Liturgia Verbi 2020-07-01 Rabu.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XIII

Rabu, 1 Juli 2020

Ujud Umum/Universal - Keutuhan keluarga.
Semoga keluarga-keluarga pada zaman ini tidak merasa sendirian karena senantiasa dapat menemukan cinta, penghargaan dan bimbingan yang mereka perlukan demi terjaganya keutuhan keluarga.

Ujud Gereja Indonesia - Sumber daya manusia.
Semoga dalam rangka peningkatan sumber daya manusia yang dicanangkan pemerintah, lembaga-lembaga pendidikan Katolik, menemukan sarana-sarana untuk menyiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan zaman milenial.



Bacaan Pertama
Am 5:14-15.21-24

"Jauhkanlah daripadaku keramaian nyanyianmu,
dan biarlah keadilan selalu mengalir seperti sungai."

Pembacaan dari Nubuat Amos:

Carilah yang baik dan jangan yang jahat,
agar kalian hidup.
Dengan demikian Tuhan, Allah semesta alam, akan menyertai kalian
seperti yang kalian katakan.
Bencilah yang jahat, cintailah yang baik,
dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang.
Mungkin Tuhan, Allah semesta alam,
akan mengasihani sisa-sisa keturunan Yusuf.
Tuhan bersabda,
"Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu,
dan Aku tidak senang akan kumpulan rayamu.
Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku
kurban bakaran dan kurban sajianmu,
Aku tidak suka,
Aku tidak mau  memandang kurban keselamatan
yang berupa ternak tambun.
Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyianmu.
Aku tidak mau mendengar lagu gambusmu.
Tetapi hendaknya keadilan bergulung-gulung seperti air,
dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 50:7.8-9.10-11.12-13.l6bc-17,R:23b

Refren: Aku akan memperlihatkan keselamatan Allah
kepada yang jujur jalannya.

*Dengarlah, hari Umat-Ku, aku hendak berfirman!
Dengarlah hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu;
Akulah Allah, allahmu!

*Bukan karena kurban sembelihan engkau dihukum,
sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku!
Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu
atau kambing jantan dari kandangmu.

*Sebab segala binatang hutan adalah milik-Ku,
dan ribuan hewan di gunung adalah kepunyaan-Ku.
Aku kenal segala burung di udara,
dan semua yang bergerak di padang adalah milik-Ku.

*Jika aku lapar, tidak usah Kukatakan kepadamu,
sebab punya-Kulah dunia dan segala isinya.
Daging lembu jantankah makanan-Ku?
Atau darah kambing jantankah minuman-Ku?

*Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku,
dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu,
padahal engkau membenci teguran,
dan mengesampingkan firman-Ku?



Bait Pengantar Injil
Yak 1:18

Atas kehendak-Nya sendiri
Allah telah menciptakan kita dengan kebenaran,
agar kita menjadi yang pertama dari ciptaan-Nya.



Bacaan Injil
Mat 8:28-34

"Adakah Engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus menyeberang danau Genesaret
dan tiba di daerah orang Gadara.
Maka datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan,
menemui Dia.
Mereka itu sangat berbahaya,
sehingga tidak seorang pun yang berani melalui jalan itu.
Dan mereka itu pun berteriak, katanya,
"Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah?
Adakah Engkau ke mari
untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"

Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi
sedang mencari makan.
Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya,
"Jika Engkau mengusir kami,
suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu."
Yesus berkata kepada mereka, "Pergilah!"
Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu.
Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang
ke dalam danau,
dan mati di dalam air.
Para penjaga babi lari,
dan setibanya di kota, mereka menceritakan segala sesuatu,
juga tentang dua orang yang kerasukan itu.
Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus
dan setelah mereka berjumpa dengan Dia,
mereka mendesak supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Dalam ratapannya kali ini, Amos menasehati kita,
"Carilah yang baik dan jangan yang jahat.
Bencilah yang jahat, cintailah yang baik."
Tujuannya jelas, bahwa akan datang Hari Tuhan dalam wujud penghakiman dan penghancuran, secara mendadak dan tak terduga-duga.
Maka menjadi penting untuk menegakkan keadilan, menjauhkan penyembahan berhala.
Hanya dengan demikianlah bangsa Israel akan tetap hidup, akan selamat.

Mari kita renungkan lebih jauh.
Mula-mula tentang dikotomi "Baik vs Jahat".
Apa saja yang dapat dikatakan baik, untuk kita cari?
Kebaikan yang kita cari itu kebaikan menurut versi siapa?
Apakah membenci yang jahat termasuk yang baik?
Apakah mencintai yang baik sudah dapat dikatakan baik?
Ya, ini termasuk hal-hal yang telah disempurnakan oleh Yesus sendiri,
"Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian."  [Luk 6:33]
Lebih jauh lagi, "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu."  [Luk 6:27b-28]
Dan penyempurnaan lainnya yang dari Yesus.
Intisarinya, segala sesuatu yang berasal dari Allah di Surga itu semuanya baik, sama sekali tak ada yang jahat.
Sebagai pengikut Kristus, kita percaya bahwa segala yang baik itu telah dituliskan di dalam Injil, maka carilah yang baik di dalam Injil karena adanya memang di situ.

Kemudian tentang keadilan, apa itu?  Apa takarannya?
Hati-hati, jangan sampai kita terjebak oleh makna ganda dari kata adil itu.
Adil menurut ukuran duniawi artinya tidak memihak, tidak berat sebelah.
Yang salah patut dihukum, yang baik boleh dipuji.
Tetapi ini seringkali bertentangan dengan keadilan menurut ukuran Surgawi.
Keadilan menurut surgawi artinya: berpihak kepada yang benar, berpegang pada kebenaran.
Yesus pun telah banyak menyempurnakan urusan keadilan ini.
Tentu kita masih ingat perumpamaan Yesus tentang orang upahan yang bekerja di kebun anggur.
Orang-orang yang telah bekerja sejak pagi hari menjadi bersungut-sungut melihat "ketidak-adilan" dari si tuan pemilik kebun, "Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari."
Inilah keadilan versi dunia, tidaklah adil menyamakan upah pekerja yang hanya bekerja satu jam dengan pekerja lain yang bekerja sejak pagi hingga sore hari.
Kalau menurut versi surga, telah disepakati seorang pekerja akan menerima upah satu dinar setelah bekerja se hari penuh, dan hak pekerja itu pun telah pula dibayarkan, lalu ketidak-adilannya dimana?
Lebih jauh lagi, keadilan versi dunia hanya akan menghasilkan kekecewaan, irihati, atau marah.
Lihatlah apa yang dikatakan oleh tuan pemilik kebun, "Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?"
Jelas, kemurahan hati itu adil menurut versi surgawi, artinya Surga berpihak kepada kemurahan hati, berpegang kepada kebenaran bahwa murah hati itu adalah kebenaran.

Nah, marilah kita juga berpihak kepada kebenaran surgawi, membangun dan memelihara keadilan versi surgawi, seperti air di sungai yang mengalir bergulung-gulung tiada henti, itulah kebenaran yang melandasi keadilan surgawi.



Peringatan Orang Kudus
Hari Raya Darah Yesus Yang Mahakudus
Hari Raya Darah Yesus Yang Mahakudus mau mengarahkan hati kita kepada makna peristiwa "Sengsara Kristus", yang diwarnai dengan pertumpahan DarahNya yang kudus demi keselamatan umat manusia. Seluruh umat diajak untuk merenungkan tentang mahalnya harga bayaran yang harus ditanggung oleh Kristus, sekaligus tentang rahasia cinta kasihNya demi penebusan dosa umat manusia. Akhirnya umat juga diajak bersyukur dan berterima kasih kepada Kristus atas kerelaanNya untuk menderita demi keselamatan umat manusia.
Dalam doa sesudah komuni, Gereja berdoa: "Kami menimba air dari Sumber Penyelamat kami dengan sukacita. Kami mohon, moga­moga darahMu menjadi bagi kami sumber air yang memancarkan kehidupan yang kekal".
Pesta ini diresmikan oleh Sri Paus Pius IX (1846-1878), sebagai tanda syukur atas peristiwa kembalinya Sri Paus ke Roma setelah pemberontakan dikalahkan. Ketika Paus Yohanes XXIII naik takhta, beliau tidak saja meningkatkan pesta ini menjadi satu hari raya Gereja, tetapi juga menunjukkan devosi yang besar kepada Darah Yesus yang Maha­kudus itu.

Harun, Imam Agung Israel
Harun atau Aaron dari suku Levi adalah kakak nabi Musa dan Imam Agung pertama bani Israel. Ia dikenal sebagai orang yang pandai bicara. la ditentukan Allah untuk membantu Musa dalam tugasnya membebaskan bangsa Israel dari cengkeraman penindasan Firaun di Mesir. Ia diangkat Allah menjadi Imam Agung ketika bangsa Israel masih berada di Mesir (Kel 4:14-16).
Tugasnya sebagai pendamping Musa adiknya dilaksanakannya dengan baik. la tampil sebagai juru bicara Musa setiap kali mereka menghadap Firaun untuk menuntut pembebasan bangsa Israel (Kel 7:1-2). Selanjutnya setelah bangsa Israel diizinkan meninggalkan Mesir, Harun tetap setia mendampingi Musa untuk membimbing bangsa itu dalam perjalanan menuju Sinai, tempat mereka mempersembahkan korban kepada Yahweh. Di Sinai, sesuai perintah Tuhan, Harun mendapat kesempatan istimewa untuk melihat Tuhan di atas gunung Sinai bersama Musa, Nadab dan Abihu serta tujuhpuluh orang dari tua-tua Israel (Kel 24:9-10).
Kemudian karena Musa sangat lama tinggal di atas gunung, bangsa Israel mendesak Harun untuk menciptakan bagi mereka allah lain dalam bentuk patung lembu emas untuk disembah (Kel 32:1-6; 21-24). Seperti Musa, Harun tidak diperkenankan memasuki Tanah Terjanji Kanaan karena ketidakpercayaannya kepada Tuhan di sumber air Meriba (Bil 20:7-13).

Beato Oliver Plunkett, Martir
Oliver Plunkett lahir di Loughcrew, County Meath, Irlandia pada tahun 1629. Pendidikan imamatnya berlangsung di Roma di bawah bimbingan pamannya yang telah menjadi imam. Pada tahun 1654, ia ditahbiskan menjadi imam. Karya imamatnya dimulai dengan mengajar teologi di Kolese Penyebaran Iman di Roma. Putra kelahiran Irlandia ini menjadi seorang imam yang pandai sekali dalam mengajar. Di Roma ia mewakili Uskup-uskup Irlandia di Takhta Suci. Pada tanggal 9 Juli 1669, Oliver diangkat menjadi Uskup Agung Armagh dan Primat Irlandia.
Dalam jabatannya itu Oliver terbukti menjadi seorang pemimpin Gereja yang patut diteladani. Dalam 4 tahun karyanya sebagai uskup, ia telah berhasil mempermandikan 48.000 orang menjadi Katolik. Jumlah ini menunjukkan suatu prestasi yang menakjubkan sekali dalam situasi penganiayaan terhadap umat Katolik Irlandia saat itu.
Selain giat dalam bidang pewartaan Injil dan Katekese, ia juga giat mengembangkan pendidikan Katolik, mengadakan sinode-sinode untuk mengatur hidup Gereja dan pengembangan iman umat, menahbiskan sejumlah imam dan mengawasi kegiatan imam-imamnya. Pimpinan Gereja Protestan mulai bersahabat dengan Gereja Katolik pada masa kepemimpinan Uskup Oliver Plunkett.
Disamping kegemilangan yang diraihnya, ada pula banyak tantangan terhadap karyanya. la terpaksa tinggal di suatu tempat persembunyian tatkala aksi perlawanan terhadap Gereja Katolik semakin menjadi­jadi. Pada bulan Desember 1678 Uskup Oliver ditangkap dan dipenjarakan karena tuduhan-tuduhan palsu dari Titus Oates. Titus menuduh Oliver mengorganisir para imam Yesuit untuk melancarkan perlawanan terhadap Raja Charles II. Karena tuduhan ini, Oliver dihadapkan ke pengadilan Irlandia pada tahun 1680. Pengadilan tidak berhasil menghukumnya karena tuduhan itu tidak benar. Oliver kemudian diadili lagi untuk kedua kalinya di hadapan pengadilan Inggris dengan tuduhan pengkhianatan. la dituduh membiayai suatu ekspedisi militer Prancis untuk menyerang Irlandia. Oliver yang merasa tidak melakukan hal itu dengan tegas menolak tuduhan itu. Tetapi pihak pengadilan menjatuhkan juga hukuman atas diri Oliver tanpa ampun.
Uskup Oliver Plunkett adalah tokoh Katolik terakhir yang mati digantung di Inggris karena imannya dan perjuangannya menyebarkan iman Katolik. Kematiannya pada tanggal 11 Juli 1681 menandai akhir suatu abad penganiayaan terhadap Umat Katolik di Inggris.

Santo Teodorikus, Abbas
Teodorikus lahir di Menancourt, dekat Rheims, Prancis Selatan pada pertengahan abad V. Ketika menanjak dewasa, ia dipaksa mengawini seorang gadis yang disenangi oleh keluarganya. Teodorikus, karena rasa hormatnya yang tinggi kepada orang-tuanya, mengikuti saja keinginan mereka.
Tetapi setelah baberapa lama hidup bersama wanita itu sebagai suami-istri, dengan izinan istrinya, Teodorikus meninggalkan keluarganya dan menjadi seorang calon imam di Rheims. Santo Remigius, uskup kota itu, menahbiskan dia menjadi imam dan mengangkatnya sebagai pemimpin komunitas biara Mont d'Or (= Gunung Emas) di Champagne.
Di bawah kepemimpinannya, biara Mont d'Or menjadi sebuah pusat kegiatan keagamaan yang terkenal. Banyak orang yang berkunjung ke biara itu diteguhkan imannya setelah mendengar kotbah-kotbah Teodorikus. Setelah kematiannya pada tahun 533, penghormatan kepada Teodorikus tersebar ke seluruh negeri Prancis. Santo Teodorikus disebut juga dengan nama Santo Thierry.

Santo Pambo, Pertapa
Semenjak masa mudanya Pambo mengasingkan diri ke sebuah tempat pertapaan di gurun pasir Mesir. Hidupnya keras, sederhana dan serba kekurangan. Karena dia tidak pandai membaca, ia berguru pada seorang pertapa lain dalam hal membaca dan menghafal ayat-ayat Mazmur. Selain tidak pandai membaca, Pambo pun dikenal sebagai pertapa yang tidak suka banyak bicara. Namun ia dikenal sebagai pembimbing rohani yang disenangi.
Apabila orang mamintai nasehat dan bimbingan mengenai sesuatu soal kerohanian, Pambo selalu meminta waktu lebih dahulu untuk merenung dan berdoa. Maksudnya agar dia bisa memberi jawaban yang benar dan memuaskan sesuai dengan kehendak Allah.  Santo Athanasius, Uskup Aleksandria, yang kagum akan kesalehan hidup Pambo, mengundang dia ke Aleksandria untuk memberi kesaksian tentang keallahan Kristus, berhadapan dengan ajaran sesat Arianisme yang merajalela di kalangran umat.
Kepada rekan-rekannya, Pambo mengatakan "Berpuasa dan memberi derma dari hasil keringat sendiri amatlah mulia, namun itu belumlah cukup untuk menjadi seorang rahib yang berkenan kepada Allah". Pambo meninggal dunia pada tahun 390.

Santo Simeon Salos, Pengaku Iman
Simeon dijuluki 'Si Gila' (= ho Salos; Yun.) sebab setelah bertapa selama 29 tahun di gurun dekat Laut Mati dan pulang ke Homs (Siria), ia bertingkah seperti orang gila. Maksudnya supaya ia dianggap hina dan dapat berkawan dengan orang-orang yang paling dikucilkan oleh masyarakat (gelandangan, orang lumpuh, pelacur, dll). Sikap seperti ini masih dihargai dan ditiru oleh sementara biarawan di Rusia.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-06-30 Selasa.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XIII

Selasa, 30 Juni 2020

PF Para Martir Pertama Umat di Roma



Bacaan Pertama
Am 3:1-8; 4:11-12

"Tuhan Allah telah bersabda, siapakah yang tidak bernubuat?"

Pembacaan dari Nubuat Amos:

Hai orang Israel,
Dengarkanlah sabda Tuhan tentang dirimu ini,
tentang segenap kaum
yang telah Kutuntun keluar dari tanah Mesir.
Beginilah sabda-Nya,
"Hanya kalian yang Kupilih dari segala kaum di muka bumi.
Sebab itu Aku akan menghukum kalian karena kesalahanmu.
Berjalankah dua orang bersama-sama jika mereka belum berjanji?
Mengaumkah seekor singa di hutan apabila tidak mendapat mangsa?
Bersuarakah singa muda dari sarangnya,
jika belum menangkap apa-apa?
Jatuhkah seekor burung ke dalam perangkap di tanah,
apabila tidak ada jerat di sana?
Membingkaskah perangkap, jika tidak ada yag ditangkap?
Adakah sangkakala ditiup di suatu kota,
dan orang-orang tidak gemetar?
Adakah terjadi malapetaka di suatu kota,
dan bukan Tuhan yang melakukannya?
Sungguh, Tuhan Allah tidak berbuat sesuatu
tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi.
Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut?
Tuhan Allah telah bersabda, siapakah yang tidak bernubuat?

Aku telah menjungkirbalikkan kota-kotamu seperti Allah
menjungkirbalikkan Sodom dan Gomora,
sehingga kalian menjadi seperti puntung
yang ditarik dari kebakaran.
Namun kalian tidak berbalik kepada-Ku.
Sebab itu demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai Israel.
Oleh karena Aku akan melakukan yang demikian kepadamu,
maka bersiap-siaplah untuk bertemu dengan Allah, hai Israel."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 5:5-6.7.8,R:9a

Refren: Tuhan, tuntunlah aku dalam keadilan-Mu.

*Engkau bukanlah Allah yang berkenan akan kefasikan;
orang jahat takkan menumpang pada-Mu.
Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu;
Engkau benci terhadap semua orang yang melakukan kejahatan.

*Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong,
Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu.

*Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar,
aku akan masuk ke dalam rumah-Mu,
sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus
dengan takut akan Engkau.



Bait Pengantar Injil
Mzm 129:5

Aku menanti-nantikan Tuhan,
Jiwaku mengharapkan sabda-Nya.



Bacaan Injil
Mat 8:23-27

"Yesus bangun, menghardik angin dan danau,
maka danau menjadi teduh sekali."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu,
dan murid-murid-Nya mengikuti Dia.
Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu,
sehingga perahu ditimbus gelombang.
Tetapi Yesus tidur.
Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya,
"Tuhan, tolonglah, kita binasa!"

Yesus berkata kepada mereka,
"Mengapa kalian takut, hai orang-orang yang kurang percaya!"
Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau.
Maka danau menjadi teduh sekali.
Dan heranlah orang-orang itu, katanya,
"Orang apakah Dia ini,
sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Saya sering mendengar, terutama ketika terjadi bencana alam, orang mengatakan bencana terjadi karena hukuman dari Tuhan, Tuhan-lah yang membuat semua bencana alam.
Saya kok kurang setuju ya dengan pernyataan seperti ini, tidak masuk di nalar batin saya.
Saya mempercayai kalau Allah Bapa, Allah Putera dan juga Roh Kudus sangat mengasihi kita, sampai-sampai mengutus Allah Putera ke dunia untuk menebus kita.
Saya percaya ketika Yesus berkata, "Burung pipit saja dipelihara oleh Tuhan, apalagi kamu. Kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit."
Apa iya, mengasihi tapi mencelakai?

Lalu mengapa terjadi bencana yang menimpa umat manusia?
Tuhan memang menciptakan seluruh jagat-raya termasuk segala isinya, benar, termasuk juga hukum-alam yang mengatur ciptaan-Nya itu, ada awal dan ada akhir, ada kelahiran dan ada kematian.
Kematian manusia bisa disebabkan oleh faktor luar, seperti bencana alam, kecelakaan lalu-lintas, virus dan wabah penyakit lainnya, atau oleh karena perbuatan orang lain.
Bisa juga dari dalam, karena ada organ yang menua atau tak berfungsi lagi.
Perjalanan hidup di dunia ini adalah pemulihan untuk kemudian berkumpul bersama Tuhan di Surga.

Tuhan telah menetapkan bagaimana hukum-alam itu, dan nampaknya tidak lagi diutak-atik apa yang telah diciptakannya itu.
Pada Bacaan Injil hari ini, Yesus meredakan angin ribut di danau.
Bukankah ini termasuk campur-tangan Tuhan?
Ya, Yesus melakukan itu agar para murid-Nya menjadi percaya, "Mengapa kalian takut, hai orang-orang yang kurang percaya!"
Yesus tidak merusak tatanan alam yang sudah ada, angin ribut yang bagaimana pun pasti akan reda juga.
Yesus hanya mempercepat terjadinya reda, bukan meniadakan angin ribut.
Yesus tidak merusak tatanan itu, katakanlah misalnya dengan membuat danau menjadi kering seketika, Yesus tidak melakukan itu, jika itu dilakukan maka ikan dan mahluk lain yang hidupnya di danau akan celaka.

Setiap mahluk di dunia ini diberikan kesempatan untuk memperjuangkan hidupnya.
Ada yang dibekali dengan senjata untuk membela diri, untuk melawan ancaman, harimau dengan taringnya yang tajam, dan sebagainya.
Nyamuk tubuhnya kecil atau virus yang tidak kelihatan itu bahkan dapat membunuh manusia yang badannya jauh lebih besar, karena mereka mempunya "senjata".
Lalu bagaimana dengan domba, yang sama sekali tidak mempunyai senjata untuk melindungi dirinya?
Justru domba adalah contoh kolaborasi atau simbiosis mutualistis.
Benar ia tidak bersenjata, tetapi ia memiliki susu dan bulu yang dapat di tukar dengan perlidungan, mereka membayar pengamanan dari manusia dengan susu dan bulunya.

Apalagi kita, tentu Tuhan menginginkan agar kita pun bertahan hidup, mengatasi segala halangan dan ancaman, termasuk mengatasi segala bujuk rayu iblis.



Peringatan Orang Kudus
Santo Bertrandus, Uskup dan Pengaku Iman
Bertrandus adalah seorang imam abad keenam. Ia lahir pada tahun 553. Keluarganya tergolong kaya raya. la dikenal sebagai seorang imam yang pemurah: ia menghadiahkan beberapa bidang tanah warisannya kepada Gereja dan kepada orang-orang miskin.
Ia ditahbiskan imam di Paris dan kemudian dipilih menjadi pemimpin sebuah sekolah. Pada tanun 587, ia dipilih menjadi Uskup di Le Mans, sobuah kota kecil yang dihuni orang-orang Prancis.
Ketika pertentangan politik antara kaum Neustria (Prancis Barat) dan kaum Austrasia (Perancis Timur) terjadi, Bertrandus diusir dari takhta keuskupannya selama beberapa tahun. Kemudian Raja Clotaire II dari kelompok Neustria memanggilnya kembali untuk memimpin keuskupan.
Dari tuan-tuan tanah yang kaya, Bertrandus menerima sejumlah besar tanah untuk kepentingan Gereja. Tanah-tanah ini dimanfaatkannya untuk membangun gereja dan biara, dan sebuah rumah penginapan untuk para peziarah. Bertrandus meninggal dunia pada tahun 625, pada usia 70 tahun.

Santo Theobaldus, Pertapa
Theobaldus lahir pada tahun 1017 di Provins, Prancis, dari sebuah keluarga bangsawan. Semasa mudanya, ia banyak membaca buku-buku tentang kehidupan Santo Yohanes Pemandi dan riwayat hidup orang­orang kudus lainnya. Bacaan-bacaan ini menimbulkan dalam hatinya benih panggilan Allah untuk menjalani hdup seperti orang-orang kudus itu. la sungguh mengagumi cara hidup dan perjuangan para kudus untuk meraih kesempurnaan hidup Kristiani.
Terdorong hasrat besar untuk meniru cara hidup para kudus itu, ia meninggalkan rumah mereka pada tahun 1054 tanpa sepengetahuan orang-tuanya. Ia pergi ke Luxemburg. Di sana ia bekerja sepanjang hari di hutan Petingen sebagai pembakar arang bagi tetangga-tetangganya yang bekerja sebagai tukang besi. Sementara itu, ia terus menjalani hidup doa dan tapa secara diam-diam.
Ketika semua orang tahu akan kesucian hidup Theobaldus, banyak orang datang untuk menjadi muridnya. Ia lalu mengasingkan diri ke Salanigo untuk menjalani hidup tapa. Tetapi ia diikuti oleh orang-orang yang tertarik untuk mendapat bimbingannya. la kemudian ditahbiskan menjadi imam agar lebih pantas menjalankan tugas-tugas misioner.
Pada tanggal 30 Juni 1066, Theobaldus meninggal dunia karena terserang penyakit yang berbahaya. Ia digelari 'kudus' oleh Paus Aleksander II pada tahun 1073.

Santa Giacinta Marescotti, Pengaku Iman
Giacinta lahir di Vignarello, Italia pada tahun 1585 dari sebuah keluarga bangsawan. Ia dididik di biara suster-suster Fransiskan. Seorang kakaknya sudah menjadi suster di biara ini.  Semasa kecilnya Giacinta dikenal sebagai anak yang baik namun ia kemudian bertingkah laku jelek ketika adik bungsunya lebih dahulu menikah (dengan Marquis Cassizuchi). Dia tersinggung karena merasa dilangkahi oleh adiknya. Sifat baiknya merosot, sebaliknya ia menjadi seorang pendendam di dalam keluarganya. Ia memutuskan masuk biara sekedar iseng-iseng. la masuk Ordo Ketiga Santo Fransiskus di Viterbo dengan mengambil nama Giacinta. Sekalipun sudah menjadi seorang suster, namun ia tidak melepaskan cara hidup foyanya dengan harta keluarganya; selama 10 tahun ia benar-benar menjadi batu sandungan bagi rekan-rekannya yang lain.
Pada suatu hari ia jatuh sakit keras. Seorang imam Fransiskan datang mendengarkan pengakuannya dan memberikan peringatan keras tentang cara hidupnya yang tidak sesuai dengan semangat ordonya. Ia bertobat, namun jatuh lagi ke dalam cara hidup seperti sedia kala. Tuhan mencobainya lagi dengan sakit lebih berat. Semenjak itu ia mulai tekun berdoa, bermatiraga dan merobah tingkah laku hidupnya. Lama kelamaan ia berubah menjadi seorang suster yang saleh dan menjadi pembimbing rohani bagi rekan-rekannya. Nasehat-nasehatnya sangat praktis berdasarkan pengalaman rohaninya sendiri. Ia menekankan pentingnya menghayati kerendahan hati, menghilangkan sifat cinta diri, kesabaran memikul salib penderitaan sehari-hari. Cinta dan perhatian­nya sangat besar, bukan saja terhadap rekan-rekan susternya tetapi juga terhadap komunitas biara suster lainnya. Ia turut serta mendirikan dua biara di Viterbo yang mengabdikan diri pada bidang pelayanan orang­orang sakit, orang-orang jompo dan miskin di Viterbo. la sendiri mencari dana dengan minta-minta. Giacinta wafat pada tanggal 30 Januari 1640 pada usia 55 tahun. la dinyatakan sebagai 'santa' pada tahun 1807.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-06-29 Senin.

Liturgia Verbi (A-II)
HR S. Petrus dan Paulus, Rasul

Senin, 29 Juni 2020



Bacaan Pertama
Kis 12:1-11

"Sekarang benar-benar tahulah aku
bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya
dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat,
Raja Herodes mulai bertindak dengan keras
terhadap beberapa orang dari jemaat.
Ia menyuruh membunuh Yakobus,
saudara Yohanes, dengan pedang.
Ketika ia melihat
bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi,
ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus.
Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi.
Setelah Petrus ditangkap,
Herodes menyuruh memenjarakannya
di bawah penjagaan empat regu,
masing-masing terdiri dari empat prajurit.
Maksudnya ialah,
supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak.
Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara.
Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.

Pada malam
sebelum Herodes menghadapkannya kepada orang banyak,
Petrus tidur di antara dua orang prajurit,
terbelenggu dengan dua rantai.
Selain itu
prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu.
Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus,
dan cahaya bersinar dalam ruang itu.
Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya.
Kata malaikat itu kepadanya, "Bangunlah segera!"
Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus.
Lalu kata malaikat itu kepadanya,
"Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!"
Petrus pun berbuat demikian.
Lalu malaikat itu berkata kepadanya,
"Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!"
Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar,
dan ia tidak tahu
bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi;
sangkanya ia melihat suatu penglihatan.
Setelah mereka melalui tempat kawal pertama
dan tempat kawal kedua,
sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota.
Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka.
Sesudah tiba di luar,
mereka berjalan sampai ke ujung jalan,
dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia.
Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata,
"Sekarang benar-benar tahulah aku
bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya
dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes
dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9,R:5b

Refren: Tuhan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

*Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu;
puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku.
Karena Tuhan jiwaku bermegah;
biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya
dan bersukacita.

*Muliakanlah Tuhan bersama-sama dengan daku,
marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya.
Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku,
dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

*Tujukkanlah pandanganmu kepada-Nya,
maka mukamu akan berseri-seri,
dan tidak akan malu tersipu-sipu.
Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan;
Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

*Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa,
lalu meluputkan mereka.
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan!
Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!



Bacaan Kedua
2Tim 4:6-8.17-18

"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."

Pembacaan dari Surat Kedua Raul Paulus
kepada Timotius:

Saudaraku terkasih,
darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan,
dan saat kematianku sudah dekat.
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik,
aku telah mencapai garis akhir,
dan aku telah memelihara iman.
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran
yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil,
pada hari-Nya;
bukan hanya kepadaku,
tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku,
supaya dengan perantaraanku
Injil diberitakan dengan sepenuhnya
dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.
Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.
Tuhan akan melepaskan daku dari setiap usaha yang jahat.
Dia akan menyelamatkan aku,
sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga.
Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 16:18

Engkau adalah Petrus,
di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.



Bacaan Injil
Mat 16:13-19

"Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi.
Ia bertanya kepada murid-murid-Nya,
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
Jawab mereka, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis,
ada juga yang mengatakan: Elia,
dan ada pula yang mengatakan: Yeremia
atau salah seorang dari para nabi."

Lalu Yesus bertanya kepada mereka,
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus,
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Kata Yesus kepadanya,
"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus,
sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa-Ku yang di surga.
Dan Aku pun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.
Apa yang kauikat di dunia ini
akan terikat di surga,
dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di sorga."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Saya merasa senang Santo Petrus dan Paulus dirayakan secara bersamaan, keduanya memang cocok untuk dipasangkan, saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Santo Petrus adalah rasul yang pertama-tama dipanggil Yesus, sedangkan Paulus dipanggil paling akhir, yakni setelah Yesus bangkit dari alam maut.
Petrus adalah juru masak di dapur sedangkan Paulus adalah juru jual yang bekerja di ruang tamu.
Petrus lebih banyak mengurusi bangsa Yahudi sedangkan Paulus mengurusi bangsa non-Yahudi.
Petrus mewarisi hirarki gereja, Paulus mewarisi tarekat.
Oleh karenanya, pantaslah kalau kedua rasul ini kita rayakan bersamaan.

Keduanya, Petrus dan Paulus, adalah rasul Yesus, dan juga martir, tetapi Paulus tidak termasuk dua belas rasul karena ia dipanggil belakangan.
Keduanya memiliki riwayat yang kontroversial sebelum dipanggil menjadi rasul.
Petrus sebelumnya adalah seorang nelayan, mungkinkah ia menjadi pemimpin umat?
Begitu juga Paulus, yang sebelumnya malah mengejar-ngejar dan menganiaya para pengikut Yesus.
Namun tak dapat dipungkiri, keduanya adalah pilar utama gereja awal.

Petrus berasal dari Betsaida di Galilea, sempat menjadi murid Yohanes Pembaptis, sedangkan Paulus berasal dari Tarsus, dari golongan Farisi tapi berkebangsaan Romawi.
Pada awalnya keduanya bermusuhan, tetapi belakangan, oleh Yesus mereka dipersatukan lalu bekerjasama dan saling berbagi tugas dalam pewartaan Injil.



Peringatan Orang Kudus
Santo Petrus dan Paulus, Rasul
Sejak semula Gereja menghormati kedua rasul, Petrus dan Paulus, secara bersama-sama. Kedua rasul ini dianggap sebagai sokoguru Gereja. Simon, anak Yunus dan saudara Andreas, lahir di Betsaida, Galilea, sebuah kampung di tepi danau Genesaret. Seperti ayahnya, Simon adalah seorang nelayan yang ulet, bertabiat jujur, dan rajin. la tidak berpendidikan tetapi cukup trampil dalam pekerjaannya sebagai seorang nelayan. Kepribadiannya sangat menarik perhatian Yesus; karena itu Yesus berkenan menjadikannya seorang muridNya, bahkan mengangkatnya menjadi pemimpin para rasul dan pemimpin Gereja yang pertama.
Pada mulanya, Simon bersama Andreas saudaranya, menjadi murid Yohanes Pemandi. Oleh Andreas, Simon diperkenalkan kepada Yesus, Sang Mesias yang dinanti-nantikan oleh seluruh bangsa Israel. "Kami telah menemukan Mesias, yaitu Kristus", kata Andreas kepada Simon. Pada saat itu, Yesus berkata kepada Simon, "Engkau Simon anak Yohanes, Engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)". (Yoh 1:41-42) Kefas berarti wadas atau batu karang. Sejak saat itu, dia lebih dikenal dengan nama Petrus.
Petrus secara resmi berkeputusan mengikuti Yesus, Sang Mesias dengan meninggalkan segala-galanya, ketika ia menyaksikan mujizat penangkapan ikan secara ajaib oleh Yesus. Kata Yesus kepada Petrus: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan". Petrus berkata kepada Yesus: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga". Dengan kepercayaan ini, Petrus menyaksikan kuasa Yesus, Sang Mesias. Dan di depan Yesus yang penuh kuasa ilahi itu Petrus bersujud: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa". Kepada Petrus yang rendah hati itu, Yesus berkata: "Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia". Setelah penyerahan diri ini, Petrus diperkenankan menyaksikan berbagai peristiwa dan akhirnya dipercayakan tugas menjadi pemimpin para rasul dan gembala kaum beriman.
Di samping kisah-kisah yang menampilkan pribadi Petrus sebagai orang kepercayaan Yesus, terdapat juga kisah Injil yang menampilkan pribadi Petrus sebagai seorang yang masih dangkal imannya dan belum memahami benar kehendak Allah atas diri Yesus. Dalam Mat 16:21-28 dikisahkan tentang pemberitahuan Yesus tentang penderitaanNya, dan Petrus serta-merta berkata: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu!  Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau". "Enyahlah iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia", demikian teguran Yesus kepada Petrus. Ia juga menyangkal Yesus ketika Yesus ditangkap dan diadili. (Mat 26:30-35; 69-75).
Sesudah kebangkitan Yesus, Petrus diangkat menjadi pemimpin keduabelas rasul dan gembala kaum beriman di Yerusalem. Petrus juga yang menerima orang kafir pertama ke dalam Gereja, dan memimpin Konsili pertama di Yerusalem.
Paulus (Saulus) lahir di Tarsus, Asia Kecil dari keluarga Yahudi yang berkewarganegaraan Romawi. Ia seorang terdidik dan belajar di Yerusalem pada Gamaliel, dari kelompok Farisi.
Sebagai seorang Farisi yang fanatik, Saulus tiada hentinya mengejar dan memenjarakan murid-murid Yesus.
Dalam perjalanannya ke Damsyik, Yesus menangkapnya dan menjadikan dia seorang rasul untuk bangsa-bangsa kafir. Ia dipermandikan oleh Ananias. la menjelajahi seluruh daerah Laut Tengah untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa kafir. Perjalanan misinya senantiasa diwarnai dengan berbagai kesulitan dan pertentangan dengan kaum kafir. Di Yerusalem ia ditangkap oleh orang Yahudi, lalu dipenjarakan dan dibawa ke Roma sebab ia naik banding kepada kaisar, Akhirnya ia dibebaskan. Tak lama kemudian, dia ditangkap lagi dan akhirnya menemui ajalnya sebagai martir di Roma pada tahun 67.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-06-28 Minggu.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Minggu Biasa XIII

Minggu, 28 Juni 2020



Bacaan Pertama
2Raj 4:8-11.14-16a

"Orang itu adalah abdi Allah yang kudus;
biarlah ia masuk ke sana."

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja:

Pada suatu hari
Nabi Elisa pergi ke Sunem.
Di sana tinggallah seorang perempuan kaya
yang mengundang dia makan.
Dan setiap kali ia dalam perjalanan,
singgahlah Elisa ke sana untuk makan.
Berkatalah perempuan itu kepada suaminya,
"Sesungguhnya aku sudah tahu
bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu
adalah abdi Allah yang kudus.
Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil
yang berdinding batu,
dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur,
sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil;
maka, apabila ia datang kepada kita,
biarlah ia masuk ke sana."

Pada suatu hari datanglah Elisa ke sana,
lalu masuklah ia ke kamar atas itu dan tidur di sana.
Kemudian berkatalah Elisa kepada Gehazi, hambanya,
"Apakah yang dapat kuperbuat baginya?"
Jawab Gehazi, "Ah, ia tidak mempunyai anak,
dan suaminya sudah tua."
Lalu berkatalah Elisa, "Panggillah dia!"
Sesudah dipanggil, berdirilah perempuan itu di pintu.
Maka berkatalah Elisa kepadanya,
"Tahun depan, pada waktu seperti ini juga,
engkau ini akan menggendong seorang anak laki-laki."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 89:2-3.16-17.18-19,R:2a

Refren: Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya.

*Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya,
hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun.
Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya;
kesetiaan-Mu tegak seperti langit.

*Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai,
ya Tuhan, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu;
karena nama-Mu mereka bersorak-sorai sepanjang hari,
dan karena keadilan-Mu mereka bermegah-megah.

*Sebab Engkaulah semarak kekuatan mereka,
dan karena Engkau berkenan, tanduk kami ditinggikan.
Sebab milik Tuhanlah perisai kita,
milik Yang Kudus Israellah raja kita.



Bacaan Kedua
Rom 6:3-4.8-11

"Kita telah dikuburkan bersama Kristus oleh pembaptisan,
supaya kita hidup dalam hidup yang baru."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
camkanlah: kita semua, yang telah dibaptis dalam Kristus,
telah dibaptis dalam kematian-Nya!
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia
oleh pembaptisan dalam kematian,
supaya seperti halnya Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati
oleh kemuliaan Bapa,
demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Jadi, jika kita telah mati dengan Kristus,
kita percaya bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.
Karena kita tahu bahwa Kristus,
sesudah bangkit dari antara orang mati,
tidak mati lagi;
maut tidak berkuasa lagi atas Dia.
Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa,
satu kali untuk selama-lamanya,
dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
Demikianlah hendaknya kamu memandangnya:
Kamu telah mati bagi dosa,
tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
1Ptr 2:9

Kamulah bangsa yang terpilih,
kaum imam yang rajawi dan bangsa yang kudus.
Kamu harus memaklumkan perbuatan-perbuatan agung Allah,
yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan,
masuk ke dalam terang-Nya yang menakjubkan.



Bacaan Injil
Mat 10:37-42

"Barangsiapa tidak memikul salibnya, ia tidak layak bagi-Ku.
Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya,
"Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku,
ia tidak layak bagi-Ku.
Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku,
ia tidak layak bagi-Ku.
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku,
ia tidak layak bagi-Ku.
Barangsiapa mempertahankan nyawanya,
ia akan kehilangan nyawanya,
dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku,
ia akan memperolehnya kembali.
Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku,
dan barangsiapa menyambut Aku,
ia menyambut Dia yang mengutus Aku.
Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi,
ia akan menerima upah nabi,
dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar,
ia akan menerima upah orang benar.
Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja
kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku,
Aku berkata kepadamu:
Sungguh, ia tidak akan kehilangan upahnya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambil dari renungan Daily Fresh Juice:

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Terkait dengan Bacaan Injil hari ini,
Injil Matius Pasal 10, Ayat 37 sampai 42,
Yesus baru saja memilih keduabelas murid-Nya,
mengutus mereka untuk mewartakan Kerajaan Surga.
Selain memberi kuasa kepada mereka untuk menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, mentahirkan orang kusta, dan bahkan membangkitkan orang mati,
Yesus juga menyampaikan pesan-pesan penting dalam menjalankan tugas perutusan mereka.
Bacaan Injil hari ini merupakan bagian dari pesan-pesan Yesus itu.

Tidak mudah untuk memahami pesan Yesus pada Bacaan Injil yang baru saja kita dengarkan ini.
Ada tiga ayat sebelumnya yang mungkin dapat membantu kita memahaminya.
Baiklah saya bacakan ketiga ayat tersebut:
"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.
Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya,
dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya."

Kenyataannya, Yesus memang tampil secara kontroversial, menimbulkan perdebatan dan bahkan pertentangan.
Berbagai mujizat mencengangkan yang diperbuat oleh Yesus menjadi viral kemana-mana.
Ajaran-Nya pun boleh dibilang radikal, menyangkut perubahan-perubahan yang sangat mendasar terhadap ajaran agama Yahudi, terutama terhadap ajaran-ajaran yang sesungguhnya tidak mengacu kepada hukum Taurat Musa.
Salah satu contohnya, firman yang mengatakan "Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu, mata ganti mata dan gigi ganti gigi", tetapi Yesus malah berkata, "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."
Ajaran kontroversial dari Yesus ini tentulah membuat heboh, terutama di kalangan para ahli Taurat dan orang Farisi.

Yesus tentu mengetahui konsekuensi dari ajaran-ajaran-Nya itu,
termasuk resiko yang timbul dari tugas perutusan-Nya,
dan juga berdampak kepada siapa saja yang menjadi pengikut-Nya.
Maka menjadi penting bagi Yesus untuk menyampaikan wejangan-Nya kepada para rasul yang diutus-Nya, "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati."
Dan bahkan secara spesifik Yesus berkata, "Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya."
Mendengar firman Tuhan ini, saya langsung teringat Yudas Iskariot yang menyerahkan Yesus untuk dibunuh demi mendapatkan tiga puluh uang perak.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Memang telah terjadi perpecahan di antara orang-orang yang percaya kepada Yesus dan orang-orang yang menganggap Yesus adalah ancaman serius bagi kedudukan dan jabatan mereka.
Tetapi janganlah kita memandang kedua kelompok yang saling bertentangan ini sebagai kelompok benar-salah, janganlah memandangnya sebagai dikotomi hitam-putih, sebab tugas perutusan Yesus telah jelas dan gamblang, yakni pergi mencari orang berdosa supaya bertobat.
Janganlah memandang mereka sebagai "musuh" yang boleh diberantas, melainkan justru mesti diselamatkan.
Itulah sejatinya tugas perutusan yang kita terima dari Yesus,
dan tugas perutusan ini akan dapat kita tuntaskan jika kita mau menyangkal diri dan memikul salib kita masing-masing.

Mereka-mereka yang masih doyan kencan dengan dosa,
yang masih bersahabat dengan iblis,
adalah orang yang perlu diselamatkan.
Janganlah memusuhi mereka, sebab sejatinya musuh kita adalah iblis itu sendiri.

Mari kita lihat kembali kisah Yudas Iskariot, yang kita kenal sebagai sosok yang mengkhianati Yesus.
Yudas mengemban tugas penting dalam rombongan Yesus, menjadi bendahara.
Ia bertugas mengelola keuangan, tugas yang penting tentunya.
Seandainya saya adalah Yudas, sangat mungkin saya akan rentan terhadap bujuk-rayu iblis.
Mari kita lihat.
Bisa jadi Yudas merasa irihati kepada Petrus, yang menurutnya hanyalah seorang nelayan yang tidak berpendidikan, temperamental pula.
Sementara Yudas pandai berhitung dan teliti pula.
Begitu pula terhadap anak-anak Zebedeus, Yakobus dan Yohanes,
yang menurut Yudas tak jelas tugasnya apa tetapi pandai mengambil hati Yesus.
Lalu mengapa ketiga rasul itu lebih dikasihi oleh Yesus,
yang selalu diajak oleh Yesus pada peristiwa-peristiwa penting, misalnya ketika Yesus dimuliakan di atas gunung.
Iblis melihat titik lemah dari Yudas ini, dan mulai mengincar dia.
Sifat irihati adalah pintu masuk bagi iblis, maka perlu kita waspadai.

Yudas juga merasa sakit hati kepada Yesus.
Ketika Maria, saudara Marta, mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya itu, lalu meminyaki kaki Yesus.
Saking banyaknya sampai-sampai bau wanginya semerbak di seluruh rumah.
Sebagai penanggung-jawab keuangan, Yudas marah melihat Maria menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang tak penting itu, lalu ia pun menegur Maria,
"Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar
dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"
Apa yang terjadi kemudian?
Yesus malah membela Maria, "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku."
Teng…teng… alarm iblis pun berbunyi.
Iblis pun melonjak-lonjak kegirangan, sambil berseru, "Yes… yes…"
Lalu mereka beramai-ramai mengipas-ngipasi kemarahan Yudas, membakar hangus iman kepercayaannya kepada Tuhan.
Di tulis pada Injil Lukas 22, ayat 3 sampai 4,
"Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot,
seorang dari kedua belas murid itu.
Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka."

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Iblis inilah sejatinya musuh besar kita, musuh bebuyutan kita sejak awal kehidupan.
Dialah yang membujuk Hawa melanggar perintah Tuhan, memakan buah yang dilarang oleh Tuhan.
Sampai sekarang pun ia masih berada di dekat-dekat kita.
Ketika irihati atau kebencian merasuki hati dan pikiran kita, pada saat itulah mereka beraksi.
Menurut saya, mereka ini adalah virus yang sangat berbahaya, jauh lebih berbahaya dari virus covid-19.
Covid-19 hanya mampu membunuh badan tetapi tak sanggup menghalangi kita menuju kerajaan Surga.
Tetapi virus yang berasal dari iblis ini dapat menggagalkan perjalanan rohani kita, dapat membuat kita tersesat dan berakhir di api neraka.

Oleh karena begitu besarnya dampak kerusakan yang dapat ditimbulkan,
maka Yesus secara serius mewanti-wanti kita,
seperti yang telah kita dengarkan pada Bacaan Injil hari ini.
Ada banyak sekali kisah yang dialami,
orang yang setia menjadi pengikut Kristus dikucilkan oleh keluarganya hanya gara-gara beda pilihan agama.
Beberapa hari yang lalu saya membaca berita,
seorang wanita memutuskan meninggalkan agamanya untuk menjadi pengikut Kristus.
Ia menerima kecaman yang luarbiasa dari keluarganya sendiri dan bahkan dari orang-orang yang sama sekali tidak dikenalnya.
Ia mengalami persekusi dan fitnah gara-gara keputusannya menjadi seorang kristen.
Tetapi bagi saya, ia adalah sosok yang membuka mata hati saya terhadap Bacaan Injil hari ini,
"Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku,
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperolehnya kembali."
Wanita itu, telah memilih untuk menjadi layak bagi Kristus sekali pun pedang telah memisahkan dia dari keluarganya.
Namun demikian,
saya seperti justifikasi kita terhadap Yudas Iskariot,
janganlah menghitamkan keluarganya, karena mereka mentaati ajaran agamanya,
melainkan marilah kita turut berdoa agar kerukunan wanita itu dengan keluarganya kembali pulih meski pun berbeda agama.

Apa pun itu, bagaimana pun terjadinya, dan siapa pun pelakunya,
jangan biarkan tangan-tangan iblis mencabik-cabik iman dan rohani kita.
Marilah kita berjuang sekuat tenaga, menjadikan diri kita layak bagi Tuhan.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Ireneus dari Lyon, Uskup dan Martir
Ireneus lahir di Asia Kecil kira-kira pada tahun 140. Pendidikannya berlangsung di Smyrna. Pelajaran agama diperolehnya dari Santo Polykarpus, seorang murid Santo Yohanes Rasul. Riwayat hidupnya kurang diketahui, tetapi dari tulisan-tulisannya sendiri dapatlah diperoleh banyak informasi tentang dirinya. Pada masa tuanya, ia mengirimkan sepucuk surat kepada seorang temannya di Smyrna. Dari surat ini diketahui kesannya terhadap pengajaran Santo Polykarpus. Sebagian suratnya dapat dibaca dalam kutipan berikut: "Peristiwa-peristiwa pada masa itu masih kuingat baik daripada yang terjadi baru-baru ini. Karena yang kita pelajari pada masa muda tumbuh subur dan mengakar dalam batin kita. Saya masih mengingat di mana Polykarpus duduk ketika ia mengajak bagaimana caranya berjalan dan bagaimana sikapnya. Saya masih ingat akan khotbah-kotbahnya kepada umat, dan bagaimana ia mengisahkan pergaulannya dengan Yohanes serta orang-orang lain yang menjadi saksi hidup Tuhan. Polykarpus mengajarkan apa yang didengarnya dari saksi-saksi mata kehidupan Yesus dan mujizat-mujizatNya. Semua berkat kemurahan Allah itu telah kuterima dengan sepenuh hati dan kucatat bukannya di atas selembar kertas, melainkan di dalam hatiku, serta oleh rahmat Allah selalu kurenungkan dengan seksama".
Ireneus bekerja di Lyon sebagai seorang imam. Pada tahun 177, timbullah aksi penghambatan agama di Lyon. Uskup kota Lyon, Potinus, meninggal karena suatu penganiayaan yang kejam atas dirinya. Ireneus diangkat menjadi penggantinya. Sebagai uskup, ia menggembalakan umatnya dengan penuh perhatian dan cinta. Kepada umatnya ia selalu berkhotbah dalam bahasa setempat, meskipun ia sendiri dibesarkan dalam bahasa Yunani. Dalam kepemimpinannya, ia selalu berusaha membela ajaran iman yang benar. la juga memperjuangkan kesatuan Gereja dan menegakkan kewibawaan paus.
Namanya Ireneus, yang berarti pencinta damai, diusahakan menjadi kenyataan dalam seluruh hidupnya. Dalam perselisihan antara Gereja Latin dan Yunani tentang tanggal hari raya Paska, ia menjadi juru bicara Sri Paus. la meninggal pada tahun 202 selaku seorang martir Kristus.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-06-27 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Sabtu, 27 Juni 2020

PF S. Sirilus dari Aleksandaria, Uskup dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
Rat 2:2.10-14.18-19

"Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai puteri Sion!"

Pembacaan dari Kitab Ratapan:

Tanpa belas kasihan
Tuhan memusnahkan segala ladang Yakub.
Dalam amarah-Nya
Ia menghancurkan benteng-benteng puteri Yehuda.
Ia mencampakkan ke bumi,
dan mencemarkan kerajaan dan pemimpin-pemimpinnya.

Maka duduklah para tua-tua puteri Sion tertegun di tanah.
Mereka menabur abu di atas kepala, dan mengenakan kain kabung.
Dara-dara Yerusalem menundukkan kepalanya ke tanah.

Mataku kusam dengan air mata, hatiku remuk redam.
Hancur luluh hatiku karena keruntuhan puteri bangsaku,
sebab kanak-kanak dan bayi jatuh pingsan
di lapangan-lapangan kota.
Mereka bertanya kepada ibunya, "Mana roti dan anggur?",
Di lapangan-lapangan kota
mereka jatuh pingsan seperti orang yang gugur,
ketika menghembuskan nafas di pangkuan ibunya.

Apa yang dapat kunyatakan kepadamu?
Dengan apa aku dapat menyamakan engkau, ya puteri Yerusalem?
Dengan apa aku dapat membandingkan engkau untuk dihibur,
ya dara Sion?
Karena luas bagaikan laut reruntuhanmu.
Siapa yang akan memulihkan engkau?
Nabi-nabimu melihat bagimu penglihatan yang dusta dan hampa.
Mereka tidak menyatakan kesalahanmu
guna memulihkan dikau kembali.
Mereka mengeluarkan bagimu ramalan-ramalan
yang dusta dan menyesatkan.

Berteriaklah dengan nyaring kepada Tuhan, hai puteri Sion!
Cucurkanlah air mata bagaikan sungai siang dan malam.
Janganlah kauberi dirimu istirahat
Janganlah matamu tenang!

Bangunlah, mengeranglah pada malam hari,
pada permulaan giliran jaga malam.
Curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan.
Angkatlah tanganmu kepada-Nya
demi hidup anak-anakmu,
yang jatuh pingsan di ujung-ujung jalan
karena lapar!

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 74:1-2.3-5a.5b-7.20-21,R:19b

Refren: Ya Tuhan, janganlah Kaulupakan terus-menerus
umat-Mu yang tertindas.

*Mengapa, ya Allah, Kaubuang kami untuk seterusnya?
Mengapa menyala murka-Mu
terhadap kambing domba gembalaan-Mu?
Ingatlah akan umat-Mu
yang telah Kauperoleh pada zaman purbakala,
yang Kautebus menjadi bangsa milik-Mu sendiri!
Ingatlah akan gunung Sion yang Engkau diami.

*Ringankanlah langkah-Mu ke tempat yang rusak terus-menerus;
segala-galanya telah dimusnahkan musuh di tempat kudus.
Lawan-lawan-Mu mengaum di tempat pertemuan-Mu
dan telah mendirikan panji-panji mereka sebagai tanda.
Mereka kelihatan seperti orang mengayunkan kepalan
tinggi-tinggi.

*Mereka siap menebas kayu-kayuan yang lebat;
dan sekarang ukir-ukirannya
seluruhnya dipalu mereka dengan kapak dan beliung;
mereka menyulut tempat kudus-Mu dengan api,
mereka menajiskan tempat kediaman nama-Mu
sampai pada tanah;

*Pandanglah kepada perjanjian,
sebab tempat-tempat gelap di bumi penuh kekerasan.
Janganlah biarkan orang yang terinjak-injak
kembali dengan kena noda.
Biarlah orang sengsara dan orang miskin memuji-muji nama-Mu.



Bait Pengantar Injil
Mat 8:17

Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.



Bacaan Injil
Mat 8:5-17

"Banyak orang akan datang dari timur dan barat,
dan duduk makan bersama dengan Abraham, Iskak dan Yakub."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus masuk ke Kapernaum.
Maka datanglah seorang perwira mendapatkan Dia
dan memohon kepada-Nya,
"Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh,
dan ia sangat menderita."
Yesus berkata kepadanya, "Aku akan datang menyembuhkannya."

Tetapi perwira itu berkata kepada-Nya,
"Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku.
Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
Sebab aku sendiri seorang bawahan,
dan di bawahku ada pula prajurit.
Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit, 'Pergi!'
maka ia pergi;
dan kepada seorang lagi: 'Datang!', maka ia datang.
Ataupun kepada hambaku, 'Kerjakanlah ini!'
maka ia mengerjakannya."

Mendengar hal itu,
Yesus heran dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya,
"Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai
pada seorang pun di antara orang Israel.
Aku berkata kepadamu,
Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat
dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub
di dalam Kerajaan Surga,
sedangkan anak-anak Kerajaan itu sendiri
akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap.
Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Lalu Yesus berkata kepada perwira itu,
"Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya."
Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.

Setibanya di rumah Petrus,
Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam.
Maka dipegang-Nya tangan wanita itu,
lalu lenyaplah demamnya.
Wanita itu lalu bangun dan melayani Yesus.

Menjelang malam
dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan,
dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu,
dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit.
Hal itu terjadi supaya genaplah sabda
yang disampaikan oleh nabi Yesaya,
"Dialah yang memikul kelemahan kita
dan menanggung penyakit kita."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Lagi, pada Bacaan Injil hari ini, kita kembali diingatkan akan pentingnya keteguhan iman, percaya kepada Kristus seratus persen, tak pakai mikir-mikir ini dan itu, seperti yang ditunjukkan oleh seorang perwira saat meminta kesembuhan dari Yesus untuk seorang hambanya yang sedang menderita sakit lumpuh, "Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh."
Perwira itu yakin seyakin-yakinnya kalau Yesus dapat menyembuhkan hambanya itu, cukup dengan sepatah kata saja.
Ia percaya kalau penyakit, atau apa pun itu, tunduk seratus persen kepada Yesus.

Perwira itu berhasil membuat Yesus menjadi heran.
Yesus pun spontan berkata, "Sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel."
Nampaknya perwira itu adalah orang Romawi, bukan dari bangsa Israel.
Namun demikian, imannya telah membukakan jalan baginya menuju Surga, untuk duduk dan makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub
di dalam Kerajaan Surga.

Kita, yang mengaku sebagai pengikut Kristus, perlu bertanya kepada diri kita sendiri, "Adakah saya memiliki iman seperti perwira itu?
Adakah saya sering meragukan Kristus?"
Ya, dengan pertolongan Roh Kudus sesungguhnya kita bisa mengikis habis keragu-raguan yang masih ada di hati kita, untuk menjadi percaya tanpa syarat kepada Kristus.
Apa pun perintah Yesus, entah itu perkara mudah atau sulit, entah itu se jalan dengan pemikiran kita atau malah bertentangan, sudah sepantasnyalah kita patuh, tak pakai pikir-pikir lagi.
Mari kita lakukan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Cyrillus dari Alexandria, Uskup dan Pujangga Gereja
Cyrillus lahir di Alexandria, Mesir pada tahun 376. Pada tahun 412 ia dinobatkan menjadi Patriark Alexandria. Sebagai seorang ahli, ia telah memberikan banyak pandangan yang bermanfaat bagi masyarakat dengan ikut aktif di dalam kegiatan-kegiatan sosial.
Menghadapi berbagai pertentangan paham yang berkembang di antara umatnya, Cyrillus tetap tenang dan teguh di dalam pendirian dan imannya di atas landasan ajaran para rasul. Dengan tegas ia menentang ajaran Nestorius yang menggugat kepribadian Kristus dan kedudukan Bunda Maria sebagai bunda Allah.
Sekitar tahun 430, dalam sebuah surat kepada Paus Selestinus I (422-432), Cyrillus dengan tegas mengecam ajaran sesat Nestorius, Patriark Konstantinopel. Untuk memurnikan ajaran sesat itu, Cyrillus mengundang para uskup untuk mengadakan Konsili di Efesus pada tahun 431. Konsili ini mengutuk ajaran Nestorius yang menyesatkan itu. Terhadap hasil Konsili itu, Nestorius melancarkan serangan kepada Cyrillus dan kawan-kawannya. Cyrillus ditangkap dan dipenjarakan, kemudian dibuang. Meskipun diperlakukan dengan kejam, Cyrillus tetap gembira karena kesengsaraannya merupakan suatu pujian dan keikutsertaan dalam penderitaan Kristus. la juga menghasilkan tulisan-tulisan yang berisi pembelaan-pembelaan ajaran iman yang benar, beberapa buku komentar Kitab Suci dan juga tentang Trinitas.
Lama-kelamaan orang semakin menyadari adanya kebenaran di dalam diri Cyrillus. Kali ini Gereja sekali lagi mendapat kemenangan atas serangan musuh-musuhnya yang timbul dari dirinya sendiri.
Setelah lama mengabdikan dirinya terhadap kepentingan perkembangan iman, Cyrillus meninggal pada tahun 444. Pada tahun 1882 ia digelari sebagai Pujangga Gereja.

Santa Emma, Pengaku Iman
Emma, yang juga dipanggil Hemma, lahir pada tahun 980 dan me­ninggal pada tahun 1045. Wanita ningrat ini dikenal sebagai pendiri sebuah biara dan Gereja di desa Gurk, Austria Selatan.
Keputusannya untuk menjalani hidup bakti pada Tuhan ditempuhnya setelah suaminya meninggal dan kedua puteranya dibunuh. Dicetakan bahwa kedua puteranya dibunuh karena menggantung seorang karyawan yang bekarja di rumah mereka. Suaminya meninggal ketika dalam perjalanan ke Roma. Semenjak itu, Emma giat melakukan berbagai karya amal cinta kasih. Bukti yang paling mengagumkan dari niatnya yang suci ialah usahanya untuk mendirikan sebuah biara dan gereja di Gurk, Austria Selatan. Biara - yang kemudian dijadikan biara Benediktin di Admont - ini dimulai pembangunannya pada tahun 1072 sete­lah kematiannya. Diceritakan bahwa Emma sendiri menjadi biarawati setelah kematian suami dan anak-anaknya itu. Oleh Gereja, ia digelari sebagai 'Santa'.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-06-26 Jumat.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Jumat, 26 Juni 2020



Bacaan Pertama
2Raj 25:1-12

"Rakyat Yehuda diangkut ke pembuangan."

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja:

Pada tahun kesembilan pemerintahan Raja Zedekia,
dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal sepuluh bulan itu,
datanglah Nebukadnezar, raja Babel, dengan segala tentaranya
menyerang Yerusalem.
Ia berkemah mengepung kota itu
dan mendirikan tembok pengepungan sekelilingnya.
Demikianlah kota itu terkepung
sampai tahun yang kesebelas zaman raja Zedekia.
Pada tanggal sembilan bulan yang keempat,
ketika kelaparan sudah merajalela di kota itu
dan tidak ada lagi makanan pada rakyat negeri itu,
maka dibelah oranglah tembok kota itu
dan semua tentara melarikan diri malam-malam
melalui pintu gerbang antara kedua tembok
yang ada di dekat taman raja,
sekalipun orang Kasdim mengepung kota itu sekeliling.
Mereka lari menuju ke Araba-Yordan.

Tetapi tentara Kasdim mengejar raja dari belakang
dan mencapai dia di dataran Yerikho;
segala tentaranya telah berserak-serak meninggalkan dia.
Mereka menangkap raja
dan membawa dia kepada raja Babel di Ribla,
yang menjatuhkan hukuman atas dia.
Orang menyembelih putera-putera Zedekia di depan matanya,
dan kemudian dibutakannyalah mata Zedekia.
Lalu dia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel.

Dalam bulan yang kelima pada tanggal tujuh bulan itu
yaitu tahun kesembilan belas zaman raja Nebukadnezar, raja Babel
datanglah Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal,
pegawai raja Babel, ke Yerusalem.
Ia membakar rumah Tuhan, rumah raja,
dan semua rumah di Yerusalem;
semua rumah orang-orang besar dibakarnya dengan api.
Tembok sekeliling kota Yerusalem dirobohkan
oleh semua tentara Kasdim
yang ada bersama-sama dengan kepala pasukan pengawal itu.
Sisa-sisa rakyat yang masih tinggal di kota itu
dan para pembelot yang menyeberang ke pihak raja Babel,
dan sisa-sisa khalayak ramai
diangkut ke pembuangan oleh Nebuzaradan,
kepala pasukan pengawal itu.
Hanya beberapa orang miskin dari negeri itu
ditinggalkan oleh kepala pasukan pengawal itu;
mereka menjadi tukang-tukang kebun anggur dan peladang.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 137:1-2.3.4-5.6,R:6a

Refren: Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku,
bila aku tidak mengingat engkau.

*Di tepi sungai-sungai Babel,
di sanalah kita menangis apabila kita mengingat Sion.
Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu
kita menggantungkan kecapi kita.

*Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita
meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian,
dan orang-orang yang menyiksa kita
meminta nyanyian sukacita,
"Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!"

*Bagaimanakah kita menyanyikan
nyanyian Tuhan di negeri asing?
Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem,
biarlah menjadi kering tangan kananku!

*Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku,
jika aku tidak mengingat engkau,
jika aku tidak menjadikan Yerusalem puncak sukacitaku!



Bait Pengantar Injil
Mat 8:17

Yesus memikul kelemahan kita
dan menanggung penyakit kita.



Bacaan Injil
Mat 8:1-4

"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Setelah Yesus turun dari bukit,
banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia.
Maka datanglah kepada-Nya seorang yang sakit kusta.
Ia sujud menyembah Yesus dan berkata,
"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku."
Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu,
dan berkata,
"Aku mau, jadilah engkau tahir!"
Seketika itu juga tahirlah orang itu dari kustanya.
Lalu Yesus berkata kepadanya,
"Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun,
tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam
dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa
sebagai bukti bagi mereka."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Pertolongan Tuhan memang bisa kita terima secara cuma-cuma karena Tuhan memang pengasih dan penyayang.
Siapa saja boleh memohon pertolongan dari-Nya.
Tapi, ada tapinya, tidak semua permohonan dikabulkan oleh-Nya.
Permohonan yang aneh-aneh bin nyeleneh pastilah tidak dikabulkan.
Permohonan untuk mencelakai orang lain juga akan ditolak-Nya.
Permohonan untuk mengejar nafsu duniawi juga akan berakhir dengan kesia-siaan.

Jika kita merasa, atau mempercayai, kalau permohonan-permohonan di atas dikabulkan, jangan senang dulu, karena dapat dipastikan pengabulan tidak berasal dari Tuhan.
Jadi, kalau mau memohon kelimpahan harta dunia supaya bisa hidup berfoya-foya, memohonlah kepada Mamon, jadilah hamba Mamon, tetapi kita akan sekaligus menjadi musuh Tuhan.

Lalu, pertolongan seperti apa yang dapat kita harapkan dari Tuhan?
Banyak, bahkan banyak sekali, dan kita boleh meminta sebanyak-banyaknya.
Bolehkah kita memohon materi duniawi?
Boleh, siapa bilang tidak?
"Berilah kami rejeki pada hari ini" adalah bagian dari Doa Bapa Kami kita, "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya."  [Mat 6:11]
Boleh meminta lebih dari "secukupnya"?
Mengapa tidak? Asal dimaksudkan untuk memuliakan nama-Nya, untuk memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkannya, kenapa tidak?

Apakah Tuhan akan mendengarkan doa permohonan kita?
Eit, nanti dulu.
Kalau kita masih meragukannya, apa iya kita berharap akan dikabulkan?
Apalagi kalau sampai berpikiran, "Dikabulkan iya syukurlah, tidak dikabulkan iya tidak apa-apa."
Ini mau memohon atau cuma sekedar iseng-iseng belaka?

Mari kita lihat kisah seorang yang menderita kusta, dari Bacaan Injil hari ini.
Di jaman itu, penyakit kusta dianggap najis.
Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis!
Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya.
(Silahkan baca selengkapnya pada Kitab Imamat 13).

Pada waktu itu, ada banyak orang berbondong-bondong mengikuti Yesus.
Tentu sangat sulitlah bagi seorang kusta bisa mendekat kepada Yesus.
Ia perlu berjuang keras untuk bisa sampai kepada Yesus.
Dan setelah berhasil, orang itu menyatakan imannya.
Ia percaya Yesus dapat menyembuhkan dia, begini katanya, "Tuan dapat mentahirkan daku!"
Jadi, kita mesti memiliki niat yang kuat untuk mengatasi kesusahan kita, dan percaya Tuhan dapat membantu kita mengatasi apa pun kesusahan kita itu.
Dan kita mesti memohonkannya kepada Tuhan, dengan kerendahan hati, bukan menuntut, "Tuan, jika Tuan mau…"
Yesus mau agar kita berdoa dengan tak jemu-jemunya.

Nah, kalau masih keliru, mari kita benarkan.
Janganlah setelah dikabulkan baru menjadi percaya, melainkan percayalah sebelum permohonan dikabulkan.
"Karena itu Aku berkata kepadamu:
apa saja yang kamu minta dan doakan,
percayalah bahwa kamu telah menerimanya,
maka hal itu akan diberikan kepadamu."  [Mrk 11:24]



Peringatan Orang Kudus
Santo Yohanes dan Paulus, Martir
Kedua orang kudus kakak-beradik ini berasal dari keluarga istana Konstansia, puteri Kaisar Konstantinus Agung. Mereka berdua adalah pegawai tinggi negara yang setia. Konstansia menghadiahkan kepada mereka banyak harta. Namun selanjutnya kekayaan ini dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin.
Ketika Yulianus Apostad menduduki takhta Kekaisaran Romawi, banyak orang dari keluarga istana Konstansia ditarik ke istananya. Yohanes dan Paulus pun dipanggil ke sana dan diberikan kedudukan yang terhormat. Tetapi keduanya menolak undangan itu, karena mereka tidak mau mengabdi kepada Yulianus yang murtad dari iman Kristen yang benar. Kaisar Yulianus naik darah dan mengeluarkan ancaman kepada Yohanes dan Paulus. Ia memberi waktu 10 hari kepada Yohanes dan Paulus untuk mempertimbangkan hal berikut: "Mempersembahkan kurban kepada Yupiter atau mati!"
Tanpa berpikir panjang, kedua kakak-beradik itu memutuskan untuk tidak mengkhianati imannya akan Kristus. Kesempatan 10 hari yang diberikan pada mereka untuk berpikir, dipergunakan untuk membagi-bagikan harta kekayaannya kepada para miskin. Mereka tahu pasti bahwa kaisar akan bertindak secara bengis atas diri mereka. Oleh karena itu, mereka membagikan hartanya dengan maksud membebaskan dinya dari keterikatan batin pada barang-barang duniawi sekaligus menyilih dosa-dosanya.
Ketika tiba hari yang terakhir, yakni hari ke sepuluh, datanglah kepada mereka Prefek Terensius sambil membawa serta patung Yupiter. Mereka dipaksa untuk menyembah patung Yupiter itu. Dengan tegas mereka serentak menolak menyembah patung itu, dan menyatakan keteguhannya untuk tetap menyembah Kristus yang diimaninya. Oleh karena itu, keduanya dipenggal kepalanya di rumah mereka sendiri. Peristiwa itu terjadi pada tahun 362.

Santa Maria Magdalena Fontaine, Martir
Maria Magdalena Fontaine dikenal sebagai pemimpin biara Suster-suster Karitas di Arras, Prancis. Bersama tiga orang kawannya, yakni Suster Frances Lanel (49 tahun), Teresa Fantou (47 tahun) dan Yoan Gerard (42 tahun), ia dipenggal kepalanya di Cambrai, Prancis.
Pada masa itu Revolusi Prancis sedang berkecamuk. Negara mengeluarkan suatu undang-undang yang ditujukan kepada rohaniwan-rohaniwati. Isi undang-undang ini dinilai sangat bertentangan dengan ajaran agama. Para biarawan-wati diharuskan menaatinya dan mengucapkan sumpah setia pada negara. Karena mereka menolaknya, maka banyak di antara mereka dibunuh.
Suster Maria Magdalena Fontaine bersama tiga orang kawannya dipanggil oleh para pejabat untuk mengucapkan janji setia pada negara sebagaimana diwajibkan undang-undang itu. Mereka bersedia pergi namun tidak bersedia mengucapkan sumpah setia itu, karena hal itu bertentangan dengan suara hati mereka. Karena itu mereka dituduh sebagai aktifis anti revolusi, ditangkap dan dipenjarakan pada tanggal 14 Februari 1794.
Tanpa banyak pertimbangan, keempat suster itu digiring ke tempat pembantaian. Mereka kelihatan tidak gentar sedikit pun terhadap bahaya maut yang segera tiba. Mereka bahkan menyambut gembira hukuman mati itu. Sepanjang jalan mereka menyanyikan lagu "Ave Maris Stella".
Di atas tempat pembantaian itu, kepala mereka satu per satu dipenggal dengan Guilotine. Suster Magdalena mendapat giliran terakhir. Ketika mendekati guilatine, ia berpaling kepada orang banyak yang berkumpul dan berkata: "Dengarkan hai umat Kristen! Kami adalah korban terakhir. Penganiayaan akan segera berakhir, tiang gantungan akan segera roboh dan altar-altar Tuhan Yesus akan muncul lagi dengan semarak", Ramalan ini ternyata benar-benar terjadi.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/