Liturgia Verbi 2021-06-01 Selasa.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa IX

Selasa, 1 Juni 2021

PW S. Yustinus, Martir

Ujud Evangelisasi - Keindahan Perkawinan.
Marilah kita berdoa bagi kaum muda yang sedang mempersiapkan perkawinan dengan dukungan komunitas Kristiani: semoga mereka bertumbuh dalam cinta, dengan kemurahan hati, kesetiaan dan kesabaran.

Ujud Gereja Indonesia - Pegiat dan pengguna media sosial.
Semoga semua pegiat dan pengguna media sosial dikaruniai keutamaan untuk dapat terus berkreasi menebarkan hal-hal positif dan terhindar dari hal-hal yang merugikan diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat.



Bacaan Pertama
Tb 2:10-23

"Semakin aku diolesnya dengan obat, semakin buta mataku,
karena bintik-bintik putih itu."

Pembacaan dari Kitab Tobit:

Pada malam sesudah menguburkan jenazah,
Aku, Tobit, membasuh diri.
Lalu aku pergi ke pelataran rumah
dan tidur dekat pagar temboknya.
Mukaku tidak tertudung karena udara panas.

Aku tidak tahu bahwa ada burung pipit di tembok
tepat di atas diriku.
Maka jatuhlah tahi hangat ke dalam mataku,
lalu muncullah bintik-bintik putih.
Aku pun lalu pergi kepada tabib untuk berobat.
Tetapi semakin aku diolesnya dengan obat,
semakin buta mataku karena bintik-bintik putih itu,
sampai buta sama sekali.
Empat tahun lamanya aku tidak dapat melihat.
Semua saudaraku merasa sedih karena aku.
Dua tahun lamanya aku dipelihara oleh Ahikar
sampai ia pindah ke kota Elumais.

Di masa itu isteriku Hana mulai memborong pekerjaan wanita.
Pekerjaan itu pun diantarkannya kepada para pemesan
dan ia diberi upahnya.
Pada suatu hari, yaitu tanggal tujuh bulan Dustrus,
diselesaikannya sepotong kain,
lalu diantarkannya kepada pemesan.
Seluruh upahnya dibayar,
dan ditambah juga seekor anak kambing jantan untuk dimakan.
Tetapi setibanya di rumahku anak kambing itu mengembik.
Maka aku memanggil isteriku dan bertanya,
"Dari mana anak kambing itu? Apa itu bukan curian?
Kembalikanlah kepada pemiliknya!
Sebab kita tidak boleh makan barang curian!"

Sahut isteriku,
"Kambing itu diberikan kepadaku sebagai tambahan upah."
Tetapi aku tidak percaya kepada isteriku.
Maka kusuruh dia
mengembalikan anak kambing itu kepada pemiliknya.
Karena perkara itu, aku sangat malu karena isteriku.
Tetapi dia membantah, katanya, "Apa gunanya kebajikanmu?
Apa faedahnya semua amalmu itu?
Lihat saja apa gunanya bagimu!"

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 112:1-2.7bc-8.9,R:7c

Refren: Hati orang jujur teguh,
penuh kepercayaan kepada Tuhan.

*Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan,
yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.
Anak cucunya akan perkasa di bumi;
keturunan orang benar akan diberkati.

*Ia tidak takut kepada kabar buruk,
hatinya tabah, penuh kepercayaan kepada Tuhan.
Hatinya teguh, ia tidak takut.
Sehingga ia mengalahkan para lawannya.

*Ia murah hati, orang miskin diberinya derma;
kebajikannya tetap untuk selama-lamanya,
tanduknya meninggi dalam kemuliaan.



Bait Pengantar Injil
Ef 1:17-18

Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus
menerangi mata budi kita
agar kita mengenal harapan panggilan kita.



Bacaan Injil
Mrk 12:13-17

"Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar,
dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada waktu itu
beberapa orang Farisi dan Herodian disuruh menghadap Yesus,
untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan.
Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya,
"Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur.
Engkau tidak takut kepada siapa pun,
sebab Engkau tidak mencari muka,
tetapi dengan jujur mengajar jalan Allah.
Nah, bolehkah kita membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?

Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka,
lalu berkata kepada mereka, "Mengapa kamu mencobai Aku?
Tunjukkanlah suatu dinar untuk Kulihat!"
Mereka menunjukkan sekeping dinar.
Lalu Yesus bertanya, "Gambar dan tulisan siapakah ini?"
Jawab mereka, "Gambar dan tulisan Kaisar."

Maka kata Yesus kepada mereka,
"Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar,
dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah!"
Mereka sangat heran mendengar Dia.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Persaudaraan adalah intisari dari relasi seseorang dengan orang lainnya, terlepas apakah di antara mereka itu terdapat hubungan sedarah, kandung atau tidak, persaudaraanlah yang membangun relasi di antara mereka.
Dalam lingkup yang lebih luas, di dalam keluarga, dalam suatu komunitas, persaudaraan adalah perekat di antara para anggotanya.
Maka dari itulah kita menggunakan istilah "saudara-saudara" ketika mengawali perbincangan karena yang akan mendengarkan kita anggap sebagai saudara, bukan orang asing apalagi musuh.

Agar persaudaraan tetap dapat dipelihara, maka seringkali ditetapkan hak dan kewajiban bagi anggota-anggotanya.
Hak adalah sesuatu yang boleh kita terima, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang mesti kita berikan.
Hak dan kewajiban masing-masing anggota bisa jadi saja berbeda-beda tergantung masing-masing perannya, tetapi antara hak dan kewajiban itu sendiri hendaknya seimbang, jangan ada yang lebih atau kurang.
Jika hak melebihi kewajiban maka akan menimbulkan irihati orang.
Jika kewajiban yang lebih, maka timbul keberatan di hati karena memberi lebih dari yang diterima.

Tetapi semuanya itu berlaku hanya di dunia ini saja.
Makanya Yesus tidak melarang orang membayar pajak kepada kaisar, oleh karena hak dan kewajiban tadi.
Sebagai warganegara kita memiliki hak dan sekaligus kewajiban.
Sebagai warga gereja kita juga memiliki hak dan kewajiban.
Tetapi dalam kerajaan Surga, ketentuan hak dan kewajiban ini tidak berlaku.
Dalam kerajaan Surga, tidak ada hak yang dapat kita tuntut.
Yang ada adalah permohonan untuk menerima sesuatu, terserah kepada yang memberi, tak ada tuntutan.
Begitu juga dengan kewajiban, tak ada yang wajib kita berikan untuk kepentingan Surga mau pun Tuhan.
Memang ada banyak hal yang wajib kita lakukan, tetapi seluruhnya demi kepentingan kita sendiri, demi keselamatan kita sendiri.
Mengapa bisa demikian?
Ya, karena tidak ada kewajiban yang mesti dikerjakan oleh Allah.
Allah menolong manusia bukan karena kewajiban-Nya melainkan karena kasih-Nya dan karena memang Allah menghendaki berbuat demikian.
Tetapi apa hak Allah?
Waduh, kalau pertanyaan ini maka jawabanya adalah "apa saja".
Allah berhak atas segala-galanya, apa saja, dan tanpa syarat.
Allah berhak menggunakan kuasa-Nya untuk apa saja, tanpa pelu meminta ijin dari pihak lain.
Kuasa-Nya yang tanpa batas inilah menjadi alasan bagi kita untuk menggantungkan hidup kita kepada-Nya, yakni dengan menjadi percaya hanya kepada-Nya serta menjalankan apa pun yang diperintahkan-Nya kepada kita.
Itulah persaudaraan secara ilahi.



Peringatan Orang Kudus
Santo Yustinus, Martir
Yustinus lahir dari sebuah keluarga kafir di Nablus, Samaria, Asia Kecil pada permulaan abad kedua kira-kira pada kurun waktu meninggalnya Santo Yohanes Rasul.
Yustinus mendapat pendidikan yang baik semenjak kecilnya. Kemudian ia tertarik pada pelajaran filsafat untuk memperoleh kepastian tentang makna hidup ini dan tentang Allah. Suatu ketika ia berjalan­jalan di tepi pantai sarnbil merenungkan berbagai soal. la bertemu dengan seorang orang-tua. Kepada orang-tua itu, Yustinus menanyakan berbagai soal yang sedang direnungkannya. Orang-tua itu menerangkan kepadanya segala hal tentang para nabi Israel yang diutus Allah, tentang Yesus Kristus yang diramalkan para nabi serta tentang agama Kristen. Ia dinasihati agar berdoa kepada Allah memohon terang surgawi.
Di samping filsafat, ia juga belajar Kitab Suci. Ia kemudian dipermandikan dan menjadi pembela kekristenan yang tersohor. Sesuai kebiasaan di zaman iru, Yustinus pun mengajar di tempat-tempat umum, seperti alun-alun kota, dengan mengenakan pakaian seorang filsuf. Ia juga menulis tentang berbagai masalah, terutama yang menyangkut pembelaan ajaran iman yang benar. Di sekolahnya di Roma, banyak kali diadakan perdebatan umum guna membuka hati banyak orang bagi kebenaran iman kristen.
Yustinus bangga bahwa ia menjadi seorang kristen yang saleh, dan ia bertekad meluhurkan kekristenannya dengan hidupnya. Dalam bukunya, "Percakapan dengan Tryphon Yahudi", Yustinus menulis: "Meski kami orang Kristen dibunuh dengan pedang, disalibkan, atau dibuang ke moncong-moncong binatang buas, ataupun disiksa dengan belenggu dan api, kami tidak akan murtad dari iman kami. Sebaliknya, semakin hebat penyiksaan, semakin banyak orang demi nama Yesus, bertobat dan menjadi orang saleh".
Di Roma, Yustinus ditangkap dan bersama para martir lainnya dihadapkan ke depan penguasa Roma. Setelah banyak disesah, kepala mereka dipenggal. Perisitiwa itu terjadi pada tahun 165. Yustinus dikenal sebagai seorang pembela iman terbesar pada zaman Gereja Purba.


Santo Simeon, Pengaku Iman
Simeon menempuh pendidikan di Konstantinopel dan hidup bertapa di tepi sungai Yordan. Pria berdarah Yunani ini kemudian menjadi rahib di biara Betlehem dan Gunung Sinai. Ia lebih suka hidup menyendiri dan menetap di seputar pantai Laut Merah dan di puncak gunung. Namun kemudian pemimpin biara mengutusnya ke Prancis. Setelah menjelajahi berbagai daerah, ia secara sukarela hidup terkunci di dalam sebuah bilik di suatu biara di Trier, Jerman sampai saat kematiannya.


Santo Johannes Storey, Martir
Yohannes Storey hidup antara tahun 1510-1571. Anggota parlemen Inggris ini sama sekali menolak mengakui Ratu Elisabeth I sebagai kepala Gereja. Akibatnya ia dipenjarakan. Namun sempat lolos dan melarikan diri ke Belgia. Dengan tipu muslihat, ia dibawa kembali ke Inggris dan digantung hingga menghembuskan nafasnya di London.


Santo Pamphilus dari Sesarea, Martir
Pamphilus lahir di Berytus, Phoenicia (sekarang: Beirut, Lebanon) pada tahun 240 dari sebuah keluarga terkemuka dan kaya. Pamphilus mempunyai minat dan bakat besar dalam masalah-masalah sekular di Berytus sambil meneruskan studi teologi di Sekolah Kateketik Aleksandria yang tersohor namanya di bawah bimbingan Pierius, pengganti Origenes. Dari Aleksandria ia pergi ke Sesarea, ibukota Palestina. Tak lama setelah ia tiba di Sesarea, ia ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Agapius. Ia menetap di sana dan teguh membela iman Kristen selama masa penganiayaan orang-orang Kristen sampai hari kematiannya sebagai martir sekitar tahun 309/310.
Pamphilus seorang imam, dosen, ekseget, dan pengumpul buku-buku yang bernilai tinggi. Dengan buku-buku yang berhasil dikumpulkannya, ia mengorganisir dan mengembangkan perpustakaan besar yang telah dirintis oleh Origenes. Perpustakaan ini berguna sekali bagi berbagai studi tentang Gereja. Dengan keahliannya di bidang teologi dan kitab suci, ia membimbing sekelompok pelajar dalam studi Kitab Suci. Eusebius, salah seorang muridnya - yang kemudian dijuluki 'Bapa Sejarah Gereja' - sangat akrab dengannya. Bersama dia, Phamphilus menulis sebuah biografi tentang gurunya (buku biografi ini telah hilang) sambil terus mengembangkan perpustakaan Sesarea di atas. Ia memusatkan perhatian pada pengumpulan teks-teks Alkitab beserta komentar-komentarnya sehingga koleksinya menjadi sumber informasi penting bagi penerbitan suatu versi penulisan Kitab Suci yang secara tekstual lebih tinggi daripada versi-versi lainnya pada masa itu. Koleksi teks-teks Kitab Suci dan buku-buku lainnya di dalam perpustakaan ini merupakan sumbangannya yang utama bagi Gereja, karena memberikan data yang lengkap dan terpercaya tentang literatur-literatur Kristen perdana. Karya Santo Hieronimus dan Eusebius di bidang Sejarah Gereja dan Kitab Suci didasarkan pada informasi yang disediakan di dalam perpustakaan Pamphilus ini. Sayang sekali bahwa perpustakaan ini dan semua buku yang ada di dalamnya dirusakkan oleh orang-orang Arab pada abad ketujuh.
Kira-kira antara tahun 307 dan 308, Pamphilus ditangkap, dipenjarakan, dan disiksa karena imannya. Sementara berada di penjara, ia bersama Eusebius - yang juga dipenjarakan - menulis sebuah apologi untuk rnembela Origenes; sebagian fragmen dari tulisan ini kini masih ada. Karena ia menolak untuk membawa korban kepada dewa-dewa kafir selama aksi penganiayaan oleh Maximinus Daza, ia dipenggal kepalanya antara tahun 309 atau 310.


Santo Ahmed, Martir
Ahmed adalah saudara Almansur, kepala negeri Lerida di Spanyol. Bersama dengan kedua adiknya Zaida dan Zoraida, Ahmed bertobat mengikuti Kristus dan dipermandikan menjadi Kristen, masing-masing dengan nama permandian: Bernard, Maria dan Gracia. Setelah menjadi Kristen ketiga kakak-beradik ini berusaha mengkristenkan Almansur, kakak mereka, tetapi tindakan mereka ini justru mengakibatkan kematian mereka sebagai martir. Mereka ditangkap dan diserahkan ke tangan algojo untuk dibunuh.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-05-31 Senin.

Liturgia Verbi (B-I)
Pesta S.P. Maria Mengunjungi Elisabet

Senin, 31 Mei 2021



Bacaan Pertama
Zef 3:14-18a

"Tuhan, Raja Israel, ada di tengah-tengah kamu."

Pembacaan dari Nubuat Zefanya:

Bersorak-sorailah, hai puteri Sion,
bergembiralah hai Israel!
Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati,
hai puteri Yerusalem!
Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang dijatuhkan atasmu,
Ia telah menebas binasa musuhmu.
Raja Israel, yakni Tuhan, ada di tengah-tengahmu;
Engkau tidak akan takut lagi kepada malapetaka.

Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem,
"Janganlah takut, hai Sion!
Janganlah tanganmu menjadi lunglai!
Tuhan Allahmu ada di tengah-tengahmu
sebagai pahlawan yang memberi kemenangan.
Ia bersukaria karena engkau,
Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya,
dan Ia bersorak gembira karena engkau
seperti pada hari pertemuan raya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Yes 12:2-3.4bcd.5-6,R:6b

Refren: Agunglah di tengah-tengahmu: Yang Kudus, Allah Israel.

*Sungguh, Allah itu keselamatanku;
aku percaya dengan tidak gementar;
sebab Tuhan Allah itu kekuatanku dan mazmurku,
Ia telah menjadi keselamatanku.

*Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan
dari mata air keselamatan.

*Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya,
beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa,
masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur!

*Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya;
baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi!
Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion,
sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!



Bait Pengantar Injil
Luk 1:45

Berbahagialah dia yang telah percaya,
sebab firman Tuhan yang telah dikatakan kepadanya
akan terlaksana.



Bacaan Injil
Luk 1:39-56

"Siapakah aku ini
sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel,
bergegaslah Maria ke pegunungan
menuju sebuah kota di wilayah Yehuda.
Ia masuk ke rumah Zakharia
dan memberi salam kepada Elisabet.

Ketika Elisabet mendengar salam Maria,
melonjaklah anak yang di dalam rahimnya
dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus,
lalu berseru dengan suara nyaring,
"Diberkatilah engkau di antara semua wanita,
dan diberkatilah buah rahimmu.
Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Sebab sesungguhnya,
ketika salammu sampai kepada telingaku,
anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.
Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya,
sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana."

Lalu kata Maria,
"Jiwaku memuliakan Tuhan,
dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya,
mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
karena Yang Mahakuasa
telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku,
dan nama-Nya adalah kudus.
Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya
dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya,
dan meninggikan orang-orang yang rendah;
Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar,
dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
Ia menolong Israel, hamba-Nya,
karena Ia mengingat rahmat-Nya,
seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita,
kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."

Kira-kira tiga bulan lamanya
Maria tinggal bersama dengan Elisabet,
lalu pulang kembali ke rumahnya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Hari ini kita memperingati Pesta SP Maria Mengunjungi Elisabet.
Mereka tidak tinggal di daerah yang sama, terpisah cukup jauh, artinya mereka tidak bisa sering-sering bertemu karena pada jaman itu transportasi sangat terbatas, belum ada bis, kereta, apalagi pesawat terbang, paling-paling naik keledai.
Situasi ini tidak melunturkan persaudaraan di antara mereka.
Tidak tanggung-tanggung, Maria berkunjung selama 3 bulan, tentu ada banyak hal yang mereka kerjakan bersama selama 3 bulan itu, dan tentu persaudaraan di antara mereka pun menjadi semakin intim.

Sekarang ini keadaannya malah lebih parah, transportasi seolah-olah lumpuh oleh pandemi covid-19, orang diminta untuk tinggal di rumah, jangan bepergian.
Tetapi media digital telah menyediakan sarananya sehingga kita tetap bisa berkomunikasi melalui media tersebut.
Semestinya, sarana ini akan mengakrabkan persaudaraan, tetapi di sebagian keluarga malah terjadi sebaliknya, setelah lebih sering berkumpul bersama di rumah kok malah jadi lebih sering ribut dan cekcok di antara yang satu dengan lainnya?
Mengapa bisa demikian?

Selama kita masih saja mementingkan diri sendiri, maka kita akan merendahkan orang lain, dan keintiman pun akan terganggu.
Lihat saja relasi antara Maria-Elisabet.
Sepatutnya Elisabet lah yang datang berkunjung kepada Maria, bukan sebaliknya.
Tetapi Maria tidak mempersoalkannya, dia lah yang datang kepada Elisabet, dan ini membuat Elisabet menjadi sungkan, sampai-sampai ia berkata, "Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"

Sudah sepantasnya kita menyadari bahwa ikatan tali persaudaraan itu bersifat permanen, antara orangtua-anak atau kakak-adik.
Jika kita adalah adik, maka kakak kandung kita itu akan selamanya menjadi kakak kita, tak akan dapat dirubah.
Persaudaraan secara surgawi juga sifatnya permanen, tidak dapat dirubah.
Yang namanya baptisan itu tak dapat dibatalkan.
Secara ekstrim, sekali pun kita tidak lagi mengakui Tuhan sebagai Bapa kita, atau kita menjadi ateis, Tuhan tetap memandang kita sebagai anak-Nya, dan tetap berusaha menolong kita, tak ada yang berubah, bahkan Roh Allah akan semakin keras berusaha menolong kita.
Tentu kita masih ingat apa yang disampaikan oleh Yesus ketika Yesus mampir ke rumah Lewi si pemungut cukai itu, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.  Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."  [Luk 5:31-32]

Kita bisa, walau pun tak boleh, meninggalkan Tuhan, tetapi Kristus tidak akan melepaskan ikatan persaudaraan-Nya.
Bagaimana pun, Yesus Kristus akan tetap yang sulung.



Peringatan Orang Kudus
Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabeth
Ketika malaekat Gabriel membawa khabar gembira kepada Maria, ia menyampaikan juga kepada Maria peristiwa ilahi perkandungan Elisabeth. Malaekat Gabriel mengatakan bahwa Elisabeth sedang mengandung seorang anak laki-laki pada usia tuanya. Bayi laki-laki itu adalah Yohanes Pemandi, yang akan menjadi perintis jalan bagi Yesus, Juru Selamat yang dijanjikan Allah.
Maria segera bergegas ke pegunungan Yudea, ke kota Karem, tempat tinggal Elisabeth dan Zakarias. Maria berangkat ke sana untuk melayani Elisabeth. Sebagaimana kata Injil, pertemuan itu merupakan suatu peristiwa kegembiraan baik bagi Elisabeth maupun anak yang dikandungnya. Dari mulut Elisabeth keluarlah kata-kata pujian ini: "Terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? . . . "Elisabeth juga menyebut Maria sebagai Yang Berbahagia karena Maria percaya akan Sabda Tuhan yang disampaikan malaekat kepadanya.
Maria tidak membantah kata-kata pujian Elisabeth. Sebaliknya, dalam terang ilahi dilihatnya bahwa Tuhan mau menyelamatkan bangsa-bangsa melalui rahimnya yang kudus. Bahwa dengan perantaraannya Tuhan mau datang ke tengah-tengah umatNya untuk menyelamatkan mereka. Bahwa Tuhan hendak menyerahkan bangsa-bangsa di bawah perlindungannya yang rahim.
Oleh karena itu, Maria segera menjawab kata-kata pujian Elisabeth dengan Magnifikatnya: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia . . . ". Kira-kira Maria tinggal tiga bulan lamanya di rumah Elisabeth saudaranya dan menolongnya dalam urusan rumah tangga menyongsong kelahiran anak yang dikandung Elisabeth. Setelah itu, Maria kembali ke Nazareth.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


 

Liturgia Verbi 2021-05-30 Minggu.

Liturgia Verbi (B-I)
HR Tritunggal Mahakudus

Minggu, 30 Mei 2021



Bacaan Pertama
Ul 4:32-34.39-40

"Hanya Tuhanlah Allah di langit dan di bumi,
tidak ada yang lain!"

Pembacaan dari Kitab Ulangan:

Dalam perjalanan di padang gurun
Musa berkata kepada bangsa Israel,
"Cobalah tanyakan dari ujung langit ke ujung langit,
tentang zaman dahulu, sebelum engkau ada,
sejak saat Allah menciptakan manusia di atas bumi,
apakah pernah terjadi sesuatu yang demikian besar,
atau apakah pernah terdengar sesuatu seperti ini?
Pernahkah suatu bangsa mendengar suara Allah,
yang bersabda dari tengah-tengah api,
seperti yang kaudengar dan engkau tetap hidup?
Atau pernahkah suatu allah mencoba datang
untuk mengambil baginya suatu bangsa
dari tengah-tengah bangsa yang lain,
dengan cobaan,
dengan tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan,
dengan tangan yang kuat dan lengan yang perkasa,
dan dengan kedahsyatan yang besar,
seperti yang dilakukan Tuhan, Allahmu, bagimu di Mesir,
di depan matamu?

Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah,
bahwa Tuhanlah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah,
tidak ada yang lain.
Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya
yang kusampaikan kepadamu pada hari ini,
supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu
di kemudian hari.
Maka engkau akan hidup lama
di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu
untuk selamanya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 33:4-5.6.9.18-19.20.22,R:12b

Refren: Berbahagialah bangsa
yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.

*Firman Tuhan itu benar,
segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.
Ia senang pada keadilan dan hukum;
bumi penuh dengan kasih setia-Nya.

*Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan,
oleh nafas dari mulut-Nya diciptakan segala tentaranya.
Dia berfirman, maka semuanya jadi;
Dia memberi perintah, maka semuanya ada.

*Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa,
kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya;
Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

*Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan.
Dialah penolong dan perisai kita!
Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami,
seperti kami berharap kepada-Mu.



Bacaan Kedua
Rom 8:14-17

"Kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah;
oleh Roh itu kita berseru, 'Aba, ya Bapa!'"

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus
kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara terkasih,
semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
Sebab kamu menerima bukan roh perbudakan
yang membuat kamu menjadi takut lagi,
melainkan Roh yang menjadikan kamu anak Allah.
Oleh Roh itu kita berseru, 'Aba, ya Bapa!'
Roh itu memberi kesaksian bersama-sama roh kita,
bahwa kita ini anak Allah.
Dan kalau kita ini anak, berarti kita juga ahli-waris,
yakni ahli-waris Allah sama seperti Kristus.
Artinya, jika kita menderita bersama dengan Dia,
kita juga akan dipermuliakan bersama dengan Dia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Why 1:8

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus,
Allah yang kini ada, yang dulu ada dan yang akan tetap ada.



Bacaan Injil
Mat 28:16-20

"Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati,
kesebelas murid berangkat ke Galilea,
ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.
Ketika melihat Dia, mereka menyembah-Nya,
tetapi beberapa orang ragu-ragu.

Yesus mendekati mereka dan berkata,
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku,
dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu
yang telah Kuperintahkan kepadamu.
Dan ketahuilah,
Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Hari ini adalah Hari Raya Tritunggal Mahakudus, dan minggu ini kita akan mengambil tema "persaudaraan" sebagai acuan renungan kita.
Yang seringkali menjadi perbincangan tentang Tuhan, adalah: Tuhan itu yang mana?  Bapa, Putera atau Roh Kudus, atau ketiga-tiganya adalah Tuhan?
Lalu, apa sih tritunggal itu? Satu tapi tiga? Atau tiga tapi satu?

Ah, saya sendiri sebetulnya cuma satu, tapi bisa juga disebut multi-tunggal.
Di kantor saya dipanggil dengan nama "Pak Sandy", tetapi di rumah tak ada yang memanggil saya dengan sebutan itu melainkan dipanggil "Papa" baik oleh istri saya mau pun anak-anak saya.
Di lingkungan saudara-saudara kandung dan orangtua, saya dipanggil menggunakan nama kecil saya, bukan Pak Sandy apalagi Papa, tapi orangnya cuma satu, iya saya juga.
Belum lagi di lingkungan sekolah anak-anak saya, saya dipanggil sesuai nama anak saya, jadi saya mempunyai empat nama tambahan.
Ada pula yang memanggil saya dengan sebutan "Bro", "Bli" atau "Mas", "Om", "Opa" atau "Eyang", dan sebagainya, yang menjadikan saya boleh disebut sebagai multi-tunggal, sebutannya banyak dan berbeda-beda tapi orangnya cuma satu.

Tidak setiap orang boleh atau berhak memanggil saya dengan sebutan "Papa".
Yang boleh cuma istri dan anak-anak saya saja, karena sebutan Papa ini bersifat eksklusif untuk mereka saja.
Begitu juga dengan Allah, tak setiap orang boleh memanggil Allah dengan sebutan "Bapa", kita boleh karena kita telah diangkat menjadi anak-anak-Nya.
Relasi yang dibangun ini bersifat permanen, dan persaudaraannya bersifat ilahi atau surgawi, maka kita tidak disebut sebagai anak angkat, anak pungut, apalagi anak tiri.
Sebutan Allah Bapa dan Allah Putera tidak sama seperti sebutan Bapa-Putra dalam keluarga duniawi, maka jangan tanya-tanya: ada bapa ada anak, ibunya mana?  Atau jangan dicocok-cocokkan dengan Bunda Maria sebagai Allah Ibu, nanti jadi runyam.
Yang ada hanya: Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus, tak ada lagi Allah lainnya.
Bunda Maria disebut sebagai Bunda Allah bukan karena Maria adalah Allah, maka Allah tetap adalah tri-tunggal, tidak berubah menjadi catur-tunggal karena kehadiran Maria sebagai Bunda Allah di Surga.

Jadi, persaudaraan ilahi atau surgawi itu memang berbeda dengan persaudaraan duniawi.
Siapa pun, setelah diangkat menjadi anak melalui pembaptisan, adalah juga saudara surgawi kita walau pun secara duniawi bisa jadi kita malah tidak mengenal dia.
Kita sering menyebutnya sebagai saudara se-iman, maksudnya karena memiliki iman yang sama, padahal sebetulnya jauh lebih erat dan intim dari sekedar se-iman.
Kira-kira bedanya seperti ini, kalau disebut se-rumah artinya tinggal di rumah yang sama tetapi berlum tentu bersaudara.
Begitu pula kalau disebut saudara, belum tentu saudara kandung, dan seterusnya.
Jadi, sesama anak Allah telah terjalin persaudaraan yang surgawi, bukan duniawi, karena bersifat permanen atau kekal.
Ini sesuai yang disampaikan sendiri oleh Tuhan kita, Yesus Kristus, "Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."



Peringatan Orang Kudus
Santo Feliks I, Paus & Pengaku Iman
Feliks dikenal sebagai putra kaisar Konstantinus. la lahir di Roma kira-kira pada awal abad ketiga. Kehidupan masa mudanya dan usahanya menghayati lman Kristen tidak banyak diketahui.  Ada banyak cerita beredar di kalangan orang-orang Kristen tentang dirinya, namun kebenaran cerita itu diragukan. Oleh karena itu, para ahli mengadakan penelitian cermat tentang kehidupan Feliks.
Feliks menduduki Takhta Santo Petrus sebagai Paus pada tahun 269 dan memimpin Gereja Kristus sampai tahun 274. la dibunuh pada masa pemerintahan kaisar Aurelianus ketika ada penganiayaan terhadap orang-orang Kristen.  Ia dikuburkan di pemakaman para Paus di kuburan Santo Kallistus di Jalan Apia, Roma.


Santo Baptista Varani OSC Cap, Abbas
Baptista lahir pada tahun 1458. Ia seorang biarawan yang pandai dan dikaruniai banyak rahmat mistik. Pengalaman-pengalaman rohaninya yang dalam diabadikannya dalam beberapa buku yang sangat penting bagi peningkatan iman, terutama bagi peningkatan kebaktian terhadap Hati Kudus Yesus. Pemimpin biara Suster-suster Klaris di Chiara, Italia ini meninggal dunia pada tahun 1524.


Santo Ferdinandus dari Kastilia, Pengaku Iman
Ferdinandus adalah putra raja Alfonso dari kerajaan Leon, dan ratu Berengaria dari Kastilia. Ia lahir di sebuah kota dekat Salamanca, Spanyol pada tahun 1199. Ketika berumur 18 tahun, ia diangkat menjadi raja Kastilia. Kemudian ketika ayahnya Alfonso meninggal dunia pada tahun 1230, Ferdinandus diangkat lagi menjadi raja Leon. Dengan demikian ia menjadi raja baik di kerajaan Kastilia maupun di kerajaan Leon. Dia memerintah dua kerajaan ini sampai hari kematiannya pada tanggal 30 Mei 1252.
Sebagai raja, Ferdinandus membuktikan dirinya sebagai seorang penguasa yang adil dan bijaksana. Di masa kepemimpinannya, dua kerajaan yang diwariskan kepadanya oleh kedua orangtuanya digabungkan menjadi satu kerajaan. Masa pemerintahannya mempunyai arti yang sangat penting bagi sejarah Spanyol. la berusaha sekuat tenaga untuk menyebarkan agama Kristen di seluruh kerajaannya. Ia berhasil mengusir pergi orang-orang Moor dari seluruh wilayah Spanyol, termasuk kota-kota penting seperti Kordova (1236) dan Seville,(1248). Sampai saat kematiannya, hanyalah Granada dan Alicante masih berada di bawah pendudukan orang-orang Moor.
Selain usaha-usaha di atas, ia terus berjuang mempertahankan tegaknya ajaran iman yang benar terhadap rongrongan bidaah Albigensia.  Ferdinandus tergolong seorang raja yang beriman teguh. Ia berusaha memajukan perkembangan agama Kristen. la mendirikan banyak biara, merobah mesjid-mesjid menjadi katedral-katedral dan membantu rumah-rumah sakit dengan berbagai pemberian. Pada tahun 1242 ia mendirikan Universitas Salamanca sebagai pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Ketika ia meninggal dunia, ia dikuburkan di Katedral Seville dalam pakaian biara Ordo Ketiga Santo Fransiskus. Pada kuburnya terjadi banyak mujizat. Banyak orang menganggap dia sebagai Orang Kudus. Kekudusannya baru diakui Gereja 419 tahun setelah kematiannya oleh Sri Paus Klemens X (1670-1676) pada tahun 1671.


Santa Jeanne d'Arc, Pengaku Iman
Jean - nama panggilan Jeanne d'Arc - lahir pada tahun 1412 di Domreni, Prancis. Ayahnya Yakobus Arc dan ibunya Elisabeth mendidik dan membesarkannya menjadi seorang wanita petani yang rajin, peramah dan periang. Tetapi sebagaimana keadaan wanita desa lainnya, Jean tidak tahu membaca dan menulis.
Ketika berusia 13 tahun, Jean merasakan adanya suatu dorongan batin yang kuat untuk melibatkan diri dalam perjuangan menyelamatkan negerinya Prancis dari pendudukan tentara-tentara Inggris. Setahun kemudian tatkala ia sedang menjaga domba-domba di padang, Jean mengalami suatu penglihatan ajaib. Ia melihat suatu cahaya ajaib yang terang benderang. Dari dalam cahaya itu terdengar olehnya suara orang berkata: "Jean, anakku! Jadilah anak yang baik-baik! Tuhan akan melindungi dan menaungi engkau dengan kekuatan Roh Kudus. Ingatlah, pada suatu saat, engkau akan menolong raja untuk menyelamatkan Prancis dari bahaya peperangan dan dari pendudukan tentara Inggris". Dengan gentar Jean berlutut dan berkata: "Ah Tuhan, aku hanya seorang wanita petani yang miskin dan tak berdaya. Bagaimana mungkin aku dapat menolong raja. Aku tak tahu bagaimana harus berperang". Suara itu menjawab: "Jangan takut, Jean! Tuhan akan menolong engkau asal engkau percaya kepadaNya".
Waktu terus beredar. Ketika Jean berusia 16 tahun, suara ajaib itu didengarnya lagi. Kali, ini lebih tegas dan mendesak: "Waktunya sudah tiba. Dauphin, putra mahkota itu membutuhkan engkau. Pergilah ke istana dan mohonlah kepada panglima Robert agar mengizinkan engkau pergi menemui Dauphin".
Situasi Prancis saat itu kacau oleh amukan perang dan pendudukan tentara Inggris. Sementara itu, putra mahkota belum dinobatkan menjadi raja.  Jean, dengan iman yang kuat kepada Tuhan segera melaksanakan perintah ajaib itu. Ia pergi ke istana untuk menemui Robert.  "Aku membawa berita kepada Dauphin dari Tuhanku" katanya kepada Robert.
"Siapakah Tuhanmu itu?" tanya Robert. "Raja alam semesta" jawab Jean tegas. Mendengar jawaban itu, para serdadu menertawai dia. Tetapi Jean dengan tegas berkata: "Bawalah segera aku kepada Dauphin karena aku akan membantunya meraih kemenangan atas tentara Inggris".
Panglima Robert rnengabulkan permohonannya. la memberikan sepucuk surat pengantar kepada Jean agar bisa bertemu dengan Dauphin. Dengan kawalan enam orang serdadu, Jean berangkat ke Chinon, tempat Dauphin berada. Perjalanan mereka ke Chinon harus melewati suatu daerah yang dikuasai musuh. Namun Jean tidak gentar karena dia yakin bahwa Tuhan akan melindungi dia.
Ketika bertemu Dauphin, Jean berkata: "Aku, Jeanne d'Arc. Raja semesta alam mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan pesan ini: "bahwa dalam waktu singkat tuan akan dinobatkan menjadi raja Prancis di Rheims". Aku diutusnya untuk membantumu dalam peperangan melawan tentara Inggris". Dauphin bersama para pengawalnya percaya. Lalu mereka mulai merencanakan siasat peperangan.
Jean diperlengkapi dengan pakaian perang dan seekor kuda putih. Jean sendiri memendekkan rambutnya agar telihat seperti seorang pria. Ia maju berperang dengan menunggangi seekor kuda putih sambil memegang bendera yang bertuliskan semboyan: Yesus-Maria. Bersama para serdadu Prancis, Jean berhasil memporakporandakan pasukan Inggris di Orleans.
Kemenangan ini memberi peluang emas untuk menyelenggarakan pesta penobatan Dauphin menjadi raja. Di Katedral Rheims, Dauphin dinobatkan menjadi raja Prancis dengan gelar Charles VII. Setelah penobatan itu, Jean memimpin lagi sepasukan tentara Prancis untuk merebut Paris dari tangan tentara Inggris. Tetapi mereka dipukul mundur dan menderita kekalahan besar. Jean sendiri ditangkap dan dibawa ke Inggris. Di sana ia dipenjarakan di istana Rouen selama sembilan bulan. Kemudian dia dihadapkan ke pengadilan Uskup Beauvais dengan tuduhan malakukan praktek sihir dan takhyul. Dalam persidangan yang berlangsnng sebanyak 15 kali, Jean dengan gigih membela diri dan dengan cemerlang membantah tuduhan palsu yang dikatakari tentang dirinya. la menolak tuntutan untuk mengungkapkan "suara-suara ajaib dari surga" yang didengarnya dahulu. Kepada para hakim, ia dengan tegas berkata: "Aku bukan tukang sihir. Panggilanku sungguh berasal dari Tuhan. Dalam semua tindakanku, aku selalu mengikuti perintah Tuhan dan petunjuk-petunjukNya. Aku bersedia mati demi nama Tuhanku". Mendengar kata-kata itu, para hakim semakin marah dan memerinta­kan para serdadu untuk menjalankan hukuman bakar hidup-hidup atas diri Jean dihadapan umum.
Jean menemui ajalnya karena keputusan tidak adil dari pengadilan pada tahun 1413 di Rouen. Ia digelari 'kudus' oleh Gereja bukan karena patriotismenya atau keberaniannya berperang, melainkan karena kesalehan hidupnya dan kesetiaannya dalam memenuhi kehendak Tuhan atas dirinya. Ia dihormati sebagai pelindung negeri Prancis.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


 

Liturgia Verbi 2021-05-29 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Sabtu, 29 Mei 2021

PF S. Paulus VI, Paus



Bacaan Pertama
Sir 51:12-20

"Hatiku bersukacita atas kebijaksanaan."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan,
dan memuji nama Tuhan.
Pada masa mudaku, sebelum mengadakan perjalanan,
kebijaksanaan telah kucari dengan sungguh dalam sembahyangku.
Kebijaksanaan itu telah kumohon di depan Bait Allah,
dan akan kukejar sampai akhir hidup.

Hatiku bersukacita atas kebijaksanaan,
karena bunganya yang bagaikan buah anggur masak.
Kakiku melangkah di jalan yang lurus,
dan sejak masa mudaku telah kuikuti jejaknya.

Hanya sedikit saja kupasang telingaku, lalu mendapatinya,
dan memperoleh banyak pengajaran bagi diriku.
Aku maju di dalamnya,
dan kuhormati orang yang memberikan kebijaksanaan kepadaku.
Oleh karena aku berniat mengamalkannya,
maka dengan rajin kucari yang baik,
dan aku tidak dikecewakan.

Hatiku memperjuangkan kebijaksanaan,
dan dengan teliti kulaksanakan hukum Taurat.
Tanganku telah kuangkat ke surga,
dan aku menyesal karena belum cukup tahu akan kebijaksanaan.
Hatiku telah kuarahkan kepada kebijaksanaan,
dan dalam kemurnian hati aku menemukannya.

Demikianlah Sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 19:8.9.10.11,R:9a

Refren: Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati.

*Taurat Tuhan itu sempurna,
menyegarkan jiwa;
peraturan Tuhan teguh,
memberikan hikmat kepada orang bersahaja.

*Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati;
perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.

*Takut akan Tuhan itu suci,
tetap untuk selamanya;
hukum-hukum Tuhan itu benar,
adil selalu.

*Lebih indah daripada emas,
bahkan daripada emas tua;
dan lebih manis daripada madu,
bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.



Bait Pengantar Injil
Kol 3:16a.17c

Semoga sabda Kristus tinggal dalam diri kalian
secara melimpah.
Bersyukurlah dengan perantaraan Kristus
kepada allah Bapa kita.



Bacaan Injil
Mrk 11:27-33

"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Beberapa waktu sesudah mengusir para pedagang
dari halaman bait Allah,
Yesus dan murid-murid-Nya tiba kembali di Yerusalem.
Ketika Yesus sedang berjalan-jalan di halaman Bait Allah,
datanglah kepada-Nya imam-imam kepala,
ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua.
Mereka bertanya kepada Yesus,
"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?
Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu,
sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?"

Yesus menjawab mereka,
"Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepada kalian.
Jawablah Aku,
dan Aku akan mengatakan,
dengan kuasa mana Kulakukan hal-hal itu.
Pembaptisan Yohanes itu dari surga atau dari manusia?
Jawablah!"

Mereka memperbincangkannya seraya berkata,
"Jikalau kita katakan 'Dari Allah,'
Ia akan berkata,
'Kalau begitu, mengapakah kalian tidak percaya kepada-Nya?'
Tetapi masakan kita katakan 'Dari manusia'."
Sebab mereka takut kepada orang banyak,
karena semua orang menganggap
bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi.
Maka mereka menjawab kepada Yesus, "Kami tidak tahu."

Maka kata Yesus kepada mereka,
"Jika demikian, Aku pun takkan mengatakan kepada kalian,
dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Bacaan Injil hari ini nampaknya cocok untuk memaparkan secara jelas tentang kuasa Allah, seperti apa sesungguhnya kuasa Allah itu.
Orang-orang mempertanyakan kuasa dari siapakah yang digunakan oleh Yesus untuk mengusir para pedagang dari halaman Bait Allah.
Mereka bertanya kepada Yesus, "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?
Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?"

Mungkin benar kalau Yesus sesungguhnya dianggap sebagai seorang imam, makanya sering dipanggil dengan sebutan "Guru" dan boleh mengajar di Bait Allah.
Tetapi Yesus tidak diberi kewenangan untuk mengurusi para pedagang di halaman Bait Allah.
Orang-orang mempertanyakan tentang kuasa sementara mereka tidak melarang atau menghalang-halangi ketika Yesus mengusir para pedagang itu.
Dengan cerdas Yesus tidak menjawab pertanyaan mereka, malah balik bertanya yang serupa sehingga mereka pun tak sanggup untuk menjawabnya.

Bagi kita yang telah menjadi percaya, tentu memahami kalau Yesus adalah Tuhan, pemilik kuasa Allah, sehingga tak perlu lagi menerima atau meminta kuasa dari orang lain atau dari pihak lain.
Kuasa itu telah ada sebelum bumi dan langit dijadikan, dan akan terus berkuasa sampai selama-lamanya.
Kuasa Allah tidak akan pernah diserah-terimakan kepada pihak lain, bukan seperti kerajaan dunia yang kuasanya perlu diwariskan turun-temurun.

Kuasa Allah juga tidak akan dapat direbut atau dirampas oleh siapa pun, maka dari itu, jika kuasa itu bekerja melakukan mujizat, maka dapat dipastikan kalau itu berasal dari Tuhan.
Maka sudah semestinya kita menjadi sadar, bahwa kuasa Allah tidak akan mungkin kita miliki sendiri.
Yang mungkin adalah kita memohon kepada Sang Pemilik Kuasa agar kuasa-Nya bekerja dalam hidup kita.
Kita telah mengetahui syarat-syaratnya agar permohonan kita dikabulkan sekali pun permohonan kita itu nampaknya mustahil.



Peringatan Orang Kudus
Santa Teodosia dari Konstantinopel, Martir
Sebagai martir dari Konstantinopel, Teodosia adalah salah seorang martir dari Gereja Katolik Timur. la menderita penganiayaan hebat dari para  musuh Gereja pada abad kedelapan (745) pada masa pemerintahan kaisar Konstantin V.
Pada tahun 726, kaisar Byzantium Leo III mengeluarkan sebuah dekrit yang melarang pemujaan terhadap gambar-gambar kudus. Putranya Konstantin, yang menggantikan dia terus melanjutkan politiknya dalam memberantas praktek pemujaan terhadap gambar-gambar kudus. Ia memerintahkan pengrusakan atas sebuah lukisan Yesus yang termasyhur di biara Santo Anastasius di Konstantinopel. Teodosia sebagai seorang biarawati di biara itu mencoba menyembunyikan lukisan itu. Karena itu ia ditangkap dan dianiaya hingga mati.


Santo Max(iminus), Uskup
Max(iminus) adalah Uskup di kota Trier, Jerman. Ia meninggal di pengasingan ketika dibuang bersama Santo Atanasios dan Uskup-uskup lainnya karena melawan bidaah Arianisme. la meninggal pada tahun 346.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-05-28 Jumat.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Jumat, 28 Mei 2021



Bacaan Pertama
Sir 44:1.9-12

"Leluhur kita penuh belas kasihan,
dan nama mereka dikenang sepanjang masa."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para leluhur kita,
menurut urut-urutannya.
Di antara mereka ada yang tidak diingat lagi,
yang lenyap seolah-olah tidak pernah ada.
Mereka itu seolah-olah tidak pernah dilahirkan,
dan demikianpun nasib anak-anak mereka sesudahnya.
Tetapi yang lain adalah orang kesayangan,
yang kebajikannya tidak sampai terlupa.

Semuanya tetap tinggal pada keturunannya
sebagai warisan baik yang berasal dari mereka.
Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian,
dan anak-anak merekapun demikian pula keadaannya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b,R:4a

Refren: Tuhan berkenan kepada umat-Nya.

*Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yagn baru!
Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh!
Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya,
biarlah Sion bersorak-sorak atas raja mereka!

*Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian,
biarlah mereka bermazmur kepada-Nya
dengan rebana dan kecapi!
Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya,
Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.

*Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan,
biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur!
Biarlah pujian pengagungan Allah
ada dalam kerongkongan mereka;
itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.



Bait Pengantar Injil
Yoh 15:16

Aku telah memilih kalian dari dunia,
agar kalian pergi dan menghasilkan buah,
dan buahmu itu  tetap.



Bacaan Injil
Mrk 11:11-26

"Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.
Percayalah kepada Allah!"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada waktu Yesus tiba di Yerusalem,
Ia masuk ke Bait Allah,  dan meninjau semuanya.
Tetapi karena hari sudah hampir malam,
Ia keluar ke Betania bersama kedua belas murid-Nya.

Keesokan harinya,
sesudah mereka itu meninggalkan Betania,
Yesus merasa lapar.
Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun.
Ia mendekatinya untuk melihat
kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu.
Tetapi waktu tiba di situ Ia tidak mendapat apa-apa
selain daun-daun saja,
sebab memang bukan musim buah ara.
Maka kata Yesus kepada pohon itu,
"Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!"
Ucapan itu terdengar pula oleh para murid.

Maka Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerusalem.
Sesudah masuk ke Bait Allah,
mulailah Yesus mengusir orang-orang
yang berjual beli di halaman Bait Allah.
Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya,
dan Ia tidak mengijinkan orang
membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah.
Lalu Ia mengajar mereka,
"Bukankah ada tertulis:
Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa?
Tetapi kalian ini telah menjadikannya sarang penyamun!"

Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar
tentang peristiwa itu.
Maka mereka berusaha untuk membinasakan Yesus.
Tetapi mereka takut kepada-Nya,
sebab mereka melihat orang banyak takjub akan pengajaran-Nya.
Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota.

Pagi-pagi Yesus dan murid-murid-Nya lewat,
dan melihat bahwa pohon ara itu sudah kering
sampai ke akar-akarnya.
Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi,
lalu berkata kepada Yesus,
"Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering."

Yesus menjawab mereka, "Percayalah kepada Allah!
Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung itu,
'Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut,'
maka hal itu akan terjadi, asal ia tidak bimbang hati,
tetapi percaya bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi.
Karena itu Aku berkata kepadamu,
apa saja yang kalian minta dan kalian doakan,
akan diberikan kepadamu,
asal kalian percaya bahwa kalian akan menerimanya.

Dan jika kalian berdiri untuk berdoa,
ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang,
supaya juga Bapamu yang di surga
mengampuni kesalahan-kesalahanmu.
Tetapi jika kalian tidak mengampuni,
maka Bapamu yang di surga
juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu."

Demikianlah Injil Tuhan.




Renungan Injil
Masih tentang kuasa Allah yang dapat melakukan hal yang mustahil menjadi mungkin, melalui renungan Daily Fresh Juice berikut ini.

"Kita Ini Seumpama Pohon Ara"

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Yesus mengusir orang-orang yang berjualan di halaman Bait Allah.
Nampaknya Yesus marah,
seharusnya Bait Allah dijadikan rumah doa,
jangan dijadikan seperti pasar, berjualan untuk mendapatkan keuntungan.
Nampaknya tidak ada perlawanan atas tindakan Yesus ini,
baik dari para pedagang maupun dari imam-imam kepala dan para ahli Taurat,
sebab begitu banyak orang yang mendukung Yesus,
dan takjub terhadap pengajaran-Nya.
Kemarahan Yesus ini rasanya dapat dimaklumi,
Bait Allah kok dijadikan pasar, untuk mendapatkan keuntungan bagi diri sendiri.

Yesus juga marah kepada pohon ara,
gara-gara Yesus tidak mendapati apa-apa dari pohon itu selain daun-daun saja.
Yang ini sulit untuk kita fahami,
mengapa Yesus marah lalu mengutuk pohon ara itu
menjadi kering sampai ke akar-akarnya?
Apakah karena Yesus sedang lapar
lalu marah-marah kepada pohon ara itu,
"Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!"

Ketika Petrus mempertanyakan perihal nasib pohon ara yang menjadi kering itu,
Yesus tidak menjawab, melainkan berkata,
"Percayalah kepada Allah!
Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung itu,
'Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut,'
maka hal itu akan terjadi, asal ia tidak bimbang hati,
tetapi percaya bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi."

Rupanya Yesus ingin menunjukkan bahwa Allah itu berkuasa atas alam semesta,
termasuk berkuasa atas segala tanaman yang tumbuh di bumi.
Dan kita mesti percaya akan hal ini,
sesuatu yang mustahil menjadi mungkin bagi Allah.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Pohon ara bisa tumbuh menjadi besar dan kokoh, seperti pohon beringin,
tingginya bisa mencapai atap bangunan tiga lantai atau bahkan lebih.
Baru berumur satu tahun ia sudah belajar berbuah.
Pohon ara tidak sulit dirawat, asal cukup air maka ia akan tumbuh dan berbuah.
Ia dapat tumbuh di tanah bebatuan atau di tanah yang kurang subur.
Maka akan dianggap tidak wajar kalau sampai terjadi pohon ara tidak berbuah,
seperti yang disampaikan oleh Yesus dalam perumpamaan
tentang pohon ara yang tidak berbuah.
Pemilik kebun berkata,
"Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini
dan aku tidak menemukannya.
Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!"
[Luk 13:6-9]

Yohanes Pembaptis juga menyampaikan hal yang serupa,
"Hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan.
Kapak sudah tersedia pada akar pohon
dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik,
akan ditebang dan dibuang ke dalam api."  [Luk 3:8a-9]

Kita ini hendaknya seperti pohon ara.
Iman kita hendaknya bertumbuh menjadi besar, setinggi pohon ara dewasa,
agar semak duri tak mampu menghimpitnya.
Sekali pun mesti tumbuh di tanah bebatuan,
hendaknya iman kita tetap mengakar dengan kokoh,
agar kita berulang-ulang kali dapat menghasilkan buah,
yakni buah yang rasanya manis dan menyehatkan badan.
Kita berbuah setidaknya dua atau tiga kali setahun,
atau bahkan sepanjang tahun kita terus menerus berbuah.

Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Galatia menulis,
buah yang mesti kita hasilkan adalah buah yang sesuai dengan keinginan Roh,
bukan keinginan daging, yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, dan penguasaan diri.
Jika kita tidak mampu menghasilkan buah-buah ini,
maka kapak akan diambil dari tempatnya,
dan kita pun akan ditebang, lalu dibuang ke dalam api.

Menjadi pohon ara yang tinggi besar saja masih belum cukup.
Mempunyai banyak daun sehingga nampak hijau dari kejauhan juga belum cukup.
Sebab pohon dikenal dari buahnya.
Maka menjadi penting untuk menghasilkan buah-buahnya,
lalu mengundang Kristus datang kepada kita
untuk memetik buah-buah yang kita hasilkan.
Dengan demikianlah kita akan menjadi milik-Nya.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Beata Margaretha Pole, Martir
Margaretha lahir di sebuah desa dekat kota Bath, Inggris Selatan pada tanggal 14 Agustus 1473. la dikenal sebagai seorang wanita bangsawan, pengiring Ratu Katarina, permaisuri pertama Raja Henry VIII.
Sepeninggal suaminya, Margaretha menjadi guru pribadi Putri Raja Maria, anak Henry VII. Dalam kedudukannya sebagai guru pribadi itu, Raja Henry VIII mengangkat Margaretha sebagai Pangeran Wanita Salisbury. Walaupun Henry mengenal baik kesucian hidup Margaretha, ia tidak segan-segan memecat Margaretha ketika Margaretha menentang perceraiannya dengan Katarina dan niatnya menikahi Anne Boleyn.
Karena Reginaldus, Putra Margaretha, yang kemudian menjadi seorang Kardinal mencela Henry karena tuntutannya untuk mengawasi Gereja, Henry memutuskan untuk melenyapkan keluarga Margaretha. Akhirnya Margaretha dipenggal kepalanya pada tahun 1541 karena dituduh mengkhianati raja. Margaretha dinyatakan sebagai 'Beata' (Yang Bahagia) pada tahun 1886.

Santo Wilhelmus, Biarawan
Wilhelmus adalah seorang jenderal dari kaisar Karokus Agung yang berhasil menundukkan suku Bask dan merebut Barcelona dari tangan orang Arab. Setelah kemenangan ini ia menjadi biarawan. Ia mendirikan sebuah biara di Gellone, Prancis.   Anehnya ialah bahwa dalam biara yang didirikannya itu, ia sendiri bekerja sebagai tukang roti dan koki. Ia meninggal dunia pada tahan 812.

Santo Bernardus dari Montjoux, Imam
Bernardus dari Montjoux dikenal sebagai pelindung para pencinta pegunungan Alpen dan para pendaki gunung. Untuk membantu para wisatawan, Bernardus bersama pembantu-pembantunya mendirikan dua buah rumah penginapan. Dari nenek moyangnya, ia diketahui berketurunan Italia. Tanggal kelahirannya tidak diketahui dengan pasti, tetapi hari kematiannya diketahui terjadi pada tanggal 28 Mei 1081 di biara Santo Laurensius, Novara, Italia.
Kisah masa kecilnya dan masa mudanya telah banyak dikaburkan oleh berbagai legenda. Meski demikian, suatu hal yang pasti tentang dirinya ialah tentang pendidikan imamatnya. Pendidikan imamatnya dijalaninya bersama Petrus Val d' Isere, seorang Diakon Agung di Keuskupan Aosta. Aosta adalah sebuah kota di Italia yang terletak di pegunungan Alpen dan berjarak 50 mil dari perbatasan Prancis dan Swiss.
Karena semangat kerasulannya yang tinggi, ia diangkat menjadi Vikaris Jenderal Keuskupan Aosta. Dalam jabatan ini, Bernardus membawa angin pembaharuan di antara rekan-rekannya, biarawan-biarawan Kluni di Burgundia. Ia berusaha mendorong mereka merombak aturan­aturan biara yang terlalu klerikal dan keras. Ia mendirikan sekolah-sekolah dan rajin mengelilingi seluruh wilayah diosesnya.
Pada Abad Pertengahan, peziarah-peziarah dari Prancis dan Jerman rajin datang ke Italia melalui dua jalur jalan di pegunungan Alpen. Banyak dari mereka mati kedinginan karena badai salju, atau karena ditangkap oleh para perampok di tengah jalan. Melihat kejadian-kejadian itu, maka pada abad kesembilan Bernardus berusaha mendirikan dua buah rumah penginapan di antara dua jalur jalan itu, tepatnya di gunung Jovis (Montjoux), yang sekarang dikenal dengan nama gunung Blanc. Dua rumah penginapan ini sungguh membantu para peziarah itu. Tetapi kemudian pada abad keduabelas, rumah-rumah itu runtuh diterpa badai salju. Sebagai gantinya, Bernardus mendirikan dua buah rumah penginapan baru, masing-masing terletak di dekat dua jalur jalan itu dengan sebuah biara berdiri di dekatnya. Kedua jalan ini sekarang dikenal dengan nama Jalan Besar dan Jalan Kecil Santo Bernardus. Untuk membina akhlak para petugas rumah penginapan dan anggota-anggota biarawan yang menghuni biara itu, Bernardus menerapkan aturan-aturan biara Santo Agustinus. Ia menerima pengakuan dan izinan khusus dari Sri Paus untuk membimbing para Novisnya dalam bidang karya pelayanan para wisatawan.
Karya mereka ini berkembang pesat dari hari ke hari didukung oleh seekor anjing pembantu. Tugas utama mereka ialah berusaha membantu para wisatawan dalam semua kesulitannya dengan makanan dan rumah penginapan, serta menguburkan orang-orang yang mati. Ketenaran karya pelayanan mereka ini kemudian berkembang dalam berbagai bentuk legenda. Kemurahan hati dan keramah-tamahan mereka menarik perhatian banyak orang, terutama keluarga-keluarga kaya. Keluarga-keluarga kaya ini menyumbangkan sejumlah besar dana demi kemajuan karya pelayanan Bernardus dan kawan-kawannya. Legende tentang anjing pembantu Santo Bernardus masih berkembang hingga sekarang.
Setelah berkarya selama 40 tahun lamanya sebagai Vikaris Jenderal Bernardus meninggal dunia pada tanggal 28 Mei 1081 di biara Santo Laurensius, Novara, Italia. Sri Paus Innocentius XI (1676-1689) menggelari dia 'Kudu'" pada tahun 1681. Dan pada tahun 1923 oleh Sri Paus Pius XI (1922-1939), Bernardus diangkat sebagai pelindung para pencinta pegunungan Alpen dan para pendaki gunung.

Santo Germanus dari Paris, Pengaku Iman
Germanus atau Germain dikenal luas karena cinta kasihnya yang besar kepada orang-orang miskin dan gelandangan, dan karena kesederhanaan hidupnya. Ia lahir di Autun, Prancis pada tahun 496.
Setelah menjadi imam, ia diangkat menjadi abbas biara Santo Symphorianus, yang terletak tak jauh dari Autun. Di sini ia menjalani suatu kehidupan asketik yang keras dan giat membantu orang-orang miskin; kadang-kadang ia mangundang pengemis-pengemis untuk makan bersamanya di biara. Ketika Raja Prancis, Childebert I (511-558), menunjuk dia menjadi Uskup Paris, ia tidak mengubah kebiasaan hidupnya yang keras dan perhatiannya kepada orang-orang miskin dan gelandangan. Menyaksikan teladan hidup Germanus, Raja Childebert sendiri akhirnya menjadi dermawan: senang membantu orang miskin, membangun biara-biara dan gereja-gereja. Salah satu gereja yang terkenal ialah gereja Santo Germanus yang didirikannya sesudah kematian Germanus.
Salah satu usaha utama Germanus ialah mendesak penghayatan cara hidup Kristen yang lebih baik di kalangan kaum bangsawan Prancis. Ia tidak henti-hentinya mengutuk orang-orang yang bejat cara hidupnya dan tidak tanggung-tanggung mengekskomunikasikan Charibert, Raja Frank yang hidupnya penuh dosa. Germanus meninggal dunia pada tanggal 28 Mei 576.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-05-27 Kamis.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Kamis, 27 Mei 2021

PF S. Agustinus dari Canterbury, Uskup



Bacaan Pertama
Sir 42:15-25

"Ciptaan Tuhan penuh dengan kemuliaan-Nya."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Karya Tuhan hendak kukenangkan,
dan apa yang telah kulihat hendak kukisahkan.
Segala karya Tuhan dijadikan dengan sabda-Nya.
Matahari bercahaya memandang segala sesuatu,
dan ciptaan Tuhan penuh dengan kemuliaan-Nya.
Kepada orang-orang-Nya yang kudus
Tuhan tidak memberikan kemampuan
untuk menceritakan segala karya-Nya yang mengagumkan itu.
Sebab Tuhan alam semesta telah menetapkan
supaya jagat raya didukung dengan kemuliaan-Nya.

Lubuk lautan dan hati diselami oleh-Nya,
dan segala rencana hati diketahui-Nya.
Sebab Yang Mahatinggi mengenal segala sesuatu
yang dapat dikenal dan menilik tanda-tanda zaman.

Yang sudah-sudah diberitahukan-Nya,
dan juga apa yang datang dimaklumkan oleh-Nya;
dan bekas dari apa yang tersembunyi pun disingkapkan-Nya.
Tidak ada pikiran satu pun yang terluput dari Tuhan,
dan perkataan mana pun tak tersembunyi bagi-Nya.
Ciptaan besar dari kebijaksanaan-Nya diatur rapih oleh-Nya,
sebab dari kekal sampai kekal Ia ada.
Tidak ada sesuatu pun yang dapat ditambahkan
atau diambil daripada-Nya.
Dan Ia tidak membutuhkan seorang pun sebagai penasehat.

Betapa eloklah segala ciptaan Tuhan,
tetapi hanya sebagai bunga api sajalah apa yang nampak.
Semuanya hidup
dan tetap tinggal untuk selamanya guna setiap keperluan,
dan semuanya patuh kepada-Nya.

Segala-galanya berpasangan,
yang satu berhadapan dengan yang lain,
dan tidak ada sesuatu pun yang diciptakan-Nya kurang lengkap.
Yang satu menguatkan kebaikan dari yang lain,
dan siapa gerangan pernah puas memandang kemuliaan Tuhan?

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 33:2-3.4-5.6-7.8-9,R:6a

Refren: Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan.

*Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi,
bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
Nyanyikanlah bagi-Nya lagu baru;
petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak dan sorai!

*Sebab firman Tuhan itu benar,
segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.
Ia senang pada keadilan dan hukum;
bumi penuh dengan kasih setia-Nya.

*Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan,
oleh nafas dari mulut-Nya diciptakan segala tentara-Nya.
Ia mengumpulkan air laut seperti dalam kantung,
samudera raya ditaruh-Nya dalam bejana.

*Biarlah seluruh bumi takut kepada Tuhan,
biarlah segenap penduduk dunia gentar terhadap-Nya!
Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi;
Dia memberi perintah, maka semuanya ada.



Bait Pengantar Injil
Yoh 8:12

Akulah cahaya dunia.
Barangsiapa mengikuti Aku, hidup dalam cahaya abadi.



Bacaan Injil
Mrk 10:46-52

"Rabuni, semoga aku melihat."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerikho.
Ketika Yesus keluar lagi dari Yerikho,
bersama murid-murid-Nya,
dan orang banyak yang berbondong-bondong,
duduklah di pinggir jalan seorang pengemis yang buta,
bernama Bartimeus, anak Timeus.
Ketika didengarnya, bahwa yang lewat itu Yesus orang Nazaret,
mulailah ia berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
Banyak orang menegurnya supaya ia diam.
Namun semakin keras ia berseru, "Anak Daud, kasihanilah aku!"

Maka Yesus berhenti dan berkata, "Panggillah dia!"
Mereka memanggil si buta itu dan berkata kepadanya,
"Kuatkan hatimu. Berdirilah, Ia memanggil engkau."
Orang buta itu lalu menanggalkan jubahnya.
Ia segera berdiri, dan pergi mendapatkan Yesus.
Yesus bertanya kepadanya,
"Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?"
Orang buta itu menjawab, "Rabuni, supaya aku dapat melihat."

Yesus lalu berkata kepadanya,
"Pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau."
Pada saat itu juga melihatlah ia!
Lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Salah satu yang luarbiasa dari kuasa Allah adalah membuat yang mustahil menjadi mungkin.
Kuasa Allah dapat mendatangkan mujizat.
Dan menjadi lebih menarik lagi, bahwa mujizat itu tidak untuk Tuhan atau pun penghuni Surga lainnya.
Tuhan tidak memerlukan mujizat, kita yang masih hidup di dunia inilah yang membutuhkan mujizat.

Telah berulang kali ditulis di dalam kitab suci, bahwa syarat utama terjadinya mujizat adalah iman, seperti yang dikatakan Yesus kepada seorang pengemis yang buta pada Bacaan Injil hari ini, "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau."
Terjadinya mujizat penyembuhan ini sepenuhnya karena iman dari pengemis buta itu.
Ia percaya Yesus dapat menyembuhkan dia, makanya ia berseru-seru ketika mengetahui Yesus sedang lewat, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
Ia tidak ragu-ragu menyebut Yesus sebagai Anak Daud.
Dan jelas juga terungkap, selain iman, ia juga mempunyai harapan.
Ketika Yesus bertanya, "Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?"
Ia segera menjawab, "Rabuni, supaya aku dapat melihat."
Iman dan harapan adalah syarat untuk mendatangkan mujizat Tuhan.

Sesungguhnya orang buta itu mempunyai dua kekurangan, selain buta ia juga miskin, makanya ia menjadi pengemis, duduk di pinggir jalan berharap belas-kasihan dari orang yang lewat.
Tetapi ketika Yesus bertanya, ia dengan lugas menjawab, "Rabuni, supaya aku dapat melihat."
Ia tidak meminta supaya ia kaya-raya atau menjadi orang terhormat.
Pengharapannya agar dapat melihat memang mustahil tetapi sesungguhnya sederhana di mata Tuhan, karena menyembuhkan kebutaan bukanlah masalah bagi kuasa Allah.
Malah untuk mengabulkan permintaan yang berupa nikmat duniawi akan menjadi sulit karena tidak sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah Bapa.
Tuhan tidak sedang bersaing dengan Mamon untuk memikat hati manusia, Tuhan melakukan hal-hal yang perlu untuk menyelamatkan manusia, bukan untuk membuat manusia bersenang-senang di dunia yang tidak kekal ini.

Orang buta itu telah meminta yang sepantasnya ia minta, yang memang bermanfaat bagi dirinya.
Dengan melihat maka ia akan dapat melihat ibu-bapak dan saudara-saudaranya, melihat matahari terbit dan melihat banyak keindahan lainnya.
Dan yang penting, dengan melihat ia memiliki peluang untuk bekerja mencari nafkah sehingga tak perlu lagi menjadi pengemis, dan bukan mustahil kelak hidupnya sejahtera karena berkelimpahan harta dunia.

Jadi, kuasa Allah itu tanpa batas, bisa untuk apa saja yang dikehendaki oleh Allah, tetapi tidak serta-merta berarti kita bisa memintanya untuk apa saja yang kita inginkan.
Pemilik kuasa itu adalah Allah, bukan kita, maka mesti seturut kehendak-Nya, bukan sesuka yang kita kehendaki.



Peringatan Orang Kudus
Santo Agustinus dari Canterbury, Uskup dan Pengaku Iman
Agustinus dikenal sebagai Uskup Agung dari Canterbury, Inggris. Kehidupan masa mudanya, demikian juga masa kecilnya, tidak diketahui dengan pastl, kecuali bahwa ia berasal dari sebuah keluarga berkebangsaan Roma.
Ia masuk biara Benediktin Santo Andreas yang didirikan oleh Gregorius Agung. Oleh Paus Gregorius ini, Agustinus bersama 39 orang temannya diutus ke Inggris untuk mempertobatkan orang-orang Inggris yang masih kafir. la menjadi pemimpin rombongan itu. Di antara rekan­rekannya, Agustinus dikenal sebagai Ahli Kitab Suci dan berjiwa rasul. Perjalanan dari Roma ke Inggris cukup melelahkan, bahkan menakutkan mereka karena banyak cerita ngeri yang beredar tentang orang-orang Inggris yang menjadi sasaran karya misi mereka. Sebagai pemimpin rombongan, Agustinus berusaha meneguhkan kawan-kawannya.
Melihat ketakutan yang semakin besar itu, Agustinus memutuskan untuk kembali ke Roma guna mendiskusikan dengan Paus Gregorius tentang kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Dengan iman dan semangat yang baru, Agustinus kembali menemui kawan-kawannya sambil membawa surat kuasa dari Sri Paus. Surat kuasa dan doa Sri Paus Gregorius membuat mereka berani lagi untuk melanjutkan perjalanan menuju Inggris. Mereka melewatkan musim dingin di Paris, lalu melanjutkan perjalanan pada musim semi tahun 597. Mereka mendarat di Thanet, dan dari sini mereka menantikan izinan dari raja untuk memasuki Irrggris. Beberapa orang juru bahasa diutus menghadap raja Ethelbert. Beberapa hari kemudian, raja Ethelbert sendiri datang menemui para rahib itu. Ia memberikan jaminan keselamatan kepada Agustinus dan kawan-kawannya sehingga mereka tidak mengalami banyak hambatan dalam tugasnya.
Para rahib berarak menemui raja dengan membawa sebuah Salib Suci dan gambar Yesus sambil bernyanyi sehingga arakan itu terasa khidmat dan mengesankan. Oleh raja mereka diizinkan mewartakan Injil dan menetap di ibukota Inggris, Canterbury. Rejeki hidup harian mereka pun dijamin oleh raja. Mereka mulai menjalankan aturan hidup biara Benediktin seperti biasa sambil mewartakan Injil dan mengajar agama. Teladan hidup mereka yang saleh menarik hati penduduk. Raja sendiri dan beberapa pembantunya minta diajari agama dan akhirnya dibaptis pada Pesta Pentekosta.
Pada hari raya Natal 597 lebih dari 10.000 orang Anglosakson dipermandikan. Hasil ini sangat menggembirakan hati para misionaris Benediktin itu. Peristiwa itu diberitakan kepada Sri Paus Gregorius Agung. Sri Paus membalas surat Agustinus dan kawan-kawannya sambil mengajak mereka agar tetap rendah hati: "Apabila engkau mengingat bahwa engkau selalu berdosa terhadap penciptamu dengan perkataan, perbuatan dan kelalaian, baiklah ingatan itu pun melenyapkan segala kesombongan yang mungkin timbul dalam hatimu".
Sebagai Uskup Agung Canterbury, Agustinus sungguh berjasa bagi Gereja Katolik Inggris. Ia adalah perintis Gereja di sana. Ia membuka dua keuskupan lagi di Inggris, tetapi tidak dapat mempersatukan umat Britania yang telah lama menjadi Kristen itu. Tetapi sebagai perintis, ia sangat berjasa untuk menghantar orang-orang Anglosakson kepada pengenalam akan Kristus dan InjilNya.
Pada tanggal 26 Mei 604, Agustinus meninggal dunia dan dimakamkan di luar tembok kota Canterbury, dekat sebuah gereja baru yang dibangunnya.


Santo Yulius, Martir
Veteran Romawi ini menjalani dinas militer selama 27 tahun. Ia ditangkap karena memeluk agama Kristen. Bersama dengan Santo Valensio dan Santo Hesikius, ia dipenjarakan di Silistria, Rumania sampai dijatuhi hukurnan pancung karena tak mau menyembah berhala.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2021-05-26 Rabu.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Rabu, 26 Mei 2021

PW S. Filipus Neri, Imam



Bacaan Pertama
Sir 36:1.4-5a.10-17

"Semoga bangsa-bangsa mengakui bahwa tiada Allah selain Dikau."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Kasihanilah kami, ya Penguasa, Allah semesta alam,
pandangilah kami,
dan curahkanlah kedahsyatan-Mu atas segala bangsa.

Hendaklah Engkau membaharui tanda dan mengulang mujizat,
agar para bangsa mengakui, sebagaimana kami telah mengakui,
bahwa tiada Allah kecuali Engkau, ya Tuhan.

Sudilah mengumpulkan segala suku Yakub
serta mengembalikan kepada mereka
tanah pusakanya seperti sediakala.
Kasihanilah umat yang disebut menurut nama-Mu, yaitu Israel,
yang telah Kausamakan dengan anak sulung.
Kasihanilah kota-Mu yang kudus, yaitu Yerusalem,
kota tempat istirahat-Mu.
Penuhilah Sion dengan pujian karena perbuatan-Mu yang perkasa,
dan penuhilah Bait-Mu dengan kemuliaan-Mu.

Berikanlah kesaksian tentang makhluk-makhluk-Mu
yang pada awal mula Kauciptakan,
dan penuhilah segala nubuat
yang telah dibawakan atas nama-Mu.
Berikanlah ganjaran kepada mereka yang menantikan Dikau,
dan buktikanlah kebenaran segala nabi-Mu.

Ya Tuhan, dengarkanlah doa hamba-hamba-Mu ini
sesuai dengan berkat Harun atas umat-Mu.
Semoga semua penghuni bumi ini mengakui,
bahwa Engkaulah Tuhan, Allah yang kekal.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 79:8.9.11.13,R:Sir 36:1b

Refren: Tunjukkanlah kepada kami, ya Tuhan,
cahaya belas kasih-Mu.

*Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang!
Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami,
sebab sudah sangat lemahlah kami.

*Demi kemuliaan nama-Mu,
tolonglah kami, ya Allah penyelamat!
Lepaskanlah kami, dan ampunilah dosa kami
oleh karena nama-Mu!

*Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan;
sesuai dengan kebesaran lengan-Mu,
biarkanlah hidup
orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh!

*Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu,
akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya,
dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun-temurun.



Bait Pengantar Injil
Mrk 10:45

Putera Manusia datang untuk melayani
dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.



Bacaan Injil
Mrk 10:32-45

"Sekarang kita pergi ke Yerusalem,
dan Anak Manusia akan diserahkan."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa
Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan
ke Yerusalem.
Yesus berjalan di depan.
Para murid merasa cemas,
dan orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang pun merasa takut.
Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya
dan Ia mulai mengatakan kepada mereka
apa yang akan terjadi atas diri-Nya.
Yesus berkata, "Sekarang kita pergi ke Yerusalem,
dan Anak Manusia akan diserahkan
kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat.
Mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.
Mereka akan menyerahkan Dia
kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh,
dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit."

Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus,
mendekati Yesus.
Mereka berkata,
"Guru, kami harap
Engkau mengabulkan suatu permohonan kami."
Jawab Yesus, "Apakah yang kalian ingin Kuperbuat bagimu?"
Mereka menjawab,
"Perkenankanlah kami ini duduk dalam kemuliaan-Mu kelak,
seorang lagi di sebelah kanan, dan seorang di sebelah kiri-Mu."

Tetapi kata Yesus kepada mereka,
"Kamu tidak tahu apa yang kamu minta.
Sanggupkah kalian meminum piala yang harus Kuminum?
Dan dibaptis dengan pembaptisan yang harus Kuterima?"
Mereka menjawab, "Kami sanggup."

Yesus lalu berkata kepada mereka,
"Memang, kamu akan meminum piala yang harus Kuminum,
dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima.
Tetapi hal duduk di sebelah kanan atau di kiri-Ku,
Aku tidak berhak memberikannya.
Itu akan diberikan kepada orang-orang
yang baginya telah disediakan."
Mendengar itu,
kesepuluh murid yang lain menjadi marah
kepada Yakobus dan Yohanes.
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata,
"Kalian tahu, bahwa
orang-orang yang disebut pemerintah bangsa-bangsa
memerintah rakyatnya dengan tangan besi,
dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Tetapi janganlah demikian di antara kalian!
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kalian,
hendaklah ia menjadi pelayanmu.
Dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kalian,
hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
Sebab Anak Manusia pun datang
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani
dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan
bagi banyak orang."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Yakobus dan Yohanes memohon kepada Yesus agar mereka boleh menduduki tahta kemuliaan dalam Kerajaan Surga.
Entah apa yang melatar-belakangan permintaan itu, ada yang bilang kalau ibu merekalah yang ambisius, tetapi saya melihatnya karena mereka merasa kerabat dekat Yesus dan mungkin juga mereka merasa turut andil dalam memperjuangkannya makanya layak kalau mereka menerima upah berupa kedudukan terhormat, atau jangan-jangan karena mereka memang silau dengan kedudukan tinggi.
Kalau melihat dari jawaban Yesus, "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta." jelaslah kalau mereka itu salah meminta.

Mari sekarang kita lihat bagaimana Yesus menggunakan kausa-Nya dalam memimpin umat.
Kalau pada umumnya pejabat atau pemimpin menggunakan kekerasan dalam memimpin karena mereka memiliki kuasa, tetapi Yesus malah menjauhkan kuasa-Nya untuk memimpin dengan cara yang berbeda dan bahkan bertolak-belakang, "Anak Manusia datang
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang."
Memimpin itu artinya melayani, dan bahkan rela berkorban demi yang dipimpinnya.
Pastor paroki adalah pemimpin gereja, diberikan kuasa untuk memimpin umat di paroki, tetapi tidak digunakan untuk memerintah secara semena-mena atau dengan keras.
Pastor dituntut agar meniru Yesus, pemimpin yang melayani, menyediakan seluruh waktunya untuk melayani umat, seperti seorang penggembala yang menggembalakan domba-dombanya, membawanya ke air yang tenang dan ke padan berumput hijau, serta melindungi mereka dari ancaman binatang buas.

Dalam lingkup yang lebih kecil,
saya adalah pemimpin di keluarga saya, baik sebagai suami dan juga ayah bagi ke empat anak saya.
Orang menasehati saya agar "menjaga jarak" terhadap anak-anak saya supaya mereka tetap menaruh hormat kepada saya sebagai ayah mereka.
"Jangan memanjakan anak," begitu komentar mereka.
Tetapi saya tetap melayani anak-anak saya, yang oleh orang-orang disamakan dengan memanjakan anak.
Pada kenyataannya, mereka tidak menjadi manja tuh.
Mereka tetap menaruh hormat kepada saya, tanpa saya minta, saya tak perlu menuntut hormat dari anak-anak saya.
Malahan, ketika salah satu dari mereka lalai lalu mengabaikan saya, serta-merta yang lain menegurnya, persis seperti murid-murid Yesus yang menegur Yakobus dan Yohanes pada Bacaan Injil hari ini.

Jadi, melayani orang, melayani siapa saja, tidaklah benar akan membuat kita direndahkan, malah yang terjadi sebaliknya, kita akan ditinggikan.
Begitulah caranya kuasa Allah itu bekerja.
Oleh sebab itu, untuk apa bersusah-payah meninggikan diri sendiri, yang pada gilirannya akan direndahkan orang?



Peringatan Orang Kudus
Santo Philipus Neri, Pengaku Iman
Riwayat hidup Philipus ini menggembirakan karena sifat dan kepribadiannya yang menarik. Pippo Buono, yang berarti Pippo yang Baik adalah nama panggilan Philipus semasa kecilnya. Ia lahir di Florence dari sebuah keluarga Notaris. la mendapat pendidikan yang baik terutama dalam Sastera Latin.
Pada tahun 1534 ia tiba di Roma. Ia bermaksud melanjutkan perjalanannya ke India tetapi Allah memilihnya menjadi Rasul Kota Abadi itu. Philipus yang pada waktu itu masih berstatus awam memberikan pengajaran kepada beberapa orang anak untuk memperoleh sedikit biaya hidup. Karyanya ini membuat banyak orang mengenal dia terutama di kalangan para pemuda. Banyak pemuda diundangnya ke rumahnya. Di sana mereka berdiskusi, menyanyi, berdoa dan kadang-kadang berlatih pidato singkat mengenai sesuatu pokok masalah tertentu. Pada mulanya tidak terlintas keinginan untuk membentuk suatu perkumpulan tetap. Tetapi kemudian mereka berkeputusan untuk membentuk suatu perkumpulan di bawah perlindungan suci Bunda Maria. Mereka hidup bersama dalam satu rumah tanpa mengikrarkan kaul-kaul.
Setelah Philipus Neri ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1551, perkumpulan ini berkembang meluas ke seluruh kota Roma. Philipus terus meningkatkan pelayanan kepada pemuda-pemuda itu. Kini ia menuntut agar para muridnya benar-benar menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. la tidak mengharapkan banyak dari para muridnya, kecuali keterarahan hatinya kepada Tuhan saja. Meskipun demikian perkumpulannya tidak terlalu keras.
Philipus Neri bukanlah seorang pemulih ketertiban, bukan juga seorang teolog kenamaan atau seorang politikus. Ia orang biasa, tetapi hidupnya merupakan rentetan mujizat yang tak henti-hentinya. Tidaklah jarang ia mengalami ekstase. Ia dapat membaca suasana batin orang lain dan mengenal rahasia-rahasia pribadi orang. Ia dapat meramalkan masa depan seseorang dan apa yang akan terjadi atas dirinya. Untuk menyembuhkan seseorang dari sakitnya, cukuplah ia menyentuh orang itu. Demikian juga semua orang yang gelisah dan susah hatinya karena berbagai masalah.
Beliau tetap riang-gembira, jujur, ramah kepada setiap orang. Ia memberi semangat dan harapan kepada orang-orang di sekelilingnya dengan kepercayaan, cinta kasih dan kegembiraannya, sehingga banyak orang terhibur karenanya. Setiap hari tempat pengakuannya dikerumuni oleh banyak orang, bahkan Kardinal-kardinal pun datang meminta nasehat dan bimbingannya.
Ia dijuluki 'Pelopor anti Reformasi'. Pada tanggal 26 Mei 1595 Philipus meninggal dunia dalam usia 80 tahun. la dihormati Gereja sebagai Rasul kota Roma.


Santa Mariana dari Quito, Pengaku Iman
Mariana de Paredes Y. Flores yang dijuluki "Bunga Lili dari Quito" lahir di Quito, Ekuador pada tahun 1618.  Ayahnya seorang bangsawan kaya raya Spanyol. Tetapi sayang sekali bahwa semenjak kecilnya, Mariana sudah ditinggal mati kedua orangtuanya. Hidupnya ditanggung oleh seorang kakaknya perempuan yang sudah berumah tangga.
Meski hidup sebagai anak yatim-piatu, Mariana memiliki suatu keistimewaan adikoderati. Semenjak kecilnya, ia sudah menaruh minat besar pada hal-hal kerohanian dan kehidupan bakti kepada Tuhan. la rajin sakali berdoa dan mengikuti perayaan Misa Kudus. Sebelum batas waktu untuk menerirna Komuni Suci seperti ditentukan aturan Gereja, ia sudah diperkenankan oleh Pastor Paroki untuk menerima Komuni Suci. Ketika berusia 12 tahun, ia mengatakan kepada kakaknya niatnya untuk membentuk sebuah perkumpulan untuk mempertobatkan bangsa Jepang yang masih kafir. Niat luhur ini gagal. Sebagai gantinya, ia berniat lagi menjalani hidup bertapa di daerah pegunungan dekat Quito. Niat ini pun gagal lagi. Kawan-kawannya mendesak dia masuk biara. Namun semuanya ini selalu saja menemui jalan buntu.
Menyaksikan semua kegagalan ini, ia mulai menyadari bahwa Tuhan mempunyai suatu rencana lain atas dirinya. Tuhan lebih menghendaki agar dia tetap tinggal di rumah kakaknya sambil menjalani hidup menyendiri dalam semangat kemiskinan, matiraga dan doa-doa. Untuk itu dengan bantuan kakaknya, ia membangun sebuah gubuk sederhana guna melaksanakan rencana Tuhan itu di bawah bimbingan seorang imam Yesuit sebagai pembimbing rohani dan bapa pengakuan. Dia tidak pergi ke mana-mana kecuali ke Gereja untuk berdoa dan merayakan Misa Kudus.
Matiraganya sangat luar biasa. Hal ini mengkuatirkan banyak orang di sekitarnya, bahkan membuat mereka bertanya-tanya 'Mengapa Bapa Pengakuannya membiarkan gadis remaja ini menjalani hidup sekeras itu?' Setiap hari Jumat malam, ia berbaring di dalam sebuah peti mayat seperti layaknya seseorang yang benar-benar mati. Tangan dan kakinya diikatnya dengan rantai. Sementara itu, waktu tidurnya dalam sehari hanya tiga jam saja. Sisa waktunya dipakai untuk melakukan latihan rohani. Cara hidup ini memang aneh di mata kakaknya. Tetapi justru itulah kehendak dan rencana Allah atas dirinya. Sebagai pahalanya, Tuhan mengaruniakan kepadanya kemampuan meramal dan membuat mujizat.
Pada tahun 1645, kota Quito digetarkan oleh gempa bumi yang dahsyat disertai wabah penyakit menular yang ganas. Menghadapi bencana ini, timbullah tekad dalam hatinya untuk mengorbankan diri sebagai tebusan bagi dosa-dosa penduduk kota Quito. Tekad ini disampaikannya secara tegas kepada Tuhan. Gempa dahsyat itu berhenti, demikian pula wabah penyakit menular itu.  Sebagai gantinya, Mariana sendiri jatuh sakit demam komplikasi berat sampai akhirnya meninggal dunia pada tanggal 26 Mei 1645 dalam usianya 25 tahun. Segenap penduduk kota Quito yang selamat dari bahaya maut itu sangat sedih karena kematian Mariana. Mereka menyebut dia 'Bunga Lili dari Quito' karena kesalehan hidupnya di tengah-tengah penduduk kota yang buruk kelakuannya. Ia digelari 'kudus' pada tahun 1950.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/