Liturgia Verbi 2018-07-01 Minggu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Minggu Biasa XIII 

Minggu, 1 Juli 2018

Ujud Misi/Evangelisasi - Para Pastor dan pelayanan pastoralnya.
Semoga para pastor, yang mengalami kejenuhan, kelelahan, dan kesepian dalam karya pastoralnya, mendapat bantuan dan penghiburan karena upaya mereka dalam mendekatkan diri pada Allah, dan karena buah persahabatan yang mereka peroleh dari sesama rekan imam.

Ujud Gereja Indonesia - Demi Pancasila.
Semoga di tingkat kelurahan, RT, dan RW, umat Katolik yang mampu dan mau menjadi pelopor dan pamong untuk menghidupi dan mempraktekkan kerukunan dan kedamaian hidup ketetanggaan yang akhir-akhir ini sedang luntur dan terancam.



Bacaan Pertama
Keb 1:13-15;2:23-24

"Karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia."

Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan:

Allah tidak menciptakan maut,
dan Ia pun tidak bergembira
karena mahluk yang hidup musnah binasa.
Sebaliknya Ia menciptakan segala sesuatu supaya ada;
dan supaya makhluk-makhluk jagat menemukan keselamatan.
Racun yang membinasakan tidak ditemukan di antara mereka,
dan dunia orang mati tidak merajai bumi.
Maka kesucian mesti baka.
Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan,
dan menjadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri.
Tetapi karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia,
dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 30:2.4.5-6.11.12a.13b,

Refren: Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan,
sebab Engkau telah menarik aku ke atas.

*Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan,
sebab Engkau telah menarik aku ke atas,
dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku.
Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati,
Engkau menghidupkan daku
di antara mereka yang turun ke liang kubur.

*Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan,
hai orang-orang yang dikasihi-Nya,
dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus!
Sebab hanya sesaat Ia murka,
tetapi seumur hidup Ia murah hati;
sepanjang malam ada tangisan,
menjelang pagi terdengar sorak-sorai.

*Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku!
Tuhan, jadilah penolongku!
Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari.
Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.



Bacaan Kedua
2Kor 8:7.9.13-15

"Hendaklah kelebihanmu
mencukupkan kekurangan saudara-saudara yang lain."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih,
sebagaimana kamu kaya dalam segala sesuatu:
dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan,
dalam kesungguhan untuk membantu,
dan dalam kasihmu terhadap kami.
Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,
yakni: Sekali pun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kamu, supaya karena kemiskinan-Nya, kamu menjadi kaya.

Sebab kamu dibebani bukan supaya orang lain mendapat keringanan,
tetapi supaya ada keseimbangan.
Maka hendaklah sekarang ini
kelebihanmu mencukupkan kekurangan orang-orang kudus,
agar kelebihan mereka kelak mencukupkan kekurangan kamu,
supaya ada keseimbangan.
Seperti ada tertulis:
    "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan,
    dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan."

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
2Tim 1:10b

Yesus Kristus, Juruselamat kita, telah mematahkan kuasa maut,
dan menerangi hidup dengan Injil.



Bacaan Injil
Mrk 5:21-43

"Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa,
setelah Yesus menyeberang dengan perahu,
datanglah orang banyak berbondong-bondong,
lalu mengerumuni Dia.
Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau.
Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus.
Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya.
Dengan sangat ia memohon kepada-Nya,
"Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati.
Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya,
supaya ia selamat dan tetap hidup."
Lalu pergilah Yesus dengan orang itu.
Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia
dan berdesak-desakan di dekat-Nya.

Adalah di situ seorang perempuan
yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib,
sampai habislah semua yang ada padanya,
namun sama sekali tidak ada faedahnya,
malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus.
Maka di tengah-tengah orang banyak itu
ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
Sebab katanya, "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya,
dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakitnya itu.

Pada ketika itu juga Yesus mengetahui,
bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya.
Maka Ia berpaling di tengah orang banyak itu dan bertanya,
"Siapa yang menjamah jubah-Ku?"
Murid-murid menjawab,
"Engkau melihat sendiri
bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan di dekat-Mu!
Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?"
Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya
untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.
Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar
sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya.
Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus.
Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus.
Maka kata Yesus kepada perempuan itu,
"Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.
Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"

Ketika Yesus masih berbicara,
datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu,
dan berkata, "Anakmu sudah mati!
Apa perlunya lagi engkau menyusah Guru?"
Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka
dan berkata kepada kepala rumah ibadat,
"Jangan takut, percaya saja!"
Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta,
kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.
Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat itu,
dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut,
menangis dan meratap dengan suara nyaring.
Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu,
"Mengapa kamu ribut dan menangis?
Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"
Tetapi mereka menertawakan Dia.
Maka Yesus menyuruh semua orang itu keluar.
Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu,
dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus
masuk ke kamar anak itu.
Lalu Yesus memegang tangan anak itu seraya berkata,
"Talita kum,"
yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!"
Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan,
sebab umurnya sudah dua belas tahun.
Semua orang yang hadir sangat takjub.
Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka,
supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu.
Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita merenungkan ajaran Tuhan dari Kitab Deuterokanonika, yakni dari Kitab Kebijaksanaan Salomo.
Saya senang membaca kalimat pertama dari Bacaan Pertama hari ini, "Allah tidak menciptakan maut, da Ia pun tidak bergembira karena mahluk yang hidup musnah binasa."
Itu sebabnya Allah senantiasa mengusahakan keselamatan bagi manusia.
Manusia diciptakan untuk kebakaan (surgawi), bukan kefanaan (duniawi).
Artinya kita mesti memelihara kesucian dari kebakaan itu, bukan hal-hal yang terkait dengan kefanaan.

Kita adalah gambaran hakekat Allah.
Maka, jika kita mengikuti kebakaan-Nya, kita akan semakin menyerupai-Nya.
Sebaliknya, jika kita dipenuhi kefanaan, kita pun menjadi semakin tak se rupa dengan-Nya, menjadi berada semakin jauh dari-Nya.
Masalahnya bukan hanya sekedar terpisah jauh dari-Nya, semakin jauh kita menempatkan diri kita dari-Nya, maka setan pun akan semakin mendekat kepada kita, karena setan memang selalu mencari maut dan membawanya kepada kita.

Demi keselamatan yang dari Allah, maka kita mesti membersihkan diri kita dari segala dengki dan racun-racun fana lainnya, agar kebakaan kita tidak punah dan tetap boleh berharap akan memperoleh keselamatan yang dari Tuhan itu.



Peringatan Orang Kudus
Hari Raya Darah Yesus Yang Mahakudus
Hari Raya Darah Yesus Yang Mahakudus mau mengarahkan hati kita kepada makna peristiwa "Sengsara Kristus", yang diwarnai dengan pertumpahan DarahNya yang kudus demi keselamatan umat manusia. Seluruh umat diajak untuk merenungkan tentang mahalnya harga bayaran yang harus ditanggung oleh Kristus, sekaligus tentang rahasia cinta kasihNya demi penebusan dosa umat manusia. Akhirnya umat juga diajak bersyukur dan berterima kasih kepada Kristus atas kerelaanNya untuk menderita demi keselamatan umat manusia.
Dalam doa sesudah komuni, Gereja berdoa: "Kami menimba air dari Sumber Penyelamat kami dengan sukacita. Kami mohon, moga­moga darahMu menjadi bagi kami sumber air yang memancarkan kehidupan yang kekal".
Pesta ini diresmikan oleh Sri Paus Pius IX (1846-1878), sebagai tanda syukur atas peristiwa kembalinya Sri Paus ke Roma setelah pemberontakan dikalahkan. Ketika Paus Yohanes XXIII naik takhta, beliau tidak saja meningkatkan pesta ini menjadi satu hari raya Gereja, tetapi juga menunjukkan devosi yang besar kepada Darah Yesus yang Maha­kudus itu.

Harun, Imam Agung Israel
Harun atau Aaron dari suku Levi adalah kakak nabi Musa dan Imam Agung pertama bani Israel. Ia dikenal sebagai orang yang pandai bicara. la ditentukan Allah untuk membantu Musa dalam tugasnya membebaskan bangsa Israel dari cengkeraman penindasan Firaun di Mesir. Ia diangkat Allah menjadi Imam Agung ketika bangsa Israel masih berada di Mesir (Kel 4:14-16).
Tugasnya sebagai pendamping Musa adiknya dilaksanakannya dengan baik. la tampil sebagai juru bicara Musa setiap kali mereka menghadap Firaun untuk menuntut pembebasan bangsa Israel (Kel 7:1-2). Selanjutnya setelah bangsa Israel diizinkan meninggalkan Mesir, Harun tetap setia mendampingi Musa untuk membimbing bangsa itu dalam perjalanan menuju Sinai, tempat mereka mempersembahkan korban kepada Yahweh. Di Sinai, sesuai perintah Tuhan, Harun mendapat kesempatan istimewa untuk melihat Tuhan di atas gunung Sinai bersama Musa, Nadab dan Abihu serta tujuhpuluh orang dari tua-tua Israel (Kel 24:9-10).
Kemudian karena Musa sangat lama tinggal di atas gunung, bangsa Israel mendesak Harun untuk menciptakan bagi mereka allah lain dalam bentuk patung lembu emas untuk disembah (Kel 32:1-6; 21-24). Seperti Musa, Harun tidak diperkenankan memasuki Tanah Terjanji Kanaan karena ketidakpercayaannya kepada Tuhan di sumber air Meriba (Bil 20:7-13).

Beato Oliver Plunkett, Martir
Oliver Plunkett lahir di Loughcrew, County Meath, Irlandia pada tahun 1629. Pendidikan imamatnya berlangsung di Roma di bawah bimbingan pamannya yang telah menjadi imam. Pada tahun 1654, ia ditahbiskan menjadi imam. Karya imamatnya dimulai dengan mengajar teologi di Kolese Penyebaran Iman di Roma. Putra kelahiran Irlandia ini menjadi seorang imam yang pandai sekali dalam mengajar. Di Roma ia mewakili Uskup-uskup Irlandia di Takhta Suci. Pada tanggal 9 Juli 1669, Oliver diangkat menjadi Uskup Agung Armagh dan Primat Irlandia.
Dalam jabatannya itu Oliver terbukti menjadi seorang pemimpin Gereja yang patut diteladani. Dalam 4 tahun karyanya sebagai uskup, ia telah berhasil mempermandikan 48.000 orang menjadi Katolik. Jumlah ini menunjukkan suatu prestasi yang menakjubkan sekali dalam situasi penganiayaan terhadap umat Katolik Irlandia saat itu.
Selain giat dalam bidang pewartaan Injil dan Katekese, ia juga giat mengembangkan pendidikan Katolik, mengadakan sinode-sinode untuk mengatur hidup Gereja dan pengembangan iman umat, menahbiskan sejumlah imam dan mengawasi kegiatan imam-imamnya. Pimpinan Gereja Protestan mulai bersahabat dengan Gereja Katolik pada masa kepemimpinan Uskup Oliver Plunkett.
Disamping kegemilangan yang diraihnya, ada pula banyak tantangan terhadap karyanya. la terpaksa tinggal di suatu tempat persembunyian tatkala aksi perlawanan terhadap Gereja Katolik semakin menjadi­jadi. Pada bulan Desember 1678 Uskup Oliver ditangkap dan dipenjarakan karena tuduhan-tuduhan palsu dari Titus Oates. Titus menuduh Oliver mengorganisir para imam Yesuit untuk melancarkan perlawanan terhadap Raja Charles II. Karena tuduhan ini, Oliver dihadapkan ke pengadilan Irlandia pada tahun 1680. Pengadilan tidak berhasil menghukumnya karena tuduhan itu tidak benar. Oliver kemudian diadili lagi untuk kedua kalinya di hadapan pengadilan Inggris dengan tuduhan pengkhianatan. la dituduh membiayai suatu ekspedisi militer Prancis untuk menyerang Irlandia. Oliver yang merasa tidak melakukan hal itu dengan tegas menolak tuduhan itu. Tetapi pihak pengadilan menjatuhkan juga hukuman atas diri Oliver tanpa ampun.
Uskup Oliver Plunkett adalah tokoh Katolik terakhir yang mati digantung di Inggris karena imannya dan perjuangannya menyebarkan iman Katolik. Kematiannya pada tanggal 11 Juli 1681 menandai akhir suatu abad penganiayaan terhadap Umat Katolik di Inggris.

Santo Teodorikus, Abbas
Teodorikus lahir di Menancourt, dekat Rheims, Prancis Selatan pada pertengahan abad V. Ketika menanjak dewasa, ia dipaksa mengawini seorang gadis yang disenangi oleh keluarganya. Teodorikus, karena rasa hormatnya yang tinggi kepada orang-tuanya, mengikuti saja keinginan mereka.
Tetapi setelah baberapa lama hidup bersama wanita itu sebagai suami-istri, dengan izinan istrinya, Teodorikus meninggalkan keluarganya dan menjadi seorang calon imam di Rheims. Santo Remigius, uskup kota itu, menahbiskan dia menjadi imam dan mengangkatnya sebagai pemimpin komunitas biara Mont d'Or (= Gunung Emas) di Champagne.
Di bawah kepemimpinannya, biara Mont d'Or menjadi sebuah pusat kegiatan keagamaan yang terkenal. Banyak orang yang berkunjung ke biara itu diteguhkan imannya setelah mendengar kotbah-kotbah Teodorikus. Setelah kematiannya pada tahun 533, penghormatan kepada Teodorikus tersebar ke seluruh negeri Prancis. Santo Teodorikus disebut juga dengan nama Santo Thierry.

Santo Pambo, Pertapa
Semenjak masa mudanya Pambo mengasingkan diri ke sebuah tempat pertapaan di gurun pasir Mesir. Hidupnya keras, sederhana dan serba kekurangan. Karena dia tidak pandai membaca, ia berguru pada seorang pertapa lain dalam hal membaca dan menghafal ayat-ayat Mazmur. Selain tidak pandai membaca, Pambo pun dikenal sebagai pertapa yang tidak suka banyak bicara. Namun ia dikenal sebagai pembimbing rohani yang disenangi.
Apabila orang mamintai nasehat dan bimbingan mengenai sesuatu soal kerohanian, Pambo selalu meminta waktu lebih dahulu untuk merenung dan berdoa. Maksudnya agar dia bisa memberi jawaban yang benar dan memuaskan sesuai dengan kehendak Allah.  Santo Athanasius, Uskup Aleksandria, yang kagum akan kesalehan hidup Pambo, mengundang dia ke Aleksandria untuk memberi kesaksian tentang keallahan Kristus, berhadapan dengan ajaran sesat Arianisme yang merajalela di kalangran umat.
Kepada rekan-rekannya, Pambo mengatakan "Berpuasa dan memberi derma dari hasil keringat sendiri amatlah mulia, namun itu belumlah cukup untuk menjadi seorang rahib yang berkenan kepada Allah". Pambo meninggal dunia pada tahun 390.

Santo Simeon Salos, Pengaku Iman
Simeon dijuluki 'Si Gila' (= ho Salos; Yun.) sebab setelah bertapa selama 29 tahun di gurun dekat Laut Mati dan pulang ke Homs (Siria), ia bertingkah seperti orang gila. Maksudnya supaya ia dianggap hina dan dapat berkawan dengan orang-orang yang paling dikucilkan oleh masyarakat (gelandangan, orang lumpuh, pelacur, dll). Sikap seperti ini masih dihargai dan ditiru oleh sementara biarawan di Rusia.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi


Liturgia Verbi 2018-06-30 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Sabtu, 30 Juni 2018

PF Para Martir Pertama Umat di Roma



Bacaan Pertama
Rat 2:2.10-14.18-19

"Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai puteri Sion!"

Pembacaan dari Kitab Ratapan:

Tanpa belas kasihan
Tuhan memusnahkan segala ladang Yakub.
Dalam amarah-Nya
Ia menghancurkan benteng-benteng puteri Yehuda.
Ia mencampakkan ke bumi,
dan mencemarkan kerajaan dan pemimpin-pemimpinnya.

Maka duduklah para tua-tua puteri Sion tertegun di tanah.
Mereka menabur abu di atas kepala, dan mengenakan kain kabung.
Dara-dara Yerusalem menundukkan kepalanya ke tanah.

Mataku kusam dengan air mata, hatiku remuk redam.
Hancur luluh hatiku karena keruntuhan puteri bangsaku,
sebab kanak-kanak dan bayi jatuh pingsan
di lapangan-lapangan kota.
Mereka bertanya kepada ibunya, "Mana roti dan anggur?",
Di lapangan-lapangan kota
mereka jatuh pingsan seperti orang yang gugur,
ketika menghembuskan nafas di pangkuan ibunya.

Apa yang dapat kunyatakan kepadamu?
Dengan apa aku dapat menyamakan engkau, ya puteri Yerusalem?
Dengan apa aku dapat membandingkan engkau untuk dihibur,
ya dara Sion?
Karena luas bagaikan laut reruntuhanmu.
Siapa yang akan memulihkan engkau?
Nabi-nabimu melihat bagimu penglihatan yang dusta dan hampa.
Mereka tidak menyatakan kesalahanmu
guna memulihkan dikau kembali.
Mereka mengeluarkan bagimu ramalan-ramalan
yang dusta dan menyesatkan.

Berteriaklah dengan nyaring kepada Tuhan, hai puteri Sion!
Cucurkanlah air mata bagaikan sungai siang dan malam.
Janganlah kauberi dirimu istirahat
Janganlah matamu tenang!

Bangunlah, mengeranglah pada malam hari,
pada permulaan giliran jaga malam.
Curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan.
Angkatlah tanganmu kepada-Nya
demi hidup anak-anakmu,
yang jatuh pingsan di ujung-ujung jalan
karena lapar!

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 74:1-2.3-5a.5b-7.20-21,R:19b

Refren: Ya Tuhan, janganlah Kaulupakan terus-menerus
umat-Mu yang tertindas.

*Mengapa, ya Allah, Kaubuang kami untuk seterusnya?
Mengapa menyala murka-Mu
terhadap kambing domba gembalaan-Mu?
Ingatlah akan umat-Mu
yang telah Kauperoleh pada zaman purbakala,
yang Kautebus menjadi bangsa milik-Mu sendiri!
Ingatlah akan gunung Sion yang Engkau diami.

*Ringankanlah langkah-Mu ke tempat yang rusak terus-menerus;
segala-galanya telah dimusnahkan musuh di tempat kudus.
Lawan-lawan-Mu mengaum di tempat pertemuan-Mu
dan telah mendirikan panji-panji mereka sebagai tanda.
Mereka kelihatan seperti orang mengayunkan kepalan
tinggi-tinggi.

*Mereka siap menebas kayu-kayuan yang lebat;
dan sekarang ukir-ukirannya
seluruhnya dipalu mereka dengan kapak dan beliung;
mereka menyulut tempat kudus-Mu dengan api,
mereka menajiskan tempat kediaman nama-Mu
sampai pada tanah;

*Pandanglah kepada perjanjian,
sebab tempat-tempat gelap di bumi penuh kekerasan.
Janganlah biarkan orang yang terinjak-injak
kembali dengan kena noda.
Biarlah orang sengsara dan orang miskin memuji-muji nama-Mu.



Bait Pengantar Injil
Mat 8:17

Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.



Bacaan Injil
Mat 8:5-17

"Banyak orang akan datang dari timur dan barat,
dan duduk makan bersama dengan Abraham, Iskak dan Yakub."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus masuk ke Kapernaum.
Maka datanglah seorang perwira mendapatkan Dia
dan memohon kepada-Nya,
"Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh,
dan ia sangat menderita."
Yesus berkata kepadanya, "Aku akan datang menyembuhkannya."

Tetapi perwira itu berkata kepada-Nya,
"Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku.
Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
Sebab aku sendiri seorang bawahan,
dan di bawahku ada pula prajurit.
Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit, 'Pergi!'
maka ia pergi;
dan kepada seorang lagi: 'Datang!', maka ia datang.
Ataupun kepada hambaku, 'Kerjakanlah ini!'
maka ia mengerjakannya."

Mendengar hal itu,
Yesus heran dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya,
"Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai
pada seorang pun di antara orang Israel.
Aku berkata kepadamu,
Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat
dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub
di dalam Kerajaan Surga,
sedangkan anak-anak Kerajaan itu sendiri
akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap.
Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Lalu Yesus berkata kepada perwira itu,
"Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya."
Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.

Setibanya di rumah Petrus,
Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam.
Maka dipegang-Nya tangan wanita itu,
lalu lenyaplah demamnya.
Wanita itu lalu bangun dan melayani Yesus.

Menjelang malam
dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan,
dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu,
dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit.
Hal itu terjadi supaya genaplah sabda
yang disampaikan oleh nabi Yesaya,
"Dialah yang memikul kelemahan kita
dan menanggung penyakit kita."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Sebagai seorang ayah dari empat anak, saya tak dapat menghindari perasaan saya untuk tidak larut oleh Bacaan Pertama hari ini, bacaan dari Kitab Ratapan.
Anak-anak bertanya kepada ibunya, "Mana roti dan anggur?"
Mereka sengsara menahan lapar, sebagian sampai jatuh pingsan, dan ada yang menghembuskan nafas terakhir di pangkuan ibunya.
Mereka adalah korban dari peperangan, sesuatu yang tentu saja tidak mereka mengerti.
Betapa susahnya para orangtua yang tak sanggup menghidupi anak-anaknya.

Nabi Yeremia memang sangat pandai mengungkapkan perasaannya pada Kitab Ratapan, kesedihannya atas kehancuran Yerusalem, sesuatu yang sangat memalukan bagi keturunan Daud.
Yeremia mengungkapkan ratapan kesedihannya melalui syair-syair duka yang sangat menggugah emosi dan empati para pembacanya.
Ini bukan kali pertama saya membacanya, tetapi tetap saja emosi saya tersulut, saya masih ayah dan suami.

Yeremia tidak mengajak kita untuk semakin terpuruk, justru sebaliknya, Yeremia mengajak kita bangkit.
Ini jauh lebih penting, bagaimana kita bangkit dari keterpurukan.
"Berteriaklah dengan nyaring kepada Tuhan, hai puteri Sion!
Curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan.
Angkatlah tanganmu kepada-Nya demi hidup anak-anakmu, yang jatuh pingsan di ujung-ujung jalan karena lapar!"

Yeremia mengajak kita untuk menghindari keputus-asaan, jangan hanya berpangku-tangan meratapi kesusahan hidup.
Memang, berdoa dan berharap kepada Tuhan adalah yang terpenting, tetapi kesusahan juga mesti dihadapi.
"Cucurkanlah air mata bagaikan sungai siang dan malam.
Janganlah kauberi dirimu istirahat, janganlah matamu tenang!
Bangunlah, mengeranglah pada malam hari, pada permulaan giliran jaga malam."

Tuhan tidak melenyapkan kesusahan kita, melainkan membuat kita dimampukan menghadapi kesusahan itu.
Di tangan penjunan, tanah liat mesti diluluhkan dengan air dan dipanaskan dengan api, hanya dengan demikianlah akan menjadi periuk yang berguna.



Peringatan Orang Kudus
Santo Bertrandus, Uskup dan Pengaku Iman
Bertrandus adalah seorang imam abad keenam. Ia lahir pada tahun 553. Keluarganya tergolong kaya raya. la dikenal sebagai seorang imam yang pemurah: ia menghadiahkan beberapa bidang tanah warisannya kepada Gereja dan kepada orang-orang miskin.
Ia ditahbiskan imam di Paris dan kemudian dipilih menjadi pemimpin sebuah sekolah. Pada tanun 587, ia dipilih menjadi Uskup di Le Mans, sobuah kota kecil yang dihuni orang-orang Prancis.
Ketika pertentangan politik antara kaum Neustria (Prancis Barat) dan kaum Austrasia (Perancis Timur) terjadi, Bertrandus diusir dari takhta keuskupannya selama beberapa tahun. Kemudian Raja Clotaire II dari kelompok Neustria memanggilnya kembali untuk memimpin keuskupan.
Dari tuan-tuan tanah yang kaya, Bertrandus menerima sejumlah besar tanah untuk kepentingan Gereja. Tanah-tanah ini dimanfaatkannya untuk membangun gereja dan biara, dan sebuah rumah penginapan untuk para peziarah. Bertrandus meninggal dunia pada tahun 625, pada usia 70 tahun.

Santo Theobaldus, Pertapa
Theobaldus lahir pada tahun 1017 di Provins, Prancis, dari sebuah keluarga bangsawan. Semasa mudanya, ia banyak membaca buku-buku tentang kehidupan Santo Yohanes Pemandi dan riwayat hidup orang­orang kudus lainnya. Bacaan-bacaan ini menimbulkan dalam hatinya benih panggilan Allah untuk menjalani hdup seperti orang-orang kudus itu. la sungguh mengagumi cara hidup dan perjuangan para kudus untuk meraih kesempurnaan hidup Kristiani.
Terdorong hasrat besar untuk meniru cara hidup para kudus itu, ia meninggalkan rumah mereka pada tahun 1054 tanpa sepengetahuan orang-tuanya. Ia pergi ke Luxemburg. Di sana ia bekerja sepanjang hari di hutan Petingen sebagai pembakar arang bagi tetangga-tetangganya yang bekerja sebagai tukang besi. Sementara itu, ia terus menjalani hidup doa dan tapa secara diam-diam.
Ketika semua orang tahu akan kesucian hidup Theobaldus, banyak orang datang untuk menjadi muridnya. Ia lalu mengasingkan diri ke Salanigo untuk menjalani hidup tapa. Tetapi ia diikuti oleh orang-orang yang tertarik untuk mendapat bimbingannya. la kemudian ditahbiskan menjadi imam agar lebih pantas menjalankan tugas-tugas misioner.
Pada tanggal 30 Juni 1066, Theobaldus meninggal dunia karena terserang penyakit yang berbahaya. Ia digelari 'kudus' oleh Paus Aleksander II pada tahun 1073.

Santa Giacinta Marescotti, Pengaku Iman
Giacinta lahir di Vignarello, Italia pada tahun 1585 dari sebuah keluarga bangsawan. Ia dididik di biara suster-suster Fransiskan. Seorang kakaknya sudah menjadi suster di biara ini.  Semasa kecilnya Giacinta dikenal sebagai anak yang baik namun ia kemudian bertingkah laku jelek ketika adik bungsunya lebih dahulu menikah (dengan Marquis Cassizuchi). Dia tersinggung karena merasa dilangkahi oleh adiknya. Sifat baiknya merosot, sebaliknya ia menjadi seorang pendendam di dalam keluarganya. Ia memutuskan masuk biara sekedar iseng-iseng. la masuk Ordo Ketiga Santo Fransiskus di Viterbo dengan mengambil nama Giacinta. Sekalipun sudah menjadi seorang suster, namun ia tidak melepaskan cara hidup foyanya dengan harta keluarganya; selama 10 tahun ia benar-benar menjadi batu sandungan bagi rekan-rekannya yang lain.
Pada suatu hari ia jatuh sakit keras. Seorang imam Fransiskan datang mendengarkan pengakuannya dan memberikan peringatan keras tentang cara hidupnya yang tidak sesuai dengan semangat ordonya. Ia bertobat, namun jatuh lagi ke dalam cara hidup seperti sedia kala. Tuhan mencobainya lagi dengan sakit lebih berat. Semenjak itu ia mulai tekun berdoa, bermatiraga dan merobah tingkah laku hidupnya. Lama kelamaan ia berubah menjadi seorang suster yang saleh dan menjadi pembimbing rohani bagi rekan-rekannya. Nasehat-nasehatnya sangat praktis berdasarkan pengalaman rohaninya sendiri. Ia menekankan pentingnya menghayati kerendahan hati, menghilangkan sifat cinta diri, kesabaran memikul salib penderitaan sehari-hari. Cinta dan perhatian­nya sangat besar, bukan saja terhadap rekan-rekan susternya tetapi juga terhadap komunitas biara suster lainnya. Ia turut serta mendirikan dua biara di Viterbo yang mengabdikan diri pada bidang pelayanan orang­orang sakit, orang-orang jompo dan miskin di Viterbo. la sendiri mencari dana dengan minta-minta. Giacinta wafat pada tanggal 30 Januari 1640 pada usia 55 tahun. la dinyatakan sebagai 'santa' pada tahun 1807.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi


Liturgia Verbi 2018-06-29 Jumat.

Liturgia Verbi (B-II)
HR S. Petrus dan Paulus, Rasul

Jumat, 29 Juni 2018



Bacaan Pertama
Kis 12:1-11

"Sekarang benar-benar tahulah aku
bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya
dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat,
Raja Herodes mulai bertindak dengan keras
terhadap beberapa orang dari jemaat.
Ia menyuruh membunuh Yakobus,
saudara Yohanes, dengan pedang.
Ketika ia melihat
bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi,
ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus.
Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi.
Setelah Petrus ditangkap,
Herodes menyuruh memenjarakannya
di bawah penjagaan empat regu,
masing-masing terdiri dari empat prajurit.
Maksudnya ialah,
supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak.
Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara.
Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.

Pada malam
sebelum Herodes menghadapkannya kepada orang banyak,
Petrus tidur di antara dua orang prajurit,
terbelenggu dengan dua rantai.
Selain itu
prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu.
Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus,
dan cahaya bersinar dalam ruang itu.
Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya.
Kata malaikat itu kepadanya, "Bangunlah segera!"
Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus.
Lalu kata malaikat itu kepadanya,
"Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!"
Petrus pun berbuat demikian.
Lalu malaikat itu berkata kepadanya,
"Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!"
Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar,
dan ia tidak tahu
bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi;
sangkanya ia melihat suatu penglihatan.
Setelah mereka melalui tempat kawal pertama
dan tempat kawal kedua,
sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota.
Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka.
Sesudah tiba di luar,
mereka berjalan sampai ke ujung jalan,
dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia.
Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata,
"Sekarang benar-benar tahulah aku
bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya
dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes
dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9,R:5b

Refren: Tuhan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

*Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu;
puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku.
Karena Tuhan jiwaku bermegah;
biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya
dan bersukacita.

*Muliakanlah Tuhan bersama-sama dengan daku,
marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya.
Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku,
dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

*Tujukkanlah pandanganmu kepada-Nya,
maka mukamu akan berseri-seri,
dan tidak akan malu tersipu-sipu.
Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan;
Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

*Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa,
lalu meluputkan mereka.
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan!
Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!



Bacaan Kedua
2Tim 4:6-8.17-18

"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."

Pembacaan dari Surat Kedua Raul Paulus
kepada Timotius:

Saudaraku terkasih,
darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan,
dan saat kematianku sudah dekat.
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik,
aku telah mencapai garis akhir,
dan aku telah memelihara iman.
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran
yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil,
pada hari-Nya;
bukan hanya kepadaku,
tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku,
supaya dengan perantaraanku
Injil diberitakan dengan sepenuhnya
dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.
Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.
Tuhan akan melepaskan daku dari setiap usaha yang jahat.
Dia akan menyelamatkan aku,
sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga.
Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 16:18

Engkau adalah Petrus,
di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.



Bacaan Injil
Mat 16:13-19

"Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi.
Ia bertanya kepada murid-murid-Nya,
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
Jawab mereka, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis,
ada juga yang mengatakan: Elia,
dan ada pula yang mengatakan: Yeremia
atau salah seorang dari para nabi."

Lalu Yesus bertanya kepada mereka,
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus,
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Kata Yesus kepadanya,
"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus,
sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa-Ku yang di surga.
Dan Aku pun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.
Apa yang kauikat di dunia ini
akan terikat di surga,
dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di sorga."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, Rasul, hari ini, gereja mengajak kita untuk mendengarkan dan merenungkan sabda Tuhan dari Kisah Para Rasul.
Kisah kedua rasul ini telah seringkali kita dengarkan, kita telah mengenal dengan cukup baik siapa mereka itu.
Di bagian akhir dari Liturgia Verbi juga disertakan riwayat singkat kedua rasul ini.
Maka sekarang kita akan merenungkan perihal bagaimana Petrus akhirnya menyadari pertolongan dari Tuhan, diloloskan dari penjara.

Atas perintah Herodes, Petrus ditahan di dalam penjara.
Tangannya dibelenggu dengan dua rantai dan ada dua prajurit yang menjaga dan mengapitnya, sehingga nyaris mustahil Petrus bisa meloloskan diri.
Marilah kita lihat bagaimana pertolongan Tuhan terjadi.

Yang pertama,
ada banyak orang berdoa dan mendoakan keselamatan Petrus,
"Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah."  [Kis 12:5] 
Disebutkan di dalam Injil, Yesus sendiri berulang-kali berdoa kepada Bapa-Nya, dan Yesus juga mengajarkan kepada kita tentang bagaimana semestinya berdoa itu.
Beginilah yang disampaikan oleh Yesus,
"Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."  [Mat 18:19-20]
Maka berdoalah bagi orang yang memerlukan doa-doa kita, baik secara pribadi, terlebih secara bersama-sama di keluarga, lingkungan dan di gereja.
Salah satu kegiatan dari Perayaan Ekaristi adalah berdoa bersama.

Yang kedua,
orang sering mengatakan bahwa pertolongan Tuhan itu datang tepat pada waktunya, atau seringkali dikatakan "indah pada waktunya."
Pertolongan Tuhan kepada Petrus datang pada malam menjelang ia akan diadili, artinya pertolongan datang tepat pada waktunya.
Mengenai kapan pertolongan itu datang, bukanlah urusan kita lagi, entah datangnya tepat waktu, entar mendahului atau terlambat.
Mari kita lihat kisah Yesus membangkitkan Lazarus.
Yesus datang empat hari setelah Lazarus dikuburkan.
Maka Marta pun menyesalkan kedatangan Yesus yang "terlambat" itu, "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
Dan bahkan, yang lebih sering terjadi, kita malah tidak menyadari datangnya pertolongan Tuhan.
Ketika malaikat datang ke penjara untuk menolong Petrus, malaikat mendapati Petrus sedang tidur, maka malaikat itu membangunkan dia.
Petrus tidak menyadari, ia berpikir kalau ia sedang bermimpi.
Setelah malaikat itu pergi, barulah Petrus menyadarinya, "Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."

Dan yang terakhir,
mengapa Tuhan menolong Petrus tetapi Yakobus dibiarkan menjadi martir?
Apakah Tuhan itu pilih kasih?
Seringkali kita sulit memahami ketetapan Tuhan kalau kita menggunakan akal dan nalar duniawi.
Maka biarlah itu tetap menjadi misteri surgawi.
Tetapi jika kita mau merenungkan atas dasar iman, bukan menguji atau mencobai, maka cukuplah alasan yang dapat kita kumpulkan sehingga terhindar dari syak-wasangka buruk terhadap Allah Bapa kita.
Mari kita lihat.
Petrus telah ditetapkan oleh Yesus untuk menjadi batu karang, di atasnya akan dibangun jemaat Kristus.
Rencana Allah ini harus terwujud, maka dari itu Petrus perlu diselamatkan.
Ada waktunya nanti Petrus juga mesti "meminum juga dari cawan Kristus, menjadi martir," sebagaimana yang telah disampaikan oleh Yesus,
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

Nah, jika kita berharap akan pertolongan Tuhan, maka berdoalah, memintalah kepada-Nya, mungkin tak cukup kalau hanya satu kali berdoa, mungkin perlu bertekun di dalam doa, akan lebih baik jika berjamaah, berdoa bersama.
Soal dikabulkan atau tidak, jangan lagi dipersoalkan, karena Yesus Kristus telah berjanji kepada kita akan mendengarkan doa-doa kita.
Begitu pula, jangan dipersoalkan kapan pertolongan itu datang karena bisa jadi sesungguhnya pertolongan itu telah datang tetap kita tidak menyadarinya.
Ini penting agar kita tidak berprasangka buruk kepada Tuhan, merasa doa kita tidak didengarkan, tidak dikabulkan.



Peringatan Orang Kudus
Santo Petrus dan Paulus, Rasul
Sejak semula Gereja menghormati kedua rasul, Petrus dan Paulus, secara bersama-sama. Kedua rasul ini dianggap sebagai sokoguru Gereja. Simon, anak Yunus dan saudara Andreas, lahir di Betsaida, Galilea, sebuah kampung di tepi danau Genesaret. Seperti ayahnya, Simon adalah seorang nelayan yang ulet, bertabiat jujur, dan rajin. la tidak berpendidikan tetapi cukup trampil dalam pekerjaannya sebagai seorang nelayan. Kepribadiannya sangat menarik perhatian Yesus; karena itu Yesus berkenan menjadikannya seorang muridNya, bahkan mengangkatnya menjadi pemimpin para rasul dan pemimpin Gereja yang pertama.
Pada mulanya, Simon bersama Andreas saudaranya, menjadi murid Yohanes Pemandi. Oleh Andreas, Simon diperkenalkan kepada Yesus, Sang Mesias yang dinanti-nantikan oleh seluruh bangsa Israel. "Kami telah menemukan Mesias, yaitu Kristus", kata Andreas kepada Simon. Pada saat itu, Yesus berkata kepada Simon, "Engkau Simon anak Yohanes, Engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)". (Yoh 1:41-42) Kefas berarti wadas atau batu karang. Sejak saat itu, dia lebih dikenal dengan nama Petrus.
Petrus secara resmi berkeputusan mengikuti Yesus, Sang Mesias dengan meninggalkan segala-galanya, ketika ia menyaksikan mujizat penangkapan ikan secara ajaib oleh Yesus. Kata Yesus kepada Petrus: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan". Petrus berkata kepada Yesus: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga". Dengan kepercayaan ini, Petrus menyaksikan kuasa Yesus, Sang Mesias. Dan di depan Yesus yang penuh kuasa ilahi itu Petrus bersujud: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa". Kepada Petrus yang rendah hati itu, Yesus berkata: "Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia". Setelah penyerahan diri ini, Petrus diperkenankan menyaksikan berbagai peristiwa dan akhirnya dipercayakan tugas menjadi pemimpin para rasul dan gembala kaum beriman.
Di samping kisah-kisah yang menampilkan pribadi Petrus sebagai orang kepercayaan Yesus, terdapat juga kisah Injil yang menampilkan pribadi Petrus sebagai seorang yang masih dangkal imannya dan belum memahami benar kehendak Allah atas diri Yesus. Dalam Mat 16:21-28 dikisahkan tentang pemberitahuan Yesus tentang penderitaanNya, dan Petrus serta-merta berkata: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu!  Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau". "Enyahlah iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia", demikian teguran Yesus kepada Petrus. Ia juga menyangkal Yesus ketika Yesus ditangkap dan diadili. (Mat 26:30-35; 69-75).
Sesudah kebangkitan Yesus, Petrus diangkat menjadi pemimpin keduabelas rasul dan gembala kaum beriman di Yerusalem. Petrus juga yang menerima orang kafir pertama ke dalam Gereja, dan memimpin Konsili pertama di Yerusalem.
Paulus (Saulus) lahir di Tarsus, Asia Kecil dari keluarga Yahudi yang berkewarganegaraan Romawi. Ia seorang terdidik dan belajar di Yerusalem pada Gamaliel, dari kelompok Farisi.
Sebagai seorang Farisi yang fanatik, Saulus tiada hentinya mengejar dan memenjarakan murid-murid Yesus.
Dalam perjalanannya ke Damsyik, Yesus menangkapnya dan menjadikan dia seorang rasul untuk bangsa-bangsa kafir. Ia dipermandikan oleh Ananias. la menjelajahi seluruh daerah Laut Tengah untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa kafir. Perjalanan misinya senantiasa diwarnai dengan berbagai kesulitan dan pertentangan dengan kaum kafir. Di Yerusalem ia ditangkap oleh orang Yahudi, lalu dipenjarakan dan dibawa ke Roma sebab ia naik banding kepada kaisar, Akhirnya ia dibebaskan. Tak lama kemudian, dia ditangkap lagi dan akhirnya menemui ajalnya sebagai martir di Roma pada tahun 67.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi


Liturgia Verbi 2018-06-28 Kamis.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Kamis, 28 Juni 2018

PW S. Ireneus, Uskup dan Martir



Bacaan Pertama
2Raj 24:8-17

"Raja Yoyakhin beserta semua para penguasa diangkut
sebagai orang buangan ke Babel."

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja:

Yoyakhin berumur delapan belas tahun
pada waktu ia menjadi raja,
dan tiga bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem.
Nama ibunya ialah Nehusta, puteri Elnatan, dari Yerusalem.
Yoyakhin melakukan yang jahat di mata Tuhan,
tepat seperti yang dilakukan ayahnya.

Pada waktu itu majulah tentara Nebukadnezar, raja Babel,
menyerang Yerusalem, dan kota itu terkepung.
Nebukadnezar sendiri datang menyerang
sementara orang-orangnya mengepung kota itu.
Lalu keluarlah Yoyakhin, raja Yehuda, mendapatkan raja Babel:
ia sendiri, ibunya, perwira-perwiranya, para pembesar
dan pegawai-pegawai istananya.
Raja Babel menangkap Yoyakhin
pada tahun yang kedelapan pemerintahannya.

Seluruh isi rumah Tuhan dan isi istana raja dikeluarkannya;
dikeratnya pula emas dari segala perkakas emas
yang dibuat oleh Salomo, raja Israel, di bait Tuhan
seperti yang telah disabdakan Tuhan.
Seluruh penduduk Yerusalem diangkutnya ke pembuangan;
semua panglima dan semua pahlawan yang gagah perkasa:
sepuluh ribu tawanan;
juga semua tukang dan pandai besi.
Tidak ada yang ditinggalkan
kecuali orang-orang lemah dari rakyat negeri.
Nebukadnezar mengangkut Yoyakhin ke pembuangan di Babel;
juga ibunda raja, isteri-isteri raja, pegawai-pegawai istananya,
dan orang-orang berkuasa di negeri itu
dibawanya sebagai orang buangan dari Yerusalem ke Babel.
Semua orang yang gagah perkasa, tujuh ribu orang banyaknya,
para tukang dan para pandai besi, seribu orang banyaknya,
sekalian pahlawan yang sanggup berperang,
dibawa oleh raja Babel sebagai orang buangan ke Babel.

Kemudian raja Babel mengangkat paman Yoyakhin,
yang bernama Matanya, menjadi raja menggantikan Yoyakhin,
dan menukar namanya menjadi Zedekia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 79:1-2.3-5.8.9,R:9bc

Refren: Demi kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan,
bebaskanlah kami.

*Ya Allah, bangsa-bangsa lain telah masuk ke tanah milik-Mu,
menajiskan bait kudus-Mu,
dan membuat Yerusalem menjadi timbunan puing.
Mereka memberikan mayat hamba-hamba-Mu
kepada burung-burung di udara untuk dimakan;
daging orang-orang yang Kaukasihi
mereka berikan kepada binatang-binatang liar di bumi.

*Mereka menumpahkan darah orang-orang itu seperti air
sekeliling Yerusalem,
dan tidak ada yang menguburkan.
Kami menjadi celaan tetangga,
olok-olok dan cemooh orang sekitar.
Berapa lama lagi, ya Tuhan, Engkau murka terus-menerus?
Berapa lama lagi cemburu-Mu berkobar-kobar seperti api?

*Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang!
Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami,
sebab sudah sangat lemah kami.

Demi kemuliaan nama-Mu,
tolonglah kami, ya Allah penyelamat!
Lepaskanlah kami, dan ampunilah dosa kami
oleh karena nama-Mu!



Bait Pengantar Injil
Yoh 14:23

Barangsiapa mengasihi Aku, akan mentaati sabd-Ku.
Bapa-Ku akan mengasihi dia,
dan Kami akan datang kepadanya.



Bacaan Injil
Mat 7:21-29

"Rumah yang didirikan di atas wadas
dan rumah yang didirikan di atas pasir."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata,
"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan!'
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku,
'Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu,
dan mengusir setan demi nama-Mu,
dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itu Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata,
'Aku tidak pernah mengenal kalian!
Enyahlah daripada-Ku, kalian semua pembuat kejahatan!'"

Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya,
ia sama dengan orang bijaksana,
yang mendirikan rumahnya di atas wadas.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir,
lalu angin melanda rumah itu,
tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas wadas.

Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini
dan tidak melakukannya,
ia sama dengan orang bodoh,
yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir,
lalu angin melanda rumah itu,
sehingga rubuhlah rumah itu, dan hebatlah kerusakannya."

Setelah Yesus mengakhiri perkataan ini,
takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya,
sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa,
bukan seperti ahli-ahli Taurat mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Israel ditimpa malapetaka.
Semua orang diangkut ke pembuangan di Babel, termasuk raja Yoyakhin.
Itu terjadi karena perbuatan jahat yang telah dilakukan, tidak lagi mematuhi perintah-perintah Tuhan.

Menjadi orang buangan memang malapetaka, mesti meninggalkan kampung halaman untuk hidup bersusah-susah di negeri orang.
Se lain itu, juga mesti menanggalkan segala kehormatan yang dimiliki sebelumnya, termasuk harta benda, dan digantikan dengan kenistaan.

Ini jelas, Tuhan tidak sedang bermain-main, penghukuman dijatuhkan bukan demi kesenangan atau kepuasan, melainkan demi permulihan agar Isreal mau kembali kepada-Nya.

Pemulihan memang melalui proses yang bisa jadi tidak menyenangkan, atau bahkan menyakitkan.
Orang yang menderita sakit, dalam proses pemulihannya ia mesti menghindari makanan yang enak-enak, mesti meminum obat yang rasanya pahit serta larangan-larangan lain yang mesti dipatuhi, jika memang ia ingin pulih.

Demikian pula hal dengan kita, jika ingin pulih dari noda-noda dosa yang telah kita perbuat, proses pemulihan seperti itu mesti ditempuh dan dilalui, yakni proses yang dapat menimbulkan efek jera atau kapok, sehingga di kemudian hari kita takkan lagi mengulangi perbuatan yang sama.



Peringatan Orang Kudus
Santo Ireneus dari Lyon, Uskup dan Martir
Ireneus lahir di Asia Kecil kira-kira pada tahun 140. Pendidikannya berlangsung di Smyrna. Pelajaran agama diperolehnya dari Santo Polykarpus, seorang murid Santo Yohanes Rasul. Riwayat hidupnya kurang diketahui, tetapi dari tulisan-tulisannya sendiri dapatlah diperoleh banyak informasi tentang dirinya. Pada masa tuanya, ia mengirimkan sepucuk surat kepada seorang temannya di Smyrna. Dari surat ini diketahui kesannya terhadap pengajaran Santo Polykarpus. Sebagian suratnya dapat dibaca dalam kutipan berikut: "Peristiwa-peristiwa pada masa itu masih kuingat baik daripada yang terjadi baru-baru ini. Karena yang kita pelajari pada masa muda tumbuh subur dan mengakar dalam batin kita. Saya masih mengingat di mana Polykarpus duduk ketika ia mengajak bagaimana caranya berjalan dan bagaimana sikapnya. Saya masih ingat akan khotbah-kotbahnya kepada umat, dan bagaimana ia mengisahkan pergaulannya dengan Yohanes serta orang-orang lain yang menjadi saksi hidup Tuhan. Polykarpus mengajarkan apa yang didengarnya dari saksi-saksi mata kehidupan Yesus dan mujizat-mujizatNya. Semua berkat kemurahan Allah itu telah kuterima dengan sepenuh hati dan kucatat bukannya di atas selembar kertas, melainkan di dalam hatiku, serta oleh rahmat Allah selalu kurenungkan dengan seksama".
Ireneus bekerja di Lyon sebagai seorang imam. Pada tahun 177, timbullah aksi penghambatan agama di Lyon. Uskup kota Lyon, Potinus, meninggal karena suatu penganiayaan yang kejam atas dirinya. Ireneus diangkat menjadi penggantinya. Sebagai uskup, ia menggembalakan umatnya dengan penuh perhatian dan cinta. Kepada umatnya ia selalu berkhotbah dalam bahasa setempat, meskipun ia sendiri dibesarkan dalam bahasa Yunani. Dalam kepemimpinannya, ia selalu berusaha membela ajaran iman yang benar. la juga memperjuangkan kesatuan Gereja dan menegakkan kewibawaan paus.
Namanya Ireneus, yang berarti pencinta damai, diusahakan menjadi kenyataan dalam seluruh hidupnya. Dalam perselisihan antara Gereja Latin dan Yunani tentang tanggal hari raya Paska, ia menjadi juru bicara Sri Paus. la meninggal pada tahun 202 selaku seorang martir Kristus.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi


Liturgia Verbi 2018-06-27 Rabu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Rabu, 27 Juni 2018

PF S. Sirilus dari Aleksandaria, Uskup dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
2Raj 22:8-13;23:1-3

"Di depan rakyat raja membacakan segala perkataan dari
kitab perjanjian yang ditemukan di rumah Tuhan,
dan diadakannyalah perjanjian di hadapan Tuhan."

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja:

Di masa pemerintahan Raja Hosea
Imam besar Hilkia berkata kepada Safan, panitera raja,
"Aku telah menemukan kitab Taurat di rumah Tuhan."
Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan,
dan Safan terus membacanya.
Kemudian Safan, panitera raja, masuk menghadap raja.
Ia melapor kepada raja,
"Hamba-hambamu ini telah mengambil seluruh uang
yang terdapat di rumah Tuhan
dan memberikannya kepada para pengawas
yang bertugas pada rumah Allah."

Diberitahukannya juga kepada raja,
"Imam Hilkia telah memberikan sebuah kitab kepadaku."
Lalu ia membacakannya di depan raja.
Segera sesudah mendengar isi Kitab Taurat itu
Raja Yosia mengoyakkan pakaiannya.

Kemudian raja memerintahkan Imam Besar Hilkia,
Ahikam bin Safan, Akhbor bin Mikha, Safan, si panitera,
dan Asaya, hamba raja,
"Pergilah, mintalah petunjuk Tuhan bagiku,
bagi rakyat dan seluruh Yehuda,
tentang perkataan kitab yang ditemukan itu.
Sebab murka Tuhan yang hebat bernyala-nyala terhadap kita,
oleh karena leluhur kita tidak mendengarkan perkataan kitab ini
dan tidak berbuat seperti yang tertulis di dalamnya."

Sesudah itu raja menyuruh mengumpulkan semua tua-tua Yehuda dan Yerusalem.
Kemudian pergilah raja ke rumah Tuhan,
dan bersama-sama dia semua orang Yehuda
dan semua penduduk Yerusalem,
para imam, para nabi dan seluruh orang awam,
dari yang kecil sampai yang besar.
Di depan mereka semua
raja membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian
yang ditemukan di rumah Tuhan itu.

Sesudah itu berdirilah raja dekat tiang,
dan diadakannyalah perjanjian di hadapan Tuhan
untuk hidup dengan mengikuti Tuhan,
dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya,
peraturan dan ketetapan-ketetapan-Nya
dengan segenap hati dan segenap jiwa,
dan untuk menepati perkataan perjanjian,
yang tertulis dalam kitab itu.
Dan seluruh rakyat turut mendukung perjanjian itu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 119:33.34.35.37.40,R;33a

Refren: Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan,
petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu.

*Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan,
petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu,
aku hendak memegangnya sampai saat terakhir.

*Buatlah aku mengerti,
maka aku akan memegang Hukum-Mu;
dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.

*Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu,
sebab aku menyukainya.

*Lalukanlah mataku dari hal-hal yang hampa,
hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan!

*Sesungguhnya aku rindu akan titah-titah-Mu,
hidupkanlah aku dengan keadilan-Mu!



Bait Pengantar Injil
Yoh 15:4.5b

Tinggallah dalam Aku, dan Aku dalam kamu, sabda Tuhan;
barangsiapa tinggal di dalam Aku,
akan menghasilkan banyak buah.



Bacaan Injil
Mat 7:15-20

"Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata,
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu
yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba,
tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka.
Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri,
atau buah ara dari rumput duri?
Camkanlah
setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik,
sedang pohon yang tidak baik
menghasilkan buah yang tidak baik.
Tidak mungkin
pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik,
ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik,
pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Jadi dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan Bacaan Pertama, dari Kitab Kedua Raja-Raja:
Raja Yosia melakukan apa yang benar di mata Tuhan dan hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya.
Naik Takhta ketika berusia 8 tahun tentulah Yosia perlu banyak belajar dan perlu banyak bimbingan dari orang-orang di sekitarnya.
Salah satu perbuatan baik yang dilakukan Yosia adalah pemugaran Rumah Tuhan, dan Yosia memerintahkan agar para pekerja pemugaran memperoleh upah yang layak.
Sumber dana yang digunakan untuk pemugaran juga jelas asal-usulnya, yakni dari uang persembahan yang dikumpulkan dari rakyat ketika datang ke Rumah Tuhan, bukan dari hasil korupsi atau dari hasil pemerasan atau perampokan.

Jadi, nampaknya tidak ada yang salah dengan raja Yosia.
Tetapi ketika imam besar Hilkia menemukan kitab Taurat di rumah Tuhan dan menyerahkannya kepada Yosia, maka Yosia pun terkejut, ternyata leluhurnya telah melanggar kita Taurat sehingga menyalakan murka Tuhan.
Maka Yosia pun mengoyakkan pakaiannya tanda penyesalan, lalu memberi perintah kepada imam Hilkia dan lainnya, "Pergilah, mintalah petunjuk Tuhan bagiku, bagi rakyat dan bagi seluruh Yehuda, tentang perkataan kitab yang ditemukan ini."
Yosia mengumpulkan semua rakyat dari Yehuda dan Yerusalem, bersama-sama dengan dia pergi ke rumah Tuhan.
Mereka berkumpul untuk memperbaharui perjanjian dengan Tuhan, bahwa mereka akan menuruti perintah Tuhan yang ditulis di dalam kitab Taurat dengan segenap hati dan segenap jiwa.
Yosia juga memerintahkan agar barang-barang dan peralatan yang terkait dengan pemujaan kepada Baal dan Asyera dikeluarkan dari rumah Tuhan, serta memecat para imam pemujaan dewa-dewa.

Ada beberapa poin dari Yosia yang baik untuk kita kerjakan juga.
Yosia memiliki keinginan yang sungguh untuk mentaati Tuhan, tidak menduakan Tuhan melainkan setia hanya kepada Tuhan saja.
Yosia bersikap tegas dalam menindak para imam palsu tetapi mengasihi para pekerja yang adalah rakyatnya sendiri.
Ini jelas menunjukkan keberpihakan Yosia kepada Tuhan.
Mari kita laksanakan juga hal yang sama di tempat kita masing-masing.



Peringatan Orang Kudus
Santo Cyrillus dari Alexandria, Uskup dan Pujangga Gereja
Cyrillus lahir di Alexandria, Mesir pada tahun 376. Pada tahun 412 ia dinobatkan menjadi Patriark Alexandria. Sebagai seorang ahli, ia telah memberikan banyak pandangan yang bermanfaat bagi masyarakat dengan ikut aktif di dalam kegiatan-kegiatan sosial.
Menghadapi berbagai pertentangan paham yang berkembang di antara umatnya, Cyrillus tetap tenang dan teguh di dalam pendirian dan imannya di atas landasan ajaran para rasul. Dengan tegas ia menentang ajaran Nestorius yang menggugat kepribadian Kristus dan kedudukan Bunda Maria sebagai bunda Allah.
Sekitar tahun 430, dalam sebuah surat kepada Paus Selestinus I (422-432), Cyrillus dengan tegas mengecam ajaran sesat Nestorius, Patriark Konstantinopel. Untuk memurnikan ajaran sesat itu, Cyrillus mengundang para uskup untuk mengadakan Konsili di Efesus pada tahun 431. Konsili ini mengutuk ajaran Nestorius yang menyesatkan itu. Terhadap hasil Konsili itu, Nestorius melancarkan serangan kepada Cyrillus dan kawan-kawannya. Cyrillus ditangkap dan dipenjarakan, kemudian dibuang. Meskipun diperlakukan dengan kejam, Cyrillus tetap gembira karena kesengsaraannya merupakan suatu pujian dan keikutsertaan dalam penderitaan Kristus. la juga menghasilkan tulisan-tulisan yang berisi pembelaan-pembelaan ajaran iman yang benar, beberapa buku komentar Kitab Suci dan juga tentang Trinitas.
Lama-kelamaan orang semakin menyadari adanya kebenaran di dalam diri Cyrillus. Kali ini Gereja sekali lagi mendapat kemenangan atas serangan musuh-musuhnya yang timbul dari dirinya sendiri.
Setelah lama mengabdikan dirinya terhadap kepentingan perkembangan iman, Cyrillus meninggal pada tahun 444. Pada tahun 1882 ia digelari sebagai Pujangga Gereja.

Santa Emma, Pengaku Iman
Emma, yang juga dipanggil Hemma, lahir pada tahun 980 dan me­ninggal pada tahun 1045. Wanita ningrat ini dikenal sebagai pendiri sebuah biara dan Gereja di desa Gurk, Austria Selatan.
Keputusannya untuk menjalani hidup bakti pada Tuhan ditempuhnya setelah suaminya meninggal dan kedua puteranya dibunuh. Dicetakan bahwa kedua puteranya dibunuh karena menggantung seorang karyawan yang bekarja di rumah mereka. Suaminya meninggal ketika dalam perjalanan ke Roma. Semenjak itu, Emma giat melakukan berbagai karya amal cinta kasih. Bukti yang paling mengagumkan dari niatnya yang suci ialah usahanya untuk mendirikan sebuah biara dan gereja di Gurk, Austria Selatan. Biara - yang kemudian dijadikan biara Benediktin di Admont - ini dimulai pembangunannya pada tahun 1072 sete­lah kematiannya. Diceritakan bahwa Emma sendiri menjadi biarawati setelah kematian suami dan anak-anaknya itu. Oleh Gereja, ia digelari sebagai 'Santa'.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi


Liturgia Verbi 2018-06-26 Selasa.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Selasa, 26 Juni 2018



Bacaan Pertama
2Raj 19:9b-11.14-21.31-35a.36

"Aku akan membela dan menyelamatkan kota ini
demi Aku dan demi Daud."

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja:

Pada waktu kota Yerusalem dikepung,
Sanherib, raja Asyur, mengirim utusan kepada Hizkia, raja Yehuda.
Ia berpesan,
"Beginilah harus kamu katakan kepada Hizkia, raja Yehuda:
Janganlah Allahmu yang kaupercaya itu memperdayakan engkau
dengan menjanjikan bahwa
Yerusalem tidak akan diserahkan ke tangan raja Asyur.
Sesungguhnya engkau telah mendengar
apa yang dilakukan raja-raja Asyur terhadap segala negeri,
yakni bahwa mereka telah menumpasnya.
Masakan engkau ini akan dilepaskan?

Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan,
lalu membacanya.
Kemudian pergilah ia ke rumah Tuhan
dan membentangkan surat itu di hadapan Tuhan.
Hizkia berdoa di hadapan Tuhan demikian,
"Ya Tuhan, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim!
Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi.
Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi.
Condongkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan dengarkanlah;
bukalah mata-Mu dan lihatlah, ya Tuhan;
dengarkanlah perkataan Sanherib yang telah dikirimkannya
untuk mengaibkan Allah yang hidup.
Ya Tuhan,
memang raja-raja Asyur telah memusnahkan bangsa-bangsa!
Mereka pun telah menaruh para allah mereka ke dalam api,
sebab mereka bukanlah Allah, hanya buatan manusia,
kayu dan batu;
sebab itu dapat dibinasakan orang.
Maka sekarang, ya Tuhan, Allah kami,
selamatkanlah kiranya kami dari tangannya,
supaya segala kerajaan di bumi mengetahui,
bahwa hanya Engkau sendirilah Allah, ya Tuhan."

Lalu Nabi Yesaya bin Amos menyuruh orang kepada Hizkia mengatakan,
"Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel:
'Apa yang telah kaudoakan kepada-Ku
mengenai Sanherib, raja Asyur,
telah Kudengar.'
Inilah sabda yang telah diucapkan Tuhan mengenai dia,
'Anak dara, yaitu puteri Sion, telah menghina engkau,
telah mengolok-olokkan engkau;
dan puteri Yerusalem telah geleng-geleng kepala di belakangmu.
Dari Yerusalem akan keluar orang-orang yang tertinggal
dan dari gunung Sion orang-orang yang terluput.
Cemburu Tuhan semesta alamlah yang akan melakukan hal ini.'

Maka beginilah sabda Tuhan mengenai raja Asyur,
'Ia tidak akan masuk ke kota ini
dan tidak akan menembakkan panah ke sana.
Ia juga tidak akan mendatanginya dengan perisai
dan tidak akan menimbun tanah menjadi tembok
untuk mengepungnya.
Melalui jalan dari mana ia datang, ia pun akan pulang,
tetapi ke kota ini, ia tidak akan masuk,'
demikianlah sabda Tuhan.
Aku akan membela kota ini untuk menyelamatkannya,
demi Aku dan demi Daud, hamba-Ku'."

Maka pada malam itu keluarlah Malaikat Tuhan,
membunuh seratus delapan puluh lima ribu orang
di dalam perkemahan Asyur.
Sebab itu berangkatlah Sanherib, raja Asyur;
ia pulang lalu tinggal di kota Niniwe.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 48:2-3a.3b-4.10-11,R:9d

Refren: Allah menegakkan kotanya untuk selama-lamanya.

*Agunglah Tuhan dan sangat terpuji
di kota Allah kita!
Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai,
adalah kegirangan bagi seluruh bumi.

*Gunung Sion, pusat kawasan utara,
itulah kota Raja Agung.
Dalam puri-purinya
Allah memperkenalkan diri sebagai benteng.

*Dalam bait-Mu, ya Allah, ya Tuhan, kami renungkan kasih setia-Mu.
Nama-Mu, ya Allah, sampai ke ujung bumi;
demikian pulalah kemasyhuran-Mu;
tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 8:12

Akulah cahaya dunia;
siapa yang mengikuti Aku, ia hidup dalam cahaya abadi.



Bacaan Injil
Mat 7:6.12-14

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata,
"Janganlah kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing,
dan janganlah kamu melemparkan mutiaramu kepada babi,
supaya jangan diinjak-injak dengan kakinya,
lalu babi itu berbalik mengoyak kamu.

Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka.
Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Masuklah melalui pintu yang sempit itu,
karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan,
dan banyak orang telah masuk melalui pintu dan jalan itu.
Tetapi sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kehidupan,
dan sedikitlah orang yang menemukannya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan dari Bacaan Pertama kemarin, raja Asyur telah menaklukkan Israel oleh sebab Tuhan tidak berkenan melindungi karena ketidak-setiaan Israel kepada Tuhan, tetapi Yehuda masih merdeka, belum diserbu oleh Asyur.
Hizkia, raja Yehuda, memang tak luput dari ancaman Asyur.
Jika tidak menyerah kepada Asyur maka Yehuda akan mengalami nasib yang sama, ditumpas oleh Asyur.

Sesungguhnya Hizkia bisa saja melakukan negosiasi dengan raja Asyur, mencari selamat, misalnya dengan meninggalkan Tuhan sesuai permintaan Asyur lalu menjadi sekutu Asyur.
Tetapi itu berarti Hizkia mengkhianati Tuhan.
Hizkia tidak melakukannya.
Ia memilih untuk pergi ke rumah Tuhan, memohon perlindungan dari Tuhan karena ia Percaya Tuhanlah yang menciptakan langit dan bumi, yang tentu mampu melindungi Yehuda.
Dan benar, malaikat Tuhan akhirnya meluluh-lantakkan perkemahan Asyur, membunuh 185 ribu orang di perkemahan Asyur itu, sehingga bala-tentara Asyur pun memilih mundur ke Niniwe.

Mencari aman, berkompromi atau malah bersekutu dengan laskar Baal, lalu pergi meninggalkan Tuhan, juga sering dilakukan orang dewasa ini.
Ada orang, yang demi karirnya, meninggalkan iman kepada Kristus, barangkali karena merasa Kristus tidak dapat membantunya mencapai prestasi dalam karirnya.
Orang seperti ini merasa tidak betah dan tidak berdaya menjadi "minoritas", dan tak sanggup menghadapi berbagai tekanan yang menghambat karirnya.
Hal seperti ini bisa terjadi di lingkungan kerja, di politik atau di lingkungan sosial.
Dan jangan heran kalau di lingkungan klerus pun bisa terjadi, mengejar "karir" lalu lupa kalau sesungguhnya ia adalah pelayan, bukan penguasa.

Tentu tidak dapat disalahkan kalau kita berikhtiar untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya, malah bagus jika demikian.
Tetapi akan menjadi tidak benar kalau dalam upaya mencapainya kita meninggalkan Tuhan, apalagi kalau sampai melawan Tuhan.
Semestinya kita tetap berpegang teguh bahwa jikalau Tuhan menghendaki, maka hal yang mustahil pun dapat terjadi.
Keberpihakan kita kepada Allah Bapa tak dapat ditukar dengan apa pun juga karena itulah harta milik kita yang paling berharga, baik ketika masih di dunia ini apalagi setelahnya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Yohanes dan Paulus, Martir
Kedua orang kudus kakak-beradik ini berasal dari keluarga istana Konstansia, puteri Kaisar Konstantinus Agung. Mereka berdua adalah pegawai tinggi negara yang setia. Konstansia menghadiahkan kepada mereka banyak harta. Namun selanjutnya kekayaan ini dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin.
Ketika Yulianus Apostad menduduki takhta Kekaisaran Romawi, banyak orang dari keluarga istana Konstansia ditarik ke istananya. Yohanes dan Paulus pun dipanggil ke sana dan diberikan kedudukan yang terhormat. Tetapi keduanya menolak undangan itu, karena mereka tidak mau mengabdi kepada Yulianus yang murtad dari iman Kristen yang benar. Kaisar Yulianus naik darah dan mengeluarkan ancaman kepada Yohanes dan Paulus. Ia memberi waktu 10 hari kepada Yohanes dan Paulus untuk mempertimbangkan hal berikut: "Mempersembahkan kurban kepada Yupiter atau mati!"
Tanpa berpikir panjang, kedua kakak-beradik itu memutuskan untuk tidak mengkhianati imannya akan Kristus. Kesempatan 10 hari yang diberikan pada mereka untuk berpikir, dipergunakan untuk membagi-bagikan harta kekayaannya kepada para miskin. Mereka tahu pasti bahwa kaisar akan bertindak secara bengis atas diri mereka. Oleh karena itu, mereka membagikan hartanya dengan maksud membebaskan dinya dari keterikatan batin pada barang-barang duniawi sekaligus menyilih dosa-dosanya.
Ketika tiba hari yang terakhir, yakni hari ke sepuluh, datanglah kepada mereka Prefek Terensius sambil membawa serta patung Yupiter. Mereka dipaksa untuk menyembah patung Yupiter itu. Dengan tegas mereka serentak menolak menyembah patung itu, dan menyatakan keteguhannya untuk tetap menyembah Kristus yang diimaninya. Oleh karena itu, keduanya dipenggal kepalanya di rumah mereka sendiri. Peristiwa itu terjadi pada tahun 362.

Santa Maria Magdalena Fontaine, Martir
Maria Magdalena Fontaine dikenal sebagai pemimpin biara Suster-suster Karitas di Arras, Prancis. Bersama tiga orang kawannya, yakni Suster Frances Lanel (49 tahun), Teresa Fantou (47 tahun) dan Yoan Gerard (42 tahun), ia dipenggal kepalanya di Cambrai, Prancis.
Pada masa itu Revolusi Prancis sedang berkecamuk. Negara mengeluarkan suatu undang-undang yang ditujukan kepada rohaniwan-rohaniwati. Isi undang-undang ini dinilai sangat bertentangan dengan ajaran agama. Para biarawan-wati diharuskan menaatinya dan mengucapkan sumpah setia pada negara. Karena mereka menolaknya, maka banyak di antara mereka dibunuh.
Suster Maria Magdalena Fontaine bersama tiga orang kawannya dipanggil oleh para pejabat untuk mengucapkan janji setia pada negara sebagaimana diwajibkan undang-undang itu. Mereka bersedia pergi namun tidak bersedia mengucapkan sumpah setia itu, karena hal itu bertentangan dengan suara hati mereka. Karena itu mereka dituduh sebagai aktifis anti revolusi, ditangkap dan dipenjarakan pada tanggal 14 Februari 1794.
Tanpa banyak pertimbangan, keempat suster itu digiring ke tempat pembantaian. Mereka kelihatan tidak gentar sedikit pun terhadap bahaya maut yang segera tiba. Mereka bahkan menyambut gembira hukuman mati itu. Sepanjang jalan mereka menyanyikan lagu "Ave Maris Stella".
Di atas tempat pembantaian itu, kepala mereka satu per satu dipenggal dengan Guilotine. Suster Magdalena mendapat giliran terakhir. Ketika mendekati guilatine, ia berpaling kepada orang banyak yang berkumpul dan berkata: "Dengarkan hai umat Kristen! Kami adalah korban terakhir. Penganiayaan akan segera berakhir, tiang gantungan akan segera roboh dan altar-altar Tuhan Yesus akan muncul lagi dengan semarak", Ramalan ini ternyata benar-benar terjadi.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi