Liturgia Verbi 2023-11-01 Rabu.

Liturgia Verbi (A-I)
HR Semua Orang Kudus

Rabu, 1 November 2023

Ujud Gereja Universal: Untuk Bapa Suci. 
Kita berdoa untuk Bapa Suci, semoga dalam menjalankan tugas perutusannya, beliau terus menemani umat yang dipercayakan kepadanya dengan pertolongan Roh Kudus.

Ujud Gereja Indonesia: Kekerasan seksual.
Kita berdoa, semoga institusi-institusi gerejani dapat menciptakan suasana dan rasa aman serta mampu membuktikan protokol yang bisa membuat dan mencegah terjadinya kekerasan seksual mereka yang lemah dan rentan.



Bacaan Pertama
Why 7:2-4.9-14

"Aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya;
mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa."

Pembacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat
muncul dari tempat matahari terbit.
Ia membawa meterai Allah yang hidup.
Dengan suara nyaring ia berseru kepada keempat malaikat
yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
katanya,
"Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon
sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami
pada dahi mereka!"

Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu:
seratus empat puluh empat ribu
yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Kemudian dari pada itu
aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya,
dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa.
Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba,
memakai jubah putih,
dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Dengan suara nyaring mereka berseru,
"Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta,
dan bagi Anak Domba!"

Dan semua malaikat berdiri
mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk
yang ada di sekeliling takhta itu.
Mereka tersungkur di hadapan takhta itu
dan menyembah Allah sambil berkata,
"Amin! Puji-pujian dan kemuliaan,
hikmat dan syukur,
hormat, kekuasaan dan kekuatan
bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"

Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku,
"Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu,
dan dari manakah mereka datang?"
Maka kataku kepadanya,
"Tuanku, Tuan mengetahuinya!"
Lalu ia berkata kepadaku,
"Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar!
Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih
di dalam darah Anak Domba."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6,R:6

Refren: Inilah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya,
jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkannya bumi di atas lautan,
dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,
yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan.

*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan
dan keadilan dari Allah, penyelamatnya.
Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan,
yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.



Bacaan Kedua
1Yoh 3:1-3

"Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."

Pembacaan dari Surat pertama Rasul Yohanes:

Saudara-saudara terkasih,
Lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita,
sehingga kita disebut anak-anak Allah,
dan memang kita sungguh anak-anak Allah.
Karena itu dunia tidak mengenal kita,
sebab dunia tidak mengenal Dia.

Saudara-saudaraku yang kekasih,
sekarang kita ini sudah anak-anak Allah,
tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata.
Akan tetapi kita tahu bahwa,
apabila Kristus menyatakan diri-Nya,
kita akan menjadi sama seperti Dia,
sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya,
ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:28

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku akan memberi kelegaan kepadamu.



Bacaan Injil
Mat 5:1-12a

"Bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa
ketika melihat banyak orang yang datang,
Yesus mendaki lereng sebuah bukit.
Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya.
Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya,
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah orang yang berdukacita,
karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut,
karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hati,
karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya,
karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai,
karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah kamu,
jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya,
dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat;
bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Bacaan Injil hari ini cukup membingungkan.
Bagaimana bisa berbahagia kalau lagi berdukacita, lapar atau haus?
Mungkinkah kita bisa merasa berbahagia kalau kita dicela, dianiaya atau difitnah orang?

Marilah kita lihat lebih jauh mengenai hal ini.
Yang dimaksudkan oleh Yesus bukanlah berbahagia sekaligus berdukacita.
Bukan seperti itu.
Yesus mengatakan, "Berbahagialah… karena mereka akan…"
Jelas maksudnya bukan pada waktu yang bersamaan, melainkan semacam "Habis gelap terbitlah terang."
Yesus meminta kita untuk bertahan dalam kesusahan hidup kita, karena siapa yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat, dengan kata lain, akan berbahagia.

Nampaknya bukan hanya sekedar bertahan dalam kesusahan.
Sekali pun berkesusahan, Yesus mau agar kita tetap membawa damai Kristus, tetap bermurah hati, dan janganlah menjadi congkak di hadapan Tuhan.

Sesungguhnya setiap orang memang mesti memikul salibnya masing-masing.
Se masih hidup di dunia ini, kesusahan datang setiap hari, silih berganti.
Artinya, manusia sangat membutuhkan pertolongan Tuhan untuk mengatasi berbagai kesusahan itu.
Maka dari itu, kita boleh berharap datangnya pertolongan itu.
Agar jangan sampai berputus-asa menghadapi dan mengatasi berbagai kesusahan hidup itu, maka kita mesti memahami bahwa ada berbagai kebahagiaan telah menanti kita setelah kesusahan itu berlalu.
Oleh sebab itu, marilah kita jaga diri kita agar tetap berada di dalam iman kepada Kristus dan tetap berharap pertolongan Tuhan sampai kita mencapai kebahagiaan yang disebutkan oleh Yesus itu.



Peringatan Orang Kudus
Hari Raya Semua Orang Kudus
Hari raya ini mula-mula dirayakan di lingkungan Gereja Timur untuk menghormati semua saksi iman yang mati bagi Kristus dalam usahanya merambatkan iman Kristen. Di lingkungan Gereja Barat, khususnya di Roma, pesta ini bermula pada tahun 609 ketika Paus Bonifasius IV merombak Pantheon, yaitu tempat ibadat kafir untuk dewa-dewi Romawi, menjadi sebuah gereja. Gereja ini dipersembahkan kepada Santa Maria bersama para Rasul.
Dahulu di Roma hari raya ini biasanya dirayakan pada hari minggu sesudah Pentekosta.   Lama kelamaan pesta ini menjadi populer untuk menghormati para Kudus, baik mereka yang sudah diakui resmi oleh Gereja maupun mereka yang belum dan yang tidak diketahui. 
Pesta hari ini dirayakan untuk menghormati segenap anggota Gereja, yang oleh jemaat-jemaat perdana disebut "Persekutuan para Kudus", yakni persekutuan semua orang yang telah mempercayakan dirinya kepada Yesus Kristus dan disucikan oleh Darah Anak Domba Allah. Secara khusus pada hari raya ini kita memperingati rombongan besar orang yang berdiri di hadapan takhta Allah, karena mereka telah memelihara imannya dengan baik sampai pada akhir pertandingan di dunia ini, sehingga memperoleh ganjaran yang besar di surga. 
Di antara mereka yang berbahagia itu teristimewa tampil para Santo-santa, Beato-beata sebagai perintis jalan dan penuntun bagi kita. Para kudus yang berbahagia di surga itu bersama Santa Perawan Maria, Bunda Gereja, mendoakan kita agar tekun dalam perjuangan dan tabah dalam penderitaan. Bersama mereka kita nantikan kebangkitan badan. Dan bila Kristus menyatakan diri dalam kemuliaan, kita akan menjadi serupa dengan Dia. Pada saat itulah terjalin kesatuan kita yang sempurna dengan Kristus dan dengan semua saudara kita. Para kudus itu berbahagia karena mereka telah mengikuti Kristus. 
Kebahagiaan dan kemuliaan mereka tak bisa kita lukiskan dengan kata-kata manusiawi.
Sehubungan dengan itu Santo Paulus berkata: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1Kor 2:9)
Ganjaran yang diterimanya dari Kristus adalah turut serta di dalam Perjamuan Perkawinan Anak Domba Allah. Air mata mereka telah dihapus sendiri oleh Yesus. Tentang itu Yohanes menulis: "Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan perkawinan Anak Domba." (Why 19:9) "Dan Dia akan menghapus segala air mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau berdukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Oleh sebab itu "Kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita meninggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan kepada kita.   Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah." (Hibr 12:1-2).



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-10-31 Selasa.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Selasa, 31 Oktober 2023



Bacaan Pertama
Rom 8:18-25

"Seluruh mahluk dengan rindu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara, aku yakin,
penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan
dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
Sebab dengan sangat rindu
seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.
Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan,
bukan karena kehendaknya sendiri,
melainkan oleh kehendak Dia yang telah menaklukkannya;
tetapi penaklukan ini dalam pengharapan,
sebab makhluk itu sendiri
juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan,
dan masuk ke dalam kemerdekaan mulian anak-anak Allah.

Kita tahu, sampai sekarang ini seluruh makhluk mengeluh
dan merasa sakit bersalin;
dan bukan hanya mahluk-mahluk itu saja!
Kita yang telah menerima Roh Kudus
sebagai kurnia sulung dari Allah,
kita pun mengeluh dalam hati
sambil menantikan pengangkatan sebagai anak,
yaitu pembebasan tubuh kita.

Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan.
Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan lagi pengharapan.
Sebab bagaimana orang masih mengharapkan
apa yang sudah dilihatnya?
Tetapi kalau kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat,
maka kita akan menantikannya dengan tekun.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6,R:3a

Refren: Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita.

*Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion,
kita seperti orang-orang yang bermimpi.
Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria,
dan lidah kita dengan sorak-sorai.

*Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa,
"Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!"
Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita,
maka kita bersukacita.

*Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan,
seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata,
akan menuai dengan bersorak-sorai.

*Orang yang berjalan maju dengan menangis
sambil menabur benih,
pasti pulang dengan sorak-sorai
sambil membawa berkas-berkasnya.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.



Bacaan Injil
Luk 13:18-21

"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda,
"Kerajaan Allah itu seumpama apa?
Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?
Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi,
yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya.
Biji itu tumbuh dan menjadi pohon,
dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya."

Dan Yesus berkata lagi,
"Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah?
Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita
dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat
sampai seluruhnya beragi."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Syarat mutlak agar dibenarkan Allah adalah memiliki iman.
Kerajaan Allah diperuntukkan bagi orang-orang beriman, diibaratkan seperti biji sesawi yang kecil.
Biji sesawi itu ditaburkan, dan semua orang menerimanya, tetapi ada dapat tumbuh subur menjadi pohon yang besar, ada pula yang tidak.
Yang berhasil menjadi pohon yang besarlah yang dibenarkan oleh Allah.

Bertumbuhnya biji sesawi menjadi pohon besar adalah suatu proses, tidak tiba-tiba berubah, melainkan bertumbuh seiring berjalannya waktu.
Memang, ada yang tumbuhnya lebih cepat dan ada pula yang perlahan-lahan.
Tak masalah, yang penting biji itu bertumbuh, tidak menjadi mati.
Tentu pertumbuhan yang lebih cepat lebih baik asalkan akan menjadi pohon yang besar dan subur.
Kalau tidak menghasilkan buah, sia-sia saja menjadi besar.

Iman perlu senantiasa kita pelihara, kita rawat agar dapat menghasilkan banyak buah.
Cara merawatnya sesungguhnya sederhana saja, yakni: selalu mendengarkan sabda Tuhan dan menjalankannya.
Tidak perlu bakat atau talenta, tak perlu modal besar, siapa saja bisa asal mau.
Sesekali kita perlu berhenti, untuk memeriksa pohon iman kita, apakah sudah ada burung bersarang di situ?
Apakah sudah ada banyak buah yang dihasilkan?



Peringatan Orang Kudus
Santo Bruder Alfonsus Rodriguez, Pengaku Iman
Alfonsus lahir di Segovia, Spanyol pada tahun 1531. Ayahnya, Rodriguez adalah seorang pedagang kain wol yang tergolong kaya raya di negeri itu. Sementara belajar di Universitas Alkala, ayahnya terkasih meninggal dunia sehingga ibunya terpaksa memanggilnya pulang untuk melanjutkan usaha dagang ayahnya.
Selang beberapa tahun ia menikah dan dikaruniai dua orang anak. Meskipun demikian, Tuhan yang menyelenggarakan hidup manusia, rupanya menginginkan sesuatu yang lain dari Alfonsus. Usaha dagangnya yang pada tahun-tahun awal berjalan begitu lancar tanpa masalah serius, lama-kelamaan berangsur-angsur merosot dan bangkrut. Isterinya terkasih tak terduga jatuh sakit keras lalu meninggal dunia. Lebih dari itu, kedua anaknya pun kemudian menyusul kepergian ibunya. Tinggallah Alfonsus seorang diri dalam bimbingan Tuhan secara rahasia. Tampaknya semua peristiwa ini sangat tragis dan menyayat hati. Tetapi Alfonsus yang sejak masa mudanya beriman teguh menerima segalanya dengan pasrah. Ia yakin bahwa Tuhan itu mahabaik dan penyelenggaraanNya terhadap hidup manusia tidak pernah mengecewakan manusia. Ia yakin bahwa Tuhan selalu memilih yang terbaik untuk manusia.
Lalu Tuhan menggerakkan hati Alfonsus untuk memasuki cara hidup bakti dalam suatu tarekat religius. Pada umur 40 tahun ia memutuskan untuk meninggalkan kehidupan duniawi dan mengajukan permohonan menjadi seorang bruder dalam Serikat Yesus di Valencia, Spanyol. Setelah dipertimbangkan agak lama, akhirnya ia diterima dan ditempatkan di Kolese Montesion di Palma de Majorca. Di sinilah ia menekuni sisa-sisa hidupnya dengan melaksanakan tugas-tugas yang diserahkan kepadanya. Tugasnya sangat remeh dan sepele: membukakan pintu bagi tamu, memberitahu penghuni bila kedatangan tamu dan mengerjakan hal-hal kecil sembari menjaga pintu.
Tuhan yang mengenal baik Alfonsus mengaruniakan kepadanya karunia-karunia istimewa, antara lain ketekunan berdoa dan pengetahuan adikodrati. Karunia-karunia ini membuatnya dikenal banyak orang sebagai seorang yang diterangi Allah. Banyak orang datang kepadanya untuk minta nasehat, antara lain Santo Petrus Klaver sewaktu masih belajar. Oleh bimbingan Alfonsus, Petrus Klaver akhirnya tertarik untuk membaktikan dirinya bagi kepentingan jiwa orang-orang Negro yang menjadi budak belian di Amerika Selatan.
Cita-citanya ialah melupakan dirinya. Konon, pada suatu upacara besar semua kursi biara termasuk yang dipakai oleh para biarawan di kamarnya, diangkat ke dalam gereja. Sehabis upacara itu, kursi bruder Alfonsus tidak dikembalikan ke kamarnya. Bruder yang rendah hati itu tidak memintanya juga. Ia membiarkan kamarnya tanpa kursi selama setahun. Pada tahun berikutnya ketika akan diadakan lagi upacara besar di gereja, barulah diketahui bahwa bruder Alfonsus tidak mempunyai kursi sudah selama satu tahun. Pemimpin biara itu tertegun memandang bruder Alfonsus yang rendah hati itu. Ia tidak memberontak karena ia menganggap dirinya seorang pengemis malang yang tidak segan menerima hal-hal yang paling sederhana.
Pengalaman-pengalaman rohaninya dituangkan dalam sebuah tulisan yang menarik atas permintaan atasannya. Setelah menikmati jalan yang ditunjukkan Tuhan padanya, ia menghembuskan nafasnya di Palma de Majorca pada tahun 1617.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-10-30 Senin.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Senin, 30 Oktober 2023



Bacaan Pertama
Rom 8:12-17

"Kalian telah menerima Roh yang menjadikan kalian anak Allah.
Oleh Roh itu kita berseru, 'Abba, ya Bapa.'"

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
kita ini orang berhutang,
tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.
Sebab jika kalian hidup menurut daging, kalian akan mati.
Tetapi jika oleh Roh
kalian mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu,
maka kalian akan hidup.

Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
Sebab kalian menerima bukan roh perbudakan
yang membuat kalian menjadi takut lagi,
melainkan Roh yang menjadikan kalian anak Allah.
Oleh Roh itu kita berseru, 'Abba, ya Bapa.'

Roh itu memberi kesaksian bersama-sama roh kita,
bahwa kita ini anak Allah.
Dan kalau kita ini anak, berarti juga ahliwaris,
yakni ahliwaris Allah, sama seperti Kristus.
Artinya jika kita menderita bersama dengan Dia,
kita juga akan dipermuliakan bersama dengan Dia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 68:2.4.6-7ab.20-21,R:21a

Refren: Allah kita adalah Allah yang menyelamatkan.

*Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya,
orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya.
Tetapi orang-orang benar bersukacita,
mereka beria-ria di hadapan Allah,
bergembira dan bersukacita.

*Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda,
itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus;
Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara,
Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia.

*Terpujilah Tuhan!
Hari demi hari Ia menanggung beban kita;
Allah adalah keselamatan kita.
Allah kita adalah Allah yang menyelamatkan,
Allah, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.



Bait Pengantar Injil
Yoh 17:17b.a

Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran;
kuduskanlah kami dalam kebenaran.



Bacaan Injil
Luk 13:10-17

"Bukankah wanita keturunan Abraham ini harus dilepaskan dari ikatannya sekalipun pada hari Sabat?"

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Pada suatu hari Sabat Yesus mengajar dalam salah satu rumah ibadat.
Di situ ada seorang wanita yang telah delapan belas tahun dirasuk roh.
Ia sakit sampai bungkuk punggungnya
dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.

Ketika Yesus melihat wanita itu, dipanggil-Nyalah dia.
Lalu Yesus berkata, "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
Kemudian wanita itu ditumpangi-Nya tangan,
dan seketika itu juga ia berdiri tegak dan memuliakan Allah.

Tetapi kepala rumah ibadat itu gusar
karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat.
Lalu ia berkata kepada orang banyak,
"Ada enam hari untuk bekerja.
Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan
dan jangan pada hari Sabat."

Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya,
"Hai orang-orang munafik,
bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat
dan membawanya ke tempat minum?
Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis.
Bukankah dia harus dilepaskan dari ikatannya itu
karena dia keturunan Abraham?"

Waktu Yesus berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu,
sedangkan orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia
yang telah dilakukan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambilkan dari renungan The Power of Word berikut ini:

*Tak Bolehkah Aku Sembuh?*

Adik-adik, Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara se-iman dalam Kasih Kristus,
Mari kita bermain sinetron, kita adalah aktor pemeran utamanya.
Judul sinetronnya adalah "Tak Bolehkah Aku Sembuh?"
Maka sekarang kita mesti bersandiwara agar dapat memerankan tokoh utama dalam sinetron itu, yakni sosok seorang wanita yang telah 18 tahun kerasukan roh jahat, sampai bungkuk punggungnya.
Mungkin kita tidak mengalami kejadian yang separah itu, tetapi tentu dapat membayangkan penderitaan yang dialami wanita itu setiap harinya.
Membayangkan seorang wanita yang bungkuk dan tidak bisa berdiri tegak, tentulah kita membayangkan seorang nenek-nenek, padahal yang dikisahkan pada Bacaan Injil hari ini tidak disebutkan kalau wanita itu adalah nenek-nenek.
Bisa jadi saja wanita itu masih "under forty years", yang artinya sudah kerasukan ketika masih remaja. Dan bisa jadi pula ia kesulitan untuk mempunyai teman bergaul, atau sahabat, apalagi pasangan hidup.
Nah, kalau sudah seperti ini, jangan lagilah kita bersandiwara, hanya untuk menghibur penonton, sebab di luar sana ada banyak orang yang bahkan sudah menderita sejak lahir, entah tuna-rungu, tuna-netra, atau tuna-tuna lainnya.
Yang ada di depan kita itu adalah dunia nyata, bukan sinetron.

Melalui Bacaan Injil hari ini, Yesus hendak mengajarkan kepada kita tentang berbelas-kasihan terhadap penderitaan orang lain, yang bisa jadi tak pernah kita bayangkan sebelumnya, karena mungkin kita sendiri tidak mengalaminya, atau setidaknya tidak se parah yang dialami mereka.
Yesus menyembuhkan wanita itu tanpa diminta.
Ketika melihat wanita itu, Yesus tergerak oleh belas kasihan, lalu dipanggil-Nyalah wanita itu, dan berkata kepadanya, "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
Wow… penantian panjang melewati hari-hari yang penuh penderitaan, berakhir hari itu juga, berakhir seketika.
Hanya dengan menumpangkan tangan Yesus telah membuat wanita itu dapat berdiri tegak, sembuh dari pengaruh roh jahat.

Bagaimana perasaan kita ketika melihat sukacita besar melanda wanita itu?
Bukankah kita pun akan turut larut dalam sukacita itu sambil turut serta memuliakan Allah,
sekali pun kita tidak mengenal wanita itu?

Oleh karena itulah saya merasa heran kalau ada yang tidak larut dalam sukacita itu.
Bukannya turut memuliakan Allah, terlebih lagi karena dia adalah kepala rumah ibadat, kok malah menjadi gusar, lalu mencari-cari alasan untuk menyalahkan Yesus.
Kok bisa-bisanya ia berkata kepada orang-orang yang hadir di Bait Allah itu,
"Ada enam hari untuk bekerja.
Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan
dan jangan pada hari Sabat."
Bukannya berkata, "Kita sungguh bersyukur kepada Allah sebab hari ini Allah hadir di tengah-tengah kita dan menunjukkan kuasa-Nya atas roh jahat."

Apa yang dilakukan oleh kepala rumah ibadat itu tentulah melukai perasaan wanita yang disembuhkan itu.
Anugerah penyembuhan yang ia nanti-nantikan selama 18 tahun kok malah dianggap sebagai pelanggaran hukum karena dilakukan pada hari Sabat.
Sungguh mengenaskan kalau kita mendengar wanita itu mendesah,
"Tak Bolehkah Aku Sembuh?"

Adik-adik, Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara se-iman dalam Kasih Kristus,
Mungkin ada di antara kita yang tak tergerak oleh belas-kasihan sebab kita tidak pernah menderita sakit parah yang sampai belasan tahun menyiksa hidup kita, se jauh ini kita merasa baik-baik saja, sehat wal'afiat karena kita mengendalikan asupan makanan, rajin berolahraga, dan sebagainya.
Apa iya semuanya itu dapat menjamin kita tidak akan terkena penyakit badan?
Apa iya kita tak tahu atau tak peduli terhadap penyakit turunan yang diwariskan oleh orangtua kita?

Lalu bagaimana dengan rohani kita?
Apa iya baik-baik saja? Apa iya sehat wal'afiat sama seperti jasmani kita?
Dosa adalah penyakit jiwa, pengampunan Allah adalah obatnya, dan berbuat baik adalah terapinya.
Kita tahu, penyakit jiwa ini akan kita tetap bawa setelah meninggal dunia kelak sebab penyakit ini menempelnya di jiwa kita, bukan di badan kita.
Seharusnya penyakit rohani ini jauh lebih mengkhawatirkan, maka perlu dihindari sejauh-jauhnya.
Dan jika terjangkit, maka perlu untuk diupayakan penyembuhan se dini mungkin, bila perlu di saat baru stadium setengah, jangan menunggu stadium satu apalagi lebih.
Dan tentu kita juga setuju, preventif jauh lebih baik daripada kuratif.
Jauh lebih penting untuk mencegah daripada mengobatinya, walaupun pertobatan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
Maka, marilah kita mencegah perbuatan dosa, menggantinya dengan perbuatan baik seperti yang diperintahkan oleh Allah Bapa kepada kita.
Kalau toh terjangkit, bukankah kita boleh meniru wanita itu dengam bertanya,
"Tak Bolehkah Aku Sembuh?"

Sekarang marilah kita akhiri perjumpaan kita dengan berdoa bersama.
Ya Allah, Bapa kami.
Kami sungguh sangat mengkhawatirkan hidup kami terhadap ancaman penyakit,
baik penyakit badan mau pun dosa yang merupakan penyakit rohani.
Seandainya pun terjadi, kesembuhan adalah dambaan kami.
Oleh karenanya kami memohon dari Putera-Mu, Allah Putera, Sang Tabib Agung, berkenan memberikan pertolongan seketika seperti yang diberikan-Nya kepada wanita yang telah menderita selama 18 tahun itu.
Kami juga membutuhkan pendampingan Roh Kudus untuk menjaga kami agar baik-baik saja, secara jasmani dan juga rohani.
Kami memohon kepada-Mu dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan penyelamat kami.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Marcellus, Martir
Perwira Romawi yang bertugas di Tanger, Afrika ini konon menjadi Kristen dan dipermandikan langsung oleh Santo Petrus Rasul. Ia menolak mengikuti upacara korban untuk memuja kaisar dan dewa-dewa Romawi. Dengan tegas ia berkata: "Aku hanya mengabdi kepada Raja Abadi, Tuhanku Yesus Kristus". Akibatnya ia langsung ditangkap dan dihukum mati pada tahun 298.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-10-29 Minggu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Minggu Biasa XXX

Minggu, 29 Oktober 2023



Bacaan Pertama
Kel 22:21-27

"Jika kamu menindas seorang janda atau anak yatim,
maka Murka-Ku akan bangkit,
dan Aku akan membunuh kamu."

Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Beginilah firman Tuhan,
"Janganlah orang asing kautindas atau kautekan,
sebab kamu pun pernah menjadi orang asing di tanah Mesir.
Seorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas.
Jika engkau sampai menindas mereka ini,
pasti Aku akan mendengarkan seruan mereka,
jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring.
Maka murka-Ku akan bangkit,
dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang,
sehingga isterimu menjadi janda
dan anak-anakmu menjadi yatim.

Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku,
yakni orang yang miskin di antaramu,
janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia:
dan janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya.

Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai,
maka haruslah engkau mengembalikannya sebelum matahari terbenam,
sebab hanya itu sajalah penutup tubuhnya,
hanya itulah pemalut kulitnya;
Jika tidak, pakai apakah ia pergi tidur?
Maka, apabila ia berseru-seru kepada-Ku,
Aku akan mendengarkannya,
sebab Aku ini pengasih."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 18:2-3a.3bc-4.47.51ab,R:2

Refren: Aku mengasihi Engkau, ya Allah, kekuatanku.

*Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku!
Ya Tuhan, bukit batu, kubu pertahanan dan penyelamatku.

*Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung,
perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!
Terpujilah Tuhan, seruku;
maka aku pun selamat dari pada musuhku.

*Tuhan itu hidup! Terpujilah gunung batuku,
dan mulialah Allah Penyelamatku.
Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar
kepada raja yang diangkat-Nya;
Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya.



Bacaan Kedua
1Tes 1:5c-10

"Kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah
untuk mengabdi kepada Allah dan menantikan kedatangan Anak-Nya."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:

Saudara-saudara,
kamu tahu bagaimana kami bekerja di antara kamu
demi kepentinganmu.
Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan;
dalam penindasan yang berat
kamu telah menerima firman Tuhan
dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
sehingga kamu telah menjadi teladan
untuk semua orang yang percaya
di wilayah Makedonia dan Akhaya.
Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema
bukan hanya di Makedonia dan Akhaya.
Di mana-mana telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah,
sehingga kami tidak usah berbicara lagi tentang hal itu.
Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami,
bagaimana kami kamu sambut
dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah
untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar,
yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati,
yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yoh 14:23

Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.
Bapa-Ku akan mengasihi dia. 
Kami akan datang kepadanya dan diam bersama dengan dia.



Bacaan Injil
Mat 22:34-40

"Kasihilah Tuhan Allahmu,
dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Ketika orang-orang Farisi mendengar
bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki,
berkumpullah mereka.
Seorang dari antara mereka, seorang ahli Taurat,
bertanya untuk mencobai Dia,
"Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?"
Jawab Yesus kepadanya,
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu,
dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang utama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah
tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Yesus menyampaikan dua hal pokok yang merupakan intisari dari seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi, yaitu: 1) Mengasihi Tuhan, dan 2) Mengasihi sesama.
Keduanya dapat dilambangkan sebagai salib Yesus yang terdiri dari 2 balok kayu, yang vertikal menuju kepada Tuhan dan yang horisontal menuju kepada sesama.
Keduanya mesti ada dan tak dapat dipisahkan.
Kalau hanya yang vertikal saja mungkin masih dapat berdiri tegak tapi bukan lagi salib namanya karena tak ada balok horisontalnya.
Kalau hanya yang horisontal saja, jelas tak dapat melayang sendiri tanpa berpegang pada balok vertikalnya.

Salib menimbulkan kesan akan kesengsaraan karena salib dibuat untuk menggantung orang.
Mengasihi Tuhan dan sesama nampaknya juga memikul beban, setidaknya berupa pengorbanan, entah itu berupa harta duniawi maupun pengorbanaan dalam bentuk-bentuk lainnya.
Mengasihi itu artinya memberi kasih, bukan meminta apalagi menuntut.
Kita diharapkan untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan dengan segenap akal budi, boleh dibilang dengan segenap harta milik kita, apa pun itu, semuanya diutamakan untuk disertakan dalam kasih kita kepada Tuhan.

Tetapi mengasihi sesama munusia tidaklah seberat mengasihi Tuhan.
Kita diminta mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri sendiri.
Balok horisontal pada salib memang lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan balok yang vertikal.
Mengasihi orang lain, yang secara fisik jasmani kelihatan, tentulah lebih mudah dibandingkan mengasihi Tuhan yang tak kelihatan secara nyata.
Terlebih lagi Tuhan telah mengaruniakan kepada manusia ketertarikan dan hasrat satu sama lainnya, yang memudahkan kita untuk saling-mengasihi.

Lalu mengapa kita mengasihi Tuhan?
Apakah agar kita boleh menerima kemurahan-Nya, menerima rejeki dari-Nya?
Ya, segala harta duniawi hanyalah penggenapan dari-Nya saja, tetapi karena Dialah kita ini ada tentulah sesuatu banget bagi kita.
Apa yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan terutama yang akan terjadi kelak di alam baka, sangat ditentukan oleh seberapa besar kita mengasihi-Nya.

Lalu bagaimana caranya mengasihi Tuhan?
Mudah, cukup dengan mendengarkan sabda-Nya, kemudian menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tetapi menjadi sulit kalau kita kurang percaya kepada-Nya.
Maka dari itu, kalau mau mudah, iya kita mesti percaya.



Peringatan Orang Kudus
Tidak ada peringatan Orang Kudus.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-10-28 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-I)
Pesta S. Simon dan Yudas, Rasul

Sabtu, 28 Oktober 2023



Bacaan Pertama
Ef 2:19-22

"Kamu dibangun di atas dasar para rasul."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
kamu bukan lagi orang asing dan pendatang,
melainkan sewarga dengan orang kudus
dan anggota keluarga Allah.
Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi,
dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan,
yang rapi tersusun,
menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan.
Di atas Dia pula kamu turut dibangun
menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 19:2-3.4-5,R:5a

Refren: Di seluruh dunia bergemalah suara mereka.

*Langit menceritakan kemuliaan Allah,
dan Cakrawala memberitakan karya tangan-Nya;
hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain,
dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya
kepada malam berikut.

*Meskipun tidak berbicara,
dan tidak memperdengarkan suara,
namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya,
dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.



Bait Pengantar Injil


Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan.
Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan.



Bacaan Injil
Luk 6:12-19

"Yesus memilih dari antara murid-murid-Nya
dua belas orang yang disebut-Nya rasul."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Sekali peristiwa,
Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa.
Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
Keesokan harinya, ketika hari siang,
Ia memanggil murid-murid-Nya,
lalu memilih dari antara mereka
dua belas orang yang disebut-Nya rasul.
Mereka itu ialah:
Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus,
Andreas saudara Simon,
Yakobus dan Yohanes,
Filipus dan Bartolomeus,
Matius dan Tomas,
Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot,
Yudas anak Yakobus,
dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Lalu Yesus turun bersama mereka
dan berhenti pada suatu tempat yang datar.
Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya,
dan banyak orang lain
yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem,
dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
Mereka datang untuk mendengarkan Dia
dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka;
juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.
Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia,
karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa,
dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan dari Daily Fresh Juice:

*Memilih Pemimpin*
Luk 6:12-19

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Belakangan ini suhu politik di tanah air kita meningkat cukup signifikan, karena kita akan memilih para pemimpin bangsa, mulai dari pemilihan presiden, wakil presiden, para wakil rakyat, yang kemudian disusul oleh pilkada, untuk memilih para pemimpin di berbagai daerah di Indonesia.

Hari ini, bertepatan dengan Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul, Gereja mengajak kita untuk mendengarkan dan merenungkan sabda Tuhan yang dikutip dari Injil Lukas Pasal 6 Ayat 12 sampai 19, tentang Yesus memanggil kedua belas rasul, dilanjutkan dengan perikop tentang Yesus mengajar dan menyembuhkan banyak orang, untuk menunjukkan kalau Yesus memilih dan memanggil dua belas murid-Nya untuk dijadikan rasul dikarenakan tuaian memang banyak tetapi sedikitlah pekerjanya.

Inilah Injil Suci menurut Lukas:
[Bacaan Injil]
Demikianlah sabda Tuhan.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Pemilihan kedua belas rasul dilakukan Yesus di tahun awal karya-Nya di Galilea,
di mana pada waktu itu sejumlah besar orang berdatangan dari berbagai pelosok;
ada yang dari Yerusalem, dari sekitar pantai Tirus dan Sidon, nyaris dari seluruh wilayah Yudea.
Mereka datang untuk mendengarkan pengajaran Yesus dan untuk memohon kesembuhan dari berbagai penyakit dan gangguan roh jahat.
Namun ada pula yang datang dengan harapan Yesus mau menjadi pemimpin bagi mereka, menjadi raja bagi mereka, terutama untuk memerdekaan mereka dari penjajahan Romawi.
Ya, tidak salah, Yesus memang pemimpin terbesar sepanjang sejarah manusia, tetapi bukan untuk memimpin dunia melainkan pemimpin dari Kerajaan Surga.
Yesus datang ke dunia ini tidak untuk bertahta di dunia, malah untuk menyerahkan nyawa bagi penebusan umat manusia.

Karena begitu banyaknya orang berdatangan sehingga membuat Yesus tak sempat untuk makan dan beristirahat.
Selain itu, Yesus tidak merencanakan akan tinggal selama-lamanya di dunia ini.
Ada waktunya, dan waktu yang tersedia juga tidak banyak, Yesus mesti kembali ke rumah Bapa-Nya, karena di sanalah tahta-Nya berada.
Untuk itu, Yesus memanggil dan memilih 12 murid untuk diangkat menjadi rasul-rasul-Nya, untuk mewariskan tongkat gembala, memimpin umat yang dapat dipastikan akan terus bertambah dan bukan saja dari daerah Yudea, melainkan sampai ke seluruh dunia.
Jadi, para pemimpin yang disebut sebagai Rasul Yesus ini harusnya sosok yang dapat menjadi suri tauladan, yang siap menjadi pelayan, bukan penguasa.
Dan, tentu Yesus telah mengetahui, bahwa para rasul yang dipilih-Nya itu akan mengakhiri hidupnya secara tragis, menjadi martir.

Maka, Yesus berdoa semalam-malaman.
Yesus berdoa kepada Allah Bapa-Nya, sebab kita tahu bukan kehendak diri-Nya sendiri yang akan diputuskan, melainkan kehendak Bapa-Nya yang di Surga.
Semestinya ini patut ditiru oleh para pemimpin kita, baik pemimpin gereja maupun para pemimpin negara dan bangsa Indonesia.
Janganlah memilih pemimpin hanya berdasarkan like-dislike, atau berdasarkan suku, agama, atau berdasarkan ciri-ciri fisik jasmani, apalagi memilih demi keuntungan diri sendiri tanpa memperdulikan kebutuhan orang lain.
Sebagai penganut Katolik, sudah semestinya kita bertekun di dalam doa untuk menerima pencerahan Roh Kudus pada saat kita memberikan hak suara pada pemilihan.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Ada perbedaan utama pada pemilihan pemimpin gereja dan pemimpin pemerintahan.
Pemimpin pemerintahan dipilih oleh rakyat, dan bahkan one-man-one-vote,
sedangkan pemimpin gereja ditunjuk oleh pemimpin jenjang autoritas di atasnya.
Dan memang sudah semestinya demikian, untuk keperluan pelayanan gereja, pemimpin mesti dikader secara internal, setidaknya di komunitas Katolik, kaderisasi tidak bisa dilakukan secara bebas oleh siapa saja.
Mana bisa misalnya, umat se paroki berkumpul lalu memilih siapa yang mereka inginkan menjadi pastor paroki, mana bisa begitu?
Dan memang sudah semestinya juga, pemimpin pemerintahan dipilih oleh rakyat, secara bottom-up, karena memang rakyatlah sejatinya boss dari para pemimpin itu.
Sementara boss para pemimpin gereja adalah Tuhan, maka mesti dipanggil dan dipilih secara top-down, karena mereka itu sejatinya adalah para wakil Tuhan.

Hari ini kita diajak untuk berpesta, mengenang dua dari Rasul Yesus yang menjadi martir jauh di negeri orang, di negeri Persia.
Mereka adalah Simon dan Yudas.
Simon yang dimaksudkan di sini bukan Simon Petrus yang adalah rasul utama Yesus, melainkan Simon yang disebut orang Zelot, yang berarti "yang rajin".
Dia dikenal sebagai saudara sepupu Yesus, saudara dari rasul Yakobus Muda dan Yudas.
Yudas juga bukan Yudas Iskariot, melainkan Yudas yang juga disebut Tadeus, yang artinya "yang berani".
Jadi Simon dan Yudas ini masih saudara-an, yang rajin berduet dengan yang berani.
Maka baiklah kita peringati secara bersamaan pada hari ini.

Kisah hidup kedua rasul ini tidak tercatat di dalam Injil, hanya namanya saja yang dicantumkan.
Tetapi banyak catatan yang diakui oleh Gereja kalau mereka berdua ini berasal dari keluarga miskin yang menjalani hidup secara sangat sederhana.
Makanya terpilih sebagai pemimpin karena sudah terampil menjadi pelayan.

Semoga renungan kita hari ini dapat memberi inspirasi bagi kita dalam melihat, mengenal, dan mencermati para calon pemimpin bangsa yang disodorkan kepada kita, agar kita dapat menggunakan hak suara kita sesuai yang dikehendaki oleh Allah Bapa kita yang di Surga, sebab hanya Allah Bapa kita satu-satunya yang akan menyodorkan pemimpin terbaik untuk kita.
Amn.



Peringatan Orang Kudus
Santo Simon dan Yudas, Rasul
Pesta kedua rasul ini dirayakan bersama hari ini, (mungkin) karena nama keduanya selalu disebutkan serentak berurutan dalam Injil-injil Sinoptik (Mat 13:55; Mrk 3:18 dan 14:3; Luk 6:16) dan karena keduanya sama-sama mengalami nasib sebagai martir di negeri Persia (sekarang: Iran).
Simon, selain dikenal sebagai saudara sepupu Yesus, juga dikenal sebagai saudara rasul Yakobus Muda dan Yudas (Lih. Mat. 13:55). Ia dijuluki 'Si Zelot', yang berarti 'yang rajin', 'yang meluap semangatnya' dalam mempelajari dan menaati Hukum Taurat Yahudi. Gelaran ini diberikan juga barangkali karena ia termasuk salah seorang penganut aliran Zelot (lih. Mrk 3:18 dst), yang sangat fanatik berpegang teguh pada Taurat dan yang turut ambil bagian dalam pemberontakan melawan penjajah Romawi tahun 67-70. Ia orang Kanaan yang dipanggil Yesus menjadi RasulNya. Kisah hidupnya dan karyanya sebagai rasul sama sekali tidak dicantumkan di dalam Injil-injil, kecuali pencantuman namanya. Kita mengetahui sedikit tentang dia dalam tradisi-tradisi kuno. Buku Menologi Santo Blasius menyebutkan bahwa Simon wafat dengan damai di Edessa, Irak. Dalam tradisi Barat yang tertera di dalam Liturgi Romawi disebutkan bahwa ia pernah mewartakan Injil di Mesir, kemudian bergabung dengan Yudas pergi ke Mesopotamia, dan dari sana mereka pergi sebagai misionaris ke negeri Persia, Iran hingga menemui ajalnya sebagai martir bersama Yudas. Tradisi lain menyebutkan bahwa setelah saudaranya Yakobus, Uskup Yerusalem, dibunuh, rasul lain memilih dia menggantikan Yakobus. Ia memegang jabatan uskup pada tahun 62 hingga kematiannya sebagai martir ketika terjadi penganiayaan umat Kristen pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus pada tahun 107.
Yudas yang disebut juga Tadeus yang berarti 'yang berani' adalah saudara rasul Yakobus Muda. Tidak diketahui bagaimana dan kapan Yesus memanggilnya menjadi Rasul. Tradisi mengakui dia sebagai penulis Surat Yudas, yang berisi dorongan semangat dan peneguhan kepada umat Kristen yang berada dalam krisis akhlak pada masa itu. Namun hal ini masih dipersoalkan oleh banyak ahli modern, mengingat Yudas bukanlah seorang yang terdidik baik sehingga mampu menulis sebaik itu. Mungkin ia menyuruh orang lain menuliskannya.
Namanya dimunculkan dalam Injil Yohanes pada waktu Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir. Dialah yang bertanya kepada Yesus: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau menyatakan diriMu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia." (Yoh 14:22, 23)
Setelah kenaikan Yesus, tak ada cerita Kitab Suci tentang karya Yudas. Menurut tradisi, Yudas mewartakan Injil di Mesopotamia sebelum bergabung bersama Simon di Persia, di mana keduanya bersama-sama menemui ajal sebagai martir Kristus. Sejarawan Eusebius menyebutkan bahwa ia mempunyai dua orang cucu: Zoker dan Yakobus, yang dihadapkan kepada Raja Domisianus, karena ada laporan bahwa keduanya berasal dari Kerajaan Daud. Tetapi setelah diketahui bahwa keduanya orang-orang miskin dan sederhana, maka mereka dibebaskan kembali. Santo Yudas dihormati Gereja sebagai pelindung bagi orang-orang yang mengemban tugas-tugas yang sulit.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-10-27 Jumat.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Jumat, 27 Oktober 2023



Bacaan Pertama
Rom 7:18-25a

"Siapakah yang akan melepaskan daku dari tubuh maut ini?"

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
aku tahu, tiada sesuatu yang baik dalam diriku sebagai manusia.
Sebab kehendak memang ada dalam diriku,
tetapi berbuat baik tidak ada.
Sebab bukan yang baik seperti yang kukehendaki, yang kuperbuat,
melainkan yang jahat yang tidak kukehendaki.
Jadi jika aku berbuat yang tidak aku kukehendaki,
maka bukan aku lagi yang memperbuatnya,
melainkan dosa yang diam dalam diriku.

Jadi dalam dirikku kudapati hukum berikut:
jika aku menghendaki berbuat apa yang baik,
malah yang jahatlah yang ada padaku.
Sebab dalam batinku aku memang suka akan hukum Allah,
tetapi dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain
yang berjuang melawan hukum akal budiku
dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa
yang ada dalam anggota-anggota tubuhku.

Aku ini manusia celaka.
Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?
Syukur kepada Allah!
Dialah Yesus Kristus, Tuhan kita!

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 119:66.68.76.77.93.94,R:68b

Refren: Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu, ya Tuhan.

*Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik,
sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu.

*Engkau baik dan murah hati:
ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

*Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku,
sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.

*Biarlah rahmat-Mu turun kepadaku, sehingga aku hidup,
sebab Taurat-Mulah kegemaranku.

*Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-Mu,
sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku.

*Aku ini kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku,
sebab aku mencari titah-titah-Mu.



Bait Pengantar Injil
Mat 11:25

Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.



Bacaan Injil
Luk 12:54-59

"Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit,
tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?"

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Pada suatu ketika
Yesus bersabda kepada orang banyak,
"Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat,
segera kalian berkata, 'Akan datang hujan.'
Dan hal itu memang terjadi.
Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup,
kalian berkata, 'Hari akan panas terik.'
Dan hal itu memang terjadi.
Hai orang-orang munafik,
kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit,
tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?
Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar?

Jika engkau dengan lawanmu pergi menghadap penguasa,
berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan.
Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim
dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya,
dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara.

Aku berkata kepadamu,
'Engkau takkan keluar dari sana,
sebelum melunasi hutangmu'."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Prakiraan atau prediksi adalah gambaran apa yang akan terjadi, berdasarkan tanda-tanda yang terlihat sebelumnya.
Orang-orang di jaman Yesus dapat mengetahui kapan akan datang hujan dan kapan akan panas terik, berdasarkan tanda-tanda yang mereka lihat.
Tetapi banyak di antara mereka yang tidak dapat melihat kedatangan Mesias yang telah sejak lama mereka nanti-nantikan.
Tanda-tandanya telah banyak ditulis di Perjanjian Lama, baik berupa nubuat maupun petunjuk-petunjuk lainnya.
Tanda-tanda itu sudah muncul, tetapi mereka menolak kalau Yesus adalah Mesias.

Di jaman sekarang orang jauh lebih pandai memprediksi sesuatu.
Bukan hanya dalam urusan menilai gelagat dan tanda-tanda bumi dan langit saja, melainkan dalam berbagai hal yang dahulu dianggap misteri kini telah menjelma menjadi ilmu pengetahuan.
Kalau dahulu orang berkomunikasi jarak jauh menggunakan telepati tetapi sekarang dengan teknologi kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja dan tak perduli dimana saja.

Kemampuan memprediksi dunia memang semakin canggih, tetapi tidak demikian halnya dengan kemampuan memprediksi tanda-tanda surgawi.
Sekarang ini masih banyak orang yang tidak percaya Tuhan.
Bahkan orang yang mengaku beragama pun sebetulnya dia meragukan apakah Allah masih hadir di dunia ini?

Padahal tanda-tanda kehadiran Allah masih sangat banyak, dan bahkan di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Bagaimana kita dapat menilai jaman sekarang ini kalau kita tidak membuka diri di hadapan Allah, kalau Injil pun tak kita sentuh?
Bagaimana kita dapat merasakan kehadiran Allah kalau kita menilainya menggunakan akal-rasional semata, sementara hati kita tak lagi "hidup"?
Maka Yesus telah menegur kita, "Mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar?"



Peringatan Orang Kudus
Santo Frumensius, Uskup dan Pengaku Iman
Orang-tuanya berdiam di kota Tyrus, Asia Kecil. Dari orangtuanya Frumensius bersama adiknya Edesius mendapat pendidikan yang baik. Keluarga Kristen ini tergolong keluarga kaya di kota itu. Frumensius bersama Edesius mempunyai seorang guru pribadi bernama Meropius. Di bawah bimbingan Meropius, kedua bersaudara ini berkembang dewasa menjadi pemuda-pemuda yang berhati mulia dan saleh. Ketika Meropius berlayar ke India, kedua bersaudara ini diizinkan turut serta ke sana, guna menambah dan memperdalam ilmunya di negeri itu.
Dalam perjalanan pulang ke negerinya, kapal yang mereka tumpangi singgah di pelabuhan Adulius, Etiopia, untuk mengambil perbekalan. Malang nasib mereka. Tak terduga terjadilah perkelahian seru antara awa-awak kapal itu dengan penduduk setempat. Peristiwa ini menyebabkan kematian banyak penumpang kapal itu. Untunglah bahwa pada waktu itu Frumensius dan adiknya Edesius berada di darat. Mereka bermaksud untuk beristirahat sebentar di bawah pohon sambil belajar. Tetapi mereka pun kemudian ditangkap lalu dihadapkan kepada raja. Raja Aksum tidak menindak dan membunuh mereka karena mereka terdidik dan berpengetahuan luas. Sebaliknya mereka dipekerjakan sebagai pegawai raja. Frumensius bahkan diangkat sebagai sekretaris Raja Aksum dan diminta mendidik puteranya.
Kesempatan emas ini mereka manfaatkan untuk mewartakan Injil kepada orang-orang Etiopia. Konon, Frumensius bersama Edesius berhasil mentobatkan banyak orang dan membangunkan sebuah kapela di sana. Sepeninggal Raja Aksum, Frumensius bersama Edesius diizinkan pulang ke tanah airnya. Edesius pergi ke Tyrus dan di sana ditahbiskan menjadi imam. Sedangkan Frumensius memutuskan untuk menemui Santo Atanasius, Uskup dan Patriark kota Aleksandria. Ia bermaksud meminta bantuan tenaga imam untuk melayani umat Etiopia yang sudah dipermandikannya sambil melanjutkan pewartaan Injil di sana. Supaya umat Etiopia mempunyai seorang gembala maka Santo Atanasius menahbiskan Frumensius menjadi uskup. Ketika itu bidaah Arianisme sedang berkembang pesat di sana. Oleh karena itu karya kerasulannya mendapat hambatan dari orang-orang Arian yang sesat itu. Meskipun demikian ia terus melanjutkan karyanya: mengajar dan mempermandikan banyak orang, menerjemahkan doa-doa liturgis ke dalam bahasa setempat, dan mendidik imam-imam pribumi untuk melanjutkan pewartaan Injil di Etiopia. Frumensius meninggal dunia pada tahun 380 dan dijuluki "Rasul Etiopia"



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-10-26 Kamis.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Kamis, 26 Oktober 2023



Bacaan Pertama
Rom 6:19-23

"Sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba Allah."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
mengingat kelemahanmu, Aku berbicara secara manusia.
Sebagaimana kalian dahulu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu
menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan
yang membawa kalian kepada kedurhakaan,
demikianlah sekarang kalian harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu
menjadi hamba kebenaran yang membawa kalian kepada pengudusan.

Sebab waktu kalian menjadi hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.
Dan buah apakah yang kalian petik dari padanya?
Semuanya menyebabkan kalian sekarang merasa malu,
karena kesudahannya ialah kematian.
Tetapi sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa,
dan menjadi hamba Allah.
Maka kalian memperoleh buah
yang membawa kalian kepada pengudusan,
dan akhirnya hidup yang kekal.
Sebab upah dosa ialah maut;
tetapi karunia Allah ialah hidup kekal
dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 1:1-2.3.4.6,R:40:5a

Refren: Berbahagialah orang,
yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.

*Berbahagialah orang
yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,
dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh;
tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan,
dan siang malam merenungkannya.

*Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buah pada musimnya,
dan daunnya tak pernah layu;
apa saja yang diperbuatnya berhasil.

*Bukan demikianlah orang-orang fasik:
mereka seperti sekam yang ditiup angin.
Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar,
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.



Bait Pengantar Injil
Flp 3:8-9

Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah,
supaya aku memperoleh Kristus dan berada dalam Dia.



Bacaan Injil
Luk 12:49-53

"Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Pada suatu ketika
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
"Aku datang melemparkan api ke bumi,
dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala!
Aku harus menerima baptisan
dan betapa susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung!

Kalian sangka Aku datang membawa damai ke bumi?
Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan!
Karena mulai sekarang
akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah,
tiga melawan dua dan dua melawan tiga.
Mereka akan saling bertentangan,
bapa melawan puteranya, dan putera melawan bapanya,
ibu melawan puterinya, dan puteri melawan ibunya,
ibu mertua melawan menantu,
dan menantu melawan ibu mertuanya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Yang disampaikan oleh Yesus pada Bacaan Injil hari ini telah menjadi kenyataan, apa itu?
Setelah Tuhan Yesus datang ke dunia dan kembali ke rumah Bapa-Nya, dunia tidak berubah menjadi taman Firdaus, tetap dunia sebagaimana yang ada sebelumnya.
Yesus datang bukan untuk mengubah dunia, melainkan untuk menyelamatkan manusia, membuka tali-rujuk antara manusia dengan Allah Bapa, agar semua manusia kelak dapat kembali kepada Allah Bapa.
Bagaimana caranya?
Yaitu dengan menyerahkan nyawa-Nya sebagai Anak Domba Allah untuk menghapus dosa-dosa dunia.
Ini jelas bukan tugas yang menyenangkan, makanya Yesus berkata, "Betapa susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung!"
Yesus sebagai manusia tentulah akan merasakan betapa beratnya penderitaan yang mesti dipikul-Nya.

Dan anehnya, tidak semua orang menyambut baik usaha Yesus ini.
Sampai sekarang masih saja ada orang yang anti-Kristus, masih ada saja orang yang tega menganiaya pengikut Kristus, masih banyak terjadi penyesatan agar orang tak berkesempatan untuk diselamatkan.
Ini memang celaka.

Kita, yang telah memahami, tentulah mesti memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya atas pengorbanan Yesus, tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk diselamatkan dan memperoleh hidup kekal di Surga.
Marilah kita membuka diri terhadap kehadiran Kristus di dalam jiwa dan hati kita, marilah kita jalani hidup mengikuti arahan yang telah diberikan oleh Yesus, marilah kita menyangkal diri dan memikul salib masing-masing karena itulah jalan satu-satunya menuju rumah Allah Bapa di Surga.



Peringatan Orang Kudus
Santo Lucianus dan Marcianus, Martir
Lucianus dan Marcianus dikenal sebagai tukang sihir yang bertobat menjadi Kristen. Di kemudian hari pada tahun 250 mereka dengan berani mengorbankan nyawanya di Nikomedia demi tegaknya iman Kristen yang telah mereka terima. Di dalam sebuah buku yang mengisahkan tentang kesengsaraan mereka diceritakan bahwa sebelum bertobat mereka mempelajari ilmu sihir hitam (black magic). Tetapi kemudian ternyatalah bahwa kekuatan sihir mereka tidak bisa menandingi kekuatan iman seorang gadis yang beragama Kristen. Mereka tak berdaya di hadapan gadis cilik itu.
Sejak saat itu mereka bertobat dan mulai mempelajari ajaran iman Kristen. Mereka membakar buku-buku sihirnya di kota Nikomedia dan kemudian dipermandikan. Harta milik mereka dibagikan kepada para fakir miskin, lalu keduanya mengasingkan diri ke tempat sunyi untuk berdoa dan bertapa agar semakin kuat dalam imannya. Dari tempat pertapaan itu mereka pergi ke Bithinia dan daerah-daerah sekitar untuk mewartakan Injil.
Sementara itu Raja Decius mengeluarkan keputusan untuk menangkap umat Kristen di daerah Bithinia. Lucianus dan Marcianus serta umatnya ditangkap dan dibawa ke hadapan Prokonsul Sabinus.  Kepada Lucianus, Sabinus bertanya: "Dengan kekuasaan siapa kamu berani mengajarkan Kristus?" Dengan tenang Lucianus menjawab: "Setiap orang harus berusaha sungguh-sungguh untuk membebaskan saudara­saudaranya dari penyakit yang berbahaya." Atas jawaban yang berani itu prokonsul Sabinus memerintahkan penganiayaan atas Lucianus dan Marcianus bersama umatnya. Walaupun mereka disiksa secara ngeri namun mereka tetap tidak goyah pendiriannya. Marcianus dalam kesengsaraannya masih dengan lantang berkata: "Kami siap menderita demi Tuhan dan iman kami. Kami tidak akan mengkhianati Tuhan kami, supaya kami tidak disiksa olehNya di kemudian hari di dalam neraka." Mereka dengan gembira menanggung hukuman bakar hidup-hidup.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2023-10-25 Rabu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Rabu, 25 Oktober 2023



Bacaan Pertama
Rom 6:12-18

"Serahkanlah dirimu kepada Allah
sebagai orang-orang yang telah bangkit dari kematian."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
janganlah dosa berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana,
supaya kalian tidak lagi menuruti keinginannya.
Janganlah kalian menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa,
untuk dipakai sebagai senjata kelaliman.
Tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah,
sebagai orang-orang yang dahulu mati tetapi sekarang hidup.
Serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah
untuk dijadikan senjata-senjata kebenaran.
Sebab kalian tidak akan dikuasai lagi oleh dosa,
karena kalian tidak berada di bawah hukum Taurat,
melainkan di bawah kasih karunia.
Jadi bagaimana?
Apakah kita berbuat dosa
karena tidak berada di bawah hukum Taurat,
tetapi di bawah kasih karunia?
Sekali-kali tidak!
Tidak tahukah kalian,
bahwa dengan menghambakan diri kepada seseorang untuk mentaatinya,
kalian menjadi hamba orang itu?
Bahwa kalian harus harus mentaati dia
baik dalam dosa yang memimpin kalian kepada kematian,
maupun dalam ketaatan yang memimpin kalian kepada kebenaran?

Tetapi syukurlah kepada Allah!
Dahulu memang kalian hamba dosa,
tetapi sekarang
kalian dengan segenap hati telah mentaati pengajaran
yang telah disampaikan kepadamu.
Kalian telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 124:1-3.4-6.7.8,R:8a

Refren: Pertolongan kita dalam nama Tuhan.

*Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita,
- biarlah Israel berkata demikian -
jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita,
ketika manusia bangkit melawan kita,
maka mereka telah menelan kita hidup-hidup,
ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.

*Maka air telah menghanyutkan kita,
dan sungai telah mengalir menembus kita;
telah mengalir melanda kita
air yang meluap-luap itu.
Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita
menjadi mangsa bagi gigi mereka!

*Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap,
jerat itu telah putus, dan kita pun terluput!
Pertolongan kita dalam nama Tuhan,
yang menjadikan langit dan bumi.



Bait Pengantar Injil
Mat 24:42a.44

Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah,
karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.



Bacaan Injil
Luk 12:39-48

"Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut daripadanya."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Pada suatu ketika
berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya,
"Camkanlah ini baik-baik!
Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang,
ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
Hendaklah kalian juga siap-sedia,
karena Anak Manusia akan datang
pada saat yang tak kalian sangka-sangka."
Petrus bertanya,
"Tuhan, kami sajakah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan ini
ataukah juga semua orang?"
Tuhan menjawab,
"Siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana
yang akan diangkat oleh tuannya
menjadi kepala atas semua hambanya
untuk membagikan makanan kepada mereka pada waktunya?
Berbahagialah hamba,
yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya,
ketika tuan itu datang.
Aku berkata kepadamu:
Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia
menjadi pengawas segala miliknya.
Tetapi jika hamba itu jahat dan berkata dalam hatinya,
'Tuanku tidak datang-datang.'
Lalu ia mulai memukuli hamba-hamba lain, pria maupun wanita,
dan makan minum serta mabuk,
maka tuannya akan datang
pada hari yang tidak disangka-sangkanya
dan pada saat yang tidak diketahuinya,
dan tuan itu akan membunuh dia
serta membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.

Hamba yang tahu akan kehendak tuannya,
tetapi tidak mengadakan persiapan
atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya,
ia akan menerima banyak pukulan.
Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya
dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan,
ia akan menerima sedikit pukulan.
Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut daripadanya.
Dan barangsiapa dipercaya banyak,
lebih banyak lagi yang dituntut daripadanya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
"Bisa dipercaya" artinya juga bisa diandalkan untuk mengemban tugas-tugas dan tanggungjawab serta memelihara kepercayaan itu agar jangan memudar.
Jika berhasil, orang yang bisa dipercaya itu akan menerima tugas dan tanggungjawab yang lebih besar lagi.
Seiring dengan hal ini, kewenangan dan penghormatan pun menyertai.
Namun sering terjadi, terutama kalau tidak diawasi, orang cenderung menyalah-gunakan kewenangan yang diterimanya, menggunakannya untuk kepentingan-kepentingan pribadi, menjadi tidak setia kepada tugas dan tanggungjawabnya.

Seorang guru yang bisa dipercaya, disukai orang dan setia kepada tugasnya sebagai guru, kemudian menerima tugas dan tanggungjawab yang lebih besar, yakni sebagai kepala sekolah.
Ada banyak perubahan yang terjadi akibat perubahan kedudukan ini.
Ada tanggungjawab yang lebih besar yang dituntut daripadanya.
Sementara itu, kewenangan yang lebih besar hendaknya tidak membuat kesetiaannya memudar, hendaknya kewenangan itu dapat dipergunakan sesuai peruntukannya.
Sangat disayangkan, kalau yang seharusnya lebih bijaksana dalam menggunakan kewenangan malah digunakan secara sewenang-wenang.

Ilustrasi lain, seorang isteri rajin berdoa agar diberi anak.
Setelah mendapatkannya, ia mulai malas berdoa karena anaknya tidak seperti yang diharapkannya.
Ketika anak keduanya lahir, ia pun menyia-nyiakan anak pertamanya itu.
Padahal jelas, ia menerima tugas dan tanggungjawab untuk membesarkan anak-anaknya itu, termasuk anak sulungnya itu.
Anak sulung itu akhirnya tumbuh menjadi remaja yang jahat, yang terus-terusan menyiksa adik kandungnya sendiri, dilandaskan perasaan iri hati dan sakit hati karena mendapat perlakuan yang tidak adil dari ibunya.
Ibu itu gagal untuk menjadi pengurus keluarga yang bijaksana, menyalahgunakan kewenangan untuk semena-mena kepada anak sulungnya.

Kedudukan yang lebih besar, rejeki yang lebih melimpah, keluarga yang lebih menyenangkan, seharusnya digunakan bukan untuk kepentingan diri sendiri, melainkan untuk kepentingan "tuan" yang mau menerima kita menjadi hambanya, dan yang telah memberikan kepercayaan lebih kepada kita itu.



Peringatan Orang Kudus
Santo Gaudensius, Uskup dan Pengaku Iman
Gaudensius lahir pada pertengahan abad ke-4 di kota Brescia, Italia dari sebuah keluarga Kristen saleh. Semenjak masa mudanya ia mendapat pendidikan dan pelajaran agama langsung dari uskupnya, Santo Philaster. Ternyata oleh pendidikan itu, ia berkembang dewasa menjadi seorang pemuda yang saleh, bijaksana dan cakap. Karena itu ia dikagumi oleh orang-orang sekotanya.
Ketika dewasa, ia berziarah ke Yerusalem dan berbagai tempat suci bersejarah dengan maksud agar dilupakan oleh para pencintanya di Brescia. Sementara ia berada di Tanah Suci, uskup kota Brescia meninggal dunia. Segenap imam dan umat kota itu dengan suara bulat memilih Gaudensius sebagai uskup baru. Uskup-uskup Italia di bawah pimpinan Uskup Santo Ambrosius berkumpul dan meresmikan pilihan itu. Mereka lalu mengirim kabar kepada Gaudensius yang pada waktu itu sedang berada di Kapadokia, Asia Kecil untuk memintanya segera pulang ke Brescia guna mengemban tugas sebagai Uskup kota Brescia. Mendengar kabar itu, Gaudensius, yang mulanya merasa berat, segera pulang karena hormatnya yang besar kepada Uskup Santo Ambrosius yang saleh itu. Di Brescia ia ditahbiskan menjadi uskup pada tahun 397.  Sebagai uskup, Gaudensius menaruh perhatian besar pada bidang pengajaran agama bagi seluruh umatnya.  Dalam rangka itu, ia dengan rajin menjelajahi seluruh keuskupannya untuk berkotbah. Ia sendiri pun bersikap tegas kepada dan menghukum orang-orang yang berkelakuan buruk, yang hanya mengejar kenikmatan duniawi sambil melupakan tuntutan ajaran Injil Kristus.
Prestasi kerjanya sungguh mengagumkan. Ia diutus paus untuk menghadap kaisar Konstantinopel guna membebaskan Santo Krisostomus. Usahanya itu gagal malahan ia diperlakukan dengan kasar oleh kaisar. Gaudensius meninggal dunia pada tahun 410.

Santo Krisantus dan Daria, Martir
Kedua orang kudus ini dihormati sebagai martir-martir Roma yang dibunuh pada masa pemerintahan bersama dua orang kaisar Roma, Karinus dan Numerianus (283-285). Hari kelahiran dan kematian mereka tidak diketahui dengan pasti. Cerita tentang kemartiran mereka diketahui dari sebuah cerita kuno abad kelima. Menurut cerita itu Krisantus adalah putera Polemius, seorang bangsawan kafir. Ia menjadi Kristen dan giat dalam usaha penyebaran iman Kristen kepada orang-orang Roma. Ayahnya yang masih kafir itu tidak merestui dan berusaha keras dengan berbagai cara untuk memurtadkan kembali dia. Tetapi Krisantus tetap tidak mau mengingkari imannya. Cara terakhir yang dipakai ialah memaksa Krisantus menikah dengan Daria, seorang iman kafir.
Untuk itu ia mempertemukan Krisantus dengan Daria. Apa yang terjadi?  Berlawanan dengan harapannya, Daria justru jatuh cinta pada Krisantus dan bertobat menjadi Kristen. Mereka kemudian hidup bersama sebagai suami-isteri, dan menghayati suatu kehidupan Kristen penuh bakti kepada Tuhan. Mereka giat dalam penyebaran iman Kristen dan berhasil mempertobatkan banyak orang Roma, termasuk hakim yang diperintahkan untuk memaksa mereka menyangkali imannya. Akibatnya ialah mereka ditangkap dan disiksa oleh penguasa Roma. Setelah mengalami berbagai macam siksaan, mereka dirajam dan dikuburkan hidup-hidup di Jalan Salaria, di luar kota Roma pada tahun 283. Peristiwa pembunuhan tersebut tidak menakutkan orang-orang Kristen dalam usahanya menyebarkan iman Kristen, malah semakin menarik banyak orang Roma berpaling kepada kebenaran yang ada di dalam Kristus sebagaimana diwartakan oleh iman Kristen.
Santo Gregorius dari Tours (538-394) mengatakan bahwa di tempat kedua martir itu dimakamkan didirikan sebuah tempat ibadah untuk menghormati mereka. Kemudian pada abad kesembilan jenazah mereka dipindahkan ke Munstereifel, Jerman.

Santa Margaretha, Martir
Margaretha dibunuh oleh suaminya pada tahun 1176 dan dimakamkan di luar tempat pemakaman orang-orang beriman. Mulanya suaminya menyangkal tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa Margaretha gantung diri. Tetapi karena pada kubur Margaretha terjadi begitu banyak mujizat, penipuan suaminya itu terbongkar. Lalu jenazah Margaretha digali kembali dan dimakamkan di dalam gereja Roskilde, Denmark.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/