Liturgia Verbi 2024-03-01 Jumat.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah II

Jumat, 1 Maret 2024

Ujud Gereja Universal: Para martir zaman sekarang.
Semoga mereka yang mempertaruhkan hidup demi pewartaan Injil di berbagai belahan dunia mengobarkan Gereja dengan keberanian dan semangat misioner mereka.

Ujud Gereja Indonesia: Keluarga dengan anak berkebutuhan khusus.
Semoga orangtua dan keluarga dengan anak berkebutuhan khusus dapat memaknai kehadiran anak mereka sebagai anugerah dan sarana untuk mewujudkan kasih Allah secara istimewa.



Bacaan Pertama
Kej 37:3-4.12-13a.17b-28

"Lihat, tukang mimpi datang, marilah kita bunuh dia."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Israel lebih mengasihi Yusuf daripada semua anaknya yang lain,
sebab Yusuf itulah anak yang lahir pada masa tuanya;
dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya,
bahwa ayah mereka lebih mengasihi Yusuf
daripada semua saudaranya,
maka bencilah mereka itu kepada Yusuf,
dan tidak mau menyapanya dengan ramah.

Pada suatu hari
pergilah saudara-saudara Yusuf
menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem.
Lalu Israel berkata kepada Yusuf,
"Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan
kambing domba dekat Sikhem?
Marilah engkau kusuruh kepada mereka."
Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu,
dan didapatinyalah mereka di Dotan.
Dari jauh ia telah kelihatan kepada mereka.
Tetapi sebelum ia dekat pada mereka,
mereka telah bermufakat
mencari daya upaya untuk membunuhnya.
Kata mereka seorang kepada yang lain,
"Lihat, tukang mimpi kita itu datang!
Sekarang, marilah kita bunuh dia,
dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini,
lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya.
Dan kita akan lihat nanti,
bagaimana jadinya dengan mimpinya itu!"

Ketika Ruben mendengar hal ini,
ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka,
sebab itu kata Ruben, "Janganlah kita bunuh dia!"
Lagi kata Ruben kepada mereka,
"Janganlah tumpahkan darah!
Lemparkan saja dia ke dalam sumur
yang ada di padang gurun ini,
tetapi janganlah apa-apakan dia."
Maksud Ruben: ia hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka
dan membawanya kembali kepada ayahnya.

Baru saja Yusuf sampai pada saudara-saudaranya,
mereka pun menanggalkan jubah Yusuf,
jubah maha indah yang dipakainya itu.
Lalu mereka membawa dia
dan melemparkan dia ke dalam sumur.
Sumur itu kosong, tidak berair.
Kemudian duduklah mereka untuk makan.
Ketika mereka mengangkat muka,
kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael
yang datang dari Gilead
dengan untanya yang membawa damar,
balsam dan damar ladam.
Mereka sedang dalam perjalanan mengangkut barang-barang itu ke Mesir.
Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu,
"Apakah untungnya kita membunuh adik kita itu
dan menyembunyikan darahnya?
Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini,
tetapi janganlah kita apa-apakan dia,
karena ia saudara kita, darah daging kita."
Dan saudara-saudaranya pun mendengarkan perkataannya itu.
Ketika saudagar-saudagar Midian itu lewat,
Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu,
kemudian dijual kepada orang Ismael itu
dengan harga dua puluh syikal perak.
Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.

Demikianlah sabdaTuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 105:16-17.18-19.20-21,R:5a

Refren: Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib
yang dilakukan Tuhan.

*Ketika Tuhan mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan,
dan menghancurkan seluruh persediaan makanan,
diutus-Nyalah seorang mendahului mereka,
yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.

*Kakinya diborgol dengan belenggu,
lehernya dirantai dengan besi,
sampai terpenuhinya nubuatnya,
dan firman Tuhan membenarkan dia.

*Raja menyuruh melepaskan dia,
penguasa para bangsa membebaskannya.
Dijadikannya dia tuan atas istananya,
dan pengelola segala harta kepunyaannya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 3:16

Begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
beroleh hidup yang kekal.



Bacaan Injil
Mat 21:33-43.45-46

"Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa
Yesus berkata kepada imam-imam kepala
serta tua-tua bangsa Yahudi,
"Dengarkanlah perumpamaan ini,
Seorang tuan tanah membuka kebun anggur
dan menanam pagar sekelilingnya.
Ia menggali lubang tempat memeras anggur
dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu.
Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap
lalu berangkat ke negeri lain.

Ketika hampir tiba musim petik,
ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu
untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya.
Tetapi para penggarap menangkap hamba-hambanya itu:
yang seorang mereka pukul,
yang lain mereka bunuh,
dan yang lain lagi mereka lempari dengan batu.
Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain,
lebih banyak daripada yang semula.
Tetapi mereka pun diperlakukan sama
seperti kawan-kawan mereka.

Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada mereka,
pikirnya, 'Anakku pasti mereka segani.'
Tetapi ketika para penggarap melihat anak itu,
mereka berkata seorang kepada yang lain:
Ia adalah ahli waris!
Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.
Maka mereka menangkap dia,
dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu,
lalu membunuhnya.
Maka apabila tuan kebun anggur itu datang,
apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?"

Kata imam-imam kepala dan tua-tua itu kepada Yesus,
"Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu,
dan kebun anggurnya akan disewakannya
kepada penggarap-penggarap lain
yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya."
Kata Yesus kepada mereka,
"Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci:
Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan
telah menjadi batu penjuru?
Hal itu terjadi dari pihak Tuhan,
suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Sebab itu Aku berkata kepadamu,
Kerajaan Allah akan diambil dari padamu,
dan akan diberikan kepada suatu bangsa
yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu."

Mendengar perumpamaan Yesus itu,
imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mengerti
bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya.
Maka mereka berusaha menangkap Dia,
tetapi mereka takut kepada orang banyak,
karena orang banyak itu menganggap Yesus nabi.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Setelah bangkit dari kematian melalui pertobatan, lalu apa yang mesti kita perbuat?
Bacaan Pertama dan Bacaan Injil hari ini menginspirasi kita akan tugas perutusan dari Tuhan untuk menjadi terang dan garam bagi dunia.
Yusuf yang dikasihi ayahnya, sama seperti kita yang telah bangkit pun dikasihi oleh Tuhan lebih dari yang lain, diutus oleh ayahnya untuk menyusul saudara-saudaranya yang sedang menggembalakan ternak, "Pergilah engkau melihat apakah baik keadaan saudara-saudaramu dan keadaan kambing domba; dan bawalah kabar tentang itu kepadaku."
Kasih dari ayahnya kepada Yusuf telah menimbulkan irihati dan kebencian di antara saudara-saudaranya.
Tugas perutusan Yusuf ini merupakan tugas berat, beresiko dibunuh.

Begitu pula pada Bacaan Injil.
Tuan tanah mengutus hambanya untuk datang kepada para penggarap untuk menagih hasil yang menjadi bagiannya, tetapi nasib buruk mesti dialami oleh para utusan itu.
Sampai-sampai "anak tuan tanah" yang akhirnya diutus juga, mesti menerima perlakuan jahat, dibunuh.
Ini terjadi karena sifat serakah, ingin memiliki yang bukan miliknya dengan cara yang salah.

Kita juga diutus oleh Yesus, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk."  [Mrk 16:15]
Di akhir Misa, imam mengajak kita untuk melaksanakan tugas perutusan ini, "Marilah kita pergi, kita diutus."
Tugas perutusan ini merupakan tugas dengan resiko yang sangat besar, yang mudah membuat kita enggan melaksanakannya, dan bahkan dapat merontokkan iman kita.
Yesus sendiri tidak menyangkal akan hal ini, "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati."  [Mat 10:16]

Waduh, bagaimana ini?
Tugas perutusannya kok berat sekali sih? Apa saya mampu?
Memang, semasih kita menggunakan nalar duniawi untuk memahami dan menerima tugas perutusan ini, ya sulitlah.
Tetapi jika kita telah bangkit bersama Kristus, semestinya kita tidak lagi menggunakan kacamata duniawi untuk melihat berbagai persoalan hidup ini.
Yesus telah menyampaikannya, "Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu."  [Yoh 15:19]
"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu."  [Yoh 15:18]
"Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita."   [Yoh 16:20]

Ya, seperti pantun, "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian."
Seorang ibu yang ingin memiliki anak, mesti menderita selama 9 bulan dan bersakit-sakit saat melahirkan, dan mesti bersusah-payah membesarkannya.
Seorang atlet, jika ingin menjadi juara, maka ia mesti berlatih keras, bersusah-payah untuk mencapainya, dan bisa jadi didahului dengan kegagalan sebelum menjadi juara.

Semoga janji Yesus cukup untuk mengeraskan niat dan tekad kita dalam menjalani tugas perutusan ini, "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu." [Bdk Yoh 14:2]
Bukankah ini merupakan wujud dari "berenang-renang ke tepian"?



Peringatan Orang Kudus
Santo Felix III (II), Paus
Felix berasal dari sebuah keluarga berdarah Romawi. la menjadi paus menggantikan Paus Santo Simplisius pada tahun 483. la dinamakan Felix III (II) karena kira-kira pada tahun 365 ada seorang paus tandingan yang menamakan dirinya Felix lI.
Selama masa kepausannya, Felix menghadapi bidaah Monophysitisme yang menolak ajaran iman tentang kedwitunggalan kodrat Yesus Kristus: Ilahi sekaligus Manusiawi. Untuk memecahkan masalah itu, Kaisar Zeno mengeluarkan suatu rumusan kesatuan yang bermakna ganda, yang disebut Henotikon. Rumusan ini tidak disetujui baik oleh Sri Paus maupun oleh pengikut aliran bidaah Monophisitisme.
Demi pemecahan selanjutnya, Sri Paus Felix memanggil Acacius, Patriark Konstantinopel, penyusun rumusan itu. Acacius menolak datang ke Roma. Maka dia diekskomunikasikan oleh Felix III. Sejak berlakunya ekskomunikasi ini, skisma Acacian mulai tersebar dan terus berkembang hingga kematian Felix III pada tanggal 1 Maret 492.

Santo David, Pengaku Iman
David mungkin lahir di Cardigan, Wales, Inggris pada tahun 520 dari sebuah keluarga bangsawan. la terkenal sebagai seorang biarawan yang aktif mendirikan biara-biara: kurang lebih ada 12 biara yang didirikannya. Dari antara biara-biara itu, biara Menevia di bagian baratdaya Wales adalah biara pusat sekaligus menjadi tempat tinggalnya sebagai pimpinan tertinggi.
Dalam kedudukannya itu David memainkan peranan besar dalam perkembangan Gereja Keltik. Banyak perintis Gereja Irlandia dididik di Menevia; antara lain Santo Finnianus dari Clonard, yang dijuluki sebagai Bapa Monastik Irlandia. Ketenaran namanya pada zaman itu dapat dilihat dari begitu banyak gereja kuno - lebih dari 50 buah gereja - di bagian selatan Wales yang memilih dia sebagai pelindungnya. David meninggal dunia pada tahun 601 di Menevia. la digelari kudus pada tahun 1120 pada masa kepemimpinan Sri Paus Kalistus II (1119-1124), dan diangkat sebagai pelindung suci Wales.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-02-29 Kamis.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah II

Kamis, 29 Februari 2024



Bacaan Pertama
Yer 17:5-10

"Terkutuklah yang mengandalkan manusia.
Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan."

Pembacaan dari kitab Yeremia:

Beginilah firman Tuhan,
"Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia,
yang mengandalkan kekuatannya sendiri,
dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!
Ia seperti semak bulus di padang belantara,
ia tidak akan mengalami datangnya hari baik;
ia akan tinggal di tanah gersang di padang gurun,
di padang asin yang tidak berpenduduk.
Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan,
yang menaruh harapannya pada Tuhan!
Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air,
yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air,
dan yang tidak mengalami datangnya panas terik;
ia seperti pohon yang daunnya tetap hijau,
yang tidak kuatir dalam tahun kering,
dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Betapa liciknya hati,
lebih licik daripada segala sesuatu!
Hati yang sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati dan menguji batin,
untuk memberi balasan kepada setiap orang
setimpal dengan hasil perbuatannya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 1:1-2.3.4.6,R:40:5a

Refren: Berbahagialah orang
yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.

*Berbahagialah orang
yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,
dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh;
tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan,
dan siang malam merenungkannya.

*Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buah pada musimnya,
dan tak pernah layu;
apa saja yang diperbuatnya berhasil.

*Bukan demikianlah orang-orang fasik:
mereka seperti sekam yang ditiup angin.
Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar,
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.



Bait Pengantar Injil
Luk 8:15

Berbahagialah orang,
yang setelah mendengar firman Tuhan,
menyimpannya dalam hati yang baik
dan menghasilkan buah dalam ketekunan.



Bacaan Injil
Luk 16:19-31

"Engkau telah menerima segala yang baik,
sedangkan Lazarus segala yang buruk. 
Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Ada seorang kaya
yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus,
dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus,
badannya penuh dengan borok.
Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
dan ingin menghilangkan laparnya
dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu.
Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.

Kemudian matilah orang miskin itu,
lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur.
Sementara menderita sengsara di alam maut,
ia memandang ke atas,
dan dari jauh dilihatnya Abraham,
dengan Lazarus duduk di pangkuannya.
Lalu ia berseru, "Bapa Abraham, kasihanilah aku.
Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air
dan menyejukkan lidahku,
sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini!"
Tetapi Abraham berkata, "Anakku, ingatlah!
Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu,
sedangkan Lazarus segala yang buruk.
Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
Selain dari pada itu di antara kami dan engkau
terbentang jurang yang tak terseberangi,
sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu
ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami
tidak dapat menyeberang!"
Kata orang itu, 'Kalau demikian, aku minta kepadamu Bapa,
supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
sebab masih ada lima orang saudaraku,
supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh,
agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan itu.'
Tetapi kata Abraham,
'Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi;
baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.'
Jawab orang itu, 'Tidak, Bapa Abraham!
Tetapi jika ada seorang
yang datang dari antara orang mati kepada mereka,
mereka akan bertobat.'
Kata Abraham kepadanya,
'Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi,
mereka tidak juga akan mau diyakinkan,
sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Dua kata kunci yang mesti mendapat perhatian utama bagi siapa saja yang hendak mati dalam dosa dan bangkit menjadi manusia baru tanpa dosa, yakni: percaya dan bertobat.
Orang yang percaya kepada Tuhan akan mendengarkan Dia dan menjalankan apa yang didengarnya itu.
Setelah menyadari bahwa yang telah diperbuat ternyata tidak sesuai dengan yang didengarnya, maka ia pun menyesali perbuatannya itu lalu bertobat untuk memperoleh pengampunan dari Tuhan.

Apa yang akan terjadi jika setelah mendengarkan Tuhan tetapi tidak menjadi percaya, dan setelah menyadari perbuatan tetapi tidak bertobat?
Ya, ia akan dihadapkan kepada penghakiman Tuhan dan akan menerima hukuman sesuai takarannya.
Kitab Yeremia pada Bacaan Pertama hari ini, yang mewakili hukum Perjanjian Lama, secara jelas menuliskan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!"
Orang yang terkutuk ibarat pohon yang hidup di tanah gersang di padang belantara, dan ia tidak akan mengalami datangnya hari baik.
Sebaliknya, "Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!"
Orang yang diberkati ibarat pohon yang tumbuh di tepi sungai, yang daunnya tetap hijau sekali pun hujan tak turun karena akar-akarnya merambat di tepi batang air dari sungai.  Ia tak khawatir musim kering, dan tak akan berhenti menghasilkan buah.
Jadi, menurut hukum Perjanjian Lama, penghukuman akan diterima langsung semasih ia hidup di dunia ini.

Dari Injil Lukas pada Bacaan Injil, yang mewakili hukum Kristus, hukum Perjanjian Baru, hukuman akan dijatuhkan setelah orang berdosa meninggal dunia dan berkat hidup kekal akan diterima bagi orang yang percaya dan bertobat.
Tidaklah salah menjadi orang kaya, tetapi akan salah jika ia hidup dalam kemewahannya tanpa memperdulikan orang di sekitarnya, dan akan salah jika ia mengandalkan kemampuannya sendiri dan tidak mendengarkan perintah Tuhan.
Yang salah bukan karena kekayaannya, melainkan karena perbuatannya.
Sebaliknya, Lazarus, yang hidup sengsara, dibenarkan Tuhan karena ia tidak menjadikan kemiskinannya sebagai alasan untuk berbuat dosa.
Ia tidak mencuri atau merampok agar bisa makan dan bisa berobat.
Ia memilih menjadi pengemis, berharap belas-kasihan Tuhan melalui perantaraan orang-orang baik dan berkenan membantunya.

Jadi, jika kita berbuat dosa, maka penghukuman akan kita terima ketika masih hidup di dunia ini, dan jika masih belum mau bertobat, maka hukuman setelah meninggal dunia pun menanti kita.
Waduh, ini celaka!
Maka dari itu, marilah kita bangkit melawan dosa!



Peringatan Orang Kudus
Santo Romanus, Rahib
Romanus adalah seorang rahib di sebuah biara pertapaan dekat Subiaco, Italia. la mendampingi Santo Benediktus (pendiri biara Benediktin) hingga menjadi seorang rahib yang terkenal dalam sejarah Gereja.
Pertemuannya dengan Benediktus terjadi di daerah pegunungan Subiaco. Kepadanya Benediktus mengetengahkan keinginannya untuk menjadi rahib. Memenuhi keinginan hati Benediktus, Romanus menunjukkan kepadanya sebuah gua terpencil yang sangat cocok untuk berdoa dan bermeditasi. Romanus membantu Benediktus dengan menghantarkan kepadanya makanan sehari-hari selama tiga tahun.
Menurut cerita, Romanus kemudian pergi ke Auxerre, Prancis agar bisa terhindar dari para pengacau yang telah menyebar di seluruh ltalia. Di Auxerre ia mendirikan biara Fontrouge dan di sana pula ia menghembuskan nafasnya pada tahun 550.


Beata Anna Line, Janda dan Martir
Masa muda Anna berlangsung pada masa penganiayaan dan pembunuhan terhadap umat Katolik di Inggris. Meskipun keadaan sangat berbahaya, narnun Anna serta adiknya mengarnbil keputusan berani untuk memeluk agarna Katolik. Akibat keputusan itu mereka diusir ayahnya dm rumah dan dicabut hak wmsannya. Kelak Anna menikah dengan Roger Line, seorang pemuda Katolik yang saleh. Roger kemudian meninggal dunia pada tahun 1594 di tempat pembuangan di luar negeri.
Sejak itu Anna memusatkan perhatiannya pada hal menolong imarn- imarn yang dikejar-kejar oleh agen-agen rahasia Inggris. Rumahnya yang berada di London selalu terbuka bagi imarn-imarn. la menolong mereka sedapat-dapatnya dengan makanan dan bantuan lain seperlunya. la rarnah dan sopan serta beIjiwa tenang. Keinginannya adalah mati bagi Kristus.
Sekali peristiwa ia menolong meloloskan seorang imarn Yesuit dari penjara "Tower" yang mengerikan itu. Karena hal itu diketahui penguasa, maka Anna ditangkap, ditahan, didakwa menyembunyikan imam- imam dan akhirnya dijatuhi hukuman mati. Dengan gagah berani ia berkata kepada hakim-hakim yang mengadilinya: "Saya hanya menyesal bahwa saya tidak dapat menolong imarn-imarn sebanyak seribu orang lagi".  Pada tangga1 27 Februarl 1601, Anna dibawa ke Tyburn, tempat penyiksaan yang sampai saat ini terkenal sebagai tempat pembunuhan yang mengerikan. Anna tetap sabar dan tenang sarnpai saat terakhir hidupnya. la mengucupi tiang gantungan yang disediakan baginya dan membuat tanda salib pada tiang itu lalu berdoa. Di atas tiang gantungan itulah ia menghembuskan nafasnya dan menyerahkan rohnya kepada Tuhan.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-02-28 Rabu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah II

Rabu, 28 Februari 2024



Bacaan Pertama
Yer 18:18-20

"Persekongkolan melawan Nabi Yeremia."

Pembacaan dari Kitab Yeremia:

Para lawan Nabi Yeremia berkata,
"Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia,
sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran,
orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat
dan nabi tidak akan kehabisan firman.
Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri
dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!"

"Perhatikanlah aku, ya Tuhan,
dan dengarkanlah suara pengaduanku!
Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan?
Mereka telah menggali pelubang untuk aku!
Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu,
dan telah berbicara membela mereka,
supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 31:5-6.14.15-16,R:17b

Refren: Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu!

*Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring
yang dipasang orang terhadap aku,
sebab Engkaulah tempat perlindunganku.
Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku;
Sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.

*Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik,
menghantuiku dari segala penjuru;
mereka bermufakat mencelakakan aku,
mereka bermaksud mencabut nyawaku.

*Tetapi aku, kepada-Mu ya Tuhan, aku percaya,
aku berkata, "Engkaulah Allahku!"
Masa hidupku ada dalam tangan-Mu,
lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku
dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!



Bait Pengantar Injil
Yoh 8:12b

Akulah terang dunia, sabda Tuhan,
barangsiapa mengikut Aku ia akan mempunyai terang hidup.



Bacaan Injil
Mat 20:17-28

"Yesus akan dijatuhi hukuman mati."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada waktu Yesus akan pergi ke Yerusalem,
Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri
dan berkata kepada mereka,
"Sekarang kita pergi ke Yerusalem
dan Anak Manusia akan diserahkan
kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,
dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.
Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah,
supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan,
tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."

Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus
beserta anak-anaknya kepada Yesus,
lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
Kata Yesus, "Apa yang kaukehendaki?"
Jawab ibu anak itu,
"Berilah perintah, supaya kedua anakku ini
kelak boleh duduk di dalam Kerajaan-Mu,
yang seorang di sebelah kanan-Mu
dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
Tetapi Yesus menjawab,
"Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta.
Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?"
Kata mereka kepada-Nya, "Kami dapat."
Yesus berkata kepada mereka,
"Cawan-Ku memang akan kamu minum,
tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku,
Aku tidak berhak memberikannya.
Itu akan diberikan kepada orang-orang
bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."

Mendengar itu,
marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata,
"Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa
memerintah rakyatnya dengan tangan besi
dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya
dengan keras atas mereka.
Tidaklah demikian di antara kamu!
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu,
dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hambamu.
Sama seperti Anak Manusia:
Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani,
dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Bacaan Injil hari ini menuliskan tentang tiga hal pokok, yaitu yang pertama: pemberitahuan yang ketiga kali tentang penderitaan yang akan dialami oleh Yesus.
Yang kedua tentang permintaan yang ambisius dari Ibu Yakobus dan Yohanes
agar kedua anaknya diberi kedudukan tinggi di dalam Kerajaan Yesus.
Dan yang ketiga adalah tentang ajaran Yesus,
bahwa kepemimpinan dalam Kerajaan Allah berbeda dengan kepemimpinan duniawi.
Kepemimpinan yang sejati adalah kepemimpinan yang melayani,
dan Yesus adalah contoh teladan dari kepemimpinan yang melayani.
Mari kita simak lebih jauh tentang kepemimpinan "ala Yesus" ini.

Saya benar-benar menjadi sangat kagum ketika menyadari,
ternyata ajaran Yesus tentang kepemimpinan yang melayani itu sekarang telah menjadi ilmu manajemen modern,
yang digunakan untuk melatih para pemimpin nyaris di segala bidang.

Umumnya pemimpin itu berada pada kedudukan yang lebih tinggi, berada di tempat terkemuka, selalu didahulukan dan bahkan dilayani oleh orang-orang yang dipimpinnya.
Hal ini nampak jelas pada berbagai pertemuan, ada ruang tunggu VIP untuk para pejabat atau pemimpin, di saat acara pun para pejabat duduk di kursi-kursi kehormatan di bagian depan.
Di jalan raya pun kita mesti minggir untuk memberi jalan kendaraan pejabat yang lewat.
Saya bersyukur hal seperti ini tidak saya temukan di gereja saat mengikuti Misa hari Minggu.
Tak ada ruang tunggu VIP, semua langsung masuk ke dalam gereja.
Tidak disediakan kursi VIP, semua sama, tokoh-tokoh penting bisa saja duduk bersebelahan dengan umat awam dan sama-sama menyampaikan salam Damai saat sebelum Komuni.
Begitu pula saat Doa Syukur Agung, semua berlutut tanpa pandang bulu, barangkali ada pengecualian terhadap umat yang berkendala fisik, tetapi pejabat pemerintah atau pun tokoh umat mesti berlutut juga.
Imam dan seluruh pelayan Misa hadir untuk melayani umat, bukan untuk dilayani.

Mari sekarang kita cermati ajaran Yesus tentang ciri-ciri pemimpin yang melayani.
Menjadi pemimpin bukan mengejar kedudukan atau posisi yang tinggi, seperti yang dimintakan oleh ibu Yakobus dan Yohanes.
Kepemimpinan itu hendaknya dipandang sebagai kesempatan untuk melayani orang lain.
Itulah yang dikerjakan oleh Yesus dan para murid-Nya.
Mereka berkeliling untuk melayani orang-orang yang membutuhkan pencerahan rohani, yang berkesusahan oleh karena sakit atau karena disabilitas, membebaskan yang kerasukan setan, dan sebagainya.
Sampai-sampai mereka tak sempat lagi untuk makan dan beristirahat.

Yesus juga mensyaratkan pemimpin itu mesti cerdik seperti ular tetapi tulus seperti merpati, tak jarang dituntut untuk berani mengambil risiko.
Ini juga ditunjukkan oleh Yesus ketika menjawab berbagai pertanyaan menjebak yang dilontarkan oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi.
Ketulusan Yesus dalam membagikan kasih tentulah tak dapat kita ragukan sama sekali.
Telah berulang kali ditunjukkan betapa Yesus itu mudah sekali tergerak oleh belas kasihan dan tanpa ditunda-tunda lagi segera menolong orang.
Saling mengasihi adalah perintah Yesus untuk kita patuhi tanpa kompromi.
Yesus telah menegaskan, "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." [Yoh 15:13]

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau mendengarkan, seperti yang juga telah berulang kali disampaikan oleh Yesus,
"Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
Kita diberi dua telinga dan satu mulut, artinya kita mesti lebih banyak mendengar ketimbang berbicara.
Yesus telah memberi contoh, dengan bertanya kepada para murid-Nya, "Kata orang, siapakah Aku ini"
lalu dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya,
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"

Merendahkan diri di depan anak buah itu sesuatu banget,
sesuatu yang tak mudah untuk dikerjakan,
sebab lazimnya anak buahlah yang selalu merendah di hadapan boss-nya,
anak buahlah yang selalu memuji-muji atasannya setinggi langit.
Padahal memuji bawahan, memberi apresiasi atau penghargaan adalah hal yang peru dan penting untuk dilakukan.
Terhadap hal ini Yesus telah berulang kali pula memberikan contohnya.
Misalnya tentang iman seorang perwira Kapernaum yang meminta kesembuhan hambanya, "Iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di Israel."
Atau tentang seorang ibu yang meminta kesembuhan anaknya, "Hai ibu, sungguh besar imanmu! Jadilah kepadamu seperti yang kauinginkan."
Atau tentang seorang janda miskin yang memasukkan dua peser ke dalam peti persembahan di Bait Allah,
"Sesungguhnya janda miskin ini telah memberikan lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."
Ya, memberi apresiasi terhadap perbuatan baik dari orang-orang yang dipimpin adalah ciri seorang pemimpin yang melayani.

Di atas semua itu, di atas semua hal-hal baik dan penting bagi para pemimpin yang melayani, saya tak habis pikir akan syarat atau ciri tentang kerendahan hati, "Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Sesuatu yang luarbiasa telah ditunjukkan oleh Yesus tentang kerendahan hati ini, yakni ketika Yesus dan para murid sedang makan bersama sebelum hari raya Paskah.
Yesus bangun dan menanggalkan jubah-Nya, mengambil kain lenan dan mengambil air, lalu mulai membasuh kaki murid-murid-Nya dan menyekanya dengan kain lenan yang ada di pinggang-Nya.
Setelah itu Yesus berpesan,
"Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu."

Nah, mari kita sudahi renungan ini dengan niat dan tekad untuk menjadi pemimpin yang melayani, dengan pertama-tama kita mengasah kemampuan untuk memimpin diri sendiri terlebih dahulu, untuk terlebih dahulu membersihkan balok di depan mata kita sebelum kita membantu orang lain membersihkan selumbar dari matanya.
Marilah kita memohon bimbingan Roh Kudus untuk mewujudkan niat dan tekad kita ini.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santa Antonia, Abbas
Antonia adalah seorang ibu rumah tangga yang saleh. Sepeninggal suaminya, ia memutuskan mengabdikan sisa hidupnya kepada Tuhan dengan menjalani kehidupan sebagai seorang biarawati.
Kemudian dengan bantuan Santo Yohanes Kapistrano, ia mendirikan sebuah biara Klaris yang lebih tegas aturannya di Firenze, ltalia. la sendiri menjadi pemimpin biara itu, hingga hari kematiannya pada tahun 1472.


Santo Hilarus, Paus
Hilarus berasal dari Sardinia. la terpilih sebagai paus menggantikan Paus Leo I (440-461) pada tangga119 November 461. Sebelum menjadi paus, Hilarus melayani umat sebagai diakon selama masa kepemimpinan Paus Leo I. Ketika diadakan konsili di Efesus pada tahun 449, untuk membicarakan tindakan ekskomunikasi atas diri Eutyches, se- orang penyebar ajaran sesat, Hilarus diutus sebagai wakil Paus Leo I.
Selama kepemimpinannya sebagai Paus, Hilarus mengawasi pembangunan beberapa gedung di Roma. Salah satunya ialah Oratorium yang dipersembahkan kepada Santo Yohanes Penginjil.  Selain itu, ia juga berusaha menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi di dalam tubuh Gereja sendiri. Dalam kerangka itu, ia memimpin sebuah sinode di Roma pada tanggal 19 November 462 untuk membicarakan berbagai masalah yang ada di dalam Gereja di Gaul, Prancis. Selanjutnya pada tanggal 19 November 465, ia mengadakan lagi sebuah sinode untuk membicarakan hal pengangkatan dan kuasa yurisdiksi para Uskup Spanyol.
Hilarus meninggal dunia pada tanggal 29 Februari 468 dan dimakamkan di gereja Santo Laurensius di Roma.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-02-28 Rabu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah II

Rabu, 28 Februari 2024



Bacaan Pertama
Yer 18:18-20

"Persekongkolan melawan Nabi Yeremia."

Pembacaan dari Kitab Yeremia:

Para lawan Nabi Yeremia berkata,
"Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia,
sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran,
orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat
dan nabi tidak akan kehabisan firman.
Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri
dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!"

"Perhatikanlah aku, ya Tuhan,
dan dengarkanlah suara pengaduanku!
Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan?
Mereka telah menggali pelubang untuk aku!
Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu,
dan telah berbicara membela mereka,
supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 31:5-6.14.15-16,R:17b

Refren: Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu!

*Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring
yang dipasang orang terhadap aku,
sebab Engkaulah tempat perlindunganku.
Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku;
Sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.

*Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik,
menghantuiku dari segala penjuru;
mereka bermufakat mencelakakan aku,
mereka bermaksud mencabut nyawaku.

*Tetapi aku, kepada-Mu ya Tuhan, aku percaya,
aku berkata, "Engkaulah Allahku!"
Masa hidupku ada dalam tangan-Mu,
lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku
dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!



Bait Pengantar Injil
Yoh 8:12b

Akulah terang dunia, sabda Tuhan,
barangsiapa mengikut Aku ia akan mempunyai terang hidup.



Bacaan Injil
Mat 20:17-28

"Yesus akan dijatuhi hukuman mati."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada waktu Yesus akan pergi ke Yerusalem,
Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri
dan berkata kepada mereka,
"Sekarang kita pergi ke Yerusalem
dan Anak Manusia akan diserahkan
kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,
dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.
Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah,
supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan,
tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."

Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus
beserta anak-anaknya kepada Yesus,
lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
Kata Yesus, "Apa yang kaukehendaki?"
Jawab ibu anak itu,
"Berilah perintah, supaya kedua anakku ini
kelak boleh duduk di dalam Kerajaan-Mu,
yang seorang di sebelah kanan-Mu
dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
Tetapi Yesus menjawab,
"Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta.
Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?"
Kata mereka kepada-Nya, "Kami dapat."
Yesus berkata kepada mereka,
"Cawan-Ku memang akan kamu minum,
tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku,
Aku tidak berhak memberikannya.
Itu akan diberikan kepada orang-orang
bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."

Mendengar itu,
marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata,
"Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa
memerintah rakyatnya dengan tangan besi
dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya
dengan keras atas mereka.
Tidaklah demikian di antara kamu!
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu,
dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hambamu.
Sama seperti Anak Manusia:
Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani,
dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Bacaan Injil hari ini menuliskan tentang tiga hal pokok, yaitu yang pertama: pemberitahuan yang ketiga kali tentang penderitaan yang akan dialami oleh Yesus.
Yang kedua tentang permintaan yang ambisius dari Ibu Yakobus dan Yohanes
agar kedua anaknya diberi kedudukan tinggi di dalam Kerajaan Yesus.
Dan yang ketiga adalah tentang ajaran Yesus,
bahwa kepemimpinan dalam Kerajaan Allah berbeda dengan kepemimpinan duniawi.
Kepemimpinan yang sejati adalah kepemimpinan yang melayani,
dan Yesus adalah contoh teladan dari kepemimpinan yang melayani.
Mari kita simak lebih jauh tentang kepemimpinan "ala Yesus" ini.

Saya benar-benar menjadi sangat kagum ketika menyadari,
ternyata ajaran Yesus tentang kepemimpinan yang melayani itu sekarang telah menjadi ilmu manajemen modern,
yang digunakan untuk melatih para pemimpin nyaris di segala bidang.

Umumnya pemimpin itu berada pada kedudukan yang lebih tinggi, berada di tempat terkemuka, selalu didahulukan dan bahkan dilayani oleh orang-orang yang dipimpinnya.
Hal ini nampak jelas pada berbagai pertemuan, ada ruang tunggu VIP untuk para pejabat atau pemimpin, di saat acara pun para pejabat duduk di kursi-kursi kehormatan di bagian depan.
Di jalan raya pun kita mesti minggir untuk memberi jalan kendaraan pejabat yang lewat.
Saya bersyukur hal seperti ini tidak saya temukan di gereja saat mengikuti Misa hari Minggu.
Tak ada ruang tunggu VIP, semua langsung masuk ke dalam gereja.
Tidak disediakan kursi VIP, semua sama, tokoh-tokoh penting bisa saja duduk bersebelahan dengan umat awam dan sama-sama menyampaikan salam Damai saat sebelum Komuni.
Begitu pula saat Doa Syukur Agung, semua berlutut tanpa pandang bulu, barangkali ada pengecualian terhadap umat yang berkendala fisik, tetapi pejabat pemerintah atau pun tokoh umat mesti berlutut juga.
Imam dan seluruh pelayan Misa hadir untuk melayani umat, bukan untuk dilayani.

Mari sekarang kita cermati ajaran Yesus tentang ciri-ciri pemimpin yang melayani.
Menjadi pemimpin bukan mengejar kedudukan atau posisi yang tinggi, seperti yang dimintakan oleh ibu Yakobus dan Yohanes.
Kepemimpinan itu hendaknya dipandang sebagai kesempatan untuk melayani orang lain.
Itulah yang dikerjakan oleh Yesus dan para murid-Nya.
Mereka berkeliling untuk melayani orang-orang yang membutuhkan pencerahan rohani, yang berkesusahan oleh karena sakit atau karena disabilitas, membebaskan yang kerasukan setan, dan sebagainya.
Sampai-sampai mereka tak sempat lagi untuk makan dan beristirahat.

Yesus juga mensyaratkan pemimpin itu mesti cerdik seperti ular tetapi tulus seperti merpati, tak jarang dituntut untuk berani mengambil risiko.
Ini juga ditunjukkan oleh Yesus ketika menjawab berbagai pertanyaan menjebak yang dilontarkan oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi.
Ketulusan Yesus dalam membagikan kasih tentulah tak dapat kita ragukan sama sekali.
Telah berulang kali ditunjukkan betapa Yesus itu mudah sekali tergerak oleh belas kasihan dan tanpa ditunda-tunda lagi segera menolong orang.
Saling mengasihi adalah perintah Yesus untuk kita patuhi tanpa kompromi.
Yesus telah menegaskan, "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." [Yoh 15:13]

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau mendengarkan, seperti yang juga telah berulang kali disampaikan oleh Yesus,
"Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
Kita diberi dua telinga dan satu mulut, artinya kita mesti lebih banyak mendengar ketimbang berbicara.
Yesus telah memberi contoh, dengan bertanya kepada para murid-Nya, "Kata orang, siapakah Aku ini"
lalu dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya,
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"

Merendahkan diri di depan anak buah itu sesuatu banget,
sesuatu yang tak mudah untuk dikerjakan,
sebab lazimnya anak buahlah yang selalu merendah di hadapan boss-nya,
anak buahlah yang selalu memuji-muji atasannya setinggi langit.
Padahal memuji bawahan, memberi apresiasi atau penghargaan adalah hal yang peru dan penting untuk dilakukan.
Terhadap hal ini Yesus telah berulang kali pula memberikan contohnya.
Misalnya tentang iman seorang perwira Kapernaum yang meminta kesembuhan hambanya, "Iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di Israel."
Atau tentang seorang ibu yang meminta kesembuhan anaknya, "Hai ibu, sungguh besar imanmu! Jadilah kepadamu seperti yang kauinginkan."
Atau tentang seorang janda miskin yang memasukkan dua peser ke dalam peti persembahan di Bait Allah,
"Sesungguhnya janda miskin ini telah memberikan lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."
Ya, memberi apresiasi terhadap perbuatan baik dari orang-orang yang dipimpin adalah ciri seorang pemimpin yang melayani.

Di atas semua itu, di atas semua hal-hal baik dan penting bagi para pemimpin yang melayani, saya tak habis pikir akan syarat atau ciri tentang kerendahan hati, "Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Sesuatu yang luarbiasa telah ditunjukkan oleh Yesus tentang kerendahan hati ini, yakni ketika Yesus dan para murid sedang makan bersama sebelum hari raya Paskah.
Yesus bangun dan menanggalkan jubah-Nya, mengambil kain lenan dan mengambil air, lalu mulai membasuh kaki murid-murid-Nya dan menyekanya dengan kain lenan yang ada di pinggang-Nya.
Setelah itu Yesus berpesan,
"Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu."

Nah, mari kita sudahi renungan ini dengan niat dan tekad untuk menjadi pemimpin yang melayani, dengan pertama-tama kita mengasah kemampuan untuk memimpin diri sendiri terlebih dahulu, untuk terlebih dahulu membersihkan balok di depan mata kita sebelum kita membantu orang lain membersihkan selumbar dari matanya.
Marilah kita memohon bimbingan Roh Kudus untuk mewujudkan niat dan tekad kita ini.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santa Antonia, Abbas
Antonia adalah seorang ibu rumah tangga yang saleh. Sepeninggal suaminya, ia memutuskan mengabdikan sisa hidupnya kepada Tuhan dengan menjalani kehidupan sebagai seorang biarawati.
Kemudian dengan bantuan Santo Yohanes Kapistrano, ia mendirikan sebuah biara Klaris yang lebih tegas aturannya di Firenze, ltalia. la sendiri menjadi pemimpin biara itu, hingga hari kematiannya pada tahun 1472.


Santo Hilarus, Paus
Hilarus berasal dari Sardinia. la terpilih sebagai paus menggantikan Paus Leo I (440-461) pada tangga119 November 461. Sebelum menjadi paus, Hilarus melayani umat sebagai diakon selama masa kepemimpinan Paus Leo I. Ketika diadakan konsili di Efesus pada tahun 449, untuk membicarakan tindakan ekskomunikasi atas diri Eutyches, se- orang penyebar ajaran sesat, Hilarus diutus sebagai wakil Paus Leo I.
Selama kepemimpinannya sebagai Paus, Hilarus mengawasi pembangunan beberapa gedung di Roma. Salah satunya ialah Oratorium yang dipersembahkan kepada Santo Yohanes Penginjil.  Selain itu, ia juga berusaha menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi di dalam tubuh Gereja sendiri. Dalam kerangka itu, ia memimpin sebuah sinode di Roma pada tanggal 19 November 462 untuk membicarakan berbagai masalah yang ada di dalam Gereja di Gaul, Prancis. Selanjutnya pada tanggal 19 November 465, ia mengadakan lagi sebuah sinode untuk membicarakan hal pengangkatan dan kuasa yurisdiksi para Uskup Spanyol.
Hilarus meninggal dunia pada tanggal 29 Februari 468 dan dimakamkan di gereja Santo Laurensius di Roma.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-02-27 Selasa.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah II

Selasa, 27 Februari 2024



Bacaan Pertama
Yes 1:10.16-20

"Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Dengarlah firman Tuhan, hai para pemimpin,
manusia Sodom!
Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat,
manusia Gomora!
"Basuhlah, bersihkanlah dirimu,
jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat
dari depan mata-Ku.
Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik.
Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam;
belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
Lalu kemarilah, dan baiklah kita beperkara!
firman Tuhan

Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi,
akan menjadi putih seperti salju;
sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba,
akan menjadi putih seperti bulu domba.
Jika kamu menurut dan mau mendengar,
maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu.
Tetapi jika kamu melawan dan memberontak,
maka kamu akan dimakan oleh pedang."
Sungguh, Tuhan sendirilah yang mengucapkan ini.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23,R:23b

Refren: Orang yang jujur jalannya,
akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

*Bukan karena kurban sembelihan engkau dihukum,
sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku!
Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu
atau kambing jantan dari kandangmu.

*Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku,
dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu,
padahal engkau membenci teguran,
dan mengesampingkan firman-Ku?

*Itulah yang engkau lakukan,
Apakah Aku akan diam saja?
Apakah kaukira Aku ini sederajad dengan engkau?
Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu.

*Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban,
ia memuliakan Daku;
dan siapa yang jujur jalannya,
akan menyaksikan keselamatan dari Allah."



Bait Pengantar Injil
Yeh 18:31

Buanglah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap-Ku,
dan perbaharuilah hati serta rohmu.



Bacaan Injil
Mat 23:1-12

"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa berkatalah Yesus
kepada orang banyak dan murid-murid-Nya,
"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
telah menduduki kursi Musa.
Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu
yang mereka ajarkan kepadamu,
tetapi janganlah kamu turuti perbuatan mereka,
karena mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya.
Mereka mengikat-ingat beban berat,
lalu meletakkannya di atas bahu orang,
tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Semua pekerjaan yang mereka lakukan
hanya dimaksud supaya dilihat orang.
Mereka memakai tali sembahyang yang lebar
dan jumbai yang panjang;
mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan
dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
mereka suka menerima penghormatan di pasar
dan suka dipanggil Rabi.
Tetapi kamu, janganlah suka disebut Rabi;
karena hanya satu Rabimu, dan kamu semua adalah saudara.
Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini,
karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
Janganlah pula kamu disebut pemimpin,
karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Kristus.
Siapa pun yang terbesar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu.

Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan,
dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Bertobat artinya menyesali telah berbuat, mengakui sebagai dosa, lalu memohon pengampunan.
Lalu setelah itu, "Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik."
Maka seperti yang ditulis pada Kitab Yesaya pada Bacaan Pertama hari ini,  dosa itu ibarat buah kirmizi berwarna merah akan menjadi putih seperti salju, seperti kain yang menjadi merah karena sumba (pewarna) akan menjadi putih seperti bulu domba.
Kira-kira seperti itulah yang terjadi ketika kita bertobat dan menerima pengampunan dari Tuhan.
Yesaya tidak menggunakan warna hitam untuk menyatakan dosa, melainkan warna merah, mengapa?
Saya menafsirkannya sebagai dosa yang masih dapat diampuni, tidak benar-benar hitam, melainkan di antara hitam dan putih, lebih tepatnya abu-abu, tetapi merah juga termasuk.
Sesungguhnya janganlah hendaknya kita menjadi pusing gara-gara urusan warna hati kita, apakah berwarna hitam, abu-abu atau merah, tetapi sesungguhnya kita mengetahui apa warna hati kita.
Hati adalah pusat dari semua perasaan pemiliknya.

"Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik." adalah representasi dari "Don't" dan "Do" yang telah kita renungkan minggu lalu.
Masih belum cukup kalau hanya "Don't" saja.
Kita mesti melaksanakan ketetapan dan perintah Tuhan.
Kita mesti rendah hati, murah hati, dan mengasihi.

Percuma saja kita berhasil "menduduki kursi Musa", maksudnya berhasil memperoleh kedudukan tinggi, kalau sikap dan perbuatan kita justru melanggar ketetapan dan perintah Tuhan.
"Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."
Percuma saja kita hafal isi Injil tetapi tidak menjalankannya dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti yang diperbuat oleh orang Farisi dan Ahli Taurat.

Maka dari itu, jika ternyata belum, marilah kita bangkit, marilah kita jadikan hati kita berwarna putih, dan jangan lagi berubah warna oleh karena dosa.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gabriel Possenti, Pengaku Iman
Semasa kecilnya Gabriel dipanggil dengan nama Fransiskus, mengikuti nama Fransiskus Asisi, pelindung kotanya. la adalah anak bungsu seorang gubernur. Ibunya meninggal dunia ketika ia berumur 4 tahun. Teladan hidup ibunya sangat berpengaruh terutama dalam hal devosi kepada Bunda Maria. Sepeninggal ibunya yang terkasih itu, Bunda Maria menjadi tokoh pengganti yang sungguh dicintainya.
Pada umur 7 tahun, Fransiskus kecil telah diperkenankan untuk menerima Komuni Suci. Di sekolahnya ia dikenal sebagai seorang anak yang pintar, lucu dan suka berpakaian rapi. la juga menjadi seorang teman yang baik dan setia bagi kawan-kawannya. la selalu siap menolong kawan-kawannya, murah hati dan tidak biasa mengeluh apabila dihukum karena kesalahan teman-temannya. Sebagai siswa di Kolese Serikat Yesus, ia tetap unggul dan terus memegang sebutan "Sang Juara' dalam kelasnya. Karena pergaulannya yang ramah dan kelincahannya dalam olahraga, ia sangat disukai banyak orang.
Dalam mata pelajaran Kesusasteraan, ia sangat pandai, terutama dalam Sastera Latin. Ia sangat mahir bersyair dalam bahasa Latin. Sebagai seorang penggemar Sastera, ia terkenaI sebagai seorang pemain drama yang berbakat. Ketika duduk di kelas terakhir, ia diangkat sebagai Ketua Akademis para Siswa dan menjadi Prefek Kongregasi Maria. Sifatnya yang mengingini kesenangan-kesenangan duniawi masih tetap menonjol dalam praktek hidupnya. la suka membaca buku-buku roman, menonton sandiwara, berburu dan berdansa. Kehidupan rohani kurang diindahkannya.
Namun rencana Tuhan atas dirinya tampak jelas. Tuhan tetap membimbingnya. Pada saat Hari Raya Maria Diangkat ke Surga, 15 Agustus 1855, diadakan perarakan patung Bunda Maria mengelilingi kota Spoleta. Uskup Agung kota Spoleta sendiri membawa patung itu. Ketika itu Fransiskus mendengar suara panggilan Bunda Maria: "Fransiskus, engkau tidak diciptakan untuk dunia ini, tetapi untuk menjalani kehidupan bakti kepada Allah di dalam biara". Fransiskus mendengar suara itu dengan takut. la merenungkan kata-kata Bunda Maria itu dengan hati terharu. Semenjak saat itu tumbuhlah keinginannya untuk masuk biara. Dia tidak melamar masuk Serikat Yesus, tempat ia bersekolah, tetapi melamar masuk Kongregasi Imam-imam Passionis.
Di dalam Kongregasi Passionis inilah ia mengganti namanya dengan Gabriel. Pada tahun 1856 ia menerima jubah Kongregasl Passionis.  Namun kehidupannya di dalam biara ini tidak lama. Ia meninggal dunia pada tahun 1862 setelah berhasil menempa dirinya menjadi seorang biarawan Passionis sejati. Selama berada di biara, Gabriel sungguh menunjukkan kesungguhan dalam menata hidup rohaninya. la benar-benar mencintai Yesus Tersalib dan Bunda Maria yang berduka. Devosi kepada Bunda Maria yang telah dilakukannya semerijak kecil terus dilakukannya hingga menjadikan hidupnya suci. Kesuciannya ternyata dari banyak mujizat yang terjadi pada setiap orang yang berdoa dengan perantaraannya. Gabriel menjadi seorang tokoh panutan bagi para kaum muda.


Santo Leander, Uskup
Leander yang menjabat sebagai Uskup Sevilla, Spanyol ini adalah kakak Santo Isidorus. Adik-adiknya Santa Florentina dan Fulgentius dinyatakan kudus juga oleh Gereja. Dengan kesalehan hidupnya dan pengaruhnya yang besar, Uskup Leander berhasil menghantar kembali Raja Hermenegild dan Rekkared beserta seluruh bangsawan Wisigoth ke dalam pangkuan Gereja Katolik.
Leander yang lahir pada tahun 540 ini menghembuskan nafas penghabisan pada tahun 600 di Sevilla, Spanyol. Jabatannya sebagai uskup diambil alih oleh Isidorus adiknya.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-02-26 Senin.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah II

Senin, 26 Februari 2024



Bacaan Pertama
Dan 9:4b-10

"Kami telah berbuat dosa dan salah."

Pembacaan dari Nubuat Daniel:

Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat,
yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka
yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu,
kami telah berbuat dosa dan salah;
kami telah berlaku fasik dan telah memberontak;
kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu.
Kami pun tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi,
yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami,
kepada pemimpin-pemimpin kami,
kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri.
Ya Tuhan, Engkaulah yang benar!
Patutlah kami malu seperti pada hari ini,
kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem,
dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh,
di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka
oleh karena mereka berlaku murtad kepada Engkau.
Ya Tuhan,
kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami,
dan bapa-bapa kami
patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau.
Pada Tuhan, Allah kami, ada belas kasih dan pengampunan,
walaupun telah memberontak terhadap Dia,
dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami,
yang menyuruh kami hidup menurut hukum
yang telah diberikan-Nya kepada kami
dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 79:8.9.11.13,R:Mzm  103:10a

Refren: Tuhan tidak memperlakukan kita
setimpal dengan dosa kita.

*Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang kami!
Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami,
sebab sudah sangat lemahlah kami.

*Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat!
Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami
oleh karena nama-Mu!

*Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan;
sesuai dengan kebesaran lengan-Mu,
biarkanlah hidup
orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh.

*Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu,
akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya,
dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun-temurun.



Bait Pengantar Injil
Yoh 6:64b.69b

Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.



Bacaan Injil
Luk 6:36-38

"Ampunilah, dan kamu akan diampuni."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Hendaklah kamu murah hati,
sebagaimana Bapamu adalah murah hati.
Janganlah kamu menghakimi,
maka kamu pun tidak akan dihakimi.
Dan janganlah kamu menghukum,
maka kamu pun tidak akan dihukum;
ampunilah, dan kamu akan diampuni.
Berilah, dan kamu akan diberi:
suatu takaran yang baik dan dipadatkan,
yang digoncang dan yang tumpah ke luar
akan dicurahkan ke dalam ribaanmu.
Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur,
akan diukurkan kepadamu."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Pada masa Prapaskah ini, doa Daniel pada Bacaan Pertama hari ini memang cocok untuk kita bangkit melawan dosa, yakni dengan mengakui kalau kita telah berbuat dosa, "Kami telah berbuat dosa dan salah; kami telah berlaku fasik dan telah memberontak; kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu."
Pengakuan dosa adalah langkah awal untuk mendapatkan pengampunan dari Tuhan.

Pengakuan bukan hanya terhadap dosa, tetapi juga terhadap iman kepada Allah, "Ya Tuhan, Engkaulah yang benar!"
Maka sudah sepatutnya kita menjadi malu karena telah berbuat dosa.
Sudah sepatutnya juga kita tidak lagi berdalih atau mencari-cari alasan atas perbuatan dosa kita.
Yang mesti kita lakukan adalah bertobat dan memohon pengampunan dari-Nya, karena Allah Bapa itu murah hati, sangat mudah mengampuni dan tidak lagi mengingat-ingat kesalahan dan dosa setelah pertobatan.

Yesus mau agar kita menyerupai Allah Bapa, murah hati.
Dengan mengampuni orang lain maka kita pun diampuni.
Dengan tidak menghakimi atau menghukum orang lain maka kita pun tidak akan dihakimi atau dihukum oleh-Nya.
Semakin banyak kita mengampuni orang, semakin banyak pula kita menerima pengampunan dari-Nya.
Gak fair dong, mengampuni satu kali tapi minta diampuni puluhan kali, "Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."
Makanya, jangan lagilah dipilah-pilah, mana yang mau kita ampuni dan mana yang tidak, karena yang tidak kita ampuni akan menjelma menjadi kebencian di dalam hati kita, yang kalau ditumpuk-tumpuk akan menjadi dendam-kesumat yang sulit dihapuskan dan akan mendorong kita malah untuk berbuat jahat kepadanya.

Jika masih sulit untuk mengampuni, karena banyaknya alasan untuk tidak mengampuni, tetaplah berusaha mengampuni karena itu kita lakukan demi Allah Bapa kita, yang kita kasihi melebihi siapa pun, dan yang telah meminta kita agar kita menjadi seperti-Nya, murah hati dalam hal pengampunan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Alexandros, Pengaku Iman
Alexandros dikenal sebagai Patrik kota Alexandria, Mesir pada abad ke-4 yang gigih membela Gereja dan ajaran iman yang benar dari rongrongan bidaah Arianisme yang menyangkal ketuhanan Yesus.


Santo Didakus Carvalho, Martir
Didakus lahir di Koimbra, Portugal pada tahun 1578. Walaupun masih muda, ia senang sekali dengan kegiatan-kegiatan rohani Gereja, punya semangat merasul yang tinggi serta berhasrat menjadi misionaris di tanah misi agar bisa mengalami kejadian-kejadian "istimewa" sebagaimana dialami oleh misionaris-misionaris.
Cita-citanya ini tercapai pada tahun 1608, tatkala ia tiba di negeri Jepang sebagai seorang imam misionaris. Didakus dikenal sebagai seorang misionaris Yesuit yang unggul. la baik dan ramah kepada umatnya, tidak segan terhadap pekerjaan dan perjalanan yang sukar, dan tidak takut menderita. Semua tantangan yang menimpanya bukan alasan untuk mengabaikan tugas pelayanannya kepada umat demi keselamatan mereka dan demi kemuliaan Allah, sebagaimana terungkap di dalam semboyan serikatnya: "Ad Majorem Dei Gloriam" ("Demi Kemuliaan Allah Yang Lebih Besar").
Didakus terutama mewartakan Injil di propinsi-propinsi yang belum pernah mendengar tentang nama Yesus Kristus dan Injil-Nya, dan mendirikan gereja di wilayah-wilayah itu. Selain berkarya di Jepang, Didakus juga mewartakan Injil di negeri-negeri lain. Penangkapan dan hukuman mati atas dirinya pada tahun 1624 terjadi tatkala ia baru saja kembali dari suatu perjalanan misinya ke luar negeri.
Hukuman nlati atas dirinya berlangsung sangat keji. Ketika itu musim dingin. la dibenamkan dalam air sungai yang hampir beku. Setelah seluruh tubuhnya membeku, ia dikeluarkan lagi dari air untuk disesah hingga babak belur, lalu ditenggelamkan lagi ke dalam sungai. Namun Tuhan menyertainya. Martir suci ini, meski penderitaan hebat menimpa dirinya, ia toh tetap gembira dengan menyanyikan lagu-lagu Mazmur dan menghibur orang-orang serani yang datang menyaksikan pelaksanaan hukuman mati atas dirinya.
Setelah 12 jam lamanya mengalami penderitaan, Didakus menghembuskan nafasnya sebagai seorang martir Kristus yang gagah berani pada usianya 46 tahun.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-02-25 Minggu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Minggu Prapaskah II

Minggu, 25 Februari 2024



Bacaan Pertama
Kej 22:1-2.9a.10-13.15-18

"Kurban Bapa Abraham, leluhur kita."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Setelah Abraham mendapat anak, Ishak,
maka Allah mencobai Abraham.
Allah berfirman kepada Abraham,
"Abraham."
Abraham menyahut, "Ya, Tuhan."
Sabda Tuhan, "Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak,
pergilah ke tanah Moria,
dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran
pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."

Maka sampailah mereka ke tempat
yang dikatakan Allah kepada Abraham.
Abraham lalu mengulurkan tangannya,
dan mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit,
"Abraham, Abraham!"
Sahut Abraham, "Ya, Tuhan."
Lalu Tuhan bersabda, "Jangan bunuh anak itu,
dan jangan kauapa-apakan dia.
Kini Aku tahu bahwa engkau takut akan Allah,
dan engkau tidak segan-segan
menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."

Lalu Abraham menoleh,
dan melihat seekor domba jantan di belakangnya,
yang tanduknya tersangkut dalam belukar.
Diambilnya domba itu,
dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya.

Untuk kedua kalinya
berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham,
kata-Nya,
"Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri
-- demikianlah firman Tuhan --
Karena engkau telah berbuat demikian,
dan engkau tidak segan-segan
menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah
dan membuat keturunanmu sangat banyak
seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut,
dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
Melalui keturunanmulah
segala bangsa di bumi akan mendapat berkat,
sebab engkau mentaati Sabda-Ku."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 116:10.15.16-17.18-19,R:9

Refren: Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan,
di negeri orang-orang hidup.

*Aku tetap percaya, sekalipun aku berkata,
"Aku ini sangat tertindas!"
Sungguh berhargalah di mata Tuhan
kematian semua orang yang dikasihi-Nya.

*Ya Tuhan, aku hamba-Mu!
Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu!
Engkau telah melepaskan belengguku!
Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu,
dan akan menyerukan nama Tuhan.

*Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan
di depan seluruh umat-Nya,
di pelataran rumah Tuhan,
di tengah-tengahmu,
ya Yerusalem.



Bacaan Kedua
Rom 8:31b-34

"Allah tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus
kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Allah bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri,
tetapi yang menyerahkan-Nya demi kita semua.
Bagaimana mungkin Ia tidak menganugerahkan segalanya
bersama Anak-Nya itu
kepada kita?

Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah?
Allah yang membenarkan mereka?
Siapakah yang akan menghukum mereka?
Kristus Yesus yang telah wafat?
Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit?
yang juga duduk di sebelah kanan Allah?
yang malah menjadi Pembela bagi kita?

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mrk 9:7

Dari dalam awan terdengarlah suara Allah Bapa,
"Inilah Anak yang terkasih; dengarkanlah Dia."



Bacaan Injil
Mrk 9:2-10

"Inilah anak-Ku terkasih."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Sekali peristiwa
Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara.
Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes,
dan bersama-sama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi.
Di situ mereka sendirian saja.
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,
dan pakaian-Nya sangat putih berkilauan.
Tidak ada seorang penatu pun di dunia ini
yang dapat memutihkan pakaian seperti itu.

Lalu tampaklah kepada mereka Elia dan Musa,
keduanya sedang berbicara dengan Yesus.
Kata Petrus kepada Yesus,
"Rabi, alangkah baiknya kita berada di tempat ini!
Biarlah kami dirikan tiga kemah,
satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."

Petrus berkata demikian 
sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya,
karena mereka sangat ketakutan.
Lalu datanglah awan menaungi mereka
dan dari dalam awan itu terdengar suara,
"Inilah Putera-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia!"
Tiba-tiba sewaktu memandang sekeliling,
mereka tidak lagi melihat seorang pun bersama mereka,
kecuali Yesus seorang diri.

Pada waktu mereka turun dari gunung itu,
Yesus berpesan supaya mereka tidak menceritakan kepada siapa pun
apa yang telah mereka lihat itu,
sebelum Putera Manusia bangkit dari antara orang mati.
Mereka memegang pesan itu
sambil mempersoalkan di antara mereka
apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati."

Demikianlah Sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini, dari Kitab Kejadian 22 tentang "Kepercayaan Abraham diuji", saya mendapatkan banyak sekali topik yang dapat dijadikan bahan renungan, entah itu tentang "Allah mencobai Abraham", tentang Ishak yang bertanya kepada bapanya, "Bapa, di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" karena ia tak tahu kalau dirinyalah anak domba yang akan dikurbankan itu, atau tentang jawaban Abraham bahwa Allah yang menyediakan sediri anak domba kurbannya, sesuatu yang "aneh" tentu saja, atau berbagai topik lainnya.
Perikop ini memang kaya akan bahan renungan, terutama jika dikaitkan dengan Perjanjian Baru Kristus.

Hari ini kita akan merenungkan perihal Allah menguji iman Abraham.
Allah yang Maha Mengetahui itu, masih perlukah menguji iman Abraham?
Bukankah merupakan hal mudah bagi Allah untuk mengetahui isi hati Abraham?
Jangankan isi hatinya, sel, atom dan DNA dari Abraham pastilah tidak luput dari pendangan Allah.
Lalu untuk apa Allah menguji Abraham?

Lebih jauh lagi,
jika Abraham saja masih "diragukan" Allah makanya perlu diuji, bagaimana dengan kita sendiri, yang jelas tak seberapa dibandingkan Abraham, bukankah Allah akan sering-sering mencobai kita?

Dalam urusan iman, Allah tidak pernah memaksa-maksa, apalagi sampai menyulap iman kita.
Allah memberi kebebasan kehendak kepada manusia, untuk menentukan sendiri jalan hidup rohaninya, ini dibuat-Nya sejak Adam dan Hawa, dan nampaknya belum diubah sampai sekarang ini atau mungkin tidak akan pernah diubah-Nya.
Karena kebebasan kehendak itulah Hawa akhirnya terjatuh ke dalam dosa, yang kita sebut sebagai dosa asal.

Seperti yang berulang kali saya tulis, Allah tidak menciptakan robot, melainkan manusia yang mempunyai hati untuk merasakan, yang mempunyai syaraf untuk merasakan kesakitan, dan yang mempunyai kebebasan berkehendak.

Nah, karena Allah akan mengikatkan diri-Nya dalam perjanjian besar dengan Abraham dan semua keturunan Abraham, sesuatu yang sangat serius tentunya karena Allah bukanlah tipe mencela-mencele yang gampang berubah-ubah;  kekekalan adalah sifat ilahi.
Maka Allah memandang perlu untuk memastikan kesiapan Abraham mengadakan pernjajian dengan-Nya.

Lalu bagaimana dengan kita, apakah Allah juga akan mencobai kita dan akan mengikat perjanjian eksklusif dengan kita?
Saya rasa tidak, karena sejak Allah mengutus Putera Tunggal-Nya, tak ada lagi "perjanjian susulan" karena perjanjian yang dimateraikan melalui Allah Putera itu besifat final, tuntas, dan berlaku sampai saat kedatangan kedua Yesus Kristus.

Jadi, kalau kita merasa sedang dicobai Allah, percayalah kalau itu bukan berasal dari Allah, saya pastikan itu berasal dari iblis;  iblis memang jagonya mengiming-iming, mencobai, mengintimidasi atau mengancam-ancam.
Semakin kita patuh dan setia kepada Allah, semakin deras cobaan dilontarkan oleh iblis dan kawanannya.
Siapa yang bertahan sampai pada kesudahannya, akan selamat.



Peringatan Orang Kudus
Santa Walburga, Abbas
Walburga lahir pada tahun 710 di Devonshire, lnggris.  Saudari Santo Winebald dan Willibald ini masih mempunyai hubungan keluarga dengan Santo Bonifasius yang dikenal sebagai "Rasul bangsa Jerman".
Ketika berumur 11 tahun, Walburga dididik di biara Benediktin, Wimborne di Dorsetshire, lnggris. Kemudian dia diterima sebagai anggota dari biara itu. la tetap tinggal di biara Wimborne sampai tahun 748 sambil membantu Santo Bonifasius mendirikan biara-biara di beberapa daerah Jerman yang baru dikristenkan. Kemudian ia pergi ke Jerman dan menjadi abbas untuk para biarawati yang mendiami biara Benediktin di Heidenheim yang didirikan oleh saudaranya Santo Winebald. Sesudah Winebald meninggal dunia pada tahun 761. Walburga menjadi abbas untuk seluruh blara yang ada di Jerman. Ia melayani biara-biara ini hingga kematiannya pada tahun 779 di Heidenheim. Jerman.
Semenjak abad kesembilan, nama Walburga terkenal luas di kalangan umat Jerman karena semacam "minyak pengobat penyakit yang mengalir dari batu padas di bawah tempat duduknya di gereja Salib Suci Eichstatt, Jerman. Minyak ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/