Liturgia Verbi 2016-09-01 Kamis.




Kamis Pekan Biasa XXII
01 September 2016



Bacaan Pertama
1Kor 3:18-23

"Semuanya itu milik kalian, tetapi kalian milik Kristus,
dan Kristus milik Allah."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri.
Jika di antara kalian
ada yang menyangka dirinya berhikmat menurut penilaian dunia ini,
hendaknya ia menjadi bodoh untuk menjadi berhikmat.
Sebab hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah.

Sebab ada tertulis:
"Allah menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya sendiri."
Dan di tempat lain,
"Tuhan tahu rancangan-rancangan orang berhikmat;
sungguh, semuanya sia-sia belaka!"

Karena itu
janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia,
sebab segala sesuatu adalah milikmu:
baik Paulus, Apolos, maupun Kefas,
baik dunia, hidup, maupun mati,
baik waktu sekarang, maupun yang akan datang.
Semua itu milik kalian, tetapi kalian milik Kristus,
dan Kristus milik Allah.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 24:1-6,R:1a

Refren: Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya.

*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya,
jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan,
dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,
yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan,
dan tidak bersumpah palsu.

*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan
dan keadilan dari Allah,  penyelamatnya.
Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan,
yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.



Bait Pengantar Injil
Mat 4:19

Mari, ikutilah Aku, sabda Tuhan,
dan kalian akan Kujadikan penjala manusia.



Bacaan Injil
Luk 5:1-11

"Mereka meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika Yesus berdiri di pantai danau Genesaret.
Orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan sabda Allah.
Yesus melihat dua perahu di tepi pantai.
Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.
Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon,
dan menyuruh dia supaya menolakkan perahu itu sedikit jauh dari pantai.
Lalu Yesus duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.

Setelah berbicara, Ia berkata kepada Simon,
"Bertolaklah ke tempat yang dalam
dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
Simon menjawab,
"Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras
dan kami tidak menangkap apa-apa.
Tetapi atas perintah-Mu aku akan menebarkan jala juga."

Dan setelah mereka melakukannya,
mereka menangkap ikan dalam jumlah besar,
sehingga jala mereka mulai koyak.
Lalu mereka memberi isyarat
kepada teman-temannya di perahu yang lain,
supaya mereka datang membantu.
Maka mereka itu datang,
lalu mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.

Melihat hal itu Simon tersungkur di depan Yesus dan berkata,
"Tuhan, tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa."
Sebab Simon dan teman-temannya takjub
karena banyaknya ikan yang mereka tangkap.
Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus,
yang menjadi teman Simon.
Yesus lalu berkata kepada Simon,
"Jangan takut. Mulai sekarang engkau akan menjala manusia."

Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat,
mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Pada Bacaan Pertama hari ini, Rasul Paulus masih mengulas perihal perpecahan jemaat di Korintus.
Para pengikut Kristus di Korintus terpecah-pecah, ada kelompok Paulus, Apolos, Kefas, dan kelompok-kelompok lainnya.
Dan yang mengenaskan, masing-masing kelompok memegahkan kelompoknya sendiri, merasa lebih hebat, lebih hikmat, dibandingkan kelompok lainnya.
Nampaknya mereka lupa kalau mereka itu dipersatukan oleh Yesus Kristus, menjadi saudara se-iman sebagai sesama pengikut Kristus.
Semestinya semua orang menjadikan Kristus sebagai pusat orientasi, dan semestinya mereka nyadar kalau Kristus-lah yang menyamakan perbedaan-perbedaan di antara mereka.
Rasul Paulus malah lebih ekstrim lagi, bahwa kita semua adalah milik Kristus; pemiliknya sama dan satu.
Jadi, tidaklah elok memegahkan diri atas orang lain, apalagi di antara sesama orang yang percaya kepada Kristus.

Nampaknya jemaat di Korintus dapat dijadikan potret situasi yang juga terjadi di sebagian umat paroki.
Yang paling kentara, misalnya, terjadi pengelompokan umat berdasarkan para pemimpinnya.
Ada umat dari romo paroki, dan ada umat dari romo rekan, dan inilah bibit-bibit perpecahan itu.

Di dalam keluarga besar pun bisa terjadi, ada kelompok anak, ada kelompok menantu, ada kelompok besan, dan sebagainya, padahal semuanya beriman yang sama, yakni percaya kepada Tuhan.

Anugerah Tuhan memang boleh kita miliki, kita pergunakan untuk kepentingan hidup di dunia ini, tetapi janganlah sampai kita melupakan kalau kita ini telah menyerahkan diri kepada Kristus, sehingga tak lagi bisa bermegah diri.
Semuanya itu milik kita, tetapi kita ini milik Kristus.



Peringatan Orang Kudus
Santo Pedro Armengol (1238-1304)
Pedro dikenal sebagai perampok ulung. Namun tiba-tiba ia bertobat dan masuk biara. Pedro menawarkan diri sebagai sandera untuk ditukar dengan 18 anak Kristen yang ditahan orang Muslim di Aljazair. Karena giat merasul di kawasan Islam ini, ia dihukum mati; akan tetapi secara ajaib, Pedro terbebas dari maut.
Santa Verena (350)
Wanita Mesir ini mengikuti legiun Thebais ke suatu garnisun baru di Swiss. Hingga akhir hidupnya ia berbuat amal dan bermatiraga. Ia dihormati sebagai santa pelindung para pelayan perempuan di pastoran.
Ruth (abad 11 seb. M.)
Wanita Moab ini dikenal dalam kaitannya dengan keluarga Elimelekh, sebuah keluarga Israel dari Betlehem, daerah Yehuda. Konon pada zaman pemerintahan hakim-hakim terjadilah kelaparan hebat di tanah Israel. Elimelekh bersama Naomi, isterinya dan kedua anaknya Mahlon dan Kilyon mengungsi ke Moab sebagai orang asing.
Sepeninggal Elimelekh, Mahlon dan Kilyon menikah dengan perempuan-perempuan Moab. Mahlon dengan Orpa, sedang Kilyon dengan Ruth. Sayang sekali bahwa Mahlon dan Kilyon kemudian meninggal dunia. Dengan demikian tinggallah Naomi bersama kedua menantunya Orpa dan Ruth.
Ketika didengar bahwa Tuhan telah membebaskan umatNya Israel dari kelaparan, pulanglah Naomi ke Betlehem, Yehuda bersama kedua menantunya. Di sana Ruth bertemu dan menikah dengan Boaz, saudara Elimelekh. Perkawinan Levirat ini adalah sah menurut hukum Israel demi melanjutkan keturunan Naomi. Ruth dan Boaz memperanakkan Obed, ayah dari Yesse, yang menjadi ayah dari Daud, Raja terbesar Israel. Dengan demikian Ruth dikenal sebagai leluhur Raja Daud dan Yesus Kristus yang lahir dari keturunan Daud (Mat 1: 5).




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info

 

Liturgia Verbi 2016-08-31 Rabu.




Rabu Pekan Biasa XXII
31 Agustus 2016



Bacaan Pertama
1Kor 3:1-9

"Kami ini hanyalah kawan sekerja Allah;
kalian adalah ladang Allah dan bangunannya."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
dahulu aku tidak dapat berbicara kepada kalian
sebagi manusia rohani,
tetapi hanya kepada manusia duniawi
yang belum dewasa dalam Kristus.
Pada waktu itu aku memberikan susu kepadamu,
bukanlah makanan keras,
sebab kalian belum dapat menerimanya.
Sekarang pun sebenarnya kalian belum dapat menerimanya,
karena kalian masih manusia duniawi.
Sebab jika di antara kalian ada iri hati dan perselisihan,
bukankah hal itu menunjukkan,
bahwa kalian masih manusia duniawi dan hidup secara manusiawi?
Karena jika seorang berkata, "Aku dari golongan Paulus,"
dan yang lain berkata, "Aku dari golongan Apolos,"
bukankah hal itu menunjukkan bahwa kalian manusia duniawi dan bukan rohani?
Sebenarnya, apakah Apolos? Apakah Paulus?
Pelayan-pelayan Tuhan yang membawa kalian kepada iman,
masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya.
Aku yang menanam, Apolos yang menyiram,
tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.
Karena itu
yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram,
melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.
Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama.
Dan masing-masing akan menerima upah sesuai dengan pekerjaannya.
Sebab kami ini hanyalah kawan sekerja Allah;
sedangkan kalian adalah ladang Allah dan bangunan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 33:12-15.20-21,R:12

Refren: Berbahagialah bangsa
yang dipilih Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.

*Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan,
suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik-pusaka-Nya!
Tuhan memandang dari surga,
dan melihat semua anak manusia.

*Dari tempat kediaman-Nya
Ia menilik semua penduduk bumi.
Dialah yang membentuk hati mereka,
dan memperhatikan segala pekerjaan mereka.

*Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan.
Dialah penolong dan perisai kita.
Ya, karena Dia hati kita bersukacita,
sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.



Bait Pengantar Injil
Luk 4:18-19

Tuhan  mengutus Aku
memaklumkan Injil kepada orang hina dina
dan mewartakan pembebasan kepada para tawanan.



Bacaan Injil
Luk 4:38-44

"Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil,
sebab untuk itulah Aku diutus."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Setelah meninggalkan rumah ibadat di Kapernaum,
Yesus pergi ke rumah Simon.
Adapun ibu mertua Simon sakit deman keras,
dan mereka minta kepada Yesus supaya menolong dia.
Maka Yesus berdiri di sisi wanita itu,
lalu menghardik demamnya.
Segera penyakit itu meninggalkan dia.
Wanita itu segera bangun dan melayani mereka.

Ketika matahari terbenam,
semua orang membawa kerabatnya yang sakit kepada Yesus.
Ia meletakkan tangan atas mereka masing-masing
dan menyembuhkan mereka.
Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak,
"Engkaulah Anak Allah."
Tetapi dengan keras Yesus melarang mereka berbicara,
karena mereka tahu bahwa Ia Mesias.

Ketika hari siang Yesus berangkat ke suatu tempat yang sunyi.
Tetapi orang banyak mencari Dia.
Ketika menemukan-Nya,
mereka berusaha menahan Dia,
supaya jangan meninggalkan mereka.
Tetapi Yesus berkata kepada mereka,
"Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil Allah
sebab untuk itulah Aku diutus."
Dan Ia mewartakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Lagi-lagi saya berdecak kagum atas surat-surat yang ditulis oleh Rasul Paulus, termasuk surat Paulus pada Bacaan Pertama hari ini.
Selalu saja ada yang baru yang saya terima sebagai "hadiah" karena telah membacanya, sekali pun bacaan yang sama mesti dibaca berulang-ulang.
Terlebih lagi setelah beberapa waktu yang lalu saya mengikuti kursus Kitab Suci yang khusus membahas Surat-Surat Rasul Paulus, dibimbing oleh Romo Piet, demikian saya biasa menyebut Mgr. Prof. Dr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm yang pada hari Sabtu nanti akan ditahbiskan sebagai Uskup di Keuskupan Malang.
Kursus yang saya ikuti ini telah membuat Surat-Surat Paulus menjadi lebih gamblang bagi saya.

Sebelumnya, seringkali saya mendengar kalau kita ini adalah hamba Tuhan atau pelayan Tuhan, kedudukan yang (sangat) rendah di hadapan Tuhan.
Tidak menjadi masalah, karena kita ini memang milik kepunyaan-Nya.
Lihatlah perkataan Bunda Maria ketika menjawab malaikat Gabriel, "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu."

Tetapi kemudian Yesus meluruskan paradigma ini, sebagaimana yang ditulis pada Yohanes 15:15, "Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku."

Perselisihan yang semakin meruncing terjadi di antara Jemaat di Korintus, ada golongan Paulus, Apolos, Kefas (Petrus) dan lain-lainnya.
Lalu Paulus menyodorkan pemahaman "Kami ini hanyalah kawan sekerja Allah", kata lain dari "partner", "kolega" atau "teamwork".
Paulus yang menanam, Apolos yang menyirami, tetapi Tuhan yang memberi pertumbuhan.
Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama, masing-masing menerima upah sesuai pekerjaannya.

Lalu, kalau kita juga ingin terlibat dalam partnership ini, posisi kita di mana?
Paulus menanam, Apolos menyirami, dan kita yang menikmati buahnya, begitukah?
Enak 'kali kau, bah!

Kita adalah ladang dan bangunan-Nya, masih merupakan bagian dari teamwork itu.
Kita mesti menjadi tanah yang subur, seperti pada perumpaan yang disampaikan oleh Yesus tentang seorang penabur, "Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat."  [Mrk 4:8]
Nah, marilah kita menjadi kawan sekerja Allah, masih nututi kok!



Peringatan Orang Kudus
Santo Raymundus Nonnatus, Pengaku Iman
Julukan 'Nonnatus' yang berarti 'Yang tidak dilahirkan' sertamerta menunjukkan kepada kita bahwa ada suatu keanehan seputar saat kelahiran Raymundus. Memang Raymundus lahir tidak seperti biasanya.
Ibunya meninggal dunia karena sakit keras selagi Raymundus masih ada dalam kandungan. Demi menyelamatkan dia, dokter terpaksa melakukan operasi terhadap ibunya yang sudah tak bernyawa lagi. Dokter berhasil mengeluarkan dia dari rahim ibunya. Karena itulah, ia dijuluki 'Nonnatus'.
Raymundus lahir di Portello Katalonia, Spanyol pada tahun 1204. Ayahnya seorang bangsawan dari keluarga Sarrois yang disebut juga keluarga Segers. Meskipun berdarah bangsawan, namun keluarganya hidup miskin dan serba kekurangan. Raymundus mengalami kegetiran hidup itu selama masa mudanya. Meskipun terlilit kemiskinan, ia tetap riang. Dalam doa dan imannya yang teguh, ia menyerahkan hidupnya kepada penyelenggaraan ilahi Allah. Dalam situasi sulit ini, ia mengatakan keinginannya untuk menjadi seorang biarawan. Ayahnya tidak merestui dan menyuruh dia mengusahakan kebun mereka yang terletak jauh dari kampung halaman dengan maksud agar dia dapat melupakan cita-citanya itu. Namun usaha sang ayah ini tidak berhasil. Sebaliknya Raymundus lebih banyak mempunyai waktu untuk berdoa dan merenung.
Setelah mengalami banyak kesulitan, ia diterima oleh Santo Petrus Nolaskus dalam tarekat Mercederian. Ordo ini didirikan pada tahun 1256 dengan tujuan pokok ialah membebaskan para budak dan tawanan yang beragama Kristen dari tangan orang-orang Islam. Mula-mula Raymundus bekerja di Barcelona selama 3 tahun. Kemudian ia diutus ke Aljazair, Afrika Utara untuk menebus para budak dan tawanan Kristen dari tangan orang-orang Islam. Ia membawa banyak uang untuk menebus mereka. Namun uang itu ternyata tidak mencukupi. Karena itu ia dengan sukarela menyerahkan diri sebagai pengganti para budak dan tawanan itu. Ia bekerja keras sambil mewartakan Injil Kristus dan mengajar agama. Kegiatannya ini menimbulkan amarah besar di kalangan para majikan dan mandor, karena pengajarannya dianggap sangat merugikan mereka.
Raymundus dipenjarakan selama 8 bulan dengan siksaan yang berat. Bibirnya dilubangkan dan dikunci sehingga ia tidak bisa lagi mengajar orang banyak. Untunglah bahwa uang tebusan baginya segera tiba, sehingga ia dapat segera dibebaskan dan bisa kembali ke Spanyol.
Di sana ia mendapat kabar bahwa Paus Gregorius IX sangat terharu dan kagum akan ketabahan dan keberaniannya mewartakan Injil Kristus kepada orang-orang Islam. Paus mengangkatnya menjadi Kardinal dan mengundangnya datang ke Roma. Tetapi rupanya Tuhan sudah puas dengan jasa-jasanya. Sementara di tengah perjalanan, ia jatuh sakit dan menghembuskan nafasnya di Cardona, dekat Barcelona. Raymundus meninggal dunia pada tahun 1240. la dihormati sebagai pelindung para ibu yang akan melahirkan.




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info

 

Liturgia Verbi 2016-08-30 Selasa.




Selasa Pekan Biasa XXII
30 Agustus 2016



Bacaan Pertama
1Kor 2:10b-16

"Manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah;
manusia rohani menilai segala sesuatu."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
Roh menyelidiki segala sesuatu,
bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.
Siapa gerangan di antara manusia yang tahu
apa yang terdapat di dalam diri manusia
selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia?

Demikian pula tiada orang yang tahu,
apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.
Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah,
supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.
Dan karena kami menjelaskan hal-hal rohani
kepada mereka yang mempunyai Roh,
kami berbicara tentang karunia-karunia Allah
dengan perkataan yang diajarkan kepada kami
bukan oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.

Tetapi manusia duniawi
tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah,
karena hal itu adalah suatu kebodohan.
Ia tidak dapat pula memahaminya,
sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.
Sebab manusia rohani menilai segala sesuatu,
tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.
Sebab, "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan,
sehingga ia dapat menasihati Dia?"
Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 145:8-14,R:17a

Refren: Tuhan itu adil dalam segala tindakannya.

*Tuhan itu pengasih dan penyayang,
panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.
Tuhan itu baik kepada semua orang,
penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

*Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan,
dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.
Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu,
dan akan membicarakan keperkasaan-Mu,

*Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu
kepada anak-anak manusia,
dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia.
Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi,
pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.

*Tuhan setia dalam segala perkataan-Nya
dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.
Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh
dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.



Bait Pengantar Injil
Luk 7:16

Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita,
dan Allah mengunjungi umat-Nya.



Bacaan Injil
Luk 4:31-37

"Aku tahu siapa Engkau: Engkaulah Yang Kudus dari Allah."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa
Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea.
Di situ Ia mengajar pada hari-hari Sabat.
Orang-orang takjub mendengar pengajaran-Nya,
sebab perkataan-Nya penuh kuasa.
Di rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan.
Ia berteriak dengan suara keras,
"Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami?
Engkau datang hendak membinasakan kami?
Aku tahu siapa Engkau: Engkaulah Yang Kudus dari Allah."

Tetapi Yesus menghardik dia, kata-Nya,
"Diam, keluarlah dari padanya!"
Maka setan menghempaskan orang itu
ke tengah-tengah orang banyak,
lalu keluar dari padanya, dan sama sekali tidak menyakitinya.

Semua orang takjub, lalu berkata satu sama lain,
"Alangkah hebatnya perkataan ini!
Dengan penuh wibawa dan kuasa
Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat,
dan mereka pun keluar."

Maka tersiarlah berita tentang Yesus ke mana-mana di daerah itu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Saya terkesan dengan yang ditulis Rasul Paulus pada Bacaan Pertama hari ini, "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?"
Bagaimana mungkin kita bisa mengetahui jalan pikiran Tuhan jika bertemu pun tidak pernah, mendengar suara-Nya pun tidak?
Hikmat Tuhan memang tersembunyi, tak ada satu orang pun dapat mengetahui rancangan dan rencana-rencana Tuhan kecuali kalau memang Tuhan menghendakinya.

Rasul Paulus menulis, "Tetapi kami memiliki pikiran Kristus."
Baiklah kita tidak mengetahui pikiran Tuhan, tetapi melalui Kristus yang datang ke dunia ini dalam wujud manusia, dikandung dan dilahirkan oleh Bunda Maria, secara jelas dan gamblang telah memaparkan apa-apa yang menjadi pikiran Tuhan, sehingga kita dapat dan diperbolehkan untuk mengetahuinya.
Kita dapat memahami hikmat Tuhan melalui Yesus Kristus;  inilah dasarnya mengapa kita menyebut Yesus sebagai pengantara kita, karena oleh kedatangan, kehidupan di dunia, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus lah yang telah membuat hikmat tersembunyi itu menjadi terang benderang bagi kita.

Janganlah kita merugikan diri kita sendiri, tidak menerima apa yang berasal dari roh Allah, yakni hikmat Tuhan itu, gara-gara menganggap perantaraan Kristus hanyalah seuatu kebodohan belaka.
Marilah kita jelajahi pikiran Tuhan melalui Yesus Kristus, sehingga hikmat Tuhan akhirnya benar-benar menjadi karunia bagi kita.



Peringatan Orang Kudus
Beato Ghabra Mikael, Martir
Ghabra Mikael - yang berarti 'Hamba dari Mikael' - adalah martir bangsa Afrika. Ia lahir di Etiopia pada tahun 1790. Semenjak kecil, ia hidup dan dididik di dalam lingkungan dan iman bidaah Arianisme yang menyangkal kemanusiaan Yesus Kristus. Ghabra dikenal cerdas dan saleh. Setelah menyelesaikan studinya di sekolah menengah, ia masuk biara Mertulai - Miryam di Etiopia. Oleh rekan-rekannya ia dikenal sebagai seorang biarawan yang saleh dan pintar, namun ia dicurigai sebagai seorang yang tidak menerima ajaran bidaah Arianisme. Meskipun demikian, Ghabra tetap kokoh pada pendiriannya. Ia tetap tekun mempelajari teologi dan berdoa memohon penerangan ilahi agar dapat menemukan kebenaran sejati mengenai Yesus Kristus. Ia pun rajin mengunjungi berbagai biara yang tersebar di kawasan itu untuk mempelajari cara hidup mereka. Seluruh hidupnya hingga ia berusia 50 tahun boleh dikatakan merupakan suatu usaha pencarian terus menerus kebenaran sejati Yesus Kristus. Apa yang diajarkan Arianisme ditolaknya mentah-mentah. Sebaliknya ia mulai lebih tertarik pada ajaran yang disebarkan oleh iman Katolik, bahwa Yesus Kristus itu sungguh Allah dan sungguh Manusia.
Oleh pengaruh Yustinus de Yakobis, seorang uskup dari tarekat Kongregasi Misi, Ghabra dengan tegas memutuskan untuk memeluk iman Katolik. Ia bertobat pada tahun 1844. Tujuh tahun kemudian (1851), Yustinus menahbiskan dia menjadi imam. Bersama Uskup Yustinus, Ghabra giat mengajar agama dan membangun sebuah kolese untuk mendidik anak-anak Etiopia. Ia juga menulis sebuah buku Katekismus dalam bahasa Etiopia. Atas restu Uskup Yustinus; ia pun mendirikan sebuah seminari untuk mendidik calon-calon imam pribumi Etiopia.
Semua kegiatan ini menimbulkan amarah besar dari para penganut Arianisme terutama Abuna Salama, Uskup Gereja Arian. Atas hasutannya, Teodorus II, raja Abessinia, melancarkan penganiayaan besar atas semua orang lain yang tidak menganut ajaran Arianisme. Ghabra bersama beberapa orang Katolik pengikutnya ditangkap dan disesah. Ghabra dipenjarakan di dalam sebuah kandang ternak yang sangat kotor. Setiap kali disesah, ia dengan tenang dan tegas menjawab: "Karena imanku aku akan tetap melawan kamu, namun demi cinta kasih Kristiani aku akan terus berbuat baik kepada kamu ". Akhirnya karena penderitaan yang ditanggungnya dan karena serangan penyakit kolera, Ghabra meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 1855.
Ghabra, seorang martir Kristus yang kokoh imannya. Seluruh hidup dan perjuangannya dapat dikatakan secara ringkas sebagai suatu pemuliaan terhadap Sabda Allah yang menjadi manusia. Ia meninggal dunia sebagai seorang imam yang saleh dari tarekat Kongregasi Misi atau tarekat Imam-imam Lazaris.
Santo Heribertus, Uskup
Heribertus lahir di kota Worms, Jerman pada tahun 970. Orangtuanya mempercayakan dia kepada Abbas Gorsse, pemimpin biara Benediktin Lorraine untuk dididik sesuai dengan cara hidup Kristiani. Pendidikan dan cara hidup di biara itu berhasil menanamkan dalam batinnya hasrat yang kuat untuk menjalani hidup membiara. Namun cita­citanya itu tidak direstui oleh ayah dan sanak keluarganya. Heribertus segera dipanggil pulang ke Worms agar tidak lagi terpengaruh oleh cara hidup membiara.
Namun rencana Tuhan atas dirinya tak terselami manusia. Meskipun orangtuanya berusaha keras menghindarkan dia dari cita-cita hidup membiara itu, ia tetap menunjukkan kesalehan hidup yang mengagumkan. Melihat cara hidupnya itu, ia kemudian ditahbiskan menjadi imam. Oleh Raja Otto III, ia diangkat menjadi penasehat pribadi baik dalam kehidupan politik maupun dalam kehidupan rohani. Prestasi kariernya terus meningkat dengan pengangkatannya sebagai Vikaris Jenderal keuskupan Koln, dan kemudian sebagai Uskup Agung Koln.
Heribertus memanfaatkan kedudukannya sebagai penasehat pribadi raja dan sebagai imam untuk menunjukkan cinta kasih Allah kepada orang banyak. Bersama Otto III, ia mendirikan gereja dan biara di kota Deutss, sebelah kota Rhein, atas tanggungan kerajaan. Ia dengan giat merawat orang-orang sakit dan memperhatikan nasib para kaum miskin. Sebagian besar pendapatannya dibagi baik untuk kepentingan Gereja maupun untuk kepentingan aksi-aksi sosial itu. Ia sendiri hidup dari sisa uang yang diterimanya dari raja. Kepada imam-imamnya yang mengalami kesulitan keuangan, ia mendermakan juga sebagian dari pendapatannya.
Sekali peristiwa, ia menemani Otto III ke Italia untuk sesuatu urusan politik. Tak terduga-duga, Otto III meninggal seketika karena keracunan. Dalam kebingungan dan kesedihan, ia membawa pulang jenazah Otto III ke Aachen, Jerman dan menguburkannya secara terhormat. Peristiwa ini menimbulkan pertentangan hebat antara dia dan Pangeran Heinrich II. Ia dituduh sengaja meracuni Otto III dengan maksud untuk mengambil alih kekuasaan sebagai raja. Ketegangan ini baru mereda ketika Pangeran Heinrich dilantik menjadi raja menggantikan ayahnya.
Tanpa menaruh dendam pada Heinrich, Heribertus dengan senang hati melepaskan tugasnya sebagai penasehat raja dan mulai memusatkan perhatiannya pada kehidupan rohaninya dan pada pelayanan umat. Ia mulai lebih banyak berdoa dan melakukan silih. Pada musim kering, ia bersama umat mengadakan perarakan dari gereja Santo Severinus ke gereja Santo Pantaleon. Dalam kotbah-kotbahnya ia menghimbau agar umat bertobat dan percaya kepada kerahiman Allah. Kepada imam-imamnya, ia mengadakan kunjungan-kunjungan pastoral dan menggalakkan pembinaan rohani untuk meneguhkan mereka dalam panggilan dan karyanya. Heribertus dikenal sebagai seorang uskup yang saleh dan sayang pada umatnya. Ia meninggal dunia pada tahun 1021 karena serangan penyakit.




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info

 

Liturgia Verbi 2016-08-29 Senin.




Senin Pekan Biasa XXII
29 Agustus 2016

PW Wafatnya S. Yohanes Pembaptis



Bacaan Pertama
Yer 1:17-19

"Sampaikanlah kepada Yehuda
segala yang Kuperintahkan kepadamu.
Janganlah gentar terhadap mereka."

Pembacaan dari Kitab Yeremia:

Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia,
"Baiklah engkau bersiap!
Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku
segala yang Kuperintahkan kepadamu.
Janganlah gentar terhadap mereka,
supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!
Mengenai Aku,
sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau
menjadi kota yang berkubu,
menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga
melawan seluruh negeri ini,
menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya,
menentang para imam dan rakyat negeri lain.
Mereka akan memerangi engkau,
tetapi tidak akan mengalahkan engkau,
sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau,
demikianlah firman Tuhan."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 71:1-4a.5-6b.15.17,R:15a

Refren: Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu.

*Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung,
janganlah sekali-kali aku mendapat malu.
Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu,
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!

*Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh,
kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri;
sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku.
ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.

*Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan,
Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah.
Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan,
Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.

*Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu,
dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu,
sebab aku tidak dapat menghitungnya.
Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku,
dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.



Bait Pengantar Injil
Mat 5:10

Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.



Bacaan Injil
Mrk 6:17-29

"Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku
kepala Yohanes Pembaptis."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa
Herodeslah menyuruh orang menangkap Yohanes
dan membelenggunya di dalam penjara
berhubung dengan peristiwa Herodias,
yakni bahwa Herodes telah memperistri Herodias,
isteri Filipus saudaranya.
Yohanes pernah menegur Herodes,
"Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"
Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes,
dan bermaksud membunuh dia,
tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes,
karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci;
jadi ia melindunginya.
Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes,
hati Herodes selalu terombang-ambing;
namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.

Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias,
yakni ketika Herodes - pada hari ulang tahunnya
mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar,
para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea.
Pada waktu itu Puteri Herodias tampil lalu menari,
dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya.
Maka Raja berkata kepada gadis itu,
"Minta dari padaku apa saja yang kauingini,
maka akan kuberikan kepadamu!"
Lalu Herodes bersumpah kepadanya,
"Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu,
sekalipun itu setengah dari kerajaanku!"

Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya,
"Apa yang harus kuminta?"
Jawab ibunya, "Kepala Yohanes Pembaptis!"
Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta,
"Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku
kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!"

Maka sangat sedihlah hati raja!
Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya,
ia tidak mau menolaknya.
Raja segera menyuruh seorang pengawal
dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes.
Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
Ia membawa kepala itu di sebuah talam
dan memberikannya kepada Herodias,
dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.

Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu,
mereka datang dan mengambil mayatnya,
lalu membaringkannya dalam kubur.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Bacaan Pertama yang diambil dari Kitab Yeremia untuk memperingati Wafatnya Santo Yohanes Pembaptis ini, berisikan tentang perintah Tuhan kepada Yeremia untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada jemaat di Yehuda bahwa Tuhan akan menjatuhkan hukuman jika mereka tidak mau bertobat dan berbalik kepada Tuhan.

Tugas dari Tuhan yang diterima Yeremia adalah tugas berat dan penuh resiko, sebab waktu itu Yeremia belum cukup berpengalaman dan masih sangat muda.
Yeremia mengambil resiko yang berat itu karena ia percaya akan pertolongan dan perlindungan Tuhan, "Aku menyertai engkau."

Tugas dari Tuhan memang berat dan penuh resiko.
Tetapi sesungguhnya tak ada pekerjaan yang tanpa resiko.
Aparat negara, entah itu polisi, tentara, hakim, dan lain-lainnya, beresiko kehilangan nyawa dalam menjalankan tugasnya.
Supir bus, pilot dan pramugari juga mesti menghadapi resiko kecelakaan karena tugas yang mereka jalankan setiap hari.
Jadi, bukan hanya pekerjaan yang dari Tuhan saja yang beresiko, melainkan semua pekerjaan.

Mengenai penghukuman Tuhan atas Yehuda, cermatilah kalau Tuhan memberikan "early warning" atau peringatan dini sebelum menjatuhkan hukuman.
Tuhan mengutus Yeremia untuk menyampaikan warning tersebut.
Saya rasa sama halnya dengan kita sendiri.
Penghukuman Tuhan tidak datang tiba-tiba, melainkan selalu diawali dengan peringatan dini sebelum penghukuman itu dijatuhkan.
Oleh karenanya, menjadi penting bagi kita untuk "peka" terhadap early warning yang dari Tuhan itu, agar ada kesempatan pertobatan dan terjadinya pembatalan hukuman oleh karena pengampunan Tuhan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Wafatnya Santo Yohanes Pembaptis
Pada tanggal 24 Juni Gereja merayakan pesta Kelahiran Yohanes Pembaptis; sedangkan pada hari ini, 29 Agustus, Gereja mengajak seluruh umat untuk memperingati kemartirannya.
Kemartiran Yohanes berkaitan erat dengan tegurannya yang pedas kepada Raja Herodes karena ia memperisteri Herodias, isteri Filipus, saudaranya secara tidak sah. Herodes marah dan mencampakkan Yohanes ke dalam penjara.   Herodias pun marah dan tak henti-hentinya berusaha mencari kesempatan untuk membunuh Yohanes. 
Kesempatan emas itu akhirnya tiba juga. Pada hari ulang tahunnya, Herodes mengadakan jamuan makan untuk para petinggi kerajaan di seluruh Galilea. Kesempatan ini dimanfaatkan Herodias untuk melaksanakan niat jahatnya atas diri Yohanes. Ia menyuruh puterinya menari dihadapan para tamu. Tariannya sungguh menawan hati para tamu yang sudah mulai mabuk itu. Herodes tampak bangga dan gembira. Terdorong oleh kebanggaannya itu, Herodes berkata kepada gadis itu: "Mintalah kepadaku apa saja seturut kehendakmu. Aku akan memberikannya kepadamu". Herodes bahkan bersumpah di hadapan para tamu: "Apa saja yang kauminta, akan kuberikan, sekalipun separuh dari kerajaanku". Gadis itu tidak tahu apa yang harus dimintanya. Karena itu ia berlari kepada ibunya Herodias untuk memintai pendapatnya. Tanpa banyak pikir, Herodias berkata: "Kepala Yohanes Pembaptis!"
Gadis itu segera menghadap Herodes dan berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di dalam sebuah talam". Herodes sedih tetapi karena sumpahnya dan karena malu kepada tamu-tamunya, ia segera memerintahkan pengawal-pengawalnya untuk memenggal kepala Yohanes pada hari itu juga. Injil Mateus 14 mengatakan bahwa kepala Yohanes itu diletakkan di dalam sebuah talam dan diberikan kepada puteri Herodias itu.
Karena kesetiaannya kepada Allah dan panggilannya sebagai nabi pendahulu Yesus, Yohanes mati di bawah kuasa kelaliman Herodes. Ia mati dibunuh pada tahun 31.
Santa Sabina, Martir
Sabina adalah isteri seorang bangsawan Romawi Kristen bernama Valentinus. Ia menjadi Kristen di bawah bimbingan Seraphia, seorang gadis Kristen yang saleh. Sabina-lah yang mengurusi pemakaman Seraphia ketika ia dibunuh oleh kaki-tangan Kaisar Hadrianus pada abad kedua. Perbuatannya ini akhirnya juga menyebabkan dia ditangkap dan dibunuh. Sabina dihormati sebagai pelindung ibu rumah tangga dan anak-anak.




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info

 

Liturgia Verbi 2016-08-28 Minggu.




Minggu Biasa XXII 
28 Agustus 2016



Bacaan Pertama
Sir 3:17-18.20.28-29

"Rendahkanlah dirimu,
supaya kaudapat karunia di hadapan Tuhan."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Anakku,
Lakukanlah pekerjaanmu dengan sopan,
maka engkau akan lebih disayangi daripada orang yang ramah-tamah.
Makin besar engkau, patutlah makin kaurendahkan dirimu,
supaya engkau mendapat karunia di hadapan Tuhan.
Sebab besarlah kekuasaan Tuhan,
dan oleh yang hina-dina Ia dihormati.
Kemalangan tidak menyembuhkan orang sombong,
sebab tumbuhan keburukan berakar di dalam dirinya.
Hati yang arif merenungkan amsal,
dan telinga yang pandai mendengar merupakan idaman orang bijak.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 68:4-5ac.6-7ab.10-11,R:11b

Refren: Dalam kebaikan-Mu, ya Allah,
Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas.

*Orang-orang benar bersukacita,
mereka beria-ria di hadapan Allah,
bergembira dan bersukacita.
Bernyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi nama-Nya!
Nama-Nya ialah Tuhan; beria-rialah di hadapan-Nya!

*Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda,
itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus;
Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara,
Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia.

*Hujan yang melimpah Engkau siramkan, ya Allah;
tanah milik-Mu yang gersang Kaupulihkan,
sehingga kawanan hewan-Mu menetap di sana;
dalam kebaikan-Mu
Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas, ya Allah.



Bacaan Kedua
Ibr 12:18-19.22-24a

"Kamu sudah datang ke Bukit Sion,
dan ke kota Allah yang hidup."

Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara,
kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh,
dan tidak menghadapi api yang menyala-nyala,
kamu tidak mengalami kekelaman, kegelapan dan angin badai,
kamu tidak mendengar bunyi sangkakala dan suara dahsyat
yang membuat mereka yang mendengarnya memohon
supaya suara itu jangan lagi berbicara kepada merek.
Sebaliknya kamu sudah datang ke Bukit Sion,
dan ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi.
Kamusudah datang kepada beribu-ribu malaikat,
suatu kumpulan yang meriah,
dan kepada jemaat anak-anak sulung,
yang namanya terdaftar di surga;
kamu telah sampai kepada Allah,
yang menghakimi semua orang,
dan kepada roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna.
Dan kamu telah datang kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:29ab

Pikullah kuk yang Kupasang padamu, sabda Tuhan,
dan belajarlah pada-Ku,
karena Aku lemah lembut dan rendah hati.



Bacaan Injil
Luk 14:1.7-14

"Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan,
dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu hari Sabat
Yesus masuk ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi
untuk makan di situ.
Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.

Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan,
Yesus lalu mengatakan perumpamaan ini,
"Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan,
janganlah duduk di tempat kehormatan.
Sebab mungkin undangan yang lebih terhormat daripadamu.
Jangan-jangan orang yang mengundang engkau dan tamu itu
datang dan berkata kepadamu,
'Berilah tempat itu kepada orang ini.'
Lalu dengan malu engkau harus pergi
pindah ke tempat yang paling rendah.
Tetapi, apabila engkau diundang,
duduklah di tempat yang paling rendah.
Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu,
'Sahabat, silakan duduk di depan.
Dengan demikian
engkau akan mendapat kehormatan di depan semua tamu yang lain.
Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan,
dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."

Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang-Nya,
"Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam,
janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu,
kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya,
karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula,
dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan,
undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta.
Dan engkau akan berbahagia,
karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau.
Sebab engkau akan mendapat balasnya
pada hari kebangkitan orang-orang benar."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Bacaan Pertama hari ini diambil dari Kitab Putera Sirakh, amsal yang ditulis kira-kira dua abad sebelum Masehi.

Menarik sekali apa yang ditulis dalam kitab ini, sopan santun lebih disayangi ketimbang ramah-tamah.
Keduanya baik, tetapi sopan lebih dihargai ketimbang ramah-tamah.
Sekalipun kurang ramah tetapi sopan masih lebih baik daripada ramah tetapi tidak sopan.

Ketika kita melakukan pekerjaan-pekerjaan kita, lakukanlah dengan sopan.
Sopan yang dimaksud di sini adalah perilaku yang beradab, mengikuti adat yang baik, baik dalam hal tutur bahasanya maupun sikap dan tata-caranya.
Tujuannya untuk membuat orang menjadi senang dengan tingkah laku sopan yang kita perlihatkan kepada mereka.

Saya merasa bersyukur karena di keluarga kami tidak ada kebiasaan mencaci maki atau pun mengeluarkan kata-kata kotor;  tidak dibiasakan, maksudnya orangtua tidak memberi contoh yang tidak baik bagi anak-anaknya.
Buang kebiasaan mengumpat, memaki atau pun berkata kasar, karena perilaku ini akan menjauhkan kita dari tatanan kesopanan.

Hal ini baik adanya, namun yang lebih penting dari kesopanan adalah rasa hormat atau respek kepada orang lain.
Caranya?
Iya seperti yang ditulis, "Patutlah makin kaurendahkan dirimu."
Rendah hati adalah sikap merendahkan diri di hadapan orang lain, tidak sombong atau congkak.
Seperti inilah cara kita untuk menghormati orang lain, tidak memandang seseorang dari status sosialnya, apalagi dari harta kekayaannya.
Siapa pun orang itu, entah kaya entah miskin, entah  orang terhormat atau bukan, semuanya layak untuk kita hormati.

Kalau mau jujur, apakah sesungguhnya kita telah memahami apa saja yang dapat kita lakukan untuk menghormati orang lain?
Apakah cukup dengan membungkukkan badan artinya telah menghormati?
Ketika berada dalam antrian, apakah kita sudah dengan tertib menunggu giliran?
Ketika mengendarai mobil, apakah kita saling serobot dan tak mau mengalah?
Ketika masuk ke dalam lift, apakah kita menunggu orang keluar dahulu dari lift baru kemudian kita masuk dengan tertib?
Ketika antri di ATM, apakah kita akan memaki orang yang berlama-lama di dalam ATM sementara yang ngantri banyak ataukah ada cara-cara yang lebih "polite" (sopan) untuk menyudahi egoisme orang itu?
Ini hanyalah sebagian kecil saja dari contoh-contoh sopan santun dalam kaitannya dengan menghormati orang lain.
Jadi, tidak cukup hanya dengan membungkukkan badan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
Agustinus adalah bapa Gereja purba yang terkenal. Ia lahir di Tagaste (sekarang: Souk-Ahras), Afrika Utara pada tanggal 13 Nopember 354. Ibunya, Monika, seorang beriman Kristen dari sebuah keluarga yang taat agama; sedangkan ayahnya, Patrisius, seorang tuan tanah dan sesepuh kota yang masih kafir. Berkat semangat doa Monika yang tak kunjung padam, Patrisius baru bertobat dan dipermandikan menjelang saat kematiannya. Kekafiran Patrisius sungguh berpengaruh besar pada diri anaknya Agustinus. Karena itu Agustinus belum juga dipermandikan menjadi Kristen meskipun ia sudah besar. Usaha ibunya untuk menanamkan benih iman Kristen padanya seolah-olah tidak berdaya mematahkan pengaruh kekafiran ayahnya.
Semenjak kecil Agustinus sudah menampilkan kecerdasan yang tinggi. Karena itu ayahnya mencita-citakan agar ia menjadi seorang yang terkenal. Ia masuk sekolah dasar di Tagaste. Karena kecerdasannya, ia kemudian dikirim untuk belajar bahasa Latin dan macam-macam tulisan Latin di Madauros. Pada usia 17 tahun, ia dikirim ke Kartago untuk belajar ilmu retorika. Di Kartago, ia belajar dengan tekun hingga menjadi seorang murid yang terkenal. Namun hidupnya tidak lagi tertib oleh karena pengaruh cara hidup banyak orang yang tidak mengikuti aturan­aturan moral. Ia menganut aliran Manikeisme, suatu sekte keagamaan dari Persia yang mengajarkan bahwa semua barang material adalah buruk. Minatnya pada aliran ini berakhir ketika ia menyaksikan kebodohan Faustus, seorang pengajar Manikeisme. Selanjutnya selama beberapa tahun, ia meragukan semua kebenaran agama-agama.
Pada tahun 383 ia pergi ke Roma lalu ke Milano, kota pemerintahan dan kota kediaman Uskup Ambrosius. Di Milano ia mengajar ilmu retorika. Banyak orang Roma berbondong-bondong datang kepadanya hanya untuk mendengarkan kuliah dan pidatonya. Di kota itu pun ia berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius, seorang mantan gubernur yang saleh. Ia menyaksikan dari dekat cara hidup para biarawan yang mengikuti suatu disiplin hidup yang baik dan membahagiakan. Mereka bijaksana, ramah dan saling mengasihi. Hatinya tersentuh dan mulailah ia berpikir: "Apa yang mendasari hidup mereka? Injilkah yang menjiwai hidup mereka itu?" Kecuali itu, ia sering mendengar kotbah-kotbah Uskup Ambrosius dan tertarik pada semua ajarannya. Semuanya itu kembali menyadarkan dia akan nasihat-nasihat ibunya tatkala ia masih di Tagaste. Suatu hari, ia mendengar suara ajaib seorang anak: "Ambil dan bacalah! ". Tanpa banyak berpikir, ia segera menjamah Kitab Injil itu, membukanya dan membaca: "Marilah kita hidup sopan seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya" (Rom 13:13-14).
Agustinus yang telah banyak mendalami filsafat itu akhirnya terbuka pikirannya dan melihat kebenaran sejati, yakni wahyu ilahi yang dibawakan Yesus Kristus. Ia kemudian bertobat dan bersama dengan sahabatnya Alipius, ia dipermandikan pada tahun 387. Dalam bukunya 'Confession', ia menuliskan riwayat hidup dan pertobatannya dan dengan terus terang mengakui betapa ia sangat terbelenggu oleh kejahatan dosa dan ajaran Manikeisme. Suara hatinya terus mendorong dia agar memperbaiki cara hidupnya seperti banyak orang lain yang meneladani Santo Antonius dari Mesir.
Pada tahun 388, ia kembali ke Afrika bersama ibunya Monika. Di kota pelabuhan Ostia, ibunya meninggal dunia. Tahun-tahun pertama hidupnya di Afrika, ia bertapa dan banyak berdoa bersama beberapa orang rekannya. Kemudian ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 391, dan bertugas di Hippo sebagai pembantu uskup kota itu. Sepeninggal uskup itu pada tahun 395, ia dipilih menjadi Uskup Hippo. Selama 35 tahun ia menjadi pusat kehidupan keagamaan di Afrika. Rahmat Tuhan yang besar atas dirinya dimuliakannya di dalam berbagai bentuk kidung dan tulisan. Tulisan-tulisannya meliputi 113 buah buku, 218 buah surat dan 500 buah kotbah. Tak terbilang banyaknya orang berdosa yang bertobat karena membaca tulisan-tulisannya. Tulisan-tulisannya itu hingga kini dianggap oleh para ahli filsafat dan teologi sebagai sumber penting dari pengetahuan rohani. Semua kebenaran iman Kristiani diuraikan secara tepat dan mendalam sehingga mampu menggerakkan hati orang.
Sebagai seorang uskup, Agustinus sangat menaruh perhatian besar pada umatnya terutama yang miskin dan melarat. Dialah yang mendirikan asrama dan rumah sakit pertama di Afrika Utara demi kepentingan umatnya.
Agustinus meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 430 tatkala bangsa Vandal mengepung Hippo. Jenazah Agustinus berhasil diamankan oleh umatnya dan kini dimakamkan di basilik Santo Petrus.
Santo Hermes, Martir
Hermes adalah prefek kota Roma yang kemudian bertobat dan menjadi Kristen. Ia dibunuh bersama Paus Aleksander I pada tahun 116 pada masa pemerintahan Kaisar Hadrianus. Jenazahnya dimakamkan di Jalan Salasia, Roma.
Santo Musa Hitam, Pengaku iman
Musa berasal dari Etiopia. Ia bekerja pada seorang majikan kaya raya, namun kemudian dipecat karena melakukan banyak kesalahan dalam tugasnya. Lalu ia menjadi pemimpin suatu kawanan perampok yang merajalela di Mesir.
Oleh sentuhan rahmat Tuhan, ia sekonyong-konyong bertobat dan menjadi biarawan yang saleh sehingga dianggap layak untuk ditahbiskan menjadi imam. Ketika ia mengenakan jubah putih untuk merayakan misa pertama, Uskup berseru: "Lihatlah, orang hitam ini kini menjadi putih bersih!" Musa menjawab: "Itu bagian luarnya saja! Tuhan lebih tahu, bahwa hatiku masih hitam seperti kulitku".
Pada waktu suku Berber mengobrak-abrik biaranya, ia tidak melawan sedikit pun dan membiarkan diri dibunuh. Di biaranya - Dair al Baramus di Wadi Natrun - hingga kini para biarawan masih terus mendendangkan madah pujian kepada Tuhan dan berdoa dengan perantara­annya. Ia meninggal pada tahun 395.




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info

 

Liturgia Verbi 2016-08-27 Sabtu.




Sabtu Pekan Biasa XXI
27 Agustus 2016

PW S. Monika



Bacaan Pertama
1Kor 1:26-31

"Yang lemah dan tak berdaya dipilih Allah."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
coba ingatlah bagaimana keadaanmu ketika dipanggil.
Menurut ukuran manusia tidak banyak di antara kalian yang bijak,
tidak banyak yang berpengaruh, tidak banyak yang terpandang.
Namun apa yang bodoh di mata dunia dipilih oleh Allah,
untuk memalukan orang-orang yang berhikmat,
dan apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah,
untuk memalukan yang kuat,
dan apa yang tidak terpandang dan hina bagi dunia,
bahkan apa yang tidak berarti,
dipilih Allah untuk meniadakan yang berarti,
supaya jangan ada seorang manusia pun
yang memegahkan diri di hadapan Allah.

Tetapi Allah telah membuat kalian berada dalam Kristus Yesus,
dan oleh Dia Kristus telah menjadi hikmat bagi kita.
Dialah yang membenarkan, menguduskan dan menebus kita.
Maka, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci,
"Barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 33:12-13.18-21,R:12

Refren: Berbahagialah bangsa
yang dipilih Tuhan menjadi milik-pusaka-Nya.

*Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan,
suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik-pusaka-Nya!
Tuhan memandang dari surga,
dan melihat semua anak manusia.

*Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa,
kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya;
Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

*Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan.
Dialah penolong dan perisai kita.
Ya, karena Dia hati kita bersukacita,
sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.



Bait Pengantar Injil
Luk 7:16

Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,
dan Allah mengunjungi umat-Nya.



Bacaan Injil
Luk 7:11-17

"Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa
Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain.
Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia.
Ketika Yesus mendekati pintu gerbang kota,
ada orang mati diusung ke luar,
yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda,
dan banyak orang kota itu menyertai janda tersebut.

Melihat janda itu,
tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasihan.
Lalu Tuhan berkata kepadanya, "Jangan menangis!"
Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya.
Maka para pengusung berhenti.
Tuhan berkata,
"Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
Maka bangunlah pemuda itu, duduk dan mulai berbicara.
Lalu Yesus menyerahkannya kepada ibunya.

Semua orang itu ketakutan,
dan mereka memuliakan Allah sambil berkata,
"Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,"
dan, "Allah telah mengunjungi umat-Nya."
Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea
dan di seluruh daerah sekitarnya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Intisari dari surat Rasul Paulus pada bacaan hari ini ialah:
Tuhan tidak berkenan kalau orang memegahkan diri di hadapan Tuhan.
Tuhan malah memilih orang-orang yang menurut ukuran manusia adalah yang tidak bijak, tidak berpengaruh atau yang tidak terpandang, orang-orang yang lemah dan hina di dalam masyarakat dunia.
Ini benar, karena Yesus sendiri tidak "bermain" di kalangan istana kerajaan atau di kalangan para petinggi bangsa, melainkan "belusukan" dari desa ke desa, bergaul bersama orang-orang yang lemah, hina dan tak berdaya.
Malahan secara gamblang Yesus berkata, "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."  [Mrk 2:17b]
karena menurut Yesus, bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.

Yesus tidak membenarkan dosa yang diperbuat oleh manusia, melainkan menebus dosa-dosa manusia melalui sengsara-Nya di salib, untuk menyelamatkan.
Dengan kata lain, manusia dipandang tak mampu memerdekakan dirinya dari belenggu dosa, ibarat domba yang tersesat tak mampu menemukan sendiri jalan pulang, diperlukan pertolongan.
Penggembala dombalah yang datang dan menemukan domba yang tersesat itu.
Inilah yang ditulis oleh Paulus di dalam suratnya ini, bahwa Tuhan telah membuat kita berada dalam Yesus Kristus.
Bukan kita yang datang kepada Kristus dan membuat Kristus "terpaksa" menerima kita, melainkan Tuhan-lah yang memanggil kita untuk datang kepada hikmat Kristus.
Nah, kita patut bersyukur karena kita telah dipanggil-Nya.
Akankah kita menjawab panggilan-Nya itu?  Ataukah kita diam membisu dan membiarkan diri kita berkubang dalam dosa?



Peringatan Orang Kudus
Santa Monika, Janda
Monika, ibu Santo Agustinus dari Hippo, adalah seorang ibu teladan. Iman dan cara hidupnya yang terpuji patut dicontoh oleh ibu-ibu Kristen terutama mereka yang anaknya tersesat oleh berbagai ajaran dan bujukan dunia yang menyesatkan. Riwayat hidup Monika terpaut erat dengan hidup anaknya Santo Agustinus yang terkenal bandel sejak masa mudanya. Monika lahir di Tagaste, Afrika Utara dari sebuah keluarga Kristen yang saleh dan beribadat. Ketika berusia 20 tahun, ia menikah dengan Patrisius, seorang pemuda kafir yang cepat panas hatinya.
Dalam kehidupannya bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan batin yang hebat karena ulah Patrisius dan anaknya Agustinus. Patrisius mencemoohkan dan menertawakan usaha keras isterinya mendidik Agustinus menjadi seorang pemuda yang luhur budinya.  Namun semuanya itu ditanggungnya dengan sabar sambil tekun berdoa untuk memohon campur tangan Tuhan. Bertahun-tahun lamanya tidak ada tanda apa pun bahwa doanya dikabulkan Tuhan. Baru pada saat-saat terakhir hidupnya, Patrisius bertobat dan minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan pada saat-saat kritis hidup suaminya.
Ketika itu Agustinus berusia 18 tahun dan sedang menempuh pendidikannya di kota Kartago. Cara hidupnya semakin menggelisahkan hati ibunya karena telah meninggalkan imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat itu. Lebih dari itu, di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita hingga melahirkan seorang anak yang diberi nama Deodatus. Untuk menghindarkan diri dari keluhan ibunya, Agustinus pergi ke Italia. Namun ia sama sekali tidak luput dari doa dan air mata ibunya.
Monika berlari meminta bantuan kepada seorang uskup. Kepadanya uskup itu berkata: "Pergilah kepada Tuhan! Sebagaimana engkau hidup, demikian pula anakmu, yang baginya telah kau curahkan begitu banyak air mata dan doa permohonan, tidak akan binasa. Tuhan akan mengembalikannya kepadamu". Nasehat pelipur lara itu tidak dapat menenteramkan batinnya. Ia tidak tega membiarkan anaknya lari menjauhi dia, sehingga kemudian ia menyusul anaknya ke Italia. Di sana ia menyertai anaknya di Roma maupun di Milano. Di Milano, Monika berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius. Akhirnya oleh teladan dan bimbingan Ambrosius, Agustinus bertobat dan bertekad untuk hidup hanya bagi Allah dan sesamanya. Saat itu bagi Monika merupakan puncak dari segala kebahagiaan hidupnya. Hal ini terlukis di dalam kesaksian Agustinus sendiri perihal perjalanan mereka pulang ke Afrika: "Kami berdua terlibat dalam pembicaraan yang sangat menarik, sambil melupakan liku-liku masa lampau dan menyongsong hari depan. Kami bertanya-tanya, seperti apakah kehidupan para suci di surga. Dan akhirnya dunia dengan segala isinya ini tidak lagi menarik bagi kami. Ibu berkata: "Anakku, bagi ibu sudah tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang memikat hatiku. Ibu tidak tahu untuk apa mesti hidup lebih lama. Sebab, segala harapan ibu di dunia ini sudah terkabul". Dalam tulisan lain, Agustinus mengisahkan pembicaraan penuh kasih antara dia dan ibunya di Ostia: "Sambil duduk di dekat jendela dan memandang ke laut biru yang tenang, ibu berkata: "Anakku, satu-satunya alasan yang membuat aku masih ingin hidup sedikit lebih lama lagi ialah aku mau melihat engkau menjadi seorang Kristen sebelum aku menghembuskan nafasku. Hal itu sekarang telah dikabulkan Allah, bahkan lebih dari itu, Allah telah menggerakkan engkau untuk mempersembahkan dirimu sama sekali kepadaNya dalam pengabdian yang tulus kepadaNya. Sekarang apa lagi yang aku harapkan?"
Beberapa hari kemudian, Monika jatuh sakit. Kepada Agustinus, ia berkata: "Anakku, satu-satunya yang kukehendaki ialah agar engkau mengenangkan daku di altar Tuhan". Monika akhirnya meninggal di Ostia, Roma. Teladan hidup Santa Monika menyatakan kepada kita bahwa doa yang tak kunjung putus, tak dapat tiada akan didengarkan Tuhan.




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info

 

Liturgia Verbi 2016-08-26 Jumat.




Jumat Pekan Biasa XXI
26 Agustus 2016



Bacaan Pertama
1Kor 1:17-25

"Kami memberitakan Kristus yang tersalib,
suatu sandungan bagi kebanyakan orang,
tetapi bagi mereka yang terpanggil, merupakan hikmat Allah."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis,
melainkan untuk memberitakan Injil;
dan ini pun bukan dengan hikmat perkataan,
supaya salib Kristus jangan sampai menjadi sia-sia.
Sebab pemberitaan tentang salib
memang suatu kebodohan bagi mereka yang akan binasa,
tetapi bagi kita yang diselamatkan
pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.

Karena ada tertulis,
'Aku akan membinasakan hikmat orang-orang arif
dan melenyapkan kearifan orang-orang bijak.'
Di manakah terdapat orang berhikmat?
Di manakah si ahli Taurat?
Di manakah orang cerdik pandai dari dunia ini?
Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini
menjadi kebodohan?
Sebab hikmat Allah telah menentukan
bahwa dunia dengan hikmatnya tidak mengenal Allah.
Oleh karena itu Allah berkenan menyelamatkan mereka
yang percaya berkat kebodohan pemberitaan Injil.
Orang Yahudi menuntut tanda dan orang Yunani mencari hikmat.
Tetapi kami memberitakan Kristus yang tersalib,
suatu sandungan bagi orang Yahudi,
Tetapi bagi mereka yang dipanggil,
baik Yahudi maupun bukan Yahudi,
Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah!
Karena yang bodoh dari Allah
lebih besar hikmatnya daripada manusia,
dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 33:1-2.4-5.10ab.11,R;5b

Refren: Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan.

*Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar!
Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur.
Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi,
bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!

*Sebab firman Tuhan itu benar,
segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.
Ia senang kepada pada keadilan dan hukum;
bumi penuh dengan kasih setia-Nya.

*Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa;
Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa.
Tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya,
rancangan hati-Nya turun-temurun.



Bait Pengantar Injil
Luk 21:36

Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu,
agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.



Bacaan Injil
Mat 25:1-13

"Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari
Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya,
"Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis,
yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin.
Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak.
Sedangkan yang bijaksana,
selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya.
Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang,
mengantuklah mereka semua, lalu tertidur.

Tengah malam terdengarlah suara orang berseru,
'Pengantin datang! Songsonglah dia!'
Gadis-gadis itu pun bangun semuanya
lalu membereskan pelita mereka.
Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana,
'Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.'
Tetapi yang bijaksana menjawab,
'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian.
Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.'

Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin,
dan yang sudah siap sedia
masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah.
Lalu pintu ditutup.
Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata,
'Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!'
Tetapi tuan itu menjawab,
'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.'

Karena itu, berjaga-jagalah,
sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Mari kita tela'ah lebih jauh apa yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus dengan perkataan yang ditulisnya kepada Jemaat di Korintus ini, "Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, melainkan untuk memberitakan Injil."
Apakah Paulus bermaksud hendak mengabaikan amanat agung dari Yesus, "Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus"?  [Mat 28:19b]
Apakah Paulus tidak mau mentaati perintah Yesus ini?

Marilah kita lihat amanat Yesus, yang disampaikan se saat sebelum Yesus naik ke Surga, menurut Injil Markus, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." [Mrk 16:15]
Pewartaan Injil adalah yang pertama dan utama dari amanat Yesus ini.
Soal apakah kemudian orang menjadi percaya dan meminta untuk dibaptis adalah urusan selanjutnya.

Bisa jadi juga Rasul Paulus ingin mengkoreksi pandangan orang banyak tentang baptisan, karena rupanya Paulus dinanti-nantikan oleh Jemaat di Korintus; mereka ingin dibaptis oleh Paulus sendiri, bukan oleh "anak buah" Paulus.
Ini serupa dengan yang dialami oleh Yesus sendiri, orang berbondong-bondong datang kepada Yesus meminta untuk dibaptis, tetapi mereka dibaptis oleh murid-murid Yesus, bukan oleh Yesus sendiri.
Pembaptisan itu oleh dan dalam nama Roh Kudus, bukan dalam nama pastor Anu atau monsinyur Anu.
Karena "oleh dan dalam nama Roh Kudus", makanya saya setuju kalau pembaptisan dilaksanakan di dalam gereja, bukan di rumah sendiri, apalagi di hotel atau tempat-tempat lainnya.
Makanya juga saya menjadi heran kalau orang memilih-milih siapa yang akan membaptis, seolah-olah baptis dari monsinyur lebih manjur ketimbang pastor.

Jadi, yang pertama dan utama adalah pemberitaan Injil, agar semua orang mendapat kesempatan untuk diselamatkan, "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum."  [Mrk 16:16]
Nanti dulu, janganlah kita langsung menolak dengan berkata, "Ah, saya ini tidak pandai berkata-kata, bagaimana saya bisa menjadi pewarta Injil?"  atau "Waduh, saya ini grogi kalau berbicara di hadapan orang banyak", dan sebagainya.

Menurut saya, pewarta Injil berbeda dengan pengkothbah.
Kothbah adalah pidato tentang ajaran agama di hadapan orang banyak, oleh karenanya memang diperlukan kepandaian untuk tampil dan berkata-kata.
Pewarta Injil adalah orang yang memberitakan Injil, entah melalui kesaksian, sikap dan perilaku, atau dengan perbuatan baik sebagaimana yang diamanatkan di dalam Injil.
Jika seperti ini pengertiannya, maka siapa pun bisa menjadi pewarta Injil.
Lihatlah di media sosial, siapa pun bisa menjadi pewarta dari berita yang diperolehnya untuk diteruskan kepada yang lain.
Orang yang berpendidikan rendah sekali pun juga melakukan hal ini.
Lalu mengapa kita merasa tak mampu untuk menjadi pewarta berita yang kita peroleh dari Injil, dan sekaligus memberi kesaksian?

Memberitakan kepada semua mahluk tentu maksudnya kepada siapa saja, terutama kepada mereka yang belum percaya, supaya menjadi percaya.
Kita juga menyadari, sebagaimana yang ditulis oleh Rasul Paulus, bisa jadi saja orang akan menganggap yang kita kerjakan ini adalah suatu kebodohan, lalu menentangnya; jalan tak selalu mulus.
Saya pernah mengalaminya.
Seseorang yang mengetahui masa lalu saya (yang bergelimang dosa) berkata kurang lebih seperti ini, "Sudah, jangan kirimi saya (maksudnya bacaan dan renungan Injil).  Aku tahu siapa kamu, nabi bukan, pastor juga bukan!"
Orang ini mengukur benar-salah dari siapa yang membawa, bukan dari apa yang dibawa.

"Pemberitaan tentang salib Kristus memang suatu kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan, pemberitaan itu adalah kekuatan Allah," begitulah yang ditulis Rasul Paulus pada Bacaan hari ini.
Semoga kita menjadi percaya kepada kekuatan Allah, bersedia dan dimampukan untuk menjadi pendengar dan sekaligus pewarta Injil yang setia.



Peringatan Orang Kudus
Santa Teresia Yornet, Perawan
Teresia lahir di kota Aytona, Spanyol pada tanggal 9 Januari 1843. Orangtuanya adalah petani miskin yang saleh dan sangat beribadat kepada Tuhan. Teresia belajar di sekolah setempat hingga memperoleh ijazah guru. Selama beberapa tahun ia mengajar di sekolah dasar Argensola. Masyarakat sekitar senang sekali dengannya karena caranya mendidik anak-anak sangat baik.
Meskipun dunia pendidikan merupakan bidang kerja yang disenanginya, namun dia mencita-citakan sesuatu yang lebih mulia, yakni menjadi biarawati. Tak lama kemudian ia masuk novisiat Suster-suster Klaris. Tetapi karena kesehatannya terganggu Teresia tidak diperkenankan mengikrarkan kaulnya yang pertama. Ia lalu keluar dari biara Suster-suster Klaris. Kemudian oleh seorang imam yang saleh, Teresia diminta untuk turut mendirikan sebuah kongregasi suster yang diabdikan untuk pelayanan dan perawatan orang-orang tua renta yang sakit dan miskin.
Pada tahun 1873 Teresia bersama beberapa orang gadis membentuk Kongregasi Suster-suster Kecil. Dia diangkat sebagai pemimpin kongregasi baru ini. Oleh suster-suster rekannya, dia disebut juga Teresia a Jesu. Di bawah kepemimpinannya, kongregasi ini berkembang pesat. Limabelas tahun kemudian, tatkala tarekat tersebut disahkan oleh Takhta Suci, anggota-anggotanya telah bekerja di 58 rumah perawatan orang-orang jompo di Spanyol dan kemudian di Amerika Selatan. Sulit sekali membayangkan berbagai penderitaan yang harus ditanggung oleh suster-suster tersebut. Salah satu peristiwa haru yang menimpa mereka ialah meninggalnya 24 orang suster serta 70 orang tua karena serangan penyakit kolera. Menghadapi musibah besar ini, Teresia tak bisa berbuat apa pun kecuali menyerahkan diri kepada penyelenggaraan ilahi Allah. Imannya yang kokoh akan Allah memberi keteguhan kepada suster-suster lainnya dalam melanjutkan karyanya demi kebahagiaan orang­orang tua yang dipercayakan Tuhan kepada mereka. Teresia Yornet meninggal dunia pada tangga126 Agustus.
Santo Zepherinus, Paus dan Martir
Zepherinus terpilih menjadi Paus pada tahun 199. la memimpin Gereja dalam situasi yang sangat sulit karena aksi penganiayaan terhadap umat oleh Kaisar Lucius Septimus Severus. Di samping harus berusaha keras mengembalikan orang-orang beriman yang murtad, Zepherinus pun harus berjuang menegakkan iman yang benar di hadapan petinggi Kekaisaran Roma dan para heretik trinitarian. Untuk itu ia dengan setia dan penuh kasih sayang mendampingi para tahanan dan orang-orang berdosa yang bertobat.
Paus Zepherinus mati sebagai martir Kristus pada tahun 217. Jenazahnya dikuburkan di pekuburan Santo Kallistus di Roma di samping Santo Tarsisius, martir Ekaristi dari abad ketiga.




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info

 

Liturgia Verbi 2016-08-25 Kamis.




Kamis Pekan Biasa XXI
25 Agustus 2016

PF S. Yosef dari Calasanz, Imam
PF S. Ludowikus



Bacaan Pertama
1Kor 1:1-9

"Di dalam Kristus kalian telah menjadi kaya dalam segala hal."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus;

Dari Paulus
yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus,
dan dari Sostenes, saudara kita,
kepada jemaat Allah di Korintus,
yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus
dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus,
serta kepada saudara sekalian di mana pun,
yang berseru kepada nama Yesus Kristus,
Tuhan mereka dan Tuhan kita.
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita,
dan dari Tuhan Yesus Kristus
menyertai kalian.
Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kalian,
atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kalian
dalam Kristus Yesus.
Sebab di dalam Kristus kalian telah menjadi kaya dalam segala hal:
dalam segala macam perkataan dan pengetahuan,
sesuai dengan kesaksian tentang Kristus
yang telah diteguhkan di antara kalian,
sehingga kalian tidak kekurangan dalam suatu karunia pun
sementara kalian menantikan penampakan Tuhan kita Yesus Kristus.
Dia juga akan meneguhkan kalian sampai kesudahannya,
sehingga kalian tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.
Sebab setialah Allah
yang telah memanggil kalian
kepada persekutuan dengan Putera-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 145:2-7,R:1

Refren: Aku hendak memuji nama-Mu selama-lamanya,
ya Allah Rajaku.

*Setiap hari aku hendak memuji Engkau,
dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya.
Besarlah Tuhan dan sangat terpuji;
kebesaran-Nya tidak terselami.

*Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu,
dan akan memberitakan keperkasaan-Mu.
Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan,
dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.

*Kekuatan karya-karya-Mu yang dahsyat akan dimaklumkan,
dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan.
Kenangan akan besarnya kebaikan-Mu akan dimasyhurkan,
orang akan bersorak-sorai tentang keadilan-Mu.



Bait Pengantar Injil
Mat 24:42a.44

Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah,
sebab kalian tidak tahu bilamana Anak Manusia datang.



Bacaan Injil
Mat 24:42-51

"Hendaknya kalian selalu siap siaga."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
"Berjaga-jagalah,
sebab kalian tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.
Tetapi ketahuilah ini:
Jika tuan rumah tahu
pada waktu mana pencuri datang waktu malam,
pastilah ia berjaga-jaga dan tidak membiarkan rumahnya dibongkar.
Sebab itu hendaklah kalian selalu siap siaga,
sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kalian duga."

Siapakah hamba yang setia dan bijaksana,
yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya
untuk memberi makan kepada mereka pada waktunya?
Berbahagialah hamba,
yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya itu,
ketika tuannya datang.
Aku berkata kepadamu:
Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia
menjadi pengawas segala miliknya.

Akan tetapi jika hamba itu jahat, dan berkata di dalam hatinya,
'Tuanku tidak datang-datang,'
lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain,
dan makan minum bersama para pemabuk,
maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak ia sangka,
dan pada saat yang tidak ia ketahui.
Maka hamba itu akan dibunuhnya
dan dibuatnya senasib dengan orang-orang munafik.
Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi."

Demikianlan sabda Tuhan.



Renungan Injil
Persekutuan dengan Kristus adalah kekayaan kita yang paling berharga, mengalahkan harta dunia lainnya.
Sekali pun harta rohani ini tidak dapat dijadikan jaminan untuk meminjam uang di bank, dan barangkali juga tidak serta-merta akan mengangkat harkat dan martabat kita di hadapan orang-orang, tetap saja mesti kita akui inilah kekayaan yang paling berharga yang boleh kita miliki.

Apapun yang kita miliki di dunia ini, entah itu kekayaan maupun kedudukan yang tinggi atau kehormatan, akan kita tinggalkan di dunia ini saat kita meninggal dunia, tak satu pun yang dapat kita bawa serta.
Jangankan harta benda, badan jasmani saja mesti kita tinggalkan dan akan kembali menjadi debu.
Lalu, untuk apa semuanya itu kumpulkan kalau pasti ada saatnya semuanya itu akan kita tinggalkan?
Sebaliknya, harta rohani justru menjadi sangat penting di saat kita meninggalkan dunia ini, dan hanya harta inilah yang dapat kita bawa sebagai bekal.

Mungkin ada di antara kita yang masih meragukannya, lalu bertanya, "Masak sih?"
Lha, katakanlah kita tidak mempercayainya, lalu apa ruginya mengumpulkan harta rohani ini?
Apa ruginya menjadi orang baik, jujur dan setia kepada Kristus?
Tidakkah merasa sukacita kalau kita berhasil mengalahkan kuasa jahat untuk menjadi orang benar?
Tidakkah kita merasa merdeka karena sukses melepaskan diri dari belenggu iblis?

Yesus telah menjadikan kita kaya dalam segala hal, sehingga kita tidak akan berkekurangan dalam satu karunia pun; itulah yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus.
Jika kita tidak terjebak dalam dikotomi di atas, tentulah kita tahu dan dapat memahami kekayaan yang seperti apa yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus.
Selanjutnya kita tinggal memilih, kekayaan yang mana yang kita inginkan?
Mau dua-duanya, yang duniawi dan juga yang surgawi?
Tidak bisa!
Yesus telah mengajarkan,
"Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan.
Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain,
atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain.
Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."   [Mat 6:24]

Kedua "tuan" itu saling bertentangan satu sama lain.
Ibaratnya, tuan yang satu mengajak kita pergi ke arah Timur dan tuan yang lain mengajak kita ke arah Barat, mungkinkah kita turuti kedua-duanya?
Tidak!  Kita mesti memilih, dan saya rasa kita telah memutuskan pilihan kita.
Kita telah memilih harta yang paling berharga, memilih yang terbaik, yang akan meneguhkan kita sampai pada kesudahannya, sehingga kita tidak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.  Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Louis Lodevik IX, Pengaku Iman
Louis Lodevik lahir di Poissy, Paris pada tanggal 25 April 1214. Ayah-ibunya, Louis VIII (1223-1226) dan Blanka dari Kastilia mendidiknya dengan sangat baik dalam kebiasaan hidup Kristiani. Ketika masih kecil, ibunya pernah berkata kepadanya: "Aku lebih suka melihat engkau mati daripada jiwamu cemar karena dosa". Kata-kata ini menjadi bukti nyata betapa pendidikan iman sungguh diberikan kepada Louis semenjak kecilnya.
Pada tahun 1226, Louis yang baru berusia 12 tahun menduduki takhta kerajaan menggantikan ayahnya. Delapanbelas tahun pertama pemerintahannya, kekuasaan dipegang oleh ibunya, karena Louis belum cukup dewasa untuk memimpin roda pemerintahan negara. Louis kemudian menikah dengan Margareth, seorang puteri bangsawan dari Provence (1234). Setelah berusia 21 tahun, barulah Louis memerintah dengan kuasa penuh. Ia menghadapi berbagai masalah yang ditinggalkan ayahnya. Usahanya yang pertama ialah mematahkan pemberontakan para bangsawan yang didukung oleh raja Inggris, dan memerangi kaum Albigensia, satu sekte yang anti negara dan Gereja dengan ajaran-ajarannya yang antisosial, anti ajaran iman dan moral Gereja.
Sejak awal pemerintahannya Louis dikenal sebagai seorang raja yang lurus hati, konsekuen dan tidak korup. Ia taat kepada agama. Dalam hal menegakkan keadilan, Louis adalah seorang pencinta keadilan dan murah hati. Ia tidak pilih kasih dalam membela hak siapa pun, tak peduli apakah ia bangsawan atau petani miskin. Ia seorang negarawan yang berpandangan progresif: mendirikan parlemen dan memberlakukan undang-undang secara bijaksana. Ia pencinta damai, tetapi tidak segan-segan terjun ke medan perang bila keadaan memaksa.
Pada tahun 1242, Louis secara telak mengalahkan Raja Henry III (1216-1272) dari Inggris yang ingin mencaplok tanah-tanah Prancis. Hubungannya dengan Inggris sarat dengan pertikaian terus menerus. Namun dengan Raja Henry III yang dikalahkannya, Louis mengadakan suatu perjanjian yang sangat lunak. Louis diminta menjadi wasit adil dalam urusan intern Kerajaan Inggris.
Salah satu peristiwa penting dalam hidup Louis IX adalah pembelian 'Mahkota Duri Kristus' dari pedagang Venesia. Mahkota itu tersimpan di Konstantinopel. Entah apa sebabnya, Mahkota itu digadaikan oleh kaisar kepada seorang pedagang Venesia. Hingga batas waktu penggadaian, Kaisar Konstantinopel tak mampu menebus kembali mahkota suci itu. Karena itu mahkota itu ditawarkan kepada seorang kerabat Louis IX. Louis segera menyanggupi pembeliannya meskipun dengan harga yang sangat tinggi. Mahkota dikawal ke Prancis. Louis dan adiknya menyambut hangat dan mengarak mahkota itu masuk kota Paris dengan iring-iringan panjang dan meriah. Semua orang berpakaian sederhana tanpa mengenakan alas kaki. Relikui suci itu sampai sekarang disimpan di Sainte Chapelle, sebuah gereja yang amat indah di tengah-tengah kota Paris. Pada tahun 1244, Louis menderita sakit parah. Dengan penuh kepercayaan, orang meletakkan mahkota duri itu di atas kepalanya. Dan Louis sembuh seketika secara ajaib. Sejak saat itulah Louis berikrar membebaskan Tanah Suci, tempat Kristus dahulu mengenakan mahkota suci itu, dari pendudukan tentara Islam.
Louis sangat menaruh perhatian besar kepada orang-orang miskin dan sakit, menegakkan hukum Gereja dan memajukan Universitas Sorbonne. Empat tahun setelah ia sembuh secara ajaib, ia memimpin langsung Perang Salib untuk membebaskan Tanah Suci. Ia merebut kota Damietta di muara sungai Nil, Mesir dengan mudah. Tetapi kemudian tentaranya dipaksa menyerah di Mansurah. Louis sendiri ditawan oleh Sultan. Setelah dibebaskan dengan uang jaminan, Louis membawa sisa pasukannya ke Akka, Palestina dan kembali ke Prancis. Semangatnya untuk menguasai Tanah Suci tetap berkobar. Duapuluh tahun kemudian Louis berangkat lagi memimpin pasukan tetapi sayang bahwa Louis meninggal dunia di Tunisia karena serangan disentri. Louis meninggal di Tunisia pada tanggal 25 Agustus 1270. Ia dinyatakan sebagai 'kudus' oleh Paus Bonifasius VIII (1294-1303) pada tanggal 11 April 1297.
Santo Yosef Kalasansius, Pengaku Iman
Yosef Kalasansius lahir di Peralta, Spanyol pada tahun 1556. Pada masa mudanya ia belajar hukum di Lerida, Spanyol dan teologi di Alcala, dekat Madrid. Yosef yang saleh ini kemudian ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1583. Karier imamatnya dimulai di wilayah Andorra, pegunungan Pirenea di kalangan umat pedalaman. Kesalehan hidupnya dan semangatnya membuat banyak umat senang sekali padanya.
Pada suatu hari ia mendengar suatu suara ajaib: "Yosef, pergilah dan bekerjalah di Roma". Tampak juga padanya satu penglihatan di mana ia sendiri sedang mengajar anak-anak. Tergerak oleh suara ajaib dan penglihatan itu, ia berangkat ke Roma untuk menunaikan tugas baru seperti yang dikatakan oleh suara ajaib itu. Yosef berangkat ke Roma pada tahun 1592. Tidak tahu apa yang mau ia kerjakan. Sambil menunggu saat yang tepat untuk melaksanakan apa yang tampak dalam penglihatan yang dialaminya, Yosef melayani siapa saja yang membutuhkan tenaganya. Ia merawat orang-orang sakit, menolong orang-orang bersusah dan mengunjungi orang-orang tahanan. Ia pun rajin berziarah ke semua basilik yang ada di kota Roma untuk berdoa di depan Sakramen Mahakudus dan memohon terang Roh Kudus. Akhirnya ia juga menemukan pekerjaan apa yang dikehendaki Tuhan dari padanya.
Pada waktu itu di Roma terdapat sangat banyak anak-anak yang menggelandang di jalan-jalan kota. Mereka semua tidak bersekolah dan setiap hari menimbulkan berbagai macam kekacauan yang memusingkan orang banyak.  Digerakkan oleh Roh Kudus, Yosef membuka sebuah sekolah khusus untuk mereka. Sekolah ini dikenal sebagai sekolah dasar pertama di Eropa (Roma) yang tidak menarik bayaran apa pun dari semua muridnya. Ia mencari sukarelawan-sukarelawan yang mengajar tanpa bayaran dan beberapa orang imam untuk mendampingi anak-anak tanggung itu. Bersama mereka itulah, Yosef mulai membangun sebuah tarekat baru, Tarekat Imam-imam Pengajar, yang lazim disebut Imam-imam Piarist. Sungguh menakjubkan bahwa dalam waktu relatif singkat, sekolah ini mempunyai 1000 orang murid.
Seperti biasanya, Yosef mengalami berbagai macam tantangan. Di dalam tubuh tarekatnya muncullah imam-imam tertentu yang menentang Yosef dan menghalangi perkembangan sekolah itu dengan berbagai macam alasan. Yosef difitnah sebagai seorang penjahat. Akhirnya Yosef sendiri dipenjarakan oleh pejabat Gereja dan tarekat yang didirikannya dibubarkan untuk sementara. Tetapi berkat bantuan seorang kardinal yang mengenal baik kesucian hidupnya, ia dibebaskan dari tahanan. Semua perlakuan pejabat Gereja terhadap dirinya ditanggungnya dengan sabar dan penuh iman, sehingga ia dijuluki orang sebagai "Tugu kekuatan dan contoh kesabaran". Menyambut pembebasannya dari penjara, ia berkata: "Tuhanlah yang memulai pekerjaan ini dan melaksanakannya. Aku hanya melaksanakannya demi kemuliaan namaNya dan demi cintakasih kepadaNya. Terpujilah Tuhan yang telah mempercayakan pekerjaan ini kepadaku". Yosef melanjutkan karya pendidikan bagi anak-anak itu hingga wafatnya. Tarekatnya pun kembali berkarya dan terus berkembang baik di dalam maupun di luar negeri.
Yosef Kalasansius meninggal dunia pada tanggal 25 Agustus 1648. Pada tahun 1767 ia digelari 'kudus' dan dinobatkan sebagai pelindung sekolah dasar Katolik.




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info