Liturgia Verbi 2020-11-01 Minggu.

Liturgia Verbi (A-II)
HR Semua Orang Kudus

Minggu, 1 November 2020

Ujud Umum/Universal - Intelegensi artifisial.
Semoga kemajuan teknologi robotik dan intelegensi artifisial dapat dikendalikan demi tujuannya yang luhur, yakni melayani dan mengabdi manusia serta kemanusiaan.

Ujud Gereja Indonesia - Para ayah.
Semoga para ayah tetap menginsyafi kewibawaan dan kebijaksanaannya sebagai kepala keluarga di tengah arus sosial yang menggerus kehidupan keluarga zaman ini.

Dalam rangka "Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman" pada tanggal 2 November besok, setiap orang kristiani dapat memperoleh indulgensi penuh bagi orang yang sudah meninggal dunia.
Caranya: mengunjungi makam dan/atau mendoakan arwah orang yang meninggal, mulai tanggal 1 November hari ini sampai 8 November nanti.



Bacaan Pertama
Why 7:2-4.9-14

"Aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya;
mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa."

Pembacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat
muncul dari tempat matahari terbit.
Ia membawa meterai Allah yang hidup.
Dengan suara nyaring ia berseru kepada keempat malaikat
yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
katanya,
"Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon
sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami
pada dahi mereka!"

Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu:
seratus empat puluh empat ribu
yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Kemudian dari pada itu
aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya,
dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa.
Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba,
memakai jubah putih,
dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Dengan suara nyaring mereka berseru,
"Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta,
dan bagi Anak Domba!"

Dan semua malaikat berdiri
mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk
yang ada di sekeliling takhta itu.
Mereka tersungkur di hadapan takhta itu
dan menyembah Allah sambil berkata,
"Amin! Puji-pujian dan kemuliaan,
hikmat dan syukur,
hormat, kekuasaan dan kekuatan
bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"

Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku,
"Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu,
dan dari manakah mereka datang?"
Maka kataku kepadanya,
"Tuanku, Tuan mengetahuinya!"
Lalu ia berkata kepadaku,
"Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar!
Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih
di dalam darah Anak Domba."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6,R:6

Refren: Inilah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya,
jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkannya bumi di atas lautan,
dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,
yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan.

*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan
dan keadilan dari Allah, penyelamatnya.
Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan,
yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.



Bacaan Kedua
1Yoh 3:1-3

"Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."

Pembacaan dari Surat pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
Lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita,
sehingga kita disebut anak-anak Allah,
dan memang kita sungguh anak-anak Allah.
Karena itu dunia tidak mengenal kita,
sebab dunia tidak mengenal Dia.

Saudara-saudaraku yang kekasih,
sekarang kita ini sudah anak-anak Allah,
tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata.
Akan tetapi kita tahu bahwa,
apabila Kristus menyatakan diri-Nya,
kita akan menjadi sama seperti Dia,
sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya,
ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:28

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku akan memberi kelegaan kepadamu.



Bacaan Injil
Mat 5:1-12a

"Bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
ketika melihat banyak orang yang datang,
Yesus mendaki lereng sebuah bukit.
Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya.
Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya,
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah orang yang berdukacita,
karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut,
karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hati,
karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya,
karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai,
karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah kamu,
jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya,
dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat;
bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Topik kita minggu ini adalah perjalanan menuju Surga, yakni perjalanan yang dimulai sejak kita meninggalkan dunia ini.
Tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan dengan gamblang tentang perjalanan itu karena semasih hidup di dunia ini maka dipastikan ia belum pernah menempuh perjalanan itu.
Satu-satu petunjuk yang dapat saya jadikan panduan hanyalah perkataan-perkataan Yesus yang telah ditulis di dalam Injil.

Perjalanan menuju Surga adalah perjalanan sekali tempuh, tidak bisa diulang-ulang sampai berhasil.
Sekali tempuh saja, berhasil atau pun tidak.
Dan tidak ada seorang pun mampu menghindari perjalanan itu, sesuai waktunya, setiap orang akan meninggalkan dunia ini lalu menempuh perjalanan itu.
Oleh sebab itulah maka kita perlu mempersiapkan diri sebaik-sebaiknya agar pada saatnya nanti kita dapat menempuh perjalanan itu dengan baik dan lancar, agar kita mencapai tujuan akhir perjalanan yakni hidup kekal di Surga bersama Allah, para malaikat, dan orang-orang kudus.
Lalu, apa saja yang perlu kita persiapkan sebelum menempuh perjalanan itu?
Mari kita simak selama satu minggu ke depan, apa saja yang mesti dipersiapkan.

Di mulai hari ini, melalui Bacaan Injil tentang kebahagiaan, yakni kebahagiaan kekal yang akan kita peroleh di Surga.
Kebahagiaan kekal itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang suci hatinya, "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah."
Suci artinya bersih atau bebas dari segala dosa.
Maka, jangan lagilah berbuat dosa.

Selain suci hati, kita juga diminta untuk lemah-lembut dan murah hati.
Lemah-lembut artinya tidak kasar, arogan, senang melukai perasaan orang lain, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
Orang yang lemah-lembut akan membuat orang lain merasa nyaman berada di dekatnya.
Murah hati sudah jelas, gampang berbelas-kasihan kepada orang yang berkesusahan, gampang memaafkan dan mengampuni kelalaian atau pun kesalahan orang lain, gampang membantu orang tanpa mengharapkan pamrih.
Kita juga diminta untuk menghindari pertikaian, terlepas apakah kita di pihak yang benar, jangan bertikai melainkan jadilah orang yang membawa damai.
Jangan menjadi kecewa apalagi marah ketika kita dianiaya demi kebenaran, "Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga."
Segala kedukaan kita akan memperoleh penghiburan.

Dan yang terakhir, tapi tak kalah pentingnya, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga."
Jangan salah menafsirkan  "yang empunya Kerajaan Surga" ini.
Kerajaan Surga tetap menjadi milik Allah, sejak permulaan sampai selama-lamanya tidak akan pernah menjadi milik orang lain.
Oleh karena kemurahan hati-Nya, kita diperkenankan ikut memiliki dan boleh tinggal di sana selama-lamanya, asal kita memang memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan-Nya.

Maka, marilah kita persiapkan diri sebaik-baiknya selagi masih ada waktu.
Ingatlah selalu bahwa terminal terakhir ada dua, yakni: surga dan neraka.
Kita boleh memilih mau tinggal di mana kelak, di Surga atau di Neraka, dan itu dapat kita tentukan sekarang, semasih hidup di dunia ini.
Jika memilih Surga, maka kita ikuti saja rambu-rambu yang telah dipasang oleh Yesus, dijamin akan sampai di Surga.



Peringatan Orang Kudus
Hari Raya Semua Orang Kudus
Hari raya ini mula-mula dirayakan di lingkungan Gereja Timur untuk menghormati semua saksi iman yang mati bagi Kristus dalam usahanya merambatkan iman Kristen. Di lingkungan Gereja Barat, khususnya di Roma, pesta ini bermula pada tahun 609 ketika Paus Bonifasius IV merombak Pantheon, yaitu tempat ibadat kafir untuk dewa-dewi Romawi, menjadi sebuah gereja. Gereja ini dipersembahkan kepada Santa Maria bersama para Rasul.
Dahulu di Roma hari raya ini biasanya dirayakan pada hari minggu sesudah Pentekosta.   Lama kelamaan pesta ini menjadi populer untuk menghormati para Kudus, baik mereka yang sudah diakui resmi oleh Gereja maupun mereka yang belum dan yang tidak diketahui. 
Pesta hari ini dirayakan untuk menghormati segenap anggota Gereja, yang oleh jemaat-jemaat perdana disebut "Persekutuan para Kudus", yakni persekutuan semua orang yang telah mempercayakan dirinya kepada Yesus Kristus dan disucikan oleh Darah Anak Domba Allah. Secara khusus pada hari raya ini kita memperingati rombongan besar orang yang berdiri di hadapan takhta Allah, karena mereka telah memelihara imannya dengan baik sampai pada akhir pertandingan di dunia ini, sehingga memperoleh ganjaran yang besar di surga. 
Di antara mereka yang berbahagia itu teristimewa tampil para Santo-santa, Beato-beata sebagai perintis jalan dan penuntun bagi kita. Para kudus yang berbahagia di surga itu bersama Santa Perawan Maria, Bunda Gereja, mendoakan kita agar tekun dalam perjuangan dan tabah dalam penderitaan. Bersama mereka kita nantikan kebangkitan badan. Dan bila Kristus menyatakan diri dalam kemuliaan, kita akan menjadi serupa dengan Dia. Pada saat itulah terjalin kesatuan kita yang sempurna dengan Kristus dan dengan semua saudara kita. Para kudus itu berbahagia karena mereka telah mengikuti Kristus. 
Kebahagiaan dan kemuliaan mereka tak bisa kita lukiskan dengan kata-kata manusiawi.
Sehubungan dengan itu Santo Paulus berkata: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1Kor 2:9)
Ganjaran yang diterimanya dari Kristus adalah turut serta di dalam Perjamuan Perkawinan Anak Domba Allah. Air mata mereka telah dihapus sendiri oleh Yesus. Tentang itu Yohanes menulis: "Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan perkawinan Anak Domba." (Why 19:9) "Dan Dia akan menghapus segala air mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau berdukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Oleh sebab itu "Kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita meninggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan kepada kita.   Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah." (Hibr 12:1-2).



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-10-31 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Sabtu, 31 Oktober 2020



Bacaan Pertama
Flp 1:18b-26

"Bagiku hidup ialah Kristus dan mati keuntungan."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi:

Saudara-saudara,
asal saja Kristus diwartakan, aku bersukacita karenanya.
Dan aku akan tetap bersukacita sebab aku tahu,
bahwa akhir dari semuanya ini ialah keselamatanku
berkat doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.
Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan,
ialah bahwa dalam segala hal aku tidak mendapat malu.
Kuharapkan bahwa seperti dahulu,
sekarang pun Kristus dengan nyata dimuliakan dalam tubuhku,
baik oleh hidup maupun oleh matiku.
Karena bagiku hidup ialah Kristus dan mati keuntungan.
Hidup di dunia bagiku berarti bekerja dan menghasilkan buah.
Maka aku tidak tahu, mana yang harus dipilih.
Aku didesak dari dua pihak:
aku ingin pergi dan diam bersama Kristus,
karena ini memang jauh lebih baik.
Tetapi demi kalian, lebih perlu aku tetap tinggal di dunia ini.
Dalam keyakinan ini tahulah aku
bahwa aku akan tetap tinggal
dan akan bersama-sama lagi dengan kalian semua,
supaya kalian makin maju dan bersukacita dalam iman.
Dengan demikian kemegahanmu dalam Kristus Yesus
makin bertambah karena aku,
yaitu apabila aku kembali kepadamu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 42:2.3.5bcd,R:3a

Refren: Jiwaku haus akan Allah, Allah yang hidup.

*Seperti rusa yang merindukan sungai berair,
demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.

*Jiwaku haus kepada Allah,
akan Allah yang hidup.
Bilakah aku boleh datang melihat Allah?

*Bagaimana aku berjalan maju di tengah kepadatan manusia,
mendahului mereka melangkah ke rumah Allah
di tengah suara sorak-sorai dan nyanyian syukur,
di tengah keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:29ab

Terimalah beban-Ku dan belajarlah pada-Ku,
sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.



Bacaan Injil
Luk 14:1.7-11

"Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan; 
dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu hari Sabat
Yesus masuk rumah seorang pemimpin orang-orang Farisi
untuk makan di situ.
Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.
Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat terhormat,
Yesus lalu mengatakan perumpamaan berikut,
"Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan,
janganlah duduk di tempat kehormatan.
Sebab mungkin ada undangan yang lebih terhormat daripadamu.
Jangan-jangan orang yang telah mengundang engkau dan tamu itu berkata kepadamu,
'Berilah tempat itu kepada orang ini.'
Lalu dengan malu engkau harus pindah ke tempat yang paling rendah!
Tetapi apabila engkau diundang,
duduklah di tempat yang paling rendah.
Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata,
'Sahabat, silakan duduk di depan.'
Dengan demikian engkau mendapat kehormatan
di mata semua tamu yang lain.

Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan;
dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Iman yang berdasarkan kasih itu ibarat air, yang tak pernah lalai untuk selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah setiap kali kesempatan itu datang, yang selalu senang berada di tempat yang rendah, tak pernah sekali pun ia berusaha untuk meninggikan dirinya.
Permukaan air selalu datar dan rata, tak perduli seperti apa celah yang tersedia di permukaannya, tak ada diskriminasi.
Dan bahkan, ketika mesti bersama-sama dengan minyak, air merelakan minyak berada di atas dan ia memilih berada di bagian bawah.
Sekali pun demikian, oleh suhu ia akan diangkat.
Suhu yang dingin membuat air membeku lalu dinaikkan ke permukaan, mengapung di situ.
Dan, oleh suhu panas, air akan menguap lalu membumbung tinggi ke langit.

Begitulah hendaknya iman kita, iman yang berlandaskan kasih Kristus, selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah, sebagaimana yang disampaikan oleh Yesus pada Bacaan Injil hari ini.
Janganlah kita yang mengangkat atau menaikkan diri kita sendiri, tetaplah berada di tempat yang rendah, biarlah orang lain yang meninggikannya.
Sekali pun ditinggikan orang, hendaknya tetap berusaha untuk mengalir ke tempat yang lebih rendah di saat kesempatan itu tersedia.
Yesus sendiri, sebelum di angkat ke Surga untuk dimuliakan di situ, Yesus turun ke tempat penantian.
Kita juga semestinya demikian, agar kita dapat melompat lebih tinggi maka kita pun menekuk kaki agar berada di posisi yang lebih rendah sebelum melompat.

Pada Bacaan Pertama, Rasul Paulus menulis surat kepada Jemaat di Filipus dari dalam penjara.
Paulus direndahkan oleh karena ia berpihak kepada kebenaran Kristus, dipenjarakan seperti seorang pesakitan.
Tetapi, sekali pun ia berada di tempat yang hina, di dalam penjara, semangatnya tidak memudar, "Hidup di dunia bagiku berarti bekerja dan menghasilkan buah. "
Rasul Paulus, sekali pun berada di dalam penjara, namun ia tetap merasa merdeka untuk bekerja dan menghasilkan buah.
Apa iya, kita yang berada di luar penjara, yang berada di alam bebas, malah dipenjarakan oleh nikmat dunia sehingga tak mampu menghasilkan buah?



Peringatan Orang Kudus
Santo Bruder Alfonsus Rodriguez, Pengaku Iman
Alfonsus lahir di Segovia, Spanyol pada tahun 1531. Ayahnya, Rodriguez adalah seorang pedagang kain wol yang tergolong kaya raya di negeri itu. Sementara belajar di Universitas Alkala, ayahnya terkasih meninggal dunia sehingga ibunya terpaksa memanggilnya pulang untuk melanjutkan usaha dagang ayahnya.
Selang beberapa tahun ia menikah dan dikaruniai dua orang anak. Meskipun demikian, Tuhan yang menyelenggarakan hidup manusia, rupanya menginginkan sesuatu yang lain dari Alfonsus. Usaha dagangnya yang pada tahun-tahun awal berjalan begitu lancar tanpa masalah serius, lama-kelamaan berangsur-angsur merosot dan bangkrut. Isterinya terkasih tak terduga jatuh sakit keras lalu meninggal dunia. Lebih dari itu, kedua anaknya pun kemudian menyusul kepergian ibunya. Tinggallah Alfonsus seorang diri dalam bimbingan Tuhan secara rahasia. Tampaknya semua peristiwa ini sangat tragis dan menyayat hati. Tetapi Alfonsus yang sejak masa mudanya beriman teguh menerima segalanya dengan pasrah. Ia yakin bahwa Tuhan itu mahabaik dan penyelenggaraanNya terhadap hidup manusia tidak pernah mengecewakan manusia. Ia yakin bahwa Tuhan selalu memilih yang terbaik untuk manusia.
Lalu Tuhan menggerakkan hati Alfonsus untuk memasuki cara hidup bakti dalam suatu tarekat religius. Pada umur 40 tahun ia memutuskan untuk meninggalkan kehidupan duniawi dan mengajukan permohonan menjadi seorang bruder dalam Serikat Yesus di Valencia, Spanyol. Setelah dipertimbangkan agak lama, akhirnya ia diterima dan ditempatkan di Kolese Montesion di Palma de Majorca. Di sinilah ia menekuni sisa-sisa hidupnya dengan melaksanakan tugas-tugas yang diserahkan kepadanya. Tugasnya sangat remeh dan sepele: membukakan pintu bagi tamu, memberitahu penghuni bila kedatangan tamu dan mengerjakan hal-hal kecil sembari menjaga pintu.
Tuhan yang mengenal baik Alfonsus mengaruniakan kepadanya karunia-karunia istimewa, antara lain ketekunan berdoa dan pengetahuan adikodrati. Karunia-karunia ini membuatnya dikenal banyak orang sebagai seorang yang diterangi Allah. Banyak orang datang kepadanya untuk minta nasehat, antara lain Santo Petrus Klaver sewaktu masih belajar. Oleh bimbingan Alfonsus, Petrus Klaver akhirnya tertarik untuk membaktikan dirinya bagi kepentingan jiwa orang-orang Negro yang menjadi budak belian di Amerika Selatan.
Cita-citanya ialah melupakan dirinya. Konon, pada suatu upacara besar semua kursi biara termasuk yang dipakai oleh para biarawan di kamarnya, diangkat ke dalam gereja. Sehabis upacara itu, kursi bruder Alfonsus tidak dikembalikan ke kamarnya. Bruder yang rendah hati itu tidak memintanya juga. Ia membiarkan kamarnya tanpa kursi selama setahun. Pada tahun berikutnya ketika akan diadakan lagi upacara besar di gereja, barulah diketahui bahwa bruder Alfonsus tidak mempunyai kursi sudah selama satu tahun. Pemimpin biara itu tertegun memandang bruder Alfonsus yang rendah hati itu. Ia tidak memberontak karena ia menganggap dirinya seorang pengemis malang yang tidak segan menerima hal-hal yang paling sederhana.
Pengalaman-pengalaman rohaninya dituangkan dalam sebuah tulisan yang menarik atas permintaan atasannya. Setelah menikmati jalan yang ditunjukkan Tuhan padanya, ia menghembuskan nafasnya di Palma de Majorca pada tahun 1617.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-10-30 Jumat.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Jumat, 30 Oktober 2020



Bacaan Pertama
Flp 1:1-11

"Allah telah memulai karya baik di antaramu.
Dia akan melanjutkannya sampai akhir pada hari Kristus Yesus."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi:

Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus,
kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi,
beserta para penilik jemaat dan diakon.
Kasih karunia dan damai sejahtera
dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus
menyertai kalian.

Aku mengucap syukur kepada Allahku
setiap kali aku mengingat kalian.
Dan setiap kali aku berdoa untuk kalian semua,
aku selalu berdoa dengan sukacita.
Aku mengucap syukur kepada Allahku
karena persekutuan kalian dalam Berita Injil
dari hari pertama sampai sekarang ini.
Akan hal ini aku yakin sepenuhnya,
bahwa Dia yang telah memulai karya baik di antaramu,
akan melanjutkannya sampai akhir pada hari Kristus Yesus.
Memang sudahlah sepatutnya
aku berpikir demikian tentang kalian semua,
sebab kalian ada dalam hatiku.
Kalian semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia
yang diberikan kepadaku,
baik pada waktu aku dipenjarakan,
maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil.
Sebab Allahlah saksiku
betapa dengan kasih mesra Kristus Yesus aku merindukan kalian.

Dan inilah doaku: Semoga kasihmu semakin melimpah
dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian.
Dengan demikian kalian dapat memilih yang baik,
agar kalian suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus.
Semoga kalian dipenuhi dengan buah kebenaran oleh Yesus Kristus
untuk memuliakan dan memuji Allah.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 111:1-2.3-4.5-6,R:2a

Refren: Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan.

*Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati,
dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat.
Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan,
layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.

*Agung dan bersemaraklah pekerjaan-Nya,
keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya.
Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringatan;
Tuhan itu pengasih dan penyayang.

*Kepada orang takwa diberikan-Nya rezeki,
selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya.
Kekuatan perbuatan-Nya Ia tujukan kepada umat-Nya,
dengan memberikan kepada mereka milik pusaka para bangsa.



Bait Pengantar Injil
Yoh 10:27

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan;
Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.



Bacaan Injil
Luk 14:1-6

"Siapakah yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur,
tidak segera menariknya ke luar meski pada hari Sabat?"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu hari Sabat
Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin orang-orang Farisi
untuk makan di situ.
Semua orang yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.
Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air
dan berdiri di hadapan Yesus.

Lalu Yesus bertanya kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
"Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?"
Tetapi mereka semua diam saja.
Lalu Yesus memegang tangan si sakit itu dan menyembuhkannya,
serta menyuruhnya pergi.

Kemudian Ia berkata kepada mereka,
"Siapakah di antara kalian
yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur,
tidak segera menariknya ke luar,
meski pada hari Sabat?"
Mereka tidak sanggup membantah-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kasih, sebagai dasar iman, mesti diselenggarakan kapan saja dan dimana saja, dan lebih segera lebih baik tanpa menunda-nundanya.
Janganlah ada aturan-aturan atau kesepakatan-kesepakatan yang menghalangi terwujudnya perbuatan kasih.
Hari Sabat tidak menjadi penghalang bagi Yesus untuk menyembuhkan orang sakit.
Yang namanya lembu terperosok ke dalam sumur pada hari Sabat saja mesti ditolong, masak untuk manusia malah tidak?

Mencari-cari alasan untuk tidak menjalankan kasih Kristus, untuk tidak melakukan perbuatan baik, hanyalah akan menjauhkan kita dari kasih Kristus, membuat jarak pemisah atau malah jurang yang dalam antara kita dengan Tuhan.
Justru kasih hendaknya kita gunakan untuk menjalin tali-silahturahmi, untuk menyambungkan relasi kita dengan Tuhan kita Yesus Kristus.
Semakin kokoh kasih yang kita miliki, maka semakin kokoh pula jalinan relasi kita dengan Tuhan.

Rasul Paulus menulis dengan baik, "Allah telah memulai karya baik di antaramu" maka sudah semestinya kita bersyukur dan menyambut dengan sukacita apa yang telah dimulai oleh Allah Bapa kita itu.
Rasul Paulus berdoa untuk kita, "Semoga kasihmu semakin melimpah
dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian.
Dengan demikian kalian dapat memilih yang baik, agar kalian suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus."
Ya, kelimpahan kasih adalah sukacita besar bagi kita.



Peringatan Orang Kudus
Santo Marcellus, Martir
Perwira Romawi yang bertugas di Tanger, Afrika ini konon menjadi Kristen dan dipermandikan langsung oleh Santo Petrus Rasul. Ia menolak mengikuti upacara korban untuk memuja kaisar dan dewa-dewa Romawi. Dengan tegas ia berkata: "Aku hanya mengabdi kepada Raja Abadi, Tuhanku Yesus Kristus". Akibatnya ia langsung ditangkap dan dihukum mati pada tahun 298.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-10-29 Kamis.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Kamis, 29 Oktober 2020



Bacaan Pertama
Ef 6:10-20

"Kenakanlah perlengkapan senjata Allah, agar kalian dapat bertahan."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
hendaklah kalian kuat dalam Tuhan, dalam kekuatan kuasa-Nya.
Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah,
agar kalian dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.
Sebab perjuangan kita bukanlah melawan manusia,
melainkan melawan pemerintah dan penguasa,
melawan para penghulu dunia gelap ini,
melawan roh-roh jahat di udara.
Sebab itu kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah,
agar kalian dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu
dan tetap berdiri sesudah menyelesaikan segala sesuatu.
Jadi berdirilah tegap berikatpinggangkan kebenaran,
dan berbajuzirahkan keadilan dan kakimu berkasutkan kerelaan
untuk memberitakan Injil damai sejahtera.
Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman,
sebab dengan perisai itu
kalian akan dapat memadamkan semua panah api si jahat.
Terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu sabda Allah,
dalam segala doa dan permohonan.
Berdoalah setiap waktu dalam Roh
dan berjaga-jagalah dalam doamu itu
dengan permohonan terus-menerus untuk segala orang Kudus.
Berdoalah juga untuk aku, supaya setiap kali membuka mulutku,
aku dikaruniai perkataan yang tepat.
Berdoalah, agar aku dengan berani mewartakan rahasia Injil,
yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan.
Berdoalah supaya aku menyatakannya dengan berani,
sebagaimana seharusnya aku berbicara.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 144:1.2.9-10,R:1a

Refren: Terpujilah Tuhan, gunung batuku!

*Terpujilah Tuhan, gunung batuku!
Ia mengajar tanganku bertempur,
Ia melatih jari-jariku berperang!

*Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku,
kota bentengku dan penyelamatku;
Ia menjadi perisai, dan tempat aku berlindung;
Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!

*Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu,
dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur.
Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja,
dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu!



Bait Pengantar Injil
Luk 13:35; Mrk 11:10

Terberkatilah yang datang atas nama Tuhan.
Terpujilah Engkau di Surga.



Bacaan Injil
Luk 13:31-35

"Tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi
dan berkata kepada Yesus,
"Pergilah, tinggalkanlah tempat ini,
karena Herodes hendak membunuh Engkau."

Jawab Yesus kepada mereka,
"Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu,
'Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang
pada hari ini dan esok,
dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
Tetapi hari ini dan esok dan lusa
Aku harus meneruskan perjalanan-Ku,
sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem.'
Yerusalem, Yerusalem, engkau membunuh nabi-nabi
dan merajam orang-orang yang diutus kepadamu!
Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu,
sama seperti  induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayap,
tetapi  kalian tidak mau.

Sungguh, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi!
Tetapi Aku berkata kepadamu,
kalian tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kalian berkata,
'Terberkatilah Dia yang datang atas nama Tuhan'."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Membantu menyembuhkan orang sakit atau mengusir roh jahat adalah perbuatan baik, sebagai tanda kasih.
Tetapi roh jahat tentu tidak menyukai perbuatan kasih ini.
Mereka melakukan apa saja untuk menundukkan kita, menggerus iman kita dan menghalang-halangi kita untuk menjalankan kasih.

Kita mesti mempersenjatai diri kita untuk melawan kuasa roh jahat.
Musuh kita ini memang tak kelihatan secara nyata, mereka curang, tidak berani berhadapan muka langsung.
Mereka bisa menampilkan dirinya sebagai "orang baik" atau bahkan sebagai seorang nabi, nabi palsu.
Mereka juga melakukan intimidasi atau bahkan teror, menciptakan keresahan yang dapat menggoyahkan iman kita.
Maka dari itu, menjadi penting bagi kita untuk memelihara iman kita, mengupayakannya agar tetap tumbuh, jangan biarkan tergerus oleh iming-iming iblis.
Iman adalah perisai rohani kita.
Belum pernah ada ceritanya iblis mampu menembus perisai iman.
Iman kepada Kristus terlalu kokoh untuk digoyahkan.
Perisai iman adalah senjata defensif yang sangat ampuh.

Seandainya juga, kita menjadi marah dengan ulah roh jahat itu, tidak dilarang juga kalau kita melawannya, mengalahkannya.
Yesus telah mempersenjatai kita dengan "pedang roh", untuk digunakan sebagai senjata represif.
Sabda Tuhan adalah pedang roh itu.
Membaca Injil itu sama artinya dengan mendengarkan sabda Tuhan.
Mendengarkan sabda Tuhan sama seperti mengasah pedang roh, membuatnya menjadi lebih tajam.
Oleh sebab itulah saya selalu menyarankan agar kita membaca Injil setiap hari dan menjalankannya, karena ritual harian kita itu akan membuat iblis lari tunggang-langgang menjauhi kita, keluarga kita, rumah kita dan harta milik kita lainnya.

Setiap hari saya menyediakan Liturgia Verbi yang berisikan bacaan-bacaan dari Kitab Suci, ibarat hidangan siap santap, disediakan bagi siapa saja secara cuma-cuma alisa tidak berbayar.
Dan, jika kita membaca yang sama di tempat kita masing-masing, itu adalah persekutuan iman, dan kita hadir sebagai anggota dari persekutuan itu.
Dan, jika kita bersekutu di dalam iman, Roh Kudus hadir.

Kita telah memiliki perisai iman, dan telah pula dibekali dengan pedang Roh, dan ada kesempatan menjadi laskar Surgawi melalui persekutuan iman, lalu adakah alasan bagi kita untuk khawatir terhadap iblis?



Peringatan Orang Kudus
Tidak ada peringatan Orang Kudus.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-10-28 Rabu.

Liturgia Verbi (A-II)
Pesta S. Simon dan Yudas, Rasul

Rabu, 28 Oktober 2020



Bacaan Pertama
Ef 2:19-22

"Kamu dibangun di atas dasar para rasul."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
kamu bukan lagi orang asing dan pendatang,
melainkan sewarga dengan orang kudus
dan anggota keluarga Allah.
Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi,
dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan,
yang rapi tersusun,
menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan.
Di atas Dia pula kamu turut dibangun
menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 19:2-3.4-5,R:5a

Refren: Di seluruh dunia bergemalah suara mereka.

*Langit menceritakan kemuliaan Allah,
dan Cakrawala memberitakan karya tangan-Nya;
hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain,
dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya
kepada malam berikut.

*Meskipun tidak berbicara,
dan tidak memperdengarkan suara,
namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya,
dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.



Bait Pengantar Injil


Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan.
Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan.



Bacaan Injil
Luk 6:12-19

"Yesus memilih dari antara murid-murid-Nya
dua belas orang yang disebut-Nya rasul."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa,
Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa.
Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
Keesokan harinya, ketika hari siang,
Ia memanggil murid-murid-Nya,
lalu memilih dari antara mereka
dua belas orang yang disebut-Nya rasul.
Mereka itu ialah:
Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus,
Andreas saudara Simon,
Yohanes dan Yakobus,
Filipus dan Bartolomeus,
Matius dan Tomas,
Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot,
Yudas anak Yakobus,
dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Lalu Yesus turun bersama mereka
dan berhenti pada suatu tempat yang datar.
Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya,
dan banyak orang lain
yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem,
dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
Mereka datang untuk mendengarkan Dia
dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka;
juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.
Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia,
karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa,
dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambil dari renungan Daily Fresh Juice:

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Hari ini kita memperingati Pesta Santo Simon dan Yudas.
Simon yang kita pestakan hari ini bukanlah Simon Petrus,
melainkan Simon orang Zelot,
dan Yudas juga bukan Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus,
tetapi Yudas anak Yakobus.
Keduanya adalah murid yang dipilih oleh Yesus untuk menjadi rasul-Nya.
Mari kita dengarkan kisah pemilihan rasul-rasul Yesus ini
yang ditulis dalam Injil Lukas, Pasal 6, Ayat 12 sampai 19.

[Bacaan Injil]
Demikianlah Injil Tuhan.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Saya mencoba membayangkan seperti apa situasinya
ketika Yesus memanggil para murid yang jumlahnya ratusan orang itu,
atau mungkin ribuan, tetapi yang dipilih hanya 12 orang saja.
Bagaimana perasaan kedua belas rasul itu?
Apakah mereka senang atau merasa bangga karena dipilih?
Saya rasa iya, karena pada waktu itu Yesus telah memulai karya-Nya,
melalui pengajaran yang mengagumkan dan penyelenggaraan berbagai mujizat.
Sebagai rasul pilihan tentulah wajar mereka merasa bangga dan bersukacita,
apalagi Yesus memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.  [Mat 10:1]

Tetapi apa yang terjadi selanjutnya?
Apakah memang benar menjadi rasul Yesus itu menyenangkan?
Rasanya tidak.
Bayangkan saja mereka mesti belusukan dari satu desa ke desa lain,
itu mesti ditempuh dengan berjalan kaki,
tak cukup waktu untuk istirahat, makan pun terkadang tak sempat,
atau malah tak tersedia makanan untuk disantap.
Di hari Sabat pun mereka harus bekerja ekstra,
mendatangi rumah ibadat karena Yesus mesti berkotbah di atas mimbar.

Belum lagi mereka mesti menghadapi kenyataan
bahwa ajaran Yesus seringkali tak masuk di akal mereka,
yang menurut mereka sebagai ajaran yang aneh-aneh.
Masak disuruh berdoa bagi orang-orang jahat yang menganiaya mereka?
Masak tidak boleh melawan ketika orang menampar pipi kita?
Terlebih lagi ketika Yesus mengajarkan tentang Roti Hidup yang dianggap kontroversial itu, dan menyebabkan para murid saling bertengkar satu sama lainnya,
"Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?"
"Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
Lalu banyak murid-murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

Hidup para murid Yesus tentu susah, tapi itu masih belum seberapa.
Kesusahan yang lebih parah adalah menghadapi orang-orang yang menentang Yesus,
yang berusaha melenyapkan Yesus dan pengikut-pengikut-Nya.
Kesusahan semakin menjadi-jadi ketika Yesus ditangkap lalu disalibkan.
Hidup mereka pun seperti buronan saja, tak berani lagi tampil di depan umum.
Dan, lebih mengenaskan lagi, semua rasul mesti mengakhiri hidup mereka sebagai martir, kecuali Yohanes yang hidup sampai di masa tuanya.
Mereka dibunuh bukan karena berbuat jahat atau melanggar hukum,
melainkan karena berpihak kepada kebenaran Kristus.

Yesus tentu mengetahui konsekuensi menjadi rasul Yesus.
Memilih dan mengangkat kedua belas rasul ini adalah pekerjaan yang sangat penting,
maka perlu dikerjakan dengan hati-hati.
Untuk itu, Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa.
Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
Yesus perlu memilih rasul yang kebal terhadap godaan, cobaan dan mara-bahaya,
dan Yesus berhasil mengerjakannya dengan sangat baik.
Para rasul itu memang benar-benar tahan uji.
Terlihat ketika banyak murid mengundurkan diri, tetapi mereka bertahan.
Ketika ditanya oleh Yesus, "Apakah kamu tidak mau pergi juga?"
mereka menjawab, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?
Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal,
dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."
Lalu Yesus menjawab, "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis." [Yoh 6:67-71]

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Kita patut bersyukur,
oleh karena kesetiaan para rasul melaksanakan perintah Yesus,
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk."
maka kabar keselamatan itu sampai kepada kita.
Darah Kristus dan juga para rasul-Nya telah ditumpahkan demi keselamatan kita,
maka dari itu, janganlah kita sia-siakan kesempatan kita untuk memperoleh keselamatan kekal yang dijanjikan itu.
Marilah kita meniru para rasul Yesus,
mengokohkan kesetiaan kita pada ajaran-ajaran Yesus,
dan mengambil kesempatan untuk bertobat dan percaya kepada Injil.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Simon dan Yudas, Rasul
Pesta kedua rasul ini dirayakan bersama hari ini, (mungkin) karena nama keduanya selalu disebutkan serentak berurutan dalam Injil-injil Sinoptik (Mat 13:55; Mrk 3:18 dan 14:3; Luk 6:16) dan karena keduanya sama-sama mengalami nasib sebagai martir di negeri Persia (sekarang: Iran).
Simon, selain dikenal sebagai saudara sepupu Yesus, juga dikenal sebagai saudara rasul Yakobus Muda dan Yudas (Lih. Mat. 13:55). Ia dijuluki 'Si Zelot', yang berarti 'yang rajin', 'yang meluap semangatnya' dalam mempelajari dan menaati Hukum Taurat Yahudi. Gelaran ini diberikan juga barangkali karena ia termasuk salah seorang penganut aliran Zelot (lih. Mrk 3:18 dst), yang sangat fanatik berpegang teguh pada Taurat dan yang turut ambil bagian dalam pemberontakan melawan penjajah Romawi tahun 67-70. Ia orang Kanaan yang dipanggil Yesus menjadi RasulNya. Kisah hidupnya dan karyanya sebagai rasul sama sekali tidak dicantumkan di dalam Injil-injil, kecuali pencantuman namanya. Kita mengetahui sedikit tentang dia dalam tradisi-tradisi kuno. Buku Menologi Santo Blasius menyebutkan bahwa Simon wafat dengan damai di Edessa, Irak. Dalam tradisi Barat yang tertera di dalam Liturgi Romawi disebutkan bahwa ia pernah mewartakan Injil di Mesir, kemudian bergabung dengan Yudas pergi ke Mesopotamia, dan dari sana mereka pergi sebagai misionaris ke negeri Persia, Iran hingga menemui ajalnya sebagai martir bersama Yudas. Tradisi lain menyebutkan bahwa setelah saudaranya Yakobus, Uskup Yerusalem, dibunuh, rasul lain memilih dia menggantikan Yakobus. Ia memegang jabatan uskup pada tahun 62 hingga kematiannya sebagai martir ketika terjadi penganiayaan umat Kristen pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus pada tahun 107.
Yudas yang disebut juga Tadeus yang berarti 'yang berani' adalah saudara rasul Yakobus Muda. Tidak diketahui bagaimana dan kapan Yesus memanggilnya menjadi Rasul. Tradisi mengakui dia sebagai penulis Surat Yudas, yang berisi dorongan semangat dan peneguhan kepada umat Kristen yang berada dalam krisis akhlak pada masa itu. Namun hal ini masih dipersoalkan oleh banyak ahli modern, mengingat Yudas bukanlah seorang yang terdidik baik sehingga mampu menulis sebaik itu. Mungkin ia menyuruh orang lain menuliskannya.
Namanya dimunculkan dalam Injil Yohanes pada waktu Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir. Dialah yang bertanya kepada Yesus: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau menyatakan diriMu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia." (Yoh 14:22, 23)
Setelah kenaikan Yesus, tak ada cerita Kitab Suci tentang karya Yudas. Menurut tradisi, Yudas mewartakan Injil di Mesopotamia sebelum bergabung bersama Simon di Persia, di mana keduanya bersama-sama menemui ajal sebagai martir Kristus. Sejarawan Eusebius menyebutkan bahwa ia mempunyai dua orang cucu: Zoker dan Yakobus, yang dihadapkan kepada Raja Domisianus, karena ada laporan bahwa keduanya berasal dari Kerajaan Daud. Tetapi setelah diketahui bahwa keduanya orang-orang miskin dan sederhana, maka mereka dibebaskan kembali. Santo Yudas dihormati Gereja sebagai pelindung bagi orang-orang yang mengemban tugas-tugas yang sulit.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-10-27 Selasa.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Selasa, 27 Oktober 2020



Bacaan Pertama
Ef 5:21-33

"Rahasia ini sungguh besar!
Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan jemaat."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
hendaknya kalian saling merendahkan diri
dalam takwa kepada Kristus.
Para isteri hendaknya tunduk kepada suaminya,
seolah-olah kepada Tuhan.
Sebab suami adalah kepala isteri,
sebagaimana Kristus adalah kepala jemaat.
Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus,
begitu pulalah isteri hendaknya tunduk kepada suaminya dalam segala hal.

Para suami hendaknya mengasihi isterinya
sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat,
dan telah menyerahkan diri bagi jemaat untuk menguduskannya
setelah menyucikannya dengan air dan firman.
Maksudnya ialah
supaya dengan demikian Kristus menempatkan jemaat
di hadapan-Nya dalam keadaan cemerlang,
tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu,
tetapi kudus dan tidak bercela.
Demikian pula
suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri;
maka yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Sebab tak pernah orang membenci tubuhnya sendiri.
Sebaliknya ia merawat dan mengasuhnya
seperti Kristus terhadap jemaat,
karena kita adalah anggota tubuh-Nya.
Karena itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya
dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya menjadi satu daging.

Rahasia ini sungguh besar!
Yang Kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Bagaimanapun juga bagi kalian masing-masing berlaku:
kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri,
dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 128:1-2.3.4-5,R:1a

Refren: Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan.

*Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan,
yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

*Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur
di dalam rumahmu;
anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun
sekeliling mejamu!

*Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan
orang laki-laki yang takwa hidupnya.
Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion:
boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.



Bacaan Injil
Luk 13:18-21

"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda,
"Kerajaan Allah itu seumpama apa?
Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?
Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi,
yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya.
Biji itu tumbuh dan menjadi pohon,
dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya."

Dan Yesus berkata lagi,
"Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah?
Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita
dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat
sampai seluruhnya beragi."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kasih tidak dapat dipisahkan dari iman, karena imanlah yang dapat mewujudkan kasih.
Kasih yang dimaksud adalah kasih Kristus, yakni kasih ala Kristus, seperti kasih yang dimiliki Kristus.
Mengasihi orang yang mengasihi kita belum "ala Kristus", tetapi mengasihi orang yang membenci atau menganiaya kita, nah itu baru ala Kristus.
Untuk memperoleh kasih yang ala Kristus inilah mutlak diperlukan iman, dan iman yang diperlukan adalah iman kepada Kristus.
Dengan kata lain, melalui imanlah kita dapat menyelenggarakan kasih Kristus.

Iman itu sendiri tidak instan, perlu ketekunan dan kesabaran untuk menumbuhkan iman yang mula-mula hanya sebesar biji sesawi untuk menjadikannya pohon yang besar, atau seperti ragi yang hanya sedikit saja namun dapat mengembangkan adonan kue menjadi besar.
Iman tidak menjadi besar secara tiba-tiba, dan pertumbuhannya pun seringkali tidak nampak nyata sehingga seringkali kita tidak menyadari apakah iman kita itu bertumbuh atau malah layu dan mengkerut.
Tidaklah tepat kalau kita sendiri yang mengukur-ukurnya, apalagi merasa diri memiliki iman yang telah bertumbuh besar.
Lalu bagaimana cara mengetahuinya?

Yesus telah menyampaikan perumpamaan yang cocok untuk menggambarkan tentang hal ini, bahwa pohon dikenal dari buahnya.
Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik.
Dari buahnyalah pohon itu dikenal.
Maka, untuk mengukur iman, lihatlah buah-buah iman yang dihasilkan, apakah buahnya baik atau tidak.
Jika buahnya baik dan jumlahnya banyak, barulah kita boleh merasa kalau iman kita telah tumbuh.
Orang lain akan menerima buah-buah kita itu berupa: kemurahan hati dan perbuatan baik.
Sedangkan untuk diri kita sendiri berupa kesabaran, kelemah-lembutan, dan penguasaan diri (kemampuan menyangkal diri).
Dan untuk Tuhan berupa: kesetiaan dan kasih, karena Tuhan mau agar kita setia dan memiliki kasih yang berlimpah.



Peringatan Orang Kudus
Santo Frumensius, Uskup dan Pengaku Iman
Orang-tuanya berdiam di kota Tyrus, Asia Kecil. Dari orangtuanya Frumensius bersama adiknya Edesius mendapat pendidikan yang baik. Keluarga Kristen ini tergolong keluarga kaya di kota itu. Frumensius bersama Edesius mempunyai seorang guru pribadi bernama Meropius. Di bawah bimbingan Meropius, kedua bersaudara ini berkembang dewasa menjadi pemuda-pemuda yang berhati mulia dan saleh. Ketika Meropius berlayar ke India, kedua bersaudara ini diizinkan turut serta ke sana, guna menambah dan memperdalam ilmunya di negeri itu.
Dalam perjalanan pulang ke negerinya, kapal yang mereka tumpangi singgah di pelabuhan Adulius, Etiopia, untuk mengambil perbekalan. Malang nasib mereka. Tak terduga terjadilah perkelahian seru antara awa-awak kapal itu dengan penduduk setempat. Peristiwa ini menyebabkan kematian banyak penumpang kapal itu. Untunglah bahwa pada waktu itu Frumensius dan adiknya Edesius berada di darat. Mereka bermaksud untuk beristirahat sebentar di bawah pohon sambil belajar. Tetapi mereka pun kemudian ditangkap lalu dihadapkan kepada raja. Raja Aksum tidak menindak dan membunuh mereka karena mereka terdidik dan berpengetahuan luas. Sebaliknya mereka dipekerjakan sebagai pegawai raja. Frumensius bahkan diangkat sebagai sekretaris Raja Aksum dan diminta mendidik puteranya.
Kesempatan emas ini mereka manfaatkan untuk mewartakan Injil kepada orang-orang Etiopia. Konon, Frumensius bersama Edesius berhasil mentobatkan banyak orang dan membangunkan sebuah kapela di sana. Sepeninggal Raja Aksum, Frumensius bersama Edesius diizinkan pulang ke tanah airnya. Edesius pergi ke Tyrus dan di sana ditahbiskan menjadi imam. Sedangkan Frumensius memutuskan untuk menemui Santo Atanasius, Uskup dan Patriark kota Aleksandria. Ia bermaksud meminta bantuan tenaga imam untuk melayani umat Etiopia yang sudah dipermandikannya sambil melanjutkan pewartaan Injil di sana. Supaya umat Etiopia mempunyai seorang gembala maka Santo Atanasius menahbiskan Frumensius menjadi uskup. Ketika itu bidaah Arianisme sedang berkembang pesat di sana. Oleh karena itu karya kerasulannya mendapat hambatan dari orang-orang Arian yang sesat itu. Meskipun demikian ia terus melanjutkan karyanya: mengajar dan mempermandikan banyak orang, menerjemahkan doa-doa liturgis ke dalam bahasa setempat, dan mendidik imam-imam pribumi untuk melanjutkan pewartaan Injil di Etiopia. Frumensius meninggal dunia pada tahun 380 dan dijuluki "Rasul Etiopia"



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-10-26 Senin.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Senin, 26 Oktober 2020



Bacaan Pertama
Ef 4:32-5:8

"Hiduplah dalam cinta kasih seperti Kristus."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
hendaklah kalian bersikap ramah seorang terhadap yang lain,
penuh kasih sayang dan saling mengampuni,
sebagaimana Allah telah mengampuni kalian dalam Kristus.
Sebab itu jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan
dan hiduplah dalam kasih
sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kalian,
dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita
sebagai kurban dan persembahan yang harum mewangi bagi Allah.

Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan,
disebut saja pun jangan di antara kalian
sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus;
demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau sembrono,
karena hal-hal itu tidak pantas.
sebaliknya ucapkanlah syukur!
Ingatlah ini baik-baik:
orang sundal, orang cabul atau orang serakah,
artinya penyembah berhala,
semuanya itu tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Kristus dan Allah.
Janganlah kalian disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa,
karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah
atas orang-orang durhaka.
Sebab itu janganlah kalian berkawan dengan mereka.
Memang dahulu kalian adalah kegelapan,
tetapi sekarang kalian adalah terang di dalam Tuhan.
Karena itu hiduplah sebagai anak-anak terang.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 1:1-2.3.4.6,R:Ef 5:1

Refren: Jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan.

*Berbahagialah orang
yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,
dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh;
tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan,
dan siang malam merenungkannya.

*Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buah pada musimnya,
dan tak pernah layu;
apa saja yang diperbuatnya berhasil.

*Bukan demikianlah orang-orang fasik:
mereka seperti sekam yang ditiup angin.
Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar,
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 17:17b

Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran;
kuduskanlah kami dalam kebenaran.



Bacaan Injil
Luk 13:10-17

"Bukankah wanita keturunan Abraham ini harus dilepaskan dari ikatannya sekalipun pada hari Sabat?"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu hari Sabat Yesus mengajar dalam salah satu rumah ibadat.
Di situ ada seorang wanita yang telah delapan belas tahun dirasuk roh.
Ia sakit sampai bungkuk punggungnya
dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.

Ketika Yesus melihat wanita itu, dipanggil-Nyalah dia.
Lalu Yesus berkata, "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
Kemudian wanita itu ditumpangi-Nya tangan,
dan seketika itu juga ia berdiri tegak dan memuliakan Allah.

Tetapi kepala rumah ibadat itu gusar
karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat.
Lalu ia berkata kepada orang banyak,
"Ada enam hari untuk bekerja.
Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan
dan jangan pada hari Sabat."

Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya,
"Hai orang-orang munafik,
bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat
dan membawanya ke tempat minum?
Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis.
Bukankah dia harus dilepaskan dari ikatannya itu
karena dia keturunan Abraham?"

Waktu Yesus berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu,
sedangkan orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia
yang telah dilakukan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita mulai renungan kita dengan membaca kembali Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus ini, "Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih."  [1Kor 13:13]
Saya menerjemahkannya secara sederhana saja: tak ada gunanya iman tanpa kasih dan pengharapan.
Kasih dan pengharapan adalah ungkapan iman.

Tidak ada penghalang bagi kita untuk mengasihi.
Yang ada adalah kemauan atau niat untuk mengasihi atau tidak mengasihi.
Jika sudah diputuskan untuk mau mengasihi, tak ada seorang pun atau apa pun yang dapat menghalang-halanginya, karena mengasihi itu adalah perbuatan baik, masak iya dihalang-halangi?
Yesus mengungkapkan kasih-Nya dengan menyembuhkan wanita yang telah 18 tahun dirasuki roh jahat.
Hari Sabat bukanlah penghalang, protes dari Kepala Rumah Ibadat bukanlah penghalang.

Rasul Paulus menyarankan, "Hiduplah dalam cinta kasih seperti Kristus."
Pertanyaannya: bagaimana caranya hidup dalam cinta kasih?
Apa-apa saja yang mesti diperhatikan dan dipatuhi?
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran."
Ya, jika kita ingin agar iman kita menjadi sempurna, sama seperti Kritus, maka saran-saran Rasul Paulus inilah yang kita jadikan acuan dalam hidup kita sehari-hari.



Peringatan Orang Kudus
Santo Lucianus dan Marcianus, Martir
Lucianus dan Marcianus dikenal sebagai tukang sihir yang bertobat menjadi Kristen. Di kemudian hari pada tahun 250 mereka dengan berani mengorbankan nyawanya di Nikomedia demi tegaknya iman Kristen yang telah mereka terima. Di dalam sebuah buku yang mengisahkan tentang kesengsaraan mereka diceritakan bahwa sebelum bertobat mereka mempelajari ilmu sihir hitam (black magic). Tetapi kemudian ternyatalah bahwa kekuatan sihir mereka tidak bisa menandingi kekuatan iman seorang gadis yang beragama Kristen. Mereka tak berdaya di hadapan gadis cilik itu.
Sejak saat itu mereka bertobat dan mulai mempelajari ajaran iman Kristen. Mereka membakar buku-buku sihirnya di kota Nikomedia dan kemudian dipermandikan. Harta milik mereka dibagikan kepada para fakir miskin, lalu keduanya mengasingkan diri ke tempat sunyi untuk berdoa dan bertapa agar semakin kuat dalam imannya. Dari tempat pertapaan itu mereka pergi ke Bithinia dan daerah-daerah sekitar untuk mewartakan Injil.
Sementara itu Raja Decius mengeluarkan keputusan untuk menangkap umat Kristen di daerah Bithinia. Lucianus dan Marcianus serta umatnya ditangkap dan dibawa ke hadapan Prokonsul Sabinus.  Kepada Lucianus, Sabinus bertanya: "Dengan kekuasaan siapa kamu berani mengajarkan Kristus?" Dengan tenang Lucianus menjawab: "Setiap orang harus berusaha sungguh-sungguh untuk membebaskan saudara­saudaranya dari penyakit yang berbahaya." Atas jawaban yang berani itu prokonsul Sabinus memerintahkan penganiayaan atas Lucianus dan Marcianus bersama umatnya. Walaupun mereka disiksa secara ngeri namun mereka tetap tidak goyah pendiriannya. Marcianus dalam kesengsaraannya masih dengan lantang berkata: "Kami siap menderita demi Tuhan dan iman kami. Kami tidak akan mengkhianati Tuhan kami, supaya kami tidak disiksa olehNya di kemudian hari di dalam neraka." Mereka dengan gembira menanggung hukuman bakar hidup-hidup.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-10-25 Minggu.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Minggu Biasa XXX

Minggu, 25 Oktober 2020



Bacaan Pertama
Kel 22:21-27

"Jika kamu menindas seorang janda atau anak yatim,
maka Murka-Ku akan bangkit,
dan Aku akan membunuh kamu."

Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Beginilah firman Tuhan,
"Janganlah orang asing kautindas atau kautekan,
sebab kamu pun pernah menjadi orang asing di tanah Mesir.
Seorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas.
Jika engkau sampai menindas mereka ini,
pasti Aku akan mendengarkan seruan mereka,
jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring.
Maka murka-Ku akan bangkit,
dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang,
sehingga isterimu menjadi janda
dan anak-anakmu menjadi yatim.

Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku,
yakni orang yang miskin di antaramu,
janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia:
dan janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya.

Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai,
maka haruslah engkau mengembalikannya sebelum matahari terbenam,
sebab hanya itu sajalah penutup tubuhnya,
hanya itulah pemalut kulitnya;
Jika tidak, pakai apakah ia pergi tidur?
Maka, apabila ia berseru-seru kepada-Ku,
Aku akan mendengarkannya,
sebab Aku ini pengasih."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 18:2-3a.3bc-4.47.51ab,R:2

Refren: Aku mengasihi Engkau, ya Allah, kekuatanku.

*Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku!
Ya Tuhan, bukit batu, kubu pertahanan dan penyelamatku.

*Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung,
perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!
Terpujilah Tuhan, seruku;
maka aku pun selamat dari pada musuhku.

*Tuhan itu hidup! Terpujilah gunung batuku,
dan mulialah Allah Penyelamatku.
Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar
kepada raja yang diangkat-Nya;
Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya.



Bacaan Kedua
1Tes 1:5c-10

"Kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah
untuk mengabdi kepada Allah dan menantikan kedatangan Anak-Nya."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:

Saudara-saudara,
kamu tahu bagaimana kami bekerja di antara kamu
demi kepentinganmu.
Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan;
dalam penindasan yang berat
kamu telah menerima firman Tuhan
dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
sehingga kamu telah menjadi teladan
untuk semua orang yang percaya
di wilayah Makedonia dan Akhaya.
Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema
bukan hanya di Makedonia dan Akhaya.
Di mana-mana telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah,
sehingga kami tidak usah berbicara lagi tentang hal itu.
Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami,
bagaimana kami kamu sambut
dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah
untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar,
yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati,
yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 14:23

Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.
Bapa-Ku akan mengasihi dia. 
Kami akan datang kepadanya dan diam bersama dengan dia.



Bacaan Injil
Mat 22:34-40

"Kasihilah Tuhan Allahmu,
dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Ketika orang-orang Farisi mendengar
bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki,
berkumpullah mereka.
Seorang dari antara mereka, seorang ahli Taurat,
bertanya untuk mencobai Dia,
"Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?"
Jawab Yesus kepadanya,
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu,
dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang utama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah
tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Selama satu minggu ke depan kita akan merenungkan perihal kasih, tentang kaitan iman kita dengan kasih Kristus, dan bagaimana kasih itu dapat menjadi akselerator yang mempercepat pertumbuhan dari iman kita, seperti pupuk bagi tanaman atau ragi bagi adonan kue.
Menurut Yesus, intisari dari seluruh hukum Taurat dapat dirangkum menjadi dua hal pokok, yakni: 1) Mengasihi Tuhan, dan 2) Mengasihi sesama.
Keduanya dapat dilambangkan sebagai salib Yesus yang terdiri dari 2 balok kayu, yang vertikal menuju kepada Tuhan dan yang horisontal menuju kepada sesama.
Keduanya mesti ada dan tak dapat dipisahkan.
Kalau hanya yang vertikal atau yang horisontal saja, maka bukan lagi salib namanya.

Memahami kasih Kristus nampaknya tidak sulit, tetapi menjadi sulit ketika kita hendak menjalankannya.
Mengapa demikian?
Kasih itu artinya memberi dan satu arah, tidak mengharapkan imbalan, tanpa pamrih.
Dalam memberi, tidak dilihat kepada siapa diberikan, tidak tebang-pilih, artinya memberi kepada siapa saja, terutama kepada yang sedang berkesusahan.
Artinya, kasih itu tanpa syarat, unconditional.
Begini yang sering dikatakan orang, "Males ah, saya gak mau ngasih sebab dia itu sombong dan jahat."
atau "Ngapain ngasih, ketika saya membutuhkan dia juga gak ngasih saya kok"
Memang jadi susah kalau cara berpikirnya seperti itu, senang menerima tetapi banyak alasan untuk memberi.

Barangkali itulah alasannya mengapa Perjanjian Lama menggunakan pedekatan yang berbeda, yakni dengan "larangan-larangan" terhadap yang bertentangan dengan kasih, seperti yang ditulis pada Bacaan Pertama hari ini, "Jangan menindas orang asing, janda atau anak yatim", dan "jangan-jangan" lainnya.
Bangsa Israel pernah menjadi orang asing di negeri orang, ditindas dan dijadikan budak.
Tentulah mereka merasakan seperti apa menjadi orang asing yang ditindas dan diperbudak.
Maka seharusnya mereka tidak melakukan yang sama terhadap orang lain.
Itu menurut Perjanjian Lama.
Tetapi berbeda kalau menurut Yesus.
Yesus tidak berorientasi kepada "larangan", karena dengan mematuhi larangan-larangan itu bukan berarti telah mengasihi.
Tidak menindas belum tentu berarti telah mengasihi.
Yesus mau agar kasih Kristus diungkapkan secara lebih nyata, berupa tindakan kasih bagi orang lain yang sedang berkesusahan dan memerlukan pertolongan, dan bahkan sekali pun kita sendiri sedang berkesusahan, seperti yang dilihat oleh Yesus ketika seorang janda miskin memberi persembahan, "Mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."  [Luk 21:4]

Dengan menjalankan kasih dalam kehidupan kita sehari-hari, maka iman kita pun akan tumbuh dengan subur, menjadi pohon yang besar dan menghasilkan banyak buah.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gaudensius, Uskup dan Pengaku Iman
Gaudensius lahir pada pertengahan abad ke-4 di kota Brescia, Italia dari sebuah keluarga Kristen saleh. Semenjak masa mudanya ia mendapat pendidikan dan pelajaran agama langsung dari uskupnya, Santo Philaster. Ternyata oleh pendidikan itu, ia berkembang dewasa menjadi seorang pemuda yang saleh, bijaksana dan cakap. Karena itu ia dikagumi oleh orang-orang sekotanya.
Ketika dewasa, ia berziarah ke Yerusalem dan berbagai tempat suci bersejarah dengan maksud agar dilupakan oleh para pencintanya di Brescia. Sementara ia berada di Tanah Suci, uskup kota Brescia meninggal dunia. Segenap imam dan umat kota itu dengan suara bulat memilih Gaudensius sebagai uskup baru. Uskup-uskup Italia di bawah pimpinan Uskup Santo Ambrosius berkumpul dan meresmikan pilihan itu. Mereka lalu mengirim kabar kepada Gaudensius yang pada waktu itu sedang berada di Kapadokia, Asia Kecil untuk memintanya segera pulang ke Brescia guna mengemban tugas sebagai Uskup kota Brescia. Mendengar kabar itu, Gaudensius, yang mulanya merasa berat, segera pulang karena hormatnya yang besar kepada Uskup Santo Ambrosius yang saleh itu. Di Brescia ia ditahbiskan menjadi uskup pada tahun 397.  Sebagai uskup, Gaudensius menaruh perhatian besar pada bidang pengajaran agama bagi seluruh umatnya.  Dalam rangka itu, ia dengan rajin menjelajahi seluruh keuskupannya untuk berkotbah. Ia sendiri pun bersikap tegas kepada dan menghukum orang-orang yang berkelakuan buruk, yang hanya mengejar kenikmatan duniawi sambil melupakan tuntutan ajaran Injil Kristus.
Prestasi kerjanya sungguh mengagumkan. Ia diutus paus untuk menghadap kaisar Konstantinopel guna membebaskan Santo Krisostomus. Usahanya itu gagal malahan ia diperlakukan dengan kasar oleh kaisar. Gaudensius meninggal dunia pada tahun 410.

Santo Krisantus dan Daria, Martir
Kedua orang kudus ini dihormati sebagai martir-martir Roma yang dibunuh pada masa pemerintahan bersama dua orang kaisar Roma, Karinus dan Numerianus (283-285). Hari kelahiran dan kematian mereka tidak diketahui dengan pasti. Cerita tentang kemartiran mereka diketahui dari sebuah cerita kuno abad kelima. Menurut cerita itu Krisantus adalah putera Polemius, seorang bangsawan kafir. Ia menjadi Kristen dan giat dalam usaha penyebaran iman Kristen kepada orang-orang Roma. Ayahnya yang masih kafir itu tidak merestui dan berusaha keras dengan berbagai cara untuk memurtadkan kembali dia. Tetapi Krisantus tetap tidak mau mengingkari imannya. Cara terakhir yang dipakai ialah memaksa Krisantus menikah dengan Daria, seorang iman kafir.
Untuk itu ia mempertemukan Krisantus dengan Daria. Apa yang terjadi?  Berlawanan dengan harapannya, Daria justru jatuh cinta pada Krisantus dan bertobat menjadi Kristen. Mereka kemudian hidup bersama sebagai suami-isteri, dan menghayati suatu kehidupan Kristen penuh bakti kepada Tuhan. Mereka giat dalam penyebaran iman Kristen dan berhasil mempertobatkan banyak orang Roma, termasuk hakim yang diperintahkan untuk memaksa mereka menyangkali imannya. Akibatnya ialah mereka ditangkap dan disiksa oleh penguasa Roma. Setelah mengalami berbagai macam siksaan, mereka dirajam dan dikuburkan hidup-hidup di Jalan Salaria, di luar kota Roma pada tahun 283. Peristiwa pembunuhan tersebut tidak menakutkan orang-orang Kristen dalam usahanya menyebarkan iman Kristen, malah semakin menarik banyak orang Roma berpaling kepada kebenaran yang ada di dalam Kristus sebagaimana diwartakan oleh iman Kristen.
Santo Gregorius dari Tours (538-394) mengatakan bahwa di tempat kedua martir itu dimakamkan didirikan sebuah tempat ibadah untuk menghormati mereka. Kemudian pada abad kesembilan jenazah mereka dipindahkan ke Munstereifel, Jerman.

Santa Margaretha, Martir
Margaretha dibunuh oleh suaminya pada tahun 1176 dan dimakamkan di luar tempat pemakaman orang-orang beriman. Mulanya suaminya menyangkal tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa Margaretha gantung diri. Tetapi karena pada kubur Margaretha terjadi begitu banyak mujizat, penipuan suaminya itu terbongkar. Lalu jenazah Margaretha digali kembali dan dimakamkan di dalam gereja Roskilde, Denmark.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/