak bijak, tidak berpengaruh atau yang tidak terpandang, orang-orang yang lemah dan hina di dalam masyarakat dunia.
Ini benar, karena Yesus sendiri tidak "bermain" di kalangan istana kerajaan atau di kalangan para petinggi bangsa, melainkan "belusukan" dari desa ke desa, bergaul bersama orang-orang yang lemah, hina dan tak berdaya.
Malahan secara gamblang Yesus berkata, "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."  [Mrk 2:17b]
karena menurut Yesus, bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.

Yesus tidak membenarkan dosa yang diperbuat oleh manusia, melainkan menebus dosa-dosa manusia melalui sengsara-Nya di salib, untuk menyelamatkan.
Dengan kata lain, manusia dipandang tak mampu memerdekakan dirinya dari belenggu dosa, ibarat domba yang tersesat tak mampu menemukan sendiri jalan pulang, diperlukan pertolongan.
Penggembala dombalah yang datang dan menemukan domba yang tersesat itu.
Inilah yang ditulis oleh Paulus di dalam suratnya ini, bahwa Tuhan telah membuat kita berada dalam Yesus Kristus.
Bukan kita yang datang kepada Kristus dan membuat Kristus "terpaksa" menerima kita, melainkan Tuhan-lah yang memanggil kita untuk datang kepada hikmat Kristus.
Nah, kita patut bersyukur karena kita telah dipanggil-Nya.
Akankah kita menjawab panggilan-Nya itu?  Ataukah kita diam membisu dan membiarkan diri kita berkubang dalam dosa?



Peringatan Orang Kudus
Santo Pedro Armengol (1238-1304)
Pedro dikenal sebagai perampok ulung. Namun tiba-tiba ia bertobat dan masuk biara. Pedro menawarkan diri sebagai sandera untuk ditukar dengan 18 anak Kristen yang ditahan orang Muslim di Aljazair. Karena giat merasul di kawasan Islam ini, ia dihukum mati; akan tetapi secara ajaib, Pedro terbebas dari maut.

Santa Verena (350)
Wanita Mesir ini mengikuti legiun Thebais ke suatu garnisun baru di Swiss. Hingga akhir hidupnya ia berbuat amal dan bermatiraga. Ia dihormati sebagai santa pelindung para pelayan perempuan di pastoran.

Ruth (abad 11 seb. M.)
Wanita Moab ini dikenal dalam kaitannya dengan keluarga Elimelekh, sebuah keluarga Israel dari Betlehem, daerah Yehuda. Konon pada zaman pemerintahan hakim-hakim terjadilah kelaparan hebat di tanah Israel. Elimelekh bersama Naomi, isterinya dan kedua anaknya Mahlon dan Kilyon mengungsi ke Moab sebagai orang asing.
Sepeninggal Elimelekh, Mahlon dan Kilyon menikah dengan perempuan-perempuan Moab. Mahlon dengan Orpa, sedang Kilyon dengan Ruth. Sayang sekali bahwa Mahlon dan Kilyon kemudian meninggal dunia. Dengan demikian tinggallah Naomi bersama kedua menantunya Orpa dan Ruth.
Ketika didengar bahwa Tuhan telah membebaskan umatNya Israel dari kelaparan, pulanglah Naomi ke Betlehem, Yehuda bersama kedua menantunya. Di sana Ruth bertemu dan menikah dengan Boaz, saudara Elimelekh. Perkawinan Levirat ini adalah sah menurut hukum Israel demi melanjutkan keturunan Naomi. Ruth dan Boaz memperanakkan Obed, ayah dari Yesse, yang menjadi ayah dari Daud, Raja terbesar Israel. Dengan demikian Ruth dikenal sebagai leluhur Raja Daud dan Yesus Kristus yang lahir dari keturunan Daud (Mat 1: 5).



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2018-08-31 Jumat.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Jumat, 31 Agustus 2018



Bacaan Pertama
1Kor 1:17-25

"Kami memberitakan Kristus yang tersalib,
suatu sandungan bagi kebanyakan orang,
tetapi bagi mereka yang terpanggil, merupakan hikmat Allah."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis,
melainkan untuk memberitakan Injil;
dan ini pun bukan dengan hikmat perkataan,
supaya salib Kristus jangan sampai menjadi sia-sia.
Sebab pemberitaan tentang salib
memang suatu kebodohan bagi mereka yang akan binasa,
tetapi bagi kita yang diselamatkan
pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.

Karena ada tertulis,
'Aku akan membinasakan hikmat orang-orang arif
dan melenyapkan kearifan orang-orang bijak.'
Di manakah terdapat orang berhikmat?
Di manakah si ahli Taurat?
Di manakah orang cerdik pandai dari dunia ini?
Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini
menjadi kebodohan?
Sebab hikmat Allah telah menentukan
bahwa dunia dengan hikmatnya tidak mengenal Allah.
Oleh karena itu Allah berkenan menyelamatkan mereka
yang percaya berkat kebodohan pemberitaan Injil.
Orang Yahudi menuntut tanda dan orang Yunani mencari hikmat.
Tetapi kami memberitakan Kristus yang tersalib,
suatu sandungan bagi orang Yahudi,
Tetapi bagi mereka yang dipanggil,
baik Yahudi maupun bukan Yahudi,
Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah!
Karena yang bodoh dari Allah
lebih besar hikmatnya daripada manusia,
dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 33:1-2.4-5.10ab.11,R;5b

Refren: Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan.

*Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar!
Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur.
Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi,
bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!

*Sebab firman Tuhan itu benar,
segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.
Ia senang kepada pada keadilan dan hukum;
bumi penuh dengan kasih setia-Nya.

*Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa;
Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa.
Tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya,
rancangan hati-Nya turun-temurun.



Bait Pengantar Injil
Luk 21:36

Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu,
agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.



Bacaan Injil
Mat 25:1-13

"Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari
Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya,
"Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis,
yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin.
Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak.
Sedangkan yang bijaksana,
selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya.
Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang,
mengantuklah mereka semua, lalu tertidur.

Tengah malam terdengarlah suara orang berseru,
'Pengantin datang! Songsonglah dia!'
Gadis-gadis itu pun bangun semuanya
lalu membereskan pelita mereka.
Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana,
'Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.'
Tetapi yang bijaksana menjawab,
'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian.
Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.'

Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin,
dan yang sudah siap sedia
masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah.
Lalu pintu ditutup.
Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata,
'Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!'
Tetapi tuan itu menjawab,
'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.'

Karena itu, berjaga-jagalah,
sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita tela'ah lebih jauh apa yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus dengan perkataan yang ditulisnya kepada Jemaat di Korintus ini, "Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, melainkan untuk memberitakan Injil."
Apakah Paulus bermaksud hendak mengabaikan amanat agung dari Yesus, "Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus"?  [Mat 28:19b]
Apakah Paulus tidak mau mentaati perintah Yesus ini?

Marilah kita lihat amanat Yesus, yang disampaikan se saat sebelum Yesus naik ke Surga, menurut Injil Markus, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." [Mrk 16:15]
Pewartaan Injil adalah yang pertama dan utama dari amanat Yesus ini.
Soal apakah kemudian orang menjadi percaya dan meminta untuk dibaptis adalah urusan selanjutnya.

Bisa jadi juga Rasul Paulus ingin mengkoreksi pandangan orang banyak tentang baptisan, karena rupanya Paulus dinanti-nantikan oleh Jemaat di Korintus; mereka ingin dibaptis oleh Paulus sendiri, bukan oleh "anak buah" Paulus.
Ini serupa dengan yang dialami oleh Yesus sendiri, orang berbondong-bondong datang kepada Yesus meminta untuk dibaptis, tetapi mereka dibaptis oleh murid-murid Yesus, bukan oleh Yesus sendiri.
Pembaptisan itu oleh dan dalam nama Roh Kudus, bukan dalam nama pastor Anu atau monsinyur Anu.
Karena "oleh dan dalam nama Roh Kudus", makanya saya setuju kalau pembaptisan dilaksanakan di dalam gereja, bukan di rumah sendiri, apalagi di hotel atau tempat-tempat lainnya.
Makanya juga saya menjadi heran kalau orang memilih-milih siapa yang akan membaptis, seolah-olah baptis dari monsinyur lebih manjur ketimbang pastor.

Jadi, yang pertama dan utama adalah pemberitaan Injil, agar semua orang mendapat kesempatan untuk diselamatkan, "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum."  [Mrk 16:16]
Nanti dulu, janganlah kita langsung menolak dengan berkata, "Ah, saya ini tidak pandai berkata-kata, bagaimana saya bisa menjadi pewarta Injil?"  atau "Waduh, saya ini grogi kalau berbicara di hadapan orang banyak", dan sebagainya.

Menurut saya, pewarta Injil berbeda dengan pengkothbah.
Kothbah adalah pidato tentang ajaran agama di hadapan orang banyak, oleh karenanya memang diperlukan kepandaian untuk tampil dan berkata-kata.
Pewarta Injil adalah orang yang memberitakan Injil, entah melalui kesaksian, sikap dan perilaku, atau dengan perbuatan baik sebagaimana yang diamanatkan di dalam Injil.
Jika seperti ini pengertiannya, maka siapa pun bisa menjadi pewarta Injil.
Lihatlah di media sosial, siapa pun bisa menjadi pewarta dari berita yang diperolehnya untuk diteruskan kepada yang lain.
Orang yang berpendidikan rendah sekali pun juga melakukan hal ini.
Lalu mengapa kita merasa tak mampu untuk menjadi pewarta berita yang kita peroleh dari Injil, dan sekaligus memberi kesaksian?

Memberitakan kepada semua mahluk tentu maksudnya kepada siapa saja, terutama kepada mereka yang belum percaya, supaya menjadi percaya.
Kita juga menyadari, sebagaimana yang ditulis oleh Rasul Paulus, bisa jadi saja orang akan menganggap yang kita kerjakan ini adalah suatu kebodohan, lalu menentangnya; jalan tak selalu mulus.
Saya pernah mengalaminya.
Seseorang yang mengetahui masa lalu saya (yang bergelimang dosa) berkata kurang lebih seperti ini, "Sudah, jangan kirimi saya (maksudnya bacaan dan renungan Injil).  Aku tahu siapa kamu, nabi bukan, pastor juga bukan!"
Orang ini mengukur benar-salah dari siapa yang membawa, bukan dari apa yang dibawa.

"Pemberitaan tentang salib Kristus memang suatu kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan, pemberitaan itu adalah kekuatan Allah," begitulah yang ditulis Rasul Paulus pada Bacaan hari ini.
Semoga kita menjadi percaya kepada kekuatan Allah, bersedia dan dimampukan untuk menjadi pendengar dan sekaligus pewarta Injil yang setia.



Peringatan Orang Kudus
Santo Raymundus Nonnatus, Pengaku Iman
Julukan 'Nonnatus' yang berarti 'Yang tidak dilahirkan' sertamerta menunjukkan kepada kita bahwa ada suatu keanehan seputar saat kelahiran Raymundus. Memang Raymundus lahir tidak seperti biasanya.
Ibunya meninggal dunia karena sakit keras selagi Raymundus masih ada dalam kandungan. Demi menyelamatkan dia, dokter terpaksa melakukan operasi terhadap ibunya yang sudah tak bernyawa lagi. Dokter berhasil mengeluarkan dia dari rahim ibunya. Karena itulah, ia dijuluki 'Nonnatus'.
Raymundus lahir di Portello Katalonia, Spanyol pada tahun 1204. Ayahnya seorang bangsawan dari keluarga Sarrois yang disebut juga keluarga Segers. Meskipun berdarah bangsawan, namun keluarganya hidup miskin dan serba kekurangan. Raymundus mengalami kegetiran hidup itu selama masa mudanya. Meskipun terlilit kemiskinan, ia tetap riang. Dalam doa dan imannya yang teguh, ia menyerahkan hidupnya kepada penyelenggaraan ilahi Allah. Dalam situasi sulit ini, ia mengatakan keinginannya untuk menjadi seorang biarawan. Ayahnya tidak merestui dan menyuruh dia mengusahakan kebun mereka yang terletak jauh dari kampung halaman dengan maksud agar dia dapat melupakan cita-citanya itu. Namun usaha sang ayah ini tidak berhasil. Sebaliknya Raymundus lebih banyak mempunyai waktu untuk berdoa dan merenung.
Setelah mengalami banyak kesulitan, ia diterima oleh Santo Petrus Nolaskus dalam tarekat Mercederian. Ordo ini didirikan pada tahun 1256 dengan tujuan pokok ialah membebaskan para budak dan tawanan yang beragama Kristen dari tangan orang-orang Islam. Mula-mula Raymundus bekerja di Barcelona selama 3 tahun. Kemudian ia diutus ke Aljazair, Afrika Utara untuk menebus para budak dan tawanan Kristen dari tangan orang-orang Islam. Ia membawa banyak uang untuk menebus mereka. Namun uang itu ternyata tidak mencukupi. Karena itu ia dengan sukarela menyerahkan diri sebagai pengganti para budak dan tawanan itu. Ia bekerja keras sambil mewartakan Injil Kristus dan mengajar agama. Kegiatannya ini menimbulkan amarah besar di kalangan para majikan dan mandor, karena pengajarannya dianggap sangat merugikan mereka.
Raymundus dipenjarakan selama 8 bulan dengan siksaan yang berat. Bibirnya dilubangkan dan dikunci sehingga ia tidak bisa lagi mengajar orang banyak. Untunglah bahwa uang tebusan baginya segera tiba, sehingga ia dapat segera dibebaskan dan bisa kembali ke Spanyol.
Di sana ia mendapat kabar bahwa Paus Gregorius IX sangat terharu dan kagum akan ketabahan dan keberaniannya mewartakan Injil Kristus kepada orang-orang Islam. Paus mengangkatnya menjadi Kardinal dan mengundangnya datang ke Roma. Tetapi rupanya Tuhan sudah puas dengan jasa-jasanya. Sementara di tengah perjalanan, ia jatuh sakit dan menghembuskan nafasnya di Cardona, dekat Barcelona. Raymundus meninggal dunia pada tahun 1240. la dihormati sebagai pelindung para ibu yang akan melahirkan.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2018-08-30 Kamis.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Kamis, 30 Agustus 2018



Bacaan Pertama
1Kor 1:1-9

"Di dalam Kristus kalian telah menjadi kaya dalam segala hal."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus;

Dari Paulus
yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus,
dan dari Sostenes, saudara kita,
kepada jemaat Allah di Korintus,
yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus
dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus,
serta kepada saudara sekalian di mana pun,
yang berseru kepada nama Yesus Kristus,
Tuhan mereka dan Tuhan kita.
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita,
dan dari Tuhan Yesus Kristus
menyertai kalian.
Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kalian,
atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kalian
dalam Kristus Yesus.
Sebab di dalam Kristus kalian telah menjadi kaya dalam segala hal:
dalam segala macam perkataan dan pengetahuan,
sesuai dengan kesaksian tentang Kristus
yang telah diteguhkan di antara kalian,
sehingga kalian tidak kekurangan dalam suatu karunia pun
sementara kalian menantikan penampakan Tuhan kita Yesus Kristus.
Dia juga akan meneguhkan kalian sampai kesudahannya,
sehingga kalian tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.
Sebab setialah Allah
yang telah memanggil kalian
kepada persekutuan dengan Putera-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 145:2-3.4-5.6-7,R:1

Refren: Aku hendak memuji nama-Mu selama-lamanya,
ya Allah Rajaku.

*Setiap hari aku hendak memuji Engkau,
dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya.
Besarlah Tuhan dan sangat terpuji;
kebesaran-Nya tidak terselami.

*Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu,
dan akan memberitakan keperkasaan-Mu.
Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan,
dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.

*Kekuatan karya-karya-Mu yang dahsyat akan dimaklumkan,
dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan.
Kenangan akan besarnya kebaikan-Mu akan dimasyhurkan,
orang akan bersorak-sorai tentang keadilan-Mu.



Bait Pengantar Injil
Mat 24:42a.44

Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah,
sebab kalian tidak tahu bilamana Anak Manusia datang.



Bacaan Injil
Mat 24:42-51

"Hendaknya kalian selalu siap siaga."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
"Berjaga-jagalah,
sebab kalian tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.
Tetapi ketahuilah ini:
Jika tuan rumah tahu
pada waktu mana pencuri datang waktu malam,
pastilah ia berjaga-jaga dan tidak membiarkan rumahnya dibongkar.
Sebab itu hendaklah kalian selalu siap siaga,
sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kalian duga."

Siapakah hamba yang setia dan bijaksana,
yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya
untuk memberi makan kepada mereka pada waktunya?
Berbahagialah hamba,
yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya itu,
ketika tuannya datang.
Aku berkata kepadamu:
Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia
menjadi pengawas segala miliknya.

Akan tetapi jika hamba itu jahat, dan berkata di dalam hatinya,
'Tuanku tidak datang-datang,'
lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain,
dan makan minum bersama para pemabuk,
maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak ia sangka,
dan pada saat yang tidak ia ketahui.
Maka hamba itu akan dibunuhnya
dan dibuatnya senasib dengan orang-orang munafik.
Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi."

Demikianlan sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita renungkan surat Rasul Paulus yang ditujukan kepada jemaat di Korintus pada Bacaan Pertama hari ini.
Rasul Paulus menulis bahwa persekutuan dengan Kristus adalah kekayaan kita yang paling berharga dan sekaligus kekayaan yang terlengkap, "Di dalam Kristus kalian telah menjadi kaya dalam segala hal."
Mari kita tela'ah lebih juah.

Seseorang disebut "Orang Kaya" karena ia memiliki banyak uang.
Disebut "Orang Miskin" kalau uangnya sangat sedikit atau tidak punya sama sekali, atau malah berhutang.
Seberapa pun banyaknya uang yang dimiliki, akan ditinggalkannya saat ia meninggal dunia.
Jangankan harta benda, badan jasmani saja mesti kita tinggalkan dan akan kembali menjadi debu.

Uang hanyalah salah satu dari kekayaan.
Sekali pun berharga, uang bukanlah yang paling berharga.
Pada [Luk 12:30] ditulis,
"Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu."
Iya, kita memang memerlukannya selagi masih hidup di dunia ini.
Tetapi yang jauh lebih berharga adalah kekayaan yang justru kita perlukan setelah kita pergi meninggalkan dunia ini.
Ada perjalanan panjang setelah kematian, dan jelas kita memerlukan "bekal" selama perjalanan itu, dna yang terutama adalah "tiket masuk" ke kerajaan Surga.
Jelas inilah alasannya mengapa Yesus berpesan kepada kita,
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya."
[Mat 6:19-20]



Peringatan Orang Kudus
Beato Ghabra Mikael, Martir
Ghabra Mikael - yang berarti 'Hamba dari Mikael' - adalah martir bangsa Afrika. Ia lahir di Etiopia pada tahun 1790. Semenjak kecil, ia hidup dan dididik di dalam lingkungan dan iman bidaah Arianisme yang menyangkal kemanusiaan Yesus Kristus. Ghabra dikenal cerdas dan saleh. Setelah menyelesaikan studinya di sekolah menengah, ia masuk biara Mertulai - Miryam di Etiopia. Oleh rekan-rekannya ia dikenal sebagai seorang biarawan yang saleh dan pintar, namun ia dicurigai sebagai seorang yang tidak menerima ajaran bidaah Arianisme. Meskipun demikian, Ghabra tetap kokoh pada pendiriannya. Ia tetap tekun mempelajari teologi dan berdoa memohon penerangan ilahi agar dapat menemukan kebenaran sejati mengenai Yesus Kristus. Ia pun rajin mengunjungi berbagai biara yang tersebar di kawasan itu untuk mempelajari cara hidup mereka. Seluruh hidupnya hingga ia berusia 50 tahun boleh dikatakan merupakan suatu usaha pencarian terus menerus kebenaran sejati Yesus Kristus. Apa yang diajarkan Arianisme ditolaknya mentah-mentah. Sebaliknya ia mulai lebih tertarik pada ajaran yang disebarkan oleh iman Katolik, bahwa Yesus Kristus itu sungguh Allah dan sungguh Manusia.
Oleh pengaruh Yustinus de Yakobis, seorang uskup dari tarekat Kongregasi Misi, Ghabra dengan tegas memutuskan untuk memeluk iman Katolik. Ia bertobat pada tahun 1844. Tujuh tahun kemudian (1851), Yustinus menahbiskan dia menjadi imam. Bersama Uskup Yustinus, Ghabra giat mengajar agama dan membangun sebuah kolese untuk mendidik anak-anak Etiopia. Ia juga menulis sebuah buku Katekismus dalam bahasa Etiopia. Atas restu Uskup Yustinus; ia pun mendirikan sebuah seminari untuk mendidik calon-calon imam pribumi Etiopia.
Semua kegiatan ini menimbulkan amarah besar dari para penganut Arianisme terutama Abuna Salama, Uskup Gereja Arian. Atas hasutannya, Teodorus II, raja Abessinia, melancarkan penganiayaan besar atas semua orang lain yang tidak menganut ajaran Arianisme. Ghabra bersama beberapa orang Katolik pengikutnya ditangkap dan disesah. Ghabra dipenjarakan di dalam sebuah kandang ternak yang sangat kotor. Setiap kali disesah, ia dengan tenang dan tegas menjawab: "Karena imanku aku akan tetap melawan kamu, namun demi cinta kasih Kristiani aku akan terus berbuat baik kepada kamu ". Akhirnya karena penderitaan yang ditanggungnya dan karena serangan penyakit kolera, Ghabra meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 1855.
Ghabra, seorang martir Kristus yang kokoh imannya. Seluruh hidup dan perjuangannya dapat dikatakan secara ringkas sebagai suatu pemuliaan terhadap Sabda Allah yang menjadi manusia. Ia meninggal dunia sebagai seorang imam yang saleh dari tarekat Kongregasi Misi atau tarekat Imam-imam Lazaris.

Santo Heribertus, Uskup
Heribertus lahir di kota Worms, Jerman pada tahun 970. Orangtuanya mempercayakan dia kepada Abbas Gorsse, pemimpin biara Benediktin Lorraine untuk dididik sesuai dengan cara hidup Kristiani. Pendidikan dan cara hidup di biara itu berhasil menanamkan dalam batinnya hasrat yang kuat untuk menjalani hidup membiara. Namun cita­citanya itu tidak direstui oleh ayah dan sanak keluarganya. Heribertus segera dipanggil pulang ke Worms agar tidak lagi terpengaruh oleh cara hidup membiara.
Namun rencana Tuhan atas dirinya tak terselami manusia. Meskipun orangtuanya berusaha keras menghindarkan dia dari cita-cita hidup membiara itu, ia tetap menunjukkan kesalehan hidup yang mengagumkan. Melihat cara hidupnya itu, ia kemudian ditahbiskan menjadi imam. Oleh Raja Otto III, ia diangkat menjadi penasehat pribadi baik dalam kehidupan politik maupun dalam kehidupan rohani. Prestasi kariernya terus meningkat dengan pengangkatannya sebagai Vikaris Jenderal keuskupan Koln, dan kemudian sebagai Uskup Agung Koln.
Heribertus memanfaatkan kedudukannya sebagai penasehat pribadi raja dan sebagai imam untuk menunjukkan cinta kasih Allah kepada orang banyak. Bersama Otto III, ia mendirikan gereja dan biara di kota Deutss, sebelah kota Rhein, atas tanggungan kerajaan. Ia dengan giat merawat orang-orang sakit dan memperhatikan nasib para kaum miskin. Sebagian besar pendapatannya dibagi baik untuk kepentingan Gereja maupun untuk kepentingan aksi-aksi sosial itu. Ia sendiri hidup dari sisa uang yang diterimanya dari raja. Kepada imam-imamnya yang mengalami kesulitan keuangan, ia mendermakan juga sebagian dari pendapatannya.
Sekali peristiwa, ia menemani Otto III ke Italia untuk sesuatu urusan politik. Tak terduga-duga, Otto III meninggal seketika karena keracunan. Dalam kebingungan dan kesedihan, ia membawa pulang jenazah Otto III ke Aachen, Jerman dan menguburkannya secara terhormat. Peristiwa ini menimbulkan pertentangan hebat antara dia dan Pangeran Heinrich II. Ia dituduh sengaja meracuni Otto III dengan maksud untuk mengambil alih kekuasaan sebagai raja. Ketegangan ini baru mereda ketika Pangeran Heinrich dilantik menjadi raja menggantikan ayahnya.
Tanpa menaruh dendam pada Heinrich, Heribertus dengan senang hati melepaskan tugasnya sebagai penasehat raja dan mulai memusatkan perhatiannya pada kehidupan rohaninya dan pada pelayanan umat. Ia mulai lebih banyak berdoa dan melakukan silih. Pada musim kering, ia bersama umat mengadakan perarakan dari gereja Santo Severinus ke gereja Santo Pantaleon. Dalam kotbah-kotbahnya ia menghimbau agar umat bertobat dan percaya kepada kerahiman Allah. Kepada imam-imamnya, ia mengadakan kunjungan-kunjungan pastoral dan menggalakkan pembinaan rohani untuk meneguhkan mereka dalam panggilan dan karyanya. Heribertus dikenal sebagai seorang uskup yang saleh dan sayang pada umatnya. Ia meninggal dunia pada tahun 1021 karena serangan penyakit.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2018-08-29 Rabu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Rabu, 29 Agustus 2018

PW Wafatnya S. Yohanes Pembaptis



Bacaan Pertama
Yer 1:17-19

"Sampaikanlah kepada Yehuda
segala yang Kuperintahkan kepadamu.
Janganlah gentar terhadap mereka."

Pembacaan dari Kitab Yeremia:

Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia,
"Baiklah engkau bersiap!
Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku
segala yang Kuperintahkan kepadamu.
Janganlah gentar terhadap mereka,
supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!
Mengenai Aku,
sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau
menjadi kota yang berkubu,
menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga
melawan seluruh negeri ini,
menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya,
menentang para imam dan rakyat negeri lain.
Mereka akan memerangi engkau,
tetapi tidak akan mengalahkan engkau,
sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau,
demikianlah firman Tuhan."

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
2Tes 3:6-10.16-18

"Barang siapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:

Saudara-saudara, demi nama Tuhan Yesus Kristus kami berpesan,
agar kalian menjauhkan diri dari setiap saudara
yang tidak melakukan pekerjaannya
dan yang tidak menurut ajaran yang telah kalian terima dari kami.

Sebab kalian sendiri tahu,
bagaimana kalian harus mengikuti teladan kami,
karena kami tidak lalai bekerja di antara kalian.
Kami tidak makan rejeki orang dengan cuma-cuma,
tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam,
supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kalian.
Bukan karena kami tidak berhak menerima rejeki dari kalian,
melainkan karena kami mau menjadikan diri kami
teladan bagi kalian, supaya kalian ikuti.
Ketika berada di tengah-tengahmu, kami telah memperingatkan,
"Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan."

Semoga Tuhan damai sejahtera,
mengaruniakan damai sejahtera kepadamu,
terus-menerus, dalam segala hal.
Tuhan menyertai kalian semua.
Salam dari padaku, Paulus.
Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri.
Inilah tanda dalam setiap surat, beginilah tulisanku.
Semoga kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita,
menyertai kalian semua!

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 71:1-4a.5-6b.15.17,R:15a

Refren: Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu.

*Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung,
janganlah sekali-kali aku mendapat malu.
Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu,
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!

*Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh,
kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri;
sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku.
ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.

*Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan,
Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah.
Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan,
Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.

*Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu,
dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu,
sebab aku tidak dapat menghitungnya.
Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku,
dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

ATAU MAZMUR LAIN:
Mzm 128:1-2.4-5
Refrein: Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan.

*Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan,
yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

*Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan
orang laki-laki yang takwa hidupnya.
Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion:
boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.



Bait Pengantar Injil
Mat 5:10

Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.



Bacaan Injil
Mrk 6:17-29

"Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku
kepala Yohanes Pembaptis."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa
Herodeslah menyuruh orang menangkap Yohanes
dan membelenggunya di dalam penjara
berhubung dengan peristiwa Herodias,
yakni bahwa Herodes telah memperistri Herodias,
isteri Filipus saudaranya.
Yohanes pernah menegur Herodes,
"Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"
Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes,
dan bermaksud membunuh dia,
tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes,
karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci;
jadi ia melindunginya.
Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes,
hati Herodes selalu terombang-ambing;
namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.

Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias,
yakni ketika Herodes - pada hari ulang tahunnya
mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar,
para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea.
Pada waktu itu Puteri Herodias tampil lalu menari,
dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya.
Maka Raja berkata kepada gadis itu,
"Minta dari padaku apa saja yang kauingini,
maka akan kuberikan kepadamu!"
Lalu Herodes bersumpah kepadanya,
"Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu,
sekalipun itu setengah dari kerajaanku!"

Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya,
"Apa yang harus kuminta?"
Jawab ibunya, "Kepala Yohanes Pembaptis!"
Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta,
"Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku
kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!"

Maka sangat sedihlah hati raja!
Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya,
ia tidak mau menolaknya.
Raja segera menyuruh seorang pengawal
dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes.
Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
Ia membawa kepala itu di sebuah talam
dan memberikannya kepada Herodias,
dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.

Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu,
mereka datang dan mengambil mayatnya,
lalu membaringkannya dalam kubur.

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
Mat 23:27-32

Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang
yang mendengarkan sabda Kristus.

"Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada waktu itu Yesus bersabda,
"Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian orang-orang munafik,
sebab kalian itu seperti kuburan yang dilabur putih.
Sebelah luarnya memang tampak bersih,
tetapi sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
Demikian pula kalian,
dari sebelah luar nampaknya benar,
tetapi sebelah dalam penuh kemunafikan dan kedurjanaan.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian orang-orang munafik,
kalian membangun makam bagi nabi-nabi
dan memperindah tugu peringatan bagi orang-orang saleh,
dan sementara itu kalian berkata,
'Seandainya kami hidup pada zaman nenek moyang kita,
tentulah kami tidak ikut membunuh para nabi.'
Tetapi dengan demikian kalian bersaksi melawan dirimu sendiri,
bahwa kalian keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
Jadi, penuhilah takaran para leluhurmu!"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Janganlah kita lewatkan pesan penting yang disampaikan kepada kita melalui Kitab Yeremia dari Bacaan Pertama hari ini, yang diambil dari perikop tentang "Yeremia dipanggil dan diutus", dan dikaitkan dengan peringatan wajib Wafatnya Santo Yohanes Pembaptis, santo yang juga dipanggil dan diutus Allah.
Sesungguhnya orang dipanggil oleh Tuhan untuk diutus kemana sih?
Apakah diutus untuk menghadiri pesta dan bersenang-senang?
Jika seandainya ada di antara kita yang mengalami, dipanggil untuk menghadiri pesta dan bersenang-senang, saya pastikan panggilan itu datangnya dari iblis, bukan dari Tuhan, panggilan yang awalnya nampak menyenangkan tetapi berakhir tragis.
Jika panggilan datangnya dari Tuhan, awalnya bukanlah hal yang menyenangkan tetapi yang bertahan sampai kepada kesudahannya akan selamat.
Itu bedanya.

Kita dipilih dan dipanggil oleh Tuhan untuk menghadapi dan menanggulangi persoalan hidup, untuk keluar sebagai pemenang.
Tuhan tidak meniadakan persoalan hidup manusia, melainkan akan membentengi kita dan menguatkan kita agar kita dimampukan untuk mengalahkan musuh yang jauh lebih kuat.
Beginilah sabda Tuhan, "Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau."

Memang, pada saat dipanggil, karena kekurang-percayaan kita, maka kita pun diliputi oleh berbagai kekhawatiran.
Itu karena kita masih berkutat kepada rasio duniawi kita, tak percaya kalau Tuhan dapat memutar balik yang mustahil menjadi mungkin.
Yeremia juga mengalami yang sama ketika Tuhan memanggilnya.
"Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda," begitulah jawaban Yeremia ketika Tuhan memintanya untuk melaksanakan tugas panggilannya, "Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."

Inilah pesan penting dari Tuhan untuk kita, yang disampaikan pada Bacaan Pertama hari ini,
"Baiklah engkau bersiap!
Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang Kuperintahkan kepadamu. "



Peringatan Orang Kudus
Santo Wafatnya Santo Yohanes Pembaptis
Pada tanggal 24 Juni Gereja merayakan pesta Kelahiran Yohanes Pembaptis; sedangkan pada hari ini, 29 Agustus, Gereja mengajak seluruh umat untuk memperingati kemartirannya.
Kemartiran Yohanes berkaitan erat dengan tegurannya yang pedas kepada Raja Herodes karena ia memperisteri Herodias, isteri Filipus, saudaranya secara tidak sah. Herodes marah dan mencampakkan Yohanes ke dalam penjara.   Herodias pun marah dan tak henti-hentinya berusaha mencari kesempatan untuk membunuh Yohanes. 
Kesempatan emas itu akhirnya tiba juga. Pada hari ulang tahunnya, Herodes mengadakan jamuan makan untuk para petinggi kerajaan di seluruh Galilea. Kesempatan ini dimanfaatkan Herodias untuk melaksanakan niat jahatnya atas diri Yohanes. Ia menyuruh puterinya menari dihadapan para tamu. Tariannya sungguh menawan hati para tamu yang sudah mulai mabuk itu. Herodes tampak bangga dan gembira. Terdorong oleh kebanggaannya itu, Herodes berkata kepada gadis itu: "Mintalah kepadaku apa saja seturut kehendakmu. Aku akan memberikannya kepadamu". Herodes bahkan bersumpah di hadapan para tamu: "Apa saja yang kauminta, akan kuberikan, sekalipun separuh dari kerajaanku". Gadis itu tidak tahu apa yang harus dimintanya. Karena itu ia berlari kepada ibunya Herodias untuk memintai pendapatnya. Tanpa banyak pikir, Herodias berkata: "Kepala Yohanes Pembaptis!"
Gadis itu segera menghadap Herodes dan berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di dalam sebuah talam". Herodes sedih tetapi karena sumpahnya dan karena malu kepada tamu-tamunya, ia segera memerintahkan pengawal-pengawalnya untuk memenggal kepala Yohanes pada hari itu juga. Injil Mateus 14 mengatakan bahwa kepala Yohanes itu diletakkan di dalam sebuah talam dan diberikan kepada puteri Herodias itu.
Karena kesetiaannya kepada Allah dan panggilannya sebagai nabi pendahulu Yesus, Yohanes mati di bawah kuasa kelaliman Herodes. Ia mati dibunuh pada tahun 31.

Santa Sabina, Martir
Sabina adalah isteri seorang bangsawan Romawi Kristen bernama Valentinus. Ia menjadi Kristen di bawah bimbingan Seraphia, seorang gadis Kristen yang saleh. Sabina-lah yang mengurusi pemakaman Seraphia ketika ia dibunuh oleh kaki-tangan Kaisar Hadrianus pada abad kedua. Perbuatannya ini akhirnya juga menyebabkan dia ditangkap dan dibunuh. Sabina dihormati sebagai pelindung ibu rumah tangga dan anak-anak.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2018-08-28 Selasa.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Selasa, 28 Agustus 2018

PW S. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
2Tes 2:1-3a.13b-17

"Berpeganglah pada ajaran-ajaran yang telah kalian terima dari kami."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus
kepada jemaat di Tesalonika:

Saudara-saudara,
tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus
dan berkumpulnya kita dengan Dia,
kami minta kepadamu, jangan lekas bingung dan gelisah,
baik oleh ilham roh, maupun oleh kabar atau surat
yang dikatakan berasal dari kami,
seolah-olah hari Tuhan telah tiba.
Hendaknya kalian Jangan sampai disesatkan orang
dengan cara yang bagaimanapun juga.

Allah dari mulanya telah memilih kalian
untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kalian
dan dalam kebenaran yang kalian percayai.
Untuk itulah Ia telah memanggil kalian lewat Injil
yang kami wartakan,
sehingga kalian dapat memperoleh kemuliaan Yesus Kristus,
Tuhan kita.
Sebab itu berdirilah teguh
dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kalian terima dari kami,
baik secara lisan, maupun secara tertulis.

Semoga Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita,
menghibur dan memperkuat hatimu
dalam segala karya dan tutur kata yang baik,
sebab Allah mengasihi kita,
Ia memberi kita hiburan dan harapan baik
karena kasih karunia-Nya.

Demikanlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 96:10-13,R:13ab

Refren: Tuhan akan datang menghakimi dunia dengan adil.

*Katakanlah di antara bangsa-bangsa:
"Tuhan itu Raja!
Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah.
Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."

*Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai,
biar gemuruhlah laut serta segala isinya;
biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya,
dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.

*Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang,
sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.
Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan,
dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.



Bait Pengantar Injil
Ibr 4:12

Sabda Allah itu hidup dan penuh daya,
menguji segala pikiran dan maksud hati.



Bacaan Injil
Mat 23:23-26

"Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan."

inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada waktu itu Yesus bersabda,
"Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kamu orang-orang munafik,
sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar,
tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan,
yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan.
Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan.
Hai kalian pemimpin-pemimpin buta,
nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu
tetapi unta di dalamnya kalian telan.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian orang-orang munafik,
sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya,
tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
Hai orang-orang Farisi yang buta,
bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu,
maka sebelah luarnya juga akan bersih.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Jemaat di Tesalonika kebingungan.
Setelah menjadi pengikut Kristus, nampaknya berbagai persoalan belum seluruhnya teratasi, masih ada saja permasalahan yang menjadi beban hidup mereka.
Ditambah lagi penyesatan-penyesatan yang dilakukan orang, yang dapat menggerus iman mereka.

Oleh sebab itu, Rasul Paulus, yang saat itu belum memungkinkan untuk berkunjung ke Tesalonika, memutuskan untuk menulis surat untuk menguatkan iman jemaat di sana, "Teguhlah berdiri dan berpegang pada ajaran-ajaran Kristus yang telah disampaikan oleh rasul Paulus serta rasul-rasul lainnya. 
Allah dari semula telah memilih kita untuk diselamatkan dalam roh dan kebenaran."

Kita telah dipilih Tuhan untuk menjadi warga Kerajaan Surga.
Yesus juga membenarkan akan hal ini, sebagaimana yang telah disampaikan-Nya, "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu."    [Yoh 15:16]

Logikanya sebetulnya sederhana saja.
Kita memanggil Tuhan sebagai Bapa, dan kita pun diakui sebagai anak-anak-Nya.
Sebagaimana juga relasi kita dengan orangtua kita sendiri, kita tidak memilih siapa yang akan kita jadikan orangtua yang melahirkan kita.
Kita tak dapat memilih di rahim siapa kita akan dikandung.
Bukan kita yang memilih, melainkan kitalah yang dipilih.

Saya bersyukur memiliki orangtua dan juga saudara-saudara yang begitu mengasihi saya.
Saya merasa beruntung telah dipilih menjadi bagian dari keluarga saya.
Barangkali ada orang lain yang merasa tidak seberuntung saya, tidak menerima seperti apa yang saya terima dari mereka.
Tetapi pasti, ada yang diterimanya dari orangtua dan keluarganya yang saya sendiri tidak menerimanya.
Walaupun tidak sama, masing-masing telah menerima karena telah dipilih menjadi anak.

Sama halnya relasi kita dengan Bapa kita yang di Surga, kita tidak dapat memilih siapa yang akan kita akui sebagai bapa, apalagi memang tidak ada pilihan yang tersedia.
Dan sebagai anak, masing-masing kita menerima, sekali pun berbeda-beda, tetapi pasti semuanya menerima.
Kita semua menerima karena kita telah dipilih-Nya.
Cobalah cermati, pasti ada yang telah kita terima dan yang akan kita terima di masa mendatang, dan pada kesudahannya nanti, kita semua akan menerima keselamatan kekal di dunia yang baru.



Peringatan Orang Kudus
Santo Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
Agustinus adalah bapa Gereja purba yang terkenal. Ia lahir di Tagaste (sekarang: Souk-Ahras), Afrika Utara pada tanggal 13 Nopember 354. Ibunya, Monika, seorang beriman Kristen dari sebuah keluarga yang taat agama; sedangkan ayahnya, Patrisius, seorang tuan tanah dan sesepuh kota yang masih kafir. Berkat semangat doa Monika yang tak kunjung padam, Patrisius baru bertobat dan dipermandikan menjelang saat kematiannya. Kekafiran Patrisius sungguh berpengaruh besar pada diri anaknya Agustinus. Karena itu Agustinus belum juga dipermandikan menjadi Kristen meskipun ia sudah besar. Usaha ibunya untuk menanamkan benih iman Kristen padanya seolah-olah tidak berdaya mematahkan pengaruh kekafiran ayahnya.
Semenjak kecil Agustinus sudah menampilkan kecerdasan yang tinggi. Karena itu ayahnya mencita-citakan agar ia menjadi seorang yang terkenal. Ia masuk sekolah dasar di Tagaste. Karena kecerdasannya, ia kemudian dikirim untuk belajar bahasa Latin dan macam-macam tulisan Latin di Madauros. Pada usia 17 tahun, ia dikirim ke Kartago untuk belajar ilmu retorika. Di Kartago, ia belajar dengan tekun hingga menjadi seorang murid yang terkenal. Namun hidupnya tidak lagi tertib oleh karena pengaruh cara hidup banyak orang yang tidak mengikuti aturan­aturan moral. Ia menganut aliran Manikeisme, suatu sekte keagamaan dari Persia yang mengajarkan bahwa semua barang material adalah buruk. Minatnya pada aliran ini berakhir ketika ia menyaksikan kebodohan Faustus, seorang pengajar Manikeisme. Selanjutnya selama beberapa tahun, ia meragukan semua kebenaran agama-agama.
Pada tahun 383 ia pergi ke Roma lalu ke Milano, kota pemerintahan dan kota kediaman Uskup Ambrosius. Di Milano ia mengajar ilmu retorika. Banyak orang Roma berbondong-bondong datang kepadanya hanya untuk mendengarkan kuliah dan pidatonya. Di kota itu pun ia berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius, seorang mantan gubernur yang saleh. Ia menyaksikan dari dekat cara hidup para biarawan yang mengikuti suatu disiplin hidup yang baik dan membahagiakan. Mereka bijaksana, ramah dan saling mengasihi. Hatinya tersentuh dan mulailah ia berpikir: "Apa yang mendasari hidup mereka? Injilkah yang menjiwai hidup mereka itu?" Kecuali itu, ia sering mendengar kotbah-kotbah Uskup Ambrosius dan tertarik pada semua ajarannya. Semuanya itu kembali menyadarkan dia akan nasihat-nasihat ibunya tatkala ia masih di Tagaste. Suatu hari, ia mendengar suara ajaib seorang anak: "Ambil dan bacalah! ". Tanpa banyak berpikir, ia segera menjamah Kitab Injil itu, membukanya dan membaca: "Marilah kita hidup sopan seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya" (Rom 13:13-14).
Agustinus yang telah banyak mendalami filsafat itu akhirnya terbuka pikirannya dan melihat kebenaran sejati, yakni wahyu ilahi yang dibawakan Yesus Kristus. Ia kemudian bertobat dan bersama dengan sahabatnya Alipius, ia dipermandikan pada tahun 387. Dalam bukunya 'Confession', ia menuliskan riwayat hidup dan pertobatannya dan dengan terus terang mengakui betapa ia sangat terbelenggu oleh kejahatan dosa dan ajaran Manikeisme. Suara hatinya terus mendorong dia agar memperbaiki cara hidupnya seperti banyak orang lain yang meneladani Santo Antonius dari Mesir.
Pada tahun 388, ia kembali ke Afrika bersama ibunya Monika. Di kota pelabuhan Ostia, ibunya meninggal dunia. Tahun-tahun pertama hidupnya di Afrika, ia bertapa dan banyak berdoa bersama beberapa orang rekannya. Kemudian ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 391, dan bertugas di Hippo sebagai pembantu uskup kota itu. Sepeninggal uskup itu pada tahun 395, ia dipilih menjadi Uskup Hippo. Selama 35 tahun ia menjadi pusat kehidupan keagamaan di Afrika. Rahmat Tuhan yang besar atas dirinya dimuliakannya di dalam berbagai bentuk kidung dan tulisan. Tulisan-tulisannya meliputi 113 buah buku, 218 buah surat dan 500 buah kotbah. Tak terbilang banyaknya orang berdosa yang bertobat karena membaca tulisan-tulisannya. Tulisan-tulisannya itu hingga kini dianggap oleh para ahli filsafat dan teologi sebagai sumber penting dari pengetahuan rohani. Semua kebenaran iman Kristiani diuraikan secara tepat dan mendalam sehingga mampu menggerakkan hati orang.
Sebagai seorang uskup, Agustinus sangat menaruh perhatian besar pada umatnya terutama yang miskin dan melarat. Dialah yang mendirikan asrama dan rumah sakit pertama di Afrika Utara demi kepentingan umatnya.
Agustinus meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 430 tatkala bangsa Vandal mengepung Hippo. Jenazah Agustinus berhasil diamankan oleh umatnya dan kini dimakamkan di basilik Santo Petrus.

Santo Hermes, Martir
Hermes adalah prefek kota Roma yang kemudian bertobat dan menjadi Kristen. Ia dibunuh bersama Paus Aleksander I pada tahun 116 pada masa pemerintahan Kaisar Hadrianus. Jenazahnya dimakamkan di Jalan Salasia, Roma.

Santo Musa Hitam, Pengaku iman
Musa berasal dari Etiopia. Ia bekerja pada seorang majikan kaya raya, namun kemudian dipecat karena melakukan banyak kesalahan dalam tugasnya. Lalu ia menjadi pemimpin suatu kawanan perampok yang merajalela di Mesir.
Oleh sentuhan rahmat Tuhan, ia sekonyong-konyong bertobat dan menjadi biarawan yang saleh sehingga dianggap layak untuk ditahbiskan menjadi imam. Ketika ia mengenakan jubah putih untuk merayakan misa pertama, Uskup berseru: "Lihatlah, orang hitam ini kini menjadi putih bersih!" Musa menjawab: "Itu bagian luarnya saja! Tuhan lebih tahu, bahwa hatiku masih hitam seperti kulitku".
Pada waktu suku Berber mengobrak-abrik biaranya, ia tidak melawan sedikit pun dan membiarkan diri dibunuh. Di biaranya - Dair al Baramus di Wadi Natrun - hingga kini para biarawan masih terus mendendangkan madah pujian kepada Tuhan dan berdoa dengan perantara­annya. Ia meninggal pada tahun 395.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2018-08-27 Senin.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Senin, 27 Agustus 2018

PW S. Monika



Bacaan Pertama
2Tes 1:1-5.11b-12

"Nama Tuhan kita dimuliakan dalam kalian dan kalian dalam Dia."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus
kepada Jemaat di Tesalonika:

Dari Paulus, Silwanus dan Timotius,
kepada jemaat orang Tesalonika
yang ada dalam Allah, Bapa kita, dan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Kasih karunia dan damai sejahtera
dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus
menyertai kalian.

Saudara-saudara,
kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kalian.
Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah
dan kasihmu satu sama lain semakin kuat.
Kami sendiri membanggakan kalian di hadapan jemaat-jemaat Allah,
karena ketabahan dan imanmu dalam segala penganiayaan
dan penindasan yang kalian derita.
Semuanya itu merupakan bukti bahwa penghakiman Allah itu adil,
sebab kalian dinyatakan layak menjadi warga Kerajaan Allah.
Demi Kerajaan itulah kalian sekarang menderita.

Semoga Allah kita menganggap kalian layak bagi panggilan-Nya,
dan dengan kekuatan-Nya
menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik,
dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu.
Dengan demikian nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan dalam kalian
dan kalian di dalam Dia,
sesuai dengan kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 96:1-2a.2b-3.4-5,R:3

Refren: Wartakanlah karya Tuhan yang ajaib di antara segala bangsa.

*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!
Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.

*Kabarkanlah dari hari ke hari
keselamatan yang datang dari pada-Nya.
Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa,
kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.

Sebab mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji,
Ia lebih dahsyat dari pada segala dewata.
Sebab segala allah para bangsa adalah hampa,
tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit.



Bait Pengantar Injil
Luk 7:16

Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,
dan Allah mengunjungi umat-Nya.



Bacaan Injil
Luk 7:11-17

"Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa
Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain.
Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia.
Ketika Yesus mendekati pintu gerbang kota,
ada orang mati diusung ke luar,
yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda,
dan banyak orang kota itu menyertai janda tersebut.

Melihat janda itu,
tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasihan.
Lalu Tuhan berkata kepadanya, "Jangan menangis!"
Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya.
Maka para pengusung berhenti.
Tuhan berkata,
"Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
Maka bangunlah pemuda itu, duduk dan mulai berbicara.
Lalu Yesus menyerahkannya kepada ibunya.

Semua orang itu ketakutan,
dan mereka memuliakan Allah sambil berkata,
"Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,"
dan, "Allah telah mengunjungi umat-Nya."
Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea
dan di seluruh daerah sekitarnya.

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
Mat 23:13-22

Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan.
Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

"Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta!"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari
Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
"Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian orang-orang munafik,
karena kalian menutup pintu Kerajaan Surga di depan orang.
Sebab kalian sendiri tidak masuk
dan kalian merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian, orang-orang munafik,
sebab kalian menelan rumah janda-janda
sementara mengelabui indra orang dengan doa yang panjang-panjang.
Sebab itu kalian pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian, orang-orang munafik,
sebab kalian mengarungi lautan dan menjelajah daratan
untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu
dan sesudah ia bertobat, kalian menjadikan dia orang neraka,
yang dua kali lebih jahat dari pada kalian sendiri.

Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata,
'Bila bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah;
tetapi bersumpah demi emas bait suci, sumpah itu mengikat.'
Hai kalian, orang-orang bodoh dan orang-orang buta,
manakah yang lebih penting,
emas atau bait suci yang menguduskan emas itu?
Dan kalian berkata, 'Bila bersumpah demi mezbah,
sumpah itu tidak sah;
tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya,
sumpah itu mengikat.'
Hai kalian orang-orang buta, manakah yang lebih penting,
persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah,
ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu
yang terletak di atasnya.
Dan barangsiapa bersumpah demi bait suci,
ia bersumpah demi bait suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.
Dan barangsiapa bersumpah demi surga,
ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia,
yang bersemayam di atasnya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika ini sungguh meneguhkan hati, terutama di saat-saat jemaat di Tesalonika dalam keadaan terpuruk, menderita karena penganiayaan dan penindasaan yang mereka terima sebagai konsekuensi dari keputusan mereka untuk menjawab panggilan Tuhan menjadi warga Kerajaan Allah.
Tentu saja merupakan penghiburan besar ketika Paulus mengatakan bahwa mereka layak diangkat menjadi warga Kerajaan Allah.

Paulus melihat bahwa penderitaan itu justru telah semakin mengokohkan iman dan meningkatkan kasih di antara yang satu dengan lainnya.
Itulah alasannya mengapa Paulus mengatakan wajib untuk selalu mengucapkan syukur kepada Allah, karena di balik penderitaan yang mesti dialami ternyata ada hikmah yang kita terima sebagai anugerah dari Allah.

Keputusan untuk mengikuti Kristus bukanlah jalan keluar dari berbagai permasalahan hidup di dunia ini.
Setelah diterima menjadi warga Kerajaan Allah tidak serta-merta berarti segala penderitaan itu menjadi lenyap.
Kesusahan itu masih tetap ada, atau bisa jadi malah bertambah-tambah, tetapi dengan pertolongan Allah kita akan dikuatkan untuk menghadapi dan mengatasinya.
Inilah anugerah Allah itu, yakni terhindarnya kita dari keputus-asaan karena di dalam Kristus ada harapan, lolosnya kita dari jebakan dosa karena tentu Kristus menghalang-halangi kita agar jangan menumpuk dosa, dan kenyataan bahwa kesusahan itu justru menguatkan iman kita, serta bertumbuhnya kasih Kristus di dalam kehidupan kita.

Jadi, permasalahannya bukan pada lenyap atau tidaknya kesusahan, melaikan pada mampu tidaknya kita menghadapi dan mengatasi kesusahan itu.
Syukur kepada Tuhan!



Peringatan Orang Kudus
Santa Monika, Janda
Monika, ibu Santo Agustinus dari Hippo, adalah seorang ibu teladan. Iman dan cara hidupnya yang terpuji patut dicontoh oleh ibu-ibu Kristen terutama mereka yang anaknya tersesat oleh berbagai ajaran dan bujukan dunia yang menyesatkan. Riwayat hidup Monika terpaut erat dengan hidup anaknya Santo Agustinus yang terkenal bandel sejak masa mudanya. Monika lahir di Tagaste, Afrika Utara dari sebuah keluarga Kristen yang saleh dan beribadat. Ketika berusia 20 tahun, ia menikah dengan Patrisius, seorang pemuda kafir yang cepat panas hatinya.
Dalam kehidupannya bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan batin yang hebat karena ulah Patrisius dan anaknya Agustinus. Patrisius mencemoohkan dan menertawakan usaha keras isterinya mendidik Agustinus menjadi seorang pemuda yang luhur budinya.  Namun semuanya itu ditanggungnya dengan sabar sambil tekun berdoa untuk memohon campur tangan Tuhan. Bertahun-tahun lamanya tidak ada tanda apa pun bahwa doanya dikabulkan Tuhan. Baru pada saat-saat terakhir hidupnya, Patrisius bertobat dan minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan pada saat-saat kritis hidup suaminya.
Ketika itu Agustinus berusia 18 tahun dan sedang menempuh pendidikannya di kota Kartago. Cara hidupnya semakin menggelisahkan hati ibunya karena telah meninggalkan imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat itu. Lebih dari itu, di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita hingga melahirkan seorang anak yang diberi nama Deodatus. Untuk menghindarkan diri dari keluhan ibunya, Agustinus pergi ke Italia. Namun ia sama sekali tidak luput dari doa dan air mata ibunya.
Monika berlari meminta bantuan kepada seorang uskup. Kepadanya uskup itu berkata: "Pergilah kepada Tuhan! Sebagaimana engkau hidup, demikian pula anakmu, yang baginya telah kau curahkan begitu banyak air mata dan doa permohonan, tidak akan binasa. Tuhan akan mengembalikannya kepadamu". Nasehat pelipur lara itu tidak dapat menenteramkan batinnya. Ia tidak tega membiarkan anaknya lari menjauhi dia, sehingga kemudian ia menyusul anaknya ke Italia. Di sana ia menyertai anaknya di Roma maupun di Milano. Di Milano, Monika berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius. Akhirnya oleh teladan dan bimbingan Ambrosius, Agustinus bertobat dan bertekad untuk hidup hanya bagi Allah dan sesamanya. Saat itu bagi Monika merupakan puncak dari segala kebahagiaan hidupnya. Hal ini terlukis di dalam kesaksian Agustinus sendiri perihal perjalanan mereka pulang ke Afrika: "Kami berdua terlibat dalam pembicaraan yang sangat menarik, sambil melupakan liku-liku masa lampau dan menyongsong hari depan. Kami bertanya-tanya, seperti apakah kehidupan para suci di surga. Dan akhirnya dunia dengan segala isinya ini tidak lagi menarik bagi kami. Ibu berkata: "Anakku, bagi ibu sudah tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang memikat hatiku. Ibu tidak tahu untuk apa mesti hidup lebih lama. Sebab, segala harapan ibu di dunia ini sudah terkabul". Dalam tulisan lain, Agustinus mengisahkan pembicaraan penuh kasih antara dia dan ibunya di Ostia: "Sambil duduk di dekat jendela dan memandang ke laut biru yang tenang, ibu berkata: "Anakku, satu-satunya alasan yang membuat aku masih ingin hidup sedikit lebih lama lagi ialah aku mau melihat engkau menjadi seorang Kristen sebelum aku menghembuskan nafasku. Hal itu sekarang telah dikabulkan Allah, bahkan lebih dari itu, Allah telah menggerakkan engkau untuk mempersembahkan dirimu sama sekali kepadaNya dalam pengabdian yang tulus kepadaNya. Sekarang apa lagi yang aku harapkan?"
Beberapa hari kemudian, Monika jatuh sakit. Kepada Agustinus, ia berkata: "Anakku, satu-satunya yang kukehendaki ialah agar engkau mengenangkan daku di altar Tuhan". Monika akhirnya meninggal di Ostia, Roma. Teladan hidup Santa Monika menyatakan kepada kita bahwa doa yang tak kunjung putus, tak dapat tiada akan didengarkan Tuhan.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2018-08-26 Minggu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Minggu Biasa XXI

Minggu, 26 Agustus 2018



Bacaan Pertama
Yos 24:1-2a.15-17.18b

"Kami akan beribadah kepada Tuhan,
sebab Dialah Allah kita."

Pembacaan dari Kitab Yosua:

Menjelang wafatnya,
Yosua mengumpulkan semua suku Israel di Sikhem.
Dipanggilnya para tua-tua, para kepala, hakim dan para pengatur pasukan Israel.
Mereka berdiri di hadapan Allah.
Maka berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu,
"Jika kamu menganggap tidak baik
untuk beribadah kepada Tuhan,
pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah:
Kepada dewa-dewa yang kepadanya nenek moyangmu beribadah
di seberang sungai Efrat,
atau kepada dewa orang Amori yang negerinya kamu diami ini?
Tetapi aku dan seisi rumahku,
kami akan beribadah kepada Tuhan!"

Maka bangsa itu menjawab,
"Jauhlah dari kami meninggalkan Tuhan
untuk beribadah kepada allah lain!
Sebab Tuhan, Allah kita,
Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita
dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan;
Dialah yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini
di depan mata kita sendiri,
dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh,
dan di antara semua bangsa yang kita lalui.
Kami pun akan beribadah kepada Tuhan,
sebab Dialah Allah kita."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 34:2-3.16-17.18-19.20-21.22-23,R:9a

Refren: Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan.

*Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu;
puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku.
Karena Tuhan jiwaku bermegah;
biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya
dan bersukacita.

*Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar,
dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong;
wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat
untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.

Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengar;
dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.
Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati,
Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

*Kemalangan orang benar memang banyak,
tetapi Tuhan melepaskan dia dari semua itu;
Ia melindungi segala tulangnya,
dan tidak satu pun yang patah.

*Kemalangan akan mematikan orang fasik,
dan siapa yang membenci orang benar akan menanggung hukuman.
Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya,
dan semua orang yang berlindung pada-Nya
tidak akan menanggung hukuman.



Bacaan Kedua
Ef 5:21-32

"Rahasia ini sungguh besar!
Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus
kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
hendaklah kamu saling merendahkan diri
dalam takut kepada Kristus.
Hai isteri, tunduklah kepada suamimu,
seolah-olah kepada Tuhan.
Sebab suami adalah kepala isteri,
sebagaimana Kristus adalah kepala jemaat.
Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus,
demikian pulalah isteri hendaknya tunduk kepada suami
dalam segala sesuatu.

Hai suami, kasihilah isterimu
sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat,
dan telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat untuk menguduskannya,
setelah menyucikannya dengan air dan firman.
Maksudnya ialah supaya dengan demikian Kristus menempatkan jemaat
di hadapan-Nya dalam keadaan cemerlang,
tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu,
tetapi kudus dan tidak bercela.

Demikian pula
suami harus mengasihi isterinya seperti tubuhnya sendiri,
maka yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri.
Sebaliknya ia merawat dan mengasuhnya,
seperti Kristus terhadap jemaat,
karena kita adalah anggota tubuh-Nya.
Karena itu, laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya
dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya menjadi satu daging.
Rahasia ini besar!
Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 6:64b.69b

Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Sabda-Mu adalah sabda hidup yang keka.



Bacaan Injil
Yoh 6:60-69

"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?
Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup,
banyak dari murid-murid-Nya berkata,
"Perkataan ini keras!
Siapakah yang sanggup mendengarkannya?"

Yesus dalam hati-Nya tahu
bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu.
Maka berkatalah Ia kepada mereka,
"Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
Lalu bagaimana kalau kamu melihat
Anak Manusia naik ke tempat di mana sebelumnya Ia berada?
Rohlah yang memberi hidup,
daging sama sekali tidak berguna!
Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu
adalah roh dan hidup.
Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya."
Sebab Yesus tahu dari semula,
siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.

Lalu Ia berkata,
"Sebab itu telah Kukatakan kepadamu:
Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku,
kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."

Mulai dari waktu itu banyak murid mengundurkan diri
dan tidak lagi mengikut Dia.
Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya,
"Apakah kamu tidak mau pergi juga?"
Jawab Simon Petrus kepada-Nya,
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?
Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.
Kami telah percaya dan tahu
bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."

Demikanlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Menjelang wafatnya, Yosua mengajak segenap suku Israel untuk memperbaharui perjanjian mereka dengan Allah, yakni perjanjian melalui perantaraan Nabi Musa antara bangsa Israel dengan Allah.
Yosua memandang perlu untuk memperbaharui perjanjian itu karena bangsa Israel yang hidup saat itu adalah generasi penerus, bukan generasi yang mengalami pembebasan dari tanah Mesir, sehingga bisa jadi saja perjanjian itu kurang dikenal dan dimaknai oleh bangsa Israel saat itu.

Yosua tidak memaksa-maksa orang untuk taat kepada Allah, tidak membujuk-bujuk, memperdaya atau pun menakut-nakuti.
Yosua menyerahkan kepada pilihan pribadi masing-masing, mau tetap beribadah kepada Tuhan atau kepada dewa-dewa.
Yosua sendiri menegaskan dan mengumumkan pilihan pribadinya, "Aku dan seisi rumahku, akan beribadah kepada Tuhan!"

Pilihan Yosua tidak dipengaruhi oleh pilihan orang lain, malah orang banyak kemudian mengikuti pilihan Yosua, walaupun setelah Yosua wafat, banyak orang akhirnya juga pergi meninggalkan Tuhan.
Jadi, nampaknya pembaharuan itu tidak bertahan terus-terusan, karena yang baru akhirnya juga menjadi usang juga.
Oleh karenanya, perlu untuk dilakukan pembaharuan secara berkala.
Begitu pula dengan iman kita, perlu dilakukan pembaharuan secara berkala agar tidak menjadi usang, baik itu pembaharuan janji baptis, janji imamat, janji kaul, janji perkawinan dan lain-lainnya.



Peringatan Orang Kudus
Santa Teresia Yornet, Perawan
Teresia lahir di kota Aytona, Spanyol pada tanggal 9 Januari 1843. Orangtuanya adalah petani miskin yang saleh dan sangat beribadat kepada Tuhan. Teresia belajar di sekolah setempat hingga memperoleh ijazah guru. Selama beberapa tahun ia mengajar di sekolah dasar Argensola. Masyarakat sekitar senang sekali dengannya karena caranya mendidik anak-anak sangat baik.
Meskipun dunia pendidikan merupakan bidang kerja yang disenanginya, namun dia mencita-citakan sesuatu yang lebih mulia, yakni menjadi biarawati. Tak lama kemudian ia masuk novisiat Suster-suster Klaris. Tetapi karena kesehatannya terganggu Teresia tidak diperkenankan mengikrarkan kaulnya yang pertama. Ia lalu keluar dari biara Suster-suster Klaris. Kemudian oleh seorang imam yang saleh, Teresia diminta untuk turut mendirikan sebuah kongregasi suster yang diabdikan untuk pelayanan dan perawatan orang-orang tua renta yang sakit dan miskin.
Pada tahun 1873 Teresia bersama beberapa orang gadis membentuk Kongregasi Suster-suster Kecil. Dia diangkat sebagai pemimpin kongregasi baru ini. Oleh suster-suster rekannya, dia disebut juga Teresia a Jesu. Di bawah kepemimpinannya, kongregasi ini berkembang pesat. Limabelas tahun kemudian, tatkala tarekat tersebut disahkan oleh Takhta Suci, anggota-anggotanya telah bekerja di 58 rumah perawatan orang-orang jompo di Spanyol dan kemudian di Amerika Selatan. Sulit sekali membayangkan berbagai penderitaan yang harus ditanggung oleh suster-suster tersebut. Salah satu peristiwa haru yang menimpa mereka ialah meninggalnya 24 orang suster serta 70 orang tua karena serangan penyakit kolera. Menghadapi musibah besar ini, Teresia tak bisa berbuat apa pun kecuali menyerahkan diri kepada penyelenggaraan ilahi Allah. Imannya yang kokoh akan Allah memberi keteguhan kepada suster-suster lainnya dalam melanjutkan karyanya demi kebahagiaan orang­orang tua yang dipercayakan Tuhan kepada mereka. Teresia Yornet meninggal dunia pada tangga126 Agustus.

Santo Zepherinus, Paus dan Martir
Zepherinus terpilih menjadi Paus pada tahun 199. la memimpin Gereja dalam situasi yang sangat sulit karena aksi penganiayaan terhadap umat oleh Kaisar Lucius Septimus Severus. Di samping harus berusaha keras mengembalikan orang-orang beriman yang murtad, Zepherinus pun harus berjuang menegakkan iman yang benar di hadapan petinggi Kekaisaran Roma dan para heretik trinitarian. Untuk itu ia dengan setia dan penuh kasih sayang mendampingi para tahanan dan orang-orang berdosa yang bertobat.
Paus Zepherinus mati sebagai martir Kristus pada tahun 217. Jenazahnya dikuburkan di pekuburan Santo Kallistus di Roma di samping Santo Tarsisius, martir Ekaristi dari abad ketiga.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi