Liturgia Verbi 2021-04-01 Kamis.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Kamis Putih (Misa Sore)

Kamis, 1 April 2021



Bacaan Pertama
Kel 12:1-8.11-14

"Ketetapan tentang Perjamuan Paskah."

Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Pada waktu itu
berfirmanlah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir,
"Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu,
bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun.
Katakanlah kepada segenap jemaat Israel,
'Pada tanggal sepuluh bulan ini
hendaklah diambil seekor anak domba oleh masing-masing
menurut kaum keluarga,
seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.
Tetapi jika rumah-tangga itu terlalu kecil jumlahnya
untuk menghabiskan seekor anak domba,
maka hendaklah ia bersama-sama dengan tetangga yang terdekat
mengambil seekor menurut jumlah jiwa;
tentang anak domba itu,
kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang.

Anak dombamu itu harus jantan,
tidak bercela berumur satu tahun;
kamu boleh mengambil domba, boleh kambing.
Anak domba itu harus kamu kurung
sampai tanggal empat belas bulan ini.
Lalu seluruh jemaat Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada senja hari.
Darahnya harus diambil sedikit
dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas,
tempat orang-orang makan anak domba itu.
Pada malam itu juga
Mereka harus memakan dagingnya yang dipanggang;
daging panggang itu harus mereka makan
dengan roti yang tidak beragi dan sayuran pahit.
Beginilah kamu harus memakannya:
pinggangmu berikat, kaki berkasut, dan tongkat ada di tanganmu.
Hendaklah kamu memakannya cepat-cepat.
Itulah Paskah bagi Tuhan.

Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir,
dan membunuh semua anak sulung,
baik anak sulung manusia maupun anak sulung hewan,
dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman.
Akulah Tuhan.
Adapun darah domba itu menjadi tanda bagimu
pada rumah-rumah tempat kamu tinggal.
Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan melewati kamu.
Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu,
pada saat Aku menghukum negeri Mesir.
Hari ini harus menjadi hari peringatan bagimu,
dan harus kamu rayakan sebagai hari raya bagi Tuhan turun-temurun.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18,R:1Kor 10:16

Refren: Piala syukur ini adalah persekutuan dengan Darah Kristus.

*Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan
segala kebaikan-Nya kepadaku?
Aku akan mengangkat piala keselamatan,
dan akan menyerukan nama Tuhan.

*Sungguh berhargalah di mata Tuhan
kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
Ya Tuhan, aku hamba-Mu!
Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu!
Engkau telah melepas belengguku!

*Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu,
dan akan menyerukan nama Tuhan;
aku akan membayar nazarku kepada Tuhan
di depan seluruh umat-Nya,



Bacaan Kedua
1Kor 11:23-26

"Setiap kali kamu makan dan minum,
kamu mewartakan wafat Tuhan."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
apa yang telah kuteruskan kepadamu ini
telah aku terima dari Tuhan,
yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam Ia diserahkan,
mengambil roti,
dan setelah mengucap syukur atasnya,
Ia memecah-mecahkan roti itu seraya berkata,
"Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagimu;
perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku!"
Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata,
"Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan dalam darah-Ku.
Setiap kali kamu meminumnya,
perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku."
Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini,
kamu mewartakan wafat Tuhan sampai Ia datang.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 13:34

Aku memberikan perintah baru kepadamu,
yaitu supaya kamu saling mengasihi.
Seperti Aku telah mengasihi kamu,
demikian pula kamu harus saling mengasihi.



Bacaan Injil
Yoh 13:1-15

"Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sebelum hari raya Paskah mulai,
Yesus sudah tahu bahwa saatnya sudah tiba
untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa.
Sebagaimana Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya,
demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir.
Ketika mereka sedang makan bersama,
Iblis membisikkan dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon,
rencana untuk mengkhianati Yesus.
Yesus tahu,
bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya
dan bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
Maka bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya.
Ia mengambil sehelai kain lenan
dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,
kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi,
dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya,
lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus.
Kata Petrus kepada-Nya,
"Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?"
Jawab Yesus kepadanya,
"Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang,
tetapi engkau akan memahaminya kelak."
Kata Petrus kepada-Nya,
"Selama-lamanya Engkau tidak akan membasuh kakiku!"
Jawab Yesus, "Jikalau Aku tidak membasuh engkau,
engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku."
Kata Simon Petrus kepada-Nya,
"Tuhan, jangan hanya kakiku saja,
tetapi juga tangan dan kepalaku!"
Kata Yesus kepadanya,
"Barangsiapa sudah mandi, cukuplah ia membasuh kakinya,
karena ia sudah bersih seluruhnya.
Kamu pun sudah bersih, hanya tidak semua!"
Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan Dia;
karena itu Ia berkata, "Tidak semua kamu bersih."

Sesudah membasuh kaki mereka,
Yesus mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya.
Lalu Ia berkata kepada mereka,
"Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?
Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan,
dan katamu itu tepat,
sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
Nah, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu,
maka kamu pun wajib saling membasuh kaki.
sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu,
supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat kepadamu."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita lihat peristiwa Yesus membasuh kaki para murid-Nya.
Yesus berkata, "Barangsiapa sudah mandi, cukuplah ia membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya.
Kamu pun sudah bersih, hanya tidak semua!"
Kenapa Yesus mengatakan "Tidak semua kamu bersih.", apakah maksudnya ada yang mandinya tidak bersih, tidak pakai sabun, atau apa?

Tentu yang dimaksud Yesus bukanlah bersih badan jasmani.
Kalau kita mandi dengan benar, tentulah badan kita akan menjadi bersih, tak perlu pertolongan orang lain untuk membersihkannya, cukup dengan menggunakan pembersih dan mungkin perlu peralatan agar bisa membersihkan punggung yang sulit terjangkau.

Yang dimaksud oleh Yesus adalah bersih rohaniah, jiwa yang bersih.
Sabun mandi tak dapat membersihkannya, tak ada satu pun manusia yang dapat membersihkannya, makanya kita perlu pertolongan Tuhan melalui pertobatan agar dengan pengampunan Tuhan rohani kita menjadi bersih.
Ritual membasuh kaki adalah simbul Yesus membersihkan bagian yang tak dapat dibersihkan sendiri.

Lalu bagaimana halnya dengan perkataan Yesus ini, "Nah, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki, sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.", apakah kita juga dapat seperti Tuhan membersihkan rohani orang lain?
Tentu saja, dengan mengampuni orang lain sesungguhnya kita telah membantunya menjadi bersih-rohani, tentunya jika yang bersangkutan menempuh pertobatan.

Oleh sebab itu, marilah kita mengikuti arahan Yesus, meneladani apa yang telah diperbuat oleh Yesus, agar kita juga melakukan yang sama, mengampuni orang yang bersalah kepada kita dengan cara bersimpuh di hadapannya, membawa air dan alat pembersih, lalu membasuh kakinya. Tentu saja pembasuhan dalam arti simbolis, bukan secara fisik jasmani.
Pembasuhan dapat kita lakukan dengan cara yang paling mudah, melempar senyum sambil menyapanya dengan akrab, seolah kita melupakan kesalahannya, ini langkah awal yang mudah.
Ketika yang bersangkutan meminta maaf, maka bukalah pintu maaf selebar-lebarnya baginya.
Dan setelah itu, jadilah garam dan terang baginya, berikanlah kasih dan damai sejahtera Kristus kepadanya.
Hal yang sulit untuk kita laksanakan ini akan mendatangkan berkat bagi kita jika kita berhasil menjalankannya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Hugo, Uskup dan Pujangga
Hugo lahir pada tahun 1053. Dalam usia yang masih sangat muda ia diangkat menjadi Uskup Grenoble, Prancis pada tahun 1080. Semula ia tidak bersedia menerima tugas yang mulia itu mengingat usianya masih sangat muda dan masih sering tertarik pada hal-hal duniawi. Tetapi ia akhirnya menerima juga jabatan itu karena pilihan atas dirinya didukung oleh banyak orang.
Dalam pelaksanaan tugas kegembalaannya, ia dengan tegas menentang praktek simonia (pembelian jabatan gerejani dengan uang) dan praktek pernikahan imam-imam serta menghukum para pegawai tinggi yang menyita harta kekayaan Gereja. la juga giat membantu sahabatnya Santo Bruno dalam pembangunan biara Kartus pertama. Hugo meninggal dunia pada tahun 1132.


Ujud Universal - Hak Asasi.
Kita berdoa bagi merek yang mempertaruhkan hidupnya dengan memperjuangkan hak asasi di bawah kepemimpinan yang diktator, rezim otoriter dan bahkan negara demokrasi yang sedang kritis.

Ujud Gereja Indonesia - Para petugas bidang kesehatan.
Semoga para petugas medis dan para peneliti bidang kesehatan dikaruniai keutamaan untuk selalu waspada, siap sedia, serta rela menolong sesama, terlebih dalam situasi darurat kesehatan.

Hari ini adalah penutupan Masa Prapaskah.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-03-31 Rabu.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Rabu Dalam Pekan Suci

Rabu, 31 Maret 2021



Bacaan Pertama
Yes 50:4-9a

"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku diludahi."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid,
supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru
kepada orang yang letih lesu.
Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku
untuk mendengar seperti seorang murid.
Tuhan Allah telah membuka telingaku,
dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.
Aku memberi punggungku
kepada orang-orang yang memukul aku,
dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku.
Aku tidak menyembunyikan mukaku
ketika aku dinodai dan diludahi.

Tetapi Tuhan Allah menolong aku;
sebab itu aku tidak mendapat noda.
Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu,
karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Dia yang menyatakan aku benar telah dekat.
Siapakah yang berani berbantah dengan aku?
Marilah kita tampil bersama-sama!
Siapakah lawanku beperkara?
Biarlah ia mendekat kepadaku!
Sungguh, Tuhan Allah menolong aku;
siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34,R:14bc

Refren: Demi kasih setia-Mu yang besar, ya Tuhan,
jawablah aku pada waktu Engkau berkenan.

*Karena Engkaulah, ya Tuhan, aku menanggung cela,
karena Engkaulah noda meliputi mukaku.
Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku,
menjadi orang asing bagi anak-anak ibuku;
sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku,
dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.

*Cela itu telah mematahkan hatiku,
dan aku putus asa;
aku menantikan belas kasihan, tetapi sia-sia,
dan waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.

*Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian,
mengagungkan Dia dengan lagu syukur;
Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah;
biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah!
Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin,
dan tidak memandang hina
orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.



Bait Pengantar Injil


Salam, ya Raja kami,
hanya Engkaulah yang mengasihani kesesatan-kesesatan kami.



Bacaan Injil
Mat 26:14-25

"Anak Manusia memang akan pergi
sesuai dengan apa yang tertulis tentang Dia,
tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
pergilah seorang dari kedua belas murid itu,
yang bernama Yudas Iskariot,
kepada imam-imam kepala.
Ia berkata, "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku,
supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?"
Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
Dan mulai saat itu Yudas mencari kesempatan yang baik
untuk menyerahkan Yesus.

Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi
datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata,
"Di mana Engkau kehendaki
kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"
Jawab Yesus, "Pergilah ke kota, kepada si Anu,
dan katakan kepadanya: Beginilah pesan Guru:
Waktu-Ku hampir tiba;
di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah
bersama-sama dengan murid-murid-Ku."
Lalu murid-murid melakukan
seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka,
dan mempersiapkan Paskah.

Setelah hari malam,
Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu.
Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata,
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."
Dan dengan hati yang sangat sedih
berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya,
"Bukan aku, ya Tuhan?"
Yesus menjawab,
"Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini,
dialah yang akan menyerahkan Aku.
Anak Manusia memang akan pergi
sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia,
tetapi celakalah orang
yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!
Adalah lebih baik bagi orang itu
sekiranya ia tidak dilahirkan."
Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu menyahut,
"Bukan aku, ya Rabi?"
Kata Yesus kepadanya, "Engkau telah mengatakannya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Tak habis-habisnya saya merenungkan tentang sengsara Kristus, masih saja ada hal-hal yang sebelumnya luput dari permenungan saya.
Kali ini tentang Yudas Iskariot.
Setiap kali saya merenungkan Injil terkait perikop ini, perhatian saya selalu tertuju kepada Yudas Iskariot, berbagai pandangan negatif pun muncul di benak saya.

Maka marilah hari ini kita melihat perikop ini dari sudut pandang Yesus sendiri.
Yesus mengetahui kalau Yudas Iskariot akan mengkhianati Dia, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."
Sebagai pemimpin di perusahaan, terbayang bagaimana perasaan saya ketika anak buah yang mengkhianati saya, menjual rahasia perusahaan kepada kompetitor misalnya, apalagi sampai melakukan sesuatu yang mencelakai hidup saya, waduh, apa iya saya dapat bersikap seperti Yesus, yang tetap mau mengajak pengkhianat makan bersama dengan-Nya?
Terlebih lagi kalau yang bersangkutan tanpa sungkan malah bertanya, "Bukan aku, ya Rabi?"

Sebagai orangtua, entah seperti apa jadinya ketika saya mengetahui ada anak saya, yang saya kasihi, berkhianat kepada saya.
Saya bersyukur itu tidak terjadi di keluarga saya, tetapi saya dapat membayangkan seperti apa rasanya jika hal itu terjadi.
Yesus merasakan hal yang sama, dikhianati oleh orang yang dikasihi-Nya, sampai-sampai Yesus berkata, "Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."

Sudah jelas, Yudas Iskariot bukanlah "musuh" Yesus.
Musuh Yesus yang sejati adalah iblis, yang merasuki Yudas.
Peperangan melawan iblis inilah yang harus dimenangkan oleh Yesus.
Jika bukan Yudas Iskariot, iblis akan merasuki "yudas" lainnya demi kepentingan iblis itu sendiri.
Maka Yesus tahu, yang mesti ditaklukkan adalah iblis, bukan Yudas.
Dan satu-satunya jalan melalui perngorbanan-Nya di kayu salib untuk kemudian bangkit pada hari ketiga.



Peringatan Orang Kudus
Santo Benyamin, Martir
Dalam Kisah Para Rasul, kita membaca kisah Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada Dewan Sanhendrin karena mereka mewartakan Injil Yesus Kristus dan menyembuhkan seorang lumpuh. Kedua rasul itu dilarang keras mengajar lagi atas nama Yesus. Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab: "Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.  Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar" (Kis 4:19-20).
Kata-kata inilah yang mendorong Benyamin untuk mengorbankan hidupnya bagi Kristus dan Injil. Benyamin adalah seorang diakon, berkebangsaan Persia. la hidup kurang lebih pada permulaan abad kelima. Oleh karena kesalahan seorang Uskup bernama Abdas, penganiayaan terhadap umat Kristen mulai berkecamuk lagi. Uskup Abdas membakar kuil dewa utama orang-orang Persia. Perbuatan ini menimbulkan reaksi hebat di antara orang-orang Persia yang masih kafir itu. Mereka menangkap orang-orang Kristen dan menyiksa mereka hingga mati. Di antara orang-orang Kristen yang ditangkap itu ada diakon Benyamin yang sama sekali tidak terlibat di dalam tindakan pembakaran kuil kafir itu. Diakon Benyamin dianiaya dengan kejam.
Kebetulan ada seorang Romawi yang mengenal baik Benyamin. la memohon kepada raja Persia agar membebaskan Benyamin. Permohonan ini dikabulkan raja Persia, tetapi dengan syarat: Benyamin tidak boleh lagi mewartakan Injil atau menyebarkan agama Kristen di kalangan orang Persia.
Mendengar syarat pelepasan itu, Benyamin dengan gagah berani menolak persyaratan itu.  Seperti Santo Petrus dan Yohanes, Benyamin menjawab: "Tidak mungkin saya tidak mewartakan Kristus dan InjilNya". Karena jawaban ini, Benyamin dihukum mati pada tahun 424.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-03-30 Selasa.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Selasa Dalam Pekan Suci

Selasa, 30 Maret 2021



Bacaan Pertama
Yes 49:1-6

"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa,
supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau,
perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh!
Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan,
telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku.
Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam
dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya.
Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing,
dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya.
Ia berfirman kepadaku, "Engkau adalah hamba-Ku, Israel,
dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."

Tetapi aku berkata,
"Aku telah bersusah-susah dengan percuma,
dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia!
Namun, hakku terjamin pada Tuhan, dan upahku pada Allahku."
Maka sekarang berfirmanlah Tuhan
yang membentuk aku sejak dari kandungan
untuk menjadi hamba-Nya,
untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya;
yang karenanya aku dipermuliakan di mata Tuhan,
dan Allahku menjadi kekuatanku;
beginilah firman-Nya,
"Terlalu sedikit bagimu untuk hanya menjadi hamba-Ku,
hanya menegakkan suku-suku Yakub,
dan mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara.
Maka Aku akan membuat engkau
menjadi terang bagi bangsa-bangsa,
supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 71:1-2.3-4a.5-6b.15.17,R:15

Refren: Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, ya Tuhan.

*Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung,
janganlah sekali-kali aku mendapat malu.
Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu,
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!

*Jadilah padaku gunung batu tempat berteduh,
kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri;
sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku.

*Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan,
Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah.
Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan,
Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku!

*Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu,
dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang dari-Mu,
sebab aku tidak dapat menghitungnya.
Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku,
dan sampai sekarang
aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.



Bait Pengantar Injil


Salam, ya Raja kami yang setia kepada Bapa;
Engkau dibawa untuk disalibkan,
tidak membuka mulut seperti domba yang dibawa ke pembantaian.



Bacaan Injil
Yoh 13:21-33.36-38

"Salah seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku...
Sebelum ayam jantan berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Di dalam perjamuan Paskah dengan murid-murid-Nya
Yesus sangat terharu, lalu bersaksi,
"Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."

Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain;
mereka bertanya-tanya siapa yang dimaksudkan-Nya.
Seorang di antara murid-murid Yesus,
yaitu murid yang dikasihi-Nya,
bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata,
"Tanyakanlah siapa yang dimaksudkan-Nya!"
Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling
dan berkata kepada Yesus,
"Tuhan, siapakah itu?"
Jawab Yesus, "Dia adalah orang,
yang kepadanya Aku akan memberikan roti,
sesudah Aku mencelupkannya.
"Sesudah berkata demikian, Yesus mengambil roti,
mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas,
anak Simon Iskariot.

Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis.
Maka Yesus berkata kepadanya,
"Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."
Tetapi tidak ada seorang pun
dari antara mereka yang duduk makan itu
mengerti apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.
Karena Yudas memegang kas, ada yang menyangka
bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa
yang perlu untuk perayaan itu,
atau memberi apa-apa kepada orang miskin.
Yudas menerima roti itu lalu segera pergi.
Pada waktu itu hari sudah malam.

Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus,
"Sekarang Anak Manusia dipermuliakan,
dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia,
Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya,
dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.
Hai anak-anak-Ku,
tinggal sedikit waktu saja Aku bersama kamu.
Kamu akan mencari Aku,
dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi
'Ke tempat Aku pergi tidak mungkin kamu datang'
demikian pula Aku mengatakannya sekarang kepada kamu.

Simon Petrus berkata kepada Yesus,
"Tuhan, ke manakah Engkau pergi?"
Jawab Yesus,
"Ke tempat Aku pergi,
engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang,
tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku."
Kata Petrus kepada-Nya,
"Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang?
Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!"
Sahut Yesus, "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku?
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu:
Sebelum ayam berkokok,
engkau akan menyangkal Aku tiga kali."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Petrus itu kuat seperti batu karang, kesetiaannya kepada Yesus kokoh, tak tergoyahkan.
Tapi tentu Yesus tahu bahwa penderitaan yang akan dihadapi lebih besar lagi, dan Petrus pun akhirnya tak mampu mengatasi, terpaksa menyangkal Yesus untuk menyelamatkan dirinya.
Ini tentu baik kita jadikan refleksi bagi diri kita sendiri.
Kalau yang sekuat Petrus saja akhirnya menyerah, apalagi kita yang barangkali lebih lemah daripada Petrus.
Tetapi hal ini tak patut kita jadikan alasan, karena sesungguhnya kekuatan tidak berasal dari diri kita sendiri, melainkan dari Roh Allah, dan kekuatan dari-Nya itulah yang akan menguatkan kita, membuat kita mampu menghadapi berbagai penderitaan oleh karena kita adalah pengikut Kristus.

Kesetiaan dan ketaatan terhadap Kristus memang merupakan tuntutan yang mesti kita wujudkan.
Kita tidak bisa mengikuti arah angin yang berubah-ubah, karena kita akan digoyahkan, jangan-jangan malah tumbang.
Mungkin kita tak punya cukup kekuatan untuk melawan arah angin yang berbeda arah, tetapi kekuatan Roh Allah akan membantu kita agar tetap tegak.
Dalam Injil kesetiaan seperti ini seringkali digambarkan se-umpama seorang hamba, yang tahunya hanya taat kepada perintah tuannya, ia akan melaksanakan apa pun yang diperintahkan oleh tuannya, tak pakai mikir-mikir apalagi mikir panjang.

Sayangnya, jauh sebelum Yesus datang ke dunia, orang telah memahami kalau hanya sekedar menjadi hamba saja masih belum cukup, seperti yang ditulis dalam Kitab Yesaya pada Bacaan Pertama hari ini, "Terlalu sedikit bagimu untuk hanya menjadi hamba-Ku."
Lalu apa lagi selain menjadi hamba?
Beginilah firman Tuhan, "Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."

Yesus juga telah menegaskan mengenai terang ini, "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."  [Mat 5:14-16]
Terang yang ada pada diri kita adalah terang hasil duplikasi, karena aslinya berasal dari Yesus Kristus,  "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."  [Yoh 8:12]

Jika kita mengikut Kristus, maka kita adalah hamba-Nya, dan kita akan mempunyai terang hidup, tidak lagi berjalan dalam kegelapan.
Menjadi hamba saja masih belum cukup, kita juga mesti menjadi terang dunia, dan hendaknya terang itu kita letakkan dengan baik agar dapat menerangi semua orang yang berada di sekitar kita.



Peringatan Orang Kudus
Santo Yohanes Klimakus, Pertapa
Kisah masa kecil dan masa muda Yohanes Klimakus kurang diketahui dengan pasti. Banyak orang menduga bahwa ia berasal dari Palestina dan telah berkeluarga sewaktu memasuki biara pertapaan di gunung Sinai.
la dikenal sebagai orang yang mampu bertahan terhadap aneka macam cobaan. la mampu mengekang dirinya terhadap segala macam godaan. Setelah menyelesaikan masa novisiatnya selama 4 tahun, ia mengikrarkan kaulnya. Melihat kepribadiannya yang menarik, Abbas biara itu meramalkan bahwa Yohanes akan menjadi 'terang besar' bagi Gereja.
Beberapa tahun setelah kaulnya, Yohanes mengundurkan diri dari pertapaan di gunung Sinai itu dan memencilkan diri ke gurun pasir yang sunyi. Di sana ia mempelajari riwayat para kudus serta berbagai tulisan mereka. Usaha ini berhasil membentuk kepribadiannya menjadi seorang yang bijaksana dan suci. Banyak orang yang tertarik dengan kepribadiannya rajin datang memintai nasehat dan bimbingannya. la seridiri pun sangat sering mengunjungi para pertapa lain di Mesir.  Tentang para pertapa Mesir itu, Yohanes berkata: "Kebanyakan mereka sudah tua; rambut mereka sudah putih termakan usia; kulit mereka berkerut keriput; tetapi wajah mereka ceria dan memancarkan kebijaksanaan hidup yang mendalam; keramahan dan kegembiraan mereka membuat saya senang berada di antara mereka; hati mereka tertuju kepada Allah dalam kepolosan dan kemurnian".
Dalam usia 70 tahun Yohanes dipilih menjadi Abbas di tempat pertapaan gunung Sinai.  la menulis sebuah buku mengenai kesempurnaan hidup Kristiani, yang terkenal selama berabad-abad. Pada hari-hari menjelang kematiannya, ia mengundurkan diri ke tempat sunyi untuk berdoa dan bertapa.  la meninggal pada tahun 649.


Santa Roswita, Pengaku Iman
Roswita hidup antara tahun 935-1000. Orang-tuanya yang kaya itu memasukkan dia dalam biara Gandersheim di Jerman untuk dididik oleh suster-suster di biara itu. Mereka berharap anaknya bisa memperoleh pendidikan yang baik. Sesudah dewasa, Roswita memutuskan untuk menjadi suster di biara itu. Suster Roswita pandai menggubah syair dan mengarang buku-buku roman dan buku-buku keagamaan.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-03-29 Senin.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Senin Dalam Pekan Suci

Senin, 29 Maret 2021



Bacaan Pertama
Yes 42:1-7

"Ia tidak berteriak atau memperdengarkan suaranya di jalan."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Beginilah firman Tuhan,
"Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang,
orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan.
Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya,
supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.
Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suaranya,
atau memperdengarkan suaranya di jalan.
Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya,
dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya,
tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.
Ia sendiri tidak akan menjadi pudar
dan tidak akan patah terkulai,
sampai ia menegakkan hukum di bumi;
segala pulau mengharapkan pengajarannya."

Beginilah firman Allah, Tuhan,
yang menciptakan langit dan membentangkannya,
yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya,
yang memberikan nafas kepada umat manusia yang menghuninya
dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya,
"Aku, Tuhan, telah memanggil engkau
untuk maksud penyelamatan.
Aku telah memegang tanganmu;
Aku telah membentuk engkau
dan membuat engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia,
menjadi terang untuk bangsa-bangsa,
untuk membuka mata yang buta,
untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan
dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap
dari rumah penjara."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 27:1.2.3.13-14,R:1a

Refren: Tuhan adalah terang dan keselamatanku.

*Tuhan adalah terang dan keselamatanku,
kepada siapakah aku harus takut?
Tuhan adalah benteng hidupku,
terhadap siapakah aku harus gemetar?

*Ketika penjahat-penjahat menyerang
untuk memangsa aku,
maka lawan dan musuh itu sendirilah
yang tergelincir dan jatuh.

*Sekalipun tentara berkemah mengepung aku,
tidak takutlah hatiku;
sekalipun pecah perang melawan aku,
dalam hal ini pun aku tetap percaya.

*Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan
di negeri orang-orang yang hidup!
Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu!
Ya, nantikanlah Tuhan.



Bait Pengantar Injil


Salam, ya Raja kami.
Hanya Engkaulah yang mengasihi kesesatan-kesesatan kami.



Bacaan Injil
Yoh 12:1-11

"Biarkanlah Dia melakukan hal ini
mengingat hari penguburan-Ku."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania,
tempat tinggal Lazarus
yang Ia bangkitkan dari antara orang mati.
Di situ diadakan perjamuan untuk Dia.
Marta melayani,
dan salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.

Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni
yang mahal harganya,
lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya;
dan bau minyak semerbak memenuhi seluruh rumah.
Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus,
yang akan segera menyerahkan Dia, berkata,
"Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar,
dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"
Hal itu dikatakannya
bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin,
melainkan karena ia adalah seorang pencuri;
ia sering mengambil uang
yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
Maka kata Yesus,
"Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.
Karena orang-orang miskin selalu ada padamu,
tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu."

Banyak orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di Betania.
Maka mereka datang,
bukan hanya karena Yesus,
melainkan juga untuk melihat Lazarus,
yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati.
Lalu imam-imam kepala bermufakat
untuk membunuh Lazarus juga,
sebab karena dialah banyak orang Yahudi meninggalkan mereka
dan percaya kepada Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kemarin, melalui Bacaan Injil  Markus, kita telah mendengarkan bagian dari kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus, yakni tentang seorang perempuan yang mencurahkan minyak narwastu ke atas kepala Yesus, lalu seseorang menegur perempuan itu karena dianggap pemborosan.
Hari ini, kisah yang sama juga ditulis oleh Yohanes, tetapi dengan versi yang berbeda.
Perempuan yang mengurapi Yesus tidak disebutkan namanya pada Injil Markus, oleh Yohanes diperjelas.
Perempuan itu adalah Maria, saudara Marta dan Lazarus.
Yang menegur perempuan itu juga disebut, yakni Yudas Iskariot, yang memang bertugas sebagai bendahara.
Injil Matius juga menulis yang sama seperti Markus [Mat 26:6-13].

Yang dicatat pada Injil Lukas [Luk 7:36-50] nampaknya peristiwa yang berbeda sekali pun mirip sekali. 
Perempuan yang membawa minyak wangi disebut sebagai perempuan yang berdosa, membasahi kaki Yesus dengan airmatanya, menyeka dengan rambutnya, lalu meminyakinya.
Tuan rumahnya sama-sama bernama Simon, tetapi di Injil Lukas disebut sebagai orang Farisi, sedangkan di Injil Markus disebut, Simon si kusta.
Tempat peristiwa itu terjadi juga nampaknya berbeda.
Lukas mengisahkan hal itu ketika Yesus berada di Galilea, sedangkan Markus jelas menyebut Betania yang berada dekat Yerusalem.

Terlepas dari siapa diri kita ini, apakah seperti Maria saudara Marta yang saleh, ataukah seperti perempuan berdosa yang diduga adalah Maria Magdalena, atau bukan kedua-duanya, hal yang penting boleh kita petik hari ini adalah tentang mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus melalui tindakan yang nyata, memberi sesuatu yang berharga untuk-Nya dan melayani-Nya. 
Dalam hal memberi, tidaklah berarti harus mahal.
Memberi sesuatu yang tidak kita miliki bukan pemberian.
Kita memberi sesuatu yang memang kita miliki, atau memberi sebagian dari milik kita.
Itu sudah cukup.
Kalau mau sempurna, barulah memberikan seluruhnya.

Sama halnya dengan melayani Yesus.
Kita tidak hidup di jaman Yesus, tetapi di sekitar kita ada banyak wajah-wajah Yesus yang membutuhkan pelayanan kita.
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."  [Mat 25:40]



Peringatan Orang Kudus
Santo Bertold, Rahib
Bertold dikenal sebagai seorang rahib. Bersama kawannya Brokard, Bertold bertapa di gunung Karmel, Palestina dan mendirikan Ordo Karmel pada awal abad ke-13. Brokard sangat dihormati oleh orang Islam.


Santo Yonah dan Berikjesu, Martir
Martir kakak beradik ini disiksa hingga mati karena meneguhkan iman banyak orang Kristen di berbagai penjara di Persia. Yonah ditindih dengan press sampai mati, sedangkan adiknya Berikjesu menemui ajalnya setelah dituangkan ter panas ke dalam mulutnya. Keduanya tak gentar sedikitpun menghadapi siksaan yang ditimpakan atas mereka. Mereka bahkan bersyukur karena turut serta bersama Kristus dalam penderitaannya untuk menyelamatkan manusia.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-03-28 Minggu.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Minggu Palma (Mengenangkan Sengsara Tuhan)

Minggu, 28 Maret 2021



Bacaan Pertama
Yes 50:4-7

"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika dinodai,
karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah yang fasih,
supaya dengan perkataanku
aku dapat memberi semangat baru
kepada orang yang letih lesu.
Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku
untuk mendengar seperti seorang murid.

Tuhan Allah telah membuka telingaku,
aku tidak melawan, dan tidak mundur.
Aku memberi punggungku dipukuli orang;
dan daguku kubiarkan dicabuti janggutnya.
Aku tidak menyembunyikan mukaku
pada saat aku dinodai dan diludahi.

Tuhan Allah menolong aku;
sebab itu aku tidak mendapat noda.
Aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu,
karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 22:8-9.17-18a.19-20.23-24,R:2a

Refren: Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku?

*Semua yang melihat aku mengolok-olok;
mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala!
Mereka bilang "Ia pasrah kepada Allah!
Biarlah Allah yang meluputkannya,
biarlah Allah melepaskannya!
Bukankah Allah berkenan kepadanya?"

*Sekawanan anjing mengerumuni aku,
gerombolan penjahat mengepung aku,
mereka menusuk tangan dan kakiku.
Segala tulangku dapat kuhitung.

*Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka,
dan membuang undi atas jubahku.
Tetapi Engkau, Tuhan, janganlah jauh;
ya kekuatanku, segeralah menolong aku!

*Maka aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku
dan memuji-muji Engkau di tengah jemaat;
Hai kamu yang takut akan Tuhan, pujilah Dia,
hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia!
Gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!



Bacaan Kedua
Flp 2:6-11

"Yesus Kristus telah merendahkan diri-Nya,
maka Allah sangat meninggikan Dia."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus
kepada jemaat di Filipi:

Saudara-saudara,
walaupun dalam rupa Allah,
Kristus Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan.
Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri-Nya sendiri
dan mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia,
Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia
dan Menganugerahi-Nya nama di atas segala nama,
supaya dalam nama Yesus bertekuk-lututlah
segala yang ada di langit, yang ada di atas dan di bawah bumi,
dan bagi kemuliaan Allah Bapa
semua lidah mengakui, "Yesus Kristus adalah Tuhan".

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Flp 2:8-9

Kristus sudah taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia,
dan menganugerahi-Nya nama di atas segala nama.



Bacaan Injil
Mrk 14:1-15:47

"Mengenang Sengsara Yesus."

Inilah Kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus.

Hari Raya Paskah dan Hari Raya Roti Tidak Beragi akan mulai dua hari lagi.
Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan
untuk menangkap dan membunuh Yesus dengan tipu muslihat,
sebab mereka berkata, "Jangan pada waktu perayaan,
supaya jangan timbul keributan di antara rakyat."

Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta,
dan sedang duduk makan,
datanglah seorang perempuan
membawa sebuah botol pualam
berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya.
Setelah memecahkan leher botol itu,
perempuan tadi mencurahkan minyak itu ke atas kepala Yesus.
Tetapi beberapa orang menjadi gusar
dan berkata satu sama lain,
"Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini?
Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih,
dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin."
Lalu mereka memarahi perempuan itu.
Tetapi Yesus berkata, "Biarkanlah dia!
Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik kepada-Ku.
Karena orang-orang miskin selalu ada padamu,
dan kamu dapat menolong mereka
kapan saja kamu menghendakinya,
tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu.
Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya.
Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku.
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu:
Di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia,
apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia."

Lalu pergilah Yudas Iskariot,
salah seorang dari kedua belas murid Yesus,
kepada imam-imam kepala
dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka.
Para imam sangat gembira waktu mendengarnya,
dan mereka berjanji akan memberikan uang kepada Yudas.
Maka Yudas mencari kesempatan yang baik
untuk menyerahkan Yesus.

Pada hari pertama dari Hari Raya Roti Tidak Beragi,
pada waktu orang menyembelih domba Paskah,
murid-murid Yesus berkata kepada-Nya,
"Ke mana Engkau kehendaki kami pergi
untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"
Lalu Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan,
"Pergilah ke kota.
Di sana kamu akan bertemu dengan seorang
yang membawa kendi berisi air.
Ikutilah dia,
dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya:
Guru berpesan: 'Di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku
untuk makan Paskah bersama dengan murid-murid-Ku?'
Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu
sebuah ruangan atas yang besar,
yang sudah lengkap dan tersedia.
Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!"
Kedua murid itu pun berangkat.
Setibanya di kota, didapati mereka semua
seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka.
Lalu mereka mempersiapkan Paskah.

Setelah hari malam, datanglah Yesus
bersama-sama dengan kedua belas murid itu.
Ketika mereka duduk di situ dan sedang makan,
Yesus berkata, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu,
seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku,
yaitu dia yang makan dengan Aku."

Mereka pun mulai merasa sedih,
dan seorang demi seorang berkata kepada Yesus,
"Bukan aku, ya Tuhan?"
Yesus menjawab,
"Orang itu ialah salah seorang dari kamu yang dua belas ini,
dia yang mencelupkan roti ke dalam satu mangkuk dengan Aku.
Sebab Putra Manusia memang akan pergi
sesuai dengan yang tertulis tentang Dia.
Akan tetapi, celakalah orang
yang olehnya Putra Manusia itu diserahkan.
Lebih baik bagi orang itu
sekiranya ia tidak dilahirkan."

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan,
Yesus mengambil roti, memberkati,
memecah-mecahkan roti itu
lalu memberikannya kepada para murid
seraya berkata, "Terimalah, inilah Tubuh-Ku."
Sesudah itu Ia mengambil piala,
mengucap syukur, lalu memberikannya kepada para murid,
dan mereka semua minum dari piala itu.
Yesus berkata kepada mereka,
"Inilah darah-Ku, darah perjanjian
yang ditumpahkan bagi banyak orang.
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu:
Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur
sampai pada hari Aku meminum anggur yang baru,
yaitu dalam Kerajaan Allah."

Sesudah menyanyikan lagu pujian,
pergilah mereka ke Bukit Zaitun.
Dalam perjalanan ke Bukit Zaitun,
Yesus berkata kepada mereka,
"Kamu semua akan terguncang imanmu.
Sebab ada tertulis: 'Aku akan memukul gembala,
dan domba-domba akan tercerai-berai.
Akan tetapi sesudah bangkit,
Aku akan mendahului kamu ke Galilea."
Kata Petrus kepada Yesus,
"Biarpun mereka semua terguncang imannya, aku tidak!"
Lalu kata Yesus kepadanya,
"Sesungguhnya Aku berkata kepadamu,
pada hari ini, malam ini juga,
sebelum ayam berkokok dua kali,
engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
Tetapi dengan lebih bersungguh-sungguh Petrus berkata,
"Sekalipun harus mati bersama Engkau,
aku tidak akan menyangkal Engkau."
Semua murid yang lain pun berkata demikian juga.

Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat
yang bernama Getsemani.
Kata Yesus kepada murid-murid-Nya,
"Duduklah di sini sementara Aku berdoa."
Dan Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes beserta-Nya.
Yesus mulai merasa sangat susah dan gelisah.
Lalu kata-Nya kepada mereka,
"Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya.
Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah."
Yesus maju sedikit lagi,
lalu merebahkan diri ke tanah dan berdoa
supaya, sekiranya mungkin,
saat itu berlalu dari hadapan-Nya.
Kata-Nya, "Ya Abba, ya Bapa,
segala sesuatu mungkin bagi-Mu,
ambillah cawan ini dari hadapan-Ku,
tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki,
melainkan apa yang Engkau kehendaki!"

Setelah itu Yesus datang kembali,
dan mendapati ketiga murid itu sedang tidur.
Lalu Yesus berkata kepada Petrus,
"Simon, sedang tidurkah engkau?
Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga walau satu jam saja?
Berjaga-jagalah dan berdoalah,
supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.
Roh memang berniat baik, tetapi tabiat manusia lemah!"
Lalu Yesus pergi lagi dan mengucapkan doa yang sama.

Ketika kembali,
Ia mendapati mereka sedang tidur,
sebab mata mereka sudah berat,
dan mereka tidak tahu
apa yang harus mereka katakan kepada Yesus.

Kemudian Yesus kembali untuk ketiga kalinya
dan berkata kepada mereka,
"Masihkah kamu tidur dan beristirahat!
Cukuplah! Saatnya sudah tiba!
Lihat, Putera Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa!
Bangunlah, mari kita pergi.
Dia yang menyerahkan Aku sudah mendekat."

Waktu Yesus masih berbicara,
muncullah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid,
dan bersama-sama dia
serombongan orang yang membawa pedang dan pentung,
disuruh oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua.
Orang yang menyerahkan Yesus itu
sudah memberitahukan suatu tanda kepada mereka,
"Orang yang akan kucium, itulah Dia.
Tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat!"

Ketika sampai di tempat Yesus,
Yudas langsung mendekati Yesus dan berkata, "Rabi",
lalu mencium Dia.
Lalu orang-orang yang bersama Yudas itu
memegang Yesus dan menangkap-Nya.
Salah seorang dari mereka yang ada di situ
menghunus pedangnya,
lalu menetakkannya kepada hamba Imam Besar
sehingga putus telinganya.
Kata Yesus kepada rombongan yang menangkap-Nya,
"Sangkamu Aku ini penyamun,
maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung
untuk menangkap Aku?
Tiap hari Aku ada di tengah-tengahmu
mengajar di Bait Allah,
dan kamu tidak menangkap Aku.
Tetapi haruslah digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci!"

Lalu semua murid itu meninggalkan Yesus
dan melarikan diri.
Pada waktu itu ada seorang muda
hanya mengenakan sehelai kain lenan
untuk menutup badannya, mengikuti Yesus.
Mereka hendak menangkapnya,
tetapi ia melepaskan kain lenan itu
dan lari dengan telanjang.

Kemudian Yesus dibawa menghadap Imam Besar.
Lalu semua imam kepala, tua-tua dan ahli Taurat
berkumpul di situ.
Sementara itu, Petrus mengikuti Yesus dari jauh,
sampai ke dalam halaman Imam Besar,
dan di sana ia duduk di antara pengawal-pengawal
sambil menghangatkan badan dekat api.

Imam-imam kepala dan para anggota Mahkamah Agama,
mencari kesaksian melawan Yesus
supaya Ia dapat dihukum mati,
tetapi mereka tidak memperolehnya.
Banyak juga orang yang memberi kesaksian palsu
melawan Dia,
tetapi kesaksian-kesaksian itu tidak sesuai satu sama lain.

Lalu beberapa orang memberi kesaksian palsu melawan Yesus
dengan mengatakan,
"Kami sudah mendengar orang ini berkata:
Aku akan meruntuhkan Bait Suci
buatan tangan manusia ini,
dan dalam tiga hari akan Aku dirikan yang lain,
yang bukan buatan tangan manusia."
Dalam hal ini pun
kesaksian mereka tidak sesuai satu sama lain.

Lalu Imam Besar berdiri di tengah-tengah sidang
dan bertanya kepada Yesus,
"Tidakkah Engkau menjawab sama sekali?
Bagaimana dengan tuduhan orang-orang ini terhadap Engkau?"
Tetapi Yesus tetap diam dan tidak menjawab apa-apa.
Imam Besar itu bertanya lagi kepada-Nya,
"Apakah Engkau Mesias, Putera dari Yang Terpuji?"
Jawab Yesus, "Akulah Dia,
dan Kamu akan melihat Putera Manusia
duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa
dan datang dalam awan-awan di langit."
Lalu Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya sendiri dan berkata,
"Untuk apa kita perlu saksi lagi?
Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah.
Bagaimana pendapat kamu?"
Dengan suara bulat mereka memutuskan
bahwa Yesus harus dihukum mati.

Lalu mulailah beberapa orang meludahi Dia,
dan menutupi wajah-Nya serta meninju-Nya sambil berkata,
"Hai Nabi, cobalah terka!"
Malah para pengawal pun memukul Dia.

Pada waktu itu
Petrus masih ada di bawah, di halaman.
Lalu datanglah seorang hamba perempuan Imam Besar,
dan ketika melihat Petrus sedang menghangatkan badan,
ia menatap wajah Petrus dan berkata,
"Engkau juga selalu bersama dengan Yesus, orang Nazaret itu."
Tetapi Petrus menyangkalnya dan berkata,
"Aku tidak tahu dan tidak mengerti apa yang engkau maksud."
Lalu Petrus pergi ke serambi muka, dan berkokoklah ayam.
Ketika hamba perempuan itu melihat Petrus lagi,
berkata ia pula kepada orang-orang yang ada di situ,
"Orang ini adalah salah seorang dari mereka."
Tetapi Petrus menyangkal lagi.
Tidak lama kemudian
orang-orang yang ada di situ berkata juga kepada Petrus,
"Engkau pasti salah seorang dari mereka!
Apalagi engkau seorang Galilea!"
Lalu mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah,
"Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!"
Seketika itu juga berkokoklah ayam untuk kedua kalinya.
Teringatlah Petrus
bahwa Yesus telah berkata kepadanya,
"Sebelum ayam berkokok dua kali,
engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
Lalu menangislah Petrus tersedu-sedu.

Pagi-pagi benar,
imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat,
serta para anggota Mahkamah Agama lainnya
mengadakan pertemuan.
Kemudian mereka membelenggu Yesus,
lalu membawa Dia dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus.
Pilatus bertanya kepada Yesus,
"Engkaukah Raja orang Yahudi?"
Jawab Yesus, "Engkau sendiri yang mengatakannya."
Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia.
Pilatus bertanya lagi kepada Yesus,
"Tidakkah Engkau menjawab sama sekali?
Lihatlah betapa banyak tuduhan mereka terhadap Engkau!"
Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi,
sehingga Pilatus merasa heran.

Pada tiap hari raya itu
Pilatus membebaskan satu orang hukuman
menurut permintaan mereka.
Pada waktu itu ada seorang bernama Barabas
yang sedang dipenjarakan
bersama beberapa orang pemberontak lainnya.
Mereka telah melakukan pembunuhan
dalam suatu pemberontakan.
Lalu datanglah orang banyak,
dan meminta supaya ia melakukan hal itu
untuk mereka seerti biasanya.
Pilatus menjawab mereka dan bertanya,
"Apakah kamu menghendaki
supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?"
Pilatus memang mengetahui
bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki.
Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak
untuk meminta supaya Barabaslah
yang dibebaskan bagi mereka.

Pilatus sekali lagi bertanya kepada mereka,
"Kalau begitu,
apakah yang harus kuperbuat dengan orang
yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?"
Mereka berteriak, "Salibkan Dia!"
Lalu Pilatus berkata kepada mereka,
"Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?"
Namun mereka makin keras berteriak, "Salibkan Dia!"
Karena ingin memuaskan hati orang banyak itu,
Pilatus membebaskan Barabas bagi mereka.
Sedangkan Yesus dicambuknya,
lalu diserahkannya untuk disalibkan.

Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus
ke halaman istana, yang adalah kediaman gubernur,
dan memanggil seluruh pasukan berkumpul.
Mereka mengenakan mantel ungu kepada Yesus,
menganyam sebuah mahkota duri,
dan menaruhnya di atas kepala Yesus.
Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya,
katanya, "Salam, hai Raja orang Yahudi!"
Mereka memukul kepala Yesus dengan buluh,
meludahi-Nya, dan berlutut menyembah-Nya.
Sesudah mengolok-olokkan Dia,
mereka menanggalkan mantel ungu yang dipakai-Nya
dan mengenakan lagi pakaian-Nya kepada Yesus.
Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan.

Pada waktu itu
lewatlah seorang yang bernama Simon, orang Kirene,
ayah Aleksander dan Rufus,
yang baru datang dari luar kota.
Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota,
yang berarti: Tempat Tengkorak.
Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya,
tetapi Yesus menolaknya.
Kemudian mereka menyalibkan Yesus,
lalu membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya
untuk menentukan bagian masing-masing.
Pada pukul sembilan pagi mereka menyalibkan Yesus.
Alasan mengapa Ia dihukum
disebut pula pada tulisan yang terpasang di situ:
"Raja orang Yahudi."
Bersama-sama dengan Yesus disalibkan dua orang penyamun,
seorang di sebelah kanan-Nya
dan seorang di sebelah kiri-Nya.
Dengan demikian digenapi nas Alkitab yang berbunyi,
"Ia akan terhitung di antara orang-orang jahat."

Orang-orang yang lewat di sana menghujat Yesus,
dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata,
"Hai Engkau yang mau meruntuhkan Bait Suci
dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari,
turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!"
Demikian juga imam-imam kepala
bersama-sama ahli-ahli Taurat mengolok-olokkan Yesus
di antara mereka sendiri,
dan mereka saling berkata, "Orang lain Ia selamatkan,
tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!
Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu sekarang,
supaya kita lihat dan percaya."
Bahkan kedua orang yang disalibkan
bersama-sama dengan Yesus mencela-Nya juga.

Pada pukul dua belas,
kegelapan meliputi seluruh daerah itu
dan berlangsung sampai pukul tiga.
Pada pukul tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring,
"Eloi, Eloi, lama sabakhtani?"
yang artinya: Allahku, Allahku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata,
"Lihat, Ia memanggil Elia."
Kemudian bergegaslah seorang
dan mencelupkan bunga karang ke dalam anggur asam,
lalu menancapkannya pada sebatang buluh
dan memberi Yesus minum seraya berkata,
"Baiklah kita tunggu dan melihat
apakah Elia datang untuk menurunkan Dia."
Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring,
dan menghembuskan napas terakhir-Nya.

... Semua berlutut dan hening sejenak...

Ketika itu tirai Bait Suci terkoyak menjadi dua
dari atas sampai ke bawah.
Waktu kepala pasukan
yang berdiri berhadapan dengan Yesus
melihat-Nya menghembuskan napas terakhir seperti itu,
berkatalah ia, "Sungguh, orang ini Putra Allah!"

Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh.
Di antara adalah Maria Magdalena,
Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome.
Mereka semua telah mengikuti Yesus
dan melayani-Nya waktu Ia di Galilea.
Ada juga di situ banyak perempuan lain
yang telah datang ke Yerusalem bersama-sama dengan Yesus.

Sementara itu hari mulai malam,
dan hari itu hari persiapan, yaitu hari menjelang Sabat.
Karena itu Yusuf, orang Arimatea,
seorang anggota Majelis Besar yang terkemuka,
yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah,
memberanikan diri menghadap Pilatus
dan meminta jenazah Yesus.

Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati.
Lalu ia memanggil kepala pasukan
dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati.
Sesudah mendengar keterangan kepala pasukan,
Pilatus berkenan memberikan jenazah Yesus kepada Yusuf.
Yusuf pun membeli kain lenan,
kemudian menurunkan jenazah Yesus dari salib
dan mengafaninya dengan kain lenan itu.
Lalu ia membaringkan jenazah Yesus
di dalam kubur yang digali dalam bukit batu.
Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu.
Maria Magdalena dan Maria ibu Yoses melihat
di mana Yesus dibaringkan.

Demikianlah Injil Tuhan.

ATAU BACAAN SINGKAT:
Mrk 15:1-39

Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus.

Pagi-pagi benar,
imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat,
serta para anggota Mahkamah Agama lainnya
mengadakan pertemuan.
Kemudian mereka membelenggu Yesus,
lalu membawa Dia dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus.
Pilatus bertanya kepada Yesus,
"Engkaukah Raja orang Yahudi?"
Jawab Yesus, "Engkau sendiri yang mengatakannya."
Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia.
Pilatus bertanya lagi kepada Yesus,
"Tidakkah Engkau menjawab sama sekali?
Lihatlah betapa banyak tuduhan mereka terhadap Engkau!"
Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi,
sehingga Pilatus merasa heran.

Pada tiap hari raya itu
Pilatus membebaskan satu orang hukuman
menurut permintaan mereka.
Pada waktu itu ada seorang bernama Barabas
yang sedang dipenjarakan
bersama beberapa orang pemberontak lainnya.
Mereka telah melakukan pembunuhan
dalam suatu pemberontakan.

Lalu datanglah orang banyak,
dan meminta supaya ia melakukan hal itu
untuk mereka seerti biasanya.
Pilatus menjawab mereka dan bertanya,
"Apakah kamu menghendaki
supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?"
Pilatus memang mengetahui
bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki.
Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak
untuk meminta supaya Barabaslah
yang dibebaskan bagi mereka.

Pilatus sekali lagi bertanya kepada mereka,
"Kalau begitu,
apakah yang harus kuperbuat dengan orang
yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?"
Mereka berteriak, "Salibkan Dia!"
Lalu Pilatus berkata kepada mereka,
"Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?"
Namun mereka makin keras berteriak, "Salibkan Dia!"
Karena ingin memuaskan hati orang banyak itu,
Pilatus membebaskan Barabas bagi mereka.
Sedangkan Yesus dicambuknya,
lalu diserahkannya untuk disalibkan.

Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus
ke halaman istana, yang adalah kediaman gubernur,
dan memanggil seluruh pasukan berkumpul.
Mereka mengenakan mantel ungu kepada Yesus,
menganyam sebuah mahkota duri,
dan menaruhnya di atas kepala Yesus.
Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya,
katanya, "Salam, hai Raja orang Yahudi!"
Mereka memukul kepala Yesus dengan buluh,
meludahi-Nya, dan berlutut menyembah-Nya.
Sesudah mengolok-olokkan Dia,
mereka menanggalkan mantel ungu yang dipakai-Nya
dan mengenakan lagi pakaian-Nya kepada Yesus.
Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan.

Pada waktu itu
lewatlah seorang yang bernama Simon, orang Kirene,
ayah Aleksander dan Rufus,
yang baru datang dari luar kota.
Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota,
yang berarti: Tempat Tengkorak.
Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya,
tetapi Yesus menolaknya.
Kemudian mereka menyalibkan Yesus,
lalu membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya
untuk menentukan bagian masing-masing.
Pada pukul sembilan pagi mereka menyalibkan Yesus.
Alasan mengapa Ia dihukum
disebut pula pada tulisan yang terpasang di situ:
"Raja orang Yahudi."
Bersama-sama dengan Yesus disalibkan dua orang penyamun,
seorang di sebelah kanan-Nya
dan seorang di sebelah kiri-Nya.
Dengan demikian digenapi nas Alkitab yang berbunyi,
"Ia akan terhitung di antara orang-orang jahat."

Orang-orang yang lewat di sana menghujat Yesus,
dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata,
"Hai Engkau yang mau meruntuhkan Bait Suci
dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari,
turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!"
Demikian juga imam-imam kepala
bersama-sama ahli-ahli Taurat mengolok-olokkan Yesus
di antara mereka sendiri,
dan mereka saling berkata, "Orang lain Ia selamatkan,
tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!
Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu sekarang,
supaya kita lihat dan percaya."
Bahkan kedua orang yang disalibkan
bersama-sama dengan Yesus mencela-Nya juga.

Pada pukul dua belas,
kegelapan meliputi seluruh daerah itu
dan berlangsung sampai pukul tiga.
Pada pukul tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring,
"Eloi, Eloi, lama sabakhtani?"
yang artinya: Allahku, Allahku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata,
"Lihat, Ia memanggil Elia."
Kemudian bergegaslah seorang
dan mencelupkan bunga karang ke dalam anggur asam,
lalu menancapkannya pada sebatang buluh
dan memberi Yesus minum seraya berkata,
"Baiklah kita tunggu dan melihat
apakah Elia datang untuk menurunkan Dia."
Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring,
dan menghembuskan napas terakhir-Nya.

... Semua berlutut dan hening sejenak...

Ketika itu tirai Bait Suci terkoyak menjadi dua
dari atas sampai ke bawah.

Waktu kepala pasukan
yang berdiri berhadapan dengan Yesus
melihat-Nya menghembuskan napas terakhir seperti itu,
berkatalah ia, "Sungguh, orang ini Putra Allah!"

Demikianlah Injil Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini, Hari Minggu Palma, untuk mengenangkan Sengsara Tuhan, renungan saya ambil dari Daily fresh Juice berikut ini:

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Mari kita kenali lebih dekat dua orang murid Yesus,
yakni Petrus dan Yudas Iskariot, yang disebut dalam kisah sengsara Yesus.

Petrus, yang semula bernama Simon, anak Yohanes,
oleh Yesus diberi nama Kefas, sesuai dengan karakter Petrus yang kuat dan keras, seperti batu karang.
Petrus yang tidak berpendidikan, hanya nelayan,
beberapa kali gagal memahami kehendak Allah atas Yesus.
Ketika Yesus menyampaikan tentang penderitaan yang akan menimpa-Nya, dianiaya lalu dibunuh oleh imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,
Petrus menarik Yesus ke samping, dan menegur Yesus, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."

Begitu juga ketika Yesus ditangkap,
sampai tiga kali Petrus menyangkal Yesus,
"Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!"

Tetapi kesetiaan Petrus kepada Yesus sungguh luarbiasa, tak tergoyahkan.
Maka, ketika Yesus menampakkan diri kepada para murid-Nya,
sampai tiga kali Yesus bertanya dan meminta kepada Petrus,
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?
Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Kuasa Petrus yang diberikan langsung oleh Yesus ini, yang sering disebut sebagai Primat Petrus, maka Petrus menjadi sokoguru, pemimpin gereja awal.

Bagaimana dengan Yudas Iskariot?
Apa yang muncul di benak kita setelah mendengar nama Yudas Iskariot?
Saya membayangkan kalau saya adalah Yudas Iskariot,
berpendidikan, setidaknya pandai berhitung
makanya ditugasi untuk mengurusi keuangan.
Sementara murid lain sibuk membantu Yesus melayani umat,
Yudas malah sibuk menghitung-hitung pemasukan dan pengeluaran.
Mending sekarang ada laptop, setidaknya kalkulator,
di jaman dulu menghitung masih pakai jari tangan.

Ketika saya mencoba searching di Kitab Suci,
tak satu pun ada peran serta Yudas yang ditulis di situ,
yang ada Yudas Iskariot, murid yang mengkhianati Yesus,
padahal tugas mengelola keuangan termasuk tugas yang penting,
dan sekaligus beresiko tinggi, karena memang sangat dekat dengan mamon,
rentan terhadap godaan mamon.
Akhirnya Yudas pun jatuh ke dalam kuasa mamon,
seperti yang ditulis pada Injil Lukas, "Masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu."
Selain itu, rasa-rasanya Yudas juga terjatuh ke dalam irihati terhadap Petrus, Yakobus dan Yohanes, yang lebih terkenal dan lebih dekat dengan Yesus.
Perasaan irihati memang tak baik dipelihara, lama-lama ngelunjak.

Saya tidak sedang membela Yudas,
melainkan sedang berusaha menjalankan ajaran Yesus
untuk selalu mengampuni kesalahan orang lain,
tidak menyimpan kebencian, apalagi dendam.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Bagaimana dengan Yesus sendiri?
Sebagai Tuhan, tentu Yesus tidak dapat berbuat dosa.
Sebagai manusia pun Yesus sama sekali tidak berbuat dosa,
tetapi tuduhan dan fitnah membanjiri-Nya.
Di saat Yesus mesti melepaskan kuasa ilahi-Nya,
agar pengorbanan-Nya benar menjadi penebusan,
tudingan para imam kepala dan ahli Taurat malah menjadi-jadi.
Sungguh mengenaskan ketika Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di taman Getsemani,
"Ya Abba, ya Bapa,
segala sesuatu mungkin bagi-Mu,
ambillah cawan ini dari hadapan-Ku,
tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki,
melainkan apa yang Engkau kehendaki!"
Begitu pula ketika Yesus dinaikkan ke tiang salib,
"Eloi, Eloi, lama sabakhtani?
Allahku, Allahku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

Yesus benar-benar sangat menderita,
kisah sengsara-Nya bukan rekayasa atau settingan.
Dan itu semua mesti dialami Yesus bukan oleh karena perbuatan-Nya,
melainkan demi kita, demi keselamatan kita.
Maka dari itu,
jangan sampai terjadi, pengorbanan Yesus menjadi sia-sia,
marilah kita turut memelihara agar keselamatan kita akan benar terjadi.
Marilah belajar dari Petrus untuk setia kepada Kristus,
marilah belajar dari Yudas Iskariot yang rentan terhadap godaan mamon.
Jangan biarkan diri kita terjatuh ke dalam godaan mamon.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Doroteus dari Gaza, Pengaku Iman
Selagi dalam pendidikan Doroteus bosan dengan segala macam pelajaran di sekolah. "Lebih baik aku memegang ular daripada membolak- balik buku pelajaran" katanya. Tetapi lama kelamaan ia merobah sikapnya yang konyol itu dan berjuang menghilangkannya. Hasilnya ialah ia kemudian menjadi orang yang amat rajin dan suka belajar dan membaca.
Semangat baru ini kemudian menghantar dia ke dalam kehidupan membiara pada tahun 530 di sebuah biara di Palestina. Kepada rekan-rekannya ia mengatakan: "Jika kita dapat mengalahkan perasaan bosan dan segan belajar sehingga kita menjadi orang yang suka belajar, maka tentunya kita juga dapat mengalahkan hawa nafsu dan menjadi orang kudus". Kata-kata ini menunjukkan tekadnya yang keras membaja untuk mencapai kesempumaan hidup lewat cara hidup membiara. Salah satu caranya ialah senantiasa bersikap terus terang, dan terbuka hati dan pikiran kepada atasan dan rekan-rekannya. Dengan cara ini ia memperoleh ketenangan batin dan semangat dalam menjalani cara hidup membiara. Dalam bukunya ia menulis: "Barangsiapa rajin berdoa dan bermati-raga serta berusaha sungguh-sungguh menguasai kehendaknya, ia akan mencapai ketenteraman batin yang membahagikan".
Doroteus mencapai kemajuan pesat dalam kehidupan rohaninya dan kemudian mendirikan dan memimpin sebuah biara pertapaan di Gaza. la berusaha memajukan pertapaannya dengan menjalankan pekerjaan- pekerjaannya dengan baik dan menciptakan persaudaraan antar para rahibnya. la selalu berlaku ramah terhadap rekan-rekannya. Tahun-tahun terakhir hidupnya, ia mengalami banyak masalah. Godaan dan penyakit merupakan pencobaan besar baginya. Namun ia tetap riang. Kepada rekan-rekannya ia mengatakan: "Tidaklah sukar mencari dan menemukan sebab-musabab dari semuanya itu. Baiklah kalau kita mempercayakan diri kepada Tuhan sebab la tahu apa yang penting dan berguna bagi kita ". Tulisan-tulisan rohaninya sangat bagus, sehingga pada abad ke-17 tulisan-tulisan itu diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis dan Inggris.
Bagi Doroteus, kesucian tidak sama dengan mengerjakan mujizat- mujizat dan/atau menjalankan puasa dan tapa. Semuanya itu memang baik dan berguna, kesucian itu suatu tindakan menyangkal diri sendiri dan menundukkan kehendak pribadi pada kehendak Tuhan atau menghendaki semata-mata apa yang dikehendaki Tuhan, demi cinta kasih akan Dia. Dengan berusaha mencapai tujuan inilah, maka Doroteus akhirnya menjadi orang kudus.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-03-27 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa Pekan Prapaskah V

Sabtu, 27 Maret 2021



Bacaan Pertama
Yeh 37:21-28

"Aku akan menjadikan mereka satu bangsa."

Pembacaan dari Nubuat Yehezkiel:

Beginilah firman Tuhan Allah,
"Sungguh, Aku menjemput orang Israel
dari tengah bangsa-bangsa, ke mana mereka pergi;
Aku akan mengumpulkan mereka dari segala penjuru
dan akan membawa mereka ke tanah mereka.

Aku akan menjadikan mereka satu bangsa di tanah mereka,
di atas gunung-gunung Israel,
dan satu orang raja memerintah mereka seluruhnya;
mereka tidak lagi menjadi dua bangsa,
dan tidak lagi terbagi menjadi dua kerajaan.

Mereka tidak lagi menajiskan dirinya dengan berhala-berhala,
atau dewa-dewa mereka yang menjijikkan,
atau dengan semua pelanggaran mereka.
Tetapi Aku akan melepaskan mereka,
dari segala penyelewengan mereka,
dengan mana mereka berbuat dosa.
Aku akan mentahirkan mereka,
sehingga mereka akan menjadi umat-Ku
dan Aku akan menjadi Allahnya.

Maka hamba-Ku Daud akan menjadi rajanya,
dan mereka semuanya akan mempunyai satu gembala.
Mereka akan hidup menurut peraturan-peraturan-Ku
dan melakukan ketetapan-ketetapan-Ku dengan setia.
Mereka akan tinggal
di tanah yang Kuberikan kepada hamba-Ku Yakub,
di mana nenek moyang mereka tinggal;
Sungguh, mereka, anak-anak mereka maupun cucu cicit mereka
akan tinggal di sana untuk selama-lamanya,
dan hamba-Ku Daud menjadi raja mereka untuk selama-lamanya.

Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka,
dan itu akan menjadi perjanjian yang kekal dengan mereka.
Aku akan memberkati mereka dan melipat gandakan mereka,
dan memberikan tempat kudus-Ku di tengah-tengah mereka
untuk selama-lamanya.
Tempat kediaman-Ku pun akan ada pada mereka;
Aku akan menjadi Allah mereka
dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Maka bangsa-bangsa akan mengetahui,
bahwa Aku, Tuhan, menguduskan Israel,
pada waktu tempat kudus-Ku berada di tengah-tengah mereka
untuk selama-lamanya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Yer 31:10.11-12ab.13,R:10d

Refren: Tuhan Allah menjaga kita
seperti gembala menjaga kawanan dombanya.

*Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa,
beritahukanlah itu di tanah-tanah pesisir yang jauh,
katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel
akan mengumpulkannya kembali,
dan menjaganya seperti gembala terhadap kawanan dombanya!

*Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub,
telah menebusnya
dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya.
Mereka akan datang bersorak-sorak di atas bukit Sion,
muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan Tuhan.

*Pada waktu itu
anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai,
orang-orang muda dan orang-orang tua akan bergembira.
Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan,
akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.



Bait Pengantar Injil
Yeh 18:31

Buanglah dari padamu
segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku
dan perbaharuilah hati serta rohmu.



Bacaan Injil
Yoh 11:45-56

"Yesus akan mati untuk mengumpulkan dan mempersatukan
anak-anak Allah yang tercerai berai."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria,
dan yang menyaksikan sendiri
apa yang telah dibuat Yesus terhadap Lazarus
percaya kepada-Nya.
Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi,
dan menceriterakan kepada mereka,
apa yang telah dibuat Yesus itu.

Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi
memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul.
Mereka berkata, "Apakah yang harus kita buat?
Sebab orang itu membuat banyak mujizat.
Apabila kita biarkan Dia,
maka semua orang akan percaya kepada-Nya,
lalu orang-orang Roma akan datang,
dan merampas tempat suci kita serta bangsa kita."

Tetapi seorang di antara mereka,
yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu,
berkata kepada mereka, "Kamu tidak tahu apa-apa!
Kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu,
jika satu orang mati untuk bangsa kita
dari pada seluruh bangsa kita ini binasa."

Hal itu dikatakan Kayafas bukan dari dirinya sendiri.
Tetapi, sebagai Imam Besar pada tahun itu, ia bernubuat
bahwa Yesus akan mati untuk seluruh bangsa;
bukan untuk bangsa itu saja,
tetapi juga untuk mengumpulkan dan
mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.
Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.

Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum
di antara orang-orang Yahudi.
Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun,
ke sebuah kota yang bernama Efraim.
Di situ Ia tinggal bersama murid-murid-Nya.

Waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat,
dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem
untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu.
Mereka mencari Yesus, dan sambil berdiri di dalam Bait Allah,
mereka berkata seorang kepada yang lain,
"Bagaimana pendapatmu?
Akan datang jugakah Ia ke pesta?"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kisah Yesus membangkitkan Lazarus memang kontroversial, setidaknya menurut saya begitu.
Gegara hal itu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi menjadi panik, "Apakah yang harus kita buat?   Sebab orang itu membuat banyak mujizat.   Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya, lalu orang-orang Roma akan datang, dan merampas tempat suci kita serta bangsa kita."

Yesus memang mengasihi Lazarus.
Ketika mendapat kabar tentang Lazarus, Yesus bertanya, "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka menangislah Yesus.
Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!"  [Yoh 11:34-36]
Pertanyaannya, apakah karena kasih-Nya Yesus lalu membangkitkan Lazarus dari kematiannya?
Tidak.
Yesus mengasihi semua orang, yang mengikuti Dia mau pun yang menentang Dia.
Dan Yesus memang akan membangkitkan orang-orang yang mendengarkan firman Tuhan dan menjalankannya, makanya setiap orang diberi kesempatan untuk menerima kebangkitan dan kehidupan kekal, yakni dengan pertobatan.
Lazarus dipilih untuk terlibat dalam karya Tuhan.
Ia dipilih untuk menyatakan kemuliaan Tuhan, melalui mujizat Yesus.

Yesus memang mesti ke Yerusalem untuk menyerahkan nyawa-Nya.
Ini tidak boleh diartikan "Lazarus diselamatkan tapi diri-Nya sendiri tidak".
Wafat dan kebangkitan Yesus memang mesti terjadi, karena itulah jalan penebusan yang mesti ditempuh oleh Yesus.
Kalau mau selamat, jangan datang ke Yerusalem, tetap saja tinggal di Kapernaum atau di daerah lain di Galilea, amanlah.
Tujuan Yesus datang ke Yerusalem sudah jelas, Yesus akan mati untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai berai."
"Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah."  [Yoh 12:24]



Peringatan Orang Kudus
Santo Rupertus, Uskup dan Pengaku Iman
Rupertus dikenal sebagai Orang Kudus keturunan suatu suku bangsa berbahasa Jerman. Sebelum menjadi misionaris di Bavaria sehingga dijuluki 'Rasul Bavaria', dia telah menjadi Uskup Worms, Jerman.
Perjalanan misionernya ke Regensburg, Bavaria, dilakukan pada tahun 697.  Di Regensburg, Rupertus bersama beberapa orang rekannya diterima baik oleh Adipati Theodo. Adipati ini masih kafir namun ia sangat baik hati dan mendukung para misionaris itu dalam melaksanakan tugasnya sebagai pewarta Injil Kristus.
Agama Kristen memang sudah masuk di wilayah kekuasaan Theodo sebelum kedatangan Rupertus bersama kawan-kawannya. Ini terbukti dari data yang ada bahwa beberapa orang di wilayah itu sudah menganut agama Kristen, termasuk saudari kandung Theodo sendiri. Setelah menyaksikan keberhasilan karya para misionaris itu dan merasakan sehdiri kebenaran agama Kristen, Theodo memutuskan untuk menerima pelajaran agama Kristen dari para misionaris itu.  Rupertuslah yang mengajari dia agama Kristen bersama beberapa orang lainnya.
Di Bavaria, Rupertus dengan kawan-kawannya mendapat sukses besar dalam karyanya. Untuk memperkokoh karya mereka, Rupertus mendirikan sebuah pusat pendidikan agama di Juvavum, Austria. Di sini ia melayani umatnya sebagai uskup hingga hari kematiannya pada tahun 710.


Santo Nikodemus, Pengajar Israel
Nikodemus adalah seorang Parisi dan anggota Dewan Sanhendrin. Kisah tentang dirinya dalam hubungannya dengan Yesus dapat ditemukan di dalam Injil Yohanes: 3:1-21.  la kagum akan kepribadian Yesus dan cara pengajaranNya yang penuh wibawa.  la mengakui Yesus sebagai seorang utusan Allah. la datang kepada Yesus di waktu malam hari dan menanyakan Yesus tentang bagaimana orang dapat memperoleh Kerajaan Allah. Yesus menjawab bahwa manusia harus dilahirkan kembali dari air dan Roh. Pada akhir hidup Yesus dengan peristiwa tragis di Salib, Nikodemus tampil lagi sebagai seorang yang mengurapi jenazah Yesus dengan minyak wangi (Yoh 19: 39).


Santa Lucy Filipini, Pengaku Iman
Lucy Filipini lahir pada tahun 1672 di Tarquinia, Italia, barat laut Roma. la dikenal sebagai pelanjut pendidikan bagi kaum wanita Katolik di Italia.
Sebagai seorang gadis yatim-piatu, Lucy berhasil menarik perhatian Kardinal Martinus Barbarigo karena ketelatenan, kesalehan dan bakat-bakatnya. la mendesak Lucy untuk belajar di sebuah Institut Pendidikan Guru, yang disebut 'Maestre Pie' di Monte Fiascone, dekat Tarquinia. Kemudian pada tahun 1707, Paus Klemens XI meminta Lucy untuk mendirikan sekolah pertama dari Maestre Pie di Roma. Tugas ini dijalankannya dengan sukses besar hingga ia menghembuskan nafasnya terakhir pada tanggal 25 Maret 1732. Pada tahun 1930 ia dinyatakan 'Kudus' oleh Sri Paus Pius XI (1922-1939).




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/