Liturgia Verbi 2023-09-01 Jumat.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Jumat, 1 September 2023

Ujud Gereja Universal: Mereka yang terpinggirkan.
Kita berdoa bagi saudara-saudara kita yang terpinggirkan dan berada dalam situasi yang tidak manusiawi, semoga mereka tidak diabaikan oleh lembaga-lembaga masyarakat dan tidak dipandang lebih rendah dan tidak diperlukan. 

Ujud Gereja Indonesia: Inspirasi pengampunan.
Kita berdoa, semoga kita rajin membaca dan menggali inspirasi dari Kitab Suci tentang pertobatan, sehingga kita disadarkan bahwa manusia siapa pun memiliki hak untuk diampuni jika mau menyesali kesalahannya, dan mohon pengampunan  dari Tuhan Yang Maharahim.



Bacaan Pertama
1Tes 4:1-8

"Inilah kehendak Allah, yaitu supaya kamu semua kudus."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:

Saudara-saudara,
demi Tuhan Yesus kami minta dan menasihati kalian:
Kalian telah mendengar dari kami,
bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah.
Hal itu memang sudah kalian turuti!
Tetapi baiklah kalian melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.
Kalian tahu juga petunjuk-petunjuk mana
yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus.

Yang dikehendaki Allah adalah supaya kamu semua kudus.
Ia menghendaki agar kalian menjauhi percabulan.
Hendaknya kamu masing-masing hidup dengan isterinya sendiri,
dalam kekudusan dan kehormatan,
bukan dalam keinginan hawa nafsu,
seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Dalam hal-hal ini
jangan ada orang memperlakukan saudaranya dengan tidak baik
atau memperdayakannya.
Sebab Tuhan akan membalas semuanya itu,
sebagaimana dahulu telah kami katakan
dan kami tegaskan kepadamu.
Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar,
melainkan untuk melakukan apa yang kudus.
Karena itu barangsiapa menolak ini, bukanlah menolak manusia,
melainkan menolak Allah yang telah memberikan Roh Kudus-Nya
juga kepadamu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 97:1-2b.5-6.10-12,R:12a

Refren: Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar.

*Tuhan adalah Raja.
Biarlah bumi bersorak-sorai,
biarlah banyak pulau bersukacita!
Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.

*Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan,
di hadapan Tuhan semesta alam.
Langit memberitakan keadilan-Nya,
dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.

*Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan,
bencilah kejahatan!
Dia memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya,
dan akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.

*Terang sudah terbit bagi orang benar,
dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati.
Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar,
dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.



Bait Pengantar Injil
Luk 21:36

Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu,
agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.



Bacaan Injil
Mat 25:1-13

"Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!"

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada suatu hari
Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya,
"Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis,
yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin.
Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak.
Sedangkan yang bijaksana,
selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya.
Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang,
mengantuklah mereka semua, lalu tertidur.

Tengah malam terdengarlah suara orang berseru,
'Pengantin datang! Songsonglah dia!'
Gadis-gadis itu pun bangun semuanya
lalu membereskan pelita mereka.
Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana,
'Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.'
Tetapi yang bijaksana menjawab,
'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian.
Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.'

Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin,
dan yang sudah siap sedia
masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah.
Lalu pintu ditutup.
Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata,
'Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!'
Tetapi tuan itu menjawab,
'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.'

Karena itu, berjaga-jagalah,
sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Sebagai pengikut Kristus kita percaya kalau Yesus akan datang untuk kali kedua dalam kemuliaan dan dengan segala kuasa untuk mengadili orang yang masih hidup atau pu yang telah meninggal dunia.
Kita memang tidak tahu kapan saatnya akan tiba, tetapi kita dapat memastikan bahwa kelak ada waktunya kita akan meninggal dunia, dan setelah meninggal dunia kita tidak dapat lagi berbuat apa-apa, tidak ada kesempatan lagi untuk bertobat, kita hanya menunggu sampai saat penghakiman dari Tuhan.

Tetapi kita juga percaya bahwa para santo dan santa bisa langsung masuk ke dalam surga, tidak mesti menunggu di tempat penantian atau purgatorium.
Kita juga bisa, asalkan kita memang telah "bersih" dari segala dosa, sebab kita tidak akan dapat masuk ke dalam Surga jika masih tersisa dosa sekali pun hanya dosa yang secuil saja.
Ada Purgatorium yang disediakan untuk membersihkan sisa-sisa dosa.
Tapi bagi kita yang dosanya se gudang, tak bisa lagi dibersihkan saking kotornya, iya bisa jadi langsung bablas ke api neraka.

Oleh karenanya, Yesus mengingatkan agar kita berjaga-jaga, artinya jika masih ada dosa segeralah bertobat.



Peringatan Orang Kudus
Santo Pedro Armengol (1238-1304)
Pedro dikenal sebagai perampok ulung. Namun tiba-tiba ia bertobat dan masuk biara. Pedro menawarkan diri sebagai sandera untuk ditukar dengan 18 anak Kristen yang ditahan orang Muslim di Aljazair. Karena giat merasul di kawasan Islam ini, ia dihukum mati; akan tetapi secara ajaib, Pedro terbebas dari maut.

Santa Verena (350)
Wanita Mesir ini mengikuti legiun Thebais ke suatu garnisun baru di Swiss. Hingga akhir hidupnya ia berbuat amal dan bermatiraga. Ia dihormati sebagai santa pelindung para pelayan perempuan di pastoran.

Ruth (abad 11 seb. M.)
Wanita Moab ini dikenal dalam kaitannya dengan keluarga Elimelekh, sebuah keluarga Israel dari Betlehem, daerah Yehuda. Konon pada zaman pemerintahan hakim-hakim terjadilah kelaparan hebat di tanah Israel. Elimelekh bersama Naomi, isterinya dan kedua anaknya Mahlon dan Kilyon mengungsi ke Moab sebagai orang asing.
Sepeninggal Elimelekh, Mahlon dan Kilyon menikah dengan perempuan-perempuan Moab. Mahlon dengan Orpa, sedang Kilyon dengan Ruth. Sayang sekali bahwa Mahlon dan Kilyon kemudian meninggal dunia. Dengan demikian tinggallah Naomi bersama kedua menantunya Orpa dan Ruth.
Ketika didengar bahwa Tuhan telah membebaskan umatNya Israel dari kelaparan, pulanglah Naomi ke Betlehem, Yehuda bersama kedua menantunya. Di sana Ruth bertemu dan menikah dengan Boaz, saudara Elimelekh. Perkawinan Levirat ini adalah sah menurut hukum Israel demi melanjutkan keturunan Naomi. Ruth dan Boaz memperanakkan Obed, ayah dari Yesse, yang menjadi ayah dari Daud, Raja terbesar Israel. Dengan demikian Ruth dikenal sebagai leluhur Raja Daud dan Yesus Kristus yang lahir dari keturunan Daud (Mat 1: 5).



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-08-31 Kamis.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Kamis, 31 Agustus 2023



Bacaan Pertama
1Tes 3:7-13

"Semoga Tuhan membuat kalian berkelimpahan dalam kasih persaudaraan."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:

Saudara-saudara,
dalam segala kesesakan dan kesukaran
kami merasa terhibur oleh kalian dan iman kalian.
Sekarang kami hidup kembali,
asal saja kalian teguh berdiri dalam Tuhan.

Sebab ucapan syukur apakah
yang dapat kami persembahkan kepada Allah
atas segala sukacita
yang kami peroleh dari padamu di hadapan Allah kita?
Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh,
supaya kita dapat bertemu muka
dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu.
Semoga Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita,
membukakan kami jalan kepadamu.
Semoga Tuhan membuat kalian bertambah
dan berkelimpahan kasih satu sama lain
dan dalam kasih terhadap semua orang,
seperti kami pun menaruh kasih kepada kalian.
Semoga Ia menguatkan hatimu,
supaya tak bercacat dan kudus di hadapan Allah dan Bapa kita
pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita,
bersama semua orang kudus-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 90:3-4.12-13.14.17,

Refren: Penuhilah kami dengan kasih setia-Mu, ya Tuhan,
supaya kami bersukacita.

*Tuhan, Engkau mengembalikan manusia kepada debu,
hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"
Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin,
atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.

*Ajarlah kami menghitung hari-hari kami,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Kembalilah, ya Tuhan, -- berapa lama lagi? --
dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

*Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu,
supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat.
Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami!
Teguhkanlah perbuatan tangan kami,
ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!



Bait Pengantar Injil
Mat 24:42a.44

Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah,
sebab kalian tidak tahu bilamana Anak Manusia datang.



Bacaan Injil
Mat 24:42-51

"Hendaknya kalian selalu siap siaga."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
"Berjaga-jagalah,
sebab kalian tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.
Tetapi ketahuilah ini:
Jika tuan rumah tahu
pada waktu mana pencuri datang waktu malam,
pastilah ia berjaga-jaga dan tidak membiarkan rumahnya dibongkar.
Sebab itu hendaklah kalian selalu siap siaga,
sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kalian duga."

Siapakah hamba yang setia dan bijaksana,
yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya
untuk memberi makan kepada mereka pada waktunya?
Berbahagialah hamba,
yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya itu,
ketika tuannya datang.
Aku berkata kepadamu:
Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia
menjadi pengawas segala miliknya.

Akan tetapi jika hamba itu jahat, dan berkata di dalam hatinya,
'Tuanku tidak datang-datang,'
lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain,
dan makan minum bersama para pemabuk,
maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak ia sangka,
dan pada saat yang tidak ia ketahui.
Maka hamba itu akan dibunuhnya
dan dibuatnya senasib dengan orang-orang munafik.
Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi."

Demikianlan sabda Tuhan.




Renungan Injil
Kematian adalah jalan menuju Surga.
Hanya Bunda Maria dan Nabi Elia yang kita percayai masuk ke dalam Surga tanpa melalui kematian.
Yesus sendiri mengalami kematian, dan bahkan wajib bagi-Nya untuk menyerahkan nyawa-Nya sebagai penebus dosa manusia.
Saya rasa kita semua juga akan melalui kematian masing-masing untuk dapat mengetuk pintu Surga.
Masalahnya hanya waktu, kapan saatnya, kita tak tahu.
Kita juga tidak mengetahui bagaimana kematian itu akan terjadi pada diri kita, apakah karena sakit, kecelakaan atau oleh karena perbuatan orang.
Manalah mungkin ada kebangkitan kalau tidak didahului oleh kematian?

Kematian tidak memastikan kalau kita akan masuk Surga.
Yang memastikannya adalah perbuatan kita selama hidup di dunia ini.
Bisa jadi saja kita "mati konyol", hanya gara-gara hal sepele, seperti yang dialami oleh Yohanes Pembaptis, hanya untuk memberi "uang tip" bagi seorang penari, ini memang konyol, tetapi justru dari kekonyolan inilah kisah kematian Yohanes Pembaptis telah menginspirasi jutaan orang, saya salah satunya.
Jadi, tak ada yang konyol dalam karya Allah!

Nampaknya memang tak menjadi masalah tentang bagaimana caranya kita meninggal dunia, karena itu merupakan keputusan Tuhan, bukan keputusan kita sendiri.
Itu sebabnya bunuh diri dilarang.
Yang menjadi masalah adalah setelah kematian itu terjadi, dan ini akan menjadi masalah besar, karena perjalanan selanjutnya itu sudah ditetapkan dan tidak bisa lagi diubah atau dibelokkan.
Selama masih hidup di dunia ini, kita masih berkesempatan untuk mengarahkan langkah kita mau kemana kelak setelah meninggal dunia, tetapi tidak setelahnya.
Nah, apakah kita akan menyia-nyiakan kesempatan ini, semasih hayat dikandung badan?



Peringatan Orang Kudus
Santo Raymundus Nonnatus, Pengaku Iman
Julukan 'Nonnatus' yang berarti 'Yang tidak dilahirkan' sertamerta menunjukkan kepada kita bahwa ada suatu keanehan seputar saat kelahiran Raymundus. Memang Raymundus lahir tidak seperti biasanya.
Ibunya meninggal dunia karena sakit keras selagi Raymundus masih ada dalam kandungan. Demi menyelamatkan dia, dokter terpaksa melakukan operasi terhadap ibunya yang sudah tak bernyawa lagi. Dokter berhasil mengeluarkan dia dari rahim ibunya. Karena itulah, ia dijuluki 'Nonnatus'.
Raymundus lahir di Portello Katalonia, Spanyol pada tahun 1204. Ayahnya seorang bangsawan dari keluarga Sarrois yang disebut juga keluarga Segers. Meskipun berdarah bangsawan, namun keluarganya hidup miskin dan serba kekurangan. Raymundus mengalami kegetiran hidup itu selama masa mudanya. Meskipun terlilit kemiskinan, ia tetap riang. Dalam doa dan imannya yang teguh, ia menyerahkan hidupnya kepada penyelenggaraan ilahi Allah. Dalam situasi sulit ini, ia mengatakan keinginannya untuk menjadi seorang biarawan. Ayahnya tidak merestui dan menyuruh dia mengusahakan kebun mereka yang terletak jauh dari kampung halaman dengan maksud agar dia dapat melupakan cita-citanya itu. Namun usaha sang ayah ini tidak berhasil. Sebaliknya Raymundus lebih banyak mempunyai waktu untuk berdoa dan merenung.
Setelah mengalami banyak kesulitan, ia diterima oleh Santo Petrus Nolaskus dalam tarekat Mercederian. Ordo ini didirikan pada tahun 1256 dengan tujuan pokok ialah membebaskan para budak dan tawanan yang beragama Kristen dari tangan orang-orang Islam. Mula-mula Raymundus bekerja di Barcelona selama 3 tahun. Kemudian ia diutus ke Aljazair, Afrika Utara untuk menebus para budak dan tawanan Kristen dari tangan orang-orang Islam. Ia membawa banyak uang untuk menebus mereka. Namun uang itu ternyata tidak mencukupi. Karena itu ia dengan sukarela menyerahkan diri sebagai pengganti para budak dan tawanan itu. Ia bekerja keras sambil mewartakan Injil Kristus dan mengajar agama. Kegiatannya ini menimbulkan amarah besar di kalangan para majikan dan mandor, karena pengajarannya dianggap sangat merugikan mereka.
Raymundus dipenjarakan selama 8 bulan dengan siksaan yang berat. Bibirnya dilubangkan dan dikunci sehingga ia tidak bisa lagi mengajar orang banyak. Untunglah bahwa uang tebusan baginya segera tiba, sehingga ia dapat segera dibebaskan dan bisa kembali ke Spanyol.
Di sana ia mendapat kabar bahwa Paus Gregorius IX sangat terharu dan kagum akan ketabahan dan keberaniannya mewartakan Injil Kristus kepada orang-orang Islam. Paus mengangkatnya menjadi Kardinal dan mengundangnya datang ke Roma. Tetapi rupanya Tuhan sudah puas dengan jasa-jasanya. Sementara di tengah perjalanan, ia jatuh sakit dan menghembuskan nafasnya di Cardona, dekat Barcelona. Raymundus meninggal dunia pada tahun 1240. la dihormati sebagai pelindung para ibu yang akan melahirkan.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-08-30 Rabu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Rabu, 30 Agustus 2023



Bacaan Pertama
1Tes 2:9-13

"Sambil bekerja siang malam, kami memberitakan Injil Allah kepada kalian."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika:

Saudara-saudara,
kalian tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah kami.
Sebab kami bekerja siang malam,
agar jangan menjadi beban bagi siapa pun di antaramu.
Di samping itu kami pun memberitakan Injil Allah kepada kalian.
Kalianlah saksinya, demikian pula Allah,
betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku
di antara kalian yang telah menjadi percaya.

Kalian tahu, betapa kami telah menasihati kalian
dan menguatkan hatimu masing-masing,
seperti seorang bapa terhadap anak-anaknya;
dan betapa kami telah meminta dengan sangat,
agar kalian hidup sesuai dengan kehendak Allah,
yang memanggil kalian ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya.
Karena itulah
kami tak putus-putusnya mengucap syukur kepada Allah,
sebab kalian telah menerima sabda Allah yang kami beritakan itu.
Pemberitaan kami itu telah kalian terima
bukan sebagai kata-kata manusia, melainkan sebagai sabda Allah,
sebab memang demikian.
Dan sabda Allah itu bekerja giat di dalam diri kalian yang percaya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 139:7-8.9-10.11-12ab,R:1a

Refren: Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.

*Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu,
ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana;
jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati,
Engkau ada di situ.

*Jika aku terbang dengan sayap fajar,
dan membuat kediaman di ujung laut,
di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku,
dan tangan kanan-Mu memegang aku.

*Jika aku berkata, "Biarlah kegelapan melingkupi aku,
dan terang sekelilingku menjadi malam,"
maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu.



Bait Pengantar Injil
1Yoh 2:5

Sempurnakanlah cinta Allah dalam hati orang
yang mendengarkan sabda Kristus.



Bacaan Injil
Mat 23:27-32

"Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada waktu itu Yesus bersabda,
"Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian orang-orang munafik,
sebab kalian itu seperti kuburan yang dilabur putih.
Sebelah luarnya memang tampak bersih,
tetapi sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
Demikian pula kalian,
dari sebelah luar nampaknya benar,
tetapi sebelah dalam penuh kemunafikan dan kedurjanaan.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian orang-orang munafik,
kalian membangun makam bagi nabi-nabi
dan memperindah tugu peringatan bagi orang-orang saleh,
dan sementara itu kalian berkata,
'Seandainya kami hidup pada zaman nenek moyang kita,
tentulah kami tidak ikut membunuh para nabi.'
Tetapi dengan demikian kalian bersaksi melawan dirimu sendiri,
bahwa kalian keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
Jadi, penuhilah takaran para leluhurmu!"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambilkan dari renungan harian The Power of Word yang dibawakan oleh Ibu Erna Kusuma:

*Menghindari Kemunafikan*

Oleh Erna Kusuma

Doa Pembukaan:
Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.
Ya Bapa kami yang bertakhta di Surga,
hari ini kembali kami diajari tentang perbuatan-perbuatan yang penuh kemunafikan.
Oleh karenanya, bimbinglah kami agar seluruh Firman-Mu hari ini
benar-benar tinggal di dalam hati kami
serta dapat menjadi panduan dalam perjalanan iman dan rohani kami.
Amin.

Renungan:
Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi sering kali ditegur oleh Yesus karena kemunafikan mereka.
Berulang kali Yesus menegur mereka dengan berkata, "Hai kalian orang-orang munafik!"
Apa sesungguhnya yang telah diperbuat oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi
sehingga Yesus mengecam mereka sebagai orang munafik?
Dari Injil kita bisa mendapatkan ayat-ayat yang menuliskan tentang kemunafikan mereka.
Mereka cenderung menunjukkan di depan umum ketaatan mereka terhadap ajaran agama
agar mendapatkan pengakuan dan pujian.
Misalnya pada Injil Matius Bab 6 Ayat 5, "Apabila kamu berdoa,
janganlah berdoa seperti orang munafik.
Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat
dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang."
Mereka juga menetapkan aturan-aturan yang ketat dan memberatkan umat
padahal mereka sendiri tidak mematuhi aturan-aturan yang mereka bikin sendiri.
Yesus mengumpamakan mereka itu
seperti orang yang mengecat kuburan dengan warna putih cerah
supaya nampak indah tetapi di dalam kuburan itu terdapat tulang belulang.
Mereka membangun makam para nabi dengan megah untuk menghormati nabi-nabi masa lalu, tetapi sesungguhnya mereka memiliki semangat yang sama seperti para leluhurnya,
ingin melenyapkan para nabi, sampai-sampai mereka tega mencelakai Yesus.
Salah satu yang dikecam dengan keras oleh Yesus
karena mereka menghalang-halangi orang lain yang ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah,
dan bahkan sesungguhnya mereka sendiri tidak memasuki Kerajaan Allah.
Dengan keras Yesus mengecam orang-orang yang munafik,
seperti yang ditulis pada Injil Matius Bab 15 Ayat 7 sampai 9,
"Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh daripada-Ku.
Percuma mereka beribadah kepada-Ku,
sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."
Injil Markus juga menuliskan hal yang serupa dengan yang ini,
berpura-pura senantiasa dekat dengan Tuhan padahal tidak.

Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Para pemimpin agama yang dikecam oleh Yesus ini sesungguhnya sangat disiplin menerapkan aturan-aturan yang mereka bikin sendiri, terutama yang terkait dengan ritual keagamaan.
Tetapi hal-hal penting, seperti belas-kasihan, malah mereka abaikan.
Padahal kemunafikan dapat dihindari dengan menjalankan ajaran Yesus ini:
"Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya,
jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak.
Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat." [Mat 5:37]
Yang Tuhan inginkan dari kita bukanlah kesempurnaan dalam penampilan,
melainkan hati yang tulus, yang dapat dengan lugas mengatakan ya jika memang iya,
atau mengatakan tidak jika memang tidak.
Tuhan tentu tahu kalau kita ini manusia lemah, tetapi punya keinginan untuk terlihat sempurna,
oleh sebab itulah kita akhirnya memilih menjadi munafik.
Kemunafikan yang dimaksudkan oleh Yesus adalah sesuatu yang mengkhawatirkan iman kita,
sebab kemunafikan adalah pintu masuk bagi "si jahat"
untuk membuat kita meninggalkan iman kita.

Kisah Ananias dan Safira yang ditulis pada kitab "Kisah Para Rasul"
rupanya dapat kita jadikan tolok ukur
apakah hati dan pikiran kita masih kental berbau mufanik atau tidak.
Mereka menjual properti mereka, lalu mereka  berpura-pura menyumbangkan seluruh hasil penjualannya, padahal sebenarnya mereka menyembunyikan sebagian untuk diri mereka sendiri.
Hal ini membuat Rasul Petrus terheran-heran, lalu menegur mereka,
"Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu,
dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu?"

Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Yesus berharap kita mampu menghindari kemunafikan,
sesuatu yang disebut oleh Yesus seperti ragi orang-orang Farisi,
seperti yang ditulis pada Injil Lukas 12:3,
"Berjaga-jagalah terhadap ragi orang-orang Farisi, yaitu kemunafikan."
Ya, kemunafikan itu seperti ragi, hanya kecil saja dapat mengkhamirkan seluruh adonan.
Maka dari itulah, kita diminta untuk mengenyahkan kemunafikan selagi ia masih kecil,
jangan ditunggu sampai menjadi besar.
Janganlah hendaknya kita terbelenggu oleh kekhawatiran ditolak atau dikritik orang
karena kekhawatiran ini akan memicu kemunafikan.
Kurang percaya diri serta adanya keinginan untuk dianggap sempurna
mendorong orang untuk menyembunyikan atau menutupi kekurangannya.
Oleh sebab itulah, kita mesti melakukan introspeksi dan refleksi
karena seringkali kita tidak menyadari kalau kita telah berlaku munafik.

Sekarang marilah kita berdoa bersama untuk menutup renungan kita hari ini.
Marilah kita berdoa:
Ya Yesus Kristus, Tuhan kami.
Engkau telah berulang kali mengingatkan agar kami tidak terjatuh ke dalam kemunafikan.
Tetapi karena sering terjadi di mana kami tidak menyadari telah berbuat munafik,
maka utuslah Roh Kudus agar berkenan mengingatkan kami
menghindari diri sejauh-jauhnya dari kemunafikan.
Amin.
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.



Peringatan Orang Kudus
Beato Ghabra Mikael, Martir
Ghabra Mikael - yang berarti 'Hamba dari Mikael' - adalah martir bangsa Afrika. Ia lahir di Etiopia pada tahun 1790. Semenjak kecil, ia hidup dan dididik di dalam lingkungan dan iman bidaah Arianisme yang menyangkal kemanusiaan Yesus Kristus. Ghabra dikenal cerdas dan saleh. Setelah menyelesaikan studinya di sekolah menengah, ia masuk biara Mertulai - Miryam di Etiopia. Oleh rekan-rekannya ia dikenal sebagai seorang biarawan yang saleh dan pintar, namun ia dicurigai sebagai seorang yang tidak menerima ajaran bidaah Arianisme. Meskipun demikian, Ghabra tetap kokoh pada pendiriannya. Ia tetap tekun mempelajari teologi dan berdoa memohon penerangan ilahi agar dapat menemukan kebenaran sejati mengenai Yesus Kristus. Ia pun rajin mengunjungi berbagai biara yang tersebar di kawasan itu untuk mempelajari cara hidup mereka. Seluruh hidupnya hingga ia berusia 50 tahun boleh dikatakan merupakan suatu usaha pencarian terus menerus kebenaran sejati Yesus Kristus. Apa yang diajarkan Arianisme ditolaknya mentah-mentah. Sebaliknya ia mulai lebih tertarik pada ajaran yang disebarkan oleh iman Katolik, bahwa Yesus Kristus itu sungguh Allah dan sungguh Manusia.
Oleh pengaruh Yustinus de Yakobis, seorang uskup dari tarekat Kongregasi Misi, Ghabra dengan tegas memutuskan untuk memeluk iman Katolik. Ia bertobat pada tahun 1844. Tujuh tahun kemudian (1851), Yustinus menahbiskan dia menjadi imam. Bersama Uskup Yustinus, Ghabra giat mengajar agama dan membangun sebuah kolese untuk mendidik anak-anak Etiopia. Ia juga menulis sebuah buku Katekismus dalam bahasa Etiopia. Atas restu Uskup Yustinus; ia pun mendirikan sebuah seminari untuk mendidik calon-calon imam pribumi Etiopia.
Semua kegiatan ini menimbulkan amarah besar dari para penganut Arianisme terutama Abuna Salama, Uskup Gereja Arian. Atas hasutannya, Teodorus II, raja Abessinia, melancarkan penganiayaan besar atas semua orang lain yang tidak menganut ajaran Arianisme. Ghabra bersama beberapa orang Katolik pengikutnya ditangkap dan disesah. Ghabra dipenjarakan di dalam sebuah kandang ternak yang sangat kotor. Setiap kali disesah, ia dengan tenang dan tegas menjawab: "Karena imanku aku akan tetap melawan kamu, namun demi cinta kasih Kristiani aku akan terus berbuat baik kepada kamu ". Akhirnya karena penderitaan yang ditanggungnya dan karena serangan penyakit kolera, Ghabra meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 1855.
Ghabra, seorang martir Kristus yang kokoh imannya. Seluruh hidup dan perjuangannya dapat dikatakan secara ringkas sebagai suatu pemuliaan terhadap Sabda Allah yang menjadi manusia. Ia meninggal dunia sebagai seorang imam yang saleh dari tarekat Kongregasi Misi atau tarekat Imam-imam Lazaris.

Santo Heribertus, Uskup
Heribertus lahir di kota Worms, Jerman pada tahun 970. Orangtuanya mempercayakan dia kepada Abbas Gorsse, pemimpin biara Benediktin Lorraine untuk dididik sesuai dengan cara hidup Kristiani. Pendidikan dan cara hidup di biara itu berhasil menanamkan dalam batinnya hasrat yang kuat untuk menjalani hidup membiara. Namun cita­citanya itu tidak direstui oleh ayah dan sanak keluarganya. Heribertus segera dipanggil pulang ke Worms agar tidak lagi terpengaruh oleh cara hidup membiara.
Namun rencana Tuhan atas dirinya tak terselami manusia. Meskipun orangtuanya berusaha keras menghindarkan dia dari cita-cita hidup membiara itu, ia tetap menunjukkan kesalehan hidup yang mengagumkan. Melihat cara hidupnya itu, ia kemudian ditahbiskan menjadi imam. Oleh Raja Otto III, ia diangkat menjadi penasehat pribadi baik dalam kehidupan politik maupun dalam kehidupan rohani. Prestasi kariernya terus meningkat dengan pengangkatannya sebagai Vikaris Jenderal keuskupan Koln, dan kemudian sebagai Uskup Agung Koln.
Heribertus memanfaatkan kedudukannya sebagai penasehat pribadi raja dan sebagai imam untuk menunjukkan cinta kasih Allah kepada orang banyak. Bersama Otto III, ia mendirikan gereja dan biara di kota Deutss, sebelah kota Rhein, atas tanggungan kerajaan. Ia dengan giat merawat orang-orang sakit dan memperhatikan nasib para kaum miskin. Sebagian besar pendapatannya dibagi baik untuk kepentingan Gereja maupun untuk kepentingan aksi-aksi sosial itu. Ia sendiri hidup dari sisa uang yang diterimanya dari raja. Kepada imam-imamnya yang mengalami kesulitan keuangan, ia mendermakan juga sebagian dari pendapatannya.
Sekali peristiwa, ia menemani Otto III ke Italia untuk sesuatu urusan politik. Tak terduga-duga, Otto III meninggal seketika karena keracunan. Dalam kebingungan dan kesedihan, ia membawa pulang jenazah Otto III ke Aachen, Jerman dan menguburkannya secara terhormat. Peristiwa ini menimbulkan pertentangan hebat antara dia dan Pangeran Heinrich II. Ia dituduh sengaja meracuni Otto III dengan maksud untuk mengambil alih kekuasaan sebagai raja. Ketegangan ini baru mereda ketika Pangeran Heinrich dilantik menjadi raja menggantikan ayahnya.
Tanpa menaruh dendam pada Heinrich, Heribertus dengan senang hati melepaskan tugasnya sebagai penasehat raja dan mulai memusatkan perhatiannya pada kehidupan rohaninya dan pada pelayanan umat. Ia mulai lebih banyak berdoa dan melakukan silih. Pada musim kering, ia bersama umat mengadakan perarakan dari gereja Santo Severinus ke gereja Santo Pantaleon. Dalam kotbah-kotbahnya ia menghimbau agar umat bertobat dan percaya kepada kerahiman Allah. Kepada imam-imamnya, ia mengadakan kunjungan-kunjungan pastoral dan menggalakkan pembinaan rohani untuk meneguhkan mereka dalam panggilan dan karyanya. Heribertus dikenal sebagai seorang uskup yang saleh dan sayang pada umatnya. Ia meninggal dunia pada tahun 1021 karena serangan penyakit.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-08-29 Selasa.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Selasa, 29 Agustus 2023

PW Wafatnya S. Yohanes Pembaptis, Martir



Bacaan Pertama
Yer 1:17-19

"Sampaikanlah kepada Yehuda
segala yang Kuperintahkan kepadamu.
Janganlah gentar terhadap mereka."

Pembacaan dari Kitab Yeremia:

Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia,
"Baiklah engkau bersiap!
Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku
segala yang Kuperintahkan kepadamu.
Janganlah gentar terhadap mereka,
supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!
Mengenai Aku,
sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau
menjadi kota yang berkubu,
menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga
melawan seluruh negeri ini,
menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya,
menentang para imam dan rakyat negeri lain.
Mereka akan memerangi engkau,
tetapi tidak akan mengalahkan engkau,
sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau,
demikianlah firman Tuhan."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 71:1-4a.5-6b.15ab.17,R:15a

Refren: Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal kami.

*Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung,
janganlah sekali-kali aku mendapat malu.
Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu,
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!

*Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh,
kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri;
sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku.
ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.

*Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan,
Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah.
Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan,
Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.

*Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu,
dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu,
sebab aku tidak dapat menghitungnya.
Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku,
dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.



Bait Pengantar Injil
Mat 5:10

Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.



Bacaan Injil
Mrk 6:17-29

"Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku
kepala Yohanes Pembaptis."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Sekali peristiwa
Herodeslah menyuruh orang menangkap Yohanes
dan membelenggunya di dalam penjara
berhubung dengan peristiwa Herodias,
yakni bahwa Herodes telah memperistri Herodias,
isteri Filipus saudaranya.
Yohanes pernah menegur Herodes,
"Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"
Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes,
dan bermaksud membunuh dia,
tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes,
karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci;
jadi ia melindunginya.
Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes,
hati Herodes selalu terombang-ambing;
namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.

Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias,
yakni ketika Herodes - pada hari ulang tahunnya
mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar,
para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea.
Pada waktu itu Puteri Herodias tampil lalu menari,
dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya.
Maka Raja berkata kepada gadis itu,
"Minta dari padaku apa saja yang kauingini,
maka akan kuberikan kepadamu!"
Lalu Herodes bersumpah kepadanya,
"Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu,
sekalipun itu setengah dari kerajaanku!"

Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya,
"Apa yang harus kuminta?"
Jawab ibunya, "Kepala Yohanes Pembaptis!"
Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta,
"Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku
kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!"

Maka sangat sedihlah hati raja!
Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya,
ia tidak mau menolaknya.
Raja segera menyuruh seorang pengawal
dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes.
Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
Ia membawa kepala itu di sebuah talam
dan memberikannya kepada Herodias,
dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.

Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu,
mereka datang dan mengambil mayatnya,
lalu membaringkannya dalam kubur.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Pada peringatan atas wafatnya Yohanes Pembaptis hari ini, marilah kita lihat sosok Herodias sebagai bahan renungan.
Herodias adalah sosok yang tidak setia.
Ia meninggalkan Filipus, suaminya, untuk diperistri oleh raja Herodes.
Memang tidak jelas mengapa Herodias melakukan hal itu, entah karena Filipus tidak bisa menjadi suami yang baik baginya, ataukah karena Herodes lebih ganteng atau lebih baik hati.
Tetapi cukup mudah untuk diduga, kemungkinan karena Herodes memiliki kuasa yang besar sebagai seorang raja, dan tentunya juga karena kelimpahan kekayaan.

Melihat puterinya yang sudah besar, tentulah Herodias sudah cukup lama menjadi istri Filipus.
Tidak jelas, siapakah yang diakui sebagai ayah oleh puteri Herodias itu, apakah Filipus yang ayah kandungnya itu ataukah Herodes yang ayah angkatnya.
Dan karena Filipus masih saudara Herodes, semestinya mereka pun tinggal di istana, bersama-sama Herodes.
Saya dapat membayangkan bagaimana suasana yang terjadi di istana ketika di antara mereka itu saling bertemu, misalnya, bagaimana perasaan Filipus ketika bertemu Herodias atau puterinya, terlebih seandainya Filipus memang mencintai mantan isterinya itu.

Herodias tidak menunjukkan tanda-tanda ingin memperbaiki keadaan itu; ia masih menyimpan dendam kepada Yohanes Pembaptis karena menghalang-halangi Herodes memperistrinya.
Dan bahkan ketika kesempatan datang, ia segera memanfaatkannya untuk melampiaskan dendamnya.

Perasaan dendam terlampiaskan oleh penderitaan dan sengsara orang lain.
Dendam atau pun irihati, makanannya adalah kejahatan dan dosa, yang membuat orang jadi jahat lalu berbuat dosa.
Dendam itu semacam parasit yang menempel lekat di hati.
Ketika sudah menempel, sulit dibersihkan.
Dan parasit ini akan terus-terusan merongrong perasaan baik yang ada di hati kita, belas kasih, rendah hati atau perasaan baik lainnya.

Saya tidak tahu adakah cara yang efektif untuk mengusir dendam dari dalam hati.
Tetapi yang saya tahu, ketika kita tidak lagi menggunakan orang lain untuk mengukur diri kita, tidak lagi membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain, menyadari perbuatan jahat yang kita terima akan membuat kita menjadi semakin tegar dan tabah, bisa jadi kita akan terbebaskan dari belenggu dendam dan irihati.



Peringatan Orang Kudus
Santo Wafatnya Santo Yohanes Pembaptis
Pada tanggal 24 Juni Gereja merayakan pesta Kelahiran Yohanes Pembaptis; sedangkan pada hari ini, 29 Agustus, Gereja mengajak seluruh umat untuk memperingati kemartirannya.
Kemartiran Yohanes berkaitan erat dengan tegurannya yang pedas kepada Raja Herodes karena ia memperisteri Herodias, isteri Filipus, saudaranya secara tidak sah. Herodes marah dan mencampakkan Yohanes ke dalam penjara.   Herodias pun marah dan tak henti-hentinya berusaha mencari kesempatan untuk membunuh Yohanes. 
Kesempatan emas itu akhirnya tiba juga. Pada hari ulang tahunnya, Herodes mengadakan jamuan makan untuk para petinggi kerajaan di seluruh Galilea. Kesempatan ini dimanfaatkan Herodias untuk melaksanakan niat jahatnya atas diri Yohanes. Ia menyuruh puterinya menari dihadapan para tamu. Tariannya sungguh menawan hati para tamu yang sudah mulai mabuk itu. Herodes tampak bangga dan gembira. Terdorong oleh kebanggaannya itu, Herodes berkata kepada gadis itu: "Mintalah kepadaku apa saja seturut kehendakmu. Aku akan memberikannya kepadamu". Herodes bahkan bersumpah di hadapan para tamu: "Apa saja yang kauminta, akan kuberikan, sekalipun separuh dari kerajaanku". Gadis itu tidak tahu apa yang harus dimintanya. Karena itu ia berlari kepada ibunya Herodias untuk memintai pendapatnya. Tanpa banyak pikir, Herodias berkata: "Kepala Yohanes Pembaptis!"
Gadis itu segera menghadap Herodes dan berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di dalam sebuah talam". Herodes sedih tetapi karena sumpahnya dan karena malu kepada tamu-tamunya, ia segera memerintahkan pengawal-pengawalnya untuk memenggal kepala Yohanes pada hari itu juga. Injil Mateus 14 mengatakan bahwa kepala Yohanes itu diletakkan di dalam sebuah talam dan diberikan kepada puteri Herodias itu.
Karena kesetiaannya kepada Allah dan panggilannya sebagai nabi pendahulu Yesus, Yohanes mati di bawah kuasa kelaliman Herodes. Ia mati dibunuh pada tahun 31.

Santa Sabina, Martir
Sabina adalah isteri seorang bangsawan Romawi Kristen bernama Valentinus. Ia menjadi Kristen di bawah bimbingan Seraphia, seorang gadis Kristen yang saleh. Sabina-lah yang mengurusi pemakaman Seraphia ketika ia dibunuh oleh kaki-tangan Kaisar Hadrianus pada abad kedua. Perbuatannya ini akhirnya juga menyebabkan dia ditangkap dan dibunuh. Sabina dihormati sebagai pelindung ibu rumah tangga dan anak-anak.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-08-28 Senin.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Senin, 28 Agustus 2023

PW S. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
1Tes 1:2b-5.8b-10

"Kalian telah berbalik dari berhala-berhala kepada Allah,
untuk menantikan kedatangan Anak-Nya yang telah dibangkitkan."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:

Saudara-saudara,
Kami selalu mengenang kalian dalam doa-doa kami.
Sebab kami selalu teringat akan amal imanmu,
akan usaha kasihmu dan ketekunan harapanmu
di hadapan Allah dan Bapa kita.

Saudara-saudara yang dikasihi Allah,
Kami tahu bahwa Allah telah memilih kalian.
Sebab Injil yang kami wartakan disampaikan kepada kalian
bukan dengan kata-kata saja, melainkan juga dengan kekuatan,
dalam Roh Kudus dan kepastian yang kokoh.
Kalian sendiri tahu,
bagaimana kami telah bekerja di antara kalian,
demi kepentingan kalian.

Di mana-mana telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah.
sehingga kami tidak usah berbicara lagi tentang hal itu.
Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami,
bagaimana kalian menyambut kami,
dan bagaimana kalian berbalik dari berhala-berhala kepada Allah
untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar,
serta untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga,
yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati,
yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 149:1-6a.9b,R:4a

Refren: Tuhan berkenan akan umat-Nya.

*Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru!
Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh!
Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya,
biarlah Sion bersorak-sorak atas raja mereka!

*Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian,
biarlah mereka bermazmur kepada-Nya
dengan rebana dan kecapi!
Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya,
Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.

*Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan,
biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur!
Biarlah pujian pengagungan Allah
ada dalam kerongkongan mereka;
itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.



Bait Pengantar Injil
Yoh 10:27

Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan,
Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.



Bacaan Injil
Mat 23:13-22

"Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta!"

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada suatu hari
Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
"Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian orang-orang munafik,
karena kalian menutup pintu Kerajaan Surga di depan orang.
Sebab kalian sendiri tidak masuk
dan kalian merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian, orang-orang munafik,
sebab kalian menelan rumah janda-janda
sementara mengelabui indra orang dengan doa yang panjang-panjang.
Sebab itu kalian pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian, orang-orang munafik,
sebab kalian mengarungi lautan dan menjelajah daratan
untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu
dan sesudah ia bertobat, kalian menjadikan dia orang neraka,
yang dua kali lebih jahat dari pada kalian sendiri.

Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata,
'Bila bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah;
tetapi bersumpah demi emas bait suci, sumpah itu mengikat.'
Hai kalian, orang-orang bodoh dan orang-orang buta,
manakah yang lebih penting,
emas atau bait suci yang menguduskan emas itu?
Dan kalian berkata, 'Bila bersumpah demi mezbah,
sumpah itu tidak sah;
tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya,
sumpah itu mengikat.'
Hai kalian orang-orang buta, manakah yang lebih penting,
persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah,
ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu
yang terletak di atasnya.
Dan barangsiapa bersumpah demi bait suci,
ia bersumpah demi bait suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.
Dan barangsiapa bersumpah demi surga,
ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia,
yang bersemayam di atasnya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambil dari renungan Daily Fresh juice berikut ini:

*Talk the Walk But Not Walk the Talk*

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Perikop "Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi" dari Injil Matius Pasal 23 cukup panjang, terdiri dari 36 ayat.
Meski tak disebutkan di dalam Injil, tapi banyak orang mengatakan kritik keras yang disampaikan oleh Yesus terhadap para ahli Taurat dan orang-orang Farisi disebut sebagai "Tujuh Celaka" atau "Tujuh Ratapan", yaitu:
Celakalah orang yang menghalangi orang lain masuk ke dalam Kerajaan Allah,
Celakalah orang yang membuat orang lain menjadi dua kali lebih jahat dari mereka,
Celakah orang yang memilih yang tak penting tapi malah mengabaikan yang penting,
Celakalah orang yang menjaga penampilan luar tapi mengabaikan bagian dalamnya,
Celakalah orang yang pamer-pamer sebagai orang baik padahal di dalamnya buruk,
dan celakalah orang yang meng-klaim lebih baik dari leluhurnya padahal sama saja.

Pada hari ini, kita akan mendengarkan sebagian dari perikop tentang Tujuh Celaka ini, yakni mulai dari Ayat 13 sampai ayat 22 dari Injil Matius 23 ini, tetapi kita akan merenungkan dalam bentuk rangkuman dengan judul "Talk the Walk But Not Walk the Talk" sebagai gambaran perbuatan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, seolah mereka terhimpit di antara hipokrisi dan integritas dalam hal iman lalu memilih menjadi hiprokrit atau orang munafik.

*Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta!*

Inilah Injil Suci menurut Matius:
[Bacaan Injil]
Demikianlah sabda Tuhan.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Saya mengangkat judul renungan kita kali ini adalah
"Talk the Walk But Not Walk the Talk"
untuk menggambarkan seseorang yang selalu berbicara tentang iman dan kebenarannya tetapi tidak mengamalkannya.
"Talk the Walk" tentu baik adanya, tetapi jauh lebih penting adalah "Walk the Talk".
Rasanya bukan hanya di zaman Yesus dulu saja ada orang-orang dan pemimpin agama yang munafik, sekarang pun masih banyak hiprokrisi di sekitar kita, dan jangan-jangan kita juga termasuk di antaranya.
Misalnya, pergi ke Gereja pada hari Minggu karena malu kepada tetangga atau saudara kalau tidak ke gereja, atau seorang yang kaya dan menjadi donatur gereja tetapi ternyata sering melakukan pelecehan seksual terhadap para karyawan di kantornya, atau menyumbang untuk gereja seperti melempar umpan berharap akan dapat ikan besar sebagai imbalannya, atau menyumbang gereja justru dari hasil korupsi dari kegiatan pembangungan gereja, dan sebagainya.
Ada juga pemimpin agama yang seharusnya mempersatukan umat yang berbeda pilihan politiknya tetapi malah mengipas-ngipasi sehingga polarisasi di antara umat menjadi semakin tajam.

Yesus mau agar kita tidak hanya berbicara, tetapi tunjukkanlah melalui tindakan.
Firman Tuhan mesti kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tutur kata, sikap, dan perbuatan kita hendaknya mampu menampilkan wajah Kristus.
Setiap keputusan yang diambil semestinya berasal dari iman dan kasih Kristus.
Jangan sampai kita malah gagal melakukan apa yang kita omongkan.

Terkait dengan Walk the Talk ini, saya teringat Rasul Yakobus yang menulis dalam suratnya tentang "Pendengar atau Pelaku Firman", Yakobus 1, Ayat 19-27.
"Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja;
sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
Jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya,
ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya."

Menjalankan konsep Walk the Talk ini memang tidak mudah.
Kegagalan bisa disebabkan justru dari internal kita sendiri, seperti yang telah disampaikan oleh Yesus, kita membangun rumah tidak di atas batu melainkan di atas pasir. Ketika banjir melanda, rubuhlah dia.
Kenikmatan dunia, haus kekuasaan atau hasrat ingin kaya mendadak, menyebabkan Walk the Talk menjadi gagal.

Tak jarang terjadi, kegagalan justru disebabkan oleh faktor eksternal.
Bujuk rayu dan tipu-daya iblis telah memutar-balikkan kebenaran Allah, yang membuat kita justru terbuai oleh bujuk rayu dan tipu daya iblis itu.
Di sekitar kita terdapat banyak semak duri yang menghimpit, yang menghalangi iman kita untuk bertumbuh dan menghasilkan buah.

Oleh karena itu, marilah kita jadikan hari ini sebagai titik balik.
Marilah kita mantapkan komitmen kita, tidak hanya "Talk the Walk" tetapi juga "Walk the Talk", serta menjaga integritas dalam pertumbuhan dan perjalanan iman kita.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
Agustinus adalah bapa Gereja purba yang terkenal.
Ia lahir di Tagaste (sekarang: Souk-Ahras), Afrika Utara pada tanggal 13 Nopember 354.
Ibunya, Monika, seorang beriman Kristen dari sebuah keluarga yang taat agama; sedangkan ayahnya, Patrisius, seorang tuan tanah dan sesepuh kota yang masih kafir.
Berkat semangat doa Monika yang tak kunjung padam, Patrisius baru bertobat dan dipermandikan menjelang saat kematiannya. Kekafiran Patrisius sungguh berpengaruh besar pada diri anaknya Agustinus.  Karena itu Agustinus belum juga dipermandikan menjadi Kristen meskipun ia sudah besar.
Usaha ibunya untuk menanamkan benih iman Kristen padanya seolah-olah tidak berdaya mematahkan pengaruh kekafiran ayahnya.
Semenjak kecil Agustinus sudah menampilkan kecerdasan yang tinggi.
Karena itu ayahnya mencita-citakan agar ia menjadi seorang yang terkenal.
Ia masuk sekolah dasar di Tagaste.
Karena kecerdasannya, ia kemudian dikirim untuk belajar bahasa Latin dan macam-macam tulisan Latin di Madauros.
Pada usia 17 tahun, ia dikirim ke Kartago untuk belajar ilmu retorika.
Di Kartago, ia belajar dengan tekun hingga menjadi seorang murid yang terkenal.
Namun hidupnya tidak lagi tertib oleh karena pengaruh cara hidup banyak orang yang tidak mengikuti aturan­aturan moral.
Ia menganut aliran Manikeisme, suatu sekte keagamaan dari Persia yang mengajarkan bahwa semua barang material adalah buruk.
Minatnya pada aliran ini berakhir ketika ia menyaksikan kebodohan Faustus, seorang pengajar Manikeisme.
Selanjutnya selama beberapa tahun, ia meragukan semua kebenaran agama-agama.

Pada tahun 383 ia pergi ke Roma lalu ke Milano, kota pemerintahan dan kota kediaman Uskup Ambrosius.
Di Milano ia mengajar ilmu retorika.
Banyak orang Roma berbondong-bondong datang kepadanya hanya untuk mendengarkan kuliah dan pidatonya.
Di kota itu pun ia berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius, seorang mantan gubernur yang saleh.
Ia menyaksikan dari dekat cara hidup para biarawan yang mengikuti suatu disiplin hidup yang baik dan membahagiakan.
Mereka bijaksana, ramah dan saling mengasihi.
Hatinya tersentuh dan mulailah ia berpikir: "Apa yang mendasari hidup mereka? Injilkah yang menjiwai hidup mereka itu?"
Kecuali itu, ia sering mendengar kotbah-kotbah Uskup Ambrosius dan tertarik pada semua ajarannya.
Semuanya itu kembali menyadarkan dia akan nasihat-nasihat ibunya tatkala ia masih di Tagaste.
Suatu hari, ia mendengar suara ajaib seorang anak: "Ambil dan bacalah! ".
Tanpa banyak berpikir, ia segera menjamah Kitab Injil itu, membukanya dan membaca: "Marilah kita hidup sopan seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya" (Rom 13:13-14).
Agustinus yang telah banyak mendalami filsafat itu akhirnya terbuka pikirannya dan melihat kebenaran sejati, yakni wahyu ilahi yang dibawakan Yesus Kristus.
Ia kemudian bertobat dan bersama dengan sahabatnya Alipius, ia dipermandikan pada tahun 387.
Dalam bukunya 'Confession', ia menuliskan riwayat hidup dan pertobatannya dan dengan terus terang mengakui betapa ia sangat terbelenggu oleh kejahatan dosa dan ajaran Manikeisme.
Suara hatinya terus mendorong dia agar memperbaiki cara hidupnya seperti banyak orang lain yang meneladani Santo Antonius dari Mesir.

Pada tahun 388, ia kembali ke Afrika bersama ibunya Monika.
Di kota pelabuhan Ostia, ibunya meninggal dunia.
Tahun-tahun pertama hidupnya di Afrika, ia bertapa dan banyak berdoa bersama beberapa orang rekannya.
Kemudian ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 391, dan bertugas di Hippo sebagai pembantu uskup kota itu.
Sepeninggal uskup itu pada tahun 395, ia dipilih menjadi Uskup Hippo.
Selama 35 tahun ia menjadi pusat kehidupan keagamaan di Afrika. Rahmat Tuhan yang besar atas dirinya dimuliakannya di dalam berbagai bentuk kidung dan tulisan.
Tulisan-tulisannya meliputi 113 buah buku, 218 buah surat dan 500 buah kotbah.
Tak terbilang banyaknya orang berdosa yang bertobat karena membaca tulisan-tulisannya.
Tulisan-tulisannya itu hingga kini dianggap oleh para ahli filsafat dan teologi sebagai sumber penting dari pengetahuan rohani.
Semua kebenaran iman Kristiani diuraikan secara tepat dan mendalam sehingga mampu menggerakkan hati orang.

Sebagai seorang uskup, Agustinus sangat menaruh perhatian besar pada umatnya terutama yang miskin dan melarat. Dialah yang mendirikan asrama dan rumah sakit pertama di Afrika Utara demi kepentingan umatnya.
Agustinus meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 430 tatkala bangsa Vandal mengepung Hippo.
Jenazah Agustinus berhasil diamankan oleh umatnya dan kini dimakamkan di basilik Santo Petrus.

Santo Hermes, Martir
Hermes adalah prefek kota Roma yang kemudian bertobat dan menjadi Kristen. Ia dibunuh bersama Paus Aleksander I pada tahun 116 pada masa pemerintahan Kaisar Hadrianus. Jenazahnya dimakamkan di Jalan Salasia, Roma.

Santo Musa Hitam, Pengaku iman
Musa berasal dari Etiopia. Ia bekerja pada seorang majikan kaya raya, namun kemudian dipecat karena melakukan banyak kesalahan dalam tugasnya. Lalu ia menjadi pemimpin suatu kawanan perampok yang merajalela di Mesir.
Oleh sentuhan rahmat Tuhan, ia sekonyong-konyong bertobat dan menjadi biarawan yang saleh sehingga dianggap layak untuk ditahbiskan menjadi imam. Ketika ia mengenakan jubah putih untuk merayakan misa pertama, Uskup berseru: "Lihatlah, orang hitam ini kini menjadi putih bersih!" Musa menjawab: "Itu bagian luarnya saja! Tuhan lebih tahu, bahwa hatiku masih hitam seperti kulitku".
Pada waktu suku Berber mengobrak-abrik biaranya, ia tidak melawan sedikit pun dan membiarkan diri dibunuh. Di biaranya - Dair al Baramus di Wadi Natrun - hingga kini para biarawan masih terus mendendangkan madah pujian kepada Tuhan dan berdoa dengan perantara­annya. Ia meninggal pada tahun 395.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-08-27 Minggu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Minggu Biasa XXI

Minggu, 27 Agustus 2023



Bacaan Pertama
Yes 22:19-23

"Aku akan menaruh kunci rumah Daud di atas bahunya."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Beginilah firman Tuhan kepada Sebna yang mengurus istana raja,
"Aku akan melemparkan engkau dari jabatanmu,
dan dari pangkatmu engkau akan dijatuhkan.
Maka, pada waktu itu,
Aku akan memanggil hamba-Ku, Elyakim bin Hilkia.
Aku akan mengenakan jubahmu kepadanya;
ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya,
dan kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya.
Maka ia akan menjadi bapa
bagi penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda.

Aku akan menaruh kunci rumah Daud di atas bahunya.
Apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup;
apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
Aku akan memberikan dia kedudukan yang teguh
seperti gantungan yang dipasang kuat-kuat pada tembok yang kokoh;
maka ia akan menjadi kursi kemuliaan bagi kaum keluarganya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 138:1-2a.2bc-3.6.8bc,R:8bc

Refren: Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi,
janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu.

*Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati,
sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulut-Ku,
di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu.
Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.

*Aku hendak memuji nama-Mu,
oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu,
sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.
Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku,
Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.

*Tuhan itu tinggi, namun Ia memperhatikanorang yang hina,
dan mengenal orang yang sombong dari jauh.
Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi,
janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu.



Bacaan Kedua
Rom 11:33-36

"Segala sesuatu berasal dari Allah,
ada karena Allah, dan menuju kepada Allah."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
alangkah dalamnya kekayaan, kebijaksanaan dan pengetahuan Allah!
Sungguh tak terselidiki keputusan-Nya,
sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan?
Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada Allah,
sehingga Allah wajib menggantinya?
Sebab segala sesuatu berasal dari Dia,
ada karena Allah dan menuju kepada Allah.
Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya!

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 16:18

Di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.



Bacaan Injil
Mat 16:13-20

"Engkaulah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa,
Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi.
Ia bertanya kepada murid-murid-Nya,
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
Jawab mereka, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis,
ada juga yang mengatakan: Elia,
dan ada pula yang mengatakan: Yeremia
atau salah seorang dari para nabi."

Lalu Yesus bertanya kepada mereka,
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus,
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Kata Yesus kepadanya,
"Berbahagialah engkau, Simon bin Yunus,
sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa-Ku yang di surga.
Dan Aku pun berkata kepadamu:
Engkaulah Petrus,
dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.
Apa saja yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga,
dan apa saja yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga."
Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya
memberitakan kepada siapa pun
bahwa Dialah Mesias.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Simon bin Yunus, orang yang diantar oleh saudaranya bernama Andreas, salah satu murid Yohanes Pembaptis, diberi nama Petrus oleh Yesus, yang artinya batu karang.
Sesungguhnya Yesus sendirilah batu karang itu, yang mengawali estafet kepada Petrus, dan secara turun-temurun diwariskan kepada para paus hingga sekarang.

Mengapa Petrus? Mengapa bukan yang lain?
Petrus yang terkenal tempramental, dan hanyalah seorang nelayan, mungkin sekali tidak berpendidikan formal, dan yang kita tahu kelak ia akan menyangkal Yesus sampai tiga kali, tentulah sulit untuk menjadi nominasi penerus karya Allah di dunia ini.
Petrus memiliki "sesuatu" yang sangat diperlukan untuk mewujudkan "jemaat Kristus".
Sesuatu itu adalah iman yang kokoh, sekokoh batu karang.
Tanpa ragu-ragu Petrus menyatakan imannya,  "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Ia tidak dibuat bimbang oleh pendapat orang lain yang menyebut nama-nama besar lainnya seperti Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia atau nabi lainnya.
Ia secara tegas menunjuk kepada Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup.

Sampai sekarang pun masih banyak orang yang mempertanyakan tentang jati diri Yesus.
Tetapi kita, sebagai pengikut Kristus, sudah sepantasnyalah kita mengikuti jejak Petrus, menyatakan iman kita kepada Kristus tanpa ragu-ragu, tanpa kompromi, bahwa Yesus adalah Tuhan, Mesias, dan Anak Allah yang menjadi manusia.
Santo Petrus, yang diserahi kunci Kerajaan Surga, telah dan akan tetap menanti kedatangan kita kelak, untuk membukakan pintu Surga.
Kepastian kalau kelak kita akan sampai di depan pintu Surga telah dinyatakan oleh Yesus sendiri, "Apa saja yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga."
Maka, marilah kita mengingatkan diri seutuhnya dalam iman yang penuh kepada Kerajaan Surga, karena ikatan yang kita bentuk itu akan menjadi tali pengikat di Surga.



Peringatan Orang Kudus
Santa Monika, Janda
Monika, ibu Santo Agustinus dari Hippo, adalah seorang ibu teladan. Iman dan cara hidupnya yang terpuji patut dicontoh oleh ibu-ibu Kristen terutama mereka yang anaknya tersesat oleh berbagai ajaran dan bujukan dunia yang menyesatkan. Riwayat hidup Monika terpaut erat dengan hidup anaknya Santo Agustinus yang terkenal bandel sejak masa mudanya. Monika lahir di Tagaste, Afrika Utara dari sebuah keluarga Kristen yang saleh dan beribadat. Ketika berusia 20 tahun, ia menikah dengan Patrisius, seorang pemuda kafir yang cepat panas hatinya.
Dalam kehidupannya bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan batin yang hebat karena ulah Patrisius dan anaknya Agustinus. Patrisius mencemoohkan dan menertawakan usaha keras isterinya mendidik Agustinus menjadi seorang pemuda yang luhur budinya.  Namun semuanya itu ditanggungnya dengan sabar sambil tekun berdoa untuk memohon campur tangan Tuhan. Bertahun-tahun lamanya tidak ada tanda apa pun bahwa doanya dikabulkan Tuhan. Baru pada saat-saat terakhir hidupnya, Patrisius bertobat dan minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan pada saat-saat kritis hidup suaminya.
Ketika itu Agustinus berusia 18 tahun dan sedang menempuh pendidikannya di kota Kartago. Cara hidupnya semakin menggelisahkan hati ibunya karena telah meninggalkan imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat itu. Lebih dari itu, di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita hingga melahirkan seorang anak yang diberi nama Deodatus. Untuk menghindarkan diri dari keluhan ibunya, Agustinus pergi ke Italia. Namun ia sama sekali tidak luput dari doa dan air mata ibunya.
Monika berlari meminta bantuan kepada seorang uskup. Kepadanya uskup itu berkata: "Pergilah kepada Tuhan! Sebagaimana engkau hidup, demikian pula anakmu, yang baginya telah kau curahkan begitu banyak air mata dan doa permohonan, tidak akan binasa. Tuhan akan mengembalikannya kepadamu". Nasehat pelipur lara itu tidak dapat menenteramkan batinnya. Ia tidak tega membiarkan anaknya lari menjauhi dia, sehingga kemudian ia menyusul anaknya ke Italia. Di sana ia menyertai anaknya di Roma maupun di Milano. Di Milano, Monika berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius. Akhirnya oleh teladan dan bimbingan Ambrosius, Agustinus bertobat dan bertekad untuk hidup hanya bagi Allah dan sesamanya. Saat itu bagi Monika merupakan puncak dari segala kebahagiaan hidupnya. Hal ini terlukis di dalam kesaksian Agustinus sendiri perihal perjalanan mereka pulang ke Afrika: "Kami berdua terlibat dalam pembicaraan yang sangat menarik, sambil melupakan liku-liku masa lampau dan menyongsong hari depan. Kami bertanya-tanya, seperti apakah kehidupan para suci di surga. Dan akhirnya dunia dengan segala isinya ini tidak lagi menarik bagi kami. Ibu berkata: "Anakku, bagi ibu sudah tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang memikat hatiku. Ibu tidak tahu untuk apa mesti hidup lebih lama. Sebab, segala harapan ibu di dunia ini sudah terkabul". Dalam tulisan lain, Agustinus mengisahkan pembicaraan penuh kasih antara dia dan ibunya di Ostia: "Sambil duduk di dekat jendela dan memandang ke laut biru yang tenang, ibu berkata: "Anakku, satu-satunya alasan yang membuat aku masih ingin hidup sedikit lebih lama lagi ialah aku mau melihat engkau menjadi seorang Kristen sebelum aku menghembuskan nafasku. Hal itu sekarang telah dikabulkan Allah, bahkan lebih dari itu, Allah telah menggerakkan engkau untuk mempersembahkan dirimu sama sekali kepadaNya dalam pengabdian yang tulus kepadaNya. Sekarang apa lagi yang aku harapkan?"
Beberapa hari kemudian, Monika jatuh sakit. Kepada Agustinus, ia berkata: "Anakku, satu-satunya yang kukehendaki ialah agar engkau mengenangkan daku di altar Tuhan". Monika akhirnya meninggal di Ostia, Roma. Teladan hidup Santa Monika menyatakan kepada kita bahwa doa yang tak kunjung putus, tak dapat tiada akan didengarkan Tuhan.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-08-26 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XX

Sabtu, 26 Agustus 2023



Bacaan Pertama
Rut 2:1-3.8-11;4:13-17

"Tuhan telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus.
Dialah ayah Isai, ayah Daud."

Pembacaan dari Kitab Rut:

Naomi mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya,
seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas.
Pada suatu hari Rut, wanita Moab itu, berkata kepada Naomi,
"Ijinkanlah aku pergi ke ladang
memungut bulir-bulir jelai
di belakang orang yang murah hati kepadaku."
Sahut Naomi, "Pergilah, anakku."

Maka pergilah Rut ke ladang
dan memungut jelai di belakang para penyabit.
Kebetulan ia berada di tanah milik Boas,
yang berasal dari kaum Elimelekh.
Maka berkatalah Boas kepada Rut, "Dengarlah, anakku.
Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain,
dan tidak usah juga engkau pergi dari sini,
tetapi tetaplah dekat pekerja-pekerjaaku wanita.
Lihatlah ladang yang sedang disabit ini.
Ikutilah wanita-wanita itu dari belakang.
Sebab aku telah berpesan kepada para pekerja laki-laki,
supaya mereka jangan mengganggu engkau.
Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan itu,
dan minumlah air yang dicedok oleh para pekerja itu."

Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata,
"Bagaimana mungkin aku mendapat belaskasih Tuan,
sehingga Tuan memperhatikan daku, padahal aku ini seorang asing?"
Boas menjawab,
"Aku telah mendengar kabar tentang segala sesuatu
yang kaulakukan kepada mertuamu
sesudah suamimu meninggal dunia,
dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu
serta pergi kepada suatu bangsa yang belum kaukenal."

Beberapa waktu berselang Boas memperisteri Rut
dan menghampirinya.
Maka atas karunia Tuhan, Rut mengandung,
lalu melahirkan seorang anak laki-laki.
Sebab itu para wanita berkata kepada Naomi,
"Terpujilah Tuhan,
yang telah rela menolong engkau pada hari ini
dengan seorang penebus.
Semoga anak ini menjadi termasyhur di Israel.
Dialah yang akan menyegarkan jiwamu
dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih.
Sebab menantumu yang sayang padamu telah melahirkannya.
Dia lebih berharga bagimu daripada tujuh anak laki-laki."
Dan Naomi mengambil anak itu serta meletakkannya di pangkuannya,
dan dialah yang mengasuhnya.

Lalu wanita-wanita tetangga memberi nama kepada anak itu
dengan berkata,
"Seorang anak laki-laki telah lahir bagi Naomi."
Anak itu mereka beri nama Obed.
Dialah ayah Isai, ayah Daud.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 128:1-5,R:4

Refren: Orang yang takwa hidupnya akan diberkati Tuhan.

*Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan,
yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

*Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur
di dalam rumahmu;
anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun
sekeliling mejamu!

*Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan
orang laki-laki yang takwa hidupnya.

*Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion:
boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,



Bait Pengantar Injil
Mat 23:9a.10b

Bapamu hanya satu, ialah yang ada di Surga.
Pemimpinmu hanya satu, yaitu Kristus.



Bacaan Injil
Mat 23:1-12

"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa
berkatalah Yesus kepada orang banyak dan murid-murid-Nya,
"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
telah menduduki kursi Musa.
Sebab itu turutilah dan lakukanlah
segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu,
tetapi janganlah kalian turuti perbuatan mereka,
karena mereka mengajarkannya, tetapi tidak melakukannya.

Mereka mengikat beban-beban berat,
lalu meletakkannya di atas bahu orang,
tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Semua pekerjaan yang mereka lakukan
hanya dimaksud supaya dilihat orang.
Mereka memakai tali sembahyang yang lebar
dan jumbai yang panjang.
Mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan
dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
mereka suka menerima penghormatan di pasar
dan suka dipanggil Rabi.

Tetapi kalian, janganlah kamu disebut 'Rabi';
karena hanya satulah Rabimu, dan kalian semua adalah saudara.
Dan janganlah kalian menyebut siapa pun bapa di bumi ini,
karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga.
Janganlah pula kalian disebut pemimpin,
karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Kristus.

Siapa pun yang terbesar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu.
Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan,
dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Menduduki kursi Musa kira-kira maksudnya menempatkan diri sejajar atau sama tinggi dengan nabi Musa.
Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu mempelajari Kitab Musa dengan seksama, tetapi mereka tidak melaksanakan sesuai yang diajarkan.
Mereka mencari-cari dari Kitab Musa itu, untuk mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan keinginan mereka.
Menurut mereka, hukum Taurat itu masih belum sempurna, perlu dilengkapi dengan berbagai tradisi atau pun ketentuan tambahan lainnya, tetapi kenyataannya mereka tidak bertujuan untuk menyempurnakan, melainkan untuk "mengikat beban berat" di atas bahu orang lain, sementara mereka sendiri tidak mematuhinya.

Di jaman sekarang pun tidak susah menemukan orang-orang seperti ini, bahkan di lingkungan gereja bisa kita temukan pemimpin umat yang meniru kelakuan orang-orang Farisi ini, mengikatkan beban berat di atas bahu umat, yaitu dengan membuat berbagai aturan dan sangsi yang bisa jadi malah menyimpang dari ajaran Yesus.

Menjadi pemimpin rohani memang menghadapi godaan dan cobaan yang jauh lebih besar dibandingkan menjadi pemimpin organisasi atau perusahaan.
Saya sendiri harus sering-sering mawas diri, terutama ketika menjadi nara-sumber atau pembicara, seringkali saya diperlakukan secara istimewa.
Kalau tidak, bisa-bisa saya akan serupa dengan para ahli Taurat itu.
Dihormati orang itu memang menyenangkan, tetapi kalau sering-sering menerimanya akan menjadi biasa, lalu mulai berharap yang lebih dari itu.
Coba saja makan yang enak-enak setiap hari, maka akan menjadi biasa-biasa saja.
Sebagaimana yang pernah saya alami, kebetulan secara beruntun saya mesti makan di hotel berbintang karena acara yang saya ikuti.
Di saat saya mulai merasakan biasa-biasa saja, kakak saya datang membawa tupat cantok, dan saya menyantapnya dengan lahap.
Bagaimana bisa, makanan yang dianggap murahan itu telah membangkitkan selera saya.

Ketika membaca dan merenungkan Injil, saya juga mencari-cari seperti yang dilakukan para ahli Taurat itu, tetapi tidak mencari ayat-ayat yang dapat saya gunakan untuk pembenaran atau untuk membenarkan perbuatan-perbuatan saya.
Saya mencari-cari dengan harapan bisa menemukan "tupat cantok" di situ, sesuatu yang dapat menyegarkan rohani saya.

Awalnya saya khawatir akan ketekunan saya membaca Injil, apalagi mesti membaca yang sama berulang-ulang, bacaan Injil di tahun genap sama dengan bacaan di tahun ganjil.
Saya khawatir akan mengalami yang sama seperti yang disharingkan beberapa orang, mengalami kejenuhan membaca Injil.
Bisa-bisa saya tidak perlu lagi menulis renungan, cukup copy-paste dari tahun-tahun sebelumnya.
Tanpa disengaja, terbersit di dalam benak saya, mengapa umumnya orang menyanyikan lagu kesenangannya berulang-ulang dan tidak bosan-bosan (biasanya yang menjadi bosan justru yang mendengarkan).
Semestinya Injil itu bisa seperti lagu kesenangan itu, tak bosan-bosannya kita membacanya.
Semoga Anda tak bosan-bosannya membaca renungan yang saya tulis ini.



Peringatan Orang Kudus
Santa Teresia Yornet, Perawan
Teresia lahir di kota Aytona, Spanyol pada tanggal 9 Januari 1843. Orangtuanya adalah petani miskin yang saleh dan sangat beribadat kepada Tuhan. Teresia belajar di sekolah setempat hingga memperoleh ijazah guru. Selama beberapa tahun ia mengajar di sekolah dasar Argensola. Masyarakat sekitar senang sekali dengannya karena caranya mendidik anak-anak sangat baik.
Meskipun dunia pendidikan merupakan bidang kerja yang disenanginya, namun dia mencita-citakan sesuatu yang lebih mulia, yakni menjadi biarawati. Tak lama kemudian ia masuk novisiat Suster-suster Klaris. Tetapi karena kesehatannya terganggu Teresia tidak diperkenankan mengikrarkan kaulnya yang pertama. Ia lalu keluar dari biara Suster-suster Klaris. Kemudian oleh seorang imam yang saleh, Teresia diminta untuk turut mendirikan sebuah kongregasi suster yang diabdikan untuk pelayanan dan perawatan orang-orang tua renta yang sakit dan miskin.
Pada tahun 1873 Teresia bersama beberapa orang gadis membentuk Kongregasi Suster-suster Kecil. Dia diangkat sebagai pemimpin kongregasi baru ini. Oleh suster-suster rekannya, dia disebut juga Teresia a Jesu. Di bawah kepemimpinannya, kongregasi ini berkembang pesat. Limabelas tahun kemudian, tatkala tarekat tersebut disahkan oleh Takhta Suci, anggota-anggotanya telah bekerja di 58 rumah perawatan orang-orang jompo di Spanyol dan kemudian di Amerika Selatan. Sulit sekali membayangkan berbagai penderitaan yang harus ditanggung oleh suster-suster tersebut. Salah satu peristiwa haru yang menimpa mereka ialah meninggalnya 24 orang suster serta 70 orang tua karena serangan penyakit kolera. Menghadapi musibah besar ini, Teresia tak bisa berbuat apa pun kecuali menyerahkan diri kepada penyelenggaraan ilahi Allah. Imannya yang kokoh akan Allah memberi keteguhan kepada suster-suster lainnya dalam melanjutkan karyanya demi kebahagiaan orang­orang tua yang dipercayakan Tuhan kepada mereka. Teresia Yornet meninggal dunia pada tangga126 Agustus.

Santo Zepherinus, Paus dan Martir
Zepherinus terpilih menjadi Paus pada tahun 199. la memimpin Gereja dalam situasi yang sangat sulit karena aksi penganiayaan terhadap umat oleh Kaisar Lucius Septimus Severus. Di samping harus berusaha keras mengembalikan orang-orang beriman yang murtad, Zepherinus pun harus berjuang menegakkan iman yang benar di hadapan petinggi Kekaisaran Roma dan para heretik trinitarian. Untuk itu ia dengan setia dan penuh kasih sayang mendampingi para tahanan dan orang-orang berdosa yang bertobat.
Paus Zepherinus mati sebagai martir Kristus pada tahun 217. Jenazahnya dikuburkan di pekuburan Santo Kallistus di Roma di samping Santo Tarsisius, martir Ekaristi dari abad ketiga.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/