Liturgia Verbi 2018-03-01 Kamis.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah II

Kamis, 1 Maret 2018

Ujud Misi/Evangelisasi - Pembinaan diri dalam penegasan spiritual.
Semoga gereja menghargai dan mengusahakan pembinaan diri yang dijalankan atas dasar penegasan spiritual, baik secara perseorangan maupuan kelompok.

Ujud Gereja Indonesia - Aksi Puasa Pembangunan.
Semoga Aksi Puasa Pembangunan tak hanya dijalankan sebagai aksi formal dan administratif, tetapi sebagai perwujudan aksi pertobatan yang konkret dalam berbagi dengan sesama, terutama mereka yang miskin dan membutuhkan.



Bacaan Pertama
Yer 17:5-10

"Terkutuklah yang mengandalkan manusia.
Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan."

Pembacaan dari kitab Yeremia:

Beginilah firman Tuhan,
"Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia,
yang mengandalkan kekuatannya sendiri,
dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!
Ia seperti semak bulus di padang belantara,
ia tidak akan mengalami datangnya hari baik;
ia akan tinggal di tanah gersang di padang gurun,
di padang asin yang tidak berpenduduk.
Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan,
yang menaruh harapannya pada Tuhan!
Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air,
yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air,
dan yang tidak mengalami datangnya panas terik;
ia seperti pohon yang daunnya tetap hijau,
yang tidak kuatir dalam tahun kering,
dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Betapa liciknya hati,
lebih licik daripada segala sesuatu!
Hati yang sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati dan menguji batin,
untuk memberi balasan kepada setiap orang
setimpal dengan hasil perbuatannya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 1:1-2.3.4.6,R:40:5a

Refren: Berbahagialah orang
yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.

*Berbahagialah orang
yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,
dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh;
tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan,
dan siang malam merenungkannya.

*Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buah pada musimnya,
dan tak pernah layu;
apa saja yang diperbuatnya berhasil.

*Bukan demikianlah orang-orang fasik:
mereka seperti sekam yang ditiup angin.
Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar,
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.



Bait Pengantar Injil
Luk 8:15

Berbahagialah orang,
yang setelah mendengar firman Tuhan,
menyimpannya dalam hati yang baik
dan menghasilkan buah dalam ketekunan.



Bacaan Injil
Luk 16:19-31

"Engkau telah menerima segala yang baik,
sedangkan Lazarus segala yang buruk. 
Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Ada seorang kaya
yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus,
dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus,
badannya penuh dengan borok.
Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
dan ingin menghilangkan laparnya
dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu.
Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.

Kemudian matilah orang miskin itu,
lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur.
Sementara menderita sengsara di alam maut,
ia memandang ke atas,
dan dari jauh dilihatnya Abraham,
dengan Lazarus duduk di pangkuannya.
Lalu ia berseru, "Bapa Abraham, kasihanilah aku.
Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air
dan menyejukkan lidahku,
sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini!"
Tetapi Abraham berkata, "Anakku, ingatlah!
Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu,
sedangkan Lazarus segala yang buruk.
Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
Selain dari pada itu di antara kami dan engkau
terbentang jurang yang tak terseberangi,
sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu
ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami
tidak dapat menyeberang!"
Kata orang itu, 'Kalau demikian, aku minta kepadamu Bapa,
supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
sebab masih ada lima orang saudaraku,
supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh,
agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan itu.'
Tetapi kata Abraham,
'Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi;
baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.'
Jawab orang itu, 'Tidak, Bapa Abraham!
Tetapi jika ada seorang
yang datang dari antara orang mati kepada mereka,
mereka akan bertobat.'
Kata Abraham kepadanya,
'Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi,
mereka tidak juga akan mau diyakinkan,
sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kita lanjut lagi, merenungkan tentang firman Tuhan yang disampaikan melalui Nabi Yeremia pada Bacaan Pertama hari ini.
Agak terkejut juga saya ketika membaca, "Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu!"
Setahu saya, hati itu sumbernya perasaan, semestinya bersifat netral.
Yang dapat berperilaku licik adalah pikiran, adanya di kepala, bukan di hati.
Seringkali orang malah mengatakan "hati kecil-nya mengatakan lain," yang bertentangan dengan perbuatan yang salah.
Hati kecil atau hati nurani adalah perasaan yang murni, yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam.
Bagaimana ia bisa menjadi licik, bahkan lebih licik dari segala sesuatu?

Rupanya yang dimaksud adalah "hati yang sudah membatu", sudah menjadi bebal, hati yang bukan lagi sekedar membeku tapi membatu.
Seharusnya hati bisa mengendalikan pikiran, menjaganya tetap berada pada akal sehat, tetapi karena telah membatu, keras dan bebal, justru hati malah menginisiasi kelicikan.
Celakalah orang yang hatinya mengeras menjadi batu.

Lalu bagaimana ceritanya hati bisa mengeras menjadi batu?
Iya, karena hatinya menjauh dari Tuhan!
Ia tidak lagi mengandalkan Tuhan, tidak lagi menaruh harapan pada Tuhan.
Ia malah mengandalkan kekuatannya sendiri, atau mengandalkan manusia, yang bukan Tuhan.

Menjauhkan hati dari Tuhan adalah tindakan gegabah yang hanya akan membawa kita kepada penderitaan, bukan karena Tuhan akan meninggalkan kita melainkan karena kitalah yang menjauh dari-Nya.
Jika hati telah membatu, dengan apalagi akan dicarikan?
Kalau masih se batas membeku, masih ada peluang untuk dicairkan, tetapi kalau sudah mengeras menjadi batu?
Beginilah yang disampaikan oleh Tuhan kepada Yeremia,
"Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."
Oleh karenanya, kita mesti rajin-rajin memeriksa hati kita, menguji batin kita, agar kita waspada kalau-kalau ia mulai mengental, lalu membeku, dan kalau dibiarkan, maka ia akan membatu.
Berbuat baik itu seperti abrasi di pantai, sekeras apa pun batu karang, lambat laun akan luluh juga.
Berbuat baik itu seperti pohon, yang tak pernah berhenti menghasilkan buah.
Dan berbuat baik kita lakukan, semata-mata karena kita menaruh harapan pada Tuhan dan mengandalkan-Nya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Felix III (II), Paus
Felix berasal dari sebuah keluarga berdarah Romawi. la menjadi paus menggantikan Paus Santo Simplisius pada tahun 483. la dinamakan Felix III (II) karena kira-kira pada tahun 365 ada seorang paus tandingan yang menamakan dirinya Felix lI.
Selama masa kepausannya, Felix menghadapi bidaah Monophysitisme yang menolak ajaran iman tentang kedwitunggalan kodrat Yesus Kristus: Ilahi sekaligus Manusiawi. Untuk memecahkan masalah itu, Kaisar Zeno mengeluarkan suatu rumusan kesatuan yang bermakna ganda, yang disebut Henotikon. Rumusan ini tidak disetujui baik oleh Sri Paus maupun oleh pengikut aliran bidaah Monophisitisme.
Demi pemecahan selanjutnya, Sri Paus Felix memanggil Acacius, Patriark Konstantinopel, penyusun rumusan itu. Acacius menolak datang ke Roma. Maka dia diekskomunikasikan oleh Felix III. Sejak berlakunya ekskomunikasi ini, skisma Acacian mulai tersebar dan terus berkembang hingga kematian Felix III pada tanggal 1 Maret 492.

Santo David, Pengaku Iman
David mungkin lahir di Cardigan, Wales, Inggris pada tahun 520 dari sebuah keluarga bangsawan. la terkenal sebagai seorang biarawan yang aktif mendirikan biara-biara: kurang lebih ada 12 biara yang didirikannya. Dari antara biara-biara itu, biara Menevia di bagian baratdaya Wales adalah biara pusat sekaligus menjadi tempat tinggalnya sebagai pimpinan tertinggi.
Dalam kedudukannya itu David memainkan peranan besar dalam perkembangan Gereja Keltik. Banyak perintis Gereja Irlandia dididik di Menevia; antara lain Santo Finnianus dari Clonard, yang dijuluki sebagai Bapa Monastik Irlandia. Ketenaran namanya pada zaman itu dapat dilihat dari begitu banyak gereja kuno - lebih dari 50 buah gereja - di bagian selatan Wales yang memilih dia sebagai pelindungnya. David meninggal dunia pada tahun 601 di Menevia. la digelari kudus pada tahun 1120 pada masa kepemimpinan Sri Paus Kalistus II (1119-1124), dan diangkat sebagai pelindung suci Wales.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi


Liturgia Verbi 2018-02-28 Rabu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah II

Rabu, 28 Februari 2018



Bacaan Pertama
Yer 18:18-20

"Persekongkolan melawan Nabi Yeremia."

Pembacaan dari Kitab Yeremia:

Para lawan Nabi Yeremia berkata,
"Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia,
sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran,
orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat
dan nabi tidak akan kehabisan firman.
Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri
dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!"

"Perhatikanlah aku, ya Tuhan,
dan dengarkanlah suara pengaduanku!
Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan?
Mereka telah menggali pelubang untuk aku!
Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu,
dan telah berbicara membela mereka,
supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 31:5-6.14.15-16,R:17b

Refren: Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu!

*Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring
yang dipasang orang terhadap aku,
sebab Engkaulah tempat perlindunganku.
Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku;
Sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.

*Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik,
menghantuiku dari segala penjuru;
mereka bermufakat mencelakakan aku,
mereka bermaksud mencabut nyawaku.

*Tetapi aku, kepada-Mu ya Tuhan, aku percaya,
aku berkata, "Engkaulah Allahku!"
Masa hidupku ada dalam tangan-Mu,
lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku
dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!



Bait Pengantar Injil
Yoh 8:12b

Akulah terang dunia, sabda Tuhan,
barangsiapa mengikut Aku ia akan mempunyai terang hidup.



Bacaan Injil
Mat 20:17-28

"Yesus akan dijatuhi hukuman mati."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada waktu yesus akan pergi ke Yerusalem,
Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri
dan berkata kepada mereka,
"Sekarang kita pergi ke Yerusalem
dan Anak Manusia akan diserahkan
kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,
dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.
Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah,
supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan,
tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."

Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus
beserta anak-anaknya kepada Yesus,
lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
Kata Yesus, "Apa yang kaukehendaki?"
Jawab ibu anak itu,
"Berilah perintah, supaya kedua anakku ini
kelak boleh duduk di dalam Kerajaan-Mu,
yang seorang di sebelah kanan-Mu
dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
Tetapi Yesus menjawab,
"Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta.
Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?"
Kata mereka kepada-Nya, "Kami dapat."
Yesus berkata kepada mereka,
"Cawan-Ku memang akan kamu minum,
tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku,
Aku tidak berhak memberikannya.
Itu akan diberikan kepada orang-orang
bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."

Mendengar itu,
marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata,
"Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa
memerintah rakyatnya dengan tangan besi
dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya
dengan keras atas mereka.
Tidaklah demikian di antara kamu!
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu,
dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hambamu.
Sama seperti Anak Manusia:
Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani,
dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Yeremia adalah nabi yang mesti menghadapi perlawanan masif dari orang-orang yang menentangnya, bukan hanya dari kalangan pemimpin kerajaan dan para imam, tetapi juga banyak orang Yehuda termasuk kerabat dan sahabat-sahabatnya sendiri.
Perlawanan yang hebat ini membuat Yeremia bersedih sepanjang hidupnya, mungkin juga merasa sakit hati karena seringkali disakiti, dan bisa jadi juga beberapa kali berada di ujung keputus-asaan.
Tak salah kalau kemudian Yeremia dijuluki sebagai "nabi peratap" karena kitabnya dipenuhi dengan ratapan, termasuk pada Bacaan Pertama hari ini.

Salah satu tulisannya yang membuat saya terenyuh, "Celaka aku, ya ibuku, bahwa engkau melahirkan aku, seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri. Aku bukan orang yang menghutangkan ataupun orang yang menghutang kepada siapa pun, tetapi mereka semuanya mengutuki aku." [Yer 15:10]
Saya jadi teringat perkataan Yesus, "Aku berkata kepadamu, 'Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.'"  [Yoh 12:24]
Itulah yang terjadi pada Yeremia.
Ia mampu bertahan sampai pada kesudahannya, dan justru Yeremia semakin dijunjung setelah ia meninggal dunia, dan bahkan diangkat menjadi pelindung bangsa Israel.
Yeremia adalah sosok yang tak tercela untuk menggambarkan "hamba Tuhan", teladan dari "menyangkal diri" dan "memikul salib".

Kisah Yeremia sungguh menginspirasi saya.
Ah, kesusahan hidup saya hanya se ujung kuku saja dibandingkan Yeremia.
Tak layaklah kalau saya sampai terjatuh akibat persekongkolan kecil yang ingin mencampakkan saya.
Janganlah itu sampai menyurutkan tekad saya untuk melayani Allah Bapa mewartakan kabar sukacita Kristus.



Peringatan Orang Kudus
Santa Antonia, Abbas
Antonia adalah seorang ibu rumah tangga yang saleh. Sepeninggal suaminya, ia memutuskan mengabdikan sisa hidupnya kepada Tuhan dengan menjalani kehidupan sebagai seorang biarawati.
Kemudian dengan bantuan Santo Yohanes Kapistrano, ia mendirikan sebuah biara Klaris yang lebih tegas aturannya di Firenze, ltalia. la sendiri menjadi pemimpin biara itu, hingga hari kematiannya pada tahun 1472.


Santo Hilarus, Paus
Hilarus berasal dari Sardinia. la terpilih sebagai paus menggantikan Paus Leo I (440-461) pada tangga119 November 461. Sebelum menjadi paus, Hilarus melayani umat sebagai diakon selama masa kepemimpinan Paus Leo I. Ketika diadakan konsili di Efesus pada tahun 449, untuk membicarakan tindakan ekskomunikasi atas diri Eutyches, se- orang penyebar ajaran sesat, Hilarus diutus sebagai wakil Paus Leo I.
Selama kepemimpinannya sebagai Paus, Hilarus mengawasi pembangunan beberapa gedung di Roma. Salah satunya ialah Oratorium yang dipersembahkan kepada Santo Yohanes Penginjil.  Selain itu, ia juga berusaha menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi di dalam tubuh Gereja sendiri. Dalam kerangka itu, ia memimpin sebuah sinode di Roma pada tanggal 19 November 462 untuk membicarakan berbagai masalah yang ada di dalam Gereja di Gaul, Prancis. Selanjutnya pada tanggal 19 November 465, ia mengadakan lagi sebuah sinode untuk membicarakan hal pengangkatan dan kuasa yurisdiksi para Uskup Spanyol.
Hilarus meninggal dunia pada tanggal 29 Februari 468 dan dimakamkan di gereja Santo Laurensius di Roma.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi


Liturgia Verbi 2018-02-27 Selasa.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah II

Selasa, 27 Februari 2018



Bacaan Pertama
Yes 1:10.16-20

"Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Dengarlah firman Tuhan, hai para pemimpin,
manusia Sodom!
Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat,
manusia Gomora!
"Basuhlah, bersihkanlah dirimu,
jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat
dari depan mata-Ku.
Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik.
Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam;
belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
Lalu kemarilah, dan baiklah kita beperkara!
firman Tuhan

Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi,
akan menjadi putih seperti salju;
sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba,
akan menjadi putih seperti bulu domba.
Jika kamu menurut dan mau mendengar,
maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu.
Tetapi jika kamu melawan dan memberontak,
maka kamu akan dimakan oleh pedang."
Sungguh, Tuhan sendirilah yang mengucapkan ini.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23,R:23b

Refren: Orang yang jujur jalannya,
akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

*Bukan karena kurban sembelihan engkau dihukum,
sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku!
Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu
atau kambing jantan dari kandangmu.

*Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku,
dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu,
padahal engkau membenci teguran,
dan mengesampingkan firman-Ku?

*Itulah yang engkau lakukan,
Apakah Aku akan diam saja?
Apakah kaukira Aku ini sederajad dengan engkau?
Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu.

*Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban,
ia memuliakan Daku;
dan siapa yang jujur jalannya,
akan menyaksikan keselamatan dari Allah."



Bait Pengantar Injil
Yeh 18:31

Buanglah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap-Ku,
dan perbaharuilah hati serta rohmu.



Bacaan Injil
Mat 23:1-12

"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa berkatalah Yesus
kepada orang banyak dan murid-murid-Nya,
"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
telah menduduki kursi Musa.
Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu
yang mereka ajarkan kepadamu,
tetapi janganlah kamu turuti perbuatan mereka,
karena mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya.
Mereka mengikat-ingat beban berat,
lalu meletakkannya di atas bahu orang,
tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Semua pekerjaan yang mereka lakukan
hanya dimaksud supaya dilihat orang.
Mereka memakai tali sembahyang yang lebar
dan jumbai yang panjang;
mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan
dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
mereka suka menerima penghormatan di pasar
dan suka dipanggil Rabi.
Tetapi kamu, janganlah suka disebut Rabi;
karena hanya satu Rabimu, dan kamu semua adalah saudara.
Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini,
karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
Janganlah pula kamu disebut pemimpin,
karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Kristus.
Siapa pun yang terbesar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu.

Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan,
dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Saya suka analogi dari Kitab Yesaya pada Bacaan Pertama hari ini, yakni perumpamaan tentang pengampunan Tuhan atas pertobatan kita.
Dosa yang diibaratkan seperti kirmizi berwarna merah akan menjadi putih seperti salju, seperti kain yang menjadi merah karena sumba (pewarna) akan menjadi putih seperti bulu domba.
Kira-kira seperti itulah yang terjadi ketika kita bertobat dan menerima pengampunan dari Tuhan.
Analogi ini tentu membantu kita memahami kalau telah terjadi pengampunan, karena memang sulit untuk menela'ah apakah hati kita yang menjadi merah karena berlumuran dosa telah berubah menjadi putih dan kembali menjadi suci.

Sesungguhnya janganlah hendaknya kita menjadi pusing gara-gara urusan warna hati kita ini, sekali pun yang namanya hati tentu dapat dirasakan oleh yang empunya hati itu sendiri, karena hati adalah pusat dari semua perasaan pemiliknya.
Lebih baik kita mengarahkan pandangan kita kepada apa yang telah kita perbuat dan apa yang akan kita perbuat; apakah kita sudah menuruti kehendak Tuhan yang disampaikan melalui perantaraan Yesaya, "Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik."
Yang namanya belajar memang perlu waktu, seringkali malah waktu yang sangat panjang.
Di usia saya sekarang ini, 60 tahun, saya masih belajar.
Berbuat baik tidak bisa terjadi dengan sendirinya, kita perlu belajar untuk dapat melakukannya.
Melalui proses belajar inilah kita akan semakin pandai berbuat baik.

Sebaliknya, janganlah belajar untuk berbuat jahat karena nantinya kita akan menjadi pandai berbuat jahat.
Berbuat jahat mesti dihentikan secara seketika, tak bisa ditunda-tunda, agar tidak ada peluang untuk menjadi pandai berbuat jahat.
Tuhan sendiri berkata, "Jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku."
Maksudnya, jika kita masih saja berbuat jahat, tak kapok-kapok, janganlah datang kepada Tuhan, malu-maluin saja, dan sekaligus sia-sia saja.
Bertobatlah terlebih dahulu, basuhlah dan bersihkanlah hati kita, barulah kita layak datang kepada-Nya untuk memohon pengampunan.

Dan jangan lupa, berbuat baik maupun berbuat jahat itu sifatnya menular.
Berbuat jahat itu adalah penyakit rohani yang dapat menular secara masif, jauh lebih dahsyat daripada penularan berbuat baik.
Berbuat baik juga dapat menular, tetapi sangat lambat dan juga sulit, karena di jaman sekarang ini banyak orang menjadi imun sehingga sulit untuk tertular berbuat baik, dan nampaknya perbuatan baik sudah semakin langka saja.
Sekali pun perbuatan baik itu sulit menular, tapi jangan lupa, se tetes perbuatan baik adalah obat mujarab untuk menghapus dan sekaligus mencegah ratusan perbuatan jahat.
Oleh sebab itu, jangan pusingkan apakah orang-orang di sekitar kita itu telah berbuat baik atau tidak, cukup dengan melongok ke dalam diri kita sendiri saja, apakah saya sudah berbuat baik atau belum.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gabriel Possenti, Pengaku Iman
Semasa kecilnya Gabriel dipanggil dengan nama Fransiskus, mengikuti nama Fransiskus Asisi, pelindung kotanya. la adalah anak bungsu seorang gubernur. Ibunya meninggal dunia ketika ia berumur 4 tahun. Teladan hidup ibunya sangat berpengaruh terutama dalam hal devosi kepada Bunda Maria. Sepeninggal ibunya yang terkasih itu, Bunda Maria menjadi tokoh pengganti yang sungguh dicintainya.
Pada umur 7 tahun, Fransiskus kecil telah diperkenankan untuk menerima Komuni Suci. Di sekolahnya ia dikenal sebagai seorang anak yang pintar, lucu dan suka berpakaian rapi. la juga menjadi seorang teman yang baik dan setia bagi kawan-kawannya. la selalu siap menolong kawan-kawannya, murah hati dan tidak biasa mengeluh apabila dihukum karena kesalahan teman-temannya. Sebagai siswa di Kolese Serikat Yesus, ia tetap unggul dan terus memegang sebutan "Sang Juara' dalam kelasnya. Karena pergaulannya yang ramah dan kelincahannya dalam olahraga, ia sangat disukai banyak orang.
Dalam mata pelajaran Kesusasteraan, ia sangat pandai, terutama dalam Sastera Latin. Ia sangat mahir bersyair dalam bahasa Latin. Sebagai seorang penggemar Sastera, ia terkenaI sebagai seorang pemain drama yang berbakat. Ketika duduk di kelas terakhir, ia diangkat sebagai Ketua Akademis para Siswa dan menjadi Prefek Kongregasi Maria. Sifatnya yang mengingini kesenangan-kesenangan duniawi masih tetap menonjol dalam praktek hidupnya. la suka membaca buku-buku roman, menonton sandiwara, berburu dan berdansa. Kehidupan rohani kurang diindahkannya.
Namun rencana Tuhan atas dirinya tampak jelas. Tuhan tetap membimbingnya. Pada saat Hari Raya Maria Diangkat ke Surga, 15 Agustus 1855, diadakan perarakan patung Bunda Maria mengelilingi kota Spoleta. Uskup Agung kota Spoleta sendiri membawa patung itu. Ketika itu Fransiskus mendengar suara panggilan Bunda Maria: "Fransiskus, engkau tidak diciptakan untuk dunia ini, tetapi untuk menjalani kehidupan bakti kepada Allah di dalam biara". Fransiskus mendengar suara itu dengan takut. la merenungkan kata-kata Bunda Maria itu dengan hati terharu. Semenjak saat itu tumbuhlah keinginannya untuk masuk biara. Dia tidak melamar masuk Serikat Yesus, tempat ia bersekolah, tetapi melamar masuk Kongregasi Imam-imam Passionis.
Di dalam Kongregasi Passionis inilah ia mengganti namanya dengan Gabriel. Pada tahun 1856 ia menerima jubah Kongregasl Passionis.  Namun kehidupannya di dalam biara ini tidak lama. Ia meninggal dunia pada tahun 1862 setelah berhasil menempa dirinya menjadi seorang biarawan Passionis sejati. Selama berada di biara, Gabriel sungguh menunjukkan kesungguhan dalam menata hidup rohaninya. la benar-benar mencintai Yesus Tersalib dan Bunda Maria yang berduka. Devosi kepada Bunda Maria yang telah dilakukannya semerijak kecil terus dilakukannya hingga menjadikan hidupnya suci. Kesuciannya ternyata dari banyak mujizat yang terjadi pada setiap orang yang berdoa dengan perantaraannya. Gabriel menjadi seorang tokoh panutan bagi para kaum muda.


Santo Leander, Uskup
Leander yang menjabat sebagai Uskup Sevilla, Spanyol ini adalah kakak Santo Isidorus. Adik-adiknya Santa Florentina dan Fulgentius dinyatakan kudus juga oleh Gereja. Dengan kesalehan hidupnya dan pengaruhnya yang besar, Uskup Leander berhasil menghantar kembali Raja Hermenegild dan Rekkared beserta seluruh bangsawan Wisigoth ke dalam pangkuan Gereja Katolik.
Leander yang lahir pada tahun 540 ini menghembuskan nafas penghabisan pada tahun 600 di Sevilla, Spanyol. Jabatannya sebagai uskup diambil alih oleh Isidorus adiknya.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi


Liturgia Verbi 2018-02-26 Senin.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah II

Senin, 26 Februari 2018



Bacaan Pertama
Dan 9:4b-10

"Kami telah berbuat dosa dan salah."

Pembacaan dari Nubuat Daniel:

Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat,
yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka
yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu,
kami telah berbuat dosa dan salah;
kami telah berlaku fasik dan telah memberontak;
kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu.
Kami pun tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi,
yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami,
kepada pemimpin-pemimpin kami,
kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri.
Ya Tuhan, Engkaulah yang benar!
Patutlah kami malu seperti pada hari ini,
kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem,
dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh,
di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka
oleh karena mereka berlaku murtad kepada Engkau.
Ya Tuhan,
kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami,
dan bapa-bapa kami
patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau.
Pada Tuhan, Allah kami, ada belas kasih dan pengampunan,
walaupun telah memberontak terhadap Dia,
dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami,
yang menyuruh kami hidup menurut hukum
yang telah diberikan-Nya kepada kami
dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 79:8.9.11.13,R:Mzm  103:10a

Refren: Tuhan tidak memperlakukan kita
setimpal dengan dosa kita.

*Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang kami!
Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami,
sebab sudah sangat lemahlah kami.

*Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat!
Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami
oleh karena nama-Mu!

*Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan;
sesuai dengan kebesaran lengan-Mu,
biarkanlah hidup
orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh.

*Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu,
akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya,
dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun-temurun.



Bait Pengantar Injil
Yoh 6:64b.69b

Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.



Bacaan Injil
Luk 6:36-38

"Ampunilah, dan kamu akan diampuni."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Hendaklah kamu murah hati,
sebagaimana Bapamu adalah murah hati.
Janganlah kamu menghakimi,
maka kamu pun tidak akan dihakimi.
Dan janganlah kamu menghukum,
maka kamu pun tidak akan dihukum;
ampunilah, dan kamu akan diampuni.
Berilah, dan kamu akan diberi:
suatu takaran yang baik dan dipadatkan,
yang digoncang dan yang tumpah ke luar
akan dicurahkan ke dalam ribaanmu.
Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur,
akan diukurkan kepadamu."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita masih merenungkan tentang pertobatan.
Sebelumnya kita telah mempelajari tahapan dari perbuatan dosa sampai kepada pengampunan Tuhan, yaitu: menyadari telah berbuat dosa dan mengakuinya, menyesalinya, lalu memohon pengampunan dari Tuhan disertai tekad untuk tidak mengulangi berbuat dosa.

Sekarang kita lihat Nubuat Daniel, yakni tentang pengakuan dosa, pengakuan bahwa kita ini orang berdosa, dan apa-apa saja yang telah kita perbuat sehingga menimbulkan dosa.
Yang menarik adalah tentang perasaan malu karena telah mengingkari Tuhan.
Perasaan malu semestinya dimiliki oleh setiap orang.
Berbagai penyebab yang dapat menimbulkan malu, entah karena berbuat bodoh, entah karena memang dipermalukan oleh orang lain, dan berbagai penyebab lainnya.
Tapi, adakah kita merasa malu karena telah berbuat dosa?
Sanggupkah kaki kita melangkah memasuki ruangan gereja karena beban dosa yang kita perbuat?  Atau biasa-biasa saja, gak ada masalah tuh?

Ketika kita berbohong atau mencurangi seseorang, adakah perasaan malu saat bertemu dengannya?
Seharusnya ada, merasa malu, lalu menghindar.
Jika iya, artinya kita menyadari telah berbuat dosa, tetapi rasa malu telah menghalang-halangi kita untuk melanjutkan ke proses pertobatan, merasa malu untuk mengakuinya apalagi untuk meminta maaf atau pengampunan.

Ketika kita berhasil mengalahkan perasaan malu, memohon pengampunan, sesungguhnya di saat itu kita telah melepaskan beban yang tertanam di hati kita, terbebaskan dari beban dosa.
Perasaan malu seringkali membuat wajah kita seperti bertopeng, tidak berani menunjukkan wajah aslinya, dan jika tidak ditanggulangi maka akan mengundang dosa-dosa lainnya, menjadi semakin berdosa saja.

Marilah kita bertekad untuk melawan rasa malu untuk mengakui kesalahan dan meminta pengampunan atau maaf, supaya kita dapat merasa merdeka menunjukkan wajah asli kita.



Peringatan Orang Kudus
Santo Alexandros, Pengaku Iman
Alexandros dikenal sebagai Patrik kota Alexandria, Mesir pada abad ke-4 yang gigih membela Gereja dan ajaran iman yang benar dari rongrongan bidaah Arianisme yang menyangkal ketuhanan Yesus.


Santo Didakus Carvalho, Martir
Didakus lahir di Koimbra, Portugal pada tahun 1578. Walaupun masih muda, ia senang sekali dengan kegiatan-kegiatan rohani Gereja, punya semangat merasul yang tinggi serta berhasrat menjadi misionaris di tanah misi agar bisa mengalami kejadian-kejadian "istimewa" sebagaimana dialami oleh misionaris-misionaris.
Cita-citanya ini tercapai pada tahun 1608, tatkala ia tiba di negeri Jepang sebagai seorang imam misionaris. Didakus dikenal sebagai seorang misionaris Yesuit yang unggul. la baik dan ramah kepada umatnya, tidak segan terhadap pekerjaan dan perjalanan yang sukar, dan tidak takut menderita. Semua tantangan yang menimpanya bukan alasan untuk mengabaikan tugas pelayanannya kepada umat demi keselamatan mereka dan demi kemuliaan Allah, sebagaimana terungkap di dalam semboyan serikatnya: "Ad Majorem Dei Gloriam" ("Demi Kemuliaan Allah Yang Lebih Besar").
Didakus terutama mewartakan Injil di propinsi-propinsi yang belum pernah mendengar tentang nama Yesus Kristus dan Injil-Nya, dan mendirikan gereja di wilayah-wilayah itu. Selain berkarya di Jepang, Didakus juga mewartakan Injil di negeri-negeri lain. Penangkapan dan hukuman mati atas dirinya pada tahun 1624 terjadi tatkala ia baru saja kembali dari suatu perjalanan misinya ke luar negeri.
Hukuman nlati atas dirinya berlangsung sangat keji. Ketika itu musim dingin. la dibenamkan dalam air sungai yang hampir beku. Setelah seluruh tubuhnya membeku, ia dikeluarkan lagi dari air untuk disesah hingga babak belur, lalu ditenggelamkan lagi ke dalam sungai. Namun Tuhan menyertainya. Martir suci ini, meski penderitaan hebat menimpa dirinya, ia toh tetap gembira dengan menyanyikan lagu-lagu Mazmur dan menghibur orang-orang serani yang datang menyaksikan pelaksanaan hukuman mati atas dirinya.
Setelah 12 jam lamanya mengalami penderitaan, Didakus menghembuskan nafasnya sebagai seorang martir Kristus yang gagah berani pada usianya 46 tahun.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi


Liturgia Verbi 2018-02-25 Minggu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Minggu Prapaskah II

Minggu, 25 Februari 2018



Bacaan Pertama
Kej 22:1-2.9a.10-13.15-18

"Kurban Bapa Abraham, leluhur kita."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Setelah Abraham mendapat anak, Ishak,
maka Allah mencobai Abraham.
Allah berfirman kepada Abraham,
"Abraham."
Abraham menyahut, "Ya, Tuhan."
Sabda Tuhan, "Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak,
pergilah ke tanah Moria,
dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran
pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."

Maka sampailah mereka ke tempat
yang dikatakan Allah kepada Abraham.
Abraham lalu mengulurkan tangannya,
dan mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit,
"Abraham, Abraham!"
Sahut Abraham, "Ya, Tuhan."
Lalu Tuhan bersabda, "Jangan bunuh anak itu,
dan jangan kauapa-apakan dia.
Kini Aku tahu bahwa engkau takut akan Allah,
dan engkau tidak segan-segan
menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."

Lalu Abraham menoleh,
dan melihat seekor domba jantan di belakangnya,
yang tanduknya tersangkut dalam belukar.
Diambilnya domba itu,
dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya.

Untuk kedua kalinya
berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham,
kata-Nya,
"Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri
-- demikianlah firman Tuhan --
Karena engkau telah berbuat demikian,
dan engkau tidak segan-segan
menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah
dan membuat keturunanmu sangat banyak
seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut,
dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
Melalui keturunanmulah
segala bangsa di bumi akan mendapat berkat,
sebab engkau mentaati Sabda-Ku."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 116:10.15.16-17.18-19,R:9

Refren: Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan,
di negeri orang-orang hidup.

*Aku tetap percaya, sekalipun aku berkata,
"Aku ini sangat tertindas!"
Sungguh berhargalah di mata Tuhan
kematian semua orang yang dikasihi-Nya.

*Ya Tuhan, aku hamba-Mu!
Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu!
Engkau telah melepaskan belengguku!
Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu,
dan akan menyerukan nama Tuhan.

*Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan
di depan seluruh umat-Nya,
di pelataran rumah Tuhan,
di tengah-tengahmu,
ya Yerusalem.



Bacaan Kedua
Rom 8:31b-34

"Allah tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus
kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Allah bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri,
tetapi yang menyerahkan-Nya demi kita semua.
Bagaimana mungkin Ia tidak menganugerahkan segalanya
bersama Anak-Nya itu
kepada kita?

Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah?
Allah yang membenarkan mereka?
Siapakah yang akan menghukum mereka?
Kristus Yesus yang telah wafat?
Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit?
yang juga duduk di sebelah kanan Allah?
yang malah menjadi Pembela bagi kita?

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mrk 9:7

Dari dalam awan terdengarlah suara Allah Bapa,
"Inilah Anak yang terkasih; dengarkanlah Dia."



Bacaan Injil
Mrk 9:2-10

"Inilah anak-Ku terkasih."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari
Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara.
Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes.
dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi.
Di situ mereka sendirian saja.
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,
dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat.
Tidak ada seorang pun di dunia ini
yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.

Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa,
keduanya sedang berbicara dengan Yesus.
Lalu Petrus kepada Yesus,
"Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini!
Baiklah kami dirikan tiga kemah,
satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."

Petrus berkata demikian,
sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya,
karena mereka sangat ketakutan.
Maka datanglah awan menaungi mereka
dan dari dalam awan itu terdengar suara,
"Inilah Anak yang terkasih, dengarkanlah Dia!"
Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling,
mereka tidak lagi melihat seorang pun bersama mereka,
kecuali Yesus seorang diri.

Pada waktu mereka turun dari gunung itu,
Yesus berpesan supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun
apa yang telah mereka lihat itu,
sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
Mereka memegang pesan tadi
sambil mempersoalkan di antara mereka
apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini, dari Kitab Kejadian 22 tentang "Kepercayaan Abraham diuji", saya mendapatkan banyak sekali topik yang dapat dijadikan bahan renungan, entah itu tentang "Allah mencobai Abraham", tentang Ishak yang bertanya kepada bapanya, "Bapa, di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" karena ia tak tahu kalau dirinyalah anak domba yang akan dikurbankan itu, atau tentang jawaban Abraham bahwa Allah yang menyediakan sediri anak domba kurbannya, sesuatu yang "aneh" tentu saja, atau berbagai topik lainnya.
Perikop ini memang kaya akan bahan renungan, terutama jika dikaitkan dengan Perjanjian Baru Kristus.

Hari ini kita akan merenungkan perihal Allah menguji iman Abraham.
Allah yang Maha Mengetahui itu, masih perlukah menguji iman Abraham?
Bukankah merupakan hal mudah bagi Allah untuk mengetahui isi hati Abraham?
Jangankan isi hatinya, sel, atom dan DNA dari Abraham pastilah tidak luput dari pendangan Allah.
Lalu untuk apa Allah menguji Abraham?

Lebih jauh lagi,
jika Abraham saja masih "diragukan" Allah makanya perlu diuji, bagaimana dengan kita sendiri, yang jelas tak seberapa dibandingkan Abraham, bukankah Allah akan sering-sering mencobai kita?

Dalam urusan iman, Allah tidak pernah memaksa-maksa, apalagi sampai menyulap iman kita.
Allah memberi kebebasan kehendak kepada manusia, untuk menentukan sendiri jalan hidup rohaninya, ini dibuat-Nya sejak Adam dan Hawa, dan nampaknya belum diubah sampai sekarang ini atau mungkin tidak akan pernah diubah-Nya.
Karena kebebasan kehendak itulah Hawa akhirnya terjatuh ke dalam dosa, yang kita sebut sebagai dosa asal.

Seperti yang berulang kali saya tulis, Allah tidak menciptakan robot, melainkan manusia yang mempunyai hati untuk merasakan, yang mempunyai syaraf untuk merasakan kesakitan, dan yang mempunyai kebebasan berkehendak.

Nah, karena Allah akan mengikatkan diri-Nya dalam perjanjian besar dengan Abraham dan semua keturunan Abraham, sesuatu yang sangat serius tentunya karena Allah bukanlah tipe mencela-mencele yang gampang berubah-ubah;  kekekalan adalah sifat ilahi.
Maka Allah memandang perlu untuk memastikan kesiapan Abraham mengadakan pernjajian dengan-Nya.

Lalu bagaimana dengan kita, apakah Allah juga akan mencobai kita dan akan mengikat perjanjian eksklusif dengan kita?
Saya rasa tidak, karena sejak Allah mengutus Putera Tunggal-Nya, tak ada lagi "perjanjian susulan" karena perjanjian yang dimateraikan melalui Allah Putera itu besifat final, tuntas, dan berlaku sampai saat kedatangan kedua Yesus Kristus.

Jadi, kalau kita merasa sedang dicobai Allah, percayalah kalau itu bukan berasal dari Allah, saya pastikan itu berasal dari iblis;  iblis memang jagonya mengiming-iming, mencobai, mengintimidasi atau mengancam-ancam.
Semakin kita patuh dan setia kepada Allah, semakin deras cobaan dilontarkan oleh iblis dan kawanannya.
Siapa yang bertahan sampai pada kesudahannya, akan selamat.



Peringatan Orang Kudus
Santa Walburga, Abbas
Walburga lahir pada tahun 710 di Devonshire, lnggris.  Saudari Santo Winebald dan Willibald ini masih mempunyai hubungan keluarga dengan Santo Bonifasius yang dikenal sebagai "Rasul bangsa Jerman".
Ketika berumur 11 tahun, Walburga dididik di biara Benediktin, Wimborne di Dorsetshire, lnggris. Kemudian dia diterima sebagai anggota dari biara itu. la tetap tinggal di biara Wimborne sampai tahun 748 sambil membantu Santo Bonifasius mendirikan biara-biara di beberapa daerah Jerman yang baru dikristenkan. Kemudian ia pergi ke Jerman dan menjadi abbas untuk para biarawati yang mendiami biara Benediktin di Heidenheim yang didirikan oleh saudaranya Santo Winebald. Sesudah Winebald meninggal dunia pada tahun 761. Walburga menjadi abbas untuk seluruh blara yang ada di Jerman. Ia melayani biara-biara ini hingga kematiannya pada tahun 779 di Heidenheim. Jerman.
Semenjak abad kesembilan, nama Walburga terkenal luas di kalangan umat Jerman karena semacam "minyak pengobat penyakit yang mengalir dari batu padas di bawah tempat duduknya di gereja Salib Suci Eichstatt, Jerman. Minyak ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi


Liturgia Verbi 2018-02-24 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah I

Sabtu, 24 Februari 2018



Bacaan Pertama
Ul 26:16-19

"Engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu."

Pembacaan dari Kitab Ulangan:

Di padang gurun seberang Sungai Yordan
Musa berbicara kepada bangsanya,
"Pada hari ini Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau
melakukan ketetapan dan peraturan;
lakukanlah semuanya itu dengan setia,
dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu.
Pada hari ini engkau telah menerima janji dari Tuhan:
Ia akan menjadi Allahmu,
dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya,
dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya,
dan mendengarkan suara-Nya.
Dan pada hari ini pula
Tuhan telah menerima janji dari padamu
bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya,
seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu,
dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya.
Ia pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa
seperti yang telah dijanjikan-Nya,
untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat.
Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu,
seperti yang dijanjikan-Nya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 119:1-2.4-5.7-8,R:1

Refren: Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.

*Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela,
yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Berbahagialah orang-orang yang memegang
peringatan-peringatan-Nya,
yang mencari Dia dengan segenap hati.

*Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu,
supaya dipegang dengan sungguh-sungguh.
Kiranya hidupku mantap
untuk berpegang pada ketetapan-Mu!

*Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur,
apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil.
Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu,
janganlah tinggalkan aku sama sekali.



Bait Pengantar Injil
2Kor 6:2b

Waktu ini adalah waktu perkenanan.
Hari ini adalah hari penyelamatan.



Bacaan Injil
Mat 5:43-48

"Haruslah kamu sempurna,
sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Kamu telah mendengar firman:
Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Tetapi Aku berkata kepadamu:
Kasihilah musuh-musuhmu,
dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Karena dengan demikian
kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga.
Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit
bagi orang yang jahat dan bagi orang yang baik pula,
hujan pun diturunkan-Nya
bagi orang yang benar dan juga orang yang tidak benar.
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu,
apakah upahmu?
Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja,
apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain?
Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
Karena itu haruslah kamu sempurna,
sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Lebih jauh tentang perjanjian Tuhan dengan bangsa Israel melalui perantaraan Nbai Musa, dari Kitab Ulangan pada Bacaan Pertama hari ini.
Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk melaksanakan semua ketetapan dan peraturan Tuhan dengan setia, dengan segenap hati dan jiwa.
Maka dengan demikian Tuhan akan menjadi Allah mereka, dan menjadikan mereka sebagai umat kesayangan-Nya, serta mengangkat mereka menjadi umat yang terpuji, ternama dan terhormat.
Mereka akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan.

Lumayan sering saya menerima pujian, cukup dikenal orang dan sesekali ditempatkan di tempat terhormat, namun itu semua takkan pernah cukup, karena harapan saya menerima semuanya itu dari Tuhan.
Saya merindukan menjadi umat kesayangan-Nya.
Mungkinkah itu terwujud?

Jawabannya jelas: sangat mungkin, dan bahkan cukup mudah untuk diraih, karena persyaratannya sesungguhnya tidaklah berat, yakni asal kita melakukan segala ketetapan dan peraturan Tuhan dengan setia, dengan segenap hati dan jiwa.
Orang merasa hal ini sebagai sesuatu yang sulit karena ia tidak sungguh-sungguh berharap menjadi umat kesayangan Tuhan.
Orang merasa sulit karena sesungguhnya ia berharap menjadi kesayangan umat manusia, demi hasrat duniawinya.
Orang menjadi sulit karena ia tidak sungguh-sungguh memandang bahwa semua ketetapan dan peraturan Tuhan itu baik adanya, tetapi memandangnya sebagai belenggu yang menyiksa dirinya.

Konsekuensinya memang mesti dipikul.
Menjadi kesayangan Tuhan, maka ia akan dibenci oleh dunia.
Menjadi kesayangan dunia akan menjauhkan diri dari Tuhan.
Hidup di dunia ada batas waktunya, tetapi hidup bersama Tuhan bersifat kekal, untuk selama-lamanya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Montanus dan Lucius dkk, Martir
Para martir suci: Montanus dan Lucius bersama kawan-kawannya, yaitu Flavianus, Yulianus, Viktorikus. Quartillosia, Viktor, Donatian, Primolus dan Renus, dipenjarakan di Kartago (Tunisia) karena berpegang teguh pada imannya akan Kristus. Selama mendekam di dalam penjara mereka kekurangan makanan dan minuman sehingga beberapa dari antara mereka mati. Sebagian yang lain kemudian diseret ke tempat penjagalan.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi


Liturgia Verbi 2018-02-23 Jumat.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah I

Jumat, 23 Februari 2018

PW S. Polikarpus, Uskup dan Martir



Bacaan Pertama
Yeh 18:21-28

"Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik?
Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan, supaya ia hidup?"

Pembacaan dari Nubuat Yehezkiel:

Beginilah Tuhan Allah berfirman,
"Jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya
dan berpegang pada segala ketetapan-Ku
serta melakukan keadilan dan kebenaran,
ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi,
ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya.
Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik?
Demikianlah firman Tuhan Allah.
Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan, supaya ia hidup?

Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya
dan melakukan kecurangan
seperti segala kekejian yang dilakukan orang fasik,
apakah ia akan hidup?
Segala kebenaran yang dilakukannya tidak akan diingat-ingat lagi.
Ia harus mati karena ia berubah setia,
dan karena dosa yang dilakukannya.

Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat!
Dengarlah dulu, hai kaum Israel!
Apakah tindakan-Ku yang tidak tepat
ataukah tindakanmu yang tidak tepat?

Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya
dan melakukan kecurangan sehingga ia mati,
ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya.
Sebaliknya,
kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya
dan ia melakukan keadilan dan kebenaran,
ia akan menyelamatkan nyawanya.
Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya,
maka ia pasti hidup, ia tidak akan mati."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 130:1-2.3-4ab.4c-6.7-8,R:3

Refren: Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan,
siapakah yang dapat tahan?

*Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan!
Tuhan, dengarkanlah suaraku!
Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian
kepada suara permohonanku.

*Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan,
siapakah yang dapat tahan?
Tetapi pada-Mu ada pengampunan,
maka orang-orang takwa kepada-Mu.

*Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti,
dan aku mengharapkan firman-Nya.
Jiwaku mengharapkan Tuhan
lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.
Lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi,
berharaplah kepada Tuhan, hai Israel!

*Sebab pada Tuhan ada kasih setia,
dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.
Dialah yang akan membebaskan Israel
dari segala kesalahannya.



Bait Pengantar Injil
Yeh 18:31

Buangkanlah daripadamu,
segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku, sabda Tuhan,
dan perbaharuilah hati serta rohmu.



Bacaan Injil
Mat 5:20-26

"Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya,
"Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar
daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.

Kalian telah mendengar
apa yang difirmankan kepada nenek moyang kita:
Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
Tetapi Aku berkata kepadamu:
Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum;
barangsiapa berkata kepada saudaranya: Kafir!
harus dihadapkan ke Mahkamah Agama
dan siapa yang berkata: Jahil!
harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

Sebab itu,
jika engkau mempersembahkan persembahan di atas mezbah
dan engkau teringat akan sesuatu
yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
tinggalkanlah persembahan di depan mezbah itu,
dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu,
lalu kembali untuk mempersembahkan persembahan itu.

Segeralah berdamai dengan lawanmu
selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan,
supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim,
dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya,
dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana,
sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Melalui nubuat Yehezkiel, Tuhan menegaskan sikap-Nya terhadap perilaku manusia.
Orang yang bertobat lalu hidup menurut ketetapan Tuhan, maka semua dosa yang diperbuat sebelumnya tidak akan diingat-ingat lagi.
Sebaliknya, orang yang hidup benar menurut ketetapan Tuhan, tetapi kemudian berpaling daripada-Nya dan berbuat jahat, maka segala kebenaran yang pernah diperbuat sebelumnya tidak akan diingat-ingat lagi.

Nampaknya apa yang telah kita perbuat di masa lalu tidak lagi penting di hadapan Tuhan.
Semuanya tergantung pada hari ini dan esok.
Jika hari ini kita menjadi insaf, menyadari kekeliruan dan dosa yang telah kita perbuat, lalu menempuh pertobatan, maka semua dosa di masa lalu akan dihapuskan, tak lagi diingat-ingat oleh Tuhan.

Wah, enak sekali ya, nampaknya kita boleh berbuat dosa sebanyak-banyaknya, setelah puas berbuat dosa barulah menempuh pertobatan, segala dosa itu tak lagi diingat-ingat oleh Tuhan, segala urusan menjadi beres, dan kita bisa masuk surga.
Lalu untuk apa bersusah-susah selama masa Prapaskah tahun ini, bukankah pertobatan bisa kita lakukan tahun depan?  Atau tahun depannya lagi?
Tapi, kalau tahun depan tidak sempat lagi karena telah meninggal dunia, bagaimana?

Baiklah kalau begitu, tahun ini kita bertobat, lalu suka-suka lagi berbuat dosa, lalu bertobat lagi tahun depan.
Kalau tahun depan tidak sempat lagi, iya hanya menyisakan dosa setahun saja.
Boleh begitu?

Selama kita masih senang berbuat dosa, selama itu pula kita tidak akan pernah bisa insaf dan bertobat.
Pertobatan yang sungguh-sungguh akan terjadi jika kita menyadari bahwa dosa telah menjauhkan kita dari Tuhan, oleh karenanya pastilah akan kita hindari sekuat tenaga agar jangan sampai berbuat dosa, karena itu merugikan diri kita sendiri.
Sebagaimana halnya kita berusaha mati-matian menghindari makan atau minum racun karena kita tahu racun itu bisa mencelakai kita, begitu pulalah terhadap dosa yang harus dihindari jauh-jauh karena dapat mencelakai kita.
Mana bisa kita berkata begini, "Tidak apa-apa minum racun, toh nanti kita bisa minta penawarnya dari dokter?"
Mau minum racun walaupun kita sangat yakin ada penawarnya?
Samalah urusannya dengan dosa, mau berbuat dosa walaupun kita yakin akan memperoleh pengampunan melalui pertobatan?



Peringatan Orang Kudus
Santo Polykarpus, Uskup dan Martir
Polykarpus adalah seorang Uskup Gereja perdana di Smyrna (Turki). Murid Santo Yohanes Penginjil ini memimpin Gereja di Smyrna sampai meletusnya kekacauan yang didalangi oleh para musuh Gereja pada tahun155. la sendiri pun ditangkap oleh orang-orang itu.
Ketika ditangkap, ia tidak memberikan perlawanan apa pun, bahkan ia tersenyum dan menjamu para penangkapnya dengan makanan yang lezat. Kepada mereka, ia berkata: "Jadilah kehendak Tuhan atas diriku". la memohon agar kepadanya diberikan waktu sedikit untuk berdoa. Setelah itu, ia dibelenggu dan diarak di tengah-tengah orang banyak menuju kediaman prokonsul untuk diadili.
Sewaktu diadili, prokonsul dengan keras memaksanya untuk menghojat Kristus dan mempersembahkan korban kepada dewa-dewa Romawi. la dengan tegas berkata: "Sudah delapanpuluh enam tahun saya mengabdi Kristus, dan tidak pernah saya alami bahwa Kristus berbuat salah kepadaku. Bagaimana mungkin saya menghojat Raja dan Penyelamatku? Tuhanku Yesus Kristus tidak saja berkata "bertahanlah dan teguhlah dalam imanmu; cintailah sesamamu; berbelaskasihlah kepada sesamamu, dan bersatulah di dalam kebenaran, melainkan juga Dirinya sendiri dijadikan contoh yang mencolok mata tentang semuanya itu" ".
Mendengar kata-kata Polykarpus itu, prokonsul berang dan segera menjatuhkan hukuman bakar atas diri Polykarpus. Hukuman ini tidak sedikitpun menggentarkan hati Polykarpus, karena ia tahu bahwa kebenaran ada di pihaknya. la bahkan mensyukuri peristiwa tragis ini.
Berita pembunuhan atas diri Polykarpus ini tersebar ke seluruh umat Smyrna. Seluruh umat memang menyesalkan tindakan brutal prokonsul itu tetapi mereka tidak patah semangat untuk tetap mengimani Kristus. Mereka saling meneguhkan dengan mengedarkan selebaran berikut: "Kristus kita sembah karena Dia adalah Putra Allah. Para martir kita sayangi sebagai murid Kristus karena imannya yang tak terperikan kepada Kristus, Raja dan Tuhan, hingga titik darah penghabisan. Semoga kita pun menjadi kawan dan rekan mereka dalam menanggung semua penderitaan yang ditimpakan kepada kita".
Di atas kubur Polykarpus, mereka menulis: "Dirimu kami cintai melebihi berlian, kami sayangi melebihi emas permata, dan kami baringkan tubuhmu yang suci di tempat yang layak bagimu. Di tempat ini ingin kami berkumpul dengan gembira untuk merayakan ulang tahun wafatmu sebagai martir Kristus yang jaya ".


Santo Willigis, Pengaku Iman
Willigis adalah seorang anak dari orang kebanyakan; namun ia berhasil menjadi kanselir tiga orang kaisar Jerman. Negarawan bijaksana ini berhasil menjaga keamanan seluruh negeri.  Sebagai Uskup Mainz dan wakil Paus, ia mengangkat uskup-uskup yang baik, mendirikan gereja- gereja dan membangun banyak jembatan. la membangun sekolah-sekolah untuk memajukan ilmu. Willigis menegakkan tata tertib dan memajukan kegiatan penghonnatan kepada Tuhan.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi


Liturgia Verbi 2018-02-22 Kamis.

Liturgia Verbi (B-II)
Pesta Takhta S. Petrus, Rasul

Kamis, 22 Februari 2018



Bacaan Pertama
1Ptr 5:1-4

"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus:

Saudara-saudara terkasih,
sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus,
yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan
yang akan dinyatakan kelak,
aku menasihati para penatua di antara kamu:
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu,
jangan dengan terpaksa,
tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah,
dan jangan karena mau mencari keuntungan,
tetapi dengan pengabdian diri.
Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah
atas mereka yang dipercayakan kepadamu,
tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.
Maka, apabila Gembala Agung datang,
kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 23:1-3.4.5.6,R:1

Refren: Tuhan gembalaku, aku takkan berkekurangan.

*Tuhan gembalaku, aku takkan berkekurangan.
Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau.
Ia membimbing aku ke air yang tenang,
dan menyegarkan daku.
Ia menuntun aku di jalan yang lurus,
demi nama-Nya yang kudus.

*Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam,
aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.
Tongkat gembalaan-Mu,
itulah yang menghibur aku.

*Engkau menyediakan hidangan bagiku,
di hadapan segala lawanku.
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak,
pialaku penuh berlimpah.

*Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku
seumur hidupku.
Aku akan diam dalam rumah Tuhan
sepanjang masa.



Bait Pengantar Injil
Mat 16:18

Engkau adalah Petrus,
di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.



Bacaan Injil
Mat 16:13-19

"Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi.
Ia bertanya kepada murid-murid-Nya,
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
Jawab mereka,
"Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis,
ada juga yang mengatakan: Elia,
dan ada pula yang mengatakan: Yeremia
atau salah seorang dari para nabi."

Lalu Yesus bertanya kepada mereka,
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus,
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Kata Yesus kepadanya,
"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus,
sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa-Ku yang di surga.
Dan Aku pun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.
Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga,
dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di surga."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Marilah kita segarkan ingatan dan pemahaman kita tentang siapa sesungguhnya pemimpin puncak dari gereja kita.
Ada yang mengatakan, "Tentu saja Paus, Bapa Suci kita yang bertakhta di Vatikan."
Ada juga yang mengatakan Petrus, terlebih jika dikaitkan dengan peringatan Pesta Takhta Santo Petrus hari ini.
Petrus adalah yang pertama (Primat Petrus) dan Paus adalah penerus-penerusnya.
Kutipan Injil Matius 16:18 menguatkan keyakinan ini, "Aku berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya."

Kalau kita cermat membaca ayat di atas, maka ketika Yesus mengatakan "Aku akan mendirikan jemaat-Ku" segeralah kita faham kalau Kristus adalah pemimpin tertinggi gereja.
Dan ketika kita kaitkan dengan sabda Allah yang disampaikan kepada Bunda Maria melalui perantaraan malaikat Gabriel, maka kita pun menjadi semakin yakin bahwa Kristus adalah pemimpin tertinggi gereja,
" Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." [Luk 1:32-33]

Jika demikian halnya, lalu apa peran Petrus, Paulus dan juga para paus di Vatikan?
Oh tidak, mereka adalah gembala-gembala utama di dalam gereja, perannya tentu saja sangat besar.
Yesus sendiri mengatakan telah memberikan "kunci Kerajaan Surga" kepada Petrus yang kemudian diwariskan secara turun temurun, sampai sekarang kunci itu berada di tangan Paus.

Pada Bacaan Pertama hari ini, Rasul Petrus secara tegas menuliskan, "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu,
jangan dengan terpaksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah,
dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri."
Ini adalah mandat yang diberikan oleh Rasul Petrus kepada pemimpin-pemimpin gereja, entah itu pastor paroki, uskup, kardinal, dan termasuk para tokoh dan sesepuh gereja, karena memang sejak jaman rasul, awam telah dilibatkan bersama kaum klerus untuk mengurusi kepemimpinan gereja.
Misalnya saja di paroki, ada  DPP (Dewan Pimpinan Paroki) yang diketuai oleh pastor paroki dan anggota terdiri dari pemimpin awam.



Peringatan Orang Kudus
Santo Petrus  (Pesta Takhta Suci Santo Petrus)
Menurut cerita lisan yang beredar di kalangan Gereja, Santo Petrus yang diberi kuasa oleh Yesus untuk memimpin Gereja mendirikan dua buah takhta keuskupan. Yang pertama didirikan di Antiokia, di tengah-tengah kaum Yahudi dan orang-orang kafir pada tahun 35. Di sana Petrus memimpin, jemaatnya selama tujuh tahun. Setelah dua kali me- ngunjungi Roma, maka pada tahun 65 ia menetap di sana sebagai Uskup pertama.
Maksud pesta Takhta Suci Santo Petrus ini ialah untuk menghormati Petrus sebagai Wakil Kristus dan Gembala tertinggi Gereja yang mempunyai kuasa rohani atas segenap anggota Gereja dan semua Gereja setempat. Kuasa Petrus ini - yang lazim disebut Primat Petrus - diberikan langsung oleh Yesus sebelum kenaikanNya ke surga (Yoh 21: 15-19).


Santa Margaretha dari Cortona, Pengaku iman
Margaretha tergolong gadis yang malang hidupnya terlebih-lebih setelah ibunya meninggal. Gaya hidupnya sembrono tanpa kendali. Nasehat-nasehat saleh dari ibunya tidak lagi dituruti. Demikian pula kewajiban-kewajiban agama. Gejolak remajanya tak kuasa dikendalikannya. la bergaul dan bersenang-senang dengan pemuda-pemuda tanggung yang buruk akhlaknya. Pada usia 16 tahun, ia mengikuti seorang pemuda bangsawan ke Montepulsiano. Di sana ia hidup bersama pemuda itu sebagai istri selir.
Pada suatu hari ia mengikuti anjing kesayangan tuannya, yang menunjukkan tanda-tanda aneh tentang suatu kejadian. Sampai di suatu tempat, anjing itu berhenti sambil menyalak-nyalak. Ternyata di situ tergeletaklah pemuda bangsawan itu dalam keadaan berlumuran darah dan tak bernyawa lagi. Pemuda itu dibunuh oleh orang yang tak dikenal. Karena peristiwa ini, Margaretha diusir dari istana bersama dengan anaknya. la pergi ke rumah ibu tirinya tetapi di sana ia tidak diterima. Setelah luntang-lantung beberapa hari, ia lalu pergi ke biara Suster-suster Santo Fransiskus untuk minta perlindungan. Di biara itu ia diterima.
Di biara inilah, Margaretha mulai menyadari kebejatan hidupnya. la bertobat dan berniat untuk meninggalkan perbuatan-perbuatannya yang bejat itu. Pada suatu hari minggu ia pergi ke kampung halamannya, Laviano, untuk berdoa di gereja dan mengakui dosa-dosanya.
Setelah mengalami banyak percobaan batin yang berat, akhirnya ia diterima sebagai anggota Ordo Ketiga Santo Fransiskus. Keanggotaannya di dalam ordo ini sungguh suatu anugerah Tuhan baginya. la mulai menata hidupnya secara baru dalam doa dan karya-karya amal. Akhirnya ia sendiri mendirikan sebuah rumah sakit untuk orang-orang miskin. Anaknya sendiri menjadi seorang imam dalam Ordo Santo Fransiskus. Margaretha meninggal dunia pada tahun 1297 di Cortona.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

<��"L(