Liturgia Verbi 2023-08-01 Selasa.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XVII

Selasa, 1 Agustus 2023

PW S. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja

Ujud Gereja Universal: Hari Orang Muda Sedunia.
Kita berdoa, semoga perayaan hari Orang Muda Sedunia di Lisbon dapat membantu orang muda untuk menghidupi dan menjadi saksi Injil dalam kehidupan mereka.

Ujud Gereja Indonesia: Cita-cita kemerdekaan.
Kita berdoa, semoga pemerintah, anggota DPR, para elite politik, dan kaum cendekiawan bersama-sama serius memperjuangkan cita-cita kemerdekaan dan keutuhan bangsa, dan tidak saling meminta serta saling mencari kesalahan.  yang mencengangkan masyarakat dan memecah belah kesatuan serta kerukunan.



Bacaan Pertama
Kel 33:7-11;34:5b-9.28

"Tuhan bersabda kepada Musa dengan berhadapan muka."

Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Waktu Israel ada di padang gurun,
Musa mengambil sebuah kemah
dan membentangkannya jauh di luar perkemahan.
Kemah itu diberi nama Kemah Pertemuan.
Setiap orang yang mencari Tuhan,
pergi ke Kemah Pertemuan itu di luar perkemahan.

Apabila Musa pergi ke kemah itu,
bangunlah seluruh bangsa dan berdirilah mereka,
masing-masing di pintu kemahnya,
dan mereka mengikuti Musa dengan matanya,
sampai ia masuk ke dalam kemah itu.

Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu,
turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah
lalu berbicaralah Tuhan dengan Musa di sana.
Setelah seluruh bangsa melihat,
bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah,
maka mereka bangun dan sujud menyembah,
masing-masing di pintu kemahnya.
Dan Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka
seperti orang yang berbicara dengan temannya.
Kemudian kembalilah Musa ke perkemahan.
Tetapi Yosua bin Nun, hambanya, seorang yang masih muda,
tidaklah meninggalkan kemah itu.

Pada suatu hari, pagi-pagi benar, Musa naik ke Gunung Sinai.
Ia menyerukan nama Tuhan.
Tuhan lewat di depan Musa sambil berseru,
"Tuhan adalah Allah yang penyayang dan pengasih,
panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya;
rahmat dan kesetiaan-Nya berlimpah-limpah.
Ia meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang,
Ia mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa.
Tetapi orang yang bersalah
tidak sekali-kali Ia bebaskan dari hukuman.
Dan kesalahan bapa akan dibalaskan-Nya
kepada anak-anak dan cucunya,
sampai keturunan yang ketiga dan keempat."

Segeralah Musa berlutut ke tanah,
lalu sujud menyembah, serta berkata,
"Jika aku mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan,
berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami.
Sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang berkeras kepala,
tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami.
Ambillah kami menjadi milik-Mu."

Musa berada di sana bersama-sama Tuhan
empat puluh hari empat puluh malam lamanya,
tanpa makan roti dan tanpa minum air.
Dan seluruh perjanjian, yakni Kesepuluh sabda,
dituliskannya pada loh batu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 103:6-7.8-9.10-11.12-13,R:8a

Refren: Tuhan itu pengasih dan penyayang.

*Tuhan menjalankan keadilan dan hukum
bagi semua orang yang diperas.
Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa,
dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.

*Tuhan adalah penyayang dan pengasih,
panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Tidak terus-terusan Ia murka,
dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.

*Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita,
atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
Setinggi langit dari bumi,
demikianlah besarnya kasih setia Tuhan,
atas orang-orang yang takut akan Dia!

*sejauh timur dari barat,
demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya,
demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa.



Bait Pengantar Injil


Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus.
Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.



Bacaan Injil
Mat  13:36-43

"Seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api,
demikian juga pada akhir zaman."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada suatu hari
Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang.
Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya:,
"Jelaskanlah kepada kami
arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu."

Yesus menjawab,
"Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia.
Ladang ialah dunia.
Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan
dan lalang adalah anak-anak si jahat.
Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis.
Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat.

Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api,
demikian juga pada akhir zaman.
Anak Manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya
dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan
dan semua orang yang melakukan kejahatan
dari dalam Kerajaan-Nya.
Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api.
Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi.
Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari
dalam Kerajaan Bapa mereka.
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Nampaknya memang ada pilihan, kita mau menjalani hidup di dunia ini sebagai bulir gandum atau sebagai rumput ilalang.
Sama-sama boleh tumbuh, bedanya, sebagai bulir gandum kita berkesempatan untuk menjalin relasi yang intim dengan Yesus Kristus.
Dan perbedaan yang paling mendasar justru di hasil akhirnya, bukan saat menjalani hidup, karena di bagian akhir nanti rumput ilalang akan dipisahkan dari bulir gandum lalu dicampakkan ke dalam dapur api.

Jika kita telah memutuskan untuk menjadi bulir gandum, maka pada akhir jaman nanti kita akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Surga.
Itulah yang disampaikan oleh Yesus.
Sekarang ini semuanya itu masih dalam harapan, dan harapan itu akan menjadi nyata pada waktunya nanti.
Sekarang ini, harapan itu akan menjadi semacam mesin pembangkit semangat hidup, pemelihara ketaatan akan ajaran dan perintah-Nya, dan menjadikan hidup di dunia ini menjadi kurang penting dibandingkan hidup kekal yang akan kita capai itu.

Sekarang, yang perlu kita upayakan, menjalani hidup di dunia ini sebagai bulir gandum, mengatasi segala himpitan rumput ilalang, menolak segala penyesatan yang mereka lakukan, dan menghindari diri agar jangan sampai kita turut menyesatkan orang lain.
Bertekun di dalam doa adalah cara ampuh untuk mencapainya.
Dan, seperti yang diutarakan oleh Yesus, "Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!", maka marilah kita mendengarkan sabda-Nya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Alfonsus Maria de Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja
Alfonsus Maria de Liguori lahir di sebuah kota dekat Napoli, Italia pada tanggal 27 September 1696. Ia meninggal dunia di Nocera pada tanggal 1 Agustus 1787.
Alfonsus berasal dari sebuah keluarga bangsawan Kristen yang saleh. Orangtuanya, Joseph de Liguori dan Anna Cavalieri mendidik dia dengan baik dalam hal iman dan cara hidup Kristiani. Ayahnya berpangkat Laksamana dalam jajaran militer Kerajaan Napoli. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila Alfonsus memperoleh pendidikan ala militer dengan disiplin yang keras. Sekali seminggu ia disuruh tidur di lantai tanpa alas. Maksudnya ialah agar ia terbiasa dengan pola hidup yang keras dan tidak manja.
Sejak kecil Alfonsus sudah menunjukkan bakat-bakat yang luarbiasa. Tak terbayangkan bahwa ia dalam usianya yang begitu muda, 16 tahun, sudah meraih gelar Doktor Hukum di Universitas Napoli, dengan predikat "Magna cum Laude". Karyanya sebagai seorang Sarjana Hukum dimulainya dengan menjadi advokat/pengacara. Ia selalu menang dalam setiap perkara yang dibelanya. Karena itu ia banyak mendapat tanda penghargaan dari orang-orang yang telah ditolongnya.
Pada tahun 1723 ia diminta membela satu perkara besar. Untuk itu ia berusaha keras mengumpulkan dan meneliti berbagai data tentang perkara itu. Namun keberuntungan rupanya tidak memihak dia. Karena suatu kesalahan kecil ia akhirnya dikalahkan oleh pengacara lawannya. Dengan muka pucat pasi ia beranjak meninggalkan gedung pengadilan. la mengakui lalai dalam meneliti semua data penting dari perkara itu. Ia mengalami shock berat dan selama tiga hari ia mengurung diri dalam biliknya merenungi kekalahannya.
Di satu pihak kekalahannya itu sungguh menekan batinnya tetapi di pihak lain kekalahan itu justru menjadi pintu masuk baginya untuk menjalani kehidupan bakti kepada Tuhan dan sesama. Setelah banyak berdoa dan merenung di depan Tabernakel, ia menemukan kembali ketenangan batin. Ketenangan batin itu menumbuhkan dalam hatinya suatu hasrat besar untuk menjadi seorang rohaniwan. Ketika sedang melayani orang di rumah sakit sebagaimana biasanya, ia mendengar suatu suara ajaib berkata: "Alfonsus, serahkanlah dirimu kepadaKu". Alfonsus terhentak sejenak karena suara ajaib itu terdengar begitu jelas. Lama kelamaan, ia sadar bahwa suara itu adalah suara panggilan Tuhan. Kesadaran ini mendesak dia untuk menentukan sikap tegas terhadap suara panggilan itu. la mengambil keputusan untuk menjadi seorang rohaniwan yang mengabdikan diri seutuhnya kepada Tuhan. Keputusan itu disampaikan kepada orangtuanya. Ayahnya sangat kecewa dan tidak mau lagi bertemu dengan dia. Biarapun berkeberatan menerimanya karena alasan kesehatan. Syukurlah uskup setempat meluluskan niat bekas advokat itu. Semenjak itu ia dengan tekun mempelajari teologi dan mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar bisa menjadi seorang imam praja yang baik. Kesungguhan persiapannya itu terutama dilatarbelakangi oleh cara hidup imam-imam masa itu yang kurang mencerminkan keluhuran martabat imamat, dan karenanya umat sering memandang rendah mereka.
Alfonsus kemudian ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1726. Imam muda ini begitu cepat terkenal di kalangan umat karena kotbahnya yang menarik dan mendalam. Selain menjadi seorang pengkotbah ulung, ia pun menjadi bapa pengakuan yang disenangi umatnya. Karyanya sejak awal kehidupannya sebagai imam diabdikannya kepada orang­orang miskin dan pemuda-pemuda gelandangan di kota Napoli. Ia berusaha mengumpulkan mereka untuk memberi pelajaran agama dan bimbingan rohani.
Pada tahun 1729, ia menjadi imam kapelan di sebuah kolese yang khusus mendidik para calon imam misionaris. Di sana ia berkenalan dengan Pater Thomas Falciola, seorang imam yang memberi inspirasi dan dorongan kepadanya untuk mendirikan sebuah institut yang baru. Kepadanya Pater Falciola menceritakan tentang para suster binaannya di Scala yang menghayati cara hidup yang keras dalam doa dan matiraga. Terdorong oleh inspirasi dan semangat yang diberikan Pater Falciola, ia kemudian mendirikan sebuah tarekat religius baru di Scala pada tanggal 9 Nopember 1732. Tarekat ini diberinya nama 'Sanctissimi Redemptoris', dan mengabdikan diri di bidang pewartaan Injil kepada orang-orang desa di pedusunan. Tanpa kenal lelah anggota-anggota tarekat ini berkotbah di alun-alun, mendengarkan pengakuan dosa dan memberikan bimbingan khusus kepada muda-mudi, pasangan suami­isteri dan anak-anak.
Pada umurnya yang sudah tua (66 tahun), ia diangkat menjadi Uskup Agata, kendatipun ia sangat ingin agar orang lain saja yang dipilih. Sebagai uskup, ia berusaha membaharui cara hidup para imamnya dan seluruh umat di keuskupannya. Selain itu, ia menulis banyak buku, di antaranya buku Teologi Moral yang terus dicetak ulang sampai abad ini. Tulisan-tulisannya sangat membantu imam-imam teristimewa dalam bidang pelayanan Sakramen Tobat. Dengannya mereka bukan saja mengemban tugas itu dengan penuh kasih sayang, melainkan juga memberikan bimbingan yang tepat kepada umat.
Karena sering jatuh sakit, ia beberapa kali meminta boleh mengundurkan diri sebagai uskup, namun permohonannya baru dikabulkan ketika ia berumur 80 tahun. Ia diperbolehkan kembali ke biara. Masa-masa terakhir hidupnya sangatlah berat karena penyakit yang dideritanya dan serangan para musuh terhadap kongregasinya. Akhirnya pada tahun 1787, ketika berusia 91 tahun, ia meninggal dunia dengan tenang di Pagani, dekat Napoli, Italia.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-07-31 Senin.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XVII

Senin, 31 Juli 2023

PW S. Ignasius dari Loyola, Imam



Bacaan Pertama
Kel 32:15-24.30-34

"Bangsa itu telah berbuat dosa besar,
sebab mereka telah membuat allah emas."

Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Waktu itu Musa dan Yosua turun dari gunung Sinai.
Musa membawa di tanganya kedua loh hukum Allah.
Loh-loh itu bertulis pada kedua sisinya sebelah-menyebelah.
Kedua loh itu telah dibuat oleh Allah
dan tulisannya adalah tulisan Allah,
digurat pada loh-loh itu.
Ketika Yosua mendengar sorak sorai bangsa Israel,
berkatalah ia kepada Musa,
"Kedengarann bunyi sorak peperangan di perkemahan!"
Jawab Musa,
"Bukan nyanyian kemenangan, bukan pula nyanyian kekalahan,
melainakn nyanyian berbalas-balasan, itulah yang kudengar."

Ketika sudah dekat perkemahan
dan melihat anak lembu serta orang menari-nari,
maka bangkitlah amarah Musa.
Dibantingnya kedua loh itu dan dihancurkannya pada kaki gunung.
Kemudian diambilnya patung anak lembu buatan mereka itu,
lalu dibakarnya dalam api,
digilingnya sampai halus dan ditaburkannya ke atas air,
dan orang Israel disuruh meminumnya.

Lalu berkatalah Musa kepada Harun,
"Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu,
sehingga engkau mendatangkan dosa sebesar itu kepada mereka?"
Jawab Harun, "JanganlahTuanku marah.
Engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata.
Mereka berkata kepadaku,
'Buatlah allah bagi kami, yang akan berjalan di depan kami,
sebab mengenai Musa,
yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir,
kami tidak tahu apa yang terjadi dengan dia.'
Lalu aku berkata kepada mereka,
'Barangsiapa mempunyai emas, hendaklah menanggalkannya.'
Semua emas itu mereka berikan kepadaku;
aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini."

Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu,
"Kalian telah berbuat dosa besar,
tetapi sekarang aku akan naik menghadap Tuhan,
mungkin aku dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu."
Lalu kembalilah Musa menghadap Tuhan dan berkata,
"Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar,
sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
Tetapi sekarang kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu.
Dan jika tidak,
hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis."

Maka Tuhan bersabda kepada Musa,
"Barangsiapa berdosa terhadap-Ku,
nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku.
Tetapi pergilah sekarang,
tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu.
Di depanmu akan berjalan malaikat-Ku.
Tetapi pada hari pembalasan-Ku,
Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
1Kor 10:31-11:1

Pembacaan dari Surat pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
jika engkau makan atau minum,
atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain,
lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah.
Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang,
baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah.
Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal,
bukan untuk kepentinganku sendiri,
tetapi untuk kepentingan orang banyak,
supaya mereka beroleh selamat.
Jadilah pengikutku,
sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 106:19-20.21-22.23,R:1a

Refren: Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik.

*Mereka membuat anak lembu di Horeb,
dan sujud menyembah kepada patung tuangan;
mereka menukar Yang Mulia
dengan patung sapi jantan yang makan rumput.

*Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka,
yang telah melakukan hal-hal yang besar di tanah Mesir;
yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham,
dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.

*Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka,
kalau Musa, orang pilihan-Nya,
tidak mengetengahi di hadapan-Nya,
untuk menyurutkan amarah-Nya,
sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

ATAU MAZMUR LAIN:
Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9.10-11

Refren: Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu.
(Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan)

*Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu;
puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku.
Karena Tuhan jiwaku bermegah;
biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya
dan bersukacita.

*Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku,
marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya.
Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku,
dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

*Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya,
maka mukamu akan berseri-seri,
dan tidak akan malu tersipu-sipu.
Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan,
Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

*Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa,
lalu meluputkan mereka.
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan!
Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

*Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus,
sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan.
Singa-singa muda merana kelaparan,
tetapi orang-orang yang mencari Tuhan
tidak kekurangan sesuatu pun.



Bait Pengantar Injil
Yak 1:18

Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran,
supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.



Bacaan Injil
Mat 13:31-35

"Biji sesawi itu menjadi pohon,
sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini,
"Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi,
yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.
Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih,
tetapi apabila sudah tumbuh,
sesawi itu lebih besar dari pada sayuran lain,
bahkan menjadi pohon,
sehingga burung-burung di udara datang bersarang
pada cabang-cabangnya."

Dan Yesus menceriterakan perumpamaan ini lagi,
"Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita
dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat
sampai seluruhnya beragi."

Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak
dalam perumpamaan,
dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka
kecuali dengan perumpamaan.
Dengan demikian digenapilah sabda nabi,
"Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan,
Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi
sejak dunia dijadikan."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Marilah sekarang kita mengamati iman kita, adakah kepercayaan kita kepada Allah telah penuh ataukah kita masih kurang percaya kepada-Nya?
Bagaimana caranya memelihara agar biji sesawi yang mungil itu dapat tumbuh menjadi pohon yang besar, sehingga kita menjadi percaya seratus persen kepada-Nya?

Jika kita menggunakan hal-hal duniawi sebagai "pupuk" maka lupakan saja kita akan memiliki iman sebesar pohon sesawi.
Maksud saya, jika kita menggunakan nalar dan akal sehat kita, maka kita tak akan mendekat kepada Kerajaan Surga.
Kita mesti menggunakan hati kita, yang di dalamnya kita tanam iman karena di sanalah iman itu tumbuh.
Jika kita berpedoman kepada hal-hal yang masuk akal saja, maka iman tidak akan tumbuh.
Justru kita memerlukan hal-hal yang mustahil, hal-hal yang tidak masuk akal, agar iman itu tumbuh, karena memang iman itu bersumber dari luar dunia ini.
Begini yang dipaparkan Yesus kepada kita,
"Sesungguhnya, sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu."   [Mat 17:20]
dan di kesempatan lain Yesus berkata,
"Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."  [Luk 17:6]

Namun demikian, kita wajib untuk berhati-hati, wajib untuk waspada, karena tidak semua hal mustahil berasal dari Surga.
Malah lebih banyak yang tidak berasal dari Surga, yang bersifat klenis, yang sesungguhnya justru berupa penyesatan.
Maka dari itulah, kita mesti cerdas dalam memilah-milah, mana yang berasal dari Surga dan mana yang tidak.
Untuk hal-hal yang mustahil, yang tidak masuk akal, kita hanya mempercayai yang berasal dari Surga saja, lainnya tidak.
Lalu bagaimana memilahnya?
Iya, tentu kita mesti mengetahui sumbernya dan siapa yang menyampaikannya.
Jika sumbernya adalah Injil, dimana Yesus sendiri yang menyampaikannya, maka sepatutnya kita percayai.



Peringatan Orang Kudus
Santo Ignasius Loyola, Pengaku Iman
Ignasius Loyola lahir di Azpeitia di daerah Basque, Profinsi Guipuzcoa, Spanyol Utara pada tahun 1491. Putera bungsu keluarga bangsawan Don Beltran de Onazy Loyola dan Maria Sanchez de Licona ini diberi nama Inigo Lopez de Loyola.
Semenjak kecil hingga masa mudanya, Ignasius mengecap kenikmatan hidup mewah di lingkungan istana. Dia dididik dalam tradisi dan kebiasaan hidup istana yang ketat.
Pada tahun 1517, Ignasius menjadi tentara Kerajaan Spanyol. Empat tahun kemudian, pada tanggal 20 Mei 1521, Ignasius menderita luka parah terkena peluru ketika mempertahankan benteng Pamplona dari serangan tentara Prancis. Penderitaan fisik dan mental yang hebat ini ditanggungnya dengan sabar dan berani dalam perawatan selama hampir satu tahun. 
Masa pemulihan kesehatannya yang begitu lama menjadi baginya suatu masa ber-rahmat, di mana ia menemukan ambang pintu bagi kehidupannya sebagai seorang 'manusia baru'.   Selama masa perawatannya, ingin sekali ia menghalau kebosanannya dengan membaca buku-­buku kepahlawanan. Sayang sekali bahwa buku-buku heroik yang ingin dibacanya tidak tersedia di situ.  Satu-satunya buku yang tersedia ialah buku tentang Kehidupan Kristus dan Para Orang Kudus.  Demi memuaskan keinginannya, ia terpaksa menjamah dan membolak-balik buku itu.  Tanpa disadarinya apa yang dibacanya tertanam dan mulai bersemi dalam lubuk hatinya.  Kalbunya serasa sejuk bila menekuni bacaan itu.  Lambat laun ia memutuskan untuk menyerahkan seluruh sisa hidupnya bagi Tuhan sebagai Abdi Allah. Ia tidak ingin lagi menjadi pahlawan duniawi.  Kepribadiannya berubah secara total. Dari suatu cara hidup duniawi yang sia-sia, ia menjadi seorang rohaniwan yang melekat erat pada Tuhan dalam cinta kasih yang mendalam. la bahkan bertekad melampaui pahlawan-pahlawan suci lainnya.
Pada tahun 1522, Ignasius pergi ke biara Benediktin Montserrat, Timurlaut Spanyol.  Selama tiga hari berada di sana, ia berdoa dengan tekun dan memohon ampun atas semua dosanya di masa silam.  Semua miliknya diberikan kepada orang-orang miskin. Niatnya yang sungguh untuk mengabdi Tuhan dan sesama ditunjukkan dengan meletakkan pedangnya di bawah kaki altar kapel biara itu, pada tanggal 24 Maret malam hari.  
Keesokan harinya setelah merayakan Ekaristi dan menerima Komuni Kudus, Ignasius pergi ke sebuah gua dekat Manresa.   Di gua ini ia mengalami suasana tenang dan damai yang menyenangkan.   Dan gua ini jugalah yang menjadi tempat kelahiran baru baginya sebagai seorang 'manusia baru'.   Meditasi dan doa-doanya selama berada di gua ini mengaruniakan kepadanya suatu pemahaman yang baru tentang kehidupan rohani.   Pemahaman ini diabadikannya dalam bukunya berjudul 'Latihan Rohani' yang masih relevan hingga sekarang.
Dari Manresa, Ignasius bermaksud berziarah ke Tanah Suci untuk mentobatkan orang-orang yang belum mengakui Kristus.   Tetapi niat ini dibatalkan karena kondisi negeri Palestina yang tidak memungkinkan.   Sebagai gantinya, ia kembali ke Barcelona, Spanyol. Pada tahun 1524, Ignasius semakin yakin bahwa tugas pelayanan bagi Tuhan dan sesama perlu didukung oleh pendidikan yang memadai. Karena itu, selama 10 tahun ia berjuang memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan. Ia belajar di Alcala de Henares (1526­1527), Salamanca (1527-1528) dan Paris (1528-1535) hingga memperoleh gelar sarjana pada tanggal 14 Maret 1535.  Masa pendidikan ini menjadikan dia seorang yang berkepribadian matang, penuh disiplin diri, dan berpengetahuan luas dan mendalam. Kepribadian dan pengetahuan itu sangat penting bagi peranannya sebagai pemimpin di kemudian hari.  Kadang-kadang ia memberikan pelajaran agama serta bimbingan rohani kepada orang-orang yang datang kepadanya. Tetapi kegiatannya itu menimbulkan kecurigaan para pejabat Gereja. Sebab, tidaklah lazim seorang awam mengajar agama dan spiritualitas.
Kariernya sebagai Abdi Allah dimulainya dengan mengumpulkan beberapa orang pemuda yang tertarik pada karya pelayanan kepada Tuhan dan GerejaNya.  Pemuda-pemuda yang menjadi pengikutnya yang pertama, antara lain Beato Petrus Faber, Santo Fransiskus Xaverius, Diego Laynez, Simon Rodriquez, Alonso Salmeron, dan Nikolas Bobadilla.   Kelompok pertama dari Serikat Yesus ini mengucapkan kaul hidup religius di kapel biara Benediktin di Montmartre.
Selain mengikrarkan ketiga kaul hidup membiara: kemurnian, ketaatan dan kemiskinan, mereka pun mengikrarkan kaul tambahan, yakni kesediaan menjalankan karya misioner di Tanah Suci di antara orang-orang Islam.   Ignasius sendiri kemudian ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 24 Juni 1537.   Karena misi ke Palestina tak mungkin diwujudkan akibat perang waktu itu, maka kaul tambahan 'kesediaan menjalankan karya misi di Tanah Suci' dibatalkan dan diganti dengan 'pengabdian khusus kepada Sri Paus'.   Untuk itu Ignasius bersama rekan-rekannya menawarkan diri kepada Paus Paulus III (1534-1549) untuk mengerjakan tugas apa saja yang diberikan oleh paus, di mana saja dan kapan saja.   Pada tanggal 27 September 1540, Paus Paulus III merestui keberadaan kelompok Ignasian, yang kemudian dikokohkan menjadi sebuah serikat rohaniwan dengan nama Serikat Yesus.   Ignasius sendiri diangkat sebagai pemimpin pertama dalam sebuah upacara di basilik Santo Paulus.
Selama 15 tahun (1541-1556) memimpin Serikat Yesus, Ignasius memusatkan perhatiannya pada pembinaan semangat religius ordonya.  Semboyannya - yang kemudian menjadi semboyan umum Serikat Yesus - dalam melaksanakan tugasnya ialah "Ad Maiorem Dei Gloriam ".   Ia mendirikan banyak kolese antara lain Kolese Roma (yang kemudian menjadi Universitas Gregoriana) dan Kolese Jerman yang khusus untuk mendidik para calon imam untuk karya kerasulan di wilayah-wilayah Katolik yang sudah dipengaruhi oleh Reformasi Protestan.
Selama kepemimpinannya, Ignasius melibatkan imam-imamnya dalam usaha membendung arus pengaruh Protestantisme di Eropa Utara dan dalam Pewartaan Sabda kepada semua orang Katolik tanpa memandang kelas sosialnya.   Ia mengutus Fransiskus Xaverius, sahabat akrabnya, ke benua Asia yang masih kafir untuk membuka lahan baru bagi karya misioner Gereja.
Ignasius dikenal sebagai seorang rohaniwan yang ramah kepada sesamanya.   Kasih sayangnya yang besar kepada orang-orang sakit dan lemah, anak-anak dan pendidikannya, terutama orang-orang berdosa banyak kali membuatnya menangis karena memikirkan kemalangan mereka.   Karena itu ia menggugah hati imam-imamnya agar dengan tulus berkarya di tengah-tengah semua lapisan masyarakat demi menyelamatkan mereka.
Ordo Yesuit yang didirikannya dipoles menjadi sebuah ordo religius yang bebas dari keketatan aturan hidup monastik lama yang kaku. Sebagai reaksi terhadap kekejaman Gereja Abad Pertengahan, yang melahirkan Reformasi Protestan, Ignasius menuntut ketaatan mutlak kepada Takhta Suci dan prinsip prinsip Katolik.   Retret yang teratur diupayakannya sebagai suatu sarana ampuh bagi kedalaman spiritualitas orang-orang Kristen.
Sebelum wafatnya pada tanggal 31 Juli 1556, Ignasius menyaksikan keberhasilan Ordonya dalam mengabdi Tuhan dan GerejaNya. Propinsi serikatnya pada masa itu telah berjumlah 12 dengan 1000 orang imam dan kira-kira 100 buah biara dan kolese.   Ignasius dinyatakan sebagai 'beato' oleh Paus Paulus V pada tanggal 3 Desember 1609 dan kemudian oleh Paus Gregorius XV ia dinyatakan sebagai 'santo' pada tanggal 12 Maret 1622.   Ignasius diangkat sebagai pelindung semua kegiatan rohani oleh Paus Pius XI pada tahun 1922.

Beato Yohanes Columbini, Pengaku Iman
Yohanes Columbini lahir di Siena, Italia pada abad ke-14. la tergolong warga kota yang berkedudukan penting dalam masyarakat dan kaya raya tetapi sembrono hidupnya. Cita-cita hidupnya hanya satu, yakni menjadi semakin kaya. Untuk itu ia senantiasa bekerja keras agar harta kekayaannya semakin bertambah banyak.
Pertobatannya hingga menjadi seorang Abdi Allah dan sesama manusia berawal dari semangatnya membaca riwayat Santa Maria dari Mesir. Mulanya ia merasa tidak puas bahkan marah terhadap kisah itu. Buku yang dibacanya dibuangnya jauh-jauh. Tetapi kemudian ia pun tertarik untuk membaca lagi kisah itu. Tanpa disadarinya tumbuhlah dalam hatinya kesadaran akan keadaan dirinya. la bertobat dan segera membagi-bagikan semua kekayaannya kepada orang-orang miskin. Ia sendiri menjadi seorang perawat bagi orang-orang sakit di sebuah rumah sakit di kota itu. Perubahan sikap hidupnya ini mengherankan banyak penduduk Siena. Sangat banyak orang berdosa bertobat setelah menyaksikan cara hidup baru Columbini. Beberapa orang kaya di kota itu mengikuti jejaknya.
Pada waktu itu di Propinsi Toskania merajalela aksi perampokan dan peperangan antar berbagai suku. Yohanes bersama kawan-kawannya menjelajahi desa dan kota sampai ke pelosok-pelosok untuk mewartakan Injil sambil mendamaikan kelompok-kelompok yang bertikai. Mereka memikat hati banyak orang dengan pengajarannya dan berhasil mempertobatkan banyak orang berdosa.
Yohanes mempersatukan para pengikutnya dalam sebuah perkumpulan awam yang disebut Yesuat. Perkumpulan ini mengabdikan diri pada perawatan orang sakit dan jompo, penguburan orang-orang yang meninggal dan berbagai karya amal lainnya. Yohanes Columbini meninggal dunia pada tahun 1367 dan digelari sebagai 'Beato'.

Santo Germanus, Pengaku Iman
Germanus lahir pada tahun 378. la adalah seorang pegawai tinggi pemerintah. la dipilih menjadi Uskup Auxerre, Prancis, meskipun tidak menyukainya. Kemudian ia meninggalkan isterinya. Harta miliknya ia gunakan untuk membangun gereja dan biara. Dua kali ia diutus ke Inggris untuk membersihkan umat dari bidaah Pelagianisme dan ikut berperang melawan tentara Saxon. Germanus dengan giat mengkristenkan kembali seluruh wilayah keuskupannya. la meninggat dunia pada tahun 448.

Santa Eilin, Janda dan Pengaku Iman
Janda muda yang saleh ini berziarah dari Swedia ke Yerusalem. Oleh sanak keluarganya ia dituduh merencanakan pembunuhan atas suami puterinya. Karena itu Eilin dipukuli dengan tongkat kayu sampai mati. Banyak peziarah menyaksikan terjadinya banyak mujizat pada makamnya. Eilin mati terbunuh pada tahun 1160.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-07-30 Minggu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari  Minggu Biasa XVII 

Minggu, 30 Juli 2023



Bacaan Pertama
1Raj 3:5.7-12

"Salomo meminta hikmat dan pengertian."

Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja:

Pada suatu malam
Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi
Beginilah firman Tuhan Allah,
"Mintalah apa yang kauharapkan dari pada-Ku!"
Lalu Salomo berkata,
"Ya Tuhan, Allahku, Engkau telah mengangkat hamba-Mu ini
menjadi raja menggantikan Daud, ayahku,
sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman.
Kini hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih,
suatu umat yang besar,
yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya.
Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini
hati yang faham menimbang perkara
untuk menghakimi umat-Mu dengan tepat,
dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat,
sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"

Tuhan sangat berkenan
bahwa Salomo meminta hal yang demikian.
Maka berfirmanlah Allah kepada Salomo,
"Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian,
dan tidak meminta umur panjang,
atau kekayaan, atau nyawa musuhmu,
melainkan pengertian untuk memutuskan hukum,
maka Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu!
Sungguh, Aku memberikan kepadamu
hati yang penuh hikmat dan pengertian,
sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau,
dan sesudah engkau pun takkan bangkit seorang seperti engkau."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 119:57.72.76-77.127-128.129-130,R:97a

Refren: Betapa kucintai Taurat-Mu, ya Tuhan.

*Bagianku ialah Tuhan, aku telah berjanji
untuk berpegang pada firman-firman-Mu.
Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku,
lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.

*Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku,
sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.
Biarlah rahmat-Mu turun kepadaku, sehingga aku hidup,
sebab Taurat-Mulah kegemaranku.

*Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintah-Mu,
lebih daripada emas, bahkan daripada emas tua.
Itulah sebabnya aku hidup jujur sesuai dengan segala titah-Mu,
segala jalan dusta aku benci.

*Peringatan-peringatan-Mu ajaib,
itulah sebabnya jiwaku memegangnya.
Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang,
memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.



Bacaan Kedua
Rom 8:28-30

"Mereka ditentukan Allah dari semula
untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
kita tahu sekarang
bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,
yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Sebab semua orang yang dipilih Allah dari semula,
mereka itu juga ditentukan-Nya sejak semula
untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya,
supaya Anak-Nya itu menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Dan mereka yang ditentukan Allah dari semula,
mereka itu juga dipanggil-Nya.
Dan yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya.
Dan yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri Kerajaan Engkau nyatakan kepada orang kecil.



Bacaan Injil
Mat 13:44-52

"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa
Yesus mengajar orang banyak,
"Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang,
yang ditemukan orang, lalu dipendamnya lagi.
Karena sukacitanya, pergilah ia menjual seluruh miliknya,
lalu membeli ladang itu.

Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang
yang mencari mutiara yang indah.
Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga,
ia pun pergi menjual seluruh miliknya,
lalu membeli mutiara itu.

Demikian pula
hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut,
lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan.
Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai.
Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu,
yang baik dikumpulkan ke dalam pasu,
yang buruk dibuang.
Demikianlah juga pada akhir zaman:
Malaikat-malaikat akan datang
memisahkan orang jahat dari orang benar.
Yang jahat lalu dicampakkan ke dalam dapur api.
Di sana akan terdapat ratapan dan kertak gigi.
Mengertikah kamu semuanya itu?"
Mereka menjawab, "Ya, kami mengerti."
Maka bersabdalah Yesus kepada mereka,
"Karena itu
setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Surga
seumpama tuan rumah
yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama
dari perbendaharaannya."

Demikianlah sabda Tuhan.


ATAU BACAAN SINGKAT:
Mat 13:44-46

Ia menjual seluruh miliknya, lalu memberli ladang itu.

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa
Yesus mengajar orang banyak,
"Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang,
yang ditemukan orang, lalu dipendamnya lagi.
Karena sukacitanya, pergilah ia menjual seluruh miliknya,
lalu membeli ladang itu.

Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang
yang mencari mutiara yang indah.
Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga,
ia pun pergi menjual seluruh miliknya,
lalu membeli mutiara itu."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambilkan dari renungan "The Power of Word" berikut ini:

*Harta Yang Paling Berharga*

Doa Pembukaan:
Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.
Engkau telah memberikan hikmat kebijaksanaan kepada Raja Salomo,
dan juga memberi anugerah kepada ayahnya, Raja Daud.
Kami percaya kalau Engkau telah menyiapkan anugerah besar juga kepada kami,
yakni mutiara yang indah dan tak ternilai harganya.
Bantulah kami agar hari ini kami boleh lebih memahami anugerah karunia-Mu itu.
Amin.

Renungan:
Adik-adik, Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara se-iman dalam Kasih Kristus,
Bacaan dari Injil Matius ini telah membuat saya kepo, ingin tahu lebih jauh,
apa sesungguhnya yang ingin disampaikan oleh Yesus tentang Kerajaan Surga
kepada orang-orang yang sedang mendengarkan kotbah-Nya.
Sebelumnya, Yesus selalu mengambil contoh dan perumpamaan tentang Kerajaan Surga
secara sederhana, bersahaja, jauh dari kesan mewah.
Misalnya dalam perumpamaan tentang rumput ilalang di antara bulir gandum, Yesus berkata,
"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya." [Mat 13:24]
Yesus mengumpamakan Kerajaan Surga itu ibarat benih yang nyaris tak ada harganya di zaman itu, dan bahkan rumput ilalang yang menghambat pertumbuhan benih itu malh tidak boleh dicabuti.
Yesus juga mengumpamakan Kerajaan Surga itu seperti biji sesawi, "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya." [Mat 13:31a]
Kerajaan Surga juga diumpamakan seperti ragi, "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi
yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat
sampai khamir seluruhnya." [Mat 13:33]
Yesus memang berusaha menampilkan diri-Nya sebagai "orang kecil", lahir-Nya saja di palungan, bukan di istana raja.
Dan bahkan Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai orang yang tak punya tempat tinggal, "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." [Mat 8:20]

Lalu mengapa sekarang Yesus malah mengumpamakan Kerajaan Surga itu malah sebagai harta karun yang tak ternilai harganya? Atau seperti mutiara yang sangat mahal?
Saking mahalnya sampai-sampai kita mesti menjual seluruh harta milik kita untuk bisa memilikinya?
Apa betul Kerajaan Surga itu sebegitu mahalnya?
Hal inilah yang membuat saya spontan menjadi kepo, apakah benar Kerajaan Surga itu semahal yang digambarkan oleh Yesus?

Ketika seorang anak muda datang dan bertanya kepada Yesus tentang apa yang mesti ia perbuat agar bisa memperoleh hidup kekal di Surga, Yesus memberikan jawaban yang mengagetkan banyak orang, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Adik-adik, Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara se-iman dalam Kasih Kristus,
Kerajaan Surga itu memang sangat-sangat mahal, tak ternilai harganya,
tak dapat dibeli seberapa pun kemampuan untuk membayarnya.
Waduh, kalau begitu, apakah artinya mustahil bagi kita untuk memilikinya?
Tidak, sama sekali tidak.
Sebab Kerajaan Surga itu adalah anugerah terbesar bagi kita yang percaya,
yang mau mendengarkan firman-Nya dan mau menjalankannya.
Yesus telah membukakan jalannya, agar kita bisa menemukan harta karun atau mutiara itu.
Jalan yang disediakan oleh Yesus memang bukan jalan tol yang membuat kita bisa "bablas" menuju ke situ.
Jalan yang lebar dengan pintu yang luas adalah jalan menuju kepada kebinasaan.
Jalan yang menuju kepada kehidupan kekal di Surga memang sempit dan sesak, oleh karenanya hanya sedikitlah yang dapat melewatinya.
Ini tentu membuat Allah Bapa kita bersedih, sebab Allah menginginkan agar sebanyak-banyaknya orang yang berpeluang untuk melewati dan masuk.
Untuk itulah Allah Bapa mengutus Putera Tunggal-Nya, untuk membukakan jalan melalui pengorbanan darah-Nya bagi siapa saja yang bertobat dan mau mengikuti jalan Kristus.

Pengorbanan Kristus juga mesti dibarengi dengan pengorbanan kita sendiri, yaitu dengan menyangkal diri dan memikul salib.
Tentu yang dimaksud adalah upaya untuk mengorbankan segala sesuatu milik duniawi kita yang mungkin saja merupakan penghalang bagi kita untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Harta duniawi milik kita tak dapat kita bawa dalam perjalanan menuju Surga, mesti kita tinggalkan di dunia yang fana ini, tak peduli seberapa banyak pun yang kita miliki.
Itulah yang diibaratkan "menjual seluruh miliknya" untuk mendapatkan harta karun yang terpendam di ladang atau mutiara yang indah itu.

Kita telah dipilih dan dipanggil oleh Yesus
untuk memulai langkah kita di jalan Kristus, sebab tiket untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga juga sudah dalam genggaman kita.
Tunggu apalagi?
Perjalanan sesungguhnya sudah kita mulai sejak masih berada di dalam rahim ibu kita.
Di umur kita yang sekarang ini boleh dibilang sudah terlambat untuk memulainya,
tetapi tentu lebih baik terlambat daripada tidak memulainya, karena kesempatannya masih terbuka lebar.
Kita mesti memastikan kalau kita telah menempuh jalan yang benar,
sebab jalan yang menyimpang tidak akan membawa kita kepada "harta karun" atau "mutiara" itu, melainkan akan membawa kita ke tempat dimana terdapat ratapan dan kertak gigi.
Nah, marilah sekarang kita berdoa bersama untuk memohon bimbangan dan teguran kalau-kalau kita telah menyimpang.

Marilah kita beroda
Ya Allah Bapa kami,
Perziarahan kami di dunia ini masih berlanjut, masih memberi kesempatan kepada kami untuk meluruskan jalan sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Putera-Mu, Yesus Kristus.
Bimbinglah kami dengan Roh Kudus-Mu agar kami tidak menyimpang ke jalan lain.
Kami ingin Engkau mau memandang kami sebagai pewaris Kerajaan Surga.
Amin.
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Petrus Krisologus, Uskup dan Pujangga Gereja
Seorang yang dengan tekun dan sungguh-sungguh mengejar cita-cita akan memperoleh hasil yang melebihi harapan dan keinginannya. Prinsip ini terlihat dan terlaksana dalam diri Santo Petrus Krisologus, yang dijuluki "Si Mulut Emas". Ketika masih muda belia, ia sudah menjabat sebagai uskup di Ravenna. Pada masa itu, cara hidup kafir yang merajalela di antara umat di keuskupannya merupakan suatu masalah berat yang harus ditanganinya. Untuk itu, senjata ampuh satu-satunya ialah "kotbah-kotbahnya yang menyentuh hati umat". Dan Petrus Krisologus berhasil dalam memanfaatkan senjata ini. Kotbah-kotbahnya yang pendek dan menyentuh hati umat berhasil mempertobatkan banyak umat. Dalam kotbah-kotbahnya, ia menekankan pentingnya penghayatan dan penerapan asas-asas moral Kristiani dan ajaran resmi Gereja tentang iman akan Yesus Kristus. Hal ini sangat cocok dengan keadaan umat di Ravenna yang dilanda praktek kekafiran. Penyajian yang sangat bagus dan otentik membuat kotbah-kotbahnya sangat bermutu. Tigabelas abad kemudian, Paus Benediktus XIII (1724-1730) mengangkat dia menjadi seorang Pujangga Gereja.
Semangatnya yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya demi perkembangan iman umat, membuat dia menjadi orang tersohor di kalangan Bapa-bapa Gereja, baik karena caranya mengajar maupun caranya memimpin umat. Ia amat bijaksana dan memandang keahliannya sebagai karunia Tuhan yang harus diabdikan bagi kepentingan perkembangan Gereja.
Dalam pada itu Petrus Krisologus pun terkenal sebagai seorang uskup penentang ajaran sesat yang disebarkan Eutiches. Eutiches menyebarkan ajaran sesat yang menyangkal kemanusiaan Kristus. Untuk kemajuan ajarannya, ia tidak segan-segan meminta dukungan Gereja dari Petrus Krisologus selaku Uskup Ravenna. Tetapi Uskup Krisologus yang terkenal ramah itu menjawabnya dengan bijaksana dan ramah: "Demi perdamaian dan iman, kita sebaiknya menyebarkan ajaran iman dengan persetujuan Sri Paus selaku Pimpinan Tertinggi Gereja". Oleh karena itu, ia menolak gagasan Eutiches dan sebaliknya mendesak dia untuk mengakui dan mengimani rahasia "Penjelmaan Kristus" dan semua kebenaran iman yang diajarkan oleh Gereja.
Semangat imannya yang begitu besar disertai cinta kasihnya yang meluapluap membuat "Si Mulut Emas" ini meraih hasil karya yang melebihi cita-cita dan impiannya. Beberapa lama sebelum wafatnya, ia pulang ke tanah kelahirannya Imola dan di sana ia wafat dengan tenang pada tahun 450.

Santo Yustinus de Yakobis, Pengaku Iman
Yustinus lahir di San Fele, Italia pada tanggal 9 Oktober 1800. Dari empatbelas orang bersaudara, Yustinus adalah anak ketujuh dalam keluarganya. Ketika masih kecil, ia tinggal di Napoli. Kemudian pada umur 18 tahun, ia masuk Kongregasi Misi di tempat asalnya.
Ia benar-benar menghayati panggilannya dengan konsekuen. Menurut kesan kawan-kawannya, ia adalah seorang biarawan yang dicintai Tuhan dan sesama manusia, karena sifat-sifatnya yang menyenangkan banyak orang: rendah hati, ramah dan suka bergaul dengan siapa saja. Setelah ditahbiskan menjadi imam, ia bekerja di antara orang-orang miskin dan melarat di luar kota. Ia membantu mendirikan pusat Kongregasi baru di Napoli dan kemudian diangkat sebagai superior di Lecce. Ia dikenal luas oleh banyak orang karena tindakan-tindakannya di luar acara rutin sehari-hari. Ia memelihara dan merawat para penderita wabah kolera di Napoli tanpa mengenal lelah dan menghiraukan kesehatannya sendiri. Karena itu semua orang sangat menghormati dan mencintai dia.
Pada tahun 1839 ia diutus sebagai Prefek dan Vikaris Apostolik ke Etiopia, sebuah daerah misi baru di benua Afrika. Di sana selama dua tahun ia memusatkan perhatiannya pada usaha mengenal segala sesuatu menyangkut negeri itu: rakyatnya, bahasanya dan adat-istiadatnya. Dengan sifat-sifatnya yang baik dan cara hidupnya yang menarik, ia berhasil menghilangkan kecurigaan rakyat setempat. Kata-katanya yang menawan dan lembut memberi kesan pada hati banyak orang bahwa kehadirannya di tengah mereka adalah sebagai sahabat dan pelayan bagi mereka.
Meskipun ia berhasil sekali dalam tugasnya, namun ia sama sekali tidak terlepas dari banyak kesulitan seperti semua orang lain yang memperjuangkan keluhuran hidup. Tidak sedikit pemuka rakyat iri hati dan membenci dia. Kesulitan besar datang tatkala William Massaia diangkat sebagai Uskup Etiopia. Salama, seorang pemuka Gereja Optik melancarkan kampanye anti Gereja Katolik. Oleh pemimpin setempat, Kolese­kolese Katolik ditutup dan agama Katolik dihalang-halangi perkembangannya. Uskup William Massaia diusir pulang ke Aden. Sebelum berangkat, Uskup Massaia dengan diam-diam mengangkat Yustinus de Yakobis sebagai uskup di Massawa. Sebagai uskup, Yakobis menahbiskan 20 orang imam asal Etiopia untuk melayani umat Katolik yang berjumlah 5000 orang dan membuka kembali kolese-kolese.
Pada tahun 1860, Kedaref Kassa menjadi raja. Ia segera mendesak Salama untuk kembali melancarkan pengejaran terhadap semua orang beragama Katolik. Uskup Yakobis sendiri ditangkap dan dipenjarakan selama beberapa bulan.
Uskup Yakobis menghabiskan masa hidupnya di sepanjang pantai Laut Merah. Dalam perjalanannya menuju Halai, ia jatuh sakit karena keletihan dan kurang makan. Ia meninggal dunia pada tanggal 31 Juli 1860 di lembah Alghedien.

Santo Abdon dan Senen, Martir
Kedua orang kudus abad ke-3 ini berasal dari Persia. Mereka adalah tawanan perang dan budak belian yang sudah menganut agama Kristen. Kemartiran mereka bermula dari usaha mereka menguburkan jenazah-jenazah para kaum beriman yang dibunuh oleh orang kafir. Mereka ditangkap dan dibawa ke Roma. Di sana mereka dipaksa untuk mempersembahkan korban kepada dewa-dewi Romawi. Dengan tegas mereka menolak melakukan perbuatan berhala ini karena tak ingin mengkhianati imannya sendiri. Karena itu mereka dianiaya dan dipenggal kepalanya. Jenazah mereka dimakamkan oleh diakon Kuirinus di rumahnya. Kemudian pada tahun 833, tulang-tulang mereka dipindahkan oleh Paus Gregorius IV (827-844) ke dalam gereja Santo Markus di Roma.

Santa Yulita dari Kaesarea, Pengaku Iman
Yulita berasal dari Kapadokia. Ia memiliki ladang dan ternak, harta kekayaan lainnya dan banyak budak belian. Di antara penduduk setempat, Yulita tergolong wanita kaya raya. Banyak orang mengadakan hubungan dagang dengannya. Pada suatu ketika, dia terlibat dalam suatu pertikaian bisnis dengan seorang pemuka masyarakat. Dia dihadapkan ke pengadilan namun berhasil mengalahkan orang itu. Karena itu dia menjadi musuh bebuyutan orang itu.
Untuk membalas kekalahannya di depan pengadilan, orang itu melaporkan kepada penguasa setempat bahwa Yulita adalah seorang penganut agama Kristen. Oleh laporan ini, hakim segera memanggil Yulita dan memaksanya untuk mempersembahkan kurban bakaran kepada dewa Zeus.
Yulita berani menentang. Dengan tegas ia berkata: "Ladangku dan semua kekayaanku boleh diambil dan dirusakkan. Tetapi sekali-kali aku tidak akan meninggalkan imanku. Aku tidak akan pernah menghina Tuhanku yang telah menciptakan aku. Aku tahu bahwa aku akan memperoleh semuanya itu kembali di surga".
Tanpa banyak berpikir hakim itu menyuruh para algojo membakar hidup-hidup Yulita di depan umum. Peristiwa naas ini terjadi kira-kira pada tahun 303.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-07-29 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XVI

Sabtu, 29 Juli 2023

PW S. Marta, Maria, dan Lazarus



Bacaan Pertama
1Yoh 4:7-16

"Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:

Anak-anakku yang kekasih,
marilah kita saling mengasihi,
sebab kasih itu berasal dari Allah;
dan setiap orang yang mengasihi,
lahir dari Allah dan mengenal Allah.
Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah,
sebab Allah adalah kasih.
Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita,
yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia,
supaya kita hidup oleh-Nya.
Inilah kasih itu:
Bukan kita yang telah mengasihi Allah,
tetapi Allahlah yang telah mengasihi kita
dan telah mengutus Anak-Nya sebagai silih bagi dosa-dosa kita.

Anak-anakku kekasih,
jikalau Allah sedemikian mengasihi kita,
maka haruslah kita pun saling mengasihi.
Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah.
Tetapi jika kita saling mengasihi,
Allah tetap di dalam kita,
dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.
Beginilah kita ketahui
bahwa kita berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita,
yakni bahwa Ia telah mengaruniakan kita
mendapat bagian dalam Roh-Nya.
Kami telah melihat dan bersaksi,
bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.
Barangsiapa mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah,
Allah tetap berada di dalam dia
dan dia di dalam Allah.
Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita.
Allah adalah kasih,
dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih,
ia tetap berada di dalam Allah
dan Allah di dalam dia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9.10-11,R:2a

Refren: Persembahkanlah kurban pujian kepada Allah.

*Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu;
puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku.
Karena Tuhan jiwaku bermegah;
biarlah orang-orang yang rendah hati
mendengarnya dan bersukacita.

*Muliakanlah Tuhan bersama-sama dengan daku,
marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya.
Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku,
dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

*Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya,
maka mukamu akan berseri-seri,
dan tidak akan malu tersipu-sipu.
Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengar;
Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

*Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa,
lalu meluputkan mereka.
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan!
Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

*Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus,
sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan.
Singa-singa muda merasa kelaparan,
tetapi orang-orang yang mencari Tuhan
tidak akan kekurangan suatu pun.



Bait Pengantar Injil
Yoh 8:12b

Akulah terang dunia.
Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak berjalan dalam kegelapan,
dan ia akan mempunyai terang hidup.



Bacaan Injil
Yoh 11:19-27

"Aku percaya bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Menjelang Hari Raya Paskah,
banyak orang Yahudi datang kepada Marta dan Maria
untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya.
Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang,
ia pergi mendapatkan-Nya.
Tetapi Maria tinggal di rumah.

Maka kata Marta kepada Yesus,
"Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini,
saudaraku pasti tidak mati.
Tetapi sekarang pun aku tahu,
bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu
segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya."
Kata Yesus kepada Marta,
"Saudaramu akan bangkit."
Kata Marta kepada-Nya,
"Aku tahu bahwa ia akan bangkit
pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."
Jawab Yesus, "Akulah kebangkitan dan hidup!
Barangsiapa percaya kepada-Ku,
ia akan hidup walaupun sudah mati;
dan setiap orang yang hidup serta percaya kepada-Ku,
tidak akan mati selama-lamanya.
Percayakah engkau akan hal ini?"
Jawab Marta,
"Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah,
Dia yang akan datang ke dalam dunia."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini disediakan dua Bacaan Injil terkait dengan Peringatan Wajib Santa Marta, yang satu diambil dari Injil Yohanes tentang kisah Yesus membangkitkan saudara Marta, Lazarus, dan yang satunya lagi dari Injil Lukas tentang kejengkelan Marta terhadap Maria yang tidak mau membantunya melayani para tamu yang datang.

Maria dan Marta mengetahui kalau Yesus menyayangi Lazarus, makanya mereka pun mengirim kabar kepada Yesus perihal kematian Lazarus.
Tetapi Yesus tidak segera berangkat ke rumah mereka di Yudea.
Yesus sengaja tinggal dua hari lagi di tempat di mana Ia berada, sebelum berangkat ke Yudea.
Marta menyalahkan Yesus atas kematian Lazarus, "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
Ketika Yesus mengatakan kalau Lazarus akan bangkit, Marta tetap saja "sok tahu" kalau Lazarus akan dibangkitkan pada akhir jaman.
Marta juga tak segan-segan mengadukan kakaknya, Maria, yang tak mau membantunya melayani para tamu;  Maria hanya duduk manis mendengarkan Yesus.

Setelah kita mengetahui apa yang telah diperbuat oleh Marta, percayakah kita kalau Marta akhirnya diakui sebagai seorang santa, yang kita peringati hari ini?
Jika kita percaya, ini tentu baik karena kita sendiri pun banyak melakukan hal-hal tak senonoh di hadapan Tuhan, tetap berpeluang untuk dikuduskan oleh Allah Bapa kita, sekali pun tidak mesti menjadi santo atau santa.
Jika kita melihat apa yang telah diperbuat oleh Rasul Paulus sebelum ia dipanggil oleh Yesus, atau melihat perbuatan Rasul Matius semasih ia menjadi pemungut cukai, tentu semakin besarlah keyakinan kita akan dikuduskan juga sehingga kelak kita pun boleh memasuki pintu kerajaan Surga.

Syarat yang paling mendasar adalah iman; kita percaya sepenuhnya terhadap segala sesuatu yang selalu kita daraskan dalam doa "Aku Percaya" (Credo).
Marta juga menyatakan imannya, "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."

Syarat dasar yang kedua adalah harapan.
Kita mesti memiliki harapan kepada Tuhan, terutama sekali karena kita ini manusia lemah lalu sepenuhnya mengandalkan kemuliaan Allah, seperti yang telah disampaikan oleh Yesus,
"Bukankah sudah Kukatakan kepadamu:
Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" [Yoh 11:40]

Syarat berikutnya adalah mendengarkan sabda-Nya dan melaksanakannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Jika terjadi, kita tidak melaksanakannya atau pun kita malah melanggarnya, maka penyesalan dan pertobatan akan membuahkan pengampunan dari-Nya.

Marilah kita berpijak pada ketiga dasar iman ini, agar kita boleh hidup di bawah kemuliaan Allah, serta menerima pertolongan dan perlindungan-Nya.



Peringatan Orang Kudus
Santa Marta, Perawan dan Sahabat Yesus
Kisah tentang Marta dilukiskan Yohanes dalam Injilnya 11:1-44. Di dalamnya terungkap jelas bahwa Marta dan Maria bersama Lazarus saudara mereka amat disayangi oleh Yesus. Mereka tinggal di Betania, sebuah kampung kecil yang letaknya tak jauh dari Yerusalem. Ketika Yesus mengunjungi mereka sehubungan dengan peristiwa kematian Lazarus, Marta selaku adik Maria bertindak sebagai pelayan. Ia sibuk menyediakan makanan bagi Yesus dan Rasul-rasul yang menyertaiNya. Sedangkan Maria kakaknya, yang pernah meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya, duduk di depan kaki Yesus sambil mendengarkan Sabda Yesus.
Ketika Lazarus jatuh sakit keras, Marta dan Maria mengirim khabar kepada Yesus. Pada waktu itu Yesus ada di seberang sungai Yordan yang agak jauh dari Betania. "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit" demikian bunyi khabar itu. Yesus sengaja tinggal di tempat itu selama dua hari, lalu pergi ke Betania untuk menghibur Maria dan Marta.
Tatkala Yesus datang, Marta pergi menemui Dia. Maka terjadilah percakapan indah antara dia dengan Yesus. Dengan sikap yang realistis dan penuh iman kepada Yesus, Marta berkata: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepadaMu segala sesuatu yang Engkau minta kepadaNya". Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit". Kata Marta kepadaNya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman". Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati . . .". Marta memang kurang memahami apa yang dikatakan Yesus, namun ia percaya pada Yesus: "Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia". Marta adalah seorang wanita yang bersemangat iman, praktis, ramah dan rajin.

Santo Simplisius, Faustinus dan Santa Beatriks, Martir
Ketiga bersaudara ini adalah warga kota Roma yang telah menganut agama Kristen. Mereka dibunuh karena imannya sekitar tahun 303-304. Menurut cerita, Simplisius dan Faustinus dianiaya dan dipancung kepalanya karena tidak mau meninggalkan imannya kepada Kristus. Mayat keduanya dibuang ke dalam sungai Tiber.
Beatriks saudari mereka berusaha menemukan kembali jenazah Simplisius dan Faustinus di sungai Tiber dan menguburkannya di pekuburan Generosa di jalan ke Porto. Tujuh bulan kemudian, Beatriks sendiri ditangkap dan dipenjarakan. Kemudian ia dihukum mati di penjara pada tanggal 11 Mei. Jenazahnya dikuburkan oleh orang-orang Kristen lain.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-07-28 Jumat.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XVI

Jumat, 28 Juli 2023



Bacaan Pertama
Kel 20:1-17

"Hukum Taurat diberikan lewat Musa."

Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Di Gunung Sinai Allah berfirman begini:
"Akulah Tuhan, Allahmu,
yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir,
dari tempat perbudakan.
Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku.
Jangan membuat bagimu patung
yang menyerupai apa pun yang ada di langit,
atau yang ada di bumi atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya,
sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu,
yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya,
kepada keturunan yang ketiga dan keempat
dari orang-orang yang membenci Aku.
Tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang,
yaitu mereka yang mengasihi Aku,
dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan,
sebab Tuhan akan memandang bersalah
orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.

Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.
Enam hari lamanya engkau bekerja
dan melakukan segala pekerjaanmu.
Tetapi hari ketujuh adalah Sabat Tuhan, Allahmu.
Maka janganlah melakukan sesuatu pekerjaan,
engkau sendiri atau anakmu laki-laki,
atau anakmu perempuan,
hambamu laki-laki dan hambamu perempuan,
atau hewanmu atau orang-orang yang di tempat kediamanmu.
Sebab enam hari lamanya
Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,
dan pada hari ketujuh Ia Beristirahat.
Itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat
dan menguduskannya.

Hormatilah ayah dan ibumu,
supaya lanjut umurmu
di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu.
Jangan membunuh.
Jangan berzinah.
Jangan mencuri.
Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu.
Jangan mengingini rumah sesamamu.
Jangan mengingini isterinya, atau hamba sahayanya,
lembu atau keledainya, atau apa pun yang dimiliki sesamamu."

Demikianlah Sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 19:8-11,R:Yoh 6:64

Refren: Tuhan, Engkau memiliki sabda hidup abadi.

*Taurat Tuhan itu sempurna,
menyegarkan jiwa;
peraturan Tuhan itu teguh,
memberikan hikmat kepada orang bersahaja.

*Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati;
perintah Tuhan itu murni, membuat mata cerita.

*Takut akan Tuhan itu suci,
tetap untuk selama-lamanya;
hukum-hukum Tuhan itu benar,
adil selalu.

*Lebih indah daripada emas,
bahkan daripada emas tua;
dan lebih manis daripada madu,
bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.



Bait Pengantar Injil
Luk 8:15

Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah
dalam hati yang baik dan tulus ikhlas,
dan menghasilkan buah dalam ketekunan.



Bacaan Injil
Mat 13:18-23

"Orang yang mendengarkan sabda dan mengerti, menghasilkan buah."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
"Dengarkanlah arti perumpamaan penabur.
Setiap orang yang mendengar sabda tentang Kerajaan Surga
dan tidak mengerti,
akan didatangi si jahat,
yang akan merampas apa yang ditaburkan dalam hatinya.
Itulah benih yang jatuh di pinggir jalan.

Benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu
ialah orang yang mendengar sabda itu
dan segera menerimanya dengan gembira.
Tetapi ia tidak berakar dan hanya tahan sebentar saja.
Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu,
orang itu pun segera murtad.

Yang ditaburkan di tengah semak duri
ialah orang yang mendengar sabda itu,
lalu sabda itu terhimpit
oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan,
sehingga tidak berbuah.

Sedangkan yang ditaburkan di tanah yang baik
ialah orang yang mendengar sabda itu dan mengerti,
dan karena itu ia berbuah,
ada yang seratus, ada yang enam puluh,
dan ada yang tiga puluh ganda."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Berikut renungan saya untuk Daily Fresh Juice:

*Yang Terutama Adalah Menghasilkan Buah*

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Bacaan Injil hari ini mewartakan tentang pertumbuhan iman melalui perumpamaan Yesus tentang seorang penabur benih, yang dikutip dari Injil Matius Pasal 13, ayat 1 sampai 23, tetapi yang akan kita dengarkan dimulai dari ayat ke-18, yang berisikan penjelasan dari perumpamaan tentang penabur itu.

"Orang yang mendengarkan sabda dan mengerti, menghasilkan buah."

Inilah Injil Suci menurut Matius:
[Bacaan Injil]
Demikianlah sabda Tuhan.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Tentu telah berulang kali kita dengarkan perumpamaan tentang penabur ini.
Yesus diumpamakan sebagai seorang penabur.
Menaburkan benih adalah mewartakan firman Allah, dan kita adalah tanah tempat benih itu tumbuh.
Benih telah ditaburkan ke semua lapisan tanah tanpa memilah-milah jenis atau kualitas tanahnya, entah itu tanah di pinggir jalan, tanah bebatuan, atau tanah yang penuh semak belukar.

Barangkali sulit untuk dibantah kalau kita ini bukanlah tanah yang subur, bukanlah tanah seperti yang digambarkan oleh group band Koes Plus di zaman dahulu, yang mengatakan bahwa tanah kita adalah tanah surga, dimana tongkat, kayu, dan batu bisa jadi tanaman, apalagi benih tanaman, pasti tumbuhlah.
Tetapi kalau mau jujur, kita ini bukanlah tanah surga.
Bisa jadi saja kita ini adalah tanah yang dipenuhi semak belukar atau tanah bebatuan, atau jangan-jangan kita ini adalah tanah di pinggir jalan yang nyaris mustahil benih bisa tumbuh.
Sebaliknya, jika kita mau menelusuri relung hati kita, memeriksa batin kita,
sesungguhnya kita ini ingin, bahkan sangat ingin, menjadi tanah yang subur.
Kita ingin menghasilkan banyak buah, buah yang manis dan rasanya enak.
Persolannya, bagaimana caranya agar kita bisa menjadi "tanah yang baik", agar "benih" dapat tumbuh menjadi pohon yang besar dan menghasilkan banyak buah?
Apa yang mesti kita lakukan?

Rasa-rasanya tanah tidak dapat menjadi subur dengan sendirinya.
Tanah yang tadinya subur pun, kalau tidak dipelihara akan kehilangan kesuburannya, apalagi tanah yang dari sono-nya tidak subur, mana bisa ujug-ujug jadi subur dengan sendirinya?
Ini artinya kita sama sekali tidak punya kemampuan untuk menjadi tanah yang subur.
Lalu mesti bagaimana?

Tanah memerlukan bantuan pihak lain untuk menjadi subur.
Petani atau penggarap tanah mesti mengupayakan agar tanah menjadi subur
dan memelihara agar tetap subur, entah dengan mencangkulinya supaya gembur, menyirami dengan air, dan memberi pupuk, serta mencabuti rerumputan dan tanaman liar lainnya.
Ada juga yang menaburi peptisida untuk memusnahkan hama.
Jika demikian, maka tidaklah salah kalau Yesus mengatakan bahwa Firman Allah adalah anugerah, adalah rahmat dari Allah yang dikaruniakan kepada manusia.
Tidaklah salah kalau Yesus berkata, "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu."  [Yoh 15:16a]
Tidaklah salah kalau Yesus berkata, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."  [Luk 11:28]
Semudah itukah?
Ya, memang semudah itu.
Yang perlu kita lakukan hanyalah menjadi percaya dan memberi diri dibaptis dalam nama Bapa, Putera dan Roh kudus.
Selebihnya cukup dengan berserah kepada Sang Penggarap Tanah, berpasrah kepada apa pun yang dikerjakan oleh-Nya terhadap diri kita.
Semisal, Sang Penggarap mencangkuli tanah berulang-ulang kali.
Sebagai tanah, tentulah kita merasakan kesakitan akibat dicangkuli itu, tetapi tujuannya agar menjadi subur, bukan untuk menyakiti.
Sama seperti seorang dokter yang hendak menolong kita agar sembuh dari sakit, kok dokternya malah "menusuk-nusuk" kita dengan jarum suntik, malah bisa jadi membedah badan kita, lalu menyuruh kita meminum atau menelan sesuatu yang rasanya pahit, yang disebut obat itu.

Sang Penggarap hanya sesekali saja mencangkuli tanahnya.
Yang seringkali dilakukan dan selalu berulang adalah menyirami dan memberi pupuk.
Hal ini jelas tidak menyakitkan, melainkan malah menyegarkan.
Itu semua dilakukan agar iman kita dapat bertumbuh dari semula hanya benih, dapat tumbuh menjadi pohon yang besar, untuk kemudian menghasilkan banyak buah.

Lalu apa yang dilakukan Sang Penggarap terhadap rumput ilalang atau bebatuan yang menghambat laju pertumbuhan benih, atau bahkan dapat menghentikan pertumbuhannya itu?
Kalau kita lanjut membaca Injil Matius ini, dalam perumpamaan tentang lalang di antara gandum, ketika para hamba meminta ijin Yesus untuk mencabuti rumput ilalang itu, Yesus pun menjawab, "Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.  Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai."

Iblis atau setan, yang oleh Yesus disebut sebagai Si Jahat, adalah makhluk yang tak kasat mata, yang selalu berupaya menyesatkan manusia agar tidak lagi taat kepada Allah.
Dia inilah yang dapat membuat kita gagal menghasilkan buah seperti yang diharapkan.
Dia inilah ahlinya untuk mengoda kita dengan iming-iming duniawi, dan bahkan seringkali mengancam dengan marabahaya yang dapat membuat kita takut.
Jangankan kita yang hanyalah manusia, Yesus pun tak luput dicobai oleh mereka di padang gurun.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Sekali pun Tuhan tidak memusnahkan rumput ilalang, tidak menghancurkan iblis dan kawanannya, bukanlah berarti iman kita tak dapat bertumbuh.
Sekali pun rumput ilalang berada di sekitar kita, jika asupan makanan tersedia cukup, tentulah iman kita tetap dapat bertumbuh dengan baik.
Kecuali jika asupan makanannya terbatas, maka kita mesti berebut makanan dengan rumput ilalang agar tetap bertahan hidup.
Tetapi Allah Bapa mengetahui apa yang kita perlukan untuk menjalani hidup dan untuk menghasilkan buah.
Burung pipit yang harganya murah saja tidak dilupakan oleh Allah, terlebih lagi kita yang jauh lebih berharga dari burung pipit.
Oleh sebab itulah Yesus mengajarkan kepada kita agar janganlah kita khawatir akan hidup kita, "Janganlah kamu kuatir akan hari besok,
karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." [Mat 6:34]

Maka sekarang, setelah kita dibaptis dan menjadi percaya, marilah kita berfokus untuk menghasilkan buah sebagaimana yang diharapkan oleh Yesus.
Marilah kita songsong Roh Penolong yang menjadikan kita seperti tanah yang subur agar firman Allah dapat bertumbuh dan menghasilkan banyak buah.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Nasarius dan Selsus, Martir; Santo Viktor dan Innosensius, Paus dan Martir
Nasarius adalah anak seorang Yahudi bernama Afrikanus. Ibunya, Perpetua yang sudah beragama Kristen dengan giat mendidik dia secara Kristen semenjak kecilnya. Karena itu Nasarius berkembang dewasa menjadi seorang Kristen yang saleh. Oleh Paus Linus, yang menggantikan Santo Petrus Rasul, Nasarius diutus untuk mewartakan Injil di Gallia (kini: Prancis).
Selsus adalah pemuda pertama yang berhasil ditobatkan oleh Nasarius sejak ia berkarya di Gallia. Selsus menemani Nasarius dalam perjalanan-perjalanan tugasnya. Pada suatu ketika mereka ditangkap oleh penduduk kafir setempat dan dibuang ke laut. Tetapi berkat perlindungan Tuhan, mereka tidak mati tenggelam. Mereka berhasil menyelamatkan diri lalu mengembara hingga sampai ke Milano, Italia. Di sana mereka mewartakan Injil dan membesarkan hati orang-orang Kristen yang ada di sana. Di Milano mereka sekali lagi ditangkap dan dijatuhi hukuman mati karena imannya akan Yesus Kristus.
Viktor lahir di Afrika Utara dan memimpin Gereja sebagai Paus pada tahun 189. Paus Viktor adalah paus yang secara resmi menetapkan bahwa permandian suci dalam keadaan bahaya maut dapat dilakukan dengan memakai air biasa apabila tidak ada persediaan air permandian di tempat itu. Ia mati sebagai martir pada tahun 189, sewaktu pemerintahan Kaisar Septimus Severus.
Innosensius lahir di Albano, dekat kota Roma. la terpilih menjadi Paus dengan suara bulat pada tahun 402. Ia sungguh-sungguh sadar akan bahaya-bahaya yang mengancam Gereja dan umat pada masa itu. Tak henti-hentinya ia berdoa memohon kebijaksanaan dan kekuatan Tuhan agar mampu mengemudikan bahtera Gereja Kristus dengan selamat. Bahaya-bahaya itu terutama disebabkan oleh adanya perpindahan besar-besaran bangsa-bangsa lain ke dunia Barat. Bangsa Goth menyerang kota Roma sebanyak dua kali di bawah pimpinan panglima Alarik dan berhasil menjarahi segala sesuatu yang mereka temui.
Dalam menghadapi ancaman-ancaman itu, Paus Innocentius senantiasa menguatkan hati umatnya dan meringankan beban penderitaan mereka. Sementara itu, Paus Innocentius menghadapi lagi masalah baru yang muncul di dalam Gereja oleh lahirnya ajaran sesat Pelagianisme yang menyangkal adanya rahmat untuk mencapai keselamatan kekal. Dua kali ia mengadakan konsili untuk menghukum ajaran sesat itu. Belum lagi selesai masalah itu terdengar berita bahwa Santo Yohanes Krisostomus dibuang dari takhta keuskupannya sebagai tawanan oleh keluarga Kaisar Konstantinopel. Innosensius tidak segan-segan mengutuk tindakan itu. Kaisar Arkadius bersama permaisurinya Eudoxia dikucilkan dari Gereja, meskipun ia tahu bahwa hal itu akan mendatangkan bahaya atas dirinya sendiri. Setelah memimpin Gereja selama 15 tahun, Innosensius meninggal dunia pada tahun 417.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-07-27 Kamis.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XVI

Kamis, 27 Juli 2023



Bacaan Pertama
Kel 19:1-2.9-11.16-20b

"Tuhan turun ke gunung Sinai di hadapan seluruh umat."

Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Pada bulan ketiga setelah keluar dari tanah Mesir,
orang Israel tiba di padang gurun Sinai pada hari yang sama.
Setelah berangkat dari Rafidim,
tibalah mereka di padang gurun Sinai,
lalu mereka berkemah di padang gurun;
orang Israel berkemah di sana di depan gunung Sinai.

Bersabdalah Tuhan kepada Musa,
"Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal,
dengan maksud supaya dapat didengar oleh seluruh bangsa
apabila Aku berbicara dengan dikau,
dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu."

Lalu Musa menyampaikan jawaban bangsa itu kepada Tuhan.
Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa,
"Pergilah kepada bangsa itu.
Suruhlah mereka menguduskan diri hari ini dan esok,
dan mereka harus mencuci pakaiannya.
Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap-siap,
sebab pada hari ketiga
Tuhan akan turun ke gunung Sinai di depan mata seluruh umat."

Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu fajar,
guntur gemuruh dan kilat menyala-nyala.
Awan tebal meliputi gunung,
dan terdengarlah bunyi sangkakala yang sangat keras,
sehingga gemetarlah seluruh bangsa di dalam perkemahan.
Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan
untuk menjumpai Allah.
Mereka berdiri di kaki gunung.
Gunung Sinai ditutupi seluruhnya oleh asap,
karena Tuhan turun ke atasnya dalam api.
Asapnya membubung seperti asap dapur,
dan seluruh gunung sangat gemetar.
Bunyi sangkakala kian lama kian keras.

Musa lalu berbicara dan Tuhan menjawabnya dalam guruh.
Tuhan lalu turun ke atas gunung Sinai ke puncak gunung itu.
Lalu Tuhan memanggil Musa ke puncak gunung,
dan Musa pun naik ke atas puncak itu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
T.Dan 3:52.53.54.56,

Refren:

*Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

*Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

*Terpujilah Engkau dalam Bait-Mu yang mulia dan kudus.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

*Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

*Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

*Terpujilah Engkau di bentangan langit.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.



Bacaan Injil
Mat  13:10-17

"Kalian diberi kurnia mengetahui rahasia Kerajaan Surga,
tetapi mereka tidak."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Setelah Yesus menceriterakan perumpamaan tentang orang penabur,
murid-murid bertanya kepada-Nya,
"Mengapa Engkau mengajar mereka dengan perumpamaan?"

Jawab Yesus,
"Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga,
tetapi orang-orang lain tidak.
Karena barangsiapa mempunyai, akan diberi lagi,
tetapi barangsiapa tidak mempunyai,
maka apa pun yang ada padanya akan diambil juga.

Itulah sebabnya Aku mengajar mereka dengan perumpamaan,
karena biarpun melihat, mereka tidak tahu,
dan biarpun mendengar, mereka tidak menangkap dan tidak mengerti.
Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi:
'Kalian akan mendengar dan mendengar lagi, namun tidak menangkap.
kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.
Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan matanya melekat tertutup,
agar jangan mereka melihat dengan matanya
dan mendengar dengan telinganya
dan mengerti dengan hatinya,
lalu berbalik sehingga Kusembuhkan.'

Akan tetapi berbahagialah mata kalian sebab melihat
berbahagialah telinga kalian sebab mendengar.
Sebab Aku berkata kepadamu,
'Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar
ingin melihat apa yang kalian lihat,
tetapi tidak melihatnya,
dan ingin mendengar apa yang kalian dengar,
tetapi tidak mendengarnya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Pertanyaan yang menarik untuk kita renungkan, "Mengapa Yesus mengajar para murid-Nya menggunakan perumpamaan?"
Ada beberapa alasan orang menggunakan perumpamaan, umumnya supaya orang lebih mudah menangkap maksudnya.
Umumnya juga dikarenakan orang belum mengalami atau mengetahui dengan pasti sehingga perlu dicarikan padanan yang sesuai supaya lebih mudah dimengerti.
Sebagai contoh, katakanlah kita ingin menyampaikan tentang suhu udara di Kutub Utara, maka kita katakan, "Suhu di Kutub Utara adalah minu 40 derajat Celcius pada musim dingin, dan nol derajat pada musim panas."
Bagi kita yang telah pernah belajar tentang derajat Celcius dan mengetahui suhu di tempat-tempat lainnya sebagai pembanding, maka kita dapat mengerti seperti apa suhu udara di Kutub Utara.
Tetapi jika kita tidak mengerti apa itu derajat Celcius, tentulah kesulitan untuk memahami keadaan suhu di Kutub Utara.
Nah, untuk yang tidak mengerti ini kita dapat menggunakan perumpamaan, misalnya, "Suhu di Kutub Utara itu seperti di dalam freezer (lemari pendingin) dan bahkan lebih dingin lagi di musim dingin."
Bagi yang mengetahui seperti apa dinginnya di dalam freezer semestinya dapat "membayangkan" seperti apa dinginnya Kutub Utara itu, freezer sebagai analogi yang sepadan.
Tetapi celakalah orang yang freezer pun tak faham, lalu bagaimana mesti membayangkan Kutub Utara?

Menggunakan perumpamaan seperti ini merupakan jalan-pintas supaya orang lebih mudah dan lebih cepat mengerti.
Yesus menggunakan perumpamaan untuk tujuan ini, membuat orang-orang lebih mudah dan lebih cepat mengerti.
Tak ada seorang pun yang mengetahui tentang Kerajaan Surga, kira-kira sama seperti orang yang tidak mengerti tentang derajat Celcius.
Tetapi Yesus harus mengajarkan tentang Kerajaan Surga kepada orang-orang yang belum pernah pergi ke sana dan tidak tahu seperti apa Surga itu, maka Yesus pun menggunakan perumpamaan untuk menjelaskannya.
Yesus memperkenalkan "freezer" kepada para murid-Nya, dengan demikian para murid akan mengerti ketika Yesus mengajarkan tentang "Kutub Utara" yang tak lain adalah Surga.
Tidaklah mungkin Yesus mengajak kita untuk berkunjung ke Surga hanya supaya kita mengerti seperti apa surga itu, tetapi ada waktunya nanti Yesus menanti kedatangan kita di sana.
Nah, cukup dengan memahami apa itu freezer, tak perlu belajar tetang derajat Celcius yang rumit itu, maka kita pun dapat memahami seperti apa kutub utara itu padahal kita belum pernah pergi ke situ.
Begitu pula perihal Kerajaan Surga.
Kita belum pernah pergi ke situ, bisa jadi suatu saat akan ke situ tetapi bisa jadi juga tidak pernah sama sekali.
Yesus perlu menjelaskan tentang Surga, maka Yesus menggunakan perumpamaan agar penjelasannya menjadi lebih mudah dimengerti.



Peringatan Orang Kudus
Santo Pantaleon, Martir
Pantaleon lahir di Nikomedia, Asia Kecil. Ia bekerja di sana sebagai seorang tabib. Diceritakan bahwa tingkah lakunya sangat buruk dan karena itu ia sering kali gelisah dan resah karena tingkah lakunya itu. Kegelisahan dan keresahan ini menjadi suatu pintu masuk yang baik baginya menuju cara hidup yang baru. Oleh seorang imam bernama Hermolaus, Pantaleon diajari ajaran-ajaran iman Kristen dan akhirnya bertobat dan dipermandikan menjadi Kristen. Semenjak itu ia berjanji untuk meninggalkan cara hidupnya yang lama dan berniat menyilih dosa-dosanya dengan perbuatan-perbuatan baik.
Dengan keahliannya sebagai seorang tabib, Pantaleon menolong dan merawat orang-orang sakit, terutama yang miskin tanpa menuntut bayaran. Harta miliknya bahkan dibagi-bagikannya kepada mereka. Di samping itu ia rajin menyebarkan ajaran-ajaran Kristen kepada banyak orang terutama di kalangan orang-orang sakit yang dirawatnya. Banyak sekali orang yang berhasil ditobatkannya dan dihantar kepada iman yang benar. Ayahnya yang masih kafir ditobatkannya juga.
Pada masa penganiayaan orang-orang Kristen oleh Kaisar Diokletianus, Pantaleon ditangkap dan disiksa hingga mati dipenggal kepalanya pada tahun 303.

Santo Aurelius dan Santa Natalia, Martir
Orang tua suami-isteri ini beragama Islam. Karena Natalia dan temannya Liliosa (isteri Feliks, seorang yang pernah murtad menjadi Islam tetapi kemudian berbalik kembali) tidak memakai cadar, maka mereka dituduh murtad dari Islam. Mereka dengan berani mengakui dirinya Kristen dan oleh karena itu dibunuh bersama Georgius, seorang biarawan yang giat berkotbah membela kebenaran agama Kristen. Mereka meninggal di Cordoba, Spanyol pada masa pemerintahan Emir Abd Ar-Rahman II pada tahun 852.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/