Liturgia Verbi 2021-01-01 Jumat.

Liturgia Verbi (B-I)
HR Santa Maria Bunda Allah

Jumat, 1 Januari 2021

Ujud Evangelisasi - Persaudaraan antar sesama manusia.
Semoga Tuhan menganugerahi kita rasa persaudaraan yang kuat agar kita bisa hidup berdampingan bersama saudara-saudara kita yang berlainan agama dengan saling terbuka dan mendoakan.

Ujud Gereja Indonesia - Solidaritas masyarakat.
Semoga, kita sebagai bangsa, dapat melanjutkan dan makin mengembangkan solidaritas, terlebih bagi mereka yang miskin dan menderita, oleh karena wabah Covid-19.



Bacaan Pertama
Bil 6:22-27

"Mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel;
maka Aku akan memberkati mereka."

Pembacaan dari Kitab Bilangan:

Sekali peristiwa Tuhan berfirman kepada Musa,
"Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya:
Beginilah harus kamu memberkati orang Israel,
katakanlah kepada mereka:
Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau;
Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya
dan memberi engkau kasih karunia;
Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu
dan memberi engkau damai sejahtera.
Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel;
maka Aku akan memberkati mereka."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 67:2-3.5.6.8,R:2a

Refren: Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita.

*Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita,
kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya,
kiranya jalan-Mu dikenal di bumi,
dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.

*Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai,
sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil,
dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.

*Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah,
kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.
Allah memberkati kita;
kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!



Bacaan Kedua
Gal 4:4-7

"Allah mengutus Anak-Nya
yang lahir dari seorang perempuan."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia:

Saudara-saudara,
setelah genap waktunya, Allah mengutus Anak-Nya,
yang lahir dari seorang perempuan
dan takluk kepada hukum Taurat.
Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat,
supaya kita diterima menjadi anak.
Dan karena kamu adalah anak,
maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita,
yang berseru: "Abba, ya Bapa!"
Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak;
dan kalau kamu anak,
maka kamu juga menjadi ahliwaris-ahliwaris, oleh karena Allah.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Ibr 1:1-2

Dahulu kala
dengan pelbagai cara Allah berbicara kepada leluhur kita
dengan perantaraan para nabi,
Pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita
dengan perantaraan Anak-Nya.



Bacaan Injil
Luk 2:16-21

"Mereka mendapati Maria, Yusuf dan Si Bayi. 
Pada hari ke delapan Ia diberi nama Yesus."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia,
para gembala cepat-cepat berangkat ke Betlehem,
dan mendapati Maria dan Yusuf
serta Bayi yang terbaring di dalam palungan.
Ketika melihat Bayi itu,
para gembala memberitahukan
apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.
Dan semua orang yang mendengarnya
heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu.
Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hati
dan merenungkannya.
Maka kembalilah gembala-gembala itu
sambil memuji dan memuliakan Allah
karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat;
semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Ketika genap delapan hari umurnya,
Anak itu disunatkan,
dan Ia diberi nama Yesus,
yaitu nama yang disebut oleh malaikat
sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita merayakan Hari Raya Santa Maria Bunda Allah, tiap-tiap tanggal 1 Januari atau hari ke-8 setelah kelahiran Yesus.
Mari kita sambut tahun yang baru ini dengan memantapkan kembali identitas kita sebagai anggota keluarga Allah.

Di luar sana, ada banyak orang mempertanyakan soal identitas Bunda Maria sebagai Bunda Allah.
Maria itu kan hanya manusia, mana bisa sebagai ibu dari Allah?
Kita dianggap berlebihan, mendudukkan Maria di tempat yang mustahil, dna bahkan kita dianggap "menyembah" Maria.

Kita tak perlu pusing dengan pendapat orang, tak perlu bereaksi atas aksi mereka, apa hak mereka mengatur-atur apa yang boleh kita percayai dan apa yang tidak boleh.
Sebagai pengikut Kristus apa salahnya kalau kita mempercayai apa yang ditulis di Injil?
Memang, Maria sebagai Bunda Allah tidak ditulis di dalam Injil, tetapi di dalam lingkungan Gereja Katolik perdebatan tentang hal ini sudah selesai, tak ada lagi yang perlu dipersoalkan.

Sesungguhnya sederhana saja, mengapa tidak dipersoalkan tentang kita yang adalah anak Allah?
Apakah karena memang di tulis dalam Kitab Suci seperti pada Galatia 4:7, "Kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah." atau seperti pada Yohanes 15:15, "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba,tetapi Aku menyebut kamu sahabat."
Inipun masih seringkali debatebel, dibantah-bantah orang, "Itu kan menurut Santo Paulus, kan bukan Allah yang menyatakannya?"
Atau bantahan lain, "Yesus menganggap kamu itu sahabat, bukan saudara!"
Susah juga berdiskusi dengan orang-orang skeptis seperti ini, apalagi pemahaman Injil masih tak seberapa, hanya gemar comot-comot ayat saja.
Padahal jelas ditulis di dalam Injil, dan Yesus sendiri yang mengatakannya, "Siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."  [Mat 12:50]
Kata "Siapa pun" itu artinya tidak tebang-pilih, siapa saja, asal melakukan kehendak Allah, maka ia adalah saudara Yesus, adalah anak Allah.
Kita bukan Allah, kita adalah anak Allah yang sejak diciptakan memang menurut citra Allah, serupa dengan Allah.
Nah, kalau kita saja dianggap anak Allah, mengapa Maria tidak boleh dianggap sebagai bunda Allah?

Maka dari itu, sudahlah, kita tiru saja para gembala di Betlehem itu, yang menerima kabar sukacita Kristus, lalu memuji-muji dan memuliakan Allah.
Mari kita perbuat yang sama, mari panjatkan puji syukur kepada-Nya.



Peringatan Orang Kudus
Yesus dari Nazaret: Oktaf Natal
Delapan hari setelah kelahiran-Nya, Kanak-kanak Yesus disunat sesuai aturan hukum Taurat Musa (Im 12:3; Luk 2:21; Kis 7:8; Flp 3:5), dan diberi nama Yesus (Yun.: Iesous; Ibr.: Yesyua, Yehosyua,  yang berarti "Yahweh menyelamatkan".  Nama ini sebelum Yesus dari Nazaret sudah dipakai oleh Yosua, pengganti Musa.  Melalui Yesus dari Nazaret, umat manusia diselamatkan (Kis 4:12; Flp 2:9 – 11).  Dia-lah Al-Masih yang dijanjikan Yahweh kepada Israel, bangsa terpilih, dan kelahiran-Nya melalui Perawan Maria menjadikan Dia seorang warga suku bangsa Israel.  Sunat, sebagai upacara keagamaan di kalangan orang Ibrani dan lambang keanggotaan seseorang dalam masyarakat, menjadikan Yesus anggota masyarakat Yahudi.
Dengan demikian Yesus, yang adalah Al-Masih, menjadi batu pengunci antara Perjanjian Lama dan Baru, antara nubuat-nubuat nabi dan pemenuhannya, antara perumpamaan dan penetapannya, antara janji dan pelaksanaannya, antara Kerajaan Daud, leluhurnya dan Kerajaan-Nya sendiri yang bersifat universal dan abadi.

Santa Maria, Bunda Allah (Hari Raya Santa Perawan Maria)
Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah mengingatkan kita akan bidaah (ajaran sesat) tentang Kebundaan Ilahi Maria, yang muncul pada abad ke 5.  Pokok ajaran bidaah ini ialah bahwa Maria memang Bunda Yesus, tetapi bukan Bunda Allah.
Dalam Konsili Efesus pada tahun 431, ajaran sesat ini dikutuk.  Konsili tetap dengan teguh mempertahankan ajaran yang benar, yaitu bahwa Maria adalah Bunda Allah (Theotokos), karena Yesus Anaknya adalah sungguh-sungguh Allah.  Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah ditetapkan oleh Paus Pius XI pada hari ulang tahun ke-1500 Konsili Efesus tersebut.
Pada kesempatan ini, ada baiknya kita merenungkan makna nubuat nabi Yesaya: "Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia, Imanuel" (Yes 7:14), dan makna salam Elisabeth kepada Maria yang mengunjunginya: "Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.  Siapakah aku ini, sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?" (Luk 1:42-43).
Merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah juga berarti bahwa kita mengakui Yesus sebagai "sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh Manusia".  Kemuliaan Maria sebagai Bunda Allah adalah cerminan kemulian Anaknya, yaitu Yesus, Tuhan dan Penebus umat manusia.

Santo Almakios atau Telemakus
Almakios adalah seorang biarawan. Tatkala ia mengunjungi kota Roma, ia berusaha menghentikan pertunjukan gladiator yang sering menimbulkan korban jiwa. Dalam usaha ini ia sendiri akhirnya terbunuh. Namun usahanya yang memuncak pada kematiannya itu membawa suatu perubahan, yakni bahwa sejak saat itu kaisar melarang pertunjukan berbahaya itu.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-12-31 Kamis.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal

Kamis, 31 Desember 2020

PF S. Silvester I, Paus



Bacaan Pertama
1Yoh 2:18-21

"Kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus
dan dianugerahi pengetahuan."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir,
dan seperti yang telah kamu dengar,
seorang antikristus akan datang,
bahkan sekarang telah bangkit banyak antikristus.
Itulah tandanya
bahwa waktu ini benar-benar waktu yang terakhir.

Memang mereka berasal dari antara kita,
tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita;
sebab jika mereka sungguh termasuk pada kita,
niscaya mereka tetap bersama-sama kita.
Tetapi hal itu terjadi supaya menjadi nyata
bahwa tidak semua orang sungguh termasuk pada kita.
Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus,
dan dengan demikian kamu semua dianugerahi pengetahuan.
Aku menulis kepadamu,
bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran,
tetapi justru karena kamu mengetahuinya,
dan karena kamu juga mengetahui,
bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 96:1-2.11-12.13,R:11a

Refren: Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai.

*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!
Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya,
kabarkanlah dari hari ke hari.
keselamatan yang datang dari pada-Nya.

*Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai,
biar gemuruhlah laut serta segala isinya!
Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya,
dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.

*Biarlah mereka bersorak-sorai di hadapan Tuhan,
sebab ia datang,
sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.
Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan,
dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 1:14.12b

Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,
Semua orang yang menerima Dia,
diberi-Nya kuasa untuk menjadi anak-anak Allah.



Bacaan Injil
Yoh 1:1-18

"Firman telah menjadi manusia."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Pada awal mula adalah Firman.
Firman itu ada bersama-sama dengan Allah
dan Firman itu adalah Allah.
Firman itu pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia,
dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi
dari segala yang telah dijadikan.
Dalam Dia ada hidup,
dan hidup itu adalah terang bagi manusia.
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan,
tetapi kegelapan tidak menguasainya.

Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes.
ia datang sebagai saksi
untuk memberi kesaksian tentang terang itu,
supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
Ia sendiri bukan terang itu,
tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang,
sedang datang ke dalam dunia.

Terang itu telah ada di dalam dunia,
dan dunia dijadikan oleh-Nya,
tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya,
tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
Tetapi semua orang yang menerima Dia
diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah,
yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya,
orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging,
bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki,
melainkan dari Allah.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,
dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya
sebagai Anak Tunggal Bapa,
penuh kasih dan kebenaran.
Tentang Dia Yohanes memberi kesaksian dan berseru,
"Inilah Dia yang kumaksudkan ketika aku berkata:
Sesudah aku akan datang Dia yang telah mendahului aku,
sebab Dia telah ada sebelum aku."
Karena dari kepenuhan-Nya
kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa,
tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus.

Tidak seorang pun pernah melihat Allah;
tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa,
Dialah yang menyatakan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini adalah hari terakhir di tahun 2020, Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal.
Besok kita akan menyongsong tahun yang baru, masih dalam Oktaf Natal, tahun yang seyogyanya kita isi dengan iman, kasih, dan tentunya harapan juga, sekalipun berbagai tantangan berat telah menanti kita.

Bacaan Injil hari ini ditulis oleh Yohanes, satu-satunya rasul Yesus yang hidup sampai di usia lanjut, tetapi Yohanes yang dimaksudkan dalam bacaan Injil hari ini bukanlah si penulis melainkan Yohanes Pembaptis yang datang mendahului kedatangan Yesus Kristus.
Bacaan Pertama hari ini juga ditulis oleh Rasul Yohanes.

Setiap kali kita menghadapi pergantian tahun, maka baiklah kita melakukan evaluasi terhadap pencapaian kita di tahun sebelumnya, terutama dalam hal pertumbuhan iman.
Perlu kita tinjau apa-apa saja yang masih belum berhasil kita kerjakan, serta kesalahan dan dosa yang masih saja kita perbuat.
Menjadi lebih penting lagi bagi kita untuk memandang tahun baru yang akan segera menjelang.
Terhadap yang telah lewat tak dapat lagi kita ubah, yang mungkin kita kembali untuk mengulangi atau pun memperbaiki.
Tetapi ada kesempatan luas untuk merencanakan dan meneguhkan tekad untuk menyongsong tahun yang baru.
Setiap kali menerima sesuatu yang baru, setiap kali pula kita disegarkan oleh harapan baru.
Harapan adalah sesuatu yang ingin didapat atau dicapai, belum diperoleh, tetapi akan diperoleh, karena kita telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus dan telah dianugerahi pengetahuan yang benar sebagai landasan iman kita, yaitu Firman Allah yang hidup.
Firman itu telah menjadi manusia, dan telah dihantar kepada kita.

Mari kita torehkan Firman itu di dalam lubuk hati kita, agar perjalanan hidup rohani kita di tahun depan akan semakin baik dan semakin sempurna.
Apa yang ingin kita dapat atau kita capai di tahun yang akan segera datang ini, sesuatu yang barangkali belum kita dapatkan di tahun sebelumnya, sesuatu yang barangkali gagal kita raih di tahun sebelumnya, atau sesuatu yang baru yang belum pernah diinginkan sebelumnya.
Apa pun itu, semuanya adalah harapan.
Harapan adalah asa, yang perlu selalu dipelihara agar tidak putus menjadi keputus-asaan.
Asa adalah mesin pendorong bagi hidup kita, yang membuat hidup kita bergerak menuju arah yang kita kehendaki.

Sebagaimana Firman telah menjadi terang bagi manusia, demikian pula Firman yang sama juga akan menerangi segala upaya untuk mewujudkan harapan kita, Firman yang membuat jalan kita menjadi terang benderang, tidak lagi berjalan dalam kegelapan.

Selamat tahun Baru 2021!



Peringatan Orang Kudus
Santa Melania, Martir
Melania Muda adalah cucu Santa Melania Tua dan anak dari Publicola dan Albina. Ia lahir di Roma dari sebuah keluarga Kristen yang kaya raya. Ayahnya seorang senator yang ambisius sekali. Demi harta dan nama baik keluarganya, ayahnya menikahkan Melania dengan saudara sepupunya: Pinianus. Melania tidak setuju, namun ia yang baru berusia 13 tahun itu tak berdaya menghadapi ambisi orang-tuanya. Dengan berat hati ia mengiakan juga perkawinan itu. Mereka dikaruniai 2 orang putra.  Melania sangat baik, penuh pengabdian, dan berjiwa sosial. Sifat sosialnya itu membuatnya tidak disenangi oleh kaum kerabatnya. Sepeninggal kedua putranya, sikap sosial Melania baru diterima, bahkan ditiru oleh mereka. Melania sangat disenangi oleh kaum miskin karena karya amalnya kepada mereka dan kepada Gereja. Bersama suaminya, Melania menolong membebaskan ratusan budak belian dengan harga tebusan yang sangat mahal.
Tahun-tahun terakhir hidupnya penuh dengan cobaan. Ketika Roma diserang bangsa Visigoth, mereka terpaksa mengungsi ke Afrika. Di sana mereka memiliki tanah yang luas. Pada tahun 417 mereka pindah ke Yerusalem dan tinggal dekat makam suci Yesus. Terpengaruh oleh corak hidup pertapaan di padang gurun Mesir, maka mereka mulai menghayati cara hidup bertapa itu. Di situ ia berjumpa dengan kemenakannya: Santa Paula dan menjalin hubungan baik dengan Santo Hieronimus. Pada tahun 432 suaminya Pianus meninggal dunia. Ia tidak putus asa. Sebagai janda ia menghimpun para wanita untuk mendirikan satu biara di bukit Zaitun. Usahanya diperluas hingga ke Afrika dengan 2 buah biara di sana. Tahun-tahun terakhir hidupnya dimanfaatkannya di dalam kelompok orang-orang kudus seperti Santo Hieronimus, Agustinus, Paulinus, dll, dengan menyalin buku-buku rohani. Ia wafat pada tahun 439 di Betlehem, seminggu setelah merayakan Natal.

Santo Silvester , Paus
Paus Silvester adalah paus dan orang kudus pertama yang wafat bukan sebagai martir. Sayang bahwa sedikit sekali informasi yang diketahui tentang kehidupannya.Silvester menjadi paus antara tahun 314-335 pada masa pemerintahan Kaisar Konstantin Agung. Pada masa itu sesuai ketetapan kaisar di dalam Edikta Milano, agam Kristen menjadi agama resmi yang berlaku di seluruh kekaisaran. Dengan itu orang-orang Kristen mulai keluar dari tempat persembunyiannya di katakombe-katakombe dan tidak takut-takut lagi melakukan kegiatan-kegiatan  keagamaan di hadapan umum. Posisi hukum Gereja menjadi sangat kuat di bawah Kaisar Konstantin Agung. Istana Lateran dihadiahkan kepada Tachta Suci oleh Konstantin. Oleh Paus Silvester, istana itu dirobah menjadi gereja Katedral Keuskupan Roma. Gereja Katedral ini menjadi lambang kemerdekaan Gereja dari penguasaan Kaisar-kaisar Romawi semenjak kelahirannya. Pada masa kepemimpinannya, Silvester juga mendirikan Gereja Santo Petrus di Vatikan dan rumah-rumah ibadat lainnya di seluruh kota Roma. Bersama Kaisar, Silvester mengambil bagian juga di dalam penyelenggaraan Konsili Ekumenis Pertama di Nicea pada tahun 325 untuk menghukum ajaran sesat Arianisme. Selama masa pontifikatnya buku "Para Martir Romawi" (Martyrology Romanum) dikerjakan. Ia juga berjuang memajukan kehidupan liturgi dan mendirikan Sekolah Seni Suara di Roma.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-12-30 Rabu.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Keenam dalam Oktaf Natal

Rabu, 30 Desember 2020



Bacaan Pertama
1Yoh 2:12-17

"Orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Aku menulis kepadamu, hai anak-anak,
         sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama Yesus.
Aku menulis kepadamu, hai para bapak,
         sebab bapak-bapak telah mengenal Dia yang ada dari mulanya.
Aku menulis kepadamu, hai orang-orang muda,
         sebab kamu telah mengalahkan yang jahat.
Aku menulis kepadamu, hai anak-anak,
         sebab kamu mengenal Bapa.
Aku menulis kepadamu, hai para bapak,
         sebab bapak-bapak telah mengenal Dia yang ada dari mulanya.
Aku menulis kepadamu, hai orang-orang muda,
         sebab kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu,
         dan kamu telah mengalahkan yang jahat.

Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya.
Jikalau orang mengasihi dunia,
maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Sebab semua yang ada di dalam dunia,
yaitu keinginan daging dan keinginan mata
serta keangkuhan hidup,
bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Dan dunia ini sedang melenyap bersama keinginannya,
tetapi orang yang melakukan kehendak Allah
tetap hidup selama-lamanya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 96:7-8a.8b-9.10,R:11a

Refren: Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak.

*Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa,
kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan!
Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya.

*Bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya,
Sujudlah menyembah kepada Tuhan
dengan berhiaskan kekudusan,
gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!

Katakanlah di antara bangsa-bangsa, "Tuhan itu Raja!
Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah.
Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."



Bait Pengantar Injil


Inilah hari yang suci! 
Marilah, hai para bangsa, sujudlah di hadapan Tuhan,
sebab cahaya gemilang menyinari seluruh muka bumi.



Bacaan Injil
Luk 2:36-40

"Hana berbicara tentang kanak-kanak Yesus."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah,
ada di Yerusalem seorang nabi perempuan,
anak Fanuel dari suku Asyer. Namanya Hana.
Ia sudah sangat lanjut umurnya.
Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya,
dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun.
Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah,
dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
Pada hari kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah,
Hana pun datang ke Bait Allah dan mengucap syukur kepada Allah,
serta berbicara tentang kanak Yesus kepada semua orang
yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.
Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan
menurut hukum Tuhan,
kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus
ke kota kediaman mereka,
 yaitu kota Nazaret di Galilea.
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat,
penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Ada 2 orang yang dapat mengenali Yesus padahal Yesus masih bayi, yaitu: Simeon dan Hana.
Keduanya dipenuhi oleh Roh Kudus sehingga dapat mengenali Sang Mesias yang dinanti-nantikan itu.
Keduanya menyambut Yesus di tempat yang sama, di Bait Allah, ketika kanak-kanak Yesus dipersembahkan di situ.
Tetapi karena Yusuf, Maria dan Yesus tidak tinggal di Betlehem, mereka kembali ke Nazaret, setelah sebelumnya sempat mengungsi ke Mesir, maka kesaksian Simeon dan Hana tidak terlalu "mencuri" perhatian publik.
Tiga puluh tahun lamanya tidak ada kabar berita tentang kedatangan Mesias, dan baru mulai menjadi perbincangan setelah Yesus tumbuh dewasa dan tampil di publik.

Tak banyak ditulis tentang masa kanak-kanak Yesus, kecuali ketika Yesus berusia 12 tahun dan ketika Yesus telah dewasa, datang ke tepi sungai Yordan menemui Yohanes Pembaptis.
Ada yang mengatakan Yesus merantau sampai ke India sebab ada sosok di sana yang kisahnya mirip dengan Yesus.
Ada pula dugaan-dugaan yang asal-asalan dibuat orang tapi tak jelas sumbernya.
Saya sendiri mempercayai kalau Yesus tumbuh menjadi besar di Galilea, sama seperti anak-anak pada umumnya.
Saya meyakini kalau Yesus belajar agama, dan setelah dewasa menjadi imam, karena orang-orang memanggil-Nya dengan sebutan "Rabi" dan selalu diminta untuk "kotbah" di Bait Allah pada hari Sabat.
Artinya, masyarakat mengakui kalau Yesus adalah imam.

Saya lebih mempercayai kalau pengetahuan Yesus tentang agama, tentang nabi-nabi Perjanjian Lama diperoleh dari belajar, tetapi oleh hikmat Allah Yesus belajar jauh lebih cepat, dan tentu saja banyak pencerahan yang diterima-Nya langsung dari Surga, makanya para imam dan ahli Taurat terheran-heran mendengarkan perkataan Yesus padahal waktu di Bait Allah itu Yesus baru berusia 12 tahun.
Saya mempercayai yang demikian ini karena saya percaya kalau Allah Putera memang turun ke dunia untuk menjadi manusia, bukan menjadi manusia jadi-jadian melainkan sungguh-sungguh manusia yang punya belas-kasihan dan bisa merasa sedih atau marah seperti manusia lain pada umumnya. 
Jika Yesus tidak menjadi manusia, maka darah yang ditumpahkan-Nya itu hanyalah sebatas darah yang mengalir dari seorang martir saja, bukan darah penebusan segenap umat manusia.



Peringatan Orang Kudus
Santo Sabinus, Uskup dan Martir
Sabinus adalah uskup kota Asisi. Bersama beberapa orang imamnya, ia ditangkap dan dipenjarakan di kala Kaisar Diokletianus dan Maksimianus melancarkan penganiayaan terhadap umat Kristen pada tahun 303. Pengadilan atas diri Sabinus bersama imam-imamnya dan seluruh umatnya ditangani langsung oleh Gubernur Venustian di kota Umbria. Mengikuti kebiasaan yang berlaku pada setiap pengadilan terhadap orang-orang Kristen, Venustian memerintahkan Sabinus bersama imam-imam dan seluruh umatnya menyembah sujud patung dewa Yupiter, dewa tertinggi bangsa Romawi. Mereka harus menyembah Yupiter karena Yupiterlah yang menurunkan hujan dan memberikan cahaya matahari kepada manusia, terutama karena Yupiter adalah pembela ulung kekuasaan Romawi di seluruh dunia.
Mendengar perintah sang Gubernur Venustian, Sabinus tampil ke depan seolah-olah hendak menyembah patung dewa Yupiter. Ia menyentuh patung itu dengan jarinya dan patung itu sekonyong-konyong hancur berkeping-keping dan berserakan di atas tanah. Semua orang yang hadir di situ tercengang keheranan. Melihat keajaiban itu, Venustian marah dan segera memerintahkan agar tangan Sabinus dipotong. Sementara itu imam-imamnya disiksa hingga mati.
Para serdadu yang diperintahkan memotong tangan Sabinus menggiring Sabinus ke hadapan Venustian untuk dihukum. Ketika berada di hadapan Venustian, Sabinus tergerak hatinya oleh belaskasihan atas Venustian yang sudah lama menderita penyakit mata yang membahayakan. Ia berdoa kepada Yesus lalu menyentuh mata Venustian. Seketika itu juga sembuhlah mata Venustian.
Mengalami kebaikan hati Sabinus, Venustian terharu dan melepaskan Sabinus. Ia sendiri pun kemudian bertobat dan minta dipermandikan. Tak lama kemudian Venustian yang sudah menjadi Kristen itu ditangkap dan dipenggal kepalanya oleh kaki tangan gubernur Asisi yang baru. Hal yang sama dilakukan pula atas diri Uskup Sabinus.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-12-29 Selasa.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Kelima dalam Oktaf Natal

Selasa, 29 Desember 2020

PF S. Tomas Becket, Uskup dan Martir



Bacaan Pertama
1Yoh 2:3-11

"Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah,
yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.
Barangsiapa berkata "Aku mengenal Allah"
tetapi tidak menuruti perintah-Nya,
ia adalah seorang pendusta,
dan tidak ada kebenaran di dalam dia.
Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya,
di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna;
dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Allah.
Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Allah,
ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.

Saudara-saudara kekasih,
bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu,
melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya.
Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar.
Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu;
perintah ini telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu;
sebab kegelapan sedang melenyap
dan terang yang benar telah bercahaya.
Barangsiapa berkata bahwa ia berada di dalam terang,
tetapi membenci saudaranya,
ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
Barangsiapa mengasihi saudaranya,
ia tetap berada di dalam terang,
dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
Tetapi barangsiapa membenci saudaranya,
ia berada di dalam kegelapan
dan hidup di dalam kegelapan.
Ia tidak tahu ke mana ia pergi,
karena kegelapan itu telah membutakan matanya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6,R:11a

Refren: Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai.

*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!
Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya!

*Kabarkanlah dari hari ke hari
keselamatan yang datang dari pada-Nya,
ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa,
kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.

*Tuhanlah yang menjadikan langit,
keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya,
kekuatan dan hormat ada di tempat kudus-Nya.



Bait Pengantar Injil
Luk 2:32

Kristus cahaya yang menerangi pada bangsa,
Dialah kemuliaan bagi umat allah.



Bacaan Injil
Luk 2:22-35

"Kristus cahaya para bangsa."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat,
Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak Yesus ke Yerusalem
untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan,
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan:
"Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah."
Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban
menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan,
yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.

Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon.
Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya,
yang menantikan penghiburan bagi Israel.
Roh Kudus ada di atasnya,
dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus,
bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias,
yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah.
Ketika kanak-kanak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya
untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat,
Simeon menyambut Anak itu
dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya,
"Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini
pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu,
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain
dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."

Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu
yang dikatakan tentang Kanak Yesus.
Lalu Simeon memberkati mereka
dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu,
"Sesungguhnya Anak ini ditentukan
untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel
dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
-- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --,
supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Tahun ini memang membuat saya sekeluarga menjadi prihatin, tidak bisa mengunjungi Ibu Mertua di Jawa Tengah untuk ber-minal aidin saat Idul Fitri yang lalu.
Ditambah lagi tak bisa pulang kampung ke Tabanan, kota kecil di Bali.
Tahun-tahun lalu kami sekeluarga selalu menyempatkan untuk mengikuti perayaan Natal di Gereja Santa Maria Immaculata, di kota kelahiran saya itu, tahun ini tidak bisa karena pandemi, dan bahkan di tempat tinggal kami sekarang ini pun kami tidak bisa datang ke gereja untuk merayakan Natal, cukup mengikuti secara online saja.

Sebagaimana yang dikutip pada Bacaan Pertama hari ini, Rasul Yohanes berpesan melalui surat pertamanya, agar hendaklah kita mengasihi saudara-saudara kita, "Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan."
Dan sebetulnya Yesus telah menegaskan mengenai siapa saudara kita itu, ketika ibu-Nya, Maria, dan saudara-saudaranya datang hendak menemui Yesus, Ia berkata,
"Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?
Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Dan ini benar adanya.
Sekali pun kami tak bisa pulang kampung, Allah Bapa telah memperkenankan tekonologi digital diciptakan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, maka kami tetap bisa "halal-bihalal" via conference call.
Dan rupanya memang ada banyak saudara, yang bukan se-darah tetapi se-iman, menyatakan kasihnya kepada kami, entah dengan mengirim pesan via media digital, atau mengirim parsel.
Berulang kali saya mendengar kurir datang ke rumah membawa paket untuk anak-anak saya, dari teman-temannya.
Makanya saya heran, kok ada ya orang yang ngomel-ngomel ke pastor paroki gegara ia tidak boleh ikut misa offline karena usianya di atas 59 tahun, merasa "senior" dan perlu didahulukan, pastor pun dibentak-bentak, iya ampun.

Bagaimana situasi dan kondisi saat kelahiran Yesus di Yerusalem?
Yusuf dan Maria memang sangat layak menjadi panutan.
Sekali pun mereka tahu bahwa anak tunggal mereka adalah Putera Allah, namun mereka tetap taat mengikuti hukum dan ritual terhadap Yesus sebagai manusia, disunat pada hari ke-delapan, dan melalui masa pentahiran selama 40 hari sebelum membawa Yesus ke Bait Allah untuk dikuduskan bagi Allah.
Maria juga melalui masa "najis"-nya sampai saat hari pentahiran, padahal kita tahu, mana ada najis pada Maria.
Setiap ibu yang melahirkan memang mesti ditahirkan pada hari ke-40 dan sekaligus membawa anak laki-lakinya untuk diserahkan kepada Tuhan.
Konon, anak yang telah diserahkan itu masih boleh "ditebus" dengan persembahan sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, tetapi yang kaya boleh mempersembahkan lebih, misalnya anak domba.

Menyerahkan anak kepada Tuhan artinya merelakan apa pun terjadi pada anaknya menuruti kehendak Allah.
Melalui Simeon, kehendak Allah pun dinyatakan,
"Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

Para orangtua patut mencontoh pasangan Yusuf-Maria ini, hendaknya mereka membawa dan menyerahkan anak-anak mereka kepada Tuhan agar di sepanjang kehidupannya, anak-anak itu melaksanakan kehendak Allah, yakni dengan meminta pastor untuk menerimakan Sakramen Baptis.
Tentu saja boleh meniru tradisi seperti di jaman Yesus, membawa anak 40 hari setelah persalinan untuk dibaptis, tapi tidak harus, malah lebih segera lebih baik agar lebih cepat anak dibebaskan dari dosa asal dan diterima sebagai warga Kerajaan Surga.

Marilah sekarang, kita memejamkan mata jasmani kita, lalu membukan mata batin kita.
Lihatlah cahaya terang yang memancar dari Tuhan kita Yesus Kristus, cahaya yang mengusir kegelapan, cahaya yang menerangi kita, maka marilah kita tinggal di dalam Terang-Nya itu.



Peringatan Orang Kudus
Santo Thomas Becket dari Canterbury, Uskup dan Martir
Thomas Becket lahir di London pada tahun 1118. Orang-tuanya berkebangsaan Normandia. Semenjak kecilnya, Thomas menunjukkan bakat-bakat yang luar biasa. Ia belajar di biara Merton di Surrey, kemudian di London dan Paris. Pada usia 21 tahun ia sudah berkecimpung di dunia politik di London. Kepandaiannya menarik hati Theobaldus, Uskup Agung Canterbury sehingga ia ditahbiskan menjadi diakon dan dibebani macam-macam tugas.
Akhirnya namanya yang harum itu terdengar juga oleh Raja Henry II. Atas rekomendasi Uskup Theobaldus, Raja Henry II mengangkat Thomas menjadi penasehatnya. Sebagai seorang abdi sekaligus sahabat Raja, Thomas mendampingi Raja dalam berbagai urusan kenegaraan. Ia menyusun dan mengatur perjanjian damai dengan Prancis pada tahun 1160. Sepeninggal Uskup Theobaldus pada tahun 1161, Raja Henry mengangkat dia menjadi Uskup Agung Canterbury, karena ia membutuhkan seorang pendamping yang mampu membantunya dalam urusan-urusan kerajaan. Thomas sendiri sangat segan menerima jabatan mulia itu. Tetapi demi kelangsungan kepemimpinan di dalam Gereja, Thomas akhirnya dengan rendah hati menerima juga jabatan itu. Setelah ditahbiskan menjadi Uskup Agung Canterbury, Thomas mengundurkan diri dari jabatan penasehat raja agar supaya ia lebih leluasa menjalankan tugas-tugas kegembalaan. Ia meninggalkan gelanggang politik, meninggalkan segala kemewahan duniawi, lalu mulai lebih memusatkan perhatian pada bidang kerohanian, kasih amal dan studi teologi. Hidupnya ditandai dengan kesederhanaan. Ia gigih membela hak-hak Gereja dari rongrongan pihak mana pun. Dengan tegas ia menolak menandatangani Konstitusi Klarendon, suatu dokumen yang memberikan hak kepada pemerintah untuk campur-tangan di dalam urusan-urusan Gerejawi. Karena itu Henry mulai mengambil tindakan keras terhadapnya. Dalam suatu pertemuan di Northampton pada tanggal 13 Oktober 1164, Thomas secara terbuka menentang Henry dengan meninggalkan pertemuan itu.
Ia naik banding kepada paus dan mengasingkan diri ke Prancis. Raja Louis VII menyambut baik kedatangannya dan mengizinkan dia tinggal di sana selama 6 tahun. Raja Henry mengambil alih seluruh kekayaan keuskupannya. Namun paus tidak mengizinkan Thomas meletakkan jabatannya. Pada tahun 1170 Henry menawarkan perdamaian dengan Thomas dan mengizinkan dia kembali ke Inggris.
Pada bulan Desember 1170, Thomas kembali ke Inggris dan diterima dengan meriah oleh seluruh umat. Namun ia tidak mau mengampuni uskup-uskup yang memihak raja sebelum mereka bersumpah setia kepada paus. Ia bahkan memanfaatkan isinan Paus Aleksander III yang diberikan pada tahun 1166, untuk mengekskomunikasikan uskup-uskup itu. Tindakan ekskomunikasi ini membuat raja sangat kesal dan marah. Empat orang perwiranya segera diperintahkan ke Canterbury untuk membunuh Thomas. Ketika itu Thomas sedang melakukan ibadat sore di dalam katedralnya. Empat perwira itu segera menyergap dan membunuh Uskup Thomas di depan Sakramen Mahakudus. Peristiwa sadis ini terjadi pada tanggal 29 Desember 1170.
Thomas dari Canterbury segera dihormati sebagai orang kudus oleh seluruh umat dan tempat di mana ia dibunuh dihormati sebagai tempat keramat. Raja Henry merasa puas dengan pembunuhan itu. Namun suara hatinya terus mengusik batinnya sehingga pada tahun 1172 ia membatalkan Konstitusi Clarendon dan melakukan pertobatan di hadapan seluruh umat. Pada tanggal 21 Februari 1173, Aleksander III secara resmi mengumumkan kanonisasi Thomas. Tempat pembunuhannya menjadi salah satu tempat ziarah terkenal di Eropa sampai Raja Henry VIII membongkarnya dan mengambil alih kekayaannya pada tahun 1538. Kata-katanya terakhir sebelum menghembuskan nafasnya ialah: "Aku bersedia mati demi nama Yesus dan Gereja-Nya."

Santo Kaspar Del Bufalo, Pengaku Iman
Kaspar Del Bufalo yang dikenal sebagai pendiri Kongregasi Misionaris Darah Mulia, lahir pada tahun 1786 di Roma, Italia. Pada tahun 1808 ia ditahbiskan menjadi imam di Roma. Pada waktu tentara-tentara Napoleon I menduduki kota Roma, Kaspar ditangkap dan dipenjarakan tetapi ia kemudian berhasil meloloskan diri dari penjara dan melarikan diri dari Roma.
Dengan dukungan kuat dari Kardinal Cristaldi dan Paus Pius VII (1800-1823), Kaspar mendirikan Kongregasi Misionaris Darah Mulia pada tahun 1815 di Giano. Sambil mendirikan pusat biara di Albano Laziale, dekat Roma, dan di seluruh Kerajaan Napoli, Italia Selatan, kongregasi itu berjuang membangun kembali Italia yang diporak-porandakan oleh perang dan berbagai pertikaian. Kaspar dikenal sebagai seorang pengkotbah yang berhasil terutama di daerah-daerah pedesaan. Selain aktif dalam karya pewartaan dan karya karitatif untuk menolong orang-orang miskin, Kaspar mendirikan perkumpulan-perkumpulan doa untuk adorasi malam di hadapan Sakramen Mahakudus.  Ia meninggal dunia di Roma pada tanggal 28 Desember karena terserang penyakit kolera yang menyerang kota Roma. Pada tahun 1954, Kaspar digelari 'kudus' oleh Paus Pius XII (1939-1958).

Daud, Raja Israel Yang Terbesar
Daud (Yunani: Dauid; Ibrani: Dawid) artinya "Yang terkasih" adalah Raja Israel kedua dan yang terbesar sekitar tahun 1010 sampai 970 seb.M (1 Sam 16-1 Raj 2; Kis 7:45). Tanggal kelahirannya tidak diketahui pasti; tetapi ia meninggal dunia di Israel pada tahun 973 seb.M. Ia, seorang Efrata dari Betlehem dan anak bungsu Isai (1 Sam 16:11; 17: 12; 1 Taw 2:15; Mat 1:5-6; Luk 3:31). Kecintaan umat Israel kepada Daud terutama karena ia berhasil membunuh Goliath, panglima perang bangsa Filistin.
Sebagai seorang pejuang muda, Daud diagungkan sebagai seorang pahlawan. Cinta dan puji-pujian rakyat ini membangkitkan amarah dan kecemburuan Raja Saul. Saul kemudian berusaha membunuh Daud. Daud tetap tenang dan bersikap jantan menghadapi rencana jahat Saul. Ia mengungsi ke padang gurun Yudea dan berhasil memikat hati suku-suku bangsa yang berdiam di sana. Ia menikahi Aninoam, Abigail dan akhirnya dengan Mikhal. Dari sana ia menyusun rencana dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk menggulingkan Saul yang dianggap sebagai "Orang yang diurapi Tuhan."
Setelah Saul meninggal dunia, Daud diurapi sebagai raja atas Yuda di Hebron, sektor selatan Israel. Sekitar tujuh tahun kemudian, setelah Abner meninggal dunia, Daud diakui sebagai raja untuk seluruh Israel sampai ia mati. Manufer politik pertama yang dilancarkan Daud sebagai raja ialah menaklukkan suku bangsa Yebusi dan merebut Yerusalem yang dikuasai oleh suku itu. Tempat tinggal raja dipindahkan ke Yerusalem. Di sana ia menikah dengan Batsyeba. Untuk mempertahankan kedudukkannya, ia harus menaklukkan setiap kota Kanaan atau mengintegrasikannya ke dalam suku-suku Israel. Sebaliknya Daud juga harus mempersatukan suku-suku yang masih berdiri sendiri-sendiri, terutama suku-suku Utara dan Selatan, menjadi satu bangsa. Oleh sebab itu, ia bersikap lunak sekali terhadap keluarga Saul (2 Sam l:1-16; 3:13-16), memilih tempat tinggal di daerah yang tidak dikuasai oleh bangsa Israel, memindahkan Tabut Perjanjian Allah (2 Sam 6:1-9), membuat persiapan untuk membangun kenisah pusat (2 Sam 7; 24:18-25), dan membentuk suatu pasukan yang tangguh (1 Taw 27:1-15). Hampir seluruh daerah Barat sungai Yordan dikalahkan oleh Daud. Para bangsa Edom; Aram, Moab dan Ammon ditaklukkannya. Tetapi kerajaannya yang begitu gemilang dikeruhkan oleh kejadian-kejadian dan intrik-intrik pribadi: tingkahnya sendiri terhadap Uria dan Batsyeba (2 Sam 11), penodaan oleh Ammon terhadap Tamar puterinya (2 Sam 13:1-22); pemberontakan dan kematian Absalom (2 Sam 15; 18:1 - 19:9) dan intrik-intrik untuk mewarisi takhta.
Kitab Raja-raja mengisahkan keinginan Daud untuk mendirikan satu kediaman yang pantas untuk menyimpan Tabut Perjanjian Yahweh, namun ia meninggal dunia sebelum melaksanakan niatnya itu. Kemudian Solomon, puteranya sendiri merealisir rencananya yang luhur itu dengan mendirikan sebuah kenisah. Daud meninggal dunia dalam keadaan sakit tua pada tahun 973 seb. M., kira-kira dalam usia 70 tahun. Makamnya masih dikenal pada zaman Nehemia (2 Sam 3;16) dan pada zaman Kristus (Kis 2:29). Daud adalah leluhur Yesus melalui Yusuf (Mat 1:17; 20; Luk 1:27,32; 2:4; Why 5:5; 22:16); ia juga seorang nabi karena dalam Mazmur-mazmur yang diciptakannya ia menubuatkan kedatangan Kristus (Sir 47:8; Kis 1:16; 2:25,34;4:25; Rom 4:6;11:9; Ibr 4:7), serta kebangkitan Kristus (Kis 2:29-36; 13:34-37).



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-12-28 Senin.

Liturgia Verbi (B-I)
Pesta Kanak-Kanak Suci, Martir

Senin, 28 Desember 2020



Bacaan Pertama
1Yoh 1:5-2:2

"Darah Yesus Kristus menyucikan kita dari segala dosa."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
inilah berita yang telah kami dengar dari Yesus Kristus,
dan yang kami sampaikan kepada kamu:
Allah adalah terang,
dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
Jika kita katakan bahwa
kita beroleh persekutuan dengan Dia
namun kita hidup di dalam kegelapan,
kita berdusta, dan kita tidak melakukan kebenaran.
Tetapi jika kita hidup di dalam terang
sama seperti Dia ada di dalam terang,
maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain,
dan darah Yesus, Anak-Nya itu,
menyucikan kita dari segala dosa.
Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa,
maka kita menipu diri kita sendiri,
dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Jika kita mengaku dosa kita,
maka Allah adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita
dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Jika kita berkata bahwa kita tidak berbuat dosa,
maka kita membuat Allah menjadi pendusta,
dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

Anak-anakku,
hal-hal ini kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu jangan berbuat dosa;
namun jika seorang berbuat dosa,
kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa,
yaitu Yesus Kristus yang adil.
Dialah pendamaian untuk segala dosa kita;
malahan bukan untuk dosa kita saja,
tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 124:2-3.4-5.7b-8,R:7a

Refren: Jiwa kita terluput
seperti burung terlepas dari jerat penangkap.

*Jika bukan Tuhan yang memihak kepada kita,
ketika manusia bangkit melawan kita,
maka mereka telah menelan kita hidup-hidup,
ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.

*Maka air telah menghanyutkan kita,
dan sungai telah mengalir menembus kita;
telah mengalir melanda kita
air yang meluap-luap itu.

*Jerat itu telah putus,
dan kita pun terluput!
Pertolongan kita dalam nama Tuhan,
yang menjadikan langit dan bumi.



Bait Pengantar Injil


Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan.
Kepada-Mu barisan para martir berkurban
dengan mempertaruhkan nyawa.



Bacaan Injil
Mat 2:13-18 

"Herodes menyuruh
agar semua anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya dibunuh."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Setelah orang-orang majus
yang mengunjungi Bayi Yesus di Betlehem itu pulang,
nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi.
Malaikat itu berkata,
"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya!
Larilah ke Mesir,
dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu,
karena Raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh."

Maka Yusuf pun bangunlah.
Malam itu juga diambilnya Anak itu serta ibu-Nya,
lalu menyingkir ke Mesir,
dan tinggal di sana hingga Herodes mati.
Hal itu terjadi supaya genaplah
yang difirmankan Tuhan lewat nabi-Nya,
"Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

Ketika Herodes tahu,
bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu,
sangat marahlah ia.
Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya,
yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah,
sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya
dari orang-orang majus itu.
Dengan demikian genaplah firman
yang disampaikan oleh nabi Yeremia:
Terdengarlah suara di Rama,
tangis dan ratap yang amat memilukan;
Rahel menangisi anak-anaknya, dan ia tidak mau dihibur,
sebab mereka tidak ada lagi.

Demikianlah Injil Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambil dari renungan Daily Fresh Juice berikut ini:

"Segala Yang Berasal Dari Tuhan Itu Baik"

Mat 2:13-18
Oleh Sandy Kusuma

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Tiap-tiap tanggal 28 Desember Gereja mengajak kita untuk mengenang para martir di Betlehem, martir yang masih berusia kanak-kanak, yang sebaya dengan Yesus.
Ada belasan jumlahnya, mungkin juga puluhan, yang kehilangan kesempatan menyaksikan karya Yesus di dunia ini karena dibunuh atas perintah Raja Herodes.
Kelahiran anak yang seharusnya merupakan kebahagiaan bagi keluarga berubah menjadi ratap tangis.
Bisa jadi saja para orangtua dan sanak saudaranya tidak bisa memahami,
mengapa kebahagiaan itu direngut dari mereka.
Anak-anak itu menjadi martir karena Yesus.
Raja Herodes menyuruh agar semua anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya dibunuh.
Herodes memerintahkan hal yang keji itu karena ketakutan akan raja Israel yang baru lahir di Betlehem, tetapi ia sendiri tak tahu kanak-kanak yang mana yang dimaksud sebagai calon raja itu, makanya habisi saja semua anak laki-laki yang seumuran.

Tetapi Tuhan berkehendak lain.
Maka diberitahukanlah kepada Yusuf untuk membawa Yesus dan Maria mengungsi ke Mesir, sehingga lolos dari pembantaian Raja Herodes.

Mari kita dengarkan Injil Tuhan dari Injil Matius, Pasal 2, Ayat 13 sampai 18 berikut ini.


[Bacaan Iniil]


Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Saat ini hidup kita terasa mencekam.
Covid-19 akhir-akhir ini semakin mengganas,
sementara harapan akan adanya vaksin masih belum juga tiba.
Orang-orang menyarankan kita untuk tinggal di rumah,
agar tak meninggal di rumah, menjaga jarak, mengenakan masker, rajin mencuci tangan, serta menghindari kerumunan.
Ini jelas tidak mudah.
Pembatasan sosial telah melumpuhkan perekonomian.
Ada banyak sekali yang terpaksa dirumahkan, atau bahkan di-PHK,
sehingga kehilangan mata pencaharian.
Anak-anak tidak bisa pergi ke sekolah atau ke kampus,
terpaksa belajar dari rumah saja.
Ini diperparah lagi oleh ulah orang-orang yang berniat tidak baik,
mengambil kesempatan dari kekisruhan untuk keuntungan pribadi dan kelompoknya,
bantuan sosial dijarah, issue-issue intoleransi digaung-gaungkan.

Tidak cuma itu, walau tak banyak orang menyadari dampaknya, karena memang belum terjadi, ancaman perang dunia telah menunjukkan tanda-tandanya, perang dengan senjata pembunuh masal, entah itu nuklir atau senjata kimia, dapat berdampak sama parahnya dengan Covid-19.

Informasi tentang kemungkinan terjadinya gempa besar dan juga tsunami juga merupakan ancaman serius.
Informasi yang diterbitkan oleh lembaga yang kompeten tentulah tidak dapat diabaikan begitu saja.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Sebagian orang mempercayai kalau semua yang terjadi itu adalah penghukuman dari Tuhan.
Saya sama sekali tidak mempercayainya.
Setelah sekian lama saya membaca dan merenungkan Injil,
saya mempercayai kalau Tuhan kita Yesus Kristus menghendaki yang sebaliknya,
justru ingin menyelamatkan orang-orang yang percaya kepada-Nya.
Ada saatnya kelak, pada kedatangan-Nya yang kedua, barulah kambing dipisahkan dari domba, rumput ilalang dari bulir gandum.
Rumput ilalang dibiarkan tumbuh bersama bulir gandum sampai saat panen tiba.
Begitu pula ketika Yesus dan rombongan ditolak oleh orang-orang Samaria,
Yakobus dan Yohanes berkata, "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?"
Yesus malah menegur kedua murid-Nya itu.

Mari kita lihat kembali mala-petaka yang terjadi di Betlehem setelah kelahiran Yesus.
Pembantaian kanak-kanak itu jelas bukan dari Tuhan,
melainkan dari Raja Herodes yang kejam itu.
Seandainya saya adalah ayah dari salah satu anak itu,
bisa jadi saja saya akan berkata, "Gara-gara Yesus anakku dibunuh."
Atau bisa jadi saja prasangka-prasangka lain muncul di benak saya.
Seandainya saya adalah Yusuf, bisa jadi saja saya akan bersungut-sungut,
"Aduh, gara-gara bayi yang bukan anak kandungku ini,
aku mesti ngumpet dan melarikan diri sampai ke Mesir.
Jika memang mau menolong, apa susahnya sih bikin Herodes mati seketika?
Kenapa Herodes yang kejam itu dibiarkan sementara saya yang taat dibikin susah?"

Pemikiran-pemikiran seperti inilah yang dapat merontokkan iman kita.
Kira-kira sama seperti ketika kita datang ke dokter karena menderita sakit,
"Dokter ini gimana sih, udah tahu saya sakit kok malah dikasih obat yang rasanya pahit dan susah ditelan sih?  Kok malah dilarang-larang, gak boleh ini gak boleh itu sih?
Dokter ini mau menolong atau malah bikin tambah susah?"

Tetapi kalau kita mempercayai dokternya, maka tidaklah timbul prasangka-prasangka buruk seperti itu.
Demikian juga halnya, jika kita percaya kepada Tuhan, apa iya timbul prasangka buruk terhadap Tuhan?
Bukankah lebih baik kita mempercayai bahwa yang berasal dari Tuhan itu semuanya baik?

Saya malah seringkali merasa perlu berhati-hati,
sesuatu yang nampak baik itu belum tentu berasal dari Tuhan,
entah itu rejeki nomplok berupa harta kekayaan, sanjungan atau pujian orang, atau hal lain yang nampak memberi kebahagiaan.
Ini malah perlu diwaspadai karena dapat menjerumuskan kita ke dalam kesombongan, lalu memandang rendah orang lain.
Yesus jelas-jelas meminta kita, jika kita ingin menjadi pengikut Yesus, yakni menyangkal diri dan memikul salib,
bukan bersenang-senang dalam nikmat duniawi.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Mungkin sebagian dari kita saat ini sedang dirawat di rumah sakit,
atau mesti mengisolasi diri di rumah karena positif Covid.
Mungkin sebagian dari kita terpaksa di rumah karena dirumahkan dari pekerjaan.
Atau mungkin sebagian dari kita sedang menderita karena dibenci orang, dicaci-maki orang, atau sedang mengalami hal-hal buruk lainnya.
Pandanglah itu sebagai salib yang mesti kita pikul, maka kita akan dikuatkan, dan dimampukan untuk mengatasinya.
Lihatlah betapa rindunya Tuhan hendak menolong kita yang sedang berkesusahan.

Allah Bapa kita mempunyai banyak cara untuk menolong kita
tanpa mesti merusak tatanan yang telah diciptakan-Nya sendiri.
Yusuf, suami Maria, berulang kali menerima pertolongan lewat mimpi.
Saya berulang kali menerima pertolongan Tuhan, tapi tidak lewat mimpi,
barangkali karena saya seringkali lupa ketika terbangun, tadi mimpi apa ya?
Tuhan menolong saya melalui peristiwa-peristiwa, yang seringkali tak disangka-sangka, yang dahulu saya yakini sebagai suatu kebetulan, karena melalui peristiwa saya akan mengingatnya dalam jangka waktu yang lama.

Marilah kita teguhkan iman kita, bahwa Tuhan tidak sedang menghukum, sebanyak apa pun dosa yang telah kita perbuat.
Jauhkanlah prasangka buruk dari hati dan pikiran kita,
karena segala yang berasal dari Tuhan itu baik adanya.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Pesta Para Kanak-kanak Suci Betlehem, Martir
Kelahiran Yesus yang konon akan menjadi 'Raja Israel' membawa kegoncangan bahkan ancaman terhadap kekuasaan Herodes Agung. Kemarahan Herodes semakin menjadi-jadi karena Tiga Raja dari Timur, yang disuruh kembali ke Yerusalem untuk memberitahukan kepadanya tempat kelahiran bayi Yesus, pulang ke negerinya masing-masing melalui jalan lain. Ia segera memerintahkan agar bayi Yesus dibunuh dan semua bayi yang ada di Betlehem. Tanpa mempedulikan ratap tangis ibu-ibu, disuruhnya membunuh semua kanak-kanak di daerah Betlehem. Maksudnya gagal karena Kanak-kanak Yesus sudah dibawa lari orangtua-Nya ke Mesir.
Herodes memang dikenal sebagai penguasa yang berhasil membangun Yerusalem dengan berbagai monumen, namun ia sebenarnya adalah boneka mainan kaisar Romawi. Namanya sendiri busuk karena ke bengisan dan kebejatan hidupnya. Ia membunuh banyak orang termasuk tiga orang puteranya sendiri. Isterinya ada 10 orang. Dengan melihat pada kepribadiannya yang bejat ini, kita dapat memahami tindakannya.
Pada hari ini Gereja bukan saja menghormati kanak-kanak itu sebagai martir-martir Kristus, melainkan juga terutama menekankan nilai kesucian hidup dan kemurnian hati sebagai suatu cita-cita iman semua orang Kristen. Pesta hari ini menghimbau semua orang Katolik untuk terus berjuang mewujudkan kesucian dan kemurnian hidup sebagai saksi-saksi Kristus, meskipun kerap harus mengorbankan nyawa, menumpahkan darah karena cinta kasih kepada Allah dan sesama. Di dalam diri kanak-kanak Suci dan tak bersalah itu dapat dibaca cita-cita Kristen pada masa Gereja perdana. Marilah kita meneladani pula cita-cita iman yang luhur itu agar kita pun suci dari semua yang menentang kehendak Tuhan serta menghadapi Bapa kita di surga dalam keadaan yang se-sempurna-sempurnanya.

Santa Fabiola, Janda
Fabiola Iahir di Roma pada pertengahan abad ke-4 dari sebuah keluarga ningrat. Masa mudanya sangat tidak terpuji. Mula-mula ia menikah dengan seorang pemuda yang bejat hidupnya. Karena tidak tahan maka ia berusaha cerai. Setelah ia berhasil secara sipil, ia menikah Iagi dengan lelaki lain. Sebagai orang Kristen, tindakannya ini sangat tidak terpuji dan mencoreng nama baik Gereja. Namun Tuhan rupanya tidak sudi membiarkan Fabiola bertindak semakin sembrono. Tuhan mulai campur tangan.
Tidak lama kemudian dua laki-laki yang menjadi suaminya itu meninggal dunia. Fabiola sendiri menyesali sikap hidupnya dan bertobat. Ia menaati aturan hidup sebagai anggota Gereja, melakukan silih di hadapan seluruh umat sehingga diterima kembali sebagai anggota Gereja. Pertobatannya secara terbuka dilakukannya di muka basilik Lateran. Paus Santo Siricius menerimanya kembali dalam pangkuan ibu Gereja.
Corak hidupnya yang baru diwarnai dengan pengabdian tulus dalam karya-karya cinta kasih. Harta bendanya ia manfaatkan untuk kepentingan Gereja Roma. Ia mendirikan rumah sakit khusus untuk membantu orang-orang miskin. Para pasiennya adalah gelandangan-gelandangan yang ditemuinya di jalan-jalan atau yang meringkuk di dalam penjara. Rumah sakit ini menampung siapa saja sehingga menjadi semacam rumah sakit umum pertama dalam sejarah Barat.
Pada tahun 395 Fabiola berziarah ke Yerusalem dan mengunjungi Santo Hieronimus, Santa Paula dan Santa Eustakium. Ketika itu Hieronimus sedang bermusuhan dengan Uskup Rufinus berkenaan dengan ajaran Origenes yang ditentangnya. Orang berusaha mempengaruhi Fabiola agar memihak Rufinus. Namun Fabiola tetap mendukung Hieronimus, gurunya. Fabiola mendirikan sebuah biara dan membantu Hieronimus dalam usaha menerjemahkan Kitab Suci. Tetapi kemudian ia pindah dari biara itu: biara itu menjadi tempat ziarah yang sangat ramai; kondisi hidup umat sangat tidak menyenangkan: umat Kristen terpecah-pecah, dan dari luar ada ancaman serangan bangsa Hun, dll.
Untuk sementara Fabiola dengan kawan-kawannya mengungsi ke Jaffa, sambil menantikan ketenteraman di Yerusalem. Setelah keadaan pulih dan aman, Fabiola pulang ke Roma dan kawan-kawannya kembali ke Yerusalem. Di Roma masih terdapat banyak masalah. Meskipun demikian, Fabiola tetap meneruskan karya cintakasihnya selama tahun-tahun terakhir hidupnya. Bersama Santo Pammachius, ia mendirikan rumah sakit umum besar di Porto untuk peziarah yang miskin dan sakit. Dalam satu tahun saja rumah sakit itu terkenal dari Parthia sampai ke Britania. Fabiola wafat pada tahun 399. Ia sangat dicintai dan dihormati.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-12-27 Minggu.

Liturgia Verbi (B-I)
Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria, Yusuf

Minggu, 27 Desember 2020



Bacaan Pertama
Kej 15:1-6;21:1-3

"Anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Pada suatu ketika
datanglah firman Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan,
"Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu;
upahmu akan sangat besar."
Abram menjawab,
"Ya Tuhan Allah,
apakah yang akan Engkau berikan kepadaku?
Aku akan meninggal tanpa mempunyai anak,
dan yang akan mewarisi isi rumahku ialah Eliezer,
orang Damsyik itu."
Lagi kata Abram,
"Engkau tidak memberi aku keturunan,
sehingga seorang hambakulah yang nanti menjadi ahli warisku."
Tetapi datanglah firman Tuhan kepadanya, demikian,
"Orang itu tidak akan menjadi ahli warismu,
melainkan anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu."

Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta berfirman,
"Coba lihat ke langit,
hitunglah bintang-bintang itu jika engkau dapat!"
Maka firman-Nya kepada Abram,
"Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Lalu Abram percaya kepada Tuhan;
maka Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran.
Tuhan memperhatikan Sara seperti difirmankan-Nya,
dan Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya.
Maka mengandunglah Sara,
lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham
dalam masa tuanya
pada waktu yang telah ditetapkan,
sesuai dengan firman Allah kepadanya.
Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak,
dialah anak yang dilahirkan Sara baginya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 105:1b-2.3-4.5-6.8-9,R:7a.8a

Refren: Hanya Dialah Tuhan, Allah kita,
selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya.

*Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya,
maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa.
Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya,
percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!

*Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus,
biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya,
carilah selalu wajah-Nya.

*Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya,
mujizat-Nya dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya,
hai anak cucu Abraham, hamba-Nya,
hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya!

*Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya,
akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan;
akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham,
dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.



Bacaan Kedua
Ibr 11:8.11-12.17-19

"Iman Abraham, Sara dan Ishak."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat
ke negeri yang akan di aterima menjadi milik pusakanya,
ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tujui.
Karena iman pula,
Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu,
walaupun usianya sudah lewat,
karena ia yakin bahwa Dia yang memberikan janji itu setia.
Itulah sebabnya,
dari satu orang yang malahan telah mati pucuk
terpancar keturunan besar
seperti bintang di langit atau seperti pasir di tepi laut,
yang tidak terhitung banyaknya.

Karena iman, Abraham rela mempersembahkan Ishak
tatkala ia dicobai.
Ia yang telah menerima janji itu
rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,
walaupun kepadanya telah dikatakan,
"Keturunan yang berasal dari Ishaklah
yang akan disebut keturunanmu."
Abraham berbuat demikian karena ia percaya
bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang
sekalipun mereka sudah mati.
Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Ibr 1:1-2

Dahulu kala Allah berbicara kepada nenek moyang kita
dengan perantaraan para nabi;
pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita
dengan perantaraan Anak-Nya.



Bacaan Injil
Luk 2:22-40

"Anak itu bertambah besar dan penuh hikmat."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat,
Maria dan Yusuf membawa Kanak Yesus ke Yerusalem
untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan,
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan:
     Semua anak laki-laki sulung
     harus dikuduskan bagi Allah.
Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban
menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan,
yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak merpati.

Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon.
Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya,
yang menantikan penghiburan bagi Israel.
Roh Kudus ada di atasnya,
dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus,
bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias,
yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
Atas dorongan Roh Kudus
Simeon datang ke Bait Allah.
Ketika Kanak Yesus dibawa masuk oleh orangtua-Nya
untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat,
Simeon menyambut Anak itu
dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya,
    "Sekarang Tuhan,
     biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera,
     sesuai dengan firman-Mu,
     sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
     yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
     yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain
     dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu
yang dikatakan tentang Kanak Yesus.
Lalu Simeon memberkati mereka
dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu,
"Sesungguhnya Anak ini ditentukan
untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel
dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
-- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --,
supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

Pada waktu itu
ada pula di Yerusalem seorang nabi perempuan,
anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana.
Ia sudah sangat lanjut umurnya.
Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya,
dan sekarang ia sudah janda,
berumur delapan puluh empat tahun.
Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah,
dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
Pada hari itu Hana pun datang ke Bait Allah
dan mengucap syukur kepada Allah,
serta berbicara tentang Kanak Yesus kepada semua orang
yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.

Setelah menyelesaikan semua
yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan,
kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus
ke kota kediaman mereka,
yaitu kota Nazaret di Galilea.
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat,
penuh hikmat,
dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.


ATAU BACAAN SINGKAT:
Luk 2:22.39-40

Anak itu bertambah besar dan penuh hikmat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat,
Maria dan Yusuf membawa Kanak Yesus ke Yerusalem
untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan.

Setelah menyelesaikan semua
yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan,
kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus
ke kota kediaman mereka,
yaitu kota Nazaret di Galilea.
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat,
penuh hikmat,
dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Di masa Natal minggu ini, kita akan merenungkan masa kanak-kanak Yesus pada keluarga kudus Yesus-Maria-Yusuf.
Bacaan Injil hari ini sama dengan bacaan hari Selasa nanti, oleh karenanya hari ini kita lebih mengarahkan renungan kita kepada Keluarga Kudus Nazaret, Yesus-Mari-Yusuf.

Secara ekonomi, keluarga Nazaret ini bukanlah keluarga yang kaya raya.
Ini bisa kita lihat dari kurban persembahan mereka, hanya sepasang burung tekukur atau dua ekor anak merpati, bukan anak domba seperti yang dipersembahkan oleh orang kaya.
Yusuf hanyalah tukang kayu, bukan pengusaha mebel yang kaya.
Barangkali saja di Betlehem ada kerabat dekat Yusuf yang "cukup berada" secara finansial, tapi Yusuf sendiri sudah merantau ke Nazaret sehingga tali silahturahmi dengan kerabatnya tak lagi erat.
Ketika ke Betlehem, mereka mencari penginapan, bukan numpang di tempat saudara, malah ketika penginapan penuh, mereka tinggal di kandang domba.

Tetapi secara rohaniah, Yusuf adalah sosok yang luarbiasa.
Sebelum dijamah oleh Roh Kudus Yusuf memang seorang yang saleh dan tulus hati.
Ketika mengetahui Maria tengah mengandung, Yusuf tidak mau mencemarkan nama Maria, malah mengambil Maria sebagai isterinya lalu ia ceraikan secara diam-diam agar Maria terbebaskan dari hukuman dan anak yang dikandungnya tidak disebut anak haram.
Dan setelah Malaikat Gabriel datang kepadanya, Yusuf malah menghormati Maria sebagai "tabernakel" bagi Sang Mesias, walau pun sebetulnya ia berhak untuk berhubungan intim dengan Maria sebagai isterinya.
Dan masih banyak lagi hal lainnya sehingga saya merasa pantas untuk mengatakan bahwa Yusuf adalah sosok yang luarbiasa.

Sosok Maria apalagi, sangat luarbiasa.
Nampaknya Tuhan mesti menunggu cukup lama untuk mendapatkan sosok wanita seperti Maria, yang layak untuk menjadi Bunda Allah.
Kalau Allah telah memilih dan menetapkan Maria untuk mengandung dan melahirkan Yesus, tentulah kita pun percaya kalau Maria adalah sosok yang luarbiasa, apalagi Allah mengangkatnya ke surga dan memahkotai di situ.

Nah, tentang Yesus sebagai anak tunggal secara biologis dari keluarga Nazaret ini, apa perlu kita renungkan?
Bukankah dengan menyebut Yesus Kristus sebagai Tuhan kita itu telah lebih dari cukup untuk menyatakan siapa jati diri Yesus sebenarnya?

Kita patut bersyukur dengan adanya keluarga Nazaret yang dapat kita jadikan panutan bagi keluarga kita sendiri.
Barangkali ada yang berpikiran, "Ah, anak kami bukan Tuhan, bukan Mesias." atau "Mana ada sih keluarga yang bisa seperti keluarga Yesus-Maria-Yusuf?  Jangan mimpi…"  atau komentar lainnya.
Waduh, kalau pemikiran-pemikiran skeptis seperti ini dituruti iya jangan mimpilah bisa mewujudkan keluarga kudus di keluarga kita sendiri.
Tetapi kalau kita memiliki iman, percaya bahwa Allah Bapa dapat melakukan apa saja menurut kehendak-Nya, tentu kita juga boleh berharap Allah Bapa akan membantu kita untuk menguduskan keluarga kita.

Kekudusan memang anugerah Tuhan, karena kekudusan memang berasal dari Allah, bukan dari yang lain.
Tetapi kekudusan bukanlah anugerah yang ujug-ujug jatuh dari langit.
Lihat saja keluarga Yesus-Maria-Yusuf.
Tidak main-main, selama 30 tahun mereka hidup di Nazaret sebagai keluarga biasa, seperti keluarga-keluarga lainnya.
Tidak ada mujizat, kecuali yang terjadi di Yerusalem ketika Yesus berusia 12 tahun, itu pun tidak di depan publik melainkan di hadapan para imam di Bait Allah saja.
Selama 30 tahun Yusuf dan Maria mendampingi Yesus, membesarkan Yesus sehingga Yesus bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Demikian pula dengan anak-anak kita, mereka membutuhkan pendampingan dari orangtuanya agar tumbuh menjadi kuat dan penuh hikmat.
Kasih Karunia Allah, atau lebih tepatnya, Kasih Kristus, adalah warisan paling berharga bagi anak-anak.



Peringatan Orang Kudus
Santo Yohanes, Rasul dan Penulis Injil
Santo Yohanes Rasul, anak Zebedeuz (Mrk 1:19 dst) berasal dari Betsaida, sebuah dusun nelayan di pantai tasik Genesareth. Ia sendiri seorang nelayan Galilea. Ayahnya Zebedeus, seorang nelayan yang tergolong berkecukupan. Ibunya Salome tergolong wanita pelayan dan pengiring setia Yesus, bahkan sampai ke bulit Kalvari dan kubur Yesus.
Bersama dengan saudaranya Yakobus dan Petrus, Yohanes termasuk kelompok rasul inti dalam bilangan keduabelasan; ia bahkan disebut sebagai murid kesayangan Yesus (Yoh 21:20). Mereka bertiga (Yohanes, Yakobus dan Petrus) adalah saksi peristiwa pembangkitan puteri Yairus (Mrk 5:37 dst); saksi peristiwa perubahan rupa Yesus di gunung Tabor (Mrk 9:2 dst) dan saksi peristiwa sakratul maut dan doa Yesus di taman Getzemani (Mrk 14:33). Bersama Andreas, Yohanes adalah murid Yohanes Pemandi (Yoh 1:40). Yohanes Pemandi-lah yang menyuruh mereka berdua pergi kepada Yesus dan bertanya: "Rabbi, di manakah Engkau tinggal?  (Yoh 1:36-39).
Putera-putera Zebedeus itu terbilang kasar. oleh karena itu mereka dijuluki 'putera-putera guntur'. Bersama Yakobus kakaknya, Yohanes meminta kepada Yesus dengan perantaraan ibunya, agar mereka boleh duduk di sisi kanan-kiri Yesus di dalam kerajaan-Nya nanti. Keduanya pun berani berjanji akan meminum piala sengsara untuk memperoleh hal yang dipintanya itu; tetapi Yesus menjawab bahwa hal itu adalah urusan Bapa-Nya di surga (Mrk 10:35-41).
Nama Yohanes tidak disebutkan di dalam Injil ke-4. Hanya di dalam bab 21, yang secara umum dianggap sebagai tambahan dari waktu kemudian, ditemukan ungkapan "para putera Zebedeus." Demikian pula ungkapan yang mengatakan "murid yang dicintai Yesus" (ay. 20) baru muncul pada bab 13. Di dalam jemaat purba, Yohanes menempati satu kedudukan sebagai pemimpin (Kis 3-8). Paulus menjuluki dia sebagai "tiang agung/sokoguru Gereja" (Gal 2:9). Di dalam daftar keduabelasan rasul, kedudukannya langsung berada di belakang Petrus. Di dalam tradisi yang lebih muda, ia dikenal sebagai penulis Kitab Wahyu dan Surat-surat pertama sampai Ketiga Yohanes. Menurut Wahyu 1:9 ia tinggal di pulau Patmos. Ireneus menulis bahwa Yohanes tinggal dan wafat di Efesus.
Yohanes adalah murid Yesus yang paling setia, bahkan berani mengikuti Yesus sampai ke gunung Kalvari dan mendampingi Bunda Maria sampai di bawah kaki salib Yesus. Di bawah kaki salib itulah ia diserahi tugas oleh Yesus menjadi pengawal Bunda Maria (Yoh 19:27). Sejak Pentekosta ia bekerja bersama dengan Petrus, baik di Yerusalem maupun di Samaria untuk mencurahkan Roh Kudus kepada orang-orang yang baru dipermandikan.
Kira-kira pada tahun 60 ia pergi ke Asia Kecil dan menjadi Maha uskup di kota Efese. Dalam Kitab Wahyu diterangkannya bahwa la dibuang ke pulau Patmos karena agama dan ajarannya. Sepulangnya ke Efese ia mengarang Injilnya. Dari buah karangannya kita dapat mengatakan bahwa Yohanes adalah seorang teolog yang karangan-karangannya berisi refleksi dan ajaran teologis yang mendalam tentang Yesus dan karya perutusan-Nya.
Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, kotbah Yohanes hanyalah berupa wejangan-wejangan singkat yang sama saja: "Anak-anakku, cobalah kamu saling mencintai." Atas pertanyaan orang-orang serani, mengapa ajarannya selalu yang sama saja, ia menjawab: "Sebab itulah perintah Tuhan yang utama dan jikalau kamu melakukannya, sudah cukuplah yang kamu perbuat." Santo Yohanes adalah Rasul terakhir yang meninggal dunia kira-kira pada tahun 100, pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/