Liturgia Verbi 2020-11-01 Minggu.

Liturgia Verbi (A-II)
HR Semua Orang Kudus

Minggu, 1 November 2020

Ujud Umum/Universal - Intelegensi artifisial.
Semoga kemajuan teknologi robotik dan intelegensi artifisial dapat dikendalikan demi tujuannya yang luhur, yakni melayani dan mengabdi manusia serta kemanusiaan.

Ujud Gereja Indonesia - Para ayah.
Semoga para ayah tetap menginsyafi kewibawaan dan kebijaksanaannya sebagai kepala keluarga di tengah arus sosial yang menggerus kehidupan keluarga zaman ini.

Dalam rangka "Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman" pada tanggal 2 November besok, setiap orang kristiani dapat memperoleh indulgensi penuh bagi orang yang sudah meninggal dunia.
Caranya: mengunjungi makam dan/atau mendoakan arwah orang yang meninggal, mulai tanggal 1 November hari ini sampai 8 November nanti.



Bacaan Pertama
Why 7:2-4.9-14

"Aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya;
mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa."

Pembacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat
muncul dari tempat matahari terbit.
Ia membawa meterai Allah yang hidup.
Dengan suara nyaring ia berseru kepada keempat malaikat
yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
katanya,
"Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon
sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami
pada dahi mereka!"

Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu:
seratus empat puluh empat ribu
yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Kemudian dari pada itu
aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya,
dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa.
Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba,
memakai jubah putih,
dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Dengan suara nyaring mereka berseru,
"Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta,
dan bagi Anak Domba!"

Dan semua malaikat berdiri
mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk
yang ada di sekeliling takhta itu.
Mereka tersungkur di hadapan takhta itu
dan menyembah Allah sambil berkata,
"Amin! Puji-pujian dan kemuliaan,
hikmat dan syukur,
hormat, kekuasaan dan kekuatan
bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"

Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku,
"Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu,
dan dari manakah mereka datang?"
Maka kataku kepadanya,
"Tuanku, Tuan mengetahuinya!"
Lalu ia berkata kepadaku,
"Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar!
Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih
di dalam darah Anak Domba."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6,R:6

Refren: Inilah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya,
jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkannya bumi di atas lautan,
dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,
yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan.

*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan
dan keadilan dari Allah, penyelamatnya.
Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan,
yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.



Bacaan Kedua
1Yoh 3:1-3

"Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."

Pembacaan dari Surat pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
Lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita,
sehingga kita disebut anak-anak Allah,
dan memang kita sungguh anak-anak Allah.
Karena itu dunia tidak mengenal kita,
sebab dunia tidak mengenal Dia.

Saudara-saudaraku yang kekasih,
sekarang kita ini sudah anak-anak Allah,
tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata.
Akan tetapi kita tahu bahwa,
apabila Kristus menyatakan diri-Nya,
kita akan menjadi sama seperti Dia,
sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya,
ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:28

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku akan memberi kelegaan kepadamu.



Bacaan Injil
Mat 5:1-12a

"Bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
ketika melihat banyak orang yang datang,
Yesus mendaki lereng sebuah bukit.
Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya.
Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya,
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah orang yang berdukacita,
karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut,
karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hati,
karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya,
karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai,
karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah kamu,
jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya,
dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat;
bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Topik kita minggu ini adalah perjalanan menuju Surga, yakni perjalanan yang dimulai sejak kita meninggalkan dunia ini.
Tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan dengan gamblang tentang perjalanan itu karena semasih hidup di dunia ini maka dipastikan ia belum pernah menempuh perjalanan itu.
Satu-satu petunjuk yang dapat saya jadikan panduan hanyalah perkataan-perkataan Yesus yang telah ditulis di dalam Injil.

Perjalanan menuju Surga adalah perjalanan sekali tempuh, tidak bisa diulang-ulang sampai berhasil.
Sekali tempuh saja, berhasil atau pun tidak.
Dan tidak ada seorang pun mampu menghindari perjalanan itu, sesuai waktunya, setiap orang akan meninggalkan dunia ini lalu menempuh perjalanan itu.
Oleh sebab itulah maka kita perlu mempersiapkan diri sebaik-sebaiknya agar pada saatnya nanti kita dapat menempuh perjalanan itu dengan baik dan lancar, agar kita mencapai tujuan akhir perjalanan yakni hidup kekal di Surga bersama Allah, para malaikat, dan orang-orang kudus.
Lalu, apa saja yang perlu kita persiapkan sebelum menempuh perjalanan itu?
Mari kita simak selama satu minggu ke depan, apa saja yang mesti dipersiapkan.

Di mulai hari ini, melalui Bacaan Injil tentang kebahagiaan, yakni kebahagiaan kekal yang akan kita peroleh di Surga.
Kebahagiaan kekal itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang suci hatinya, "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah."
Suci artinya bersih atau bebas dari segala dosa.
Maka, jangan lagilah berbuat dosa.

Selain suci hati, kita juga diminta untuk lemah-lembut dan murah hati.
Lemah-lembut artinya tidak kasar, arogan, senang melukai perasaan orang lain, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
Orang yang lemah-lembut akan membuat orang lain merasa nyaman berada di dekatnya.
Murah hati sudah jelas, gampang berbelas-kasihan kepada orang yang berkesusahan, gampang memaafkan dan mengampuni kelalaian atau pun kesalahan orang lain, gampang membantu orang tanpa mengharapkan pamrih.
Kita juga diminta untuk menghindari pertikaian, terlepas apakah kita di pihak yang benar, jangan bertikai melainkan jadilah orang yang membawa damai.
Jangan menjadi kecewa apalagi marah ketika kita dianiaya demi kebenaran, "Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga."
Segala kedukaan kita akan memperoleh penghiburan.

Dan yang terakhir, tapi tak kalah pentingnya, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga."
Jangan salah menafsirkan  "yang empunya Kerajaan Surga" ini.
Kerajaan Surga tetap menjadi milik Allah, sejak permulaan sampai selama-lamanya tidak akan pernah menjadi milik orang lain.
Oleh karena kemurahan hati-Nya, kita diperkenankan ikut memiliki dan boleh tinggal di sana selama-lamanya, asal kita memang memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan-Nya.

Maka, marilah kita persiapkan diri sebaik-baiknya selagi masih ada waktu.
Ingatlah selalu bahwa terminal terakhir ada dua, yakni: surga dan neraka.
Kita boleh memilih mau tinggal di mana kelak, di Surga atau di Neraka, dan itu dapat kita tentukan sekarang, semasih hidup di dunia ini.
Jika memilih Surga, maka kita ikuti saja rambu-rambu yang telah dipasang oleh Yesus, dijamin akan sampai di Surga.



Peringatan Orang Kudus
Hari Raya Semua Orang Kudus
Hari raya ini mula-mula dirayakan di lingkungan Gereja Timur untuk menghormati semua saksi iman yang mati bagi Kristus dalam usahanya merambatkan iman Kristen. Di lingkungan Gereja Barat, khususnya di Roma, pesta ini bermula pada tahun 609 ketika Paus Bonifasius IV merombak Pantheon, yaitu tempat ibadat kafir untuk dewa-dewi Romawi, menjadi sebuah gereja. Gereja ini dipersembahkan kepada Santa Maria bersama para Rasul.
Dahulu di Roma hari raya ini biasanya dirayakan pada hari minggu sesudah Pentekosta.   Lama kelamaan pesta ini menjadi populer untuk menghormati para Kudus, baik mereka yang sudah diakui resmi oleh Gereja maupun mereka yang belum dan yang tidak diketahui. 
Pesta hari ini dirayakan untuk menghormati segenap anggota Gereja, yang oleh jemaat-jemaat perdana disebut "Persekutuan para Kudus", yakni persekutuan semua orang yang telah mempercayakan dirinya kepada Yesus Kristus dan disucikan oleh Darah Anak Domba Allah. Secara khusus pada hari raya ini kita memperingati rombongan besar orang yang berdiri di hadapan takhta Allah, karena mereka telah memelihara imannya dengan baik sampai pada akhir pertandingan di dunia ini, sehingga memperoleh ganjaran yang besar di surga. 
Di antara mereka yang berbahagia itu teristimewa tampil para Santo-santa, Beato-beata sebagai perintis jalan dan penuntun bagi kita. Para kudus yang berbahagia di surga itu bersama Santa Perawan Maria, Bunda Gereja, mendoakan kita agar tekun dalam perjuangan dan tabah dalam penderitaan. Bersama mereka kita nantikan kebangkitan badan. Dan bila Kristus menyatakan diri dalam kemuliaan, kita akan menjadi serupa dengan Dia. Pada saat itulah terjalin kesatuan kita yang sempurna dengan Kristus dan dengan semua saudara kita. Para kudus itu berbahagia karena mereka telah mengikuti Kristus. 
Kebahagiaan dan kemuliaan mereka tak bisa kita lukiskan dengan kata-kata manusiawi.
Sehubungan dengan itu Santo Paulus berkata: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1Kor 2:9)
Ganjaran yang diterimanya dari Kristus adalah turut serta di dalam Perjamuan Perkawinan Anak Domba Allah. Air mata mereka telah dihapus sendiri oleh Yesus. Tentang itu Yohanes menulis: "Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan perkawinan Anak Domba." (Why 19:9) "Dan Dia akan menghapus segala air mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau berdukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Oleh sebab itu "Kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita meninggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan kepada kita.   Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah." (Hibr 12:1-2).



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/