Liturgia Verbi 2023-07-01 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Sabtu, 1 Juli 2023

Ujud Gereja Universal: Kehidupan Ekaristi.
Kita berdoa, semoga umat Katolik menempatkan Ekaristi sebagai jantung kehidupan, yang mengubah hubungan antarsesama secara mendalam dan terbuka pada perjumpaan dengan Tuhan dan sesama.

Ujud Gereja Indonesia: Kesadaran berpolitik.
Kita berdoa semoga banyak orang muda Katolik terpanggil untuk terjun dalam dunia politik dan pejabat pejabat pemerintahan, agar mereka dapat turut serta membuat kebijakan pembangunan bangsa dan penyelesaian masalah sosial.

Hari Sabtu Imam.
Marilah berdoa bagi para imam, agar Bapa Di Surga memberkati segala pelayanan mereka, serta dikuatkan dalam menghadapi godaan, cobaan dan marabahaya.



Bacaan Pertama
Kej 18:1-15

"Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan?
Aku akan kembali kepadamu,
dan Sara akan mempunyai anak laki-laki."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Sekali peristiwa Tuhan menampakkan diri kepada Abraham
di dekat pohon tarbantin di Mamre.
Waktu itu Abraham sedang duduk di pintu kemahnya
di kala hari panas terik.
Ketika ia mengangkat mata,
ia melihat tiga orang berdiri di depannya.
Melihat mereka,
ia bergegas dari pintu kemahnya menyongsong mereka.
Ia bersujud dan berkata,
"Tuanku, jika aku mendapat kasih Tuan,
singgahlah di kemah hambamu ini.
Biarlah diambil sedikit air,
basuhlah kaki Tuan, dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini;
biarlah hamba mengambil sepotong roti,
agar Tuan-Tuan segar kembali.
Kemudian bolehlah Tuan-Tuan melanjutkan perjalanan.
Sebab Tuan-Tuan telah datang ke tempat hambamu ini." 
Jawab mereka, "Buatlah seperti yang engkau katakan."

Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata,
"Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik!
Remaslah itu dan buatlah roti bundar!"
Lalu Abraham berlari ke lembu sapinya,
mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya,
dan memberikannya kepada seorang bujangnya
yang segera mengolahnya.
Kemudian Abraham mengambil dadih, susu dan anak lembu yang telah diolah itu,
lalu dihidangkannya kepada mereka.
Abraham sendiri berdiri dekat mereka di bawah pohon itu,
sementara mereka makan.

Sesudah makan, bertanyalah mereka kepada Abraham,
"Di manakah Sara, isterimu?"
Jawab Abraham, "Di sana, di dalam kemah."
Maka berkatalah Ia,
"Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau.
Pada waktu itulah
Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki."

Saat itu Sara mendengarkan pada pintu kemah di belakang-Nya.
Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya
dan Sara telah mati haid.
Maka tertawalah Sara dalam hati, katanya,
"Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu,
sedangkan tuanku pun sudah tua?"
Lalu bersabdalah Tuhan kepada Abraham,
"Mengapakah Sara tertawa dan berkata,
'Sungguhkah aku akan melahirkan anak,
padahal aku sudah tua?'
Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan?
Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan,
Aku akan kembali mendapatkan dikau.
Pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki."

Tetapi Sara menyangkal, katanya, "Aku tidak tertawa,"
sebab ia takut.
Tetapi Tuhan bersabda, "Tidak! Memang engkau tertawa!"

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Luk 1:46-47.48-49.50.53.54-55,

Refren: Tuhan ingat akan kasih sayang-Nya.

*Aku mengagungkan Tuhan,
hatiku bersukaria karena Allah, penyelamatku.

*Sebab Ia memperhatikan daku, hamba-Nya yang hina ini.
Mulai sekarang aku disebut Yang Bahagia oleh sekalian bangsa.
Sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku
oleh Yag Mahakuasa;
kuduslah nama-Nya.

*Kasih sayang-Nya turun-temurun
kepada orang yang takwa.
Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan;
orang kaya diusirnya pergi dengan tangan kosong.

Menurut janji-Nya kepada leluhur kita,
Allah telah menolong Israel, hamba-Nya.
Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham serta keturunan
untuk selama-lamanya.



Bait Pengantar Injil
Mat 8:17

Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.



Bacaan Injil
Mat 8:5-17

"Banyak orang akan datang dari timur dan barat,
dan duduk makan bersama dengan Abraham, Iskak dan Yakub."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus masuk ke Kapernaum.
Maka datanglah seorang perwira mendapatkan Dia
dan memohon kepada-Nya,
"Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh,
dan ia sangat menderita."
Yesus berkata kepadanya, "Aku akan datang menyembuhkannya."

Tetapi perwira itu berkata kepada-Nya,
"Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku.
Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
Sebab aku sendiri seorang bawahan,
dan di bawahku ada pula prajurit.
Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit, 'Pergi!'
maka ia pergi;
dan kepada seorang lagi: 'Datang!', maka ia datang.
Ataupun kepada hambaku, 'Kerjakanlah ini!'
maka ia mengerjakannya."

Mendengar hal itu,
Yesus heran dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya,
"Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai
pada seorang pun di antara orang Israel.
Aku berkata kepadamu,
Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat
dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub
di dalam Kerajaan Surga,
sedangkan anak-anak Kerajaan itu sendiri
akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap.
Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Lalu Yesus berkata kepada perwira itu,
"Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya."
Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.

Setibanya di rumah Petrus,
Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam.
Maka dipegang-Nya tangan wanita itu,
lalu lenyaplah demamnya.
Wanita itu lalu bangun dan melayani Yesus.

Menjelang malam
dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan,
dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu,
dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit.
Hal itu terjadi supaya genaplah sabda
yang disampaikan oleh nabi Yesaya,
"Dialah yang memikul kelemahan kita
dan menanggung penyakit kita."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Ada tiga point penting yang saya petik dari Bacaan Injil hari ini.
Yang pertama tentang kerendahan hati, yang ditunjukkan oleh seorang perwira tentara.
Sebagai seorang perwira di zaman itu, tentulah ia sudah terbiasa menerima penghormatan dari orang-orang, dan tentu juga mudah baginya untuk memerintahkan orang untuk melakukan sesuatu.
Tapi perwira yang satu ini berbeda.
Ia tidak menyuruh anak buahnya untuk memanggil Yesus yang notabene hanya "rakyat jelata".
Ia sendiri datang kepada Yesus sambil memohon.
Dan dengan kerendahan hati ia berkata, "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku. Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh."
Ucapan perwira inilah yang kemudian kita tirukan setiap kali kita mengikuti perayaan Ekaristi.

Yang kedua, kasih yang ditunjukkan oleh perwira itu.
Ia memohon kepada Yesus bukan untuk dirinya, melainkan untuk salah satu hambanya yang menderita lumpuh.
Ia berempati karena hambanya itu sangat menderita.
Sebetulnya kalau perwira itu mau, ia bisa saja membuang hambanya itu lalu mencari pengganti yang sehat.
Itu tidak dilakukannya sebab perwira itu mempunyai kasih, sesuatu yang pasti mendapat penghargaan dari Allah Bapa kita yang di Surga, tak peduli apakah perwira itu pengikut Yesus atau bukan.

Dan yang ketiga, tentang iman.
Nampaknya perwira itu bukan pengikut Yesus, ia tentara pemerintah Romawi.
Di hadapan Yesus perwira itu berhasil menunjukkan imannya, lalu Yesus pun berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai
pada seorang pun di antara orang Israel."
Ah, memalukan ya, para pengikut Yesus malah kalah telak dalam hal iman dengan yang bukan pengikut Yesus.



Peringatan Orang Kudus
Hari Raya Darah Yesus Yang Mahakudus
Hari Raya Darah Yesus Yang Mahakudus mau mengarahkan hati kita kepada makna peristiwa "Sengsara Kristus", yang diwarnai dengan pertumpahan DarahNya yang kudus demi keselamatan umat manusia. Seluruh umat diajak untuk merenungkan tentang mahalnya harga bayaran yang harus ditanggung oleh Kristus, sekaligus tentang rahasia cinta kasihNya demi penebusan dosa umat manusia. Akhirnya umat juga diajak bersyukur dan berterima kasih kepada Kristus atas kerelaanNya untuk menderita demi keselamatan umat manusia.
Dalam doa sesudah komuni, Gereja berdoa: "Kami menimba air dari Sumber Penyelamat kami dengan sukacita. Kami mohon, moga­moga darahMu menjadi bagi kami sumber air yang memancarkan kehidupan yang kekal".
Pesta ini diresmikan oleh Sri Paus Pius IX (1846-1878), sebagai tanda syukur atas peristiwa kembalinya Sri Paus ke Roma setelah pemberontakan dikalahkan. Ketika Paus Yohanes XXIII naik takhta, beliau tidak saja meningkatkan pesta ini menjadi satu hari raya Gereja, tetapi juga menunjukkan devosi yang besar kepada Darah Yesus yang Maha­kudus itu.

Harun, Imam Agung Israel
Harun atau Aaron dari suku Levi adalah kakak nabi Musa dan Imam Agung pertama bani Israel. Ia dikenal sebagai orang yang pandai bicara. la ditentukan Allah untuk membantu Musa dalam tugasnya membebaskan bangsa Israel dari cengkeraman penindasan Firaun di Mesir. Ia diangkat Allah menjadi Imam Agung ketika bangsa Israel masih berada di Mesir (Kel 4:14-16).
Tugasnya sebagai pendamping Musa adiknya dilaksanakannya dengan baik. la tampil sebagai juru bicara Musa setiap kali mereka menghadap Firaun untuk menuntut pembebasan bangsa Israel (Kel 7:1-2). Selanjutnya setelah bangsa Israel diizinkan meninggalkan Mesir, Harun tetap setia mendampingi Musa untuk membimbing bangsa itu dalam perjalanan menuju Sinai, tempat mereka mempersembahkan korban kepada Yahweh. Di Sinai, sesuai perintah Tuhan, Harun mendapat kesempatan istimewa untuk melihat Tuhan di atas gunung Sinai bersama Musa, Nadab dan Abihu serta tujuhpuluh orang dari tua-tua Israel (Kel 24:9-10).
Kemudian karena Musa sangat lama tinggal di atas gunung, bangsa Israel mendesak Harun untuk menciptakan bagi mereka allah lain dalam bentuk patung lembu emas untuk disembah (Kel 32:1-6; 21-24). Seperti Musa, Harun tidak diperkenankan memasuki Tanah Terjanji Kanaan karena ketidakpercayaannya kepada Tuhan di sumber air Meriba (Bil 20:7-13).

Beato Oliver Plunkett, Martir
Oliver Plunkett lahir di Loughcrew, County Meath, Irlandia pada tahun 1629. Pendidikan imamatnya berlangsung di Roma di bawah bimbingan pamannya yang telah menjadi imam. Pada tahun 1654, ia ditahbiskan menjadi imam. Karya imamatnya dimulai dengan mengajar teologi di Kolese Penyebaran Iman di Roma. Putra kelahiran Irlandia ini menjadi seorang imam yang pandai sekali dalam mengajar. Di Roma ia mewakili Uskup-uskup Irlandia di Takhta Suci. Pada tanggal 9 Juli 1669, Oliver diangkat menjadi Uskup Agung Armagh dan Primat Irlandia.
Dalam jabatannya itu Oliver terbukti menjadi seorang pemimpin Gereja yang patut diteladani. Dalam 4 tahun karyanya sebagai uskup, ia telah berhasil mempermandikan 48.000 orang menjadi Katolik. Jumlah ini menunjukkan suatu prestasi yang menakjubkan sekali dalam situasi penganiayaan terhadap umat Katolik Irlandia saat itu.
Selain giat dalam bidang pewartaan Injil dan Katekese, ia juga giat mengembangkan pendidikan Katolik, mengadakan sinode-sinode untuk mengatur hidup Gereja dan pengembangan iman umat, menahbiskan sejumlah imam dan mengawasi kegiatan imam-imamnya. Pimpinan Gereja Protestan mulai bersahabat dengan Gereja Katolik pada masa kepemimpinan Uskup Oliver Plunkett.
Disamping kegemilangan yang diraihnya, ada pula banyak tantangan terhadap karyanya. la terpaksa tinggal di suatu tempat persembunyian tatkala aksi perlawanan terhadap Gereja Katolik semakin menjadi­jadi. Pada bulan Desember 1678 Uskup Oliver ditangkap dan dipenjarakan karena tuduhan-tuduhan palsu dari Titus Oates. Titus menuduh Oliver mengorganisir para imam Yesuit untuk melancarkan perlawanan terhadap Raja Charles II. Karena tuduhan ini, Oliver dihadapkan ke pengadilan Irlandia pada tahun 1680. Pengadilan tidak berhasil menghukumnya karena tuduhan itu tidak benar. Oliver kemudian diadili lagi untuk kedua kalinya di hadapan pengadilan Inggris dengan tuduhan pengkhianatan. la dituduh membiayai suatu ekspedisi militer Prancis untuk menyerang Irlandia. Oliver yang merasa tidak melakukan hal itu dengan tegas menolak tuduhan itu. Tetapi pihak pengadilan menjatuhkan juga hukuman atas diri Oliver tanpa ampun.
Uskup Oliver Plunkett adalah tokoh Katolik terakhir yang mati digantung di Inggris karena imannya dan perjuangannya menyebarkan iman Katolik. Kematiannya pada tanggal 11 Juli 1681 menandai akhir suatu abad penganiayaan terhadap Umat Katolik di Inggris.

Santo Teodorikus, Abbas
Teodorikus lahir di Menancourt, dekat Rheims, Prancis Selatan pada pertengahan abad V. Ketika menanjak dewasa, ia dipaksa mengawini seorang gadis yang disenangi oleh keluarganya. Teodorikus, karena rasa hormatnya yang tinggi kepada orang-tuanya, mengikuti saja keinginan mereka.
Tetapi setelah baberapa lama hidup bersama wanita itu sebagai suami-istri, dengan izinan istrinya, Teodorikus meninggalkan keluarganya dan menjadi seorang calon imam di Rheims. Santo Remigius, uskup kota itu, menahbiskan dia menjadi imam dan mengangkatnya sebagai pemimpin komunitas biara Mont d'Or (= Gunung Emas) di Champagne.
Di bawah kepemimpinannya, biara Mont d'Or menjadi sebuah pusat kegiatan keagamaan yang terkenal. Banyak orang yang berkunjung ke biara itu diteguhkan imannya setelah mendengar kotbah-kotbah Teodorikus. Setelah kematiannya pada tahun 533, penghormatan kepada Teodorikus tersebar ke seluruh negeri Prancis. Santo Teodorikus disebut juga dengan nama Santo Thierry.

Santo Pambo, Pertapa
Semenjak masa mudanya Pambo mengasingkan diri ke sebuah tempat pertapaan di gurun pasir Mesir. Hidupnya keras, sederhana dan serba kekurangan. Karena dia tidak pandai membaca, ia berguru pada seorang pertapa lain dalam hal membaca dan menghafal ayat-ayat Mazmur. Selain tidak pandai membaca, Pambo pun dikenal sebagai pertapa yang tidak suka banyak bicara. Namun ia dikenal sebagai pembimbing rohani yang disenangi.
Apabila orang mamintai nasehat dan bimbingan mengenai sesuatu soal kerohanian, Pambo selalu meminta waktu lebih dahulu untuk merenung dan berdoa. Maksudnya agar dia bisa memberi jawaban yang benar dan memuaskan sesuai dengan kehendak Allah.  Santo Athanasius, Uskup Aleksandria, yang kagum akan kesalehan hidup Pambo, mengundang dia ke Aleksandria untuk memberi kesaksian tentang keallahan Kristus, berhadapan dengan ajaran sesat Arianisme yang merajalela di kalangran umat.
Kepada rekan-rekannya, Pambo mengatakan "Berpuasa dan memberi derma dari hasil keringat sendiri amatlah mulia, namun itu belumlah cukup untuk menjadi seorang rahib yang berkenan kepada Allah". Pambo meninggal dunia pada tahun 390.

Santo Simeon Salos, Pengaku Iman
Simeon dijuluki 'Si Gila' (= ho Salos; Yun.) sebab setelah bertapa selama 29 tahun di gurun dekat Laut Mati dan pulang ke Homs (Siria), ia bertingkah seperti orang gila. Maksudnya supaya ia dianggap hina dan dapat berkawan dengan orang-orang yang paling dikucilkan oleh masyarakat (gelandangan, orang lumpuh, pelacur, dll). Sikap seperti ini masih dihargai dan ditiru oleh sementara biarawan di Rusia.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-06-30 Jumat.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Jumat, 30 Juni 2023

PF Para Martir Pertama Umat di Roma



Bacaan Pertama
Kej 17:1.9-10.15-22

"Setiap laki-laki di antaramu harus disunat sebagai tanda perjanjian.
Sara akan melahirkan bagimu seorang putera."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Ketika Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun,
maka Tuhan menampakkan diri kepadanya dan bersabda,
"Akulah Allah Yang Mahakuasa,
hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela!
Dari pihakmu engkau harus memegang perjanjian-Ku,
engkau dan keturunanmu turun-temurun.
Inilah perjanjian-Ku, yang harus kaupegang,
perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu,
yaitu setiap laki-laki di antaramu harus disunat."

Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham,
"Tentang isterimu Sarai,
janganlah kausebut lagi Sarai, tetapi Sara; itulah namanya.
Aku akan memberkatinya,
dan daripadanya juga Aku akan memberikan kepadamu
seorang anak laki-laki,
bahkan Aku akan memberkatinya,
sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa;
raja-raja pelbagai bangsa akan lahir dari padanya."

Lalu tertunduklah Abraham, dan tertawa,
serta berkata dalam hatinya,
"Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun
dilahirkan seorang anak?
Dan mungkinkah Sara yang telah berumur sembilan puluh tahun itu
melahirkan seorang anak?"
Dan Abraham berkata kepada Allah,
"Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!"
Tetapi Allah bersabda, "Tidak!
Isterimu Saralah, yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu,
dan engkau akan menamai dia Ishak.
Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia
menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.
Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu.
ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak.
ia akan memperanakkan dua belas raja,
dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.
Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak,
yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang
pada waktu seperti ini juga."
Sesudah selesai bersabda kepada Abraham,
naiklah Allah meninggalkan Abraham.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 128:1-2.3.4-5,R:4

Refren: Orang yang takwa hidupnya akan diberkati Tuhan.

*Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan,
yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

*Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur
di dalam rumahmu;
anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun
sekeliling mejamu!

*Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan
orang laki-laki yang takwa hidupnya.
Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion:
boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.



Bait Pengantar Injil
Mat 8:17

Yesus memikul kelemahan kita
dan menanggung penyakit kita.



Bacaan Injil
Mat 8:1-4

"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Setelah Yesus turun dari bukit,
banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia.
Maka datanglah kepada-Nya seorang yang sakit kusta.
Ia sujud menyembah Yesus dan berkata,
"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku."
Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu,
dan berkata,
"Aku mau, jadilah engkau tahir!"
Seketika itu juga tahirlah orang itu dari kustanya.
Lalu Yesus berkata kepadanya,
"Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun,
tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam
dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa
sebagai bukti bagi mereka."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Seseorang sakit kusta yang ditulis pada Injil Matius hari ini telah menginspirasi saya, padahal kisah Yesus membuat mujizat telah berulang kali saya baca.
Ketika banyak orang berbondong-bondong mengikuti Yesus, tentu tidaklah mudah untuk bisa mendekati Yesus, mesti melewati kerumuman orang yang sama-sama ingin mendekati Yesus.
Apalagi bagi seorang yang menderita kusta, yang oleh hukum Taurat diwajibkan untuk mengasingkan diri, tidak boleh berdekatan dengan orang lain.

Orang kusta itu mesti berjuang mati-matian agar bisa mendekati Yesus.
Setelah berhasil mendekat, ia sujud menyembah Yesus sambil berkata, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku."
Ini sungguh ungkapan yang luarbiasa, "Jika Tuan mau…"
Ia tidak mengatakan "Apakah Tuan bisa…", karena ia sangat yakin kalau Yesus pasti dapat menyembuhkan dirinya.
Keraguannya bukan akan kuasa Yesus, melainkan karena orang kusta seringkali dianggap berdosa lalu terkena kutukan;  apakah Yesus mau menyembuhkan dirinya atau tidak.

Ya, tanpa kita sadari, kita seringkali men-dikte Allah Bapa dan Kristus.
Kita minta Tuhan melakukan sesuatu seperti yang kita kehendaki.
Dengan kata lain, kita menyuruh-nyuruh Tuhan melakukan sesuatu untuk kita, dan terkadang kita malah merasa berhak untuk meminta.
Tak jarang pula kita melakukan negosiasi dengan Tuhan, tawar menawar, "Kalau Engkau penuhi maka aku akan…bla bla bla".
Bisa jadi juga kita cuma iseng-iseng saja, dikabulkan iya syukur, tak dikabulkan iya tak apa-apa, namanya juga iseng saja.
Bisa jadi kita malah lupa akan apa yang pernah kita doakan?
Kalau yang meminta saja lupa, masak kita suruh yang dimintai untuk mengingatkannya?

Bukannya tak boleh meminta sesuatu kepada Alah Bapa kita.
Tentu saja boleh, memangnya mau kepada siapa lagi kita akan meminta kalau bukan kepada Allah Bapa kita?
Tetapi soal dikabulkan atau tidak, itu perkara lain, dan bukan kita yang menentukannya.
Tentu ada pertimbangan-pertimbangan di luar nalar kita yang digunakan oleh Allah Bapa sebelum memutuskan mengabulkan atau tidak.
Marilah kita ingat kembali perikop tentang pengabulan doa, yang ditulis pada Injil Matius 7:7-11, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu…dst.
Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya jika ia meminta roti, atau memberi ular jika ia meminta ikan?"
Nah, coba kita simak, kepada siapa Yesus menjanjikan perihal pengabulan dosa ini?
Kepada orang yang percaya kepada-Nya, bukan?
Selanjutnya, jika kita meminta sesuatu yang dapat merugikan atau mencelakai orang lain atau malah mencelakai diri kita sendiri, akankah Tuhan mengabulkannya?
Jika kita meminta sesuatu yang akan memuliakan iblis, akankah dikabulkan?
Jika meminta sesuatu untuk menuruti nafsu duniawi kita, akankah dikabulkan?

Di sisi lain, bolehkah kita meminta yang sama berulang-ulang?
Akankah Allah Bapa berkata, "Itu lagi…itu lagi…"?
Bukankah Tuhan sudah tahu sebelum kita memintanya?
Kita perlu bertekun di dalam doa, meski itu berarti mesti kita lakukan berulang-ulang.
Untuk bisa tekun, kita memerlukan pengharapan, karena adanya harapanlah akan membuat kita tetap bertekun.

Mari kita kembali kepada orang kusta tadi.
Orang kusta itu telah menyatakan imannya kepada Yesus, tetapi tidak memaksa Yesus melakukan apa yang ia inginkan.
Ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Yesus ketika berdoa kepada Bapa-Nya di Taman Getsemani, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." [Mat 26:39]
Yesus, sebagai manusia, berharap sesuatu dari Bapa-Nya, tetapi memasrahkan sepenuhnya kepada kehendak Bapa-Nya, terjadilah seperti yang dikehendaki oleh Bapa-Nya. 
Jika yang kita kehendaki ternyata berbeda dengan kehendak Bapa kita, apa iya kita akan ngotot?
Bukankah kita percaya kalau kehendak Bapa tentu lebih baik dibandingkan kehendak kita sendiri?



Peringatan Orang Kudus
Santo Bertrandus, Uskup dan Pengaku Iman
Bertrandus adalah seorang imam abad keenam. Ia lahir pada tahun 553. Keluarganya tergolong kaya raya. la dikenal sebagai seorang imam yang pemurah: ia menghadiahkan beberapa bidang tanah warisannya kepada Gereja dan kepada orang-orang miskin.
Ia ditahbiskan imam di Paris dan kemudian dipilih menjadi pemimpin sebuah sekolah. Pada tanun 587, ia dipilih menjadi Uskup di Le Mans, sobuah kota kecil yang dihuni orang-orang Prancis.
Ketika pertentangan politik antara kaum Neustria (Prancis Barat) dan kaum Austrasia (Perancis Timur) terjadi, Bertrandus diusir dari takhta keuskupannya selama beberapa tahun. Kemudian Raja Clotaire II dari kelompok Neustria memanggilnya kembali untuk memimpin keuskupan.
Dari tuan-tuan tanah yang kaya, Bertrandus menerima sejumlah besar tanah untuk kepentingan Gereja. Tanah-tanah ini dimanfaatkannya untuk membangun gereja dan biara, dan sebuah rumah penginapan untuk para peziarah. Bertrandus meninggal dunia pada tahun 625, pada usia 70 tahun.

Santo Theobaldus, Pertapa
Theobaldus lahir pada tahun 1017 di Provins, Prancis, dari sebuah keluarga bangsawan. Semasa mudanya, ia banyak membaca buku-buku tentang kehidupan Santo Yohanes Pemandi dan riwayat hidup orang­orang kudus lainnya. Bacaan-bacaan ini menimbulkan dalam hatinya benih panggilan Allah untuk menjalani hdup seperti orang-orang kudus itu. la sungguh mengagumi cara hidup dan perjuangan para kudus untuk meraih kesempurnaan hidup Kristiani.
Terdorong hasrat besar untuk meniru cara hidup para kudus itu, ia meninggalkan rumah mereka pada tahun 1054 tanpa sepengetahuan orang-tuanya. Ia pergi ke Luxemburg. Di sana ia bekerja sepanjang hari di hutan Petingen sebagai pembakar arang bagi tetangga-tetangganya yang bekerja sebagai tukang besi. Sementara itu, ia terus menjalani hidup doa dan tapa secara diam-diam.
Ketika semua orang tahu akan kesucian hidup Theobaldus, banyak orang datang untuk menjadi muridnya. Ia lalu mengasingkan diri ke Salanigo untuk menjalani hidup tapa. Tetapi ia diikuti oleh orang-orang yang tertarik untuk mendapat bimbingannya. la kemudian ditahbiskan menjadi imam agar lebih pantas menjalankan tugas-tugas misioner.
Pada tanggal 30 Juni 1066, Theobaldus meninggal dunia karena terserang penyakit yang berbahaya. Ia digelari 'kudus' oleh Paus Aleksander II pada tahun 1073.

Santa Giacinta Marescotti, Pengaku Iman
Giacinta lahir di Vignarello, Italia pada tahun 1585 dari sebuah keluarga bangsawan. Ia dididik di biara suster-suster Fransiskan. Seorang kakaknya sudah menjadi suster di biara ini.  Semasa kecilnya Giacinta dikenal sebagai anak yang baik namun ia kemudian bertingkah laku jelek ketika adik bungsunya lebih dahulu menikah (dengan Marquis Cassizuchi). Dia tersinggung karena merasa dilangkahi oleh adiknya. Sifat baiknya merosot, sebaliknya ia menjadi seorang pendendam di dalam keluarganya. Ia memutuskan masuk biara sekedar iseng-iseng. la masuk Ordo Ketiga Santo Fransiskus di Viterbo dengan mengambil nama Giacinta. Sekalipun sudah menjadi seorang suster, namun ia tidak melepaskan cara hidup foyanya dengan harta keluarganya; selama 10 tahun ia benar-benar menjadi batu sandungan bagi rekan-rekannya yang lain.
Pada suatu hari ia jatuh sakit keras. Seorang imam Fransiskan datang mendengarkan pengakuannya dan memberikan peringatan keras tentang cara hidupnya yang tidak sesuai dengan semangat ordonya. Ia bertobat, namun jatuh lagi ke dalam cara hidup seperti sedia kala. Tuhan mencobainya lagi dengan sakit lebih berat. Semenjak itu ia mulai tekun berdoa, bermatiraga dan merobah tingkah laku hidupnya. Lama kelamaan ia berubah menjadi seorang suster yang saleh dan menjadi pembimbing rohani bagi rekan-rekannya. Nasehat-nasehatnya sangat praktis berdasarkan pengalaman rohaninya sendiri. Ia menekankan pentingnya menghayati kerendahan hati, menghilangkan sifat cinta diri, kesabaran memikul salib penderitaan sehari-hari. Cinta dan perhatian­nya sangat besar, bukan saja terhadap rekan-rekan susternya tetapi juga terhadap komunitas biara suster lainnya. Ia turut serta mendirikan dua biara di Viterbo yang mengabdikan diri pada bidang pelayanan orang­orang sakit, orang-orang jompo dan miskin di Viterbo. la sendiri mencari dana dengan minta-minta. Giacinta wafat pada tanggal 30 Januari 1640 pada usia 55 tahun. la dinyatakan sebagai 'santa' pada tahun 1807.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-06-29 Kamis.

Liturgia Verbi (A-I)
HR S. Petrus dan Paulus, Rasul

Kamis, 29 Juni 2023



Bacaan Pertama
Kis 12:1-11

"Sekarang benar-benar tahulah aku
bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya
dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat,
Raja Herodes mulai bertindak dengan keras
terhadap beberapa orang dari jemaat.
Ia menyuruh membunuh Yakobus,
saudara Yohanes, dengan pedang.
Ketika ia melihat
bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi,
ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus.
Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi.
Setelah Petrus ditangkap,
Herodes menyuruh memenjarakannya
di bawah penjagaan empat regu,
masing-masing terdiri dari empat prajurit.
Maksudnya ialah,
supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak.
Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara.
Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.

Pada malam
sebelum Herodes menghadapkannya kepada orang banyak,
Petrus tidur di antara dua orang prajurit,
terbelenggu dengan dua rantai.
Selain itu
prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu.
Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus,
dan cahaya bersinar dalam ruang itu.
Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya.
Kata malaikat itu kepadanya, "Bangunlah segera!"
Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus.
Lalu kata malaikat itu kepadanya,
"Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!"
Petrus pun berbuat demikian.
Lalu malaikat itu berkata kepadanya,
"Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!"
Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar,
dan ia tidak tahu
bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi;
sangkanya ia melihat suatu penglihatan.
Setelah mereka melalui tempat kawal pertama
dan tempat kawal kedua,
sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota.
Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka.
Sesudah tiba di luar,
mereka berjalan sampai ke ujung jalan,
dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia.
Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata,
"Sekarang benar-benar tahulah aku
bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya
dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes
dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9,R:5b

Refren: Tuhan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

*Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu;
puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku.
Karena Tuhan jiwaku bermegah;
biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya
dan bersukacita.

*Muliakanlah Tuhan bersama-sama dengan daku,
marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya.
Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku,
dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

*Tujukkanlah pandanganmu kepada-Nya,
maka mukamu akan berseri-seri,
dan tidak akan malu tersipu-sipu.
Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan;
Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

*Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa,
lalu meluputkan mereka.
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan!
Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!



Bacaan Kedua
2Tim 4:6-8.17-18

"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."

Pembacaan dari Surat Kedua Raul Paulus
kepada Timotius:

Saudaraku terkasih,
darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan,
dan saat kematianku sudah dekat.
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik,
aku telah mencapai garis akhir,
dan aku telah memelihara iman.
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran
yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil,
pada hari-Nya;
bukan hanya kepadaku,
tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku,
supaya dengan perantaraanku
Injil diberitakan dengan sepenuhnya
dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.
Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.
Tuhan akan melepaskan daku dari setiap usaha yang jahat.
Dia akan menyelamatkan aku,
sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga.
Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 16:18

Engkau adalah Petrus,
di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.



Bacaan Injil
Mat 16:13-19

"Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa
Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi.
Ia bertanya kepada murid-murid-Nya,
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
Jawab mereka, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis,
ada juga yang mengatakan: Elia,
dan ada pula yang mengatakan: Yeremia
atau salah seorang dari para nabi."

Lalu Yesus bertanya kepada mereka,
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus,
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Kata Yesus kepadanya,
"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus,
sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa-Ku yang di surga.
Dan Aku pun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.
Apa yang kauikat di dunia ini
akan terikat di surga,
dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di sorga."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini Yesus menggunakan rumah sebagai perumpamaan tentang iman.
Rumah yang dibangun di atas batu wadas akan kokoh menghadapi terjangan banjir dan angin kencang, sementara rumah yang dibangun di atas pasir akan mudah roboh dan hebatlah kerusakannya.

Iman kita ibarat rumah, mesti dibangun di atas dasar yang kuat, agar tetap kokoh menghadapi berbagai terjangan.
Hal-hal yang seringkali menerjang iman kita antara lain: niat jahat, irihati, keserakahan, percabulan, nafsu berkuasa dan sebagainya.

Rupanya belumlah cukup kalau membangun iman hanya dengan rajin mendengarkan Injil, berdoa atau rajin ke gereja saja.
Ini ibarat membangun rumah iman di atas dasar pasir, akan mudah goyah atau roboh.
Yesus mau kita melaksanakan hal-hal di atas, tetapi yang lebih penting lagi adalah melakukannya.

Rasul Yakobus dalam suratnya menuliskan, "Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri."
Ya, tak cukup kalau hanya menjadi "pendengar firman", kita mesti menjadi "pelaku iman".
Lebih jauh, Yakobus menulis, "Jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya."
[Bdk Yak 1:19-27]

Menjadi pelaku firman artinya menjalankan firman sesuai dengan yang didengar.
Dengan kata lain, apa saja yang kita perbuat, maka perbuatlah itu sesuai kehendak Tuhan, bukan kehendak kita sendiri.
Mari kita belajar mematuhinya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Petrus dan Paulus, Rasul
Sejak semula Gereja menghormati kedua rasul, Petrus dan Paulus, secara bersama-sama. Kedua rasul ini dianggap sebagai sokoguru Gereja. Simon, anak Yunus dan saudara Andreas, lahir di Betsaida, Galilea, sebuah kampung di tepi danau Genesaret. Seperti ayahnya, Simon adalah seorang nelayan yang ulet, bertabiat jujur, dan rajin. la tidak berpendidikan tetapi cukup trampil dalam pekerjaannya sebagai seorang nelayan. Kepribadiannya sangat menarik perhatian Yesus; karena itu Yesus berkenan menjadikannya seorang muridNya, bahkan mengangkatnya menjadi pemimpin para rasul dan pemimpin Gereja yang pertama.
Pada mulanya, Simon bersama Andreas saudaranya, menjadi murid Yohanes Pemandi. Oleh Andreas, Simon diperkenalkan kepada Yesus, Sang Mesias yang dinanti-nantikan oleh seluruh bangsa Israel. "Kami telah menemukan Mesias, yaitu Kristus", kata Andreas kepada Simon. Pada saat itu, Yesus berkata kepada Simon, "Engkau Simon anak Yohanes, Engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)". (Yoh 1:41-42) Kefas berarti wadas atau batu karang. Sejak saat itu, dia lebih dikenal dengan nama Petrus.
Petrus secara resmi berkeputusan mengikuti Yesus, Sang Mesias dengan meninggalkan segala-galanya, ketika ia menyaksikan mujizat penangkapan ikan secara ajaib oleh Yesus. Kata Yesus kepada Petrus: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan". Petrus berkata kepada Yesus: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga". Dengan kepercayaan ini, Petrus menyaksikan kuasa Yesus, Sang Mesias. Dan di depan Yesus yang penuh kuasa ilahi itu Petrus bersujud: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa". Kepada Petrus yang rendah hati itu, Yesus berkata: "Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia". Setelah penyerahan diri ini, Petrus diperkenankan menyaksikan berbagai peristiwa dan akhirnya dipercayakan tugas menjadi pemimpin para rasul dan gembala kaum beriman.
Di samping kisah-kisah yang menampilkan pribadi Petrus sebagai orang kepercayaan Yesus, terdapat juga kisah Injil yang menampilkan pribadi Petrus sebagai seorang yang masih dangkal imannya dan belum memahami benar kehendak Allah atas diri Yesus. Dalam Mat 16:21-28 dikisahkan tentang pemberitahuan Yesus tentang penderitaanNya, dan Petrus serta-merta berkata: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu!  Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau". "Enyahlah iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia", demikian teguran Yesus kepada Petrus. Ia juga menyangkal Yesus ketika Yesus ditangkap dan diadili. (Mat 26:30-35; 69-75).
Sesudah kebangkitan Yesus, Petrus diangkat menjadi pemimpin keduabelas rasul dan gembala kaum beriman di Yerusalem. Petrus juga yang menerima orang kafir pertama ke dalam Gereja, dan memimpin Konsili pertama di Yerusalem.
Paulus (Saulus) lahir di Tarsus, Asia Kecil dari keluarga Yahudi yang berkewarganegaraan Romawi. Ia seorang terdidik dan belajar di Yerusalem pada Gamaliel, dari kelompok Farisi.
Sebagai seorang Farisi yang fanatik, Saulus tiada hentinya mengejar dan memenjarakan murid-murid Yesus.
Dalam perjalanannya ke Damsyik, Yesus menangkapnya dan menjadikan dia seorang rasul untuk bangsa-bangsa kafir. Ia dipermandikan oleh Ananias. la menjelajahi seluruh daerah Laut Tengah untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa kafir. Perjalanan misinya senantiasa diwarnai dengan berbagai kesulitan dan pertentangan dengan kaum kafir. Di Yerusalem ia ditangkap oleh orang Yahudi, lalu dipenjarakan dan dibawa ke Roma sebab ia naik banding kepada kaisar, Akhirnya ia dibebaskan. Tak lama kemudian, dia ditangkap lagi dan akhirnya menemui ajalnya sebagai martir di Roma pada tahun 67.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-06-28 Rabu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Rabu, 28 Juni 2023

PW S. Ireneus, Uskup dan Martir



Bacaan Pertama
Kej 15:1-12.17-18

"Abram percaya kepada Tuhan
dan hal ini diperhitungkan sebagai kebenaran.
Dan Tuhan mengikat perjanjian dengan dia."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Pada suatu ketika
datanglah sabda Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan,
"Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu;
upahmu akan sangat besar."
Abram menjawab,
"Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku?
Aku akan meninggal tanpa mempunyai anak,
dan yang akan mewarisi isi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
Lagi kata Abram,
"Engkau tidak memberikan aku keturunan,
sehingga seorang hambakulah yang nanti menjadi ahli warisku."
Tetapi datanglah sabda Tuhan kepadanya demikian,
"Orang itu tidak akan menjadi ahli warismu,
melainkan anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu!"

Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta bersabda,
"Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang jika engkau dapat!"
Maka sabda-Nya kepada Abram,
"Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Lalu Abram percaya kepada Tuhan;
maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

Tuhan bersabda lagi kepada Abram,
"Akulah Tuhan, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim
guna memberimu negeri ini menjadi milikmu."
Tetapi Abram menjawab,
 "Ya Tuhan Allah,
dari manakah aku tahu bahwa aku akan memilikinya?"

Sabda Tuhan kepadanya,
"Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun,
seekor kambing betina berumur tiga tahun,
seekor domba jantan berumur tiga tahun,
seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati."
Abram mengambil semuanya itu, menbelahnya menjadi dua,
lalu diletakkannya belahan-belahan itu berdampingan,
tetapi burung-burung itu tidak ia belah.
Ketika burung-burung buas hinggap
di atas daging binatang-binatang itu,
maka Abram mengusirnya.

Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak.
Lalu gelap gulita yang mengerikan turun meliputinya.
Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap,
maka kelihatanlah
perapian yang berasap beserta suluh yang berapi
lewat di antara potongan-potongan daging itu.
Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian
dengan Abram serta bersabda,
"Kepada keturunanmulah Kuberikan tanah ini,
dari sungai Mesir sampai ke sungai Efrat yang besar itu."

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
2Tim 2:22b-26

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus
kepada Timotius:

Saudaraku terkasih,
kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai
bersama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan,
yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
Hindarilah soal-soal yang dicari-cari,
yang bodoh dan tidak layak.
Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran.
Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar.
Sebaliknya ia harus ramah terhadap semua orang.
Ia harus cakap mengajar,
ia harus sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun
orang yang suka melawan,
sebab mungkin
Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat
dan memimpin mereka,
sehingga mereka mengenal kebenaran.
Dengan demikian mereka menjadi sadar kembali,
karena terlepas dari jerat Iblis
yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9,R:8a

Refren: Selamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.

*Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya,
maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa.
Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya;
percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!

*Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus,
biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari Tuhan.
Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya,
carilah selalu wajah-Nya!

*Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya,
hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya;
Dialah Tuhan, Allah kita,
ketetapannya berlaku di seluruh bumi.

*Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya,
akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan,
akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham,
dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

ATAU MAZMUR LAIN:
Mzm 37:3-4.5-6.30-31

Refren: Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan.

*Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik,
diamlah di negeri dan berlakulah setia;
bergembiralah karena Tuhan,
maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu.

*Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya,
maka Ia akan bertindak;
Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang,
dan menampilkan hakmu seperti siang.

*Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan,
dan lidahnya mengatakan kebenaran.
Taurat Allah ada di dalam hatinya,
langkah-langkahnya tidaklah goyah.



Bait Pengantar Injil
Yoh 15:4.5b

Tinggallah dalam Aku, dan Aku dalam kamu, sabda Tuhan;
barangsiapa tinggal dalam Aku,
akan menghasilkan banyak buah.



Bacaan Injil
Mat 7:15-20

"Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata,
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu
yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba,
tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka.
Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri,
atau buah ara dari rumput duri?
Camkanlah
setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik,
sedang pohon yang tidak baik
menghasilkan buah yang tidak baik.
Tidak mungkin
pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik,
ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik,
pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Jadi dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambilkan dari renungan Daily Fresh Juice berikut ini:

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Pengajaran adalah proses belajar-mengajar.
Ada yang mengajarkan, yang lazim disebut guru,
dan ada yang menerima pelajaran, yang lazim disebut murid.
Seorang guru wajib menguasai apa yang akan diajarkan kepada muridnya,
wajib membuat para muridnya menjadi pintar,
jika guru tersebut ingin dinilai berhasil mengajar.
Jika guru tidak menguasai pelajarannya, lalu apa yang akan ia ajarkan?
Bukankah itu sama seperti yang dikatakan oleh Yesus,
"Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?"  [Luk 6:39]

Ada guru yang sangat pandai tetapi kurang terampil untuk mentransfer ilmunya itu kepada para muridnya.
Sebaliknya, ada guru yang pengetahuannya pas-pasan tetapi lihai mentrasfer ilmunya sehingga muridnya menjadi sama pandainya dengan dirinya.
Hal ini juga telah dikatakan oleh Yesus,
"Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya,
tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya."
[Luk 6:40]

Tidak ada masalah dengan kedua tipe guru tadi.
Mungkin baru akan menjadi masalah jika gurunya tidak pintar dalam hal penguasaan materi ajar dan sekaligus tidak pintar pula dalam hal mengajar.
Ini namanya sudah jatuh tertimpa tangga.
Tapi hal ini pun tidak menjadi masalah bagi Yesus.
Yesus tidak menggunakan kriteria tadi ketika memilih para murid-Nya.
Yesus malah memilih nelayan ketimbang ahli agama, jangan-jangan ada di antara muridnya yang buta aksara.
Para murid-Nya itulah yang diharapkan akan menjadi guru untuk meneruskan kepada para murid lainnya.
Tot, training of trainers.

Tetapi akan menjadi masalah besar dan sangat serius jika ada guru yang dengan sengaja mengajarkan yang menyimpang dari apa yang telah ia terima dari Yesus, dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dari dirinya sendiri.
Yang ia ajarkan tidak lagi bersumber pada kebenaran Injil, atau setidaknya ia berusaha mencari-cari celah di ayat-ayat Injil untuk kemudian ditafsirkan secara keliru.
Saya jadi teringat peribahasa yang mencerminkan keadaan ini,
"Guru kencing berdiri, murid kencing berlari".
Murid akan meniru perilaku gurunya, dan bahkan dia bisa membuatnya lebih menyesatkan lagi.
Kelak murid ini akan menjadi guru bagi murid lainnya, begitu seterusnya.

Yesus mengingatkan kita agar waspada terhadap guru-guru yang mengajarkan ajaran sesat, yang oleh Yesus disebut sebagai nabi palsu.
Mereka datang kepada kita dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Mereka itu adalah serigala berbulu domba.
Istilah serupa yang seringkali kita dengarkan dari orangtua kita, "Musang berbulu ayam".

Kalau sejak semula mereka datang sudah nampak seperti serigala tentulah kita menjadi waspada dan berusaha menghindarinya.
Tetapi jika mereka datang seperti domba, hewan yang pasrah saja ketika air susunya diperas, yang diam saja ketika bulunya dicukur, yang tak punya senjata untuk membela diri terhadap ancaman musuh, maka tentulah kita mudah merasa iba dan berempati sehingga niat jahatnya tidak kita sadari.
Umumnya kita memandang mereka seperti sosok yang baik dan yang hendak menolong kita.
Ia menawarkan jasanya untuk mengeluarkan selumbar dari mata kita agar kita dapat melihat dengan lebih jelas, padahal di depan matanya sendiri ada balok besar yang menghalangi pandangannya.

Hendaknya kita jangan sampai salah menerima ajaran Yesus tentang serigala berbulu domba ini.
Yesus tidak mengajarkan kepada kita untuk memusuhi mereka, apalagi sampai menghakimi mereka, tidak seperti itu.
Yesus mau agar kita waspada, agar jangan sampai kita disesatkan.
Yesus secara jelas melarang kita menghakimi atau menghukum orang lain.
"Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni."  [Luk 6:37]

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Apakah di zaman sekarang ini masih ada nabi-nabi palsu?
Ya jelas ada dan tambah banyak.
Dengan diciptakannya teknologi digital orang malah jauh lebih mudah menyesatkan orang lain, terutama melalui media sosial.
Banyak sekali pengajaran sesat yang seliweran di media sosial, yang jelas mengkhawatirkan akan menyesatkan kita.
Tak dapat dipungkiri, semakin sedikit orang yang datang kepada Tuhan, sampai-sampai gereja ditutup gegara tak ada umat yang datang.
Sebagian lainnya malah terang-terangan mengatakan kalau ia tidak percaya Tuhan.
Mereka-mereka ini jelas telah disesatkan.
Nah, pertanyaannya, bagaimana caranya agar kita tidak turut disesatkan?
Dari Bacaan Injil hari ini kita mengetahui nasihat Yesus,
"Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka."
Ya, pohon yang baik menghasilkan buah yang baik.
Hanya dari buahnyalah kita bisa merasakan apakah manis dan enak atau tidak.
Mana mungkin kita mencicipi dahan atau daunnya untuk mengetahui enak-tidaknya.
Dari buahnyalah kita bisa mengetahui pohonnya sebab buahnyalah yang dapat kita rasakan.
Artinya, kita menilai seseorang bukan dari apa yang dikatakannya melainkan dari apa yang diperbuatnya.
Nabi palsu biasanya pandai menutupi perbuatan jahatnya, sehingga nampak baik-baik saja di mata orang.
Yesus berkata, "Tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap."
Nabi-nabi palsu tidak dapat menyembunyikan kepalsuannya di hadapan orang-orang beriman.
Kita dapat mengetahui di saat orang itu panik atau marah, maka aslinya pun nampak jelas.
Dalam keadaan suasana hati yang normal, mereka mampu mengatakan hal yang baik-baik tetapi di saat emosi entah marah atau sedih, mereka tak mampu lagi mengendalikan bibir mereka lalu meluaplah kata-kata yang tak senonoh meluncur dari bibirnya.
Bahkan rada-rada kontrovesial, belangnya nabi palsu justru terbongkar dari orang-orang yang suka ngegosip, itu terjadi kok.

Tetapi menurut hemat saya, senjata yang paling ampuh untuk menangkal penyesatan adalah dengan mengandalkan iman.
Orang beriman itu ibarat terang, tak ada kegelapan yang mampu mengusirnya.
Ketika terang itu datang, maka kegelapan pun segera sirna tanpa sanggup melawan terang.
Di dalam gelap, terang dari pelita yang kecil saja sudah lebih dari cukup untuk menerangi.
Seperti itulah iman kita.
Iman yang diumpamakan oleh Yesus seperti biji sesawi,
"Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu."
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Ireneus dari Lyon, Uskup dan Martir
Ireneus lahir di Asia Kecil kira-kira pada tahun 140. Pendidikannya berlangsung di Smyrna. Pelajaran agama diperolehnya dari Santo Polykarpus, seorang murid Santo Yohanes Rasul. Riwayat hidupnya kurang diketahui, tetapi dari tulisan-tulisannya sendiri dapatlah diperoleh banyak informasi tentang dirinya. Pada masa tuanya, ia mengirimkan sepucuk surat kepada seorang temannya di Smyrna. Dari surat ini diketahui kesannya terhadap pengajaran Santo Polykarpus. Sebagian suratnya dapat dibaca dalam kutipan berikut: "Peristiwa-peristiwa pada masa itu masih kuingat baik daripada yang terjadi baru-baru ini. Karena yang kita pelajari pada masa muda tumbuh subur dan mengakar dalam batin kita. Saya masih mengingat di mana Polykarpus duduk ketika ia mengajak bagaimana caranya berjalan dan bagaimana sikapnya. Saya masih ingat akan khotbah-kotbahnya kepada umat, dan bagaimana ia mengisahkan pergaulannya dengan Yohanes serta orang-orang lain yang menjadi saksi hidup Tuhan. Polykarpus mengajarkan apa yang didengarnya dari saksi-saksi mata kehidupan Yesus dan mujizat-mujizatNya. Semua berkat kemurahan Allah itu telah kuterima dengan sepenuh hati dan kucatat bukannya di atas selembar kertas, melainkan di dalam hatiku, serta oleh rahmat Allah selalu kurenungkan dengan seksama".
Ireneus bekerja di Lyon sebagai seorang imam. Pada tahun 177, timbullah aksi penghambatan agama di Lyon. Uskup kota Lyon, Potinus, meninggal karena suatu penganiayaan yang kejam atas dirinya. Ireneus diangkat menjadi penggantinya. Sebagai uskup, ia menggembalakan umatnya dengan penuh perhatian dan cinta. Kepada umatnya ia selalu berkhotbah dalam bahasa setempat, meskipun ia sendiri dibesarkan dalam bahasa Yunani. Dalam kepemimpinannya, ia selalu berusaha membela ajaran iman yang benar. la juga memperjuangkan kesatuan Gereja dan menegakkan kewibawaan paus.
Namanya Ireneus, yang berarti pencinta damai, diusahakan menjadi kenyataan dalam seluruh hidupnya. Dalam perselisihan antara Gereja Latin dan Yunani tentang tanggal hari raya Paska, ia menjadi juru bicara Sri Paus. la meninggal pada tahun 202 selaku seorang martir Kristus.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-06-27 Selasa.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Selasa, 27 Juni 2023

PF S. Sirilus dari Aleksandaria, Uskup dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
Kej 13:2.5-18

"Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau,
sebab kita ini kerabat."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Abram itu seorang yang sangat kaya.
Ia memiliki banyak ternak, perak dan emas.
Juga Lot, yang ikut bersama-sama dengan Abram,
mempunyai domba dan lembu serta kemah.
Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka
sebab harta milik mereka amat banyak,
sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama.
Karena itu terjadilah perkelahian
antara para gembala Abram dan gembala Lot.
Waktu itu orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu.
Maka berkatalah Abram kepada Lot,
"Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau,
antara para gembalaku dan gembalamu,
sebab kita ini kerabat.
Bukankah seluruh negeri ini terbuka untukmu?
Baiklah pisahkan dirimu dari padaku:
jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan,
jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri."

Lalu Lot melayangkan pandangnya,
dan dilihatnyalah bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya,
seperti taman Tuhan, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar.
Hal itu terjadi sebelum Tuhan memusnahkan Sodom dan Gomora.
Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu;
lalu ia berangkat ke sebelah timur, dan mereka berpisah.
Abram menetap di tanah Kanaan,
tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan
dan berkemah di dekat Sodom.
Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap Tuhan.

Setelah Lot berpisah dari Abram,
bersabdalah Tuhan kepada Abram,
"Pandanglah sekelilingmu
dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu
ke timur dan ke barat, utara dan selatan.
Seluruh negeri yang kaulihat itu
akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu,
untuk selama-lamanya.
Dan Aku akan menjadikan keturunanmu banyak
seperti debu tanah.
Sebagaimana debu tanah tak dapat dihitung,
demikian pun keturunanmu tak terhitung banyaknya.
Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya,
sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu."

Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya
dan ia menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron.
Lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5,R:1a

Refren: Tuhan, siapakah yang boleh menumpang di kemah-Mu?

*Yaitu orang yang berlaku tidak bercela,
yang melakukan apa yang adil
dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya;
yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.

*Yang tidak berbuat jahat terhadap teman,
dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya
yang memandang hina orang-orang tercela
tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.

*Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba
dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah.
Siapa yang berlaku demikian
tidak akan goyah selama-lamanya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 8:12

Akulah cahaya dunia;
siapa yang mengikuti Aku, ia hidup dalam cahaya abadi.



Bacaan Injil
Mat 7:6.12-14

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata,
"Janganlah kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing,
dan janganlah kamu melemparkan mutiaramu kepada babi,
supaya jangan diinjak-injak dengan kakinya,
lalu babi itu berbalik mengoyak kamu.

Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka.
Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Masuklah melalui pintu yang sempit itu,
karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan,
dan banyak orang telah masuk melalui pintu dan jalan itu.
Tetapi sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kehidupan,
dan sedikitlah orang yang menemukannya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Yesus merangkum seluruh isi hukum Taurat dan kitab para nabi menjadi satu kalimat saja, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.
Marilah kita tela'ah lebih jauh mengenai hal ini.

Jika seseorang berbuat baik kepada kita, tentu tak enak hati kalau kita membalasnya dengan perbuatan yang tidak baik.
Sebaliknya, kita juga sulit berbuat baik kepada orang yang telah berbuat tidak baik kepada kita.
Begitulah kaidah umum yang berlaku.
Jika kita berbuat baik maka umumnya orang akan berbuat baik kepada kita.
Dengan kata lain, jika kita menghendaki agar orang berbuat baik kepada kita maka kita mesti berbuat baik terlebih dahulu.
Sangat jarang, kalau tidak boleh mengatakan tidak ada, orang akan berbuat baik kepada kita kalau kitanya jahat.

Berbuat kebaikan memang lebih susah dibandingkan berbuat jahat, apalagi berbuat baik kepada orang jahat.
Yesus mengibaratkannya sebagai pintu yang sempit dan jalan yang sesak.
Maka sedikitlah orang yang mau menempuhnya, padahal itulah jalan menuju ke kehidupan.

Oleh sebab itu, marilah kita tetapkan hati untuk melewati pintu yang sempit dan menempuh jalan yang sesak itu, agar kita sampai kepada kehidupan sebagaimana yang dimaksud oleh Yesus.



Peringatan Orang Kudus
Santo Cyrillus dari Alexandria, Uskup dan Pujangga Gereja
Cyrillus lahir di Alexandria, Mesir pada tahun 376. Pada tahun 412 ia dinobatkan menjadi Patriark Alexandria. Sebagai seorang ahli, ia telah memberikan banyak pandangan yang bermanfaat bagi masyarakat dengan ikut aktif di dalam kegiatan-kegiatan sosial.
Menghadapi berbagai pertentangan paham yang berkembang di antara umatnya, Cyrillus tetap tenang dan teguh di dalam pendirian dan imannya di atas landasan ajaran para rasul. Dengan tegas ia menentang ajaran Nestorius yang menggugat kepribadian Kristus dan kedudukan Bunda Maria sebagai bunda Allah.
Sekitar tahun 430, dalam sebuah surat kepada Paus Selestinus I (422-432), Cyrillus dengan tegas mengecam ajaran sesat Nestorius, Patriark Konstantinopel. Untuk memurnikan ajaran sesat itu, Cyrillus mengundang para uskup untuk mengadakan Konsili di Efesus pada tahun 431. Konsili ini mengutuk ajaran Nestorius yang menyesatkan itu. Terhadap hasil Konsili itu, Nestorius melancarkan serangan kepada Cyrillus dan kawan-kawannya. Cyrillus ditangkap dan dipenjarakan, kemudian dibuang. Meskipun diperlakukan dengan kejam, Cyrillus tetap gembira karena kesengsaraannya merupakan suatu pujian dan keikutsertaan dalam penderitaan Kristus. la juga menghasilkan tulisan-tulisan yang berisi pembelaan-pembelaan ajaran iman yang benar, beberapa buku komentar Kitab Suci dan juga tentang Trinitas.
Lama-kelamaan orang semakin menyadari adanya kebenaran di dalam diri Cyrillus. Kali ini Gereja sekali lagi mendapat kemenangan atas serangan musuh-musuhnya yang timbul dari dirinya sendiri.
Setelah lama mengabdikan dirinya terhadap kepentingan perkembangan iman, Cyrillus meninggal pada tahun 444. Pada tahun 1882 ia digelari sebagai Pujangga Gereja.

Santa Emma, Pengaku Iman
Emma, yang juga dipanggil Hemma, lahir pada tahun 980 dan me­ninggal pada tahun 1045. Wanita ningrat ini dikenal sebagai pendiri sebuah biara dan Gereja di desa Gurk, Austria Selatan.
Keputusannya untuk menjalani hidup bakti pada Tuhan ditempuhnya setelah suaminya meninggal dan kedua puteranya dibunuh. Dicetakan bahwa kedua puteranya dibunuh karena menggantung seorang karyawan yang bekarja di rumah mereka. Suaminya meninggal ketika dalam perjalanan ke Roma. Semenjak itu, Emma giat melakukan berbagai karya amal cinta kasih. Bukti yang paling mengagumkan dari niatnya yang suci ialah usahanya untuk mendirikan sebuah biara dan gereja di Gurk, Austria Selatan. Biara - yang kemudian dijadikan biara Benediktin di Admont - ini dimulai pembangunannya pada tahun 1072 sete­lah kematiannya. Diceritakan bahwa Emma sendiri menjadi biarawati setelah kematian suami dan anak-anaknya itu. Oleh Gereja, ia digelari sebagai 'Santa'.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-06-26 Senin.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XII

Senin, 26 Juni 2023



Bacaan Pertama
Kej 12:1-9

"Abram berangkat sesuai dengan sabda Tuhan."

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Di negeri Haran Tuhan bersabda kepada Abram,
"Tinggalkanlah negerimu, sanak saudaramu dan rumah bapamu ini,
dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.
Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar,
dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur;
dan engkau akan menjadi berkat.
Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau,
dan akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau.
Dan segala kaum di muka bumi akan mendapat berkat karena engkau."

Maka berangkatlah Abram sesuai dengan sabda Tuhan.
Lot pun ikut bersama dengan dia.
Abram berumur tujuh puluh lima tahun,
ketika ia berangkat dari Haran.
Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya,
segala harta benda milik mereka
dan orang-orang yang mereka peroleh di Haran.
Mereka berangkat ke tanah Kanaan,
dan sampai di situ, Abram berjalan melintasi negeri itu,
sampai ke suatu tempat dekat Sikhem,
yakni pohon tarbantin di More.
Waktu itu negeri tersebut didiami orang Kanaan.

Maka Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan bersabda,
"Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu."
Maka Abram mendirikan di situ sebuah mezbah bagi Tuhan,
yang telah menampakkan diri kepadanya.
Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel.
Di sana ia memasang kemahnya
dengan Betel di sebelah barat, dan Ai di sebelah timur.
Lalu ia mendirikan sebuah mezbah di situ bagi Tuhan,
dan memanggil nama-Nya.
Sesudah itu Abram berangkat lagi,
dan makin jauh ia berjalan ke Tanah Negeb.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 33:12-13.18-19.20.22,R:12b

Refren: Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan
menjadi milik pusaka-Nya.

*Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan,
suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya!
Tuhan memandang dari surga,
dan melihat semua anak manusia;

*Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa,
kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya;
Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

*Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan.
Dialah penolong dan perisai kita.
Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami,
seperti kami berharap kepada-Mu.



Bait Pengantar Injil
Ibr 4:12

Firman Tuhan itu hidup dan kuat,
menusuk ke dalam jiwa dan roh.



Bacaan Injil
Mat 7:1-5

"Keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata:
"Janganlah menghakimi, supaya kalian tidak dihakimi.
Karena dengan penghakiman
yang telah kalian pakai untuk menghakimi,
kalian sendiri akan dihakimi.
Dan ukuran yang kalian pakai untuk mengukur,
akan ditetapkan pada kalian sendiri.
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,
sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu,
'Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu,
padahal di dalam matamu sendiri ada balok?'

Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri,
maka engkau akan melihat dengan jelas
untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Perikop Injil hari ini, dari Injil Matius, yang juga ditulis pada Injil Lukas 6:41-42, merupakan perikop yang favorit bukan hanya bagi saya saja melainkan juga bagi banyak orang, dan sudah dijadikan peribahasa umum.
Yesus menggunakan selumbar dan balok dalam kiasannya, "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?"
sedangkan peribahasa umumnya menggunakan gajah dan semut atau kuman, "Gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan tampak".
Makna yang tersirat nampaknya mirip: janganlah pandai melihat atau mencari-cari kesalahan atau kekurangan kecil orang lain padahal kesalahan atau kekurangan yang besar pada diri sendiri malah tak diketahui.
Padahal kalau dicermati lebih juah, petuah Yesus jauh lebih dalam daripada sekedar melarang orang mencari-cari kesalahan orang lain.

Yang pertama: Yesus melarang kita menghakimi orang lain apa pun kesalahan atau dosa yang telah diperbuat oleh orang itu.
Mengapa Yesus melarang hal ini?  Bukankah orang yang bersalah patut dihukum seperti semboyan lama "mata ganti mata, gigi ganti gigi"?
Pengadilan negara pun memberlakukan demikian, siapa bersalah ya pasti dihukum.
Ajaran Yesus berbeda, jika kita menghakimi orang lain maka kita pun akan dihakimi. Semakin berat kita menghamiki maka semakin berat pula kita akan dihakimi, "Ukuran yang kalian pakai untuk mengukur, akan ditetapkan pada kalian sendiri."

Selanjutnya, Yesus mau agar kita senantiasa introspeksi, berkaca pada diri sendiri, untuk mencari-cari kesalahan dan dosa yang ada pada diri kita sendiri, jangan-jangan akan banyak sekali yang kita temukan, sebanyak debu kayu yang dikumpulkan menjadi balok. Selumbar adalah debu kayu yang mudah terbang saking kecil dan ringannya, bisa masuk ke dalam mata. Sedangkan balok itu kayu yang besar dan panjang, tidak bisa masuk ke dalam mata tetapi dapat menutupi seluruh pandangan mata sehingga menjadi buta, dan jangan-jangan malah bisa rusak hancur kalau tertimpa balok.

Yang terakhir, melihat selumbar di mata orang tentu baik setelah kita menyingkirkan balok di depan mata kita, tetapi tujuannya bukan untuk nge-bully orang, bukan untuk mempermalukan orang, melainkan untuk membantu orang itu menyingkirkan selumbar dari matanya sehingga ia dapat dengan jelas melihat Cahaya Kristus dan bisa melihat dunia dengan lebih indah.



Peringatan Orang Kudus
Santo Yohanes dan Paulus, Martir
Kedua orang kudus kakak-beradik ini berasal dari keluarga istana Konstansia, puteri Kaisar Konstantinus Agung. Mereka berdua adalah pegawai tinggi negara yang setia. Konstansia menghadiahkan kepada mereka banyak harta. Namun selanjutnya kekayaan ini dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin.
Ketika Yulianus Apostad menduduki takhta Kekaisaran Romawi, banyak orang dari keluarga istana Konstansia ditarik ke istananya. Yohanes dan Paulus pun dipanggil ke sana dan diberikan kedudukan yang terhormat. Tetapi keduanya menolak undangan itu, karena mereka tidak mau mengabdi kepada Yulianus yang murtad dari iman Kristen yang benar. Kaisar Yulianus naik darah dan mengeluarkan ancaman kepada Yohanes dan Paulus. Ia memberi waktu 10 hari kepada Yohanes dan Paulus untuk mempertimbangkan hal berikut: "Mempersembahkan kurban kepada Yupiter atau mati!"
Tanpa berpikir panjang, kedua kakak-beradik itu memutuskan untuk tidak mengkhianati imannya akan Kristus. Kesempatan 10 hari yang diberikan pada mereka untuk berpikir, dipergunakan untuk membagi-bagikan harta kekayaannya kepada para miskin. Mereka tahu pasti bahwa kaisar akan bertindak secara bengis atas diri mereka. Oleh karena itu, mereka membagikan hartanya dengan maksud membebaskan dinya dari keterikatan batin pada barang-barang duniawi sekaligus menyilih dosa-dosanya.
Ketika tiba hari yang terakhir, yakni hari ke sepuluh, datanglah kepada mereka Prefek Terensius sambil membawa serta patung Yupiter. Mereka dipaksa untuk menyembah patung Yupiter itu. Dengan tegas mereka serentak menolak menyembah patung itu, dan menyatakan keteguhannya untuk tetap menyembah Kristus yang diimaninya. Oleh karena itu, keduanya dipenggal kepalanya di rumah mereka sendiri. Peristiwa itu terjadi pada tahun 362.

Santa Maria Magdalena Fontaine, Martir
Maria Magdalena Fontaine dikenal sebagai pemimpin biara Suster-suster Karitas di Arras, Prancis. Bersama tiga orang kawannya, yakni Suster Frances Lanel (49 tahun), Teresa Fantou (47 tahun) dan Yoan Gerard (42 tahun), ia dipenggal kepalanya di Cambrai, Prancis.
Pada masa itu Revolusi Prancis sedang berkecamuk. Negara mengeluarkan suatu undang-undang yang ditujukan kepada rohaniwan-rohaniwati. Isi undang-undang ini dinilai sangat bertentangan dengan ajaran agama. Para biarawan-wati diharuskan menaatinya dan mengucapkan sumpah setia pada negara. Karena mereka menolaknya, maka banyak di antara mereka dibunuh.
Suster Maria Magdalena Fontaine bersama tiga orang kawannya dipanggil oleh para pejabat untuk mengucapkan janji setia pada negara sebagaimana diwajibkan undang-undang itu. Mereka bersedia pergi namun tidak bersedia mengucapkan sumpah setia itu, karena hal itu bertentangan dengan suara hati mereka. Karena itu mereka dituduh sebagai aktifis anti revolusi, ditangkap dan dipenjarakan pada tanggal 14 Februari 1794.
Tanpa banyak pertimbangan, keempat suster itu digiring ke tempat pembantaian. Mereka kelihatan tidak gentar sedikit pun terhadap bahaya maut yang segera tiba. Mereka bahkan menyambut gembira hukuman mati itu. Sepanjang jalan mereka menyanyikan lagu "Ave Maris Stella".
Di atas tempat pembantaian itu, kepala mereka satu per satu dipenggal dengan Guilotine. Suster Magdalena mendapat giliran terakhir. Ketika mendekati guilatine, ia berpaling kepada orang banyak yang berkumpul dan berkata: "Dengarkan hai umat Kristen! Kami adalah korban terakhir. Penganiayaan akan segera berakhir, tiang gantungan akan segera roboh dan altar-altar Tuhan Yesus akan muncul lagi dengan semarak", Ramalan ini ternyata benar-benar terjadi.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/