Liturgia Verbi 2024-04-30 Selasa.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Paskah V

Selasa, 30 April 2024

PF S. Pius V, Paus



Bacaan Pertama
Kis 14:19-28

"Mereka menceritakan kepada jemaat,
segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Waktu Paulus dan Barnabas di kota Listra
datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium,
dan mereka membujuk orang banyak memihak mereka.
Lalu mereka melempari Paulus dengan batu,
dan menyeretnya ke luar kota,
karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati.
Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia,
bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota.
Keesokan harinya
berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.

Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota Derbe
dan memperoleh banyak murid.
Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia.
Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid,
dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman.
Mereka pun mengatakan,
bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah
kita harus mengalami banyak sengsara.
Di tiap-tiap jemaat
rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat setempat,
dan setelah berdoa dan berpuasa,
mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan,
yang adalah sumber kepercayaan mereka.

Paulus dan Barnabas menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia.
Di situ mereka memberitakan firman di Perga,
lalu pergi ke Atalia, di pantai.
Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia.
Di tempat itulah
mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah
untuk memulai pekerjaan yang telah mereka selesaikan.

Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul,
lalu mereka menceriterakan segala sesuatu
yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka,
dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain
kepada iman.
Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 145:10-11.12-13b.21,R:11a

Refren: Orang-orang yang Kaukasihi, ya Tuhan,
mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu.

*Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan,
dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.
Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu,
dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.

*Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia,
dan memaklumkan kerajaa-Mu yang semarak mulia.
Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abadi,
Pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.

*Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan
dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus
untuk seterusnya dan selamanya.



Bait Pengantar Injil
Luk 24:46.26

Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya.



Bacaan Injil
Yoh 14:27-31a

"Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu.
Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu,
dan apa yang Kuberikan
tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.
Janganlah gelisah dan gentar hatimu!
Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu:
Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu.
Sekiranya kamu mengasihi Aku,
kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku,
sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.
Sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu
sebelum hal itu terjadi,
supaya apabila hal itu terjadi, kamu percaya.
Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu,
sebab penguasa dunia ini datang,
namun ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.
Tetapi dunia harus tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa,
dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu
seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini dari The Power of Word berikut ini:

*"Damai Sejahtera Kristus"*
Oleh Erna Kusuma

Doa Pembukaan:
Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

Ya Allah Bapa kami,
hanya tersisa satu hari ini sajalah waktu bagi kami untuk mempersiapkan diri menyambut bulan Mei sebagai Bulan Maria dan juga sebagai Bulan Liturgi Nasional.
Bimbinglah kami dengan Roh Kudus-Mu agar Bulan Maria dan Bulan Liturgi dapat memelihara iman dan ketaatan kami kepada-Mu.
Bersabdalah ya, Tuhan, kami siap mendengarkan.
Amin.

Renungan:
Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Setiap kali kita mengikuti Perayaan Ekaristi, sebelum Imam memecahkan roti sambil diiringi seruan atau nyanyian Anak Doma Allah, terlebih dahulu Imam mendaraskan Doa Damai, memohon kepada Yesus Kristus kedamaian bagi kita semua.
Begini yang didaraskan oleh Imam,
"Tuhan Yesus Kristus,
Engkau bersabda kepada para rasul,
"Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu."
Jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu,
dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu.
Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa."

Doa Damai ini merujuk pada Bacaan Injil yang tadi kita dengarkan.
Marilah sekarang kita renungkan seperti apa Damai Sejahtera yang dari Yesus itu.
Damai Sejahtera yang dari Kristus memiliki makna yang lebih dalam daripada sekedar dibebaskan dari perselisihan atau konflik.
Yesus sendiri telah mengatakannya,
"Apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu."
Damai Sejahtera yang ditawarkan oleh dunia antara lain:
Kekayaan, kekuasaan, keamanan secara fisik, bebas dari perselisihan atau konflik,
dan barangkali juga kebahagiaan yang terbatas.
Kesemuanya itu bersifat sementara, sangat tergantung dari kondisi eksternal.
Kekayaan yang dikumpulkan selama bertahun-tahun bisa lenyap dalam hitungan jam oleh karena musibah atau pun kematian.

Yesus mewarisi Damai Sejahtera yang berbeda, yakni damai sejahtera yang berasal dari dalam diri kita, karena kita bersedia didamaikan dengan Allah.
Perbuatan dosa telah memisahkan kita dari Allah, tetapi melalui Yesus kita dapat didamaikan dengan Allah dan dapat terhubung langsung dengan Allah dalam persekutuan.
Ketika tiba waktunya Yesus kembali ke rumah Bapa-Nya, Yesus meninggalkan Damai Sejahtera-Nya untuk kita, sebagai warisan yang sangat berharga.

Di saat terjadi perselisihan antara para pengikut Yesus dan yang menolak Yesus, para murid berada dalam suasana mencekam, tak berani ke luar rumah.
Tetapi ketika Roh Kudus datang kepada mereka, Roh Kudus pembawa damai sejahtera Yesus, maka mereka pun akhirnya keluar dari persembunyian untuk tampil di hadapan publik.
Damai Sejahtera Yesus menjadi nyata karena mereka percaya kalau Yesus adalah Tuhan dan juruselamat mereka.
Begitu juga dengan kita, Firman Tuhan akan selalu menuntun kita di jalan damai dan memberikan hikmat untuk menghadapi dan mengatasi berbagai situasi duniawi.
Itu karena kita percaya sepenuhnya, dan tentunya karena kita mau bersekutu dengan Allah, melakukan pertobatan dan hidup menurut Firman-Nya.

Damai sejahtera Yesus hendaknya dapat mengubah rasa takut dan cemas menjadi perasaan tenang, serta memberikan keberanian untuk menghadapi tantangan karena telah dikuatkan oleh Roh Kudus, tetapi tujuannya bukan untuk menjadi pemenang konflik, apalagi sampai menindas musuh yang kita kalahkan.
Justru Damai Sejahtera Yesus mewajibkan kita untuk memulihkan relasi yang rusak karena perselisihan, menawarkan perdamaian dengan pihak lawan, menjadikannya teman.
Cara seperti itulah yang membawa sukacita bagi kita dan orang lain.

Selanjutnya, kita mesti berpegang pada apa yang telah disampaikan oleh Yesus ini,
"Janganlah gelisah dan gentar hatimu!
Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu."
Perkataan Yesus ini hendaknya menimbulkan pengharapan yang besar oleh karena kita percaya kepada-Nya.

Damai Sejahtera yang ditinggalkan Yesus untuk kita adalah anugerah yang tak ternilai, terutama di tengah kehidupan dunia yang serba tak pasti dan penuh pergumulan.
Damai Sejahtera Yesus lah yang memberikan kita kekuatan dan pengharapan untuk mengatasi semuanya itu.
Oleh karena itu, marilah kita terus menerus memelihara relasi yang intim dengan Allah dalam persekutuan.
Allah tidak akan pernah meninggalkan kita, justru kitalah yang mungkin meninggalkan-Nya karena terjebak oleh iming-iming dan bujuk rayu damai yang berasal dari dunia.

Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Marilah kita berdoa bersama untuk menutup perjumpaan kita pada hari ini.

Ya Allah, Bapa kami, Bapa semua orang.
Yesus Kristus, Tuhan kami, telah membuka jalan bagi kami untuk menjalin relasi yang damai dengan-Mu dalam persekutuan yang kekal.
Dan Roh Kudus yang Engkau utus untuk tinggal bersama kami, telah pula memberikan penghuburan, kekuatan, dan bimbingan bagi kami, serta menjagai kami untuk senantiasa berada di dalam Damai Sejahtera Yesus.
Maka bimbinglah kami agar kami dapat mengalami damai sejahtera, baik dalam hati kami maupun dalam pikiran kami, agar kami dapat hidup sesuai dengan kehendak-Mu.

Doa dan harapan ini, kami sampaikan kepada-Mu melalui perantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan penyelamat kami.
Amin.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Pius V, Paus
Antonio Ghislieri adalah nama kecil Paus Pius V (1566-1572). Ia lahir di desa Bosko, tidak jauh dari Milano pada tahun 1504. Orang-tuanya miskin sehingga tidak mampu membiayai sekolahnya. Oleh karena itu Antonio sendiri harus berusaha bekerja untuk membantu orang­tuanya. Kerjanya setiap hari adalah menjaga domba-domba mereka di Pegunungan.
Tetapi berkat bantuan seorang dermawan, Antonio disekolahkan di kampung asalnya di bawah bimbingan imam-imam Dominikan. Kemudian hari Antonio masuk biara Dominikan dan ternyata menjadi seorang biarawan yang pandai dan bijaksana serta taat pada aturan­aturan ordonya, taat pada pimpinan, suka akan kemiskinan dan kemurnian.
Ia menjadi maha guru filsafat dan teologi. Pada umur 52 tahun, ia ditahbiskan menjadi Uskup dan setahun kemudian menjadi Kardinal. Pada tahun 1565, Paus Pius IV meninggal dunia. Para kardinal berkumpul dalam konklaf untuk memilih paus baru. Pemilihan ini tidaklah mudah. Tiga minggu telah berlalu, tetapi pemilihan belum juga berhasil menemukan seseorang untuk menduduki takhta kepausan. Akhirnya atas nasehat Karolus Borromeus yang hadir juga dalam konklaf itu, Antonio Ghislieri terpilih menjadi paus. Seluruh Gereja bersorak gembira karena mempunyai seorang paus baru yang saleh dan suci.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Gereja, beliau menghadapi banyak masalah. la bertugas mewujudkan keputusan-keputusan Konsili Trente. Tugasnya ini dijalankan dengan baik. Ia dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Hidup sebagai seorang rahib tetap dipertahankannya. Baginya, doa merupakan senjata ampuh untuk menghadapi segala rintangan dan masalah. Tempat tidurnya dialasi dengan jerami kasar. Penderitaan Kristus direnungkannya setiap hari disertai dengan doa rosario. Kemenangan umat kristen atas Angkatan Laut Turki dalam perang salib di Lavanto, diperoleh berkat doa rosario dari seluruh umat Katolik di seluruh dunia.
Dalam masa kepemimpinannya, beliau menyederhanakan cara hidup kepausan di Vatikan; menginstruksikan pembaharuan cara hidup ordo-ordo dan para imam projo; memberantas korupsi yang terjadi di Roma dan Negara Kepausan Vatikan; menginstruksikan pendirian seminari-seminari di setiap keuskupan. Semua rencana yang dicanangkannya berhasil baik. Pada tanggal 1 Mei 1572, ia meninggal dunia setelah 6 tahun menjadi pemimpin Gereja sejagat.

Santo Marianus dan Yakobus, Martir
Marianus dan Yakobus yang berjabatan masing-masing sebagai lektor dan diakon adalah martir Gereja Purba yang mati pada tahun 259, pada masa pemerintahan kaisar Valerian (253-260). Keduanya ditangkap di Cirta (sekarang: Konstantin, Aljajair). Kemudian bersama banyak orang Kristen lainnya, mereka digiring ke Lambessa, sekitar 80 mil jauhnya dari Cirta. Di sana mereka disiksa lalu dipenggal kepalanya bersama orang-orang Kristen lainnya.


Santo Yosef-Benedik Cottolengo, Pengaku Iman
Yosef-Benedik hidup antara tahun 1786-1842. Ia membangun rumah penginapan untuk para gelandangan, yatim-piatu dan penderita sakit yang terlantar. Yosef mengurus 8000 orang lebih semata-mata dari derma saja, karena ia percaya penuh kepada Penyelenggaraan Ilahi.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-04-29 Senin.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Paskah V

Senin, 29 April 2024

PW S. Katarina dari Siena, Perawan dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
Kis 14:5-18

"Kami memberitakan Injil kepada kamu,
supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia
dan berbalik kepada Allah yang hidup."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Waktu Paulus dan Barnabas berada di Ikonium
orang-orang Ikonium yang telah mengenal Allah
dan orang-orang Yahudi
bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka
menimbulkan suatu gerakan
untuk menyiksa dan melempari Paulus dan Barnabas dengan batu.
Setelah mengetahuinya,
menyingkirlah rasul-rasul itu ke kota-kota di Likaonia,
yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya.
Di situ mereka memberitakan Injil.

Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya;
Ia lumpuh sejak dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan.
Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara.
Paulus menatap dia,
dan melihat bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan.
Lalu kata Paulus dengan suara nyaring,
"Berdirilah tegak di atas kakimu!"
Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari.

Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus,
mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia,
"Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita
dalam rupa manusia."
Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes,
karena ia yang berbicara.
Maka datanglah imam dewa Zeus,
yang kuilnya terletak di luar kota,
membawa lembu-lembu jantan
dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota
untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang
banyak kepada rasul-rasul itu.
Mendengar itu, Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka,
lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru,
"Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian?
Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu.
Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu,
supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini
dan berbalik kepada Allah yang hidup,
yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.
Dalam zaman yang lampau
Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing,
namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya
dengan berbagai-bagai kebajikan,
yaitu dengan menurunkan hujan dari langit
dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu.
Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan."

Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian,
namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak
mempersembahkan korban kepada mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
1Yoh 1:5-2:2

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
inilah berita yang telah kami dengar dari Yesus Kristus,
dan yang kami sampaikan kepada kamu:
Allah adalah terang,
dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
Jika kita katakan bahwa
kita beroleh persekutuan dengan Dia
namun kita hidup di dalam kegelapan,
kita berdusta, dan kita tidak melakukan kebenaran.
Tetapi jika kita hidup di dalam terang
sama seperti Dia ada di dalam terang,
maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain,
dan darah Yesus, Anak-Nya itu,
menyucikan kita dari pada segala dosa.
Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa,
maka kita menipu diri kita sendiri,
dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Jika kita mengaku dosa kita,
maka Allah adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita
dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Jika kita berkata bahwa kita tidak berbuat dosa,
maka kita membuat Allah menjadi pendusta,
dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

Anak-anakku,
hal-hal ini kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu jangan berbuat dosa;
namun jika seorang berbuat dosa,
kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa,
yaitu Yesus Kristus yang adil.
Dialah pendamaian untuk segala dosa kita;
malahan bukan untuk dosa kita saja,
tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 115:1-2.3-4.15-16,R:1

Refren: Bukan kepada kami, ya Tuhan,
tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan.

*Bukan kepada kami, ya Tuhan, bukan kepada kami,
tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan,
oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu!
Mengapa bangsa-bangsa akan berkata, "Di mana Allah mereka?"

*Allah kita di surga;
Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya!
Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas,
buatan tangan manusia,

*Diberkatilah kamu oleh Tuhan,
yang menjadikan langit dan bumi.
Langit itu langit kepunyaan Tuhan,
dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia.

ATAU MAZMUR LAIN:
Mzm 103:1-2.3-4.8-9.13-14.17-18a

Refren: Pujilah Tuhan, hai jiwaku.

*Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku,
janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!

*Dia yang mengampuni segala kesalahan,
dan menyembuhkan segala penyakitmu!
Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur,
dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!

*Tuhan adalah pengasih dan penyayang,
panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Tidak terus-menerus Ia murka,
dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.

*Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya,
demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa.
Sebab Dia sendiri tahu dari apa kita dibuat,
Dia sadar bahwa kita ini debu.

*Tetapi kekal abadilah kasih setia Tuhan
atas orang-orang yang takwa kepada-Nya.
Sebagaimana kekal abadilah kebaikan-Nya
atas anak cucu mereka,
asal mereka tetap berpegang pada perjanjian-Nya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 14:26

Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu kepada kamu
dan akan mengingatkan kamu
akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.



Bacaan Injil
Yoh 14:21-26

"Penghibur yang akan diutus oleh Bapa,
Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya,
dialah yang mengasihi Aku.
Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku
dan Aku pun akan mengasihi dia
dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."

Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya,
"Tuhan, apakah sebabnya
Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami,
dan bukan kepada dunia?"

Jawab Yesus, "Jika seorang mengasihi Aku,
ia akan menuruti firman-Ku.
Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya,
dan diam bersama-sama dengan dia.
Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku;
dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku,
melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu,
selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu;
tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus,
yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku,
Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu
dan akan mengingatkan kamu
akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mengasihi itu artinya memberi, bukan menerima, apalagi mengambil.
Ketika seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus, "Hukum manakah yang paling utama?"
Secara lugas Yesus menjawab, "Hukum yang terutama ialah: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

Nah, jika dikaitkan bahwa mengasihi itu sama dengan memberi, lalu apa yang kita berikan kepada Allah Bapa sebagai tanda kasih kita?
Apakah kita akan menyodorkan penderitaan hidup kita atau penyakit yang kita derita?
Ah, ini sih namanya meminta atau memohon, boleh-boleh saja dan memang seharusnya demikian, kepada siapa lagi kita memohon kalau tidak kepada Allah Bapa kita?
Tetapi dalam urusan memberi, apa yang kita berikan kepada Allah?
Maukah kita memberikan seluruh hidup kita untuk menjadi bagian dalam karya Ilahi, meninggalkan keluarga dan harta benda milik kita, sebagai tanda kita mengasihi Tuhan?
Kalau tujuannya supaya menjadi martir, supaya kelak dimuliakan di Surga, apakah dapat dikatakan sebagai memberi?
Mengasihi itu memberi tanpa mengharapkan imbalan.
Mengasihi itu memberi sesuatu yang berfaedah bagi yang dikasihi.
Mengasihi itu satu arah, dari kita untuk yang kita kasihi, bukan timbal-balik.
Jika timbal-balik, lebih tepat dikatakan berbisnis, bukan mengasihi.

Lalu, apa yang mesti kita lakukan untuk menyatakan kasih kita kepada Tuhan?
Berikan apa saja yang akan membuat Allah Bapa dan se isi surga bersukacita, sekali pun itu akan terjadi melalui pengorbanan.
Rajin ke gereja, bagus.
Rajin berdoa Rosario, bagus.
Tetai jika tujuannya untuk mendapatkan sesuatu, lagi-lagi, itu namanya meminta, bukan memberi.
Lalu apa dong?
Tadi telah kita dengarkan dari Bacaan Injil hari ini, "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku."
Jika kita melakukan sesuatu, yang barangkali tidak ingin kita lakukan, tetapi karena Tuhan memintanya maka kita kerjakan, itulah kasih Allah.
Apa sesuatu itu?
Ada banyak sekali, dan satu yang penting adalah pertobatan, karena telah disampaikan oleh Yesus, "Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."   [Luk 15:7]
Menghindari perbuatan dosa adalah wujud kasih kita kepada Allah.

Kalau begitu, kita mesti rajin-rajin membaca Injil supaya selalu ingat apa yang mesti kita perbuat?
Bagus, membaca Injil itu sama dengan mendengarkan sabda Tuhan, seperti yang sering kita dengar di akhir sabda, "Demikianlah sabda Tuhan!"
Bukanlah lazim kalau kita mendengarkan orang yang kita kasihi, lalu berupaya mewujudkan apa yang menjadi keinginannya?
Saya tidak berbangga kalau berusaha mendengarkan dan memenuhi keinginan istri dan anak-anak saya, karena begitulah lazimnya dalam mengasihi.

Dan yang terakhir, mengisihi itu mesti dilandasi kerelaan, tak bisa dipaksakan.
Itulah sebabnya Tuhan memberi kita kebebasan, mau mengasihi Dia atau tidak terserah kita.
Dan jika kita mau, memang benar-benar ingin, maka nyatakanlah itu di dalam doa, dan mintalah pendampingan Roh Kudus agar kita dapat melaksanakannya dengan gemilang, maka selanjutnya Roh Kudus akan membimbing kita, seperti yang disampaikan oleh Yesus, "Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku,
Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."

Maka marilah kita tinggal dan hidup di dalam kasih-Nya itu, seperti yang telah disampaikan oleh Yesus kepada kita, "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu."  [Yoh 15:9]



Peringatan Orang Kudus
Santa Katarina dari Siena, Perawan
Pada abad ke-14, kota Siena menjadi ibukota sebuah republik yang makmur dan merdeka. Di kota inilah, Katarina lahir pada tahun 1347. Keluarganya tergolong besar tapi sederhana. Demi keutuhan Gereja, Allah memilih dia rnenjadi pembimbing dan pelindung Gereja dalam suatu kurun waktu yang suram.
Katarina tidak bersekolah dan tidak pandai menulis. Ketrampilan membaca sangat sedikit dikuasainya. Hal ini sedikit menolongnya untuk mengikuti doa ofisi di kemudian hari ketika ia masuk biara. Ketika berusia 6 tahun, ia mengalami suatu peristiwa ajaib, yang memberi tanda surgawi bahwa ia akan dipilih Allah untuk suatu tugas khusus dalam Gereja. la melihat Kristus di atas gereja Santo Dominikus sedang memberkatinya.
Peristiwa ini menyebabkan perubahan besar dalam hidupnya. Sejak saat itu, ia suka memencilkan diri untuk berdoa. Ibunya tidak suka melihat kelakuannya. Oleh karena itu, ia dipekerjakan di dapur dari pagi hingga malam. Ia tidak memberontak terhadap perlakuan ibunya. Sebaliknya, ia dengan taat dan rajin melakukan apa yang disuruh ibunya.
Kesabarannya dalan menaati suruhan ibunya, akhirnya membuahkan hasil yang baik. Ia mampu mengatasi segala kesulitan yang menimpanya, sambil terus berdoa kepada Tuhan. Sesudah mengalami banyak kesulitan, ia diizinkan orangtuanya untuk masuk Ordo Ketiga Santo Dominikus.
Di dalam biara, ia tetap melaksanakan doa dan meditasi di samping karya amal dan kerasulannya. Lama-kelamaan ia menjadi pusat perhatian semua anggota biara. Kerohanian dan kepribadiannya yang menarik mengangkat dia ke atas jabatan pemimpin biara itu.
Situasi Gereja pada masa itu kacau-balau. Imam-imam dan pimpinan Gereja tidak menampilkan diri secara baik. Peperangan antar negara dan antar raja-raja timbul di mana-mana. Di samping itu, istana Sri Paus di Avignon, Prancis, yang sudah berusia 70 tahun menimbulkan percekcokan di kalangan pemimpin-pemimpin Gereja. Dalam suatu penglihatan, Kristus menganjurkan kepada Katarina untuk menyurati paus, raja­raja dan para uskup serta para panglima guna memperbaiki keadaan masyarakat dan Gereja. Paus Gregorius XI memintanya pergi ke Pisa dan Florence untuk mendamaikan kedua republik itu. Katarina berhasil meyakinkan paus untuk pulang ke Roma sebagai kota abadi dan pusat Gereja.
Semenjak masuk dalam Ordo Ketiga Santo Dominikus, Katarina makin memperkeras puasanya. Banyak kali ia tidak makan, kecuali menerima komuni suci. la dikaruniai stigmata/luka-luka Tuhan Yesus. Atas permohonannya, stigmata itu tidak terlihat oleh orang lain selama hidupnya. Kemudian setelah ia meninggal, stigmata itu baru terlihat di badannya secara jelas.
Katarina memiliki karisma yang besar untuk mempengaruhi banyak orang. Ia berhasil membawa kembali banyak pendosa ke jalan Tuhan, termasuk mendamaikan raja-raja dengan Gereja. Semuanya itu dilihatnya sebagai anugerah Tuhan. Ia sendiri menganggap dirinya hanyalah alat Tuhan untuk menegakkan kemuliaan Tuhan. Pada tahun 1380 ia meninggal dunia di Roma dalam usia 33 tahun.


Santo Petrus dari Verona, Martir
Petrus lahir di Verona, Italia, pada tahun 1205. Ia mendapat pendidikan di sekolah Katolik, padahal keluarganya menganut faham Katarisme. Faham Katarisme mengajarkan bahwa segala sesuatu yang bersifat kebendaan (materi) adalah buruk dan jahat, oleh karena itu bukan ciptaan Allah yang mahabaik. Bumi dan segala isinya yang bersifat kebendaan bukan ciptaan Allah.
Ajaran Katarisme ini bertentangan sekali dengan ajaran iman Katolik yang diperoleh Petrus di sekolahnya. Di sekolah ia diajarkan tentang pengakuan iman Para Rasul (Credo) yang antara lain berbunyi: "Aku percaya akan Allah Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi . . ." Ajaran iman Katolik ini lebih berkesan di hatinya. Kepada keluarganya ia berkata: "Pengetahuanku tentang rahasia-rahasia iman Katolik sangatlah jelas dan dalam, dan keyakinanku akan kebenaran-kebenaran itu sungguh kokoh, sehingga bagiku semuanya itu lebih merupakan sesuatu yang tampak di mataku daripada yang diimani belaka".
Setelah menanjak dewasa, Petrus masuk biara Dominikan. Di sana ia menerima pakaian biara dari tangan Santo Dominikus sendiri. Setelah menempuh pendidikan hidup membiara, ia ditahbiskan menjadi imam. Sebagai imam baru, ia ditugaskan berkhotbah di seluruh wilayah Lombardia tentang ajaran iman yang benar. Hal ini menimbulkan kemarahan dan kebencian para penganut Katarisme. Para pengikut aliran sesat itu menyerangnya dengan berbagai tuduhan palsu. Tanpa menyelidiki secara mendalam benar-tidaknya ajaran yang disebarkan Petrus dalam khotbah-khotbahnya, para pembesar masyarakat menegur dan mengecamnya. Menghadapi kecaman-kecaman itu, Petrus tetap bersemangat menjalankan tugasnya sebagai pengkhotbah dan terus berdoa meminta kepada Tuhan agar kiranya ia dapat mati untuk Tuhan, sebagaimana telah diteladankan Kristus dengan mati di salib demi keselamatan manusia, termasuk dirinya. la selalu berkata: "Biarkanlah mereka melakukan apa saja atas diriku sesuai rencana mereka.  Aku tetap bergembira dan bersemangat, karena dengan mati aku akan lebih berpengaruh daripada sekarang".
Doa-doanya untuk mati dalam nama Tuhan terkabulkan, ketika ia dibunuh oleh dua orang Kataris sementara menjalankan tugasnya sebagai pengajar agama. Tetapi justru kematiannya ini membawa banyak berkat bagi orang-orang Kataris. Segera sesudah peristiwa pembunuhan atas dirinya, seorang dari pembunuh itu bertobat dan masuk biara Dominikan.


Santo Hugh/Hugo Agung, Abbas
Putra pangeran dari Samur, Prancis ini lahir pada tahun 1024. Ketika berusia 15 tahun, ia masuk biara Benediktin dan menjadi Abbas biara Kluni pada usia 25 tahun. Ketika itu biara Prancis ini mulai kuat pengaruhnya di seluruh Eropa. Banyak biara Kluni didirikan pada masa kepemimpinan Hugo. Aturan-aturan hidup membiara dibuatnya untuk seluruh biara yang dibangunnya.
Kepribadiannya yang mengagumkan dan kesalehan hidupnya berpengaruh luas baik di kalangan Gereja maupun pemerintahan negara. Ia menjadi penasihat bagi sembilan orang paus, termasuk Sri Paus Gregorius VII (1073-1085) dan banyak pemimpin negara. la berusaha keras untuk membaharui cara hidup para imam dan berusaha membebaskan Gereja dari pengawasan negara. Karena semuanya itu, ia dikenal sebagai pencinta dan pencipta perdamaian, dan sebagai sahabat para kusta dan semua orang sakit yang berada di rumah sakit yang didirikannya di Marcigny. Ia meninggal pada tanggal 29 April 1109 dan digelari 'kudus' pada tahun 1120.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-04-28 Minggu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Minggu Paskah V

Minggu, 28 April 2024



Bacaan Pertama
Kis 9:26-31

"Barnabas menceritakan kepada para rasul
bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Setelah dibaptis dalam nama Yesus,
Saulus pergi ke Yerusalem.
Di sana ia mencoba menggabungkan diri dengan murid-murid Yesus,
tetapi semuanya takut kepadanya,
karena mereka tidak dapat percaya
bahwa Saulus juga seorang murid.
Tetapi Barnabas menerima dia,
lalu membawanya kepada rasul-rasul
dan menceriterakan kepada mereka
bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan,
dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia.
Juga deceritakannya bagaimana keberanian Saulus
mengajar di Damsyik dalam nama Yesus.

Maka Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem,
dan dengan berani ia mengajar dalam nama Tuhan.
Saulus juga berbicara dan bersoal jawab
dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani,
tetapi mereka itu berusaha membunuh dia.
Akan tetapi
setelah hal itu diketahui oleh saudara-saudara anggota jemaat,
mereka membawa Saulus ke Kaisarea,
dan dari situ membantu dia ke Tarsus.

Selama beberapa waktu
jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria
berada dalam keadaan damai.
Jemaat itu dibangun,
dan hidup dalam takut akan Tuhan.
Jumlahnya makin bertambah besar
oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 22:26b-27.28.30.31-32,R:26a

Refren: Karena Engkau, ya Tuhan,
aku melambungkan puji-pujian
di tengah jemaat yang besar.

*Nazarku akan kubayar di depan orang-orang yang takwa.
Orang miskin akan makan sampai kenyang,
orang yang mencari Tuhan akan memuji-muji Dia;
biarlah hati mereka hidup untuk selamanya!

*Segala ujung bumi akan menjadi sadar,
lalu berbalik kepada Tuhan;
segala rumpun bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya.
Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah;
semua orang sombong di bumi,
di hadapan-Nya akan berlutut;
semua orang yang telah kembali ke pangkuan pertiwi.

*Dan aku akan hidup bagi Tuhan,
anak cucuku akan beribadah kepada-Nya.
Mereka akan menceritakan hal-ikhwal Tuhan
kepada angkatan yang akan datang.
Dan menuturkan keadilan-Nya
kepada bangsa yang akan lahir nanti.
Semua itu telah dikerjakan oleh Tuhan.



Bacaan Kedua
1Yoh 3:18-24

"Inilah perintah Allah,
yaitu supaya kita percaya dan saling mengasihi."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Anak-anakku,
marilah kita mengasihi
bukan dengan perkataan atau dengan lidah,
tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Demikianlah kita ketahui
bahwa kita berasal dari kebenaran,
dan kita dapat menghadap Allah dengan hati tenang.
Sebab jika kita dituduh oleh hati kita,
Allah adalah lebih besar dari pada hati kita,
dan Ia mengetahui segala sesuatu.

Saudara-saudaraku yang kekasih.
Jikalau hati kita tidak menuduh kita,
maka kita mempunyai keberanian penuh iman
untuk mendekati Allah.
Dan apa saja yang kita minta dari Allah,
kita peroleh dari pada-Nya,
karena kita menuruti segala perintah-Nya
dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.

Dan inilah perintah Allah itu:
yakni supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya,
dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah-Nya
yang diberikan Kristus kepada kita.
Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya,
ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Dan beginilah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita,
yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.

Demikanlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 15:4a.5b

Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku, ia berbuah banyak.



Bacaan Injil
Yoh 15:1-8

"Barangsiapa tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, Ia berbuah banyak."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Akulah pokok anggur yang benar, dan Bapa-Kulah pengusahanya.
Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya,
dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya,
supaya berbuah lebih banyak.
Kamu memang sudah bersih
karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri,
kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,
demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia,
ia berbuah banyak,
sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku,
ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,
kemudian dikumpulkan orang
dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku
dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,
mintalah apa saja yang kamu kehendaki,
dan kamu akan menerimanya.
Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan,
yaitu jika kamu berbuah banyak,
dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Sebagai penutup renungan minggu ini tentang domba dan penggembalanya, renungan berikut saya ambilkan dari Daily Fresh Juice:

*"Ajakan Untuk Berbuah Banyak"*
Yoh 15:1-8

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Ada yang sedikit berbeda pada perjumpaan kita di hari Minggu yang sangat baik ini.
Saya dibantu oleh Bernadette Esther dari Gereja Santa Maria Regina, Paroki Bintaro Jaya sebagai lektor untuk menghantarkan Sabda Tuhan.
Silahkan Sis Bey.

Sahabat Fresh Juice yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,
Hari ini, Hari Minggu Paskah V, kita akan mendengarkan Firman Tuhan dalam Injil Suci menurut Yohanes, Bab 15, Ayat 1 sampai 8.

"Barangsiapa tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, Ia berbuah banyak."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:
[Bacaan Injil]
Demikianlah sabda Tuhan.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Analogi pohon anggur sangat cocok untuk menggambarkan relasi di antara Allah Bapa, Yesus Kristus dan kita.
Allah Bapa adalah pengusaha kebun anggur, Yesus adalah pokok anggur, dan kita adalah ranting-ranting-nya.
Mengapa Yesus memilih anggur sebagai ilustrasinya?
Mengapa Yesus tidak memilih pohon beringin yang lebih kokoh atau pohon besar lainnya?
Anggur adalah tanaman perdu, pertumbuhannya dengan merambat, batang pohonnya tidak berdiri tegak karena memiliki struktur yang lemah dan lentur, melambangkan Yesus yang rendah hati dan lemah lembut, seperti yang disampaikan sendiri oleh Yesus, "Belajarlah pada-Ku, karena Aku ini lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."
Meski lemah dan lentur, batang pokok anggur dapat tumbuh hingga puluhan meter dan mampu menopang buah dan daunnya.
Berbeda dengan pohon beringin, yang hanya bermanfaat sebagai tempat berteduh, anggur memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia karena berbagai khasiat yang dikandungnya.
Dan karena tumbuhnya merambat di tanah, maka siapa saja dapat datang kepadanya untuk memetik buahnya.
Anggur yang dijadikan minuman, dapat disimpan hingga ratusan tahun, jauh lebih lama dari umur manusia.
Jika dibandingkan dengan buah lainnya, anggur adalah juara dalam hal umur simpan.
Anggur dapat disimpan berabad-abad lamanya, sedangkan buah lain seperti kurma, zaitun, apel, pir, ceri, atau aprikot, hanya dapat disimpan dalam hitungan beberapa tahun saja, atau malah hanya beberapa bulan saja.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Allah Bapa mengajak kita untuk terlibat dalam usaha yang produktif ini,
melalui perantaraan Yesus Kristus, menghasilkan banyak buah.
Tadi telah kita dengarkan bersama, Yesus berkata,
"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya."
Tuhan menempatkan kita pada bagian yang penting dari usaha kerja bersama ini, yakni sebagai ranting tempat dimana buah itu tumbuh.
Buah anggur tumbuhnya di ranting, bukan di batang pokoknya.
Sebaliknya, ranting akan menjadi kering dan mati jika tidak tinggal menempel pada batang pokoknya.
Ranting tak dapat berbuat apa-apa jika tidak menempel pada batang pokoknya.
Nampaknya inilah yang dimaksudkan oleh Yesus ketika berkata,
"Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri,
kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur."

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Sebagai murid-murid Yesus, sebagai ranting dari Sang Pokok Anggur
kita diharapkan untuk berbuah banyak.
Tentu saja Tuhan tidak berharap buah yang kita hasilkan adalah buah yang kecut, yang masam, atau buah yang bijinya besar tapi dagingnya tipis.
Menurut Rasul Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Galatia, ada dua jenis buah, yakni buah daging dan buah roh.
Yang mesti kita hasilkan adalah buah Roh, bukan buah daging.
Buah daging adalah:  percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, perpecahan, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Sedangkan buah Roh adalah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Yang terutama adalah kasih, karena dari kasih akan dihasilkan buah-buah lainnya.

Memang tidak mudah menjadi ranting yang dapat menghasilkan banyak buah roh, tetapi akan menjadi lebih mudah setelah menyadari kalau itulah yang dikehendaki oleh Allah Bapa kita.
Kita lebih mudah mengerjakan sesuatu yang tak kita sukai atau yang sulit jika itu kita kerjakan bagi orang yang kita kasihi.
Sesungguhnya tugas kita adalah berbunga saja, sebanyak-banyaknya, biarlah batang pokok yang terus menerus mensuplai makanan agar bunga menjadi buah setelah serbuk sarinya hinggap di putiknya.
Atau setidaknya, jika masih belum sanggup menghasilkan buah-buah roh, janganlah menghasilkan buah-buah daging.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Louis Marie Grignon de Montfort, Pengaku Iman
Louis Grignion lahir di Montfort, Prancis, dari sebuah keluarga miskin pada tahun 1673, Di masa mudanya, ia dikenal lekas marah bila ada sesuatu yang tidak memuaskan hatinya. Namun ketika ia meningkat dewasa, ia mampu mengendalikan sifatnya itu dan berubah menjadi seorang yang penuh pengertian dan rendah hati. Perubahan ini menjadi suatu persiapan yang baik baginya untuk memasuki perjalanan hidup yang panjang sebagai seorang imam.
Pendidikannya yang berlangsung di Paris dirintangi oleh banyak kesulitan, terutama karena kekurangan uang, baik untuk biaya pendidikannya maupun untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Hidupnya sungguh memprihatinkan. Biliknya sangat sempit, tanpa pemanas ruangan di musim dingin. Untuk memperoleh sedikit uang, ia berusaha bekerja, malam di sebuah rumah sakit sebagai penjaga jenazah-jenazah. Namun semua penderitaan yang menimpanya dihadapinya dengan penuh ketabahan demi mencapai cita-citanya yang luhur.
Setelah beberapa tahun berkarya sebagai imam misionaris di dalam negeri dan menjadi pembimbing rohani di sebuah rumah sakit, ia berziarah ke Roma untuk bertemu dengan Sri Paus Klemens XI (1700­1721). Di Roma ia diterima oleh Sri Paus. Melihat karya dan kepribadiannya, Sri Paus memberi gelar "Misionaris Apostolik" kepadanya. Oleh Sri Paus, ia ditugaskan untuk mentobatkan para penganut Yansenisme yang sudah merambat di seluruh Prancis. Tugas suci ini diterimanya dengan senang hati dan dilaksanakannya dengan sangat berhasil.
Di Poiters, ia meletakkan dasar bagi Kongregasi Suster-suster Putri Sapienta, sedangkan di Paris ia menyiapkan Anggaran Dasar bagi tarekat imam-imamnya. la menghayati kaul kemiskinan dengan sungguh­sungguh dengan menggantungkan seluruh hidupnya kepada kemurahan hati umatnya.
Dua kali ia lepas dari usaha pembunuhan oleh para penganut Yansenisme. Di Indonesia ia dikenal sebagai salah seorang pelindung Legio Maria. la mendirikan Tarekat Montfortan, yang anggota-anggotanya berkarya juga di Kalimamtan Barat. Tahun-tahun terakhir hidupnya dihabiskannya dengan berdiam di sebuah gua yang sunyi untuk berdoa dan berpuasa hingga menghembuskan nafasnya pada tahun 1716 dalam usia 43 tahun.


Santo Petrus Louis Chanel, Martir
Petrus Louis Chanel dikenal sebagai misionaris Prancis yang merintis pewartaan Injil di pulau Futuna, Lautan Teduh. Bersama beberapa misionaris lainnya, ia meninggalkan Prancis pada tahun 1837 menuju Futuna. Sesampai di Futuna, ia dengan giat mempelajari bahasa dan adat istiadat setempat agar bisa dengan mudah berkomunikasi dengan rakyat setempat. Usahanya ini berhasil menarik perhatian penduduk setempat.
Meskipun demikian, para pemimpin masyarakat tidak menyambut baik, bahkan menentang keras penyebaran iman kristen di antara penduduk Futuna. Musumusu, salah seorang kepala suku Futuna sangat menentang Petrus. Ia melancarkan aksi penangkapan dan penganiayaan terhadap orang-orang yang mengikuti pelajaran agama pada Petrus. Terhadap Petrus sendiri, ia merencanakan pembunuhan. Untuk maksudnya yang jahat itu, bersama beberapa orang pengawalnya, ia pergi kepada pastor Petrus untuk mengobati kakinya yang luka.
Dengan ramah Petrus menyambut mereka dan mengabulkan permohonannya. Tetapi tiba-tiba mereka menangkap Petrus dan menganiaya dia sampai mati. Lalu mereka dengan diam-diam menguburkan Petrus. Pada hemat mereka, kematian Petrus akan mengakhiri semua kegiatan pengajaran iman di Futuna. Tetapi perhitungan itu meleset karena kematian imam yang saleh itu ternyata semakin menyemangati orang-orang serani di seluruh pulau Futuna untuk tetap mempertahankan imannya. Tiga tahun setelah kematian Petrus, seluruh penduduk Futuna telah menjadi kristen, termasuk Musumusu yang telah membunuh Petrus.
Petrus Louis Chanel menjadi martir pertama dari Kongregasi Persekutuan Santa Perawan Maria dan martir pertama di Pasifik.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-04-27 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Paskah IV

Sabtu, 27 April 2024



Bacaan Pertama
Kis 13:44-52

"Paulus dan Barnabas berpaling kepada bangsa-bangsa lain."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Waktu Paulus berada di Antiokhia di Pisidia
pada hari Sabat datanglah hampir seluruh warga kota,
berkumpul di rumah ibadat Yahudi
untuk mendengar firman Allah.
Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu,
penuhlah mereka dengan iri hati,
dan sambil menghujat
mereka membantah apa yang dikatakan oleh Paulus.

Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata,
"Memang kepada kamulah
firman Allah harus diberitakan lebih dahulu!
Tetapi kamu menolaknya,
dan menganggap dirimu
tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal.
Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.

Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami:
Aku telah menentukan engkau
menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi."

Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah,
dan mereka memuliakan firman Tuhan.
Dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal,
menjadi percaya.
Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu.

Tetapi orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah,
dan pembesar-pembesar di kota Antiokhia itu.
Begitulah mereka menimbulkan penganiayaan
atas Paulus dan Barnabas,
dan mengusir mereka dari daerah itu.
Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka
sebagai peringatan bagi orang-orang itu,
lalu pergi ke Ikonium.
Dan murid-murid di Antiokhia
penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 98:1.2-3b.3c-4,R:3cd

Refren: Segala ujung bumi telah melihat keselamatan
yang datang dari Allah kita.

*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib;
keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya,
oleh lengan-Nya yang kudus.

*Tuhan telah memperkenalkan keselamatan
yang datang dari pada-Nya,
Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa.
Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.

*Segala ujung bumi telah melihat keselamatan
yang datang dari Allah kita.
Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi,
bergembiralah, dan bermazmurlah!



Bait Pengantar Injil
Yoh 8:31b-32

Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku,
kamu benar-benar murid-Ku,
dan kamu akan mengetahui kebenaran, sabda Tuhan.



Bacaan Injil
Yoh 14:7-14

"Barangsiapa melihat Aku, melihat Bapa."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Sekiranya kamu mengenal Aku,
pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku.
Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."
Kata Filipus kepada-Nya,
"Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami,
dan itu sudah cukup bagi kami."

Kata Yesus kepadanya,
"Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus,
namun engkau tidak mengenal Aku?
Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa;
bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
Tidak percayakah engkau,
bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?
Apa yang Aku katakan kepadamu,
tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri,
tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku,
Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
Percayalah kepada-Ku,
bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku;
atau setidak-tidaknya,
percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

Aku berkata kepadamu;
Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku,
ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan,
bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu.
Sebab Aku pergi kepada Bapa;
dan apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku,
Aku akan melakukannya,
supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku,
Aku akan melakukannya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita simpulkan, sebagai domba, bagaimana menjalin relasi yang baik dengan Sang Penggembala.
Pertama-tama, sebagai dasar dari segala yang lain, kita mesti percaya kepada Sang Penggembala kita, Yesus Kristus, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Yesus, "Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku."
Sebagai domba yang percaya, tentu kita akan mendengarkan suara Sang Penggembala, bukan mendengarkan suara dari yang lain.
Kita juga mesti mengikuti Dia, tak boleh sampai tersesat.
Mengikuti Yesus artinya melaksanakan apa yang diminta-Nya, mematuhi semua ajaran-Nya, dan melaksanakan yang sama seperti yang dikerjakan oleh Yesus.
Yesus tidak mengerjakan apa yang menjadi keinginan-Nya sendiri, melainkan mematuhi apa yang menjadi kehendak Bapa-Nya.
Kita juga demikian, kita tidak mengerjakan apa yang ingin kita kerjakan, melainkan apa yang dikehendaki-Nya untuk kita kerjakan.
"Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu."
Semuanya itu mesti kita lakukan tanpa keragu-raguan.
Keragu-raguan adalah tanda lemahnya iman, tanda kurangnya kepercayaan kita kepada-Nya.
Janganlah mempupuk kebimbangan di hati kita, itu hanya akan melemahkan iman kita.

Semuanya itu dapat kita wujudkan jika kita memiliki kedekatan dengan-Nya, seperti kedekatan relasi antara domba dan penggembalanya, minimal ada niatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Tetapi kedekatan ini tidak diukur secara fisik jasmani, melainkan kedekatan secara rohani.
Janganlah kita menggunakan fisik jasmani untuk mengukur kedekatan kita dengan Tuhan kita, lalu berpikiran sama seperti Filipus dan murid lainnya, "Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami."

Jika memang benar kita ingin berjumpa dengan Allah Bapa kita, lalu mengapa kita tidak mengikuti jalan yang telah ditunjukkan oleh Yesus, yakni jalan menuju ke rumah Bapa?
Apa alasannya kita meragukan Yesus Kristus menjadi penggembala kita, Penggembala yang akan menuntun kita di jalan yang benar?



Peringatan Orang Kudus
Santo Petrus Kanisius, Imam dan Pujangga Gereja
Petrus Kanisius lahir pada tanggal 8 Mei 1521 di Nijmegen, Belanda. Ketika itu Nijmegen masih termasuk bagian wilayah Keuskupan Agung Cologne dan berada di bawah kekuasaan Jerman. Petrus adalah putra tertua dari Yakob Kanis. Yakob Kanis, ayahnya menjabat sebagai Walikota Nijmegen, dan menjadi guru pribadi bagi anak-anak raja dari Lorraine. Semasa hidupnya Petrus menyaksikan pergolakan hebat dalam tubuh Gereja oleh munculnya gerakan Reformasi pimpinan Martin Luther.
Pada umur 14 tahun, Petrus masuk Universitas Cologne dan mencapai gelar Magister (Master of Arts) pada usia 19 tahun. la bercita-cita menjadi seorang ahli di bidang hukum. Untuk itu ia melanjutkan studinya di Universitas Louvain. Tetapi kemudian ia berubah haluan. Ia mulai tertarik dengan kehidupan membiara. Ketertarikannya pada kehidupan membiara ini berkaitan erat dengan cara hidup para pertapa di biara Kartusian yang disaksikannya sendiri selama belajar di Cologne. Karena itu, ia kembali ke Cologne untuk belajar Teologi. Di sana ia mengikuti latihan-latilan rohani Santo Ignasius Loyola, yang dipimpin oleh Petrus Faber, seorang imam Yesuit yang saleh. Latihan rohani ini sungguh meresap dalam hatinya sehingga Petrus memutuskan untuk menjadi seorang iman Yesuit juga. Niatnya untuk memasuki biara Kartusia dibatalkannya.
Ketika berumur 22 tahun, Petrus memasuki Serikat Yesuit. Di Cologne, Petrus turut mendirikan rumah Yesuit pertama, tempat ia menjalani masa novisiatnya. Pada tahun 1546, ia ditahbiskan menjadi imam dan segera terkenal sebagai seorang pengkhotbah ulung. Kardinal Otto Truchsess von Waldburg, Uskup Augsburg, memilihnya menjadi teolog pribadinya pada Konsili Trente. Dalam konsili itu, Petrus mendapat kesempatan untuk berbicara, baik di Trente maupun di Bologna. Kemudian ia dipangil ke Roma oleh Santo Ignasius sendiri, dan pada tahun 1548 ia dikirm untuk mengajar retorik di sekolah Yesuit pertama di Messina, Sisilia.
Sebagai jawaban terhadap permohonan raja William 1V dari Bavaria, yang membutuhkan profesor-profesor Katolik untuk melawan ajaran­ajaran bidaah, Paus Paulus III (1534-1549) mengirim Petrus dan dua orang imam Yesuit lainnya ke Ingolstadt untuk mengajar di sebuah universitas yang ada di sana. Pada tahun 1550, setahun setelah Petrus mengucapkan kaul kekal dalam Serikat Yesus, Petrus diangkat menjadi rektor universitas Ingolstadt. Melalui khotbah-khotbah dan katekesenya, ia berhasil membangkitkan lagi semangat hidup keagamaan di kalangam umat di wilayah itu. Pada tahun 1552, atas permohonan Raja Ferdinand I dari Austria, ia pergi ke Vienna untuk menjalankan misi yang sama. Di Vienna, Raja Ferdinand menawarkan kepadanya jabatan Uskup Vienna, tetapi selalu ditolaknya.
Pada tahun 1554, atas permintaan Paus Yulius III, Ignasius Loyola mengizinkan Petrus menjadi administrator Takhta Suci yang mengalami kekosongan. Di sini ia menyusun buku katekismusnya yang terkenal: Ringkasan Ajaran Kristen, yang dipakai di seluruh Eropa selama beberapa abad sebagai buku pegangan. Kemudian ia menyusun lagi dua buah buku katekismus yang lebih singkat untuk sekolah-sekolah. Kemudian Petrus diangkat sebagai pemimpin serikat untuk sebuah wilayah kerja Yesuit yang meliputi Jerman Selatan, Austria dan Bohemia. Dalam masa kepemimpinannya, ia membuka sebuah kolese di Munich dan Praha dan bertanggungjawab atas pembaharuan sekolah-sekolah di Augsburg. Pada tahun 1562, ia mendirikan sebuah kolese di Insbruck dan mengambil bagian sebagai pembicara dalam Konsili Trente sebagai Teolog Kepausan.
Setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai pemimpin serikat ia mengajar di Universitas Dillingen di Bavaria. Di sini ia giat menulis suatu seri buku sebagai tanggapan terhadap sebuah buku yang diterbitkan sekelompok penulis Protestan dari Magdeburg. Karyanya yang terakhir diselesaikannya di Frieburg, Switzerland, tempat ia mendirikan sebuah universitas dan membantu membangun sebuah penerbitan Katolik pada tahun 1580. Pada tahun 1591 ia jatuh sakit tetapi terus menulis hingga kematiannya pada tanggal 21 Desember 1597 di Frierbuxg. Oleh Paus Pius XI (1922-1939) Petrus digelar sebagai seorang Pujangga Gereja yang mashyur.


Santa Zita, Pengaku Iman
Santa Zita dilahirkan di Monte Sagrati, Italia Tengah pada tahun 1218. Pada umur 12 tahun ia menjadi pelayan/pembantu rumah pada keluarga Pagano Di Fatinelli, seorang pengusaha tekstil yang kaya.
Zita juga bekerja di pabrik tuannya. Sebagai buruh, ia memperlihatkan perilaku yang saleh dan murah hati. Hal ini menimbulkan amarah dari pelayan-pelayan yang lain. Selain itu, ia pun dimarahi oleh tuannya karena mengambil sejumlah besar makanan dan pakaian untuk dibagikan kepada para miskin. Namun keluarga Fatinelli memahami maksud Zita dan turut menambahkan bantuan kepadanya untuk melanjutkan karya-karya cinta kasih.
Setelah beberapa tahun, ia dibiarkan membantu anak-anak dan menjadi pengurus rumahtangga Fatinelli. Dalam tahun-tahun terakhir hidupnya, keluarga Fatinelli membebaskan dia dari tugas-tugas rumah dan membiarkan dia mengunjungi orang-orang sakit dan para tawanan di penjara.
Setelah kematiannya, jenazahnya dikuburkan di gereja Santo Frediano di Lucca. la meninggal pada tanggal 27 April 1278 di Lucca, dekat tempat kelahirannya. Pada tahun 1696, ia digelari 'kudus' oleh Sri Paus Innocentio XII (1691-1700).


Santa Lydia Longley, Pengaku Iman
Lydia Longley lahir pada tahun 1674 di Groton, sebuah daerah koloni lnggris di Amerika Serikat. Keluarga Longley penganut agama Protestan Puritan, yang keras sekali pandangan hidupnya. Ibunya meninggal dunia ketika Lydia bersama tiga orang adiknya: Will, Jemina dan John masih kecil. Dalam usia remajanya, Lydia terpaksa menggantikan ibunya dalam mengurusi adik-adiknya. Hai ini dilakukannya sampai saat ayahnya William Longley menikah lagi dengan Crips Deliverance, seorang janda muda. Semenjak itu, Crips mengambil alih lagi tugas-tugas Lydia sebagai ibu rumah tangga.
Dari perkawinan kedua ini, William memperoleh lagi empat orang anak: Yosef, Betty, Richard dan Mathaniel. William mendidik anak-anaknya penuh disiplin bahkan keras. Mereka dilatih untuk bekerja, berdoa dan menulis.  Lydia dibebani tugas mendampingi adik-adiknya dalam melaksanakan tugas-tugas itu. Setiap hari Minggu, mereka bersama-sama pergi ke Gereja untuk berdoa bersama orang kristen lainnya, dan mendengarkan khotbah pendeta Hobart. Selain itu, William melatih anak-anaknya menggunakan senjata untuk membela diri bila ada suatu bahaya. Bahaya besar yang selalu mengancam hidup mereka ialah serangan orang-orang Indian yang masih biadab.
Pada tahun 1694, daerah Groton diserang oleh orang-orang Indian Abenaki. Ayah dan ibunya bersama beberapa orang lainnya mati terbunuh dalam peristiwa itu. Tinggallah Lydia, Betty dan John dibiarkan hidup oleh orang-orang Indian itu. Mereka dibawa sebagai tawanan ke New France, daerah koloni Prancis. Di tengah perjalanan itu, Betty meninggal dunia dan John dipisahkan dari Lydia.
Setiba di New France, Lydia dihadapkan ke depan Penguasa Prancis setempat. Di sana hadir juga Tuan Le Ber, seorang duda yang beragama Katolilk. Oleh Tuan Le Ber, Lydia ditebus dan diangkat menjadi anaknya sendiri. Semenjak itu, kehidupan Lydia tergantung sepenuhnya pada kebaikan hati Tuan Le Ber dan anak-anaknya Pierre dan Jeanne. Ia merasa senang karena diperlakukan sebagai anak kandung dengan cara hidup Katolik dari keluarga Le Ber, maupun dari segenap warga kota New France. Lydia kemudian berkenalan dengan Pastor Pere Meriel, imam di New France dan Suster-suster Notre Dame. Atas permintaan Tuan Le Ber, seorang suster datang mengajarkan bahasa Prancis kepada Lydia. Pada suatu hari, Lydia diperkenalkan pada Suster Mere Bourgooys, pendiri kongregasi tersebut. Pertemuannya dengan Suster Mere Bourgooys menumbuhkan dalam hatinya keinginan untuk menjadi suster juga.
Atas pengaruh keluarga Le Ber, suster-suster dan pastor Pere Meriel, Lydia kemudian dipermandikan menjadi Katolik pada tanggal 24 April 1696 dengan nama Magdalena. Kemudian ia diterima menjadi suster dengan nama Suster Magdalena. Pada tanggal 19 September 1699, ia mengikrarkan kaul kekal. Setelah bertugas di New France selama beberapa tahun, Lydia dikirim ke pulau Orleans untuk menjadi superior biara Keluarga Kudus di sana. Ia meninggal dunia pada tanggal 21 Juni 1758 dan dimakamkan di kapela Kanak-kanak Yesus di Montreal.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-04-26 Jumat.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Paskah IV

Jumat, 26 April 2024



Bacaan Pertama
Kis 13:26-33

"Janji telah digenapi Allah dengan membangkitkan Yesus."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Dalam perjalanannya Paulus sampai di Antiokhia di Pisidia.
Di rumah ibadat Yahudi di sana Paulus berkata,
"Hai saudara-saudaraku,
baik yang termasuk keturunan Abraham,
maupun yang takut akan Allah,
kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.

Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya
tidak mengakui Yesus.
Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Yesus,
mereka menggenapi perkataan nabi-nabi
yang dibacakan setiap hari Sabat.
Dan meskipun mereka tidak menemukan sesuatu
yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati,
namun mereka telah meminta kepada Pilatus
supaya Yesus dibunuh.
Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu
yang ada tertulis tentang Dia,
mereka menurunkan Dia dari kayu salib,
lalu membaringkan-Nya di dalam kubur.

Tetapi Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati.
Dan selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka
yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem.
Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini.

Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu,
yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita,
telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka,
dengan membangkitkan Yesus,
seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua:
Anak-Kulah Engkau!
Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 2:6-7.8-9.10-11,R:7

Refren: Anak-Kulah engkau!
Pada hari ini engkau telah Kuperanakkan.

*Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion,
gunung-Ku yang kudus!"
Aku mau menceritakan tentang ketetapan Tuhan:
Ia berkata kepadaku, "Anak-Kulah engkau!
Pada hari ini engkau telah Kuperanakkan."

*Mintalah kepada-Ku,
maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu
menjadi milik pusakamu,
dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.
Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi,
dan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk."

*Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana,
terimalah pengajaran, hai para hakim dunia!
Beribadahlah kepada Tuhan dengan takwa,
dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar.



Bait Pengantar Injil
Yoh 14:6

Akulah jalan, kebenaran dan hidup.
Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku.



Bacaan Injil
Yoh 14:1-6

"Akulah jalan, kebenaran dan hidup."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Janganlah gelisah hatimu;
percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.
Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu.
Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku,
supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.
Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke sana."
Kata Tomas kepada-Nya,
"Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi;
jadi bagaimana kami tahu jalan ke sana?"
Kata Yesus kepadanya,
"Akulah jalan, kebenaran dan hidup.
Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Memang tak dapat dihindari, di dalam suatu relasi mesti saling memberi, "take and give", agar relasi menjadi sepadan dan berimbang.
Begitu pula halnya antara domba dan penggembalanya, relasi dijalin dengan saling menerima dan memberi.
Penggembala memberi jalan menuju padang yang berumput hijau dan menuju air yang tenang, memberi pengarahaan tentang hal-hal yang baik dan benar yang mesti dilakukan, misalnya merawat ketika domba sakit, mengatur makanan yang sehat baginya, dan yang terpenting, Sang Gembala memberi "hidup" kepada para domba-Nya, yakni hidup di dunia ini, misalnya dengan menyelamatkan para domba dari ancaman hewan buas atau menyelamatkan domba dari cengkraman penggembala palsu, misalnya pencurian oleh penggembala palsu lalu di bawa ke tempat jagal untuk disembelih.
Dan yang lebih penting lagi, Sang Penggembala juga memberi hidup setelah kematian, yakni hidup yang kekal, "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.  Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu."

Di sisi satunya, domba-domba merelakan bulunya dipangkas untuk dijadikan kain wool, dan memasrahkan susunya diperas sebagai wujud pemberian lainnya.
Dan sesungguhnya, domba cukup dengan menjaga kesehatannya, jangan jatuh sakit, menjaga dirinya tetap berada di dalam kawanan agar jangan tersesat, itu juga merupakan pemberian karena tidak menyusahkan penggembala mesti merawat atau mencari-cari ketika tersesat.

Tetapi di dalam perspektif ini, relasi memang menjadi sangat tidak sepadan, jauh dari berimbang, karena Sang Penggembala memberi banyak, artinya domba menerima jauh lebih banyak dari yang diberikan.
Belum lagi kalau domba hanya meminta saja, memikirkan dirinya sendiri saja, di setiap perjumpaan (di dalam doa) pembicaraannya tak jauh-jauh dari meminta.
Dan menjadi lebih buruk lagi, bukannya menerima tapi malah mengambil, dua hal yang sangat berbeda.
Menerima dilakukan dengan menengadahkan telapak tangan ke arah atas tetapi mengambil, telapak tangan mengarah ke bawah, dan tak jelas apakah yang diambilnya itu memang diperuntukkan baginya atau tidak.

Nah, walau pun tidak akan pernah sepadan dan berimbang, marilah kita tetap berusaha memperkecil "gap" antara menerima dan memberi ini.
Sebetulnya kita bisa memberi "hal sepele" tapi menjadi sangat bermakna bagi Sang Penggembala, yakni: Percayalah kepada-Nya, dengarkanlah Dia, dan laksanakan apa yang diperintahkan-Nya.
Ditambah lagi dengan pemberian lainnya, seperti domba memberikan bulu dan susunya, maka "gap" itu pun akan semakin kecil.
Jika ini kita lakukan, ada bonus yang diperoleh, yakni sukacita di rumah Bapa-Nya oleh sebab perbuatan kita itu.
Tunggu apa lagi?



Peringatan Orang Kudus
Santo Kletus dan Marselinus, Paus dan Martir
Selama beberapa abad lamanya, nama Anakletus dan Kletus dianggap orang sebagai dua orang paus yang berbeda. Tetapi sekarang kedua nama itu dianggap sebagai nama dari satu orang. Menurut daftar resmi para paus yang dikeluarkan oleh Takhta Suci, Paus Anakletus (Kletus) memimpin Gereja dari tahun 76 sampai tahun 88.
Ahli-ahli sejarah Gereja, mengikuti daftar para paus yang diterbitkan oleh Santo Ireneus dari Lyons, menyamakan Paus Anakletus dengan Kletus. Eusebius dalam bukunya "Sejarah Gereja" menyatakan, bahwa Linus, Uskup Roma, setelah memimpin Gereja selama 12 tahun, mengalihkan kepemimpinan itu kepada Kletus. Dalam doa bagi para Kudus dalam perayaan Ekaristi, setelah menyebutkan nama Santo Petrus dan Paulus serta para rasul lainnya, imam menyebutkan nama Linus dan Kletus. Hal ini menunjukkan bahwa Anakletus pengganti Santo Petrus, ditetapkan sebagai paus selama masa yang kurang damai dan aman di dalam Gereja, menyusul masa penganiayaan oleh Kaisar Nero, yang berlangsung dari tahun 64 sampai 68.
Sangat sedikit informasi yang didapat tentang riwayat hidup Anakletus.  Ia membagi kota Roma dalam 25 buah paroki.  la membangun dan menghiasi kapela di jalan Ostian sebagai penghormatan kepada Santo Paulus dan membangun sebuah kapela yang sama di atas kuburan Santo Petrus di Vatikan. Buku para Paus (Liber Pontificalis) menyata­kan bahwa Anakletus dikuburkan di sebuah tempat dekat kuburan Santo Petrus.
Anakletus mati sebagai martir dalam masa penganiayaan kaisar Domitianus (81-96). Buku Misa Romawi mendaftarkan hari pestanya bersama-sama dengan Marselinus, yang juga seorang paus.
Marselinus dikenal sebagai paus yang baik hati dan penuh kasih kepada umat. Banyak sekali orang kristen yang telah menyangkal iman pada masa penganiayaan diterimanya kembali dalam pangkuan Gereja, asal saja mereka sungguh-sungguh bertobat dan bersedia menjalankan tapa untuk menghapus dosa-dosa mereka. Kebaikan hatinya ini membuat banyak orang mengritik dan menfitnahnya. Akhirnya ia sendiri mati dianiaya karena Kristus pada tahun 309.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-04-25 Kamis.

Liturgia Verbi (B-II)
Pesta S. Markus, Penulis Injil

Kamis, 25 April 2024



Bacaan Pertama
1Ptr 5:5b-14

"Salam dari Markus, anakku."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus:

Saudara-saudara terkasih,
rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain,
sebab "Allah menentang orang yang congkak,
tetapi mengasihi orang yang rendah hati."

Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat,
supaya pada waktunya kamu ditinggikan-Nya oleh-Nya.
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,
sebab Dialah yang memelihara kamu.
Sadarlah dan berjaga-jagalah!
Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling
sama seperti singa yang mengaum-aum
dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Lawanlah dia dengan iman yang teguh,
sebab kamu tahu,
bahwa semua saudaramu di seluruh dunia
menanggung penderitaan yang sama.
Dan Allah, sumber segala kasih karunia,
yang telah memanggil kamu dalam Kristus
kepada kemuliaan-Nya yang kekal,
akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan
dan mengokohkan kamu,
sesudah kamu menderita seketika lamanya.
Dialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya. Amin.

Dengan perantaraan Silwanus,
yang kuanggap sebagai seorang saudara yang dapat dipercaya,
aku menulis dengan singkat kepada kamu
untuk menasihati dan meyakinkan kamu,
bahwa kasih karunia ini benar-benar datang dari Allah.
Berdirilah dengan teguh di dalamnya!

Salam kepada kamu sekalian
dari kawanmu terpilih yang di Babilon,
dan juga dari Markus, anakku.
Berilah salam seorang kepada yang lain
dengan cium yang kudus.
Damai sejahtera menyertai kamu sekalian
yang berada dalam Kristus. Amin.

Demikanlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 89:2-3.6-7.16-17,R:2a

Refren: Kasih setia-Mu, ya Tuhan,
hendak kunyanyikan selama-lamanya.

*Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya,
hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun.
Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya;
kesetiaan-Mu tegak seperti langit.

*Sebab itu langit bersyukur
karena keajaiban-keajaiban-Mu, ya Tuhan,
bahkan karena kesetiaan-Mu di antara jemaat orang-orang kudus.
Sebab siapakah di angkasa yang sejajar dengan Tuhan,
Siapakah di antara penghuni surga yang sama seperti Tuhan?

*Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai,
ya Tuhan, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu;
karena nama-Mu mereka bersorak-sorai,
dan karena keadilan-Mu mereka bermegah-megah.



Bait Pengantar Injil
1Kor 1:23-24

Kami memberitakan Kristus yang tersalib;
Dialah kekuatan Allah dan hikmat Allah.



Bacaan Injil
Mrk 16:15-20

"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari
Yesus yang bangkit dari antara orang mati
menampakkan diri kepada kesebelas murid,
dan berkata kepada mereka,
"Pergilah ke seluruh dunia,
beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan,
tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.

Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya:
Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku,
mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
mereka akan memegang ular,
dan sekalipun minum racun maut,
mereka tidak akan mendapat celaka;
mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit,
dan orang itu akan sembuh."

Sesudah berbicara demikian kepada mereka,
terangkatlah Tuhan Yesus ke surga,
lalu duduk di sebelah kanan Allah.
Maka pergilah para murid memberitakan Injil ke segala penjuru,
dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu
dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Masih terkait dengan renungan tentang mengikuti Yesus seperti domba mengikuti penggembalanya.
Mengikuti itu artinya berada di belakang orang yang diikuti.
Penggembalanya ada di depan, diikuti oleh para dombanya.
Minimal domba berjalan bersama dengan penggembalanya, tetapi tidak mendahului, apalagi sampai mengatur-atur jalan yang mesti ditempuh.

Maksimal yang dapat dilakukan oleh para domba itu adalah "sama tinggi" dengan penggembalanya, "Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya."
Yesus pun menyindir orang-orang yang ingin lebih tinggi dari tuannya, lalu "mengangkat tumitnya" terhadap Yesus supaya jadi lebih tinggi.
Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang disindir.
Seperti para domba yang percaya kalau penggembalanya akan membawa mereka ke padang yang berumput hijau, bukan menuju ke rumah jagal, maka seperti itulah kita mempercayai kalau Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup.

Bagi saya, Injil adalah peta petunjuk jalan dari Yesus, yang sudah dilengkapi dengan rambu-rambu agar kita tidak tersesat dan kehilangan arah.
Google Maps, Wize, apalagi peta konvensional zaman dulu, mana bisa menunjukkan kepada kita jalan menuju rumah Allah Bapa kita.
Kalau kita maksa nanya pun, paling-paling akan dijawab, "Maaf, alamat tak dikenal."

Se lain itu, juga telah disediakan para utusan untuk mendampingi kita dalam perjalanan, entah sebagai penghibur atau teman curhat.
Ada utusan yang secara resmi diakui gereja, para klerus.
Ada pula yang datang diam-diam tetapi sesungguhnya ia datang secara eksklusif kepada kita, dan mungkin saja kita malah tak mengenali kalau dia itu utusan Yesus yang ditugasi datang kepada kita.
Oleh karenanya, pandai-pandailah kita mengenali para utusan Yesus ini, sebab bukan profesinya yang kita gunakan untuk mengenali, bukan pula pakaian yang dikenakannya, melainkan sikap dan perbuatannya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Markus, Penulis Injil
Markus, Pengarang Injil berasal dari Yerusalem.
Rumah mereka biasanya digunakan sebagai tempat pertemuan umat Kristen.
Ketika Petrus dipenjarakan, banyak sekali orang kristen berkumpul di sana dan berdoa bagi keselamatan Petrus.
Setelah dibebaskan malaekat, Petrus pergi menemui umat di rumah Markus.
Semasa mudanya, Markus telah bertemu dengan Yesus tetapi tidak menjadi seorang muridNya.
Dalam Injilnya, Markus menceritakan bahwa ketika Yesus ditangkap dan digiring ke hadapan Mahkamah Agung, seorang anak muda mengikutiNya dari belakang. Para serdadu hendak menangkap orang muda itu, tetapi dengan cepat pemuda itu meloloskan dirinya. Besar kemungkinan bahwa orang muda itu adalah Markus sendiri, karena peristiwa ini hanya terdapat dalam Injil Markus saja.
Markus ini disebut juga Yohanes Markus.
Ia adalah keponakan Barnabas. Ia ditobatkan dan dipermandikan oleh Petrus.
Markus menemani Paulus dan Barnabas dalam beberapa perjalanan misi: perjalanan pertama ke Antiokia (Kis 12:25) dan kemudian ke Siprus (Kis 13:4, 5). Karena beberapa alasan, Markus kembali sendiri ke Yerusalem (Kis 13: 13). Ketika mereka mau melakukan perjalanan kedua, Barnabas mendesak agar Markus pun ikut serta, namun Paulus menolak hal itu sehingga terjadilah perpecahan antara Paulus dan Barnabas. Lalu Paulus pergi ke Asia Kecil ditemani oleh Silas sedangkan Barnabas bersama Markus pergi ke Siprus (Kis 15:36-41).
Dari permohonan Paulus kepada Timotius (2 Tim 4:11) agar Markus mengunjunginya di penjara, dapatlah kita tahu bahwa Paulus sangat membutuhkan Markus.
Dalam suratnya yang pertama, Petrus mengirim salam dari Roma, dari "anakku ,Markus" (1 Petr 5:13). Hal ini - diperkuat oleh tradisi purba dan nada Injil Markus - memberikan kepastian terhadap teori bahwa Markus juga adalah rekan atau orang yang dekat dengan Petrus.
Di Roma, Markus menjadi pembantu Petrus. la menjadi juru bicara Petrus. Tentang hal ini dikatakan bahwa Markus dengan teliti mencatat segala sesuatu yang diingatnya tentang ucapan-ucapan Petrus kepada orang banyak.
Setelah Santo Petrus dan Paulus dibunuh oleh kaisar Nero, Markus berangkat ke Mesir dan di sana ia disebut oleh Hieronimus sebagai "bapa para pertapa di gurun pasir Mesir". Kemudian ia menjadi Uskup Aleksandria dan mati dibunuh karena Kristus.
Jenazahnya kemudian dibawa ke Venesia dan relikuinya disimpan di Basilika Santo Markus. Tanggal lahir dan kematiannya tidak diketahui dengan pasti. Lambangnya sebagai pengarang Injil ialah singa, raja gurun pasir, yang diambil dari permulaan Injilnya yang menyinggung gurun pasir.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/