Liturgia Verbi 2018-11-01 Kamis.

Liturgia Verbi (B-II)
HR Semua Orang Kudus

Kamis, 1 November 2018

Ujud Umum/Universal - Pelayanan demi perdamaian dunia.
Semoga bahasa cinta dan dialog dapat mengatasi segala bahasa konflik.

Ujud Gereja Indonesia - Anak berkebutuhan khusus.
Semoga para orangtua dan lingkungan Gereja mau menerima dan mencintai anak-anak yang berkebutuhan khusus.



Bacaan Pertama
Why 7:2-4.9-14

"Aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya;
mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa."

Pembacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat
muncul dari tempat matahari terbit.
Ia membawa meterai Allah yang hidup.
Dengan suara nyaring ia berseru kepada keempat malaikat
yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
katanya,
"Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon
sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami
pada dahi mereka!"

Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu:
seratus empat puluh empat ribu
yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Kemudian dari pada itu
aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya,
dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa.
Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba,
memakai jubah putih,
dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Dengan suara nyaring mereka berseru,
"Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta,
dan bagi Anak Domba!"

Dan semua malaikat berdiri
mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk
yang ada di sekeliling takhta itu.
Mereka tersungkur di hadapan takhta itu
dan menyembah Allah sambil berkata,
"Amin! Puji-pujian dan kemuliaan,
hikmat dan syukur,
hormat, kekuasaan dan kekuatan
bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"

Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku,
"Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu,
dan dari manakah mereka datang?"
Maka kataku kepadanya,
"Tuanku, Tuan mengetahuinya!"
Lalu ia berkata kepadaku,
"Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar!
Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih
di dalam darah Anak Domba."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6,R:6

Refren: Inilah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya,
jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkannya bumi di atas lautan,
dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,
yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan.

*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan
dan keadilan dari Allah, penyelamatnya.
Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan,
yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.



Bacaan Kedua
1Yoh 3:1-3

"Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."

Pembacaan dari Surat pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
Lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita,
sehingga kita disebut anak-anak Allah,
dan memang kita sungguh anak-anak Allah.
Karena itu dunia tidak mengenal kita,
sebab dunia tidak mengenal Dia.

Saudara-saudaraku yang kekasih,
sekarang kita ini sudah anak-anak Allah,
tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata.
Akan tetapi kita tahu bahwa,
apabila Kristus menyatakan diri-Nya,
kita akan menjadi sama seperti Dia,
sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya,
ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:28

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku akan memberi kelegaan kepadamu.



Bacaan Injil
Mat 5:1-12a

"Bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
ketika melihat banyak orang yang datang,
Yesus mendaki lereng sebuah bukit.
Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya.
Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya,
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah orang yang berdukacita,
karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut,
karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hati,
karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya,
karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai,
karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah kamu,
jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya,
dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat;
bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini adalah Hari Raya Semua Orang Kudus.
Orang Kudus yang dimaksud bukan hanya yang diakui oleh Gereja sebagai santo dan santa saja, yang jumlahnya kurang dari seribu orang itu, melainkan semua yang berhasil masuk ke dalam Kerajaan Surga oleh karena Darah Kristus, yang memperoleh hidup kekal bersama segenap warga kerajaan Surga.
Menurut Kitab Wahyu pada Bacaan Pertama hari ini, jumlahnya sangat banyak, sampai tak terhitung lagi, dari segala bangsa, suku dan kaum.

Kita menghormati mereka karena iman mereka kepada Kristus, disucikan oleh Darah Anak Domba Allah, dan telah menerima ganjaran berupa kebahagiaan kekal di Surga.
Mereka memperoleh anugerah kebahagiaan itu karena ketaatan dan pengorbanan hidup mereka di dunia ini.
Mereka adalah orang-orang yang miskin di hadapan Allah, lemah lembut dan murah hati;  mereka juga lapar dan haus akan kebenaran.
Mereka adalah orang-orang suci yang membawa damai, sekali pun mesti dibayar dengan kedukaan, dicela, difitnah dan dianiaya demi mempertahankan kebenaran Kristus.

Apakah kelak kita juga akan berada di situ bersama-sama mereka?
Ya iyalah, kesempatannya masih terbuka lebar, pintu Surga belum ditutup bagi kita.
Kita telah mengetahui bagaimana caranya untuk dapat masuk ke tempat itu.
Kita telah memahami apa yang boleh dan apa yang tidak boleh kita perbuat.
Kedatangan kita di tempat itu memang telah dinantikan.
Asal saja kita tetap memelihara jalan hidup kita, tidak tersesat atau disesatkan, dengan setia mengikuti jalan Kristus, kelak kita akan sampai di situ.



Peringatan Orang Kudus
Hari Raya Semua Orang Kudus
Hari raya ini mula-mula dirayakan di lingkungan Gereja Timur untuk menghormati semua saksi iman yang mati bagi Kristus dalam usahanya merambatkan iman Kristen. Di lingkungan Gereja Barat, khususnya di Roma, pesta ini bermula pada tahun 609 ketika Paus Bonifasius IV merombak Pantheon, yaitu tempat ibadat kafir untuk dewa-dewi Romawi, menjadi sebuah gereja. Gereja ini dipersembahkan kepada Santa Maria bersama para Rasul.
Dahulu di Roma hari raya ini biasanya dirayakan pada hari minggu sesudah Pentekosta.   Lama kelamaan pesta ini menjadi populer untuk menghormati para Kudus, baik mereka yang sudah diakui resmi oleh Gereja maupun mereka yang belum dan yang tidak diketahui. 
Pesta hari ini dirayakan untuk menghormati segenap anggota Gereja, yang oleh jemaat-jemaat perdana disebut "Persekutuan para Kudus", yakni persekutuan semua orang yang telah mempercayakan dirinya kepada Yesus Kristus dan disucikan oleh Darah Anak Domba Allah. Secara khusus pada hari raya ini kita memperingati rombongan besar orang yang berdiri di hadapan takhta Allah, karena mereka telah memelihara imannya dengan baik sampai pada akhir pertandingan di dunia ini, sehingga memperoleh ganjaran yang besar di surga. 
Di antara mereka yang berbahagia itu teristimewa tampil para Santo-santa, Beato-beata sebagai perintis jalan dan penuntun bagi kita. Para kudus yang berbahagia di surga itu bersama Santa Perawan Maria, Bunda Gereja, mendoakan kita agar tekun dalam perjuangan dan tabah dalam penderitaan. Bersama mereka kita nantikan kebangkitan badan. Dan bila Kristus menyatakan diri dalam kemuliaan, kita akan menjadi serupa dengan Dia. Pada saat itulah terjalin kesatuan kita yang sempurna dengan Kristus dan dengan semua saudara kita. Para kudus itu berbahagia karena mereka telah mengikuti Kristus. 
Kebahagiaan dan kemuliaan mereka tak bisa kita lukiskan dengan kata-kata manusiawi.
Sehubungan dengan itu Santo Paulus berkata: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1Kor 2:9)
Ganjaran yang diterimanya dari Kristus adalah turut serta di dalam Perjamuan Perkawinan Anak Domba Allah. Air mata mereka telah dihapus sendiri oleh Yesus. Tentang itu Yohanes menulis: "Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan perkawinan Anak Domba." (Why 19:9) "Dan Dia akan menghapus segala air mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau berdukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Oleh sebab itu "Kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita meninggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan kepada kita.   Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah." (Hibr 12:1-2).

Dalam rangka "Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman" pada tanggal 2 November besok, setiap orang Kristiani dapat memperoleh indulgensi penuh bagi orang yang sudah meninggal dunia, dengan mengunjungi makam dan/atau mendoakan arwah orang yang telah meninggal dunia.
Indulgensi penuh bagi yang menjalankan setiap hari mulai tgl. 1 s/d 8 November, dan indulgensi sebagian bagi yang menjalankan pada hari-hari lain.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2018-10-31 Rabu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Rabu, 31 Oktober 2018



Bacaan Pertama
Ef 6:1-9

"Laksanakan pelayananmu seperti orang yang melayani Kristus,
dan bukan manusia."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam Tuhan,
karena memang haruslah demikian.
Hormatilah ayah dan ibumu, sebab inilah perintah penting
yang memuat suatu janji, yaitu:
supaya kalian berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

Dan kalian para bapak,
jangan bangkitkan amarah dalam hati anak-anakmu,
tetapi didiklah mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu di dunia ini
dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati,
sama seperti kalian taat kepada Kristus.
Jangan hanya taat di hadapan mereka
untuk menyenangkan hati orang,
tetapi taatlah sebagai hamba Kristus
yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah.
Laksanakanlah pelayananmu dengan rela
seperti orang-orang yang melayani Tuhan, dan bukan manusia.
Kalian tahu, bahwa setiap orang,
entah hamba, entah orang merdeka,
akan menerima ganjaran dari Tuhan,
kalau ia berbuat sesuatu yang baik.

Dan kalian para tuan,
bersikaplah demikian juga terhadap hamba-hambamu,
dan jauhkanlah mengancam.
Ingatlah bahwa Tuhan mereka dan Tuhanmu ada di surga,
dan Ia tidak memandang muka.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 145:10-14,R:13c

Refren: Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya.

*Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan,
dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.
Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu,
dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.

*Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu
kepada anak-anak manusia,
dan memaklumkan kemuliaan-Mu yang semarak mulia.
Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi,
pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.

*Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya
dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.
Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh
dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.



Bait Pengantar Injil
2Tes 2:14

Allah telah memanggil kita
untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.



Bacaan Injil
Luk 13:22-30

"Mereka datang dari timur dan barat,
dan akan duduk makan di dalam kerajaan Allah."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem
Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa
sambil mengajar.
Maka bertanyalah orang kepada-Nya,
"Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"

Jawab Yesus kepada orang-orang di situ,
"Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu!
Sebab Aku berkata kepadamu,
'banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.
Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu,
kalian akan berdiri di luar
dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata,
'Tuan, bukakan pintu bagi kami.'
Tetapi dia akan berkata,
'Aku tidak tahu dari mana kalian datang.'
Maka kalian akan berkata,
'Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu,
dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.'

Tetapi ia akan berkata,
'Aku tidak tahu dari mana kalian datang.
Enyahlah dari hadapan-Ku,
hai kalian semua yang melakukan kejahatan!'
Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi,
apabila kalian melihat
Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi
ada di dalam Kerajaan Allah,
tetapi kalian sendiri dicampakkan ke luar.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan,
dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.
Ingatlah, ada orang terakhir yang akan menjadi terdahulu,
dan ada orang terdahulu yang akan menjadi yang terakhir."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kemarin kita telah merenungkan tentang pentingnya relasi yang harmonis di antara suami-istri sebagai fondasi bagi persatuan dan keutuhan, berdasarkan Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus.
Hari ini kita lanjutkan renungan dari surat Rasul Paulus itu, yakni kali ini tentang pertalian kasih Kristus di antara orangtua dan anak, dan juga di antara kita dengan orang lain dalam strata sosial.

Restu dari orangtua merupakan hal penting bagi anak-anak, karena di dalam restu orangtua itu terselip doa dan harapan orangtua termasuk dukungan orangtua bagi anak-anak mereka.
Oleh sebab itu, Rasul Paulus meminta anak-anak agar mentaati dan menghormati orangtuanya, supaya kelak anak-anak akan berbahagia dan berumur panjang di dunia ini.
Di masa lalu, ketika orangtua saya masih hidup, saya mempunyai se gudang alasan untuk merasa kecewa dan bahkan marah kepada orangtua saya.
Entah sudah berapa banyak airmata mengalir dari kedua mata Mama, ibu kandung saya, akibat ulah dan polah saya yang tidak taat dan tidak menaruh hormat.
Namun demikian, se buruk apa pun perbuatan saya tidak pernah sekali pun membuat orangtua saya berkeinginan mencoret nama saya dari daftar anak-anaknya.
Kasih Kristus terus-menerus mengalir dari mereka kepada saya, sama seperti Yesus yang mengalirkan kasih-Nya tanpa pandang bulu, dan bahkan terhadap orang-orang berdosa Yesus malah memberi prioritas sebagai orang yang perlu didahulukan.

Bagaimana saya menjalani hidup sekarang ini, yang menurut saya telah sesuai dengan doa dan harapan orangtua saya, apakah cukup untuk menyeka airmata mereka yang terlanjur membanjir itu?
Seandainya dari tempatnya sekarang mereka dapat melihat segala perbuatan saya sekarang ini, tentulah mereka melihat kalau saya datang kepada mereka membawa cukup banyak saputangan dan tissue untuk menyeka airmata mereka itu.
"Jangan lagi menangis, Mama dan Papa, biarlah kutanggung sendiri hukuman atas dosa-dosa besar yang telah kulakukan terhadap Mama dan Papa. Lihatlah anakmu yang sekarang, dan mohon abaikan anakmu yang dahulu itu;  Ia telah dijadikan manusia baru oleh Tuhan kita, Yesus Kristus." Demikian saya menggumam di dalam renungan pagi, berharap ada malaikat yang berbaik hati mau menyampaikannya kepada Mama dan Papa.

Sekarang saya telah menjadi orangtua, berada di tempat yang berseberangan dengan tempat saya yang dahulu; saya sendiri memiliki anak-anak yang wajib saya didik dalam ajaran dan nasehat Tuhan, sebagaimana saran dan wejangan dari Rasul Paulus.
Saya telah bertekad untuk tidak membangkitkan amarah dalam hati anak-anak saya.
Biarlah hanya kasih Kristus yang mengalir dari saya kepada anak-anak yang sangat saya kasihi itu, sama persis seperti kasih yang mengalir dari orangtua saya kepada saya.
Biarlah anak-anak saya itu kebingungan mengingat-ingat kapan terakhir kali saya marah kepada mereka.

Saya telah memetik pelajaran yang sangat berharga, dari pengalaman saya menjadi anak durhaka, yang sekarang telah beralih posisi menjadi orangtua, maka pelajaran penting itulah yang menjadi bekal utama saya sebagai orangtua.
Saya tahu, saya wajib mendampingi anak-anak saya agar kelak tidak menjadi seperti saya, durhaka kepada Tuhan dan orangtua sendiri, tetapi tidak dengan kemarahan, tidak juga dengan kuasa sebagai orangtua, melainkan sepenuhnya dengan kasih Kristus, sebanyak yang telah pernah dialirkan oleh orangtua saya kepada saya, dan bahkan berlebih karena mengalirkan kasih Kristus tidak akan pernah sia-sia, sebanyak-banyak yang dapat kita alirkan, tidak berdasarkan kecukupan bagi yang menerima.

Sekarang, ketika tiba giliran saya yang mesti mendampingi orang-orang, apakah saya mau menjelma menjadi nabi?  Atau membuat banyak mujizat yang membuat orang terbengong-bengong?
Tidak.
Saya juga tidak bisa berpura-pura menjadi nabi, atau melakukan sulap yang sim-salabim, supaya orang mau datang kepada saya, supaya orang mau mendengarkan Injil yang saya wartakan.
Tidak bisa.
Hidup saya yang sekarang inilah warta Injil, hidup yang melayani orang seperti sedang melayani Kristus, hidup sebagai saksi akan seseorang yang dahulunya pendosa besar sekarang telah berbalik kepada Tuhan.
Hanya ini yang memampukan saya untuk memikul salib yang berat, memampukan saya agar tak pernah lelah melayani orang seperti Yesus yang tak mengenal lelah belusukan dari satu desa ke desa yang lain.
Saya berharap, Anda juga bertekad seperti saya, bersumber dari kasih yang sama, bersaksi dengan cara-cara yang telah ditunjukkan oleh Kristus.
Dimuliakanlah Tuhan, dahulu, sekarang dan selama-lamanya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Bruder Alfonsus Rodriguez, Pengaku Iman
Alfonsus lahir di Segovia, Spanyol pada tahun 1531. Ayahnya, Rodriguez adalah seorang pedagang kain wol yang tergolong kaya raya di negeri itu. Sementara belajar di Universitas Alkala, ayahnya terkasih meninggal dunia sehingga ibunya terpaksa memanggilnya pulang untuk melanjutkan usaha dagang ayahnya.
Selang beberapa tahun ia menikah dan dikaruniai dua orang anak. Meskipun demikian, Tuhan yang menyelenggarakan hidup manusia, rupanya menginginkan sesuatu yang lain dari Alfonsus. Usaha dagangnya yang pada tahun-tahun awal berjalan begitu lancar tanpa masalah serius, lama-kelamaan berangsur-angsur merosot dan bangkrut. Isterinya terkasih tak terduga jatuh sakit keras lalu meninggal dunia. Lebih dari itu, kedua anaknya pun kemudian menyusul kepergian ibunya. Tinggallah Alfonsus seorang diri dalam bimbingan Tuhan secara rahasia. Tampaknya semua peristiwa ini sangat tragis dan menyayat hati. Tetapi Alfonsus yang sejak masa mudanya beriman teguh menerima segalanya dengan pasrah. Ia yakin bahwa Tuhan itu mahabaik dan penyelenggaraanNya terhadap hidup manusia tidak pernah mengecewakan manusia. Ia yakin bahwa Tuhan selalu memilih yang terbaik untuk manusia.
Lalu Tuhan menggerakkan hati Alfonsus untuk memasuki cara hidup bakti dalam suatu tarekat religius. Pada umur 40 tahun ia memutuskan untuk meninggalkan kehidupan duniawi dan mengajukan permohonan menjadi seorang bruder dalam Serikat Yesus di Valencia, Spanyol. Setelah dipertimbangkan agak lama, akhirnya ia diterima dan ditempatkan di Kolese Montesion di Palma de Majorca. Di sinilah ia menekuni sisa-sisa hidupnya dengan melaksanakan tugas-tugas yang diserahkan kepadanya. Tugasnya sangat remeh dan sepele: membukakan pintu bagi tamu, memberitahu penghuni bila kedatangan tamu dan mengerjakan hal-hal kecil sembari menjaga pintu.
Tuhan yang mengenal baik Alfonsus mengaruniakan kepadanya karunia-karunia istimewa, antara lain ketekunan berdoa dan pengetahuan adikodrati. Karunia-karunia ini membuatnya dikenal banyak orang sebagai seorang yang diterangi Allah. Banyak orang datang kepadanya untuk minta nasehat, antara lain Santo Petrus Klaver sewaktu masih belajar. Oleh bimbingan Alfonsus, Petrus Klaver akhirnya tertarik untuk membaktikan dirinya bagi kepentingan jiwa orang-orang Negro yang menjadi budak belian di Amerika Selatan.
Cita-citanya ialah melupakan dirinya. Konon, pada suatu upacara besar semua kursi biara termasuk yang dipakai oleh para biarawan di kamarnya, diangkat ke dalam gereja. Sehabis upacara itu, kursi bruder Alfonsus tidak dikembalikan ke kamarnya. Bruder yang rendah hati itu tidak memintanya juga. Ia membiarkan kamarnya tanpa kursi selama setahun. Pada tahun berikutnya ketika akan diadakan lagi upacara besar di gereja, barulah diketahui bahwa bruder Alfonsus tidak mempunyai kursi sudah selama satu tahun. Pemimpin biara itu tertegun memandang bruder Alfonsus yang rendah hati itu. Ia tidak memberontak karena ia menganggap dirinya seorang pengemis malang yang tidak segan menerima hal-hal yang paling sederhana.
Pengalaman-pengalaman rohaninya dituangkan dalam sebuah tulisan yang menarik atas permintaan atasannya. Setelah menikmati jalan yang ditunjukkan Tuhan padanya, ia menghembuskan nafasnya di Palma de Majorca pada tahun 1617.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2018-10-30 Selasa.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Selasa, 30 Oktober 2018



Bacaan Pertama
Ef 5:21-33

"Rahasia ini sungguh besar!
Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan jemaat."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
hendaknya kalian saling merendahkan diri
dalam takwa kepada Kristus.
Para isteri hendaknya tunduk kepada suaminya,
seolah-olah kepada Tuhan.
Sebab suami adalah kepala isteri,
sebagaimana Kristus adalah kepala jemaat.
Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus,
begitu pulalah isteri hendaknya tunduk kepada suaminya dalam segala hal.

Para suami hendaknya mengasihi isterinya
sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat,
dan telah menyerahkan diri bagi jemaat untuk menguduskannya
setelah menyucikannya dengan air dan firman.
Maksudnya ialah
supaya dengan demikian Kristus menempatkan jemaat
di hadapan-Nya dalam keadaan cemerlang,
tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu,
tetapi kudus dan tidak bercela.
Demikian pula
suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri;
maka yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Sebab tak pernah orang membenci tubuhnya sendiri.
Sebaliknya ia merawat dan mengasuhnya
seperti Kristus terhadap jemaat,
karena kita adalah anggota tubuh-Nya.
Karena itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya
dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya menjadi satu daging.

Rahasia ini sungguh besar!
Yang Kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Bagaimanapun juga bagi kalian masing-masing berlaku:
kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri,
dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 128:1-5,R:1a

Refren: Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan.

*Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan,
yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

*Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur
di dalam rumahmu;
anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun
sekeliling mejamu!

*Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan
orang laki-laki yang takwa hidupnya.
Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion:
boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.



Bacaan Injil
Luk 13:18-21

"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda,
"Kerajaan Allah itu seumpama apa?
Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?
Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi,
yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya.
Biji itu tumbuh dan menjadi pohon,
dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya."

Dan Yesus berkata lagi,
"Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah?
Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita
dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat
sampai seluruhnya beragi."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan kita masih dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus.
Kali ini Paulus menulis tentang suami-istri yang merupakan fondasi bagi persatuan dan keutuhan umat di Efesus.
Relasi Kristus dengan umat-Nya bagaikan relasi suami-istri, dan Paulus menyebutnya sebagai "rahasia besar".
Mari kita lihat lebih jauh tentang relasi suami-istri ini.

Kasih Kristus adalah dasar hidup suami-istri.
Para istri hendaknya menghormati suaminya sendiri, lebih dari ia menghormati suami orang lain.
Para istri hendaknya tidak mempermalukan suaminya sendiri di depan orang, tidak melakukan hal-hal yang membuat malu, karena bagi para suami, harkat/martabat bersifat kodrati.
Para istri hendaknya memandang suaminya sebagai kepala istri, dan yang namanya kepala, letaknya memang di atas.
Oleh karenanya, para istri hendaknya tunduk kepada suaminya.

Lalu, apakah para suami dapat bertindak sesuka hatinya?
Dapat berlaku sewenang-wenang kepada istrinya?
Tentu saja tidak.
Para suami hendaknya mengasihi istrinya, sama seperti ia mengasihi dirinya sendiri.
Melukai perasaan istri sama artinya melukai perasaannya sendiri.
Mengasihi itu artinya memperhatikan secara khusus, lebih dari ia memperhatikan istri orang lain.
Mengasihi juga berarti kerelaan untuk berkorban, jika sanggup seperti Yesus, rela mengorbankan nyawanya sendiri.

Jika suami dan istri telah menempati posisinya masing-masing, sebagai dua insan yang memang berbeda, dan bahkan banyak perbedaan, lalu menjadi sepasang, artinya saling melengkapi, saling tergantung dan saling membutuhkan, maka tak ada lagi yang namanya perceraian.

Begitu pula relasi kita dengan Kristus, kita adalah para istri itu dan Yesus adalah kepala jemaat yang perannya serupa dengan suami.
Dapat dipastikan Yesus telah menempatkan diri-Nya pada posisi "suami", lalu bagaimana dengan kita?
Apakah kita sudah menempati posisi kita sebagai "istri" di hadapan Yesus?



Peringatan Orang Kudus
Santo Marcellus, Martir
Perwira Romawi yang bertugas di Tanger, Afrika ini konon menjadi Kristen dan dipermandikan langsung oleh Santo Petrus Rasul. Ia menolak mengikuti upacara korban untuk memuja kaisar dan dewa-dewa Romawi. Dengan tegas ia berkata: "Aku hanya mengabdi kepada Raja Abadi, Tuhanku Yesus Kristus". Akibatnya ia langsung ditangkap dan dihukum mati pada tahun 298.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2018-10-29 Senin.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Senin, 29 Oktober 2018



Bacaan Pertama
Ef 4:32-5:8

"Hiduplah dalam cinta kasih seperti Kristus."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
hendaklah kalian bersikap ramah seorang terhadap yang lain,
penuh kasih sayang dan saling mengampuni,
sebagaimana Allah telah mengampuni kalian dalam Kristus.
Sebab itu jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan
dan hiduplah dalam kasih
sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kalian,
dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita
sebagai kurban dan persembahan yang harum mewangi bagi Allah.

Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan,
disebut saja pun jangan di antara kalian
sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus;
demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau sembrono,
karena hal-hal itu tidak pantas.
sebaliknya ucapkanlah syukur!
Ingatlah ini baik-baik:
orang sundal, orang cabul atau orang serakah,
artinya penyembah berhala,
semuanya itu tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Kristus dan Allah.
Janganlah kalian disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa,
karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah
atas orang-orang durhaka.
Sebab itu janganlah kalian berkawan dengan mereka.
Memang dahulu kalian adalah kegelapan,
tetapi sekarang kalian adalah terang di dalam Tuhan.
Karena itu hiduplah sebagai anak-anak terang.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 1:1-2.3.4.6,R:Ef 5:1

Refren: Jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan.

*Berbahagialah orang
yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,
dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh;
tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan,
dan siang malam merenungkannya.

*Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buah pada musimnya,
dan tak pernah layu;
apa saja yang diperbuatnya berhasil.

*Bukan demikianlah orang-orang fasik:
mereka seperti sekam yang ditiup angin.
Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar,
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 17:17b

Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran;
kuduskanlah kami dalam kebenaran.



Bacaan Injil
Luk 13:10-17

"Bukankah wanita keturunan Abraham ini harus dilepaskan dari ikatannya sekalipun pada hari Sabat?"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu hari Sabat Yesus mengajar dalam salah satu rumah ibadat.
Di situ ada seorang wanita yang telah delapan belas tahun dirasuk roh.
Ia sakit sampai bungkuk punggungnya
dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.

Ketika Yesus melihat wanita itu, dipanggil-Nyalah dia.
Lalu Yesus berkata, "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
Kemudian wanita itu ditumpangi-Nya tangan,
dan seketika itu juga ia berdiri tegak dan memuliakan Allah.

Tetapi kepala rumah ibadat itu gusar
karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat.
Lalu ia berkata kepada orang banyak,
"Ada enam hari untuk bekerja.
Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan
dan jangan pada hari Sabat."

Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya,
"Hai orang-orang munafik,
bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat
dan membawanya ke tempat minum?
Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis.
Bukankah dia harus dilepaskan dari ikatannya itu
karena dia keturunan Abraham?"

Waktu Yesus berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu,
sedangkan orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia
yang telah dilakukan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita lanjutkan renungan kita dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus, yakni tentang hidup sebagai anak-anak terang, hidup dalam cinta kasih seperti Kristus.
Sama seperti Yesus Kristus, sebagai Allah,  Yesus adalah Putera yang berbakti kepada Bapa-Nya yang di Surga dan sebagai manusia, berbakti kepada Maria dan Yosef.
Memang sejak lahir kita adalah anak dari orangtua kita, dan setelah dijadikan manusia baru, menjadi anak-anak terang, kita juga adalah anak dari Bapa yang di Surga.

Rasul Paulus memberikan beberapa wejangan kepada kita tentang bagaimana semestinya hidup sebagai anak terang itu.
Yang pertama adalah tentang bersikap ramah, seorang terhadap yang lain.
Jelas Rasul Paulus tidak meminta kita untuk berbasa-basi, hanya manis di mulut saja, tidak meminta kita untuk banyak berbicara atau banyak ngoceh, melainkan ramah dalam arti kata yang sesungguhnya: menyenangkan dan hangat dalam bergaul dengan sesama, menyenangkan dalam bersikap dan bertutur-kata, tidak mengambil sikap pasif dalam berkomunikasi dengan yang lain.
Keramahan yang sejati dilandasi oleh perasaan yang penuh kasih, dan kehendak yang tulus untuk mengampuni kesalahan orang lain.

Ketika di satu keluarga ada yang meninggal dunia, daripada mengirimkan karangan bunga yang besar dan mahal, mending menyediakan waktu untuk melayat, datang untuk memberi penghiburan bagi keluarga itu, turut bersama yang lain untuk berdoa bersama, dan berbekal empati seolah-olah yang meninggal dunia itu adalah saudara kita sendiri, yakni saudara yang akan menempuh "perjalanan kedua" menuju ke rumah Bapa di Surga.

Perkataan yang kotor terlebih yang bernada hujatan, atau omongan kosong atau sembrono tanpa dasar yang jelas (hoax) tidak pantas untuk diucapkan.
Perbuatan cabul dan berbagai kecemaran atau keserakahan, disebut pun jangan apalagi diperbuat.
Pencabulan bukanlah satu-satunya pencemaran.
Disebut oleh Rasul Paulus secara spesifik karena waktu itu percabulan marak terjadi di Efesus, makanya Rasul Paulus menggaris-bawahinya.
Ada banyak sikap dan perbuatan lain yang tak senonoh, sama atau bahkan lebih buruk dari pencabulan, yang sama-sama perlu dihindari.

Nah, kalau kita adalah anak dari Bapa di Surga, anak-anak terang, maka kita pun mesti melakukan hal-hal yang sama seperti yang dilakukan Yesus, bersikap dan bertindak yang sama seperti Yesus.
Dengan demikian, tidaklah menjadi malu kita mengaku sebagai anak Bapa karena kita telah memenuhi kaidah "Like father like son".



Peringatan Orang Kudus
Tidak ada peringatan Orang Kudus.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2018-10-28 Minggu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Minggu Biasa XXX

Minggu, 28 Oktober 2018



Bacaan Pertama
Yer 31:7-9

"Dengan hiburan aku akan membawa orang buta dan lumpuh."

Pembacaan dari Kitab Yeremia:

Beginilah firman Tuhan,
"Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita,
bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa!
Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah:
Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel!
Sungguh, Aku akan membawa mereka dari tanah utara,
dan akan mengumpulkan mereka dari ujung bumi;
di antara mereka ada orang buta dan lumpuh,
ada perempuan hamil bersama dengan himpunan perempuan yang melahirkan;
dalam kumpulan besar mereka akan kembali ke mari!

Dengan menangis mereka akan datang,
dengan hiburan Aku akan membawa mereka;
Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai,
lewat jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung;
sebab Aku telah menjadi bapa Israel,
Efraim adalah anak sulung-Ku."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6,R:3

Refren: Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita,
maka kita bersukacita.

*Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion,
kita seperti orang-orang yang bermimpi.
Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria,
dan lidah kita dengan sorak-sorai.

*Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa,
"Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!"
Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita,
maka kita bersukacita.

*Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan,
seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata,
akan menuai dengan bersorak-sorai.

*Orang yang berjalan maju dengan menangis
sambil menabur benih,
pasti pulang dengan sorak-sorai
sambil membawa berkas-berkasnya.



Bacaan Kedua
Ibr 5:1-6

"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya,
menurut tata imamat Melkisedek."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
setiap imam agung, yang dipilih dari antara manusia,
ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah,
supaya ia mempersembahkan persembahan dan kurban karena dosa.
Seorang imam agung harus dapat
memahami orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat,
karena ia sendiri penuh dengan kelemahan.
Karena itu ia harus mempersembahkan kurban karena dosa,
bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.

Tidak ada seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri!
Sebab setiap imam agung dipanggil untuk itu oleh Allah,
seperti yang telah terjadi dengan Harun.
Demikian pula Kristus!
Ia tidak mengangkat diri-Nya sendiri menjadi Imam Agung,
tetapi diangkat oleh Dia yang berfirman kepada-Nya:
'Anak-Ku Engkau!
Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan.'
atau seperti firman-Nya dalam suatu nas lain,
"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya
menurut tata imamat Melkisedek.'

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
2Tim 1:10

Juruselamat kita Yesus Kristus telah mematahkan kuasa maut
dan menerangi hidup kita berkat Injil.



Bacaan Injil
Mrk 10:46-52

"Rabuni, semoga aku dapat melihat."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari
Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerikho.
Ketika Yesus keluar lagi dari kota itu bersama murid-murid-Nya
dan orang banyak yang berbondong-bondong,
duduklah di pinggir jalan seorang pengemis yang buta,
bernama Bartimeus, anak Timeus.

Ketika didengarnya bahwa yang lewat itu adalah Yesus dari Nazaret,
mulailah ia berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
Banyak orang menegurnya supaya ia diam.
Namun semakin keras ia berseru, "Anak Daud, kasihanilah aku!"

Maka Yesus berhenti dan berkata, "Panggillah dia!"
Mereka memanggil si buta itu dan berkata kepadanya,
"Kuatkan hatimu!
Berdirilah, Ia memanggil engkau."
Orang buta itu lalu menanggalkan jubahnya.
Ia segera berdiri, dan pergi mendapatkan Yesus.
Yesus bertanya kepadanya,
"Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?"
Jawab orang buta itu,
"Rabuni, semoga aku dapat melihat!"

Yesus lalu berkata kepadanya,
"Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!"
Pada saat itu juga melihatlah ia!
Lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Bacaan Pertama hari ini tentang Nubuat Yeremia, bahwa Tuhan akan membebaskan umat-Nya dari pembuangan di Babel.
Tuhan akan menyelamatkan mereka, termasuk yang buta, lumpuh, yang hamil dan yang baru melahirkan.
Nubuat Yeremia ini tentulah memberi harapan besar bagi umat, mereka akan diselamatkan.

Mempunyai harapan merupakan hal penting dalam hal terjadinya pertolongan Tuhan untuk mengatasi kesusahan kita.
Sama seperti pada Bacaan Injil hari ini, ketika Yesus bertanya kepada orang buta, "Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?"
Orang buta itu menyampaikan harapannya, "Rabuni, semoga aku dapat melihat!"

Pengharapan menjadi penting untuk kita ungkapkan di dalam doa-doa kita, Tuhan mendengarkannya, dan Tuhan tidak akan mengabaikannya.
Yesus telah menegaskan akan hal ini, "Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti?"
Silahkan baca lebih lanjut pada Matius 7:11 tentang pengabulan doa.

Pengharapan akan menjaga kita dari keputus-asaan, karena pengharapan itu artinya keinginan terhadap sesuatu yang belum terjadi tetapi akan menjadi kenyataan, akan terjadi.
Kepada siapa lagi kita berharap kalau bukan kepada Tuhan, Allah Bapa kita?



Peringatan Orang Kudus
Santo Simon dan Yudas, Rasul
Pesta kedua rasul ini dirayakan bersama hari ini, (mungkin) karena nama keduanya selalu disebutkan serentak berurutan dalam Injil-injil Sinoptik (Mat 13:55; Mrk 3:18 dan 14:3; Luk 6:16) dan karena keduanya sama-sama mengalami nasib sebagai martir di negeri Persia (sekarang: Iran).
Simon, selain dikenal sebagai saudara sepupu Yesus, juga dikenal sebagai saudara rasul Yakobus Muda dan Yudas (Lih. Mat. 13:55). Ia dijuluki 'Si Zelot', yang berarti 'yang rajin', 'yang meluap semangatnya' dalam mempelajari dan menaati Hukum Taurat Yahudi. Gelaran ini diberikan juga barangkali karena ia termasuk salah seorang penganut aliran Zelot (lih. Mrk 3:18 dst), yang sangat fanatik berpegang teguh pada Taurat dan yang turut ambil bagian dalam pemberontakan melawan penjajah Romawi tahun 67-70. Ia orang Kanaan yang dipanggil Yesus menjadi RasulNya. Kisah hidupnya dan karyanya sebagai rasul sama sekali tidak dicantumkan di dalam Injil-injil, kecuali pencantuman namanya. Kita mengetahui sedikit tentang dia dalam tradisi-tradisi kuno. Buku Menologi Santo Blasius menyebutkan bahwa Simon wafat dengan damai di Edessa, Irak. Dalam tradisi Barat yang tertera di dalam Liturgi Romawi disebutkan bahwa ia pernah mewartakan Injil di Mesir, kemudian bergabung dengan Yudas pergi ke Mesopotamia, dan dari sana mereka pergi sebagai misionaris ke negeri Persia, Iran hingga menemui ajalnya sebagai martir bersama Yudas. Tradisi lain menyebutkan bahwa setelah saudaranya Yakobus, Uskup Yerusalem, dibunuh, rasul lain memilih dia menggantikan Yakobus. Ia memegang jabatan uskup pada tahun 62 hingga kematiannya sebagai martir ketika terjadi penganiayaan umat Kristen pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus pada tahun 107.
Yudas yang disebut juga Tadeus yang berarti 'yang berani' adalah saudara rasul Yakobus Muda. Tidak diketahui bagaimana dan kapan Yesus memanggilnya menjadi Rasul. Tradisi mengakui dia sebagai penulis Surat Yudas, yang berisi dorongan semangat dan peneguhan kepada umat Kristen yang berada dalam krisis akhlak pada masa itu. Namun hal ini masih dipersoalkan oleh banyak ahli modern, mengingat Yudas bukanlah seorang yang terdidik baik sehingga mampu menulis sebaik itu. Mungkin ia menyuruh orang lain menuliskannya.
Namanya dimunculkan dalam Injil Yohanes pada waktu Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir. Dialah yang bertanya kepada Yesus: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau menyatakan diriMu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia." (Yoh 14:22, 23)
Setelah kenaikan Yesus, tak ada cerita Kitab Suci tentang karya Yudas. Menurut tradisi, Yudas mewartakan Injil di Mesopotamia sebelum bergabung bersama Simon di Persia, di mana keduanya bersama-sama menemui ajal sebagai martir Kristus. Sejarawan Eusebius menyebutkan bahwa ia mempunyai dua orang cucu: Zoker dan Yakobus, yang dihadapkan kepada Raja Domisianus, karena ada laporan bahwa keduanya berasal dari Kerajaan Daud. Tetapi setelah diketahui bahwa keduanya orang-orang miskin dan sederhana, maka mereka dibebaskan kembali. Santo Yudas dihormati Gereja sebagai pelindung bagi orang-orang yang mengemban tugas-tugas yang sulit.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2018-10-27 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Sabtu, 27 Oktober 2018



Bacaan Pertama
Ef 4:7-16

"Kristuslah kepala tubuh,
dan daripadanya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia
menurut ukuran pemberian Kristus.
Itulah sebabnya Kitab Suci berkata,
"Tatkala naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan;
Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."

Bukankah "Ia telah naik" berarti bahwa
Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
Dia yang telah turun itu
Dialah pula yang telah naik jauh lebih tinggi daripada semua langit,
untuk memenuhi segala sesuatu.

Dialah juga yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi,
baik pewarta Injil, gembala umat maupun pengajar;
semuanya itu untuk memperlengkapi orang-orang kudus
bagi tugas pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.
Dengan demikian kita semua akan mencapai
kesatuan-iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,
kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan
yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.

Dengan demikian kita bukan lagi anak-anak kecil,
yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran,
atau oleh permainan palsu dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.
Sebaliknya dengan berpegang teguh pada kebenaran dalam kasih,
kita bertumbuh dalam segala hal menuju Kristus Sang Kepala.
Dari pada-Nya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya
guna membangun diri dalam kasih;
Itulah tubuh yang rapi tersusun
dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya,
sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5,R:1

Refren: Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku,
"Mari kita pergi ke rumah Tuhan."

*Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku,
"Mari kita pergi ke rumah Tuhan."
Sekarang kaki kami berdiri
di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.

*Hai Yerusalem, yang telah didirikan
sebagai kota yang bersambung rapat,
kepadamu suku-suku berziarah,
yakni suku-suku Tuhan.

*Untuk bersyukur kepada nama Tuhan
sesuai dengan peraturan bagi Israel.
Sebab di Yerusalem ditaruh kursi-kursi pengadilan,
kursi-kursi milik keluarga raja Daud.



Bait Pengantar Injil
Yeh 33:11

Tuhan telah berfirman,
"Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik,
melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup."



Bacaan Injil
Luk 13:1-9

"Jikalau kalian semua tidak bertobat,
kalian pun akan binasa dengan cara demikian."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus
dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea,
yang dibunuh Pilatus,
sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan.
Berkatalah Yesus kepada mereka,
"Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya
daripada semua orang Galilea yang lain,
karena mereka mengalami nasib itu?
Tidak! kata-Ku kepadamu.
Tetapi jikalau kalian tidak bertobat,
kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian.
Atau sangkamu
kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam,
lebih besar kesalahannya
daripada semua orang lain yang diam di Yerusalem?
Tidak! kata-Ku kepadamu.
Tetapi jikalau kalian tidak bertobat,
kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian."
Kemudian Yesus menceriterakan perumpamaan ini,
"Ada seorang mempunyai pohon ara,
yang tumbuh di kebun anggurnya.
Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya.
Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu,
'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu
namun tidak pernah menemukannya.
Sebab itu tebanglah pohon ini.
Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?'

Pengurus kebun anggur itu menjawab,
'Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi.
Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya
dan memberi pupuk kepadanya.
Mungkin tahun depan akan berbuah.
Jika tidak, tebanglah'!"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Saya merasa bangga menjadi Katolik.
Jauh sebelum jaman sekarang, Rasul Paulus telah menuliskannya, dalam suratnya kepada jemaat di Efesus.
Kita semua bertumbuh menuju kepada Kristus, Sang Kepala.
Tidak ada kepala lain, tidak ada tubuh lain, selain Kristus.
Hal ini selalu kita daraskan saat Credo Aku Percaya,
"Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik."
Ke-empat ciri atau sifat gereja (satu, kudus, katolik, apostolik) inilah yang membuat Gereja Katolik tetap bersatu, tidak terpecah-pecah karena setiap warganya mengacu kepada Kristus dan oleh Kristus diwariskan kepada Petrus dan para rasul lainnya.
Kita tidak lagi diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran, atau oleh permainan palsu dalam kelicikan yang menyesatkan.
Karena berlaku secara universal, maka di mana pun kita datang, tata perayaan Ekaristinya sama, bacaan liturginya sama, karena memang imannya sama.
Inilah yang membuat saya bangga menjadi Katolik.

Saya tidak ingin merenungkan perihal agama lainnya, tidaklah etis.
Juga saya tidak ingin membanding-bandingkan agama Katolik dengan agama lainnya.
Saya sudah mantap dengan menjadi Katolik, dan tak ada gunanya lagi mencari-cari perbandingan.
Semoga sampai tarikan nafas terakhir nanti, saya tetap Katolik.

Bagaimana halnya jika kita mengalami kekecewaan terhadap orang atau lembaga di dalam gereja katolik?
Saya pernah mengalaminya, kecewa berat terhadap seorang pastor karena prilakunya tidak mencerminkan kasih Kristus, diktaktor, dan "main uang".
Iya, waktu itu saya memang belum menjadi Katolik beneran maka timbul kekecewaan itu.
Seharusnya saya berdoa baginya, memohon kepada Allah Bapa agar pastor itu disadarkan, bukannya malah mengutarakan hal-hal buruk.
Itulah yang diajaran Yesus kepada kita.

Sekarang, mungkin saja saya belum menjadi Katolik sejati, tetapi dibandingkan dahulu, sekarang saya sudah jauh lebih baik dalam memahami Injil dan menjalankannya.
Jadi, benarlah apa yang ditulis oleh Rasul Paulus, bahwa kasih karunia telah dianugerahkan kepada semua orang yang bertugas pelayanan, menjadi dewasa di dalam iman.
Seharusnya Anda juga demikian, move-on untuk mejadi lebih dewasa di dalam iman.



Peringatan Orang Kudus
Santo Frumensius, Uskup dan Pengaku Iman
Orang-tuanya berdiam di kota Tyrus, Asia Kecil. Dari orangtuanya Frumensius bersama adiknya Edesius mendapat pendidikan yang baik. Keluarga Kristen ini tergolong keluarga kaya di kota itu. Frumensius bersama Edesius mempunyai seorang guru pribadi bernama Meropius. Di bawah bimbingan Meropius, kedua bersaudara ini berkembang dewasa menjadi pemuda-pemuda yang berhati mulia dan saleh. Ketika Meropius berlayar ke India, kedua bersaudara ini diizinkan turut serta ke sana, guna menambah dan memperdalam ilmunya di negeri itu.
Dalam perjalanan pulang ke negerinya, kapal yang mereka tumpangi singgah di pelabuhan Adulius, Etiopia, untuk mengambil perbekalan. Malang nasib mereka. Tak terduga terjadilah perkelahian seru antara awa-awak kapal itu dengan penduduk setempat. Peristiwa ini menyebabkan kematian banyak penumpang kapal itu. Untunglah bahwa pada waktu itu Frumensius dan adiknya Edesius berada di darat. Mereka bermaksud untuk beristirahat sebentar di bawah pohon sambil belajar. Tetapi mereka pun kemudian ditangkap lalu dihadapkan kepada raja. Raja Aksum tidak menindak dan membunuh mereka karena mereka terdidik dan berpengetahuan luas. Sebaliknya mereka dipekerjakan sebagai pegawai raja. Frumensius bahkan diangkat sebagai sekretaris Raja Aksum dan diminta mendidik puteranya.
Kesempatan emas ini mereka manfaatkan untuk mewartakan Injil kepada orang-orang Etiopia. Konon, Frumensius bersama Edesius berhasil mentobatkan banyak orang dan membangunkan sebuah kapela di sana. Sepeninggal Raja Aksum, Frumensius bersama Edesius diizinkan pulang ke tanah airnya. Edesius pergi ke Tyrus dan di sana ditahbiskan menjadi imam. Sedangkan Frumensius memutuskan untuk menemui Santo Atanasius, Uskup dan Patriark kota Aleksandria. Ia bermaksud meminta bantuan tenaga imam untuk melayani umat Etiopia yang sudah dipermandikannya sambil melanjutkan pewartaan Injil di sana. Supaya umat Etiopia mempunyai seorang gembala maka Santo Atanasius menahbiskan Frumensius menjadi uskup. Ketika itu bidaah Arianisme sedang berkembang pesat di sana. Oleh karena itu karya kerasulannya mendapat hambatan dari orang-orang Arian yang sesat itu. Meskipun demikian ia terus melanjutkan karyanya: mengajar dan mempermandikan banyak orang, menerjemahkan doa-doa liturgis ke dalam bahasa setempat, dan mendidik imam-imam pribumi untuk melanjutkan pewartaan Injil di Etiopia. Frumensius meninggal dunia pada tahun 380 dan dijuluki "Rasul Etiopia"



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2018-10-26 Jumat.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Jumat, 26 Oktober 2018



Bacaan Pertama
Ef 4:1-6

"Satu tubuh, satu Tuhan, satu iman,satu baptisan."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
aku yang dipenjarakan demi Tuhan, menasehati kalian
supaya sebagai orang-orang yang terpanggil,
kalian hidup sepadan dengan panggilanmu itu.
Hendaklah kalian selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar.
Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu.
Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh
dalam ikatan damai sejahtera.
Satu tubuh, satu Roh,
sebagaimana kalian telah dipanggil kepada satu pengharapan
yang terkandung dalam panggilanmu.
Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan.
Satu Allah dan Bapa kita sekalian
yang mengatasi semua, menyertai semua dan menjiwai kita semua.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 24:1-6,R:6

Refren: Itulah angkatan orang-orang
yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya,
jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan,
dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,
yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan,
dan tidak bersumpah palsu.

*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan
dan keadilan dari Allah,  penyelamatnya.
Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan,
yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.



Bacaan Injil
Luk 12:54-59

"Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit,
tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika
Yesus bersabda kepada orang banyak,
"Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat,
segera kalian berkata, 'Akan datang hujan.'
Dan hal itu memang terjadi.
Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup,
kalian berkata, 'Hari akan panas terik.'
Dan hal itu memang terjadi.
Hai orang-orang munafik,
kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit,
tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?
Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar?

Jika engkau dengan lawanmu pergi menghadap penguasa,
berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan.
Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim
dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya,
dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara.

Aku berkata kepadamu,
'Engkau takkan keluar dari sana,
sebelum melunasi hutangmu'."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Yang disampaikan oleh Rasul Paulus pada Bacaan Pertama hari ini terkesan sederhana saja tetapi memiliki makna yang dalam, "Sebagai orang-orang yang terpanggil, hendaknya kalian hidup sepadan dengan panggilanmu itu."
Panggilan Tuhan adalah awal dari hidup baru kita, yang semestinya secara total berbeda dengan kehidupan kita sebelum menerima panggilan itu.
Rasul Paulus menasehati kita agar kita hidup sepadan dengan panggilan itu.
Yang dimaksud adalah rendah hati, lemah lembut, sabar, berbelas kasih untuk membantu orang lain, serta memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera.

Rendah hati artinya tidak sombong, tidak memandang rendah orang lain, baik oleh karena kepintaran, kedudukan atau pun harta kekayaan.
Lemah lembut artinya halus budi bahasanya, tutur katanya enak didengar, tidak kasar dalam bersikap, serta luwes dalam bergaul sehingga disukai oleh banyak orang.
Sabar artinya bukan hanya sekedar tidak mudah marah, melainkan memiliki ketabahan, ketahanan dan ketenangan dalam menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan maksud hatinya.
Berbelas kasih artinya memberi empati dan pertolongan karena merasa iba atas kesusahan orang lain, tanpa mengharap balasan atau upah.

Dan yang terakhir ini yang menarik, "Memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera."
Nasehat Paulus ini hendaknya menjadi ciri dari gaya hidup seorang Katolik: satu Tuhan, satu iman dan satu baptisan.
Mungkin ilustrasi berikut ini dapat menggambarkan perihal kesatuan Roh yang dimaksud.
Ketika seseorang berkomentar, "Orang itu baik sekali!", maka yang lain akan menjawab, "Ya iyalah… dia itu 'kan Katolik."
Tidak lagi penting si A atau si B, karena telah disatukan ke dalam Roh yang sama, iman yang sama.

Inilah makna panggilan Tuhan, yakni menjalani hidup yang sepadan dengan panggilan tersebut.
Dan ketika kita dipanggil, sebetulnya ada satu pengharapan yang dititipkan dalam panggilan kita itu, pengharapan yang menjiwai, menyertai serta mengatasi berbagai problematika kehidupan di dunia ini.
Sebagai orang yang telah dipanggil, kita wajib memenuhi pengharapan yang terkandung di dalam panggilan kita itu.
Kita wajib mengupayakan agar Roh benar-benar menggarami hati kita, benar-benar menyalakan pelita hati kita sehingga cahanyanya memancar ke sekitar.
Roh yang dimaksud adalah Roh yang mempersatukan kita di dalam iman, Roh yang menginsafkan kita dari dosa dan membimbing kita menuju kebenaran Tuhan.

Kita telah terikat dalam damai sejahtera Kristus, maka hendaknya seluruh ajaran Kristus tertuang dalam hati kita dan menjadi undang-undang dalam gaya hidup kita, yaitu gaya hidup seorang Katolik.



Peringatan Orang Kudus
Santo Lucianus dan Marcianus, Martir
Lucianus dan Marcianus dikenal sebagai tukang sihir yang bertobat menjadi Kristen. Di kemudian hari pada tahun 250 mereka dengan berani mengorbankan nyawanya di Nikomedia demi tegaknya iman Kristen yang telah mereka terima. Di dalam sebuah buku yang mengisahkan tentang kesengsaraan mereka diceritakan bahwa sebelum bertobat mereka mempelajari ilmu sihir hitam (black magic). Tetapi kemudian ternyatalah bahwa kekuatan sihir mereka tidak bisa menandingi kekuatan iman seorang gadis yang beragama Kristen. Mereka tak berdaya di hadapan gadis cilik itu.
Sejak saat itu mereka bertobat dan mulai mempelajari ajaran iman Kristen. Mereka membakar buku-buku sihirnya di kota Nikomedia dan kemudian dipermandikan. Harta milik mereka dibagikan kepada para fakir miskin, lalu keduanya mengasingkan diri ke tempat sunyi untuk berdoa dan bertapa agar semakin kuat dalam imannya. Dari tempat pertapaan itu mereka pergi ke Bithinia dan daerah-daerah sekitar untuk mewartakan Injil.
Sementara itu Raja Decius mengeluarkan keputusan untuk menangkap umat Kristen di daerah Bithinia. Lucianus dan Marcianus serta umatnya ditangkap dan dibawa ke hadapan Prokonsul Sabinus.  Kepada Lucianus, Sabinus bertanya: "Dengan kekuasaan siapa kamu berani mengajarkan Kristus?" Dengan tenang Lucianus menjawab: "Setiap orang harus berusaha sungguh-sungguh untuk membebaskan saudara­saudaranya dari penyakit yang berbahaya." Atas jawaban yang berani itu prokonsul Sabinus memerintahkan penganiayaan atas Lucianus dan Marcianus bersama umatnya. Walaupun mereka disiksa secara ngeri namun mereka tetap tidak goyah pendiriannya. Marcianus dalam kesengsaraannya masih dengan lantang berkata: "Kami siap menderita demi Tuhan dan iman kami. Kami tidak akan mengkhianati Tuhan kami, supaya kami tidak disiksa olehNya di kemudian hari di dalam neraka." Mereka dengan gembira menanggung hukuman bakar hidup-hidup.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Liturgia Verbi 2018-10-25 Kamis.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Kamis, 25 Oktober 2018



Bacaan Pertama
Ef 3:14-21

"Semoga kalian berakar dan beralas dalam kasih,
dan dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
aku bersujud di hadapan Bapa,
pokok segala keturunan di surga dan di bumi.
Aku berdoa supaya seturut kekayaan kemuliaan-Nya
Ia menguatkan dan meneguhkan kalian
oleh Roh yang di dalam batinmu,
sehingga oleh imanmu, Kristus diam di dalam hatimu,
dan kalian berakar dan beralas dalam kasih.
Aku berdoa supaya kalian bersama dengan semua orang kudus
dapat memahami
betapa lebarnya dan panjangnya, dan betapa tinggi dan dalamnya kasih Kristus;
juga supaya kalian dapat mengenal kasih itu,
sekalipun melampaui segala pengetahuan.
Aku berdoa
semoga kalian dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.

Dia sanggup melakukan jauh lebih banyak
daripada yang dapat kita doakan atau kita pikirkan,
seperti ternyata dari kuasa yang bekerja dalam kita.
Bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus
turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 33:1-2.4-5.11-12.18-19,R:5b

Refren: Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan.

*Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar!
Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur.
Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi,
bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!

*Sebab firman Tuhan itu benar,
segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.
Ia senang pada keadilan dan hukum;
bumi penuh dengan kasih setia-Nya.

*Tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya,
rancangan hati-Nya turun-temurun.
Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan,
suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya!

*Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka takwa,
kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya;
Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.



Bait Pengantar Injil
Flp 3:8-9

Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah,
supaya aku memperoleh Kristus dan berada dalam Dia.



Bacaan Injil
Luk 12:49-53

"Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
"Aku datang melemparkan api ke bumi,
dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala!
Aku harus menerima baptisan
dan betapa susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung!

Kalian sangka Aku datang membawa damai ke bumi?
Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan!
Karena mulai sekarang
akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah,
tiga melawan dua dan dua melawan tiga.
Mereka akan saling bertentangan,
bapa melawan puteranya, dan putera melawan bapanya,
ibu melawan puterinya, dan puteri melawan ibunya,
ibu mertua melawan menantu,
dan menantu melawan ibu mertuanya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Dalam suratnya kepada Jemaat di Efesus, kali ini Rasul Paulus meneguhkan agar kita mengenal kasih Kristus, mengenal betapa besarnya kasih Kristus itu, dan agar kita berakar dan beralas dalam kasih Kristus itu.
Kasih Kristus adalah karunia bagi kita yang percaya kepada-Nya, yang mendatangkan damai sejahtera ke dalam hidup kita.

Salah satu manfaat dari Kasih Kristus adalah sebagai obat penawar irihati dan dendam, sehingga kita tak lagi menyimpannya di dalam hati karena kasih itu menggantikan tempat yang tersedia di dalam hati kita.
Irihati dan dendam dapat merongrong badan dan batin kita, membuat kita tak lagi sehat secara jasmani maupun rohani.
Kasih Kristus akan menghilangkan niat untuk balas-dendam, dan menggantinya dengan ketulusan untuk memaafkan dan mengampuni kesalahan orang.

Dengan kasih Kristus kita akan dapat memandang dunia dengan lebih baik karena "kacamata" damai sejahtera yang kita gunakan.
Dunia tetap seperti apa adanya, tetap ada baik dan buruk, tetap ada untung dan malang, memang seperti itulah dunia kita ini.
Tetapi dengan kasih Kristus maka bagian yang buruk dan malang tak lagi menjadi penghalang bagi kita, dan bahkan dengan mudah dapat kita abaikan sebagai sesuatu yang sepele saja.

Maka marilah kita sediakan tempat di hati kita bagi kasih Kristus itu, mengijinkannya atau bahkan sangat mengharapkan kasih itu akan menguasai segenap sudut hati kita, dengan demikian setiap keputusan dan tindakan kita bersumber dari kasih itu.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gaudensius, Uskup dan Pengaku Iman
Gaudensius lahir pada pertengahan abad ke-4 di kota Brescia, Italia dari sebuah keluarga Kristen saleh. Semenjak masa mudanya ia mendapat pendidikan dan pelajaran agama langsung dari uskupnya, Santo Philaster. Ternyata oleh pendidikan itu, ia berkembang dewasa menjadi seorang pemuda yang saleh, bijaksana dan cakap. Karena itu ia dikagumi oleh orang-orang sekotanya.
Ketika dewasa, ia berziarah ke Yerusalem dan berbagai tempat suci bersejarah dengan maksud agar dilupakan oleh para pencintanya di Brescia. Sementara ia berada di Tanah Suci, uskup kota Brescia meninggal dunia. Segenap imam dan umat kota itu dengan suara bulat memilih Gaudensius sebagai uskup baru. Uskup-uskup Italia di bawah pimpinan Uskup Santo Ambrosius berkumpul dan meresmikan pilihan itu. Mereka lalu mengirim kabar kepada Gaudensius yang pada waktu itu sedang berada di Kapadokia, Asia Kecil untuk memintanya segera pulang ke Brescia guna mengemban tugas sebagai Uskup kota Brescia. Mendengar kabar itu, Gaudensius, yang mulanya merasa berat, segera pulang karena hormatnya yang besar kepada Uskup Santo Ambrosius yang saleh itu. Di Brescia ia ditahbiskan menjadi uskup pada tahun 397.  Sebagai uskup, Gaudensius menaruh perhatian besar pada bidang pengajaran agama bagi seluruh umatnya.  Dalam rangka itu, ia dengan rajin menjelajahi seluruh keuskupannya untuk berkotbah. Ia sendiri pun bersikap tegas kepada dan menghukum orang-orang yang berkelakuan buruk, yang hanya mengejar kenikmatan duniawi sambil melupakan tuntutan ajaran Injil Kristus.
Prestasi kerjanya sungguh mengagumkan. Ia diutus paus untuk menghadap kaisar Konstantinopel guna membebaskan Santo Krisostomus. Usahanya itu gagal malahan ia diperlakukan dengan kasar oleh kaisar. Gaudensius meninggal dunia pada tahun 410.

Santo Krisantus dan Daria, Martir
Kedua orang kudus ini dihormati sebagai martir-martir Roma yang dibunuh pada masa pemerintahan bersama dua orang kaisar Roma, Karinus dan Numerianus (283-285). Hari kelahiran dan kematian mereka tidak diketahui dengan pasti. Cerita tentang kemartiran mereka diketahui dari sebuah cerita kuno abad kelima. Menurut cerita itu Krisantus adalah putera Polemius, seorang bangsawan kafir. Ia menjadi Kristen dan giat dalam usaha penyebaran iman Kristen kepada orang-orang Roma. Ayahnya yang masih kafir itu tidak merestui dan berusaha keras dengan berbagai cara untuk memurtadkan kembali dia. Tetapi Krisantus tetap tidak mau mengingkari imannya. Cara terakhir yang dipakai ialah memaksa Krisantus menikah dengan Daria, seorang iman kafir.
Untuk itu ia mempertemukan Krisantus dengan Daria. Apa yang terjadi?  Berlawanan dengan harapannya, Daria justru jatuh cinta pada Krisantus dan bertobat menjadi Kristen. Mereka kemudian hidup bersama sebagai suami-isteri, dan menghayati suatu kehidupan Kristen penuh bakti kepada Tuhan. Mereka giat dalam penyebaran iman Kristen dan berhasil mempertobatkan banyak orang Roma, termasuk hakim yang diperintahkan untuk memaksa mereka menyangkali imannya. Akibatnya ialah mereka ditangkap dan disiksa oleh penguasa Roma. Setelah mengalami berbagai macam siksaan, mereka dirajam dan dikuburkan hidup-hidup di Jalan Salaria, di luar kota Roma pada tahun 283. Peristiwa pembunuhan tersebut tidak menakutkan orang-orang Kristen dalam usahanya menyebarkan iman Kristen, malah semakin menarik banyak orang Roma berpaling kepada kebenaran yang ada di dalam Kristus sebagaimana diwartakan oleh iman Kristen.
Santo Gregorius dari Tours (538-394) mengatakan bahwa di tempat kedua martir itu dimakamkan didirikan sebuah tempat ibadah untuk menghormati mereka. Kemudian pada abad kesembilan jenazah mereka dipindahkan ke Munstereifel, Jerman.

Santa Margaretha, Martir
Margaretha dibunuh oleh suaminya pada tahun 1176 dan dimakamkan di luar tempat pemakaman orang-orang beriman. Mulanya suaminya menyangkal tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa Margaretha gantung diri. Tetapi karena pada kubur Margaretha terjadi begitu banyak mujizat, penipuan suaminya itu terbongkar. Lalu jenazah Margaretha digali kembali dan dimakamkan di dalam gereja Roskilde, Denmark.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi