Liturgia Verbi 2016-01-24 Minggu.




Minggu Biasa III
24 Januari 2016



Bacaan Pertama
Neh 8:3-5a.6-7.9-11

"Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas,
dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti."

Pembacaan dari Kitab Nehemia:

Sesudah umat Israel kembali dari pembuangan,
pada hari pertama bulan ketujuh,
imam Ezra membawa kitab Taurat ke depan jemaat,
pria, wanita dan semua yang dapat mendengar dan mengerti.
Ia membacakan beberapa bagian dari kitab itu
di halaman di depan Gerbang Air
dari pagi sampai tengah hari
di hadapan pria, wanita dan semua orang yang dapat mengerti.
Dengan penuh perhatian
seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu.

Adapun Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas mimbar kayu
yang dibuat khusus untuk peristiwa itu.
Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat,
karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang.
Pada waktu ia membuka kitab itu, semua orang bangkit berdiri.
Lalu Ezra memuji Tuhan, Allah yang mahaagung,
dan semua orang menyahut, "Amin! Amin!"
sambil mengangkat tangan.
Kemudian mereka berlutut
dan sujud menyembah kepada Tuhan dengan muka sampai ke tanah.

Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas,
dengan diberi keterangan-keterangan,
sehingga pembacaan dimengerti.

Lalu Nehemia, kepala daerah, dan imam Ezra, ahli kitab itu,
serta orang-orang Lewi yang mengajar jemaat,
berkata kepada seluruh hadirin,
"Hari ini adalah kudus bagi Tuhan Allahmu.
Jangan kamu berdukacita dan menangis!"
karena semua orang itu menangis
ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat.

Lalu berkatalah Imam Ezra kepada mereka,
"Pergilah, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis;
dan berikanlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa!
Sebab hari ini kudus bagi Tuhan kita!
Jangan bersusah hati,
sebab sukacita karena Tuhanlah perlindunganmu!"

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 19:8.9.10.15,R:Yoh 6:63c

Refren: Sabda-Mu, ya Tuhan,
adalah roh dan kehidupan.

*Taurat Tuhan itu sempurna,
menyegarkan jiwa;
peraturan Tuhan itu teguh,
memberikan hikmat kepada orang bersahaja.

*Titah Tuhan itu tepat,
menyukakan hati;
perintah Tuhan itu murni,
membuat mata berseri.

*Takut akan Tuhan itu suci,
tetap untuk selama-lamanya;
hukum-hukum Tuhan itu benar,
adil selalu.

*Mudah-mudahan Engkau sudi
mendengarkan ucapan mulutku,
dan berkenan akan renungan hatiku,
ya Tuhan, gunung batu dan penebusku!



Bacaan Kedua
1Kor 12:12-30

"Kamu semua adalah tubuh Kristus,
dan masing-masing adalah anggotanya."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
seperti halnya tubuh itu satu dan anggotanya banyak,
dan semua anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh saja,
demikian pula Kristus.
Sebab kita semua,
baik orang Yahudi maupun orang Yunani,
baik budak maupun orang merdeka,
telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh,
dan juga diberi minum dari satu Roh.

Karena tubuh pun tidak terdiri atas satu anggota saja,
tetapi atas banyak anggota.
Andaikata kaki berkata,
"Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh",
benarkah ia tidak termasuk tubuh?
Dan andaikata telinga berkata,
"Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh",
benarkah ia tidak termasuk tubuh?
Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata,
di manakah pendengaran?
Andaikata seluruhnya telinga,
di manakah penciuman?
Tetapi Allah telah memberikan kepada semua anggota,
masing-masing secara khusus,
suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
Andaikata semuanya adalah satu anggota,
di manakah tubuh?
Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.

Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan,
"Aku tidak membutuhkan engkau!"
Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki,
"Aku tidak membutuhkan engkau!"
Justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah,
malah paling dibutuhkan.
Kepada anggota-anggota tubuh
yang menurut pandangan kita kurang terhormat,
kita berikan penghormatan khusus.
Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok,
kita berikan perhatian khusus;
hal ini tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok.
Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa,
sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia
diberikan penghormatan khusus,
supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh,
tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
Karena itu jika satu anggota menderita,
semua anggota turut menderita;
jika satu anggota dihormati,
semua anggota turut bersukacita.

Kamu semua adalah tubuh Kristus,
dan masing-masing adalah anggotanya.
Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat:
Pertama sebagai rasul,
kedua sebagai nabi,
ketiga sebagai pengajar.
Selanjutnya Ia menetapkan juga:
mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat,
untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin,
dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.
Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar?
Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat?
atau untuk menyembuhkan,
atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh,
atau untuk menafsirkan bahasa roh?

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Luk 4:18-19

Tuhan Allah telah mengutus Aku
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin,
dan memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan.



Bacaan Injil
Luk 1:1-4;4:14-21

"Pada hari ini genaplah nas Kitab Suci."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita
tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,
seperti yang disampaikan kepada kita oleh saudara-saudara
yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.
Karena itu,
setelah menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama
dari awal mulanya,
aku mengambil keputusan
untuk membukukannya dengan teratur bagimu.
Dengan demikian engkau dapat mengetahui,
bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.

Sesudah dicobai Iblis di padang gurun,
dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea.
Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu.
Selama di situ Ia mengajar di rumah-rumah ibadat
dan semua orang memuji Dia.
Lalu Yesus datang ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan.
Dan menurut kebiasaan-Nya,
pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat,
lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya,
dan setelah membukanya,
Ia menemukan nas di mana ada tertulis:
   Roh Tuhan ada pada-Ku,
   oleh sebab Ia telah mengurapi Aku,
   untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin;
   dan Ia telah mengutus Aku
   untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan,
   dan penglihatan bagi orang-orang buta;
   untuk membebaskan orang-orang yang tertindas,
   untuk memberitakan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang.
Kemudian Yesus menutup kitab itu,
mengembalikannya kepada pejabat, lalu duduk;
dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
Lalu Yesus memulai mengajar mereka, kata-Nya,
"Pada hari ini genaplah nas tadi
sewaktu kamu mendengarnya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Nehemia hidup di zaman yang sama dengan nabi Ezra, yakni sekitar 400 tahun SM.
Nehemia memulai karirnya sebagai juru minuman di istana raja Persia, lalu mendapat kepercayaan menjadi gubernur di Yerusalem, dengan tugas utama membangun kembali tembok Yerusalem.
Sempat tinggal lagi di Persia beberapa waktu, kemudian diangkat menjadi gubernur Yehuda.

Bangsa Israel telah diperbolehkan kembali dari pembuangan di Babel dan Persia, sehingga mereka patut bersukacita atas anugerah Tuhan ini.
Dalam suasana sukacita, nabi Ezra berkata, "Pergilah, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis; dan berikanlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa!"
Boleh kok mengungkapkan perasaan sukacita dengan makanan enak, tetapi kalau setiap hari bersukacita, repot juga kalau setiap hari makan yang lezat-lezat, karena berdampak pada kesehatan jasmani dan mungkin juga dompet.

Nah, yang menarik untuk dibaca kembali, "Berikanlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa!"
Ini memang menarik.
Ketika kita bersukacita, boleh dan baik kalau kita berbagi sukacita kepada kerabat dengan dan handai-taulan.
Jangan kesusahan saja yang kita bagikan kepada orang lain, tetapi ketika senang malah lupa berbagi.
Nabi Ezra ingin yang lebih dari sekedar berbagi kepada kerabat dan handai-taulan.
Ia meminta untuk membagikan juga kepada yang berkekurangan, yang tak dapat menyediakan sendiri makanan lezat untuk turut bersukacita.

Saya teringat akan masa kecil saya.
Menjelang hari Natal, ibu saya membuat kue dan penganan lain untuk dibagi-bagikan kepada para tetangga.
Ketika itu saya belum memahami kalau kami sedang berbagi sukacita Natal kepada para tetangga yang seluruhnya beragama lain, makanya saya tidak senyum ketika menyerahkan bingkisan itu, malah tidak jarang sambil cemberut.

Begitu pula ketika tetangga merayakan hari rayanya, mereka juga mengirim sesuatu kepada kami, biasanya makanan tradisional atau buah-buahan.
Setiap kali menerima bingkisan dari tetangga, ibu saya mengembalikan tempat yang digunakan dengan mengisikan gula se pelastik.

Sekarang saya mengerti, itulah yang disebut hidup rukun berdampingan sekali pun dengan keyakinan berbeda.
Tradisi saling berbagi itu di kampung saya disebut sebagai "Ngejot".
Nampaknya berbeda dengan tradisi parsel sekarang ini.
Kalau ada orang beragama lain yang merayakan hari rayanya, kita tidak menerima bingkisan dari mereka, melainkan kitalah yang mengirim parsel kepada mereka, sehingga terkesan seperti gratifikasi.
Ngejot berbeda, yang berhari raya yang mengirim bingkisan sehingga jauh dari kesan gratifikasi, melainkan wujud berbagi sukacita.

Sekali pun Anda bukan orang Bali, salahkah kalau tradisi Ngejot itu dilakukan, sebagai pengganti parsel?
Bukan ngejot yang penting, melainkan berbagi sukacitalah yang penting.



Peringatan Orang Kudus
Santo Felisianus dan Primus, Martir
Riwayat hidup Felisianus dan Primus tidak banyak diketahui.  Yang diketahui bahwa keduanya bersaudara kandung.  Sebagai orang Kristen, kedua bersaudara ini sangat rajin menjalankan kewajiban imannya.  Karena hal ini mereka ditangkap dan dibuang ke tengah-tengah singa-singa lapar di Kolloseum di Roma.  Bentuk siksaan terhadap orang-orang Kristen seperti ini sudah lazim dilakukan pada zaman itu.  Tetapi Tuhan melindungi Felisianus dan Primus dari keganasan singa-singa lapar itu.  Mereka tidak diterkam, tetapi sebaliknya singa-singa itu berbaring di dekat mereka.
Melihat kejadian aneh itu, para serdadu semakin gusar terhadap kedua bersaudara ini.  Sebagai gantinya, Felisianus dan Primus dipenggal kepalanya.  Peristiwa naas itu terjadi pada tahun 286.
Santo Fransiskus dari Sales, Uskup dan Pujangga Gereja
Fransiskus lahir di Savoya pada tanggal 21 Agustus 1567.  Semenjak kecil ia sudah menunjukkan bakat-bakat luar biasa.  Hal ini kemudian terlihat dalam hasil studinya di sekolah.  Pendidikan Filsafat dan Sastera di Universitas Paris diselesaikannya dengan gemilang.  Setelah itu, ia melanjutkan studi di bidang Hukum di Universitas Padua hingga meraih gelar doctor.
Tuhan mempunyai rencana khusus atas diri Fransiskus.  Fransiskus sendiri telah merasakan panggilan Allah ini.  Setelah lama mempertimbangkan panggilan itu, ia lalu memutuskan untuk mengikuti suara Tuhan itu.  Orang-tuanya tidak menyetujui keputusan hatinya.  Tetapi mereka pun tidak berdaya untuk membatalkan rencana Allah atas diri anaknya itu.  Fransiskus kemudian ditahbiskan menjadi imam.
Sebagai imam, ia dengan penuh semangat membaktikan dirinya bagi kepentingan Gereja dan perkembangan iman.  Ia bekerja di Chablais, kota Calvinis.  Di sana ia dengan gigih menegakkan ajaran iman yang benar.  Tampaknya ia tidak berhasil.  Karyanya menemui banyak rintangan, sedang hidupnya sendiri pun senantiasa terancam.  Meskipun demikian, ia tidak gentar menghadapi ancaman-ancaman itu.  Ia coba menggunakan cara-cara lain untuk menyebarkan ajaran iman yang benar.  Ia menulis ajaran-ajaran iman itu pada pamflet-pamflet dan meletakkannya pada tiang-tiang dan dinding-dinding di seluruh kota.  Cara ini membawa hasil yang gemilang.  Dalam waktu singkat, sebanyak 25.000 orang dari 30.000 orang penduduk kota Chablais bertobat dan kembali kepada ajaran iman yang benar.  Hasil ini dilaporkannya kepada Sri Paus di Roma.
Melihat keberhasilan karyanya, pada tahun 1597 Fransiskus ditahbiskan menjadi Uskup.  Sebagai Uskup, Fransiskus menaruh perhatian besar pada perkembangan iman umatnya.  Ia dikenal sebagai seorang Uskup yang bijaksana, ramah dan sangat menyayangi umatnya.  Sifat-sifat inilah yang membuat ia mampu mempertobatkan banyak orang.  Tentang sifat-sifatnya, Fransiskus berkata: “Jika ada sesuatu yang lebih mulia daripada kelemahlembutan dan kerendahan hati, tentunya Tuhan sudah mengajarkan hal itu kepada kita.  Tetapi Tuhan justru mengajarkan kepada kita dua hal ini, yakni kelembutan dan kerendahan hati”.  Bersama dengan (Santa) Yohanna Fransiska de Chantal, ia mendirikan tarekat Suster-suster Visitasi.
Pada tahun 1662, Fransiskus meninggal dunia di Lyon, Prancis.  Banyak sekali hal yang ditinggalkannya kepada Gereja, terutama tulisan-tulisannya yang mendalam tentang iman Katolik.  Salah satu warisannya ialah pentingnya memanfaatkan surat khabar untuk menyebarkan ajaran iman dan kebenaran.  Fransiskus adalah Orang Kudus yang merintis penggunaan surat khabar dalam pewartaan iman.  Karena itu, pada tahun 1877 ia digelari sebagai 'Pujangga Gereja' dan pelindung para penulis dan Pers Katolik oleh Sri Paus Pius IX.




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info