Liturgia Verbi 2020-03-15 Minggu.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Minggu Prapaskah III

Minggu, 15 Maret 2020



Bacaan Pertama
Kel 17:3-7

"Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum."

Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Sekali peristiwa,
setelah bangsa Insrael melewati padang gurun Sin,
dan berkemah di Rafidim,
kehausanlah mereka di sana.
Maka bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata,
"Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir,
untuk membunuh kami, anak-anak dan ternak kami dengan kehausan?"

Lalu berseru-serulah Musa kepada Tuhan, katanya,
"Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini?
Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!"
Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa,
"Berjalanlah di depan bangsa itu,
dan bawalah serta beberapa orang
dari antara para tua-tua Israel;
bawalah juga tongkatmu
yang kaupakai memukul sungai Nil, dan pergilah.
Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu
di atas gunung batu di Horeb;
pukulah gunung batu itu,
dan dari dalamnya akan keluar air,
sehingga bangsa itu dapat minum."

Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.
Maka dinamailah tempat itu Masa dan Meriba,
oleh karena orang Israel telah bertengkar,
dan oleh karena mereka telah mencobai Tuhan dengan mengatakan,
"Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?"

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 95:1-2.6-7.8-9,R:8

Refren: Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan,
janganlah bertegar hati.

*Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan,
bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita.
Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur,
bersorak-sorai bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.

*Masuklah, mari kita sujud menyembah,
berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita.
Sebab Dialah Allah kita,
kita ini umat gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.

*Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya,
Janganlah bertegar hati seperti di Meriba,
seperti waktu berada di Masa di padang gurun,
ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku,
padahal mereka melihat perbuatan-Ku.



Bacaan Kedua
Rom 5:1-2.5-8

"Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita
oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
kita yang dibenarkan karena iman,
kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah
oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk
ke dalam kasih karunia Allah.
Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan bermegah
dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.

Dan pengharapan tidak mengecewakan,
karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita
oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Karena waktu kita masih lemah,
Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka
pada waktu yang ditentukan oleh Allah.
Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar
tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati.
Tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita,
oleh karena Kristus telah mati untuk kita,
ketika kita masih berdosa.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 4:42.15

Tuhan, Engkaulah juruselamat dunia.
Berilah aku air kehidupan, supaya aku tidak haus lagi.



Bacaan Injil
Yoh 4:5-42

"Mata air yang memancar sampai ke hidup yang kekal."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa
sampailah Yesus ke sebuah kota di Samaria,
yang bernama Sikhar,
dekat tanah yang dahulu diberikan Yakub kepada anaknya, Yusuf.
Di situ terdapat sumur Yakub.
Yesus sangat letih oleh perjalanan,
karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu.
Hari kira-kira pukul dua belas.
Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air.
Kata Yesus kepadanya, "Berilah Aku minum!"
Sebab murid-murid Yesus telah pergi membeli makanan.
Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya,
"Masakan Engkau, seorang Yahudi,
minta minum kepadaku, seorang Samaria?"
Maklum orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.
Jawab Yesus kepadanya,
"Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah
dan siapa Dia yang berkata kepadamu 'Berilah Aku minum'
niscaya engkau telah meminta kepada-Nya,
dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."

Kata perempuan itu kepada-Nya,
"Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam;
dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub,
yang memberikan sumur ini kepada kami
dan ia sendiri telah minum dari dalamnya,
ia beserta anak-anak dan ternaknya?"
Jawab Yesus kepadanya,
"Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi!
Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya,
ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.
Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya,
akan menjadi mata air di dalam dirinya,
yang terus-menerus memancar sampai ke hidup yang kekal."
Kata perempuan itu kepada-Nya,
"Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus,
dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba."

Kata Yesus kepadanya,
"Pergilah, panggillah suamimu dan datanglah ke sini."
Kata perempuan itu, "Aku tidak mempunyai suami."
Kata Yesus kepadanya,
"Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
sebab engkau sudah mempunyai lima suami,
dan yang sekarang ada padamu pun bukanlah suamimu.
Dalam hal ini engkau berkata benar."
Kata perempuan itu kepada Yesus,
"Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini,
tetapi kamu katakan,
bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."
Kata Yesus kepadanya,
"Percayalah kepada-Ku, hai perempuan,
saatnya akan tiba bahwa kamu akan menyembah Bapa
bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal,
tetapi kami menyembah yang kami kenal,
sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.

Tetapi saatnya akan datang, dan sudah tiba sekarang,
bahwa para penyembah yang benar akan menyembah Bapa
dalam roh dan kebenaran,
sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang demikian.
Allah itu Roh, dan barangsiapa menyembah Dia,
harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Jawab perempuan itu,
"Aku tahu, bahwa Mesias, yang disebut juga Kristus, akan datang;
apabila datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."
Kata Yesus kepadanya,
"Akulah Dia, yang sedang bercakap-cakap dengan engkau!"

Pada waktu itu datanglah murid-murid Yesus,
dan mereka heran
bahwa Yesus sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan.
Tetapi tak seorang pun berkata,
"Apa yang Engkau kehendaki?
Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?"

Sementara itu perempuan tadi meninggalkan tempayannya di situ,
lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ,
"Mari, lihat!
Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku
segala sesuatu yang telah kuperbuat.
Mungkinkah Dia itu Kristus?"
Maka mereka pun meninggalkan kota
lalu datang kepada Yesus.

Sementara itu murid-murid mengajak Yesus, katanya,
"Rabi, makanlah!"
Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka,
"Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal."
Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain,
"Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?"
Kata Yesus kepada mereka,
"Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku
dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Bukankah kamu mengatakan
'Empat bulan lagi tibalah musim menuai'?
Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu,
dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning
dan matang untuk dituai.
Sekarang juga penuai telah menerima upahnya,
dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal,
sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa
'Yang seorang menabur dan yang lain menuai'.
Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan.
Orang-orang lain berusaha,
dan kamu datang memetik hasil usaha mereka."

Banyak orang Samaria dari kota itu
telah menjadi percaya kepada Yesus
karena perkataan perempuan itu,
yang bersaksi,
"Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat."

Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus,
mereka meminta kepada-Nya,
supaya Yesus tinggal pada mereka, 
dan Yesus pun tinggal di situ dua hari lamanya.
Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya
karena perkataan Yesus,
dan mereka berkata kepada perempuan itu,
"Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan,
sebab kami sendiri telah mendengar Dia
dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."

Demikianlah sabda Tuhan.


ATAU BACAAN SINGKAT
Yoh 4:5-15.19b-26.39a.40-42

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa
sampailah Yesus ke sebuah kota di Samaria,
yang bernama Sikhar,
dekat tanah yang dahulu diberikan Yakub kepada anaknya, Yusuf.
Di situ terdapat sumur Yakub.
Yesus sangat letih oleh perjalanan,
karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu.
Hari kira-kira pukul dua belas.
Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air.
Kata Yesus kepadanya, "Berilah Aku minum!"
Sebab murid-murid Yesus telah pergi membeli makanan.
Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya,
"Masakan Engkau, seorang Yahudi,
minta minum kepadaku, seorang Samaria?"
Maklum orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.

Jawab Yesus kepadanya,
"Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah
dan siapa Dia yang berkata kepadamu 'Berilah Aku minum'
niscaya engkau telah meminta kepada-Nya,
dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."

Kata perempuan itu kepada-Nya,
"Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam;
dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub,
yang memberikan sumur ini kepada kami
dan ia sendiri telah minum dari dalamnya,
ia beserta anak-anak dan ternaknya?"

Jawab Yesus kepadanya,
"Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi!
Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya,
ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.
Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya,
akan menjadi mata air di dalam dirinya,
yang terus-menerus memancar sampai ke hidup yang kekal."
Kata perempuan itu kepada-Nya,
"Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus,
dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba."

[Setelah Yesus menyinggung masalah pribadi perempuan itu]
perempuan itu berkata kepada Yesus,
"Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini,
tetapi kamu katakan,
bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."
Kata Yesus kepadanya,
"Percayalah kepada-Ku, hai perempuan,
saatnya akan tiba bahwa kamu akan menyembah Bapa
bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal,
tetapi kami menyembah yang kami kenal,
sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.

Tetapi saatnya akan datang, dan sudah tiba sekarang,
bahwa para penyembah yang benar akan menyembah Bapa
dalam roh dan kebenaran,
sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang demikian.
Allah itu Roh, dan barangsiapa menyembah Dia,
harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Jawab perempuan itu,
"Aku tahu, bahwa Mesias, yang disebut juga Kristus, akan datang;
apabila datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."
Kata Yesus kepadanya,
"Akulah Dia, yang sedang bercakap-cakap dengan engkau!"

Banyak orang Samaria dari kota itu
telah menjadi percaya kepada Yesus
karena perkataan perempuan itu.
Dan ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus,
mereka meminta kepada-Nya supaya Yesus tinggal pada mereka, 
dan Yesus pun tinggal di situ dua hari lamanya.
Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya
karena perkataan Yesus,
dan mereka berkata kepada perempuan itu,
"Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan,
sebab kami sendiri telah mendengar Dia
dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Tema kita minggu ini adalah tentang "Kerendahan Hati".
Saya ini sebetulnya rada-rada heran, mengapa menggunakan "hati" sebagai simbul?
Se tahu saya, hati adalah organ dalam tubuh kita, yang kerjakan "hanya makan saja", mengambil sari-sari makanan.
Kalau toh ada yang dihasilkan, cuma empedu saja, zat untuk membantu mencerna makanan.
Rupanya saya salah.
Hati merupakan organ penting bagi tubuh kita.
Ternyata hati itu ada banyak faedahnya, antara lain: sebagai penawar racun dan sebagai antibodi sebagai pertahanan tubuh, menyimpan gula darah sebagai sumber energi, memproduksi sel darah merah, dan sebagainya.
Bahkan hati itu ibarat "bank" untuk menabung Vitamin dan Mineral.

Tetapi hati yang kita bahas di sini bukanlah hati sebagai organ tubuh, melainkan sebagai "sesuatu" tempat berhimpunnya segala perasaan kita, bersifat batiniah, tak ada fisiknya.
Perasaan itu tidak mengenal benar-salah, lebih bersifat positif atau negatif.
Yang positif misalnya perasaan gembira, lega, nyaman, dan sebagainya.
Yang negatif misalnya perasaan sedih, jengkel, marah, dan sebagainya.

Tidak ada yang salah dengan perasaan, tetapi tindak-lanjut dari perasaan itulah yang bisa salah, misalnya, karena marah lalu menganiaya orang lain.
Agar terhindar dari tindak-lanjut yang keliru, maka hati perlu direndahkan atau dikecilkan.
Seringkali kita dengar, "Sebetulnya hati kecilnya berkata…", atau sering disebut "hati nurani", yang berada di tempat yang rendah.
Di tempat inilah Surga dapat bersemayam, dapat tinggal, dapat menjadi "mata air", seperti yang dikatakan oleh Yesus pada Bacaan Injil hari ini, "Air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai ke hidup yang kekal."
Dan dari sinilah timbulnya niat baik.

Sebaliknya, sebagai lawan dari "hati kecil" atau nurani, adalah "hati besar" karena kandungannya memang lebih banyak.
Di tempat inilah segala kesombongan, egoisme dan hal-hal buruk berkumpul.
Kita tidak dapat menggunakannya untuk menjadi rendah hati, melainkan akan membuat kita menjadi tinggi hati.
Orang yang tinggi hati gampang sekali menyalahkan orang lain, merasa diri benar.
Lihatlah bangsa Israel pada Bacaan Pertama hari ini.
Mereka diselamatkan dari perbudakan di Mesir, tetapi karena kehausan di padang gurun, mereka begitu saja menyalahkan Tuhan, menyalahkan Musa, "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak dan ternak kami dengan kehausan?"
Sebaliknya, wanita Samaria dari Bacaan Injil hari ini, bangsa yang dianggap sebagai bangsa rendah oleh orang Yahudi, justru malah menjadi pewarta sehingga banyak orang Samaria menjadi percaya kepada Yesus.

Maka, marilah kita belajar menjadi sosok yang rendah hati, agar hati kita menjadi sumber mata air yang menghidupkan.



Peringatan Orang Kudus
Santa Louisa de Marillac, Janda
Louisa tergolong anak malang. Ibunya meninggal dunia ketika ia baru berumur tiga tahun. Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda dengan empat orang anak. Perkembangannya tidak dipedulikan oleh ibu tirinya itu. Setelah beberapa tahun, ia dimasukkan ke sebuah asrama putri, milik Suster-suster. Di sinilah mulai tumbuh minatnya pada kehidupan membiara, Tetapi karena kesehatannya selalu terganggu, ia keluar lagi dari asrama itu.
Pada umur 22 tahun, ia menikah dengan seorang pemuda bangsawan bernama Antonius Legras, sekretaris istana Ratu Prancis. Kepada mereka, Tuhan mengaruniakan seorang anak laki-laki yang dipermandikan dengan nama Mikhael. Sebagai ibu rumah tangga, Louisa selalu melayani suami dan anaknya dengan penuh cinta. Meskipun demikian kesulitan keluarga pun sering dialaminya. Suaminya sering tidak berada di rumah karena tuntutan tugasnya. Sedangkan dia sendiri pun kerap ketakutan karena merasa berat menangani anaknya. Kekuatiran akan kemerosotan hidup rohaninya menjadi suatu sumber ketakutan lain baginya.
Untuk mengatasi semuanya itu, ia giat melakukan pekerjaan-pekerjaan amal dan rajin berdoa. Kegemarannya melukis terus dilakukannya dalam waktu-waktu senggang. Pekerjaan-pekerjaan amal yang dilakukannya bagi orang-orang sakit dan miskin membuatnya sangat dekat dengan mereka. Atas penyelenggaraan ilahi, ia bertemu dengan Santo Fransiskus dari Sales.
Pada hari raya Pentekosta tahun 1623, ia mengalami suatu peristiwa ajaib: ia mendengar suatu suara ajaib yang memberitahukan kepadanya tentang kehidupannya di masa yang akan datang sebagai salah seorang anggota sebuah serikat religius yang mengabdikan diri kepada kaum miskin. Suara itu pun menjanjikan kepadanya seorang bapa pengakuan yang saleh. Dalam suatu penglihatan, ia menyaksikan sejumlah besar suster keluar masuk sebuah biara.
Pengalaman ini akhirnya menjadi kenyataan baginya. Pada tahun 1625 ketika suaminya meninggal dunia, Louisa mulai memasuki corak hidup baru seperti dikatakan oleh suara ajaib itu. Tuhan mengirimkan kepadanya Santo Vinsensius a Paulo sebagai bapa pengakuannya. Oleh Vinsensius, ia ditugaskan untuk mengambil bagian dalam aksi amal yang dilakukan oleh perkumpulan Vinsensius di Prancis. Pada tahun 1633, Vinsensius menugaskan Louisa mendidik gadis-gadis agar kemudian mendampinginya dalam karya amal itu.
Tugas ini perlahan-lahan menjadikan dia pembina dan ibu bagi sebuah tarekat baru: Tarekat Putri-putri Kasih. Tarekat ini berkembang pesat dan menyebar ke seluruh pelosok Prancis. Mereka mengabdikan diri secara khusus pada pelayanan orang-orang sakit. Kemudian tarekat ini mengembangkan sayapnya sampai Italia dan Polandia. Louisa tetap menjadi pemimpin dan pembina tarekat ini selama 35 tahun. Sebelum menghembuskan nafasnya, ia berpesan kepada para susternya agar selalu bermurah hati penuh cinta kepada para miskin dan pengemis. Sebab di dalam mereka, Kristus tampak secara paling nyata. Louisa meninggal dunia pada tanggal 15 Maret 1660. la meninggal dengan tenang dan pergi menemui Yesus yang selalu dilayaninya dengan penuh kasih dalam diri para miskin dan orang sakit. Putri-putri Kasih ini berkarya juga di Indonesia, yakni di Surabaya.

Santo Klemens Maria Hofbauer, Pengaku Iman
Kehidupan Klemens dihiasai dengan rentetan kesukaran dan kegagalan. Namun menurut Sri Paus Pius VII (1800-1823), sahabat karib Klemens, ia adalah seorang rasul yang tangguh, suci dan tiang penyanggah Gereja. la dikenal sebagai "Rasul Gereja Vienna".
la lahir pada tanggal 26 Desember 1751 di Tasswitz, Moravia, bagian dari wilayah Cekoslovakia. Sejak masa mudanya, ia bercita-cita menjadi imam. Tetapi keluarganya yang hidup dari hasil peternakan sapi tidak mempunyai apa-apa untuk menyekolahkan dia. Oleh karena itu, ia menjadi tukang roti semenjak berumur 15 tahun. Beberapa tahun berikutnya, ia menjalani corak hidup baru sebagai pertapa sambil tetap melakukan pekerjaannya sebagai tukang roti.
Sekitar tahun 1780, Yoseph II sebagai Kaisar Romawi membumi-hanguskan pertapaan-pertapaan yang ada. Karena peristiwa ini Klemens pergi ke Vienna. Di sana ia terus melanjutkan pekerjaannya sebagai tukang roti. Sementara itu ia mengikuti kuliah di Roma dan Vienna dari tahun 1780 sampai 1784. Kemudian ia masuk biara Redemptoris di Roma dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun berikutnya.
Sebagai imam baru, Klemens dikirim ke Vienna untuk mendirikan sebuah biara Redemptoris. Namun usahanya ini gagal karena perlawanan dari pengikut-pengikut kaisar Yoseph yang ingin menundukkan para imam ke bawah pemerintahan absolut negara. Sebagai gantinya, ia dikirim ke Warsaw untuk memimpin kelompok umat Katolik yang berbahasa Jerman. la mengirim para misionaris untuk mendirikan biara-biara Redemptoris di Jerman, Swiss, daerah-daerah Baltik, dan berbagai daerah di Polandia.
Kira-kira pada tahun 1808, ia dipaksa oleh hukum antiklerus dari Napoleon I untuk meninggalkan Warsaw. la kembali ke Vienna, dan di sana diangkat menjadi pastor pembantu untuk biara Suster-suster Ursulin dan rektor untuk Gereja mereka yang mulai dibuka untuk umum. la bersama pembantunya bekerja dengan giat untuk menghidupkan kembali Gereja Vienna dengan mempertobatkan umat dan menolong orang-orang sakit dan miskin. Akhirnya, namanya mulai dikenal banyak orang, termasuk para pembesar negara, dan professor-profesor universitas.
Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, sebagai bagian dari rencananya untuk mewariskan iman Katolik yang benar di Vienna, Klemens mendirikan sebuah sekolah Katolik untuk para imam dan awam. Kecuali itu, pada Konggres di Vienna, ia dengan gigih berusaha untuk menggagalkan gerakan Gereja Nasional. Ia juga berusaha mendapatkan izin pemerintah untuk mendirikan sebuah perkumpulan Redemptoris di Vienna. Usahanya ini membuat dia dikenal sebagai pendiri Ordo Redemptoris kedua.
Klemens meninggal dunia di Vienna pada tanggal15 Maret 1820, dan digelari "Rasul Gereja Vienna".



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/