Liturgia Verbi 2023-06-01 Kamis.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Kamis, 1 Juni 2023

PW S. Yustinus, Martir

Ujud Gereja Universal: Penghapusan praktik puasa.
Kita berdoa, semoga semoga internasional berkomitmen dengan cara-cara konkret untuk memastikan penghapusan praktik danı adanya dukungan bagi para korban dan keluarganya.

Ujud Gereja Indonesia: Hati Yesus.
Kita berdoa, semoga kita dianugerahi rahmat untuk menghormati dan mencintai Hati Yesus, dan percaya bahwa dalam Hati-Nya Yang Mahakudus kita dapat menemukan kekuatan dan bantuanan, lebih-lebih ketika kita dicekam oleh hidup dan krisis yang tak tertanggungkan.



Bacaan Pertama
Sir 42:15-25

"Ciptaan Tuhan penuh dengan kemuliaan-Nya."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Karya Tuhan hendak kukenangkan,
dan apa yang telah kulihat hendak kukisahkan.
Segala karya Tuhan dijadikan dengan sabda-Nya.
Matahari bercahaya memandang segala sesuatu,
dan ciptaan Tuhan penuh dengan kemuliaan-Nya.
Kepada orang-orang-Nya yang kudus
Tuhan tidak memberikan kemampuan
untuk menceritakan segala karya-Nya yang mengagumkan itu.
Sebab Tuhan alam semesta telah menetapkan
supaya jagat raya didukung dengan kemuliaan-Nya.

Lubuk lautan dan hati diselami oleh-Nya,
dan segala rencana hati diketahui-Nya.
Sebab Yang Mahatinggi mengenal segala sesuatu
yang dapat dikenal dan menilik tanda-tanda zaman.

Yang sudah-sudah diberitahukan-Nya,
dan juga apa yang datang dimaklumkan oleh-Nya;
dan bekas dari apa yang tersembunyi pun disingkapkan-Nya.
Tidak ada pikiran satu pun yang terluput dari Tuhan,
dan perkataan mana pun tak tersembunyi bagi-Nya.
Ciptaan besar dari kebijaksanaan-Nya diatur rapih oleh-Nya,
sebab dari kekal sampai kekal Ia ada.
Tidak ada sesuatu pun yang dapat ditambahkan
atau diambil daripada-Nya.
Dan Ia tidak membutuhkan seorang pun sebagai penasehat.

Betapa eloklah segala ciptaan Tuhan,
tetapi hanya sebagai bunga api sajalah apa yang nampak.
Semuanya hidup
dan tetap tinggal untuk selamanya guna setiap keperluan,
dan semuanya patuh kepada-Nya.

Segala-galanya berpasangan,
yang satu berhadapan dengan yang lain,
dan tidak ada sesuatu pun yang diciptakan-Nya kurang lengkap.
Yang satu menguatkan kebaikan dari yang lain,
dan siapa gerangan pernah puas memandang kemuliaan Tuhan?

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 33:2-3.4-5.6-7.8-9,R:6a

Refren: Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan.

*Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi,
bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
Nyanyikanlah bagi-Nya lagu baru;
petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak dan sorai!

*Sebab firman Tuhan itu benar,
segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.
Ia senang pada keadilan dan hukum;
bumi penuh dengan kasih setia-Nya.

*Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan,
oleh nafas dari mulut-Nya diciptakan segala tentara-Nya.
Ia mengumpulkan air laut seperti dalam kantung,
samudera raya ditaruh-Nya dalam bejana.

*Biarlah seluruh bumi takut kepada Tuhan,
biarlah segenap penduduk dunia gentar terhadap-Nya!
Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi;
Dia memberi perintah, maka semuanya ada.



Bait Pengantar Injil
Yoh 8:12

Akulah cahaya dunia.
Barangsiapa mengikuti Aku, hidup dalam cahaya abadi.



Bacaan Injil
Mrk 10:46-52

"Rabuni, semoga aku melihat."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerikho.
Ketika Yesus keluar lagi dari Yerikho,
bersama murid-murid-Nya,
dan orang banyak yang berbondong-bondong,
duduklah di pinggir jalan seorang pengemis yang buta,
bernama Bartimeus, anak Timeus.
Ketika didengarnya, bahwa yang lewat itu Yesus orang Nazaret,
mulailah ia berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
Banyak orang menegurnya supaya ia diam.
Namun semakin keras ia berseru, "Anak Daud, kasihanilah aku!"

Maka Yesus berhenti dan berkata, "Panggillah dia!"
Mereka memanggil si buta itu dan berkata kepadanya,
"Kuatkan hatimu. Berdirilah, Ia memanggil engkau."
Orang buta itu lalu menanggalkan jubahnya.
Ia segera berdiri, dan pergi mendapatkan Yesus.
Yesus bertanya kepadanya,
"Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?"
Orang buta itu menjawab, "Rabuni, supaya aku dapat melihat."

Yesus lalu berkata kepadanya,
"Pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau."
Pada saat itu juga melihatlah ia!
Lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini Gereja mengajak kita untuk bersama-sama belajar dari Bartimeus, anak Timeus, tentang iman kepada Kristus.
Bartimeus adalah seorang pengemis yang buta.
Sudah buta, miskin pula.
Ketika ia berseru-seru memohon belas-kasihan dari Yesus, orang-orang menegur dia supaya ia diam dan jangan berisik.
Tetapi ia berseru semakin keras.
Inilah pelajaran bagi kita bahwa kita berserunya kepada Kristus, bukan kepada yang lain, dan tak boleh seorang pun melarang kita melakukannya.

Tentu saja Yesus melihat iman dari Bartimeus, bahwa ia percaya Yesus adalah Anak Daud yang dinanti-nantikan itu, dan ia juga percaya kalau Yesus dapat menolong dia.
Maka dari itu ia tidak perdulikan orang lain yang memintanya supaya diam, jangan berseru-seru kepada Yesus.
Yang ia serukan kepada Yesus bukan keluh-kesahnya, ia tak mempertanyakan kenapa ia buta atau mengapa ia menjadi miskin sehingga terpaksa hidup sebagai pengemis, mengapa Tuhan tidak adil memberinya kesusahan sementara yang lain diberi kegembiraan, dan berbagai keluhan yang umum dilontarkan orang kepada Tuhan.
Yang ia dambakan adalah belas kasih dari Yesus, "Anak Daud, kasihanilah aku!"
Setelah Yesus bertanya "Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?" barulah ia menyampaikan permintaannya secara spesifik, "Rabuni, supaya aku dapat melihat."

Bartimues buta secara jasmani tetapi melek secara rohani.
Sementara itu ada banyak orang yang melek secara jasmani tetapi buta secara rohani.
Kita tidak mesti memilih atau menentukan mana yang lebih baik.
Ini bukan pilihan, karena yang kita inginkan adalah melek secara jasmani dan juga rohani.



Peringatan Orang Kudus
Santo Yustinus, Martir
Yustinus lahir dari sebuah keluarga kafir di Nablus, Samaria, Asia Kecil pada permulaan abad kedua kira-kira pada kurun waktu meninggalnya Santo Yohanes Rasul.
Yustinus mendapat pendidikan yang baik semenjak kecilnya. Kemudian ia tertarik pada pelajaran filsafat untuk memperoleh kepastian tentang makna hidup ini dan tentang Allah. Suatu ketika ia berjalan­jalan di tepi pantai sarnbil merenungkan berbagai soal. la bertemu dengan seorang orang-tua. Kepada orang-tua itu, Yustinus menanyakan berbagai soal yang sedang direnungkannya. Orang-tua itu menerangkan kepadanya segala hal tentang para nabi Israel yang diutus Allah, tentang Yesus Kristus yang diramalkan para nabi serta tentang agama Kristen. Ia dinasihati agar berdoa kepada Allah memohon terang surgawi.
Di samping filsafat, ia juga belajar Kitab Suci. Ia kemudian dipermandikan dan menjadi pembela kekristenan yang tersohor. Sesuai kebiasaan di zaman iru, Yustinus pun mengajar di tempat-tempat umum, seperti alun-alun kota, dengan mengenakan pakaian seorang filsuf. Ia juga menulis tentang berbagai masalah, terutama yang menyangkut pembelaan ajaran iman yang benar. Di sekolahnya di Roma, banyak kali diadakan perdebatan umum guna membuka hati banyak orang bagi kebenaran iman kristen.
Yustinus bangga bahwa ia menjadi seorang kristen yang saleh, dan ia bertekad meluhurkan kekristenannya dengan hidupnya. Dalam bukunya, "Percakapan dengan Tryphon Yahudi", Yustinus menulis: "Meski kami orang Kristen dibunuh dengan pedang, disalibkan, atau dibuang ke moncong-moncong binatang buas, ataupun disiksa dengan belenggu dan api, kami tidak akan murtad dari iman kami. Sebaliknya, semakin hebat penyiksaan, semakin banyak orang demi nama Yesus, bertobat dan menjadi orang saleh".
Di Roma, Yustinus ditangkap dan bersama para martir lainnya dihadapkan ke depan penguasa Roma. Setelah banyak disesah, kepala mereka dipenggal. Perisitiwa itu terjadi pada tahun 165. Yustinus dikenal sebagai seorang pembela iman terbesar pada zaman Gereja Purba.


Santo Simeon, Pengaku Iman
Simeon menempuh pendidikan di Konstantinopel dan hidup bertapa di tepi sungai Yordan. Pria berdarah Yunani ini kemudian menjadi rahib di biara Betlehem dan Gunung Sinai. Ia lebih suka hidup menyendiri dan menetap di seputar pantai Laut Merah dan di puncak gunung. Namun kemudian pemimpin biara mengutusnya ke Prancis. Setelah menjelajahi berbagai daerah, ia secara sukarela hidup terkunci di dalam sebuah bilik di suatu biara di Trier, Jerman sampai saat kematiannya.


Santo Johannes Storey, Martir
Yohannes Storey hidup antara tahun 1510-1571. Anggota parlemen Inggris ini sama sekali menolak mengakui Ratu Elisabeth I sebagai kepala Gereja. Akibatnya ia dipenjarakan. Namun sempat lolos dan melarikan diri ke Belgia. Dengan tipu muslihat, ia dibawa kembali ke Inggris dan digantung hingga menghembuskan nafasnya di London.


Santo Pamphilus dari Sesarea, Martir
Pamphilus lahir di Berytus, Phoenicia (sekarang: Beirut, Lebanon) pada tahun 240 dari sebuah keluarga terkemuka dan kaya. Pamphilus mempunyai minat dan bakat besar dalam masalah-masalah sekular di Berytus sambil meneruskan studi teologi di Sekolah Kateketik Aleksandria yang tersohor namanya di bawah bimbingan Pierius, pengganti Origenes. Dari Aleksandria ia pergi ke Sesarea, ibukota Palestina. Tak lama setelah ia tiba di Sesarea, ia ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Agapius. Ia menetap di sana dan teguh membela iman Kristen selama masa penganiayaan orang-orang Kristen sampai hari kematiannya sebagai martir sekitar tahun 309/310.
Pamphilus seorang imam, dosen, ekseget, dan pengumpul buku-buku yang bernilai tinggi. Dengan buku-buku yang berhasil dikumpulkannya, ia mengorganisir dan mengembangkan perpustakaan besar yang telah dirintis oleh Origenes. Perpustakaan ini berguna sekali bagi berbagai studi tentang Gereja. Dengan keahliannya di bidang teologi dan kitab suci, ia membimbing sekelompok pelajar dalam studi Kitab Suci. Eusebius, salah seorang muridnya - yang kemudian dijuluki 'Bapa Sejarah Gereja' - sangat akrab dengannya. Bersama dia, Phamphilus menulis sebuah biografi tentang gurunya (buku biografi ini telah hilang) sambil terus mengembangkan perpustakaan Sesarea di atas. Ia memusatkan perhatian pada pengumpulan teks-teks Alkitab beserta komentar-komentarnya sehingga koleksinya menjadi sumber informasi penting bagi penerbitan suatu versi penulisan Kitab Suci yang secara tekstual lebih tinggi daripada versi-versi lainnya pada masa itu. Koleksi teks-teks Kitab Suci dan buku-buku lainnya di dalam perpustakaan ini merupakan sumbangannya yang utama bagi Gereja, karena memberikan data yang lengkap dan terpercaya tentang literatur-literatur Kristen perdana. Karya Santo Hieronimus dan Eusebius di bidang Sejarah Gereja dan Kitab Suci didasarkan pada informasi yang disediakan di dalam perpustakaan Pamphilus ini. Sayang sekali bahwa perpustakaan ini dan semua buku yang ada di dalamnya dirusakkan oleh orang-orang Arab pada abad ketujuh.
Kira-kira antara tahun 307 dan 308, Pamphilus ditangkap, dipenjarakan, dan disiksa karena imannya. Sementara berada di penjara, ia bersama Eusebius - yang juga dipenjarakan - menulis sebuah apologi untuk rnembela Origenes; sebagian fragmen dari tulisan ini kini masih ada. Karena ia menolak untuk membawa korban kepada dewa-dewa kafir selama aksi penganiayaan oleh Maximinus Daza, ia dipenggal kepalanya antara tahun 309 atau 310.


Santo Ahmed, Martir
Ahmed adalah saudara Almansur, kepala negeri Lerida di Spanyol. Bersama dengan kedua adiknya Zaida dan Zoraida, Ahmed bertobat mengikuti Kristus dan dipermandikan menjadi Kristen, masing-masing dengan nama permandian: Bernard, Maria dan Gracia. Setelah menjadi Kristen ketiga kakak-beradik ini berusaha mengkristenkan Almansur, kakak mereka, tetapi tindakan mereka ini justru mengakibatkan kematian mereka sebagai martir. Mereka ditangkap dan diserahkan ke tangan algojo untuk dibunuh.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-05-31 Rabu.

Liturgia Verbi (A-I)
Pesta S.P. Maria Mengunjungi Elisabet

Rabu, 31 Mei 2023



Bacaan Pertama
Zef 3:14-18a

"Tuhan, Raja Israel, ada di tengah-tengah kamu."

Pembacaan dari Nubuat Zefanya:

Bersorak-sorailah, hai puteri Sion,
bergembiralah hai Israel!
Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati,
hai puteri Yerusalem!
Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang dijatuhkan atasmu,
Ia telah menebas binasa musuhmu.
Raja Israel, yakni Tuhan, ada di tengah-tengahmu;
Engkau tidak akan takut lagi kepada malapetaka.

Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem,
"Janganlah takut, hai Sion!
Janganlah tanganmu menjadi lunglai!
Tuhan Allahmu ada di tengah-tengahmu
sebagai pahlawan yang memberi kemenangan.
Ia bersukaria karena engkau,
Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya,
dan Ia bersorak gembira karena engkau
seperti pada hari pertemuan raya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Yes 12:2-3.4bcd.5-6,R:6b

Refren: Agunglah di tengah-tengahmu: Yang Kudus, Allah Israel.

*Sungguh, Allah itu keselamatanku;
aku percaya dengan tidak gementar;
sebab Tuhan Allah itu kekuatanku dan mazmurku,
Ia telah menjadi keselamatanku.

*Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan
dari mata air keselamatan.

*Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya,
beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa,
masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur!

*Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya;
baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi!
Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion,
sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!



Bait Pengantar Injil
Luk 1:45

Berbahagialah dia yang telah percaya,
sebab firman Tuhan yang telah dikatakan kepadanya
akan terlaksana.



Bacaan Injil
Luk 1:39-56

"Siapakah aku ini
sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel,
bergegaslah Maria ke pegunungan
menuju sebuah kota di wilayah Yehuda.
Ia masuk ke rumah Zakharia
dan memberi salam kepada Elisabet.

Ketika Elisabet mendengar salam Maria,
melonjaklah anak yang di dalam rahimnya
dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus,
lalu berseru dengan suara nyaring,
"Diberkatilah engkau di antara semua wanita,
dan diberkatilah buah rahimmu.
Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Sebab sesungguhnya,
ketika salammu sampai kepada telingaku,
anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.
Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya,
sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana."

Lalu kata Maria,
"Jiwaku memuliakan Tuhan,
dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya,
mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
karena Yang Mahakuasa
telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku,
dan nama-Nya adalah kudus.
Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya
dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya,
dan meninggikan orang-orang yang rendah;
Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar,
dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
Ia menolong Israel, hamba-Nya,
karena Ia mengingat rahmat-Nya,
seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita,
kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."

Kira-kira tiga bulan lamanya
Maria tinggal bersama dengan Elisabet,
lalu pulang kembali ke rumahnya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Ada dua kalimat dari Nubuat Zefanya pada Bacaan Pertama hari ini yang menggugah saya untuk mencernanya lebih dalam.
Yang pertama, "Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang dijatuhkan atasmu."
Di zaman sebelum Yesus memang dipercaya adanya penghukuman di dunia ini, tetapi menurut Yesus biarlah rumput ilalang tumbuh bersama bulir gandum, kelak ada waktunya untuk memisahkan rumput ilalang, mengumpulkannya dan memasukkannya ke dalam dapur api.
Yesus menderita sengsara dan bahkan sampai disalibkan bukanlah penghukuman dari Allah melainkan memang mesti ditempuh oleh Yesus sebagai penebusan.
Jika demikian, baiklah kita boleh beranggapan kalau hukuman yang dimaksud bukanlah dari Tuhan melainkan dari orang lain atau bahkan akibat dari perbuatan kita sendiri.
Kita boleh memohon kepada Allah Bapa untuk menyingkirkan hukuman itu.

Yang kedua, "Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya."
Membaharui artinya menjadikan baru, tidak digantikan oleh yang baru sementara yang lama dibuang, tidak demikian.
Rekan jejak di masa lalu tidak dihapus, tetapi Tuhan menjadikan hidup kita saat ini dan juga di kemudian hari menjadi sangat berbeda dari yang sebelumnya, yakni hidup dengan kerohanian yang jauh lebih tinggi dan boleh menikmati damai sejahtera Kristus di dalam kehidupan kita sehari-hari.

Mengapa Tuhan melakukan kedua hal di atas untuk kita?
Tuhan juga melakukan banyak hal lainnya untuk kita, mengapa?
Karena Allah Bapa rindu ingin berkumpul bersama kita, anak-anak-Nya, anak-anak yang dikasihi-Nya.
Doa Adam dan Hawa telah memisahkan kita dari Allah, dan dipisahkan semakin jauh lagi gegara dosa-dosa yang kita perbuat sendiri.
Oleh karena itu, marilah kita bertindak yang sama seperti si Bungsu yang menghabiskan harta kekayaaan ayahnya lalu menyesal dan memutuskan kembali ke rumah bapanya hendak melamar menjadi hamba di situ.
Atau seperti Elisabet yang dikisahkan pada Bacaan Injil hari ini, simbul kerendahan hati yang luarbiasa telah ditunjukkan oleh Elisabet ketika mengetahui Maria datang kepadanya, "Siapakah aku ini, sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"



Peringatan Orang Kudus
Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabeth
Ketika malaekat Gabriel membawa khabar gembira kepada Maria, ia menyampaikan juga kepada Maria peristiwa ilahi perkandungan Elisabeth. Malaekat Gabriel mengatakan bahwa Elisabeth sedang mengandung seorang anak laki-laki pada usia tuanya. Bayi laki-laki itu adalah Yohanes Pemandi, yang akan menjadi perintis jalan bagi Yesus, Juru Selamat yang dijanjikan Allah.
Maria segera bergegas ke pegunungan Yudea, ke kota Karem, tempat tinggal Elisabeth dan Zakarias. Maria berangkat ke sana untuk melayani Elisabeth. Sebagaimana kata Injil, pertemuan itu merupakan suatu peristiwa kegembiraan baik bagi Elisabeth maupun anak yang dikandungnya. Dari mulut Elisabeth keluarlah kata-kata pujian ini: "Terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? . . . "Elisabeth juga menyebut Maria sebagai Yang Berbahagia karena Maria percaya akan Sabda Tuhan yang disampaikan malaekat kepadanya.
Maria tidak membantah kata-kata pujian Elisabeth. Sebaliknya, dalam terang ilahi dilihatnya bahwa Tuhan mau menyelamatkan bangsa-bangsa melalui rahimnya yang kudus. Bahwa dengan perantaraannya Tuhan mau datang ke tengah-tengah umatNya untuk menyelamatkan mereka. Bahwa Tuhan hendak menyerahkan bangsa-bangsa di bawah perlindungannya yang rahim.
Oleh karena itu, Maria segera menjawab kata-kata pujian Elisabeth dengan Magnifikatnya: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia . . . ". Kira-kira Maria tinggal tiga bulan lamanya di rumah Elisabeth saudaranya dan menolongnya dalam urusan rumah tangga menyongsong kelahiran anak yang dikandung Elisabeth. Setelah itu, Maria kembali ke Nazareth.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-05-30 Selasa.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Selasa, 30 Mei 2023



Bacaan Pertama
Sir 35:1-12

"Mentaati perintah Tuhan sama dengan kurban keselamatan."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Memenuhi hukum Tuhan itu
sama dengan mempersembahkan banyak kurban,
dan memperhatikan segala perintah Tuhan itu
sama dengan mempersembahkan kurban keselamatan.
Membalas kebaikan hati orang
sama dengan mempersembahkan kurban sajian,
dan memberikan derma sama dengan menyampaikan kurban syukur.
Yang direlai oleh Tuhan ialah menjauhi kejahatan,
dan menolak kelaliman itu sama dengan kurban penghapus dosa.

Jangan tampil di hadirat Tuhan dengan tangan kosong,
sebab semuanya wajib menuruti perintah Tuhan.
Persembahan orang jujur melemaki mezbah,
dan harumnya sampai ke hadapan Yang Mahatinggi.
Tuhan berkenan akan kurban orang yang jujur,
dan takkan melupakannya.

Muliakanlah Tuhan dengan kemurahan,
dan buah bungaran di tanganmu janganlah kausedikitkan.
Bawalah pemberianmu dengan muka riang,
dan dengan suka hati sertakanlah bagian sepersepuluh
menjadi barang kudus.
Berikanlah kepada Yang Mahatinggi
sesuai dengan apa yang diberikan-Nya kepadamu:
itupun harus dengan murah hati dan seturut penghasilanmu.
Sebab Tuhan pasti membalas,
dan akan membalas engkau tujuh kali lipat.

Jangan mencoba menyuap Tuhan, sebab Ia tidak akan terima!
Jangan menaruh harapan pada kurban kelaliman.
Sebab Tuhan adalah hakim yang tidak memihak.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 50:5-6.7-8.14.23,R:23b

Refren: Orang yang jujur jalannya,
akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

*Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi,
yang mengikat perjanjian dengan Daku,
perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!"
Maka langit memberitakan keadilan-Nya:
Allah sendirilah Hakim!

*Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman!
Dengarkanlah, hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu:
Akulah Allah, Allahmu!
Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum,
sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku!

*Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah,
dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi!
Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban,
ia memuliakan Daku;
dan siapa yang jujur jalannya,
akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah!



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.



Bacaan Injil
Mrk 10:28-31

"Sekalipun disertai penganiayaan,
pada masa ini juga kalian akan menerima kembali seratus kali lipat,
dan dimasa datang menerima hidup yang kekal."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Setelah Yesus berkata
betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah,
berkatalah Petrus kepada Yesus,
"Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu
dan mengikuti Engkau."

Maka Yesus menjawab,
"Sesungguhnya Aku berkata kepadamu,
barangsiapa meninggalkan rumah,
saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya,
pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat:
rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu,
anak dan ladang,
sekalipun disertai berbagai penganiayaan;
dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal.

Tetapi banyak orang yang terdahulu
akan menjadi yang terakhir,
dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kita telah merenungkan perihal ajaran Yesus tentang peluang masuk ke Surga.
Semua orang berpeluang untuk memperoleh hidup kekal di Surga, asal mengikut jalan yang telah ditunjukkan oleh Yesus.
Keinginan daging adalah penghalang utama, termasuk segala sesuatu yang terkait dengan kedagingan.
Salah satunya adalah kekayaan duniawi.
Yesus mengatakan betapa sulitnya orang kaya masuk ke Surga, lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum.

Jalan yang merupakan jalan tol, lempeng, adalah dengan menjadi murid Yesus dan menjalankan tugas perutusan Yesus mewartakan Injil.
Ini paling okey tapi juga paling susah, sebab bukan hanya banyak halangan yang melintang tetapi juga banyak godaan, cobaan dan marabahaya yang menghadang.
Lihatlah para murid Yesus.
Mereka meninggalkan segala miliknya, dan juga keluarganya, untuk mengikuti Yesus.
Lihatlah juga kaum klerus kita, para biarawan dan biarawati.
Mereka juga meninggalkan segala milik dan keluarganya untuk hidup selibat dan mengabdikan seluruh hidupnya bagi Allah.

Barangkali kita lalu bertanya, "Terus dapat apa jika melakukan perintah Yesus itu?"
Yesus telah menjawabnya, "Pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat, dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal."
Umat, yang jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan sanak-saudaranya sendiri, telah menjadi saudara bagi mereka.
Mereka diterima di rumah umat yang mana pun ketika berkunjung ke situ.
Ada banyak orang yang dengan senang hati memberikan bantuan.
Sampai-sampai ada imam yang bilang begini, "Saya punya banyak sekali handuk dan kemeja pemberian umat untuk saya bagi-bagikan kepada yang membutuhkannya."
Ya, benar.  Mereka telah menerima seratus kali lipat pada saat ini, walau pun memang, seperti yang dikatakan oleh Yesus, mereka juga tak luput dari konsekuensi untuk memikul salibnya masing-masing, berkat yang seratus kali lipat itu disertai dengan berbagai kesusahan dan penganiayaan.

Marilah kita mematuhi perintah Yesus itu, menyangkal diri, memikul salib lalu mengikuti Yesus, agar di dunia ini kita akan menerima seratus kali lipat dari yang semestinya, dan mendapat jaminan hidup kekal di Surga kelak.



Peringatan Orang Kudus
Santo Feliks I, Paus & Pengaku Iman
Feliks dikenal sebagai putra kaisar Konstantinus. la lahir di Roma kira-kira pada awal abad ketiga. Kehidupan masa mudanya dan usahanya menghayati lman Kristen tidak banyak diketahui.  Ada banyak cerita beredar di kalangan orang-orang Kristen tentang dirinya, namun kebenaran cerita itu diragukan. Oleh karena itu, para ahli mengadakan penelitian cermat tentang kehidupan Feliks.
Feliks menduduki Takhta Santo Petrus sebagai Paus pada tahun 269 dan memimpin Gereja Kristus sampai tahun 274. la dibunuh pada masa pemerintahan kaisar Aurelianus ketika ada penganiayaan terhadap orang-orang Kristen.  Ia dikuburkan di pemakaman para Paus di kuburan Santo Kallistus di Jalan Apia, Roma.


Santo Baptista Varani OSC Cap, Abbas
Baptista lahir pada tahun 1458. Ia seorang biarawan yang pandai dan dikaruniai banyak rahmat mistik. Pengalaman-pengalaman rohaninya yang dalam diabadikannya dalam beberapa buku yang sangat penting bagi peningkatan iman, terutama bagi peningkatan kebaktian terhadap Hati Kudus Yesus. Pemimpin biara Suster-suster Klaris di Chiara, Italia ini meninggal dunia pada tahun 1524.


Santo Ferdinandus dari Kastilia, Pengaku Iman
Ferdinandus adalah putra raja Alfonso dari kerajaan Leon, dan ratu Berengaria dari Kastilia. Ia lahir di sebuah kota dekat Salamanca, Spanyol pada tahun 1199. Ketika berumur 18 tahun, ia diangkat menjadi raja Kastilia. Kemudian ketika ayahnya Alfonso meninggal dunia pada tahun 1230, Ferdinandus diangkat lagi menjadi raja Leon. Dengan demikian ia menjadi raja baik di kerajaan Kastilia maupun di kerajaan Leon. Dia memerintah dua kerajaan ini sampai hari kematiannya pada tanggal 30 Mei 1252.
Sebagai raja, Ferdinandus membuktikan dirinya sebagai seorang penguasa yang adil dan bijaksana. Di masa kepemimpinannya, dua kerajaan yang diwariskan kepadanya oleh kedua orangtuanya digabungkan menjadi satu kerajaan. Masa pemerintahannya mempunyai arti yang sangat penting bagi sejarah Spanyol. la berusaha sekuat tenaga untuk menyebarkan agama Kristen di seluruh kerajaannya. Ia berhasil mengusir pergi orang-orang Moor dari seluruh wilayah Spanyol, termasuk kota-kota penting seperti Kordova (1236) dan Seville,(1248). Sampai saat kematiannya, hanyalah Granada dan Alicante masih berada di bawah pendudukan orang-orang Moor.
Selain usaha-usaha di atas, ia terus berjuang mempertahankan tegaknya ajaran iman yang benar terhadap rongrongan bidaah Albigensia.  Ferdinandus tergolong seorang raja yang beriman teguh. Ia berusaha memajukan perkembangan agama Kristen. la mendirikan banyak biara, merobah mesjid-mesjid menjadi katedral-katedral dan membantu rumah-rumah sakit dengan berbagai pemberian. Pada tahun 1242 ia mendirikan Universitas Salamanca sebagai pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Ketika ia meninggal dunia, ia dikuburkan di Katedral Seville dalam pakaian biara Ordo Ketiga Santo Fransiskus. Pada kuburnya terjadi banyak mujizat. Banyak orang menganggap dia sebagai Orang Kudus. Kekudusannya baru diakui Gereja 419 tahun setelah kematiannya oleh Sri Paus Klemens X (1670-1676) pada tahun 1671.


Santa Jeanne d'Arc, Pengaku Iman
Jean - nama panggilan Jeanne d'Arc - lahir pada tahun 1412 di Domreni, Prancis. Ayahnya Yakobus Arc dan ibunya Elisabeth mendidik dan membesarkannya menjadi seorang wanita petani yang rajin, peramah dan periang. Tetapi sebagaimana keadaan wanita desa lainnya, Jean tidak tahu membaca dan menulis.
Ketika berusia 13 tahun, Jean merasakan adanya suatu dorongan batin yang kuat untuk melibatkan diri dalam perjuangan menyelamatkan negerinya Prancis dari pendudukan tentara-tentara Inggris. Setahun kemudian tatkala ia sedang menjaga domba-domba di padang, Jean mengalami suatu penglihatan ajaib. Ia melihat suatu cahaya ajaib yang terang benderang. Dari dalam cahaya itu terdengar olehnya suara orang berkata: "Jean, anakku! Jadilah anak yang baik-baik! Tuhan akan melindungi dan menaungi engkau dengan kekuatan Roh Kudus. Ingatlah, pada suatu saat, engkau akan menolong raja untuk menyelamatkan Prancis dari bahaya peperangan dan dari pendudukan tentara Inggris". Dengan gentar Jean berlutut dan berkata: "Ah Tuhan, aku hanya seorang wanita petani yang miskin dan tak berdaya. Bagaimana mungkin aku dapat menolong raja. Aku tak tahu bagaimana harus berperang". Suara itu menjawab: "Jangan takut, Jean! Tuhan akan menolong engkau asal engkau percaya kepadaNya".
Waktu terus beredar. Ketika Jean berusia 16 tahun, suara ajaib itu didengarnya lagi. Kali, ini lebih tegas dan mendesak: "Waktunya sudah tiba. Dauphin, putra mahkota itu membutuhkan engkau. Pergilah ke istana dan mohonlah kepada panglima Robert agar mengizinkan engkau pergi menemui Dauphin".
Situasi Prancis saat itu kacau oleh amukan perang dan pendudukan tentara Inggris. Sementara itu, putra mahkota belum dinobatkan menjadi raja.  Jean, dengan iman yang kuat kepada Tuhan segera melaksanakan perintah ajaib itu. Ia pergi ke istana untuk menemui Robert.  "Aku membawa berita kepada Dauphin dari Tuhanku" katanya kepada Robert.
"Siapakah Tuhanmu itu?" tanya Robert. "Raja alam semesta" jawab Jean tegas. Mendengar jawaban itu, para serdadu menertawai dia. Tetapi Jean dengan tegas berkata: "Bawalah segera aku kepada Dauphin karena aku akan membantunya meraih kemenangan atas tentara Inggris".
Panglima Robert rnengabulkan permohonannya. la memberikan sepucuk surat pengantar kepada Jean agar bisa bertemu dengan Dauphin. Dengan kawalan enam orang serdadu, Jean berangkat ke Chinon, tempat Dauphin berada. Perjalanan mereka ke Chinon harus melewati suatu daerah yang dikuasai musuh. Namun Jean tidak gentar karena dia yakin bahwa Tuhan akan melindungi dia.
Ketika bertemu Dauphin, Jean berkata: "Aku, Jeanne d'Arc. Raja semesta alam mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan pesan ini: "bahwa dalam waktu singkat tuan akan dinobatkan menjadi raja Prancis di Rheims". Aku diutusnya untuk membantumu dalam peperangan melawan tentara Inggris". Dauphin bersama para pengawalnya percaya. Lalu mereka mulai merencanakan siasat peperangan.
Jean diperlengkapi dengan pakaian perang dan seekor kuda putih. Jean sendiri memendekkan rambutnya agar telihat seperti seorang pria. Ia maju berperang dengan menunggangi seekor kuda putih sambil memegang bendera yang bertuliskan semboyan: Yesus-Maria. Bersama para serdadu Prancis, Jean berhasil memporakporandakan pasukan Inggris di Orleans.
Kemenangan ini memberi peluang emas untuk menyelenggarakan pesta penobatan Dauphin menjadi raja. Di Katedral Rheims, Dauphin dinobatkan menjadi raja Prancis dengan gelar Charles VII. Setelah penobatan itu, Jean memimpin lagi sepasukan tentara Prancis untuk merebut Paris dari tangan tentara Inggris. Tetapi mereka dipukul mundur dan menderita kekalahan besar. Jean sendiri ditangkap dan dibawa ke Inggris. Di sana ia dipenjarakan di istana Rouen selama sembilan bulan. Kemudian dia dihadapkan ke pengadilan Uskup Beauvais dengan tuduhan malakukan praktek sihir dan takhyul. Dalam persidangan yang berlangsnng sebanyak 15 kali, Jean dengan gigih membela diri dan dengan cemerlang membantah tuduhan palsu yang dikatakari tentang dirinya. la menolak tuntutan untuk mengungkapkan "suara-suara ajaib dari surga" yang didengarnya dahulu. Kepada para hakim, ia dengan tegas berkata: "Aku bukan tukang sihir. Panggilanku sungguh berasal dari Tuhan. Dalam semua tindakanku, aku selalu mengikuti perintah Tuhan dan petunjuk-petunjukNya. Aku bersedia mati demi nama Tuhanku". Mendengar kata-kata itu, para hakim semakin marah dan memerinta­kan para serdadu untuk menjalankan hukuman bakar hidup-hidup atas diri Jean dihadapan umum.
Jean menemui ajalnya karena keputusan tidak adil dari pengadilan pada tahun 1413 di Rouen. Ia digelari 'kudus' oleh Gereja bukan karena patriotismenya atau keberaniannya berperang, melainkan karena kesalehan hidupnya dan kesetiaannya dalam memenuhi kehendak Tuhan atas dirinya. Ia dihormati sebagai pelindung negeri Prancis.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-05-29 Senin.

Liturgia Verbi (A-I)
PW SP Maria Bunda Gereja

Senin, 29 Mei 2023

PW SP Maria Bunda Gereja
PF S. Paulus VI, Paus



Bacaan Pertama
Kej 3:9-15.20

"Aku akan mengadakan permusuhan
antara keturunanmu dan keturunan wanita itu."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Pada suatu hari, di Taman Eden,
setelah Adam makan buah pohon terlarang,
Tuhan Allah memanggil manusia itu
dan berfirman kepadanya, "Di manakah engkau?"
Ia menjawab,
"Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada dalam taman ini,
aku menjadi takut, karena aku telanjang;
sebab itu aku bersembunyi."
Lalu Tuhan berfirman,
"Siapakah yang memberitahukan kepadamu,
bahwa engkau telanjang?
Apakah engkau makan dari buah pohon,
yang Kularang engkau makan itu?"
Manusia itu menjawab,
"Perempuan yang Kautempatkan di sisiku,
dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku,
maka kumakan."
Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu,
"Apakah yang telah kauperbuat ini?"
Jawab perempuan itu,
"Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."

Lalu berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu,
"Karena engkau berbuat demikian,
terkutuklah engkau di antara segala ternak
dan di antara segala binatang hutan! 
Dengan perutmulah engkau akan menjalar
dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu!
Aku akan mengadakan permusuhan
antara engkau dan perempuan ini,
antara keturunanmu dan keturunannya.
Keturunannya akan meremukkan kepalamu,
dan engkau akan meremukkan tumitnya."

Manusia itu memberi nama Hawa kepada istrinya,
sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
Kis 1:12-14

Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa bersama.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Setelah Yesus diangkat ke surga,
dari bukit yang disebut Bukit Zaitun,
kembalilah para rasul dari sana ke Yerusalem
yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya.
Setelah tiba di kota,
naiklah mereka ke ruang atas tempat mereka menumpang.
Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes,
Yakobus dan Andreas,
Filipus dan Tomas,
Bartolomeus dan Matius,
Yakobus bin Alfeus,
Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus.
Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa bersama,
dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus,
dan dengan saudara-saudara Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 87:1-2.3.5.6.7,

Refren: Pujilah Tuhan, hai segala bangsa!

*Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya;
Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion
dari pada segala tempat kediaman Yakub.
Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.

*Tetapi tentang Sion dikatakan:
"Tiap-tiap orang dilahirkan di dalamnya,"
dan Dia, Yang Mahatinggi, menegakkannya.

*Pada waktu mencatat bangsa-bangsa Tuhan menghitung:
"Ini dilahirkan di sana."
Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai,
"Semua mendapatkan rumah di dalammu."



Bait Pengantar Injil


Berbahagialah engkau, Perawan Maria yang melahirkan Tuhan; dan diberkatilah engkau, Bunda Gereja, yang menyemanganti kami dengan Roh Putramu, Yesus Kristus.



Bacaan Injil
Yoh 19:25-34

"Inilah ibumu."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Waktu Yesus bergantung di salib,
dekat salib itu berdiri ibu Yesus,
dan saudara ibu Yesus, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena.
Ketika Yesus melihat ibu-Nya
dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya,
berkatalah Ia kepada ibu-Nya, "Ibu, inilah anakmu!"
Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, "Inilah ibumu!"
Dan sejak sat itu
murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya.

Sesudah itu,
karena tahu bahwa segala sesuatu telah selesai,
berkatalah Yesus,
--- supaya genapah yang ada tertulis dalam Kitab Suci ---
"Aku haus!"

Di situ ada suatu wadah penuh anggur asam.
Maka mereka mencelupkan bunga karang dalam anggur asam itu,
mencucukkannya pada sebatang hisop,
lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
Sesudah meminum anggur asam itu,
berkatalah Yesus, "Sudah selesai!"
Lalu Yesus menundukkan kepala dan menyerahkan nyawa-Nya.

Karena hari itu hari persiapan,
dan supaya pada hari Sabat
mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung
pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar --
maka datanglah para pemuka Yahudi kepada Pilatus
dan meminta kepadanya
supaya kaki orang-orang itu dipatahkan,
dan jenazah-jenazahnya diturunkan.
Lalu datanglah prajurit-prajurit
dan mematahkan kaki orang yang pertama
dan kaki orang yang lain
yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus.
Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus
dan melihat bahwa Ia telah mati,
mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
tetapi seorang dari antara prajurit itu
menikam lambung-Nya dengan tombak,
dan segera mengalir keluar darah dan air.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Gereja adalah persekutuan penggembala dengan domba-dombanya, yang dipertemukan dan dipersatukan oleh Tuhan.
Gereja adalah kita.
Gereja bukanlah bangunan fisik semata.
Oleh karenanya, sekali pun kita tidak dapat berkumpul di gereja, seperti yang terjadi saat pandemi yang baru berlalu, tetapi persekutuan tetap ada, gereja yang adalah kita masih tetap ada.
Kita masih bisa bersekutu melalui perjumpaan lewat live streaming.  Media online telah membuat kita tetap dapat bersekutu.
Walau pun hal ini sempat menimbulkan pro-kontra di mana-mana.
Ketika awal-awal pandemi, live streaming dianggap solusi jitu untuk mengatasi kendala kehadiran umat, tetapi ketika pandemi berakhir, orang pun mulai mendiskriditkan Misa online.
Seorang penggembala umat bertanya, "Apakah kamu mengikuti ibadah onine atau kamu menonton ibadah?"
Waduh…

Bacaan Injil hari ini adalah cermin dari persekutuan dalam Kristus, persekutuan yang diprakarsai oleh Yesus sendiri sambil bergantung di tiang salib.
Kepada Maria, ibu-Nya, Yesus berkata, "Ibu, inilah anakmu!" sambil mengarahkan kepada Yohanes, murid yang dikasihi-Nya.
Dan kepada Yohanes Yesus berkata, "Inilah ibumu!"
Itulah cikal bakal persekutuan yang kemudian berkembang menjadi gereja perdana dan terus berkembang hingga sekarang telah menyebar ke seluruh dunia.

Bunda Maria adalah ibu yang sempurna.
Ia hadir justru di saat Yesus mengalami kesusahan.
Ia juga hadir di saat kita mengalami kesusahan.
Dialah yang senantiasa mendengarkan segala keluh-kesah kita, dan yang tak jemu-jemunya berdoa bagi kita.
Maka sudah sepantasnyalah kita memuji Bunda Maria.

Bunda Maria adalah ibu dari Tuhan kita Yesus Kristus, sampai sekarang pun masih tetap demikian, karena Bunda Maria telah diangkat ke Surga dan dimuliakan di sana.
Maka dari itu, marilah kita menyapa bunda kita ini, hari ini kita memperingati Bunda Maria sebagai Bunda Gereja.
Marilah kita menyapa di dalam doa, "Bunda Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati, Amin".



Peringatan Orang Kudus
Santa Teodosia dari Konstantinopel, Martir
Sebagai martir dari Konstantinopel, Teodosia adalah salah seorang martir dari Gereja Katolik Timur. la menderita penganiayaan hebat dari para  musuh Gereja pada abad kedelapan (745) pada masa pemerintahan kaisar Konstantin V.
Pada tahun 726, kaisar Byzantium Leo III mengeluarkan sebuah dekrit yang melarang pemujaan terhadap gambar-gambar kudus. Putranya Konstantin, yang menggantikan dia terus melanjutkan politiknya dalam memberantas praktek pemujaan terhadap gambar-gambar kudus. Ia memerintahkan pengrusakan atas sebuah lukisan Yesus yang termasyhur di biara Santo Anastasius di Konstantinopel. Teodosia sebagai seorang biarawati di biara itu mencoba menyembunyikan lukisan itu. Karena itu ia ditangkap dan dianiaya hingga mati.


Santo Max(iminus), Uskup
Max(iminus) adalah Uskup di kota Trier, Jerman. Ia meninggal di pengasingan ketika dibuang bersama Santo Atanasios dan Uskup-uskup lainnya karena melawan bidaah Arianisme. la meninggal pada tahun 346.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-05-28 Minggu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Raya Pentakosta

Minggu, 28 Mei 2023



Bacaan Pertama
Kis 2:1-11

"Mereka penuh dengan Roh Kudus dan mulai berbicara."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Ketika tiba hari Pentakosta,
semua orang yang percaya akan Yesus berkumpul di satu tempat.
Tiba-tiba turunlah dari langit
suatu bunyi seperti tiupan angin keras
yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk.
Lalu tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api
bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus.
Lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain,
seperti yang diilhamkan oleh Roh itu kepada mereka
untuk dikatakan.

Waktu itu
di Yerusalem berkumpul orang-orang Yahudi yang saleh
dari segala bangsa di bawah kolong langit.
Ketika turun bunyi itu,
berkerumunlah orang banyak.
Mereka bingung karena masing-masing mendengar
rasul-rasul itu berbicara dalam bahasa mereka.
Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata,
"Bukankah semua yang berbicara itu orang Galilea?
Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar
mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri,
yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita?
Kita orang Partia, Media, Elam,
kita penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia,
Pontus dan Asia,
Frigia dan Pamfilia,
Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene,
pendatang-pendatang dari Roma,
baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi,
orang Kreta dan orang Arab,
kita semua mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri
tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 104:1ab.24ac.29c-30.31.34,R:30

Refren: Utuslah Roh-Mu, ya Tuhan,
dan jadi baru seluruh muka bumi.

*Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Tuhan, Allahku, Engkau sangat besar!
Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan,
semuanya Kauubat dengan kebijaksanaan.

*Apabila Engkau mengambil roh mereka,
matilah mereka dan kembali menjadi debu.
Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka pun tercipta kembali,
dan Engkau membaharui muka bumi.

*Biarlah kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya,
biarlah Tuhan bersukacita atas semua yang diciptakan-Nya.
Biarlah renunganku berkenan kepada-Nya!
Aku hendak bersukacita karena Tuhan.



Bacaan Kedua
1Kor 12:3b-7.12-13

"Kita semua telah dibaptis dalam Roh Kudus menjadi satu tubuh."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
tidak ada seorang pun dapat mengaku, "Yesus adalah Tuhan",
selain oleh Roh Kudus.
Ada rupa-rupa karunia, tetapi hanya ada satu Roh.
Ada rupa-rupa pelayanan, tetapi hanya ada satu Tuhan.
Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib,
tetapi Allah adalah satu;
Dialah yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh
untuk kepentingan bersama.
Karena sama seperti tubuh itu satu
dan anggota-anggotanya banyak,
dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh,
demikian pula Kristus.
Sebab kita semua, baik orang Yahudi maupun Yunani,
baik budak maupun orang merdeka,
telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh,
dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

Demikianlah sabda Tuhan.


MADAH PENTAKOSTA

Datanglah Roh Ilahi
dan terangilah kami
dengan sinar surgawi.

   Datanglah sumber kasih
   pelipur hati sedih
   pencipta tanpa pamrih.

Kuatkanlah yang lemah
bangunkanlah yang rebah
segarkanlah yang lelah

   Sejukkanlah yang panas
   giatkanlah yang malas
   lembutkanlah yang ganas

O cahaya mulia
penuhilah segera
budi dan hati hamba.

   Tanpa berkat restu-Mu
   tiada sesuatu
   dapat sungguh bermutu.

Yang kotor bersihkanlah
yang kering siramilah
yang luka sembuhkanlah

   Yang kaku haluskanlah
   yang beku luluhkanlah
   yang sesat pulangkanlah.

Kami umat-Mu ini
mohon dikurniai
sapta rahmat Roh Suci.

   Kami mohon berkat-Mu
   agar setia pada-Mu
   dan bahagia selalu. Amin



Bait Pengantar Injil


Datanglah, Roh Kudus, penuhilah hati kaum beriman,
dan nyalakanlah di dalamnya api cinta-Mu.



Bacaan Injil
Yoh 20:19-23

"Seperti Bapa telah mengutus Aku,
kini Aku mengutus kamu.
Terimalah Roh Kudus."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Setelah Yesus disalibkan,
pada malam pertama sesudah hari Sabat,
berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat
dengan pintu-pintu yang terkunci
karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi.

Pada waktu itu datanglah Yesus,
berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata,
"Damai sejahtera bagi kamu!"
Dan sesudah berkata demikian,
Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka.
Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.
Maka kata Yesus sekali lagi,
"Damai sejahtera bagi kamu!
Sama seperti Bapa mengutus Aku,
demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."
Dan sesudah berkata demikian,
Yesus mengembusi mereka dan berkata,
"Terimalah Roh Kudus.
Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni,
dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada,
dosanya tetap ada."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambil dari renungan Daily Fresh Juice berikut ini:

*Roh Kudus itu Tuhan yang tinggal di hati kita*

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Hari ini kita telah sampai di puncak doa Novena Roh Kudus,
setelah kita menuntaskan Novena Roh Kudus selama 9 hari,
yakni dimulai se hari setelah Kenaikan Tuhan ke Surga,
dan berakhir kemarin, satu hari menjelang Hari Raya Pentakosta hari ini.
Gereja mengajak kita untuk secara bersama-sama merayakan Pentakosta
yang kita kenang sebagai hari kelahiran gereja, dengan mendengarkan dan merenungkan Injil Yohanes, Pasal 20, Ayat 19 sampai dengan 23 berikut ini.

*Seperti Bapa telah mengutus Aku, kini Aku mengutus kamu.
Terimalah Roh Kudus.*

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:
[Bacaan Injil]
Demikianlah Injil Tuhan.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Sebelum kita merenungkan Bacaan Injil hari ini,
marilah terlebih dahulu kita simak awal muasal Pentakosta ini,
agar jangan sampai kita salfok atau salah faham mengenai apa yang sesungguhnya kita rayakan dengan meriah pada hari ini.

Di Palestina di zaman dulu, orang melakukan dua kali panen setiap tahunnya
Panen yang pertama dikerjakan di sekitar akhir bulan Mei sampai awal bulan Juni.
Menurut tradisi waktu itu, panen pertama atau panen sulung, dipersembahkan kepada Tuhan, dengan menyelenggarakan festival panen gandum Yahudi, yang dikensal sebagai Shavuot.
Jadi, makna Pentakosta waktu itu adalah perayaan syukur atas buah sulung dari panen gandum.

Kemudian seiring berjalannya waktu,
makna Shavuot mulai bergeser, atau tepatnya bertambah.
Ketika Allah meminta Nabi Musa untuk naik ke gunung Sinai, untuk menerima Taurat langsung dari Allah, yang isinya kita kenal sebagai "10 Perintah Allah",
terjadinya bertepatan dengan Shavuot, maka Shavuot juga dirayakan untuk memperingati turunnya Taurat Musa.

Istilah Pentakosta sendiri digunakan sebagai istilah lain dari Shavuot
untuk mengkaitkannya dengan Perayaan Paskah,
yakni di hari ke-50 setelah Paskah, maka Shavuot disebut juga sebagai "Hari Raya Tujuh Minggu" yang artinya hari yang ke-50.
Tujuh minggu itu sama dengan 49 hari.

Nah, yang menjadi pertanyaan di benak saya, dan mungkin juga menjadi pertanyaan banyak orang, apa iya gereja mengajak kita untuk merayakan panen pertama atau panen sulung dari hasil gandum itu?
Lha kita yang di Indonesia itu nanamnya padi, jagung, atau umbi-umbian, tak ada gandum, lalu apa yang kita rayakan?

Atau Gereja hendak mengajak kita untuk mengenang 10 Perintah Allah itu?
Taurat Musa memang penting dan perlu, seperti yang dikatakan sendiri oleh Yesus, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya." [Mat 5:18]

Ada sekitar 24 hari raya yang kita rayakan setiap tahunnya, termasuk Pentakosta,
tetapi masing-masing ada momentum atau tonggak sejarah yang melatar-belakangi perayaan itu, yang terkait dengan karya Yesus di dunia ini, mulai dari kelahiran Yesus, sengsara dan wafat-Nya, kebangkitan-Nya kenaikan-Nya ke Surga, dan sebagainya.
Panen gandum di Palestina di luar konteks, artinya tentu ada alasan lain mengapa Pentakosta ditempatkan setingkat perayaan atau solemnitas.

Bagi kita, Pentakosta adalah peringatan turunnya Roh Kudus atas para rasul Yesus, yang terjadinya bertepatan dengan Shavuot, di hari ke-50 setelah Hari Raya Paskah.
Jadi, kita tidak sedang merayakan Shavuot melainkan merayakan pemenuhan janji Tuhan untuk menurunkan Roh Kudus kepada para rasul seperti yang kita dengarkan dari Bacaan Pertama dari Kisah Para Rasul.
Lalu apa kaitannya dengan kita?
Bagaimana kita melibatkan diri dalam perayaan yang penting ini?
Apa iya hari ini Roh Kudus turun lagi, dan turun berulang-ulang setiap tahun?
Lebih jauh lagi, bagaimana kita bisa mengetahui apakah Roh Kudus benar-benar turun juga untuk kita yang percaya ini?
Apakah harus dibuktikan dengan kemampuan berkata-kata dalam berbagai bahasa asing?  Atau membuat berbagai mujizat? Atau dengan selfie menampilkan ada burung merpati hinggap di atas kepala kita?

Sebelum kita mencoba menjawab berbagai pertanyaan yang bertubi-tubi dan membingungkan itu, marilah kita lihat sekilas apa yang ditulis di dalam Injil terkait kedatangan Roh Kudus, tidak kita lihat seluruhnya karena kita telah sering melihatnya, hanya satu dua yang barangkali luput dari perhatian kita.
Yang pertama:
Bahwa Tuhan telah menjanjikan Roh Kudus jauh sebelum mengutus Putera-Nya datang ke dunia dan menjadi manusia.
Misalnya seperti yang ditulis dalam Nubuat Yoel, Pasal 2 ayat 28-29 tentang "Hari Tuhan" ini,
"Kemudian dari pada itu akan terjadi,
bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia,
maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat;
orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi,
teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.
Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan
akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu."
Artinya Roh Kudus akan dicurahkan kepada semua orang, bukan hanya kepada para rasul Yesus saja.
Orangtua, anak-anak dan para hamba, semuanya menerima, sama rata, tak ada diskriminasi di situ.

Selanjutnya, pada Perjanjian Baru, Yohanes juga mengutip perkataan Yesus,
"Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." [Yoh 14:16]

Dan Rasul Paulus juga menulis di dalam suratnya kepada Jemaat di Korintus,
"Kita semua telah dibaptis dalam Roh Kudus menjadi satu tubuh."

Maka sekarang, marilah kita punguti satu per satu berbagai kaidah teologis dari peristiwa Pentakosta ini.
Yang pertama, bahwa kita telah menerima pembaptisan dalam bentuk Sakramen Baptis, dibaptis dalam nama Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus.
Pembaptisan hanya satu kali se umur hidup, yang berulang adalan pembaharuan janji baptis.
Ini artinya kita telah menerima pencurahan Roh Kudus, satu kali saja, dan itu sudah jauh lebih dari cukup,
dan selama kita percaya, maka Roh itu akan tinggal di dalam hati kita.
Roh itu tidak akan pernah meninggalkan kita, tapi bisa jadi kitalah yang mengotori tempat tinggal-Nya di hati kita, kitalah yang pergi kepada kegelapan sehingga kehadiran Roh tak lagi bermakna bagi kita.

Dan yang juga penting untuk kita cermati,
bagaimana kita bisa mengetahui kehadiran Roh di dalam hati kita?
Ya, kita bersyukur bahwa surat yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada umat di Galatia masih tersimpan dengan baik sampai sekarang, sehingga kita pun boleh mengetahui isinya.
Paulus menulis tentang bagaimana cara kita hidup di dunia ini,
apakah kita hidup menurut daging atau Roh?
Dengan kata lain, kita dapat mengetahui apakah ada Roh tinggal di hati seseorang, yaitu dengan melihat buah-buah yang dihasilkan.
Dari buahnyalah orang mengenal pohonnya.
Kita ini adalah ranting-ranting yang menghasilkan buah, dan dari buah yang kita hasilkanlah orang bisa mengetahui siapa sejatinya diri kita, apakah yang kita kerjakan adalah perbuatan-perbuatan daging, atau kah dia menghasilkan buah-buah Roh?
Menurut Paulus, buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Keberpihakan kepada Roh Kudus wajib kita nyatakan secara tegas, tak bisa abu-abu.
Roh Kudus enggan tinggal di hati yang abu-abu, tinggal di hati yang imannya setipis kulit ari yang mudah robek ketika tergores.
Mengapa demikian?
Sebab yang kudus tidak dapat bersatu dengan yang tidak kudus,
terang tidak dapat bersatu dengan gelap, jangankan bersatu, saling bertenggang rasa atau tolerans saja gak bisa kok.
Kegelapan yang segelap-gelapnya akan segera sirna ketika terang datang.
Nah, Tuhan mau agar kita ini adalah terang dunia.
Lalu mengapa mesti khawatir atau bahkan takut untuk membawa terang menyinari dunia karena gelap tak sanggup melawan terang.
Maka marilah sekarang juga, kita singkirkan sisi-sisi gelap dari dalam hati kita, jika ternyata masih tersisa, agar Terang Roh Kudus semakin benderang dan dapat memancar semakin jauh.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Beata Margaretha Pole, Martir
Margaretha lahir di sebuah desa dekat kota Bath, Inggris Selatan pada tanggal 14 Agustus 1473. la dikenal sebagai seorang wanita bangsawan, pengiring Ratu Katarina, permaisuri pertama Raja Henry VIII.
Sepeninggal suaminya, Margaretha menjadi guru pribadi Putri Raja Maria, anak Henry VII. Dalam kedudukannya sebagai guru pribadi itu, Raja Henry VIII mengangkat Margaretha sebagai Pangeran Wanita Salisbury. Walaupun Henry mengenal baik kesucian hidup Margaretha, ia tidak segan-segan memecat Margaretha ketika Margaretha menentang perceraiannya dengan Katarina dan niatnya menikahi Anne Boleyn.
Karena Reginaldus, Putra Margaretha, yang kemudian menjadi seorang Kardinal mencela Henry karena tuntutannya untuk mengawasi Gereja, Henry memutuskan untuk melenyapkan keluarga Margaretha. Akhirnya Margaretha dipenggal kepalanya pada tahun 1541 karena dituduh mengkhianati raja. Margaretha dinyatakan sebagai 'Beata' (Yang Bahagia) pada tahun 1886.

Santo Wilhelmus, Biarawan
Wilhelmus adalah seorang jenderal dari kaisar Karokus Agung yang berhasil menundukkan suku Bask dan merebut Barcelona dari tangan orang Arab. Setelah kemenangan ini ia menjadi biarawan. Ia mendirikan sebuah biara di Gellone, Prancis.   Anehnya ialah bahwa dalam biara yang didirikannya itu, ia sendiri bekerja sebagai tukang roti dan koki. Ia meninggal dunia pada tahan 812.

Santo Bernardus dari Montjoux, Imam
Bernardus dari Montjoux dikenal sebagai pelindung para pencinta pegunungan Alpen dan para pendaki gunung. Untuk membantu para wisatawan, Bernardus bersama pembantu-pembantunya mendirikan dua buah rumah penginapan. Dari nenek moyangnya, ia diketahui berketurunan Italia. Tanggal kelahirannya tidak diketahui dengan pasti, tetapi hari kematiannya diketahui terjadi pada tanggal 28 Mei 1081 di biara Santo Laurensius, Novara, Italia.
Kisah masa kecilnya dan masa mudanya telah banyak dikaburkan oleh berbagai legenda. Meski demikian, suatu hal yang pasti tentang dirinya ialah tentang pendidikan imamatnya. Pendidikan imamatnya dijalaninya bersama Petrus Val d' Isere, seorang Diakon Agung di Keuskupan Aosta. Aosta adalah sebuah kota di Italia yang terletak di pegunungan Alpen dan berjarak 50 mil dari perbatasan Prancis dan Swiss.
Karena semangat kerasulannya yang tinggi, ia diangkat menjadi Vikaris Jenderal Keuskupan Aosta. Dalam jabatan ini, Bernardus membawa angin pembaharuan di antara rekan-rekannya, biarawan-biarawan Kluni di Burgundia. Ia berusaha mendorong mereka merombak aturan­aturan biara yang terlalu klerikal dan keras. Ia mendirikan sekolah-sekolah dan rajin mengelilingi seluruh wilayah diosesnya.
Pada Abad Pertengahan, peziarah-peziarah dari Prancis dan Jerman rajin datang ke Italia melalui dua jalur jalan di pegunungan Alpen. Banyak dari mereka mati kedinginan karena badai salju, atau karena ditangkap oleh para perampok di tengah jalan. Melihat kejadian-kejadian itu, maka pada abad kesembilan Bernardus berusaha mendirikan dua buah rumah penginapan di antara dua jalur jalan itu, tepatnya di gunung Jovis (Montjoux), yang sekarang dikenal dengan nama gunung Blanc. Dua rumah penginapan ini sungguh membantu para peziarah itu. Tetapi kemudian pada abad keduabelas, rumah-rumah itu runtuh diterpa badai salju. Sebagai gantinya, Bernardus mendirikan dua buah rumah penginapan baru, masing-masing terletak di dekat dua jalur jalan itu dengan sebuah biara berdiri di dekatnya. Kedua jalan ini sekarang dikenal dengan nama Jalan Besar dan Jalan Kecil Santo Bernardus. Untuk membina akhlak para petugas rumah penginapan dan anggota-anggota biarawan yang menghuni biara itu, Bernardus menerapkan aturan-aturan biara Santo Agustinus. Ia menerima pengakuan dan izinan khusus dari Sri Paus untuk membimbing para Novisnya dalam bidang karya pelayanan para wisatawan.
Karya mereka ini berkembang pesat dari hari ke hari didukung oleh seekor anjing pembantu. Tugas utama mereka ialah berusaha membantu para wisatawan dalam semua kesulitannya dengan makanan dan rumah penginapan, serta menguburkan orang-orang yang mati. Ketenaran karya pelayanan mereka ini kemudian berkembang dalam berbagai bentuk legenda. Kemurahan hati dan keramah-tamahan mereka menarik perhatian banyak orang, terutama keluarga-keluarga kaya. Keluarga-keluarga kaya ini menyumbangkan sejumlah besar dana demi kemajuan karya pelayanan Bernardus dan kawan-kawannya. Legende tentang anjing pembantu Santo Bernardus masih berkembang hingga sekarang.
Setelah berkarya selama 40 tahun lamanya sebagai Vikaris Jenderal Bernardus meninggal dunia pada tanggal 28 Mei 1081 di biara Santo Laurensius, Novara, Italia. Sri Paus Innocentius XI (1676-1689) menggelari dia 'Kudu'" pada tahun 1681. Dan pada tahun 1923 oleh Sri Paus Pius XI (1922-1939), Bernardus diangkat sebagai pelindung para pencinta pegunungan Alpen dan para pendaki gunung.

Santo Germanus dari Paris, Pengaku Iman
Germanus atau Germain dikenal luas karena cinta kasihnya yang besar kepada orang-orang miskin dan gelandangan, dan karena kesederhanaan hidupnya. Ia lahir di Autun, Prancis pada tahun 496.
Setelah menjadi imam, ia diangkat menjadi abbas biara Santo Symphorianus, yang terletak tak jauh dari Autun. Di sini ia menjalani suatu kehidupan asketik yang keras dan giat membantu orang-orang miskin; kadang-kadang ia mangundang pengemis-pengemis untuk makan bersamanya di biara. Ketika Raja Prancis, Childebert I (511-558), menunjuk dia menjadi Uskup Paris, ia tidak mengubah kebiasaan hidupnya yang keras dan perhatiannya kepada orang-orang miskin dan gelandangan. Menyaksikan teladan hidup Germanus, Raja Childebert sendiri akhirnya menjadi dermawan: senang membantu orang miskin, membangun biara-biara dan gereja-gereja. Salah satu gereja yang terkenal ialah gereja Santo Germanus yang didirikannya sesudah kematian Germanus.
Salah satu usaha utama Germanus ialah mendesak penghayatan cara hidup Kristen yang lebih baik di kalangan kaum bangsawan Prancis. Ia tidak henti-hentinya mengutuk orang-orang yang bejat cara hidupnya dan tidak tanggung-tanggung mengekskomunikasikan Charibert, Raja Frank yang hidupnya penuh dosa. Germanus meninggal dunia pada tanggal 28 Mei 576.

Hari ini berakhirlah Masa Paskah.  Setelah Misa terakhir, Lilin Paskah dipindahkan ke kapel pembatisan dan digunakan dalam setiap upacara pembaptisan dan Misa Arwah kalau jenazah dibaringkan di gereja.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-05-27 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa Pekan Paskah VII

Sabtu, 27 Mei 2023

PF S. Agustinus dari Canterbury, Uskup



Bacaan Pertama
Kis 28:16-20.30-31

"Paulus tinggal di Roma memberitakan Kerajaan Allah."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Setelah tiba di Roma,
Paulus yang dalam tahanan
diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri
bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya.

Tiga hari kemudian
Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi,
dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata,
"Saudara-saudara,
aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita
atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita!
Meskipun demikian aku ditangkap di Yerusalem
dan diserahkan kepada orang-orang Roma.
Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku,
karena tidak terdapat suatu kesalahan pun padaku
yang setimpal dengan hukuman mati.

Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya,
dan karena itu terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar,
tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku.
Itulah sebabnya aku meminta,
supaya boleh bertemu dan berbicara dengan kamu,
sebab justru karena pengharapan Israellah
aku diikat dengan belenggu ini."

Dua tahun penuh
Paulus tinggal di rumah yang disewanya sendiri itu;
ia menerima semua orang yang datang kepadanya.
Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa
ia memberitakan Kerajaan Allah
dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 11:4.5.7,R:7b

Refren: Orang yang tulus akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan.

*Tuhan ada di dalam bait-Nya yang kudus;
Tuhan, takhta-Nya di surga;
mata-Nya mengamat-amati,
sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.

*Tuhan menguji orang benar dan orang fasik,
dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan.
Sebab Tuhan adalah adil, dan Ia mengasihi keadilan;
orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 16:7.13

Aku akan mengutus Roh Kebenaran kepadamu, sabda Tuhan.
Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.



Bacaan Injil
Yoh 21:20-25

"Dialah murid, yang telah menuliskan semuanya ini,
dan kesaksiannya itu benar."

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Setelah Yesus yang bangkit berkata kepada Petrus, "Ikutlah Aku,"
Petrus berpaling dan melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus
sedang mengikuti mereka,
yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama
duduk dekat Yesus;
dia inilah yang berkata,
"Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?"
Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus,
"Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"
Jawab Yesus,
"Jikalau Aku menghendaki,
supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang,
itu bukan urusanmu.
Tetapi engkau, ikutlah Aku."

Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu,
bahwa murid itu tidak akan mati.
Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus,
bahwa murid itu tidak akan mati,
melainkan,
"Jikalau Aku menghendaki
supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang,
itu bukan urusanmu."

Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini,
dan yang telah menuliskannya;
dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar.

Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus,
tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu,
maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat
semua kitab yang harus ditulis itu.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Rupanya sejak dahulu kala orang-orang penasaran tentang akhir hidup manusia, sesuatu yang banyak diramalkan orang tetapi tak ada kepastian kapan sesungguhnya itu akan terjadi.
Kita tidak pernah tahu apakah tahun depan, bulan depan, minggu depan, besok, atau bahkan sebentar lagi, kita masih akan hidup di dunia ini.

Kisah pada Bacaan Injil hari ini menyinggung soal kematian.
Sebab musababnya, Yesus baru saja berkata tentang "nasib" Petrus, "Engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
Hal itu dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah.
Nampak jelas Petrus tak gentar akan "ramalan" Yesus tentang bagaimana ia akan mengakhiri hidupnya, tetapi ia penasaran, kepo, ingin tahu, bagaimana "nasib" Yohanes, apakah akan mengalami nasib yang sama dengan dia?

Yesus menjawab dengan tegas, "Itu bukan urusanmu!"
Artinya, tak baik kita meramal-ramal nasib orang lain, seolah-olah kita ini adalah Tuhan, karena kematian memang tetap menjadi misteri bagi yang masih hidup di dunia ini.
Ya, urusan kematian memang bukan urusan kita, walau pun kita bisa saja menentangnya, misalnya dengan cara bunuh diri, minum racun, lompat dari gedung tinggi, atau melintas di lintasan kereta api saat kereta juga melintas, dan sebagainya.
Tapi ingat, bunuh diri itu bukan hanya melawan kehendak Tuhan, tetapi sekaligus merupakan wujud perlawanan kepada Tuhan, tidak mau tunduk kepada kehendak-Nya.

Kira-kira apa alasannya mengapa Tuhan tetap membiarkan urusan kematian itu sebagai misteri surgawi?
Mengapa Tuhan terkesan berkeberatan "membocorkan" misteri kematian ini kepada manusia?
Wah… kalau kita tahu kapan ajal akan tiba, kita bisa suka-suka berbuat dosa, nanti saatnya menjelang ajal sekalian dirapel pertobatannya sehingga dipastikan akan masuk surga.
Mana bisa begitu?
Atau, mana bisa seperti yang pernah dilakukan sekelompok sekte agama yang percaya kalau dunia ini jahat maka lebih cepat pergi dari dunia ini akan lebih baik, lebih baik lebih segera masuk surga daripada berlama-lama tersiksa di dunia ini. Lalu terjadilah bunuh diri masal.
Mana bisa begitu?

Se lain itu, bagaimana kita bisa melalui hidup kita kalau kita mengetahui kapan akan mati?
Saya menyaksikan seseorang yang di-vonis mati oleh dokternya, "yeah kira-kira masih 3 bulan saja, tak lebih" kata dokternya.
Ya ampun, sang dokter kok menjelma menjadi malaikat pencabut nyawa sih?
Okey, dia menyimpulkan demikian berdasarkan ilmu kedokteran yang dipelajarinya, dan pengalaman masa lalu menunjukkan kalau ramalan lebih sering cocok.
Tapi dia telah melewati batas kewenangannya dalam urusan kematian.
Saya tidak memusuhi dokter, sebab saya tahu ada banyak dokter yang selalu berdoa bagi para pasien yang datang kepadanya.
Dokter itu bukan hanya memberi obat supaya sembuh, tetapi juga berdoa memohon kepada Tuhan untuk kesembuhan pasiennya, ini sesuatu banget.

Nah, barangkali itulah alasannya mengapa Yesus tak mau menjawab pertanyaan Petrus tentang nasib Yohanes, "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu."
Lalu kita sendiri mesti bagaimana?
Ini yang dikatakan oleh Yesus, "Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."  [Mat 25:13]
Atau sebelumnya juga dikatakan-Nya, "Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang."  [Mat 24:42]
Sementara Lukas mencatat perkataan Yesus ini, "Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."  [Luk 21:36]



Peringatan Orang Kudus
Santo Agustinus dari Canterbury, Uskup dan Pengaku Iman
Agustinus dikenal sebagai Uskup Agung dari Canterbury, Inggris. Kehidupan masa mudanya, demikian juga masa kecilnya, tidak diketahui dengan pastl, kecuali bahwa ia berasal dari sebuah keluarga berkebangsaan Roma.
Ia masuk biara Benediktin Santo Andreas yang didirikan oleh Gregorius Agung. Oleh Paus Gregorius ini, Agustinus bersama 39 orang temannya diutus ke Inggris untuk mempertobatkan orang-orang Inggris yang masih kafir. la menjadi pemimpin rombongan itu. Di antara rekan­rekannya, Agustinus dikenal sebagai Ahli Kitab Suci dan berjiwa rasul. Perjalanan dari Roma ke Inggris cukup melelahkan, bahkan menakutkan mereka karena banyak cerita ngeri yang beredar tentang orang-orang Inggris yang menjadi sasaran karya misi mereka. Sebagai pemimpin rombongan, Agustinus berusaha meneguhkan kawan-kawannya.
Melihat ketakutan yang semakin besar itu, Agustinus memutuskan untuk kembali ke Roma guna mendiskusikan dengan Paus Gregorius tentang kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Dengan iman dan semangat yang baru, Agustinus kembali menemui kawan-kawannya sambil membawa surat kuasa dari Sri Paus. Surat kuasa dan doa Sri Paus Gregorius membuat mereka berani lagi untuk melanjutkan perjalanan menuju Inggris. Mereka melewatkan musim dingin di Paris, lalu melanjutkan perjalanan pada musim semi tahun 597. Mereka mendarat di Thanet, dan dari sini mereka menantikan izinan dari raja untuk memasuki Irrggris. Beberapa orang juru bahasa diutus menghadap raja Ethelbert. Beberapa hari kemudian, raja Ethelbert sendiri datang menemui para rahib itu. Ia memberikan jaminan keselamatan kepada Agustinus dan kawan-kawannya sehingga mereka tidak mengalami banyak hambatan dalam tugasnya.
Para rahib berarak menemui raja dengan membawa sebuah Salib Suci dan gambar Yesus sambil bernyanyi sehingga arakan itu terasa khidmat dan mengesankan. Oleh raja mereka diizinkan mewartakan Injil dan menetap di ibukota Inggris, Canterbury. Rejeki hidup harian mereka pun dijamin oleh raja. Mereka mulai menjalankan aturan hidup biara Benediktin seperti biasa sambil mewartakan Injil dan mengajar agama. Teladan hidup mereka yang saleh menarik hati penduduk. Raja sendiri dan beberapa pembantunya minta diajari agama dan akhirnya dibaptis pada Pesta Pentekosta.
Pada hari raya Natal 597 lebih dari 10.000 orang Anglosakson dipermandikan. Hasil ini sangat menggembirakan hati para misionaris Benediktin itu. Peristiwa itu diberitakan kepada Sri Paus Gregorius Agung. Sri Paus membalas surat Agustinus dan kawan-kawannya sambil mengajak mereka agar tetap rendah hati: "Apabila engkau mengingat bahwa engkau selalu berdosa terhadap penciptamu dengan perkataan, perbuatan dan kelalaian, baiklah ingatan itu pun melenyapkan segala kesombongan yang mungkin timbul dalam hatimu".
Sebagai Uskup Agung Canterbury, Agustinus sungguh berjasa bagi Gereja Katolik Inggris. Ia adalah perintis Gereja di sana. Ia membuka dua keuskupan lagi di Inggris, tetapi tidak dapat mempersatukan umat Britania yang telah lama menjadi Kristen itu. Tetapi sebagai perintis, ia sangat berjasa untuk menghantar orang-orang Anglosakson kepada pengenalam akan Kristus dan InjilNya.
Pada tanggal 26 Mei 604, Agustinus meninggal dunia dan dimakamkan di luar tembok kota Canterbury, dekat sebuah gereja baru yang dibangunnya.


Santo Yulius, Martir
Veteran Romawi ini menjalani dinas militer selama 27 tahun. Ia ditangkap karena memeluk agama Kristen. Bersama dengan Santo Valensio dan Santo Hesikius, ia dipenjarakan di Silistria, Rumania sampai dijatuhi hukurnan pancung karena tak mau menyembah berhala.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/