Liturgia Verbi 2017-07-01 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Sabtu, 1 Juli 2017

Hari Sabtu Imam.
Marilah berdoa bagi para imam, agar Bapa Di Surga memberkati segala pelayanan mereka, serta dikuatkan dalam menghadapi godaan, cobaan dan marabahaya.



Bacaan Pertama
Kej 18:1-15

"Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan?
Aku akan kembali kepadamu,
dan Sara akan mempunyai anak laki-laki."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Sekali peristiwa Tuhan menampakkan diri kepada Abraham
di dekat pohon tarbantin di Mamre.
Waktu itu Abraham sedang duduk di pintu kemahnya
di kala hari panas terik.
Ketika ia mengangkat mata,
ia melihat tiga orang berdiri di depannya.
Melihat mereka,
ia bergegas dari pintu kemahnya menyongsong mereka.
Ia bersujud dan berkata,
"Tuanku, jika aku mendapat kasih Tuan,
singgahlah di kemah hambamu ini.
Biarlah diambil sedikit air,
basuhlah kaki Tuan, dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini;
biarlah hamba mengambil sepotong roti,
agar Tuan-Tuan segar kembali.
Kemudian bolehlah Tuan-Tuan melanjutkan perjalanan.
Sebab Tuan-Tuan telah datang ke tempat hambamu ini." 
Jawab mereka, "Buatlah seperti yang engkau katakan."

Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata,
"Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik!
Remaslah itu dan buatlah roti bundar!"
Lalu Abraham berlari ke lembu sapinya,
mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya,
dan memberikannya kepada seorang bujangnya
yang segera mengolahnya.
Kemudian Abraham mengambil dadih, susu dan anak lembu yang telah diolah itu,
lalu dihidangkannya kepada mereka.
Abraham sendiri berdiri dekat mereka di bawah pohon itu,
sementara mereka makan.

Sesudah makan, bertanyalah mereka kepada Abraham,
"Di manakah Sara, isterimu?"
Jawab Abraham, "Di sana, di dalam kemah."
Maka berkatalah Ia,
"Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau.
Pada waktu itulah
Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki."

Saat itu Sara mendengarkan pada pintu kemah di belakang-Nya.
Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya
dan Sara telah mati haid.
Maka tertawalah Sara dalam hati, katanya,
"Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu,
sedangkan tuanku pun sudah tua?"
Lalu bersabdalah Tuhan kepada Abraham,
"Mengapakah Sara tertawa dan berkata,
'Sungguhkah aku akan melahirkan anak,
padahal aku sudah tua?'
Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan?
Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan,
Aku akan kembali mendapatkan dikau.
Pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki."

Tetapi Sara menyangkal, katanya, "Aku tidak tertawa,"
sebab ia takut.
Tetapi Tuhan bersabda, "Tidak! Memang engkau tertawa!"

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Luk 1:46-47.48-49.50.53.54-55,

Refren: Tuhan ingat akan kasih sayang-Nya.

*Aku mengagungkan Tuhan,
hatiku bersukaria karena Allah, penyelamatku.

*Sebab Ia memperhatikan daku, hamba-Nya yang hina ini.
Mulai sekarang aku disebut Yang Bahagia oleh sekalian bangsa.
Sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku
oleh Yag Mahakuasa;
kuduslah nama-Nya.

*Kasih sayang-Nya turun-temurun
kepada orang yang takwa.
Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan;
orang kaya diusirnya pergi dengan tangan kosong.

Menurut janji-Nya kepada leluhur kita,
Allah telah menolong Israel, hamba-Nya.
Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham serta keturunan
untuk selama-lamanya.



Bait Pengantar Injil
Mat 8:17

Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.



Bacaan Injil
Mat 8:5-17

"Banyak orang akan datang dari timur dan barat,
dan duduk makan bersama dengan Abraham, Iskak dan Yakub."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus masuk ke Kapernaum.
Maka datanglah seorang perwira mendapatkan Dia
dan memohon kepada-Nya,
"Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh,
dan ia sangat menderita."
Yesus berkata kepadanya, "Aku akan datang menyembuhkannya."

Tetapi perwira itu berkata kepada-Nya,
"Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku.
Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
Sebab aku sendiri seorang bawahan,
dan di bawahku ada pula prajurit.
Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit, 'Pergi!'
maka ia pergi;
dan kepada seorang lagi: 'Datang!', maka ia datang.
Ataupun kepada hambaku, 'Kerjakanlah ini!'
maka ia mengerjakannya."

Mendengar hal itu,
Yesus heran dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya,
"Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai
pada seorang pun di antara orang Israel.
Aku berkata kepadamu,
Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat
dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub
di dalam Kerajaan Surga,
sedangkan anak-anak Kerajaan itu sendiri
akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap.
Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Lalu Yesus berkata kepada perwira itu,
"Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya."
Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.

Setibanya di rumah Petrus,
Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam.
Maka dipegang-Nya tangan wanita itu,
lalu lenyaplah demamnya.
Wanita itu lalu bangun dan melayani Yesus.

Menjelang malam
dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan,
dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu,
dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit.
Hal itu terjadi supaya genaplah sabda
yang disampaikan oleh nabi Yesaya,
"Dialah yang memikul kelemahan kita
dan menanggung penyakit kita."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Marilah hari ini kita mempertajam iman kita perihal kepatuhan atau ketaatan dalam melaksanakan perintah-perintah Tuhan, sebagaimana yang diilustrasikan oleh seorang perwira yang datang kepada Yesus, bahwa seorang bawahan akan melaksanakan apa saja yang diperintahkan oleh atasannya tanpa mikir, tanpa ragu-ragu, dan tanpa memperdulikan resikonya.
Ini adalah model kepatuhan yang militan.

Siapa saja, atau apa saja, pasti mematuhi perintah Tuhan, tanpa kecuali.
Danau pun menjadi tenang ketika dihardik oleh Yesus, penyakit pun lari dan penderitanya menjadi sembuh seketika melalui perkataan Yesus.
Sudah sepantasnya kita pun mesti militan dalam melaksanakan semua perintah Yesus.
Kita wajib mematuhi perintah-perintah Tuhan.
Ketaatan terhadap ajaran-ajaran Yesus adalah syarat yang tak dapat ditawar-tawar lagi, untuk menjadi pengikut Kristus.
Kita menjadi taat bukan karena takut, karena ketaatan yang berasal dari rasa takut bisa jadi mengandung unsur keterpaksaan.
Ketaatan kita bukan karena terpaksa, melainkan karena bakti dan kasih kita kepada-Nya, sebagaimana seorang anak berbakti kepada orangtuanya, begitu pula hendaknya kita berbakti kepada Tuhan, Bapa kita.
Anak yang berbakti akan melaksanakan perintah dari orangtuanya dengan segala senang hati, bukan karena terpaksa.

Marilah kita menjadi taat kepada Allah Bapa, bukan takut, agar pada saatnya nanti kita berkesempatan menyaksikan orang-orang yang datang dari Timur dan Barat, duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga.



Peringatan Orang Kudus
Hari Raya Darah Yesus Yang Mahakudus
Hari Raya Darah Yesus Yang Mahakudus mau mengarahkan hati kita kepada makna peristiwa "Sengsara Kristus", yang diwarnai dengan pertumpahan DarahNya yang kudus demi keselamatan umat manusia. Seluruh umat diajak untuk merenungkan tentang mahalnya harga bayaran yang harus ditanggung oleh Kristus, sekaligus tentang rahasia cinta kasihNya demi penebusan dosa umat manusia. Akhirnya umat juga diajak bersyukur dan berterima kasih kepada Kristus atas kerelaanNya untuk menderita demi keselamatan umat manusia.
Dalam doa sesudah komuni, Gereja berdoa: "Kami menimba air dari Sumber Penyelamat kami dengan sukacita. Kami mohon, moga­moga darahMu menjadi bagi kami sumber air yang memancarkan kehidupan yang kekal".
Pesta ini diresmikan oleh Sri Paus Pius IX (1846-1878), sebagai tanda syukur atas peristiwa kembalinya Sri Paus ke Roma setelah pemberontakan dikalahkan. Ketika Paus Yohanes XXIII naik takhta, beliau tidak saja meningkatkan pesta ini menjadi satu hari raya Gereja, tetapi juga menunjukkan devosi yang besar kepada Darah Yesus yang Maha­kudus itu.

Harun, Imam Agung Israel
Harun atau Aaron dari suku Levi adalah kakak nabi Musa dan Imam Agung pertama bani Israel. Ia dikenal sebagai orang yang pandai bicara. la ditentukan Allah untuk membantu Musa dalam tugasnya membebaskan bangsa Israel dari cengkeraman penindasan Firaun di Mesir. Ia diangkat Allah menjadi Imam Agung ketika bangsa Israel masih berada di Mesir (Kel 4:14-16).
Tugasnya sebagai pendamping Musa adiknya dilaksanakannya dengan baik. la tampil sebagai juru bicara Musa setiap kali mereka menghadap Firaun untuk menuntut pembebasan bangsa Israel (Kel 7:1-2). Selanjutnya setelah bangsa Israel diizinkan meninggalkan Mesir, Harun tetap setia mendampingi Musa untuk membimbing bangsa itu dalam perjalanan menuju Sinai, tempat mereka mempersembahkan korban kepada Yahweh. Di Sinai, sesuai perintah Tuhan, Harun mendapat kesempatan istimewa untuk melihat Tuhan di atas gunung Sinai bersama Musa, Nadab dan Abihu serta tujuhpuluh orang dari tua-tua Israel (Kel 24:9-10).
Kemudian karena Musa sangat lama tinggal di atas gunung, bangsa Israel mendesak Harun untuk menciptakan bagi mereka allah lain dalam bentuk patung lembu emas untuk disembah (Kel 32:1-6; 21-24). Seperti Musa, Harun tidak diperkenankan memasuki Tanah Terjanji Kanaan karena ketidakpercayaannya kepada Tuhan di sumber air Meriba (Bil 20:7-13).

Beato Oliver Plunkett, Martir
Oliver Plunkett lahir di Loughcrew, County Meath, Irlandia pada tahun 1629. Pendidikan imamatnya berlangsung di Roma di bawah bimbingan pamannya yang telah menjadi imam. Pada tahun 1654, ia ditahbiskan menjadi imam. Karya imamatnya dimulai dengan mengajar teologi di Kolese Penyebaran Iman di Roma. Putra kelahiran Irlandia ini menjadi seorang imam yang pandai sekali dalam mengajar. Di Roma ia mewakili Uskup-uskup Irlandia di Takhta Suci. Pada tanggal 9 Juli 1669, Oliver diangkat menjadi Uskup Agung Armagh dan Primat Irlandia.
Dalam jabatannya itu Oliver terbukti menjadi seorang pemimpin Gereja yang patut diteladani. Dalam 4 tahun karyanya sebagai uskup, ia telah berhasil mempermandikan 48.000 orang menjadi Katolik. Jumlah ini menunjukkan suatu prestasi yang menakjubkan sekali dalam situasi penganiayaan terhadap umat Katolik Irlandia saat itu.
Selain giat dalam bidang pewartaan Injil dan Katekese, ia juga giat mengembangkan pendidikan Katolik, mengadakan sinode-sinode untuk mengatur hidup Gereja dan pengembangan iman umat, menahbiskan sejumlah imam dan mengawasi kegiatan imam-imamnya. Pimpinan Gereja Protestan mulai bersahabat dengan Gereja Katolik pada masa kepemimpinan Uskup Oliver Plunkett.
Disamping kegemilangan yang diraihnya, ada pula banyak tantangan terhadap karyanya. la terpaksa tinggal di suatu tempat persembunyian tatkala aksi perlawanan terhadap Gereja Katolik semakin menjadi­jadi. Pada bulan Desember 1678 Uskup Oliver ditangkap dan dipenjarakan karena tuduhan-tuduhan palsu dari Titus Oates. Titus menuduh Oliver mengorganisir para imam Yesuit untuk melancarkan perlawanan terhadap Raja Charles II. Karena tuduhan ini, Oliver dihadapkan ke pengadilan Irlandia pada tahun 1680. Pengadilan tidak berhasil menghukumnya karena tuduhan itu tidak benar. Oliver kemudian diadili lagi untuk kedua kalinya di hadapan pengadilan Inggris dengan tuduhan pengkhianatan. la dituduh membiayai suatu ekspedisi militer Prancis untuk menyerang Irlandia. Oliver yang merasa tidak melakukan hal itu dengan tegas menolak tuduhan itu. Tetapi pihak pengadilan menjatuhkan juga hukuman atas diri Oliver tanpa ampun.
Uskup Oliver Plunkett adalah tokoh Katolik terakhir yang mati digantung di Inggris karena imannya dan perjuangannya menyebarkan iman Katolik. Kematiannya pada tanggal 11 Juli 1681 menandai akhir suatu abad penganiayaan terhadap Umat Katolik di Inggris.

Santo Teodorikus, Abbas
Teodorikus lahir di Menancourt, dekat Rheims, Prancis Selatan pada pertengahan abad V. Ketika menanjak dewasa, ia dipaksa mengawini seorang gadis yang disenangi oleh keluarganya. Teodorikus, karena rasa hormatnya yang tinggi kepada orang-tuanya, mengikuti saja keinginan mereka.
Tetapi setelah baberapa lama hidup bersama wanita itu sebagai suami-istri, dengan izinan istrinya, Teodorikus meninggalkan keluarganya dan menjadi seorang calon imam di Rheims. Santo Remigius, uskup kota itu, menahbiskan dia menjadi imam dan mengangkatnya sebagai pemimpin komunitas biara Mont d'Or (= Gunung Emas) di Champagne.
Di bawah kepemimpinannya, biara Mont d'Or menjadi sebuah pusat kegiatan keagamaan yang terkenal. Banyak orang yang berkunjung ke biara itu diteguhkan imannya setelah mendengar kotbah-kotbah Teodorikus. Setelah kematiannya pada tahun 533, penghormatan kepada Teodorikus tersebar ke seluruh negeri Prancis. Santo Teodorikus disebut juga dengan nama Santo Thierry.

Santo Pambo, Pertapa
Semenjak masa mudanya Pambo mengasingkan diri ke sebuah tempat pertapaan di gurun pasir Mesir. Hidupnya keras, sederhana dan serba kekurangan. Karena dia tidak pandai membaca, ia berguru pada seorang pertapa lain dalam hal membaca dan menghafal ayat-ayat Mazmur. Selain tidak pandai membaca, Pambo pun dikenal sebagai pertapa yang tidak suka banyak bicara. Namun ia dikenal sebagai pembimbing rohani yang disenangi.
Apabila orang mamintai nasehat dan bimbingan mengenai sesuatu soal kerohanian, Pambo selalu meminta waktu lebih dahulu untuk merenung dan berdoa. Maksudnya agar dia bisa memberi jawaban yang benar dan memuaskan sesuai dengan kehendak Allah.  Santo Athanasius, Uskup Aleksandria, yang kagum akan kesalehan hidup Pambo, mengundang dia ke Aleksandria untuk memberi kesaksian tentang keallahan Kristus, berhadapan dengan ajaran sesat Arianisme yang merajalela di kalangran umat.
Kepada rekan-rekannya, Pambo mengatakan "Berpuasa dan memberi derma dari hasil keringat sendiri amatlah mulia, namun itu belumlah cukup untuk menjadi seorang rahib yang berkenan kepada Allah". Pambo meninggal dunia pada tahun 390.

Santo Simeon Salos, Pengaku Iman
Simeon dijuluki 'Si Gila' (= ho Salos; Yun.) sebab setelah bertapa selama 29 tahun di gurun dekat Laut Mati dan pulang ke Homs (Siria), ia bertingkah seperti orang gila. Maksudnya supaya ia dianggap hina dan dapat berkawan dengan orang-orang yang paling dikucilkan oleh masyarakat (gelandangan, orang lumpuh, pelacur, dll). Sikap seperti ini masih dihargai dan ditiru oleh sementara biarawan di Rusia.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-06-30 Jumat.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Jumat, 30 Juni 2017

PF Para Martir Pertama Umat di Roma



Bacaan Pertama
Kej 17:1.9-10.15-22

"Setiap laki-laki di antaramu harus disunat sebagai tanda perjanjian.
Sara akan melahirkan bagimu seorang putera."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Ketika Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun,
maka Tuhan menampakkan diri kepadanya dan bersabda,
"Akulah Allah Yang Mahakuasa,
hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela!
Dari pihakmu engkau harus memegang perjanjian-Ku,
engkau dan keturunanmu turun-temurun.
Inilah perjanjian-Ku, yang harus kaupegang,
perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu,
yaitu setiap laki-laki di antaramu harus disunat."

Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham,
"Tentang isterimu Sarai,
janganlah kausebut lagi Sarai, tetapi Sara; itulah namanya.
Aku akan memberkatinya,
dan daripadanya juga Aku akan memberikan kepadamu
seorang anak laki-laki,
bahkan Aku akan memberkatinya,
sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa;
raja-raja pelbagai bangsa akan lahir dari padanya."

Lalu tertunduklah Abraham, dan tertawa,
serta berkata dalam hatinya,
"Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun
dilahirkan seorang anak?
Dan mungkinkah Sara yang telah berumur sembilan puluh tahun itu
melahirkan seorang anak?"
Dan Abraham berkata kepada Allah,
"Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!"
Tetapi Allah bersabda, "Tidak!
Isterimu Saralah, yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu,
dan engkau akan menamai dia Ishak.
Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia
menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.
Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu.
ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak.
ia akan memperanakkan dua belas raja,
dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.
Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak,
yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang
pada waktu seperti ini juga."
Sesudah selesai bersabda kepada Abraham,
naiklah Allah meninggalkan Abraham.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 128:1-2.3.4-5,R:4

Refren: Orang yang takwa hidupnya akan diberkati Tuhan.

*Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan,
yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

*Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur
di dalam rumahmu;
anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun
sekeliling mejamu!

*Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan
orang laki-laki yang takwa hidupnya.
Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion:
boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.



Bait Pengantar Injil
Mat 8:17

Yesus memikul kelemahan kita
dan menanggung penyakit kita.



Bacaan Injil
Mat 8:1-4

"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Setelah Yesus turun dari bukit,
banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia.
Maka datanglah kepada-Nya seorang yang sakit kusta.
Ia sujud menyembah Yesus dan berkata,
"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku."
Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu,
dan berkata,
"Aku mau, jadilah engkau tahir!"
Seketika itu juga tahirlah orang itu dari kustanya.
Lalu Yesus berkata kepadanya,
"Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun,
tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam
dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa
sebagai bukti bagi mereka."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Seseorang sakit kusta yang ditulis pada Injil Matius hari ini telah menginspirasi saya, padahal kisah Yesus membuat mujizat telah berulang kali saya baca.
Ketika banyak orang berbondong-bondong mengikuti Yesus, tentu tidaklah mudah untuk bisa mendekati Yesus, mesti melewati kerumuman orang yang sama-sama ingin mendekati Yesus.
Apalagi bagi seorang yang menderita kusta, yang oleh hukum Taurat diwajibkan untuk mengasingkan diri, tidak boleh berdekatan dengan orang lain.

Orang kusta itu mesti berjuang mati-matian agar bisa mendekati Yesus.
Setelah berhasil mendekat, ia sujud menyembah Yesus sambil berkata, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku."
Ini sungguh ungkapan yang luarbiasa, "Jika Tuan mau…"
Ia tidak mengatakan "Apakah Tuan bisa…", karena ia sangat yakin kalau Yesus pasti dapat menyembuhkan dirinya.
Keraguannya bukan akan kuasa Yesus, melainkan karena orang kusta seringkali dianggap berdosa lalu terkena kutukan;  apakah Yesus mau menyembuhkan dirinya atau tidak.

Ya, tanpa kita sadari, kita seringkali men-dikte Allah Bapa dan Kristus.
Kita minta Tuhan melakukan sesuatu seperti yang kita kehendaki.
Dengan kata lain, kita menyuruh-nyuruh Tuhan melakukan sesuatu untuk kita, dan terkadang kita malah merasa berhak untuk meminta.
Tak jarang pula kita melakukan negosiasi dengan Tuhan, tawar menawar, "Kalau Engkau penuhi maka aku akan…bla bla bla".
Bisa jadi juga kita cuma iseng-iseng saja, dikabulkan iya syukur, tak dikabulkan iya tak apa-apa, namanya juga iseng saja.
Bisa jadi kita malah lupa akan apa yang pernah kita doakan?
Kalau yang meminta saja lupa, masak kita suruh yang dimintai untuk mengingatkannya?

Bukannya tak boleh meminta sesuatu kepada Alah Bapa kita.
Tentu saja boleh, memangnya mau kepada siapa lagi kita akan meminta kalau bukan kepada Allah Bapa kita?
Tetapi soal dikabulkan atau tidak, itu perkara lain, dan bukan kita yang menentukannya.
Tentu ada pertimbangan-pertimbangan di luar nalar kita yang digunakan oleh Allah Bapa sebelum memutuskan mengabulkan atau tidak.
Marilah kita ingat kembali perikop tentang pengabulan doa, yang ditulis pada Injil Matius 7:7-11, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu…dst.
Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya jika ia meminta roti, atau memberi ular jika ia meminta ikan?"
Nah, coba kita simak, kepada siapa Yesus menjanjikan perihal pengabulan dosa ini?
Kepada orang yang percaya kepada-Nya, bukan?
Selanjutnya, jika kita meminta sesuatu yang dapat merugikan atau mencelakai orang lain atau malah mencelakai diri kita sendiri, akankah Tuhan mengabulkannya?
Jika kita meminta sesuatu yang akan memuliakan iblis, akankah dikabulkan?
Jika meminta sesuatu untuk menuruti nafsu duniawi kita, akankah dikabulkan?

Di sisi lain, bolehkah kita meminta yang sama berulang-ulang?
Akankah Allah Bapa berkata, "Itu lagi…itu lagi…"?
Bukankah Tuhan sudah tahu sebelum kita memintanya?
Kita perlu bertekun di dalam doa, meski itu berarti mesti kita lakukan berulang-ulang.
Untuk bisa tekun, kita memerlukan pengharapan, karena adanya harapanlah akan membuat kita tetap bertekun.

Mari kita kembali kepada orang kusta tadi.
Orang kusta itu telah menyatakan imannya kepada Yesus, tetapi tidak memaksa Yesus melakukan apa yang ia inginkan.
Ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Yesus ketika berdoa kepada Bapa-Nya di Taman Getsemani, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." [Mat 26:39]
Yesus, sebagai manusia, berharap sesuatu dari Bapa-Nya, tetapi memasrahkan sepenuhnya kepada kehendak Bapa-Nya, terjadilah seperti yang dikehendaki oleh Bapa-Nya. 
Jika yang kita kehendaki ternyata berbeda dengan kehendak Bapa kita, apa iya kita akan ngotot?
Bukankah kita percaya kalau kehendak Bapa tentu lebih baik dibandingkan kehendak kita sendiri?



Peringatan Orang Kudus
Santo Bertrandus, Uskup dan Pengaku Iman
Bertrandus adalah seorang imam abad keenam. Ia lahir pada tahun 553. Keluarganya tergolong kaya raya. la dikenal sebagai seorang imam yang pemurah: ia menghadiahkan beberapa bidang tanah warisannya kepada Gereja dan kepada orang-orang miskin.
Ia ditahbiskan imam di Paris dan kemudian dipilih menjadi pemimpin sebuah sekolah. Pada tanun 587, ia dipilih menjadi Uskup di Le Mans, sobuah kota kecil yang dihuni orang-orang Prancis.
Ketika pertentangan politik antara kaum Neustria (Prancis Barat) dan kaum Austrasia (Perancis Timur) terjadi, Bertrandus diusir dari takhta keuskupannya selama beberapa tahun. Kemudian Raja Clotaire II dari kelompok Neustria memanggilnya kembali untuk memimpin keuskupan.
Dari tuan-tuan tanah yang kaya, Bertrandus menerima sejumlah besar tanah untuk kepentingan Gereja. Tanah-tanah ini dimanfaatkannya untuk membangun gereja dan biara, dan sebuah rumah penginapan untuk para peziarah. Bertrandus meninggal dunia pada tahun 625, pada usia 70 tahun.

Santo Theobaldus, Pertapa
Theobaldus lahir pada tahun 1017 di Provins, Prancis, dari sebuah keluarga bangsawan. Semasa mudanya, ia banyak membaca buku-buku tentang kehidupan Santo Yohanes Pemandi dan riwayat hidup orang­orang kudus lainnya. Bacaan-bacaan ini menimbulkan dalam hatinya benih panggilan Allah untuk menjalani hdup seperti orang-orang kudus itu. la sungguh mengagumi cara hidup dan perjuangan para kudus untuk meraih kesempurnaan hidup Kristiani.
Terdorong hasrat besar untuk meniru cara hidup para kudus itu, ia meninggalkan rumah mereka pada tahun 1054 tanpa sepengetahuan orang-tuanya. Ia pergi ke Luxemburg. Di sana ia bekerja sepanjang hari di hutan Petingen sebagai pembakar arang bagi tetangga-tetangganya yang bekerja sebagai tukang besi. Sementara itu, ia terus menjalani hidup doa dan tapa secara diam-diam.
Ketika semua orang tahu akan kesucian hidup Theobaldus, banyak orang datang untuk menjadi muridnya. Ia lalu mengasingkan diri ke Salanigo untuk menjalani hidup tapa. Tetapi ia diikuti oleh orang-orang yang tertarik untuk mendapat bimbingannya. la kemudian ditahbiskan menjadi imam agar lebih pantas menjalankan tugas-tugas misioner.
Pada tanggal 30 Juni 1066, Theobaldus meninggal dunia karena terserang penyakit yang berbahaya. Ia digelari 'kudus' oleh Paus Aleksander II pada tahun 1073.

Santa Giacinta Marescotti, Pengaku Iman
Giacinta lahir di Vignarello, Italia pada tahun 1585 dari sebuah keluarga bangsawan. Ia dididik di biara suster-suster Fransiskan. Seorang kakaknya sudah menjadi suster di biara ini.  Semasa kecilnya Giacinta dikenal sebagai anak yang baik namun ia kemudian bertingkah laku jelek ketika adik bungsunya lebih dahulu menikah (dengan Marquis Cassizuchi). Dia tersinggung karena merasa dilangkahi oleh adiknya. Sifat baiknya merosot, sebaliknya ia menjadi seorang pendendam di dalam keluarganya. Ia memutuskan masuk biara sekedar iseng-iseng. la masuk Ordo Ketiga Santo Fransiskus di Viterbo dengan mengambil nama Giacinta. Sekalipun sudah menjadi seorang suster, namun ia tidak melepaskan cara hidup foyanya dengan harta keluarganya; selama 10 tahun ia benar-benar menjadi batu sandungan bagi rekan-rekannya yang lain.
Pada suatu hari ia jatuh sakit keras. Seorang imam Fransiskan datang mendengarkan pengakuannya dan memberikan peringatan keras tentang cara hidupnya yang tidak sesuai dengan semangat ordonya. Ia bertobat, namun jatuh lagi ke dalam cara hidup seperti sedia kala. Tuhan mencobainya lagi dengan sakit lebih berat. Semenjak itu ia mulai tekun berdoa, bermatiraga dan merobah tingkah laku hidupnya. Lama kelamaan ia berubah menjadi seorang suster yang saleh dan menjadi pembimbing rohani bagi rekan-rekannya. Nasehat-nasehatnya sangat praktis berdasarkan pengalaman rohaninya sendiri. Ia menekankan pentingnya menghayati kerendahan hati, menghilangkan sifat cinta diri, kesabaran memikul salib penderitaan sehari-hari. Cinta dan perhatian­nya sangat besar, bukan saja terhadap rekan-rekan susternya tetapi juga terhadap komunitas biara suster lainnya. Ia turut serta mendirikan dua biara di Viterbo yang mengabdikan diri pada bidang pelayanan orang­orang sakit, orang-orang jompo dan miskin di Viterbo. la sendiri mencari dana dengan minta-minta. Giacinta wafat pada tanggal 30 Januari 1640 pada usia 55 tahun. la dinyatakan sebagai 'santa' pada tahun 1807.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-06-29 Kamis.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Kamis, 29 Juni 2017

HR S. Petrus dan Paulus, Rasul



Bacaan Pertama
Kis 12:1-11

"Sekarang benar-benar tahulah aku
bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya
dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat,
Raja Herodes mulai bertindak dengan keras
terhadap beberapa orang dari jemaat.
Ia menyuruh membunuh Yakobus,
saudara Yohanes, dengan pedang.
Ketika ia melihat
bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi,
ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus.
Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi.
Setelah Petrus ditangkap,
Herodes menyuruh memenjarakannya
di bawah penjagaan empat regu,
masing-masing terdiri dari empat prajurit.
Maksudnya ialah,
supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak.
Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara.
Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.

Pada malam
sebelum Herodes menghadapkannya kepada orang banyak,
Petrus tidur di antara dua orang prajurit,
terbelenggu dengan dua rantai.
Selain itu
prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu.
Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus,
dan cahaya bersinar dalam ruang itu.
Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya.
Kata malaikat itu kepadanya, "Bangunlah segera!"
Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus.
Lalu kata malaikat itu kepadanya,
"Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!"
Petrus pun berbuat demikian.
Lalu malaikat itu berkata kepadanya,
"Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!"
Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar,
dan ia tidak tahu
bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi;
sangkanya ia melihat suatu penglihatan.
Setelah mereka melalui tempat kawal pertama
dan tempat kawal kedua,
sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota.
Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka.
Sesudah tiba di luar,
mereka berjalan sampai ke ujung jalan,
dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia.
Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata,
"Sekarang benar-benar tahulah aku
bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya
dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes
dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9,R:5b

Refren: Tuhan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

*Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu;
puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku.
Karena Tuhan jiwaku bermegah;
biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya
dan bersukacita.

*Muliakanlah Tuhan bersama-sama dengan daku,
marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya.
Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku,
dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

*Tujukkanlah pandanganmu kepada-Nya,
maka mukamu akan berseri-seri,
dan tidak akan malu tersipu-sipu.
Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan;
Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

*Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa,
lalu meluputkan mereka.
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan!
Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!



Bacaan Kedua
2Tim 4:6-8.17-18

"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."

Pembacaan dari Surat Kedua Raul Paulus
kepada Timotius:

Saudaraku terkasih,
darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan,
dan saat kematianku sudah dekat.
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik,
aku telah mencapai garis akhir,
dan aku telah memelihara iman.
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran
yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil,
pada hari-Nya;
bukan hanya kepadaku,
tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku,
supaya dengan perantaraanku
Injil diberitakan dengan sepenuhnya
dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.
Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.
Tuhan akan melepaskan daku dari setiap usaha yang jahat.
Dia akan menyelamatkan aku,
sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga.
Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 16:18

Engkau adalah Petrus,
di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.



Bacaan Injil
Mat 16:13-19

"Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi.
Ia bertanya kepada murid-murid-Nya,
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
Jawab mereka, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis,
ada juga yang mengatakan: Elia,
dan ada pula yang mengatakan: Yeremia
atau salah seorang dari para nabi."

Lalu Yesus bertanya kepada mereka,
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus,
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Kata Yesus kepadanya,
"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus,
sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa-Ku yang di surga.
Dan Aku pun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.
Apa yang kauikat di dunia ini
akan terikat di surga,
dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di sorga."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Saya merasa senang Santo Petrus dan Paulus dirayakan secara bersamaan, keduanya memang cocok untuk dipasangkan, saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Santo Petrus adalah rasul yang pertama-tama dipanggil Yesus, sedangkan Paulus dipanggil paling akhir, yakni setelah Yesus bangkit dari alam maut.
Petrus adalah juru masak di dapur sedangkan Paulus adalah juru jual yang bekerja di ruang tamu.
Petrus lebih banyak mengurusi bangsa Yahudi sedangkan Paulus mengurusi bangsa non-Yahudi.
Petrus mewarisi hirarki gereja, Paulus mewarisi tarekat.
Oleh karenanya, pantaslah kalau kedua rasul ini kita rayakan bersamaan.

Keduanya, Petrus dan Paulus, adalah rasul Yesus, dan juga martir, tetapi Paulus tidak termasuk dua belas rasul karena ia dipanggil belakangan.
Keduanya memiliki riwayat yang kontroversial sebelum dipanggil menjadi rasul.
Petrus sebelumnya adalah seorang nelayan, mungkinkah ia menjadi pemimpin umat?
Begitu juga Paulus, yang sebelumnya malah mengejar-ngejar dan menganiaya para pengikut Yesus.
Namun tak dapat dipungkiri, keduanya adalah pilar utama gereja awal.

Perjalanan hidup rohani saya lebih mirip Paulus ketimbang Petrus.
Sekali pun saya tidak mengalami seperti yang dialami Paulus, yakni Yesus datang kepadanya dan berkata, "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
Tetapi saya meyakini Tuhan telah mengutus orang-orang di sekitar saya untuk membawa saya "pulang ke kandang Tuhan".
Yesus meminta saya untuk berhenti berbuat dosa, berhenti menganiaya Yesus.
Lalu diberi-Nya saya berbagai kemudahan dan pemahaman agar saya bisa turut ambil bagian dalam pewartaan Injil.
Maka terjadilah demikian.



Peringatan Orang Kudus
Santo Petrus dan Paulus, Rasul
Sejak semula Gereja menghormati kedua rasul, Petrus dan Paulus, secara bersama-sama. Kedua rasul ini dianggap sebagai sokoguru Gereja. Simon, anak Yunus dan saudara Andreas, lahir di Betsaida, Galilea, sebuah kampung di tepi danau Genesaret. Seperti ayahnya, Simon adalah seorang nelayan yang ulet, bertabiat jujur, dan rajin. la tidak berpendidikan tetapi cukup trampil dalam pekerjaannya sebagai seorang nelayan. Kepribadiannya sangat menarik perhatian Yesus; karena itu Yesus berkenan menjadikannya seorang muridNya, bahkan mengangkatnya menjadi pemimpin para rasul dan pemimpin Gereja yang pertama.
Pada mulanya, Simon bersama Andreas saudaranya, menjadi murid Yohanes Pemandi. Oleh Andreas, Simon diperkenalkan kepada Yesus, Sang Mesias yang dinanti-nantikan oleh seluruh bangsa Israel. "Kami telah menemukan Mesias, yaitu Kristus", kata Andreas kepada Simon. Pada saat itu, Yesus berkata kepada Simon, "Engkau Simon anak Yohanes, Engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)". (Yoh 1:41-42) Kefas berarti wadas atau batu karang. Sejak saat itu, dia lebih dikenal dengan nama Petrus.
Petrus secara resmi berkeputusan mengikuti Yesus, Sang Mesias dengan meninggalkan segala-galanya, ketika ia menyaksikan mujizat penangkapan ikan secara ajaib oleh Yesus. Kata Yesus kepada Petrus: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan". Petrus berkata kepada Yesus: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga". Dengan kepercayaan ini, Petrus menyaksikan kuasa Yesus, Sang Mesias. Dan di depan Yesus yang penuh kuasa ilahi itu Petrus bersujud: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa". Kepada Petrus yang rendah hati itu, Yesus berkata: "Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia". Setelah penyerahan diri ini, Petrus diperkenankan menyaksikan berbagai peristiwa dan akhirnya dipercayakan tugas menjadi pemimpin para rasul dan gembala kaum beriman.
Di samping kisah-kisah yang menampilkan pribadi Petrus sebagai orang kepercayaan Yesus, terdapat juga kisah Injil yang menampilkan pribadi Petrus sebagai seorang yang masih dangkal imannya dan belum memahami benar kehendak Allah atas diri Yesus. Dalam Mat 16:21-28 dikisahkan tentang pemberitahuan Yesus tentang penderitaanNya, dan Petrus serta-merta berkata: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu!  Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau". "Enyahlah iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia", demikian teguran Yesus kepada Petrus. Ia juga menyangkal Yesus ketika Yesus ditangkap dan diadili. (Mat 26:30-35; 69-75).
Sesudah kebangkitan Yesus, Petrus diangkat menjadi pemimpin keduabelas rasul dan gembala kaum beriman di Yerusalem. Petrus juga yang menerima orang kafir pertama ke dalam Gereja, dan memimpin Konsili pertama di Yerusalem.
Paulus (Saulus) lahir di Tarsus, Asia Kecil dari keluarga Yahudi yang berkewarganegaraan Romawi. Ia seorang terdidik dan belajar di Yerusalem pada Gamaliel, dari kelompok Farisi.
Sebagai seorang Farisi yang fanatik, Saulus tiada hentinya mengejar dan memenjarakan murid-murid Yesus.
Dalam perjalanannya ke Damsyik, Yesus menangkapnya dan menjadikan dia seorang rasul untuk bangsa-bangsa kafir. Ia dipermandikan oleh Ananias. la menjelajahi seluruh daerah Laut Tengah untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa kafir. Perjalanan misinya senantiasa diwarnai dengan berbagai kesulitan dan pertentangan dengan kaum kafir. Di Yerusalem ia ditangkap oleh orang Yahudi, lalu dipenjarakan dan dibawa ke Roma sebab ia naik banding kepada kaisar, Akhirnya ia dibebaskan. Tak lama kemudian, dia ditangkap lagi dan akhirnya menemui ajalnya sebagai martir di Roma pada tahun 67.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-06-28 Rabu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Rabu, 28 Juni 2017

PW S. Ireneus, Uskup dan Martir



Bacaan Pertama
2Tim 2:22b-26

"Seorang hamba Tuhan harus ramah terhadap semua orang."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus
kepada Timotius:

Saudaraku terkasih,
kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai
bersama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan,
yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
Hindarilah soal-soal yang dicari-cari,
yang bodoh dan tidak layak.
Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran.
Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar.
Sebaliknya ia harus ramah terhadap semua orang.
Ia harus cakap mengajar,
ia harus sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun
orang yang suka melawan,
sebab mungkin
Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat
dan memimpin mereka,
sehingga mereka mengenal kebenaran.
Dengan demikian mereka menjadi sadar kembali,
karena terlepas dari jerat Iblis
yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
Kej 15:1-12.17-18

"Abram percaya kepada Tuhan
dan hal ini diperhitungkan sebagai kebenaran.
Dan Tuhan mengikat perjanjian dengan dia."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Pada suatu ketika
datanglah sabda Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan,
"Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu;
upahmu akan sangat besar."
Abram menjawab,
"Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku?
Aku akan meninggal tanpa mempunyai anak,
dan yang akan mewarisi isi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
Lagi kata Abram,
"Engkau tidak memberikan aku keturunan,
sehingga seorang hambakulah yang nanti menjadi ahli warisku."
Tetapi datanglah sabda Tuhan kepadanya demikian,
"Orang itu tidak akan menjadi ahli warismu,
melainkan anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu!"

Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta bersabda,
"Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang jika engkau dapat!"
Maka sabda-Nya kepada Abram,
"Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Lalu Abram percaya kepada Tuhan;
maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

Tuhan bersabda lagi kepada Abram,
"Akulah Tuhan, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim
guna memberimu negeri ini menjadi milikmu."
Tetapi Abram menjawab,
 "Ya Tuhan Allah,
dari manakah aku tahu bahwa aku akan memilikinya?"

Sabda Tuhan kepadanya,
"Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun,
seekor kambing betina berumur tiga tahun,
seekor domba jantan berumur tiga tahun,
seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati."
Abram mengambil semuanya itu, menbelahnya menjadi dua,
lalu diletakkannya belahan-belahan itu berdampingan,
tetapi burung-burung itu tidak ia belah.
Ketika burung-burung buas hinggap
di atas daging binatang-binatang itu,
maka Abram mengusirnya.

Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak.
Lalu gelap gulita yang mengerikan turun meliputinya.
Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap,
maka kelihatanlah
perapian yang berasap beserta suluh yang berapi
lewat di antara potongan-potongan daging itu.
Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian
dengan Abram serta bersabda,
"Kepada keturunanmulah Kuberikan tanah ini,
dari sungai Mesir sampai ke sungai Efrat yang besar itu."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 37:3-4.5-6.30-31,R:30a

Refren: Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan.

*Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik,
diamlah di negeri dan berlakulah setia;
bergembiralah karena Tuhan,
maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu.

*Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya,
maka Ia akan bertindak;
Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang,
dan menampilkan hakmu seperti siang.

*Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan,
dan lidahnya mengatakan kebenaran.
Taurat Allah ada di dalam hatinya,
langkah-langkahnya tidaklah goyah.

ATAU MAZMUR LAIN:
Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9
Refrein: Selamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.

*Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya,
maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa.
Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya;
percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!

*Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus,
biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari Tuhan.
Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya,
carilah selalu wajah-Nya!

*Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya,
hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya;
Dialah Tuhan, Allah kita,
ketetapannya berlaku di seluruh bumi.

*Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya,
akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan,
akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham,
dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.



Bait Pengantar Injil
Yoh 15:4.5b

Tinggallah dalam Aku, dan Aku dalam kamu, sabda Tuhan;
barangsiapa tinggal dalam Aku,
akan menghasilkan banyak buah.



Bacaan Injil
Mat 7:15-20

"Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata,
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu
yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba,
tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka.
Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri,
atau buah ara dari rumput duri?
Camkanlah
setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik,
sedang pohon yang tidak baik
menghasilkan buah yang tidak baik.
Tidak mungkin
pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik,
ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik,
pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Jadi dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Kalau kita berjalan-jalan ke supermarket, ada beraneka-ragam buah dipajang di situ;  ada pisang, pepaya, mangga, jeruk dan sebagainya.
Kita mengenali buah-buah itu, kita juga faham dengan rasa dan juga faedahnya bagi kesehatan kita.
Belum lagi berbagai warna yang menampilkan kesegarannya.
Tetapi tidak ada pohonnya yang dipajang di situ, hanya buahnya saja.
Pohonnya tidak kita lihat, atau bahkan mungkin kita tidak mengenal pohonnya seperti apa.

Saya cukup sering terkecoh, buah yang nampaknya segar dan pastilah rasanya pun nikmat, ternyata kecut dan bahkan tidak bisa dimakan karena rasanya tak enak.
Berbeda dengan buah-buahan yang dijual di pasar atau dipinggir jalan.
Kita boleh mencicipi terlebih dahulu sebelum kita memutuskan untuk membelinya.

Kira-kira seperti itu analogi yang disampaikan oleh Yesus tentang para nabi di jaman itu.
Janganlah menilai nabi dari penampilannya saja, karena itu bisa jadi menyesatkan penilaian kita.
Tampak luarnya seperti domba padahal sesungguhnya serigala yang buas.
Di kesempatan lain Yesus berkata, "Turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya." [Mat 23:3]
Para nabi itu sangat menguasai hukum Taurat tetapi perbuatan mereka bertentangan dengan yang mereka pelajari.

Ini tentu benar.
Janganlah kita terkecoh oleh penampilan seseorang, oleh pakaian atau pun tutur katanya, melainkan lihatnya perbuatannya, buah dari perkataannya.
Hanya pohon yang baik sajalah yang akan menghasilkan buah yang baik.
Tidaklah mungkin semak duri menghasilkan buah anggur, atau rerumputan menghasilkan buah ara.

Sebaliknya, tidaklah bijaksana kalau kita menghakimi seseorang sebelum melihat buah-buah dari perbuatannya.
Seandainya buahnya tidak baik pun kita tidak dibenarkan menghakimi.
Apa iya, hanya berdasarkan kabar-burung kita lalu beramai-ramai meminta Uskup untuk mengganti pastor paroki?
Tidak bisa demikianlah.
Sudah sepatutnya kita mencermati buah-buahnya terlebih dahulu, karena dari buahnya itulah kita bisa menilai jati dirinya.

Begitu pula dengan diri kita sendiri.
Berpakaian yang sopan ketika ke gereja tentu baik adanya, tetapi akan lebih baik lagi jika dilengkapi juga dengan perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan;  berpenampilan yang baik dan berperilaku yang baik pula, itu yang Yesus mau.



Peringatan Orang Kudus
Santo Ireneus dari Lyon, Uskup dan Martir
Ireneus lahir di Asia Kecil kira-kira pada tahun 140. Pendidikannya berlangsung di Smyrna. Pelajaran agama diperolehnya dari Santo Polykarpus, seorang murid Santo Yohanes Rasul. Riwayat hidupnya kurang diketahui, tetapi dari tulisan-tulisannya sendiri dapatlah diperoleh banyak informasi tentang dirinya. Pada masa tuanya, ia mengirimkan sepucuk surat kepada seorang temannya di Smyrna. Dari surat ini diketahui kesannya terhadap pengajaran Santo Polykarpus. Sebagian suratnya dapat dibaca dalam kutipan berikut: "Peristiwa-peristiwa pada masa itu masih kuingat baik daripada yang terjadi baru-baru ini. Karena yang kita pelajari pada masa muda tumbuh subur dan mengakar dalam batin kita. Saya masih mengingat di mana Polykarpus duduk ketika ia mengajak bagaimana caranya berjalan dan bagaimana sikapnya. Saya masih ingat akan khotbah-kotbahnya kepada umat, dan bagaimana ia mengisahkan pergaulannya dengan Yohanes serta orang-orang lain yang menjadi saksi hidup Tuhan. Polykarpus mengajarkan apa yang didengarnya dari saksi-saksi mata kehidupan Yesus dan mujizat-mujizatNya. Semua berkat kemurahan Allah itu telah kuterima dengan sepenuh hati dan kucatat bukannya di atas selembar kertas, melainkan di dalam hatiku, serta oleh rahmat Allah selalu kurenungkan dengan seksama".
Ireneus bekerja di Lyon sebagai seorang imam. Pada tahun 177, timbullah aksi penghambatan agama di Lyon. Uskup kota Lyon, Potinus, meninggal karena suatu penganiayaan yang kejam atas dirinya. Ireneus diangkat menjadi penggantinya. Sebagai uskup, ia menggembalakan umatnya dengan penuh perhatian dan cinta. Kepada umatnya ia selalu berkhotbah dalam bahasa setempat, meskipun ia sendiri dibesarkan dalam bahasa Yunani. Dalam kepemimpinannya, ia selalu berusaha membela ajaran iman yang benar. la juga memperjuangkan kesatuan Gereja dan menegakkan kewibawaan paus.
Namanya Ireneus, yang berarti pencinta damai, diusahakan menjadi kenyataan dalam seluruh hidupnya. Dalam perselisihan antara Gereja Latin dan Yunani tentang tanggal hari raya Paska, ia menjadi juru bicara Sri Paus. la meninggal pada tahun 202 selaku seorang martir Kristus.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-06-27 Selasa.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Selasa, 27 Juni 2017

PF S. Sirilus dari Aleksandaria, Uskup dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
Kej 13:2.5-18

"Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau,
sebab kita ini kerabat."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Abram itu seorang yang sangat kaya.
Ia memiliki banyak ternak, perak dan emas.
Juga Lot, yang ikut bersama-sama dengan Abram,
mempunyai domba dan lembu serta kemah.
Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka
sebab harta milik mereka amat banyak,
sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama.
Karena itu terjadilah perkelahian
antara para gembala Abram dan gembala Lot.
Waktu itu orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu.
Maka berkatalah Abram kepada Lot,
"Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau,
antara para gembalaku dan gembalamu,
sebab kita ini kerabat.
Bukankah seluruh negeri ini terbuka untukmu?
Baiklah pisahkan dirimu dari padaku:
jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan,
jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri."

Lalu Lot melayangkan pandangnya,
dan dilihatnyalah bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya,
seperti taman Tuhan, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar.
Hal itu terjadi sebelum Tuhan memusnahkan Sodom dan Gomora.
Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu;
lalu ia berangkat ke sebelah timur, dan mereka berpisah.
Abram menetap di tanah Kanaan,
tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan
dan berkemah di dekat Sodom.
Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap Tuhan.

Setelah Lot berpisah dari Abram,
bersabdalah Tuhan kepada Abram,
"Pandanglah sekelilingmu
dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu
ke timur dan ke barat, utara dan selatan.
Seluruh negeri yang kaulihat itu
akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu,
untuk selama-lamanya.
Dan Aku akan menjadikan keturunanmu banyak
seperti debu tanah.
Sebagaimana debu tanah tak dapat dihitung,
demikian pun keturunanmu tak terhitung banyaknya.
Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya,
sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu."

Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya
dan ia menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron.
Lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5,R:1a

Refren: Tuhan, siapakah yang boleh menumpang di kemah-Mu?

*Yaitu orang yang berlaku tidak bercela,
yang melakukan apa yang adil
dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya;
yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.

*Yang tidak berbuat jahat terhadap teman,
dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya
yang memandang hina orang-orang tercela
tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.

*Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba
dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah.
Siapa yang berlaku demikian
tidak akan goyah selama-lamanya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 8:12

Akulah cahaya dunia;
siapa yang mengikuti Aku, ia hidup dalam cahaya abadi.



Bacaan Injil
Mat 7:6.12-14

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata,
"Janganlah kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing,
dan janganlah kamu melemparkan mutiaramu kepada babi,
supaya jangan diinjak-injak dengan kakinya,
lalu babi itu berbalik mengoyak kamu.

Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka.
Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Masuklah melalui pintu yang sempit itu,
karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan,
dan banyak orang telah masuk melalui pintu dan jalan itu.
Tetapi sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kehidupan,
dan sedikitlah orang yang menemukannya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Hari ini Yesus memaparkan kepada kita, ada dua jalan yang dapat ditempuh dalam hidup kita di dunia ini.
Hanya tersedia dua jalan itu, tidak ada jalan alternatif lain.
Yang satu adalah jalan yang luas dan pintunya lebar, sedangkan yang satunya lagi adalah jalan yang sempit dan sesak.
Tentu saja banyak orang memilih jalan yang lapang karena alasan kenyamanan, tetapi seringkali kita mengabaikan tujuan perjalanan hidup kita, kemana kita hendak pergi.
Maka dari itu, Yesus mengingatkan kita akan tujuan akhir dari perjalanan hidup kita.
Jalan yang lapang itu menuju kepada kebinasaan sedangkan jalan yang sempit menuju kepada kehidupan.
Tidak tersedia jalan yang lapang dan nyaman yang akan membawa kita kepada kehidupan.
Jika mau menuju ke sana, tak ada pilihan, mesti melalui jalan yang sempit dan sesak itu.

Ketika menyadari ternyata kita telah salah memilih jalan, selalu ada kesempatan untuk berbalik arah, kembali ke jalan yang sesuai dengan yang kita inginkan.
Pada awal-awal perjalanan, berbalik arah atau menyeberang ke jalan lain masih relatif mudah dilakukan, tetapi semakin jauh melangkah maka semakin sulitlah bagi kita untuk berpindah jalur.
Oleh sebab itu, pastikan kita telah melangkah di jalan yang benar, yang sesuai dengan keinginan Yesus untuk kita tempuh.
Janganlah melihat kondisi jalannya, melainkan lihatlah tujuannya, kemana kita akan dibawa.

Dan hendaknya selalu kita ingat perkataan Yesus hari ini, bahwa jalan yang menuju kepada kehidupan itu bukan hanya sempit dan sesak, tetapi juga ternyata cukup sulit untuk ditemukan.
Maka dari itu sedikitlah orang yang menemukan jalan tersebut.
Jadi, kalau baru se batas niat atau keinginan, nampaknya masih belum cukup.
Kita mesti meminta pertolongan Roh Kudus untuk menemukan jalan yang dimasud oleh Yesus.



Peringatan Orang Kudus
Santo Cyrillus dari Alexandria, Uskup dan Pujangga Gereja
Cyrillus lahir di Alexandria, Mesir pada tahun 376. Pada tahun 412 ia dinobatkan menjadi Patriark Alexandria. Sebagai seorang ahli, ia telah memberikan banyak pandangan yang bermanfaat bagi masyarakat dengan ikut aktif di dalam kegiatan-kegiatan sosial.
Menghadapi berbagai pertentangan paham yang berkembang di antara umatnya, Cyrillus tetap tenang dan teguh di dalam pendirian dan imannya di atas landasan ajaran para rasul. Dengan tegas ia menentang ajaran Nestorius yang menggugat kepribadian Kristus dan kedudukan Bunda Maria sebagai bunda Allah.
Sekitar tahun 430, dalam sebuah surat kepada Paus Selestinus I (422-432), Cyrillus dengan tegas mengecam ajaran sesat Nestorius, Patriark Konstantinopel. Untuk memurnikan ajaran sesat itu, Cyrillus mengundang para uskup untuk mengadakan Konsili di Efesus pada tahun 431. Konsili ini mengutuk ajaran Nestorius yang menyesatkan itu. Terhadap hasil Konsili itu, Nestorius melancarkan serangan kepada Cyrillus dan kawan-kawannya. Cyrillus ditangkap dan dipenjarakan, kemudian dibuang. Meskipun diperlakukan dengan kejam, Cyrillus tetap gembira karena kesengsaraannya merupakan suatu pujian dan keikutsertaan dalam penderitaan Kristus. la juga menghasilkan tulisan-tulisan yang berisi pembelaan-pembelaan ajaran iman yang benar, beberapa buku komentar Kitab Suci dan juga tentang Trinitas.
Lama-kelamaan orang semakin menyadari adanya kebenaran di dalam diri Cyrillus. Kali ini Gereja sekali lagi mendapat kemenangan atas serangan musuh-musuhnya yang timbul dari dirinya sendiri.
Setelah lama mengabdikan dirinya terhadap kepentingan perkembangan iman, Cyrillus meninggal pada tahun 444. Pada tahun 1882 ia digelari sebagai Pujangga Gereja.

Santa Emma, Pengaku Iman
Emma, yang juga dipanggil Hemma, lahir pada tahun 980 dan me­ninggal pada tahun 1045. Wanita ningrat ini dikenal sebagai pendiri sebuah biara dan Gereja di desa Gurk, Austria Selatan.
Keputusannya untuk menjalani hidup bakti pada Tuhan ditempuhnya setelah suaminya meninggal dan kedua puteranya dibunuh. Dicetakan bahwa kedua puteranya dibunuh karena menggantung seorang karyawan yang bekarja di rumah mereka. Suaminya meninggal ketika dalam perjalanan ke Roma. Semenjak itu, Emma giat melakukan berbagai karya amal cinta kasih. Bukti yang paling mengagumkan dari niatnya yang suci ialah usahanya untuk mendirikan sebuah biara dan gereja di Gurk, Austria Selatan. Biara - yang kemudian dijadikan biara Benediktin di Admont - ini dimulai pembangunannya pada tahun 1072 sete­lah kematiannya. Diceritakan bahwa Emma sendiri menjadi biarawati setelah kematian suami dan anak-anaknya itu. Oleh Gereja, ia digelari sebagai 'Santa'.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-06-26 Senin.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Senin, 26 Juni 2017



Bacaan Pertama
Kej 12:1-9

"Abram berangkat sesuai dengan sabda Tuhan."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Di negeri Haran Tuhan bersabda kepada Abram,
"Tinggalkanlah negerimu, sanak saudaramu dan rumah bapamu ini,
dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.
Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar,
dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur;
dan engkau akan menjadi berkat.
Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau,
dan akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau.
Dan segala kaum di muka bumi akan mendapat berkat karena engkau."

Maka berangkatlah Abram sesuai dengan sabda Tuhan.
Lot pun ikut bersama dengan dia.
Abram berumur tujuh puluh lima tahun,
ketika ia berangkat dari Haran.
Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya,
segala harta benda milik mereka
dan orang-orang yang mereka peroleh di Haran.
Mereka berangkat ke tanah Kanaan,
dan sampai di situ, Abram berjalan melintasi negeri itu,
sampai ke suatu tempat dekat Sikhem,
yakni pohon tarbantin di More.
Waktu itu negeri tersebut didiami orang Kanaan.

Maka Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan bersabda,
"Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu."
Maka Abram mendirikan di situ sebuah mezbah bagi Tuhan,
yang telah menampakkan diri kepadanya.
Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel.
Di sana ia memasang kemahnya
dengan Betel di sebelah barat, dan Ai di sebelah timur.
Lalu ia mendirikan sebuah mezbah di situ bagi Tuhan,
dan memanggil nama-Nya.
Sesudah itu Abram berangkat lagi,
dan makin jauh ia berjalan ke Tanah Negeb.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 33:12-13.18-19.20.22,R:12b

Refren: Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan
menjadi milik pusaka-Nya.

*Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan,
suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya!
Tuhan memandang dari surga,
dan melihat semua anak manusia;

*Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa,
kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya;
Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

*Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan.
Dialah penolong dan perisai kita.
Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami,
seperti kami berharap kepada-Mu.



Bait Pengantar Injil
Ibr 4:12

Firman Tuhan itu hidup dan kuat,
menusuk ke dalam jiwa dan roh.



Bacaan Injil
Mat 7:1-5

"Keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata:
"Janganlah menghakimi, supaya kalian tidak dihakimi.
Karena dengan penghakiman
yang telah kalian pakai untuk menghakimi,
kalian sendiri akan dihakimi.
Dan ukuran yang kalian pakai untuk mengukur,
akan ditetapkan pada kalian sendiri.
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,
sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu,
'Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu,
padahal di dalam matamu sendiri ada balok?'

Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri,
maka engkau akan melihat dengan jelas
untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Rupanya bukan hanya Yesus yang bisa membuat mujizat.
Ada orang-orang yang juga dapat melakukannya, padahal ada balok menutupi matanya tetapi orang itu mampu melihat selumbar di mata orang lain.
Selumbar atau suban adalah serpihan kayu yang sangat kecil dan sangat ringan.
Orang-orang seperti ini mudah sekali melihat kekurangan-kekurangan kecil dari orang lain, sementara ia sendiri tidak menyadari kalau ada banyak kekurangan besar dari dirinya.

Yesus tidak menghendaki kita berlaku seperti itu, karena itu adalah kemunafikan.
Yesus mau agar kita selesai dulu dengan diri kita sendiri, barulah menolong orang lain supaya orang itu menjadi lebih baik.
Melihat selumbar di mata orang lain itu sama saja dengan memandang rendah orang itu dan merasa diri lebih hebat, yang ujung-ujungnya hanya menghasilkan keangkuhan atau kesombongan.
Jangan jadi "bigos", biang gosip.

Lebih jauh lagi, setelah melihat selumbar di mata orang, lalu kita pun merasa berhak untuk menghakimi orang itu.
Ini celaka, karena jelas sekali Yesus melarang kita untuk menghakimi.
Yesus mau agar kita menolong orang lain menjadi lebih baik, bukan menghakimi atau menjatuhkan hukuman.

Jadi, jangan bikin mujizat aneh, mata tertutup balok tapi mampu melihat selumbar di mata orang.
Marilah berbuat seperti yang diajarkan oleh Yesus,
"Keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu."



Peringatan Orang Kudus
Santo Yohanes dan Paulus, Martir
Kedua orang kudus kakak-beradik ini berasal dari keluarga istana Konstansia, puteri Kaisar Konstantinus Agung. Mereka berdua adalah pegawai tinggi negara yang setia. Konstansia menghadiahkan kepada mereka banyak harta. Namun selanjutnya kekayaan ini dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin.
Ketika Yulianus Apostad menduduki takhta Kekaisaran Romawi, banyak orang dari keluarga istana Konstansia ditarik ke istananya. Yohanes dan Paulus pun dipanggil ke sana dan diberikan kedudukan yang terhormat. Tetapi keduanya menolak undangan itu, karena mereka tidak mau mengabdi kepada Yulianus yang murtad dari iman Kristen yang benar. Kaisar Yulianus naik darah dan mengeluarkan ancaman kepada Yohanes dan Paulus. Ia memberi waktu 10 hari kepada Yohanes dan Paulus untuk mempertimbangkan hal berikut: "Mempersembahkan kurban kepada Yupiter atau mati!"
Tanpa berpikir panjang, kedua kakak-beradik itu memutuskan untuk tidak mengkhianati imannya akan Kristus. Kesempatan 10 hari yang diberikan pada mereka untuk berpikir, dipergunakan untuk membagi-bagikan harta kekayaannya kepada para miskin. Mereka tahu pasti bahwa kaisar akan bertindak secara bengis atas diri mereka. Oleh karena itu, mereka membagikan hartanya dengan maksud membebaskan dinya dari keterikatan batin pada barang-barang duniawi sekaligus menyilih dosa-dosanya.
Ketika tiba hari yang terakhir, yakni hari ke sepuluh, datanglah kepada mereka Prefek Terensius sambil membawa serta patung Yupiter. Mereka dipaksa untuk menyembah patung Yupiter itu. Dengan tegas mereka serentak menolak menyembah patung itu, dan menyatakan keteguhannya untuk tetap menyembah Kristus yang diimaninya. Oleh karena itu, keduanya dipenggal kepalanya di rumah mereka sendiri. Peristiwa itu terjadi pada tahun 362.

Santa Maria Magdalena Fontaine, Martir
Maria Magdalena Fontaine dikenal sebagai pemimpin biara Suster-suster Karitas di Arras, Prancis. Bersama tiga orang kawannya, yakni Suster Frances Lanel (49 tahun), Teresa Fantou (47 tahun) dan Yoan Gerard (42 tahun), ia dipenggal kepalanya di Cambrai, Prancis.
Pada masa itu Revolusi Prancis sedang berkecamuk. Negara mengeluarkan suatu undang-undang yang ditujukan kepada rohaniwan-rohaniwati. Isi undang-undang ini dinilai sangat bertentangan dengan ajaran agama. Para biarawan-wati diharuskan menaatinya dan mengucapkan sumpah setia pada negara. Karena mereka menolaknya, maka banyak di antara mereka dibunuh.
Suster Maria Magdalena Fontaine bersama tiga orang kawannya dipanggil oleh para pejabat untuk mengucapkan janji setia pada negara sebagaimana diwajibkan undang-undang itu. Mereka bersedia pergi namun tidak bersedia mengucapkan sumpah setia itu, karena hal itu bertentangan dengan suara hati mereka. Karena itu mereka dituduh sebagai aktifis anti revolusi, ditangkap dan dipenjarakan pada tanggal 14 Februari 1794.
Tanpa banyak pertimbangan, keempat suster itu digiring ke tempat pembantaian. Mereka kelihatan tidak gentar sedikit pun terhadap bahaya maut yang segera tiba. Mereka bahkan menyambut gembira hukuman mati itu. Sepanjang jalan mereka menyanyikan lagu "Ave Maris Stella".
Di atas tempat pembantaian itu, kepala mereka satu per satu dipenggal dengan Guilotine. Suster Magdalena mendapat giliran terakhir. Ketika mendekati guilatine, ia berpaling kepada orang banyak yang berkumpul dan berkata: "Dengarkan hai umat Kristen! Kami adalah korban terakhir. Penganiayaan akan segera berakhir, tiang gantungan akan segera roboh dan altar-altar Tuhan Yesus akan muncul lagi dengan semarak", Ramalan ini ternyata benar-benar terjadi.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-06-25 Minggu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Minggu Biasa XII

Minggu, 25 Juni 2017



Bacaan Pertama
Yer 20:10-13

"Tuhan telah melepaskan nyawa oang miskin
dari tangan orang-orang yang berbuat jahat."

Pembacaan dari Kitab Yeremia:

Aku, Yeremia,  telah mendengar bisikan banyak orang,
"Kegentaran datang dari segala jurusan!
Adukanlah dia! Mari kita mengadukan dia!"

Semua sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh.
Kata mereka, "Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk,
sehingga kita dapat mengalahkan dia
dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia!"

Tetapi Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah,
sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh,
dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa.
Mereka akan menjadi malu sekali,
sebab mereka tidak berhasil,
suatu noda yang selama-lamanya tidak akan terlupakan!
Ya Tuhan semesta alam, yang menguji orang benar,
yang melihat batin dan hati,
biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka,
sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.

Menyanyilah untuk Tuhan, pujilah Dia!
Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin
dari tangan orang-orang yang berbuat jahat.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 69:8-10.14.17.33-35,R:14c

Refren: Demi kasih setia-Mu yang besar,
jawablah aku, ya Tuhan.

*Tuhan, karena Engkaulah aku menanggung cela,
karena Engkaulah noda meliputi mukaku.
Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku,
menjadi orang asing bagi anak-anak ibuku;
sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku,
dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.

*Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan,
aku memohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah;
demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku
dengan pertolongan-Mu yang setia!
Jawablah aku, ya Tuhan, sebab baiklah kasih setia-Mu,
berpalinglah kepadaku menurut rahmat-Mu yang besar!

*Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah;
biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah!
Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin,
dan tidak memandang hina orang-orang-Nya dalam tahanan.
Biarlah langit dan bumi memuji-muji Dia,
lautan dan segala yang bergerak di dalamnya.



Bacaan Kedua
Rom 5:12-15

"Karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
dosa telah masuk ke dalam dunia lantaran satu orang,
dan karena dosa itu masuklah juga maut.
Demikianlah maut telah menjalar kepada semua orang,
karena semua orang telah berbuat dosa.
Sebab sebelum hukum Taurat ada, di dunai ini telah ada dosa.
Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan
kalau tidak ada hukum Taurat.
Sungguhpun demikian,
dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa
maut telah berkuasa juga atas mereka
yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama
seperti yang telah dibuat oleh Adam,
yang adalah gambaran dari Dia yang akan datang.

Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam.
Sebab, jika karena pelanggaran satu orang itu
semua orang telah jatuh dalam kuasa maut,
jauh lebih besarlah kasih dan karunia Allah,
yang dilimpahkan-Nya atas semua orang lantaran satu orang,
yaitu Yesus Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 15:26b.27a

Roh Kebenaran, yang keluar dari Bapa, akan bersaksi tentang Aku;
tetapi kamu juga harus bersaksi.



Bacaan Injil
Mat 10:26-33

"Janganlah kamu takut kepada mereka
yang hanya dapat membunuh tubuh."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
Yesus bersabda kepada kedua belas murid-Nya,
"Janganlah kamu takut terhadap mereka yang memusuhimu,
karena tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka,
dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.
Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap,
katakanlah dalam terang;
dan apa yang dibisikkan ke telingamu,
beritakanlah dari atas atap rumah.

Dan janganlah kamu takut kepada mereka
yang hanya dapat membunuh tubuh,
tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa;
tetapi takutlah Dia
yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.

Bukankah burung pipit dijual seduit dua ekor?
Namun tak seekor pun dari padanya
akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.
Dan kamu, rambut kepalamu pun semuanya telah terhitung.
Sebab itu janganlah kamu takut,
karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit.
Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia,
akan Kuakui di depan Bapa-Ku yang di surga.
Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia,
dia akan Kusangkal juga di depan Bapa-Ku yang di surga."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Bacaan Injil hari ini sungguh memberi kelegaan, sebab dengan jelas Yesus telah berkata, "Janganlah kamu takut terhadap mereka yang memusuhimu."
Ya, ada saja orang-orang yang memusuhi kita karena agama yang kita anut.
Orang memusuhi kita karena kita Katolik.
Ada saja ulah yang mereka lakukan untuk membuat kita menjadi takut, entah dengan meledakkan bom saat kita beribadah di dalam gereja, atau pun tindakan-tindakan intimidatif yang mereka lakukan.
Maka dari itu, apa yang dikatakan oleh Yesus ini sungguh melegakan, "Janganlah kamu takut kepada mereka yang hanya dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa;
tetapi takutlah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka."

Burung pipit yang harganya hanya setengah-duit itu saja dipelihara oleh Allah, yang tak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Allah Bapa, masak manusia yang jauh lebih berharga tidak akan mendapatkan pemeliharaan dari Allah Bapa?
Apalagi, terhadap orang-orang yang percaya kepada-Nya, terhadap orang-orang yang menderita justru karena iman kepada-Nya, apa iya tidak akan diperhatikan oleh Allah Bapa?

Nah, jangan takut lagi.
Marilah kita nyatakan iman kita dari atas atap rumah supaya suaranya menjangkau lebih jauh lagi.
Marilah kita kabarkan dalam terang dan tak perlu sembunyi-sembunyi.
Tujuannya jelas, bukan untuk membuat orang lain menjadi se-agama dengan kita, melainkan agar terjadi pertobatan dan keselamatan bagi lebih banyak orang lagi.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gulielmus, Abbas
Gulielmus lahir di Vercelli, Italia pada tahun 1805. Baru saja berumur 14 tahun, ia telah menampakkan sifat-sifat yang saleh, giat dan berani. Terdorong oleh semangat imannya, ia berziarah ke makam Santo Yakobus di Kompostella, Spanyol. Perjalanan yang sangat jauh itu ditempuhnya dengan kaki telanjang tanpa membawa bekal dan uang. Sekembalinya dari sana, ia merencanakan lagi untuk mengunjungi tempat-tempat suci di Palestina. Tetapi untuk rencana ini, selalu saja ia menemui berbagai hambatan. Hal ini dianggapnya sebagai petunjuk bahwa rencananya itu tidak dikehendaki oleh Tuhan.
Sebagai gantinya, ia pergi ke sebuah tempat sunyi untuk melaksanakan latihan askese. Di sana ia berusaha bermati raga, berpuasa, berdoa dan bertapa. Di sana ia merasakan eratnya hubungannya dengan Tuhan. Sesudah menjalani hidup asketis selama dua tahun, ia berhasil menyembuhkan seorang yang buta matanya secara ajaib. Mendengar itu, banyak orang berbondong-bondong menemui dia di pondoknya.
Sementara itu, cita-citanya untuk mengunjungi Tanah Suci terus saja mengganggunya. Tetapi kali ini pun Tuhan tidak menyetujuinya. la sendlri pun tetap sabar dan pasrah pada kehendak Tuhan. Ia lalu mencari sebuah tempat sunyi di puncak Monte Virgina. Banyak orang terutama dari kalangan pemuda berbondong-bondong datang menemui dia untuk meminta bimbingannya. Dari kunjungan orang banyak ini, timbullah keinginan hatinya untuk mendirikan sebuah rumah pertapaan. Di bawah pimpinannya, mereka bersama-sama mendirikan rumah pertapaan itu.
Kehidupan bersama mereka di dalam pertapaan itu dibimbing oleh berbagai peraturan hidup yang dibuat oleh Gulielmus. Kemasyuran namanya dan banyaknya mujizat yang dibuatnya menarik semakin banyak pemuda ke tempat pertapaannya. Setelah membimbing banyak pemuda untuk hidup bertapa, Gulielmus meninggal dunia pada tahun 1142.

Santa Febronia, Pengaku Iman
Konon pada abad ke-7 puteri cantik dari kota Nisibis, kawasan Mesopotamia, Irak ini akan dibebaskan dari penjara oleh kepala pengadilan Selenus, asal ia murtad dan mau menikah dengan Lisimakus keponakannya. Tetapi Febronia menolak dengan tegas. Akibatnya, ia disiksa dan dipukul dengan kayu sampai mati. Lalu Selenus menjadi gila dan bunuh diri, sedangkan keponakannya bertobat.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-06-24 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XI

Sabtu, 24 Juni 2017

HR Kelahiran S. Yohanes Pembaptis



Bacaan Pertama
Yes 49:1-6

"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau,
perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh!
Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan,
telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku.
Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam
dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya.
Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing
dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya.
Ia berfirman kepadaku,
"Engkau adalah hamba-Ku, Israel,
dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."

Tetapi aku berkata,
"Aku telah bersusah-susah dengan percuma,
dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia.
Namun, hakku terjamin pada Tuhan,
dan upahku pada Allahku."

Tuhan telah membentuk aku sejak dari kandungan
untuk menjadi hamba-Nya,
untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya,
dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya.
Maka aku dipermuliakan di mata Tuhan,
dan Allah yang menjadi kekuatanku sekarang berfirman,
"Terlalu sedikit bagimu kalau hanya menjadi hamba-Ku,
untuk menegakkan suku-suku Yakub
dan untuk mengembalikan orang-orang Israel
yang masih terpelihara.
Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa
supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 139:1-3.13-14ab.14c-15,R:13b

Refren: Aku beryukur kepada-Mu
oleh karena misteri kejadianku.

*Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;
Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri,
Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring,
segala jalanku Kaumaklumi.

*Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku,
Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku.
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku;
ajaiblah apa yang Kaubuat.

*Jiwaku benar-benar menyadarinya.
Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu,
ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi,
dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah.



Bacaan Kedua
Kis 13:22-26

"Kedatangan Yesus disiapkan oleh Yohanes."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Pada suatu hari Sabat,
di rumah ibadat di Antiokhia Paulus berkata,
"Setelah Saul disingkirkan,
Allah mengangkat Daud menjadi raja umat-Nya.
Tentang Daud Allah telah menyatakan:
Aku telah mendapat Daud bin Isai,
seorang yang berkenan di hati-Ku
dan yang melakukan segala kehendak-Ku.

Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya,
Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel,
yaitu Yesus.
Menjelang kedatangan Yesus itu,
Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel
supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis.
Dan ketika Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya,
Yohanes berkata:
Aku bukanlah Dia yang kamu sangka,
tetapi Dia akan datang kemudian dari pada aku.
Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak.

Hai saudara-saudara,
baik yang termasuk keturunan Abraham,
maupun yang takut akan Allah,
kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita."

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Luk 1:76

Engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi;
karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan
untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya.



Bacaan Injil
Luk 1:57-66.80

"Namanya adalah Yohanes."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu
genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin,
dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki.
Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar
bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet,
bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.
Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan
untuk menyunatkan anak itu,
dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya.
Tetapi Elisabet, ibunya, berkata,
"Jangan, ia harus dinamai Yohanes."
Kata mereka kepadanya,
"Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian."

Lalu mereka memberi isyarat kepada Zakharia
untuk bertanya nama apa yang hendak ia berikan kepada anaknya itu.
Zakharia meminta batu tulis,
lalu menuliskan kata-kata ini,
"Namanya adalah Yohanes."
Dan mereka pun heran semuanya.

Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia,
dan terlepaslah lidahnya,
lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.

Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya,
dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur
di seluruh pegunungan Yudea.
Semua yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata,
"Menjadi apakah anak ini nanti?"
Sebab tangan Tuhan menyertai dia.

Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya.
Ia kemudian tinggal di padang gurun
sampai tiba harinya ia harus menampakkan diri kepada Israel.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Biasanya kita memperingati santo dan santa pada tanggal meninggalnya.
Hanya ada sedikit di antaranya yang tercatat tanggal lahirnya.
Salah satunya adalah Santo Yohanes Pembaptis, kelahirannya bahkan ditulis di dalam Injil.
Hari ini kita merayakan kelahirannya, dengan merenungkan Injil Lukas dari Bacaan Injil hari ini tentang peristiwa kelahiran Yohanes Pembaptis.

Yohanes Pembaptis dilahirkan oleh pasangan Zakharia-Elisabet.
Nama Yohanes telah ditentukan oleh Allah, disampaikan oleh malaikat Gabriel yang mendatangi mereka, "Haruslah engkau menamai dia Yohanes," padahal nama Yohanes tidak sesuai dengan silsilah penamaan dalam keluarga Zakharia.

Kelahiran Yohanes diikuti banyak kontroversial: Elisabet yang tidak bisa mempunyai anak karena mandul, kedatangan malaikat Tuhan mengabarkan tentang kelahiran Yohanes, Zakharia yang menjadi bisu, dan sebagainya.
Bukan hanya kelahirannya, kematiannya pun kontroversial, kepalanya dipenggal untuk dijadikan "uang tip" bagi anak perempuan Herodias karena telah menghibur dengan tariannya di pesta ulang tahun Herodes.

Setelah mengenang kembali perjalanan hidup Yohanes Pembaptis, yagn pada intinya adalah membukakan jalan bagi Kristus, patutlah kita sekarang mengikuti jejak Yohanes Pembaptis, membukakan jalan bagi Kristus agar lebih banyak lagi terjadi pertobatan, lebih banyak lagi orang yang diselamatkan.
Marilah kita mendengarkan seruan "Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuannya,"
dan segera menjawab, "Ya Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh".



Peringatan Orang Kudus
Santo Kelahiran Yohanes Pembaptis
Ayah Yohanes ialah Zakarias, seorang imam di Yerusalem. Ibunya Elisabeth adalah seorang puteri keturunan kaum Harun. Kedua orang tua ini saleh tetapi tidak mempunyai anak sampai hari tuanya, sebab Elisabeth mandul. Mereka sungguh mengharapkan seorang anak, namun usia yang sudah lanjut sungguh menipiskan harapan itu. Meski demikian mereka tetap berharap pada Tuhan dan berkanjang dalam doa.
Doa-doa mereka akhirnya dikabulkan Tuhan. Sekali peristiwa, ketika Zakarias mendapat giliran melayani Tuhan di Bait Allah, tampaklah kepadanya malaekat Gabriel. "Jangan takut Zakarias, karena Allah mengabulkan permohonanmu; Elisabeth isterimu akan mengandung dan melahirkan bagimu seorang anak laki-laki dan haruslah kau namai dia Yohanes .......... Ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagiNya", kata malaekat itu kepadanya (Luk 1:5-25). 
Zakarias menjadi bisu dan tidak dapat berbicara karena ia ragu dan tidak percaya kepada khabar malaekat Allah itu. la baru dapat sembuh dan dapat berbicara lagi ketika Yohanes lahir, terutama ketika nama Yohanes diberikan kepada sang bayi itu. Ketika Yohanes lahir, banyak orang berkata: "Akan menjadi apakah anak ini kelak? Sebab tangan Tuhan menyertai dia".  
Tugas Yohanes sebagaimana tertulis dalam Injil, ialah menjadi bentara Al Masih, Yesus Kristus, Sang Penebus. Kuasa roh dalam dirinya telah terasa semenjak ada dalam kandungan ibunya. Hal ini dapat terlihat dalam peristiwa pertemuan Maria dan Elisabeth (Luk 1:39-45). Hidup dan peranannya berkaitan erat dengan Pribadi Yesus, Al Masih.  la adalah utusan Allah yang mendahului kedatangan Al Masih. Yesus sendiri menyebut Yohanes 'sang nabi', bahkan lebih besar dari para nabi. Karena itu kelahirannya sungguh menggembirakan banyak orang. Sebagaimana nabi-nabi lainnya ditolak dan dianiaya oleh umat, kepada siapa mereka diutus Allah, kematian Yohanes Pemandi pun sangat tragis. Atas perintah Herodes, raja wilayah Yudea, Yohanes Pemandi ditangkap dan dipenjarakan karena ia berani mengecam Herodes yang mengambil Herodias - isteri saudaranya, Filipus - menjadi isterinya. Akhirnya, atas bujukan dan akal busuk Herodias, Herodes memerintahkan untuk memenggal kepala Yohanes Pemandi (Mat 14:1-12; Mrk 6:14-29; Luk 9:7-9).  
Setelah kematiannya, selesailah tugasnya dan mulailah Yesus tampil di hadapan umum untuk mewartakan datangnya Kerajaan Allah.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi