Liturgia Verbi 2024-02-01 Kamis.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa IV

Kamis, 1 Februari 2024

Ujud Gereja Universal: Mereka yang sakit parah.
Semoga mereka yang sakit parah beserta keluarga mereka, menerima perawatan dan pendampingan jasmani dan rohani yang diperlukan.

Ujud Gereja Indonesia: Pemilihan Umum.
Semoga warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dianugerahi kebijaksanaan dan kejernihan hati untuk memilih wakil rakyta dan pemimpin negeri yang mengutamakan kepentingan umum.



Bacaan Pertama
1Raj 2:1-4.10-12

"Aku akan mengakhiri perjalananku yang fana ini.
Kuatkanlah hatimu, dan berlakulah kesatria."

Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja:

Saat kematian Daud mendekat,
Pada suatu hari ia berpesan kepada Salomo, anaknya:
"Aku ini akan mengakhiri perjalananku yang fana.
Maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah kesatria.
Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu,
dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya,
dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan,
perintah, peraturan dan ketentuan-Nya,
seperti yang tertulis dalam hukum Musa.
Semoga dengan demikian engkau beruntung
dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju,
dan semoga Tuhan menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku,
yakni:
Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia,
dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa,
maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel.
Kemudian Daud mendapat istirahat
bersama-sama nenek moyangnya,
dan ia dikuburkan di kota Daud.
Jadi Daud memerintah orang Israel selama empat puluh tahun;
di Hebron ia memerintah tujuh tahun,
dan di Yerusalem tiga puluh tiga tahun.
Kemudian Salomo duduk di atas takhta Daud, ayahnya,
dan menjadi kokohlah kerajaannya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
1Taw 29:10.11ab.11d-12a.12bcd,R:12b

Refren: Ya Tuhan, Engkau menguasai segala-galanya.

*Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allahnya bapa kami Israel,
dari sediakala sampai selama-lamanya.

*Ya Tuhan, milik-Mulah kebesaran dan kejayaan,
kehormatan, kemasyhuran dan keagungan,
ya segala-galanya yang ada di langit dan di bumi!

*Ya Tuhan, milik-Mulah kerajaan
Engkau yang tertinggi melebihi segala-galanya.
Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu.

*Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya.
Dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan,
dalam tangan-Mulah
kuasa untuk memperluas dan memperkokoh kerajaan.



Bait Pengantar Injil
Mrk 1:15

Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil.



Bacaan Injil
Mrk 6:7-13 

"Yesus mengutus murid-murid-Nya."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid
dan mengutus mereka berdua-dua.
Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,
dan berpesan kepada mereka
supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan,
kecuali tongkat;
roti pun tidak boleh dibawa,
demikian pula bekal dan uang dalam ikat pinggang;
mereka boleh memakai alas kaki,
tetapi tidak boleh memakai dua baju.
Kata Yesus selanjutnya kepada murid-murid itu,
"Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah,
tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu.
Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu,
dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu,
keluarlah dari situ dan bebaskanlah debu yang di kakimu
sebagai peringatan bagi mereka."
Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat.
Mereka mengusir banyak setan,
dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak,
dan menyembuhkan mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Meninggal dunia adalah salah satu peristiwa yang bersifat kodrati.
Kita tidak pernah tahu kapan waktunya tiba bagi kita untuk menghadap Tahta Surgawi, tetapi pasti suatu ketika nanti waktu itu akan tiba.
Namun demikian, dari kitab suci kita mengetahui ada pengecualian, seperti Daud yang dikisahkan pada Bacaan Pertama hari ini.
Daud mengetahui bahwa saat kematiannya sudah dekat, maka ada kesempatan baginya untuk memberikan pesan terakhir kepada Salomo, anaknya.

"Aku ini akan mengakhiri perjalananku yang fana", demikian Daud menyampaikan kepada Salomo.
Ya, kehidupan kita terdiri dari dua era/masa, yakni kehidupan fana yang tidak kekal dan ada akhirnya, dan kehidupan baka yang bersifat kekal/abadi yang akan kita alami setelah kehidupan fana di dunia ini.
Kodrat Ilahi ini masih berlaku sampai saat ini, dan masih tetap akan berlaku sampai akhir jaman nanti.

Seringkali peristiwa kodrati terjadi tak disangka-sangka, bahkan bisa jadi tak masuk akal.
Kedua belas murid dipilih oleh Yesus bukan karena kebetulan.
Yesus tidak memilih dari para ahli kitab suci, atau dari keluarga kerajaan, atau dari para penguasa negeri.
Yesus malah memilih nelayan dan pemungut cukai untuk menjadi rasul-Nya.
Tetapi kepada mereka Yesus memberi kuasa untuk menjadi tabib sakti untuk menyembuhkan orang sakit, dan kuasa untuk mengusir setan, dan kuasa untuk mewartakan Injil agar orang bertobat.

Jadi, kodrat Ilahi itu memang berbeda dengan kodrat duniawi.
Jika kita tidak makan dan minum selama berhari-hari, menurut kodrat duniawi kita akan meninggal dunia.
Tetapi Yesus berdoa dan berpuasa selama 40 hari, tanpa makan dan minum, masih tetap hidup, kodrat duniawi tak berlaku, karena mengikuti kodrat Ilahi.
Atau seperti yang pernah diberitakan, ada bayi yang terkubur tanah longsor selama berhari-hari ditemukan masih bernafas, tidak mati.
Secara duniawi ini tak masuk akal tetapi secara Ilahi bisa terjadi.



Peringatan Orang Kudus
Santa Brigida, biarawati
Brigida lahir di Umeras, Kildare, Irlandia pada tahun 453.  Ayahnya, Dubthach, adalah seorang pangeran yang masih kafir.  Sedangkan ibunya, Borcessa adalah seorang budak belian yang sudah menganut agama Kristen.  Brigida dibesarkan dan dididik menjadi seorang Kristen.  Setelah dewasa, ia bercita-cita menjadi biarawati.  Namun keinginannya ini mendapat banyak rintangan.  Pertama-tama karena pada waktu itu belum ada biara khusus untuk para wanita.  Lagi pula wanita budak belian dan anak-anaknya tidak mempunyai hak apa pun bahkan sering kali mereka tidak diperkenankan mengikuti ibadat.
Meskipun demikian, keinginannya tidak terpatahkan oleh rintangan-rintangan tersebut.  Ia berusaha mendirikan sebuah biara khusus untuk para wanita di Kildare.  Ia berhasil membujuk ayahnya untuk memberinya status sebagai wanita bebas (bukan lagi budak).  Ternyata ia menjadi seorang biarawati yang luar biasa.  Ia bersemangat tinggi dan rajin dalam karyanya, kuat ingatannya, ramah dan trampil.  Ia dapat bergaul dengan siapa saja dan siap menolong orang-orang yang datang kepadanya, bahkan menerima mereka di dalam biaranya.  Dengan demikian dia tidak lagi hidup sendirian di dalam biara.  Ia memusatkan perhatiannya pada para penderita kusta dan budak belian.
Kecuali itu, ia juga memulai usaha di bidang pendidikan.  Conleth, seorang imam, dipercayakan memimpin sekolahnya di Kildare.  Sekolah ini semenjak awal menjadi terkenal sebagai sebuah sekolah ketrampilan.  Di kemudian hari, setelah Brigida wafat pada tahun 523, sekolah ini dibagi menjadi dua, yang satu untuk pria dan yang lain untuk wanita.  Hal ini menampakkan suatu keistimewaan pada saat itu.
Penghormatan kepada Santa Brigida masih berlangsung hingga sekarang.  Di Irlandia, Brigida dikenal sebagai salah satu Orang Kudus terkenal selain Santo Patrik dan Columba.  Ia dihormati sebagai pelindung Negara Irlandia, dan tokoh teladan bagi para petani, artis dan pelajar.

Santo Severus, Uskup
Severus dikenal sebagai seorang penenun kain di Ravenna, Italia pada abad ke-4.  Ia beranak-istri dan menjabat sebagai diakon.  Sewaktu ia menghadiri pemilihan uskup baru, sekonyong-konyong seekor burung merpati hinggap di atas kepalanya.  Dan secara aklamasi umat memilihnya menjadi uskup.  Mayatnya dan mayat istrerinya, Santa Vinsensia dan anaknya, santo Inosensius dicuri pada tahun 836 dan dibawa ke Mainz, Jerman.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-01-31 Rabu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa IV

Rabu, 31 Januari 2024

PW S. Yohanes Bosko, Imam



Bacaan Pertama
2Sam 24:2.9-17

"Akulah yang berdosa karena menghitung rakyat.
Tetapi domba-domba ini, apakah yang mereka lakukan?"

Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel:

Sekali peristiwa, Raja Daud berkata kepada Yoab dan para panglima tentara yang bersama-sama dengan dia, katanya,
"Jelajahilah segenap suku Israel dari Dan sampai Bersyeba;
adakanlah pendaftaran di antara rakyat,
supaya aku tahu jumlah mereka."
Lalu Yoab memberitakan kepada raja hasil pendaftaran rakyat.
Orang Israel ada delapan ratus ribu pria yang dapat memegang pedang;
dan orang Yehuda ada lima ratus ribu.

Tetapi berdebar-debarlah hati Daud,
setelah ia menghitung rakyat.
Maka berkatalah Daud kepada Tuhan,
"Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini!
Maka sekarang, Tuhan, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu,
sebab perbuatanku itu sangat bodoh."
Setelah Daud bangun pada waktu pagi,
datanglah sabda Tuhan kepada nabi Gad, pelihat Daud, demikian:
"Pergilah, katakanlah kepada Daud: Beginilah sabda Tuhan:
Tiga perkara Kuhadapkan kepadamu;
pilihlah salah satu daripadanya,
maka Aku akan menimpakannya kepadamu."
Kemudian datanglah Gad kepada Daud,
memberitahukan kepadanya dengan berkata,
"Pilihlah dari ketiga bencana ini:
Akan terjadi tiga tahun kelaparan di negerimu?
Atau engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari lawanmu,
sementara mereka itu mengejar engkau?
Atau, akan terjadi tiga hari penyakit sampar di negerimu?
Sekarang, pikirkanlah dan pertimbangkanlah,
jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku."
Lalu berkatalah Daud kepada Gad, "Sangat susah hatiku!
Biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan Tuhan,
sebab besar kasih sayang-Nya;
tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia."
Jadi Tuhan mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel
dari pagi hari sampai waktu yang ditetapkan.
Maka matilah dari antara bangsa itu, dari Dan sampai Bersyeba,
tujuh puluh ribu orang.
Ketika malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem untuk memusnahkannya,
menyesallah Tuhan karena malapetaka itu,
lalu Ia bersabda kepada malaikat
yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu,
"Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu."
Waktu itu malaikat Tuhan itu ada dekat tempat pengirikan Arauna, orang Yebus.
Ketika melihat malaikat yang tengah memusnahkan bangsa itu, 
berkatalah Daud kepada Tuhan,
"Sungguh, aku telah berdosa, dan telah membuat kesalahan!
Tetapi domba-domba ini, apakah yang dilakukan mereka?
Biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 32:1-2.5.6.7,R:5c

Refren: Ya Tuhan, ampunilah semua dosa kesalahanku.

*Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni,
yang dosa-dosanya ditutupi!
Berbahagialah orang,
yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan,
dan tidak berjiwa penipu!

*Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu
dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan;
aku berkata "Aku akan menghadap Tuhan."
Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.

*Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu,
selagi ditimpa kesesakan;
kendati banjir besar terjadi,
ia tidak akan terlanda.

*Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan!
Engkau menjagaku terhadap kesesakan
Engkau melindungi aku,
sehingga aku luput dan bersorak.



Bait Pengantar Injil


Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan.
Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.



Bacaan Injil
Mrk 6:1-6 

"Seorang nabi dihormati di mana-mana
kecuali di tempat asalnya sendiri."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu ketika, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya,
sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia.
Pada hari Sabat Yesus mengajar di rumah ibadat,
dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia.
Mereka berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?
Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya?
Dan mujizat-mujizat yang demikian
bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?
Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria?
Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon?
Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?"
Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.
Maka Yesus berkata kepada mereka,
"Seorang nabi dihormati di mana-mana
kecuali di tempat asalnya sendiri,
di antara kaum keluarganya dan di rumahnya."
Maka Yesus tidak mengadakan satu mujizat pun di sana,
kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit
dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka.
Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kodrat Ilahi itu lebih banyak mustahilnya, jika diukur menggunakan nalar manusia.
Lihatnya pada Bacaan Pertama, apa iya Tuhan memberikan 3 pilihan seperti itu kepada Daud?
Bukankah wajar saja kalau kita lebih memikirkan keselamatan diri sendiri seperti pilihan Daud, membiarkan rakyat yang menderita?
Begitu pula yang terjadi pada Bacaan Injil, penduduk Nazaret melihat mujizat yang dilakukan oleh Yesus sebagai sesuatu yang mustahil, maka mereka tidak mempercayainya.
Apalagi kalau kita melihat peristiwa kelahiran Yesus, mana mungkin seorang wanita mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan tetapi tetap perawan?
Begitu pula dengan Yesus, bagaimana bisa meredakan angin ribut hanya dengan berkata-kata saja?
Mungkinkah dapat membangkitkan orang yang telah meninggal dunia?
Ah, ada banyak sekali hal-hal mustahil, yang sulit diterima oleh akal sehat kita.
Tetapi itulah kodrat Ilahi, Tuhan dapat membuat yang mustahil menjadi mungkin.
Menciptakan alam semesta adalah mustahil bagi manusia tetapi itulah yang dikerjkan oleh Allah Bapa kita.

Memang, kepercayaan kita bisa tergerus oleh maraknya nabi-nabi palsu, yang melakukan hal-hal mustahil, seolah-olah berasal dari Surga padahal hanya tipu-tipu saja.
Mereka lakukan itu agar dihormati dimana-mana.
Oleh karenanya, janganlah sampai iman kita tergerus oleh hal-hal seperti ini.
Marilah kita hanya berharap dari Allah Bapa, dan percaya hanya Allah yang dapat mengerjakan hal-hal yang mustahil.



Peringatan Orang Kudus
Santa Marcella, Martir
Marcella dikenal sebagai putri bangsawan Romawi yang beragama Kristen.  Ia menikah dengan seorang pangeran Roma.  Pernikahan ini tidak berlangsung lama karena suaminya meninggal dunia beberapa bulan kemudian.
Pengalaman pahit ini membukakan bagi Marcella pintu masuk menuju suatu cara hidup baru yakni cara hidup religius-asketis.  Dengan cara hidup ini, Marcella bermaksud mengabdikn dirinya kepada Tuhan semata-mata dengan doa, puasa dan tapa sambil melakukan perbuatan-perbuatan baik kepada para miskin dan melarat di kota Roma.  Cara hidup religius-asketis yang dijalaninya mengikuti pola yang dipraktekkan oleh para rahib di dunia Timur.
Dalam menjalani cara hidup ini, ia dibimbing oleh Santo Yerome.  Banyak wanita Roma lainnya mengikuti Marcella.  Mereka berdoa dan berpuasa serta mengenakan mode pakaian yang sama dengan yang dikenakan Marcella.  Bersama Marcella, mereka mengabdikan diri pada pelayanan orang-orang miskin dan terlantar.  Perkumpulan religius-asketis ini terus berkembang pesat.  Pengikut-pengikutnya semakin banyak.  Karena itu Marcella membangun beberapa biara di seluruh kota Roma.
Karena komunitas ini berpengaruh luas di seluruh kota, Marcella kemudian ditangkap dan dianiaya oleh orang-orang Goth (Jerman) yang pada waktu itu menguasai Roma.  Marcella meninggal sebagai seorang martir Kristus kira-kira pada akhir Agustus 410.

Santo Yohanes Bosko, Imam
Yohanes Melkior Bosko lahir pada tanggal 16 Agustus 1815 di Becchi, sebuah desa dekat kota Torino, Italia.  Ketika menanjak remaja, anak petani sederhana ini tidak diperkenankan masuk sekolah oleh orang tuanya karena diharuskan bekerja di ladang.  Dalam situasi ini ia diajar oleh seorang imam tua yang baik hati.  Jerih payah imam tua ini menyadarkan orang tua Bosko akan pentingnya nilai pendidikan.  Oleh karena itu, sepeninggal imam tua itu, ibunya menyekolahkan dia ke Castelnuovo.  Pendidikan di Castelnuovo ini diselesaikannya dalam waktu satu setengah tahun.  Kemudian ia mengikuti pendidikan imam di Seminari Chieri dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1841.
Karyanya sebagai imam diabdikan seluruhnya pada pendidikan kaum muda.  Ia membuka sebuah perkumpulan untuk menampung anak-anak muda yang terlantar, buta huruf dan miskin.  Cita-citanya ialah mendidik para kawula muda itu menjadi manusia-manusia yang berguna dan mandiri.  Ia berhasil mengumpulkan 1000 orang pemuda dari keluarga-keluarga yang miskin.  Dengan penuh kesabaran, pengertian dan kasih sayang, ia mendidik mereka hingga mereka menjadi manusia yang baik dan bertanggung jawab.  Salah seorang muridnya yang terkenal ialah Dominikus Savio, yang kemudian menjadi Orang Kudus.
Keberhasilannya itu terus membakar semangatnya untuk memperluas karyanya.  Untuk itu ia mendirikan sebuah rumah yatim piatu dan asrama.  Dengan demikian para pemuda itu dapat tinggal bersama dalam satu rumah untuk belajar dan melatih diri dalam ketrampilan-ketrampilan yang berguna untuk hidupnya.  Untuk pendidikan ketrampilan, Bosko merubah dapur di rumah ibunya menjadi sebuah bengkel sepatu dan bengkel kayu.  Bengkel inilah merupakan Sekolah Teknik Katolik yang pertama.  Sekolah ini tidak hanya menghindarkan pemuda-pemuda itu dari aksi-aksi kenakalan remaja, tetapi juga menciptakan pemimpin-pemimpin di bidang industri dan teknik.  Lebih dari itu, cara pendidikan dan cara hidup Bosko sendiri berhasil membentuk kepribadian pemuda-pemuda itu menjadi orang-orang Kristen yang taan agama bahkan saleh.
Pada tahun 1859 atas restu Paus Pius IX (1846-1878), Bosko mendirikan sebuah tarekat religius untuk para imam dan bruder, yang dinamakan Kongregasi Salesian.  Kemudian pada tahun 1872, bersama Santa Maria Mazzarello, Bosko mendirikan Serikat Puteri-puteri Maria yang mengabdikan diri dalam bidang pendidikan kaum puteri.
Bosko mendirikan banyak perkumpulan dan sekolah.  Ia dikenal sebagai perintis penerbitan Katolik dan rajin menulis buku-buku dan pamflet.  Ia pun mendirikan banyak gereja dan membantu meredakan pertentangan antara Takhta Suci dan para penguasa Eropa.  Dalam karyanya yang besar ini, Bosko selalu menampilkan diri sebagai seorang imam yang saleh, penuh disiplin dan rajin berdoa.  Ia menjadi seorang Bapa Pengakuan yang terpercaya di kalangan kaum remaja.
Pada saat-saat terakhir hidupnya, ia menyampaikan pesan indah ini: "Katakanlah kepada anak-anakku, 'Aku menanti mereka di surga!' ".  Ia meninggal dunia pada tahun 1888 dalam usia 72 tahun.  Pada tanggal 2 Juni 1929, Yohanes Melkior Bosko dinyatakan sebagai 'Beato' (Yang Bahagia) dan pada tanggal 1 April 1934 ia digelari 'Santo' oleh teman dekatnya Paus Pius XI (1922-1929).

Santo Aidan, Uskup dan Pengaku Iman
Aidan tinggal di sebuah biara di pulau Iona yang didirikan oleh Santo Kolumbanus.  Biara inilah yang menghasilkan banyak imam misionaris untuk Skotlandia dan Inggris Utara.  Aidan terkenal ketika pada tahun 634 ia diutus sebagai misionaris di Kerajaan Umbria Utara atas permintaan Santo Oswaldus, Raja Umbria Utara.
Sebelumnya pernah seorang imam berkarya di daerah itu, namun ia kurang berhasil.  Kepada Aidan ia mengutarakan alasan kegagalannya: "Orang Umbria belum beradab, kepala batu bahkan masih liar.  Sangat sulit kita mempertobatkan mereka".  Aidan menjawab: "Menghadapi orang-orang kafir, kita hendaknya terlebih dahulu memberi kesaksian tentang seluruh ajaran iman Kristen dengan tingkah laku dan tutur kata kita yang sesuai dengan ajaran iman itu.  Mungkin Anda terlalu tegas terhadap mereka dan menyajikan ajaran-ajaran iman dengan cara yang sulit dipahami.  Seturut nasehat para Rasul, seharusnya Anda lebih dahulu menyajikan kepada mereka ajaran-ajaran yang mudah dicerna; kemudian apabila mereka sudah dikuatkan oleh Sabda Allah, barulah ajaran-ajaran yang lebih berat untuk dipahami dan dilaksanakan disajikan kepada mereka".
Aidan kemudian diutus ke Kerajaan Umbria.  Dengan cara hidupnya dan tutur katanya yang lemah lembut, ia bersama Raja Oswaldus berhasil mengkristenkan rakyat Umbria.  Ia menjadi gembala yang disenangi karena contoh dan teladan hidupnya.  Ia pun tidak segan-segan menegur para petinggi kerajaan jika tingkah laku mereka tidak sesuai dengan tuntutan ajaran Kristen.  Oswaldus bersama seluruh rakyat sangat senang dengan Aidan.
Setelah ditahbiskan menjadi uskup, Aidan menetap di pulau Lindisfarne yang kelak disebut 'Pulau Suci', karena biara yang didirikannya di sana menghasilkan banyak imam misionaris yang saleh.  Aidan meninggal dunia pada tahun 651 dan hingga kini dihormati sebagai rasul bangsa Inggris Utara, sebagai Santo Agustinus dari Canterbury untuk Inggris Selatan.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-01-30 Selasa.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa IV

Selasa, 30 Januari 2024



Bacaan Pertama
2Sam 18:9-10.14b.24-25a.30-19:3

"Daud meratapi kematian Absalom."

Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel:

Waktu melarikan diri, Absalom bertemu dengan anak buah Daud.
Saat itu Absalom sedang memacu bagalnya.
Ketika bagal itu lewat
di bawah jalinan dahan-dahan pohon tarbantin yang besar,
tersangkutlah kepala Absalom pada pohon tarbantin itu,
sehingga ia tergantung antara langit dan bumi,
sedang bagal yang ditungganginya berlari terus.
Seseorang melihatnya, lalu memberitahu Yoab, katanya,
"Aku melihat Absalom tergantung pada pohon tarbantin."
Lalu Yoab mengambil tiga lembing dalam tangannya
dan ditikamkannya ke dada Absalom!

Waktu itu Daud sedang duduk di antara kedua pintu gerbang
sementara penjaga naik ke sotoh pintu gerbang itu, di atas tembok.
Ketika ia melayangkan pandangnya,
dilihatnyalah orang datang berlari, seorang diri saja.
Berserulah penjaga memberitahu raja.
Lalu raja berkata kepada Ahimaas,
"Pergilah ke samping, berdirilah di situ."
Ahimaas pergi ke samping dan berdiri di situ.
Kemudian tibalah orang Etiopia itu.
Kata orang Etiopia itu, "Tuanku raja mendapat kabar yang baik,
sebab Tuhan telah memberi keadilan kepadamu pada hari ini!
Tuhan melepaskan Tuanku
dari tangan semua orang yang bangkit menentang Tuanku."
Tetapi bertanyalah Raja Daud kepada orang Etiopia itu,
"Selamatkah Absalom, orang muda itu?"
Jawab orang Etiopia itu,
"Biarlah seperti orang muda itu musuh Tuanku Raja
dan semua orang yang bangkit menentang Tuanku
untuk berbuat jahat."
Maka terkejutlah raja!
Dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis.
Dan beginilah perkataannya sambil berjalan,
"Anakku Absalom, anakku!
Ah, anakku Absalom,
sekiranya aku boleh mati menggantikan engkau!
Absalom, Absalom, anakku!"

Lalu diberitahukan oranglah kepada Yoab,
"Ketahuilah, raja menangis dan berkabung karena Absalom."
Pada hari itulah
kemenangan menjadi perkabungan bagi seluruh tentara,
sebab pada hari itu tentara mendengar orang berkata,
"Raja bersusah hati karena anaknya."
Maka pada hari itu tentara Israel masuk kota dengan diam-diam
seperti tentara
yang kena malu karena melarikan diri dari pertempuran.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 86:1-2.3-4.5-6,R:1a

Refren: Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan jawablah aku.

*Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku,
sebab sengsara dan miskin aku.
Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi,
selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.

*Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku,
sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.
Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita,
sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.

*Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni,
kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.
Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan,
dan perhatikanlah suara permohonanku.



Bait Pengantar Injil
Mat 8:17

Yesus memikul kelemahan kita,
dan menanggung penyakit kita.



Bacaan Injil
Mrk 5:21-43

"Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!"

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Sekali peristiwa, setelah Yesus menyeberang dengan perahu,
datanglah orang banyak berbondong-bondong
lalu mengerumuni Dia.
Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau.
Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus.
Ketika melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya.
Dengan sangat ia memohon kepada-Nya,
"Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati.
Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya,
supaya ia selamat dan tetap hidup."
Lalu pergilah Yesus dengan orang itu.
Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia
dan berdesak-desakan di dekat-Nya.

Adalah di situ seorang perempuan
yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib,
sampai habislah semua yang ada padanya;
namun sama sekali tidak ada faedahnya,
malah sebaliknya: keadaannya makin memburuk.
Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus.
Maka di tengah-tengah orang banyak itu
ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
Sebab katanya, "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya
dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakit itu.

Pada ketika itu juga Yesus mengetahui,
bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya,
lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya,
"Siapa yang menjamah jubah-Ku?"
Murid-murid-Nya menjawab,
"Engkau melihat sendiri
bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu!
Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?"
Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya
untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.
Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar
sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya.
Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus.
Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus.
Maka kata Yesus kepada perempuan itu,
"Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.
Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"

Ketika Yesus masih berbicara
datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata,
"Anakmu sudah mati!
Apa perlunya lagi engkau menyusahkan Guru?"
Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka
dan berkata kepada kepala rumah ibadat,
"Jangan takut, percaya saja!"
Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta,
kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.
Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat,
dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut,
menangis dan meratap dengan suara nyaring.
Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu,
"Mengapa kamu ribut dan menangis?
Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"
Tetapi mereka menertawakan Dia.

Maka Yesus menyuruh  semua orang itu keluar.
Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu,
dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus
masuk ke dalam kamar anak itu.
Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya, "Talita kum,"
yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"
Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan,
sebab umurnya sudah dua belas tahun.
Semua orang yang hadir sangat takjub.
Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka,
supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu,
lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Yairus, kepala rumah ibadat, tersungkur di depan kaki Yesus sambil memohon kesembuhan untuk anak perempuannya yang sakit parah.
Lalu Yesus memutuskan untuk datang ke rumah Yairus
Ketika Yairus menerima kabar bahwa anaknya telah meninggal dunia, tentu pupuslah harapannya mendapat pertolongan dari Yesus.
Tetapi Yesus berkata kepadanya, "Jangan takut, percaya saja!"
Ya, memang seharusnya kita percaya bahwa tak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Cukup dengan memegang tangan anak itu sambil berkata, "Talita kum" Yesus membangkitkan anak perempuan Yairus.

Sekarang yang menjadi pertanyaan: bagaimana seandainya Yesus dan rombongan tidak menyeberang danau ke daerah dimana Yairus tinggal, apakah Yairus tetap mendapat pertolongan bagi anaknya itu?
Atau bagaimana kalau Yesus menolak permohonan Yairus?

Dalam urusan pertolongan Tuhan ini, saya meyakini bahwa wajib ada inisiasi awal dari kita, terlebih kalau kita berharap terjadinya mujizat dari Tuhan.
Yairus melakukan inisiasinya, yakni datang kepada Yesus dan tersungkur di kaki Yesus, ini baik tetapi lebih bersifat ritual, ada yang lebih penting yakni iman Yairus yang tanpa keragu-raguan itu, "Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup."
Yairus mengundang Yesus datang ke rumahnya untuk menumpangkan tangan di atas anak perempuannya itu, dan ia yakin anaknya akan sembuh oleh pertolongan Yesus.

Inisiasi ini jelas dapat melewati waktu dan tempat, seperti yang dialami oleh Yairus, ketika sampai di rumah anaknya telah meninggal dunia, sepertinya terlambat sudah padahal tidak karena pertolongan Tuhan tidak terhalang oleh waktu dan tempat.
Lihat saja perempuan yang sudah 12 tahun menderita pendarahan itu.
Habis sudah hartanya untuk membeli yang namanya sembuh, tapi tetap tak berhasil didapatkannya, malah keadaannya semakin memburuk.
Perempuan itu melakukan inisiasi, ia berusaha mendekati Yesus padahal tidak mudah sebab banyak orang berbondong-bondong mengerumuni Yesus.
Tapi perempuan itu tidak menyerah sebab ia percaya, "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
Walau pun sampai habis hartanya ia tidak berhasil sembuh, jangankan ditolong oleh Yesus, jubah-Nya saja sudah lebih dari cukup untuk menyembuhkan aku, barangkali itu yang ada di benak perempuan itu.
Ini sungguh iman yang luarbiasa, yang mampu menggerakkan tenaga ilahi keluar dari diri Yesus.
Sambil berpaling di tengah orang banyak Yesus bertanya, "Siapa yang menjamah jubah-Ku?"

Tuhan mau kita turut bekerjasama dalam karya Allah di dunia ini, yakni dengan memberikan inisiasi sebagai kontribusi kita.
Jika tidak demikian kehendak Allah, lalu untuk apa Tuhan bersusah-susah turun ke dunia dan menjadi manssia?  Bukankah cukup dengan berkata-kata saja dari Surga maka apa pun yang diinginkan-Nya akan terjadi?
Oleh sebab itulah kita tidak bisa "terima beres", justru kitalah yang mesti mengawali permohonan kita dengan melakukan inisiasi.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gerardus, Pengaku Iman
Gerardus adalah kakak santo Bernardus.  Ia mula-mula tidak mau masuk biara.  Tetapi setelah terluka dalam perang, ditawan dan secara ajaib dibebaskan, ia ikut adiknya dalam kehidupan membiara dalam pertapaan yang menganut aturan yang keras.  Ia meninggal dunia pada tahun 1138.

Santa Batildis, Pengaku Iman
Ketika masih gadis, ia dijual kepada seorang pejabat istana, tetapi kemudian ia dinikahi oleh raja.  Sepeninggal suaminya, ia memerintah sampai putranya dewasa dan menggantikannya sebagai raja.  Batildis kemudian menjadi suster biasa di Chelles, Prancis.  Ia meninggal dunia pada tahun 680.

Santa Maria Ward, Pengaku Iman
Maria Ward hidup antara tahun 1585-1645.  Puteri bangsawan Inggris ini berkali-kali terpaksa mengungsi karena ingin mengikuti Misa Kudus.  Sebab perayaan Ekaristi dilarang oleh Ratu Elisabeth.  Pada umur 20 tahun, ia melarikan diri ke Belgia untu masuk biara Klaris.  Ia mencoba dua kali, tetapi selalu gagal walaupun berusaha hidup setaat mungkin pada aturan biara.  Akhirnya ia mendirikan kumpulan wanita yang hidup bersama tanpa klausura atau pakaian biara.  Sebab, mereka mau kembali ke Inggris untuk memperkuat iman umat yang dianiaya.  Beberapa kali ia pulang, dikejar-kejar, dipenjarakan dan dihukum mati, namun dibebaskan lagi.  Ia kemudian kembali ke Belgia memimpin 'Putri-putri Inggris' dan berusaha mendapatkan pengakuan dari Sri Paus di Roma.  Di Munchen ia dipenjarakan sebagai orang bidaah, dan pada tahun 1631 'Suster-suster Jesuit'-nya dilarang oleh Paus.  Namun akhirnya direhabilitir dan perjuangannya supaya kaum wanita boleh merasul sama seperti pria diterima oleh pejabat Gereja yang masih berpikiran kolot.

Beato Sebastianus, Imam
Sebastianus berasal dari keluarga miskin.  Keluarganya sangat mengharapkan agar dia membantu menghidupi keluarganya.  Tetapi cita-citanya untuk menjadi seorang imam lebih menggugah dan menarik hatinya daripada keadaan keluarganya yang serba kekurangan itu.  Ia masuk Seminari dan mengikuti pendidikan imamat.  Banyak sekali tantangan yang ia hadapi selama masa pendidikan itu, terutama karena ia kurang pandai untuk menangkap semua mata pelajaran yang diajarkan.  Ia sendiri sungguh-sungguh insyaf akan kelemahannya.  Satu-satunya jalan keluar baginya untuk mengatasi kelemahannya dan dengan demikian bisa meraih keberhasilan ialan melipatgandakan usaha belajarnya.Perjuangannya yang gigih itu akhirnya memberikan kepadanya hasil akhir yang menyenangkan.  Ia mencapai cita-citanya menjadi imam.  Karyanya sebagai imam dimulainya di Torino.  Sebagaimana biasa, ia selalu melakukan tugasnya dengan rajin, sabar, bijaksana dan penuh cinta kepada umatnya.  Tarekatnya sungguh senang karena mendapatkan seorang anggota yang sungguh menampilkan diri sebagai tokoh teladan dalam perbuatan-perbuatan baik.  Selama 60 tahun ia mengabdikan diri kepda Tuhan, Gereja dan umatnya.Tuhan berkenan mengaruniakan kepadanya rahmat luar biasa yaitu kemampuan membuat mujizat.  Jabatan Uskup Torino yang ditawarkan kepadanya ditolaknya dengan rendah hati.  Ia lebih suka menjadi seorang imam biasa di antara umatnya.  Tentang hal ini Sebastianus berkata: "Apa artinya menjadi Abdi-abdi Tuhan? Artinya, mengutamakan kepentingan Tuhan daripada kepentingan pribadi; memajukan karya penyelamatan Allah dan kerajaanNya di antara manusia.  Semuanya itu harus dilakukan di tengah-tengah umat". Imannya yang kokoh pada Allah dan kesetiaannya pada panggilan imamatnya, membuat dirinya menjadi satu terang dan kekuatan kepada sesamanya manusia, terlebih rekan-rekan imamnya se-tarekat.  Ia meninggal dunia pada tahun 1740.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-01-29 Senin.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa IV

Senin, 29 Januari 2024



Bacaan Pertama
2Sam 15:13-14.30;16:5-13a

"Daud melarikan diri dari Absalom,
dan Simei mengutuk dia sesuai dengan perintah Tuhan."

Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel:

Waktu itu Absalom, putera Daud memberontak.
Maka datanglah seseorang kepada Daud, katanya,
"Hati orang Israel telah condong kepada Absalom."
Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya
yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem,
"Bersiaplah, marilah kita melarikan diri,
jangan sampai kita tidak dapat luput dari tangan Absalom.
Pergilah dengan segera, supaya ia tidak dapat lekas menyusul kita,
dan mendatangkan celaka atas kita
serta memukul kota ini dengan mata pedang!"

Maka Daud mendaki bukit Zaitun sambil menangis,
Ia mengenakan selubung kepala,
dan ia berjalan dengan tidak berkasut.
Juga seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia:
masing-masing mengenakan selubung kepala,
dan mereka mendaki sambil menangis.

Ketika Raja Daud telah sampai ke Bahurim,
keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul;
ia bernama Simei bin Gera.
Sambil mendekati raja, ia terus-menerus mengutuk.
Daud dan semua pegawainya ia lempari dengan batu,
walaupun segenap tentara dan semua pahlawan
berjalan di kiri kanannya.
Beginilah perkataan Simei pada waktu ia mengutuk,
"Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila!
Tuhan telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul,
yang engkau gantikan menjadi raja,
Tuhan telah menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom.
Sungguh, engkau sekarang dirundung malang,
karena engkau seorang penumpah darah."
Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja,
"Mengapa bangkai anjing ini mengutuki Tuanku Raja?
Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya."
Tetapi kata raja, "Tak usahlah campur tangan, hai anak-anak Zeruya!
Biarlah ia mengutuk!
Sebab apabila Tuhan bersabda kepadanya: Kutukilah Daud,
siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?"
Kata Daud pula kepada Abisai dan kepada semua pegawainya,
"Sedangkan anak kandungku saja ingin mencabut nyawaku,
apalagi si orang Benyamin ini!
Biarkanlah dia, dan biarlah ia mengutuk,
sebab Tuhan yang telah bersabda kepadanya demikian.
Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini
dan Tuhan membalasku dengan sesuatu yang baik
sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini."
Demikianlah Daud melanjutkan perjalanan
bersama orang-orangnya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 3:2-3.4-5.6-7,R:7b

Refren: Bangkitlah, ya Tuhan, selamatkanlah aku.

*Ya Tuhan, betapa banyak lawanku!
Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku;
Banyak orang berkata tentang aku,
"Baginya tidak ada pertolongan dari Allah."

*Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku,
Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku.
Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan,
dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.

*Maka, Aku dapat membaringkan diri dan tertidur;
dan kemudian bangun lagi, sebab Tuhan menopang aku!
Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang
yang mengepung aku dari segala penjuru.
Bangktilah, ya Tuhan! Tolonglah aku, ya Allahku!



Bait Pengantar Injil
Luk 7:16

Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita,
dan Allah mengunjungi umat-Nya.



Bacaan Injil
Mrk 5:1-20 

"Hai Roh Jahat, keluarlah dari orang ini!"

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Sekali peristiwa,
sampailah Yesus dan murid-murid-Nya di seberang danau Galilea,
di daerah orang Gerasa.
Baru saja Yesus turun dari perahu,
datanglah kepadanya
seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan.
Orang itu diam di sana
dan tidak ada lagi yang sanggup mengikatnya,
dengan rantai sekalipun!
Sudah sering ia dibelenggu dan dirantai,
tetapi rantainya diputuskannya dan belenggu itu dimusnahkannya,
sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat
untuk menjinakkannya.
Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit
sambil berteriak-teriak dan memukuli diri dengan batu.
Ketika melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya.
Ia lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak,
"Apa urusan-Mu dengan aku,
hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi?
Demi Allah, jangan siksa aku!"
Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya,
"Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!"
Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, "Siapa namamu?"
Jawabnya "Namaku Legion, karena kami banyak."
Ia memohon dengan sangat
supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.

Adalah di sana, di lereng bukit,
sekawanan babi sedang mencari makan.
Lalu roh-roh itu meminta kepada Yesus, katanya,
"Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu,
dan biarkanlah kami memasukinya!"
Yesus mengabulkan permintaan mereka.
Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu.
Maka kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun
dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.

Maka larilah penjaga-penjaga babi itu!
Mereka menceriterakan hal itu
di kota dan di kampung-kampung sekitarnya.
Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi.
Mereka datang kepada Yesus
dan melihat orang yang kerasukan itu duduk;
orang yang tadinya kerasukan legion itu,
kini berpakaian dan sudah waras.
Maka takutlah mereka.
Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan
apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu,
dan tentang babi-babi itu.
Lalu mereka mendesak Yesus
supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu,
orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta,
supaya ia diperkenankan menyertai Yesus.
Tetapi Yesus tidak memperkenankannya.
Yesus berkata kepada orang itu,
"Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu,
dan beritahukanlah kepada mereka
segala yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu,
dan ceriterakanlah bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"
Orang itu pun pergi, dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis
segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya
dan mereka semua menjadi heran.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita lanjutkan renungan tentang kisah Daud.
Kali ini kita melihat Daud yang mesti menghadapi "musuh dalam selimut", digulingkan dari tahta oleh anak kandungnya sendiri, Absalom.
Daud meraih sukses besar di medan perang, tetapi ambruk oleh perkara di dalam keluarganya sendiri, ditumbangkan oleh urusan rumah-tangga.

Daud tidak sedang menerima takdirnya.
Kesusahan yang dialaminya akibat dari ulahnya sendiri.
Sebagai raja seharusnya Daud memberi contoh kepada rakyatnya, bukan malah merebut istri orang lalu menyuruh suaminya maju ke medan perang agar gugur.
Daud memang mesti menghadapi hukuman atas apa yang telah diperbuatnya.

Begitu pula yang terjadi dengan Absalom, anak Daud yang memberontak itu.
Roh jahat telah menguasai Absalom.
Roh Jahat memang selalu mencari-cari celah orang, sebagai pintu masuk lalu menguasi orang itu.
Ketika seseorang berbuat dosa, melanggar perintah Tuhan, artinya melawan Kodrat Ilahi, maka orang itu memisahkan diri dari Tuhan, dan celah pun menganga semakin lebar, memudahkan roh jahat memasukinya.

Allah Bapa menciptakan manusia tidak untuk menjalani hidup susah, melainkan untuk hidup bahagia di taman Firdaus.
Tetapi karena ulah manusia, karena dosa, manusia akhirnya mesti melewati kesusahan hidup di dunia ini.
Setiap orang yang hidup di dunia ini mewarisi kesusahan itu.
Tetapi bagi mereka yang berbuat dosa, kesusahan pun bertambah-tambah, porsi tanggungannya menjadi semakin besar.

Maka dari itu, menjadi penting bagi kita untuk menjauhi roh jahat yang berusaha masuk ke dalam diri kita, mencari-cari celah untuk masuk.
Jangan biarkan hidup kita terpapar oleh dosa karena tunduk kepada bujuk-rayu dan intimidasi roh-roh jahat.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gildas Yang Bijaksana, Pengaku Iman
Gildas terkenal di dareah Celtic selama abad ke enam.  Ia mempunyai suatu pengaruh yang besar dan tetap terhadap perkembangan kehidupan monastik di negeri Irlandia.
Finnian dari Clonard (470-552) bersama banyak pemimpin Irlandia belajar di bawah bimbingan Gildas di Inggris.  Kemudian Gildas dibawa dari Wales ke Irlandia untuk mengajar di Sekolah Armagh.  Setelah mengajar beberapa tahun, ia diangkat sebagai rektor disekolah itu.  Pada tahun 540 ia kembali lagi ke Wales dan tinggal di pulau Flatholm, Inggris.
Gildas adalah seorang yang tulus dan beriman teguh.  Ia menuduh teman-temannya sebagai orang-orang yang menyangkal kebenaran iman Kristen.  Mereka dinamainya sebagai 'Pastor tak beriman yang menjual imamatnya dan pemimpin buta bagi para orang buta menuju kehancuran'.  Karyanya "De Ercidio Brutanniae" (Kehancuran Inggris) melukiskan pula pengetahuannya akan Kitab Suci dan karya-karya klasik.
Tahun-tahun terakhir kehidupannya, ia habiskan di sebuah pulau kecil, Morbihan Bay, Inggris.  Di sana ia meninggal dunia pada tahun 570.

Beato Joseph Freinademetz, Imam
Freinademetz lahri pada tanggal 15 April 1852 di Abtei, Tyrol Selatan, sebuah daerah di lembah pegunungan Alpen.  Semenjak kecil, ia bercita-cita menjadi imam.  Kedua orang tuanya merestui cita-citanya yang luhur itu.  Maka ia masuk Seminari untuk mengikuti pendidikan imamat.  Ia berhasil meraih cita-citanya tatkala ditahbiskan imam di Brixen pada tanggal 25 Juli 1875.
Karier imamatnya dimulai dengan menjadi Pastor di paroki Santo Martinus hingga tahun 1878.  Pada waktu itu Beato Arnold Janssen mendirikan sebuah serikat religius baru, yang dinamakan Societas Verbi Divini, Serikat Sabda Allah.  Serikat yang berkedudukan di Steyl, Belanda ini mengabdikan diri pada pendidikan iman-imam misionaris.  Freinademetz yang memiliki semangat missioner bergabung bersama Arnold Janssen untuk mengembangkan serikat ini.  Dia sendiri bercita-cita menjadi seorang misionaris di Tiongkok.  Untuk itu ia mempelajari bahasa Tionghoa dan adat istiadat bangsa Cina.
Cita-citanya ini terwujud ketika ia diutus sebagai misionaris ke negeri Tiongkok bersama rekannya Pater Anzer.  Pada tanggal 20 April 1879 mereka tiba di Hongkong.  Uskup Raymondi yang memimpin Gereja di Hongkong menerima mereka.  Tak lama kemudian Freinademetz ditempatkan di Propinsi Shantung.  Di sana ia bekerja bersama bruder Antonio, seorang biarawan Fransiskan.
Kemahirannya dalam berbahasa Tionghoa sungguh membantunya dalam pergaulan dengan umat setempat.  Ia dengan cepat dapat menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan umat di Shantung.  Kepribadiannya yang menarik, sifatnya yang rendah hati, rajin, sederhana dan berkemauan keras membuat dia sangat dicintai oleh umat baik yang dewasa maupun anak-anak.  Semuanya itu sungguh memudahkan dia dalam karya pewartaannya.
Ia dengan tekun mengunjungi desa-desa untuk mewartakan Injil dan melayani Sakramen, ditemani oleh seorang katekis.  Kepadanya selalu diberitahukan agar berhati-hati terhadap segala bahaya.  Tetapi ia tidak gentar sedikit pun terhadap bahaya apa saja, karena ia yakin bahwa Tuhan senantiasa menyertainya.
Ketia ia dengan gigih membela umatnya dari rongrongan kaum revolusioner, ia ditangkap dan disiksa secara kejam.  Tetapi semua penderitaan yang dialaminya tidak mengendurkan semangatnya untuk terus meneguhkan iman umatnya dan terus mewartakan Injil.  Dalam keadaan sengsara hebat itu, ia bahkan terus berkotbah untuk menyadarkan para penyiksanya akan kejahatan mereka.  Akhirnya dia dilepaskan kembali dan dibiarkan menjalankan tugasnya seperti biasa.  Setelah peristiwa itu, ia dipindahkan ke Shashien, sebuah paroki yang subur dan ramah penduduknya.  Di sana ia berhasil mempertobatkan banyak orang dengan kotbah dan pengajarannya.
Karena kepribadiannya dan keberhasilan yang diraihnya, ia diminta untuk menjadi Uskup.  Tetapi hal ini ditolaknya.  Akhirnya ia meninggal dunia pada tanggal 28 Januari 1908 karena serangan penyakit Typhus.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-01-28 Minggu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Minggu Biasa IV

Minggu, 28 Januari 2024



Bacaan Pertama
Ul 18:15-20

"Seorang nabi akan Kubangkitkan,
Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya."

Pembacaan dari Kitab Ulangan:

Sekali peristiwa
berkatalah Musa kepada bangsanya,
"Seorang nabi sama seperti aku
akan dibangkitkan bagimu oleh Tuhan, Allahmu,
dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu.
Dialah yang harus kamu dengarkan.
Di gunung Horeb dulu, pada hari perkumpulan,
kamu minta kepada Tuhan, Allahmu, dengan berkata:
   Aku tidak mau lagi mendengar suara Tuhan, Allahku,
   dan tidak mau lagi melihat api yang besar ini,
   supaya aku jangan mati!
Lalu berkatalah Tuhan kepadaku:
Apa yang dikatakan mereka itu baik.
Aku akan membangkitkan bagi mereka
seorang nabi seperti engkau
dari antara saudara-saudara mereka sendiri.
Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya,
dan ia akan mengatakan kepada mereka
segala yang Kuperintahkan kepadanya.
Orang yang tidak mendengarkan firman-Ku
yang akan diucapkan oleh nabi itu demi nama-Ku,
dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
Tetapi seorang nabi
yang berani mengucapkan demi nama-Ku
perkataan yang tidak Kuperintahkan,
atau yang berkata demi allah lain,
nabi itu harus mati.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 95:1-2.6-7.8-9,R:8

Refren: Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan,
janganlah bertegar hati.

*Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan,
bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita.
Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur,
bersorak-sorai bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.

*Masuklah, mari kita sujud menyembah,
berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita.
Sebab Dialah Allah kita,
kita ini umat gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.

*Janganlah bertegar hati seperti di Meriba,
seperti waktu berada di Masa di padang gurun,
ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku,
padahal mereka melihat perbuatan-Ku.



Bacaan Kedua
1Kor 7:32-35

"Anak-anak gadis memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan,
supaya tubuh dan jiwa mereka kudus."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
Aku, Paulus, ingin supaya kamu hidup tanpa kekuatiran.
Orang yang tidak beristeri
memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan,
bagaimana supaya Tuhan berkenan kepadanya.
Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi,
bagaimana supaya ia dapat menyenangkan isterinya,
dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi.
Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis
memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan,
supaya tubuh dan jiwa mereka kudus.
Tetapi perempuan yang bersuami
memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi,
bagaimana supaya ia dapat menyenangkan suaminya.

Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri,
bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasanmu,
tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik,
dan melayani Tuhan tanpa gangguan.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 4:16

Bangsa yang diam dalam kegelapan
telah melihat Terang yang besar,
dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut
telah terbit Terang.



Bacaan Injil
Mrk 1:21-28

"Yesus mengajar sebagai orang yang berkuasa."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada awal karya-Nya
Yesus beserta murid-murid-Nya tiba di Kapernaum.
Setelah hari Sabat mulai,
Yesus masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.
Orang-orang takjub mendengar pengajaran-Nya,
sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa,
tidak seperti ahli-ahli Taurat.

Pada waktu itu,
di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat.
Orang itu berteriak,
"Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret?
Engkau datang hendak membinasakan kami?
Aku tahu siapa Engkau, yakni Yang Kudus dari Allah!"

Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya,
"Diam, keluarlah dari padanya!"
Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu,
dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.
Mereka semua takjub,
sehingga mereka memperbincangkannya, katanya,
"Apa ini?  Suatu ajaran baru?
Guru ini berkata-kata dengan kuasa.
Roh-roh jahat pun Ia perintah, dan mereka taat kepada-Nya."
Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Yesus
ke segala penjuru di seluruh Galilea.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambilkan dari renungan Daily Fresh Juice, tentang *Yang Kudus dari Allah* berikut ini.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Bacaan Injil yang baru saja kita dengarkan, mengisahkan tentang kehadiran Yesus di rumah Ibadat di Kapernaum, untuk mengajar di situ.
Mengajar di rumah ibadat pada hari Sabat merupakan langkah cerdas
sebab banyak umat hadir di situ untuk mengkuduskan hari itu sebagai hari Sabat.
Dan bukan hanya karena jumlah yang mendengarkan banyak, melainkan juga karena mereka berkumpul di situ memang untuk mendengarkan pengajaran.
Umumnya mereka mendengarkan pengajaran dari para ahli Taurat,
tetapi kali ini yang mengajar adalah Yesus,
yang di awal karya-Nya ini, Yesus memang belum dikenal secara luas.
Tidak tercatat di Injil tentang topik pengajaran Yesus, tentang apa yang diajarkan-Nya, sebab suasana di dalam rumah ibadat itu tiba-tiba berubah, menjadi heboh.
Seseorang yang kerasukan roh jahat tiba-tiba berteriak,
"Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret?
Engkau datang hendak membinasakan kami?
Aku tahu siapa Engkau, yakni Yang Kudus dari Allah!"

Rupanya roh jahat itu megenali jati diri Yesus, Yang Kudus dari Allah.
Roh itu menyangka kalau Yesus datang ke situ hendak mencari dia, hendak membinasakan dia.
Berprasangka buruk atau negative thinking rupanya berasal dari roh jahat yang kemudian ditiru orang.
Roh jahat itu berprasangka buruk terhadap Yesus, padahal ia tahu kalau Yesus adalah Yang Kudus dari Allah.
Seharusnya nyadar, tidak ada yang buruk kalau itu berasal dari Allah.

Yesus datang ke rumah ibadat itu sebagai seorang penggembala yang sedang mencari domba-domba-Nya, sebagai penjala manusia, bukan penjala roh jahat.
Yesus menghardik roh jahat itu, memerintahkan untuk keluar dari orang yang dirasukinya, kata-Nya, "Diam, keluarlah dari padanya!"
Nampaknya Yesus tidak menghendaki roh itu merasuki orang itu, domba yang sedang dicari oleh Yesus untuk diselamatkan.
Barangkali juga Yesus tidak mau roh jahat itu masuk ke dalam rumah ibadat.
Tetapi saya menafsirkannya sebagai larangan untuk roh itu, agar jangan mengungkapkan jati diri Yesus, karena memang belum waktunya.
Makanya Yesus menghardik roh itu, "Diam!" maksudnya jangan ngomong lagi tentang Yang Kudus dari Allah.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Nampaknya wajar kalau semasih hidup di dunia ini kita lebih memikirkan hal-hal duniawi ketimbang urusan surgawi, seperti yang disindir oleh Rasul Paulus pada Bacaan Kedua hari ini, orang yang tidak beristeri atau bersuami lebih berpeluang memusatkan perhatiannya pada perkara-perkara Tuhan, sedangkan yang orang yang beristeri atau bersuami juga mesti memperhatikan pasangan hidupnya sehingga perhatiannya menjadi terbagi-bagi.

Orang-orang yang hadir di rumah ibadat itu juga serupa.
Mereka tidak menunjukkan takjub kepada ajaran yang didengarkan, melainkan takjub terhadap kuasa Yesus yang membuat roh-roh jahat pun taat kepada-Nya.
Mereka pun kemudian heboh memperbincangkannya, "Apa ini?" dan bahkan berpikiran kalau yang diperbuat oleh Yesus sebagai suatu ajaran baru.
Kehebohan tidak hanya terjadi di rumah ibadat itu saja.
Berita tentang Yesus itu menyebar dengan cepat ke seluruh daerah di Galilea.
Ucapan dari roh jahat tentang jati diri Yesus nampaknya tidak menarik perhatian jemaat yang hadir, padahal jelas sekali dikatakan,
"Aku tahu siapa Engkau, yakni Yang Kudus dari Allah!"

Kudus adalah sifat Allah yang hakiki dan unik, transendensi yang eksklusif dari Allah, berada jauh atau terpisah dari keterbatasan dan kekurangan manusia, sehingga seringkali dianggap misteri yang tak sepenuhnya dapat difahami oleh manusia.
Tetapi kita, yang telah menerima panggilan untuk menuju ke kekudusan Allah, yang telah menerima Rahmat Kekudusan dari Allah, yang terus-menerus memperoleh pengalaman iman dalam kehidupan sehari-hari, yang terus berjuang di sepanjang hidup untuk mencapai kekudusan itu melalui pendampingan Roh Kudus, semestinya dapat merasakan keagungan dan kekudusan yang dari Allah itu, serta berkesempatan untuk menjadi saksi mata bahwa kuasa Tuhan telah menjadikan hal mustahil menjadi mungkin, menjadikan yang misteri menjadi nyata dan terang benderang.

Sekali pun kita masih belum mampu untuk sepenuhnya membebaskan dari perbuatan dosa, tetapi Yesus menginginkan agar kita terus menerus berusaha menjalani hidup yang serupa dengan Kristus, bertumbuh di dalam iman dan kasih sesuai kehendak Allah.
Itulah jalan hidup yang mesti kita tempuh untuk menuju kepada kekudusan Allah.
Yang Kudus dari Allah memiliki kuasa untuk menangkal segala yang jahat, untuk mengalami peristiwa-peristiwa transendensi di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Thomas dari Aquino, Imam dan Pujangga Gereja
Thomas lahir di Aquino, dekat Monte Cassino, Italia pada tahun 1225. Keluarganya adalah sebuah keluarga bangsawan yang kaya raya. Ayahnya, Pangeran Landulph, berasal dari Aquino, sedang ibunya, Theodora, adalah putri bangsawan dari Teano. Ketika berusia 5 tahun, Thomas dikirim belajar pada para rahib Benediktin di biara Monte Cassino. Di sana Thomas memperlihatkan suatu kepandaian yang luar biasa. Ia rajin belajar dan tekun berefleksi serta tertarik pada segala sesuatu tantang Tuhan. Ketika berusia 14 tahun, Abbas Monte Cassino, yang kagum atas kecerdasan Thomas, mengirim dia belajar di Universitas Napoli.  Di universitas itu, Thomas berkembang pesat dalam pelajaran filsafat, logika, tatabahasa, retorik, musik dan matematika. Ia bahkan jauh lebih pintar dari guru-gurunya pada masa itu. Di Napoli, untuk pertama kalinya dia bertemu dengan karya-karya Aristoteles yang sangat mempengaruhi pandangan-pandangannya di kemudian hari. Thomas yang tetap menjauhi semangat duniawi dan korupsi yang merajalela di Napoli, segera memutuskan untuk menjalani kehidupan membiara. Ia tertarik pada corak hidup dan karya pelayanan para biarawan Ordo Dominikan yang tinggal di sebuah biara dekat kampus universitas, tempat dia belajar. VERITAS ("Kebenaran") yang menjadi motto para biarawan Dominikan sangat menarik hati Thomas. Keluarganya berusaha menghalang-halangi dia agar tidak menjadi seorang biarawan Dominikan. Mereka lebih suka kalau Thomas menjadi seorang biarawan Benediktin di biara Monte Cassino. Untuk itu berkat pengaruh keluarganya, dia diberi kedudukan sebagai Abbas di Monte Cassino. Tetapi Thomas dengan gigih menolak hal itu. Agar bisa terhindar dari campurtangan keluarganya, ia pergi ke Paris untuk melanjutkan studi. Tetapi di tengah jalan, ia ditangkap oleh kedua kakaknya dan dipenjarakan di Rocca Secca selama dua tahun. Selama berada di penjara itu, keluarganya memakai berbagai cara untuk melemahkan ketetapan hatinya. Meskipun demikian Thomas tetap teguh pada pendirian dan panggilannya. Di dalam penjara itu, Thomas menceritakan rahasianya kepada seorang sahabatnya, bahwa ia telah mendapat rahmat istimewa. Ia telah berdoa memohon kemurnian budi dan raga pada Tuhan. Dan Tuhan mengabulkan permohonannya dengan mengutus dua orang malaekat untuk meneguhkan dia dan membantunya agar tidak mengalami cobaan-cobaan yang kotor dan berat. selama berada di penjara, Thomas diijinkan membaca buku-buku rohani dan terus mengenakan jubah Ordo Dominikan. Ia menggunakan waktunya untuk mempelajari Kitab Suci, Metafisika Aristoteles dan buku-buku dari Petrus Lombardia. Ia sendiri membimbing saudarinya dalam merenungkan Kitab Suci hingga akhirnya tertarik juga  menjadi seorang biarawati. Akhirnya keluarganya menerima kenyataan bahwa Thomas tidak bisa dipengaruhi. Mereka membebaskan Thomas dan membiarkan dia meneruskan panggilannya sebagai seorang biarawan Dominikan. Untuk sementara Thomas belajar di Paris. Ia kemudian melanjutkan studinya di Cologna, Jerman di bawah bimbingan Santo Albertus Magnus, seorang imam Dominikan yang terkenal pada masa itu.  Di Cologna, Thomas ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1250. Pada tahun 1252 ia diangkat menjadi professor di Universitas Paris dan tinggal di biara Dominikan Santo Yakobus.  Ia mengajar Kitab Suci dan lain-lainnya di bawah bimbingan seorang professor kawakan. Tak seberapa lama Thomas terkenal sebagai seorang pujangga yang tak ada bandingannya pada masa itu. Ia jauh melebihi Albertus Magnus pembimbingnya di Cologna dalam pemikiran dan kebijaksanaan.  Tulisan-tulisannya menjadi harta Gereja yang tak ternilai hingga saat ini. Taraf kemurnian hatinya tidak kalah dengan ketajaman akal budinya yang mengagumkan; kerendahan hatinya tak kalah dengan kecerdasan budi dan kebijaksanaannya. Oleh karena itu, Thomas diberi gelar " Doctor Angelicus", yang berarti "Pujangga Malaekat". Pada tahun 1264 ia ditugaskan oleg Sri Paus Urbanus IV (1261-1264) untuk menyusun teks liturgi Misa dan Ofisi pada pesta Sakramen Mahakudus. lagu-lagu hymne (pujian) antara lain "Sacris Solemniis" dan "Lauda Sion" menunjukkan keahliannya dalam Sastra Latin dan Ilmu Ketuhanan. Dalam suatu penampakan, Yesus Tersalib mengatakan kepadanya : "Thomas, engkau telah menulis sangat baik tentang DiriKu. Balasan apakah yang kauinginkan daripadaKu?" Thomas menjawab : "Tidak lain hanyalah DiriMu!" Dalam perjalanannya untuk menghadiri konsili di Lyon, Prancis, Thomas meninggal dunia di Fossa Nuova pada tahun 1274.

Santo Karolus Agung, Raja dan Pengaku Iman
Karolus hidup antara tahun 742-814.  Ia dikenal sebagai seorang negarawan dan kaisar Franken yang gigih membela kepausan.  Sebagai ahli perang ia berhasil menyatukan hampir seluruh Eropa Barat dan Tengah di bawah pemerintahannya.  Karolus Agung memajukan banyak biara Benediktin dan sekolah, katedral serta mendirikan keuskupan-keuskupan.  Ia menarik para ilmuwan ke istana dan memberikan semangat kepada para seniman.  Hidup pribadinya tidak begitu mulus, namun ia dihormati sebagai 'santo' di keuskupan Aachen, Jerman.

Santo Petrus Nolaskus, Pengaku Iman
Petrus lahir tahun 1182 dari keluarga bangsawan Nolasco.  Menjelang umur 25 tahun, ia dipaksa menikahi gadis pilihan orang tuanya namun dengan tegas ia menolak paksaan itu karena ia sudah menjanjikan kemurnian dirinya dan mempercayakan segala harta miliknya kepada Tuhan.
Di masa hidupnya bangsa Moor yang beragama Islam menguasai sebagian besar negeri Spanyol.  Perdagangan budak belian yang diambil dari Afrika Utara merupakah salah satu praktek kekafiran yang paling mencolok dari bangsa ini.  Petrus menaruh keprihatinan besar pada nasib orang-orang Afrika Utara yang menjadi budak belian itu, terutama mereka yang telah menjadi Kristen.  Semangat imannya untuk membebaskan orang-orang itu dari cengkeraman orang Moor bergejolak kuat dalam batinnya.  Akhirnya didorong oleh suatu penglihatan ajaib, Petrus bersama Raymundus Penafort dan raja Yakobus dari Aragon mendirikan 'Ordo Pembebas Hamba Sahaya'.  Mereka mempersembahkan ordo ini kepada perlindungan Santa Perawan Maria.  Dengan semangat iman dan cinta kasih sejati, ia bersama rekan-rekannya berhasil membebaskan banyak orang Kristen (tercatat 890 orang) dari belenggu perbudakan dan dari penjara-pernjara Islam.  Petrus bahkan mempertobatkan pemimpin-pemimpin Moor.
Semangat kerasulannya menarik banyak orang awam untuk turut serta bersamanya membebaskan sesamanya dari belenggu perbudakan dan belenggu dosa.  Selama 25 tahun Petrus mengabdikan dirinya dalam karya pembebasan budak belian itu.  Semangatnya yang meluap-luap dalam karyanya itu akhirnya terbentur dengan keadaan kesehatannya yang terus merosot karena termakan usia dan beratnya tugas penyelamatan itu.  Setelah ia mengamalkan iman dan cinta kasih Kristiani melalui tindakan serta teladan hidupnya, Petrus Nolaskus meninggal dunia tepat pada hari raya Natal tahun 1256.

Manfredus, Pengaku Iman
Manfredus gemar membaca riwayat hidup para pertapa dan rahib sehingga sesudah ditahbiskan menjadi imam – dengan berkat uskupnya – ia menjadi pertapa di sebuah gua di pegunungan Alpen.  Ia berpuasa keras dan berdoa terus menerus, sehingga banyak orang minta didoakan olehnya.  Manfredus meninggal dunia pada tahun 1430.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-01-27 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa III

Sabtu, 27 Januari 2024

PF S. Angela Merici, Perawan



Bacaan Pertama
2Sam 12:1-7a.10-17

"Daud mengaku telah berdosa terhadap Tuhan."

Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel:

Pada waktu itu Daud melakukan yang jahat di hadapan Allah:
ia mengambil isteri Uria menjadi isterinya;
maka Tuhan mengutus Natan kepada Daud.
Natan datang kepada Daud dan berkata kepadanya,
"Ada dua orang dalam suatu kota:
yang seorang kaya, yang lain miskin.
Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi;
si miskin tidak mempunyai apa-apa,
selain dari seekor anak domba betina yang kecil,
yang dibeli dan dipeliharanya.
Anak domba itu menjadi besar bersama dengan anak-anak si miskin,
makan dari suapannya, minum dari cawannya,
dan tidur di pangkuannya,
seperti seorang anak perempuan baginya.
Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu;
ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing domba atau lembunya
untuk dimasak bagi pengembara yang datang kepadanya itu.
Maka ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu,
dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu."

Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu
dan ia berkata kepada Natan,
"Demi Tuhan yang hidup:
orang yang melakukan itu harus dihukum mati.
Anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat,
karena orang yang melakukan hal itu tidak kenal belas kasihan."
Kemudian berkatalah Natan kepada Daud,
"Engkaulah orang itu!
Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel:
Pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu
sampai selamanya,
karena engkau telah menghina Aku
dan mengambil isteri Uria, orang Het itu,
untuk menjadi isterimu."
Beginilah sabda Tuhan:
Malapetaka yang datang dari kaum keluargamu sendiri
akan Kutimpakan ke atasmu.
Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu
dan memberikannya kepada orang lain;
dan orang itu akan tidur dengan isterimu di siang hari.
Engkau telah melakukannya secara tersembunyi,
tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel
secara terang-terangan."

Lalu berkatalah Daud kepada Natan,
"Aku sudah berdosa kepada Tuhan."
Dan Natan berkata kepada Daud,
"Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
Walaupun demikian, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati,
karena dengan perbuatan itu Engkau sangat menista Tuhan."

Kemudian pergilah Natan, pulang ke rumahnya.
Tuhan mencelakakan anak
yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud,
sehingga sakit.
Lalu Daud memohon kepada Allah bagi anak itu;
ia berpuasa dengan tekun
dan apabila ia masuk ke dalam,
semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.
Maka datanglah para tua-tua yang di rumahnya
untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi Daud tidak mau;
juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 51:12-13.14-15.16-17,R:12a

Refren: Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah.

*Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah,
dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku.
Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu,
dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

*Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu,
dan teguhkanlah  roh yang rela dalam diriku.
Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu
kepada orang-orang durhaka,
supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.

*Lepaskanlah aku dari hutang darah,
ya Allah, Allah penyelamatku,
maka lidahku akan memasyurkan keadilan-Mu!
Ya Tuhan, bukalah bibirku,
supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!



Bait Pengantar Injil
Yoh 3:16

Demikian besar kasih Allah kepada dunia,
sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal.
Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.



Bacaan Injil
Mrk 4:35-41

"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari, ketika hari sudah petang,
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Marilah kita bertolak ke seberang."
Mereka meninggalkan orang banyak yang ada di sana
lalu bertolak,
dan membawa Yesus dalam perahu itu
di mana Ia telah duduk;
dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat
dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu,
sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan
di sebuah tilam.
Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya,
"Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
Yesus pun bangun, menghardik angin itu
dan berkata kepada danau,
"Diam! Tenanglah!"
Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali.
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"

Mereka menjadi sangat takut
dan berkata seorang kepada yang lain,
"Siapa gerangan orang ini?
Angin dan danau pun taat kepada-Nya?"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Ada hal menarik untuk direnungkan perihal mewartakan Injil.
Mewartakan artinya menyampaikan sesuatu kepada orang lain, bukan dari orang lain untuk kita.
Oritentasinya adalah orang yang akan menerima pewartaan, bukan kita.
Oleh sebab itu, seorang pewarta Injil adalah juga yang menerima pewartaan itu sendiri dan menjalankannya.
Adalah sulit untuk diterima orang, kalau kita mewartakan sesuatu yang kita sendiri tidak kerjakan.

Sifat mendahulukan atau mementingkan diri sendiri tidaklah layak bagi seorang pewarta.
Mewartakan itu artinya memberi, bukan menerima apalagi meminta.
Kita dapat memberi kalau kita sendiri memilikinya.
Bagaimana mungkin kita memberi sesuatu yang tidak kita miliki?

Daud pada Bacaan Pertama menunjukkan simpatinya kepada si miskin, mampu melihat itu sebagai suatu ketidak-adilan lalu menjadi marah.
Ini tentu baik, tetapi Daud sendiri malah melakukan hal yang lebih buruk daripada mengambil domba orang lain, ia mengambil istri orang lain.

Begitu pula yang terjadi dengan murid-murid Yesus ketika angin badai melanda.
Mereka lebih memikirkan diri sendiri, lalu menyalahkan Yesus, "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"

Ah, semut di seberang lautan terlihat, gajah di pelupuk mata tidak terlihat.
Begitu mudah menyalahkan orang tapi membela diri habis-habisan ketika disalahkan orang.
Mewartakan Injil demi mengejar popularitas diri sendiri, terlebih lagi kalau gemar menyalah-nyalahkan orang lain, menganggap orang lain berdosa, dan sebagainya, bukanlah tindakan bijaksana.
Mewartakan Injil untuk popularitas diri sendiri sama artinya dengan memanfaatkan atau malah memperalat Injil demi diri sendiri.

Marilah kita introspeksi, bukan kemampuan yang dibutuhkan untuk mewartakan Injil, melainkan kesungguhan dalam berorientasi kepada orang lain, niat yang tulus untuk menolong orang lain.



Peringatan Orang Kudus
Santa Angela Merici, Perawan
Angela Merici lahir di Desenzano del Garda, Lombardia, Italia Utara pada tanggal 21 Maret 1474.  Sepeninggal ibunya, Angela bersama kakaknya dipelihara oleh pamannya.  Ketika itu Angela berumur 10 tahun.  Bimbingan pamannya berhasil membentuk Angela dan kakaknya menjadi orang-orang yang patuh dan taat agama.
Sepeninggal kakaknya, Angela masuk Ordo Ketiga Santo Fransiskus.  Kemudian ia kembali ke Desenzano setelah pamannya meninggal dunia pada tahun 1495.  Di Desenzano ia mengalami suatu penglihatan di mana ia sedang mengajar agama kepada pemudi-pemudi.  Penglihatan ini memberi semangat baginya untuk mendirikan sebuah perkumpulan untuk para pemudi.  Untuk maksud itu, ia mengumpulkan beberapa kawannya untuk mengajar anak-anak gadis.  Pada tahun 1516, Angela pindah ke Brescia dan mendirikan sebuah sekolah.  Karya pendidikannya berkembang pesat dan disenangi banyak orang.
Banyak kaum wanita diajaknya untuk membantu dia dalam karya pendidikan itu.  Bersama wanita-wanita ini, Angela mendirikan sebuah perkumpulan di bawah perlindungan Santa Ursula.  Wanita-wanita yang menjadi anggota perkumpulannya dibiarkan tetap tinggal dengan keluarganya, agar supaya mereka tetap berhubungan dengan dunia luar.  Hal yang dituntut dari mereka ialah kesediaan melaksanakan tugas-tugas dengan penuh semangat.
Pengesahan dari Takhta Suci atas perkumpulan yang didirikan Angela tidak cepat diberi.  Sambil menanti pengesahan Sri Paus, Angela berziarah ke Tanah Suci Yerusalem.  Dalam perjalanannya itu, ia mengalami kejadian pahit ini: kedua matanya tiba-tiba menjadi buta.  Namun peristiwa ini tidak mengendurkan semangatnya untuk mengunjungi Tanah Suci.  Ia melanjutkan perjalanannya sambil meyerahkan diri sepenuhnya pada penyelenggaraan ilahi.  Imannya dibalas Tuhan dengan suatu mujizat.  Penglihatannya pulih kembali ketika kembali dari ziarah itu, tepat di tempat mana dia mengalami kebutaan.
Kira-kira pada tahun 1533, datang lagi 12 orang wanita untuk membantu Angela dalam usaha pendidikan anak-anak miskin dan buta huruf.  Mereka berpindah ke sebuah rumah dekat gereja Santa Afra di Brescia.  Di sini ia mulai membentuk sebuah Ordo baru, yang disebutnya Ordo Ursulin.
Sri Paus Paulus III (1534-1549) mengesahkan ordo ini pada tanggal 25 November 1535.  Angela sendiri diangkat menjadi pemimpin ordo hingga hari kematiannya pada tanggal 27 Januari 1540 di Brescia, dekat Desenzano.  Pada tanggal 30 April 1768, Sri Paus Klemens XIII (1758-1769) menggelari dia 'Beata' (=Yang Bahagia) dan kemudian digelari 'Santa' pada tanggal 31 Mei 1807 oleh Sri Paus Pius VII (1800-1823).



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/