Liturgia Verbi 2018-07-01 Minggu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Minggu Biasa XIII 

Minggu, 1 Juli 2018

Ujud Misi/Evangelisasi - Para Pastor dan pelayanan pastoralnya.
Semoga para pastor, yang mengalami kejenuhan, kelelahan, dan kesepian dalam karya pastoralnya, mendapat bantuan dan penghiburan karena upaya mereka dalam mendekatkan diri pada Allah, dan karena buah persahabatan yang mereka peroleh dari sesama rekan imam.

Ujud Gereja Indonesia - Demi Pancasila.
Semoga di tingkat kelurahan, RT, dan RW, umat Katolik yang mampu dan mau menjadi pelopor dan pamong untuk menghidupi dan mempraktekkan kerukunan dan kedamaian hidup ketetanggaan yang akhir-akhir ini sedang luntur dan terancam.



Bacaan Pertama
Keb 1:13-15;2:23-24

"Karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia."

Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan:

Allah tidak menciptakan maut,
dan Ia pun tidak bergembira
karena mahluk yang hidup musnah binasa.
Sebaliknya Ia menciptakan segala sesuatu supaya ada;
dan supaya makhluk-makhluk jagat menemukan keselamatan.
Racun yang membinasakan tidak ditemukan di antara mereka,
dan dunia orang mati tidak merajai bumi.
Maka kesucian mesti baka.
Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan,
dan menjadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri.
Tetapi karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia,
dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 30:2.4.5-6.11.12a.13b,

Refren: Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan,
sebab Engkau telah menarik aku ke atas.

*Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan,
sebab Engkau telah menarik aku ke atas,
dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku.
Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati,
Engkau menghidupkan daku
di antara mereka yang turun ke liang kubur.

*Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan,
hai orang-orang yang dikasihi-Nya,
dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus!
Sebab hanya sesaat Ia murka,
tetapi seumur hidup Ia murah hati;
sepanjang malam ada tangisan,
menjelang pagi terdengar sorak-sorai.

*Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku!
Tuhan, jadilah penolongku!
Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari.
Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.



Bacaan Kedua
2Kor 8:7.9.13-15

"Hendaklah kelebihanmu
mencukupkan kekurangan saudara-saudara yang lain."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih,
sebagaimana kamu kaya dalam segala sesuatu:
dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan,
dalam kesungguhan untuk membantu,
dan dalam kasihmu terhadap kami.
Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,
yakni: Sekali pun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kamu, supaya karena kemiskinan-Nya, kamu menjadi kaya.

Sebab kamu dibebani bukan supaya orang lain mendapat keringanan,
tetapi supaya ada keseimbangan.
Maka hendaklah sekarang ini
kelebihanmu mencukupkan kekurangan orang-orang kudus,
agar kelebihan mereka kelak mencukupkan kekurangan kamu,
supaya ada keseimbangan.
Seperti ada tertulis:
    "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan,
    dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan."

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
2Tim 1:10b

Yesus Kristus, Juruselamat kita, telah mematahkan kuasa maut,
dan menerangi hidup dengan Injil.



Bacaan Injil
Mrk 5:21-43

"Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa,
setelah Yesus menyeberang dengan perahu,
datanglah orang banyak berbondong-bondong,
lalu mengerumuni Dia.
Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau.
Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus.
Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya.
Dengan sangat ia memohon kepada-Nya,
"Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati.
Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya,
supaya ia selamat dan tetap hidup."
Lalu pergilah Yesus dengan orang itu.
Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia
dan berdesak-desakan di dekat-Nya.

Adalah di situ seorang perempuan
yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib,
sampai habislah semua yang ada padanya,
namun sama sekali tidak ada faedahnya,
malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus.
Maka di tengah-tengah orang banyak itu
ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
Sebab katanya, "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya,
dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakitnya itu.

Pada ketika itu juga Yesus mengetahui,
bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya.
Maka Ia berpaling di tengah orang banyak itu dan bertanya,
"Siapa yang menjamah jubah-Ku?"
Murid-murid menjawab,
"Engkau melihat sendiri
bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan di dekat-Mu!
Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?"
Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya
untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.
Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar
sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya.
Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus.
Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus.
Maka kata Yesus kepada perempuan itu,
"Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.
Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"

Ketika Yesus masih berbicara,
datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu,
dan berkata, "Anakmu sudah mati!
Apa perlunya lagi engkau menyusah Guru?"
Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka
dan berkata kepada kepala rumah ibadat,
"Jangan takut, percaya saja!"
Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta,
kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.
Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat itu,
dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut,
menangis dan meratap dengan suara nyaring.
Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu,
"Mengapa kamu ribut dan menangis?
Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"
Tetapi mereka menertawakan Dia.
Maka Yesus menyuruh semua orang itu keluar.
Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu,
dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus
masuk ke kamar anak itu.
Lalu Yesus memegang tangan anak itu seraya berkata,
"Talita kum,"
yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!"
Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan,
sebab umurnya sudah dua belas tahun.
Semua orang yang hadir sangat takjub.
Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka,
supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu.
Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita merenungkan ajaran Tuhan dari Kitab Deuterokanonika, yakni dari Kitab Kebijaksanaan Salomo.
Saya senang membaca kalimat pertama dari Bacaan Pertama hari ini, "Allah tidak menciptakan maut, da Ia pun tidak bergembira karena mahluk yang hidup musnah binasa."
Itu sebabnya Allah senantiasa mengusahakan keselamatan bagi manusia.
Manusia diciptakan untuk kebakaan (surgawi), bukan kefanaan (duniawi).
Artinya kita mesti memelihara kesucian dari kebakaan itu, bukan hal-hal yang terkait dengan kefanaan.

Kita adalah gambaran hakekat Allah.
Maka, jika kita mengikuti kebakaan-Nya, kita akan semakin menyerupai-Nya.
Sebaliknya, jika kita dipenuhi kefanaan, kita pun menjadi semakin tak se rupa dengan-Nya, menjadi berada semakin jauh dari-Nya.
Masalahnya bukan hanya sekedar terpisah jauh dari-Nya, semakin jauh kita menempatkan diri kita dari-Nya, maka setan pun akan semakin mendekat kepada kita, karena setan memang selalu mencari maut dan membawanya kepada kita.

Demi keselamatan yang dari Allah, maka kita mesti membersihkan diri kita dari segala dengki dan racun-racun fana lainnya, agar kebakaan kita tidak punah dan tetap boleh berharap akan memperoleh keselamatan yang dari Tuhan itu.



Peringatan Orang Kudus
Hari Raya Darah Yesus Yang Mahakudus
Hari Raya Darah Yesus Yang Mahakudus mau mengarahkan hati kita kepada makna peristiwa "Sengsara Kristus", yang diwarnai dengan pertumpahan DarahNya yang kudus demi keselamatan umat manusia. Seluruh umat diajak untuk merenungkan tentang mahalnya harga bayaran yang harus ditanggung oleh Kristus, sekaligus tentang rahasia cinta kasihNya demi penebusan dosa umat manusia. Akhirnya umat juga diajak bersyukur dan berterima kasih kepada Kristus atas kerelaanNya untuk menderita demi keselamatan umat manusia.
Dalam doa sesudah komuni, Gereja berdoa: "Kami menimba air dari Sumber Penyelamat kami dengan sukacita. Kami mohon, moga­moga darahMu menjadi bagi kami sumber air yang memancarkan kehidupan yang kekal".
Pesta ini diresmikan oleh Sri Paus Pius IX (1846-1878), sebagai tanda syukur atas peristiwa kembalinya Sri Paus ke Roma setelah pemberontakan dikalahkan. Ketika Paus Yohanes XXIII naik takhta, beliau tidak saja meningkatkan pesta ini menjadi satu hari raya Gereja, tetapi juga menunjukkan devosi yang besar kepada Darah Yesus yang Maha­kudus itu.

Harun, Imam Agung Israel
Harun atau Aaron dari suku Levi adalah kakak nabi Musa dan Imam Agung pertama bani Israel. Ia dikenal sebagai orang yang pandai bicara. la ditentukan Allah untuk membantu Musa dalam tugasnya membebaskan bangsa Israel dari cengkeraman penindasan Firaun di Mesir. Ia diangkat Allah menjadi Imam Agung ketika bangsa Israel masih berada di Mesir (Kel 4:14-16).
Tugasnya sebagai pendamping Musa adiknya dilaksanakannya dengan baik. la tampil sebagai juru bicara Musa setiap kali mereka menghadap Firaun untuk menuntut pembebasan bangsa Israel (Kel 7:1-2). Selanjutnya setelah bangsa Israel diizinkan meninggalkan Mesir, Harun tetap setia mendampingi Musa untuk membimbing bangsa itu dalam perjalanan menuju Sinai, tempat mereka mempersembahkan korban kepada Yahweh. Di Sinai, sesuai perintah Tuhan, Harun mendapat kesempatan istimewa untuk melihat Tuhan di atas gunung Sinai bersama Musa, Nadab dan Abihu serta tujuhpuluh orang dari tua-tua Israel (Kel 24:9-10).
Kemudian karena Musa sangat lama tinggal di atas gunung, bangsa Israel mendesak Harun untuk menciptakan bagi mereka allah lain dalam bentuk patung lembu emas untuk disembah (Kel 32:1-6; 21-24). Seperti Musa, Harun tidak diperkenankan memasuki Tanah Terjanji Kanaan karena ketidakpercayaannya kepada Tuhan di sumber air Meriba (Bil 20:7-13).

Beato Oliver Plunkett, Martir
Oliver Plunkett lahir di Loughcrew, County Meath, Irlandia pada tahun 1629. Pendidikan imamatnya berlangsung di Roma di bawah bimbingan pamannya yang telah menjadi imam. Pada tahun 1654, ia ditahbiskan menjadi imam. Karya imamatnya dimulai dengan mengajar teologi di Kolese Penyebaran Iman di Roma. Putra kelahiran Irlandia ini menjadi seorang imam yang pandai sekali dalam mengajar. Di Roma ia mewakili Uskup-uskup Irlandia di Takhta Suci. Pada tanggal 9 Juli 1669, Oliver diangkat menjadi Uskup Agung Armagh dan Primat Irlandia.
Dalam jabatannya itu Oliver terbukti menjadi seorang pemimpin Gereja yang patut diteladani. Dalam 4 tahun karyanya sebagai uskup, ia telah berhasil mempermandikan 48.000 orang menjadi Katolik. Jumlah ini menunjukkan suatu prestasi yang menakjubkan sekali dalam situasi penganiayaan terhadap umat Katolik Irlandia saat itu.
Selain giat dalam bidang pewartaan Injil dan Katekese, ia juga giat mengembangkan pendidikan Katolik, mengadakan sinode-sinode untuk mengatur hidup Gereja dan pengembangan iman umat, menahbiskan sejumlah imam dan mengawasi kegiatan imam-imamnya. Pimpinan Gereja Protestan mulai bersahabat dengan Gereja Katolik pada masa kepemimpinan Uskup Oliver Plunkett.
Disamping kegemilangan yang diraihnya, ada pula banyak tantangan terhadap karyanya. la terpaksa tinggal di suatu tempat persembunyian tatkala aksi perlawanan terhadap Gereja Katolik semakin menjadi­jadi. Pada bulan Desember 1678 Uskup Oliver ditangkap dan dipenjarakan karena tuduhan-tuduhan palsu dari Titus Oates. Titus menuduh Oliver mengorganisir para imam Yesuit untuk melancarkan perlawanan terhadap Raja Charles II. Karena tuduhan ini, Oliver dihadapkan ke pengadilan Irlandia pada tahun 1680. Pengadilan tidak berhasil menghukumnya karena tuduhan itu tidak benar. Oliver kemudian diadili lagi untuk kedua kalinya di hadapan pengadilan Inggris dengan tuduhan pengkhianatan. la dituduh membiayai suatu ekspedisi militer Prancis untuk menyerang Irlandia. Oliver yang merasa tidak melakukan hal itu dengan tegas menolak tuduhan itu. Tetapi pihak pengadilan menjatuhkan juga hukuman atas diri Oliver tanpa ampun.
Uskup Oliver Plunkett adalah tokoh Katolik terakhir yang mati digantung di Inggris karena imannya dan perjuangannya menyebarkan iman Katolik. Kematiannya pada tanggal 11 Juli 1681 menandai akhir suatu abad penganiayaan terhadap Umat Katolik di Inggris.

Santo Teodorikus, Abbas
Teodorikus lahir di Menancourt, dekat Rheims, Prancis Selatan pada pertengahan abad V. Ketika menanjak dewasa, ia dipaksa mengawini seorang gadis yang disenangi oleh keluarganya. Teodorikus, karena rasa hormatnya yang tinggi kepada orang-tuanya, mengikuti saja keinginan mereka.
Tetapi setelah baberapa lama hidup bersama wanita itu sebagai suami-istri, dengan izinan istrinya, Teodorikus meninggalkan keluarganya dan menjadi seorang calon imam di Rheims. Santo Remigius, uskup kota itu, menahbiskan dia menjadi imam dan mengangkatnya sebagai pemimpin komunitas biara Mont d'Or (= Gunung Emas) di Champagne.
Di bawah kepemimpinannya, biara Mont d'Or menjadi sebuah pusat kegiatan keagamaan yang terkenal. Banyak orang yang berkunjung ke biara itu diteguhkan imannya setelah mendengar kotbah-kotbah Teodorikus. Setelah kematiannya pada tahun 533, penghormatan kepada Teodorikus tersebar ke seluruh negeri Prancis. Santo Teodorikus disebut juga dengan nama Santo Thierry.

Santo Pambo, Pertapa
Semenjak masa mudanya Pambo mengasingkan diri ke sebuah tempat pertapaan di gurun pasir Mesir. Hidupnya keras, sederhana dan serba kekurangan. Karena dia tidak pandai membaca, ia berguru pada seorang pertapa lain dalam hal membaca dan menghafal ayat-ayat Mazmur. Selain tidak pandai membaca, Pambo pun dikenal sebagai pertapa yang tidak suka banyak bicara. Namun ia dikenal sebagai pembimbing rohani yang disenangi.
Apabila orang mamintai nasehat dan bimbingan mengenai sesuatu soal kerohanian, Pambo selalu meminta waktu lebih dahulu untuk merenung dan berdoa. Maksudnya agar dia bisa memberi jawaban yang benar dan memuaskan sesuai dengan kehendak Allah.  Santo Athanasius, Uskup Aleksandria, yang kagum akan kesalehan hidup Pambo, mengundang dia ke Aleksandria untuk memberi kesaksian tentang keallahan Kristus, berhadapan dengan ajaran sesat Arianisme yang merajalela di kalangran umat.
Kepada rekan-rekannya, Pambo mengatakan "Berpuasa dan memberi derma dari hasil keringat sendiri amatlah mulia, namun itu belumlah cukup untuk menjadi seorang rahib yang berkenan kepada Allah". Pambo meninggal dunia pada tahun 390.

Santo Simeon Salos, Pengaku Iman
Simeon dijuluki 'Si Gila' (= ho Salos; Yun.) sebab setelah bertapa selama 29 tahun di gurun dekat Laut Mati dan pulang ke Homs (Siria), ia bertingkah seperti orang gila. Maksudnya supaya ia dianggap hina dan dapat berkawan dengan orang-orang yang paling dikucilkan oleh masyarakat (gelandangan, orang lumpuh, pelacur, dll). Sikap seperti ini masih dihargai dan ditiru oleh sementara biarawan di Rusia.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi