Liturgia Verbi 2024-05-22 Rabu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa VII

Rabu, 22 Mei 2024



Bacaan Pertama
Yak 4:13-17

"Apakah arti hidupmu?
Seharusnya kalian berkata, jika Tuhan menghendakinya."

Pembacaan dari Surat Rasul Yakobus:

Saudara-saudara terkasih, ada di antara kalian yang berkata,
"Hari ini atau esok kami berangkat ke kota anu,
dan di sana kami akan tinggal setahun,
dan berdagang serta mendapat untung."
Padahal kalian tidak tahu apa yang akan terjadi esok.
Apakah arti hidupmu?
Hidupmu itu seperti uap yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap.
Seharusnya kalian berkata,
"Jika Tuhan menghendakinya,
kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."
Tetapi sekarang kalian memegahkan diri dalam congkakmu,
dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.
Jadi jika orang tahu bagaimana ia harus berbuat baik,
tetapi ia tidak melakukannya,
ia berdosa.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 49:2-3.6-7.8-10.11,R:Mat 5:3

Refren: Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
sebab merekalah yang empunya Kerajaan surga.

*Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian,
pasanglah telinga, hai semua penduduk dunia,
baik yang hina maupun yang mulia,
baik yang kaya maupun yang miskin!

*Mengapa aku takut pada hari-hari celaka
pada waktu aku dikepung oleh kejahatan para pengejarku,
yang percaya akan harta bendanya,
dan memegahkan diri karena banyaknya kekayaan mereka?

*Tidak seorang pun dapat membebaskan diri,
atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya!
Terlalu mahallah harga pembebasan nyawanya,
dan tidak terjangkau untuk selama-lamanya --
kalau ia ingin hidup abadi
dengan tidak melihat liang kubur.

*Sungguh, ia akan melihat:
orang-orang yang mempunyai hikmat itu mati,
orang-orang bodoh dan dungu pun semuanya binasa
dan meninggalkan harta benda mereka untuk orang lain.



Bait Pengantar Injil
Yoh 14:6

Akulah jalan, kebenaran dan kehidupan, sabda Tuhan.
Tiada orang sampai kepada Bapa, tanpa melalui Aku.



Bacaan Injil
Mrk 9:38-40

"Barangsiapa tidak menentang kalian, memihak kalian."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari Yohanes berkata kepada Yesus,
"Guru, kami melihat seorang yang bukan pengikut kita
mengusir setan demi nama-Mu.
Lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita."
Tetapi Yesus berkata, "Jangan kalian cegah dia!
Sebab tak seorang pun
yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku,
dapat seketika itu juga mengumpat Aku.
Barangsiapa tidak melawan kita, ia memihak kita."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Pada Bacaan Pertama hari ini, Rasul Yakobus mengingatkan kita, sah-sah saja kita merencanakan apa pun, termasuk rencana untuk memenuhi kebutuhan hidup duniawi, tak ada yang salah dengan itu.
Jika Tuhan menghendakinya, tentu rencana itu akan terwujud.

Tetapi untuk siapakah semua rencana itu?
Jika hanya untuk memegahkan diri sendiri, apalagi dalam kecongkakan, menurut Yakobus, itu adalah salah.
Lebih salah lagi jika rencana itu dicapai dengan cara-cara yang tidak benar atau merugikan orang lain, maka Tuhan tidak berkehendak.
Yakobus tidak memaksa kita untuk membuat rencana hanya untuk memuliakan Tuhan, melainkan rencana untuk kebaikan orang lain, iya sama saja dengan memuliakan Tuhan.
"Jika orang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa."

Jelas, hidup kita akan lebih baik jika kita mempunyai rencana akan masa depan, daripada tidak punya rencana sama sekali.
Tidaklah bisa sepenuhnya pasrah sambil berkata, "Yang terjadi terjadilah…"
"Apakah arti hidupmu?
Hidupmu itu seperti uap yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap."
Maka, supaya hidup kita berarti, buatlah rencana yang bukan untuk memegahkan diri, melainkan rencana yang menjadi kehendak Tuhan, lalu berusahalah untuk mewujudkan rencana itu, lalu buat lagi rencana baru, begitu seterusnya.
Hanya dengan demikian hidup kita tidak menjadi seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.



Peringatan Orang Kudus
Santa Rita dari Cascia, Biarawati
Rita lahir di Roccaporena, Italia pada tahun 1381. Beliau adalah seorang biarawati Ordo Agustinus. Ia diangkat sebagai pelindung orang-orang yang mengalami masalah-masalah berat dan penasehat orangputus asa.
Menurut cerita, keinginannya untuk menjadi biarawati ordo itu sudah bersemi dalam hatinya semenjak kecil. Tetapi karena hormat dan ketaatannya kepada orangtuanya, ia menikah dengan seorang pemuda yang disenangi orangtuanya. Tetapi setelah menjalani hidup perkawinan selama 18 tahun, ia pun memutuskan untuk masuk biara. Hal ini ditempuhnya setelah suaminya mati dibunuh orang.
Permohonannya untuk menjadi biarawati Ordo Santo Agustinus tidak cepat dikabulkan oleh pemimpin ordo, mengingat statusnya sebagai orang yang sudah menikah. Melalui suatu proses pertimbangan yang sangat lama, akhirnya aturan-aturan biara yang sangat keras itu diperlonggar. Dan Rita diterima sebagai seorang anggota dalam ordo itu. Kehidupan sebagai seorang biarawati dijalaninya dengan sepenuh hati. Ia benar-benar menghayati kehidupan biara dengan sungguh-sungguh, taat, disiplin diri dan ramah terhadap semua orang. Ia merawat semua biarawati rekannya yang jatuh sakit dan berdoa bagi semua orang Kristen yang telah lama meninggalkan Gereja. Cara hidup ini dipertahankannya hingga kematiannya pada tanggal 22 Mei 1457 di biara Cascia.


Santa Rosa(na), Abbas
Rosa lahir pada tahun 1226. Ketika berusia 15 tahun, ia dikawinkan dengan seorang pemuda yang bejat moralnya dan jahat. Setelah suaminya yang sakit keras itu sembuh berkat usaha dan doa Rosa, maka ia diizinkan untuk menjalani hidup bertapa. Rosa dipilih menjadi Abbas sebuah biara suster.  Ia meninggal dunia pada tahun 1310.


Santa Yoakima de Vedruna, Pengaku Iman
Yoakima de Vedruna lahir pada tahun 1783. la seorang ibu rumah tangga dengan beberapa orang anak. Setelah suaminya meninggal dunia dan anak-anaknya dewasa, ia menggunakan seluruh waktunya untuk melakukan kegiatan-kegiatan amal. Doa dan pertobatan menjadi dasar batiniah yang kokoh baginya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan itu. Akhirnya ia pun mendirikan sebuah Kongregasi Suster yang mengabdikan diri pada pemeliharaan gadis-gadis miskin dan orang-orang sakit yang terlantar. Yoakima de Vedruna meninggal dunia pada tahun 1853.


Santa Renate, Pengaku Iman
Renate lahir pada tahun 1544. Ratu Bavaria ini mendidik sendiri 10 orang anaknya supaya hidup sederhana dan jujur. Ia mempunyai perhatian besar kepada para pengemis dan orang-orang miskin. Kepada mereka, Renate membagibagikan makanan dan dengan tangannya sendiri ia menjahit pakaian untuk orang-orang malang itu dan untuk keperluan ibadat Gereja. Ia juga mendirikan sebuah rumah sakit dan bersama suaminya hidup seperti di dalam biara. Cara hidup mereka ini terus dijalankan dengan setia meskipun banyak orang mencemoohkan mereka. Renate meninggal dunia pada tahun 1602.


Beato Yohanes Baptista Makado, Leo Tanaka dkk, Martir
Beato Yohanes Baptista Makado lahir di kepulauan Azores, dari sebuah keluarga bangsawan. Pemuda ksatria itu bercita-cita menjadi rasul Kristus, jika mungkin di Jepang. Ia memang tahu akan rawannya tanah misi Jepang, namun rupanya ia ingin menjadi saksi iman di sana. Pada waktu itu (abad ke-16) karya misi di Jepang ditangani antara lain oleh imam-imam Yesuit. Oleh karena itu Makado masuk ordo Yesuit. Setelah ditahbiskan menjadi imam ia diutus ke negeri Sakura ini. Makado ternyata seorang imam sekaligus rasul yang rajin. Mula-mula ia bekerja di Fuxima dan Nagasaki. Sewaktu berada di pulau Goto, ia ditangkap dan dibawa ke Omura bersama dengan beberapa kawannya. Di sanalah mereka dipenggal kepalanya pada tanggal 22 Mei 1617 karena imannya kepada Kristus dan semua perjuangannya untuk menyebarkan Injil Kristus.
Di antara imam-imam itu ada Leo Tanaka, seorang guru agama yang sangat giat membantu imam-imam dalam mengajar agama kepada umat. Oleh seorang pengawal yang mengenal baik dia, ia diberi kesempatan untuk melarikan diri. Tetapi setelah merenungkan hal itu secara mendalam, ia memutuskan untuk tidak lari agar tidak menimbulkan skandal kepada umat sebagai pengkhianat iman. Sewaktu teman-temannya dibunuh, ia dibawa ke sana untuk menyaksikan penderitaan yang ditimpakan kepada mereka. Ia merasa sedih karena hukuman mati yang sama belum juga dijatuhkan padanya ketika itu juga. Ia terus menanti mahkota martir itu dengan doa. Akhirnya sepuluh hari kemudian ia juga memperoleh mahkota saksi iman yang dirindukannya itu di suatu pulau dekat Omura. Di sana ia dipenggal kepalanya dan menemui ajalnya sebagai martir Kristus.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-05-21 Selasa.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa VII

Selasa, 21 Mei 2024



Bacaan Pertama
Yak 4:1-10

"Kalian berdoa, tetapi tidak menerima apa-apa,
karena kalian salah berdoa."

Pembacaan dari Surat Rasul Yakobus:

Saudara-saudara terkasih,
dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran
di antara kalian?
Bukankah dari hawa nafsumu yang saling bergulat dalam dirimu?
Kalian menginginkan sesuatu tetapi tidak memperolehnya,
lalu kalian membunuh.
Kalian iri hati tetapi Kalian tidak sampai ke tujuan,
lalu kalian bertengkar dan berkelahi.
Kalian tidak memperoleh apa-apa karena kamu tidak berdoa.
Atau kalian berdoa juga,
tetapi tidak menerima apa-apa,
karena kalian salah berdoa,
sebab yang kalian minta
akan kalian gunakan untuk memuaskan hawa nafsu.

Hai kamu, orang-orang yang tidak setia!
Tidakkah kalian tahu,
bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?
Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini,
ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Janganlah kalian menyangka,
bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata,
"Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita,
diingini-Nya dengan cemburu!"
Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan Allah kepada kita,
lebih besar dari pada itu.
Sebab itu Ia berkata,
"Allah menentang orang yang congkak,
tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

Maka dari itu tunduklah kepada Allah!
Lawanlah Iblis, maka ia akan lari daripadamu.
Dekatilah Allah, maka Allah akan mendekati kalian.
Tahirkanlah tanganmu, hai kalian orang-orang berdosa!
Sucikanlah hatimu, hai kalian yang mendua hati!
Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah!
Hendaklah tertawamu kalian ganti dengan ratap,
dan sukacitamu dengan dukacita.
Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan,
dan Ia akan meninggikan kalian.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 55:7-8.9-10a.10b-11a.23,R:23a

Refren: Serahkanlah bebanmu kepada Tuhan,
maka Ia menopang engkau.

*Pikirku, "Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati,
aku akan terbang dan mencari tempat tenang;
aku akan lari jauh-jauh
dan bermalam di padang gurun.

*Aku akan segera mencari tempat perlindungan
terhadap angin ribut dan badai."
Bingungkanlah mereka, ya Tuhan,
kacaukanlah percakapan mereka.

*Sebab aku melihat kekerasan dan perbantahan di dalam kota!
Siang malam mereka mengelilingi kota itu
berjalan di atas tembok-temboknya.

*Serahkanlah bebanmu kepada Tuhan,
maka Ia akan menopang engkau!
Tidak untuk selama-lamanya
dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.



Bait Pengantar Injil
Gal 6:14

Tiada yang kubanggakan, selain salib Tuhan.
Karenanya dunia tersalib bagiku dan aku bagi dunia.



Bacaan Injil
Mrk 9:30-37

"Barangsiapa ingin menjadi yang pertama,
hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya melintasi Galilea.
Yesus tidak mau hal itu diketahui orang,
sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya.
Ia berkata kepada mereka,
"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia,
dan mereka akan membunuh Dia.
Tetapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit."
Mereka tidak mengerti perkataan itu,
namun segan menanyakannya kepada Yesus.
Kemudian Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum.
Ketika sudah berada di rumah
Yesus bertanya kepada para murid itu,
"Apa yang kalian perbincangkan tadi di jalan?"
Tetapi mereka diam saja,
sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan
siapa yang terbesar di antara mereka.
Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu.
Kata-Nya kepada mereka,
"Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu,
hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya
dan menjadi pelayan semuanya."

Yesus lalu mengambil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka.
Kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka,
"Barangsiapa menerima seorang anak seperti ini demi nama-Ku,
ia menerima Aku.
Dan barangsiapa menerima Aku,
sebenarnya bukan Aku yang mereka terima,
melainkan Dia yang mengutus Aku."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Dari Bacaan Injil hari ini, para murid mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.
Jabatan sebagai rasul Kristus telah membuat mereka merasa diri besar, berkuasa, dan menjadi sombong.
Mereka melupakan seperti apa hidup mereka sebelum dipanggil oleh Yesus.
Mereka tidak lagi malu untuk bertengkar di antara mereka sendiri, untuk memperebutkan gelar dan pengakuan siapa yang terbesar di antara mereka.
Harta dan kedudukan memang mudah membuat kita menjadi khilaf, dan seringkali justru malah menjauhkan kita dari Tuhan.

Ketika ditanya oleh Yesus, para murid itu malu mengatakan apa yang menjadi bahan pertengkaran mereka.
Tentu saja Yesus mengetahui apa yang sedang mereka perbincangkan, dan semestinya mereka juga menyadari kalau Yesus tahu, tetapi mereka memilih diam saja, tak satu pun yang punya cukup keberanian untuk mengatakannya.

Apa jadinya kalau  kita tidak mau berterus-terang kepada Tuhan kita, padahal kita tahu kalau Tuhan sudah tahu sebelumnya?
Adakah sesuatu yang dapat kita sembunyikan dari Tuhan kita?
Lagi pula, semestinya kita menyadari semua berkat berasal dari Tuhan.
Tanpa kuasa Kristus, sulitlah seorang nelayan menjadi rasul, kalau saya tak boleh mengatakan sebagai hal yang tak mungkin.

Dalam segala urusan dunia, Yesus mau agar kita berada di bagian paling belakang dalam barisan, menjadi sebagai pelayan, bukan penguasa.
Dan dalam melayani, tidaklah pantas untuk tebang pilih, apalagi melayani yang di atas tetapi menistakan yang di bawah.
Melayani yang kecil-kecil justru sama artinya dengan melayani Yesus, dan sekaligus berarti melayani  Tuhan, karena yang kecil-kecil itulah yang patut menerima pelayanan dari kita.
Yang terakhir dalam urusan dunia akan menjadi yang pertama dalam Kerajaan Surga.



Peringatan Orang Kudus
Beato Krispinus dari Viterbo, Biarawan
Krispinus - nama biara dari Petrus Fioretti - lahir di Viterbo, Italia pada tanggal 13 Nopember 1668. Semenjak kecil, ibunya yang saleh itu telah mendidiknya dalam iman Katolik yang benar. Ia dengan setia dan tekun meneladani ibunya yang menaruh devosi khusus kepada Bunda Maria. Devosi ini terus dilakukannya hingga akhir hayatnya dan benar-benar mewarnai seluruh hidupnya.
Pendidikan formal ditempuhnya di sebuah Sekolah Rakyat yang dikelola oleh imam-imam Yesuit di Viterbo. Ketika menanjak remaja, ia bekerja pada pamannya, seorang pengusaha sepatu. Oleh pamannya ia dilatih untuk trampil membuat sepatu sekaligus menjualnya. Devosi kepada Bunda Maria senantiasa dilakukannya di sela-sela kesibukannya setiap hari. Kecuali itu, dalam kehidupan biasa di tengah masyarakat, ia dikenal sebagai seorang anak yang berkepribadian menarik. Sikap hidupnya yang baik dan terpuji ini sempat menarik perhatian para biarawan Fransiskan dari Ordo Kapusin di tempat kelahirannya. Para biarawan itu membujuknya agar mau mengikuti jejak mereka sebagai anggota Ordo Kapusin. Karena merasa tertarik dengan cara hidup para biarawan Kapusin itu, maka ia segera menyambut baik ajakan itu dan masuk biara Kapusin pada usianya 25 tahun. la memilih nama Krispinus sebagai namanya yang baru.
Di rumah novisiat Paranzana, pemimpin novisiatnya sangat senang padanya karena sifatnya yang baik dan perilakunya yang sungguh-sungguh untuk hidup sebagai seorang biarawan Kapusin. Sebaliknya Provinsial Ordo Kapusin sangat menentang penerimaan Krispinus di biara itu. Karena itu, Krispinus dicobai dengan berbagai tugas berat. Kecuali itu, ia diharuskan menyebut dirinya sebagai 'Keledai Kapusin', dan menganggap dirinya sebagai anggota biara yang 'tidak layak dipandang' lebih daripada seekor kuda beban. Di biara Viterbo, ia bekerja sebagai tukang kebun dan di Tolfa sebagai juru masak. Perlakuan-perlakuan terhadap dirinya memang tampak aneh tetapi semuanya diterimanya dengan tabah dan dipersembahkan kepada Bunda Maria dalam doa-doanya. Dalam perjalanan waktu selanjutnya, semua perlakuan orang terhadap dirinya berubah drastis, ketika ia secara ajaib berhasil menyembuhkan begitu banyak orang yang terserang penyakit menular di kota itu.
Kemampuannya menyembuhkan orang-orang sakit secara ajaib ini tidak hanya terjadi di Viterbo, tetapi juga di Roma, Albano dan Bracciano ketika ia tinggal di sana untuk beberapa tahun. Ketika ditugaskan di Orvieto, ia dibebani tugas mencari derma demi kepentingan biaranya. Tugas ini dilaksanakannya dengan sangat berhasil. Cara hidupnya di Orvieto membuat umat di sana sangat mencintainya. Cinta umat Orvieto ini terbukti tatkala Krispinus hendak dipindahkan oleh pimpinan biaranya ke tempat lain. Umat Orvieto, terutama ibu-ibu rumah tangga segera mengajukan protes keras kepada pimpinan Ordo Kapusin dan dengan tegas menolak kehadiran pengganti Krispinus. Mengingat bahwa Ordonya sangat tergantung pada kemurahan hati umat, makapimpinan Ordo terpaksa menempatkan kembali Krispinus di Orvieto.
Masa-masa terakhir hidupnya dihabiskan di Roma. Di sana ia dikenal luas oleh umat karena ramalan-ramalannya, mujizat pergandaan roti yang dilakukannya dan kebijaksanaan hidupnya. la meninggal dunia dengan tenang pada tanggal 19 Mei 1750 dalam usia 82 tahun. Pada tahun 1806 ia dinyatakan secara resmi sebagai 'Beato'. Relikuinya tersimpan abadi di bawah altar gereja Santa Maria Tak Bernoda di Roma. Hingga sekarang, orang-orang Roma memberi penghormatan dan kebaktian khusus kepada Beato Krispinus dari Viterbo.


Santo Eugenius de Mazenod OMI, Uskup
Uskup Marseille, Prancis ini lahir pada tahun 1782. la menyemangati kembali umatnya yang bingung, lumpuh semangat imannya dan tak terpelihara. la mendirikan lembaga-lembaga amal dan 20 paroki baru. Eugenius menjadi anggota Dewan Nasional dan gigih membela Gereja. Sebagai pendiri dan pembesar pertama Kongregasi Oblat, Eugenius memulai karya misi di Kanada, Sri Lanka dan Afrika Selatan. Karya misi ini berkembang pesat di kemudian hari. Ia meninggal dunia pada tahun 1861.


Santo Godrikus, Pengaku Iman
Godrikus yang berarti 'penuh dengan Tuhan' lahir pada tahun 1065. Semula ia adalah seorang tukang catut dan pembuat pedang. Namun akhirnya ia dikenal sebagai seorang peziarah yang mengunjungi berbagai tempat. Ia menjelajahi Skotlandia, Spanyol, Roma dan Kota Suci Yerusalem. Dengan kaki telanjang ia mengelilingi Eropa bersama ibunya yang sudah lanjut usianya. Godrikus kemudian bertapa di Walpole untuk menebus dosa-dosanya. Ia dikaruniai Tuhan kemampuan meramal masa depan, menjinakkan binatang buas dan ular berbisa. Godrikus dikenal luas sebagai penyair liris pertama dalam bahasa Inggris. Ia meninggal dunia pada tahun 1170.


Beato Herman Yosef, Pengaku Iman
Herman Yosef lahir di Cologna pada tahun 1150. Tabiatnya yang baik dan hidupnya yang saleh diwarisinya dari orangtuanya. Semenjak kecilnya, ia menaruh cinta yang luar biasa kepada Bunda Maria dan Yesus. Di kalangan kawan-kawannya, Herman dikenal sebagai anak periang, rajin dan ramah. Selain rajin bergaul dengan kawan-kawannya, ia selalu menyempatkan dirinya untuk bercakap-cakap dengan Bunda Maria dan Yesus di dalam gereja.
Suatu kali ketika ia berangkat ke sekolah, ia menyempatkan diri berdoa kepada Bunda Maria dan Yesus di dalam gereja. Kepada Bunda Maria dan Yesus, ia mempersembahkan sebutir apel yang diberikan ayahnya sebagai bekal di sekolah. la mengulurkan apel itu kepada Yesus. Tetapi ia tidak cukup tinggi untuk bisa mencapai tangan Yesus. la mau memanjat patung itu tetapi rasanya tidak sopan. Dan sungguh ajaib bahwa tiba-tiba Bunda Maria tersenyum lalu membungkuk menerima pemberian Herman. Herman tertawa ceria. Sesudah berpamitan ia keluar dari gereja karena takut terlambat.
Ia menganggap Bunda Maria dan Yesus sebagai teman akrabnya. Setiap kali ia singgah di gereja untuk membisikkan isi hati dan menceritakan pengalamannya. Pernah ia datang tanpa bersepatu, padahal pagi itu udara sangat dingin. Bunda Maria menunjuk ke sebuah ubin yang terlepas. Herman membalik ubin itu dan mendapati sejumlah uang buat membeli sepatu. Setelah itu, setiap kali Herman membutuhkan sesuatu, di tempat itulah selalu tersedia apa yang dibutuhkannya.
Ketika ia berumur 12 tahun, tiba-tiba Bunda Maria minta agar ia masuk biara. Herman merasa heran: "Bukankah saya masih terlalu kecil?" Ternyata ia diterima juga sebagai postulan dan kemudian novis dalam 0rdo Santo Norbertus di Steinfeld. Atas permintaan Bunda Maria, ia merubah namanya menjadi 'Herman Yosef'. Sebagai seorang biarawan, Herman Yosef rajin membina dirinya dengan berbagai latihan rohani setiap hari, selain sibuk dengan pekerjaan rumah tangga biara. Cintanya kepada Bunda Maria dan Yesus dan hormatnya akan Sakramen Mahakudus makin meluap. Setiap pagi ia merayakan Ekaristi dan selalulah meleleh linangan air matanya.
Jikalau ia mengalami kekacauan batin, Bunda Maria datang menghiburnya. Kepadanya Bunda Maria selalu berkata: "Tidak ada yang lebih berkenan kepada Allah daripada melayani saudara-saudara karena cinta kepada Allah". Herman kemudian menjadi Sakrista/Koster. Pekerjaan ini sangat disukainya, karena dengan itu ia dapat leluasa mengunjungi Sakramen Mahakudus. Setelah ditahbiskan menjadi imam, ia sering mengalami ekstase pada waktu mempersembahkan Kurban Misa.
Karena kesucian hidup dan kesederhanaannya, Herman sangat disukai oleh banyak orang teristimewa rekan-rekannya sebiara. Ia juga dikenal sebagai seorang penyair yang pandai. Syairnya yang pertama dikarangnya untuk meluhurkan Sakramen Mahakudus. la juga mengarang banyak lagu, terutama antuk menghormati Bunda Maria. Selain karya­karya yang membutuhkan kehalusan budi ini, Herman juga dikenal sebagai seorang teknisi. Ia bisa memperbaiki arloji. Karena itu ia sering diminta untuk memperbaiki jam biara atau pun arloji besar yang terletak di menara gereja. Bahkan ia tidak saja bisa memperbaiki arloji.  la juga bisa membuatnya. Menurut beberapa ahli sejarah, besar kemungkinan bahwa Hermanlah orang pertama yang membuat arloji.
Ia meninggal dunia pada tahun 1241 dalam usia 90 tahun ketika sedang merayakan upacara sengsara dan wafat Tuhan di sebuah biara Suster.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-05-20 Senin.

Liturgia Verbi (B-II)
PW SP Maria Bunda Gereja

Senin, 20 Mei 2024

PF S. Bernardinus dari Siena, Imam



Bacaan Pertama
Kej 3:9-15.20

"Aku akan mengadakan permusuhan
antara keturunanmu dan keturunan wanita itu."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Pada suatu hari, di Taman Eden,
setelah Adam makan buah pohon terlarang,
Tuhan Allah memanggil manusia itu
dan berfirman kepadanya, "Di manakah engkau?"
Ia menjawab,
"Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada dalam taman ini,
aku menjadi takut, karena aku telanjang;
sebab itu aku bersembunyi."
Lalu Tuhan berfirman,
"Siapakah yang memberitahukan kepadamu,
bahwa engkau telanjang?
Apakah engkau makan dari buah pohon,
yang Kularang engkau makan itu?"
Manusia itu menjawab,
"Perempuan yang Kautempatkan di sisiku,
dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku,
maka kumakan."
Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu,
"Apakah yang telah kauperbuat ini?"
Jawab perempuan itu,
"Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."

Lalu berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu,
"Karena engkau berbuat demikian,
terkutuklah engkau di antara segala ternak
dan di antara segala binatang hutan! 
Dengan perutmulah engkau akan menjalar
dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu!
Aku akan mengadakan permusuhan
antara engkau dan perempuan ini,
antara keturunanmu dan keturunannya.
Keturunannya akan meremukkan kepalamu,
dan engkau akan meremukkan tumitnya."

Manusia itu memberi nama Hawa kepada istrinya,
sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
Kis 1:12-14

Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa bersama.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Setelah Yesus diangkat ke surga,
dari bukit yang disebut Bukit Zaitun,
kembalilah para rasul dari sana ke Yerusalem
yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya.
Setelah tiba di kota,
naiklah mereka ke ruang atas tempat mereka menumpang.
Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes,
Yakobus dan Andreas,
Filipus dan Tomas,
Bartolomeus dan Matius,
Yakobus bin Alfeus,
Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus.
Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa bersama,
dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus,
dan dengan saudara-saudara Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 87:1-2.3.5.6.7,

Refren: Pujilah Tuhan, hai segala bangsa!

*Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya;
Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion
dari pada segala tempat kediaman Yakub.
Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.

*Tetapi tentang Sion dikatakan:
"Tiap-tiap orang dilahirkan di dalamnya,"
dan Dia, Yang Mahatinggi, menegakkannya.

*Pada waktu mencatat bangsa-bangsa Tuhan menghitung:
"Ini dilahirkan di sana."
Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai,
"Semua mendapatkan rumah di dalammu."



Bait Pengantar Injil


Berbahagialah engkau, Perawan Maria yang melahirkan Tuhan; dan diberkatilah engkau, Bunda Gereja, yang menyemanganti kami dengan Roh Putramu, Yesus Kristus.



Bacaan Injil
Yoh 19:25-34

"Inilah ibumu."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Waktu Yesus bergantung di salib,
dekat salib itu berdiri ibu Yesus,
dan saudara ibu Yesus, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena.
Ketika Yesus melihat ibu-Nya
dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya,
berkatalah Ia kepada ibu-Nya, "Ibu, inilah anakmu!"
Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, "Inilah ibumu!"
Dan sejak sat itu
murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya.

Sesudah itu,
karena tahu bahwa segala sesuatu telah selesai,
berkatalah Yesus,
--- supaya genapah yang ada tertulis dalam Kitab Suci ---
"Aku haus!"

Di situ ada suatu wadah penuh anggur asam.
Maka mereka mencelupkan bunga karang dalam anggur asam itu,
mencucukkannya pada sebatang hisop,
lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
Sesudah meminum anggur asam itu,
berkatalah Yesus, "Sudah selesai!"
Lalu Yesus menundukkan kepala dan menyerahkan nyawa-Nya.

Karena hari itu hari persiapan,
dan supaya pada hari Sabat
mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung
pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar --
maka datanglah para pemuka Yahudi kepada Pilatus
dan meminta kepadanya
supaya kaki orang-orang itu dipatahkan,
dan jenazah-jenazahnya diturunkan.
Lalu datanglah prajurit-prajurit
dan mematahkan kaki orang yang pertama
dan kaki orang yang lain
yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus.
Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus
dan melihat bahwa Ia telah mati,
mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
tetapi seorang dari antara prajurit itu
menikam lambung-Nya dengan tombak,
dan segera mengalir keluar darah dan air.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita memperingati SP Maria sebagai Bunda Gereja, yang kita peringatai satu hari setelah HR Pentakosta.
Penetapan SP Maria sebagai Bunda Gereja sesungguhnya telah sejak dahulu kala, tapi baru tahun lalu ditetapkan tanggal peringatannya.

Bunda Maria telah dipilih Allah untuk menjadi Bunda Allah, yang melahirkan Yesus Kristus.
Kemudian dari Bacaan Injil hari ini, Yesus menegaskan sambil menunjuk kepada Yohanes, Yesus berkata kepada Bunda Maria, "Ibu, inilah anakmu!" dan kepada Yohanes Yesus berkata, "Inilah ibumu!"

Sampai hari ini gereja dipimpin oleh pastor, yang notabene adalah figur kebapakan karena tidak ada imam wanita.
Sebagaimana di dalam suatu keluarga, ayah berperan sebagai kepala keluarga dan ibu sebagai kepala rumah tangga, mereka berdua saling berbagi-tugas, begitu pula halnya gereja sebagai keluarga bagi saudara-saudara se iman, diperlukan sosok keibuan sebagai pendamping "Ayah" yakni Allah Bapa kita.

Bagaimana dengan peran ibu kandung, ibu dengan pertalian darah keturunan, apakah perannya digantikan oleh Bunda Maria?
Tentu saja tidak.
Saya sendiri malah melihat ada "Bunda Maria" di dalam sosok ibu kandung saya.
Bunda Maria adalah ibu rohani bagi kita dan gereja.
Tidak ada figur lain yang menyamai apalagi melebihi Bunda Maria.



Peringatan Orang Kudus
Santo Bernardinus dari Siena, Pengaku Iman
Kesalehan hidup Bernardinus dari Siena di luar dugaan telah dikenal oleh Santo Vinsensius Ferreri. Gelar 'kudus' yang diberi Gereja kepada Bernardinus telah dikatakan secara jelas oleh Vinsensius Ferreri dalam kesempatan kotbahnya di Siena. Dalam kotbahnya di Siena, Vinsensius Ferreri secara tiba-tiba mengatakan kepada para pendengarnya: "Saudara-saudara, di antara kalian yang sekarang hadir di sini terdapat seorang saudara kita yang nanti akan menjadi pengkotbah besar dan akan dihormati Gereja sebagai'Orang Kudus'. Dialah Bernardinus yang ada di antara kalian".
Bernardinus lahir di Massa, Siena, Italia pada tanggal 8 September 1380. Semenjak kecilnya ia sudah hidup sebagai anak yatim. Ia dibesarkan oleh tantenya. Keluarganya tergolong keluarga berada. Tetapi cita-cita luhur yang berkobar dalam dirinya untuk mengabdikan diri kepada Tuhan membuat dia tidak menaruh harapan pada kekayaan itu. la menaruh keprihatinan besar pada nasib orang-orang miskin. Sekali peristiwa, bibinya mengusir seorang miskin yang datang meminta bantuan. Menyaksikan perlakuan bibinya itu, Bernardinus mogok makan sepanjang hari, karena ia terus memikirkan pengemis malang yang kosong perut itu.
Bernardinus kemudian belajar Hukum Gereja dan Hukum Negara. Setelah menyelesaikan studinya pada tahun 1397, ia masuk Persekutuan Bunda Maria, yang berpusat di rumah sakit terkenal Santa Maria della Scala di Siena. Tiga tahun kemudian, ketika Bernardinus menjabat sebagai direktur rumah sakit itu, wabah epidemi melanda kota Siena. la tanpa lelah berusaha menyelamatkan jiwa-jiwa yang terserang epidemi itu.
Sementara itu, panggilan suci untuk menjadi seorang imam biarawan terus bergejolak dalam dirinya. Maka pada tahun 1402, ia masuk tarekat Saudara-saudara Dina Santo Fransiskus, dan ditahbiskan menjadi imam dua tahun kemudian. Setelah menjadi imam, dikatakan bahwa selama 12 tahun ia tidak menampakkan diri di depan umum. Kemungkinan ia memanfaatkan tahun-tahun itu untuk bertapa dalam kesunyian di Capriola, Italia. Setelah itu barulah pada tahun 1417, ia memulai karya misionernya di Milan dan menjelajahi seluruh Italia. Mulanya ia sedikit terhalang oleh suaranya yang halus sehingga kotbah-kotbahnya terasa kurang berhasil. Tetapi atas bantuan Santa Perawan Maria, rintangan itu dapat lenyap. Semenjak itu ia mulai dikenal luas sebagai seorang pengkotbah ulung selama 38 tahun. Dalam kotbah-kotbahnya ia mendesak penghapusan riba dan perdamaian antara kubu politik Guelph dan Ghibelline serta mendorong umat untuk melakukan devosi kepada Nama Yesus yang Tersuci.
Senjatanya yang paling utama untuk menentang setiap perbuatan kekafiran umat dan ketidak pedulian umat akan Hukum-hukum Allah, ialah Nama Yesus yang Tersuci. Di atas Nama Yesus itulah Bernardinus memulai karyanya dan membangun hidupnya.
Karena dituduh menyebarkan ajaran-ajaran sesat seperti menganjurkan devosi kepada Nama Yesus yang Tersuci, maka ia dipanggil ke Roma pada tahun 1427. Di sana untuk beberapa waktu, ia dilarang berkotbah oleh Sri Paus Martinus V (1417-1431). Tetapi karena tuduhan-tuduhan itu tidak benar, maka ia diizinkan kembali berkotbah. Oleh Sri Paus ia ditawarkan menjadi Uskup Siena. Tawaran ini ditolaknya dengan tegas karena ia lebih suka berkotbah di mana-mana untuk membaharui hati umat beriman.
Di kemudian hari devosinya kepada Nama Yesus yang Tersuci direstui oleh Gereja dan dirayakan secara khusus dalam Liturgi Gereja. Setelah berkarya selama bertahun-tahun, ia meninggal dunia pada tanggal 20 Mei 1444 di Aquila, Italia. Karena karya pewartaannya sangat berhasil, ia dijuluki "Rasul Italia".


Santo Ivo, Uskup
Ivo lahir di Beauvais pada tahun 1040. Ia belajar Teologi di biara Bec dan dikenal sebagai orang pandai.  la kemudian bekerja di Nestle, Picardy , Prancis Utara, lalu berpindah ke biara Santo Quentin. Di biara ini, Ivo mengajar Teologi, Hukum Gereja dan Kitab Suci. Kemudian ia diangkat sebagai pemimpin tertinggi selama 14 tahun lamanya. Sebagai pemimpin tertinggi biara, Ivo berusaha meningkatkan disiplin hidup dan kegiatan belajar untuk para biarawan, serta berusaha membaharui banyak aturan yang lama.
Kanena kesalehan hidupnya, kepandaian dan kepribadiannya yang menarik, Ivo diajukan oleh umat dan segenap imam pada tahun 1091 untuk menggantikan Geoffrey sebagai Uskup Chartres. Setelah didesak oleh Paus Urbanus II (1088-1099), Ivo menerima jabatan itu dan ditahbiskan menjadi Uskup Chartres.
Dalam kepemimpinannya sebagai Uskup Chartres, Ivo dengan tegas menentang raja Philip I yang menceraikan istrinya Bertha dan mengawini Bertrada, istri Fulk, seorang hakim dari Anjou. Oleh raja Philip I, Ivo ditangkap dan dipenjarakan. Seluruh kekayaan dan penghasilannya, disita oleh raja Philip. Tetapi atas desakan Paus Urbanus II dan seluruh umat, Ivo dilepaskan kembali dan menjalankan tugasnya seperti biasa. Selanjutnya, Ivo tetap setia kepada raja Philip dan berusaha mendamaikan raja dengan Takhta Suci pada kesempatan Konsili Beaugency pada tahun 1104. Ivo meninggal dunia pada tahun 1116.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-05-19 Minggu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Raya Pentakosta

Minggu, 19 Mei 2024



Bacaan Pertama
Kis 2:1-11

"Mereka penuh dengan Roh Kudus dan mulai berbicara."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Ketika tiba hari Pentakosta,
semua orang percaya akan Yesus berkumpul di satu tempat.
Tiba-tiba turunlah dari langit
suatu bunyi seperti tiupan angin keras
yang memenuhi seluruh rumah di mana mereka duduk.
Lalu tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api
bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus.
Lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain,
seperti yang diilhamkan oleh Roh itu kepada mereka
untuk dikatakan.

Waktu itu
di Yerusalem berkumpul orang-orang Yahudi yang saleh
dari segala bangsa di bawah kolong langit.
Ketika turun bunyi itu,
berkerumunlah orang banyak.
Mereka bingung karena masing-masing mendengar
rasul-rasul itu berbicara dalam bahasa mereka.
Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata,
"Bukankah semua yang berbicara itu orang Galilea?
Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar
mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri,
yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita?
Kita orang Partia, Media, Elam,
penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia,
Pontus dan Asia,
Frigia dan Pamfilia,
Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene,
pendatang-pendatang dari Roma,
baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi,
orang Kreta dan orang Arab,
kita semua mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri
tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 104:1ab.24ac.29bc-30.31.34,R:30

Refren: Utuslah Roh-Mu, ya Tuhan,
dan jadi baru seluruh muka bumi.

*Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Tuhan, Allahku, Engkau sangat besar!
Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan,
semuanya Kauubat dengan kebijaksanaan.

*Apabila Engkau mengambil roh mereka,
matilah mereka dan kembali menjadi debu.
Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka pun tercipta kembali,
dan Engkau membaharui muka bumi.

*Biarlah kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya,
biarlah Tuhan bersukacita atas semua yang diciptakan-Nya.
Biarlah renunganku berkenan kepada-Nya!
Aku hendak bersukacita karena Tuhan.



Bacaan Kedua
Gal 5:16-25

"Buah-buah Roh."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus
kepada Jemaat di Galatia:

Saudara-saudara,
hiduplah oleh Roh,
maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh,
dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging
-- karena keduanya bertentangan --
sehingga setiap kali
kamu tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.

Tetapi kalau kamu membiarkan diri dipimpin oleh Roh,
kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Perbuatan daging telah nyata, yaitu:
percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir,
perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri,
percideraan, roh pemecah dan  kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Terhadap semuanya itu kamu kuperingatkan
-- seperti yang telah kulakukan dahulu --
bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian,
ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Sebaliknya buah Roh ialah:
kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
sikap lemah-lembut dan penguasaan diri.
Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus,
ia telah menyalibkan daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Jika kita hidup oleh Roh,
baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.

Demikianlah sabda Tuhan.

MADAH PENTAKOSTA

Datanglah Roh Ilahi
dan terangilah kami
dengan sinar surgawi.

   Datanglah sumber kasih
   pelipur hati sedih
   pencipta tanpa pamrih.

Kuatkanlah yang lemah
bangunkanlah yang rebah
segarkanlah yang lelah.

   Sejukkanlah yang panas
   giatkanlah yang malas
   lembutkanlah yang ganas.

O cahaya mulia
penuhilah segera
budi dan hati hamba.

   Tanpa berkat restu-Mu
   tiada sesuatu
   dapat sungguh bermutu.

Yang kotor bersihkanlah
yang kering siramilah
yang luka sembuhkanlah.

   Tang kaku haluskanlah
   yang beku luluhkanlah
   yang sesat pulangkanlah.

Kami umat-Mu ini
mohon dikurniai
sapta rahmat Roh Suci

   Kami mohon berkat-Mu
   agar setia pada-Mu
   dan bagahia selalu.

Amin.



Bait Pengantar Injil


Datanglah, Roh Kudus, penuhilah hati kaum beriman,
dan nyalakanlah di dalamnya api cinta-Mu.



Bacaan Injil
Yoh 15:26-27;16:12-15

"Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang,
yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa,
Ia akan bersaksi tentang Aku.
Tetapi kamu juga harus bersaksi,
karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.

Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu,
tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.
Tetapi apabila Roh Kebenaran datang,
Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;
sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri,
tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya,
itulah yang akan dikatakan-Nya,
dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
Ia akan memuliakan Aku,
sebab Ia akan memberitakan kepadamu
apa yang Dia diterima dari pada-Ku.
Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku,
sebab itu Aku berkata:
Ia akan memberitakan kepadamu
apa yang Dia terima dari pada-Ku."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini adalah penghujung peringatan Hari Raya Paskah yang kita rayakan sejak tujuh minggu yang lalu, yakni hari raya untuk mengenang turunnya Roh Kudus atas para rasul, Hari Raya Pentakosta.
Pencurahan Roh Kudus ini akan menghasilkan buah-buah roh.
Buah-buah Roh adalah:
Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan hati, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, iman, kerendahan hati, penguasaan diri, dan kemurnian. [Gal 5:22-23]
Ke semuanya itu kita perlukan agar dapat melepaskan diri dari kedagingan kita, memisahkan diri dari "dunia" yang penuh dengan:
percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah dan  kedengkian,  kemabukan, pesta pora dan sebagainya. [bdk Gal 5:19-21]

Tentunya kita tidak berharap Roh Kudus turun dalam bentuk lidah-lidah api yang disertai bunyi gemuruh, melainkan berharap Roh Kudus turun ke dalam hati kita dan tinggal seterusnya di situ, karena tanpa mujizat pun kita telah menjadi percaya bahwa Roh itulah yang memimpin kita kepada kebenaran Allah, memberitahu kita hal-hal yang akan datang, serta memampukan kita untuk menjadi saksi Kristus.
Pendek kata, Roh itu akan memberitakan kepada kita, dengan berbagai caranya, pesan-pesan yang diterima-Nya dari Allah untuk disampaikan kepada kita.

Sebagaimana yang dialami oleh para murid Yesus itu, pencurahan Roh Kudus telah membuat mereka menjadi berani tampil secara menakjubkan di hadapan khalayak ramai, tidak lagi bersembunyi di dalam rumah dengan penuh ketakutan, dan pewartaan Injil Tuhan pun bergema sampai ke ujung bumi, demikian pulalah hendaknya yang terjadi pada diri kita.

Hari ini lilin Paskah dipindahkan dari altar gereja, dan sebagai gantinya, pelita Roh Kudus dinyalakan di dalam hati kita.
Maka, hendaknya pelita yang telah dinyalakan oleh Roh Kudus itu kita letakkan di atas tiang dian, tak lagi kita simpan di kolong rumah atau di bawah gantang, sehingga cahayanya memancar lebih sempurna ke segala arah.
Peliharalah agar pelita itu tetap menyala, jangan sampai padam oleh kedagingan kita melainkan akan semakin menyala oleh buah-buah Roh yang kita hasilkan.

Selamat Hari Raya Pentakosta.



Peringatan Orang Kudus
Santo Petrus Selestinus, Paus dan Pengaku Iman
Petrus Morone, demikian nama kecil Santo ini, lahir di Italia pada tahun 1210. Ia berasal dari sebuah keluarga dengan 12 orang anak. Petrus adalah anak kesebelas dari duabelas bersaudara itu. Dari mereka semua, hanya Petruslah yang mendapat pendidikan formal. Pada umur 20 tahun, ia menjadi pertapa di sebuah gunung dan kemudian ia masuk Ordo Dominikan. Akhirnya ia ditahbiskan menjadi imam dalam ordo itu.
Untuk meluputkan diri dari perhatian dan penghormatan orang, ia masuk lebih jauh ke dalam hutan. Namun akhirnya ia pun tidak bisa terus mengelakkan diri dari kunjungan beberapa orang murid yang setia mencarinya dan ingin memperoleh pendidikan dari padanya. Bersama murid-muridnya ini, ia kemudian mendirikan sebuah pertapaan.
Apa yang tidak diinginkannya sama sekali, kini justru terjadi atas dirinya. Sudah 27 bulan lamanya Gereja tidak dipimpin oleh seorang Paus. Para Kardinal belum mencapai kata sepakat untuk memilih seorang Paus.  Akhirnya atas dorongan Roh Kudus para Kardinal menemui Petrus di pertapaannya dan memintanya menjadi Paus.  Pertapa tua ini terkejut keheranan atas pilihan yang dijatuhkan pada dirinya.  Ia sendiri merasa tidak mampu menjadi pemimpin Gereja Kristus dan karena itu menolak pilihan itu. Tetapi ia tidak berhasil membendung tawaran ilahi itu. Atas desakan para Kardinal, ia ditahbiskan menjadi Uskup dan dimahkotai sebagai Paus dengan nama Selestinus.
Untuk melanjutkan hidup tapanya, ia mendirikan sebuah pondok di sekitar halaman kepausan. Tetapi hal ini tidak bisa dipertahankan karena berbagai gangguan berupa urusan-urusan penting Gereja yang menuntut penyelesaian segera, dan para tamu agung yang harus dilayani. Kecuadi itu raja Karlo dari Napoli, penipu yang pintar dan licik, menyalahgunakan kejujuran Selestinus untuk kepentingan dirinya sendiri. Gereja menderita kerugian besar karena ulah raja Karlo. Demi keamanan di dalam tubuh Gereja, Selestinus - yang sudah tidak berdaya menangani semua masalah Gereja - meletakkan jabatannya yang baru berjalan empat bulan di depan para Kardinal. Ia lebih senang menghabiskan sisa hidupnya dengan menjalani hidup tapa di pegunungan. Tetapi keinginannya untuk kembali bertapa itu tidak direstui oleh para Kardinal. Sebagai gantinya ia diberi sebuah tempat pertapaan yang sunyi di dalam sebuah puri. Di dalam puri ini, beliau kembali kepada pergaulan mesra dengan Allah dan para Orang Kudus. Katanya "Saya tidak menginginkan sesuatu yang lain daripada sebuah kamar sederhana untuk berdoa". Pada tahun 1296 dalam usia 86 tahun, ia meninggal dunia di dalam puri itu.


Santo Dunstan, Uskup dan Pengaku Iman
Dunstan lahir di Glastonbury pada tahun 910. la terhitung sebagai salah seorang "peletak dasar bagi negeri Inggris" yang berperanan penting dan berpengaruh besar dalam kehidupan politik dan kehidupan agama selama abad ke-10.
Putera bangsawan ini dididik oleh rahib-rahib Irlandia di Glastonbury. Setelah itu ia tinggal beberapa tahun di istana Raja Athelstan sebelurn menerima tahbisan-tahbisan suci. Pengganti Athelstan, Raja Edmund, mengangkat dia sebagai penasehatnya dan pada tahun 943 sebagai abbas biara Glastonbury. Pada waktu itu biara Glastonbury, yang porakporanda karena serangan bangsa Denmark, mengalami suatu kemerosotan luar biasa seperti halnya banyak biara lain di Inggris. Namun di bawah bimbingan abbas muda Dunstan, Glastonbury bangkit dengan semarak kembali. Dunstan dengan sekuat tenaga berusaha memperbaiki bangunan-bangunan biara Glastonbury, menghidupkan kembali disiplin hidup monastik, dan menjadikannya sebagai suatu pusat belajar dan pusat monastik di Inggris pada masa itu. Usaha-usahanya diikuti oleh biara-biara lainnya.
Setelah terbunuhnya Raja Edmund pada tahun 946, Dunstan menjadi ketua dewan penasehat Raja Edred. Dalam kedudukan ini, ia memprakarsai manuver-manuver politik untuk memperkuat kekuasaan kerajaan, mempersatukam kembali negeri Inggris, dan mendamaikan semua orang Denmark yang menetap di Inggris. Ia juga berusaha memberantas praktek kekafiran dan berhasil membaharui kehidupan moral bangsa Inggris dan imam-imam di seluruh keuskupan.
Ketika Edred diangkat oleh Raja Edwy pada tahun 955, Dunstan terlibat dalam perselisihan besar dengan penguasa baru itu. la mengritik sikap kepala batu Edred yang tidak pantas bagi seorang raja pada waktu pesta pemahkotaannya. Akibatnya Dunstan dikucilkan dari Inggris. Dunstan mengasingkan diri ke Flanders. Di Flanders ia mendapat kesempatan untuk membaharui biara-biara yang ada di sana. Di kemudian hari semua pengalamannya di Flanders mempunyai pengaruh yang besar terhadap seluruh gagasannya tentang pembaharuan hidup monastik.
Namun pengungsian Dunstan berlangsung tidak lama. Pada tahun 957 suatu pertempuran melawan Edwy pecahlah pertempuran antara orang-orang Mercian dan Northumbria di wilayah-wilayah utara dan timur Inggris. Edwy dipaksa turun takhta dan Edgar, saudara Edwy, dipilih sebagai raja. Dalam kedudukannya sebagai raja, Edgar memanggil kembali Dunstan ke Inggris dan mengangkat dia menjadi Uskup Worcester dan Uskup London. Sepeninggal Edwy pada tahun 959, Edgar berhasil mempersatukan kembali seluruh Inggris. Pada waktu Dunstan diangkat menjadi Uskup Agung Canterbury. Ketika ia pergi ke Roma untuk menerima pakaian kebesaran jabatannya, ia diangkat sebagai utusan paus oleh Paus Yohanes XII (955-964). Dipersenjatai dengan kekuasaan besar ini, ia kembali ke Inggris dan dengan penuh semangat memperbaharui disiplin Gereja di seluruh negeri. Di bawah kepemimpinannya, banyak biara di Inggris dibaharui dan banyak lagi biara baru didirikan.
Dunstan terus menjadi penasehat raja selama kepemimpinan Raja Edgar, dan kemudian menjadi juga penasehat Raja Edward Martin. Namun ia tidak mengambil bagian di dalam pemerintahan setelah Ethelred dimahkotai pada tahun 970. la menghabiskan sisa-sisa hidupnya di Canterbury sampai meninggal dunia pada tanggal 19 Mei 988. Jenasahnya dikuburkan di Katedral Canterbury.


Santo Alkuin, OSB, Biarawan
Biarawan Inggris ini oleh kaisar Karel Agung diangkat menjadi Menteri Pendidikan di seluruh kekaisaran. Kaisar sendiri bahkan menjadi muridnya. la menulis banyak buku dan memperbaharui tatacara hidup membiara. la meninggal dunia pada tahun 1804.


Santo Ivo atau Yves, Imam
Imam paroki dan ahli hukum ini lahir pada tahun 1253. Ia hidup menyendiri berdasarkan aturan hidup yang keras. la membela orang-orang miskin dan tertindas di depan pengadilan. Ivo dihormati sebagai pelindung para ahli hukum yang membela keadilan.


Santa Pudensiana, Perawan
Perawan suci ini adalah puteri seorang senator Romawi. Seperti kakaknya Praxedis, ia juga berjanji kepada Tuhan akan tetap hidup suci-murni. Sepeninggal ayahnya, ia membagi-bagikan harta warisannya kepada orang-orang miskin, terutama kepada saudara-saudaranya seiman, yang ditawan karena agama mereka. Pudensiana meninggal dunia pada usia remaja 16 tahun.


Hari ini berakhirlah Masa Paskah.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-05-18 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Paskah VII

Sabtu, 18 Mei 2024

PF S. Yohanes I, Paus dan Martir



Bacaan Pertama
Kis 28:16-20.30-31

"Paulus tinggal di Roma memberitakan Kerajaan Allah."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Setelah tiba di Roma,
Paulus yang dalam tahanan
diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri
bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya.

Tiga hari kemudian
Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi,
dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata,
"Saudara-saudara,
aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita
atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita!
Meskipun demikian aku ditangkap di Yerusalem
dan diserahkan kepada orang-orang Roma.
Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku,
karena tidak terdapat suatu kesalahan pun padaku
yang setimpal dengan hukuman mati.

Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya,
dan karena itu terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar,
tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku.
Itulah sebabnya aku meminta,
supaya boleh bertemu dan berbicara dengan kamu,
sebab justru karena pengharapan Israellah
aku diikat dengan belenggu ini."

Dua tahun penuh
Paulus tinggal di rumah yang disewanya sendiri itu;
ia menerima semua orang yang datang kepadanya.
Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa
ia memberitakan Kerajaan Allah
dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 11:4.5.7,R:7b

Refren: Orang yang tulus akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan.

*Tuhan ada di dalam bait-Nya yang kudus;
Tuhan, takhta-Nya di surga;
mata-Nya mengamat-amati,
sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.

*Tuhan menguji orang benar dan orang fasik,
dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan.
Sebab Tuhan adalah adil, dan Ia mengasihi keadilan;
orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 16:7.13

Aku akan mengutus Roh Kebenaran kepadamu, sabda Tuhan.
Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.



Bacaan Injil
Yoh 21:20-25

"Dialah murid, yang telah menuliskan semuanya ini,
dan kesaksiannya itu benar."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Setelah Yesus yang bangkit berkata kepada Petrus, "Ikutlah Aku,"
Petrus berpaling dan melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus
sedang mengikuti mereka,
yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama
duduk dekat Yesus;
dia inilah yang berkata,
"Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?"
Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus,
"Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"
Jawab Yesus,
"Jikalau Aku menghendaki,
supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang,
itu bukan urusanmu.
Tetapi engkau, ikutlah Aku."

Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu,
bahwa murid itu tidak akan mati.
Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus,
bahwa murid itu tidak akan mati,
melainkan,
"Jikalau Aku menghendaki
supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang,
itu bukan urusanmu."

Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini,
dan yang telah menuliskannya;
dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar.

Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus,
tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu,
maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat
semua kitab yang harus ditulis itu.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Yohanes berkesempatan menjalani masa tuanya sementara murid-murid yang lain menjadi martir.
Bacaan Injil hari ini diambil dari bagian akhir Injil Yohanes.
Sementara banyak orang menghabiskan waktu untuk memperdebatkan siapa sesungguhnya penulis Injil Yohanes itu, marilah kita menggunakan waktu kita untuk memperoleh apa yang tersirat dari Injil tersebut, karena yang tersirat itu adalah Firman yang telah menjadi manusia.

Nampaknya masih ada yang belum ditulis dalam Injil Yohanes, masih banyak.
Tetapi telah banyak pula yang ditambahkan, yaitu pada kitab-kitab selanjutnya dari Perjanjian Baru, antara lain: Kisah Para Rasul, surat-surat Paulus, Petrus, Yohanes, Yudas.

Apakah semuanya itu sudah mencukupi kebutuhan rohaniah kita?
Jelas tidak, atau belum cukup. Sekali pun nyatanya yang sudah disediakan saja masih belum seluruhnya kita baca dengan seksama untuk menemukan Firman itu. 
Apalah artinya sebuah buku, sekali pun cukup tebal, paling hanya butuh waktu tiga-empat hari saja untuk membaca keseluruhannya.

Ini bukan soal kemalasan atau keengganan yang membuat saya belum membaca Injil secara keseluruhan.
Secara sepintas saya telah membacanya, tetapi karena sepintas maka saya tak menemukan Firman yang tersirat di dalamnya.
Bagi saya, Injil bukanlah text-book atau buku wajib, melainkan sumber Firman.
Darinyalah saya bisa memperoleh Sabda Tuhan itu.
Maka tidak heran kalau kemudian bisa saja saya mendengar teks Injil yang sama berulang-ulang, tetapi sabda-Nya berbeda-beda. Firman yang disiratkan berbeda-beda.

Hal inilah yang seringkali saya sampaikan di berbagai kesempatan, bahwa mendengarkan Sabda Allah itu seumpama mendengarkan bunyi peluit kereta api di stasiun.
Bunyi peluit itu adalah bunyi yang sama yang didengarkan oleh banyak orang, tetapi membawa "pesan" yang berbeda-beda tergantung si penerimanya.
Bagi petugas satpam, bunyi peluit itu artinya ia mesti mengusir orang-orang agar tidak berada di lintasan kereta.
Bagi seorang ibu yang membuka lapak menjual makanan, bunyi yang sama ia dengar tetapi baginya bunyi itu adalah harapan akan ada penumpang yang lapar dan mampir ke tempatnya.
Bagi seorang anak kecil, bunyi itu juga sebuah harapan, semoga ada penumpang yang menggunakan sepatu kulit sehingga ia bisa menjual jasanya menyemir sepatu.
Bagi seorang bapak yang sedang duduk bersama anaknya, karena mendengar bunyi itu ia berkata kepada anaknya, "Nak, itu ibumu datang."
Begitu seterusnya, bunyi yang sama bermakna berbeda-beda bagi yang mendengarnya.
Begitu pula dengan Injil, teks yang sama bisa menyiratkan hal yang berbeda-beda bagi para pendengarnya.
Jadi, sangat beralasan kalau kita setuju bahwa Injil itu hidup!



Peringatan Orang Kudus
Santo Yohanes I, Paus dan Martir
Yohanes lahir di Tuscany, kira-kira pada tahun 470. Sebelum diangkat sebagai Paus di Roma menggantikan Paus Hormisdas (514-523) pada tanggal 13 Agustus 523, ia melayani umat Roma sebagai diakon agung. Sebagai Paus, ia adalah Uskup dioses Roma ke-53. Masa kepausannya yang singkat itu (523-526) diisinya dengan berbagai tindakan untuk membela kebenaran agama di hadapan para penganut Arianisme. Di kalangan umat, ia dikenal sebagai Paus yang ramah. Dengan Theodorikus, raja Ostrogotik di Italia, ia menjalin hubungan baik tetapi segera berubah menjadi permusuhan karena dia tidak membela kepentingan Theodorikus yang Arian itu.
Permusuhan itu berawal dari keberhasilan Paus Hormisdas mengakhiri skisma antara Gereja Barat dan Gereja Timur berkat kerjasama yang baik dengan kaisar Yustinus I pada tahun 519. Perbaikan hubungan ini membawa serta sejumlah hukum baru yang tidak menguntungkan Theodorikus bersama pengikut-pengikutnya yang menganut ajaran sesat Arianisme. Untuk memperbaiki posisi mereka, Theodorikus yang bersahabat baik dengan Yohanes itu mendesak Paus Yohanes untuk memimpin sebuah delegasi menghadap kaisar. Misi ini tidaklah tercapai seluruhnya seperti diinginkan Theodorikus. Dalam kunjungan ke Konstantinopel Paus Yohanes bersama delegasinya diterima dengan senang hati oleh Yustinus, Patriarkh Timur bersama umatnya. Bahkan di sana Yohanes diperkenankan merayakan Paskah.
Selama beberapa waktu, Theodorikus menaruh curiga besar pada Yohanes tentang segala hal yang dibicarakan di Konstantinopel. Ia mencurigai bahwa Yohanes telah mengadakan persekongkolan untuk mengembalikan lagi kuasa kaisar Byzantium di Italia. Keberhasilan Paus Yohanes dalam kunjungannya ke Konstantinopel dilihatnya sebagai suatu tanda perlawanan terhadap dirinya. Oleh karena itu, sekembalinya delegasi itu ke Ravenna, Paus Yohanes ditangkap dan dipenjarakan di Ravenna. Ia disiksa hingga mati. Jenazah Yohanes dibawa ke Roma untuk dimakamkan di Basilik Santo Petrus.

Santo Venantius, Martir
Menurut cerita, Santo Venantius adalah seorang pemuda yang disiksa karena iman akan Kristus. Peristiwa ini terjadi kira-kira pada pertengahan abad ketiga. Dikatakan, Venantius dianiaya dan dipenggal kepalanya.
Cerita mengenai dirinya beredar di kalangan orang-orang Kristen dalam hubungannya dengan Santo Venantius yang lain, Uskup dari Salona di Dalmatia, yang disiksa pada masa yang sama.

Santo Feliks OFMCap, Pengaku Iman
Feliks adalah seorang Bruder dari Ordo Saudara-saudara Dina Kapusin. Ia dijuluki Bruder Deo Gratias, karena selalu mengucapkan 'Syukur kepada Allah' atas segala perlakuan yang diterimanya dari orang lain. Hidupnya sangat sederhana, banyak berdoa dan selalu sopan sehingga ia disenangi rakyat kecil.

Dianjurkan mengadakan kegiatan doa bersama pada Vigili Pentakosta ini, seperti Maria bersama pada rasul.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-05-17 Jumat.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Paskah VII

Jumat, 17 Mei 2024



Bacaan Pertama
Kis 25:13-21

"Yesus telah mati,
tetapi dengan yakin Paulus mengatakan, bahwa Ia hidup."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Waktu Paulus ditahan dalam penjara di kota Kaisarea,
datanglah raja Agripa dengan Bernike ke Kaisarea
untuk mengadakan kunjungan kehormatan
kepada Gubernur Festus.
Karena mereka beberapa hari lamanya tinggal di situ,
Festus memaparkan perkara Paulus kepada raja itu, katanya,
"Di sini ada seorang tahanan
yang ditinggalkan Feliks pada waktu ia pergi.
Ketika aku berada di Yerusalem,
imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi mengajukan dakwaan terhadap orang itu
dan meminta supaya ia dihukum.
Aku menjawab mereka,
bahwa bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma
untuk menyerahkan seorang terdakwa sebagai suatu anugerah
sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang menuduhnya
dan diberi kesempatan untuk membela diri terhadap tuduhan itu.

Karena itu mereka turut bersama-sama dengan aku ke mari.
Pada keesokan harinya aku segera mengadakan sidang pengadilan
dan menyuruh menghadapkan orang itu.
Tetapi ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya,
mereka tidak mengajukan suatu tuduhan pun tentang
perbuatan jahat seperti yang telah aku duga.
Mereka hanya berselisih paham dengan dia
tentang soal-soal agama mereka,
dan tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati,
tetapi dengan yakin Paulus mengatakan bahwa Ia hidup.

Karena aku ragu-ragu
bagaimana harus memeriksa perkara-perkara seperti itu,
aku menanyakan apakah Paulus mau pergi ke Yerusalem,
supaya perkaranya dihakimi di situ.
Tetapi Paulus naik banding.
Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan,
dan menunggu sampai perkaranya diputuskan oleh Kaisar.
Karena itu aku menyuruh menahan dia
sampai aku dapat mengirim dia kepada Kaisar."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 103:1-2.11-12.19-20b,R:19a

Refren: Tuhan sudah menegakkan takhta-Nya di surga.

*Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku,
janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!

*Setinggi langit dari bumi,
demikianlah besarnya kasih setia Tuhan
atas orang-orang yang takwa kepada-Nya!
sejauh timur dari barat,
demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.

*Tuhan sudah menegakkan takhta-Nya di surga
dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu.
Pujilah Tuhan, hai malaikat-malaikat-Nya,
Agungkanlah Dia hai pahlawan-pahlawan perkasa.



Bait Pengantar Injil
Yoh 14:26

Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu;
Ia akan mengingatkan kamu
akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.



Bacaan Injil
Yoh 21:15-19

"Gembalakanlah domba-domba-Ku."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Yesus yang telah bangkit
menampakkan diri kepada murid-murid-Nya.
Sesudah mereka sarapan, Yesus berkata kepada Simon Petrus,
"Simon, anak Yohanes,
apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?"
Jawab Petrus kepada-Nya,
"Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!"
Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya,
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?"
Jawab Petrus kepada-Nya,
"Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!"
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya,
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?"

Maka sedihlah hati Petrus
karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya,
"Apakah engkau mengasihi Aku?"
Dan ia berkata kepada-Nya,
"Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu!
Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."

Yesus berkata kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!"
Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya ketika masih muda
engkau sendiri mengikat pinggangmu
dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki.
Tetapi jika engkau sudah menjadi tua,
engkau akan mengulurkan tanganmu,
dan orang lain akan mengikat engkau
dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

Hal ini dikatakan Yesus untuk menyatakan
bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah.
Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus,
"Ikutlah Aku."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan oleh Ibu Erna Kusuma untuk Daily Fresh Juice:

*Relasi Kasih Ada Pasang-Surutnya*

Yoh 21:15-19
Oleh Erna Kusuma

Para Pendengar Daily Fresh Juice dimana pun berada,
Hari ini gereja mengajak kita untuk mendengarkan dan merenungkan bagian akhir dari Injil Yohanes, Bab 21 Ayat 15 sampai 19, yang menuliskan tentang perintah eksklusif dari Yesus kepada rasul Petrus, "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:
[Bacaan Injil]
Demikianlah sabda Tuhan.

Para Pendengar setia Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Yesus menetapkan Petrus untuk meneruskan tongkat estafet menggembalakan umat.
Entah bagaimana perasaan Petrus saat itu.
Yang terungkap adalah perasaan sedih
karena sampai tiga kali Yesus menanyakan hal yang sama,
"Apakah engkau mengasihi Aku?"
se olah-olah Yesus tidak mempercayai dirinya.
Wajar kalau Petrus meragukan apa yang didengarnya itu,
kerena belum lama berselang, yaknni ketika Yesus ditangkap,
sampai tiga kali Petrus menyangkal mengenal Yesus ketika orang-orang mempertanyakannya.
Sangat mungkin Petrus diliputi penyesalan terhadap penyangkalan yang dilakukannya, bisa jadi saja Petrus menjadi trauma setiap kali ia mendengar ayam berkokok.

Sebelumnya juga terjadi, ketika Yesus menyampaikan untuk kali pertama tentang penderitaan yang akan dialami oleh Yesus, Petrus secara gegabah menegur Yesus dengan berkata, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
Petrus lupa kalau Yesus adalah Tuhan yang tentu sangat berkuasa untuk menentukan sesuatu itu terjadi atau tidak, bukan dirinya yang berkuasa untuk menghindarkan Yesus dari penderitaan.
Maka Yesus pun menegur Petrus dengan keras, "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Begitu pula yang terjadi di taman getsemani, secara sembrono Petrus menebas telinga seorang hamba imam besar yang hendak menangkap Yesus.
Petrus merasa dirinya seolah seorang jagoan yang mampu melindungi Yesus, makanya Yesus kembali mengingatkan Petrus,
"Apakah kau sangka Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat untuk membantu Aku?"

Petrus melakukan semua itu oleh karena ia sangat mengasihi Yesus, secara spontan ia bertindak menurut apa yang dianggapnya benar.
Kesetiaan Petrus kepada Yesus tak dapat diragukan lagi.
Misalnya ketika orang-orang pergi meninggalkan Yesus karena mereka tidak dapat menerima ajaran Yesus tentang roti hidup, dan ketika Yesus bertanya,
"Apakah kamu tidak mau pergi juga?", dengan tegas Petrus menjawab,
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal, dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."

Nampaknya Petrus akhirnya menyadari
kalau tugas mengembalakan umat itu bukanlah tugas yang enak atau menyenangkan, melainkan tugas yang sangat berat mengingat situasi saat itu yang sangat tidak kondusif.
Terlebih lagi Yesus berkata perihal bagaimana Petrus akan menemui ajalnya,
"Engkau akan mengulurkan tanganmu,
dan orang lain akan mengikat engkau
dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
Setelah Roh Kudus turun atas Petrus dan para rasul lainnya,
serta merta Petrus yang lemah dan ketakutan menjadi tegar dan siap menghadapi se buruk apa pun situasi dan keadaannya pada waktu itu.
Petrus pun menjelma menjadi batu karang yang kokoh dan siap menderita demi memuliakan Yesus.
Ia memang menjadi batu karang cikal bakal gereja.
Ketika saatnya ia mesti menyerahkan nyawa sebagai martir, ia meminta agar disalibkan secara terbalik, dengan kepala di bawah dan kaki di atas.

Para Pendengar yang dikasihi Tuhan,
Mungkin sangat jauhlah kita jika dibandingkan dengan Petrus dalam hal kasih dan kesetiaan kepada Yesus.
Tetapi ada yang serupa dengan Petrus tentang kualitas dan intensitas relasi kasih di antara kita dan Yesus.
Petrus mengalami pasang-surut dalam relasinya dengan Yesus, barangkali kita juga demikian.
Tentu saja Yesus sangat konsisten dengan kasih-Nya, tak mengenal pasang-surut.
Di saat kita menjauh darinya karena perbuatan dosa, Yesus tetap mengasihi kita.
Sedangkan kita sendiri, jika memang benar-benar mengasihi Yesus, maka kasih kita itu seperti deburan ombak di pantai, terkadang tenang terkadang menggebu-gebu, tetapi tak pernah berhenti.
Itu terjadi karena ada dorongan angin dari tengah laut.
Tanpa adanya dorongan maka tak akan terjadi ombak.
Oleh karena itulah kita senantiasa berharap Roh Kudus  membangkitkan dorongan berupa iman dan harapan agar kasih kita kepada Yesus dapat bergelora.

Roh Kudus, yang juga disebut sebagai Roh Penghibur, Roh Kebenaran dan Roh Penyelamat, akan dengan setia mendampingi kita, terutama di saat-saat kita merasa kalau Tuhan berbuat sesuatu tidak seperti yang kita harapkan, ketika suatu peristiwa terjadi dan menjadikan kita kecewa karena merasa Tuhan membiarkan itu terjadi, atau ketika kita merasa tidak dipercaya, merasa ditinggalkan, atau merasa sedih karena Tuhan berbuat lain, seharusnya kita mau menyadari bahwa di balik semua itu Tuhan telah mempunyai rencana yang lebih untuk kita, seharusnya kita mau membuka hati agar dapat mengerti rencana Tuhan itu.

Para Pendengar Daily Fresh juice terkasih,
Marilah sekarang kita berdoa bersama untuk menutup renungan kita hari ini.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.
Ya Allah Bapa yang bertahta di Surga,
Sosok Rasul Petrus telah memberi kami pencerahan bahwa kami ini hanyalah manusia yang lemah, yang mudah terombang-ambing dalam mengasihi Putera-Mu Yesus Kristus.
Kami ingin mengasihi Engkau melebihi segala sesuatu ya, Bapa.
Maka jagailah agar kami dapat konsisten dan stabil dalam iman kami, agar tak mudah terjatuh ke dalam dosa, perbuatan yang hanya membuat kami semakin jauh dari-Mu.
Jagailah agar pasang-surut relasi kasih dengan-Mu justru akan membuat kami semakin kuat dan semakin mengasihi-Mu.
Amin.
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

Terimakasih.
Sampai jumpa bulan depan!



Peringatan Orang Kudus
Santo Paskalis Baylon, Pengaku Iman
Paskalis lahir di Torre Hermosa, kerajaan Aragon (sekarang Timurlaut Spanyol) pada tanggal 24 Mei 1540. Kelahiran dan kematiannya tepat pada Hari Raya Pentakosta. Keluarganya amat miskin. Sampai umur 24 tahun, Paskalis menjadi gembala domba.  Di tengah kesibukannya memperhatikan domba-dombanya, Paskalis selalu menyempatkan diri berdoa dan membaca Kitab Suci. Kebiasaan berdoa dan membaca Kitab Suci ini menumbuhkan dalam hatinya keinginan menjadi biarawan. la bercita-cita masuk biara yang lebih mengutamakan kemiskinan. Untuk itu, ia menjelajahi seluruh Spanyol selama 4 tahun untuk mengenal setiap biara yang ada di sana. Akhirnya ia memutuskan masuk biara Saudara-saudara Dina Santo Fransiskus di Montforte sebagai seorang bruder. Pada tahun 1565 ia mengikrarkan kaulnya dalam ordo itu.
Pemimpin biara sangat menyukai dia. Pater Ximenes, pemimpin biara itu mengatakan bahwa ia belum pernah menyaksikan seorang biarawan Fransiskan yang benar-benar menghayati kemiskinan seperti Paskalis. Kamarnya sangat sederhana. Di dalamnya tidak terdapat apa pun juga selain sebuah salib Yesus, patung Bunda Maria, sebuah meja kecil dan sepotong kayu sebagai tempat duduk sekaligus bantaanya. Tidurnya semalam hanya tiga jam lamanya. Tengah malam ia selalu ha­dir dalam doa ofisi bersama rekan-rekannya. Sesudah Ofisi malam, ia terus tinggal di dalam gereja untuk berdoa dan bermeditasi. Pagi-pagi benar ia sudah membuka pintu gereja dan menyiapkan semua yang di­butuhk an untuk perayaan Ekaristi.
Di dalam biara ia dikenal sebagai seorang biarawan yang taat dan yang menjalankan disiplin diri yang keras. la menjadi sosok biarawan Fransiskan yang penuh kebajikan dan cinta kasih. la menyambut gembira semua orang yang datang kepadanya untuk meminta doa dan bimbingannya. Diceritakan bahwa ia melakukan sejumlah mujizat teristimewa untuk orang-orang sakit dan miskin.
Suatu kali ketika menjalankan tugas misioner di Prancis, ia dengan tegas melawan penganut Protestan Prancis yang menolak mengakui kehadiran nyata Kristus dalam Ekaristi kudus. Karena itu, ia diusir oleh orang-orang Protestan Prancis. Ia kembali ke biara Fransiskan di Villareale dan menetap di sana hingga kematiannya pada tanggal 15 Mei 592.
Hari kelahiran dan kematiannya yang tepat pada hari raya Pentakosta memberi kesan bahwa ia sungguh-sungguh dinaungi oleh Roh Kudus, dan panggilannya merupakan panggilan Roh Kudus. Kekuatan fisik dan rohnya adalah anugerah Roh Kudus. Pater Emmanuel Rodriquez, seorang teolog ternama mengatakan bahwa ia banyak berbicara dengan Bruder Paskalis mengenai pokok-pokok iman yang sukar dimengerti. Betapa herannya bahwa Bruder Paskalis yang tidak pernah bersekolah itu dapat menerangkan soal-soal yang sukar itu dengan lebih jelas daripada dia sendiri.
Santo Paskalis Baylon dihormati terutama sebagai pelindung dari Persekutuan-persekutuan yang memberi devosi kepada Sakramen Maha­kudus. Sebagai penjaga pintu biara, Paskalis tinggal dekat pintu biara dan gereja. Setiap waktu senggangnya dimanfaatkannya untuk berdoa didepan tabernakel. Tidaklah mengherankan bahwa kemudian Bruder Paskalis yang rendah hati ini dikaruniai penglihatan-penglihatan ajaib dan ekstase-ekstase luar biasa.
Seat kematiannya diketahuinya sendiri dengan pasti. Seminggu se­belum kematiannya, ia pergi ke kota untuk mengadakan kunjungan per­pisahan dengan semua rekannya.
Jenazahnya disemayamkan di gereja dan dihormati dengan perayaan Ekaristi. Pada saat konsekrasi, Paskalis membuka matanya dua kali sebagai tanda penghormatannya yang terakhir kepada Sakramen Mahakudus.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/