Liturgia Verbi 2020-04-01 Rabu.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah V

Rabu, 1 April 2020

Ujud Umum/Universal - Menolong mereka yang kecanduan.
Semoga saudara-saudara kita yang menderita karena kecanduan, dalam bentuk apa pun, bisa mendapatkan pertolongan dan pendampingan.

Ujud Gereja Indonesia - Membentuk budaya membaca.
Semoga Gereja berkenan mencari sarana-sarana konkret untuk melatih keluarga-keluarga Katolik dalam menghidupi dan meningkatkan budaya literiasi baca.



Bacaan Pertama
Dan 3:14-20.24-25.28

"Mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun
kecuali Allah mereka."

Pembacaan dari Nubuat Daniel:

Sekali peristiwa
berkatalah Nebukadnezar, raja Babel,
kepada Sadrakh, Mesakh, dan Abednego,
"Apakah benar, bahwa kamu tidak memuja dewaku
dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?
Sekarang, jika kamu bersedia,
demi mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab,
gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian,
sujudlah menyembah patung yang kubuat itu!
Tetapi jika kamu tidak menyembah,
seketika itu juga kamu akan dicampakkan
ke dalam perapian yang menyala-nyala.
Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu
dari dalam tanganku?"
Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab,
"Tidak ada gunanya
kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.
Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami,
Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu,
dan dari dalam tanganmu, ya Raja.
Tetapi seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahui,
bahwa kami tidak akan memuja dewa Tuanku,
dan tidak akan menyembah patung emas
yang tuanku dirikan itu."

Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar.
Air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Lalu diperintahkannya
supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa.
Kepada beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya
dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego,
dan mencampakkan mereka ke dalam perapian
yang menyala-nyala itu.

Tetapi terkejutlah Raja Nebukadnezar,
lalu bangun dengan segera.
Berkatalah ia kepada para menterinya, 
"Bukankah tiga orang
yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?"
Jawab mereka kepada raja, "Benar, ya Raja!"
Kata raja, "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan
dengan bebas di tengah-tengah api itu.
Mereka tidak terluka,
dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"

Maka berkatalah Nebukadnezar,
"Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego!
Ia telah mengutus malaikat-Nya
dan melepaskan hamba-hamba-Nya,
yang telah menaruh percaya kepada-Nya,
tetapi melanggar titah raja,
yang menyerahkan tubuh mereka
karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun
kecuali Allah mereka."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
T.Dan 3:52.53.54.55.56,R:52b

Refren:

*Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah Engkau dalam Bait-Mu yang mulia dan kudus.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah Engkau di bentangan langit.
   U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.



Bait Pengantar Injil
Luk 8:15

Berbahagialah orang
yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik
dan menghasilkan buah dalam ketekunan.



Bacaan Injil
Yoh 8:31-42

"Apabila Anak memerdekakan kamu,
kamu pun benar-benar merdeka."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa
Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi
yang percaya kepada-Nya,
"Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku,
kamu benar-benar adalah murid-Ku,
dan kamu akan mengetahui kebenaran,
dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."

Jawab mereka, "Kami adalah keturunan Abraham,
dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun.
Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"
Kata Yesus kepada mereka, 'Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa,
dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah;
yang tetap tinggal dalam rumah adalah anak.
Tetapi apabila Anak itu memerdekakan kamu,
kamu pun benar-benar merdeka.
Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham,
tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku
karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.
Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan,
seperti halnya kamu melakukan
apa yang kamu dengar dari bapamu."

Jawab mereka kepada-Nya, "Bapa kami ialah Abraham."
Kata Yesus kepada mereka,
"Sekiranya kamu anak-anak Abraham,
tentulah kamu mengerjakan pekerjaan
yang dikerjakan oleh Abraham.
Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku;
Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu,
yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah!
Pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.
Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri."

Jawab mereka, "Kami tidak dilahirkan dari zinah.
Bapa kami satu, yaitu Allah."
Kata Yesus kepada mereka,
"Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku,
sebab Aku keluar dan datang dari Allah.
Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri,
melainkan Dialah yang mengutus Aku."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Mari kita lihat Bacaan Injil hari ini.
Di jaman dahulu, perbudakan adalah legal, tidak dilarang.
"Hamba" yang dimaksud pada Bacaan Injil hari ini adalah "budak belian", yakni seseorang yang dirampas hak hidupnya.
Disebut "belian" karena memang mereka diperjual-belikan persis seperti hewan, yang bagus, yakni yang gemuk dan sehat, harganya lebih mahal.
Bagi para hamba ini, tidak ada kebahagiaan yang melebihi kebahagiaan untuk merdeka, tidak lagi menjadi hamba atau budak.
Bagi mereka, kemerdekaan adalah segala-galanya!

Orang-orang Yahudi merasa heran mengapa Yesus menjanjikan kemerdekaan bagi mereka, padahal mereka bukan budak.
Mereka merasa sebagai orang merdeka, bukan hamba.
Mereka tidak mengerti kalau yang dimaksud oleh Yesus adalah "hamba dosa", terbelenggu oleh dosa, yang artinya tidak merdeka secara rohaniah.
Seorang hamba dosa adalah budak iblis, yang hak hidupnya dirampas oleh iblis, dan apa pun yang diminta oleh iblis akan dikerjakannya tanpa mempunyai kesanggupan untuk menentang atau membantahnya.

Menjadi seorang hamba itu tidak buruk, tidak memalukan, karena itu adalah wujud dari kerendahan hati.
Tetapi menjadi penting kepada siapa kita hendak menghambakan diri kita.
Kita ini adalah hamba Allah, titik.
Menjadi hamba Allah itu kemerdekaan kok.
Allah tidak membelenggu kita, melainkan memberi kebebasan kepada kita untuk merasa nyaman menjadi hamba-Nya atau tidak.
Jika tidak merasa nyaman, pintu selalu terbuka kalau-kalau kita ingin pergi meninggalkan-Nya.
Tetapi jika ini kita lakukan, kerugian besarlah bagi kita, karena tak ada allah lain yang dapat melebihi Allah Bapa kita.

Sekarang kita lihat Bacaan Pertama dari Nubuat Daniel.
Ada 3 orang yang setia kepada Allah, tak gentar menghadapi ancaman marabahaya.
Mereka "dipanggang" hidup-hidup tapi tetap hidup.
Orang-orang malah melihat mereka itu berempat, bukan bertiga.
Roh Allah telah menyelamatkan mereka, melalui tangan malaikat yang diutus-Nya.
Menghadapi pandemi yang sedang melanda negeri kita, tak ada pilihan kecuali mengikuti jejak ketiga orang itu, teguh dalam kesetiaan kepada Allah Bapa kita, senantiasa mengharapkan pertolongan hanya dari-Nya, serta tetap menjalankan segala perintah-perintah-Nya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Hugo, Uskup dan Pujangga
Hugo lahir pada tahun 1053. Dalam usia yang masih sangat muda ia diangkat menjadi Uskup Grenoble, Prancis pada tahun 1080. Semula ia tidak bersedia menerima tugas yang mulia itu mengingat usianya masih sangat muda dan masih sering tertarik pada hal-hal duniawi. Tetapi ia akhirnya menerima juga jabatan itu karena pilihan atas dirinya didukung oleh banyak orang.
Dalam pelaksanaan tugas kegembalaannya, ia dengan tegas menentang praktek simonia (pembelian jabatan gerejani dengan uang) dan praktek pernikahan imam-imam serta menghukum para pegawai tinggi yang menyita harta kekayaan Gereja. la juga giat membantu sahabatnya Santo Bruno dalam pembangunan biara Kartus pertama. Hugo meninggal dunia pada tahun 1132.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-03-31 Selasa.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah V

Selasa, 31 Maret 2020



Bacaan Pertama
Bil 21:4-9

"Setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandang ular tembaga itu,
ia akan tetap hidup."

Pembacaan dari Kitab Bilangan:

Ketika umat Israel berangkat dari gunung Hor,
mereka berjalan ke arah Laut Teberau
untuk mengelilingi tanah Edom.
Bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa,
"Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir?
Supaya kami mati di padang gurun ini?
Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air!
Kami telah muak akan makanan hambar ini!

Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu,
yang memagut mereka,
sehingga banyak dari orang Israel yang mati.
Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata,
"Kami telah berdosa,
sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau;
berdoalah kepada Tuhan
supaya dijauhkan ular-ular ini dari kami."
Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.
Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa,
"Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang;
maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya,
akan tetap hidup."
Lalu Musa membuat ular tembaga
dan menaruhnya pada sebuah tiang.
Maka jika seseorang dipagut ular,
dan ia memandang kepada ular tembaga itu,
tetaplah ia hidup.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 102:2-3.16-18.19-21,R:2

Refren: Tuhan, dengarkanlah doaku,
dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu.

*Tuhan, dengarkanlah doaku,
dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu.
Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku
pada hari aku tersesak.
Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku;
pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!

*Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan,
dan semua raja bumi akan kemuliaan-Mu,
bila Tuhan sudah membangun Sion,
dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu;
bila Engaku mendengarkan doa orang-orang papa,
dan tidak memandang hina doa mereka.

*Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian,
dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan,
sebab Ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus,
Tuhan memandang dari surga ke bumi,



Bait Pengantar Injil


Benih itu adalah sabda Tuhan, penaburnya adalah Kristus.
Setiap orang yang menemukan Dia, akan hidup selama-lamanya.



Bacaan Injil
Yoh 8:21-30 

"Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia,
barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang banyak,
"Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku;
tetapi kamu akan mati dalam dosamu.
Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang."

Maka kata orang-orang Yahudi itu,
"Apakah Ia mau bunuh diri, dan karena itu dikatakan-Nya:
Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?"
Lalu Yesus berkata kepada mereka,
"Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas;
kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini.
Karena itu tadi Aku berkata kepadamu,
bahwa kamu akan mati dalam dosamu;
sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia,
kamu akan mati dalam dosamu."

Maka kata mereka kepada-Nya, "Siapakah Engkau?"
Jawab Yesus kepada mereka,
"Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu?
Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu.
Akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar,
dan apa yang Kudengar dari pada-Nya,
itulah yang Kukatakan kepada dunia."
Mereka tidak mengerti,
bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa.

Maka kata Yesus, "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia,
barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia,
dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri,
tetapi Aku berbicara tentang hal-hal,
sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku.
Dan Ia yang telah mengutus Aku, menyertai Aku!
Ia tidak membiarkan Aku sendiri,
sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya."
Setelah Yesus mengatakan semuanya itu,
banyak orang percaya kepada-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Penyertaan Roh Allah dalam kehidupan kita terkadang nampak nyata tapi terkadang malah tak nampak.
Itu karena Roh Allah bukan "bawahan" atau "pesuruh" yang akan datang ketika kita memanggilnya.
Tentu kita tidak dapat memerintah Dia, melainkan memohon kepada-Nya.
Yang namanya memohon, bisa dikabulkan bisa juga tidak.
Tetapi memang sangat tergantung dari siapa yang memohon dan untuk apa permohonan itu dipanjatkan.

Ketika kita sedang menghadapi ancaman hidup seperti sekarang ini, marabahaya adalah ancaman serius, sudah sepantasnyalah kita memohon pertolongan Roh Allah, berseru-seru kepada-Nya.
Pada Bacaan Pertama hari ini, umat Israel menghadapi ancaman bahaya dari ular-ular berbisa karena mereka melawan Tuhan, banyak yang meninggal dunia dan mereka pun menjadi ketakutan.
Akhirnya mereka pun menyadari kesalahannya, "Kami telah berdosa,
sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau." begitu kata mereka kepada nabi Musa.
Mereka bahkan tak berani berdoa sendiri kepada Tuhan, meminta Musa untuk mendoakan mereka, mungkin mereka merasa tak pantas karena telah berdosa.
Tetapi oleh karena telah terjadi pertobatan, maka pertolongan Roh Allah pun datang.

Jadi, kuncinya adalah kepatuhan kepada Allah.
Dan jika terjadi pelanggaran, segeralah bertobat.
Jika kita percaya dan berusaha menghindari pelanggaran yang membuahkan dosa, itu masih belum cukup.
Kita wajib untuk patuh kepada ajaran dan perintah-perintah-Nya, bukan hanya sekedar tak melanggar tetapi menjalankan seperti yang dikehendaki-Nya.
Lihatlah apa yang dikatakan oleh Yesus, "Ia tidak membiarkan Aku sendiri,
sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya."

Maka dari itu, marilah kita proaktif menjalankan apa yang menjadi kehendak-Nya.
Janganlah kita menjadi bebal, tak kapok-kapok berbuat dosa, agar jangan sampai Yesus pun berkata kepada kita, "Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu?"
Marilah masing-masing kita bereskan dahulu diri kita, bersihkan diri secara rohaniah seperti kita membersihkan jasmani kita.
Setelah itu mari kita berjamaah, bersama-sama memanjatkan permohonan kepada Allah Bapa kita, agar Roh Allah berkenan menyelamatkan kita dari marabahaya yang sedang kita hadapi ini.



Peringatan Orang Kudus
Santo Benyamin, Martir
Dalam Kisah Para Rasul, kita membaca kisah Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada Dewan Sanhendrin karena mereka mewartakan Injil Yesus Kristus dan menyembuhkan seorang lumpuh. Kedua rasul itu dilarang keras mengajar lagi atas nama Yesus. Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab: "Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.  Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar" (Kis 4:19-20).
Kata-kata inilah yang mendorong Benyamin untuk mengorbankan hidupnya bagi Kristus dan Injil. Benyamin adalah seorang diakon, berkebangsaan Persia. la hidup kurang lebih pada permulaan abad kelima. Oleh karena kesalahan seorang Uskup bernama Abdas, penganiayaan terhadap umat Kristen mulai berkecamuk lagi. Uskup Abdas membakar kuil dewa utama orang-orang Persia. Perbuatan ini menimbulkan reaksi hebat di antara orang-orang Persia yang masih kafir itu. Mereka menangkap orang-orang Kristen dan menyiksa mereka hingga mati. Di antara orang-orang Kristen yang ditangkap itu ada diakon Benyamin yang sama sekali tidak terlibat di dalam tindakan pembakaran kuil kafir itu. Diakon Benyamin dianiaya dengan kejam.
Kebetulan ada seorang Romawi yang mengenal baik Benyamin. la memohon kepada raja Persia agar membebaskan Benyamin. Permohonan ini dikabulkan raja Persia, tetapi dengan syarat: Benyamin tidak boleh lagi mewartakan Injil atau menyebarkan agama Kristen di kalangan orang Persia.
Mendengar syarat pelepasan itu, Benyamin dengan gagah berani menolak persyaratan itu.  Seperti Santo Petrus dan Yohanes, Benyamin menjawab: "Tidak mungkin saya tidak mewartakan Kristus dan InjilNya". Karena jawaban ini, Benyamin dihukum mati pada tahun 424.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-03-30 Senin.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah V

Senin, 30 Maret 2020



Bacaan Pertama
T.Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62

"Sungguh, aku mati, meskipun aku tidak melakukan
sesuatu pun dari yang mereka tuduhkan."

Pembacaan dari Nubuat Daniel:

Adalah seorang orang diam di Babel, namanya Yoyakim.
Ia mengambil seorang isteri yang bernama Susana, anak Hilkia.
Isterinya itu amat sangat cantik dan takwa pada Allah.
Karena orang tuanya benar,
maka anak mereka dididik menurut Taurat Musa.

Yoyakim itu amat kaya.
Ia memiliki sebuah taman berdekatan dengan rumahnya.
Oleh karena ia paling terhormat di antara sekalian orang,
maka orang-orang Yahudi biasa berkumpul di rumahnya.
Dalam tahun itu ada dua orang tua-tua dari antara rakyat
yang ditunjuk menjadi hakim.

Tentang mereka itulah Tuhan telah berfirman,
"Kefasikan telah datang dari Babel,
dari kaum tua-tua, dan para hakim,
yang berlagak pengemudi rakyat."
Kedua orang tua-tua itu sering datang ke rumah Yoyakim,
tempat setiap orang yang mempunyai suatu perkara
datang kepada mereka.

Apabila menjelang tengah hari rakyat sudah pergi,
masuklah Susana untuk berjalan-jalan di taman suaminya.
Kedua orang tua-tua itu setiap hari mengintip Susana
apabila ia masuk dan berjalan-jalan di situ.
Maka timbullah dalam hati kedua orang tua-tua itu
nafsu berahi kepada Susana .
Mereka lupa daratan dan membuang muka,
sehingga tidak memandang Surga
dan tidak ingat kepada keputusan yang adil.

Sementara mereka menunggu saat yang baik,
datanglah Susana ke taman itu seperti yang sudah-sudah.
Ia hanya disertai dua orang dayang.
Karena cuaca panas, Susana mau mandi di taman itu.
Tiada seorangpun yang ada di sana kecuali kedua orang tua-tua itu
yang bersembunyi sambil mengintip Susana.
Kata Susana kepada dayang-dayangnya,
"Ambilkanlah aku minyak dan urap, dan tutuplah pintu taman,
supaya aku dapat mandi."
Segera setelah dayang-dayang itu keluar,
bangunlah kedua orang tua-tua itu
dan bergegas-gegas menuju Susana.
Berkatalah mereka,
"Pintu-pintu taman sudah tertutup
dan tidak ada seorangpun melihat kita.
Kami sangat cinta berahi kepadamu.
Berikanlah hati saja dan tidurlah bersama-sama dengan kami.
Kalau engkau tidak mau, pasti kami akan naik saksi terhadapmu,
bahwa seorang pemuda kedapatan padamu,
dan bahwa oleh karena itulah
maka dayang-dayang itu kausuruh pergi."
Berdesahlah Susana, lalu berkata,
"Aku terdesak sekeliling.
Sebab jika hal itu kulakukan, niscaya kematian menanti aku.
Jika tidak kulakukan, maka aku tidak lolos dari tangan kamu.
Namun
lebih baik aku jatuh ke tanganmu dengan tidak berbuat demikian
daripada berbuat dosa di hadapan Tuhan."
Lalu Susana berteriak-teriak dengan suara nyaring.
Tetapi kedua orang tua-tua itu berteriak-teriak pula
melawan Susana.
Dan salah satu dari mereka lari membuka pintu taman.

Demi teriak di taman itu didengar orang-orang
yang ada di dalam rumah,
bergegas-gegaslah mereka masuk lewat pintu samping
untuk melihat apa yang terjadi dengan Susana.
Setelah kedua orang tua-tua itu memberikan keterangan,
maka amat malulah para pelayan,
sebab belum pernah hal semacam itu dikatakan tentang Susana.

Keesokan harinya,
ketika rakyat berkumpul lagi pada Yoyakim, suami Susana,
datang pulalah kedua orang tua-tua itu
penuh angan-angan fasik untuk membunuh Susana.
Di depan rakyat mereka berkata,
"Suruhlah ambil Susana, anak Hilkia, isteri Yoyakim!"
Maka diambillah Susana.
Ia datang disertai orang tuanya, anak-anak dan kaum kerabatnya.
Sanak saudara dan semua yang melihat Susana, menangis.
Sementara kedua orang tua-tua itu berdiri di tengah rakyat
dan meletakkan tangan mereka di atas kepala Susana,
Susana menengadah ke Surga sambil menangis,
sebab hatinya tetap percaya pada Tuhan.

Maka kata kedua orang tua-tua itu,
"Sedang kami berdua berjalan-jalan di taman,
masuklah Susana bersama dua sahaya.
Lalu pintu taman itu ditutup,
dan disuruhnya sahaya-sahaya itu pergi.
Lalu datanglah seorang pemuda yang bersembunyi di situ
dan ia berbaring bersama Susana.
Ketika kami, yang ada di sudut taman,
melihat kefasikan itu,
berlari-larilah kami kepada mereka.
Walaupun kami melihat mereka tidur bersama-sama di sana,
namun kami tidak dapat menangkap pemuda itu
karena ia lebih kuat dari kami.
Ia membuka pintu lalu melarikan diri.
Tetapi Susana kami pegang,
dan kami menanyakan siapa pemuda itu.
Ia tidak mau memberitahu kami.
Inilah kesaksian kami."

Himpunan rakyat percaya akan kesaksian mereka,
karena mereka adalah orang tua-tua di antara rakyat;
lagi pula mereka adalah hakim.
Atas dasar kesaksian itu,
dijatuhkannya hukuman mati kepada Susana.
Maka berserulah Susana dengan suara nyaring,
"Allah yang kekal, yang mengetahui apa yang tersembunyi,
dan mengenal sesuatu sebelum terjadi,
Engkau pun tahu
bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku.
Sungguh, aku mati,
meskipun aku tidak melakukan sesuatu pun
dari yang mereka dustakan tentang aku."

Maka Tuhan mendengarkan suaranya.
Ketika Susana dibawa keluar untuk dihabisi nyawanya,
Allah membangkitkan roh suci dalam diri seorang anak muda,
Daniel namanya.
Anak muda itu berseru dengan suara nyaring,
"Aku tidak bersalah terhadap darah perempuan itu!"
Maka segenap rakyat berpaling kepada Daniel, katanya,
"Apakah maksudnya kata-katamu itu?"
Daniel pun lalu berdiri di tengah-tengah mereka.
Katanya, "Demikian bodohkah kamu, hai orang Israel?
Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel
tanpa pemeriksaan dan tanpa bukti?
Kembalilah ke tempat pengadilan,
sebab kedua orang itu memberikan kesaksian palsu
terhadap perempuan ini!"

Maka bergegaslah rakyat kembali ke tempat pengadilan.
Orang tua-tua itu berkata kepada Daniel,
"Kemarilah, duduklah di tengah-tengah kami dan beritahulah kami,
sebab Allah telah menganugerahkan kepadamu
martabat orang tua-tua."
Lalu kata Daniel kepada orang yang ada di situ,
"Pisahkanlah kedua orang tua-tua tadi jauh-jauh,
maka mereka akan diperiksa."

Setelah mereka dipisahkan satu sama lain,
Daniel memanggil seorang di antara mereka dan berkata kepadanya,
"Hai engkau yang sudah beruban dalam kejahatan,
sekarang engkau ditimpa dosa-dosa yang dahulu telah kauperbuat
dengan menjatuhkan keputusan-keputusan yang tidak adil,
dengan menghukum orang yang tidak bersalah
dan melepaskan orang yang bersalah,
meskipun Tuhan telah berfirman:
Orang yang tak bersalah dan orang benar janganlah kaubunuh.
Oleh sebab itu, jikalau engkau sungguh-sungguh melihat dia,
katakanlah: Di bawah pohon apakah
telah kaulihat mereka bercampur?"
Sahut orang tua-tua itu, "Di bawah pohon mesui!"
Kembali Daniel berkata,
"Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri!
Sebab malaikat Allah telah menerima firman dari Allah
untuk membelah engkau!"
Setelah orang itu disuruh pergi,
Danielpun lalu menyuruh bawa yang lain kepadanya.
Kemudian berkatalah Daniel kepada orang itu,
"Hai keturunan Kanaan dan bukan keturunan Yehuda,
kecantikan telah menyesatkan engkau
dan nafsu berahi telah membengkokkan hatimu.
Kamu sudah biasa berbuat begitu dengan puteri-puteri Israel,
dan mereka pun terpaksa menuruti kehendakmu karena takut.
Tetapi puteri Yehuda ini tidak mau mendukung kefasikanmu!
Oleh karena itu katakanlah kepadaku:
Di bawah pohon apakah telah kaudapati mereka bercampur?"
Sahut orang tua-tua itu,
"Di bawah pohon berangan!"
Kembali Daniel berkata,
"Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri.
Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu
dengan pedang terhunus untuk membahan engkau,
supaya engkau binasa!"

Maka berserulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring.
Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja
yang berharap kepada-Nya.
Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu,
sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri
bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu.
Lalu mereka diperlakukan
sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya.
Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu dibunuh.
Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah.

Demikanlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6,R:4ab

Refren: Sekalipun aku berjalan dalam lembah yang kelam,
aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.

*Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan.
Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau.
Ia membimbing aku ke air yang tenang,
dan menyegarkan daku.

*Ia menuntun aku di jalan yang lurus,
demi nama-Nya yang kudus.
Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam,
aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.
Tongkat gembalaan-Ku, itulah yang menghibur aku.

*Engkau menyediakan hidangan bagiku,
di hadapan segala lawanku.
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak,
pialaku penuh berlimpah.

*Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku
seumur hidupku.
Aku akan diam di dalam rumah Tuhan
sepanjang masa.



Bait Pengantar Injil
Yoh 33:11

Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik,
melainkan kepada pertobatannyalah Aku berkenan,
supaya ia hidup.



Bacaan Injil
Yoh 8:1-11

"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa,
hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa Yesus pergi ke bukit Zaitun.
Dan pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah,
dan seluruh rakyat datang kepada-Nya.
Yesus duduk dan mengajar mereka.

Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
membawa kepada Yesus
seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah
lalu berkata kepada Yesus,
"Rabi, perempuan ini tertangkap basah
ketika ia sedang berbuat zinah.
Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita
untuk melempari dengan batu
perempuan-perempuan yang demikian.
Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Yesus,
supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya.
Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis di tanah dengan jari-Nya.
Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya,
Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka,
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa,
hendaklah ia yang pertama melemparkan batu
kepada perempuan itu."
Lalu Yesus membungkuk pula dan menulis di tanah.
Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu,
pergilah mereka seorang demi seorang,
mulai dari yang tertua.
Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu,
yang tetap di tempatnya.

Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya,
"Hai perempuan, di manakah mereka?
Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
Jawabnya, "Tidak ada, Tuhan."
Lalu kata Yesus, "Aku pun tidak menghukum engkau.
Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita diajak untuk merenungkan tentang kebenaran dan pengampunan dari kisah tentang perzinahan.
Pada Bacaan Pertama, Suzana diselamatkan oleh Roh Allah melalui tangan Daniel, dan pada Bacaan Injil malah Yesus sendiri yang menyelamatkan nyawa seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.

Suzana adalah sosok yang patut menjadi teladan, bukan karena bersuamikan orang yang kaya raya atau karena memiliki paras yang cantik, melainkan karena keteguhan hatinya melawan fitnah.
Tanpa ragu-ragu Suzana melawan fitnah, "Lebih baik aku jatuh ke tanganmu dengan tidak berbuat demikian daripada berbuat dosa di hadapan Tuhan."
Ia siap menghadapi tuduhan zinah yang tak dilakukannya, yang beresiko dihukum rajam sampai mati.
Ia berseru kepada Tuhan, "Allah yang kekal, yang mengetahui apa yang tersembunyi, dan mengenal sesuatu sebelum terjadi,Engkau pun tahu
bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku."
Maka Tuhan mendengarkan suaranya, dan pertolongan pun datang melalui Daniel.
Memang tidak mudah untuk mengambil resiko oleh karena taat kepada Tuhan, tetapi tak ada pilihan lain kecuali taat kepada Tuhan, apa pun resikonya.

Pada Bacaan Injil, seorang perempuan kedapatan berbuat zinah.
Berbeda dengan Suzana yang tidak berbuat zinah, nampaknya perempuan ini memang bersalah karena berbuat zinah.
Menurut hukum Musa, ia layak menerima hukuman rajam.
Tidak disebutkan mengapa perempuan itu sampai berbuat zinah, dan tak disebutkan pula apakah perempuan itu menyesali perbuatannya.
Ia tidak memohon pengampunan kepada Tuhan, nampaknya hanya pasrah saja.
Tetapi Tuhan mengetahui apa pun yang tersembunyi, dan kali ini Yesus sendiri yang memberi pertolongan, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
Jangan-jangan para penuntut itu malah lebih berdosa.
Merekalah yang lebih pantas untuk dihukum.
Tetapi Yesus memang ditugasi untuk datang kepada orang-orang berdosa supaya bertobat.
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."  [Luk 5:32]
Lalu Yesus pun berkata kepada perempuan itu, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Jika kita memang benar-benar mengharapkan pertolongan dari Roh Allah, bertekun di dalam doa masih belum cukup.
Hal yang terpenting adalah melakukan pembersihan diri dari dosa, melalui pertobatan, menjauhkan diri dari perbuatan dosa sejauh-jauhnya, maka Roh Allah akan hadir dan memberi pertolongan.
Terlebih lagi di saat sekarang ini, dimana ancaman nyawa datang secara nyata dari virus yang mematikan itu, virus yang tak pandang bulu, bisa menjangkiti siapa saja.
Marilah pertama-tama kita melebur dosa-dosa kita melalui pengorbanan Tubuh dan Darah Kristus, bertobat secara sungguh-sungguh dan memohon pengampunan dari Tuhan.
Lalu kita bersama-sama memanjatkan permohonan kita, bukan hanya untuk keselamatan diri sendiri, tetapi untuk keselamatan semua orang yang percaya kepada-Nya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Yohanes Klimakus, Pertapa
Kisah masa kecil dan masa muda Yohanes Klimakus kurang diketahui dengan pasti. Banyak orang menduga bahwa ia berasal dari Palestina dan telah berkeluarga sewaktu memasuki biara pertapaan di gunung Sinai.
la dikenal sebagai orang yang mampu bertahan terhadap aneka macam cobaan. la mampu mengekang dirinya terhadap segala macam godaan. Setelah menyelesaikan masa novisiatnya selama 4 tahun, ia mengikrarkan kaulnya. Melihat kepribadiannya yang menarik, Abbas biara itu meramalkan bahwa Yohanes akan menjadi 'terang besar' bagi Gereja.
Beberapa tahun setelah kaulnya, Yohanes mengundurkan diri dari pertapaan di gunung Sinai itu dan memencilkan diri ke gurun pasir yang sunyi. Di sana ia mempelajari riwayat para kudus serta berbagai tulisan mereka. Usaha ini berhasil membentuk kepribadiannya menjadi seorang yang bijaksana dan suci. Banyak orang yang tertarik dengan kepribadiannya rajin datang memintai nasehat dan bimbingannya. la seridiri pun sangat sering mengunjungi para pertapa lain di Mesir.  Tentang para pertapa Mesir itu, Yohanes berkata: "Kebanyakan mereka sudah tua; rambut mereka sudah putih termakan usia; kulit mereka berkerut keriput; tetapi wajah mereka ceria dan memancarkan kebijaksanaan hidup yang mendalam; keramahan dan kegembiraan mereka membuat saya senang berada di antara mereka; hati mereka tertuju kepada Allah dalam kepolosan dan kemurnian".
Dalam usia 70 tahun Yohanes dipilih menjadi Abbas di tempat pertapaan gunung Sinai.  la menulis sebuah buku mengenai kesempurnaan hidup Kristiani, yang terkenal selama berabad-abad. Pada hari-hari menjelang kematiannya, ia mengundurkan diri ke tempat sunyi untuk berdoa dan bertapa.  la meninggal pada tahun 649.


Santa Roswita, Pengaku Iman
Roswita hidup antara tahun 935-1000. Orang-tuanya yang kaya itu memasukkan dia dalam biara Gandersheim di Jerman untuk dididik oleh suster-suster di biara itu. Mereka berharap anaknya bisa memperoleh pendidikan yang baik. Sesudah dewasa, Roswita memutuskan untuk menjadi suster di biara itu. Suster Roswita pandai menggubah syair dan mengarang buku-buku roman dan buku-buku keagamaan.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-03-29 Minggu.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Minggu Prapaskah V

Minggu, 29 Maret 2020



Bacaan Pertama
Yeh 37:12-14

"Aku akan memberikan Roh-Ku kepadamu,
sehingga kamu hidup."

Pembacaan dari Nubuat Yehezkiel:

Beginilah firman Tuhan Allah,
"Sungguh, Aku akan membuka kubur-kuburmu
dan membangkitkan kamu dari dalamnya, hai umat-Ku.
Dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel.
Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan,
pada saat Aku membuka kubur-kuburmu
dan membangkitkan kamu, dari dalamnya.
Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalam dirimu,
sehingga kamu hidup kembali,
dan Aku akan menempatkan kamu di tanahmu.
Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan,
yang mengatakannya dan membuatnya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 130:1-2.3-4b.4c-6.7-8,R:7

Refren: Pada Tuhan ada kasih setia,
Ia banyak sekali mengadakan pembebasan.

*Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan!
Tuhan, dengarkanlah suaraku!
Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian
kepada suara permohonanku.

*Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan,
siapakah yang dapat tahan?
Tetapi pada-Mu ada pengampunan,
maka orang-orang takwa kepada-Mu.

*Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti,
dan aku mengharapkan firman-Nya.
Jiwaku mengharapkan Tuhan
lebih daripada pengawal mengharapkan pagi.

*Lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi,
berharaplah kepada Tuhan, hai Israel,
sebab pada Tuhan ada kasih setia,
dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.
Dialah yang akan membebaskan Israel
dari segala kesalahannya.



Bacaan Kedua
Rom 8:8-11

"Roh Allah yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati
diam di dalam dirimu."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
mereka yang hidup dalam daging,
tidak mungkin berkenan kepada Allah.
Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh,
kalau Roh Allah memang tinggal di dalam kamu.
Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus,
maka ia bukanlah milik Kristus.
Tetapi jika Kristus ada dalam kamu,
maka tubuhmu memang mati karena dosa,
tetapi rohmu hidup karena kebenaran.
Dan jika Roh Allah,
yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati,
diam di dalam dirimu,
maka Ia yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati,
akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana
oleh Roh-Nya yang diam dalam dirimu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 11:25a.26

Akulah kebangkitan dan hidup, sabda Tuhan.
Setiap orang yang percaya kepada-Ku
tidak akan mati selama-lamanya.



Bacaan Injil
Yoh 11:1-45

"Akulah kebangkitan dan hidup."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus.
Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta.
Maria adalah
perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur
dan menyekanya dengan rambutnya.
Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya.

Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus,
"Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit."
Mendengar kabar itu Yesus berkata,
"Penyakit itu tidak akan membawa kematian,
tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah,
sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."

Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya serta Lazarus.
Namun, setelah didengar-Nya bahwa Lazarus sakit,
Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat di mana Ia berada;
tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya,
"Mari kita kembali lagi ke Yudea."

Murid-murid itu berkata kepada-Nya,
"Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau,
masihkah Engkau mau kembali ke sana?"
Jawab Yesus,
"Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari?
Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk,
karena ia melihat terang dunia ini.
Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk,
karena terang tidak ada di dalam dirinya."
Demikianlah perkataan-Nya,
dan sesudah itu Yesus berkata kepada mereka,
"Lazarus, saudara kita, telah tertidur,
tetapi Aku pergi ke sana
untuk membangunkan dia dari tidurnya."
Maka kata murid-murid itu kepada-Nya,
"Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh."
Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati,
sedangkan sangka mereka
Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa.
Karena itu Yesus berkata dengan terus terang,
"Lazarus sudah mati.
Tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu,
sebab demikian lebih baik bagimu,
supaya kamu dapat belajar percaya.
Marilah kita pergi sekarang kepadanya!"
Lalu Tomas, yang disebut Didimus,
berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain,
"Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."

Ketika Yesus tiba di Betania,
didapati-Nya Lazarus telah empat hari terbaring di dalam kubur.
Betania itu tidak jauh dari Yerusalem,
kira-kira dua mil jauhnya.
Di situ banyak orang Yahudi telah datang
untuk menghibur Marta dan Maria
berhubung dengan kematian saudaranya.

Ketika Marta mendengar bahwa Yesus datang,
ia pergi mendapatkan-Nya.
Tetapi Maria tinggal di rumah.
Maka kata Marta kepada Yesus,
"Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini,
saudaraku pasti tidak mati.
Tetapi sekarang pun aku tahu,
bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu
segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya."
Kata Yesus kepada Marta,
"Saudaramu akan bangkit."
Kata Marta kepada-Nya,
"Aku tahu bahwa ia akan bangkit
pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."
Jawab Yesus, "Akulah kebangkitan dan hidup.
Barangsiapa percaya kepada-Ku,
ia akan hidup walaupun sudah mati;
dan setiap orang yang hidup serta percaya kepada-Ku,
tidak akan mati selama-lamanya.
Percayakah engkau akan hal ini?"
Jawab Marta,
"Ya Tuhan, aku percaya bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah,
Dia yang akan datang ke dalam dunia."

Sesudah berkata demikian,
Marta pergi memanggil saudaranya Maria,
dan berbisik kepadanya,
"Guru ada di sana, dan Ia memanggil engkau."
Mendengar itu, Maria segera bangkit,
lalu pergi mendapatkan Yesus.
Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung.
Ia masih berada di tempat Marta menjumpai-Nya.
Ketika orang-orang Yahudi
yang bersama-sama Maria di rumah itu untuk menghiburnya
melihat Maria tiba-tiba bangkit dan pergi ke luar,
mereka mengikutinya,
karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur
untuk meratap di situ.
Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia,
tersungkurlah ia di depan kaki Yesus
dan berkata kepada-Nya,
"Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."

Ketika Yesus melihat Maria menangis,
dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia,
maka masygullah hati-Nya.
Ia sangat terharu dan berkata,
"Di manakah dia kamu baringkan?"
Jawab mereka, "Tuhan, marilah dan lihatlah!"
Maka menangislah Yesus.
Kata orang-orang Yahudi,
"Lihatlah, betapa besar kasih-Nya kepadanya!"
Tetapi beberapa orang di antaranya berkata,
"Ia yang memelekkan mata orang buta,
tidak mampukah Ia bertindak sehingga orang ini tidak mati?"
Maka masygullah pula hati Yesus,
lalu Ia pergi ke kubur itu.
Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu.
Kata Yesus, "Angkat batu itu!"
Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada Yesus,
"Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
Jawab Yesus, "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu:
Jikalau engkau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

Maka mereka mengangkat batu itu.
Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata,
"Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu,
karena Engkau telah mendengarkan Aku.
Aku tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku.
Tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri mengelilingi Aku ini,
Aku mengatakannya,
supaya mereka percaya,
bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."

Sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras,
"Lazarus, marilah ke luar!"
Orang yang telah mati itu datang ke luar,
kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan,
dan mukanya tertutup dengan kain peluh.
Kata Yesus kepada mereka,
"Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."

Banyak di antara orang-orang Yahudi
yang datang melawat Maria
dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus,
percaya kepada-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.


ATAU BACAAN SINGKAT
Yoh 11:3-7.17.20-27.33b-45

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Ketika Lazarus jatuh sakit,
kedua saudaranya, Maria dan Marta, mengirim kabar kepada Yesus,
"Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit."
Nendengar kabar itu Yesus berkata,
"Penyakit itu tidak akan membawa kematian,
tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah,
sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."

Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya serta Lazarus.
Namun, setelah didengar-Nya bahwa Lazarus sakit,
Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat di mana Ia berada;
tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya,
"Mari kita kembali lagi ke Yudea."

Ketika Yesus tiba di Betania,
didapati-Nya Lazarus telah empat hari terbaring di dalam kubur.
Ketika Marta mendengar bahwa Yesus datang,
ia pergi mendapatkan-Nya.
Tetapi Maria tinggal di rumah.
Maka kata Marta kepada Yesus,
"Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini,
saudaraku pasti tidak mati.
Tetapi sekarang pun aku tahu,
bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu
segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya."
Kata Yesus kepada Marta, "Saudaramu akan bangkit."
Kata Marta kepada-Nya,
"Aku tahu bahwa ia akan bangkit
pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."
Jawab Yesus, "Akulah kebangkitan dan hidup.
Barangsiapa percaya kepada-Ku,
ia akan hidup walaupun sudah mati;
dan setiap orang yang hidup serta percaya kepada-Ku,
tidak akan mati selama-lamanya.
Percayakah engkau akan hal ini?"
Jawab Marta,
"Ya Tuhan, aku percaya bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah,
Dia yang akan datang ke dalam dunia."

Kemudian, ketika melihat Maria menangis,
Yesus terharu dan berkata,
"Di manakah dia kamu baringkan?"
Jawab mereka, "Tuhan, marilah dan lihatlah!"
Maka menangislah Yesus.
Kata orang-orang Yahudi,
"Lihatlah, betapa besar kasih-Nya kepadanya!"
Tetapi beberapa orang di antaranya berkata,
"Ia yang memelekkan mata orang buta,
tidak mampukah Ia bertindak sehingga orang ini tidak mati?"
Maka masygullah pula hati Yesus,
lalu Ia pergi ke kubur itu.
Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu.
Kata Yesus, "Angkat batu itu!"
Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada Yesus,
"Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
Jawab Yesus, "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu:
Jikalau engkau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

Maka mereka mengangkat batu itu.
Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata,
"Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu,
karena Engkau telah mendengarkan Aku.
Aku tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku.
Tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri mengelilingi Aku ini,
Aku mengatakannya,
supaya mereka percaya,
bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."

Sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras,
"Lazarus, marilah ke luar!"
Orang yang telah mati itu datang ke luar,
kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan,
dan mukanya tertutup dengan kain peluh.
Kata Yesus kepada mereka,
"Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."

Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria
dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus,
percaya kepada-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Dimulai hari ini, minggu ini kita mengambil tema renungan "Roh Allah yang menghidupkan", berdasarkan kisah-kisah yang ditulis di dalam Kitab Suci, agar kita pun menjadi percaya bahwa Roh Allah itu akan membangkitkan dan menyelamatkan kita.
Kisah tentang Lazarus yang dibangkitkan oleh Yesus dari kematiannya adalah salah satu kisah yang membuktikan kehadiran Roh Allah itu.

Pada Bacaan Pertama hari ini, Yehezkiel bernubuat, "Beginilah firman Tuhan Allah, 'Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalam dirimu, sehingga kamu hidup kembali'".
Sebelumnya, Yesaya juga telah menyatakan bahwa Tuhan akan mencurahkan Roh Allah kepada orang-orang yang telah dipilih dan dipanggil, yakni orang-orang yang menjauhi perbuatan dosa, karena dosa adalah penghalang atau penghambat keselamatan.
"Adapun Aku, inilah perjanjian-Ku dengan mereka, firman Tuhan: Roh-Ku yang menghinggapi engkau dan firman-Ku yang Kutaruh dalam mulutmu tidak akan meninggalkan mulutmu dan mulut keturunanmu dan mulut keturunan mereka, dari sekarang sampai selama-lamanya, firman Tuhan."  [Yes 59:21]

Begitu pula yang terjadi saat Pentakosta, Petrus dan para murid Yesus lainnya menerima pencurahan Roh Allah, kemudian Petrus pun berkotbah, "Akan terjadi pada hari-hari terakhir -- demikianlah firman Allah -- bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi."   [Kis 2:17]

Pada saat itu, Yesus telah kembali ke rumah Bapa-Nya, tetapi Roh Allah hadir untuk menggantikan Dia, membimbing para murid Yesus melanjutkan tugas perutusan mereka.
Ketika Yesus masih berada di dunia ini, para murid memang tidak merasa kekurangan, semuanya tercukupi oleh Yesus sendiri, seperti pada kisah Bacaan Injil hari ini, Yesus telah menegaskan, "Akulah kebangkitan dan hidup.   Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati."

Tetapi setelah Yesus kembali ke Surga, para murid Yesus merasa sangat kehilangan, mereka ketakutan.
Saat ini pun kita juga mengalami ketakutan oleh karena ancaman Corona Virus.
Pesan Bapa Suci kita pada "Urbi et Orbi" kemarin, "Janganlah takut.",  dengan mengutip perkataan Yesus, "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"

Di dalam surat-suratnya, Rasul Paulus malah banyak menulis tentang Roh Allah.
Salah satu yang menjadi favorit saya adalah perikop tentang hidup oleh Roh, bukan oleh daging, yang ditulis dalam suratnya kepada jemaat di Roma, pada Bacaan Kedua hari ini.
"Kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, kalau Roh Allah memang tinggal di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukanlah milik Kristus.
Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah."   [Rom 8:9,14]

Marilah dalam minggu ini kita menyediakan waktu lebih untuk "berkenalan" dengan Roh Allah yang menghidupkan itu, menyadari kehadiran-Nya di dalam hidup kita, sehingga, ketika Rasul Paulus bertanya kepada kita, maka kita pun dapat menjawabnya dengan mantap, "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?"  [1Kor 3:16]



Peringatan Orang Kudus
Santo Bertold, Rahib
Bertold dikenal sebagai seorang rahib. Bersama kawannya Brokard, Bertold bertapa di gunung Karmel, Palestina dan mendirikan Ordo Karmel pada awal abad ke-13. Brokard sangat dihormati oleh orang Islam.


Santo Yonah dan Berikjesu, Martir
Martir kakak beradik ini disiksa hingga mati karena meneguhkan iman banyak orang Kristen di berbagai penjara di Persia. Yonah ditindih dengan press sampai mati, sedangkan adiknya Berikjesu menemui ajalnya setelah dituangkan ter panas ke dalam mulutnya. Keduanya tak gentar sedikitpun menghadapi siksaan yang ditimpakan atas mereka. Mereka bahkan bersyukur karena turut serta bersama Kristus dalam penderitaannya untuk menyelamatkan manusia.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-03-28 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah IV

Sabtu, 28 Maret 2020

Pada sore hari, salib-salib diberi selubung dan dibiarkan terselubung sampai akhir liturgi Jumat Agung.



Bacaan Pertama
Yer 11:18-20

"Aku seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih."

Pembacaan dari Kitab Yeremia:

Nabi berkata:
"Tuhan memberitahukan ancaman-ancaman
yang dirancang orang terhadapku;
maka aku mengetahuinya.
Pada waktu itu Engkau, ya Tuhan,
memperlihatkan ancaman mereka kepadaku.
Dulunya aku seperti anak domba jinak
yang dibawa untuk disembelih;
aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat
terhadap aku dengan berkata,
"Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya!
Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup,
sehingga namanya tidak diingat orang lagi!"

Tetapi, Tuhan semesta alam, yang menghakimi dengan adil,
yang menguji batin dan hati,
biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka,
sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 7:2-3.9b-10.11-12,R:2a

Refren: Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung.

*Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung;
selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku
dan lepaskanlah aku,
supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku
dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.

*Hakimilah aku, Tuhan, apakah aku benar,
dan apakah aku tulus ikhlas.
Biarlah berakhir kejahatan orang fasik,
tetapi teguhkanlah orang yang benar,
Engkau, yang menguji hati dan batin orang,
ya Allah yang adil.

*Perisaiku adalah Allah,
yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati;
Allah adalah Hakim yang adil
dan Allah yang murka setiap saat.



Bait Pengantar Injil
Luk 8:15

Orang yang mendengarkan firman Tuhan,
dan menyimpannya dalam hati yang baik,
dan menghasilkan buah dalam ketekunan.



Bacaan Injil
Yoh 7:40-53

"Apakah Engkau juga orang Galilea?"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa Yesus mengajar di Yerusalem.
Beberapa di antara orang banyak,
yang mendengarkan perkataan Yesus, berkata,
"Dia ini benar-benar nabi yang akan datang."
Yang lain berkata, "Ia ini Mesias."
Tetapi yang lain lagi berkata,
"Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!
Karena Kitab Suci mengatakan
bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud
dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal."
Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak
karena Yesus.
Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia,
tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuh-Nya.

Maka ketika penjaga-penjaga
yang ditugaskan imam-imam kepala dan orang-orang Farisi
pergi kepada imam-imam kepala,
orang-orang Farisi berkata kepada mereka,
"Mengapa kamu tidak membawa-Nya?"
Jawab penjaga-penjaga itu,
"Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!"
Jawab orang Farisi itu kepada mereka,
"Adakah kamu juga disesatkan?
Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin
yang percaya kepada-Nya,
atau seorang di antara orang-orang Farisi?
Orang banyak itu tidak mengenal hukum Taurat!
Terkutuklah mereka!"

Nikodemus, seorang dari mereka
yang dahulu telah datang kepada Yesus,
berkata kepada mereka,
"Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang
sebelum ia didengar,
dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?"
Jawab mereka, "Apakah engkau juga orang Galilea?
Selidikilah Kitab Suci,
dan engkau akan tahu
bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea."
Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita sampai di akhir renungan minggu ini tentang Asal-usul keturunan.
Berikut adalah renungan saya untuk Daily Fresh Juice:

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Beberapa kali terjadi, ketika saya berkenalan dengan orang baru.
Mereka bertanya kepada saya, "Asal Pak Sandy darimana?"
Sebelum menjawab, saya bertanya balik,
"Asal menurut KTP atau yang sebenarnya?"
Di KTP dicantumkan kalau saya kelahiran Tabanan, suatu kota kecil di Bali.
Tapi kalau ditanya asal yang sebenarnya,
saya ini berasal dari rahim ibu saya.
Dari rahimnyalah saya berasal.
Dan ibu saya berasal dari rahim nenek saya, yang waktu dilahirkan mereka tinggal di satu desa bernama Bajera.
Kalau ditelusuri lebih jauh, saya sudah tak tahu persis apakah nenek moyang saya memang dari Bali atau malah dari negeri yang jauh dari Bali.
Belum lagi kalau diurut dari silsilah ayah saya, mungkin lebih tepat saya mengaku berasal dari Jawa Timur.

Kira-kira seperti itulah kebingungan yang terjadi
ketika orang-orang memperbincangkan tentang asal-usul Yesus.
Kalau waktu itu sudah ada KTP,
bisa jadi tertulis di situ kalau Yesus berasal dari Nazaret, di Galilea.
Padahal kita tahu kalau Yesus dilahirkan di suatu kandang di Betlehem, di Yudea, dekat Yerusalem, tempat nabi Daud berasal.
Tetapi tentu ada yang tidak setuju kalau dikatakan Yesus berasal dari Betlehem,
wong di sana Cuma numpang lahir saja.
Sama seperti sebagian orang, yang di saat hamil tua pergi ke Singapore untuk melahirkan di sana, setelah itu ya pulang kampung.
Apakah bayi yang dilahirkan itu bisa dibilang orang Singapore?

Kalau diusut yang sebenarnya,
Yesus itu berasal dari rahim Bunda Maria, yang dikandung dari Roh Kudus.
Jadi, jelasnya, Yesus itu berasal dari Kerajaan Surga.
Jelasnya, Yesus adalah Tuhan, adalah Allah Putera,
yang menjadi manusia untuk melaksanakan tugas dari Bapa-Nya.

Kalau diusut lebih jauh lagi,
apakah Yesus menjadi manusia itu seratus persen manusia?
Ya iyalah, masak Yesus menjadi manusia jadi-jadian?
Yesus tidak turun dari Surga dalam wujud Tuhan.
Maka dari itulah diperlukan rahim seorang ibu yang dikandung tanpa dosa.
Supaya seratus persen manusia, maka Yesus tinggal di rahim Bunda Maria
untuk kemudian mengalami persalinan di kandang di Betlehem.
Yesus tentu mengalami masa bayi dan bertumbuh menjadi manusia dewasa.

Sebagai manusia, Yesus juga merasakan lapar.
Ketika dicobai di padang gurun, setelah berpuasa selama 40 hari 40 malam,
akhirnya Yesus juga lapar.

Apakah Yesus bisa marah?
Ditulis kok di dalam Injil.
Ketika Petrus menegur Yesus karena Yesus akan menanggung banyak penderitaan,
Yesus memarahi Petrus, "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Begitu pula ketika para murid Yesus menghalang-halangi anak datang kepada Yesus,
Yesus pun marah dan berkata, "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah."
Dan ketika Yesus di Bait Allah, mendapati banyak orang berjualan di sana,
Yesus lalu membuat cambuk dari tali, lalu mengusir pada pedagang itu,
"Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."

Apakah Yesus bisa bersedih hati?
Punya saya takut?
Di Taman Getsemani, Yesus merasa sedih dan gentar.
Ia berkata kepada Petrus dan kedua anak Zebedeus,
"Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya.
Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
Lalu di dalam doa-Nya,
"Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

Saya rasa cukup ya, bukti-bukti bahwa Yesus adalah seratus persen manusia.
Cukuplah sebagai bukti bahwa Yesus beneran mengalami sengsara-Nya,
bukan settingan atau rekayasa,
bahwa Yesus benar-benar menebus dosa manusia.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Setelah merenungkan perjalanan hidup Yesus di dunia ini,
masih pentingkah bagi kita untuk memperdebatkan
apakah Yesus orang Galilea atau orang Yudea?
Bukankah yang terpenting adalah asal Yesus yang sebenarnya darimana?
Semuanya itu terjadi atas kehendak Allah,
berdasarkan kaidah Surgawi, bukan duniawi.
Tidak ada ceritanya kaidah Surga tunduk kepada kaidah dunia.

Maka, begitu pula hendaknya kita.
Janganlah kita perdebatkan asal-usul duniawi kita.
Janganlah sampai terjadi, di lingkungan gereja kita masih memilah-milah umat berdasarkan asal-usul duniawi, Kamu orang Jawa, kamu orang Batak, kamu orang Tionghoa, Flores, dan sebagainya.
Biarlah semuanya itu menjadi kodrati, tak perlu diperguncingkan,
karena menurut kaidah Surgawi, semuanya adalah orang kristiani yang telah diangkat menjadi Anak Allah melalui pembaptisan.
Asal usul tak lagi signifikan, karena sekarang kita semua adalah warga kerajaan Surga.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Doroteus dari Gaza, Pengaku Iman
Selagi dalam pendidikan Doroteus bosan dengan segala macam pelajaran di sekolah. "Lebih baik aku memegang ular daripada membolak- balik buku pelajaran" katanya. Tetapi lama kelamaan ia merobah sikapnya yang konyol itu dan berjuang menghilangkannya. Hasilnya ialah ia kemudian menjadi orang yang amat rajin dan suka belajar dan membaca.
Semangat baru ini kemudian menghantar dia ke dalam kehidupan membiara pada tahun 530 di sebuah biara di Palestina. Kepada rekan-rekannya ia mengatakan: "Jika kita dapat mengalahkan perasaan bosan dan segan belajar sehingga kita menjadi orang yang suka belajar, maka tentunya kita juga dapat mengalahkan hawa nafsu dan menjadi orang kudus". Kata-kata ini menunjukkan tekadnya yang keras membaja untuk mencapai kesempumaan hidup lewat cara hidup membiara. Salah satu caranya ialah senantiasa bersikap terus terang, dan terbuka hati dan pikiran kepada atasan dan rekan-rekannya. Dengan cara ini ia memperoleh ketenangan batin dan semangat dalam menjalani cara hidup membiara. Dalam bukunya ia menulis: "Barangsiapa rajin berdoa dan bermati-raga serta berusaha sungguh-sungguh menguasai kehendaknya, ia akan mencapai ketenteraman batin yang membahagikan".
Doroteus mencapai kemajuan pesat dalam kehidupan rohaninya dan kemudian mendirikan dan memimpin sebuah biara pertapaan di Gaza. la berusaha memajukan pertapaannya dengan menjalankan pekerjaan- pekerjaannya dengan baik dan menciptakan persaudaraan antar para rahibnya. la selalu berlaku ramah terhadap rekan-rekannya. Tahun-tahun terakhir hidupnya, ia mengalami banyak masalah. Godaan dan penyakit merupakan pencobaan besar baginya. Namun ia tetap riang. Kepada rekan-rekannya ia mengatakan: "Tidaklah sukar mencari dan menemukan sebab-musabab dari semuanya itu. Baiklah kalau kita mempercayakan diri kepada Tuhan sebab la tahu apa yang penting dan berguna bagi kita ". Tulisan-tulisan rohaninya sangat bagus, sehingga pada abad ke-17 tulisan-tulisan itu diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis dan Inggris.
Bagi Doroteus, kesucian tidak sama dengan mengerjakan mujizat- mujizat dan/atau menjalankan puasa dan tapa. Semuanya itu memang baik dan berguna, kesucian itu suatu tindakan menyangkal diri sendiri dan menundukkan kehendak pribadi pada kehendak Tuhan atau menghendaki semata-mata apa yang dikehendaki Tuhan, demi cinta kasih akan Dia. Dengan berusaha mencapai tujuan inilah, maka Doroteus akhirnya menjadi orang kudus.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2020-03-27 Jumat.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah IV

Jumat, 27 Maret 2020



Bacaan Pertama
Keb 2:1a.12-22

"Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati yang keji terhadapnya."

Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan:

Orang-orang fasik berkata satu sama lain,
karena angan-angan mereka tidak tepat,
"Marilah kita menghadang orang yang baik,
sebab bagi kita ia menjadi gangguan
serta menentang pekerjaan kita.
Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita,
dan kepada kita dipersalahkannya
dosa-dosa terhadap pendidikan kita.
Ia membanggakan mempunyai pengetahuan tentang Allah,
dan menyebut dirinya anak Tuhan.
Bagi kita ia merupakan celaan atas anggapan kita;
melihat dia saja sudah berat rasanya bagi kita.
Sebab hidupnya sungguh berlainan dari kehidupan orang lain,
dan lain dari lainlah langkah lakunya.
Kita dianggap olehnya sebagai orang yang tidak sejati,
dan langkah laku kita dijauhinya seolah-olah najis adanya.
Akhir hidup orang benar dipujinya bahagia,
dan ia bermegah-megah bahwa bapanya ialah Allah.
Coba kita lihat apakah perkataannya benar,
dan ujilah apa yang terjadi waktu ia pulang.
Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah,
niscaya Allah akan menolong dia
serta melepaskannya dari tangan para lawannya.
Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa,
agar kita mengenal kelembutannya
serta menguji kesabaran hatinya.
Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya,
sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan."
Demikianlah mereka berangan-angan,
tapi mereka sesat, karena telah dibutakan oleh kejahatan mereka.
Maka mereka tidak tahu akan rahasia-rahasia Allah,
tidak yakin akan ganjaran kesucian,
dan tidak menghargakan kemuliaan bagi jiwa yang murni.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 34:17-18.19-20.21.23,R:19a

Refren: Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati.

*Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat
untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan;
dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.

*Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati,
Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
Kemalangan orang benar memang banyak,
tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu.

*Ia melindungi segala tulangnya,
tidak satu pun yang patah.
Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya,
dan semua orang yang berlindung pada-Nya
tidak akan menanggung hukuman.



Bait Pengantar Injil
Mat 4:4b

Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.



Bacaan Injil
Yoh 7:1-2.10.25-30

"Orang-orang Farisi berusaha menangkap Yesus,
tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia,
sebab saat-Nya belum tiba."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Yesus berjalan keliling Galilea;
Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea,
karena di sana orang-orang Yahudi berusaha membunuh-Nya.
Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi,
yaitu hari raya Pondok Daun.
Sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu,
Ia pun pergi juga ke sana,
tidak terang-terangan tetapi diam-diam.

Beberapa orang Yerusalem berkata,
"Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh?
Lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa,
dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya.
Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu,
bahwa Ia adalah Kristus?
Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya,
padahal bila Kristus datang,
tidak ada seorang pun yang tahu dari mana asal-Nya."

Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru,
"Memang Aku kamu kenal, dan kamu tahu dari mana asal-Ku;
namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri,
tetapi diutus oleh Dia yang benar, yang tidak kamu kenal.
Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia,
dan Dialah yang mengutus Aku."

Mereka berusaha menangkap Yesus,
tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia,
sebab saat-Nya belum tiba.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Asal-muasal menghasilkan perbedaan-perbedaan, entah itu kesukuan mau pun kedaerahan.
Orang Jawa adalah orang yang berasal dari pulau Jawa, sekali pun ia lahir dan tinggal di Jakarta atau di luar pulau Jawa.
Sebagian orang Tangerang lebih senang mengatakan tinggal di Jakarta daripada di Banten, padahal kedua-duanya terletak di pulau Jawa juga.
Yang berasal dari Jawa Barat, semestinya juga orang Jawa, tapi mereka lebih senang menyebut dirinya sebagai orang Sunda.
Berbicara soal asal-muasal memang tak dapat dipisahkan dari bahasa, adat-istiadat, budaya dan juga ciri-ciri biologis.
Belum lagi kalau dipilah berdasarkan keyakinan atau agamanya, maka perbedaan pun melebar.

Perbedaan-perbedaan inilah yang berpeluang menimbulkan pertentangan atau malah pertikaian.
Lihat saja apa yang dilakukan oleh orang-orang di Yudea, mereka berusaha menangkap dan bahkan hendak membunuh Yesus, dikarenakan perbedaan-perbedaan itu.
Kita patut beryukur memiliki "Bhineka Tunggal Ika" sebagai dasar falsafah, berbeda-beda tetapi satu jua, yang terbukti handal untuk menangkal perbedaan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan).

Nampaknhya perbedaan agama-lah yang paling mendasar.
Orang dari suku yang berbeda masih dapat bersatu oleh karena kesamaan agama.
Jadi, bila berbincang soal perbedaan yang paling mendasar ini, sesungguhnya hanya ada 2 kelompok besar saja, yakni: orang beriman dan orang kafir.
Yang satu percaya akan Allah dan yang lainnya tidak, alias atheis.

Tetapi kalau ditelusuri lebih jauh, orang beriman pun terpecah lagi menjadi 2 kelompok, yakni: orang saleh dan orang fasik.
Orang fasik percaya kepada Tuhan tetapi tidak mengamalkan perintah-perintah-Nya.
Sayangnya, kelompok Fasik jumlahnya jauh lebih banyak.

Dampak dari perbedaan-perbedaan inilah yang perlu kita khawatirkan, karena orang akan merasa diri benar dan menyalahkan orang lain yang berbeda.
Bahkan seperti yang ditulis di dalam kitab suci kita, orang malah mencari-cari kesalahan orang lainnya sebagai upaya membenarkan dirinya sendiri.
Lihat saja para pemimpin Yahudi yang berusaha menangkap Yesus untuk dibunuh, padahal menurut hukum Taurat Musa yang mereka anut: dilarang membunuh (perintah ke-lima).
Mereka mencari-cari kesalahan Yesus agar dapat dibunuh.
Mereka menuduh Yesus menghujat Allah, mengaku-ngaku Mesias, Anak Allah.
Mereka juga menganggap Yesus banyak melakukan pelanggaran terhadap hukum Taurat, melanggar ketentuan hari Sabat, tidak berpuasa, mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dan sebagainya.
Menurut hukum Taurat, Yesus dapat dikenai hukuman mati, padahal menurut hukum pemerintah Romawi Yesus tidak melakukan pelanggaran.

Kita memang senang mencari-cari kesalahan orang lain, terutama orang yang berbeda dengan kita.
Satu kesalahan orang dapat menghapus seribu kebaikannya, panas se tahun dihapus oleh hujan se hari.
Orang cenderung mencari selumbar di mata orang, padahal balok di depan matanya tidak mereka perdulikan.

Bisakah kita, terutama pada masa Prapaskah ini, mengenakan hukum Tuhan justru kepada diri sendiri, bukan kepada orang lain?
Maukah kita, mencari-cari kesalahan diri sendiri, lalu mengakuinya dan bertobat?
Jika kita bisa dan mau, maka banyak sekali perbedaan-perbedaan dapat disandingkan, seperti suami dan istri yang nyata-nyata banyak perbedaan toh dapat disandingkan menjadi pasangan yang rukun.



Peringatan Orang Kudus
Santo Rupertus, Uskup dan Pengaku Iman
Rupertus dikenal sebagai Orang Kudus keturunan suatu suku bangsa berbahasa Jerman. Sebelum menjadi misionaris di Bavaria sehingga dijuluki 'Rasul Bavaria', dia telah menjadi Uskup Worms, Jerman.
Perjalanan misionernya ke Regensburg, Bavaria, dilakukan pada tahun 697.  Di Regensburg, Rupertus bersama beberapa orang rekannya diterima baik oleh Adipati Theodo. Adipati ini masih kafir namun ia sangat baik hati dan mendukung para misionaris itu dalam melaksanakan tugasnya sebagai pewarta Injil Kristus.
Agama Kristen memang sudah masuk di wilayah kekuasaan Theodo sebelum kedatangan Rupertus bersama kawan-kawannya. Ini terbukti dari data yang ada bahwa beberapa orang di wilayah itu sudah menganut agama Kristen, termasuk saudari kandung Theodo sendiri. Setelah menyaksikan keberhasilan karya para misionaris itu dan merasakan sehdiri kebenaran agama Kristen, Theodo memutuskan untuk menerima pelajaran agama Kristen dari para misionaris itu.  Rupertuslah yang mengajari dia agama Kristen bersama beberapa orang lainnya.
Di Bavaria, Rupertus dengan kawan-kawannya mendapat sukses besar dalam karyanya. Untuk memperkokoh karya mereka, Rupertus mendirikan sebuah pusat pendidikan agama di Juvavum, Austria. Di sini ia melayani umatnya sebagai uskup hingga hari kematiannya pada tahun 710.


Santo Nikodemus, Pengajar Israel
Nikodemus adalah seorang Parisi dan anggota Dewan Sanhendrin. Kisah tentang dirinya dalam hubungannya dengan Yesus dapat ditemukan di dalam Injil Yohanes: 3:1-21.  la kagum akan kepribadian Yesus dan cara pengajaranNya yang penuh wibawa.  la mengakui Yesus sebagai seorang utusan Allah. la datang kepada Yesus di waktu malam hari dan menanyakan Yesus tentang bagaimana orang dapat memperoleh Kerajaan Allah. Yesus menjawab bahwa manusia harus dilahirkan kembali dari air dan Roh. Pada akhir hidup Yesus dengan peristiwa tragis di Salib, Nikodemus tampil lagi sebagai seorang yang mengurapi jenazah Yesus dengan minyak wangi (Yoh 19: 39).


Santa Lucy Filipini, Pengaku Iman
Lucy Filipini lahir pada tahun 1672 di Tarquinia, Italia, barat laut Roma. la dikenal sebagai pelanjut pendidikan bagi kaum wanita Katolik di Italia.
Sebagai seorang gadis yatim-piatu, Lucy berhasil menarik perhatian Kardinal Martinus Barbarigo karena ketelatenan, kesalehan dan bakat-bakatnya. la mendesak Lucy untuk belajar di sebuah Institut Pendidikan Guru, yang disebut 'Maestre Pie' di Monte Fiascone, dekat Tarquinia. Kemudian pada tahun 1707, Paus Klemens XI meminta Lucy untuk mendirikan sekolah pertama dari Maestre Pie di Roma. Tugas ini dijalankannya dengan sukses besar hingga ia menghembuskan nafasnya terakhir pada tanggal 25 Maret 1732. Pada tahun 1930 ia dinyatakan 'Kudus' oleh Sri Paus Pius XI (1922-1939).




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/