Liturgia Verbi 2024-01-01 Senin.

Liturgia Verbi (B-II)
HR SP Maria Bunda Allah

Senin, 1 Januari 2024

Ujud Gereja Universal: Karunia Keberagaman dalam Gereja.
Semoga Roh Kudus menuntun kita uintuk mengenali anugerah berbagai karisma dalam komunitas Kristiani dan menghargai kekayaan berbagai tradisi dan ritus dalam Gereja Katolik.

Ujud Gereja Indonesia: Keluarga muda.
Semoga keluarga-keluarga muda menemukan ruang pribadi yang intim dan penuh cinta Ilahi di tengah kesibukan kerja, rumah tangga dan peran dalam Gereja dan masyarakat.



Bacaan Pertama
Bil 6:22-27

"Mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel;
maka Aku akan memberkati mereka."

Pembacaan dari Kitab Bilangan:

Sekali peristiwa Tuhan berfirman kepada Musa,
"Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya:
Beginilah harus kamu memberkati orang Israel,
katakanlah kepada mereka:
Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau;
Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya
dan memberi engkau kasih karunia;
Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu
dan memberi engkau damai sejahtera.
Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel;
maka Aku akan memberkati mereka."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 67:2-3.5.6.8,R:2a

Refren: Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita.

*Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita,
kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya,
kiranya jalan-Mu dikenal di bumi,
dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.

*Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai,
sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil,
dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.

*Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah,
kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.
Allah memberkati kita;
kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!



Bacaan Kedua
Gal 4:4-7

"Allah mengutus Anak-Nya
yang lahir dari seorang perempuan."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia:

Saudara-saudara,
setelah genap waktunya, Allah mengutus Anak-Nya,
yang lahir dari seorang perempuan
dan takluk kepada hukum Taurat.
Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat,
supaya kita diterima menjadi anak.
Dan karena kamu adalah anak,
maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita,
yang berseru: "Abba, ya Bapa!"
Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak;
dan kalau kamu anak,
maka kamu juga menjadi ahliwaris-ahliwaris, oleh karena Allah.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Ibr 1:1-2

Dahulu kala
dengan pelbagai cara Allah berbicara kepada leluhur kita
dengan perantaraan para nabi,
Pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita
dengan perantaraan Anak-Nya.



Bacaan Injil
Luk 2:16-21

"Mereka mendapati Maria, Yusuf dan Si Bayi. 
Pada hari ke delapan Ia diberi nama Yesus."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia,
para gembala cepat-cepat berangkat ke Betlehem,
dan mendapati Maria dan Yusuf
serta Bayi yang terbaring di dalam palungan.
Ketika melihat Bayi itu,
para gembala memberitahukan
apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.
Dan semua orang yang mendengarnya
heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu.
Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hati
dan merenungkannya.
Maka kembalilah gembala-gembala itu
sambil memuji dan memuliakan Allah
karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat;
semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Ketika genap delapan hari umurnya,
Anak itu disunatkan,
dan Ia diberi nama Yesus,
yaitu nama yang disebut oleh malaikat
sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Selamat menyambut Tahun Baru 2024!
Setiap Natal kita memperingati kelahiran Yesus Kristus, dan setiap tahun baru kita memperingati Bunda Maria, Santa Perawan Maria, Bunda Allah.
Kabar sukacita telah sampai kepada kita, telah diwartakan kepada kita.
Allah Bapa mengutus Anak-Nya untuk menebus kita supaya kita layak menjadi anak-anak-Nya, dan boleh memanggil-Nya, "Abba, ya Bapa!"

Kita semua diundang untuk bergegas berangkat ke "Betlehem" menjumpai keluarga Kudus: Maria, Yusuf dan Yesus.
Seperti yang diperbuat oleh para gembala itu, marilah kita juga memuji dan memuliakan Allah.
Marilah kita melangkahkan kaki pertama di hari pertama tahun 2024 ini dengan bergegas menuju keluarga kudus itu, lalu memadahkan pujian kemuliaan kepada Allah Bapa kita karena Sang Penebus kita telah datang.

Sebenarnya sudah sejak jaman Musa, Tuhan telah menurunkan berkat-Nya bagi orang-orang taat kepada-Nya.
Dan bahkan di jaman-jaman sebelumnya pun juga, Tuhan memberkati umat-Nya, dan tentu saja termasuk di jaman kita sekarang ini.
Tuhan memberkati dan melindungi kita.
Tuhan menyinari kita dengan wajahnya, tidak memalingkan muka dari kita melainkan menghadapkan wajah-Nya kepada kita.
Tuhan memberi kasih karunia dan damai sejahtera untuk kita.
Tuhan memberkati kita.
Oleh sebab itu, marilah kita tempuh perjalanan hidup kita di tahun 2024 ini dengan mengandalkan berkat Tuhan!



Peringatan Orang Kudus
Yesus dari Nazaret: Oktaf Natal
Delapan hari setelah kelahiran-Nya, Kanak-kanak Yesus disunat sesuai aturan hukum Taurat Musa (Im 12:3; Luk 2:21; Kis 7:8; Flp 3:5), dan diberi nama Yesus (Yun.: Iesous; Ibr.: Yesyua, Yehosyua,  yang berarti "Yahweh menyelamatkan".  Nama ini sebelum Yesus dari Nazaret sudah dipakai oleh Yosua, pengganti Musa.  Melalui Yesus dari Nazaret, umat manusia diselamatkan (Kis 4:12; Flp 2:9 – 11).  Dia-lah Al-Masih yang dijanjikan Yahweh kepada Israel, bangsa terpilih, dan kelahiran-Nya melalui Perawan Maria menjadikan Dia seorang warga suku bangsa Israel.  Sunat, sebagai upacara keagamaan di kalangan orang Ibrani dan lambang keanggotaan seseorang dalam masyarakat, menjadikan Yesus anggota masyarakat Yahudi.
Dengan demikian Yesus, yang adalah Al-Masih, menjadi batu pengunci antara Perjanjian Lama dan Baru, antara nubuat-nubuat nabi dan pemenuhannya, antara perumpamaan dan penetapannya, antara janji dan pelaksanaannya, antara Kerajaan Daud, leluhurnya dan Kerajaan-Nya sendiri yang bersifat universal dan abadi.

Santa Maria, Bunda Allah (Hari Raya Santa Perawan Maria)
Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah mengingatkan kita akan bidaah (ajaran sesat) tentang Kebundaan Ilahi Maria, yang muncul pada abad ke 5.  Pokok ajaran bidaah ini ialah bahwa Maria memang Bunda Yesus, tetapi bukan Bunda Allah.
Dalam Konsili Efesus pada tahun 431, ajaran sesat ini dikutuk.  Konsili tetap dengan teguh mempertahankan ajaran yang benar, yaitu bahwa Maria adalah Bunda Allah (Theotokos), karena Yesus Anaknya adalah sungguh-sungguh Allah.  Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah ditetapkan oleh Paus Pius XI pada hari ulang tahun ke-1500 Konsili Efesus tersebut.
Pada kesempatan ini, ada baiknya kita merenungkan makna nubuat nabi Yesaya: "Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia, Imanuel" (Yes 7:14), dan makna salam Elisabeth kepada Maria yang mengunjunginya: "Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.  Siapakah aku ini, sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?" (Luk 1:42-43).
Merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah juga berarti bahwa kita mengakui Yesus sebagai "sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh Manusia".  Kemuliaan Maria sebagai Bunda Allah adalah cerminan kemulian Anaknya, yaitu Yesus, Tuhan dan Penebus umat manusia.

Santo Almakios atau Telemakus
Almakios adalah seorang biarawan. Tatkala ia mengunjungi kota Roma, ia berusaha menghentikan pertunjukan gladiator yang sering menimbulkan korban jiwa. Dalam usaha ini ia sendiri akhirnya terbunuh. Namun usahanya yang memuncak pada kematiannya itu membawa suatu perubahan, yakni bahwa sejak saat itu kaisar melarang pertunjukan berbahaya itu.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-12-31 Minggu.

Liturgia Verbi (B-II)
Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria, Yusuf

Minggu, 31 Desember 2023



Bacaan Pertama
Kej 15:1-6;21:1-3

"Anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Pada suatu ketika
datanglah firman Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan,
"Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu;
upahmu akan sangat besar."
Abram menjawab,
"Ya Tuhan Allah,
apakah yang akan Engkau berikan kepadaku?
Aku akan meninggal tanpa mempunyai anak,
dan yang akan mewarisi isi rumahku ialah Eliezer,
orang Damsyik itu."
Lagi kata Abram,
"Engkau tidak memberi aku keturunan,
sehingga seorang hambakulah yang nanti menjadi ahli warisku."
Tetapi datanglah firman Tuhan kepadanya, demikian,
"Orang itu tidak akan menjadi ahli warismu,
melainkan anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu."

Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta berfirman,
"Coba lihat ke langit,
hitunglah bintang-bintang itu jika engkau dapat!"
Maka firman-Nya kepada Abram,
"Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Lalu Abram percaya kepada Tuhan;
maka Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran.
Tuhan memperhatikan Sara seperti difirmankan-Nya,
dan Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya.
Maka mengandunglah Sara,
lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham
dalam masa tuanya
pada waktu yang telah ditetapkan,
sesuai dengan firman Allah kepadanya.
Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak,
dialah anak yang dilahirkan Sara baginya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 105:1b-2.3-4.5-6.8-9,R:7a.8a

Refren: Hanya Dialah Tuhan, Allah kita,
selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya.

*Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya,
maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa.
Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya,
percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!

*Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus,
biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya,
carilah selalu wajah-Nya.

*Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya,
mujizat-Nya dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya,
hai anak cucu Abraham, hamba-Nya,
hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya!

*Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya,
akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan;
akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham,
dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.



Bacaan Kedua
Ibr 11:8.11-12.17-19

"Iman Abraham, Sara dan Ishak."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat
ke negeri yang akan di aterima menjadi milik pusakanya,
ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tujui.
Karena iman pula,
Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu,
walaupun usianya sudah lewat,
karena ia yakin bahwa Dia yang memberikan janji itu setia.
Itulah sebabnya,
dari satu orang yang malahan telah mati pucuk
terpancar keturunan besar
seperti bintang di langit atau seperti pasir di tepi laut,
yang tidak terhitung banyaknya.

Karena iman, Abraham rela mempersembahkan Ishak
tatkala ia dicobai.
Ia yang telah menerima janji itu
rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,
walaupun kepadanya telah dikatakan,
"Keturunan yang berasal dari Ishaklah
yang akan disebut keturunanmu."
Abraham berbuat demikian karena ia percaya
bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang
sekalipun mereka sudah mati.
Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Ibr 1:1-2

Dahulu kala Allah berbicara kepada nenek moyang kita
dengan perantaraan para nabi;
pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita
dengan perantaraan Anak-Nya.



Bacaan Injil
Luk 2:22-40

"Anak itu bertambah besar dan penuh hikmat."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat,
Maria dan Yusuf membawa Kanak Yesus ke Yerusalem
untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan,
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan:
     Semua anak laki-laki sulung
     harus dikuduskan bagi Allah.
Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban
menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan,
yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak merpati.

Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon.
Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya,
yang menantikan penghiburan bagi Israel.
Roh Kudus ada di atasnya,
dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus,
bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias,
yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
Atas dorongan Roh Kudus
Simeon datang ke Bait Allah.
Ketika Kanak Yesus dibawa masuk oleh orangtua-Nya
untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat,
Simeon menyambut Anak itu
dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya,
    "Sekarang Tuhan,
     biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera,
     sesuai dengan firman-Mu,
     sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
     yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
     yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain
     dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu
yang dikatakan tentang Kanak Yesus.
Lalu Simeon memberkati mereka
dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu,
"Sesungguhnya Anak ini ditentukan
untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel
dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
-- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --,
supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

Pada waktu itu
ada pula di Yerusalem seorang nabi perempuan,
anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana.
Ia sudah sangat lanjut umurnya.
Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya,
dan sekarang ia sudah janda,
berumur delapan puluh empat tahun.
Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah,
dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
Pada hari itu Hana pun datang ke Bait Allah
dan mengucap syukur kepada Allah,
serta berbicara tentang Kanak Yesus kepada semua orang
yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.

Setelah menyelesaikan semua
yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan,
kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus
ke kota kediaman mereka,
yaitu kota Nazaret di Galilea.
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat,
penuh hikmat,
dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.


ATAU BACAAN SINGKAT:
Luk 2:22.39-40

Anak itu bertambah besar dan penuh hikmat.

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat,
Maria dan Yusuf membawa Kanak Yesus ke Yerusalem
untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan.

Setelah menyelesaikan semua
yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan,
kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus
ke kota kediaman mereka,
yaitu kota Nazaret di Galilea.
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat,
penuh hikmat,
dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita telah sampai di penghujung tahun 2023.
Tentu ada banyak rencana yang ingin kita kerjakan di tahun 2024 nanti, entah itu merupakan hal baru, atau penyempurnaan dari yang telah kita kerjakan sebelumnya, atau berupa pantangan yang takkan lagi kita perbuat karena bertentangan dengan kehendak Tuhan, dan lain sebagainya.

Salah satu rencana yang akan kita renungkan sekarang adalah perihal rencana Allah yang kita copy-paste menjadi rencana kita, khususnya yang terkait dengan keluarga, karena hari ini kita memperingati Keluarga Kudus: Yesus, Maria dan Yusuf.
Kita tidak sedang membahas seperti apa sih keluarga kudus itu, melainkan akan membahas tentang rencana Tuhan terjadi di dalam keluarga kita, berdasarkan Bacaan Pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Kejadian.

Bagi pasangan suami-istri, tidak memiliki anak seringkali dianggap sebagai aib yang memalukan, seringkali dirundung kesedihan bercampur kerinduan memiliki anak.
Tetapi anehnya, ketika mereka dikaruniai anak malah seringkali pula mereka kemudian menyia-nyiakannya.
Ada yang menganggap anak sama seperti properti miliknya, terserah mau mereka apakan.
Ada yang menjadikan anak sebagai alat untuk mencapai ambisi orangtuanya, misalnya: karena gagal menjadi pastor maka anak laki-lakinya pun dipaksa-paksa masuk seminari, atau sebaliknya, karena luka batin dengan seorang klerus maka anaknya dilarang-larang masuk biara.
Ada pula orangtua yang memperlakukan anaknya seperti pegawai, orang upahan atau bahkan seperti seorang budak atau hamba.

Sampai masa tuanya, Abram dan Sara tidak dikaruniai anak.
Sara pun sudah memasuki usia menopause, siklus menstruasinya telah berhenti alias telah mati haid.
Tak mungkin lagilah berharap mempunyai keturunan, omong kosong!
Lalu Tuhan datang kepada Abram, menjanjikan akan memberi anak sebanyak bintang di langit, dagelan macam apa pula ini?
Supaya tidak menjadi dagelan atau omong kosong, maka Sara pun merelakan Abram mengambil Hagar, budaknya, untuk memberi keturunan bagi Abram, maka lahirlah Ismael dari Hagar.
Mungkin kita bisa saja menghibur diri, "Tuh, bener kan, Tuhan memenuhi janji-Nya, akhirnya Abram punya anak."
Nanti dulu, ini kekeliruan manusia, seringkali menghibur-hibur diri lalu melakukan pembenaran padahal tidak benar.
Maka Tuhan datang lagi kepada Abram, "Orang itu tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu."
Yang dimaksud oleh Tuhan bukan Ismael, tetapi anak kandung yang akan dilahirkan oleh Sara.

Memang seringkali kita sulit memahami apa yang menjadi rencana Allah.
Itu dikarenakan kita seringkali merasa "sama pintarnya" dengan Tuhan, seringkali merasa menjadi Tuhan sehingga dapat menentukan mungkin-tidaknya sesuatu itu terjadi.
Lalu kita pun lupa kalau bagi kita mustahil tetapi mungkin bagi Allah.
Jika kita sulit memahami apa yang menjadi rencana Allah bagi keluarga kita, lalu apa yang akan kita copy-paste ke dalam rencana kita dan keluarga kita?

Maka dari itu, marilah sekarang,
kita susun ulang segala rencana kita di tahun depan, apa pun itu, jangan lagi ditimbang-timbang apakah masuk akal atau tidak. Sepanjang segala rencana yang kita susun itu telah kita yakini merupakan rencana yang baik dan merupakan copy-paste dari Keluarga Nazaret itu, maka jangan lagi kita pusingkan apakah masuk akal atau tidak.
Jangan pula kemudian kita dihantui perasaan cemas, lalu menyelidik apakah terjadi atau gagal, keliru lagi.
Panjatkanlah segala rencana itu di dalam doa, dan percayalah Tuhan telah mengabulkannya saat kita mendoakannya.
Beginilah yang disampaikan oleh Yesus perihal kuasa yang diberikan kepada kita untuk memindahkan gunung ke laut sekali pun,
"Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya,
bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi,
maka hal itu akan terjadi baginya."   [Mrk 11:23]
Marilah kita menjadi percaya seratus persen.



Peringatan Orang Kudus
Santa Melania, Martir
Melania Muda adalah cucu Santa Melania Tua dan anak dari Publicola dan Albina. Ia lahir di Roma dari sebuah keluarga Kristen yang kaya raya. Ayahnya seorang senator yang ambisius sekali. Demi harta dan nama baik keluarganya, ayahnya menikahkan Melania dengan saudara sepupunya: Pinianus. Melania tidak setuju, namun ia yang baru berusia 13 tahun itu tak berdaya menghadapi ambisi orang-tuanya. Dengan berat hati ia mengiakan juga perkawinan itu. Mereka dikaruniai 2 orang putra.  Melania sangat baik, penuh pengabdian, dan berjiwa sosial. Sifat sosialnya itu membuatnya tidak disenangi oleh kaum kerabatnya. Sepeninggal kedua putranya, sikap sosial Melania baru diterima, bahkan ditiru oleh mereka. Melania sangat disenangi oleh kaum miskin karena karya amalnya kepada mereka dan kepada Gereja. Bersama suaminya, Melania menolong membebaskan ratusan budak belian dengan harga tebusan yang sangat mahal.
Tahun-tahun terakhir hidupnya penuh dengan cobaan. Ketika Roma diserang bangsa Visigoth, mereka terpaksa mengungsi ke Afrika. Di sana mereka memiliki tanah yang luas. Pada tahun 417 mereka pindah ke Yerusalem dan tinggal dekat makam suci Yesus. Terpengaruh oleh corak hidup pertapaan di padang gurun Mesir, maka mereka mulai menghayati cara hidup bertapa itu. Di situ ia berjumpa dengan kemenakannya: Santa Paula dan menjalin hubungan baik dengan Santo Hieronimus. Pada tahun 432 suaminya Pianus meninggal dunia. Ia tidak putus asa. Sebagai janda ia menghimpun para wanita untuk mendirikan satu biara di bukit Zaitun. Usahanya diperluas hingga ke Afrika dengan 2 buah biara di sana. Tahun-tahun terakhir hidupnya dimanfaatkannya di dalam kelompok orang-orang kudus seperti Santo Hieronimus, Agustinus, Paulinus, dll, dengan menyalin buku-buku rohani. Ia wafat pada tahun 439 di Betlehem, seminggu setelah merayakan Natal.

Santo Silvester , Paus
Paus Silvester adalah paus dan orang kudus pertama yang wafat bukan sebagai martir. Sayang bahwa sedikit sekali informasi yang diketahui tentang kehidupannya.Silvester menjadi paus antara tahun 314-335 pada masa pemerintahan Kaisar Konstantin Agung. Pada masa itu sesuai ketetapan kaisar di dalam Edikta Milano, agam Kristen menjadi agama resmi yang berlaku di seluruh kekaisaran. Dengan itu orang-orang Kristen mulai keluar dari tempat persembunyiannya di katakombe-katakombe dan tidak takut-takut lagi melakukan kegiatan-kegiatan  keagamaan di hadapan umum. Posisi hukum Gereja menjadi sangat kuat di bawah Kaisar Konstantin Agung. Istana Lateran dihadiahkan kepada Tachta Suci oleh Konstantin. Oleh Paus Silvester, istana itu dirobah menjadi gereja Katedral Keuskupan Roma. Gereja Katedral ini menjadi lambang kemerdekaan Gereja dari penguasaan Kaisar-kaisar Romawi semenjak kelahirannya. Pada masa kepemimpinannya, Silvester juga mendirikan Gereja Santo Petrus di Vatikan dan rumah-rumah ibadat lainnya di seluruh kota Roma. Bersama Kaisar, Silvester mengambil bagian juga di dalam penyelenggaraan Konsili Ekumenis Pertama di Nicea pada tahun 325 untuk menghukum ajaran sesat Arianisme. Selama masa pontifikatnya buku "Para Martir Romawi" (Martyrology Romanum) dikerjakan. Ia juga berjuang memajukan kehidupan liturgi dan mendirikan Sekolah Seni Suara di Roma.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-12-30 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Keenam dalam Oktaf Natal

Sabtu, 30 Desember 2023



Bacaan Pertama
1Yoh 2:12-17

"Orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Aku menulis kepadamu, hai anak-anak,
         sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama Yesus.
Aku menulis kepadamu, hai para bapak,
         sebab bapak-bapak telah mengenal Dia yang ada dari mulanya.
Aku menulis kepadamu, hai orang-orang muda,
         sebab kamu telah mengalahkan yang jahat.
Aku menulis kepadamu, hai anak-anak,
         sebab kamu mengenal Bapa.
Aku menulis kepadamu, hai para bapak,
         sebab bapak-bapak telah mengenal Dia yang ada dari mulanya.
Aku menulis kepadamu, hai orang-orang muda,
         sebab kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu,
         dan kamu telah mengalahkan yang jahat.

Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya.
Jikalau orang mengasihi dunia,
maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Sebab semua yang ada di dalam dunia,
yaitu keinginan daging dan keinginan mata
serta keangkuhan hidup,
bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Dan dunia ini sedang melenyap bersama keinginannya,
tetapi orang yang melakukan kehendak Allah
tetap hidup selama-lamanya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 96:7-8a.8b-9.10,R:11a

Refren: Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak.

*Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa,
kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan!
Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya.

*Bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya,
Sujudlah menyembah kepada Tuhan
dengan berhiaskan kekudusan,
gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!

Katakanlah di antara bangsa-bangsa, "Tuhan itu Raja!
Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah.
Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."



Bait Pengantar Injil


Inilah hari yang suci! 
Marilah, hai para bangsa, sujudlah di hadapan Tuhan,
sebab cahaya gemilang menyinari seluruh muka bumi.



Bacaan Injil
Luk 2:36-40

"Hana berbicara tentang kanak-kanak Yesus."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Ketika kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah,
ada di Yerusalem seorang nabi perempuan,
anak Fanuel dari suku Asyer. Namanya Hana.
Ia sudah sangat lanjut umurnya.
Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya,
dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun.
Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah,
dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
Pada hari kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah,
Hana pun datang ke Bait Allah dan mengucap syukur kepada Allah,
serta berbicara tentang kanak Yesus kepada semua orang
yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.
Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan
menurut hukum Tuhan,
kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus
ke kota kediaman mereka,
 yaitu kota Nazaret di Galilea.
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat,
penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambilkan dari renungan "The Power of Word" yang dibawakan oleh Ibu Erna Kusuma

*Belajar Kesetiaan dan Pengharapan dari Nabi Hana*
Oleh Erna Kusuma

*Doa Pembuka*:
Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.
Seperti hari-hari yang telah berlalu,
kembali hari ini kami semua bersatu di dalam renungan ini,
untuk mendengarkan sabda-Mu dan bertekad untuk menjalankannya.
Bersabdalah ya, Bapa, kami mendengarkan-Mu.
Amin.

*Renungan*:
Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Seperti yang telah kita ketahui, umumnya para pemimpin didominasi oleh laki-laki.
Dahulu jarang sekali perempuan menjadi pemimpin.
Di zaman Perjanjian Lama, ada banyak nabi laki-laki tapi langka yang perempuan.
Begitu pula di Zaman Yesus, walau sudah mulai disebut ada perempuan yang turut bekerja melayani Yesus, tetapi para murid Yesus masih didominasi oleh laki-laki, termasuk para rasul Yesus pun semuanya laki-laki.
Maka, sungguh menjadi istimewa Bacaan Injil hari ini, nabi perempuan ditulis pada peristiwa kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah.
Mari kita mengenal salah satu nabi perempuan, atau yang juga disebut nabiah, bernama Hana, anak Fanuel dari suku Asyer.

Suku Asyer termasuk salah satu dari 12 suku Israel.
Asyer, yang berasal dari bahasa Ibrani "Osyer" yang artinya "bahagia", memang menempati tanah yang subur, penghasil gandum, anggur, dan minyak secara berlimpahan, rakyatnya pun hidup makmur.
Hana sebagai bagian dari suku Asyer, tentulah hidup lebih baik dari sekedar berkecukupan.
Rupanya tidak demikian.
Hana sempat hidup bersuami selama 7 tahun, namun setelah itu ia hidup sebagai janda.
Di zaman itu, perempuan menikah ketika masih berusia belasan tahun.
Artinya Hana sudah hidup menjanda di usia 20 tahunan,
dan sampai di usia 84 tahun tetap menjanda.
Sisa hidupnya yang masih sangat panjang itu ia putuskan untuk tidak menikah lagi, melainkan memutuskan untuk siang malam beribadah di Bait Allah dengan berdoa dan berpuasa.
Ini adalah kesetiaan yang luarbiasa dalam beribadah.

Ketika Yesus berusia delapan hari, saat pentahiran menurut hukum Taurat, bahwa "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", maka bayi Yesus pun dibawa ke Bait Allah di Yerusalem.
Samuel dan juga Hana lah yang berkesempatan untuk menyambut kedatangan kanak-kanak Yesus di Bait Allah, dan menjadi saksi bayi Yesus dikuduskan bagi Allah.
Menyerahkan sisa hidup untuk sepenuhnya beribadah kepada Tuhan di Bait Allah adalah keputusan yang berat, keputusan yang memerlukan tekad yang kuat untuk dapat menjalaninya.
Saya jadi teringat akan mama, ibu mertua saya, yang bersimpuh di depan altar gereja, setelah suaminya meninggal dunia, menyatakan tekad untuk menyerahkan sisa hidupnya sepenuhnya melayani Tuhan, gereja, dan umat.

Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Kekaguman saya kepada nabi Hana telah menggerakkan saya untuk mencermati lebih rinci,
pencerahan apa yang boleh saya terima dari kisah nabi Hana ini.

Nabi Hana mempunyai kerinduan yang sangat besar akan kedatangan Juruselamat yang dijanjikan oleh Tuhan, siang malam berdoa dan berpuasa di Bait Allah dalam kurun waktu yang panjang, menantikan penggenapan janji tersebut.

Dan ketika saatnya tiba, bayi Yesus diantar ke Bait Allah, Nabi Hana dan Samuel dapat mengenali bahwa bayi itu adalah Sang Mesias yang dinanti-nantikan itu.
Mereka mengakui Yesus adalah Mesias, lalu mewartakan kepada semua orang tentang jati diri Yesus yang sesungguhnya.
Itu terjadi jauh sebelum Yohanes Pembaptis tampil untuk memberitakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat dan mengajak semua orang untuk bertobat.

Nabi Hana adalah sosok yang berperan penting dalam kisah kelahiran Yesus.
Dia adalah nabi yang sangat setia dan saleh, yang dengan rela meninggalkan gemerlap duniawi untuk menjadi orang saleh dan tinggal di Bait Allah.
Dia adalah simbul kesetiaan dan sekaligus contoh yang sangat baik dalam pengharapan.

*Doa Penutup*:
Marilah sekarang kita berdoa bersama untuk menutup perjumpaan kita hari ini.
Marilah kita berdoa.

Ya Allah, Bapa kami, Bapa semua orang.
Engkau telah memilih nabi Hana sebagai saksi kelahiran Yesus Kristus,
sehingga kami pun dapat mengenal dan meniru darinya tentang hakikat kesetiaan.
Dari dia pulalah kami belajar untuk menaruh harapan hanya kepada-Mu saja.
Kini, di penghujung tahun 2023 ini, kami juga menanti-nantikan kedatangan kembali Tuhan kami, Yesus Kristus, Allah Putera, yang telah berjanji akan datang kali kedua dengan kemuliaan-Nya,
untuk menganugerahkan kepada kami kehidupan kekal bersama para kudus di Surga.
Dengarkanlah harapan-harapan kami ini ya, Bapa.
Amin.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Sabinus, Uskup dan Martir
Sabinus adalah uskup kota Asisi. Bersama beberapa orang imamnya, ia ditangkap dan dipenjarakan di kala Kaisar Diokletianus dan Maksimianus melancarkan penganiayaan terhadap umat Kristen pada tahun 303. Pengadilan atas diri Sabinus bersama imam-imamnya dan seluruh umatnya ditangani langsung oleh Gubernur Venustian di kota Umbria. Mengikuti kebiasaan yang berlaku pada setiap pengadilan terhadap orang-orang Kristen, Venustian memerintahkan Sabinus bersama imam-imam dan seluruh umatnya menyembah sujud patung dewa Yupiter, dewa tertinggi bangsa Romawi. Mereka harus menyembah Yupiter karena Yupiterlah yang menurunkan hujan dan memberikan cahaya matahari kepada manusia, terutama karena Yupiter adalah pembela ulung kekuasaan Romawi di seluruh dunia.
Mendengar perintah sang Gubernur Venustian, Sabinus tampil ke depan seolah-olah hendak menyembah patung dewa Yupiter. Ia menyentuh patung itu dengan jarinya dan patung itu sekonyong-konyong hancur berkeping-keping dan berserakan di atas tanah. Semua orang yang hadir di situ tercengang keheranan. Melihat keajaiban itu, Venustian marah dan segera memerintahkan agar tangan Sabinus dipotong. Sementara itu imam-imamnya disiksa hingga mati.
Para serdadu yang diperintahkan memotong tangan Sabinus menggiring Sabinus ke hadapan Venustian untuk dihukum. Ketika berada di hadapan Venustian, Sabinus tergerak hatinya oleh belaskasihan atas Venustian yang sudah lama menderita penyakit mata yang membahayakan. Ia berdoa kepada Yesus lalu menyentuh mata Venustian. Seketika itu juga sembuhlah mata Venustian.
Mengalami kebaikan hati Sabinus, Venustian terharu dan melepaskan Sabinus. Ia sendiri pun kemudian bertobat dan minta dipermandikan. Tak lama kemudian Venustian yang sudah menjadi Kristen itu ditangkap dan dipenggal kepalanya oleh kaki tangan gubernur Asisi yang baru. Hal yang sama dilakukan pula atas diri Uskup Sabinus.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-12-29 Jumat.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Kelima dalam Oktaf Natal

Jumat, 29 Desember 2023

PF S. Tomas Becket, Uskup dan Martir



Bacaan Pertama
1Yoh 2:3-11

"Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah,
yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.
Barangsiapa berkata "Aku mengenal Allah"
tetapi tidak menuruti perintah-Nya,
ia adalah seorang pendusta,
dan tidak ada kebenaran di dalam dia.
Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya,
di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna;
dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Allah.
Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Allah,
ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.

Saudara-saudara kekasih,
bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu,
melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya.
Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar.
Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu;
perintah ini telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu;
sebab kegelapan sedang melenyap
dan terang yang benar telah bercahaya.
Barangsiapa berkata bahwa ia berada di dalam terang,
tetapi membenci saudaranya,
ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
Barangsiapa mengasihi saudaranya,
ia tetap berada di dalam terang,
dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
Tetapi barangsiapa membenci saudaranya,
ia berada di dalam kegelapan
dan hidup di dalam kegelapan.
Ia tidak tahu ke mana ia pergi,
karena kegelapan itu telah membutakan matanya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6,R:11a

Refren: Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai.

*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!
Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya!

*Kabarkanlah dari hari ke hari
keselamatan yang datang dari pada-Nya,
ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa,
kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.

*Tuhanlah yang menjadikan langit,
keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya,
kekuatan dan hormat ada di tempat kudus-Nya.



Bait Pengantar Injil
Luk 2:32

Kristus cahaya yang menerangi pada bangsa,
Dialah kemuliaan bagi umat allah.



Bacaan Injil
Luk 2:22-35

"Kristus cahaya para bangsa."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat,
Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak Yesus ke Yerusalem
untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan,
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan:
"Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah."
Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban
menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan,
yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.

Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon.
Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya,
yang menantikan penghiburan bagi Israel.
Roh Kudus ada di atasnya,
dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus,
bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias,
yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah.
Ketika kanak-kanak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya
untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat,
Simeon menyambut Anak itu
dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya,
"Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini
pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu,
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain
dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."

Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu
yang dikatakan tentang Kanak Yesus.
Lalu Simeon memberkati mereka
dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu,
"Sesungguhnya Anak ini ditentukan
untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel
dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
-- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --,
supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Ketika kita ditanya, apakah kita telah mengenal Allah Bapa kita?
Barangkali banyak yang seperti saya, mempertanyakan tentang bagaimana bisa mengenal Allah Bapa kalau kita tidak pernah berjumpa dengan-Nya, mendengar suara-Nya pun tidak, tidak pula bisa menyaksikan di Youtube atau di media lainnya.
Pantaskah kita menjadi anak-Nya kalau ternyata kita tidak mengenal Dia yang boleh kita panggil "Bapa" itu?

Surat Pertama Rasul Yohanes pada Bacaan Pertama hari ini nampaknya dapat memberi pencerahan tentang pengenalan akan Allah Bapa.
Jika kita percaya kepada-Nya, maka kita akan mendengarkan firman-Nya dan menuruti firman-Nya itu.
Dengan demikian kita akan berada di dalam Terang sebab kasih Allah akan berada di dalam diri kita.
Sebaliknya, jika kita tidak menuruti firman-Nya, artinya kita tinggal di dalam kegelapan karena tak cahaya dari Terang Allah.
Sekali pun kita tidak buta atau tuna netra tetapi kegelapan akan membutakan kita, tak dapat melihat di dalam gelap.
Kita memerlukan cahaya agar dapat melihat, dan akan lebih baik lagi jika ada cahaya memancar justru dari dalam diri kita dan cahaya itu akan menerangi orang-orang di sekitar kita.

Jadi, jika ditanya apakah kita mengenal Allah, maka jawabannya jelas "Iya, kita mengenal Allah" sebab kita tahu apa firman-Nya, sekali pun kita tidak melihat-Nya.
Apakah kita pernah berjumpa dengan-Nya?
Ya, bahkan seringkali, Tuhan hadir di depan kita melalui orang-orang di sekitar kita, yakni orang-orang yang kita kasihi.
Tuhan hadir di antara orang-orang lemah dan tertindas, orang-orang miskin secara duniawi padahal sesungguhnya kaya secara surgawi.
Dan bahkan, semestinya kita bisa berjumpa dengan-Nya saat kita berdoa atau bermeditasi seperti yang dilakukan Yesus.
Yesus malah berdoa semalam-malaman ketika hendak berjumpa dengan Bapa-Nya.

Nah, mengenal Allah tidak berarti harus sudah melihat fisik-Nya atau mendengar suara-Nya, melainkan sudah lebih dari cukup kalau kita mendengar dan menjalankan firman-Nya.
Ingatlah perkataan Yesus ini, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
[Yoh 20:29]



Peringatan Orang Kudus
Santo Thomas Becket dari Canterbury, Uskup dan Martir
Thomas Becket lahir di London pada tahun 1118. Orang-tuanya berkebangsaan Normandia. Semenjak kecilnya, Thomas menunjukkan bakat-bakat yang luar biasa. Ia belajar di biara Merton di Surrey, kemudian di London dan Paris. Pada usia 21 tahun ia sudah berkecimpung di dunia politik di London. Kepandaiannya menarik hati Theobaldus, Uskup Agung Canterbury sehingga ia ditahbiskan menjadi diakon dan dibebani macam-macam tugas.
Akhirnya namanya yang harum itu terdengar juga oleh Raja Henry II. Atas rekomendasi Uskup Theobaldus, Raja Henry II mengangkat Thomas menjadi penasehatnya. Sebagai seorang abdi sekaligus sahabat Raja, Thomas mendampingi Raja dalam berbagai urusan kenegaraan. Ia menyusun dan mengatur perjanjian damai dengan Prancis pada tahun 1160. Sepeninggal Uskup Theobaldus pada tahun 1161, Raja Henry mengangkat dia menjadi Uskup Agung Canterbury, karena ia membutuhkan seorang pendamping yang mampu membantunya dalam urusan-urusan kerajaan. Thomas sendiri sangat segan menerima jabatan mulia itu. Tetapi demi kelangsungan kepemimpinan di dalam Gereja, Thomas akhirnya dengan rendah hati menerima juga jabatan itu. Setelah ditahbiskan menjadi Uskup Agung Canterbury, Thomas mengundurkan diri dari jabatan penasehat raja agar supaya ia lebih leluasa menjalankan tugas-tugas kegembalaan. Ia meninggalkan gelanggang politik, meninggalkan segala kemewahan duniawi, lalu mulai lebih memusatkan perhatian pada bidang kerohanian, kasih amal dan studi teologi. Hidupnya ditandai dengan kesederhanaan. Ia gigih membela hak-hak Gereja dari rongrongan pihak mana pun. Dengan tegas ia menolak menandatangani Konstitusi Klarendon, suatu dokumen yang memberikan hak kepada pemerintah untuk campur-tangan di dalam urusan-urusan Gerejawi. Karena itu Henry mulai mengambil tindakan keras terhadapnya. Dalam suatu pertemuan di Northampton pada tanggal 13 Oktober 1164, Thomas secara terbuka menentang Henry dengan meninggalkan pertemuan itu.
Ia naik banding kepada paus dan mengasingkan diri ke Prancis. Raja Louis VII menyambut baik kedatangannya dan mengizinkan dia tinggal di sana selama 6 tahun. Raja Henry mengambil alih seluruh kekayaan keuskupannya. Namun paus tidak mengizinkan Thomas meletakkan jabatannya. Pada tahun 1170 Henry menawarkan perdamaian dengan Thomas dan mengizinkan dia kembali ke Inggris.
Pada bulan Desember 1170, Thomas kembali ke Inggris dan diterima dengan meriah oleh seluruh umat. Namun ia tidak mau mengampuni uskup-uskup yang memihak raja sebelum mereka bersumpah setia kepada paus. Ia bahkan memanfaatkan isinan Paus Aleksander III yang diberikan pada tahun 1166, untuk mengekskomunikasikan uskup-uskup itu. Tindakan ekskomunikasi ini membuat raja sangat kesal dan marah. Empat orang perwiranya segera diperintahkan ke Canterbury untuk membunuh Thomas. Ketika itu Thomas sedang melakukan ibadat sore di dalam katedralnya. Empat perwira itu segera menyergap dan membunuh Uskup Thomas di depan Sakramen Mahakudus. Peristiwa sadis ini terjadi pada tanggal 29 Desember 1170.
Thomas dari Canterbury segera dihormati sebagai orang kudus oleh seluruh umat dan tempat di mana ia dibunuh dihormati sebagai tempat keramat. Raja Henry merasa puas dengan pembunuhan itu. Namun suara hatinya terus mengusik batinnya sehingga pada tahun 1172 ia membatalkan Konstitusi Clarendon dan melakukan pertobatan di hadapan seluruh umat. Pada tanggal 21 Februari 1173, Aleksander III secara resmi mengumumkan kanonisasi Thomas. Tempat pembunuhannya menjadi salah satu tempat ziarah terkenal di Eropa sampai Raja Henry VIII membongkarnya dan mengambil alih kekayaannya pada tahun 1538. Kata-katanya terakhir sebelum menghembuskan nafasnya ialah: "Aku bersedia mati demi nama Yesus dan Gereja-Nya."

Santo Kaspar Del Bufalo, Pengaku Iman
Kaspar Del Bufalo yang dikenal sebagai pendiri Kongregasi Misionaris Darah Mulia, lahir pada tahun 1786 di Roma, Italia. Pada tahun 1808 ia ditahbiskan menjadi imam di Roma. Pada waktu tentara-tentara Napoleon I menduduki kota Roma, Kaspar ditangkap dan dipenjarakan tetapi ia kemudian berhasil meloloskan diri dari penjara dan melarikan diri dari Roma.
Dengan dukungan kuat dari Kardinal Cristaldi dan Paus Pius VII (1800-1823), Kaspar mendirikan Kongregasi Misionaris Darah Mulia pada tahun 1815 di Giano. Sambil mendirikan pusat biara di Albano Laziale, dekat Roma, dan di seluruh Kerajaan Napoli, Italia Selatan, kongregasi itu berjuang membangun kembali Italia yang diporak-porandakan oleh perang dan berbagai pertikaian. Kaspar dikenal sebagai seorang pengkotbah yang berhasil terutama di daerah-daerah pedesaan. Selain aktif dalam karya pewartaan dan karya karitatif untuk menolong orang-orang miskin, Kaspar mendirikan perkumpulan-perkumpulan doa untuk adorasi malam di hadapan Sakramen Mahakudus.  Ia meninggal dunia di Roma pada tanggal 28 Desember karena terserang penyakit kolera yang menyerang kota Roma. Pada tahun 1954, Kaspar digelari 'kudus' oleh Paus Pius XII (1939-1958).

Daud, Raja Israel Yang Terbesar
Daud (Yunani: Dauid; Ibrani: Dawid) artinya "Yang terkasih" adalah Raja Israel kedua dan yang terbesar sekitar tahun 1010 sampai 970 seb.M (1 Sam 16-1 Raj 2; Kis 7:45). Tanggal kelahirannya tidak diketahui pasti; tetapi ia meninggal dunia di Israel pada tahun 973 seb.M. Ia, seorang Efrata dari Betlehem dan anak bungsu Isai (1 Sam 16:11; 17: 12; 1 Taw 2:15; Mat 1:5-6; Luk 3:31). Kecintaan umat Israel kepada Daud terutama karena ia berhasil membunuh Goliath, panglima perang bangsa Filistin.
Sebagai seorang pejuang muda, Daud diagungkan sebagai seorang pahlawan. Cinta dan puji-pujian rakyat ini membangkitkan amarah dan kecemburuan Raja Saul. Saul kemudian berusaha membunuh Daud. Daud tetap tenang dan bersikap jantan menghadapi rencana jahat Saul. Ia mengungsi ke padang gurun Yudea dan berhasil memikat hati suku-suku bangsa yang berdiam di sana. Ia menikahi Aninoam, Abigail dan akhirnya dengan Mikhal. Dari sana ia menyusun rencana dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk menggulingkan Saul yang dianggap sebagai "Orang yang diurapi Tuhan."
Setelah Saul meninggal dunia, Daud diurapi sebagai raja atas Yuda di Hebron, sektor selatan Israel. Sekitar tujuh tahun kemudian, setelah Abner meninggal dunia, Daud diakui sebagai raja untuk seluruh Israel sampai ia mati. Manufer politik pertama yang dilancarkan Daud sebagai raja ialah menaklukkan suku bangsa Yebusi dan merebut Yerusalem yang dikuasai oleh suku itu. Tempat tinggal raja dipindahkan ke Yerusalem. Di sana ia menikah dengan Batsyeba. Untuk mempertahankan kedudukkannya, ia harus menaklukkan setiap kota Kanaan atau mengintegrasikannya ke dalam suku-suku Israel. Sebaliknya Daud juga harus mempersatukan suku-suku yang masih berdiri sendiri-sendiri, terutama suku-suku Utara dan Selatan, menjadi satu bangsa. Oleh sebab itu, ia bersikap lunak sekali terhadap keluarga Saul (2 Sam l:1-16; 3:13-16), memilih tempat tinggal di daerah yang tidak dikuasai oleh bangsa Israel, memindahkan Tabut Perjanjian Allah (2 Sam 6:1-9), membuat persiapan untuk membangun kenisah pusat (2 Sam 7; 24:18-25), dan membentuk suatu pasukan yang tangguh (1 Taw 27:1-15). Hampir seluruh daerah Barat sungai Yordan dikalahkan oleh Daud. Para bangsa Edom; Aram, Moab dan Ammon ditaklukkannya. Tetapi kerajaannya yang begitu gemilang dikeruhkan oleh kejadian-kejadian dan intrik-intrik pribadi: tingkahnya sendiri terhadap Uria dan Batsyeba (2 Sam 11), penodaan oleh Ammon terhadap Tamar puterinya (2 Sam 13:1-22); pemberontakan dan kematian Absalom (2 Sam 15; 18:1 - 19:9) dan intrik-intrik untuk mewarisi takhta.
Kitab Raja-raja mengisahkan keinginan Daud untuk mendirikan satu kediaman yang pantas untuk menyimpan Tabut Perjanjian Yahweh, namun ia meninggal dunia sebelum melaksanakan niatnya itu. Kemudian Solomon, puteranya sendiri merealisir rencananya yang luhur itu dengan mendirikan sebuah kenisah. Daud meninggal dunia dalam keadaan sakit tua pada tahun 973 seb. M., kira-kira dalam usia 70 tahun. Makamnya masih dikenal pada zaman Nehemia (2 Sam 3;16) dan pada zaman Kristus (Kis 2:29). Daud adalah leluhur Yesus melalui Yusuf (Mat 1:17; 20; Luk 1:27,32; 2:4; Why 5:5; 22:16); ia juga seorang nabi karena dalam Mazmur-mazmur yang diciptakannya ia menubuatkan kedatangan Kristus (Sir 47:8; Kis 1:16; 2:25,34;4:25; Rom 4:6;11:9; Ibr 4:7), serta kebangkitan Kristus (Kis 2:29-36; 13:34-37).



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-12-28 Kamis.

Liturgia Verbi (B-II)
Pesta Kanak-Kanak Suci, Martir

Kamis, 28 Desember 2023



Bacaan Pertama
1Yoh 1:5-2:2

"Darah Yesus Kristus menyucikan kita dari segala dosa."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
inilah berita yang telah kami dengar dari Yesus Kristus,
dan yang kami sampaikan kepada kamu:
Allah adalah terang,
dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
Jika kita katakan bahwa
kita beroleh persekutuan dengan Dia
namun kita hidup di dalam kegelapan,
kita berdusta, dan kita tidak melakukan kebenaran.
Tetapi jika kita hidup di dalam terang
sama seperti Dia ada di dalam terang,
maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain,
dan darah Yesus, Anak-Nya itu,
menyucikan kita dari segala dosa.
Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa,
maka kita menipu diri kita sendiri,
dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Jika kita mengaku dosa kita,
maka Allah adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita
dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Jika kita berkata bahwa kita tidak berbuat dosa,
maka kita membuat Allah menjadi pendusta,
dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

Anak-anakku,
hal-hal ini kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu jangan berbuat dosa;
namun jika seorang berbuat dosa,
kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa,
yaitu Yesus Kristus yang adil.
Dialah pendamaian untuk segala dosa kita;
malahan bukan untuk dosa kita saja,
tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 124:2-3.4-5.7b-8,R:7a

Refren: Jiwa kita terluput
seperti burung terlepas dari jerat penangkap.

*Jika bukan Tuhan yang memihak kepada kita,
ketika manusia bangkit melawan kita,
maka mereka telah menelan kita hidup-hidup,
ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.

*Maka air telah menghanyutkan kita,
dan sungai telah mengalir menembus kita;
telah mengalir melanda kita
air yang meluap-luap itu.

*Jerat itu telah putus,
dan kita pun terluput!
Pertolongan kita dalam nama Tuhan,
yang menjadikan langit dan bumi.



Bait Pengantar Injil


Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan.
Kepada-Mu barisan para martir berkurban
dengan mempertaruhkan nyawa.



Bacaan Injil
Mat 2:13-18 

"Herodes menyuruh
agar semua anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya dibunuh."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Setelah orang-orang majus
yang mengunjungi Bayi Yesus di Betlehem itu pulang,
nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi.
Malaikat itu berkata,
"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya!
Larilah ke Mesir,
dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu,
karena Raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh."

Maka Yusuf pun bangunlah.
Malam itu juga diambilnya Anak itu serta ibu-Nya,
lalu menyingkir ke Mesir,
dan tinggal di sana hingga Herodes mati.
Hal itu terjadi supaya genaplah
yang difirmankan Tuhan lewat nabi-Nya,
"Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

Ketika Herodes tahu,
bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu,
sangat marahlah ia.
Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya,
yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah,
sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya
dari orang-orang majus itu.
Dengan demikian genaplah firman
yang disampaikan oleh nabi Yeremia:
Terdengarlah suara di Rama,
tangis dan ratap yang amat memilukan;
Rahel menangisi anak-anaknya, dan ia tidak mau dihibur,
sebab mereka tidak ada lagi.

Demikianlah Sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini giliran saya untuk membawakan renungan Dily Fresh Juice.

*Kesewenangan Kekuasaan Menyengsarakan*

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Hari ini, Kamis 28 Desember 2023, hari ke-empat dalam Oktaf Natal,
Gereja mengajak kita untuk mengenang kanak-kanak Suci di Betlehem dan sekitarnya yang menjadi martir akibat kekejaman Raja Herodes, oleh karena Bayi Yesus yang lahir di Betlehem adalah Mesias yang dinanti-natikan dan tentu saja dianggap sebagai ancaman bagi Herodes.
Herodes menjadi sangat marah karena merasa diperdaya oleh orang-orang Majus yang datang kepada Bayi Yesus.
Lalu Herodes menyuruh agar semua anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya dibunuh.

Inilah Injil Suci menurut Matius:
[Bacaan Injil]
Demikianlah Sabda Tuhan.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Herodes Agung yang memerintah di wilayah Yudea terkenal karena kekejamannya.
Ia tak segan-segannya memberi perintah untuk membunuh semua kanak-kanak yang berumur dua tahun ke bawah, gegara ia tidak dapat menemukan di mana Sang Mesias berada.
Dan konon, tiga orang puteranya sendiri termasuk kanak-kanak yang dibunuh itu.
Kanak-kanak itu tentu tidak melakukan kesalahan apa pun.
Mereka dibunuh hanya karena mereka sebaya dengan Yesus.
Entah berapa banyak anak-anak dibunuh,
mungkin puluhan anak, atau mungkin ratusan.
Sesungguhnya Raja Herodes hanya ingin membunuh kanak-kanak Yesus,
tetapi karena tak berhasil menemukan,
maka semua anak-anak di Betlehem dibunuh.

Yesus luput dari pembantaian itu.
Tuhan mengutus malaikat-Nya datang kepada Yusuf didalam mimpi dan berkata,
"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya!
Larilah ke Mesir,
dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu,
karena Raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh."

Yusuf dan Maria membawa Yesus mengungsi ke Mesir,
sebelum orang-orang suruhan Herodes tiba di Betlehem,
sehingga selamatlah Yesus.
Ini terjadi karena pertolongan Tuhan.
Dua kali Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk datang melalui mimpi.
Yang pertama kepada orang-orang Majus
agar jangan kembali kepada Herodes untuk memberi kabar tentang Yesus,
dan yang kedua kepada Yusuf, malaikat Tuhan menyuruh Yusuf membawa Maria dan Bayi Yesus mengungsi ke Mesir.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Sejak dahulu kala, dan sampai sekarang pun masih terus terjadi, orang bisa menjadi buas dan kejam oleh karena kekuasaan, ingin berkuasa terhadap orang lain.
Dalam lingkup yang kecil, yakni dalam keluarga, ada orangtua yang merasa diri paling berkuasa di keluarga itu, lalu seringkali bertindak semena-mena kepada anggota keluarga lainnya.
Tak terbilang jumlahnya, raja-raja juga memperlakukan rakyatnya dengan kejam, seolah-olah nyawa manusia tak ada harganya sama sekali.
Ucapan raja adalah undang-undang, mengikuti suasana hatinya saat itu, dan sewaktu-waktu bisa berubah sesuka hatinya.
Manusia tidak mempunyai hak fundamental atau hak dasar yang telah melekat pada setiap manusia sejak ia dilahirkan dan tak dapat dipisahkan darinya sampai ajalnya tiba, yakni hak yang disebut sebagai hak asasi manusia.
Hak fundamental ini bersifat universal, tanpa memandang ras, suku, agama, jenis kelamin, kebangsaan, atau status lainnya.
Diskriminasi sama sekali tidak dibenarkan.

Kita bersyukur karena Negara Indonesia telah melindungi hak asasi kita sejak kemerdekaan diproklamasikan tahun 1945 yang lalu, dicantumkan dengan jelas pada pembukaan UUD 1945, dan dipertegas oleh Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998, lalu setahun kemudian disahkan menjadi undang-undang, yakni Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia atau disingkat menjadi HAM.

Namun demikian, masih ada saja oknum-oknum yang tidak memahami perihal HAM atau oknum yang pura-pura lupa atau bahkan mengabaikan konsensus yang berlaku di seluruh dunia itu.
Masih ada saja tindakan-tindakan persekusi, terutama terhadap kelompok-kelompok minoritas, baik dalam hal suku atau agama.

Upaya-upaya untuk mengentaskan diskriminasi dan persekusi HAM ini memang mesti terus kita perjuangkan, agar kehidupan yang adil dan makmur dapat dicapai.
Tindakan-tindakan nyata perlu dikerjakan, dimulai dari dalam keluarga sendiri.
Dan sebagai warga negara Indonesia, kita wajib mencegah pelanggaran HAM, menentang para pelaku pelanggaran HAM, dan secara nyata mesti menunjukkan keberpihakan kita terhadap para korban pelanggaran HAM.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Pelanggaran HAM jelas bertentangan dengan ajaran Yesus.
Ada banyak ditulis di dalam Injil tentang ajaran kasih dari Yesus.
Juga tentang perintah Yesus kepada kita untuk berbuat kebaikan, termasuk kesediaan kita untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita, dan sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Yesus sendiri ketika Yesus membela orang-orang lemah dan tertindas.
Yesus menyatakan bahwa orang miskin, orang sakit, dan bahkan orang berdosa adalah orang-orang yang berharga di mata Tuhan dan berhak untuk diperlakukan dengan sebaik-baiknya.
Jangan lupa, orang berdosa belum tentu orang jahat, melainkan bisa jadi hanyalah orang yang miskin iman.

Oleh sebab itu, marilah kita jadikan Natal sebagai momentum, khususnya pada hari ini, kita mengenang kanak-kanak yang menjadi korban kekejaman kuasa manusia, kita jadikan Natal sebagai kelahiran Kasih Kristus di dalam diri kita dan kasih itu pula yang hendaknya kita wartakan kepada siapa saja.
Marilah kita wujudkan kasih sebagai kekuasaan tertinggi dalam segala segi kehidupan kita, sebab kesewenangan kekuasaan hanya menghasilkan kesengsaraan.

Amin.



Peringatan Orang Kudus
Pesta Para Kanak-kanak Suci Betlehem, Martir
Kelahiran Yesus yang konon akan menjadi 'Raja Israel' membawa kegoncangan bahkan ancaman terhadap kekuasaan Herodes Agung. Kemarahan Herodes semakin menjadi-jadi karena Tiga Raja dari Timur, yang disuruh kembali ke Yerusalem untuk memberitahukan kepadanya tempat kelahiran bayi Yesus, pulang ke negerinya masing-masing melalui jalan lain. Ia segera memerintahkan agar bayi Yesus dibunuh dan semua bayi yang ada di Betlehem. Tanpa mempedulikan ratap tangis ibu-ibu, disuruhnya membunuh semua kanak-kanak di daerah Betlehem. Maksudnya gagal karena Kanak-kanak Yesus sudah dibawa lari orangtua-Nya ke Mesir.
Herodes memang dikenal sebagai penguasa yang berhasil membangun Yerusalem dengan berbagai monumen, namun ia sebenarnya adalah boneka mainan kaisar Romawi. Namanya sendiri busuk karena ke bengisan dan kebejatan hidupnya. Ia membunuh banyak orang termasuk tiga orang puteranya sendiri. Isterinya ada 10 orang. Dengan melihat pada kepribadiannya yang bejat ini, kita dapat memahami tindakannya.
Pada hari ini Gereja bukan saja menghormati kanak-kanak itu sebagai martir-martir Kristus, melainkan juga terutama menekankan nilai kesucian hidup dan kemurnian hati sebagai suatu cita-cita iman semua orang Kristen. Pesta hari ini menghimbau semua orang Katolik untuk terus berjuang mewujudkan kesucian dan kemurnian hidup sebagai saksi-saksi Kristus, meskipun kerap harus mengorbankan nyawa, menumpahkan darah karena cinta kasih kepada Allah dan sesama. Di dalam diri kanak-kanak Suci dan tak bersalah itu dapat dibaca cita-cita Kristen pada masa Gereja perdana. Marilah kita meneladani pula cita-cita iman yang luhur itu agar kita pun suci dari semua yang menentang kehendak Tuhan serta menghadapi Bapa kita di surga dalam keadaan yang se-sempurna-sempurnanya.

Santa Fabiola, Janda
Fabiola Iahir di Roma pada pertengahan abad ke-4 dari sebuah keluarga ningrat.
Masa mudanya sangat tidak terpuji.
Mula-mula ia menikah dengan seorang pemuda yang bejat hidupnya.
Karena tidak tahan maka ia berusaha cerai.
Setelah ia berhasil secara sipil, ia menikah Iagi dengan lelaki lain.
Sebagai orang Kristen, tindakannya ini sangat tidak terpuji dan mencoreng nama baik Gereja.
Namun Tuhan rupanya tidak sudi membiarkan Fabiola bertindak semakin sembrono. Tuhan mulai campur tangan.
Tidak lama kemudian dua laki-laki yang menjadi suaminya itu meninggal dunia.
Fabiola sendiri menyesali sikap hidupnya dan bertobat.
Ia menaati aturan hidup sebagai anggota Gereja, melakukan silih di hadapan seluruh umat sehingga diterima kembali sebagai anggota Gereja.
Pertobatannya secara terbuka dilakukannya di muka basilik Lateran.
Paus Santo Siricius menerimanya kembali dalam pangkuan ibu Gereja.

Corak hidupnya yang baru diwarnai dengan pengabdian tulus dalam karya-karya cinta kasih.
Harta bendanya ia manfaatkan untuk kepentingan Gereja Roma.
Ia mendirikan rumah sakit khusus untuk membantu orang-orang miskin.
Para pasiennya adalah gelandangan-gelandangan yang ditemuinya di jalan-jalan atau yang meringkuk di dalam penjara.
Rumah sakit ini menampung siapa saja sehingga menjadi semacam rumah sakit umum pertama dalam sejarah Barat.

Pada tahun 395 Fabiola berziarah ke Yerusalem dan mengunjungi Santo Hieronimus, Santa Paula dan Santa Eustakium.
Ketika itu Hieronimus sedang bermusuhan dengan Uskup Rufinus berkenaan dengan ajaran Origenes yang ditentangnya.
Orang berusaha mempengaruhi Fabiola agar memihak Rufinus.
Namun Fabiola tetap mendukung Hieronimus, gurunya.
Fabiola mendirikan sebuah biara dan membantu Hieronimus dalam usaha menerjemahkan Kitab Suci.
Tetapi kemudian ia pindah dari biara itu: biara itu menjadi tempat ziarah yang sangat ramai; kondisi hidup umat sangat tidak menyenangkan: umat Kristen terpecah-pecah, dan dari luar ada ancaman serangan bangsa Hun, dll.
Untuk sementara Fabiola dengan kawan-kawannya mengungsi ke Jaffa, sambil menantikan ketenteraman di Yerusalem.
Setelah keadaan pulih dan aman, Fabiola pulang ke Roma dan kawan-kawannya kembali ke Yerusalem.
Di Roma masih terdapat banyak masalah. Meskipun demikian, Fabiola tetap meneruskan karya cintakasihnya selama tahun-tahun terakhir hidupnya.
Bersama Santo Pammachius, ia mendirikan rumah sakit umum besar di Porto untuk peziarah yang miskin dan sakit.
Dalam satu tahun saja rumah sakit itu terkenal dari Parthia sampai ke Britania. Fabiola wafat pada tahun 399. Ia sangat dicintai dan dihormati.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-12-27 Rabu.

Liturgia Verbi (B-II)
Pesta S. Yohanes, Rasul dan Penulis Injil

Rabu, 27 Desember 2023



Bacaan Pertama
1Yoh 1:1-4

"Apa yang telah kami lihat dan kami dengar,
itulah yang kami tuliskan kepada kamu."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
apa yang telah ada sejak semula,
yang telah kami dengar dan kami lihat dengan mata kami,
yang telah kami saksikan, dan kami raba dengan tangan kami;
yakni Firman hidup,
itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
Hidup telah dinyatakan,
dan kami telah melihatnya!
Dan sekarang kami bersaksi serta memberitakan kepada kamu
tentang hidup kekal,
yang ada bersama-sama dengan Bapa,
dan yang telah dinyatakan kepada kami.

Apa yang telah kami lihat dan kami dengar itu,
kami beritakan kepada kamu juga,
supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami.
Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa
dan dengan Anak-Nya, yakni Yesus Kristus.
Semuanya ini kami tuliskan kepada kamu,
supaya sukacita kami menjadi sempurna.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 97:1-2.5-6.11-12,R:12a

Refren: Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar.

*Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai,
biarlah banyak pulau bersukacita.
Awan dan kekelaman ada sekelilingnya,
keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.

*Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan,
di hadapan Tuhan semesta alam.
Langit memberitakan keadilan-Nya
dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.

*Terang sudah terbit bagi orang benar,
dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati.
Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar,
dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.



Bait Pengantar Injil


Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan,
kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.



Bacaan Injil
Yoh 20:2-8

"Murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus
sehingga lebih dahulu sampai di kubur."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Pada hari Minggu Paskah,
setelah mendapati makam Yesus kosong,
Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus
dan murid yang lain yang dikasihi Yesus.
Ia berkata kepada mereka,
"Tuhan telah diambil orang dari kuburnya,
dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan."

Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur.
Keduanya berlari bersama-sama,
tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus,
sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur.
Ia menjenguk ke dalam,
dan melihat kain kapan terletak di tanah;
tetapi ia tidak masuk ke dalam.
Maka tibalah Simon menyusul dia,
dan masuk ke dalam kubur itu.
Ia melihat kain kapan terletak di tanah,
sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus
tidak terletak dekat kain kapan itu,
tetapi agak di samping di tempat yang lain,
dan sudah tergulung.
Maka masuklah juga murid yang lain,
yang lebih dahulu sampai di kubur itu;
dan ia melihatnya dan percaya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini adalah Pesta Santo Yohanes, Rasul dan Penulis Injil.
Dari suratnya pada Bacaan Pertama, Yohanes menggunakan kata "kami", artinya ia tidak sendirian menjadi "saksi hidup", yang menyaksikan dengan mata-kepala sendiri, tentang bagaimana persekutuan yang terjadi di antara mereka dengan Allah Bapa melalui perantaraan Yesus Kristus.
Persekutuan dengan Allah Bapa bersifat inklusif, diperuntukkan bagi semua orang yang berkenan kepada-Nya, termasuk kita tentunya.

Tak perlu lagi dipertanyakan, sudah jelas kita sangat ingin bersekutu dengan Allah Bapa kita yang di Surga.
Sudah sangat jelas kita ingin menjadi orang baik, orang yang taat kepada sabda Allah.
Saya tidak pernah mendengar anak yang bercita-cita menjadi penjahat.
Tetapi kalau hanya se batas keinginan saja rasanya masih belum cukup.
Kita mesti mengupayakan untuk mencapainya, setidaknya dengan inisiasi kecil saja, maka persekutuan itu akan terjalin.

Oleh sebab itu, marilah kita belajar dari Rasul Yohanes, sosok yang tak pernah meragukan Yesus Kristus, dan bahkan ia sangat meyakini kalau dirinya adalah "murid yang dikasihi Yesus".
Ia berusaha agar selalu berada di dekat-dekat Yesus.
Dalam persekutuan memang mesti ada kedekatan, entah secara fisik jasmani mau pun secara rohaniah.
Barangkali benar sekarang ini sulit untuk berada di dekat Kristus secara fisik, oleh sebab itulah gereja membenarkan kita menggunakan simbul-simbul sebagai representasi Tuhan dan orang-orang kudus, supaya kita bisa merasa dekat.
Di depan meja kerja saya di rumah, ada salib Yesus, lengkap dengan corpus-nya, tetapi saya bukan penyembah berhala, saya menyembah Yesus Kristus yang hidup itu, dan sebagai salah satu upaya saya untuk senantiasa berada di dekat-dekatnya.
Jelas, salib saya itu bukan pajangan, apalagi berhala.

Satu hal lagi yang dapat kita pelajari dari Rasul Yohanes.
Ia sangat sigap merespon panggilan, terutama terhadap rencana-rencana Allah di dunia ini.
Lihat saja bagaimana ia berlari lebih cepat dari murid-murid lainnya ketika mendapat kabar jenazah Yesus tidak lagi berada di kubur-Nya.
Yohanes selalu mengambil kesempatan pertama dalam karya dan rencana Allah.
Mari kita berbuat demikian.



Peringatan Orang Kudus
Santo Yohanes, Rasul dan Penulis Injil
Santo Yohanes Rasul, anak Zebedeuz (Mrk 1:19 dst) berasal dari Betsaida, sebuah dusun nelayan di pantai tasik Genesareth. Ia sendiri seorang nelayan Galilea. Ayahnya Zebedeus, seorang nelayan yang tergolong berkecukupan. Ibunya Salome tergolong wanita pelayan dan pengiring setia Yesus, bahkan sampai ke bulit Kalvari dan kubur Yesus.
Bersama dengan saudaranya Yakobus dan Petrus, Yohanes termasuk kelompok rasul inti dalam bilangan keduabelasan; ia bahkan disebut sebagai murid kesayangan Yesus (Yoh 21:20). Mereka bertiga (Yohanes, Yakobus dan Petrus) adalah saksi peristiwa pembangkitan puteri Yairus (Mrk 5:37 dst); saksi peristiwa perubahan rupa Yesus di gunung Tabor (Mrk 9:2 dst) dan saksi peristiwa sakratul maut dan doa Yesus di taman Getzemani (Mrk 14:33). Bersama Andreas, Yohanes adalah murid Yohanes Pemandi (Yoh 1:40). Yohanes Pemandi-lah yang menyuruh mereka berdua pergi kepada Yesus dan bertanya: "Rabbi, di manakah Engkau tinggal?  (Yoh 1:36-39).
Putera-putera Zebedeus itu terbilang kasar. oleh karena itu mereka dijuluki 'putera-putera guntur'. Bersama Yakobus kakaknya, Yohanes meminta kepada Yesus dengan perantaraan ibunya, agar mereka boleh duduk di sisi kanan-kiri Yesus di dalam kerajaan-Nya nanti. Keduanya pun berani berjanji akan meminum piala sengsara untuk memperoleh hal yang dipintanya itu; tetapi Yesus menjawab bahwa hal itu adalah urusan Bapa-Nya di surga (Mrk 10:35-41).
Nama Yohanes tidak disebutkan di dalam Injil ke-4. Hanya di dalam bab 21, yang secara umum dianggap sebagai tambahan dari waktu kemudian, ditemukan ungkapan "para putera Zebedeus." Demikian pula ungkapan yang mengatakan "murid yang dicintai Yesus" (ay. 20) baru muncul pada bab 13. Di dalam jemaat purba, Yohanes menempati satu kedudukan sebagai pemimpin (Kis 3-8). Paulus menjuluki dia sebagai "tiang agung/sokoguru Gereja" (Gal 2:9). Di dalam daftar keduabelasan rasul, kedudukannya langsung berada di belakang Petrus. Di dalam tradisi yang lebih muda, ia dikenal sebagai penulis Kitab Wahyu dan Surat-surat pertama sampai Ketiga Yohanes. Menurut Wahyu 1:9 ia tinggal di pulau Patmos. Ireneus menulis bahwa Yohanes tinggal dan wafat di Efesus.
Yohanes adalah murid Yesus yang paling setia, bahkan berani mengikuti Yesus sampai ke gunung Kalvari dan mendampingi Bunda Maria sampai di bawah kaki salib Yesus. Di bawah kaki salib itulah ia diserahi tugas oleh Yesus menjadi pengawal Bunda Maria (Yoh 19:27). Sejak Pentekosta ia bekerja bersama dengan Petrus, baik di Yerusalem maupun di Samaria untuk mencurahkan Roh Kudus kepada orang-orang yang baru dipermandikan.
Kira-kira pada tahun 60 ia pergi ke Asia Kecil dan menjadi Maha uskup di kota Efese. Dalam Kitab Wahyu diterangkannya bahwa la dibuang ke pulau Patmos karena agama dan ajarannya. Sepulangnya ke Efese ia mengarang Injilnya. Dari buah karangannya kita dapat mengatakan bahwa Yohanes adalah seorang teolog yang karangan-karangannya berisi refleksi dan ajaran teologis yang mendalam tentang Yesus dan karya perutusan-Nya.
Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, kotbah Yohanes hanyalah berupa wejangan-wejangan singkat yang sama saja: "Anak-anakku, cobalah kamu saling mencintai." Atas pertanyaan orang-orang serani, mengapa ajarannya selalu yang sama saja, ia menjawab: "Sebab itulah perintah Tuhan yang utama dan jikalau kamu melakukannya, sudah cukuplah yang kamu perbuat." Santo Yohanes adalah Rasul terakhir yang meninggal dunia kira-kira pada tahun 100, pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/