Liturgia Verbi 2017-04-01 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa Pekan Prapaskah IV

Sabtu, 1 April 2017

Hari Sabtu Imam.
Marilah berdoa bagi para imam, agar Bapa Di Surga memberkati segala pelayanan mereka, serta dikuatkan dalam menghadapi godaan, cobaan dan marabahaya.



Bacaan Pertama
Yer 11:18-20

"Aku seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih."

Pembacaan dari Kitab Yeremia:

Nabi berkata:
"Tuhan memberitahukan ancaman-ancaman
yang dirancang orang terhadapku;
maka aku mengetahuinya.
Pada waktu itu Engkau, ya Tuhan,
memperlihatkan ancaman mereka kepadaku.
Dulunya aku seperti anak domba jinak
yang dibawa untuk disembelih;
aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat
terhadap aku dengan berkata,
"Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya!
Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup,
sehingga namanya tidak diingat orang lagi!"

Tetapi, Tuhan semesta alam, yang menghakimi dengan adil,
yang menguji batin dan hati,
biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka,
sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 7:2-3.9b-10.11-12,R:2a

Refren: Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung.

*Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung;
selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku
dan lepaskanlah aku,
supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku
dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.

*Hakimilah aku, Tuhan, apakah aku benar,
dan apakah aku tulus ikhlas.
Biarlah berakhir kejahatan orang fasik,
tetapi teguhkanlah orang yang benar,
Engkau, yang menguji hati dan batin orang,
ya Allah yang adil.

*Perisaiku adalah Allah,
yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati;
Allah adalah Hakim yang adil
dan Allah yang murka setiap saat.



Bait Pengantar Injil
Luk 8:15

Orang yang mendengarkan firman Tuhan,
dan menyimpannya dalam hati yang baik,
dan menghasilkan buah dalam ketekunan.



Bacaan Injil
Yoh 7:40-53

"Apakah Engkau juga orang Galilea?"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa Yesus mengajar di Yerusalem.
Beberapa di antara orang banyak,
yang mendengarkan perkataan Yesus, berkata,
"Dia ini benar-benar nabi yang akan datang."
Yang lain berkata, "Ia ini Mesias."
Tetapi yang lain lagi berkata,
"Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!
Karena Kitab Suci mengatakan
bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud
dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal."
Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak
karena Yesus.
Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia,
tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuh-Nya.

Maka ketika penjaga-penjaga
yang ditugaskan imam-imam kepala dan orang-orang Farisi
pergi kepada imam-imam kepala,
orang-orang Farisi berkata kepada mereka,
"Mengapa kamu tidak membawa-Nya?"
Jawab penjaga-penjaga itu,
"Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!"
Jawab orang Farisi itu kepada mereka,
"Adakah kamu juga disesatkan?
Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin
yang percaya kepada-Nya,
atau seorang di antara orang-orang Farisi?
Orang banyak itu tidak mengenal hukum Taurat!
Terkutuklah mereka!"

Nikodemus, seorang dari mereka
yang dahulu telah datang kepada Yesus,
berkata kepada mereka,
"Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang
sebelum ia didengar,
dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?"
Jawab mereka, "Apakah engkau juga orang Galilea?
Selidikilah Kitab Suci,
dan engkau akan tahu
bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea."
Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Belakangan ini "tabayyun" banyak dibicarakan orang di mana-mana.
Banyak di antara kita, orang kristen, menganggap itu sebagai pemahaman lain, bukan kristen, sehingga tak perlu dipersoalkan.
Hari ini, pada Bacaan Inil, seorang Farisi dan Pemimpin agama Yahudi bernama Nikodemus, menyampaikan hukum Taurat yang sama dengan tabayyun, bahwa sebelum memutuskan apakah seseorang itu bersalah atau tidak, maka wajib hukumnya untuk mencari tahu apa yang telah diperbuat oleh orang itu, yakni dengan mendengarkan langsung dari yang bersangkutan.
"Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar, dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?" demikian ujar Nikodemus.

Orang-orang arogan dan mau memang sendiri memang mudah sekali memutuskan sesuatu tanpa tabayyun.
Mereka menilai seseorang berdasarkan asal-usul dan suku tanpa melihat kemungkinan adanya kebenaran di balik permasalahan, langsung saja memutuskan secara se pihak.

Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat tahunya kalau Yesus itu berasal dari Nazaret, padahal dalam Kitab Suci jelas-jelas disebut kalau Mesias itu berasal dari keturunan Daud, dari kampung Betlehem di Yudea.
Tidak ada nabi yang datang dari Galilea; Nazaret letaknya di Galilea.

Hukum Tabayyun ini tentu saja baik, setidaknya menurut ukuran dan kearifan dunia, karena dapat menegakkan keadilan bagi semua orang, dan menghindarkan dari kesalahan menghukum orang yang tidak bersalah.
Hukum manusia, apa pun bentuknya, memang sengaja dibuat orang untuk memelihara ketertiban umum, mencegah orang melakukan hal-hal yang dapat merugikan orang lain.

Tetapi Yesus tidak pernah memberikan kuasa atau pun melimpahkan wewenang kepada orang untuk menghakimi atau menghukum orang lain secara orang per orang atau secara individual.
Yesus memberi kuasa kepada para rasul-Nya untuk mengusir roh jahat, melenyapkan penyakit badan dan segala kelemahan manusia. [Mat 10:1], tetapi tidak menjadikan para murid-Nya semacam "algojo" bagi orang lain.

Setelah proses tabayyun pun, katakanlah seseorang dapat dibuktikan bersalah, kalau mengikuti ajaran Yesus, orang itu tidak boleh dihukum.
Yesus meminta kita untuk mengampuni orang lain sebanyak 70x7 kali.
Dengan mengampuni orang lain maka dosa dan kesalahan kita pun akan diampuni oleh Tuhan.
Dan malahan Yesus telah memberitahu apa yang baik untuk kita lakukan, seperti yang dilakukan oleh Yesus sendiri.
Justru kita diminta untuk datang kepada orang-orang yang bersalah atau berdosa, membantunya untuk memperoleh pertobatannya.
"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."  [bdk Mat 9:12-13]
"Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya."  [Yoh 12:47b]

Kita juga sama, diutus oleh Yesus untuk berperan-serta menyelamatkan dunia, bukan menghakiminya.
Apakah kita mau, hati dan pikiran kita digonjang-ganjing oleh kesalahan dan dosa yang diperbuat oleh orang lain?
Bukankah hal itu hanya akan menjadikan diri kita marah, benci atau malah dendam?
Yesus mau agar kita berbelas-kasih, karena kasih-Nya itulah yang menyelamatkan orang.
Mari kita lakukan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Hugo, Uskup dan Pujangga
Hugo lahir pada tahun 1053. Dalam usia yang masih sangat muda ia diangkat menjadi Uskup Grenoble, Prancis pada tahun 1080. Semula ia tidak bersedia menerima tugas yang mulia itu mengingat usianya masih sangat muda dan masih sering tertarik pada hal-hal duniawi. Tetapi ia akhirnya menerima juga jabatan itu karena pilihan atas dirinya didukung oleh banyak orang.
Dalam pelaksanaan tugas kegembalaannya, ia dengan tegas menentang praktek simonia (pembelian jabatan gerejani dengan uang) dan praktek pernikahan imam-imam serta menghukum para pegawai tinggi yang menyita harta kekayaan Gereja. la juga giat membantu sahabatnya Santo Bruno dalam pembangunan biara Kartus pertama. Hugo meninggal dunia pada tahun 1132.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-03-31 Jumat.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa Pekan Prapaskah IV

Jumat, 31 Maret 2017



Bacaan Pertama
Keb 2:1a.12-22

"Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati yang keji terhadapnya."

Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan:

Orang-orang fasik berkata satu sama lain,
karena angan-angan mereka tidak tepat,
"Marilah kita menghadang orang yang baik,
sebab bagi kita ia menjadi gangguan
serta menentang pekerjaan kita.
Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita,
dan kepada kita dipersalahkannya
dosa-dosa terhadap pendidikan kita.
Ia membanggakan mempunyai pengetahuan tentang Allah,
dan menyebut dirinya anak Tuhan.
Bagi kita ia merupakan celaan atas anggapan kita;
melihat dia saja sudah berat rasanya bagi kita.
Sebab hidupnya sungguh berlainan dari kehidupan orang lain,
dan lain dari lainlah langkah lakunya.
Kita dianggap olehnya sebagai orang yang tidak sejati,
dan langkah laku kita dijauhinya seolah-olah najis adanya.
Akhir hidup orang benar dipujinya bahagia,
dan ia bermegah-megah bahwa bapanya ialah Allah.
Coba kita lihat apakah perkataannya benar,
dan ujilah apa yang terjadi waktu ia pulang.
Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah,
niscaya Allah akan menolong dia
serta melepaskannya dari tangan para lawannya.
Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa,
agar kita mengenal kelembutannya
serta menguji kesabaran hatinya.
Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya,
sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan."
Demikianlah mereka berangan-angan,
tapi mereka sesat, karena telah dibutakan oleh kejahatan mereka.
Maka mereka tidak tahu akan rahasia-rahasia Allah,
tidak yakin akan ganjaran kesucian,
dan tidak menghargakan kemuliaan bagi jiwa yang murni.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 34:17-18.19-20.21.23,R:19a

Refren: Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati.

*Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat
untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan;
dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.

*Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati,
Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
Kemalangan orang benar memang banyak,
tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu.

*Ia melindungi segala tulangnya,
tidak satu pun yang patah.
Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya,
dan semua orang yang berlindung pada-Nya
tidak akan menanggung hukuman.



Bait Pengantar Injil
Mat 4:4b

Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.



Bacaan Injil
Yoh 7:1-2.10.25-30

"Orang-orang Farisi berusaha menangkap Yesus,
tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia,
sebab saat-Nya belum tiba."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Yesus berjalan keliling Galilea;
Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea,
karena di sana orang-orang Yahudi berusaha membunuh-Nya.
Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi,
yaitu hari raya Pondok Daun.
Sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu,
Ia pun pergi juga ke sana,
tidak terang-terangan tetapi diam-diam.

Beberapa orang Yerusalem berkata,
"Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh?
Lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa,
dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya.
Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu,
bahwa Ia adalah Kristus?
Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya,
padahal bila Kristus datang,
tidak ada seorang pun yang tahu dari mana asal-Nya."

Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru,
"Memang Aku kamu kenal, dan kamu tahu dari mana asal-Ku;
namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri,
tetapi diutus oleh Dia yang benar, yang tidak kamu kenal.
Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia,
dan Dialah yang mengutus Aku."

Mereka berusaha menangkap Yesus,
tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia,
sebab saat-Nya belum tiba.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Bacaan Injil dan Bacaan Pertama hari ini nampaknya dapat menggambarkan situasi yang terjadi di Indonesia sekarang ini, orang-orang yang berpihak kepada kebenaran Tuhan dimusuhi, dianiaya dan bahkan diancam akan dibunuh, persis seperti ancaman pembunuhan yang diterima oleh Yesus.
Orang-orang itu berusaha untuk menangkap Yesus.
Pemutar-balikan fakta telah membuat masyarakat sulit untuk melihat mana yang merupakan kebenaran sejati dan mana yang abal-abal.
Banyak orang terprovokasi oleh segelintir orang yang mempunyai maksud-maksud jahat, padahal sesungguhnya orang banyak itu tidak berniat jahat, melainkan karena penyesatan sehingga mereka tak lagi mampu membedakan kebenaran yang sejati.

Bagaimana sikap dan tindakan kita menghadapi situasi buruk seperti ini?
Ya, kita meniru apa yang diperbuat oleh Yesus, panutan kita.
Yesus tidak melawan, tidak ikut-ikutan melakukan provokasi, padahal kalau mau, mudah sekali bagi Yesus untuk menyingkirkan segelintir orang yang berkelakuan buruk itu.
Menghadapi situasi seperti itu, Yesus tidak bersembunyi ketakutan, sama sekali tidak.
Memang benar Yesus menghindari konflik terbuka yang "head-to-head", memilih menghindarinya, tetapi itu dilakukan oleh Yesus karena masih belum waktunya.
Ketika waktunya tiba, Yesus sendiri yang datang ke Yerusalem, datang tidak secara diam-diam melainkan dengan hingar-bingar, dielu-elukan orang di sepanjang jalan-Nya memasuki Yerusalem.

Ketika Yesus dihadapkan ke pengadilan, orang-orang yang menuntut supaya Yesus disalibkan itu sesungguhnya tidak menyadari kalau mereka telah disesatkan.
Makanya Yesus berdoa kepada Bapa-Nya, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."

Apakah situasi keruh seperti sekarang ini adalah tanda kemurkaan Tuhan terhadap kita, sehingga kita pun disebut kafir?
Tidak, sama sekali tidak, setidaknya itulah pandangan saya.
Justru Tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk mematuhi dan melaksanakan ajaran Yesus;  inilah kesempatannya.
"Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." [Mat 5:44]

Oleh sebab itu, marilah kita berdoa bagi mereka yang sedang disesatkan itu, agar kasih Kristus berkenan menyentuh hati mereka yang paling dalam, agar terbebaskan dari belenggu penyesatan, agar Damai Sejahtera Kristus digelar dan menjadi pijakan semua orang.
Ingatlah selalu, bahwa sengsara Yesus tidak berakhir di kayu salib, melainkan akhir dari karya Yesus adalah kebangkitan-Nya dari alam maut, bukan kematian-Nya.
Setelah kebangkitan bangsa kita nanti, akan ada pentakosta bagi kita, Roh Kudus akan turun menaungi kita semua.
Pada saat itulah kita diminta untuk meluruskan mereka yang tersesat, menyatakan kebenaran Kristus, membantu siapa saja yang mau bertobat.
Semoga hari ini, Jumat, 31 Maret 2017, akan kita lewati sesuai kendali Bapa kita yang di Surga, sesuai dengan apa yang telah dirancang-Nya untuk kita.
Marilah kita mengikuti napak-tilas dari kisah sengsara Kristus.
Anda tergerak untuk turut berdoa bersama saya?



Peringatan Orang Kudus
Santo Benyamin, Martir
Dalam Kisah Para Rasul, kita membaca kisah Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada Dewan Sanhendrin karena mereka mewartakan Injil Yesus Kristus dan menyembuhkan seorang lumpuh. Kedua rasul itu dilarang keras mengajar lagi atas nama Yesus. Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab: "Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.  Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar" (Kis 4:19-20).
Kata-kata inilah yang mendorong Benyamin untuk mengorbankan hidupnya bagi Kristus dan Injil. Benyamin adalah seorang diakon, berkebangsaan Persia. la hidup kurang lebih pada permulaan abad kelima. Oleh karena kesalahan seorang Uskup bernama Abdas, penganiayaan terhadap umat Kristen mulai berkecamuk lagi. Uskup Abdas membakar kuil dewa utama orang-orang Persia. Perbuatan ini menimbulkan reaksi hebat di antara orang-orang Persia yang masih kafir itu. Mereka menangkap orang-orang Kristen dan menyiksa mereka hingga mati. Di antara orang-orang Kristen yang ditangkap itu ada diakon Benyamin yang sama sekali tidak terlibat di dalam tindakan pembakaran kuil kafir itu. Diakon Benyamin dianiaya dengan kejam.
Kebetulan ada seorang Romawi yang mengenal baik Benyamin. la memohon kepada raja Persia agar membebaskan Benyamin. Permohonan ini dikabulkan raja Persia, tetapi dengan syarat: Benyamin tidak boleh lagi mewartakan Injil atau menyebarkan agama Kristen di kalangan orang Persia.
Mendengar syarat pelepasan itu, Benyamin dengan gagah berani menolak persyaratan itu.  Seperti Santo Petrus dan Yohanes, Benyamin menjawab: "Tidak mungkin saya tidak mewartakan Kristus dan InjilNya". Karena jawaban ini, Benyamin dihukum mati pada tahun 424.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-03-30 Kamis.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa Pekan Prapaskah IV

Kamis, 30 Maret 2017



Bacaan Pertama
Kel 32:7-14

"Allah menyesali malapetaka yang dirancang-Nya atas umat-Mu."

Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Di gunung Sinai Allah berfirman kepada Musa,
"Pergilah, turunlah,
sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir
telah rusak perilakunya.
Begitu cepat mereka menyimpang
dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka.
Mereka telah membuat anak lembu tuangan,
dan kepadanya mereka sujud menyembah
dan mempersembahkan kurban,
sambil berkata:
Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau
keluar dari tanah Mesir."

Lagi firman Tuhan kepada Musa,
"Telah Kulihat bangsa ini,
dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk!
Oleh sebab itu biarkanlah murka-Ku bangkit terhadap mereka,
dan Aku akan membinasakan mereka,
tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar."
Lalu Musa mencoba melunakkan hati Tuhan, Allahnya,
dengan berkata,
"Mengapakah, Tuhan, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu
yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir
dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?
Mengapakah orang Mesir akan berkata:
Dia membawa mereka keluar dengan maksud
menimpakan malapetaka kepada mereka
dan membunuh mereka di gunung
dan membinasakannya dari muka bumi?
Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu
dan menyesallah akan malapetaka
yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu.

Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu,
sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah
demi diri-Mu sendiri
dengan berfirman kepada mereka:
Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit,
dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini
akan Kuberikan kepada keturunanmu,
supaya dimilikinya untuk selama-lamanya."
Dan menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 106:19-20.21-22.23,R:4a

Refren: Ingatlah akan daku, ya Tuhan,
demi kemurahan-Mu terhadap umatku.

*Mereka membuat anak lembu di Horeb,
dan sujud menyembah kepada patung tuangan;
mereka menukar Yang Mulia
dengan patung sapi jantan yang makan rumput.

*Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka,
yang telah melakukan hal-hal yang besar di Mesir;
yang melakukan perbuatan-perbuatan ajaib di tanah Ham,
dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.

*Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka,
kalau Musa, orang pilihan-Nya,
tidak mengetengahi di hadapan-Nya,
untuk menyurutkan amarah-Nya,
sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.



Bait Pengantar Injil
Yoh 3:16

Begitu besar kasih Allah kepada dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya,
beroleh hidup yang kekal.



Bacaan Injil
Yoh 5:31-47

"Yang mendakwa kamu adalah Musa,
yang kepadanya kamu menaruh pengharapan."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang Yahudi,
"Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri,
maka kesaksian-Ku itu tidak benar.
Ada yang lain yang bersaksi tentang Aku
dan Aku tahu,
bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar.

Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes,
dan ia telah bersaksi tentang kebenaran.
Tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia,
namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan.
Yohanes adalah pelita yang menyala dan bercahaya,
dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu.
Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting
daripada kesaksian Yohanes,
yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku,
supaya Aku melaksanakannya.

Pekerjaan itu jualah yang sekarang Kukerjakan,
dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku,
bahwa Bapa yang mengutus Aku.
Dialah yang bersaksi tentang Aku!
Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya,
rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat,
dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu,
sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya.
Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci,
sebab kamu menyangka
bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal.
Tetapi
walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,
namun kamu tidak mau datang kepada-Ku
untuk memperoleh hidup itu.
Aku tidak memerlukan hormat dari manusia.
Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu
bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah.
Aku datang dalam nama Bapa-Ku,
dan kamu tidak menerima Aku.
Jikalau orang lain datang atas namanya sendiri,
kamu akan menerima dia.
Bagaimanakah kamu dapat percaya,
karena kamu menerima hormat seorang dari yang lain
tetapi tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?

Jangan kamu menyangka
bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa;
yang mendakwa kamu adalah Musa,
yaitu Musa yang kepadanya kamu menaruh pengharapan.
Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa,
tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku,
sebab Musa telah menulis tentang Aku.
Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulis oleh Musa,
bagaimanakah kamu akan percaya
akan apa yang Aku katakan?"

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Hari ini kita lanjutkan renungan tentang kesaksian Yesus tentang diri-Nya, dari Injil Yohanes 5:31-47.
Yesus menyatakan hal-hal penting terkait dengan kehidupan ilahi-Nya dan hubungan-Nya dengan Bapa-Nya yang adalah Allah.
Yesus bersaksi bukan untuk diri-Nya sendiri.
Ia menyatakan semuanya itu supaya orang-orang mendengarkan, lalu menjadi percaya dan diselamatkan.

Yang paling mendasar, kita percaya kepada Allah Bapa yang bertahta di Surga.
Jika kita percaya kepada-Nya, semestinya kita percaya kepada Yesus Kristus, Putera Tunggal-Nya.
Dan jika percaya kepada Kristus, maka kita pun percaya kepada para rasul dan semua orang kudus, baik yang ditulis di dalam Injil maupun yang ditulis setelahnya.
Dan akhirnya, sebagaimana yang sering kita daraskan dalam doa "Aku Percaya", kita percaya kepada Gereja Katolik yang kudus dan persekutuan para kudus.

Menjadi percaya adalah jalan menuju ke keselamatan kekal yang dijanjikan oleh Yesus Kristus.
Lalu mengapa kita sulit untuk menjadi percaya?
Apakah karena kita tidak pernah mendengar suara-Nya, dan tidak pernah melihat rupa-Nya?
Ah, janganlah kita mempersulit diri sendiri dengan berbagai argumen seperti ini.
Mengapa kita menjadi percaya kalau di dalam hutan rimba itu terdapat banyak binatang buas?
Mengapa kita mempercayainya padahal kita belum pernah mendengar suara dari binatang buas itu, dan tidak pernah juga datang ke dalam hutan dan melihat sendiri binatang buas itu?
Terhadap hal ini mengapa kita menjadi mudah percaya tetapi terhadap Tuhan mengapa menjadi sulit?
Itulah, karena kita mempersulit diri kita sendiri, titik.

Jika kita masih mencari-cari kehormatan duniawi, memburu puji-pujian dari orang-orang, atau ingin berkuasa terhadap orang lain, maka sesungguhnya kita tidak lagi mempunyai kasih Allah di dalam hati kita.
Jika kasih Allah itu tak lagi berada dalam genggaman maka kita pun menjadi tidak percaya kepada Allah.
Jika kepercayaan itu telah hilang dari diri kita, apa kita masih boleh berharap keselamatan kekal itu?



Peringatan Orang Kudus
Santo Yohanes Klimakus, Pertapa
Kisah masa kecil dan masa muda Yohanes Klimakus kurang diketahui dengan pasti. Banyak orang menduga bahwa ia berasal dari Palestina dan telah berkeluarga sewaktu memasuki biara pertapaan di gunung Sinai.
la dikenal sebagai orang yang mampu bertahan terhadap aneka macam cobaan. la mampu mengekang dirinya terhadap segala macam godaan. Setelah menyelesaikan masa novisiatnya selama 4 tahun, ia mengikrarkan kaulnya. Melihat kepribadiannya yang menarik, Abbas biara itu meramalkan bahwa Yohanes akan menjadi 'terang besar' bagi Gereja.
Beberapa tahun setelah kaulnya, Yohanes mengundurkan diri dari pertapaan di gunung Sinai itu dan memencilkan diri ke gurun pasir yang sunyi. Di sana ia mempelajari riwayat para kudus serta berbagai tulisan mereka. Usaha ini berhasil membentuk kepribadiannya menjadi seorang yang bijaksana dan suci. Banyak orang yang tertarik dengan kepribadiannya rajin datang memintai nasehat dan bimbingannya. la seridiri pun sangat sering mengunjungi para pertapa lain di Mesir.  Tentang para pertapa Mesir itu, Yohanes berkata: "Kebanyakan mereka sudah tua; rambut mereka sudah putih termakan usia; kulit mereka berkerut keriput; tetapi wajah mereka ceria dan memancarkan kebijaksanaan hidup yang mendalam; keramahan dan kegembiraan mereka membuat saya senang berada di antara mereka; hati mereka tertuju kepada Allah dalam kepolosan dan kemurnian".
Dalam usia 70 tahun Yohanes dipilih menjadi Abbas di tempat pertapaan gunung Sinai.  la menulis sebuah buku mengenai kesempurnaan hidup Kristiani, yang terkenal selama berabad-abad. Pada hari-hari menjelang kematiannya, ia mengundurkan diri ke tempat sunyi untuk berdoa dan bertapa.  la meninggal pada tahun 649.


Santa Roswita, Pengaku Iman
Roswita hidup antara tahun 935-1000. Orang-tuanya yang kaya itu memasukkan dia dalam biara Gandersheim di Jerman untuk dididik oleh suster-suster di biara itu. Mereka berharap anaknya bisa memperoleh pendidikan yang baik. Sesudah dewasa, Roswita memutuskan untuk menjadi suster di biara itu. Suster Roswita pandai menggubah syair dan mengarang buku-buku roman dan buku-buku keagamaan.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-03-29 Rabu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa Pekan Prapaskah IV

Rabu, 29 Maret 2017



Bacaan Pertama
Yes 49:8-15

"Aku telah membentuk dan memberi engkau menjadi perjanjian
bagi umat manusia
untuk membangun bumi kembali."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Beginilah firman Tuhan,
"Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau,
dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.
Aku telah membentuk dan membuat engkau
menjadi perjanjian bagi umat manusia,
untuk membangunkan bumi kembali
dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi,
untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung 'Keluarlah!'
dan kepada orang-orang yang ada di dalam gelap 'Tampillah!'

Di sepanjang jalan
mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput,
dan di segala bukit gundul pun tersedia rumput bagi mereka.
Mereka tidak menjadi lapar atau haus.
Angin panas dan terik matahari tidak akan menimpa mereka,
sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka
dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air.
Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan
dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan.
Lihat, ada orang yang datang dari jauh,
ada yang dari utara, dari barat dan ada yang dari tanah Sinim.
Bersorak-sorailah, hai langit,
bersorak-soraklah, hai bumi,
dan bergembiralah dengan sorak-sorai, hai gunung-gunung!
Sebab Tuhan menghibur umat-Nya
dan menyayangi orang-orang-Nya yang tertindas.

Sion berkata,
"Tuhan telah meninggalkan aku,
dan Tuhanku telah melupakan aku."
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya,
sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya?
Sekalipun dia melupakan, Aku tidak akan melupakan engkau."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 145:8-9.13c-14.17-18,R:8a

Refren: Tuhan itu pengasih dan penyayang,.

*Tuhan itu pengasih dan penyayang,
panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.
Tuhan itu baik kepada semua orang,
dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

*Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya
dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.
Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh
dan penegak bagi semua yang tertunduk.

*Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya
dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.
Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya,
pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 11:25a.26

Akulah kebangkitan dan hidup, sabda Tuhan.
Setiap orang yang percaya kepada-Ku, akan hidup,
sekalipun ia sudah mati.



Bacaan Injil
Yoh 5:17-30

"Seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati,
dan menghidupkannya,
demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi,
"Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."
Karena perkataan itu,
orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh Yesus,
bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat,
tetapi juga karena Ia mengatakan
bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri,
dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.

Maka Yesus menjawab mereka, "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu
dari diri-Nya sendiri,
jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya;
sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.
Sebab Bapa mengasihi Anak,
dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu
yang dikerjakan-Nya sendiri,
bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya
pekerjaan yang lebih besar lagi daripada pekerjaan-pekerjaan itu,
sehingga kamu menjadi heran.
Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati
dan menghidupkannya,
demikian juga Anak menghidupkan siapa saja
yang dikehendaki-Nya.
Bapa tidak menghakimi siapa pun,
melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya
kepada Anak,
supaya semua orang menghormati Anak
sama seperti mereka menghormati Bapa.
Barangsiapa tidak menghormati Anak,
ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.
Aku berkata kepadamu:
Sungguh, barangsiapa mendengar perkataan-Ku
dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku,
ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum,
sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

Aku berkata kepadamu:
Sungguh, saatnya akan tiba dan sudah tiba,
bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah,
dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.
Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri,
demikian juga diberikan-Nya
Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.
Dan Bapa telah memberikan kuasa kepada Anak
untuk menghakimi,
karena Ia adalah Anak Manusia.
Janganlah kamu heran akan hal itu,
sebab saatnya akan tiba,
bahwa semua orang yang di dalam kubur
akan mendengar suara Anak,
dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar
dan bangkit untuk hidup yang kekal,
tetapi mereka yang telah berbuat jahat
akan bangkit untuk dihukum.

Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri.
Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar,
dan penghakiman-Ku adil,
sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri,
melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Pada Bacaan Injil hari ini, Yesus menyampaikan kesaksian tentang diri-Nya, serta seperti apa relasi-Nya dengan Bapa-Nya yang adalah Allah.
Apa yang dikerjakan oleh Bapa, itu pula yang dikerjakan oleh Anak.
Anak tidak menuruti kehendak-Nya sendiri, melainkan kehendak Bapa yang mengutus Anak.
Bapa telah menugaskan Anak, dan sekaligus memberi kewenangan penuh, untuk membangkitkan orang mati dan menghidupkannya, siapa pun yang dikehendaki-Nya;  semacam hak prerogatif yang tidak dapat disangkal oleh siapa pun.

Atas kehendak dan perkenan dari Allah Bapa, maka Allah Putera pun diutus-Nya untuk datang ke dunia, menjadi Anak Manusia, dan kepada-Nya telah diberi kuasa untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati, kekuasaan terbesar dari segala kuasa yang pernah ada.

Jika seperti itu kesaksian yang telah disampaikan-Nya, masih adakah hak kita untuk mengatai Dia telah melanggar hukum Sabat, mengatai Dia menggunakan kuasa Beelzebul untuk mengusir setan, atau untuk mengatai Dia telah menghujat Allah karena menyamai diri-Nya dengan Allah?
Anak Manusia yang tak lain adalah Allah Putera memang Tuhan bagi semua manusia dan mahluk hidup kok.

Lalu kenapa?
Bukankah itu adalah masa lalu?
Bukankah sekarang ini Anak Manusia sudah kembali ke asal-Nya, telah duduk di sisi Kanan Bapa-Nya?
Tidak benar seperti itu.
Kerajaan-Nya takkan berakhir.
Ada waktunya nanti Anak Manusia itu akan datang kembali, dan pada kedatangan-Nya yang kedua nanti itulah penghakiman dan penghukuman akan dijatuhkan bagi setiap orang.
Rumput ilalang akan dipisahkan dari bulir gandum, lalu diikat dan dimasukkan ke dalam api, sementara bulir gandum dibawa dan disimpan di dalam lumbung sebagai kepunyaan-Nya.

Oleh karenanya, marilah kita menjalani hidup ini sesuai yang dikehendaki-Nya, menjalankan peran sebagai bulir gandum, sekali pun mesti hidup berhimpitan di antara rumput ilalang, janganlah hendaknya kita berubah menjadi rumput ilalang,
karena kita adalah milik kepunyaan-Nya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Bertold, Rahib
Bertold dikenal sebagai seorang rahib. Bersama kawannya Brokard, Bertold bertapa di gunung Karmel, Palestina dan mendirikan Ordo Karmel pada awal abad ke-13. Brokard sangat dihormati oleh orang Islam.


Santo Yonah dan Berikjesu, Martir
Martir kakak beradik ini disiksa hingga mati karena meneguhkan iman banyak orang Kristen di berbagai penjara di Persia. Yonah ditindih dengan press sampai mati, sedangkan adiknya Berikjesu menemui ajalnya setelah dituangkan ter panas ke dalam mulutnya. Keduanya tak gentar sedikitpun menghadapi siksaan yang ditimpakan atas mereka. Mereka bahkan bersyukur karena turut serta bersama Kristus dalam penderitaannya untuk menyelamatkan manusia.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-03-28 Selasa.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa Pekan Prapaskah IV

Selasa, 28 Maret 2017



Bacaan Pertama
Yeh 47:1-9.12

"Saya melihat air mengalir dari dalam Bait Suci;
ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."

Pembacaan dari Nubuat Yehezkiel:

Kata nabi:
Seorang malaikat membawa aku ke pintu Bait Suci,
dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci,
itu dan mengalir menuju ke timur;
sebab Bait Suci juga menghadap ke timur;
Air itu mengalir
dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci,
sebelah selatan mezbah.
Lalu malaikat itu menuntun aku ke luar
melalui pintu gerbang utara,
dan dibawanya aku berkeliling dari luar
menuju pintu gerbang yang menghadap ke timur.
Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan.
Lalu malaikat itu pergi ke arah timur
dan memegang tali pengukur di tangannya.
Ia mengukur seribu hasta,
dan menyuruh aku masuk dalam air itu;
dalamnya sampai di pergelangan kaki.
Ia mengukur seribu hasta lagi,
dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu;
sekarang sudah sampai di lutut.
Kemudian ia mengukur seribu hasta lagi,
dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu;
sekarang sudah sampai di pinggang.
Sekali lagi ia mengukur seribu hasta,
dan sekarang air itu sudah menjadi sungai
di mana aku tidak dapat berjalan lagi,
sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang;
suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.

Lalu malaikat itu berkata kepadaku,
"Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia?"
Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai itu.
Dalam perjalanan pulang,
sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon,
di sebelah sini dan di sebelah sana.
Malaikat itu berkata kepadaku,
"Sungai ini mengalir menuju wilayah timur,
dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin,
maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar.
Ke mana saja sungai itu mengalir,
segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup.
Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak,
sebab ke mana saja air itu sampai,
air laut di situ menjadi tawar,
dan ke mana saja sungai itu mengalir,
semua yang ada di sana hidup.

Pada kedua tepi sungai itu
tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan,
yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis.
Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru,
sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus.
Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 46:2-3.5-6.8-9,R:8

Refren: Tuhan semesta alam menyertai kita,
kota benteng kita ialah Allah Yakub.

*Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan,
sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.
Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah,
sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.

*Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi,
disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.
Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang;
Allah akan menolongnya menjelang pagi.

*Tuhan semesta alam menyertai kita,
kota benteng kita ialah Allah Yakub.
Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan,
yang mengadakan pemusnahan di bumi.



Bait Pengantar Injil
Mzm 51:12a.14a

Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah,
berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.



Bacaan Injil
Yoh 5:1-3a.5-16

"Orang itu disembuhkan seketika."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Pada hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem.
Di Yerusalem, dekat Pintu Gerbang Domba, ada sebuah kolam,
yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda;
serambinya ada lima,
dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit.

Ada di situ
seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di sana,
dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu,
berkatalah Ia kepadanya, "Maukah engkau sembuh?"
Jawab orang sakit itu kepada-Nya,
"Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu,
apabila airnya mulai goncang;
dan sementara aku sendiri menuju kolam itu,
orang lain sudah turun mendahului aku."
Kata Yesus kepadanya,
"Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."
Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu,
lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.

Tetapi hari itu hari Sabat.
Karena itu orang-orang Yahudi berkata
kepada orang yang baru sembuh itu,
"Hari ini hari Sabat,
dan tidak boleh engkau memikul tilammu."
Akan tetapi ia menjawab mereka,
"Orang yang telah menyembuhkan aku,
dia yang mengatakan kepadaku:
Angkatlah tilammu dan berjalanlah."
Mereka bertanya kepadanya,
"Siapakah orang itu yang berkata kepadamu:
Angkatlah tilammu dan berjalanlah?"
Tetapi orang yang baru sembuh itu
tidak tahu siapa orang itu,
sebab Yesus telah menghilang
ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu.
Kemudian ketika bertemu dengan dia dalam Bait Allah,
Yesus berkata kepadanya,
"Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi,
supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."
Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi,
bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia.
Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus,
karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Pada Bacaan Injil hari ini dikisahkan Yesus menyembuhkan orang sakit di kolam Betesda.
Dahulu saya berpikir, mengapa mujizat Yesus menyembuhkan orang sakit diulang-ulang ditulis dalam Injil?
Kalau memang semua orang sakit yang disembuhkan oleh Yesus ditulis di dalam Injil, bisa dibayangkan untuk menuliskan penyembuhan orang sakit saja Injil akan berjilid-jilid.
Tetapi setelah saya cermati, ternyata di setiap perikop Injil tentang penyembuhan orang sakit selalu ada pesan yang spesifik, yang membedakannya dari perikop lainnya.

Mari kita lihat orang yang disembuhkan di kolam Betesda ini.
Ia telah menderita sakit selama 38 tahun, artinya hampir seluruh hidupnya ia lewati dengan menderita sakit.
Ini penderitaan yang sangat panjang.
Dan tentunya mudah ditebak, ia pasti telah mengupayakan penyembuhan, termasuk datang ke kolam Betesda ini.
Tentu saja ia ingin sembuh, tapi tak sembuh-sembuh.
Bukankah hal ini akan membuat Yesus berbelas-kasihan?
Iya, makanya kemudian Yesus menawarkan, "Maukah engkau sembuh?"
Saya menangkap tawaran Yesus seperti ini, "Maukah engkau Aku sembuhkan, ataukah engkau tetap ingin disembuhkan oleh goncangan air dari kolam itu?"

Dapatkah goncangan air, atau pohon besar, atau benda-benda keramat lainnya, menyembuhkan orang sakit? Mengalahkan dokter dalam urusan penyembuhan?
Orang sakit itu tidak mendapat kesempatan untuk turun ke kolam, selalu keduluan orang lain, tetapi gara-gara itu ia mendapat kesempatan berjumpa dan menerima pertolongan justru dari Tabib Agung, Yesus Kristus.

Nampaknya memang demikian,
kita mesti berinisiatif untuk mencari atau datang kepada Kristus untuk memperoleh pertolongan, seperti orang sakit yang datang ke kolam Betesda itu, tentu maksudnya untuk mendapat kesembuhan.
Makanya, tidaklah salah kalau orang sakit berziarah ke goa Maria atau ke tempat-tempat yang menjadi tujuan ziarah, sepanjang ini adalah upaya untuk mencari dan datang kepada Kristus.
Yang salah kalau kemudian meminta kepada patung untuk menyembuhkan; mintalah kepada Kristus, bukan kepada patung.

Selanjutnya,
seringkali orang merasa gagal untuk menemukan Kristus, meski telah diupayakan sampai jungkir-balik tetap tak nemu-nemu.
Salah besar!
Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena, tetapi Maria Magdalena malah menyangka kalau Yesus adalah penunggu taman.
Ketika sedang di tengah danau, para murid Yesus menyangka orang yang berjalan di atas air itu adalah hantu, padahal itu Yesus.
Begitu pula dengan orang yang sakit di Betesda ini.
Ia tidak mengetahui kalau yang datang kepadanya dan menyembuhkannya itu adalah Yesus, sebab setelah itu Yesus menghilang ke tengah-tengah kerumunan orang.
Setelah ia datang ke Bait Allah barulah ia tahu kalau yang menyembuhkannya adalah Yesus.

Dan yang terakhir,
penyembuhan dari Kristus itu segera, tak pakai tar-sok-tar-sok, kalau saya tak boleh mengatakan "seketika".
Maksudnya, penyembuhannya segera setelah Kristus datang.
Soal kapan Yesus akan datang, tergantung dari iman kita serta  kesungguhan kita untuk mencari-Nya.
Syaratnya gampang: jangan berbuat dosa lagi!

Orang sakit yang kita bicarakan sejak tadi ini adalah orang yang pernah berbuat dosa, makanya Yesus berkata kepadanya, "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."
Tetapi pertanyaannya, dosa apakah yang telah diperbuatnya sampai-sampai ia mesti menderita selama 38 tahun?
Penyembuhan dari Yesus memang seketika, tetapi penantiannya itu bok, 38 tahun!
Ya, apa yang diinginkan manusia bisa jadi bukan yang diinginkan Allah.
Menurut saya, orang sakit ini menderita jauh lebih besar daripada dosa yang diperbuatnya, itu karena kehendak-Nya.
Ia telah ditetapkan untuk terlibat dalam rencana dan karya Allah.
Ia ditetapkan untuk menjadi saksi Kristus, mewartakan kesaksiannya kemana-mana, dan kisahnya pun ditulis di dalam Injil.



Peringatan Orang Kudus
Santo Doroteus dari Gaza, Pengaku Iman
Selagi dalam pendidikan Doroteus bosan dengan segala macam pelajaran di sekolah. "Lebih baik aku memegang ular daripada membolak- balik buku pelajaran" katanya. Tetapi lama kelamaan ia merobah sikapnya yang konyol itu dan berjuang menghilangkannya. Hasilnya ialah ia kemudian menjadi orang yang amat rajin dan suka belajar dan membaca.
Semangat baru ini kemudian menghantar dia ke dalam kehidupan membiara pada tahun 530 di sebuah biara di Palestina. Kepada rekan-rekannya ia mengatakan: "Jika kita dapat mengalahkan perasaan bosan dan segan belajar sehingga kita menjadi orang yang suka belajar, maka tentunya kita juga dapat mengalahkan hawa nafsu dan menjadi orang kudus". Kata-kata ini menunjukkan tekadnya yang keras membaja untuk mencapai kesempumaan hidup lewat cara hidup membiara. Salah satu caranya ialah senantiasa bersikap terus terang, dan terbuka hati dan pikiran kepada atasan dan rekan-rekannya. Dengan cara ini ia memperoleh ketenangan batin dan semangat dalam menjalani cara hidup membiara. Dalam bukunya ia menulis: "Barangsiapa rajin berdoa dan bermati-raga serta berusaha sungguh-sungguh menguasai kehendaknya, ia akan mencapai ketenteraman batin yang membahagikan".
Doroteus mencapai kemajuan pesat dalam kehidupan rohaninya dan kemudian mendirikan dan memimpin sebuah biara pertapaan di Gaza. la berusaha memajukan pertapaannya dengan menjalankan pekerjaan- pekerjaannya dengan baik dan menciptakan persaudaraan antar para rahibnya. la selalu berlaku ramah terhadap rekan-rekannya. Tahun-tahun terakhir hidupnya, ia mengalami banyak masalah. Godaan dan penyakit merupakan pencobaan besar baginya. Namun ia tetap riang. Kepada rekan-rekannya ia mengatakan: "Tidaklah sukar mencari dan menemukan sebab-musabab dari semuanya itu. Baiklah kalau kita mempercayakan diri kepada Tuhan sebab la tahu apa yang penting dan berguna bagi kita ". Tulisan-tulisan rohaninya sangat bagus, sehingga pada abad ke-17 tulisan-tulisan itu diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis dan Inggris.
Bagi Doroteus, kesucian tidak sama dengan mengerjakan mujizat- mujizat dan/atau menjalankan puasa dan tapa. Semuanya itu memang baik dan berguna, kesucian itu suatu tindakan menyangkal diri sendiri dan menundukkan kehendak pribadi pada kehendak Tuhan atau menghendaki semata-mata apa yang dikehendaki Tuhan, demi cinta kasih akan Dia. Dengan berusaha mencapai tujuan inilah, maka Doroteus akhirnya menjadi orang kudus.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-03-27 Senin.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa Pekan Prapaskah IV

Senin, 27 Maret 2017



Bacaan Pertama
Yes 65:17-21

"Tidak akan terdengar lagi bunyi tangisan dan bunyi erang."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Beginilah firman Allah,
"Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru!
Hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi,
dan tidak akan timbul lagi dalam hati.

Bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya
atas apa yang Kuciptakan.
Sebab sesungguhnya,
Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorai,
dan penduduknya penuh kegirangan.
Aku akan bersorak-sorai karena Yerusalem,
dan bergirang karena umat-Ku;
di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan,
dan bunyi erang pun tidak.

Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hidup beberapa hari
atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk.
Sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun
masih akan dianggap muda,
dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun
akan dianggap kena kutuk.
Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga;
mereka akan menanami kebun-kebun anggur
dan memakan buahnya juga.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 30:2.4.5-6.11-12a.13b,R:2a

Refren: Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan,
sebab Engkau telah menarik aku ke atas.

*Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan,
sebab Engkau telah menarik aku ke atas,
dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku.
Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati,
Engkau menghidupkan aku di antara mereka
yang turun ke liang kubur.

*Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan,
hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya,
dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus!
Sebab sesaat saja Ia murka,
tetapi seumur hidup Ia murah hati;
sepanjang malam ada tangisan
menjelang pagi terdengar sorak-sorai.

*Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku!
Tuhan, jadilah penolongku!
Aku yang meratap
telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari.
Tuhan, Allahku,
untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.



Bait Pengantar Injil
Am 5:14

Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup;
dengan demikian Allah akan menyertai kamu.



Bacaan Injil
Yoh 4:43-54

"Lihat anakmu hidup."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa
Yesus berangkat dari Samaria dan pergi ke Galilea.
Sebab Ia sendiri telah bersaksi,
bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri.
Setelah Yesus tiba di Galilea,
orang-orang Galilea pun menyambut Dia,
karena mereka telah melihat segala sesuatu
yang dikerjakan Yesus di Yerusalem pada pesta itu,
sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu.

Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea,
di mana Ia membuat air menjadi anggur.
Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana,
yang anaknya sedang sakit.
Ketika pegawai itu mendengar,
bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea,
pergilah ia kepada-Nya,
lalu meminta supaya Yesus datang dan menyembuhkan anaknya,
sebab anaknya itu hampir mati.

Maka kata Yesus kepadanya,
"Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat,
kamu tidak percaya."
Pegawai istana itu berkata kepada-Nya,
"Tuhan, datanglah sebelum anakku mati."
Kata Yesus kepadanya, "Pergilah, anakmu hidup!"
Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.
Ketika ia masih di tengah jalan
hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar,
bahwa anaknya hidup.
Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh.
Jawab mereka, "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang."
Maka teringatlah ayah itu,
bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya, "Anakmu hidup."
Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya.
Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus
ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Dari Bacaan Injil hari ini kembali kita diajak untuk mengasah iman kita, menebalkan kepercayaan kita kepada Kristus.
Dahulu saya berpegang pada pemahaman ini: Janganlah menjadi percaya karena telah melihat mujizat Tuhan, sebab Yesus telah mengatakan, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Ini disampaikan oleh Yesus ketika Tomas tidak percaya kalau Yesus telah bangkit.
Nampaknya kita mesti percaya sekali pun kita tidak melihat sendiri tanda mujizat Kristus.

Seorang pegawai istana di Kapernaum datang kepada Yesus lalu meminta supaya Yesus menyembuhkan anaknya yang sakit parah.
Nampaknya pegawai itu hanya berfokus kepada kesembuhan anaknya, tak masalah siapa atau dengan apa anaknya bisa disembuhkan.
Ketika ia mendengar tentang Yesus maka ia pun "mencoba", tidak ada salahnya, siapa tahu bisa sembuh.

Pegawai itu memiliki harapan yang besar tetapi kurang iman, alias belum percaya.
Maka Yesus pun menyindirnya, "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya."
Sama seperti yang dilakukan Yesus kepada Tomas, pegawai itu pun diberi kesempatan dan dibantu untuk menjadi percaya.
Ketika ia mendengar kabar dari hamba-hambanya kalau anaknya sudah sembuh, ia masih mempertanyakan soal waktu terjadinya kesembuhan, apakah setelah ia berjumpa Yesus atau sebelumnya.
Jika anaknya sembuh sebelum ia berjumpa Yesus, artinya bukan Yesuslah yang menyembuhkannya.
Ia menemukan kalau waktunya pas bertepatan dengan waktu Yesus berkata "Anakmu hidup" maka ia menjadi percaya.

Bagaimana dengan kita sendiri?
Apakah kita juga seperti pegawai itu, bertaburkan harapan tapi miskin iman?
Dahulu saya pura-pura percaya padahal sesungguhnya masih meragukan Tuhan.
Bagaimana saya menjadi percaya kalau kehadiran-Nya saja tidak pernah, apalagi melihat tanda-tanda-Nya?
Bagaimana saya bisa berbahagia karena percaya tanpa melihat?

Hal ini berlangsung cukup lama, sampai akhirnya saya mendengar seorang imam berkata, "Bagaimana kamu bisa percaya kalau orang yang selama ini kamu panggil 'Mama' itu adalah benar-benar ibu kandungmu?"
Iya ya, kok bisa sih?
Mana saya tahu kalau dulunya saya pernah ada di rahimnya, mana saya ingat ketika keluar dari rahim itu, 'kan bisa saja saya tertukar bayi lain ketika di rumah sakit, atau… atau.. dan seterusnya.
Lalu, apa yang menjadi dasar saya mempercayai kalau Mama adalah ibu kandung saya?
Apakah karena tanda-tanda fisik yang mirip maka saya percaya?
Ah, ada banyak anak yang sama sekali tidak mirip ibu atau ayahnya.
Apakah karena ia sangat mengasihi saya, persis seperti seorang ibu yang mengasihi anak kandungnya?
Ah, ada banyak ibu yang sangat mengasihi anak yang bukan anak kandungnya.
Apakah karena saya melihat sendiri di akte kelahiran saya tertulis demikian?
Tidak juga, karena yang tertulis di situ hanya se batas pengakuan dan berdasarkan pernyataan rumah sakit semata.

Nah, ini benang merahnya:
Apakah saya mesti melakukan test DNA untuk menjadi percaya kalau Mama adalah ibu kandung saya?
Inilah yang dimaksud oleh Yesus, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya".
Saya tidak melihat sendiri bagaimana ibu saya mengandung dan melahirkan saya, tetapi tak sedikit pun pernah saya ragukan kalau dia itulah ibu kandung saya.
Saya menjadi percaya karena seperti itulah orang-orang mengatakannya kepada saya, karena semua orang di lingkungan saya mengatakan demikian, orangtua saya sendiri, kakak-kakak, om-tante dan yang lainnya.
Karena saya percaya kepada orang-orang yang mengatakan itulah saya menjadi percaya.

Sama!
Saya menjadi percaya kepada Kristus karena saya percaya kepada orang-orang yang menulis Injil, percaya kalau mereka menulis kebenaran, maka saya pun menjadi percaya dengan isi tulisan yang ada di dalam Injil.



Peringatan Orang Kudus
Santo Rupertus, Uskup dan Pengaku Iman
Rupertus dikenal sebagai Orang Kudus keturunan suatu suku bangsa berbahasa Jerman. Sebelum menjadi misionaris di Bavaria sehingga dijuluki 'Rasul Bavaria', dia telah menjadi Uskup Worms, Jerman.
Perjalanan misionernya ke Regensburg, Bavaria, dilakukan pada tahun 697.  Di Regensburg, Rupertus bersama beberapa orang rekannya diterima baik oleh Adipati Theodo. Adipati ini masih kafir namun ia sangat baik hati dan mendukung para misionaris itu dalam melaksanakan tugasnya sebagai pewarta Injil Kristus.
Agama Kristen memang sudah masuk di wilayah kekuasaan Theodo sebelum kedatangan Rupertus bersama kawan-kawannya. Ini terbukti dari data yang ada bahwa beberapa orang di wilayah itu sudah menganut agama Kristen, termasuk saudari kandung Theodo sendiri. Setelah menyaksikan keberhasilan karya para misionaris itu dan merasakan sehdiri kebenaran agama Kristen, Theodo memutuskan untuk menerima pelajaran agama Kristen dari para misionaris itu.  Rupertuslah yang mengajari dia agama Kristen bersama beberapa orang lainnya.
Di Bavaria, Rupertus dengan kawan-kawannya mendapat sukses besar dalam karyanya. Untuk memperkokoh karya mereka, Rupertus mendirikan sebuah pusat pendidikan agama di Juvavum, Austria. Di sini ia melayani umatnya sebagai uskup hingga hari kematiannya pada tahun 710.


Santo Nikodemus, Pengajar Israel
Nikodemus adalah seorang Parisi dan anggota Dewan Sanhendrin. Kisah tentang dirinya dalam hubungannya dengan Yesus dapat ditemukan di dalam Injil Yohanes: 3:1-21.  la kagum akan kepribadian Yesus dan cara pengajaranNya yang penuh wibawa.  la mengakui Yesus sebagai seorang utusan Allah. la datang kepada Yesus di waktu malam hari dan menanyakan Yesus tentang bagaimana orang dapat memperoleh Kerajaan Allah. Yesus menjawab bahwa manusia harus dilahirkan kembali dari air dan Roh. Pada akhir hidup Yesus dengan peristiwa tragis di Salib, Nikodemus tampil lagi sebagai seorang yang mengurapi jenazah Yesus dengan minyak wangi (Yoh 19: 39).


Santa Lucy Filipini, Pengaku Iman
Lucy Filipini lahir pada tahun 1672 di Tarquinia, Italia, barat laut Roma. la dikenal sebagai pelanjut pendidikan bagi kaum wanita Katolik di Italia.
Sebagai seorang gadis yatim-piatu, Lucy berhasil menarik perhatian Kardinal Martinus Barbarigo karena ketelatenan, kesalehan dan bakat-bakatnya. la mendesak Lucy untuk belajar di sebuah Institut Pendidikan Guru, yang disebut 'Maestre Pie' di Monte Fiascone, dekat Tarquinia. Kemudian pada tahun 1707, Paus Klemens XI meminta Lucy untuk mendirikan sekolah pertama dari Maestre Pie di Roma. Tugas ini dijalankannya dengan sukses besar hingga ia menghembuskan nafasnya terakhir pada tanggal 25 Maret 1732. Pada tahun 1930 ia dinyatakan 'Kudus' oleh Sri Paus Pius XI (1922-1939).



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-03-26 Minggu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Minggu Prapaskah IV

Minggu, 26 Maret 2017

Minggu Laetare atau Minggu Sukacita.



Bacaan Pertama
1Sam 16:1b.6-7.10-13a

"Daud diurapi menjadi raja Israel."

Pembacaan dari Kitab Pertama Samuel:

Setelah Raja Saul ditolak,
berfirmanlah Tuhan kepada Samuel,
"Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah.
Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu,
sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku."

Ketika anak-anak Isai itu masuk,
dan ketika melihat Eliab, Samuel berpikir,
"Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya."
Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel,
"Janganlah terpancang pada paras atau perawakan yang tinggi,
sebab Aku telah menolaknya.
Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;
manusia melihat apa yang di depan mata,
tetapi Tuhan melihat hati."

Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel,
tetapi Samuel berkata kepada Isai,
"Semuanya ini tidak dipilih Tuhan."
Lalu Samuel berkata kepada Isai,
"Inikah semua anakmu?"
Jawab Isai,  "Masih tinggal yang bungsu,
tetapi ia sedang menggembalakan kambing domba."
Kata Samuel kepada Isai, "Suruhlah memanggil dia,
sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."
Kemudian disuruhnyalah menjemput dia.
Kulitnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok.
Lalu Tuhan berfirman,
"Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia."
Samuel mengambil tabung tanduknya yang berisi minyak itu,
dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6,R:1

Refren: Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan.

*Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan.
Ia membaringkan aku di padang rumput yang hijau.
Ia membimbing aku ke air yang tenang
dan menyegarkan daku.

*Ia menuntun aku di jalan yang lurus
demi nama-Nya yang kudus.
Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam,
aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.
Tongkat gembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.

*Engkau menyediakan hidangan bagiku,
di hadapan segala lawanku.
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak,
pialaku penuh melimpah.

*Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku,
seumur hidupku.
Aku akan diam di dalam rumah Tuhan
sepanjang masa.



Bacaan Kedua
Ef 5:8-14

"Bangkitlah dari antara orang mati,
maka Kristus akan bercahaya atas kamu."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
memang dahulu kamu adalah kegelapan,
tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan.
Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.
Karena terang hanya berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran.
Ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.
Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan kegelapan
yang tidak berbuahkan apa-apa,
tetapi sebaliknya, telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.
Sebab menyebutkan saja apa yang mereka buat di tempat-tempat yang tersembunyi
telah memalukan.
Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu
menjadi nampak,
sebab semua yang nampak adalah terang.

Itulah sebabnya dikatakan,
"Bangunlah, hai kamu yang tidur,
dan bangkitlah dari antara orang mati,
maka Kristus akan bercahaya atas kamu."

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 8:12b

Akulah terang dunia, sabda Tuhan.
Barangsiapa mengikuti Aku mempunyai terang hidup.



Bacaan Injil
Yoh 9:1-41

"Orang itu pergi, membasuh diri, dan dapat melihat."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa,
ketika Yesus sedang berjalan lewat,
Ia melihat seorang yang buta sejak lahir.
Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya,
"Rabi, siapakah yang berbuat dosa,
orang ini sendiri atau orang tuanya,
sehingga ia dilahirkan buta?"
Jawab Yesus,
"Bukan dia dan bukan juga orang tuanya,
tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku,
selama masih siang.
Akan datang malam, di mana tak seorang pun dapat bekerja.
Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
Sesudah mengatakan semua itu,
Yesus meludah ke tanah,
dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah,
lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
dan berkata kepadanya,
"Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam."
Siloam artinya: "Yang diutus."
Maka pergilah orang itu.
Ia membasuh dirinya,
lalu kembali dengan matanya sudah melek.

Maka tetangga-tetangganya,
dan mereka yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata,
"Bukankah dia ini yang selalu mengemis?"
Ada yang berkata, "Benar, dialah ini!"
Ada pula yang berkata,
"Bukan, tetapi ia serupa dengan dia."
Orang itu sendiri berkata, "Benar, akulah dia."
Kata mereka kepadanya, "Bagaimana matamu menjadi melek?"
Jawabnya, "Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah,
mengoleskannya pada mataku,
dan berkata kepadaku:
Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu.
Lalu aku pergi, dan setelah membasuh diri,
aku dapat melihat."
Lalu mereka berkata kepadanya, "Di manakah Dia?"
Jawabnya, "Aku tidak tahu."

Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu
kepada orang-orang Farisi.
Adapun hari
waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu,
adalah hari Sabat.
Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya,
bagaimana matanya menjadi melek.
Jawabnya, "Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku,
lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat."
Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu,
"Orang ini tidak datang dari Allah,
sebab Ia tidak memelihara hari Sabat."
Sebagian pula berkata,
"Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?"
Maka timbullah pertentangan di antara mereka.
Lalu kata mereka pula kepada orang yang tadinya buta itu,
"Dan engkau, karena Ia telah memelekkan matamu,
apakah katamu tentang Dia?"
Jawabnya, "Ia seorang nabi!"

Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya,
bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat.
Maka mereka memanggil orangtuanya, dan bertanya kepada mereka,
"Inikah anakmu yang kamu katakan lahir buta?
Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?"
Jawab orangtua itu,
"Yang kami tahu dia ini anak kami,
dan ia memang lahir buta.
Tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu;
dan siapa yang memelekkan matanya, kami juga tidak tahu.
Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa;
ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri."
Orangtuanya berkata demikian,
karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi,
sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat
bahwa setiap orang yang mengakui Yesus sebagai Mesias,
akan dikucilkan.
Itulah sebabnya maka orangtua itu berkata,
"Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri."

Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu,
dan berkata kepadanya,
"Katakanlah kebenaran di hadapan Allah:
Kami tahu bahwa orang itu orang berdosa."
Jawabnya, "Apakah Dia itu orang berdosa, aku tidak tahu!
Tetapi satu hal yang aku tahu,
yaitu: Aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat."
Kata mereka kepadanya,
"Apakah yang diperbuat-Nya padamu?
Bagaimana Ia dapat memelekkan matamu?"
Jawabnya, "Telah kukatakan kepadamu,
dan kamu tidak mendengarkannya.
Mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi?
Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?"
Sambil mengejek,  orang-orang Farisi berkata kepadanya,
"Engkau saja murid orang itu, tetapi kami murid-murid Musa.
Kami tahu bahwa Allah telah berfirman kepada Musa,
tetapi tentang Dia itu, kami tidak tahu dari mana Ia datang."
Jawab orang itu kepada mereka,
"Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang,
padahal Ia telah memelekkan mataku.
Kita tahu bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa,
melainkan orang-orang yang saleh
dan yang melakukan kehendak-Nya.
Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar,
bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta.
Jikalau orang itu tidak datang dari Allah,
Ia tidak dapat berbuat apa-apa."

Jawab mereka,
"Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa,
dan engkau hendak mengajar kami?"
Lalu mereka mengusir dia ke luar.

Yesus mendengar bahwa orang itu telah diusir ke luar oleh orang-orang Farisi.
Maka, ketika bertemu dengan dia, Yesus berkata,
"Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"
Jawabnya, "Siapakah Dia, Tuhan?
Supaya aku percaya kepada-Nya."
Kata Yesus kepadanya, "Engkau bukan saja melihat Dia!
Dia yang sedang berbicara dengan engkau, Dialah itu!"
Kata orang itu, "Aku percaya, Tuhan!"
Lalu ia sujud menyembah Yesus.

Kata Yesus, "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi,
supaya barangsiapa tidak melihat dapat melihat,
dan supaya yang dapat melihat menjadi buta."
Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi
yang berada di situ,
dan mereka berkata kepada Yesus,
"Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?"
Jawab Yesus kepada mereka,
"Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa.
Tetapi karena kamu berkata 'Kami melihat',
maka tetaplah dosamu."

Demikianlah sabda Tuhan.


ATAU BACAAN SINGKAT:
Yoh 9:1.6-9.13-17.34.38

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa,
ketika Yesus sedang berjalan lewat,
Ia melihat seorang yang buta sejak lahir.
Maka Ia meludah ke tanah,
dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah,
lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
dan berkata kepadanya,
"Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam."
Siloam artinya: "Yang diutus."
Maka pergilah orang itu.
Ia membasuh dirinya, lalu kembali dengan matanya sudah melek.

Maka tetangga-tetangganya,
dan mereka yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata,
"Bukankah dia ini yang selalu mengemis?"
Ada yang berkata, "Benar, dialah ini!"
Ada pula yang berkata,
"Bukan, tetapi ia serupa dengan dia."
Orang itu sendiri berkata, "Benar, akulah dia."
Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu
kepada orang-orang Farisi.
Adapun hari
waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu,
adalah hari Sabat.
Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya,
bagaimana matanya menjadi melek.
Jawabnya, "Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku,
lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat."
Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu,
"Orang ini tidak datang dari Allah,
sebab Ia tidak memelihara hari Sabat."
Sebagian pula berkata,
"Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?"
Maka timbullah pertentangan di antara mereka.
Lalu kata mereka pula kepada orang yang tadinya buta itu,
"Dan engkau, karena Ia telah memelekkan matamu,
apakah katamu tentang Dia?"
Jawabnya, "Ia seorang nabi!"

Tetapi orang-orang Farisi menegur dia,
"Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa,
dan engkau hendak mengajar kami?"
Lalu mereka mengusir dia ke luar.

Yesus mendengar
bahwa orang itu telah diusir ke luar oleh orang-orang Farisi.
Maka, ketika bertemu dengan dia, Yesus berkata,
"Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"
Jawabnya, "Siapakah Dia, Tuhan?
Supaya aku percaya kepada-Nya."
Kata Yesus kepadanya, "Engkau bukan saja melihat Dia!
Dia yang sedang berbicara dengan engkau, Dialah itu!"
Kata orang itu, "Aku percaya, Tuhan!"
Lalu ia sujud menyembah Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Lagi-lagi, Bacaan Injil hari ini membawa pencerahan bagi saya.
Ada seorang yang hidup menderita karena ia buta sejak lahir.
Seringkali penderitaan dikaitkan dengan perbuatan dosa.
Lalu bagaimana dengan orang yang buta sejak lahir ini, dosa apa yang telah diperbuatnya? 
Bayi yang baru lahir tentu tidak berdosa, lalu mengapa ia terlahir buta?
Apakah ini semacam kutukan terhadap dosa yang diperbuat oleh orangtuanya?
Yesus secara tegas menjawab, itu bukan karena dirinya ia menjadi buta, juga bukan karena orangtuanya, melainkan karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.

Rupanya orang yang buta sejak lahir itu dipersiapkan oleh Allah untuk diutus menjadi saksi-Nya, "Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam."
Siloam artinya: "Yang diutus."
Orang yang terlahir buta dan kini bisa melihat adalah mujizat yang tak terbantahkan.
Maka ia pun diutus untuk mewartakan kuasa Allah ini.

Ketika beranjak remaja, saya menyesali hidup saya.
Waktu itu saya merasa Tuhan tidak adil.
Sama seperti orang yang buta itu, tentu ia merasa Tuhan tidak adil, mengapa orang-orang bisa melihat tetapi dia sendiri terlahir buta?
Mengapa saya mesti berbeda agama dan juga berbeda suku dengan teman-teman saya.
Di kelas, saya satu-satunya yang Katolik, dan di sekolah itu hanya ada tiga orang yang Katolik, saya dan kedua kakak saya.

Sejak saat itu, berbagai kesusahan menghadang jalan hidup saya.
Saya dihadapkan dengan berbagai macam persoalan hidup, beberapa kali sampai di ujung keputus-asaan, sampai-sampai saya berharap agar cepat-cepat mati saja, lalu mara-bahaya pun saya jadikan mainan saya sehari-hari, tapi sampai se umur saya sekarang ini tidak mati-mati juga.
Tuhan memberi saya persoalan lebih banyak, berlipat-lipat dari yang umumnya dihadapi orang;  Ini jelas tidak adil!
Sejak kecil sama sekali tidak ada di benak saya untuk bercita-cita menjadi pendosa berat, tetapi berbagai persoalan hidup itulah yang telah membawa saya menjadi seperti yang tak pernah saya cita-citakan itu.

Bacaan Injil hari ini telah membawa pencerahan bagi saya.
Saya menyakini kalau Tuhan memang melibatkan saya dalam pekerjaan-Nya.
Berbagai kesusahan itu ternyata telah menempa saya untuk menjadi seperti yang sekarang ini.
Berbagai pengalaman hidup itu ternyata telah membuat saya semakin memahami apa sesungguhnya hidup itu.
Baiklah saya pergi ke kolam Siloam, lalu datang kepada orang-orang untuk berkata, "Benar, akulah dia." karena masih banyak orang yang tidak percaya akan pekerjaan Tuhan di dunia ini.
Biarlah mereka mengetahui kalau saya yang dahulunya buta itu sekarang telah melek, karena itulah yang dikehendaki oleh Bapa di Surga.
"Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati."



Peringatan Orang Kudus
Santo Ludgerus, Uskup
Ludgerus lahir pada tahun 742. Cita-cita imamatnya tercapai ketika ia ditahbiskan menjadi imam dan kemudian menjadi uskup pertama di Muenster, Jerman. Sebagai uskup ia berusaha keras mempertobatkan orang-orang Jerman yang masih kafir dan meletakkan dasar yang kokoh bagi perkembangan iman umat di seluruh keuskupannya. la meninggal dunia pada tahun 809 tatkala sedang dalam perjalanan apostolis mengelilingi wilayah keuskupannya.


Santo Ireneus dari Sirmium, Martir
Ireneus masih sangat muda ketika terpilih menjadi uskup kota Sirmium, sebuah kota di Propinsi Pannonia, Eropa Tenggara. Dia dikenal sebagai seorang uskup yang beriman kokoh dan punya semangat pengabdian dan kerasulan yang tinggi.  Demi Kristus dan Kerajaan Allah, ia rela meninggalkan sanak saudara dan orang-tuanya.
Sewaktu terjadi penganiayaan terhadap umat Kristen pada masa pemerintahan kaisar Diolektianus, Ireneus dihadapkan kepada Gubernur Pannonia untuk diadili.  la dipaksa membawakan korban persembahan kepada dewa-dewa kafir Romawi. Uskup Ireneus yang saleh itu dengan tegas menolak perintah Gubemur. Katanya kepada Gubernur : "Sengsara itu akan kutanggung dengan gembira supaya aku dapat mengambil bagian dalam sengsara Tuhanku ".
Karena jawabannya ini, ia disiksa dengan kejam. Ibu dan sanak- saudaranya, kenalan dan sahabat-sahabatnya menganjurkan agar dia mengikuti saja kemauan gubemur itu supaya luput dari kematian yang ngeri.
Meskipun demikian Ireneus tetap setia kepada Kristus karena berpegang teguh pada kata-kata Kristus: "Barangsiapa menyangkal Aku di hadapan manusia, maka aku pun akan menyangkal dia di hadapan BapaKu yang di sorga".  la sebaliknya menantang Gubemur agar segera menyelesaikan perkaranya sesuai kehendaknya.
la digiring ke atas panggung untuk dipenggal kepalanya. Ireneus tampak tak gentar.  la bahkan membuka sendiri pakaiannya, lalu mengangkat tangannya ke atas sambil berdoa memohon agar Yesus datang menjemput jiwanya. Peristiwa ini terjadi di kota Mitrovicea, Yugoslavia pada tahun 304.


Alat-alat musik dapat dibunyikan, altar boleh dihiasi bunga, dan dapat dipakai busana liturgi warna merah muda/merah jambu/pink (PPP. Art. 25)



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-03-25 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa Pekan Prapaskah III

Sabtu, 25 Maret 2017

HR Kabar Sukacita



Bacaan Pertama
Yes 7:10-14;8:10

"Seorang perempuan muda akan mengandung."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Tuhan berfirman kepada Raja Ahas,
"Mintalah suatu pertanda dari Tuhan, Allahmu,
entah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah,
entah sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas."
Tetapi Ahas menjawab,
"Aku tidak mau minta! Aku tidak mau mencobai Tuhan!"

Lalu berkatalah nabi Yesaya,
"Baiklah! Dengarkanlah, hai keluarga Daud!
Belum cukupkah kamu melelahkan orang,
sehingga kamu melelahkan Allahku juga?
Sebab itu,
Tuhan sendirilah yang akan memberikan suatu pertanda:
Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung
dan akan melahirkan seorang anak laki-laki,
dan ia akan menamakan Dia Imanuel,
artinya: Allah menyertai kita."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 40:7-8a.8b-9.10.11,R:8a.9a

Refren: Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.

*Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan,
tetapi Engkau telah membuka telingaku;
kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut,
lalu aku berkata, "Lihatlah, Tuhan, aku datang!"

*Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku:
"Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku;
Taurat-Mu ada di dalam dadaku."

*Aku mengabarkan keadilan
di tengah jemaat yang besar,
bibirku tidak kutahan terkatup;
Engkau tahu itu, ya Tuhan.

*Keadilan-Mu tidaklah kusembunyikan dalam hatiku,
kesetiaan dan keselamatan-Mu kubicarakan,
kasih dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan,
tapi kuwartakan kepada jemaat yang besar.



Bacaan Kedua
Ibr 10:4-10

"Lihatlah Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."

Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan
menghapuskan dosa.
Karena itu ketika Kristus masuk ke dunia, Ia berkata,
"Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki.
Sebagai gantinya Engkau telah menyediakan tubuh bagiku.
Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa
Engkau tidak berkenan.
Lihatlah, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."

Jadi mula-mula Ia berkata,
"Engkau tidak menghendaki kurban dan persembahan;
Engkau tidak berkenan
akan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa
-- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --."
Dan kemudian Ia berkata,
"Lihat, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."
Jadi yang pertama telah Ia hapuskan
untuk menegakkan yang kedua.
Dan karena kehendak-Nya inilah
kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya
oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 1:14ab

Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,
dan kita telah melihat kemuliaan-Nya.



Bacaan Injil
Luk 1:26-38

"Engkau akan mengandung
dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."

Inilah Injil Yesus Kristus Menurut Lukas:

Dalam bulan yang keenam
Allah mengutus malaikat Gabriel
ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret,
kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang
bernama Yusuf dari keluarga Daud;
nama perawan itu Maria.

Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata,
"Salam, hai engkau yang dikaruniai,
Tuhan menyertai engkau."
Maria terkejut mendengar perkataan itu,
lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
Kata malaikat itu kepadanya,
"Jangan takut, hai Maria,
sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
Sesungguhnya engkau akan mengandung
dan akan melahirkan seorang anak laki-laki,
dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
Ia akan menjadi besar
dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.
Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya
takhta Daud, bapa leluhur-Nya.
Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub
sampai selama-lamanya,
dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
Kata Maria kepada malaikat itu,
"Bagaimana hal itu mungkin terjadi,
karena aku belum bersuami?"
Jawab malaikat itu kepadanya,
"Roh Kudus akan turun atasmu,
dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau;
sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu
akan disebut kudus, Anak Allah.
Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu,
ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya,
dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu.
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
Maka kata Maria,
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan;
terjadilah padaku menurut perkataanmu itu."
Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Selamat Hari Raya Kabar Sukacita, hari raya untuk mengenang kabar sukacita dari Tuhan yang dibawa oleh malaikat Gabriel kepada seorang gadis perawan bernama Maria.
Yang dimaksud adalah Santa Perawan Maria, yang mengandung, melahirkan dan membesarkan Tuhan kita Yesus Kristus.
Dalam renungan kali ini, kita menyebutnya Maria saja, bukan Bunda Maria atau pun Santa Perawan Maria, supaya lebih gamblang membayangkan waktu itu Maria adalah seorang gadis yang tinggal di kota kecil bernama Nazaret.
Kita merayakannya tiap-tiap tanggal 25 Maret, supaya lebih mudah mengingatnya, sembilan bulan sebelum kelahiran Yesus tanggal 25 Desember, jangka waktu bagi bayi untuk tinggal di dalam rahim ibunya.

Hampir selalu, kita membicarakan dan membahas tentang ketaatan Maria dalam menuruti kehendak Tuhan, seperti yang diucapkan oleh Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu."
Maka, sekarang kita akan mencermati dari sudut pandang yang berbeda tentang sosok Maria, yakni tentang kepribadian Maria yang sesungguhnya juga merupakan teladan bagi semua orang.

Apakah tepat kalau kita menyebut hari raya ini sebagai "kabar sukacita"?
Sukacita bagi siapa?
Bukankah hamil di luar nikah adalah aib yang besar bagi Maria dan keluarganya, terlebih lagi ini tidak jelas siapa ayah dari bayi itu?
Maria tentu yakin seyakin-yakinnya kalau ia tidak pernah tidur dan berhubungan badan dengan laki-laki, lalu bagaimana caranya ujug-ujug hamil?
Bagaimana ia mesti memberitahu Yusuf, tunangannya, kalau ia hamil?
Apa iya, Yusuf mau percaya begitu saja kalau Maria dikandung dari Roh Kudus?
Apa jangan-jangan ini adalah hasil perselingkuhan?
Maka Yusuf pun merencanakan hendak menceraikan Maria.

Kalau seperti itu keadaannya, bagaimana bisa dikatakan "kabar sukacita"?
Belum lagi kalau kita perhatikan apa yang dikabarkan oleh malaikat Gabriel, lebih runyam lagi.
Kok bisa-bisanya malaikat Gabriel berkata kepada Maria, "Engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
Bagaimana malaikat Gabriel dapat mengatakan "karunia Tuhan" bagi Maria?
Tidak hanya itu, Gabriel juga mengatakan kalau Anak yang dikandung Maria itu akan menjadi besar dan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi, yang akan mewarisi tahta Daud, menjadi raja.
Menjadi raja?
Tahta raja itu adalah turun-temurun.
Jika ayahnya raja, maka anaknya akan menjadi putera mahkota dan pada saatnya akan dinobatkan menjadi raja menggantikan ayahnya.
Maria hanya gadis desa,bukan permaisuri raja, mana mungkin Anak-nya akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub?
Mungkin perkara-perkara ini yang akhirnya membuat Maria memilih untuk diam, menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.

Sekarang,
mari kita lihat bagaimana rekasi Maria?
Ia spontan bertanya, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi?"
Reaksi dari Maria ini tentu tidak dapat diartikan sebagai penolakan atas karunia yang berupa sukacita tetapi lebih bermakna prahara baginya.
Secara spontan Maria menebalkan imannya, agar bisa menerima sesuatu yang tak masuk akal seperti ini?
Malaikat Gabriel menyadari bantuan apa yang diperlukan oleh Maria agar Maria dimampukan untuk menerima tugas mulia dari surga itu.
Lalu ia pun berkata, "Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau;"
Perkataan Gabriel ini seperti minyak yang dituangkan ke pelita yang sumbunya terkulai dan hampir padam, ke pelita yang nyaris padam.
Dan Gabriel juga mengingatkan Maria, "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
Perkataan Gabriel meneguhkan Maria, menghindari Maria dari keputus-asaan, makanya kemudian Maria berkata, "Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu."
Maria tidak berkata demikian, "Tau ah gelap… terserah kau sajalah!" atau perkataan lain yang mencerminkan keputus-asaan dan tidak berdaya.

Ada satu hal lain yang menarik tentang kepribadian Maria, yakni di saat Maria ber-reaksi atas kabar yang diterimanya itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi?"
Jelas, yang ada di benak Maria saat itu adalah soal moral, soal-soal rohaniah, bukan urusan-urusan duniawi.
Maria tidak mengatakan, "Bagaimana mungkin terjadi, karena aku bukan permaisuri?", pertanyaan yang sarat dengan keduniawian.
Maria mengatakan, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?", pertanyaan yang berangkat dari moral yang jauh dari urusan duniawi.

Nah, marilah kita meniru Maria dalam merespon kehendak Bapa kita yang di Surga.
Seringkali terjadi, karunia Bapa bisa berwujud kesusahan hidup kalau menuruti ukuran manusia, padahal itu asli karunia dari Tuhan.
Marilah kita merespon Bapa menggunakan ukuran rohaniah, bukan keduniawian.



Peringatan Orang Kudus
Maria menerima khabar dari Malaikat Gabriel
"Salam engkau yang penuh rahmat, Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita ". Demikianlah salam Malaikat Gabriel kepada Maria.  Selanjutnya Malaikat Allah itu berkata: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.  Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia, Yesus".
Gereja merayakan peristiwa ini secara khusus mengingat arti dan maknanya bagi keselamatan manusia. Boleh dikatakan peristiwa Sabda menjadi daging berawal pada saat Maria menyatakan kesediaan dan persetujuannya kepada Malaikat Gabriel, pembawa khabar gembira itu, dan semenjak itu pula Maria menjadi Bunda Allah.
Satu hal yang harus kita camkan dalam hati ialah 'hormat Allah pada Maria' sebagaimana terlihat dalam permintaan kesediaan Maria untuk menerima Sabda Allah dalam rahimnya. Di sini Allah tidak memaksa Maria, tetapi meminta kesediaannya. Maria sendiri menyadari bahwa Tuhan memilih dia karena menganggap dia layak untuk menerima khabar gembira itu. Tetapi sebagai manusia, Maria masih tampak ragu-ragu akan makna khabar itu. Oleh karena itu, ia menanyakan lebih lanjut keterangan dari malaikat Allah itu: "Bagaimana hal ini mungkin terjadi?" Dan ketika ia sudah merasa pasti akan makna khabar gembira malaikat itu, Maria berkata: " Aku ini hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanMu".
Semoga hari raya Khabar Sukacita ini menumbuhkan dalam diri kita semangat ketaatan pada Allah dan kesediaan bekerja sama dengan Allah dalam karya penyelamatanNya.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi