Liturgia Verbi 2020-10-01 Kamis.

Liturgia Verbi (A-II)
Pesta S. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pelindung Misi

Kamis, 1 Oktober 2020

Ujud Misi/Evangeliasasi - Partisipasi kaum awam.
Semoga dengan keutamaan Sakramen Baptis, para awam, terutama kaum perempuan, dapat semakin ikut berpartisipasi dalam berbagai bidang tanggung jawab gerejawi.

Ujud Gereja Indonesia - Berbahasa lembut.
Semoga umat Katolik mau mengutamakan bahasa yang lemah lembut sebagai upaya menciptakan persahabatan dan persaudaraan di tengah kemelut komunikasi media sosial yang cenderung pedas, mengancam, dan merusak dewasa ini.

Bulan Oktober adalah Bulan Rosario.
Kita memohon perlindungan Santa Perawan Maria dari segala mara bahaya.



Bacaan Pertama
Yes 66:10-14b

"Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem,
dan bersorak-soraklah karenanya,
hai semua orang yang mencintainya!
Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya,
hai semua orang yang pernah berkabung karenanya!
Hendaknya kamu minum susu yang menyegarkan dan menjadi kenyang, 
hendaknya kamu menghirup dan menikmati susu yang bernas.
Sebab beginilah firman Tuhan:
Sungguh, Aku mengalirkan kepadanya
keselamatan seperti sungai,
dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir.
Kamu akan menyusu, akan digendong,
dan akan dibelai-belai di pangkuan.
Seperti seseorang yang dihibur ibunya,
demikianlah kamu akan Kuhibur;
kamu akan dihibur di Yerusalem.
Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang,
dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 131:1.2.3,

Refren: Jagalah aku dalam damai-Mu, ya Tuhan.

*Tuhan, aku tidak tinggi hati,
dan tidak memandang dengan sombong;
aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar
atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.

*Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku;
seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya,
ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.

*Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel,
dari sekarang sampai selama-lamanya.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri Kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang kecil.



Bacaan Injil
Mat 18:1-5

"Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini,
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
datanglah murid-murid kepada Yesus dan bertanya,
"Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?"
Maka Yesus memanggil seorang anak kecil
dan menempatkannya di tengah-tengah mereka,
lalu berkata,
"Aku berkata kepadamu:
Sungguh, jika kamu tidak bertobat
dan menjadi seperti anak kecil ini,
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri
dan menjadi seperti anak kecil ini,
dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga.
Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku,
ia menyambut Aku."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kerajaan Allah datang kepada kita tidak dengan gegap-gempita, tidak ada kemeriahan sama sekali.
Yesus menggambarkannya seperti seorang anak kecil saja.
Menyambut Kerajaan Allah tak ubahnya seperti menyambut seorang anak kecil saja, seharusnya ini mudah bukan?
Embel-embelnya adalah dalam nama Kristus, tapi ini yang penting dan tidak mudah, "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
Menyambut anak kecil apa adanya saja sudah masalah, karena kita seringkali memandang rendah anak kecil, apalagi kalau mesti menyambutnya sama seperti menyambut seorang raja yang sangat dihormati.

Kalau ukuran yang digunakan adalah tinggi badan, ya iyalah anak kecil itu pendek atau rendah, orang dewasa pastilah lebih tinggi.
Jika kita menyambut anak kecil, seperti ketika saya menyambut anak-anak saya di saat mereka masih kecil, semestinya kita menekuk lutut, dan setelah ia berada dalam pelukan kita, bolehlah kita bangkit berdiri agar anak itu pun menjadi sama tinggi dengan kita.

Begitu pula ketika kita menyambut Kerajaan Allah, kita mesti merendahkan diri lalu bangkit bersama-sama dengan-Nya.
Bedanya, bukan kita yang membangkitkan melainkan kitalah yang dibangkitkan oleh-Nya karena kita telah masuk ke dalam-Nya karena sesungguhnya kitalah yang berada di dalam pelukan-Nya.
Kitalah yang malah menjadi seperti anak kecil, seperti yang ditulis dalam Kitab Yesaya pada Bacaan Pertama hari ini, "Kamu akan menyusu, akan digendong, dan akan dibelai-belai di pangkuan.  Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah kamu akan Kuhibur."
Oleh sebab itulah Yesus berkata, "Jika kamu tidak bertobat
dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."



Peringatan Orang Kudus
Santo Remigius, Uskup dan Pengaku Iman
Remi atau Remigius lahir di Prancis pada tahun 435. Pada umur 22 tahun, ia dipilih umat menjadi Uskup Reims, Prancis. Pilihan umat ini diterimanya dengan perasaan enggan karena ia merasa dirinya tidak layak. Tetapi di kemudian hari dalam seluruh hidupnya sebagai uskup terbukti bahwa pilihan umat atas dirinya sesungguhnya merupakan suara Tuhan sendiri.
Uskup Remi berbadan tinggi, bersikap tenang dan agung, ramah dan lembut terhadap siapa saja yang ditemuinya. Ia juga pintar, pandai berkotbah, dan murah hati terutama kepada orang-orang miskin. Sebagai uskup, ia berusaha sekuat tenaga untuk membawa bangsa Prancis, yang sebagian besar masih kafir ke pangkuan Kristus. Untuk itu tidak mengesampingkan pendekatan dan hubungan yang baik dengan raja dan para bangsawan Prancis. Ia berhasil dalam usaha kerasulan dan penginjilan bangsa Prancis itu, berkat doa dan teladan hidupnya, kotbahnya yang menyentuh hati umat, dan semua mujizat yang dilakukannya dalam nama Kristus Tuhan.
Pada malam Natal tahun 496 ia mempermandikan Raja Prancis, Klovis I bersama 3000 orang pembantunya. Remi memimpin keuskupannya selama 70 tahun lebih. Ketika ia meninggal dunia pada tahun 534 sebagian besar warga kerajaan Prancis sudah dikristenkan olehnya. Oleh karena itu ia diberi gelar 'rasul' negeri Prancis.

Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pelindung Karya Misi
Maria Francoise Therese Martin lahir di Alencon, Prancis pada tanggal 2 Januari 1873. Theresia adalah puteri bungsu dari keluarga saleh Louis Martin dan Azelie Guerin. Ayahnya seorang pembuat arloji di kota Alencon. Sepeninggal isterinya, ia bersama anak-anaknya pindah ke Lisieux. Kematian ibunya menimbulkan shock besar pada Theresia sebagai puteri bungsu. Terpaksa kakaknya, Pauline, menggantikan kedudukan ibunya untuk merawat dan memperhatikan perkembangannya.
Theresia sangat dikasihi ayahnya. Ia diberi macam-macam julukan: 'Theresia Kecil', 'Bungsu Kecil' dan 'Ratu Kecil'. Pada tahun 1881 sampai 1885, ia belajar di sekolah Suster-suster Benediktin. Ia sangat perasa dan cepat menangis sehingga teman-temannya tidak akrab dengannya. Ia semakin menjadi perasa sewaktu kakaknya Pauline masuk biara Karmelit di Lisieux pada bulan Oktober 1882. Theresia jatuh sakit karena keberangkatan Pauline itu. Theresia disembuhkan secara ajaib. Sementara kakak-kakaknya berlutut disamping tempat tidurnya untuk berdoa bagi kesembuhannya, patung Bunda Maria yang berada di depannya tiba-tiba tersenyum padanya. Penyakit itu hilang seketika meskipun sifat perasa masih tetap ada. Sifat itu baru mulai hilang karena nasehat ayahnya ketika mereka menghadiri upacara malam Natal tahun 1886. Semenjak itu, ia mulai semakin sadar akan keburukan dari sifatnya yang manja dan lekas tersinggung itu. Ia sadar bahwa ia sudah mulai remaja dan lebih dari itu bahwa sifat kekanak-kanakan itu tidak cocok bagi seorang wanita yang bercita-cita menjadi suster. Saat kesadarannya ini - kemudian dalam autobiografinya - disebutnya sebagai saat ber-rahmat yang mengawali kehidupannya yang baru. Katanya dalam buku itu: "Yesuslah yang merubah diriku." 
Semenjak itu ia mulai sadar bahwa dirinya dipenuhi karunia Roh Kudus. Ia sadar pula bahwa dia harus mengabdikan seluruh-hidupnya kepada Tuhan. Kerinduannya untuk bersatu dengan Kanak-kanak Yesus sangatlah besar, dan karena itu di kemudian hari setelah ia digelari 'kudus', ia dinamai 'Theresia dari Kanak-kanak Yesus' dan 'Theresia dari Lisieux'. Kepada Yesus ia berjanji tidak akan pernah segan melakukan apa saja yang dikehendaki Tuhan dari padanya.
Kerinduannya itu terungkap dalam salah satu doanya berikut ini: "Yesus, tentu Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainanMu! Anggap saja saya ini mainanMu. Bila akan Kauangkat, betapa senang hatiku. Jika hendak Kausepak kian kemari, silakan! Dan kalau hendak Kautinggalkan di pojok kamar lantaran bosan, boleh saja. Saya akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau hendak Kautusuk bolaMu. . .O, Yesus, tentu itu sakit sekali, namun terjadilah kehendakMu!" Inilah doa Theresia Martin kepada Kanak-kanak Yesus yang sangat dirindukannya tetapi belum bisa disambutnya karena umurnya baru 7 tahun. 
Orangtua Theresia baik sekali terhadapnya bersama saudara-saudaranya yang lain. Mereka semua - ada lima orang - menjadi suster. Betapa bahagia hati Theresia, ketika pada umur 12 tahun boleh menyambut Tubuh Yesus untuk pertama kalinya. Di hadapan sebuah salib, ia berjanji: "Yesus di kayu salib yang haus, saya akan memberikan air kepadaMu. Saya bersedia menderita sedapat mungkin, agar banyak orang berdosa bertobat." Pendosa pertama yang bertobat berkat doa Theresia ialah seorang penjahat kakap yang dijatuhi hukuman mati tanpa menyesal, namun akhirnya ia bertobat juga di hadapan sebuah salib sesaat sebelum menjalani hukuman. 
Kerinduan Theresia yang begitu besar pada Yesus mendesak dia untuk menjalani kehidupan khusus sebagai seorang biarawati, mengikuti teladan 4 orang saudaranya yang sudah lebih dahulu menjadi suster. Tetapi ia belum bisa diterima karena umurnya baru 14 tahun. Ia tidak putus asa. Ia berziarah ke Roma bersama orangtuanya. Dalam audiensi umum dengan Bapa Suci, ia dengan berani meminta izin khusus dari Bapa Suci untuk menjadi suster. Permintaannya itu dikabulkan dan dia boleh masuk biara pada umur 15 tahun. Ia diterima dalam biara Suster-suster Karmelit di Lisieux, Prancis. Kedua kakaknya sudah lebih dahulu di biara itu. Sembilan tahun lamanya, ia hidup sebagai suster biasa. Sebagaimana suster muda lainnya, ia melaksanakan tugas dan doa harian, harus mengatasi perasaan tersinggung, marah, rasa iri hati dan memerangi kebosanan serta bermacam ragam godaan lahir maupun batin. Untuk mencapai kesempurnaan hidup, ia memilih 'jalan sederhana' berdasarkan ajaran Kitab Suci: hidup selaku seorang anak kecil, penuh cinta dan iman kepercayaan akan Allah dan penyerahan diri yang total dengan perasaan gembira. Demi cita-cita itu, ia melakukan hal-hal kecil dan kewajiban-kewajiban sehari-hari dengan penuh tanggungjawab karena cinta kasihnya yang besar kepada Allah Bapa di surga. 
Ia sedih sekali melihat banyak orang menyakiti hati Yesus dengan berbuat dosa dan tidak mau bertobat. Untuk mempertobatkan orang­orang berdosa itu, ia mempersembahkan dirinya sebagai korban penyilih dosa-dosa. Ia rajin berdoa dan melakukan tapa bagi semua orang berdosa. Ia juga berdoa bagi para misionaris dan kemajuan Kerajaan Allah di seluruh dunia. 
Theresia akhirnya menderita sakit paru-paru yang parah.  Selama dua tahun lamanya ia menanggung beban penderitaan itu dengan gembira. Penyakit ini kemudian merengut nyawanya pada tanggal 30 September 1897 di biara Lisieux. Sebelum menghembuskan nafasnya, ia berjanji untuk menurunkan hujan mawar ke dunia. Janji ini benar terpenuhi karena banyak karunia Allah diberikan kepada semua orang yang berdoa dengan perantaraannya.
Theresia meninggal dunia dalam usia yang sangat muda, 24 tahun. Ia mewariskan catatan riwayat pribadinya yang ditulis atas permintaan ibu biara: "Kisah suatu Jiwa." Di dalamnya ia menunjukkan bahwa kesucian hidup dapat dicapai oleh siapa saja, betapa pun rendah, hina dan biasa orang itu. Caranya ialah melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kecil dan tugas sehari-hari dengan penuh cintakasih yang murni kepada Tuhan. Theresia adalah seorang Suster Karmelit yang terkenal di Prancis pada abad 20. Pada tahun 1925, ia digelari sebagai 'santa' oleh Paus Pius XI (1922-1939) dan diangkat sebagai 'Pelindung Karya Misi Gereja'. Kemudian oleh Paus Pius XII (1939-1958), Theresia diangkat sebagai 'Pelindung Prancis'.

Santo Romanus dari Italia, Pertapa
Romanus dikenal sebagai seorang pertapa dan biarawan yang hidup di gurun pasir dekat Subiaco. Ia sangat berjasa kepada Santo Benediktus yang sedang mencari jalan kesempurnaan hidup di padang pasir dekat pegunungan Subiaco. Romanus-lah yang memberikan bimbingan dan nasehat serta menunjukkan kepada Benediktus gua pertapaan yang jauh dari keramaian. Selama Benediktus bertapa di gua itu, Romanus yang menghantarkan makanan kepadanya.
Konon Romanus pergi ke Auxere, Prancis untuk membebaskan bangsa Vandal yang membanjiri Italia. Di sana ia mendirikan biara Fontauge. Ia wafat pada tahun 550 dan relikuinya disimpan di Auxere Sens dan Vareilles.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-09-30 Rabu.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXVI

Rabu, 30 September 2020

PW S. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
Ayb 9:1-12.14-16

"Masakan manusia benar di hadapan Allah?"

Pembacaan dari Kitab Ayub:

Ayub berkata kepada Bildad sahabatnya,
"Sungguh, aku tahu, bahwa beginilah adanya:
masakan manusia benar di hadapan Allah?
Jika ia ingin beperkara dengan Allah
satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya.
Allah itu bijak dan kuat,
siapakah dapat berkeras melawan Dia dan tetap selamat?
Dialah yang memindahkan gunung-gunung tanpa diketahui orang,
yang menjungkir-balikkan dalam murka-Nya.
Ia menggeserkan bumi dari tempatnya,
sehingga tiangnya bergoyang-goyang.
Ia memberi perintah kepada matahari, sehingga tidak terbit,
dan mengurung bintang-bintang dengan meterai.
Seorang diri Ia membentangkan langit,
dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut.
Ia menjadikan bintang Biduk, bintang Belantik, bintang Kartika,
dan gugusan-gugusan bintang Ruang Selatan.
Dialah yang melakukan perbuatan-perbuatan tegar yang terduga,
dan keajaiban-keajaiban yang tidak terbilang banyak.

Apabila Ia melewati aku, aku tidak melihat-Nya,
dan bila Ia lalu, aku tidak tahu.
Apabila Ia merampas, siapa akan menghalangi-Nya?
Siapa akan menegur-Nya, 'Apa yang Kaulakukan?'
Bagaimana mungkin aku dapat membantah Dia,
dan memilih kata-kata di hadapan Dia?

Walaupun benar, aku tidak mungkin membantah Dia,
malah aku harus memohon belas kasihan kepada yang mendakwa aku.
Bila aku berseru, Ia menjawab;
aku tidak dapat percaya, bahwa Ia sudi mendengarkan suaraku."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 88:10bc-11.12-13.14-15,R:3a

Refren: Semoga doaku sampai ke hadirat-Mu, ya Tuhan.

*Aku telah berseru kepada-Mu, ya Tuhan, sepanjang hari,
aku telah mengulurkan tanganku kepada-Mu.
Adakah Engkau melakukan keajaiban
di hadapan orang-orang mati?
Masakan jenazah mereka bangkit untuk bersyukur kepada-Mu?

*Dapatkah kasih-Mu diberitakan di dalam kubur,
dan kesetiaan-Mu di tempat kebinasaan?
Diketahui orangkah keajaiban-keajaiban-Mu dalam kegelapan,
dan keadilan-Mu di negeri kealpaan?

*Tetapi aku ini, ya Tuhan, kepada-Mu aku berteriak minta tolong,
dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.
Mengapa, ya Tuhan, Kaubuang aku?
Mengapa Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?



Bait Pengantar Injil
Flp 3:8-9

Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah,
agar aku memperoleh Kristus dan bersatu dengan-Nya.



Bacaan Injil
Luk 9:57-62

"Aku akan mengikuti Engkau ke mana pun Engkau pergi."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa,
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan,
datanglah seorang di tengah jalan, berkata kepada Yesus
"Aku akan mengikut Engkau, ke mana pun Engkau pergi."

Yesus menjawab,
"Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang,
tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat
untuk meletakkan kepala-Nya."
Lalu kepada orang lain Yesus berkata, "Ikutlah Aku."
Berkatalah orang itu,
"Izinkanlah aku pergi dahulu, menguburkan bapaku."
Tetapi Yesus menjawab, "Biarlah orang mati mengubur orang mati;
tetapi engkau, pergilah,
dan wartakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."

Dan seorang lain lagi berkata, "Tuhan, aku akan mengikuti Engkau,
tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku."
Tetapi Yesus berkata,
"Setiap orang yang siap untuk membajak,
tetapi menoleh ke belakang,
tidak layak untuk Kerajaan Allah."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Menyambut Kerajaan Allah bertujuan agar kita boleh terlibat dan menjadi bagian dari kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan pada Kerajaan Allah.
Ada yang berminat ikut dalam karya-karya Tuhan tetapi bukan untuk berpartisipasi di dalamnya, melainkan demi kepentingan diri sendiri, hanya "nebeng" saja.
Mereka ini jelas akan ditolak oleh Allah.
Sebaliknya, ada yang dipanggil untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah tetapi malah menolak, lebih mementingkan urusan duniawi daripada urusan surgawi.

Ayub pada Bacaan Pertama menyampaikan hal yang bijak.
Apa iya kita merasa benar di hadapan Allah lalu menganggap Allah yang keliru?
Siapakah dapat berkeras hati melawan Allah dan ia tetap selamat?
Tidak ada.
Begini yang disampaikan oleh Ayub, "Walaupun benar, aku tidak mungkin membantah Dia."
Maksudnya tentu "merasa diri benar".
Sama seperti seorang yang datang dan berkata kepada Yesus, "Aku akan mengikut Engkau, ke mana pun Engkau pergi."
Menurut saya, ia ini terlalu "pede", seolah-olah ia dapat menentukan apa yang diinginkannya, "Aku akan mengikut Engkau…"
Seharusnya ia mau memahami bahwa bukan dia yang memutuskan boleh-tidaknya ia mengikuti Yesus.
Tentu saja ia boleh memohonnya kepada Yesus, misalnya "Tuhan, aku ingin mengikuti Engkau, kabulkanlah keinginanku…"
Bukan seperti ini, "Aku akan mengikuti Engkau, karena Engkau membutuhkan aku" atau "karena akan banyak yang dapat kulakukan untuk-Mu.."
Jika seperti ini, mudah untuk dibayangkan, orang ini jauh dari kerendahan hati.

Yang terbaik adalah ini:
Kita bersiap-siap menyambut Kerajaan Allah, yang sudah dekat dan bahkan sudah tiba itu.
Bersiap-siap maksudnya mempersiapkan diri agar berkesempatan menerima panggilan-Nya, antara lain dengan pertobatan dan menjalankan perintah Injil.
Mari kita lakukan itu.



Peringatan Orang Kudus
Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja
Eusebius Hieronimus Sophronius lahir di Stridon, Dalmatia pada tahun 342. Ayahnya, Eusebius, adalah seorang beriman Kristen yang saleh hidupnya dan dikenal luas sebagai tuan tanah yang kaya raya. Ia mendidik Hieronimus sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan hidup Kristiani dan kebiasaan kerja keras. Ketika Hieronimus berusia 12 tahun, ia mengirimnya ke Roma untuk belajar ilmu hukum dan filsafat. Studinya berjalan lancar, hanya cara hidupnya tidak tertib karena pengaruh kehidupan moral orang Roma yang tidak terpuji pada masa itu. Untunglah bahwa ia lekas sadar dan bertobat dari cara hidupnya yang tidak tertib itu. Pada saat itulah ia meminta dipermandikan oleh Paus Liberius. Rahmat permandian yang diterimanya terus dihayatinya dengan banyak berdoa dan berziarah ke makam para martir dan para Rasul bersama kawan-kawannya. Kehidupan rohaninya terus meningkat, demikian pula cintanya kepada Tuhan dan sesama.
Pada tahun 370, ia berangkat ke kota Aquileia dan tinggal di sana beberapa lama untuk mendapat bimbingan dari Valerianus, seorang Uskup yang saleh. Dari sana ia pindah ke kota Antiokia, dan menjalani hidup bertapa di padang gurun Chalcis, di luar kota Antiokia. Empat tahun lamanya ia hidup di dalam kesunyian padang gurun untuk belajar dan meningkatkan hidup rohaninya dengan doa dan puasa. Di bawah bimbingan seorang rabbi, ia belajar bahasa Yunani dan Ibrani.
Berkat kemajuan hidup rohaninya yang besar, ia dianggap layak untuk ditahbiskan menjadi imam. Peristiwa itu terjadi di Antiokia pada tahun 379. Setelah menjadi imam, Hieronimus pergi ke Konstantinopel karena tertarik pada cara hidup Santo Gregorius dari Nazianza. Ia memperoleh banyak pengalaman dari Gregorius bagi peningkatan hidupnya. Hieronimus kemudian berangkat ke Roma dan di sana ia menjadi sekretaris pribadi Sri Paus Damasus (366-384).
Karena pengetahuannya yang luas dan mendalam tentang Kitab Suci dan kecakapannya dalam bahasa Latin, Yunani dan Ibrani, Hieronimus ditugaskan oleh Paus Damasus untuk membuat terjemahan baru atas seluruh isi Alkitab dari bahasa Yunani dan Ibrani ke dalam bahasa Latin. Untuk menunaikan tugas suci itu, ia pindah ke Betlehem, tempat kelahiran Yesus. Ia tinggal di sana selama 30 tahun untuk bekerja, belajar dan bersemadi. Perjanjian Lama diterjemahkannya dari bahasa Ibrani dan Aramik ke dalam bahasa Latin, sedangkan Perjanjian Baru diterjemahkannya dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Latin. Hasil terjemahannya sangat baik dan disukai banyak orang. Oleh karena itu terjemahannya disebut Vulgata, yang berarti Populer, dan sampai kini masih dianggap sebagai terjemahan yang resmi dan sah oleh Gereja.
Selain terkenal luas karena hasil terjemahannya, Hieronimus juga dikenal luas sebagai seorang pembela iman dari berbagai aliran bidaah dan pembimbing rohani. Dari segala penjuru datanglah banyak orang untuk mendapatkan bimbingannya dalam berbagai masalah ketuhanan dan Kitab Suci. Di Betlehem, Hieronimus mendirikan dua buah biara dan memimpinnya selama berada di Betlehem. Satu dari dua biara itu diperuntukkan bagi para biarawati di bawah pimpinan Santa Paula dan kelak oleh Santa Eustachia. Dua biara itu kemudian dibakar oleh para pengikut bidaah Pelagianisme. Kendatipun tertimpa kesedihan besar, Hieronimus terus giat menulis dan mengajar hingga wafatnya pada tahun 420. la dinyatakan oleh Gereja sebagai Orang Kudus sekaligus sebagai seorang Pujangga Gereja yang besar.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-09-29 Selasa.

Liturgia Verbi (A-II)
Pesta S. Mikael, Gabriel. Rafael, Malaikat Agung

Selasa, 29 September 2020



Bacaan Pertama
Dan 7:9-10.13-14

"Seribu kali beribu-ribu orang melayani Dia."

Pembacaan dari Nubuat Daniel:

Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang,
lalu duduklah Yang Lanjut Usianya.
Pakaian-Nya putih seperti salju,
dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba.
Tahta-Nya dari nyala api,
roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar.
Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya.
Beribu-ribu melayani Dia,
Beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya.
Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.

Aku terus melihat dalam penglihatan itu,
tampak dari langit bersama awan-gemawan
seorang serupa Anak Manusia.
Ia menghadap Yang Lanjut Usianya itu,
dan ia dihantar ke hadapan-Nya.
Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan
kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja.
Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepadanya.
Kekuasaannya kekal adanya,
dan kerajaannya tidak akan binasa.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 138:1-2a.2b-3.4-5,R:1b

Refren: Di hadapan para dewata
aku akan bermazmur bagi-Mu, ya Tuhan.

*Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku,
sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulutku;
di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu.
Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.

* Kau hendak memuji nama-Mu,
oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu,
sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.
Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku,
Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.

*Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan,
sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu;
mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan,
sebab besar kemuliaan Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mzm 103:21

Pujilah Tuhan, hai segala tentara-Nya,
muliakanlah Dia, hai para hamba yang melakukan kehendak-Nya.



Bacaan Injil
Yoh 1:47-51

"Engkau akan melihat malaikat-malaikat Allah
turun naik kepada Anak Manusia."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Pada waktu itu
Natanael datang kepada Yesus atas ajakan Filipus.
Tatkala melihat Natanael datang,
Yesus berkata tentang dia,
"Lihat, inilah seorang Israel sejati,
tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
Kata Natanael kepada Yesus,
"Bagaimana Engkau mengenal aku?"
Jawab Yesus kepadanya,
"Sebelum Filipus memanggil engkau,
Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."
Kata Natanael kepada-Nya,
"Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"
Yesus menjawab, kata-Nya,
"Karena Aku berkata kepadamu:
'Aku melihat engkau di bawah pohon ara',
maka engkau percaya?
Hal-hal yang lebih besar daripada itu akan kaulihat."
Lalu kata Yesus kepadanya,
"Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka,
dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kalau kemarin kita telah merenungkan perihal menyambut Kerajaan Allah melalui renungan Daily Fresh Juice "Menerima dan Menjadi Seperti Anak Kecil", maka hari ini kita akan merenungkan tentang Kerajaan Allah yang datang diwakili oleh malaikat Allah, untuk memperingati "PW Para Malaikat Pelindung", peringatan wajib bagi para Malaikat pelindung kita.

Sudah sejak semula, selain Roh Kudus, Tuhan juga mengutus seorang malaikat-Nya untuk masing-masing dari kita yang percaya kepada-Nya.
Dari Kitab Keluaran pada Bacaan Pertama hari ini ditulis, Malaikat Pelindung kita itu akan berjalan di depan kita untuk melindungi kita dan untuk membawa kita ke tempat yang telah disediakan oleh Tuhan bagi kita.

Barangkali yang sering menjadi pertanyaan, "Masak sih?  Kok saya tidak tahu, tidak pernah melihat kehadirannya?"
Ya, setelah menjadi besar, hati dan pikiran kita telah banyak diisi oleh hal-hal duniawi, hanya sedikit yang tersisa untuk hal-hal rohaniah.
Makanya, Yesus mau agar kita menjadi seperti anak kecil, yang masih tersedia banyak tempat di hati dan pikiran untuk diisi dengan hal-hal rohaniah.
Ini juga alasannya mengapa pembangunan iman mesti dimulai se dini mungkin, sejak masih kanak-kanak.

Lalu, bagaimana dengan kita yang telah "terlanjur" dewasa?
Memang sudah sulit untuk meluaskan tempat di hati dan pikiran kita.
Bisa, tapi tak bisa banyak.
Jika menghendaki tempat yang lebih luas untuk menampung hal-hal rohaniah, iya singkirkan saja hal-hal jasmaniah yang tak kita perlukan lagi, sehingga ada tempat tersedia.
Ini tidak terkait langsung dengan perbuatan dosa, karena dosa itu melekatnya di dalam jiwa kita, makanya akan kita bawa saat meninggal nanti.
Pengampunan atas dosa hanya didapat melalui pertobatan.

Sebagai contoh, kita senang menggunakan memori kita untuk mengingat-ingat kesalahan orang lain, nah buang itu, mending mengingat-ingat ajaran Yesus, kira-kira begitu.
Bagaimana kita mau menyambut Kerajaan Allah kalau di dalam diri kita sendiri sudah tidak ada tempat?
Mau disuruh duduk di mana malaikat pelindung kita?
Sudahlah, buang saja barang-barang rongsokan yang tak lagi berguna itu, mari kita bersih-bersih.



Peringatan Orang Kudus
Mikael, Gabriel dan Rafael, Malaekat Agung
Mikael, yang berarti 'Siapakah yang sama dengan Allah?' adalah malaekat agung Allah dan panglima bala tentara surga. Dalam iman Kristen, Mikael dikenal sebagai pembela kaum beriman menghadapi serangan musuh.
Cerita-cerita klasik tentang malaekat agung Mikael umumnya bersumber pada kitab Wahyu Yohanes yang menggambarkan pertentangan antara Yang Baik dan yang jahat. Dalam Wahyunya, Yohanes menulis: "Mikael bersama malaekat-malaekatnya berperang melawan naga itu dan naga itu dibantu oleh malaekat-malaekatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaekat-malaekatnya." (Why 12:7-9). Lalu Yohanes mendengar suara nyaring di surga: "Sekaranglah saatnya Allah menyelamatkan umatNya! Sekarang Allah sudah menunjukkan kuasaNya sebagai Raja! Sekarang Raja Penyelamat Yang dijanjikanNya itu telah menunjukkan kekuasaanNya! Sebab, yang menuduh saudara-saudara kita di hadapan Allah siang dan malam, sudah dikeluarkan dari surga. Saudara-saudara kita sudah mengalahkan dia dengan darah Anak Domba itu, dan dengan Sabda Allah yang mereka kabarkan. Mereka rela mengorbankan nyawa mereka sampai mati. Sebab itu, hendaklah surga dan semua yang tinggal di dalamnya, bersuka ria! Tetapi celakalah bumi dan laut, karena iblis sudah turun kepadamu dengan amarah yang sangat besar. Sebab ia tahu bahwa waktunya tinggal sedikit." (Why 12: 10-12).
Mikael bersama malaekat-malaekat baik telah mengalahkan lusifer dengan sahabat-sahabatnya. Orang-orang Kristen yang rela mengorbankan nyawanya sudah menang berkat darah Kristus dan Sabda Ilahi. Namun Satan tetap mau menjatuhkan manusia di hadapan Tuhan; satan tetap berusaha menjauhkan manusia dari Tuhan, sumber hidup abadi. Tetapi orang beriman yang bersekutu dengan Mikael akan menang. Mikael adalah pembela kaum beriman dari segala serangan musuh yang jahat.
Bangsa Israel memandang Mikael sebagai pembelanya dalam segala penganiayaan, godaan dan perpecahan. Kitab Daniel mengungkapkan sbb: " . . . kemudian Mikael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia. . . " (Dan 10:13). Sebagaimana Israel, demikian juga Gereja senantiasa memandang Mikael sebagai pelindung, pembela Gereja dalam penganiayaan, godaan dan perpecahan. Umat Kristen mendirikan banyak gereja di atas bukit dan gunung dengan nama Mikael. Banyak kerajaan (seperti di Jerman), kota dan umat mempercayakan diri kepada pimpinan malaekat Mikael yang setia kepada Tuhan. Penghormatan kepada Mikael semakin besar setelah penampakannya di atas Gunung Gargano, Italia pada abad ke-5. Di atas gunung Gargano kemudian didirikan sebuah gereja megah untuk menghormati Mikael.
Selain itu diceritakan bahwa sewaktu Roma terserang wabah, Paus Gregorius melihat malaekat Mikael tengah menghunus pedangnya di atas makam Kaisar Adrian, yang sekarang disebut Benteng Santo Angelo. Orang-orang Negro Amerika bernyanyi: Michael, row the boat ashore! Alleluia!" Lagu ini mengingatkan tradisi tentang Santo Mikael sebagai penerima dan pengawal jiwa orang yang meninggal. Gabriel, yang lazim disebut juga 'Jibrail' berarti 'Kekuatan Allah.' Dalam tradisi Kristen malaekat agung ini dikenal sebagai 'pembawa khabar gembira' dari Tuhan kepada manusia. Peranannya sebagai pelayan dan utusan Allah sudah dikenal umat Allah semenjak masa Perjanjian Lama.
Dalam Kitab Daniel, kita baca uraian sang Nabi sbb: " . . . Dan aku mendengar dari tengah sungai Ulai itu suara manusia yang berseru: 'Gabriel, buatlah orang ini memahami penglihatan itu! . . . Lalu ia berkata kepadaku: 'Pahamilah, anak manusia, bahwa penglihatan itu mengenai akhir masa!" (Dan 8:16-18). Lalu selanjutnya Daniel berkata: " . . . Sementara aku berbicara dalam doa, terbanglah dengan cepat ke arahku Gabriel, dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu itu pada waktu persembahan korban petang hari. Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku: 'Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti . . . " (Dan 9:21-23).
Dalam Perjanjian Baru, peranan Gabriel sebagai 'pembawa khabar gembira' dari Allah ditemukan lagi di dalam kisah tentang Zakarias. " . .  Tetapi malaekat itu berkata kepadanya: 'Jangan takut, hai Zakaria, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, istrimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes . . . ' Lalu kata Zakaria kepada malaekat itu: 'Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya'. Jawab malaekat itu kepadanya: 'Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan khabar baik ini kepadamu ...... (Luk 1:11-20).
Puncak dari peranan Gabriel tampak di dalam kisah kunjungannya kepada Maria, Dara murni yang terpilih: "Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaekat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazareth, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria .... Kata malaekat itu: 'Salam hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau' . . . . Jangan takut, hai Maria sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.. . ' " (Luk 1:26-38).
Dari peranan malaekat Gabriel, kita tahu bahwa Gabriel menjadi utusan Allah untuk menyampaikan kepada manusia berita keselamatan dari Allah. Ia memberi penerangan ilahi kepada manusia sehingga terbukalah budi dan hati manusia untuk memahami dan meyakini kehendak Allah.
Rafael, Rafael berarti 'Obat Tuhan', 'Tabib Allah' atau 'Tuhan Menyembuhkan'. Kisah terkenal mengenai malaekat Rafael sebagai 'Tabib Allah' dapat kita baca di dalam Kitab Tobit 4-12. Di sana Rafael tampil sebagai 'teman seperjalanan' Tobia ke negeri Media, dan sebagai malaekat Tuhan yang diutus untuk menyembuhkan Tobias dari kebutaannya, dan untuk membebaskan Sara, puteri Raguel, dari gangguan roh jahat.
Kepada Tobit, Rafael memperkenalkan diri: "Aku ini Rafael, satu dari ketujuh malaekat yang melayani di hadapan Tuhan yang mulia ... Jangan takut; damai sejahtera dengan kamu. Pujilah Allah selama-lamanya! Waktu aku ada dengan kamu, maka bukan karena kerelaanku sendirilah terjadi demikian, melainkan karena kehendak Allah. Maka pujilah Dia seumur hidup, bernyanyilah kepadaNya! . . . " (Tob 12:15-18).
Umat Kristen menghormati malaekat Rafael sebagai tabib Allah yang diutus untuk menyembuhkan manusia dari penyakit dan menguatkan kelemahan jiwanya serta membebaskan manusia dari perhambaan setan.

Santo Sirakus, Pengaku Iman
Sirakus lahir pada tahun 449. Pada umur 17 tahun ia memasuki kehidupan pertapaan di Betlehem. Namun kemudian ia tinggal di banyak biara di seputar Palestina dan di tepi Laut Mati. Rahib Yunani ini sangat lemah lembut, tak pernah marah, dan senang menyanyikan Mazmur. Ia biasanya tidak makan sebelum matahari terbenam. Sirakus meninggal dunia di pertapaannya pada tahun 557.

Santa Theodota dari Philippopolis, Martir
Theodota berasal dari daerah Philippopolis, Thrace. Hari kelahiranya tidak diketahui dengan pasti. Ia dikenal sebagai orang Kristen di wilayah itu. Oleh karena itu ia ditangkap dan dihadapkan ke pengadilan kota Philippopolis. Di sana ia dipaksa oleh Prefek kota itu untuk bergabung dengan orang banyak membawakan kurban kepada dewa Apollo. Dengan tegas ia menolak hal itu karena imannya. Walaupun ia merasa diri sebagai orang yang penuh dosa, namun ia tidak sudi lebih jauh merusak dirinya dengan menyembah dewa-dewa kafir itu. Ia disiksa dengan berbagai cara agar bisa menyangkali imannya, namun ia benar­benar tabah dan sanggup menahan penderitaan itu. Ia memikul beban penderitaan 750 orang Kristen yang ada di daerah itu. Theodota akhirnya dirajam hingga menemui ajalnya. Ia dikenal sebagai martir Kristus abad keempat.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-09-28 Senin.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXVI

Senin, 28 September 2020

PF S. Laurensius Ruiz dkk. Martir
PF S. Wenseslaus, Martir



Bacaan Pertama
Ayb 1:6-22

"Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan."

Pembacaan dari Kitab Ayub:

Pada suatu hari anak-anak Allah datang menghadap Tuhan,
dan di antara mereka datanglah juga Iblis.
Maka bertanyalah Tuhan kepada Iblis, "Dari manakah engkau?"
Jawab Iblis, "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."

Lalu bersabdalah Tuhan,
"Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub?
Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia,
begitu saleh dan jujur, takwa dan menjauhi kejahatan."

Lalu jawab Iblis,
"Bukankah Ayub mendapat keuntungan karena takwanya?
Bukankah Engkau yang membuat pagar
sekeliling dia dan rumahnya serta segala miliknya?
Apa saja yang dikerjakannya telah Kauberkati,
dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya,
ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."

Maka Tuhan bersabda kepada Iblis,
"Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu;
hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya."
Kemudian pergilah Iblis dari hadapan Tuhan.

Pada suatu hari, ketika anak-anak Ayub laki-laki dan perempuan
makan-makan dan minum anggur
di rumah saudara mereka yang sulung,
datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata,
"Sedang lembu sapi membajak
dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya,
datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya,
serta memukul penjaganya dengan mata pedang.
Hanya aku sendiri yang luput,
sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada Tuan."

Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata,
"Api telah menyambar dari langit,
dan membakar serta memakan habis kambing domba dan para penjaga.
Hanya aku sendiri yang luput,
sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada Tuan."

Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain lagi dan berkata,
"Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan,
lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya
serta memukul para penjaga dengan mata pedang.
Hanya aku sendiri yang luput,
sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada Tuan."

Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain lagi dan berkata,
"Anak-anak Tuan lelaki dan perempuan sedang makan-makan dan minum anggur
di rumah saudara mereka yang sulung,
maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun;
rumah itu dilandanya dari empat penjuru,
dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka tewas.
Hanya aku sendiri yang luput,
sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada Tuan."

Maka berdirilah Ayub,
lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya.
Kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya,
"Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku,
dengan telanjang pula aku akan kembali ke dalamnya.
Tuhanlah yang memberi, Tuhanlah yang mengambil,
terpujilah nama Tuhan!"
Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa,
dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 17:1-3.6-7,R:6ab

Refren: Condongkanlah telinga-Mu kepadaku,
dan dengarkanlah kataku.

*Dengarkanlah, Tuhan, pengaduan yang jujur,
perhatikanlah seruanku;
berilah telinga kepada doaku,
doa dari bibir yang tidak menipu.

*Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman:
kiranya mata-Mu melihat apa yang benar.
Bila Engkau menguji hatiku;
bila Engkau memeriksanya pada waktu malam,
dan menyelidiki aku,
maka tidak suatu kejahatan pun Kautemukan;
mulutku tidak terlanjur.

*Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah;
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku,
dengarkanlah perkataanku.
Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib,
ya Engkau yang menyelamatkan orang-orang
yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.



Bait Pengantar Injil
Mrk 10:45

Anak Manusia datang untuk melayani
dan menyerahkan nyawa-Nya
sebagai tebusan bagi semua orang.



Bacaan Injil
Luk 9:46-50

"Yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa
timbullah pertengkaran di antara para murid Yesus
tentang siapakah yang terbesar di antara mereka.
Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka.
Karena itu, Ia mengambil seorang anak kecil
dan menempatkannya di samping-Nya.
Lalu Ia berkata kepada mereka,
"Barangsiapa menerima anak ini demi nama-Ku, dia menerima Aku.
Dan barangsiapa menerima Aku,
menerima Dia yang mengutus Aku.
Sebab yang terkecil di antara kalian,
dialah yang terbesar."

Pada kesempatan lain Yohanes berkata,
"Guru, kami melihat seseorang mengusir setan demi nama-Mu,
dan kami telah mencegahnya, karena ia bukan pengikut kita."
Tetapi Yesus menjawab, "Jangan kalian cegah,
sebab barang siapa tidak melawan kalian, dia memihak kalian."

Demikianlah Injil Tuhan.




Renungan Injil
Masih dalam kaitan dengan "Menyambut Kerajaan Allah", berikut renungan yang saya kutip dari renungan Daily Fresh Juice.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Tidaklah salah kalau kita ingin sukses dalam hidup kita di dunia ini.
Untuk mencapai sukses, kita belajar dari orang-orang yang telah lebih dahulu mencapai sukses,
tentang bagaimana ia mencapai keberhasilan yang luarbiasa itu,
apa yang telah dilakukan, apa yang membuatnya gigih memperjuangkannya.
Rasanya kita semua ingin mencapai sukses dalam hidup di dunia ini.
Apakah dengan cara yang sama bisa kita gunakan untuk mencapai sukses dalam kehidupan rohani kita? Untuk mencapai sukses dalam kehidupan kekal di Surga?
Nampaknya kedua tujuan hidup ini mesti ditempuh dengan cara yang berbeda,
yang bisa jadi saja saling bertentangan satu sama lainnya.
Pencapaian sukses dunia lebih mudah diukur karena hasilnya nampak nyata,
tetapi pencapaian sukses surgawi baru akan ketahuan setelah kita dihadapkan kepada penghakiman Tuhan, dan kita tidak tahu apa hasilnya, apakah kita diputuskan boleh memasuki pintu Surga atau tidak.

Syarat untuk sukses secara rohani nampaknya lebih berat bagi kita.
Selain belajar dari orang-orang yang sukses berbuat kebaikan,
kita juga mesti belajar dari kesalahan yang dibuat orang, agar kita tidak melakukan kesalahan yang sama.
Melalui Injil Tuhan hari ini, yang dikutip dari Injil Lukas, Pasal 9, ayat 46-50,
marilah kita belajar dari kesalahan yang diperbuat oleh para murid Yesus,
agar kita jangan melakukan kesalahan yang sama.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Saya tidak bermaksud untuk mencari-cari kesalahan orang, apalagi mencari-cari kesalahan para murid Yesus, apalagi karena merasa diri benar.
Sebagaimana yang telah saya sampaikan di awal tadi,
kita belajar dari kesalahan orang agar kita tidak melakukan kesalahan yang sama.

Tadi telah kita dengarkan
para murid Yesus saling bertengkar satu sama lainnya,
mempersoalkan siapakah yang terbesar di antara mereka.
Pada waktu itu memang banyak orang percaya kalau Yesus adalah Mesias yang dinanti-nantikan, maka mereka pun berduyun-duyun datang kepada Yesus,
hendak mengangkat Yesus menjadi raja bagi mereka, untuk mengalahkan musuh dan mensejahterakan hidup mereka.
Nampaknya para murid berpikiran, jika telah menjadi raja, mereka akan menduduki jabatan yang tinggi di dalam kerajaan itu.
Lalu masing-masing dari mereka pun mulai menghitung-hitung prestasi dan jasa-jasa yang telah diperbuat, siapa yang lebih hebat, siapa yang lebih besar.

Tadi disebutkan bahwa Yesus mengetahui pikiran para murid-Nya itu.
Para murid sangat berhasrat untuk mendapatkan kedudukan yang tinggi,
merasa lebih berhak dibandingkan yang lain.
Ketika mereka melihat ada orang lain, yang bukan pengikut Yesus, mengusir setan menggunakan nama Yesus.
Para murid beranggapan orang itu tidak berhak melakukan hal itu, lalu berusaha mencegah dan meminta untuk menghentikan perbuatannya itu.
Yang dilakukan oleh orang itu adalah suatu kebaikan, menolong orang yang kerasukan roh jahat.
Ia tidak menggunakan kuasa Beelzebul melainkan kuasa dari Yesus,
lalu mengapa mesti dilarang? Mengapa melarang orang lain berbuat kebaikan?
Ini adalah kekeliruan yang mesti diluruskan.
Oleh sebab itu Yesus pun berkata,
"Jangan kalian cegah, sebab barang siapa tidak melawan kalian, dia memihak kalian."

Untuk memperbaiki kesalahan para murid-Nya,
Yesus mengambil seorang anak kecil, lalu berkata,
"Barangsiapa menerima anak ini demi nama-Ku, dia menerima Aku.
Dan barangsiapa menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku."

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Anak kecil di jaman now tentulah berbeda dengan akan kecil di jaman Yesus.
Secara biologis, anak-anak sekarang lebih cepat besar,
tak perlu menunggu berhari-hari anak sudah dapat membuka matanya.
Di jaman saya, anak berumur dua-tiga tahun masih belum bisa menghitung satu ditambah satu, tapi anak sekarang, di usia yang sama sudah main handphone.
Apakah ini artinya ilustrasi Yesus sudah kadaluarsa, tidak valid lagi?
Saya rasa tidak.
Anak sekarang masih tetap sama kalau dilihat dari sudut pandang yang bukan biologis.
Yang namanya anak-anak, hidupnya tetap tergantung dari orang dewasa, tetap belum bisa mencari nafkah sendiri, tetap mesti dibesarkan oleh orangtuanya.
Dan yang juga tidak berubah, tidak ada anak yang dilahirkan dengan bakat berbuat jahat.
Mereka meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa, meniru apa yang menurutnya baik untuk ditiru.
Ini yang dimaksudkan oleh Yesus,
sebagai anak-anak dari Allah Bapa kita, sudah seharusnya kita meniru apa yang dilakukan oleh Allah Bapa, yang telah dipertontonkan oleh Yesus sendiri.

Jika memerlukan sesuatu, anak-anak akan mencari ibunya, atau ayahnya.
Terlebih lagi di saat menghadapi ancaman, anak-anak itu akan berteriak "Mama…"
Jangan sampai terjadi anak itu akan berteriak "Om…" atau "Tante…"
Sebagai anak, kita juga sama, di saat kita membutuhkan sesuatu, mengharapkan pertolongan, kepada siapa kita akan datang?
Bukankah sudah sepantasnya kalau kita datang kepada Bapa kita yang di Surga?

Oleh karenanya, marilah kita belajar dari kesalahan orang lain, merasa diri benar,
agar kita tidak melakukan kesalahan yang sama.
Marilah kita juga menerima orang lain, yakni orang-orang yang bisa jadi sering melakukan kesalahan, seperti yang seringkali dilakukan anak kecil.
Janganlah kita merasa diri lebih benar, lebih tahu, karena kita akan menolak orang lain seperti kita menolak menerima anak kecil.
Janganlah kita menghalang-halangi orang yang datang kepada Yesus,
janganlah merasa bahwa Yesus itu milik kita, orang lain tidak berhak.
Marilah kita menerima anak kecil, dan menjadi seperti anak kecil di hadapan Tuhan,
karena Yesus telah bersabda,
"Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini,
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Wenseslaus, Raja Bohemia, Martir
Bila dilihat dengan kacamata Gereja dewasa ini, Wenseslaus dapat dikatakan sebagai seorang awam Katolik yang mewarnai pemerintahan negara dengan asas-asas Kristiani sebagaimana diajarkan Kristus. Sebagai raja negeri Wratislav, Cekoslovakia, Wenseslaus dalam usianya yang masih begitu muda tampil sebagai seorang pemimpin yang berjiwa Kristen. Ia berada di dalam dunia dan berdiri tegak dengan semangat Kristiani memimpin rakyatnya dan menghadapi berbagai gejolak politik di negerinya.
Wenseslaus lahir di sebuah kota dekat Praha pada tahun 907 (buku lain 903). Ayahnya, Wratislaw, adalah seorang pangeran,dan penguasa negeri Bohemia yang dikenal saleh dan bijaksana. Ia memimpin rakyatnya berdasarkan asas-asas ajaran Kristiani. Ibunya, Dragomira, dikenal angkuh, gila hormat dan kuasa. Ia masih bermental kafir dan akrab dengan orang-orang kafir.
Oleh karena kekafiran isterinya Dragomira, Wratislaw mempercayakan pendidikan anaknya kepada ibu kandungnya Ludmila. Ludmila, nenek Wenseslaus, dikenal sebagai seorang wanita yang saleh dan baik hati. Ia menyekolahkan Wenseslaus di Budetch, sebuah sekolah Latin yang tinggi mutunya.
Ketika Wenseslaus berusia 13 tahun, ayahnya meninggal dunia sewaktu memerangi kaum Magyars pada tahun 920. Dengan itu kekuasaan kerajaan jatuh ke tangan ibunya, Dragomira. Watak kekafiran Dragomira benar-benar terlihat jelas di dalam caranya memerintah. Ia menimbulkan banyak kekacauan karena menyokong orang-orang kafir untuk menyerang para pemimpin Katolik beserta seluruh umat. Korban pertama ialah Ludmila, ibu kandung Wratislaw, yang mendidik dan membesarkan Wenseslaus. Ludmila mati dicekik oleh kaki tangan Dragomira.
Pembunuhan atas Ludmila semakin memperburuk situasi negara. Dari dalam dan dari luar Bohemia datang banyak reaksi keras. Pangeran Bayern memaksa Dragomira meletakkan jabatannya dan mendesak Wenseslaus naik takhta menggantikan ibunya yang korup itu. Wenseslaus yang baru berusia 15 tahun mengambil alih kekuasaan pada tahun 922. Dengan dukungan banyak orang, ia memimpin rakyatnya. Cita-citanya ialah mewujudkan suatu negara yang adil dan makmur berlandaskan asas-asas Kristiani.
Dengan seluruh sikap hidupnya, Wenseslaus berhasil memimpin rakyatnya. Ia dikenal sebagai seorang raja yang saleh, berani dan murah hati terutama kepada para janda dan anak yatim-piatu. Ia meringankan beban hidup orang-orang miskin, mengunjungi para tawanan untuk menghibur mereka. Lebih dari itu konon pada musim dingin ia sendiri menghantar kayu bakar kepada keluarga-keluarga miskin di sekitarnya.
Karyanya diletakkan di atas landasan iman yang kokoh. Ia menaruh devosi yang tinggi terhadap Sakramen Mahakudus. Kerapkali ia sendiri menjadi misdinar yang melayani imam pada waktu perayaan Ekaristi.  Sering ia mengunjungi gereja pada tengah malam untuk berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus.
Tetapi sebagaimana biasa kepemimpinan yang jujur dan adil senantiasa tidak luput dari berbagai rintangan bahkan ancaman. Banyak pembesar kerajaan tidak senang dengan Wenseslaus karena kejujuran dan keadilannya. Pemimpin para lawannya ialah adik kandungnya sendiri, yaitu Boleslaw yang didukung oleh Dragomira. Bersama pembesar lainnya, Boleslaw berusaha membunuh Wenseslaus dan melenyapkan agama Katolik dari bumi Bohemia. Untuk itu mereka mencari kesempatan emas yang tepat untuk pelaksanaan niat jahat itu.
Kelahiran putera sulung Boleslaw merupakan kesempatan emas itu. Boleslaw mengadakan suatu perjamuan besar untuk merayakan kelahiran puteranya. Ia mengundang Wenseslaus bersama seluruh pembesar kerajaan. Pada kesempatan itulah, Boleslaw menyerang kakaknya dari belakang dan menusuknya dengan sebilah pedang. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Wenseslaus berkata: "Adikku, semoga Tuhan mengampuni engkau."
Wenseslaus adalah awam Katolik yang tangguh. Ia dibunuh karena perjuangannya menegakkan kebenaran dan keadilan, kejujuran dan cinta kasih sepanjang masa pemerintahannya. Memang ia mati sebagai seorang negarawan, namun apa yang diperjuangkan dan dipertahankannya sesungguhnya nilai-nilai hidup yang abadi berdasarkan ajaran Kris­tus dan GerejaNya. Oleh karena itu ia digelari sebagai Saksi Iman, Martir Kristus. Makamnya dikunjungi oleh banyak peziarah. Ia dihormati sebagai pelindung negeri Cekoslovakia modern dan dikenal sebagai tokoh awam Katolik yang mampu menerjemahkan ajaran-ajaran iman di dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Banyak mujizat terjadi atas orang-orang yang berdoa dengan perantaraannya. Tetapi mujizat terbesar ialah pertobatan Boleslaw adiknya, pembunuh yang bengis itu. Wenseslaus baru berusia 22 tahun ketika ia gugur sebagai pelindung Gereja Kristus serta pembela keadilan dan kejujuran.

Santa Eustakia, Perawan
Eustakia adalah puteri bungsu Santa Paula, janda seorang bangsawan Romawi. Ia dikenal sebagai gadis Romawi pertama yang mengikrarkan kaul kemurnian hidup bagi Kristus. Oleh Santo Hieronymus, pembimbing rohaninya di Betlehem Eustakia diberi julukan "Bunga para Gadis."
Ketika ibunya Paula meninggalkan segala-galanya dan berangkat ke Palestina untuk mengurbankan hidupnya demi Kristus dan kepentingan sesama, Eustakia menemaninya. Ia mau menjadi seperti ibunya dalam hal pengabdian kepada Kristus dan sesama. Di Palestina, mereka berdua bersama-sama mengunjungi berbagai tempat suci yang pernah disinggahi Kristus semasa hidupNya. Paula, ibunya mendirikan sebuah biara di Betlehem dan Eustakia menjadi salah satu anggota biara itu.
Sepeninggal ibunya, Eustakia menjadi pemimpin biara itu di bawah bimbingan Santo Hieronymus. Sebagai pemimpin biara, Eustakia benar­benar menunjukkan teladan hidup yang cemerlang dalam mengamalkan segala kebajikan Kristiani demi kemuliaan Kristus.
Santo Hieronymus sangat mengagumi cara hidup Eustakia. Ada beberapa surat yang ditulisnya kepada Eustakia untuk menunjukkan kekagumannya pada cara hidup Eustakia. Dalam salah satu suratnya ia menulis: "Eustakia, anakku dan adikku yang terkasih di dalam Kristus, Tuhan! Umurku dan kasih-sayangku memperkenankan aku menggunakan kata-kata seperti itu. Sesungguhnya Tuhan telah menciptakan engkau untuk menjadi orang terkemuka di antara para gadis Romawi. Oleh karena itu, berjuanglah sekuat tenagamu agar tugasmu yang suci mulia itu kau selesaikan sampai tuntas di dalam nama Kristus Tuhan kita. Kiranya kebahagiaan yang telah kauperoleh dari Kristus, tidaklah hilang karena kebodohan yang hanya menuntut pengorbanan yang setengah-setengah."
Sebaliknya cara hidup Eustakia menjadi dorongan moral yang besar bagi Santo Hieronymus dalam usahanya menyelesaikan terjemahan Kitab Suci ke dalam bahasa Latin. Setelah mengabdi Tuhan dalam waktu yang cukup lama, Eustakia meninggal dunia pada tahun 419. Tidak lama kemudian Santo Hieronymus pun menyusuli dia ke dalam kebahagiaan surgawi yang tak kunjung berakhir.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-09-27 Minggu.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Minggu Biasa XXVI

Minggu, 27 September 2020



Bacaan Pertama
Yeh 18:25-28

"Kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya,
ia akan menyelamatkan jiwanya."

Pembacaan dari Nubuat Yehezkiel:

Beginilah firman Tuhan Allah,
"Kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat!
Dengarlah dulu, hai kaum Israel!
Apakah tindakan-Ku yang tidak tepat
ataukah tindakanmu yang tidak tepat?
Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya
dan melakukan kecurangan sehingga ia mati,
ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya.
Sebaliknya,
kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya
dan ia melakukan keadilan serta kebenaran,
ia akan menyelamatkan nyawanya.
Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya,
maka ia pasti hidup, ia tidak akan mati."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 25:4bc-5.6-7.8-9,R:6a

Refren: Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan.

*Tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan,
Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku,
sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku,
Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.

*Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya Tuhan,
sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala.
Dosa-dosaku pada waktu muda,
dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat,
tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu,
oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.

*Tuhan itu baik dan benar;
sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.
Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum,
dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.



Bacaan Kedua
Flp 2:1-11

"Dalam hidupmu bersama
hendaklah kamu bersikap seperti Kristus Yesus."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi:

Saudara-saudara,
dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih,
ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belaskasihan.
Maka sempurnakanlah sukacitaku dengan ini:
Hendaklah kamu sehati sepikir,
dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan,
dengan tidak mencari kepentingan sendiri
atau pujian yang sia-sia.
Sebaliknya dengan rendah hati anggaplah orang lain
lebih utama daripada dirimu sendiri.
Janganlah masing-masing hanya memperhatikan kepentingannya sendiri,
melainkan kepentingan orang lain juga.
Dalam hidupmu bersama,
hendaklah kamu bersikap seperti Kristus Yesus.

Walaupun dalam rupa Allah,
Ia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan.
Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri
dan mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia,
Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia
dan menganugerahi-Nya nama di atas segala nama,
supaya dalam nama Yesus bertekuk lututlah
segala yang ada di langit, yang ada di atas dan di bawah bumi,
dan bagi kemuliaan Allah Bapa
segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan.


ATAU BACAAN SINGKAT
Flp 2:1-5

Dalam hidupmu bersama
hendaklah kamu bersikap seperti Kristus Yesus.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi:

Saudara-saudara,
dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih,
ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belaskasihan.
Maka sempurnakanlah sukacitaku dengan ini:
Hendaklah kamu sehati sepikir,
dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan,
dengan tidak mencari kepentingan sendiri
atau pujian yang sia-sia.
Sebaliknya dengan rendah hati anggaplah orang lain
lebih utama daripada dirimu sendiri.
Janganlah masing-masing
hanya memperhatikan kepentingannya sendiri,
melainkan kepentingan orang lain juga.
Dalam hidupmu bersama,
hendaklah kamu bersikap seperti Kristus Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 10:27

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan.
Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.



Bacaan Injil
Mat 21:28-32

"Pemungut-pemungut cukai dan para pelacur
akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi,
"Bagaimana pendapatmu?
Ada orang mempunyai dua anak laki-laki.
Ia pergi kepada yang sulung dan berkata,
'Anakku, pergilah bekerja di kebun anggur hari ini!'
Jawab anak itu, 'Baik, Bapa.'
Tetapi ia tidak pergi.
Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua
dan berkata demikian juga.
Dan anak itu menjawab, 'Tidak mau!'
Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.
Siapakah di antara kedua orang anak itu
yang melakukan kehendak ayahnya?"
Jawab mereka, "Yang terakhir!"

Maka berkatalah Yesus kepada mereka,
"Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan para pelacur
akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Sebab Yohanes datang
untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu,
dan kamu tidak percaya kepadanya.
Tetapi pemungut-pemungut cukai dan para pelacur percaya kepadanya.
Dan meskipun melihatnya,
kamu tetap tidak menyesal,
dan kamu tidak juga percaya kepadanya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Minggu ini tema kita adalah "Menyambut Kerajaan Allah".
Yesus telah menceritakan berbagai perumpamaan perihal Kerajaan Allah ini, se umpama benih yang ditabur di berbagai jenis tanah, se umpama biji sesawi yang sangat kecil, se umpama benih gandum yang tumbuh di antara ilalang, se umpama ragi, harta terpendam, mutiara yang dicari oleh pedagang, pukat yang dilabuhkan di laut, dan sebagainya.
Dan ketika Yohanes ditangkap dan dipenjarakan, Yesus melanjutkan seruan Yohanes, "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"

Kerajaan Allah sudah datang.
Kedatangannya tanpa tanda-tanda lahiriah, tetapi menjadi nyata melalui kedatangan Yesus ke dunia ini.
Sudah seharusnya kita menjadi percaya lalu bertobat.
Jangan sampai Yesus juga berkata yang sama kepada kita, "Meskipun melihatnya, kamu tetap tidak menyesal, dan kamu tidak juga percaya kepadanya.
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan para pelacur akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Kerajaan Allah datang ke dunia ini untuk pertobatan manusia, untuk merajut kembali relasi manusia dengan Allah.
Pertobatan memang telah menjadi keinginan Allah Bapa sejak jaman Adam dan Hawa, berulang kali telah diupayakan tetapi manusia kembali lagi terjatuh ke dalam dosa.
Yehezkiel telah meyakinkan kita, dari Bacaan Pertama hari ini, "Jika seseorang insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, maka ia pasti hidup, ia tidak akan mati."

Maka dari itu, jika kita benar-benar bermaksud hendak menyambut dan menerima Kerajaan Allah, maka marilah bertobat dan percaya kepada Injil.



Peringatan Orang Kudus
Santo Vinsensius a Paulo, Pengaku Iman
Vinsensius a Paulo terkenal sebagai rasul cintakasih bagi kaum miskin dan penghibur orang-orang sakit. Pendiri Kongregasi Misi dan Kongregasi Puteri-puteri Cintakasih ini lahir di Pouy, Gascony, Prancis pada tanggal 24 April 1581. Ayahnya Jean de Paul dan ibunya Bertrande de Moras dikenal sebagai petani miskin di Pouy dengan enam orang anak. Meskipun demikian, mereka orang beriman dan saleh hidupnya. Mereka mendidik anak-anaknya dalam kerja dan hidup doa sehingga semuanya berkembang dewasa menjadi orang beriman yang saleh dan disenangi banyak orang.
Vinsens dikenal cerdas, namun tidak bisa bersekolah karena ketidak mampuan orangtuanya membiayai sekolah. Untunglah Tuan Comet, seorang dermawan, bersedia menyekolahkan dia. Pada umur 15 tahun, Vinsens mengikuti panggilan nuraninya untuk menjadi imam. Ia masuk Seminari. Orangtuanya bingung dengan cita-citanya itu. Tetapi akhirnya mereka pun meluluskan permintaannya. Mula-mula Vinsens belajar di sebuah kolese Fransiskan di kota Dax, lalu melanjutkan pendidikannya di Universitas Toulouse. Karena kecerdasannya, ia dapat menyelesaikan studinya dalam waktu yang singkat. Pada tahun 1600, ketika berusia 20 tahun, ia ditahbiskan menjadi imam, sambil melanjutkan studi hingga meraih gelar Sarjana Teologi di Universitas Toulouse pada tahun 1604.
Pada tahun 1605, dalam perjalanan pulang seusai studinya, kapal yang ditumpanginya disergap bajak-bajak laut dari Turki di Laut Tengah. Vinsens ditangkap dan digiring ke pasar budak Tunisia. Di sana dia dibeli oleh seorang saudagar dari Afrika Utara. Selama dua tahun, Vinsens mengalami banyak penderitaan karena perlakuan kasar majikannya. Namun dia dengan sabar dan rendah hati menanggung semuanya itu. Teladan hidupnya akhirnya berhasil mematahkan kekerasan hati tuannya sehingga dia tidak disiksa dengan pekerjaan-pekerjaan berat. Pada tahun 1607, Vinsens berhasil meloloskan diri dari cengkeraman tuannya dan lari ke Roma. Di Roma ia belajar lagi Teologi selama dua tahun sebelum kembali ke Prancis.
Di Prancis, ia bekerja di paroki Clichy di pinggiran kota Paris. Di bawah bimbingan Pater Pierre de Berulle, seorang teolog terkenal yang kemudian menjadi Kardinal, ia menjadi seorang imam yang disukai umat. Atas permintaan Pater de Berulle, ia menjadi pengajar pribadi putera tertua Philippe Gondi, seorang bangsawan terkemuka dari Prancis. Dalam keluarga bangsawan ini Vinsens mulai mencurahkan seluruh kemampuannya. Ia tidak hanya mengajar tetapi juga memberikan bimbingan rohani kepada para petani yang bekerja, di perkebunan-perkebunan keluarga Gondi di Champagne dan Picardy. Kepada mereka, Vinsens mengajarkan kebajikan-kebajikan iman Kristen dan mendorong mereka untuk selalu menerima sakramen terutama Komuni Kudus serta kembali kepada praktek iman Kristen yang benar dalam hidup sehari­hari.
Pada tahun 1617, Vinsens diangkat sebagai pastor paroki Chatillon­Les-Dombes. Paroki ini tergolong sulit dan berat karena sarat dengan masalah kemerosotan moral dan praktek kekafiran. Vinsens ternyata orang hebat. Ia berhasil mempertobatkan umat paroki itu hanya dalam waktu satu tahun. Kesalehan hidupnya dan caranya melayani umat sanggup mematahkan kedegilan hati umat. Di paroki itulah, Vinsens mulai merintis pendirian tarekat Persaudaraan Cintakasih. Ia berhasil menarik 20 orang wanita yang dengan sukarela mengunjungi orang­orang sakit dan para fakir miskin di seluruh wilayah paroki.
Menyaksikan prestasi Vinsens, Jean Francois de Gondi, Uskup Agung Paris dan saudara kandung Philippe Gondi, meminta Vinsens mendirikan sebuah tarekat misioner untuk mewartakan Injil dan melayani sakramen-sakramen di seluruh wilayah keuskupannya. Tarekat misioner ini kemudian dikenal luas dengan nama 'Kongregasi Imam untuk Karya Misi' atau Kongregasi Misi. Imam-imam dalam kongregasi ini lazim juga disebut 'Imam-imam Lazaris'. Pada mulanya mereka bermarkas di Kolese des Bos-Enfants, yang dipercayakan kepada Vinsens oleh Uskup Agung Jean Francois de Gondi.
Masalah besar yang dihadapi Vinsens ialah kurangnya persiapan imam-imam diosesan Prancis untuk tugas-tugas pastoral. Untuk mengatasinya, Vinsens mulai melancarkan program pembinaan rohani khusus untuk para calon imam yang akan ditahbiskan. Untuk itu, ia memindahkan pusat karyanya ke biara Santo Lazarus di Paris atas dukungan kepala biara itu. Di biara itu, Vinsens memprakarsai pertemuan mingguan untuk imam-imam diosesan, dan kegiatan pemeliharaan anak-anak yatim-piatu dan para fakir miskin. Melalui pertemuan mingguan itu, ia berhasil mendidik sejumlah orang saleh dari Prancis, seperti Jacques Benigne Bossuet dan Jean Jacques Olier, pendiri Serikat Santo Sulpice.
Bagi para miskin dan orang sakit, ia mendirikan banyak Yayasan Persaudaraan Cintakasih, yang telah dimulainya di paroki Chatillon-Les­Dombes. Louise de Marillac, janda Antoine Le Gras yang kemudian digelari kudus, ditugaskan untuk mengurus yayasan-yayasan itu. Orang­orang kaya dimintanya menyumbangkan sejumlah kekayaannya bagi orang-orang miskin. Beberapa wanita di bawah pimpinan Louise de Marillac dibimbingnya untuk menangani karya itu. Kelompok kecil ini terus bertambah jumlahnya dan akhirnya menjadi satu kongregasi tersendiri, Kongregasi Suster Puteri-puteri Cintakasih. Kelompok suster ini merupakan kelompok religius terbesar dalam Gereja dewasa ini. Semangat dua kongregasi religius yang didirikannya diilhami oleh pandangannya tentang cinta kepada Tuhan yang bersifat praktis: "Cintailah Tuhan dengan kedua tanganmu sampai kecapaian dan dengan butir-butir peluh yang mengucur dari wajahmu!"
Vinsensius a Paulo meninggal dunia di Paris pada tanggal 27 September 1660. Oleh Paus Klemens XII, ia digelari 'kudus' pada tahun 1737, dan oleh Paus Leo XIII diangkat sebagai pelindung semua karya dan perkumpulan cintakasih.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-09-26 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXV

Sabtu, 26 September 2020

PF S. Kosmas dan S. Damianus, Martir



Bacaan Pertama
Pkh 11:9-12:8

"Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu,
sebelum debu kembali menjadi tanah seperti semula,
dan roh kembali kepada Allah."

Pembacaan dari Kitab Pengkhotbah:

Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu.
Biarlah hatimu bergembira pada masa mudamu,
dan turutilah keinginan hati dan pandangan matamu.
Tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini
Allah akan membawa engkau ke pengadilan!
Buanglah kesedihan dari hatimu
dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu,
karena masa muda dan fajar hidup adalah kesia-siaan.

Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu,
sebelum tiba hari-hari yang malang
dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan,
'Tiada kesenangan bagiku di dalamnya,'
sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap,
dan awan-awan datang kembali sesudah hujan,
pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar,
dan orang-orang kuat membungkuk,
dan wanita-wanita penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya,
dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur;
sebelum pintu-pintu di tepi jalan tertutup,
dan bunyi penggilingan menjadi lemah,
dan suara menjadi seperti kicauan burung,
dan semua penyanyi wanita tunduk;
sebelum orang menjadi takut berdiri di ketinggian,
dan ketakutan ada di jalan,
sebelum pohon badam berbunga,
dan belalang menyeret dirinya dengan susah payah,
dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi
karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal
dan peratap-peratap berkeliaran di jalan;
sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan,
sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air
dan roda timba dirusakkan di atas sumur,
dan debu kembali menjadi tanah seperti semula
dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.

Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah,
segala sesuatu adalah kesia-siaan!

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 90:3-6.12-14.17,R:1

Refren: Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan bagi kami turun-temurun.

*Engkau mengembalikan manusia kepada debu,
hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"
Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin
atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.

*Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi,
seperti rumput yang bertumbuh,
di waktu pagi tumbuh dan berkembang,
di waktu petang lisut dan layu.

*Ajarlah kami menghitung hari-hari kami,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Kembalilah, ya Tuhan -- berapa lama lagi? --
dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

*Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu,
supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat.
Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami!
Teguhkanlah perbuatan tangan kami,
ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!



Bait Pengantar Injil
2Tim 1:10b

Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut,
dan menerangi hidup dengan Injil.



Bacaan Injil
Luk 9:43b-45

"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. 
Mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Semua orang heran karena segala yang dilakukan Yesus.
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini:
Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."

Mereka tidak mengerti perkataan itu,
sebab artinya tersembunyi bagi mereka,
sehingga mereka tidak dapat memahaminya.
Dan mereka tidak berani
menanyakan arti perkataan itu kepada Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Di akhir renungan tentang pelaku Injil minggu ini, Yesus menyampaikan tentang "puncak pelayanan-Nya", bahwa "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."
Ini adalah peristiwa yang teramat penting dalam sejarah manusia, oleh karenanya Yesus meminta perhatian dari para murid-Nya, "Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini."

Menjadi pelaku Injil juga ada masanya, ada awal untuk memulainya, ada peningkatan menuju puncaknya, dan ada pula saatnya sampai di garis finish untuk menyudahinya.
Semakin banyak dan semakin sering kita melaksanakan Injil, maka akan semakin tinggi pula puncak yang akan dicapai.
Yang saya maksud bukanlah ketenaran duniawi, melainkan ketenaran di Surga.
Justru yang duniawi mesti dikecilkan agar yang surgawi dapat dibesarkan.

Kapan profesi sebagai pelaku Injil mesti kita mulai?
Kenyataannya, sejak jaman dahulu kala, orang mulai menyadari kesalahan dan dosanya setelah ia menjadi tua.
Ketika badan sudah "bau tanah" barulah mencari Tuhan.
Salomo, yang diyakini sebagai penulis Kitab Penghotbah, menulis pada Bacaan Pertama hari ini, "Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang."
Saya senang dengan ilustrasi yang disampaikan dalam Kitab Pengkhotbah ini, yakni tentang pohon badam, "Sebelum pohon badam berbunga."
Bunganya berwarna merah muda, tapi dari kejauhan nampak putih seperti salju.
Barangkali maksudnya adalah berambut putih alias tua.
Artinya, jangan menunggu sampai ubanan baru ingat Tuhan.

Memang ada yang menyangkal, dengan mengatakan kalau Yesus sendiri baru menjadi pelaku Injil setelah berusia 30 tahun.
Salah!
Yesus menjadi pelaku Injil malah sebelum dikandung oleh Bunda Maria, karena Yesus adalah Injil itu sendiri.
Memang benar Yesus memulai pelayanan-Nya setelah berumur 30 tahun, tapi bukan berarti sebelumnya Yesus hidup menuruti kesenangan dunia.
Yesus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, makanya di saat berumur 12 tahun Yesus telah membuat para pemimpin agama kagum kepada Yesus akan pengetahuan Yesus akan Taurat.
Tapi kan tak perlu menunggu sampai berumur 30 tahun?
Ya, memang.  Tetapi kita tahu Yesus itu menjadi manusia beneran, bukan jadi-jadian dan Yesus tidak ingin merusak tatanan hidup di jaman itu.
Yesus mengikuti semua ketentuan dan aturan Taurat, termasuk ketentuan tentang wajib berkumpul dalam jemaah dan baru boleh berkotbah setelah mencapai usia 30 tahun.

Se lain itu, apa gunanya kita perdebatkan soal umur ini?
Selagi ada kesempatannya mengapa kita mesti menunda-nunda menjadi pelaku Injil?
Menjadi pelaku Injil itu bukan kewajiban.
Kita melakukannya karena memang kita inginkan demikian, bukan keterpaksaan.
Salahkah jika kita memulainya sebelum pohon Badam berbunga?



Peringatan Orang Kudus
Santo Kosmas dan Damianus, Martir
Kedua kakak beradik ini berkebangsaan Arabia. Nama mereka tertera pada alat-alat kedokteran, tetapi sedikit saja kisah yang dapat kita peroleh tentang mereka. Konon mereka dibesarkan oleh ibunya yang sudah menjanda sejak masa kecilnya. Dengan kasih sayang yang besar dan kerja keras, ibunya mendidik dan menyekolahkan mereka di Syria hingga berhasil menjadi dokter. Setelah menyelesaikan studinya di Syria, mereka bekerja sebagai dokter di Silisia, Asia Kecil. Sebagai orang beriman, cintakasih sungguh-sungguh mewarnai hidup mereka. Mereka mengabdikan seluruh kepandaian dan ilmu mereka guna menolong orang orang sakit tanpa memungut bayaran. Semua orang menyanjung dan menghormati mereka sebagai orang-orang Kristen yang benar-benar menghayati ajaran Kristus. Dalam karyanya mereka juga turut mewartakan Injil Kristus kepada orang-orang sekitar.
Dalam bahasa Yunani kedua kakak beradik ini dijuluki "Anarguroi" yang berarti 'Orang-orang yang tidak menghiraukan uang. Julukan ini tepat karena pengabdian mereka sebagai dokter tanpa memungut uang dari para pasiennya. Sering sekali mereka menyembuhkan orang sakit bukan karena keahliannya tetapi karena imannya akan Kristus dan perhatiannya yang besar pada kesembuhan orang-orang sakit. Karena perbuatan cinta kasih mereka itu, mereka ditangkap dan dipenjarakan oleh Prefek Lysias, dan dipaksa menyembah dewa-dewi kafir. Namun mereka tidak gentar sedikit pun menghadapi segala siksaan itu. Kepada Lysias mereka menegaskan bahwa agama Kristen sangat penting untuk keselamatan yang kekal. Setiap siksaan yang dikenakan pada mereka tidak mempan untuk mematahkan iman mereka. Tuhan ada dipihak mereka. Akhirnya Prefek itu memutuskan untuk memenggal saja kepala mereka untuk menghabisi nyawa mereka. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 27 September 303 pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus yang kejam itu.
Kisah lain mengungkapkan peristiwa pembunuhan mereka secara mendetail. Keduanya disalibkan dan dilempari batu serta dipanah. Tetapi batu-batu itu memental dan mengenai para pelempar itu sendiri. Demikian juga para pemanah terkena sendiri panah yang mereka tembakkan. Sesudah kematian mereka, banyak terjadi mujizat penyembuhan. Di antara orang-orang besar yang disembuhkan ialah Raja Yustianus I. Oleh karena itu raja mendirikan sebuah gereja besar di Konstantinopel untuk menghormati mereka. Paus Felix IV (526-530) mendirikan sebuah gereja lagi bagi mereka di Roma. Nama mereka dimasukkan dalam Doa Syukur Agung Misa. Para dokter menghormati mereka dan menjadikan mereka pelindung para dokter dan alat-alat kedokteran.

Santo Siprianus dan Yustina, Martir
Di Antiokia, Syria, Siprianus dikenal sebagai seorang dukun. Banyak orang datang kepadanya untuk disembuhkan dari penyakitnya.  Tapi praktek kedukunannya tidak mendapat tanggapan baik dari orang­orang Kristen. Ia sendiri tidak berdaya menghadapi orang-orang Kristen. Sekali peristiwa ia menggoda Yustina, seorang gadis Kristen namun ia tidak berhasil. Oleh pengaruh Yustina, ia lalu sadar akan keberdosaannya, bertobat dan dipermandikan. Ia kemudian menikahi Yustina dan menjadi seorang Kristen yang saleh.
Kegiatan-kegiatan iman yang dilakukan kedua suami-isteri ini mengakibatkan kematian mereka sebagai saksi iman. Mereka ditangkap, didera dan dipenjarakan dengan tujuan agar keduanya murtad dari imannya. Tetapi karena mereka tetap pada pendiriannya, maka mereka dibunuh di Nikomedia. Jenazah mereka ditinggalkan saja di tempat pembantaian. Tetapi kemudian diangkut ke Roma oleh beberapa orang pelaut yang beragama Kristen.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/