Liturgia Verbi 2016-02-01 Senin.




Senin Pekan Biasa IV
01 Februari 2016



Bacaan Pertama
2Sam 15:13-14.30;16:5-13a

"Daud melarikan diri dari Absalom,
dan Simei mengutuk dia sesuai dengan perintah Tuhan."

Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel:

Waktu itu Absalom, putera Daud memberontak.
Maka datanglah seseorang kepada Daud, katanya,
"Hati orang Israel telah condong kepada Absalom."
Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya
yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem,
"Bersiaplah, marilah kita melarikan diri,
jangan sampai kita tidak dapat luput dari tangan Absalom.
Pergilah dengan segera, supaya ia tidak dapat lekas menyusul kita,
dan mendatangkan celaka atas kita
serta memukul kota ini dengan mata pedang!"

Maka Daud mendaki bukit Zaitun sambil menangis,
Ia mengenakan selubung kepala,
dan ia berjalan dengan tidak berkasut.
Juga seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia:
masing-masing mengenakan selubung kepala,
dan mereka mendaki sambil menangis.

Ketika Raja Daud telah sampai ke Bahurim,
keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul;
ia bernama Simei bin Gera.
Sambil mendekati raja, ia terus-menerus mengutuk.
Daud dan semua pegawainya ia lempari dengan batu,
walaupun segenap tentara dan semua pahlawan
berjalan di kiri kanannya.
Beginilah perkataan Simei pada waktu ia mengutuk,
"Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila!
Tuhan telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul,
yang engkau gantikan menjadi raja,
Tuhan telah menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom.
Sungguh, engkau sekarang dirundung malang,
karena engkau seorang penumpah darah."
Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja,
"Mengapa bangkai anjing ini mengutuki Tuanku Raja?
Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya."
Tetapi kata raja, "Tak usahlah campur tangan, hai anak-anak Zeruya!
Biarlah ia mengutuk!
Sebab apabila Tuhan bersabda kepadanya: Kutukilah Daud,
siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?"
Kata Daud pula kepada Abisai dan kepada semua pegawainya,
"Sedangkan anak kandungku saja ingin mencabut nyawaku,
apalagi si orang Benyamin ini!
Biarkanlah dia, dan biarlah ia mengutuk,
sebab Tuhan yang telah bersabda kepadanya demikian.
Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini
dan Tuhan membalasku dengan sesuatu yang baik
sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini."
Demikianlah Daud melanjutkan perjalanan
bersama orang-orangnya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 3:2-3.4-5.6-7,R:7b

Refren: Bangkitlah, ya Tuhan, selamatkanlah aku.

*Ya Tuhan, betapa banyak lawanku!
Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku;
Banyak orang berkata tentang aku,
"Baginya tidak ada pertolongan dari Allah."

*Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku,
Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku.
Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan,
dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.

*Maka, Aku dapat membaringkan diri dan tertidur;
dan kemudian bangun lagi, sebab Tuhan menopang aku!
Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang
yang mengepung aku dari segala penjuru.
Bangktilah, ya Tuhan! Tolonglah aku, ya Allahku!



Bait Pengantar Injil
Luk 7:16

Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita,
dan Allah mengunjungi umat-Nya.



Bacaan Injil
Mrk 5:1-20 

"Hai Roh Jahat, keluarlah dari orang ini!"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa,
sampailah Yesus dan murid-murid-Nya di seberang danau Galilea,
di daerah orang Gerasa.
Baru saja Yesus turun dari perahu,
datanglah kepadanya
seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan.
Orang itu diam di sana
dan tidak ada lagi yang sanggup mengikatnya,
dengan rantai sekalipun!
Sudah sering ia dibelenggu dan dirantai,
tetapi rantainya diputuskannya dan belenggu itu dimusnahkannya,
sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat
untuk menjinakkannya.
Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit
sambil berteriak-teriak dan memukuli diri dengan batu.
Ketika melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya.
Ia lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak,
"Apa urusan-Mu dengan aku,
hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi?
Demi Allah, jangan siksa aku!"
Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya,
"Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!"
Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, "Siapa namamu?"
Jawabnya "Namaku Legion, karena kami banyak."
Ia memohon dengan sangat
supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.

Adalah di sana, di lereng bukit,
sekawanan babi sedang mencari makan.
Lalu roh-roh itu meminta kepada Yesus, katanya,
"Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu,
dan biarkanlah kami memasukinya!"
Yesus mengabulkan permintaan mereka.
Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu.
Maka kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun
dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.

Maka larilah penjaga-penjaga babi itu!
Mereka menceriterakan hal itu
di kota dan di kampung-kampung sekitarnya.
Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi.
Mereka datang kepada Yesus
dan melihat orang yang kerasukan itu duduk;
orang yang tadinya kerasukan legion itu,
kini berpakaian dan sudah waras.
Maka takutlah mereka.
Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan
apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu,
dan tentang babi-babi itu.
Lalu mereka mendesak Yesus
supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu,
orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta,
supaya ia diperkenankan menyertai Yesus.
Tetapi Yesus tidak memperkenankannya.
Yesus berkata kepada orang itu,
"Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu,
dan beritahukanlah kepada mereka
segala yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu,
dan ceriterakanlah bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"
Orang itu pun pergi, dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis
segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya
dan mereka semua menjadi heran.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Sabda Tuhan tidak dapat dipungkiri, dibelokkan apalagi dibatalkan oleh manusia.
Kasihan Daud.
Ia mesti menghadapi hukuman atas apa yang telah diperbuatnya.
Ia terkenal gagah berani, dan selalu memenangkan pertempuran, tetapi kali ini Daud mesti menghadapi "musuh dalam selimut", anak kandungnya sendiri, Absalom.
Absalom dengan kelicikannya berhasil memikat hati rakyat, sehingga banyak orang mendukungnya menjadi raja, menggantikan Daud.

Daud menghindari pertumpahan darah dari peperangan melawan anak sendiri.
Ia memilih melarikan diri, bersama para pengikutnya yang masih setia kepadanya.
Rupanya Absalom tetap mengejar Daud.
Namun itu akhirnya membuat Absalom malah tewas, dan Daud kembali ke Yerusalem.

Durhaka, itulah kata yang terlintas di benak saya ketika membayangkan Absalom.
Absalom sakit hati karena adiknya, Tamar, diperkosa oleh saudara tirinya, Amnon, lalu ia membunuh Amnon.
Hal ini ditentang oleh Daud, dan Absalom dikucilkan.
Timbullah sakit hati Absalom, lalu berusaha menarik simpati dari rakyat untuk mendapat dukungan, melengserkan Daud.

Sesungguhnya Absalom itu termakan oleh ambisinya sendiri.
Ia membunuh Amnon bukan untuk membela kebenaran, melainkan memang maunya menyingkirkan orang-orang yang dipandangnya dapat menghambat dirinya.
Tidak tanggung-tanggung, ayahnya Daud pun dikejar-kejar hendak dihabisinya.

Roh jahat telah menguasai Absalom.
Roh yang jahat itu berhasil masuk dan menguasai karena kita telah membuka celah sebagai pintu masuk.
Tanpa adanya celah, tak mungkinlah roh jahat bisa masuk.
Menjagai diri agar tak memiliki celah adalah upaya pemeliharaan dari hari ke hari, sama seperti kita mengamati-amati atap rumah, melihat-lihat kalau-kalau ada genteng yang pecah atau penyebab lain kebocoran atap rumah.
Jika tak ada celah, tak mungkinlah air hujan menetes ke dalam rumah.
Makanya, hendaknya setiap hari kita mengamat-amati batin, mengambil kesempatan pertama untuk menutupi celah selagi celah itu masih kecil sehingga lebih mudah menambalnya.



Peringatan Orang Kudus
Santa Brigida, biarawati
Brigida lahir di Umeras, Kildare, Irlandia pada tahun 453.  Ayahnya, Dubthach, adalah seorang pangeran yang masih kafir.  Sedangkan ibunya, Borcessa adalah seorang budak belian yang sudah menganut agama Kristen.  Brigida dibesarkan dan dididik menjadi seorang Kristen.  Setelah dewasa, ia bercita-cita menjadi biarawati.  Namun keinginannya ini mendapat banyak rintangan.  Pertama-tama karena pada waktu itu belum ada biara khusus untuk para wanita.  Lagi pula wanita budak belian dan anak-anaknya tidak mempunyai hak apa pun bahkan sering kali mereka tidak diperkenankan mengikuti ibadat.
Meskipun demikian, keinginannya tidak terpatahkan oleh rintangan-rintangan tersebut.  Ia berusaha mendirikan sebuah biara khusus untuk para wanita di Kildare.  Ia berhasil membujuk ayahnya untuk memberinya status sebagai wanita bebas (bukan lagi budak).  Ternyata ia menjadi seorang biarawati yang luar biasa.  Ia bersemangat tinggi dan rajin dalam karyanya, kuat ingatannya, ramah dan trampil.  Ia dapat bergaul dengan siapa saja dan siap menolong orang-orang yang datang kepadanya, bahkan menerima mereka di dalam biaranya.  Dengan demikian dia tidak lagi hidup sendirian di dalam biara.  Ia memusatkan perhatiannya pada para penderita kusta dan budak belian.
Kecuali itu, ia juga memulai usaha di bidang pendidikan.  Conleth, seorang imam, dipercayakan memimpin sekolahnya di Kildare.  Sekolah ini semenjak awal menjadi terkenal sebagai sebuah sekolah ketrampilan.  Di kemudian hari, setelah Brigida wafat pada tahun 523, sekolah ini dibagi menjadi dua, yang satu untuk pria dan yang lain untuk wanita.  Hal ini menampakkan suatu keistimewaan pada saat itu.
Penghormatan kepada Santa Brigida masih berlangsung hingga sekarang.  Di Irlandia, Brigida dikenal sebagai salah satu Orang Kudus terkenal selain Santo Patrik dan Columba.  Ia dihormati sebagai pelindung Negara Irlandia, dan tokoh teladan bagi para petani, artis dan pelajar.
Santo Severus, Uskup
Severus dikenal sebagai seorang penenun kain di Ravenna, Italia pada abad ke-4.  Ia beranak-istri dan menjabat sebagai diakon.  Sewaktu ia menghadiri pemilihan uskup baru, sekonyong-konyong seekor burung merpati hinggap di atas kepalanya.  Dan secara aklamasi umat memilihnya menjadi uskup.  Mayatnya dan mayat istrerinya, Santa Vinsensia dan anaknya, santo Inosensius dicuri pada tahun 836 dan dibawa ke Mainz, Jerman.




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info

 

Liturgia Verbi 2016-01-31 Minggu.




Minggu Biasa IV
31 Januari 2016



Bacaan Pertama
Yer 1:4-5.17-19

"Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."

Pembacaan dari Kitab Yeremia:

Pada masa Raja Yosia
turunlah firman Tuhan kepadaku, Yeremia, sebagai berikut:
"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu,
Aku telah mengenal engkau.
Dan sebelum engkau dilahirkan,
Aku telah menguduskan engkau;
Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.
Maka, baiklah engkau bersiap,
bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka,
segala yang Kuperintahkan kepadamu.
Janganlah gentar terhadap mereka,
supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!

Mengenai Aku,
sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau
menjadi kota yang berkubu,
menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga
melawan seluruh negeri ini,
menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya,
menentang para imamnya dan rakyat negeri ini.
Mereka akan memerangi engkau,
tetapi tidak akan mengalahkan engkau,
sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17,R:15ab

Refren: Mulutku akan menceritakan keselamatan
yang datang dari-Mu, ya Tuhan.

*Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung,
jangan sekali-kali aku mendapat malu.
Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu,
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!

*Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh,
kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri;
sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku.
Ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.

*Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan,
Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah.
Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan,
Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.

*Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu,
dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang dari-Mu.
Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku,
dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.



Bacaan Kedua
1Kor 12:31-13:13

"Sekarang tinggal iman, harapan dan kasih,
namun yang paling besar di antaranya ialah kasih."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
berusahalah memperoleh karunia-karunia yang paling utama.
Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.
Sekalipun aku dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat,
tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
aku seperti gong yang bergaung atau canang yang gemerincing.
Sekalipun aku mempunyai karunia bernubuat
dan aku mengetahui segala rahasia
serta memiliki seluruh pengetahuan;
sekalipun aku memiliki iman sempurna untuk memindahkan gunung,
tetapi jika tidak mempunyai kasih,
aku sama sekali tidak berguna.

Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku,
bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar,
tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

Kasih itu sabar, murah hati dan tidak cemburu.
Kasih itu tidak memegahkan diri,
tidak sombong dan tidak bertindak kurang sopan.
Kasih itu tidak mencari keuntungan diri sendiri,
tidak cepat marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Kasih tidak bersukacita atas kelaliman, tetapi atas kebenaran.
Kasih menutupi segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu,
mengharapkan segala sesuatu,
sabar menanggung segala sesuatu.

Kasih tidak berkesudahan.
Nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti,
dan pengetahuan akan lenyap.
Sebab pengetahuan kita tidak lengkap,
dan nubuat kita tidak sempurna.
Tetapi jika yang sempurna tiba,
hilanglah yang tidak sempurna itu.

Ketika masih kanak-kanak, aku berbicara seperti kanak-kanak,
merasa seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak pula.
Tetapi sekarang, setelah menjadi dewasa,
aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
Sekarang kita melihat gambaran samar-samar seperti dalam cermin,
tetapi nanti dari muka ke muka.
Sekarang aku mengenal secara tidak sempurna,
tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna,
sebagaimana aku sendiri dikenal.

Demikianlah tinggal ketiga hal ini: iman, harapan dan kasih;
dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Luk 4:18

Tuhan telah mengutus Aku
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin
dan memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan.



Bacaan Injil
Luk 4:21-30

"Seperti halnya Elia dan Elisa,
Yesus diutus bukan hanya kepada orang-orang Yahudi."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa
Yesus mengajar orang banyak di rumah ibadat di kota asalnya, kata-Nya,
"Pada hari ini genaplah nas Kitab Suci
pada waktu kamu mendengarnya."
Mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya.
Lalu mereka berkata,
"Bukankah Dia ini anak Yusuf?"
Maka berkatalah Yesus kepada mereka,
"Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku:
Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri!
Perbuatlah di sini, di tempat asal-Mu ini,
segala yang kami dengar telah terjadi di Kapernaum!"

Yesus berkata lagi,
"Aku berkata kepadamu:
Sungguh, tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.
Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar:
Pada zaman Elia terdapat banyak wanita janda di Israel,
ketika langit tertutup selama tiga tahun enam bulan
dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka,
melainkan kepada seorang janda di Sarfat, di tanah Sidon.
Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel,
tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan,
selain Naaman, orang Siria itu."
Mendengar itu sangat marahlah semua orang di rumah ibadat itu.
Mereka bangkit, lalu menghalau Yesus ke luar kota,
dan membawa Dia ke tebing gunung tempat kota itu terletak,
untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka,
lalu pergi.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Tuhan telah menetapkan Yeremia menjadi nabi bagi bangsa-bangsa, menyuarakan kebenaran terhadap raja-raja Yehuda, imam dan para pemuka bangsa, serta segenap rakyat negeri.
Menurut pemahaman saya, Tuhan melakukan hal ini karena kasih-Nya kepada manusia, karena kerinduannya manusia mau berbalik kepada-Nya.
Tetapi menjadi pertanyaan, mengapa Tuhan tidak langsung bersabda kepada orang-orang yang dituju, mengapa mesti melalui perantaraan Yeremia?
Bisa jadi saja orang tidak percaya kalau yang disampaikan Yeremia itu memang berasal dari Tuhan.
Se lain itu, Yeremia tentu memiliki keterbatasan waktu, jangkauan pewartaan serta kendala-kendala lainnya, antara lain: perasaan takut dimusuhi banyak orang dan sebagainya.

Di sinilah letak kemuliaan Tuhan itu.
Tuhan tidak bekerja sendiri, melainkan mengajak orang-orang pilihan-Nya untuk bekerjasama melaksanakan kehendak Tuhan.
Jelas sekali hal ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak memandang manusia itu seperti robot apalagi benda mati.
Tuhan menghargai manusia sebagai mahluk yang hidup, yang punya pilihan hidup, agar menjadi serupa dengan Tuhan, sempurna di dalam iman.

Pada Bacaan Pertama hari ini, Tuhan meminta Yeremia untuk bangkit; bersiap-siap untuk mewartakan segala yang diperintahkan Tuhan kepadanya.
Bagaimana jika Yeremia menolak, tidak mau bangkit dan melaksanakan perintah Tuhan?
Iya, Tuhan bukan diktator; selalu memberi kesempatan agar orang bekerjasama dengan rela, bukan paksaan atau terpaksa.
Sama seperti yang dialami oleh Yesus, sama sekali tidak ada terpaksa dalam melaksanakan kehendak Bapa-Nya.
Sekali pun terasa berat, Yesus tetap dengan rela melaksanakan perintah Bapa-Nya itu.
"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."   [Luk 22:42]

Tuhan juga meminta agar Yeremia tidak gentar menghadapi perlawanan orang-orang yang menentangnya, "Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!"
Lihat, sangat besar peran manusia dalam kerjasama dengan Tuhan itu.
Jika Yeremia gentar, maka upaya pewartaan bisa terancam gagal.
Mengapa demikian?
Kalau gentar artinya kurang kepercayaan kepada Tuhan.
Lalu bagaimana orang akan menyampaikan pesan dari orang yang tidak dipercayainya?

Saya rasa begitu juga berlaku bagi kita.
Jika hendak melibatkan diri dalam pewartaan kebenaran Tuhan, menjadi utusan untuk meneruskan sabda Tuhan,
maka janganlah menunggu sampai Tuhan datang (secara nyata) kepada kita untuk meminta kita bekerjasama dengan-Nya, karena tugas perutusan itu telah disampaikan kepada kita.
Kita telah dipanggil-Nya.
Tinggal sekarang, apakah kita mau bangkit, bersiap-siap menjalankan perintah-Nya atau tidak?
Tidak ada paksaan, kita bisa saja menolak-Nya, yang artinya kita menjauhkan diri dari-Nya.
Jika ingin tetap bersekutu dengan-Nya, laksanakanlah tugas itu dengan rela, atasi segala aral yang melintang, teguhkan hati jangan sampai menjadi bimbang.



Peringatan Orang Kudus
Santa Marcella, Martir
Marcella dikenal sebagai putri bangsawan Romawi yang beragama Kristen.  Ia menikah dengan seorang pangeran Roma.  Pernikahan ini tidak berlangsung lama karena suaminya meninggal dunia beberapa bulan kemudian.
Pengalaman pahit ini membukakan bagi Marcella pintu masuk menuju suatu cara hidup baru yakni cara hidup religius-asketis.  Dengan cara hidup ini, Marcella bermaksud mengabdikn dirinya kepada Tuhan semata-mata dengan doa, puasa dan tapa sambil melakukan perbuatan-perbuatan baik kepada para miskin dan melarat di kota Roma.  Cara hidup religius-asketis yang dijalaninya mengikuti pola yang dipraktekkan oleh para rahib di dunia Timur.
Dalam menjalani cara hidup ini, ia dibimbing oleh Santo Yerome.  Banyak wanita Roma lainnya mengikuti Marcella.  Mereka berdoa dan berpuasa serta mengenakan mode pakaian yang sama dengan yang dikenakan Marcella.  Bersama Marcella, mereka mengabdikan diri pada pelayanan orang-orang miskin dan terlantar.  Perkumpulan religius-asketis ini terus berkembang pesat.  Pengikut-pengikutnya semakin banyak.  Karena itu Marcella membangun beberapa biara di seluruh kota Roma.
Karena komunitas ini berpengaruh luas di seluruh kota, Marcella kemudian ditangkap dan dianiaya oleh orang-orang Goth (Jerman) yang pada waktu itu menguasai Roma.  Marcella meninggal sebagai seorang martir Kristus kira-kira pada akhir Agustus 410.
Santo Yohanes Bosko, Imam
Yohanes Melkior Bosko lahir pada tanggal 16 Agustus 1815 di Becchi, sebuah desa dekat kota Torino, Italia.  Ketika menanjak remaja, anak petani sederhana ini tidak diperkenankan masuk sekolah oleh orang tuanya karena diharuskan bekerja di ladang.  Dalam situasi ini ia diajar oleh seorang imam tua yang baik hati.  Jerih payah imam tua ini menyadarkan orang tua Bosko akan pentingnya nilai pendidikan.  Oleh karena itu, sepeninggal imam tua itu, ibunya menyekolahkan dia ke Castelnuovo.  Pendidikan di Castelnuovo ini diselesaikannya dalam waktu satu setengah tahun.  Kemudian ia mengikuti pendidikan imam di Seminari Chieri dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1841.
Karyanya sebagai imam diabdikan seluruhnya pada pendidikan kaum muda.  Ia membuka sebuah perkumpulan untuk menampung anak-anak muda yang terlantar, buta huruf dan miskin.  Cita-citanya ialah mendidik para kawula muda itu menjadi manusia-manusia yang berguna dan mandiri.  Ia berhasil mengumpulkan 1000 orang pemuda dari keluarga-keluarga yang miskin.  Dengan penuh kesabaran, pengertian dan kasih sayang, ia mendidik mereka hingga mereka menjadi manusia yang baik dan bertanggung jawab.  Salah seorang muridnya yang terkenal ialah Dominikus Savio, yang kemudian menjadi Orang Kudus.
Keberhasilannya itu terus membakar semangatnya untuk memperluas karyanya.  Untuk itu ia mendirikan sebuah rumah yatim piatu dan asrama.  Dengan demikian para pemuda itu dapat tinggal bersama dalam satu rumah untuk belajar dan melatih diri dalam ketrampilan-ketrampilan yang berguna untuk hidupnya.  Untuk pendidikan ketrampilan, Bosko merubah dapur di rumah ibunya menjadi sebuah bengkel sepatu dan bengkel kayu.  Bengkel inilah merupakan Sekolah Teknik Katolik yang pertama.  Sekolah ini tidak hanya menghindarkan pemuda-pemuda itu dari aksi-aksi kenakalan remaja, tetapi juga menciptakan pemimpin-pemimpin di bidang industri dan teknik.  Lebih dari itu, cara pendidikan dan cara hidup Bosko sendiri berhasil membentuk kepribadian pemuda-pemuda itu menjadi orang-orang Kristen yang taan agama bahkan saleh.
Pada tahun 1859 atas restu Paus Pius IX (1846-1878), Bosko mendirikan sebuah tarekat religius untuk para imam dan bruder, yang dinamakan Kongregasi Salesian.  Kemudian pada tahun 1872, bersama Santa Maria Mazzarello, Bosko mendirikan Serikat Puteri-puteri Maria yang mengabdikan diri dalam bidang pendidikan kaum puteri.
Bosko mendirikan banyak perkumpulan dan sekolah.  Ia dikenal sebagai perintis penerbitan Katolik dan rajin menulis buku-buku dan pamflet.  Ia pun mendirikan banyak gereja dan membantu meredakan pertentangan antara Takhta Suci dan para penguasa Eropa.  Dalam karyanya yang besar ini, Bosko selalu menampilkan diri sebagai seorang imam yang saleh, penuh disiplin dan rajin berdoa.  Ia menjadi seorang Bapa Pengakuan yang terpercaya di kalangan kaum remaja.
Pada saat-saat terakhir hidupnya, ia menyampaikan pesan indah ini: “Katakanlah kepada anak-anakku, 'Aku menanti mereka di surga!' ”.  Ia meninggal dunia pada tahun 1888 dalam usia 72 tahun.  Pada tanggal 2 Juni 1929, Yohanes Melkior Bosko dinyatakan sebagai 'Beato' (Yang Bahagia) dan pada tanggal 1 April 1934 ia digelari 'Santo' oleh teman dekatnya Paus Pius XI (1922-1929).
Santo Aidan, Uskup dan Pengaku Iman
Aidan tinggal di sebuah biara di pulau Iona yang didirikan oleh Santo Kolumbanus.  Biara inilah yang menghasilkan banyak imam misionaris untuk Skotlandia dan Inggris Utara.  Aidan terkenal ketika pada tahun 634 ia diutus sebagai misionaris di Kerajaan Umbria Utara atas permintaan Santo Oswaldus, Raja Umbria Utara.
Sebelumnya pernah seorang imam berkarya di daerah itu, namun ia kurang berhasil.  Kepada Aidan ia mengutarakan alasan kegagalannya: "Orang Umbria belum beradab, kepala batu bahkan masih liar.  Sangat sulit kita mempertobatkan mereka”.  Aidan menjawab: “Menghadapi orang-orang kafir, kita hendaknya terlebih dahulu memberi kesaksian tentang seluruh ajaran iman Kristen dengan tingkah laku dan tutur kata kita yang sesuai dengan ajaran iman itu.  Mungkin Anda terlalu tegas terhadap mereka dan menyajikan ajaran-ajaran iman dengan cara yang sulit dipahami.  Seturut nasehat para Rasul, seharusnya Anda lebih dahulu menyajikan kepada mereka ajaran-ajaran yang mudah dicerna; kemudian apabila mereka sudah dikuatkan oleh Sabda Allah, barulah ajaran-ajaran yang lebih berat untuk dipahami dan dilaksanakan disajikan kepada mereka”.
Aidan kemudian diutus ke Kerajaan Umbria.  Dengan cara hidupnya dan tutur katanya yang lemah lembut, ia bersama Raja Oswaldus berhasil mengkristenkan rakyat Umbria.  Ia menjadi gembala yang disenangi karena contoh dan teladan hidupnya.  Ia pun tidak segan-segan menegur para petinggi kerajaan jika tingkah laku mereka tidak sesuai dengan tuntutan ajaran Kristen.  Oswaldus bersama seluruh rakyat sangat senang dengan Aidan.
Setelah ditahbiskan menjadi uskup, Aidan menetap di pulau Lindisfarne yang kelak disebut 'Pulau Suci', karena biara yang didirikannya di sana menghasilkan banyak imam misionaris yang saleh.  Aidan meninggal dunia pada tahun 651 dan hingga kini dihormati sebagai rasul bangsa Inggris Utara, sebagai Santo Agustinus dari Canterbury untuk Inggris Selatan.




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info

 

Liturgia Verbi 2016-01-30 Sabtu.




Sabtu Pekan Biasa III
30 Januari 2016



Bacaan Pertama
2Sam 12:1-7a.10-17

"Daud mengaku telah berdosa terhadap Tuhan."

Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel:

Pada waktu itu Daud melakukan yang jahat di hadapan Allah:
ia mengambil isteri Uria menjadi isterinya;
maka Tuhan mengutus Natan kepada Daud.
Natan datang kepada Daud dan berkata kepadanya,
"Ada dua orang dalam suatu kota:
yang seorang kaya, yang lain miskin.
Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi;
si miskin tidak mempunyai apa-apa,
selain dari seekor anak domba betina yang kecil,
yang dibeli dan dipeliharanya.
Anak domba itu menjadi besar bersama dengan anak-anak si miskin,
makan dari suapannya, minum dari cawannya,
dan tidur di pangkuannya,
seperti seorang anak perempuan baginya.
Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu;
ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing domba atau lembunya
untuk dimasak bagi pengembara yang datang kepadanya itu.
Maka ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu,
dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu."

Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu
dan ia berkata kepada Natan,
"Demi Tuhan yang hidup:
orang yang melakukan itu harus dihukum mati.
Anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat,
karena orang yang melakukan hal itu tidak kenal belas kasihan."
Kemudian berkatalah Natan kepada Daud,
"Engkaulah orang itu!
Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel:
Pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu
sampai selamanya,
karena engkau telah menghina Aku
dan mengambil isteri Uria, orang Het itu,
untuk menjadi isterimu."
Beginilah sabda Tuhan:
Malapetaka yang datang dari kaum keluargamu sendiri
akan Kutimpakan ke atasmu.
Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu
dan memberikannya kepada orang lain;
dan orang itu akan tidur dengan isterimu di siang hari.
Engkau telah melakukannya secara tersembunyi,
tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel
secara terang-terangan."

Lalu berkatalah Daud kepada Natan,
"Aku sudah berdosa kepada Tuhan."
Dan Natan berkata kepada Daud,
"Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
Walaupun demikian, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati,
karena dengan perbuatan itu Engkau sangat menista Tuhan."

Kemudian pergilah Natan, pulang ke rumahnya.
Tuhan mencelakakan anak
yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud,
sehingga sakit.
Lalu Daud memohon kepada Allah bagi anak itu;
ia berpuasa dengan tekun
dan apabila ia masuk ke dalam,
semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.
Maka datanglah para tua-tua yang di rumahnya
untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi Daud tidak mau;
juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 51:12-13.14-15.16-17,R:12a

Refren: Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah.

*Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah,
dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku.
Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu,
dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

*Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu,
dan teguhkanlah  roh yang rela dalam diriku.
Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu
kepada orang-orang durhaka,
supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.

*Lepaskanlah aku dari hutang darah,
ya Allah, Allah penyelamatku,
maka lidahku akan memasyurkan keadilan-Mu!
Ya Tuhan, bukalah bibirku,
supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!



Bait Pengantar Injil
Yoh 3:16

Demikian besar kasih Allah kepada dunia,
sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal.
Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.



Bacaan Injil
Mrk 4:35-41

"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari, ketika hari sudah petang,
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Marilah kita bertolak ke seberang."
Mereka meninggalkan orang banyak yang ada di sana
lalu bertolak,
dan membawa Yesus dalam perahu itu
di mana Ia telah duduk;
dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat
dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu,
sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan
di sebuah tilam.
Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya,
"Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
Yesus pun bangun, menghardik angin itu
dan berkata kepada danau,
"Diam! Tenanglah!"
Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali.
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"

Mereka menjadi sangat takut
dan berkata seorang kepada yang lain,
"Siapa gerangan orang ini?
Angin dan danau pun taat kepada-Nya?"

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Natan datang kepada Daud, menegurnya karena perbuatan jahat Daud terhadap Uria.
Natan mengisahkan si kaya yang memiliki banyak hewan tetapi merasa sayang untuk memotong dan memasak salah satu anak dombanya, lalu mengambil satu-satunya anak domba milik si miskin.
Mulanya Daud tidak menyadari kesalahannya, tidak merasa disindir oleh cerita yang disampaikan oleh Natan.
Sampai-sampai Natan mesti berkata kepada Daud, "Engkaulah orang itu!"

Mengambil sesuatu yang bukan milik kita itu sama dengan mencuri atau merampas.
Itu adalah perbuatan iblis, mengingini manusia yang notabene adalah milik Kristus.
Manusia, yakni kita-kita ini, seyogyanya tahu bahwa kita adalah milik Kristus, makanya mesti selalu bersama-Nya, bukan bersama iblis.

Saya merasa bersyukur orangtua saya tidak mewarisi hawa nafsu untuk mengingini milik orang lain, sehingga saya tidak menjadi ahli melakukannya.
Dipaparkan di hadapan saya, ketika saya masih duduk di SD kelas 5, bagaimana orangtua saya mengalami bangkrut, tetapi mereka tetap berpegang teguh kepada iman Katolik-nya.
Mereka tidak menghindari tanggungjawab sebagai orangtua, mesti tetap membesarkan ke-9 anaknya; bukan hanya menyediakan makan dan minum tetapi juga mewarisi iman, nilai-nilai spiritual dan karakteristik Katolik kepada anak-anaknya.

Saya tahu dan setuju, "Like father like son", "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya."
Agar anak-anak saya tidak terjatuh dalam perbuatan jahat seperti yang dilakukan oleh Daud, mengingini yang bukan miliknya, maka pertama-tama saya sendiri harus menjauhkan diri dari perbuatan semacam itu.
Jangan sampai saya malahan mewarisi hal buruk itu kepada anak-anak saya.
Saya telah menerimanya dari orangtua saya, makanya saya mesti mewarisinya kepada anak-anak saya, agar anak-anak saya itu kelak akan meneruskan kepada cucu-cucu saya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gerardus, Pengaku Iman
Gerardus adalah kakak santo Bernardus.  Ia mula-mula tidak mau masuk biara.  Tetapi setelah terluka dalam perang, ditawan dan secara ajaib dibebaskan, ia ikut adiknya dalam kehidupan membiara dalam pertapaan yang menganut aturan yang keras.  Ia meninggal dunia pada tahun 1138.
Santa Batildis, Pengaku Iman
Ketika masih gadis, ia dijual kepada seorang pejabat istana, tetapi kemudian ia dinikahi oleh raja.  Sepeninggal suaminya, ia memerintah sampai putranya dewasa dan menggantikannya sebagai raja.  Batildis kemudian menjadi suster biasa di Chelles, Prancis.  Ia meninggal dunia pada tahun 680.
Santa Maria Ward, Pengaku Iman
Maria Ward hidup antara tahun 1585-1645.  Puteri bangsawan Inggris ini berkali-kali terpaksa mengungsi karena ingin mengikuti Misa Kudus.  Sebab perayaan Ekaristi dilarang oleh Ratu Elisabeth.  Pada umur 20 tahun, ia melarikan diri ke Belgia untu masuk biara Klaris.  Ia mencoba dua kali, tetapi selalu gagal walaupun berusaha hidup setaat mungkin pada aturan biara.  Akhirnya ia mendirikan kumpulan wanita yang hidup bersama tanpa klausura atau pakaian biara.  Sebab, mereka mau kembali ke Inggris untuk memperkuat iman umat yang dianiaya.  Beberapa kali ia pulang, dikejar-kejar, dipenjarakan dan dihukum mati, namun dibebaskan lagi.  Ia kemudian kembali ke Belgia memimpin 'Putri-putri Inggris' dan berusaha mendapatkan pengakuan dari Sri Paus di Roma.  Di Munchen ia dipenjarakan sebagai orang bidaah, dan pada tahun 1631 'Suster-suster Jesuit'-nya dilarang oleh Paus.  Namun akhirnya direhabilitir dan perjuangannya supaya kaum wanita boleh merasul sama seperti pria diterima oleh pejabat Gereja yang masih berpikiran kolot.
Beato Sebastianus, Imam
Sebastianus berasal dari keluarga miskin.  Keluarganya sangat mengharapkan agar dia membantu menghidupi keluarganya.  Tetapi cita-citanya untuk menjadi seorang imam lebih menggugah dan menarik hatinya daripada keadaan keluarganya yang serba kekurangan itu.  Ia masuk Seminari dan mengikuti pendidikan imamat.  Banyak sekali tantangan yang ia hadapi selama masa pendidikan itu, terutama karena ia kurang pandai untuk menangkap semua mata pelajaran yang diajarkan.  Ia sendiri sungguh-sungguh insyaf akan kelemahannya.  Satu-satunya jalan keluar baginya untuk mengatasi kelemahannya dan dengan demikian bisa meraih keberhasilan ialan melipatgandakan usaha belajarnya.Perjuangannya yang gigih itu akhirnya memberikan kepadanya hasil akhir yang menyenangkan.  Ia mencapai cita-citanya menjadi imam.  Karyanya sebagai imam dimulainya di Torino.  Sebagaimana biasa, ia selalu melakukan tugasnya dengan rajin, sabar, bijaksana dan penuh cinta kepada umatnya.  Tarekatnya sungguh senang karena mendapatkan seorang anggota yang sungguh menampilkan diri sebagai tokoh teladan dalam perbuatan-perbuatan baik.  Selama 60 tahun ia mengabdikan diri kepda Tuhan, Gereja dan umatnya.Tuhan berkenan mengaruniakan kepadanya rahmat luar biasa yaitu kemampuan membuat mujizat.  Jabatan Uskup Torino yang ditawarkan kepadanya ditolaknya dengan rendah hati.  Ia lebih suka menjadi seorang imam biasa di antara umatnya.  Tentang hal ini Sebastianus berkata: “Apa artinya menjadi Abdi-abdi Tuhan? Artinya, mengutamakan kepentingan Tuhan daripada kepentingan pribadi; memajukan karya penyelamatan Allah dan kerajaanNya di antara manusia.  Semuanya itu harus dilakukan di tengah-tengah umat”. Imannya yang kokoh pada Allah dan kesetiaannya pada panggilan imamatnya, membuat dirinya menjadi satu terang dan kekuatan kepada sesamanya manusia, terlebih rekan-rekan imamnya se-tarekat.  Ia meninggal dunia pada tahun 1740.




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info

 

Liturgia Verbi 2016-01-29 Jumat.




Jumat Pekan Biasa III
29 Januari 2016



Bacaan Pertama
2Sam 11:1-4a.5-10a.13-17

"Daud menghina Allah dengan mengambil isteri Uria menjadi isterinya."

Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel:

Pada pergantian tahun, raja-raja biasanya maju berperang.
Pada waktu itu Daud menyuruh Yoab
maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel.
Mereka memusnahkan bangsa Amon dan mengepung kota Raba,
sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.

Sekali peristiwa pada waktu petang,
ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya,
ia berjalan-jalan di atas sotoh istana,
Maka tampaklah kepadanya dari atas sotoh itu
seorang perempuan sedang mandi;
wanita itu sangat elok rupanya.
Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata,
"Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu."
Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia.
Wanita itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia.
Kemudian pulanglah wanita itu ke rumahnya.
Lalu mengandunglah wanita itu,
dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud:
"Aku mengandung."

Lalu Daud mengirim utusan kepada Yoab mengatakan
"Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku."
Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud.
Ketika Uria masuk menghadap dia,
bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara
dan keadaan perang.
Kemudian berkatalah Daud kepada Uria,
"Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu."
Ketika Uria keluar dari istana,
maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja.
Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana
bersama hamba-hamba tuannya
dan tidak pergi ke rumahnya.
Maka diberitahukan kepada Daud, demikian:
"Uria tidak pergi ke rumahnya."
Keesokan harinya Daud memanggil Uria
untuk makan dan minum dengannya,
dan Daud membuatnya mabuk.
Pada waktu malam
keluarlah Uria untuk berbaring di tempat tidurnya,
bersama hamba-hamba tuannya.
Ia tidak pergi ke rumahnya.

Paginya Daud menulis surat kepada Yoab
dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria.
Ditulisnya dalam surat itu, demikian:
"Tempatkanlah Uria di barisan depan
dalam pertempuran yang paling hebat,
kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya,
supaya ia terbunuh mati."

Pada waktu Yoab mengepung kota Raba,
ia menyuruh Uria pergi ke tempat
yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa.
Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang
dan berperang melawan Yoab,
gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud;
juga Uria, orang Het itu, mati.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 51:3-4.5-6a.6bc-7.10-11,R:3a

Refren: Kasihanilah kami, ya Tuhan,
karena kami orang berdosa.

*Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu,
menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku.
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan tahirkanlah aku dari dosaku!

*Sebab aku sadar akan pelanggaranku,
dosaku selalu terbayang di hadapanku.
Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa,
yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.

*Maka, Engkau adil bila menghukum aku,
dan tepatlah penghukuman-Mu.
Sungguh, dalam kesalahan aku diperanakkan,
dalam dosa aku dikandung ibuku.

*Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita,
biarlah tulang yang Kauremukkan bangkit menari-nari!
Palingkanlah wajah-Mu dari dosaku,
hapuskanlah segala kesalahanku!



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.



Bacaan Injil
Mrk 4:26-34

"Kerajaan Surga seumpama orang yang menaburkan benih.
Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu ketika Yesus berkata,
"Beginilah hal Kerajaan Allah:
Kerajaan Allah itu seumpama orang
yang menaburkan benih di tanah,
malam hari ia tidur, siang hari ia bangun,
dan benih itu mengeluarkan tunas
dan tunas itu makin tinggi!
Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu!
Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah,
mula-mula tangkai, lalu bulir,
kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu.
Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit,
sebab musim menuai sudah tiba."
Yesus berkata lagi,
"Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu?
Atau dengan perumpamaan manakah
kita hendak menggambarkannya?
Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah.
Memang biji itu yang paling kecil
daripada segala jenis benih yang ada di bumi.
Tetapi apabila ia ditaburkan,
ia tumbuh dan menjadi lebih besar
daripada segala sayuran yang lain
dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar,
sehingga burung-burung di udara
dapat bersarang dalam rimbunannya."

Dalam banyak perumpamaan semacam itu
Yesus memberitakan sabda kepada mereka
sesuai dengan pengertian mereka,
dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka.
Tetapi kepada murid-murid-Nya
Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Bacaan Pertama hari ini cukup membuat saya kaget.
Daud berbuat jahat kepada Uria gara-gara ia mengingini isteri Uria.
Daud memerintahkan Uria maju ke medan perang yang "sulit menang" supaya Uria gugur.
Dengan demikian Daud leluasa memiliki isteri Uria.

Tuhan telah memilih Daud, menganugerahinya Takhta Daud bagi Daud dan segenap keturunannya, dan daripadanyalah akan lahir Raja yang akan memerintah selama-lamanya.
Tetapi Daud malah melakukan perbuatan jahat.
Ia telah menghina Tuhan.

"Sepandai-pandai tupai melompat, sekali-kali gawal juga."
Barangkali peribahasa ini bisa menggambarkan apa yang sedang dialami oleh Raja Daud.
Kata 'gawal' artinya kilaf, keliru, salah.
Dengan kata lain, manusia bisa saja berbuat khilaf, keliru atau salah.
Ungkapan ini tentu tidak untuk membenarkan bahwa manusia boleh khilaf lalu berbuat dosa.
Itulah yang dialami oleh Daud, kepincut oleh keelokan paras isteri Uria.
Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh iblis sehingga Daud akhirnya berbuat yang tak senonoh dan dianggap jahat di mata Tuhan.

Mengagumi kecantikan wanita yang bukan isterinya adalah godaan.
Menurut saya ini belum dapat dikatakan berdosa, karena tidak tergoda.
Tetapi jika tergoda, kemudian berpikiran ingin memilikinya, memiliki sesuatu yang bukan haknya, walau pun hanya di dalam hati atau pikirannya saja, ini dosa.
Apalagi kalau kemudian ia melakukan upaya-upaya untuk menyingkirkan halangan untuk memperoleh wanita itu, menghalalkan segala cara, termasuk menggunakan kekuasan atau uang untuk mendapatkannya, ini jelas tindakan dosa yang tak dapat dikatakan dosa ringan.
Apalagi kalau sampai melakukan seperti yang dilakukan Daud, berusaha menghilangkan nyawa orang lain demi tercapainya niat jahatnya, ini jelas dosa besar.

Godaan adalah upaya yang dilakukan iblis agar kita terjatuh ke dalam dosa.
Karena ini adalah upaya dari iblis, tentu bukan kita yang mesti mempertanggung-jawabkannya.
Tetapi jika kita tidak berusaha menolak godaan yang bisa datang kepada siapa saja itu, maka kita pun akan masuk ke dalam cobaan.
Di dalam cobaan, kita masih punya kesempatan untuk menyelamatkan diri.
Tetapi jika kita gagal mengatasi cobaan itu, terjatuh di dalamnya, maka sampailah kita dalam mara-bahaya.
Jika kita sudah sampai dalam mara-bahaya, maka sulitlah bagi kita untuk lolos dari jeratannya.

Oleh karena bahaya yang ditimbulkan dari godaan itu, maka sebaiknya kita jangan jadikan peribahasa di atas sebagai alasan atau pembenaran, karena itu akan membawa godaan menjadi cobaan.
Jika ini terjadi, seringkali kita merasa "no way back," lalu kita pun memutuskan relasi kita dengan Tuhan.

Godaan itu seperti api.
Api yang kecil bisa jadi berguna bagi kita, misalnya api dari kompor, lilin, obor atau yang lainnya.
Godaan itu berguna untuk terus-menerus kita mengasah iman kita, yang akan membuatnya menjadi semakin kokoh.
Tetapi api yang besar bisa membahayakan, bisa membakar habis rumah atau hutan.
Ada banyak hutan terbakar hanya gara-gara orang lalai membuang puntung rokok sembarangan.
Nah, padamkanlah api selagi ia masih kecil, ini lebih mudah.
Janganlah terjatuh dalam godaan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gildas Yang Bijaksana, Pengaku Iman
Gildas terkenal di dareah Celtic selama abad ke enam.  Ia mempunyai suatu pengaruh yang besar dan tetap terhadap perkembangan kehidupan monastik di negeri Irlandia.
Finnian dari Clonard (470-552) bersama banyak pemimpin Irlandia belajar di bawah bimbingan Gildas di Inggris.  Kemudian Gildas dibawa dari Wales ke Irlandia untuk mengajar di Sekolah Armagh.  Setelah mengajar beberapa tahun, ia diangkat sebagai rektor disekolah itu.  Pada tahun 540 ia kembali lagi ke Wales dan tinggal di pulau Flatholm, Inggris.
Gildas adalah seorang yang tulus dan beriman teguh.  Ia menuduh teman-temannya sebagai orang-orang yang menyangkal kebenaran iman Kristen.  Mereka dinamainya sebagai 'Pastor tak beriman yang menjual imamatnya dan pemimpin buta bagi para orang buta menuju kehancuran'.  Karyanya “De Ercidio Brutanniae” (Kehancuran Inggris) melukiskan pula pengetahuannya akan Kitab Suci dan karya-karya klasik.
Tahun-tahun terakhir kehidupannya, ia habiskan di sebuah pulau kecil, Morbihan Bay, Inggris.  Di sana ia meninggal dunia pada tahun 570.
Beato Joseph Freinademetz, Imam
Freinademetz lahri pada tanggal 15 April 1852 di Abtei, Tyrol Selatan, sebuah daerah di lembah pegunungan Alpen.  Semenjak kecil, ia bercita-cita menjadi imam.  Kedua orang tuanya merestui cita-citanya yang luhur itu.  Maka ia masuk Seminari untuk mengikuti pendidikan imamat.  Ia berhasil meraih cita-citanya tatkala ditahbiskan imam di Brixen pada tanggal 25 Juli 1875.
Karier imamatnya dimulai dengan menjadi Pastor di paroki Santo Martinus hingga tahun 1878.  Pada waktu itu Beato Arnold Janssen mendirikan sebuah serikat religius baru, yang dinamakan Societas Verbi Divini, Serikat Sabda Allah.  Serikat yang berkedudukan di Steyl, Belanda ini mengabdikan diri pada pendidikan iman-imam misionaris.  Freinademetz yang memiliki semangat missioner bergabung bersama Arnold Janssen untuk mengembangkan serikat ini.  Dia sendiri bercita-cita menjadi seorang misionaris di Tiongkok.  Untuk itu ia mempelajari bahasa Tionghoa dan adat istiadat bangsa Cina.
Cita-citanya ini terwujud ketika ia diutus sebagai misionaris ke negeri Tiongkok bersama rekannya Pater Anzer.  Pada tanggal 20 April 1879 mereka tiba di Hongkong.  Uskup Raymondi yang memimpin Gereja di Hongkong menerima mereka.  Tak lama kemudian Freinademetz ditempatkan di Propinsi Shantung.  Di sana ia bekerja bersama bruder Antonio, seorang biarawan Fransiskan.
Kemahirannya dalam berbahasa Tionghoa sungguh membantunya dalam pergaulan dengan umat setempat.  Ia dengan cepat dapat menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan umat di Shantung.  Kepribadiannya yang menarik, sifatnya yang rendah hati, rajin, sederhana dan berkemauan keras membuat dia sangat dicintai oleh umat baik yang dewasa maupun anak-anak.  Semuanya itu sungguh memudahkan dia dalam karya pewartaannya.
Ia dengan tekun mengunjungi desa-desa untuk mewartakan Injil dan melayani Sakramen, ditemani oleh seorang katekis.  Kepadanya selalu diberitahukan agar berhati-hati terhadap segala bahaya.  Tetapi ia tidak gentar sedikit pun terhadap bahaya apa saja, karena ia yakin bahwa Tuhan senantiasa menyertainya.
Ketia ia dengan gigih membela umatnya dari rongrongan kaum revolusioner, ia ditangkap dan disiksa secara kejam.  Tetapi semua penderitaan yang dialaminya tidak mengendurkan semangatnya untuk terus meneguhkan iman umatnya dan terus mewartakan Injil.  Dalam keadaan sengsara hebat itu, ia bahkan terus berkotbah untuk menyadarkan para penyiksanya akan kejahatan mereka.  Akhirnya dia dilepaskan kembali dan dibiarkan menjalankan tugasnya seperti biasa.  Setelah peristiwa itu, ia dipindahkan ke Shashien, sebuah paroki yang subur dan ramah penduduknya.  Di sana ia berhasil mempertobatkan banyak orang dengan kotbah dan pengajarannya.
Karena kepribadiannya dan keberhasilan yang diraihnya, ia diminta untuk menjadi Uskup.  Tetapi hal ini ditolaknya.  Akhirnya ia meninggal dunia pada tanggal 28 Januari 1908 karena serangan penyakit Typhus.




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info

 

Liturgia Verbi 2016-01-28 Kamis.




Kamis Pekan Biasa III
28 Januari 2016

PW S. Tomas dari Aquino, Imam dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
2Sam 7:18-19.24-29

"Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku?"

Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel:

Pada waktu itu
Nabi Natan menyampaikan sabda Allah kepada Daud.
Sesudah mendengar seluruh sabda itu,
masuklah Raja Daud ke dalam,
kemudian duduk di hadapan Tuhan sambil berkata,
"Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku,
sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?
Ini pun masih kurang di mata-Mu, ya Tuhan Allah!
Sebab itu Engkau telah bersabda juga
tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh
dan telah memperlihatkan kepadaku
serentetan manusia yang akan datang!
Engkau telah mengokohkan Israel
menjadi umat-Mu untuk selama-lamanya,
dan Engkau, ya Tuhan, menjadi Allah mereka.
Dan sekarang, ya Tuhan Allah,
tetaplah untuk selama-lamanya janji yang Kauucapkan
mengenai hamba-Mu ini dan mengenai keluargaku,
dan lakukanlah seperti yang Kaujanjikan itu.
Maka nama-Mu akan menjadi besar untuk selama-lamanya,
sehingga orang berkata:
Tuhan semesta alam ialah Allah atas Israel!
Maka keluarga hamba-Mu Daud akan tetap kokoh di hadapan-Mu.
Tuhan semesta alam, Allah Israel,
Engkau telah menyatakan kepada hamba-Mu ini, demikian:
Aku akan membangun keturunan bagimu.
Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri
untuk memanjatkan doa ini kepada-Mu.
Oleh sebab itu, ya Tuhan Allah,
Engkaulah Allah dan segala firman-Mu adalah kebenaran;
Engkau telah menjanjikan perkara yang baik ini kepada hamba-Mu.
Kiranya Engkau sekarang
berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini,
supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya.
Sebab, ya Tuhan Allah, Engkau sendirilah yang bersabda,
dan oleh karena berkat-Mu
keluarga hamba diberkati untuk selama-lamanya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 132:1-2.3-5.11.12.13-14,R:Luk 1:32b

Refren: Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya
takhta Daud, bapa leluhur-Nya.

*Ingatlah, ya Tuhan, akan Daud
dan akan segala penderitaannya.
Ingatlah bagaimana ia telah bersumpah kepada Tuhan,
dan telah bernazar kepada Yang Mahakuat dari Yakub:

*Sungguh, aku tidak akan masuk ke dalam kemah kediamanku,
dan tidak akan berbaring di ranjang petiduranku;
aku tidak akan membiarkan mataku tertidur
atau membiarkan kelopak mataku terlelap;
sampai aku mendapat tempat bagi Tuhan,
kediaman bagi Yang Mahakuat dari Yakub.

*Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud,
Ia tidak akan memungkirinya:
"Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu;
jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku,
dan pada peraturan yang Kuajarkan kepada mereka,
maka selamanya anak-anak mereka
akan duduk di atas takhtamu."

*Sebab Tuhan telah memilih Sion,
dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya:
"Inilah tempat peristirahatan-Ku selama-lamanya,
di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya."



Bait Pengantar Injil
Mzm 119:105

Sabda-Mu itu pelita bagi langkahku,
dan cahaya bagi jalanku.



Bacaan Injil
Mrk 4:21-25

"Pelita dipasang untuk ditaruh di atas kaki dian.
Ukuran yang kamu pakai akan dikenakan pula padamu."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan
di bawah gantang atau di bawah tempat tidur,
melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.
Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi
yang tidak akan dinyatakan,
dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.
Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar,
hendaklah ia mendengar!"
Lalu Ia berkata lagi,
"Camkanlah apa yang kamu dengar!
Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur
akan dikenakan pula padamu;
dan malah akan ditambah lagi!
Karena siapa yang mempunyai, akan diberi lagi,
tetapi siapa yang tidak mempunyai,
apa pun juga yang ada padanya akan diambil."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Kemarin kita telah mengetahui bahwa Tuhan menganugerahi takhta kerajaan kepada Daud, bukan hanya kepada Daud saja melainkan juga kepada anak cucu keturunan Daud, dan dari keturunannyalah akan tampil Sang Mesias.
Dari Bacaan Pertama hari ini kita mengetahui betapa Daud bersyukur atas kelimpahan berkat yang diberikan Tuhan kepadanya, dan semuanya itu dituangkannya di dalam doa syukur yang dipanjatkannya.

Daud dianugerahi paras yang elok, kekuatan yang besar sehingga mampu mengalahkan musuh-musuhnya, dan bahkan diurapi untuk menjadi raja atas bangsa Israel.
Daud bukan keturunan raja, ia hanyalah "anak kampung" dari Betlehem tetapi berhasil mengukir prestasi gemilang.
Pantaslah kalau Daud sangat bersyukur atas kelimpahan berkat ini, "Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?"

Saya menghindari untuk mengatakan kalau Daud itu orang yang beruntung atau bernasib baik.
Umumnya manusia, akan merasa berkesusahan kalau sesuatu terjadi tidak seperti yang diharapkannya, bergelut dalam kesusahannya dan melupakan sukacita dan anugerah yang telah diterimanya.
Daud tentu mengalami hal-hal buruk dalam hidupnya, tetapi ia tidak mempermasalahkan kesusahannya, ia malah memanjatkan doa syukur atas semua berkat yang diterimanya dari Tuhan, tidak mengingat-ngingat kesusahan yang dialaminya.
Sebagai anak bungsu, semestinya Daud pantas merasa irihati terhadap kakak-kakaknya yang menjadi perajurit dengan pakaian yang gagah, sementara ia hanya menjadi penggembala domba.
Kakak-kakaknya dihormati orang sementara ia mesti berjuang melawan binatang buas yang hendak memangsa ternaknya.
Ketika ingin maju untuk melawan Goliat, orang-orang malah menertawakan dia, memandang rendah dirinya, tapi Daud tak perduli dan tetap berusaha mewujudkan keinginannya untuk mengalahkan Goliat.
Daud juga sempat hidup susah ketika Saul mengancam akan membunuhnya, ketika Saul mengejar-ngejar dia untuk dibunuh.

Marilah kita belajar dari kisah Daud ini.
Janganlah kita hanya pandai berkeluh-kesah terhadap apa yang telah dan sedang kita hadapi, lalu melupakan berkat yang telah dan akan kita terima.
Marilah kita menjadi percaya bahwa Bapa di Surga mengasihi kita, dan marilah kita mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya.
Kita ini lebih berharga daripada burung-burung di langit yang tidak menabur, tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal di lumbung.
Kita in ilebih berharga daripada bunga bakung yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, lebih berharga dari rumput yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api.
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Thomas dari Aquino, Imam dan Pujangga Gereja
Thomas lahir di Aquino, dekat Monte Cassino, Italia pada tahun 1225. Keluarganya adalah sebuah keluarga bangsawan yang kaya raya. Ayahnya, Pangeran Landulph, berasal dari Aquino, sedang ibunya, Theodora, adalah putri bangsawan dari Teano. Ketika berusia 5 tahun, Thomas dikirim belajar pada para rahib Benediktin di biara Monte Cassino. Di sana Thomas memperlihatkan suatu kepandaian yang luar biasa. Ia rajin belajar dan tekun berefleksi serta tertarik pada segala sesuatu tantang Tuhan. Ketika berusia 14 tahun, Abbas Monte Cassino, yang kagum atas kecerdasan Thomas, mengirim dia belajar di Universitas Napoli.  Di universitas itu, Thomas berkembang pesat dalam pelajaran filsafat, logika, tatabahasa, retorik, musik dan matematika. Ia bahkan jauh lebih pintar dari guru-gurunya pada masa itu. Di Napoli, untuk pertama kalinya dia bertemu dengan karya-karya Aristoteles yang sangat mempengaruhi pandangan-pandangannya di kemudian hari. Thomas yang tetap menjauhi semangat duniawi dan korupsi yang merajalela di Napoli, segera memutuskan untuk menjalani kehidupan membiara. Ia tertarik pada corak hidup dan karya pelayanan para biarawan Ordo Dominikan yang tinggal di sebuah biara dekat kampus universitas, tempat dia belajar. VERITAS ("Kebenaran") yang menjadi motto para biarawan Dominikan sangat menarik hati Thomas. Keluarganya berusaha menghalang-halangi dia agar tidak menjadi seorang biarawan Dominikan. Mereka lebih suka kalau Thomas menjadi seorang biarawan Benediktin di biara Monte Cassino. Untuk itu berkat pengaruh keluarganya, dia diberi kedudukan sebagai Abbas di Monte Cassino. Tetapi Thomas dengan gigih menolak hal itu. Agar bisa terhindar dari campurtangan keluarganya, ia pergi ke Paris untuk melanjutkan studi. Tetapi di tengah jalan, ia ditangkap oleh kedua kakaknya dan dipenjarakan di Rocca Secca selama dua tahun. Selama berada di penjara itu, keluarganya memakai berbagai cara untuk melemahkan ketetapan hatinya. Meskipun demikian Thomas tetap teguh pada pendirian dan panggilannya. Di dalam penjara itu, Thomas menceritakan rahasianya kepada seorang sahabatnya, bahwa ia telah mendapat rahmat istimewa. Ia telah berdoa memohon kemurnian budi dan raga pada Tuhan. Dan Tuhan mengabulkan permohonannya dengan mengutus dua orang malaekat untuk meneguhkan dia dan membantunya agar tidak mengalami cobaan-cobaan yang kotor dan berat. selama berada di penjara, Thomas diijinkan membaca buku-buku rohani dan terus mengenakan jubah Ordo Dominikan. Ia menggunakan waktunya untuk mempelajari Kitab Suci, Metafisika Aristoteles dan buku-buku dari Petrus Lombardia. Ia sendiri membimbing saudarinya dalam merenungkan Kitab Suci hingga akhirnya tertarik juga  menjadi seorang biarawati. Akhirnya keluarganya menerima kenyataan bahwa Thomas tidak bisa dipengaruhi. Mereka membebaskan Thomas dan membiarkan dia meneruskan panggilannya sebagai seorang biarawan Dominikan. Untuk sementara Thomas belajar di Paris. Ia kemudian melanjutkan studinya di Cologna, Jerman di bawah bimbingan Santo Albertus Magnus, seorang imam Dominikan yang terkenal pada masa itu.  Di Cologna, Thomas ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1250. Pada tahun 1252 ia diangkat menjadi professor di Universitas Paris dan tinggal di biara Dominikan Santo Yakobus.  Ia mengajar Kitab Suci dan lain-lainnya di bawah bimbingan seorang professor kawakan. Tak seberapa lama Thomas terkenal sebagai seorang pujangga yang tak ada bandingannya pada masa itu. Ia jauh melebihi Albertus Magnus pembimbingnya di Cologna dalam pemikiran dan kebijaksanaan.  Tulisan-tulisannya menjadi harta Gereja yang tak ternilai hingga saat ini. Taraf kemurnian hatinya tidak kalah dengan ketajaman akal budinya yang mengagumkan; kerendahan hatinya tak kalah dengan kecerdasan budi dan kebijaksanaannya. Oleh karena itu, Thomas diberi gelar " Doctor Angelicus", yang berarti "Pujangga Malaekat". Pada tahun 1264 ia ditugaskan oleg Sri Paus Urbanus IV (1261-1264) untuk menyusun teks liturgi Misa dan Ofisi pada pesta Sakramen Mahakudus. lagu-lagu hymne (pujian) antara lain "Sacris Solemniis" dan "Lauda Sion" menunjukkan keahliannya dalam Sastra Latin dan Ilmu Ketuhanan. Dalam suatu penampakan, Yesus Tersalib mengatakan kepadanya : "Thomas, engkau telah menulis sangat baik tentang DiriKu. Balasan apakah yang kauinginkan daripadaKu?" Thomas menjawab : "Tidak lain hanyalah DiriMu!" Dalam perjalanannya untuk menghadiri konsili di Lyon, Prancis, Thomas meninggal dunia di Fossa Nuova pada tahun 1274.
Santo Karolus Agung, Raja dan Pengaku Iman
Karolus hidup antara tahun 742-814.  Ia dikenal sebagai seorang negarawan dan kaisar Franken yang gigih membela kepausan.  Sebagai ahli perang ia berhasil menyatukan hampir seluruh Eropa Barat dan Tengah di bawah pemerintahannya.  Karolus Agung memajukan banyak biara Benediktin dan sekolah, katedral serta mendirikan keuskupan-keuskupan.  Ia menarik para ilmuwan ke istana dan memberikan semangat kepada para seniman.  Hidup pribadinya tidak begitu mulus, namun ia dihormati sebagai 'santo' di keuskupan Aachen, Jerman.
Santo Petrus Nolaskus, Pengaku Iman
Petrus lahir tahun 1182 dari keluarga bangsawan Nolasco.  Menjelang umur 25 tahun, ia dipaksa menikahi gadis pilihan orang tuanya namun dengan tegas ia menolak paksaan itu karena ia sudah menjanjikan kemurnian dirinya dan mempercayakan segala harta miliknya kepada Tuhan.
Di masa hidupnya bangsa Moor yang beragama Islam menguasai sebagian besar negeri Spanyol.  Perdagangan budak belian yang diambil dari Afrika Utara merupakah salah satu praktek kekafiran yang paling mencolok dari bangsa ini.  Petrus menaruh keprihatinan besar pada nasib orang-orang Afrika Utara yang menjadi budak belian itu, terutama mereka yang telah menjadi Kristen.  Semangat imannya untuk membebaskan orang-orang itu dari cengkeraman orang Moor bergejolak kuat dalam batinnya.  Akhirnya didorong oleh suatu penglihatan ajaib, Petrus bersama Raymundus Penafort dan raja Yakobus dari Aragon mendirikan 'Ordo Pembebas Hamba Sahaya'.  Mereka mempersembahkan ordo ini kepada perlindungan Santa Perawan Maria.  Dengan semangat iman dan cinta kasih sejati, ia bersama rekan-rekannya berhasil membebaskan banyak orang Kristen (tercatat 890 orang) dari belenggu perbudakan dan dari penjara-pernjara Islam.  Petrus bahkan mempertobatkan pemimpin-pemimpin Moor.
Semangat kerasulannya menarik banyak orang awam untuk turut serta bersamanya membebaskan sesamanya dari belenggu perbudakan dan belenggu dosa.  Selama 25 tahun Petrus mengabdikan dirinya dalam karya pembebasan budak belian itu.  Semangatnya yang meluap-luap dalam karyanya itu akhirnya terbentur dengan keadaan kesehatannya yang terus merosot karena termakan usia dan beratnya tugas penyelamatan itu.  Setelah ia mengamalkan iman dan cinta kasih Kristiani melalui tindakan serta teladan hidupnya, Petrus Nolaskus meninggal dunia tepat pada hari raya Natal tahun 1256.
Manfredus, Pengaku Iman
Manfredus gemar membaca riwayat hidup para pertapa dan rahib sehingga sesudah ditahbiskan menjadi imam – dengan berkat uskupnya – ia menjadi pertapa di sebuah gua di pegunungan Alpen.  Ia berpuasa keras dan berdoa terus menerus, sehingga banyak orang minta didoakan olehnya.  Manfredus meninggal dunia pada tahun 1430.




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info

 

Liturgia Verbi 2016-01-27 Rabu.




Rabu Pekan Biasa III
27 Januari 2016

PF S. Angela Merici, Perawan



Bacaan Pertama
2Sam 7:4-17

"Aku akan membangkitkan keturunanmu,
dan Aku akan mengokohkan kerajaannya."

Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel:

Waktu itu Raja Daud ingin mendirikan rumah bagi Tuhan.
Maka datanglah sabda Tuhan kepada Natan, demikian:
"Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud:
Beginilah firman Tuhan:
Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku?
Tidak pernah Aku diam dalam rumah
sejak Aku menuntun orang Israel dari Mesir sampai hari ini,
tetapi Aku selalu mengembara dalam kemah sebagai kediaman.
Selama Aku mengembara bersama-sama seluruh orang Israel,
pernahkah kepada salah seorang hakim orang Israel,
yang Kuperintahkan menggembalakan umat-Ku,
Aku bersabda:
Mengapa kamu tidak mendirikan bagi-Ku rumah dari kayu aras?
Oleh sebab itu, katakanlah begini kepada hamba-Ku Daud:
Beginilah sabda Tuhan semesta alam:
Akulah yang mengambil engkau dari padang,
ketika menggiring kambing domba!
Engkau Kuambil untuk Kujadikan raja atas umat-Ku Israel.
Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani,
dan telah melenyapkan segala musuhmu dari hadapanmu.
Aku membuat besar namamu
seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi.
Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya,
sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri
dengan tidak lagi dikejutkan atau pun ditindas
oleh orang-orang lalim seperti dahulu,
sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel.
Aku mengaruniakan keamanan kepadamu
terhadap semua musuhmu.
Juga diberitahukan Tuhan kepadamu:
Tuhan akan memberikan keturunan kepadamu.
Apabila umurmu sudah genap
dan engkau telah mendapat perhentian
bersama dengan nenek moyangmu,
maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian,
anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya.
Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku
dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya
untuk selama-lamanya.
Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi Putra-Ku.
Apabila ia melakukan kesalahan,
maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang
dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia.
Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya,
seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul,
yang telah Kujauhkan dari hadapanmu.
Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh
untuk selama-lamanya di hadapan-Ku,
takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."

Tepat seperti perkataan ini dan tepat seperti penglihatan ini
Natan berbicara kepada Daud.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 89:4-5.27-28.29-30,R:29a

Refren: Bagi dia Aku akan memelihara kasih setia-Ku
untuk selama-lamanya.

*Engkau berkata,
"Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku,
Aku hendak bersumpah kepada Daud, hamba-Ku:
Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya
dan membangun takhtamu turun-temurun."

*Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau,
Allahku dan gunung batu keselamatanku."
Aku pun akan mengangkat dia menjadi anak sulung,
menjadi yang tertinggi di antara raja-raja bumi.

*Untuk selama-lamanya
Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia,
dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh.
Aku akan menjamin kelestarian anak cucunya sepanjang masa,
dan takhtanya seumur langit.



Bait Pengantar Injil


Benih itu melambangkan sabda Allah
penaburnya ialah Kristus.
Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selamanya.



Bacaan Injil
Mrk 4:1-20

"Seorang penabur keluar untuk menabur."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus mengajar di tepi danau Galilea.
Maka datanglah orang yang sangat besar jumlahnya
mengerumuni Dia,
sehingga Ia terpaksa naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh,
lalu duduk di situ,
sedangkan semua orang banyak itu ada di darat,
di tepi danau itu.
Dan Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka
dalam bentuk perumpamaan.
Dalam ajaran-Nya itu Yesus berkata kepada mereka:
"Dengarlah! Ada seorang penabur keluar untuk menabur.
Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan,
lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu,
yang tidak banyak tanahnya,
lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
Tetapi sesudah matahari terbit,
layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri,
lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati,
sehingga benih itu tidak berbuah.
Dan sebagian jatuh di tanah yang baik,
lalu tumbuh dengan subur dan berbuah,
hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat,
ada yang enam puluh kali lipat,
ada yang seratus kali lipat."
Dan Yesus bersabda lagi,
"Siapa mempunyai telinga untuk mendengar,
hendaklah ia mendengar!"
Ketika Yesus sendirian,
pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid
menanyakan arti perumpamaan itu.
Jawab-Nya, "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah,
tetapi kepada orang-orang luar
segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,
supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menangkap,
sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti,
biar mereka jangan berbalik dan mendapat ampun."
Lalu Yesus berkata kepada mereka,
"Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini?
Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami
semua perumpamaan yang lain?
Penabur itu menaburkan sabda.
Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat sabda itu ditaburkan,
ialah mereka yang mendengar sabda,
lalu datanglah Iblis dan mengambil sabda
yang baru ditaburkan di dalam mereka.
Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu,
ialah orang-orang yang mendengar sabda itu
dan segera menerimanya dengan gembira,
tetapi sabda itu tidak berakar dan tahan sebentar saja.
Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan
karena sabda itu, mereka segera murtad.
Dan yang lain, yang ditaburkan di tengah semak duri,
ialah yang mendengar sabda itu,
tetapi sabda itu lalu dihimpit oleh kekuatiran dunia,
tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain
sehingga sabda itu tidak berbuah.
Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik,
ialah orang yang mendengar dan menyambut sabda itu lalu berbuah,
ada yang tiga puluh kali lipat,
ada yang enam puluh kali lipat,
dan ada yang seratus kali lipat."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Daud merasa resah.
Ia tinggal di istana yang megah sementara tabut Allah hanya menempati sebuah tenda.
Maka Daud merencanakan akan membangun Bait Allah.
Tetapi Tuhan, melalui perantaraan Natan, menyampaikan pesan yang panjang-lebar kepada Daud, sebagaimana yang kita baca pada Bacaan Pertama, justru Tuhanlah yang akan membangun takhta bagi Daud.

Salomo, penerus Daud, memang berhasil membangun Bait Allah, tetapi yang dimaksudkan Tuhan bukanlah dalam arti fisik bangunan.
Bahwa dari keturunan Daudlah akan datang Dia yang akan menempati Takhta Daud, yang akan memimpin sampai selama-lamanya, yakni Yesus Kristus.
"Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya," demikianlah Tuhan bersabda.

Umat Israel menanti-nantikan janji Tuhan ini dalam waktu yang sangat lama, berabad-abad lamanya.
Sampai Daud beranak-cucu sebanyak 28 keturunan, barulah Tuhan memenuhi janji-Nya itu.
Pemenuhan janji secara total karena yang diutus-Nya itu tak lain adalah Putera-Nya sendiri, Yesus Kristus.

Tentu tidak dilarang untuk membangun gereja yang megah dan mewah.
Apalagi sebagian umat sekarang ini maunya gereja yang nyaman, ber-AC, serta dapat mengangkat harkat sebagai umat dari gereja tersebut.
Sama seperti pemikiran Daud, Tuhan perlu memiliki "rumah" yang megah dan dapat dibanggakan.
Untuk itu, dan bila perlu, siapa saja mesti menjadi donatur untuk menutupi biaya pembangunannya.
Sementara segelintir orang malahan mengutil dana yang terkumpul, untuk dibawa pulang bagi keperluan pribadinya.
Supaya membanggakan, acara pemberkatannya harus spektakuler, sekali pun dengan resiko menelan biaya yang besar, dan bila perlu mengutang.

Saya bangga menjadi seorang Katolik, tetapi bukan karena memiliki bangunan gereja yang megah, melainkan karena Injil telah menjadikan saya lebih baik, setidaknya ada kesempatan yang dibukakan kepada saya untuk berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya, walaupun bisa jadi masih belum baik menurut ukuran orang.

Gereja di Paroki saya terdiri dari bangungan yang sederhana, semacam balai pertemuan rakyat yang terbuka dan tanpa AC, dengan sound system berkualitas pas-pasan.
Umatnya pun bersahaja, berbeda dengan salah satu gereja yang pernah saya kunjungi, di mana saya sulit membedakan apakah saya sedang di gereja atau di sebuah mall karena bangunan fisiknya mirip dan banyak umat berpakaian pesta dan ada yang malah berpakaian seksi.

Dahulu bahkan, sebelum dilarang, setiap hari Minggu saya mengajak keluarga saya untuk mengikuti Misa di sebuah kapel di rumah retret.
Anak-anak kami, yang ketika itu masih kecil-kecil, lebih senang di sana karena bisa bertemu dengan teman-teman sekolahnya.
Saya juga merasa senang karena saya tidak sedang memilih bangungan fisik gereja melainkan sedang mencari Tuhan, makanya pastor yang kotbah serasa seperti Tuhan sendiri yang berbicara.

Belakangan, setelah adanya anjuran agar umat datang ke paroki masing-masing untuk mengikuti Misa Minggu, maka perayaan Ekaristi tak lagi diselenggarakan di tempat itu.
Banyak orang menjadi kecewa, dan ada yang marah, bahkan ada yang memutuskan "pindah" ke gereja non-Katolik atau memutuskan tidak pergi ke gereja alias tinggal di rumah.

Saya juga kecewa, karena di tempat itulah saya menerima siraman rohani setiap minggu.
Di samping kecewa, saya sekaligus merasa senang ketika menyadari bahwa berjumpa Tuhan bisa di mana saja.
Tuhan rindu berjumpa dengan kita di mana saja, sepanjang kita memang menghendakinya.
Betapa agungnya kasih Tuhan itu!



Peringatan Orang Kudus
Santa Angela Merici, Perawan
Angela Merici lahir di Desenzano del Garda, Lombardia, Italia Utara pada tanggal 21 Maret 1474.  Sepeninggal ibunya, Angela bersama kakaknya dipelihara oleh pamannya.  Ketika itu Angela berumur 10 tahun.  Bimbingan pamannya berhasil membentuk Angela dan kakaknya menjadi orang-orang yang patuh dan taat agama.
Sepeninggal kakaknya, Angela masuk Ordo Ketiga Santo Fransiskus.  Kemudian ia kembali ke Desenzano setelah pamannya meninggal dunia pada tahun 1495.  Di Desenzano ia mengalami suatu penglihatan di mana ia sedang mengajar agama kepada pemudi-pemudi.  Penglihatan ini memberi semangat baginya untuk mendirikan sebuah perkumpulan untuk para pemudi.  Untuk maksud itu, ia mengumpulkan beberapa kawannya untuk mengajar anak-anak gadis.  Pada tahun 1516, Angela pindah ke Brescia dan mendirikan sebuah sekolah.  Karya pendidikannya berkembang pesat dan disenangi banyak orang.
Banyak kaum wanita diajaknya untuk membantu dia dalam karya pendidikan itu.  Bersama wanita-wanita ini, Angela mendirikan sebuah perkumpulan di bawah perlindungan Santa Ursula.  Wanita-wanita yang menjadi anggota perkumpulannya dibiarkan tetap tinggal dengan keluarganya, agar supaya mereka tetap berhubungan dengan dunia luar.  Hal yang dituntut dari mereka ialah kesediaan melaksanakan tugas-tugas dengan penuh semangat.
Pengesahan dari Takhta Suci atas perkumpulan yang didirikan Angela tidak cepat diberi.  Sambil menanti pengesahan Sri Paus, Angela berziarah ke Tanah Suci Yerusalem.  Dalam perjalanannya itu, ia mengalami kejadian pahit ini: kedua matanya tiba-tiba menjadi buta.  Namun peristiwa ini tidak mengendurkan semangatnya untuk mengunjungi Tanah Suci.  Ia melanjutkan perjalanannya sambil meyerahkan diri sepenuhnya pada penyelenggaraan ilahi.  Imannya dibalas Tuhan dengan suatu mujizat.  Penglihatannya pulih kembali ketika kembali dari ziarah itu, tepat di tempat mana dia mengalami kebutaan.
Kira-kira pada tahun 1533, datang lagi 12 orang wanita untuk membantu Angela dalam usaha pendidikan anak-anak miskin dan buta huruf.  Mereka berpindah ke sebuah rumah dekat gereja Santa Afra di Brescia.  Di sini ia mulai membentuk sebuah Ordo baru, yang disebutnya Ordo Ursulin.
Sri Paus Paulus III (1534-1549) mengesahkan ordo ini pada tanggal 25 November 1535.  Angela sendiri diangkat menjadi pemimpin ordo hingga hari kematiannya pada tanggal 27 Januari 1540 di Brescia, dekat Desenzano.  Pada tanggal 30 April 1768, Sri Paus Klemens XIII (1758-1769) menggelari dia 'Beata' (=Yang Bahagia) dan kemudian digelari 'Santa' pada tanggal 31 Mei 1807 oleh Sri Paus Pius VII (1800-1823).




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info