Liturgia Verbi 2016-01-03 Minggu.




Hari Raya Penampakan Tuhan
03 Januari 2016



Bacaan Pertama
Yes 60:1-6

"Kemuliaan Tuhan terbit atasmu."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Beginilah kata nabi kepada Yerusalem:
Bangkitlah, menjadi teranglah,
sebab terangmu datang,
dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu.
Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi,
dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa;
tetapi terang Tuhan terbit atasmu,
dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.
Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu,
dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu.
Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling!
Mereka semua datang berhimpun kepadamu;
anak-anakmu laki-laki datang dari jauh,
dan anak-anakmu perempuan digendong.
Melihat itu, engkau akan heran dan berseri-seri,
engkau akan tercengang dan berbesar hati,
sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu,
dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu.
Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu,
unta-unta muda dari Midian dan Efa.
Mereka semua akan datang dari Syeba,
akan membawa emas dan kemenyan,
serta memberitakan perbuatan-perbuatan masyhur Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 72:1-2.7-8.10-11.12-13,R:11

Refren: Kiranya segala bangsa menyembah Engkau, ya Tuhan!

*Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja
dan keadilan-Mu kepada putera raja.
Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan
dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!

*Kiranya keadilan berkembang pada zamannya
dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan!
Kiranya ia memerintah dari laut sampai ke laut,
dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi!

*Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan;
kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti!
Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya,
dan segala bangsa menjadi hambanya!

*Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong,
ia akan membebaskan orang yang tertindas,
dan orang yang tidak punya penolong;
ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin,
ia akan menyelamatkan nyawa orang papa.



Bacaan Kedua
Ef 3:2-3a.5-6

"Rahasia Kristus kini telah diwahyukan,
dan para bangsa menjadi pewaris perjanjian."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
kamu telah mendengar
tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah
yang dipercayakan kepadaku demi kamu,
yaitu bagaimana rahasianya telah dinyatakan kepadaku melalui wahyu.
Pada zaman angkatan-angkatan dahulu
rahasia itu tidak diberitakan kepada umat manusia,
tetapi sekarang dinyatakan dalam Roh
kepada para rasul dan para nabi-Nya yang kudus.
Berkat pewartaan Injil,
orang-orang bukan Yahudi pun turut menjadi ahli waris,
menjadi anggota-anggota tubuh
dan peserta dalam janji yang diberikan Kristus Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 2:2

Kami telah melihat bintang Tuhan di ufuk timur,
dan kami datang untuk menyembah Dia.



Bacaan Injil
Mat 2:1-12

"Kami datang dari timur untuk menyembah Sang Raja."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada zaman pemerintahan Raja Herodes,
sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea,
datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem.
Mereka bertanya-tanya,
"Di manakah Raja Yahudi yang baru dilahirkan itu?
Kami telah melihat bintang-Nya di Timur
dan kami datang untuk menyembah Dia."
Mendengar hal itu,
terkejutlah raja Herodes beserta seluruh Yerusalem.
Maka dikumpulkannya
semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi,
lalu dimintanya keterangan dari mereka,
di mana Mesias akan dilahirkan.
Mereka berkata kepadanya,
"Di Betlehem di tanah Yudea,
karena beginilah ada tertulis dalam kitab nabi:
Dan engkau, Betlehem di tanah Yehuda,
engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil
di antara mereka yang memerintah Yehuda,
karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin,
yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu
dan dengan teliti bertanya kepada mereka
kapan bintang itu nampak.
Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya,
"Pergilah,
dan selidikilah dengan seksama hal-ikhwal Anak itu!
Dan segera sesudah kamu menemukan Dia,
kabarkanlah kepadaku,
supaya aku pun datang menyembah Dia."
Setelah mendengar kata-kata raja Herodes,
berangkatlah para majus itu.
Dan lihatlah,
bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka
hingga tiba dan berhenti di atas tempat
di mana Anak itu berada.
Melihat bintang itu,
sangat bersukacitalah mereka.
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu,
dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya.
Lalu mereka sujud menyembah Dia.
Mereka pun membuka tempat harta bendanya
dan mempersembahkan persembahan kepada Anak itu,
yaitu emas, kemenyan dan mur.
Kemudian, karena diperingatkan dalam mimpi
supaya jangan kembali kepada Herodes,
mereka pun pulang ke negerinya lewat jalan lain.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Hari ini adalah Hari Raya Penampakan Tuhan, biasa disebut Epifani yang artinya manifestasi, pewahyuan atau penampakan.
Hari Raya ini jatuh pada hari Minggu di antara tanggal 2-8 Januari.
Dahulu kita mengenal Pesta Tiga Raja tiap-tiap tanggal 6 Januari, sekarang tidak lagi.

Hari ini kita juga memperingati Hari Anak Misioner Sedunia, yang membuat saya kembali saya teringat akan satu kenangan di masa kecil saya.
Ibu saya itu jago masak. Masakannya enak tiada tara.
Pastor kami waktu itu adalah seorang bule dari Eropa.
Beliau sangat menyukai masakan ibu saya.
Tugas saya adalah menghantar makan malam bagi pastor kami itu.

Saya mesti melewati jalanan yang gelap untuk menghantar makanan itu, karena waktu itu belum ada penerangan jalan.
Sebagai kanak-kanak tentu saya belum memahami apa itu pelayanan, sehingga seringkali saya mesti melaksanakan tugas dari ibu saya itu dengan bersungut-sungut, terpaksa melakukan karena tidak berani melawan ibu saya.
Waktu itu hampir setiap rumah memelihara anjing yang dibiarkan berkeliaran, dan pada waktu malam mereka memenuhi jalanan, seolah dunia milik mereka di waktu malam.
Awalnya menimbulkan takut tetapi tak berlangsung lama, karena ternyata anjing-anjing itu hanya menggonggong tetapi tidak mengigit.
Jika mereka datang menghampiri, saya cukup jongkok lalu pura-pura mengambil batu, mereka pun mengurungkan niatnya.

Yang menimbulkan ketakutan adalah cerita-cerita mistis tentang hantu atau hal-hal mistis lainnya.
Maklumlah Bali memang dikenal juga akan "leak" yang dipercaya seringkali bergentayangan di waktu malam.
Inilah yang selalu membuat bulu kuduk saya berdiri.

Satu hal yang membuat saya kagum dan memberi penghiburan, ternyata bulan berkenan menemani saya.
Seolah-olah ia ikut pergi bersama saya, dan terangnya, terutama di saat bulan purnama, membuat saya dapat melihat di kegelapan.
Ketika saya melangkah, ia ikut melangkah.
Ketika saya diam, ia pun ikut diam.
Betapa setianya bulan.

Kurang lebih seperti bulan inilah saya mencoba memahami terang Tuhan yang ditulis pada Bacaan Pertama hari ini; ada banyak kesamaan tetapi sekaligus ada perbedaan yang justru bertentangan.
Yang pertama, bahwa terang Tuhan itu inklusif; ini yang luarbiasa di mata saya.
Seperti bulan, coba misalnya kita dan seorang teman berjalan ke arah yang berlawanan; katakanlah kita menuju timur dan teman kita menuju ke arah barat.
Apa yang terjadi?
Bulan akan mengikuti kita ke arah timur, dan bulan juga mengikuti teman kita itu ke arah barat.
Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Sesungguhnya bulan tetap bergerak sesuai dengan peredarannya, tidak melenceng-lenceng mengikuti kita berjalan, tetapi kita melihatnya seolah-olah bulan mengikuti kita atau mengikuti siapa saja tanpa pandang bulu: tua atau muda, baik atau jahat, ganteng atau buruk rupa, dan seterusnya.
Seperti itulah terang Tuhan itu, inklusif tanpa pandang bulu, setiap orang dapat menerimanya tanpa kecuali.
Lebih menakjubkan lagi, bagi orang yang percaya, terang Tuhan itu selalu purnama, terang benderang tak mengenal redup.

Ada perbedaan yang kontradiktif antara terang Tuhan dengan terang dari bulan.
Bulan mengikut kemana kita pergi, tetapi terang Tuhan justru menjadi pemandu ke mana seharusnya kita pergi.
Terang Tuhan tidak mengikuti kehendak kita, melainkan kitalah yang mengikuti kehendak Tuhan.
Seperti yang dialami oleh orang-orang majus yang hendak bertemu Mesias di Betlehem.
Bintang Tuhan berjalan mendahului mereka, bukan mengikuti mereka.
Inilah kaidah dasar keilahian Tuhan itu.
Takkan pernah ada ceritanya Tuhan tunduk kepada kehendak manusia!
Tetapi banyak sekali cerita, Tuhan mengabulkan kehendak manusia, yakni kehendak orang-orang yang percaya kepada-Nya dan yang mencari Dia, serta yang mau berjalan sesuai dengan "bintang" yang menuntun langkahnya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Anterus, Paus dan Martir
Anterus berasal dari Yunani.  Ia terpilih penjadi Paus dan memimpin Gereja sampai saat kematiannya pada tanggal 3 Januari 236. Ia di tangkap dan dianiaya hingga mati karena diketahui mencatat semua kegiatan para martir lainnya dan memasukkan catatan itu dalam arsip keuskupan. Ia dikuburkan di ruang bawah pekuburan Santo Kalistus, Roma yang dikhususkan untuk para Paus.  Kuburnya ditemukan kembali pada tahun 1854.
Santo Fulgensius, Uskup dan Pengaku Iman
Sebagai seorang warga negara yang baik, Fulgensius rela mengabdikan dirinya bagi kepentingan bangsa dan tanah airnya. Ia menjadi seorang pegawai pemerintah di kota Kartago pada dinas perpajakan. Pekerjaan ini menjemukan dan kerap menimbulkan pergolakan batin yang luar biasa.
Dalam keadaan ini, ketentraman batin menjadi suatu kebutuhan yang mendesak. Buku komentar Mazmur-mazmur dari St. Agustinus sungguh membantu Fulgensius dalam usahanya memperoleh kedamaian batin. Buku komentar ini jugalah yang membimbing Fulgensius ke gerbang hidup membiara sebagai seorang rahib yang saleh dan setia.
Kedamaidan batinnya di dalam biara ini tiba-tiba digoncangkan oleh serangan kaum Arian. Seorang imam Arian menyuruh orang-orang Numidia menyiksa dan menyesah Fulgensius. Uskup Arius, yang kuatir akan pembalasan dari Fulgensius, mengusulkan agar imam itu juga disiksa. Tetapi Fulgensius, yang mengetahui rencana uskup Arius itu, mengatakan: “Kita orang Kristen tidak boleh membalas dendam kepada siapa saja yang memperlakukan kita semena-mena. Biarlah Tuhan yang bertindak atas orang itu. Tuhan lebih mengetahui cara yang tepat untuk membetulkan apa yang salah pada hamba-hambaNya.  Oleh karena itu, biarkanlah Tuhan yang bertindak atas orang itu. Jikalau saya menyakiti imam itu, tentu saja saya akan kehilangan pahala yang disediakan Tuhan bagiku. Selain itu, tentu saja hal itu akan menjadi batu sandungan bagi umatku”. Karena tantangan-tantangan yang dihadapinya di Mesir, ia pergi ke Roma. Ketika terjadi penganiayaan terhadap orang-orang Kristen di Roma, ia kembali lagi ke Afrika. Di sana ia diangkat menjadi Uskup kota Ruspua.
Rupanya sudah menjadi nasibnya bahwa di manapun dia berada, kesulitan dan tantangan selalu mendampinginya.  Kaum bidaah Arian terus saja mengejarnya. Bersama beberapa Uskup Ortodoks, ia dibuang ke pulau Sardinia. Di tempat ini, ia menulis banyak buku pembelaan iman.
Setelah Arius – pengajar aliran sesat itu – meninggal dunia pada tahun 336, ia kembali ke keuskupannya dan menjalankan tugasnya seperti biasa. Pada hari-hari terakhir hidupnya, ia menyepi seorang diri di sebuah pulau hingga hari wafatnya pada tahun 533.




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info