Liturgia Verbi 2022-01-01 Sabtu.

Liturgia Verbi (C-II)
HR Santa Maria Bunda Allah

Sabtu, 1 Januari 2022

Ujud Gereja Universal - Persaudaraan Sejati.
Kita berdoa untuk mereka yang menderita karena perundungan dan diskriminasi agama, semoga hak asasi dan martabat mereka dihargai, karena sesungguhnya kita semua bersaudara sebagai umat manusia.

Ujud Gereja Indonesia - Menangkal hoaks.
Kita berdoa, semoga di tengah simpang-siurnya informasi, gosip dan hoaks yang memancing emosi, kita tetap menanggapinya dengan hati yang lembut dan akan sehat.

Hari Perdamaian Sedunia

Hari Sabtu Imam.
Marilah berdoa bagi para imam, agar Bapa Di Surga memberkati segala pelayanan mereka, serta dikuatkan dalam menghadapi godaan, cobaan dan marabahaya.



Bacaan Pertama
Bil 6:22-27

"Mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel;
maka Aku akan memberkati mereka."

Pembacaan dari Kitab Bilangan:

Sekali peristiwa Tuhan berfirman kepada Musa,
"Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya:
Beginilah harus kamu memberkati orang Israel,
katakanlah kepada mereka:
Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau;
Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya
dan memberi engkau kasih karunia;
Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu
dan memberi engkau damai sejahtera.
Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel;
maka Aku akan memberkati mereka."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 67:2-3.5.6.8,R:2a

Refren: Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita.

*Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita,
kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya,
kiranya jalan-Mu dikenal di bumi,
dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.

*Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai,
sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil,
dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.

*Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah,
kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.
Allah memberkati kita;
kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!



Bacaan Kedua
Gal 4:4-7

"Allah mengutus Anak-Nya
yang lahir dari seorang perempuan."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia:

Saudara-saudara,
setelah genap waktunya, Allah mengutus Anak-Nya,
yang lahir dari seorang perempuan
dan takluk kepada hukum Taurat.
Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat,
supaya kita diterima menjadi anak.
Dan karena kamu adalah anak,
maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita,
yang berseru: "Abba, ya Bapa!"
Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak;
dan kalau kamu anak,
maka kamu juga menjadi ahliwaris-ahliwaris, oleh karena Allah.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Ibr 1:1-2

Dahulu kala
dengan pelbagai cara Allah berbicara kepada leluhur kita
dengan perantaraan para nabi,
Pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita
dengan perantaraan Anak-Nya.



Bacaan Injil
Luk 2:16-21

"Mereka mendapati Maria, Yusuf dan Si Bayi. 
Pada hari ke delapan Ia diberi nama Yesus."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia,
para gembala cepat-cepat berangkat ke Betlehem,
dan mendapati Maria dan Yusuf
serta Bayi yang terbaring di dalam palungan.
Ketika melihat Bayi itu,
para gembala memberitahukan
apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.
Dan semua orang yang mendengarnya
heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu.
Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hati
dan merenungkannya.
Maka kembalilah gembala-gembala itu
sambil memuji dan memuliakan Allah
karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat;
semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Ketika genap delapan hari umurnya,
Anak itu disunatkan,
dan Ia diberi nama Yesus,
yaitu nama yang disebut oleh malaikat
sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Pada setiap hari Natal kita memperingati kelahiran Yesus Kristus, dan pada setiap tahun baru, 1 Januari hari ini, kita memperingati Bunda Maria, Santa Perawan Maria, Bunda Allah.
Ya, Santa Perawan Maria adalah Bunda Allah, Bunda Segala Bangsa, Bunda kita.

Kabar sukacita yang berasal dari Surga telah diwartakan kepada kita, yaitu kabar tentang Allah Bapa mengutus Anak-Nya untuk menebus kita, menyelamatkan kita dari api neraka dan membawa kita ke dalam kehidupan kekal bersama-Nya di Surga.
Bagaimana respon kita setelah mendengar kabar sukacita itu?
Apa yang akan kita lakukan?

Kita semua diundang untuk bergegas berangkat ke "Betlehem" menjumpai keluarga Kudus: Maria, Yusuf dan Yesus.
Seperti yang diperbuat oleh para gembala itu, marilah kita juga memuji dan memuliakan Allah.
Marilah kita melangkahkan kaki pertama di hari pertama tahun 2022 ini dengan bergegas menuju keluarga kudus itu, lalu memadahkan pujian kemuliaan kepada Allah Bapa kita karena Sang Penebus kita telah datang.

Sebenarnya sudah sejak jaman Musa, Tuhan telah menurunkan berkat-Nya bagi orang-orang taat kepada-Nya.
Dan bahkan di jaman-jaman sebelumnya pun juga, Tuhan memberkati umat-Nya, dan tentu saja termasuk di jaman kita sekarang ini.
Tuhan memberkati dan melindungi kita.
Tahukah kita kalau berkat Tuhan itu telah datang kepada kita masing-masing?
Apakah berkat yang datang itu malah kita anggap seperti paket yang tak jelas pengirimnya?

Berkat adalah karunia Tuhan yang membawa kebaikan ke dalam kehidupan kita, datangnya setiap hari tanpa pengecualian.
Berkat adalah restu dari Tuhan yang memberi pengaruh baik dalam setiap langkah kita.
Berkat adalah rejeki dari Tuhan yang membawa kebahagiaan, keberuntungan dan kecukupan bagi hidup kita di dunia ini.
Jadi, berkat adalah anugerah besar dari Tuhan.
Maka dari itu, marilah kita bergegas ke Betlehem, menjumpai Bunda Allah dan menerima berkat dari Roh Allah.
Dengan demikian kita tak akan bimbang menyongsong tahun yang baru ini.
Hari-harinya akan kita lalui dengan penuh harapan, iman dan kasih.



Peringatan Orang Kudus
Yesus dari Nazaret: Oktaf Natal
Delapan hari setelah kelahiran-Nya, Kanak-kanak Yesus disunat sesuai aturan hukum Taurat Musa (Im 12:3; Luk 2:21; Kis 7:8; Flp 3:5), dan diberi nama Yesus (Yun.: Iesous; Ibr.: Yesyua, Yehosyua,  yang berarti "Yahweh menyelamatkan".  Nama ini sebelum Yesus dari Nazaret sudah dipakai oleh Yosua, pengganti Musa.  Melalui Yesus dari Nazaret, umat manusia diselamatkan (Kis 4:12; Flp 2:9 – 11).  Dia-lah Al-Masih yang dijanjikan Yahweh kepada Israel, bangsa terpilih, dan kelahiran-Nya melalui Perawan Maria menjadikan Dia seorang warga suku bangsa Israel.  Sunat, sebagai upacara keagamaan di kalangan orang Ibrani dan lambang keanggotaan seseorang dalam masyarakat, menjadikan Yesus anggota masyarakat Yahudi.
Dengan demikian Yesus, yang adalah Al-Masih, menjadi batu pengunci antara Perjanjian Lama dan Baru, antara nubuat-nubuat nabi dan pemenuhannya, antara perumpamaan dan penetapannya, antara janji dan pelaksanaannya, antara Kerajaan Daud, leluhurnya dan Kerajaan-Nya sendiri yang bersifat universal dan abadi.

Santa Maria, Bunda Allah (Hari Raya Santa Perawan Maria)
Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah mengingatkan kita akan bidaah (ajaran sesat) tentang Kebundaan Ilahi Maria, yang muncul pada abad ke 5.  Pokok ajaran bidaah ini ialah bahwa Maria memang Bunda Yesus, tetapi bukan Bunda Allah.
Dalam Konsili Efesus pada tahun 431, ajaran sesat ini dikutuk.  Konsili tetap dengan teguh mempertahankan ajaran yang benar, yaitu bahwa Maria adalah Bunda Allah (Theotokos), karena Yesus Anaknya adalah sungguh-sungguh Allah.  Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah ditetapkan oleh Paus Pius XI pada hari ulang tahun ke-1500 Konsili Efesus tersebut.
Pada kesempatan ini, ada baiknya kita merenungkan makna nubuat nabi Yesaya: "Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia, Imanuel" (Yes 7:14), dan makna salam Elisabeth kepada Maria yang mengunjunginya: "Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.  Siapakah aku ini, sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?" (Luk 1:42-43).
Merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah juga berarti bahwa kita mengakui Yesus sebagai "sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh Manusia".  Kemuliaan Maria sebagai Bunda Allah adalah cerminan kemulian Anaknya, yaitu Yesus, Tuhan dan Penebus umat manusia.

Santo Almakios atau Telemakus
Almakios adalah seorang biarawan. Tatkala ia mengunjungi kota Roma, ia berusaha menghentikan pertunjukan gladiator yang sering menimbulkan korban jiwa. Dalam usaha ini ia sendiri akhirnya terbunuh. Namun usahanya yang memuncak pada kematiannya itu membawa suatu perubahan, yakni bahwa sejak saat itu kaisar melarang pertunjukan berbahaya itu.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-12-31 Jumat.

Liturgia Verbi (C-II)
Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal

Jumat, 31 Desember 2021

PF S. Silvester I, Paus



Bacaan Pertama
1Yoh 2:18-21

"Kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus
dan dianugerahi pengetahuan."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir,
dan seperti yang telah kamu dengar,
seorang antikristus akan datang,
bahkan sekarang telah bangkit banyak antikristus.
Itulah tandanya
bahwa waktu ini benar-benar waktu yang terakhir.

Memang mereka berasal dari antara kita,
tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita;
sebab jika mereka sungguh termasuk pada kita,
niscaya mereka tetap bersama-sama kita.
Tetapi hal itu terjadi supaya menjadi nyata
bahwa tidak semua orang sungguh termasuk pada kita.
Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus,
dan dengan demikian kamu semua dianugerahi pengetahuan.
Aku menulis kepadamu,
bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran,
tetapi justru karena kamu mengetahuinya,
dan karena kamu juga mengetahui,
bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 96:1-2.11-12.13,R:11a

Refren: Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai.

*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!
Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya,
kabarkanlah dari hari ke hari.
keselamatan yang datang dari pada-Nya.

*Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai,
biar gemuruhlah laut serta segala isinya!
Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya,
dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.

*Biarlah mereka bersorak-sorai di hadapan Tuhan,
sebab ia datang,
sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.
Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan,
dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 1:14.12b

Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,
Semua orang yang menerima Dia,
diberi-Nya kuasa untuk menjadi anak-anak Allah.



Bacaan Injil
Yoh 1:1-18

"Firman telah menjadi manusia."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Pada awal mula adalah Firman.
Firman itu ada bersama-sama dengan Allah
dan Firman itu adalah Allah.
Firman itu pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia,
dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi
dari segala yang telah dijadikan.
Dalam Dia ada hidup,
dan hidup itu adalah terang bagi manusia.
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan,
tetapi kegelapan tidak menguasainya.

Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes.
ia datang sebagai saksi
untuk memberi kesaksian tentang terang itu,
supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
Ia sendiri bukan terang itu,
tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang,
sedang datang ke dalam dunia.

Terang itu telah ada di dalam dunia,
dan dunia dijadikan oleh-Nya,
tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya,
tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
Tetapi semua orang yang menerima Dia
diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah,
yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya,
orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging,
bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki,
melainkan dari Allah.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,
dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya
sebagai Anak Tunggal Bapa,
penuh kasih dan kebenaran.
Tentang Dia Yohanes memberi kesaksian dan berseru,
"Inilah Dia yang kumaksudkan ketika aku berkata:
Sesudah aku akan datang Dia yang telah mendahului aku,
sebab Dia telah ada sebelum aku."
Karena dari kepenuhan-Nya
kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa,
tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus.

Tidak seorang pun pernah melihat Allah;
tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa,
Dialah yang menyatakan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Akhirnya kita sampai juga di penghujung tahun 2021.
Besok, atau tepatnya nanti malam, kita akan memasuki tahun yang baru.
Setiap kali kita menerima sesuatu yang baru, selalu disertai dengan harapan baru, atau setidaknya harapan yang telah memudar menjadi bergairah kembali.
Pengikut Kristus adalah orang yang selalu memiliki harapan dalam hidupnya, dan pada setiap pergantian tahun selalu menerima anugerah harapan baru.
Harapan adalah sesuatu yang ingin didapat atau dicapai, tetapi belum diperoleh, dan akan diperoleh.

Mari kita torehkan di dalam lubuk hati kita, apa yang ingin kita dapat atau kita capai di tahun yang akan segera datang ini, sesuatu yang belum kita dapat di tahun sebelumnya, sesuatu yang gagal diraih di tahun sebelumnya, atau pun sesuatu yang juga baru yang belum pernah diinginkan sebelumnya.
Apa pun itu, semuanya adalah harapan.
Harapan adalah asa, yang perlu selalu dipelihara agar tidak putus menjadi keputus-asaan.
Asa adalah mesin pendorong bagi hidup kita, yang membuat hidup kita bergerak menuju arah yang kita kehendaki.

Jika kita tidak yakin sesuatu akan terjadi, itu bukanlah harapan.
Harapan mesti dilandasi keyakinan bahwa itu akan terjadi.
Rasul Yohanes telah menulis pada Bacaan Pertama hari ini, bahwa kita telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, untuk memastikan harapan-harapan kita akan terwujud.

Jika kita tidak melandasi harapan-harapan kita dengan sabda Tuhan, mungkinkah akan terwujud?
Sebagaimana Firman telah menjadi terang bagi manusia, demikian pula Firman yang sama juga akan menerangi segala upaya untuk mewujudkan harapan kita, Firman yang membuat jalan kita menjadi terang benderang, tidak lagi berjalan dalam kegelapan.
Maka, marilah kita raih harapan-harapan yang telah menunggu kita.



Peringatan Orang Kudus
Santa Melania, Martir
Melania Muda adalah cucu Santa Melania Tua dan anak dari Publicola dan Albina. Ia lahir di Roma dari sebuah keluarga Kristen yang kaya raya. Ayahnya seorang senator yang ambisius sekali. Demi harta dan nama baik keluarganya, ayahnya menikahkan Melania dengan saudara sepupunya: Pinianus. Melania tidak setuju, namun ia yang baru berusia 13 tahun itu tak berdaya menghadapi ambisi orang-tuanya. Dengan berat hati ia mengiakan juga perkawinan itu. Mereka dikaruniai 2 orang putra.  Melania sangat baik, penuh pengabdian, dan berjiwa sosial. Sifat sosialnya itu membuatnya tidak disenangi oleh kaum kerabatnya. Sepeninggal kedua putranya, sikap sosial Melania baru diterima, bahkan ditiru oleh mereka. Melania sangat disenangi oleh kaum miskin karena karya amalnya kepada mereka dan kepada Gereja. Bersama suaminya, Melania menolong membebaskan ratusan budak belian dengan harga tebusan yang sangat mahal.
Tahun-tahun terakhir hidupnya penuh dengan cobaan. Ketika Roma diserang bangsa Visigoth, mereka terpaksa mengungsi ke Afrika. Di sana mereka memiliki tanah yang luas. Pada tahun 417 mereka pindah ke Yerusalem dan tinggal dekat makam suci Yesus. Terpengaruh oleh corak hidup pertapaan di padang gurun Mesir, maka mereka mulai menghayati cara hidup bertapa itu. Di situ ia berjumpa dengan kemenakannya: Santa Paula dan menjalin hubungan baik dengan Santo Hieronimus. Pada tahun 432 suaminya Pianus meninggal dunia. Ia tidak putus asa. Sebagai janda ia menghimpun para wanita untuk mendirikan satu biara di bukit Zaitun. Usahanya diperluas hingga ke Afrika dengan 2 buah biara di sana. Tahun-tahun terakhir hidupnya dimanfaatkannya di dalam kelompok orang-orang kudus seperti Santo Hieronimus, Agustinus, Paulinus, dll, dengan menyalin buku-buku rohani. Ia wafat pada tahun 439 di Betlehem, seminggu setelah merayakan Natal.

Santo Silvester , Paus
Paus Silvester adalah paus dan orang kudus pertama yang wafat bukan sebagai martir. Sayang bahwa sedikit sekali informasi yang diketahui tentang kehidupannya.Silvester menjadi paus antara tahun 314-335 pada masa pemerintahan Kaisar Konstantin Agung. Pada masa itu sesuai ketetapan kaisar di dalam Edikta Milano, agam Kristen menjadi agama resmi yang berlaku di seluruh kekaisaran. Dengan itu orang-orang Kristen mulai keluar dari tempat persembunyiannya di katakombe-katakombe dan tidak takut-takut lagi melakukan kegiatan-kegiatan  keagamaan di hadapan umum. Posisi hukum Gereja menjadi sangat kuat di bawah Kaisar Konstantin Agung. Istana Lateran dihadiahkan kepada Tachta Suci oleh Konstantin. Oleh Paus Silvester, istana itu dirobah menjadi gereja Katedral Keuskupan Roma. Gereja Katedral ini menjadi lambang kemerdekaan Gereja dari penguasaan Kaisar-kaisar Romawi semenjak kelahirannya. Pada masa kepemimpinannya, Silvester juga mendirikan Gereja Santo Petrus di Vatikan dan rumah-rumah ibadat lainnya di seluruh kota Roma. Bersama Kaisar, Silvester mengambil bagian juga di dalam penyelenggaraan Konsili Ekumenis Pertama di Nicea pada tahun 325 untuk menghukum ajaran sesat Arianisme. Selama masa pontifikatnya buku "Para Martir Romawi" (Martyrology Romanum) dikerjakan. Ia juga berjuang memajukan kehidupan liturgi dan mendirikan Sekolah Seni Suara di Roma.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/