Liturgia Verbi 2021-05-01 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa Pekan Paskah IV

Sabtu, 1 Mei 2021

PF S. Yusuf, Pekerja

Hari Sabtu Imam.
Marilah berdoa bagi para imam, agar Bapa Di Surga memberkati segala pelayanan mereka, serta dikuatkan dalam menghadapi godaan, cobaan dan marabahaya.

Bulan Mei adalah Bulan Maria dan Bulan Liturgi Nasional (BLN).

Ujud Evangelisasi - Dunia Keuangan.
Marilah kita berdoa bagi mereka yang bertanggung jawab dalam keuangan agar bekerja sama dengan pemerintah untuk mengatur bidang keuangan dan melindungi warga dari bahaya.

Ujud Gereja Indonesia - Para buruh.
Semoga pemerintah dan pengusaha dapat segera menemukan jalan untuk mengatasi krisis pengangguran dan berusaha untuk sedapat mungkin mencegah terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja.



Bacaan Pertama
Kis 13:44-52

"Paulus dan Barnabas berpaling kepada bangsa-bangsa lain."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Waktu Paulus berada di Antiokhia di Pisidia
pada hari Sabat datanglah hampir seluruh warga kota,
berkumpul di rumah ibadat Yahudi
untuk mendengar firman Allah.
Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu,
penuhlah mereka dengan iri hati,
dan sambil menghujat
mereka membantah apa yang dikatakan oleh Paulus.

Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata,
"Memang kepada kamulah
firman Allah harus diberitakan lebih dahulu!
Tetapi kamu menolaknya,
dan menganggap dirimu
tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal.
Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.

Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami:
Aku telah menentukan engkau
menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi."

Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah,
dan mereka memuliakan firman Tuhan.
Dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal,
menjadi percaya.
Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu.

Tetapi orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah,
dan pembesar-pembesar di kota Antiokhia itu.
Begitulah mereka menimbulkan penganiayaan
atas Paulus dan Barnabas,
dan mengusir mereka dari daerah itu.
Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka
sebagai peringatan bagi orang-orang itu,
lalu pergi ke Ikonium.
Dan murid-murid di Antiokhia
penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 98:1.2-3b.3c-4,R:3cd

Refren: Segala ujung bumi telah melihat keselamatan
yang datang dari Allah kita.

*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib;
keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya,
oleh lengan-Nya yang kudus.

*Tuhan telah memperkenalkan keselamatan
yang datang dari pada-Nya,
Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa.
Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.

*Segala ujung bumi telah melihat keselamatan
yang datang dari Allah kita.
Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi,
bergembiralah, dan bermazmurlah!



Bait Pengantar Injil
Yoh 8:31b-32

Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku,
kamu benar-benar murid-Ku,
dan kamu akan mengetahui kebenaran, sabda Tuhan.



Bacaan Injil
Yoh 14:7-14

"Barangsiapa melihat Aku, melihat Bapa."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Sekiranya kamu mengenal Aku,
pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku.
Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."
Kata Filipus kepada-Nya,
"Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami,
dan itu sudah cukup bagi kami."

Kata Yesus kepadanya,
"Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus,
namun engkau tidak mengenal Aku?
Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa;
bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
Tidak percayakah engkau,
bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?
Apa yang Aku katakan kepadamu,
tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri,
tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku,
Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
Percayalah kepada-Ku,
bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku;
atau setidak-tidaknya,
percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

Aku berkata kepadamu;
Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku,
ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan,
bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu.
Sebab Aku pergi kepada Bapa;
dan apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku,
Aku akan melakukannya,
supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku,
Aku akan melakukannya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kita telah sampai di penghujung renungan tentang Yesus Kristus yang diutus oleh Bapa-Nya ke dunia, untuk menjadi terang bagi semua orang yang percaya kepada-Nya dan menjalankan perintah-perintah-Nya.
Ada kekeliruan yang nampaknya perlu diperbaiki soal kita sebaga pengikut Kristus.
Dengan mengantongi surat baptis, atau dengan pencantuman agama di KTP, kita telah merasa hidup dalam terang Kristus.
Padahal bisa jadi saja kita ini tak berbeda dengan Filipus, sebagaimana yang ditulis pada Bacaan Injil hari ini.
Filipus merasa sangat dekat dengan Yesus karena diangkat menjadi salah satu rasul-Nya, padahal ia belum hidup dalam terang Kristus, sampai-sampai ia ditegur oleh Yesus, "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?"

Begitu pula yang ditulis pada Bacaan Pertama hari ini.
Orang-orang Yahudi merasa sebagai umat pilihan Allah, merasa berhak mendapat prioritas dan mesti didahulukan, padahal kenyataannya mereka menolak para nabi utusan Tuhan, dan bahkan menolak Yesus Kristus.
Tetapi ketika orang-orang non-Yahudi berduyun-duyun datang ke rumah ibadat untuk mendengarkan firman Tuhan, mereka malah menjadi irihati, lalu membantah pengajaran Paulus.
Lalu Paulus pun mengatakan, "Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi."

Nah, menjadi penting untuk diperhatikan, apakah kita telah benar-benar hidup dalam terang Kristus?



Peringatan Orang Kudus
Santo Yusuf Pekerja, Pelindung para Karyawan
Tradisi melukiskan pribadi Yusuf, suami Maria sebagai seorang tukang kayu di kota Nazareth. Ia seorang bangsawan yang saleh dan sederhana. Darah kebangsawanannya mengalir dari Raja Daud leluhurnya. Kesucian dan kesalehannya terlihat di dalam ketaatannya pada kehendak Allah untuk menerima Maria sebagai isterinya serta mendampingi Maria dalam membesarkan Yesus, Putera Allah yang menjadi manusia. Kesederhanaannya terlihat di dalam pekerjaannya sebagai seorang tukang kayu, dan cara hidupnya yang biasa-biasa saja di dalam masyarakat.
Dalam pribadi Yusuf, pekerjaan tangan memperoleh suatu dimensi ilahi. Kerja meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Allah dan memungkinkan manusia turut serta di dalam karya penciptaan dan penyelamatan Allah. Atas dasar inilah Gereja pada masa kepemimpinan Paus Pius XII menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Raya Santo Yusuf Pekerja, sekaligus menetapkannya sebagai Hari Buruh. Yusuf selanjutnya diangkat sebagai pelindung para karyawan/buruh yang bekerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. (Lihat juga kisah tentang Santo Yusuf pada Pestanya tanggal 19 Maret).


Yeremia, Nabi
Yeremia lahir kira-kira pada tahun 650 seb. Masehi di Anathoth, dekat kota Yerusalem, termasuk wilayah Kerajaan Yehuda. Keluarganya adalah sebuah keluarga imam yang saleh. Panggilannya sebagai Nabi di Israel diterimanya dari Allah pada tahun 627 seb. Masehi, dalam tahun ketigabelas pemerintahan raja Yosias (Yer 1:2). Meskipun panggilan ini terjadi pada usia mudanya, namun Yeremia sebenarnya telah ditentukan Allah sebagai Nabi ketika masih ada di dalam rahim ibunya (Yer 1:5) untuk mewartakan Sabda Allah kepada Israel, umat pilihan Allah. Tatkala Allah memanggilnya, ia menolak karena merasa tidak layak untuk mengemban tugas mulia itu. Tetapi akhirnya ia pun menerima panggilan itu karena Allah berjanji akan selalu menyertai dia dalam tugasnya. Yeremia adalah Nabi Israel terakhir sebelum pembuangan ke Babylonia.
Karya perutusannya sebagai Nabi dimulainya pada usia mudanya (Yer 1:6) sampai pada saat kejatuhan Yerusalem di tangan bangsa Babylonia pada tahun 587 seb. Masehi. Selama 40 tahun karyanya, Yeremia tanpa mengenal lelah memperingatkan para penguasa bangsa dan pemimpim agama serta seluruh umat Israel akan bahaya kejatuhan mereka karena dosa-dosa Yerusalem dan Yehuda.
Sejalan dengan itu, Yeremia terus menerus terlibat di dalam berbagai perselisihan dan pertentangan. Ia dengan gigih melawan Raja Yoakim dan Yoakin (609-597 seb. Masehi) yang memutarbalikkan kebijakan keagamaan dari Raja Yosia. Pada masa pemerintahan Raja Sedekia (597 -587 seb. Masehi), nada pewartaannya mulai berubah. Ia tidak lagi mengeluh tentang tugas perutusannya tetapi mulai lebih sungguh-sungguh membuktikan dirinya pada tugas yang dibebankan Allah padanya. Dengan gigih ia berusaha meyakinkan Yehuda akan penguasaan bangsa Babylonia. Meskipun demikian ia tetap tidak diterima, bahkan dituduh sebagai pengkhianat bangsanya oleh orang-orang yang menginginkan Raja Sedekia bersekutu dengan Mesir dan memberontak (Yer 37:17­21). Karena itu, Yeremia mengalami penderitaan batin dan frustrasi yang hebat.
Walaupun ia menderita, ia tetap pasrah dan taat pada kehendak Allah. Cintanya akan Allah dan keakraban hubungannya dengan Allah menumbuhkan dalam dirinya suatu sikap iman yang kokoh. Sikap iman ini mendorong dia untuk mendalami lebih jauh teologi tradisional Israel tentang Perjanjian. Imannya itu berdasar pada pengetahuan yang mendalam akan Perjanjian Cinta Allah dengan Israel, Umat PilihanNya, yang memperkenankan Israel mengambil bagian dalam kekudusanNya. Dalam Perjanjian Cinta itu, Allah menuntut dari Israel ketaatan penuh pada kehendakNya sebagaimana diwahyukan di dalam perintah-perintahNya dan dinyatakan melalui Nabi-nabiNya. Menolak mengakui kebaikan dan cinta Allah yang diwahyukan adalah dosa. Dan dosa bagi Israel merupakan perbuatan melawan kesucian perkawinan antara Allah dan bangsa Israel (Yer 2:20, 25). Dosa mengakibatkan pengadilan Allah atas Israel untuk memurnikan mereka. Yeremia menyadari bahwa pengadilan Allah merupakan tahap awal pengampunan dan pembaharuan (Yer :3:1-4:4).  Ia menyadari bahwa Israel, yang dicekik oleh legalisme agama dan nasionalime, membutuhkan suatu pembaharuan batin yang radikal.
Dalam pewartaan tentang malapetaka yang akan terjadi atas Israel, Yeremia menubuatkan suatu 'Sisa Kecil', suatu kelompok kecil umat yang tetap setia pada Allah (Yer 23:3, 4; 30:10, 11; 31:10-14). Sisa Kecil ini adalah benih harapan di masa yang akan datang, kepadanya Allah mencurahkan pengampunan dan belaskasihanNya, dan dengannya Allah akan mengadakan suatu Perjanjian Baru (Yer 31:31-34). Allah akan menciptakan Iagi Israel suatu hubungan spiritual yang baru dan mendalam, dan akan menuliskan hukumNya di dalam hati mereka serta tinggal di dalam hati mereka.
Yeremia dengan tekun membantu perkembangan Sisa Kecil Israel yang saleh dari suku Yehuda ini karena mereka dengan sabar menantikan tibanya Hari Tuhan yang menyelamatkan. Penderitaan Yeremia yang demikian hebat menjadikan dia sebagai tokoh lambang bagi Yesus Kristus. Yeremia, yang hidup penuh penderitaan, namun tetap pasrah dan taat pada kehendak Allah yang mengutusnya, menjadi lambang gambaran Hamba Yahweh yang menderita sebagaimana diramalkan Yesaya (Yes 35).


Santo Peregrinus Laziosi, Pengaku Iman
Peregrinus Laziosi lahir di kota Forli, Italia pada tahun 1260. Ia menaruh kebencian besar terhadap Gereja Katolik. la pun termasuk salah seorang yang memusuhi Sri Paus di Roma. Dengan sifatnya yang keras dan kasar, ia melancarkan serangan terhadap Gereja Katolik di wilayah Romagna.
Awal kehidupannya sebagai 'manusia baru' dalam iman Kristiani bermula dari tindakannya yang brutal terhadap Pastor Filipus Benizi (1225-1285). Diceritakan bahwa pada suatu kesempatan kotbah dalam rangka misi perdamaian yang dicanangkan Sri Paus, Pastor Filipus ditinju hingga roboh oleh Peregrinus. Tetapi Pastor yang saleh ini tidak memberikan suatu perlawanan balik terhadap Peregrinus. Ia bahkan bangkit dan berdoa untuk Peregrinus serta memaafkan dia.
Sikap Pastor Filipus ini menyentuh hati Peregrinus yang keras membatu itu. "Belum pernah aku menjumpai orang seperti dia ini" kata Peregrinus dalam hatinya. Ia lalu berlutut di hadapan Pastor Filipus dan meminta maaf atas perlakuannya yang kasar itu. Semenjak itu ia bertobat dan bertekad menjalani suatu kehidupan baru dengan doa dan matiraga. Rahmat Tuhan semakin hebat mempengaruhi hidupnya. Pada suatu hari, Bunda Maria menampakkan diri kepadanya dan menyuruh dia pergi ke Siena. Di Siena ia diterima oleh Pastor Filipus sebagai salah seorang anggota Ordo Servit Santa Maria.
Di dalam ordo itu Tuhan terus melaksanakan rencanaNya atas diri Peregrinus. Pada suatu hari, Peregrinus jatuh sakit. la diserang penyakit kanker ganas pada kakinya. Dokter yang merawatnya menganjurkan agar kakinya dipotong demi menyelamatkan nyawanya. Sebelum ia tidur malam, ia berdoa kepada Yesus Tersalib hingga tertidur. Dalam mimpinya, ia melihat Yesus mengulurkan tanganNya dari atas salib dan menyentuh kakinya yang sakit itu. Ketika bangun dari tidur didapatinya kakinya sudah sembuh. Peristiwa ajaib ini semakin mengokohkan imannya akan kebenaran ajaran Gereja.
Rahmat kesembuhan ini mengobarkan semangatnya untuk tetap membaktikan dirinya kepada Tuhan dan Gereja dengan menjadi imam. Selama 62 tahun ia berkarya dengan penuh semangat diperkuat oleh doa dan matiraga yang mendalam. la meninggal dunia pada tahun 1345 dan diangkat Gereja sebagai pelindung para penderita sakit bernanah dan kanker.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-04-30 Jumat.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa Pekan Paskah IV

Jumat, 30 April 2021

PF S. Pius V, Paus



Bacaan Pertama
Kis 13:26-33

"Janji telah digenapi Allah dengan membangkitkan Yesus."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Dalam perjalanannya Paulus sampai di Antiokhia di Pisidia.
Di rumah ibadat Yahudi di sana Paulus berkata,
"Hai saudara-saudaraku,
baik yang termasuk keturunan Abraham,
maupun yang takut akan Allah,
kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.

Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya
tidak mengakui Yesus.
Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Yesus,
mereka menggenapi perkataan nabi-nabi
yang dibacakan setiap hari Sabat.
Dan meskipun mereka tidak menemukan sesuatu
yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati,
namun mereka telah meminta kepada Pilatus
supaya Yesus dibunuh.
Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu
yang ada tertulis tentang Dia,
mereka menurunkan Dia dari kayu salib,
lalu membaringkan-Nya di dalam kubur.

Tetapi Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati.
Dan selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka
yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem.
Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini.

Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu,
yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita,
telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka,
dengan membangkitkan Yesus,
seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua:
Anak-Kulah Engkau!
Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 2:6-7.8-9.10-11,R:7

Refren: Anak-Kulah engkau!
Pada hari ini engkau telah Kuperanakkan.

*Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion,
gunung-Ku yang kudus!"
Aku mau menceritakan tentang ketetapan Tuhan:
Ia berkata kepadaku, "Anak-Kulah engkau!
Pada hari ini engkau telah Kuperanakkan."

*Mintalah kepada-Ku,
maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu
menjadi milik pusakamu,
dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.
Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi,
dan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk."

*Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana,
terimalah pengajaran, hai para hakim dunia!
Beribadahlah kepada Tuhan dengan takwa,
dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar.



Bait Pengantar Injil
Yoh 14:6

Akulah jalan, kebenaran dan hidup.
Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku.



Bacaan Injil
Yoh 14:1-6

"Akulah jalan, kebenaran dan hidup."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Janganlah gelisah hatimu;
percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.
Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu.
Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku,
supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.
Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke sana."
Kata Tomas kepada-Nya,
"Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi;
jadi bagaimana kami tahu jalan ke sana?"
Kata Yesus kepadanya,
"Akulah jalan, kebenaran dan hidup.
Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kita akan hidup di dalam terang Kristus kalau kita mendengarkan dan menjalankan ajaran-ajaran-Nya, karena Kristus sendirilah Terang Dunia itu.
Untuk dapat mendengarkan dan menjalankannya, maka kita mesti percaya kepada-Nya.
Kita percaya kalau Yesus Kristus datang ke dunia ini untuk menyelamatkan kita, untuk membawa kita "pulang" ke kandang Tuhan, seperti penggembala yang membawa domba-dombanya.

Pada Bacaan Injil hari ini Yesus menegaskan, "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.  Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada."
Itulah janji Yesus kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Kedatangan Yesus ke dunia ini juga merupakan janji Allah, bahwa Sang Mesias akan datang untuk menyerahkan nyawa-Nya demi penebusan manusia.
Janji ini pun telah dipenuhi 2000 tahun yang lalu.
Dan masih ada lagi janji lainnya yang belum dipenuhi, yakni kedatangan Kristus yang kali kedua nanti, yakni kedatangan pada saat panen, dimana rumput ilalang akan dipisahkan dari bulir gandum untuk kemudian diikat lalu dibakar.
Jika kita percaya, mendengarkan sabda Tuhan dan menjalankannya dalam kehidupan kita sehari-hari, artinya kita hidup di dalam Terang Kristus, maka sudah sepatutnya kita menjadi lega ketika Yesus berkata, "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku."
Ya, pada saatnya nanti, kita dalah bulir-bulir gandum yang akan dipisahkan dari rumput ilalang, dan yang akan disimpan di dalam lumbung.
Kita akan dapat berdiri tegak menyambut kedatangan-Nya yang kali kedua itu.



Peringatan Orang Kudus
Santo Pius V, Paus
Antonio Ghislieri adalah nama kecil Paus Pius V (1566-1572). Ia lahir di desa Bosko, tidak jauh dari Milano pada tahun 1504. Orang-tuanya miskin sehingga tidak mampu membiayai sekolahnya. Oleh karena itu Antonio sendiri harus berusaha bekerja untuk membantu orang­tuanya. Kerjanya setiap hari adalah menjaga domba-domba mereka di Pegunungan.
Tetapi berkat bantuan seorang dermawan, Antonio disekolahkan di kampung asalnya di bawah bimbingan imam-imam Dominikan. Kemudian hari Antonio masuk biara Dominikan dan ternyata menjadi seorang biarawan yang pandai dan bijaksana serta taat pada aturan­aturan ordonya, taat pada pimpinan, suka akan kemiskinan dan kemurnian.
Ia menjadi maha guru filsafat dan teologi. Pada umur 52 tahun, ia ditahbiskan menjadi Uskup dan setahun kemudian menjadi Kardinal. Pada tahun 1565, Paus Pius IV meninggal dunia. Para kardinal berkumpul dalam konklaf untuk memilih paus baru. Pemilihan ini tidaklah mudah. Tiga minggu telah berlalu, tetapi pemilihan belum juga berhasil menemukan seseorang untuk menduduki takhta kepausan. Akhirnya atas nasehat Karolus Borromeus yang hadir juga dalam konklaf itu, Antonio Ghislieri terpilih menjadi paus. Seluruh Gereja bersorak gembira karena mempunyai seorang paus baru yang saleh dan suci.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Gereja, beliau menghadapi banyak masalah. la bertugas mewujudkan keputusan-keputusan Konsili Trente. Tugasnya ini dijalankan dengan baik. Ia dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Hidup sebagai seorang rahib tetap dipertahankannya. Baginya, doa merupakan senjata ampuh untuk menghadapi segala rintangan dan masalah. Tempat tidurnya dialasi dengan jerami kasar. Penderitaan Kristus direnungkannya setiap hari disertai dengan doa rosario. Kemenangan umat kristen atas Angkatan Laut Turki dalam perang salib di Lavanto, diperoleh berkat doa rosario dari seluruh umat Katolik di seluruh dunia.
Dalam masa kepemimpinannya, beliau menyederhanakan cara hidup kepausan di Vatikan; menginstruksikan pembaharuan cara hidup ordo-ordo dan para imam projo; memberantas korupsi yang terjadi di Roma dan Negara Kepausan Vatikan; menginstruksikan pendirian seminari-seminari di setiap keuskupan. Semua rencana yang dicanangkannya berhasil baik. Pada tanggal 1 Mei 1572, ia meninggal dunia setelah 6 tahun menjadi pemimpin Gereja sejagat.

Santo Marianus dan Yakobus, Martir
Marianus dan Yakobus yang berjabatan masing-masing sebagai lektor dan diakon adalah martir Gereja Purba yang mati pada tahun 259, pada masa pemerintahan kaisar Valerian (253-260). Keduanya ditangkap di Cirta (sekarang: Konstantin, Aljajair). Kemudian bersama banyak orang Kristen lainnya, mereka digiring ke Lambessa, sekitar 80 mil jauhnya dari Cirta. Di sana mereka disiksa lalu dipenggal kepalanya bersama orang-orang Kristen lainnya.


Santo Yosef-Benedik Cottolengo, Pengaku Iman
Yosef-Benedik hidup antara tahun 1786-1842. Ia membangun rumah penginapan untuk para gelandangan, yatim-piatu dan penderita sakit yang terlantar. Yosef mengurus 8000 orang lebih semata-mata dari derma saja, karena ia percaya penuh kepada Penyelenggaraan Ilahi.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-04-29 Kamis.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa Pekan Paskah IV

Kamis, 29 April 2021

PW S. Katarina dari Siena, Perawan dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
Kis 13:13-25

"Allah telah membangkitkan Juruselamat dari keturunan Daud."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Dalam perjalanannya
Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos
dan berlayar ke Perga di Pamfilia.
Tetapi Yohanes meninggalkan mereka lalu kembali ke Yerusalem.

Dari Perga Paulus dan kawan-kawannya melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia.
Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ.
Setelah selesai pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi,
pejabat-pejabat rumah ibadat bertanya kepada mereka,
"Saudara-saudara, jikalau saudara ada pesan
untuk membangun dan menghibur umat ini,
silahkanlah!"

Maka bangkitlah Paulus.
Ia memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata,
"Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah,
dengarkanlah!
Allah umat Israel ini telah memilih nenek moyang kita,
dan membuat umat itu menjadi besar,
ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing.
Dengan tangan-Nya yang perkasa
Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu.
Empat puluh tahun lamanya
Ia sabar terhadap tingkah laku mereka di padang gurun.
Dan setelah membinasakan tujuh bangsa di tanah Kanaan,
Ia membagi-bagikan tanah itu kepada mereka
untuk menjadi warisan mereka
selama kira-kira empat ratus lima puluh tahun.
Sesudah itu Ia memberikan mereka hakim-hakim
sampai pada zaman nabi Samuel.
Kemudian mereka meminta seorang raja,
dan Allah memberikan kepada mereka
Saul bin Kish dari suku Benyamin, empat puluh tahun lamanya.
Setelah Saul disingkirkan,
Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka.
Tentang Daud Allah telah menyatakan:
Aku telah mendapat Daud bin Isai,
seorang yang berkenan di hati-Ku
dan yang melakukan segala kehendak-Ku.
Dan dari keturunannyalah,
sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya,
Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel,
yaitu Yesus.
Menjelang kedatangan-Nya
Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel
supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis.
Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata:
Aku bukanlah Dia yang kamu sangka,
tetapi Ia akan datang kemudian daripadaku.
Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak.

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
1Yoh 1:5-2:2

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
inilah berita yang telah kami dengar dari Yesus Kristus,
dan yang kami sampaikan kepada kamu:
Allah adalah terang,
dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
Jika kita katakan bahwa
kita beroleh persekutuan dengan Dia
namun kita hidup di dalam kegelapan,
kita berdusta, dan kita tidak melakukan kebenaran.
Tetapi jika kita hidup di dalam terang
sama seperti Dia ada di dalam terang,
maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain,
dan darah Yesus, Anak-Nya itu,
menyucikan kita dari pada segala dosa.
Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa,
maka kita menipu diri kita sendiri,
dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Jika kita mengaku dosa kita,
maka Allah adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita
dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Jika kita berkata bahwa kita tidak berbuat dosa,
maka kita membuat Allah menjadi pendusta,
dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

Anak-anakku,
hal-hal ini kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu jangan berbuat dosa;
namun jika seorang berbuat dosa,
kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa,
yaitu Yesus Kristus yang adil.
Dialah pendamaian untuk segala dosa kita;
malahan bukan untuk dosa kita saja,
tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 89:2-3.21-22.25.27,R:2a

Refren: Kasih setia-Mu, ya Tuhan,
hendak kunyanyikan selama-lamanya.

*Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya,
hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun.
Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya,
kesetiaan-Mu tegak seperti langit.

*Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku;
Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus,
maka tangan-Ku tetap menyertai dia,
bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.

*Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia,
dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi.
Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapaku Engkau,
Allahku dan gunung batu keselamatanku."

ATAU MAZMUR LAIN:
Mzm 103:1-2.3-4.8-9.13-14.17-18a

Refren: Pujilah Tuhan, hai jiwaku.

*Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku,
janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!

*Dia yang mengampuni segala kesalahan,
dan menyembuhkan segala penyakitmu!
Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur,
dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!

*Tuhan adalah pengasih dan penyayang,
panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Tidak terus-menerus Ia murka,
dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.

*Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya,
demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa.
Sebab Dia sendiri tahu dari apa kita dibuat,
Dia sadar bahwa kita ini debu.

*Tetapi kekal abadilah kasih setia Tuhan
atas orang-orang yang takwa kepada-Nya.
Sebagaimana kekal abadilah kebaikan-Nya
atas anak cucu mereka,
asal mereka tetap berpegang pada perjanjian-Nya.



Bait Pengantar Injil
Why 1:5ab

Ya Yesus Kristus, Engkaulah saksi yang setia,
yang pertama bangkit dari antara orang mati;
Engkau mengasihi kami
dan telah melepaskan kami dari dosa kami oleh darah-Mu.



Bacaan Injil
Yoh 13:16-20

"Barangsiapa menerima orang yang Ku-utus, ia menerima Aku."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam perjamuan malam terakhir
Yesus membasuh kaki para murid-Nya.
Sesudah itu Ia berkata, "Aku Berkata kepadamu:
Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya;
atau seorang utusan daripada dia yang mengutusnya.
Jikalau kamu tahu semua ini,
maka berbahagialah kamu jika kamu melakukannya.
Bukan tentang kamu semua Aku berkata.
Aku tahu, siapa yang telah Kupilih.
Tetapi haruslah genap nas ini:
Orang yang makan roti-Ku,
telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.
Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi,
supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya bahwa Akulah Dia.

Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus,
ia menerima Aku,
dan barangsiapa menerima Aku,
ia menerima Dia yang mengutus Aku."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Setelah kemarin kita merenungkan tentang hidup dalam terang Kristus, yakni menjalani hidup berlandaskan ajaran Yesus untuk kemudian meng-copy-paste ajaran Yesus kepada orang-orang di sekitar kita, maka hari ini kita lanjutkan dengan beberapa hal yang sepatutnya dihindari agar terang-Nya tidak kembali memudar di dalam hidup kita.

Hidup di dalam terang Kristus itu artinya hidup yang dipenuhi oleh kasih Kristus.
Kasih Kristus itu melayani.
Membasuh kaki para murid adalah contoh yang patut kita teladani dari Yesus.
Membasuh kaki orang itu adalah pekerjaan yang hina, yang hanya pantas dilakukan oleh para budak atau hamba.

Hidup dalam terang Kristus artinya merendahkan diri di hadapan orang, terlebih di hadapan Tuhan, "Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya."
Orang yang congkak cenderung memandang dirinya lebih tinggi.
Yesus mengumpamakannya seperti orang yang mengangkat tumitnya.
Orang mengangkat tumitnya supaya nampak lebih tinggi dari yang semestinya.
Merendah itu artinya menundukkan badan, bukan malah mengangkat tumit.

Maka, sudah sepatutnyalah kita menjalankan apa yang menjadi kehendak Yesus ini, menjadi seperti seorang hamba yang melayani, yang merendahkan diri di hadapan orang, "Berbahagialah kamu jika kamu melakukannya."



Peringatan Orang Kudus
Santa Katarina dari Siena, Perawan
Pada abad ke-14, kota Siena menjadi ibukota sebuah republik yang makmur dan merdeka. Di kota inilah, Katarina lahir pada tahun 1347. Keluarganya tergolong besar tapi sederhana. Demi keutuhan Gereja, Allah memilih dia rnenjadi pembimbing dan pelindung Gereja dalam suatu kurun waktu yang suram.
Katarina tidak bersekolah dan tidak pandai menulis. Ketrampilan membaca sangat sedikit dikuasainya. Hal ini sedikit menolongnya untuk mengikuti doa ofisi di kemudian hari ketika ia masuk biara. Ketika berusia 6 tahun, ia mengalami suatu peristiwa ajaib, yang memberi tanda surgawi bahwa ia akan dipilih Allah untuk suatu tugas khusus dalam Gereja. la melihat Kristus di atas gereja Santo Dominikus sedang memberkatinya.
Peristiwa ini menyebabkan perubahan besar dalam hidupnya. Sejak saat itu, ia suka memencilkan diri untuk berdoa. Ibunya tidak suka melihat kelakuannya. Oleh karena itu, ia dipekerjakan di dapur dari pagi hingga malam. Ia tidak memberontak terhadap perlakuan ibunya. Sebaliknya, ia dengan taat dan rajin melakukan apa yang disuruh ibunya.
Kesabarannya dalan menaati suruhan ibunya, akhirnya membuahkan hasil yang baik. Ia mampu mengatasi segala kesulitan yang menimpanya, sambil terus berdoa kepada Tuhan. Sesudah mengalami banyak kesulitan, ia diizinkan orangtuanya untuk masuk Ordo Ketiga Santo Dominikus.
Di dalam biara, ia tetap melaksanakan doa dan meditasi di samping karya amal dan kerasulannya. Lama-kelamaan ia menjadi pusat perhatian semua anggota biara. Kerohanian dan kepribadiannya yang menarik mengangkat dia ke atas jabatan pemimpin biara itu.
Situasi Gereja pada masa itu kacau-balau. Imam-imam dan pimpinan Gereja tidak menampilkan diri secara baik. Peperangan antar negara dan antar raja-raja timbul di mana-mana. Di samping itu, istana Sri Paus di Avignon, Prancis, yang sudah berusia 70 tahun menimbulkan percekcokan di kalangan pemimpin-pemimpin Gereja. Dalam suatu penglihatan, Kristus menganjurkan kepada Katarina untuk menyurati paus, raja­raja dan para uskup serta para panglima guna memperbaiki keadaan masyarakat dan Gereja. Paus Gregorius XI memintanya pergi ke Pisa dan Florence untuk mendamaikan kedua republik itu. Katarina berhasil meyakinkan paus untuk pulang ke Roma sebagai kota abadi dan pusat Gereja.
Semenjak masuk dalam Ordo Ketiga Santo Dominikus, Katarina makin memperkeras puasanya. Banyak kali ia tidak makan, kecuali menerima komuni suci. la dikaruniai stigmata/luka-luka Tuhan Yesus. Atas permohonannya, stigmata itu tidak terlihat oleh orang lain selama hidupnya. Kemudian setelah ia meninggal, stigmata itu baru terlihat di badannya secara jelas.
Katarina memiliki karisma yang besar untuk mempengaruhi banyak orang. Ia berhasil membawa kembali banyak pendosa ke jalan Tuhan, termasuk mendamaikan raja-raja dengan Gereja. Semuanya itu dilihatnya sebagai anugerah Tuhan. Ia sendiri menganggap dirinya hanyalah alat Tuhan untuk menegakkan kemuliaan Tuhan. Pada tahun 1380 ia meninggal dunia di Roma dalam usia 33 tahun.


Santo Petrus dari Verona, Martir
Petrus lahir di Verona, Italia, pada tahun 1205. Ia mendapat pendidikan di sekolah Katolik, padahal keluarganya menganut faham Katarisme. Faham Katarisme mengajarkan bahwa segala sesuatu yang bersifat kebendaan (materi) adalah buruk dan jahat, oleh karena itu bukan ciptaan Allah yang mahabaik. Bumi dan segala isinya yang bersifat kebendaan bukan ciptaan Allah.
Ajaran Katarisme ini bertentangan sekali dengan ajaran iman Katolik yang diperoleh Petrus di sekolahnya. Di sekolah ia diajarkan tentang pengakuan iman Para Rasul (Credo) yang antara lain berbunyi: "Aku percaya akan Allah Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi . . ." Ajaran iman Katolik ini lebih berkesan di hatinya. Kepada keluarganya ia berkata: "Pengetahuanku tentang rahasia-rahasia iman Katolik sangatlah jelas dan dalam, dan keyakinanku akan kebenaran-kebenaran itu sungguh kokoh, sehingga bagiku semuanya itu lebih merupakan sesuatu yang tampak di mataku daripada yang diimani belaka".
Setelah menanjak dewasa, Petrus masuk biara Dominikan. Di sana ia menerima pakaian biara dari tangan Santo Dominikus sendiri. Setelah menempuh pendidikan hidup membiara, ia ditahbiskan menjadi imam. Sebagai imam baru, ia ditugaskan berkhotbah di seluruh wilayah Lombardia tentang ajaran iman yang benar. Hal ini menimbulkan kemarahan dan kebencian para penganut Katarisme. Para pengikut aliran sesat itu menyerangnya dengan berbagai tuduhan palsu. Tanpa menyelidiki secara mendalam benar-tidaknya ajaran yang disebarkan Petrus dalam khotbah-khotbahnya, para pembesar masyarakat menegur dan mengecamnya. Menghadapi kecaman-kecaman itu, Petrus tetap bersemangat menjalankan tugasnya sebagai pengkhotbah dan terus berdoa meminta kepada Tuhan agar kiranya ia dapat mati untuk Tuhan, sebagaimana telah diteladankan Kristus dengan mati di salib demi keselamatan manusia, termasuk dirinya. la selalu berkata: "Biarkanlah mereka melakukan apa saja atas diriku sesuai rencana mereka.  Aku tetap bergembira dan bersemangat, karena dengan mati aku akan lebih berpengaruh daripada sekarang".
Doa-doanya untuk mati dalam nama Tuhan terkabulkan, ketika ia dibunuh oleh dua orang Kataris sementara menjalankan tugasnya sebagai pengajar agama. Tetapi justru kematiannya ini membawa banyak berkat bagi orang-orang Kataris. Segera sesudah peristiwa pembunuhan atas dirinya, seorang dari pembunuh itu bertobat dan masuk biara Dominikan.


Santo Hugh/Hugo Agung, Abbas
Putra pangeran dari Samur, Prancis ini lahir pada tahun 1024. Ketika berusia 15 tahun, ia masuk biara Benediktin dan menjadi Abbas biara Kluni pada usia 25 tahun. Ketika itu biara Prancis ini mulai kuat pengaruhnya di seluruh Eropa. Banyak biara Kluni didirikan pada masa kepemimpinan Hugo. Aturan-aturan hidup membiara dibuatnya untuk seluruh biara yang dibangunnya.
Kepribadiannya yang mengagumkan dan kesalehan hidupnya berpengaruh luas baik di kalangan Gereja maupun pemerintahan negara. Ia menjadi penasihat bagi sembilan orang paus, termasuk Sri Paus Gregorius VII (1073-1085) dan banyak pemimpin negara. la berusaha keras untuk membaharui cara hidup para imam dan berusaha membebaskan Gereja dari pengawasan negara. Karena semuanya itu, ia dikenal sebagai pencinta dan pencipta perdamaian, dan sebagai sahabat para kusta dan semua orang sakit yang berada di rumah sakit yang didirikannya di Marcigny. Ia meninggal pada tanggal 29 April 1109 dan digelari 'kudus' pada tahun 1120.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-04-28 Rabu.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa Pekan Paskah IV

Rabu, 28 April 2021

PF S. Ludovikus Maria Grignion de Montfort, Imam
PF S. Petrus Chanel, Imam dan Martir



Bacaan Pertama
Kis 12:24-13:5a

"Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Pada waktu itu
firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar orang.
Setelah menyelesaikan tugas pelayanan mereka,
Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem ke Antiokha.
Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus.
Pada waktu itu
dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar,
yaitu Barnabas dan Simon yang disebut Niger,
dan Lukius orang Kirene,
dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes,
dan Saulus.
Pada suatu hari
ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa,
berkatalah Roh Kudus,
"Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku
untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka."
Maka berpuasa dan berdoalah mereka,
dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu,
mereka membiarkan keduanya pergi.

Oleh karena disuruh Roh Kudus,
Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia,
dan dari situ mereka berlayar ke Siprus.
Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah
di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 67:2-3.5.6.8,R:4

Refren: Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan;
kiranya bangsa-bangsa semuanya beryukur kepada-Mu.

*Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita,
kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya,
kiranya jalan-Mu dikenal di bumi,
dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.

*Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai,
sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil,
dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.

*Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah,
kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.
Allah memberkati kita;
kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!



Bait Pengantar Injil
Yoh 8:12b

Akulah terang dunia, sabda Tuhan,
barangsiapa mengikut Aku, ia akan mempunyai terang hidup.



Bacaan Injil
Yoh 12:44-50

"Aku telah datang ke dunia sebagai terang."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa,
Yesus berseru di hadapan orang-orang Farisi
yang percaya kepada-Nya,
"Barangsiapa percaya kepada-Ku,
ia percaya bukan kepada-Ku,
tetapi kepada Dia yang telah mengutus Aku;
dan barangsiapa melihat Aku,
ia melihat Dia yang telah mengutus Aku.

Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku,
jangan tinggal di dalam kegelapan.
Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku,
tetapi tidak melakukannya,
bukan Aku yang menjadi hakimnya,
sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia,
melainkan untuk menyelamatkannya.

Barangsiapa menolak Aku,
dan tidak menerima perkataan-Ku,
ia sudah ada hakimnya,
yaitu firman yang telah Kukatakan;
itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.
Sebab bukan dari diri-Ku sendiri Aku berkata-kata,
tetapi Bapa, yang mengutus Aku,
Dialah yang memerintahkan Aku,
untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.
Dan Aku tahu,
bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal.
Jadi apa yang Aku katakan,
Aku menyampaikannya
sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku."

Demikianlah Injil Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambilkan dari renungan Daily Fresh Juice berikut ini:

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Sebagai programmer komputer, dahulu saya lebih senang bekerja di malam hari,
tidak banyak gangguan sehingga bisa bekerja lebih tenang dan lebih produktif.
Ketika itu hidup saya menyerupai kelelawar,
tidur di siang hari dan beraktivitas di malam hari.

Siang hari identik dengan terang, sedangkan malam hari artinya gelap.
Maka, ketika saya mendengarkan Injil tentang terang dan kegelapan,
saya merasa seperti disindir-sindir oleh ayat-ayat Injil.
Misalnya dari percakapan Yesus bersama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi dari golongan Farisi.
Yesus berkata, "Manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang,
sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
Barangsiapa berbuat jahat,
membenci terang dan tidak datang kepada terang itu,
supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak."
Tidak!
Saya berusaha membantahnya,
saya tidak berbuat jahat, saya membuat software komputer yang memberi manfaat bagi orang lain.

Begitu pula ketika Yesus membangkitkan Lazarus, Yesus berkata,
"Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk,
karena ia melihat terang dunia ini.
Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari,
kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya."

Rasul Paulus juga menulis yang serupa,
misalnya dalam suratnya kepada Jemaat di Tesalonika,
"Kita semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang.
Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan." [1Tes 5:5]

Rupanya saya telah melakukan kesalahan dalam memahami firman Yesus,
kekeliruan yang fatal.
Yang dimaksudkan oleh Yesus bukan soal siang dan malam.
Betul, sama-sama tentang terang dunia, tetapi dalam arti yang berbeda.
Begini yang dikatakan oleh Yesus,
"Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."  [Yoh 8:12]

Ya, Yesus adalah terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang,
agar hidupnya tidak dikuasai kegelapan.
Yesus mau agar kita menjadi anak-anak Terang,
agar kita hidup dalam Terang Kristus, sebab terang yang berasal dari Kristus-lah yang akan membuahkan kebaikan, keadilan, dan kebenaran.
Dan dalam terang itu pulalah kita boleh bersekutu seorang dengan yang lain,
menjadi saudara se-iman dan sebagai sesama warga Kerajaan Surga.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Dengan terang Kristus kita dimampukan untuk melihat dan mendengar dengan jelas firman Tuhan.
Dengan demikian maka kita akan dapat hidup dan tinggal di dalam Terang Kristus.
Di dalam Terang Kristus, firman-Nya akan nampak nyata, dan terang-Nya akan bercahaya di dalam hati kita.
Terang itu kita butuhkan untuk mengusir kegelapan,
sebab selamanya gelap tidak akan dapat bersatu dengan terang,
dan bahkan kegelapan tidak akan pernah dapat menguasai terang.
Tidak ada terang yang dapat digelapkan oleh kegelapan.
Jika terang datang, maka gelap akan sirna.
Bahkan di dalam kegelapan yang benar-benar gelap,
hanya diperlukan sedikit saja cahaya dari terang, sudah cukup untuk menghalau kegelapan itu.

Saya pun bertanya-tanya dalam hati,
apakah saya sudah hidup dan tinggal di dalam terang Kristus?
Lalu saya flash-back untuk melihat apa yang telah saya kerjakan selama ini.
Ketika saya masih sulit mengampuni kesalahan orang, hidup saya masih gelap.
Ketika saya masih saja cekcok atau berantem dengan istri, anak atau saudara,
atau ketika hati saya masih menyimpan kebencian terhadap seseorang,
bohong kalau saya merasa telah hidup di dalam terang.
Ketika seseorang datang kepada saya hendak meminta sumbangan,
dan pikiran saya masih dipenuhi dengan pikiran negatif, "jangan-jangan…"
atau saya terpaksa menyumbang karena malu melihat orang lain turut menyumbang,
atau merasa diri sendiri yang pantas disumbang bukan menyumbang,
maka saya belum hidup di dalam Terang Kristus.
Hidup di dalam gelap itu maunya diberi atau malah meminta, bukan memberi.

Ketika mata saya memelototi angka-angka merah dari raport anak-anak saya, apalagi sampai memarahi anak karena nilai raportnya jelek, maka hidup saya masih gelap.
Jika terang telah bercahaya di hati, seharusnya timbul belas-kasihan karena anak memerlukan pertolongan kita untuk memperbaiki nilai raportnya.
Mengapa kita lebih senang melihat kekurangan anak atau kekurangan orang lain?

Masih ada banyak kekeliruan saya dalam menjalani hidup di dalam terang Kristus,
tetapi saya tidak ingin berhenti di situ untuk mencari-cari kekeliruan lainnya.
Yesus mau agar kita yang menerima Terang Kristus, juga menjadi terang dunia.
Yesus mau agar kita menempatkan terang itu di atas kaki dian,
bukan di bawah kolong atau di bawah gantang.
Yesus mau agar kita menjalankan firman-Nya ini,
"Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang;
dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah."
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Louis Marie Grignon de Montfort, Pengaku Iman
Louis Grignion lahir di Montfort, Prancis, dari sebuah keluarga miskin pada tahun 1673, Di masa mudanya, ia dikenal lekas marah bila ada sesuatu yang tidak memuaskan hatinya. Namun ketika ia meningkat dewasa, ia mampu mengendalikan sifatnya itu dan berubah menjadi seorang yang penuh pengertian dan rendah hati. Perubahan ini menjadi suatu persiapan yang baik baginya untuk memasuki perjalanan hidup yang panjang sebagai seorang imam.
Pendidikannya yang berlangsung di Paris dirintangi oleh banyak kesulitan, terutama karena kekurangan uang, baik untuk biaya pendidikannya maupun untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Hidupnya sungguh memprihatinkan. Biliknya sangat sempit, tanpa pemanas ruangan di musim dingin. Untuk memperoleh sedikit uang, ia berusaha bekerja, malam di sebuah rumah sakit sebagai penjaga jenazah-jenazah. Namun semua penderitaan yang menimpanya dihadapinya dengan penuh ketabahan demi mencapai cita-citanya yang luhur.
Setelah beberapa tahun berkarya sebagai imam misionaris di dalam negeri dan menjadi pembimbing rohani di sebuah rumah sakit, ia berziarah ke Roma untuk bertemu dengan Sri Paus Klemens XI (1700­1721). Di Roma ia diterima oleh Sri Paus. Melihat karya dan kepribadiannya, Sri Paus memberi gelar "Misionaris Apostolik" kepadanya. Oleh Sri Paus, ia ditugaskan untuk mentobatkan para penganut Yansenisme yang sudah merambat di seluruh Prancis. Tugas suci ini diterimanya dengan senang hati dan dilaksanakannya dengan sangat berhasil.
Di Poiters, ia meletakkan dasar bagi Kongregasi Suster-suster Putri Sapienta, sedangkan di Paris ia menyiapkan Anggaran Dasar bagi tarekat imam-imamnya. la menghayati kaul kemiskinan dengan sungguh­sungguh dengan menggantungkan seluruh hidupnya kepada kemurahan hati umatnya.
Dua kali ia lepas dari usaha pembunuhan oleh para penganut Yansenisme. Di Indonesia ia dikenal sebagai salah seorang pelindung Legio Maria. la mendirikan Tarekat Montfortan, yang anggota-anggotanya berkarya juga di Kalimamtan Barat. Tahun-tahun terakhir hidupnya dihabiskannya dengan berdiam di sebuah gua yang sunyi untuk berdoa dan berpuasa hingga menghembuskan nafasnya pada tahun 1716 dalam usia 43 tahun.


Santo Petrus Louis Chanel, Martir
Petrus Louis Chanel dikenal sebagai misionaris Prancis yang merintis pewartaan Injil di pulau Futuna, Lautan Teduh. Bersama beberapa misionaris lainnya, ia meninggalkan Prancis pada tahun 1837 menuju Futuna. Sesampai di Futuna, ia dengan giat mempelajari bahasa dan adat istiadat setempat agar bisa dengan mudah berkomunikasi dengan rakyat setempat. Usahanya ini berhasil menarik perhatian penduduk setempat.
Meskipun demikian, para pemimpin masyarakat tidak menyambut baik, bahkan menentang keras penyebaran iman kristen di antara penduduk Futuna. Musumusu, salah seorang kepala suku Futuna sangat menentang Petrus. Ia melancarkan aksi penangkapan dan penganiayaan terhadap orang-orang yang mengikuti pelajaran agama pada Petrus. Terhadap Petrus sendiri, ia merencanakan pembunuhan. Untuk maksudnya yang jahat itu, bersama beberapa orang pengawalnya, ia pergi kepada pastor Petrus untuk mengobati kakinya yang luka.
Dengan ramah Petrus menyambut mereka dan mengabulkan permohonannya. Tetapi tiba-tiba mereka menangkap Petrus dan menganiaya dia sampai mati. Lalu mereka dengan diam-diam menguburkan Petrus. Pada hemat mereka, kematian Petrus akan mengakhiri semua kegiatan pengajaran iman di Futuna. Tetapi perhitungan itu meleset karena kematian imam yang saleh itu ternyata semakin menyemangati orang-orang serani di seluruh pulau Futuna untuk tetap mempertahankan imannya. Tiga tahun setelah kematian Petrus, seluruh penduduk Futuna telah menjadi kristen, termasuk Musumusu yang telah membunuh Petrus.
Petrus Louis Chanel menjadi martir pertama dari Kongregasi Persekutuan Santa Perawan Maria dan martir pertama di Pasifik.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-04-27 Selasa.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa Pekan Paskah IV

Selasa, 27 April 2021



Bacaan Pertama
Kis 11: 19-26

"Mereka berbicara kepada orang-orang Yunani
dan memberitakan Injil bahwa Yesus adalah Tuhan."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Banyak saudara telah tersebar
karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati.
Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia;
namun mereka memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi saja.
Akan tetapi di antara mereka
ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia,
dan berbicara juga kepada orang-orang Yunani;
mereka ini memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan.
Tangan Tuhan menyertai mereka,
dan sejumlah besar orang menjadi percaya
dan berbalik kepada Tuhan.

Maka sampailah kabar tentang mereka itu
kepada jemaat di Yerusalem.
Lalu jemaat di Yerusalem itu mengutus Barnabas ke Antiokhia.
Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah,
bersukacitalah ia.
Ia menasihati mereka,
supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan.
Karena Barnabas adalah orang baik,
penuh dengan Roh Kudus dan iman,
sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.
Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus;
dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya,
sambil mengajar banyak orang.
Di Antiokhialah
murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 87:1-3.4-5.6-7,R:Mzm 117:1a

Refren: Pujilah Tuhan, hai segala bangsa!

*Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya;
Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion
dari pada segala tempat kediaman Yakub.
Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.

*Aku menyebut Rahab dan Babel
di antara orang-orang yang mengenal Aku,
bahkan Filistea, Tirus dan Etiopia Kukatakan,
"Ini dilahirkan di sana."
Tetapi tentang Sion dikatakan:
"Tiap-tiap orang dilahirkan di dalamnya,"
dan Dia, Yang Mahatinggi, menegakkannya.

*Pada waktu mencatat bangsa-bangsa Tuhan menghitung:
"Ini dilahirkan di sana."
Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai,
"Semua mendapatkan rumah di dalammu."



Bait Pengantar Injil
Yoh 10:27

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan.
Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.



Bacaan Injil
Yoh 10:22-30

"Aku dan Bapa adalah satu."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Pada hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem,
ketika itu musim dingin,
Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo.
Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya,
"Berapa lama lagi
Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan?
Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami."
Yesus menjawab mereka,
"Aku telah mengatakannya kepada kamu,
tetapi kamu tidak percaya;
pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku,
itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,
tetapi kamu tidak percaya,
karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku
dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.
Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka
dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya
dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku,
lebih besar dari pada siapa pun,
dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
Aku dan Bapa adalah satu.
Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Yesus adalah penggembala domba.
Kita semua adalah domba.
Rupanya ada batas pemisah yang membelah kawanan domba menjadi dua kelompok.
Batas pemisah itu ialah kepercayaan.
Orang yang percaya kepada Yesus disebut oleh Yesus sebagai "domba-domba-Ku", dan yang tidak percaya tidak termasuk domba-domba Yesus.
Yesus mengenali domba-domba-Nya, dan domba Yesus mendengarkan serta mengikuti Dia.
Menjadi domba Yesus berarti memperoleh hidup kekal, dan tak seorang pun dibiarkan direngut dari tangan Yesus, semuanya memperoleh perlindungan-Nya.

Sebagai domba, menjadi penting bagi kita untuk tetap berada di dalam kawanan, jangan sampai terpisah atau tersesat.
Kalau pun sampai terjadi, kita terpisah dari kawanan, maka dengarkanlah suara Yesus yang memanggil-manggil kita, dan ikutilah suara itu supaya kita dapat kembali ke dalam kawanan.
Kalau pun sampai terjadi, kita tercerai-berai, seperti yang dialami oleh para murid Yesus setelah Yesus wafat, terutama setelah Santo Stefanus menjadi martir pertama, tetaplah diingat bahwa kita terpisah hanya secara jasmaniah saja, secara rohaniah kita tetap bersatu, seperti yang dikatakan oleh Yesus sendiri, sekali pun Yesus mesti pergi meninggalkan Surga untuk turun ke dunia, "Aku dan Bapa adalah satu", alias tak terpisahkan.
Begitu juga hendaknya kita, tetap bersatu menghadapi berbagai kesusahan dunia.
Sekali pun pandemi corona sedang melanda dunia, dan kita tidak lagi dapat berkumpul di gereja seperti sebelum pandemi, tetapi kita tidak dicerai-beraikan, kita tetap bersatu dalam jiwa kristiani kita.
Kalau mau jujur, seharusnya kita menjadi lebih rajin mengikuti perayaan Ekaristi di hari Minggu, sebab bukan kita yang datang ke gereja melainkan gerejalah yang datang ke rumah kita melalui live-streaming.



Peringatan Orang Kudus
Santo Petrus Kanisius, Imam dan Pujangga Gereja
Petrus Kanisius lahir pada tanggal 8 Mei 1521 di Nijmegen, Belanda. Ketika itu Nijmegen masih termasuk bagian wilayah Keuskupan Agung Cologne dan berada di bawah kekuasaan Jerman. Petrus adalah putra tertua dari Yakob Kanis. Yakob Kanis, ayahnya menjabat sebagai Walikota Nijmegen, dan menjadi guru pribadi bagi anak-anak raja dari Lorraine. Semasa hidupnya Petrus menyaksikan pergolakan hebat dalam tubuh Gereja oleh munculnya gerakan Reformasi pimpinan Martin Luther.
Pada umur 14 tahun, Petrus masuk Universitas Cologne dan mencapai gelar Magister (Master of Arts) pada usia 19 tahun. la bercita-cita menjadi seorang ahli di bidang hukum. Untuk itu ia melanjutkan studinya di Universitas Louvain. Tetapi kemudian ia berubah haluan. Ia mulai tertarik dengan kehidupan membiara. Ketertarikannya pada kehidupan membiara ini berkaitan erat dengan cara hidup para pertapa di biara Kartusian yang disaksikannya sendiri selama belajar di Cologne. Karena itu, ia kembali ke Cologne untuk belajar Teologi. Di sana ia mengikuti latihan-latilan rohani Santo Ignasius Loyola, yang dipimpin oleh Petrus Faber, seorang imam Yesuit yang saleh. Latihan rohani ini sungguh meresap dalam hatinya sehingga Petrus memutuskan untuk menjadi seorang iman Yesuit juga. Niatnya untuk memasuki biara Kartusia dibatalkannya.
Ketika berumur 22 tahun, Petrus memasuki Serikat Yesuit. Di Cologne, Petrus turut mendirikan rumah Yesuit pertama, tempat ia menjalani masa novisiatnya. Pada tahun 1546, ia ditahbiskan menjadi imam dan segera terkenal sebagai seorang pengkhotbah ulung. Kardinal Otto Truchsess von Waldburg, Uskup Augsburg, memilihnya menjadi teolog pribadinya pada Konsili Trente. Dalam konsili itu, Petrus mendapat kesempatan untuk berbicara, baik di Trente maupun di Bologna. Kemudian ia dipangil ke Roma oleh Santo Ignasius sendiri, dan pada tahun 1548 ia dikirm untuk mengajar retorik di sekolah Yesuit pertama di Messina, Sisilia.
Sebagai jawaban terhadap permohonan raja William 1V dari Bavaria, yang membutuhkan profesor-profesor Katolik untuk melawan ajaran­ajaran bidaah, Paus Paulus III (1534-1549) mengirim Petrus dan dua orang imam Yesuit lainnya ke Ingolstadt untuk mengajar di sebuah universitas yang ada di sana. Pada tahun 1550, setahun setelah Petrus mengucapkan kaul kekal dalam Serikat Yesus, Petrus diangkat menjadi rektor universitas Ingolstadt. Melalui khotbah-khotbah dan katekesenya, ia berhasil membangkitkan lagi semangat hidup keagamaan di kalangam umat di wilayah itu. Pada tahun 1552, atas permohonan Raja Ferdinand I dari Austria, ia pergi ke Vienna untuk menjalankan misi yang sama. Di Vienna, Raja Ferdinand menawarkan kepadanya jabatan Uskup Vienna, tetapi selalu ditolaknya.
Pada tahun 1554, atas permintaan Paus Yulius III, Ignasius Loyola mengizinkan Petrus menjadi administrator Takhta Suci yang mengalami kekosongan. Di sini ia menyusun buku katekismusnya yang terkenal: Ringkasan Ajaran Kristen, yang dipakai di seluruh Eropa selama beberapa abad sebagai buku pegangan. Kemudian ia menyusun lagi dua buah buku katekismus yang lebih singkat untuk sekolah-sekolah. Kemudian Petrus diangkat sebagai pemimpin serikat untuk sebuah wilayah kerja Yesuit yang meliputi Jerman Selatan, Austria dan Bohemia. Dalam masa kepemimpinannya, ia membuka sebuah kolese di Munich dan Praha dan bertanggungjawab atas pembaharuan sekolah-sekolah di Augsburg. Pada tahun 1562, ia mendirikan sebuah kolese di Insbruck dan mengambil bagian sebagai pembicara dalam Konsili Trente sebagai Teolog Kepausan.
Setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai pemimpin serikat ia mengajar di Universitas Dillingen di Bavaria. Di sini ia giat menulis suatu seri buku sebagai tanggapan terhadap sebuah buku yang diterbitkan sekelompok penulis Protestan dari Magdeburg. Karyanya yang terakhir diselesaikannya di Frieburg, Switzerland, tempat ia mendirikan sebuah universitas dan membantu membangun sebuah penerbitan Katolik pada tahun 1580. Pada tahun 1591 ia jatuh sakit tetapi terus menulis hingga kematiannya pada tanggal 21 Desember 1597 di Frierbuxg. Oleh Paus Pius XI (1922-1939) Petrus digelar sebagai seorang Pujangga Gereja yang mashyur.


Santa Zita, Pengaku Iman
Santa Zita dilahirkan di Monte Sagrati, Italia Tengah pada tahun 1218. Pada umur 12 tahun ia menjadi pelayan/pembantu rumah pada keluarga Pagano Di Fatinelli, seorang pengusaha tekstil yang kaya.
Zita juga bekerja di pabrik tuannya. Sebagai buruh, ia memperlihatkan perilaku yang saleh dan murah hati. Hal ini menimbulkan amarah dari pelayan-pelayan yang lain. Selain itu, ia pun dimarahi oleh tuannya karena mengambil sejumlah besar makanan dan pakaian untuk dibagikan kepada para miskin. Namun keluarga Fatinelli memahami maksud Zita dan turut menambahkan bantuan kepadanya untuk melanjutkan karya-karya cinta kasih.
Setelah beberapa tahun, ia dibiarkan membantu anak-anak dan menjadi pengurus rumahtangga Fatinelli. Dalam tahun-tahun terakhir hidupnya, keluarga Fatinelli membebaskan dia dari tugas-tugas rumah dan membiarkan dia mengunjungi orang-orang sakit dan para tawanan di penjara.
Setelah kematiannya, jenazahnya dikuburkan di gereja Santo Frediano di Lucca. la meninggal pada tanggal 27 April 1278 di Lucca, dekat tempat kelahirannya. Pada tahun 1696, ia digelari 'kudus' oleh Sri Paus Innocentio XII (1691-1700).


Santa Lydia Longley, Pengaku Iman
Lydia Longley lahir pada tahun 1674 di Groton, sebuah daerah koloni lnggris di Amerika Serikat. Keluarga Longley penganut agama Protestan Puritan, yang keras sekali pandangan hidupnya. Ibunya meninggal dunia ketika Lydia bersama tiga orang adiknya: Will, Jemina dan John masih kecil. Dalam usia remajanya, Lydia terpaksa menggantikan ibunya dalam mengurusi adik-adiknya. Hai ini dilakukannya sampai saat ayahnya William Longley menikah lagi dengan Crips Deliverance, seorang janda muda. Semenjak itu, Crips mengambil alih lagi tugas-tugas Lydia sebagai ibu rumah tangga.
Dari perkawinan kedua ini, William memperoleh lagi empat orang anak: Yosef, Betty, Richard dan Mathaniel. William mendidik anak-anaknya penuh disiplin bahkan keras. Mereka dilatih untuk bekerja, berdoa dan menulis.  Lydia dibebani tugas mendampingi adik-adiknya dalam melaksanakan tugas-tugas itu. Setiap hari Minggu, mereka bersama-sama pergi ke Gereja untuk berdoa bersama orang kristen lainnya, dan mendengarkan khotbah pendeta Hobart. Selain itu, William melatih anak-anaknya menggunakan senjata untuk membela diri bila ada suatu bahaya. Bahaya besar yang selalu mengancam hidup mereka ialah serangan orang-orang Indian yang masih biadab.
Pada tahun 1694, daerah Groton diserang oleh orang-orang Indian Abenaki. Ayah dan ibunya bersama beberapa orang lainnya mati terbunuh dalam peristiwa itu. Tinggallah Lydia, Betty dan John dibiarkan hidup oleh orang-orang Indian itu. Mereka dibawa sebagai tawanan ke New France, daerah koloni Prancis. Di tengah perjalanan itu, Betty meninggal dunia dan John dipisahkan dari Lydia.
Setiba di New France, Lydia dihadapkan ke depan Penguasa Prancis setempat. Di sana hadir juga Tuan Le Ber, seorang duda yang beragama Katolilk. Oleh Tuan Le Ber, Lydia ditebus dan diangkat menjadi anaknya sendiri. Semenjak itu, kehidupan Lydia tergantung sepenuhnya pada kebaikan hati Tuan Le Ber dan anak-anaknya Pierre dan Jeanne. Ia merasa senang karena diperlakukan sebagai anak kandung dengan cara hidup Katolik dari keluarga Le Ber, maupun dari segenap warga kota New France. Lydia kemudian berkenalan dengan Pastor Pere Meriel, imam di New France dan Suster-suster Notre Dame. Atas permintaan Tuan Le Ber, seorang suster datang mengajarkan bahasa Prancis kepada Lydia. Pada suatu hari, Lydia diperkenalkan pada Suster Mere Bourgooys, pendiri kongregasi tersebut. Pertemuannya dengan Suster Mere Bourgooys menumbuhkan dalam hatinya keinginan untuk menjadi suster juga.
Atas pengaruh keluarga Le Ber, suster-suster dan pastor Pere Meriel, Lydia kemudian dipermandikan menjadi Katolik pada tanggal 24 April 1696 dengan nama Magdalena. Kemudian ia diterima menjadi suster dengan nama Suster Magdalena. Pada tanggal 19 September 1699, ia mengikrarkan kaul kekal. Setelah bertugas di New France selama beberapa tahun, Lydia dikirim ke pulau Orleans untuk menjadi superior biara Keluarga Kudus di sana. Ia meninggal dunia pada tanggal 21 Juni 1758 dan dimakamkan di kapela Kanak-kanak Yesus di Montreal.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-04-26 Senin.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa Pekan Paskah IV

Senin, 26 April 2021



Bacaan Pertama
Kis 11:1-18

"Jadi kepada bangsa-bangsa lain pun
Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar,
bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah.
Ketika Petrus tiba di Yerusalem,
orang-orang dari golongan bersunat berselisih pendapat dengan dia.
Kata mereka,
"Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat
dan makan bersama-sama dengan mereka."
Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya:

"Ketika aku sedang berdoa di kota Yope,
tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi,
dan aku melihat suatu penglihatan:
Suatu benda berbentuk kain lebar
yang bergantung pada keempat sudutnya
diturunkan dari langit sampai di depanku.
Aku menatapnya,
dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat,
binatang liar, binatang melata dan burung-burung.

Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku:
Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!
Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak!
Belum pernah sesuatu yang haram dan tidak tahir
masuk ke dalam mulutku.
Akan tetapi untuk kedua kalinya
suara dari surga berkata kepadaku:
Apa yang dinyatakan halal oleh Allah,
tidak boleh engkau nyatakan haram!
Hal itu terjadi sampai tiga kali,
lalu semuanya ditarik kembali ke langit.
Dan saat itu juga tiga orang berdiri di depan rumah,
di mana kami menumpang;
mereka diutus kepadaku dari Kaisarea.
Lalu kata Roh kepadaku:
Pergilah bersama mereka dengan tidak bimbang!
Dan keenam saudara ini menyertai aku.
Kami masuk ke dalam rumah Kornelius, perwira Romawi itu,
dan ia menceriterakan kepada kami,
bagaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya
dan berkata kepadanya:
Suruhlah orang ke Yope
untuk menjemput Simon yang disebut Petrus.
Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu,
yang akan mendatangkan keselamatan
bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu.

Dan ketika aku mulai berbicara,
turunlah Roh Kudus ke atas mereka,
sama seperti dahulu ke atas kita.
Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan:
Yohanes membaptis dengan air,
tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.
Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka
sama seperti kepada kita
pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus,
bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?"

Ketika mereka mendengar hal itu,
mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya,
"Jadi kepada bangsa-bangsa lain pun
Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 42:2-3;43:3.4,R:Mzm 42:3a

Refren: Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup!

*Seperti rusa merindukan sungai yang berair,
demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup.
Bilakah aku boleh datang melihat Allah?

*Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang,
supaya aku dituntun dan dibawa
ke gunung-gunung yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!

*Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah,
menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku,
dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi,
ya Allah, ya Allahku!



Bait Pengantar Injil
Yoh 10:14

Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan,
Aku mengenal domba-domba-Ku
dan domba-domba-Ku mengenal Aku.



Bacaan Injil
Yoh 10:1-10

"Akulah pintu kepada domba-domba itu."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi,
"Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba
tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok,
ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;
tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.
Untuk dia penjaga membuka pintu,
dan domba-domba mendengarkan suaranya;
ia memanggil domba-dombanya, masing-masing menurut namanya,
dan menuntunnya ke luar.
Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar,
ia berjalan di depan mereka
dan domba-dombanya itu mengikuti dia,
karena mereka mengenal suaranya.
Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti,
malah mereka lari daripadanya,
karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."

Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka,
tetapi mereka tidak mengerti
apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka.

Maka kata Yesus sekali lagi, "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya Akulah pintu kepada domba-domba itu.
Semua orang yang datang sebelum Aku,
adalah pencuri dan perampok,
dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka.
Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat;
ia akan masuk dan keluar, dan menemukan padang rumput.
Pencuri datang hanya untuk mencuri,
membunuh dan membinasakan;
Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup,
dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita diajarkan, bahwa Yesus adalah satu-satunya pintu keselamatan.
Mereka yang masuk melalui Yesus akan memperoleh hidup kekal yang berkelimpahan.
Yesus sekaligus adalah penggembala domba, yang masuk dan keluar melalui pintu, tidak dengan memanjat tembok seperti seorang pencuri.

Penggembala mengenal domba-dombanya, dan domba-domba mendengar suara penggembalanya.
Penggembala selalu berada di depan, dan domba-domba mengikuti dia.
Ada relasi yang bersifat pribadi antara penggembala dengan dombanya.
Domba memang lemah, tak punya senjata untuk melindungi dirinya dari ancaman, bahkan tak tahu jalan pulang saat tersesat.
Maka domba membutuhkan penggembala yang ia percayai, yang terbukti membawa dia ke padang berumput hijau dan ke air yang tenang.

Kita adalah domba-domba itu.
Kita tidak diijinkan keluar melalui pintu kalau tidak digembalakan oleh penggembala yang dikenal, karena kita ini rentan terhadap godaan, cobaan dan marabahaya.
Tak mungkin pula kita memanjat tembok agar dapat keluar.
Seandainya pun ada orang yang mau membantu kita memanjat tembok, dapat dipastikan mereka itu adalah pencuri, yang akan membunuh dan membinasakan kita demi keuntungannya sendiri.

Kita ini adalah mahluk yang lemah, rentan, tapi maunya banyak.
Maka kita pun menjadi mudah digoda oleh iming-iming duniawi.
Sesungguhnya kita juga adalah mahluk yang penakut, makanya mudah ditakut-takuti atau diintimidasi sehingga pasrah menyerah kepada yang bukan penggembala kita.
Oleh karena itulah kita membutuhkan penggembala kita, yakni Yesus Kristus, yang bahkan rela menyerahkan nyawa-Nya demi kita.
Dialah pintu keselamatan untuk menuju kepada hidup yang kekal.



Peringatan Orang Kudus
Santo Kletus dan Marselinus, Paus dan Martir
Selama beberapa abad lamanya, nama Anakletus dan Kletus dianggap orang sebagai dua orang paus yang berbeda. Tetapi sekarang kedua nama itu dianggap sebagai nama dari satu orang. Menurut daftar resmi para paus yang dikeluarkan oleh Takhta Suci, Paus Anakletus (Kletus) memimpin Gereja dari tahun 76 sampai tahun 88.
Ahli-ahli sejarah Gereja, mengikuti daftar para paus yang diterbitkan oleh Santo Ireneus dari Lyons, menyamakan Paus Anakletus dengan Kletus. Eusebius dalam bukunya "Sejarah Gereja" menyatakan, bahwa Linus, Uskup Roma, setelah memimpin Gereja selama 12 tahun, mengalihkan kepemimpinan itu kepada Kletus. Dalam doa bagi para Kudus dalam perayaan Ekaristi, setelah menyebutkan nama Santo Petrus dan Paulus serta para rasul lainnya, imam menyebutkan nama Linus dan Kletus. Hal ini menunjukkan bahwa Anakletus pengganti Santo Petrus, ditetapkan sebagai paus selama masa yang kurang damai dan aman di dalam Gereja, menyusul masa penganiayaan oleh Kaisar Nero, yang berlangsung dari tahun 64 sampai 68.
Sangat sedikit informasi yang didapat tentang riwayat hidup Anakletus.  Ia membagi kota Roma dalam 25 buah paroki.  la membangun dan menghiasi kapela di jalan Ostian sebagai penghormatan kepada Santo Paulus dan membangun sebuah kapela yang sama di atas kuburan Santo Petrus di Vatikan. Buku para Paus (Liber Pontificalis) menyata­kan bahwa Anakletus dikuburkan di sebuah tempat dekat kuburan Santo Petrus.
Anakletus mati sebagai martir dalam masa penganiayaan kaisar Domitianus (81-96). Buku Misa Romawi mendaftarkan hari pestanya bersama-sama dengan Marselinus, yang juga seorang paus.
Marselinus dikenal sebagai paus yang baik hati dan penuh kasih kepada umat. Banyak sekali orang kristen yang telah menyangkal iman pada masa penganiayaan diterimanya kembali dalam pangkuan Gereja, asal saja mereka sungguh-sungguh bertobat dan bersedia menjalankan tapa untuk menghapus dosa-dosa mereka. Kebaikan hatinya ini membuat banyak orang mengritik dan menfitnahnya. Akhirnya ia sendiri mati dianiaya karena Kristus pada tahun 309.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/