Liturgia Verbi 2022-05-01 Minggu.

Liturgia Verbi (C-II)
Hari Minggu Paskah III

Minggu, 1 Mei 2022

Bulan Mei adalah bulan Maria dengan tema permenungan Maria sebagai Bunda Allah.
Umat dianjurkan untuk mendalami misteri keallahan Kristus yang bangkit serta peranan Bunda-Nya yang adalah juga Bunda Gereja.  Kiranya baik Kalau Bulan Maria dibuka dan ditut

Ujud Gereja Universal - Bagi Iman kaum muda.
Kita berdoa untuk kaum muda yang dipanggil menjalani hidup dengan sepenuh-penuhnya; semoga dalam diri Maria mereka dapat belajar untuk mendengarkan, melakukan diskresi secara mendalam, mempunyai keberanian yang lahir dari iman, dan memberikan diri dalam pelayanan.
Ujud Gereja Indonesia - Menghayati doa rosario.
Kita berdoa, semoga bersama Maria kita dapat makin dapat merasakan kesederhanaan dan kedalaman doa rosario, dan mau rajin mendoakannya demi sesama yang memohon doa-doa kita.



Bacaan Pertama
Kis 5:27b-32.40b-41

"Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Setelah ditangkap oleh pengawal Bait Allah,
para rasul dihadapkan ke Mahkamah Agama Yahudi.
Imam Agung mulai menegur mereka,
"Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama Yesus.
Namun ternyata
kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu,
dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami."

Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab,
"Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia.
Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus,
yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.
Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri
dengan tangan kanan-Nya
menjadi Pemimpin dan Penyelamat,
supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.
Dan kami adalah saksi dari segalanya itu: kami dan Roh Kudus
yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia."

Mereka lalu menyesah para rasul,
dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus.
Sesudah itu mereka dilepaskan.
Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira,
karena mereka telah dianggap layak
menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 30:2.4.5.6.11.12a.13b,R:2a

Refren: Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan,
sebab Engkau telah menarik aku ke atas.

*Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan,
sebab Engkau telah menarik aku ke atas,
dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku.
Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati,
Engkau menghidupkan daku
di antara mereka yang turun ke liang kubur.

*Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan,
hai orang-orang yang dikasihi-Nya,
dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus!
Sebab hanya sesaat Ia murka,
tetapi seumur hidup Ia murah hati;
sepanjang malam ada tangisan,
menjelang pagi terdengar sorak-sorai.

*Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku!
Tuhan, jadilah penolongku!
Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari,
Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya
aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.



Bacaan Kedua
Why 5:11-14

"Anak domba yang disembelih itu
layak menerima kuasa dan kekayaan."

Pembacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, melihat dan mendengar suara banyak malaikat
di sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua di surga;
jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa;
dan aku mendengar suara nyaring dari mereka,
"Anak Domba yang disembelih itu
layak menerima kuasa dan kekayaan,
hikmat dan kekuatan,
hormat, kemuliaan dan puji-pujian!"

Dan aku mendengar
semua makhluk yang di surga dan yang di bumi,
yang di bawah bumi dan yang di laut,
dan semua yang ada di dalamnya,
berkata, "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba,
puji-pujian dan hormat, kemuliaan dan kuasa
sampai selama-lamanya!"
Dan keempat makhluk di surga itu berkata, "Amin!"
Dan para tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil


Kristus pencipta semesta alam, telah bangkit;
Ia penuh kasih kepada umat manusia.



Bacaan Injil
Yoh 21:1-19

"Yesus maju ke depan,
mengambil roti dan memberikannya kepada para murid-Nya;
demikian juga ikan."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sesudah bangkit dari antara orang mati,
Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya
di pantai danau Tiberias.
Ia menampakkan diri sebagai berikut:
Di pantai itu berkumpul Simon Petrus,
Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea,
anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain.
Kata Simon Petrus kepada mereka,
"Aku pergi menangkap ikan."
Kata mereka kepadanya, "Kami pergi juga dengan engkau."
Mereka berangkat lalu naik ke perahu.
Tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai;
akan tetapi murid-murid itu tidak tahu
bahwa itu adalah Yesus.
Kata Yesus kepada mereka,
"Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?"
Jawab mereka, "Tidak ada!"
Maka kata Yesus kepada mereka,
"Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu,
maka akan kamu peroleh."
Lalu mereka menebarkannya,
dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus,
"Itu Tuhan!"
Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan,
maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian,
lalu terjun ke dalam danau.
Murid-murid yang lain datang dengan perahu
karena mereka tidak jauh dari darat,
hanya kira-kira dua ratus hasta saja;
dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu.

Ketika tiba di darat,
mereka melihat api arang, dan di atasnya ada ikan dan roti.
Kata Yesus kepada mereka,
"Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu!"
Simon Petrus naik ke perahu, lalu menghela jala itu ke darat,
penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya;
dan sungguhpun sebanyak itu ikannya, jala itu tidak koyak.
Kata Yesus kepada mereka, "Marilah dan sarapanlah!"
Tidak ada di antara murid-murid itu
yang berani bertanya kepada-Nya, "Siapakah Engkau?"
Sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan.

Yesus maju ke depan,
mengambil roti dan memberikannya kepada mereka,
demikian juga ikan itu.
Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri
kepada murid-murid-Nya
sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.
Sesudah mereka sarapan, Yesus berkata kepada Simon Petrus,
"Simon, anak Yohanes,
apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?"
Jawab Petrus kepada-Nya,
"Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!"
Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya,
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?"
Jawab Petrus kepada-Nya,
"Benar, Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!"
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya,
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?"

Maka sedihlah hati Petrus,
karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya
'Apakah engkau mengasihi Aku'.
Maka ia berkata kepada-Nya,
"Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu!
Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!"
Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya, ketika masih muda,
engkau sendiri mengikat pinggangmu
dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki.
Tetapi jika engkau sudah menjadi tua,
engkau akan mengulurkan tanganmu,
dan orang lain akan mengikat engkau
dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

Hal ini dikatakan Yesus untuk menyatakan
bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah.
Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus:
"Ikutlah Aku!"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Ada dua hal yang saling berlawanan dalam hal kita menjadi pengikut Yesus.
Dari Bacaan Injil, Petrus dan yang lainnya memperoleh berkat berupa ikan hasil tangkapan yang berlimpah.
Berkat itu diterima justru di saat para murid sedang bergelut dengan keputus-asaan karena Yesus telah wafat di kayu salib.
Mari kita lihat bagaimana berkat itu datang.
Yesus berdiri di pantai, tetapi para murid tidak mengenali kalau yang berdiri itu adalah Yesus.
Tentu mereka menganggap itu bukan siapa-siapa, telebih ketika orang itu meminta, "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?"
"Waduh, ini orang bisanya minta-minta saja," barangkali begitu pikir Petrus dan yang lain, maka mereka spontan menjawab, "Tidak ada!"

Saya meyakini Yesus tidak hendak membantu mereka menangkap ikan, melainkan hendak mengingatkan para murid akan peristiwa yang dahulu terjadi, jauh sebelum disalibkan, Yesus berkata, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
Yesus juga berkata, "Mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."
Ya Yesus meminta mereka ganti profesi, dari penjala ikan menjadi penjala manusia.
Jadi jelas, Yesus menampakkan diri kepada para murid-Nya itu untuk mengingatkan mereka akan tugas perutusan sebagai penjala manusia.

Tetapi hal yang berlawanan terjadi, seperti yang ditulis pada Kisah Para Rasul dari Bacaan Pertama hari ini.
Petrus dan rasul-rasul lainnya dihadapkan ke Mahkamah Agama Yahudi untuk diadili.
Imam Agung menegur mereka, "Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama Yesus.
Namun ternyata kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu, dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami."
Mereka lalu menyesah para rasul, dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus.

Ini yang saya maksud sebagai dua hal yang berlawanan, pada Bacaan Injil para rasul menerima berkat melimpah, tetapi pada Bacaan Pertama mereka disesah/disiksa dan dilarang mengajar dalam nama Yesus.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Apakah para rasul itu menjadi kapok lalu berhenti mengajar dalam nama Yesus?
Tidak, mereka malah berkata, "Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia."
Mereka lebih taat kepada Allah daripada kepada imam agung.
Karena hal itulah lalu mereka disiksa.
Tapi para rasul itu malah bersukacita, sebab mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.

Ya, ini baik dan penting untuk kita teladani.
Ketika kita dihina atau dinistakan oleh karena kita adalah pengikut Kristus, maka semestinya kita bersyukur sebab diberi kesempatan untuk turut menderita sengsara bersama Kristus.
Tetapi janganlah hendaknya dengan sengaja mencari-cari masalah supaya kita dihina atau dianiaya, seperti yang dilakukan sebagian orang, yang dengan sengaja memancing-mancing di air keruh, berharap mendulang kemarahan pihak lain.
Jangan juga kita bersikap arogan bahwa Yesus berkuasa dan yang lain tak ada apa-apanya, walau hal ini benar tetapi menghina orang lain itu yang tidak benar.
Kita mengeluh karena dihina, lalu mengapa kita ikut-ikutan menghina orang?



Peringatan Orang Kudus
Santo Yusuf Pekerja, Pelindung para Karyawan
Tradisi melukiskan pribadi Yusuf, suami Maria sebagai seorang tukang kayu di kota Nazareth. Ia seorang bangsawan yang saleh dan sederhana. Darah kebangsawanannya mengalir dari Raja Daud leluhurnya. Kesucian dan kesalehannya terlihat di dalam ketaatannya pada kehendak Allah untuk menerima Maria sebagai isterinya serta mendampingi Maria dalam membesarkan Yesus, Putera Allah yang menjadi manusia. Kesederhanaannya terlihat di dalam pekerjaannya sebagai seorang tukang kayu, dan cara hidupnya yang biasa-biasa saja di dalam masyarakat.
Dalam pribadi Yusuf, pekerjaan tangan memperoleh suatu dimensi ilahi. Kerja meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Allah dan memungkinkan manusia turut serta di dalam karya penciptaan dan penyelamatan Allah. Atas dasar inilah Gereja pada masa kepemimpinan Paus Pius XII menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Raya Santo Yusuf Pekerja, sekaligus menetapkannya sebagai Hari Buruh. Yusuf selanjutnya diangkat sebagai pelindung para karyawan/buruh yang bekerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. (Lihat juga kisah tentang Santo Yusuf pada Pestanya tanggal 19 Maret).


Yeremia, Nabi
Yeremia lahir kira-kira pada tahun 650 seb. Masehi di Anathoth, dekat kota Yerusalem, termasuk wilayah Kerajaan Yehuda. Keluarganya adalah sebuah keluarga imam yang saleh. Panggilannya sebagai Nabi di Israel diterimanya dari Allah pada tahun 627 seb. Masehi, dalam tahun ketigabelas pemerintahan raja Yosias (Yer 1:2). Meskipun panggilan ini terjadi pada usia mudanya, namun Yeremia sebenarnya telah ditentukan Allah sebagai Nabi ketika masih ada di dalam rahim ibunya (Yer 1:5) untuk mewartakan Sabda Allah kepada Israel, umat pilihan Allah. Tatkala Allah memanggilnya, ia menolak karena merasa tidak layak untuk mengemban tugas mulia itu. Tetapi akhirnya ia pun menerima panggilan itu karena Allah berjanji akan selalu menyertai dia dalam tugasnya. Yeremia adalah Nabi Israel terakhir sebelum pembuangan ke Babylonia.
Karya perutusannya sebagai Nabi dimulainya pada usia mudanya (Yer 1:6) sampai pada saat kejatuhan Yerusalem di tangan bangsa Babylonia pada tahun 587 seb. Masehi. Selama 40 tahun karyanya, Yeremia tanpa mengenal lelah memperingatkan para penguasa bangsa dan pemimpim agama serta seluruh umat Israel akan bahaya kejatuhan mereka karena dosa-dosa Yerusalem dan Yehuda.
Sejalan dengan itu, Yeremia terus menerus terlibat di dalam berbagai perselisihan dan pertentangan. Ia dengan gigih melawan Raja Yoakim dan Yoakin (609-597 seb. Masehi) yang memutarbalikkan kebijakan keagamaan dari Raja Yosia. Pada masa pemerintahan Raja Sedekia (597 -587 seb. Masehi), nada pewartaannya mulai berubah. Ia tidak lagi mengeluh tentang tugas perutusannya tetapi mulai lebih sungguh-sungguh membuktikan dirinya pada tugas yang dibebankan Allah padanya. Dengan gigih ia berusaha meyakinkan Yehuda akan penguasaan bangsa Babylonia. Meskipun demikian ia tetap tidak diterima, bahkan dituduh sebagai pengkhianat bangsanya oleh orang-orang yang menginginkan Raja Sedekia bersekutu dengan Mesir dan memberontak (Yer 37:17­21). Karena itu, Yeremia mengalami penderitaan batin dan frustrasi yang hebat.
Walaupun ia menderita, ia tetap pasrah dan taat pada kehendak Allah. Cintanya akan Allah dan keakraban hubungannya dengan Allah menumbuhkan dalam dirinya suatu sikap iman yang kokoh. Sikap iman ini mendorong dia untuk mendalami lebih jauh teologi tradisional Israel tentang Perjanjian. Imannya itu berdasar pada pengetahuan yang mendalam akan Perjanjian Cinta Allah dengan Israel, Umat PilihanNya, yang memperkenankan Israel mengambil bagian dalam kekudusanNya. Dalam Perjanjian Cinta itu, Allah menuntut dari Israel ketaatan penuh pada kehendakNya sebagaimana diwahyukan di dalam perintah-perintahNya dan dinyatakan melalui Nabi-nabiNya. Menolak mengakui kebaikan dan cinta Allah yang diwahyukan adalah dosa. Dan dosa bagi Israel merupakan perbuatan melawan kesucian perkawinan antara Allah dan bangsa Israel (Yer 2:20, 25). Dosa mengakibatkan pengadilan Allah atas Israel untuk memurnikan mereka. Yeremia menyadari bahwa pengadilan Allah merupakan tahap awal pengampunan dan pembaharuan (Yer :3:1-4:4).  Ia menyadari bahwa Israel, yang dicekik oleh legalisme agama dan nasionalime, membutuhkan suatu pembaharuan batin yang radikal.
Dalam pewartaan tentang malapetaka yang akan terjadi atas Israel, Yeremia menubuatkan suatu 'Sisa Kecil', suatu kelompok kecil umat yang tetap setia pada Allah (Yer 23:3, 4; 30:10, 11; 31:10-14). Sisa Kecil ini adalah benih harapan di masa yang akan datang, kepadanya Allah mencurahkan pengampunan dan belaskasihanNya, dan dengannya Allah akan mengadakan suatu Perjanjian Baru (Yer 31:31-34). Allah akan menciptakan Iagi Israel suatu hubungan spiritual yang baru dan mendalam, dan akan menuliskan hukumNya di dalam hati mereka serta tinggal di dalam hati mereka.
Yeremia dengan tekun membantu perkembangan Sisa Kecil Israel yang saleh dari suku Yehuda ini karena mereka dengan sabar menantikan tibanya Hari Tuhan yang menyelamatkan. Penderitaan Yeremia yang demikian hebat menjadikan dia sebagai tokoh lambang bagi Yesus Kristus. Yeremia, yang hidup penuh penderitaan, namun tetap pasrah dan taat pada kehendak Allah yang mengutusnya, menjadi lambang gambaran Hamba Yahweh yang menderita sebagaimana diramalkan Yesaya (Yes 35).


Santo Peregrinus Laziosi, Pengaku Iman
Peregrinus Laziosi lahir di kota Forli, Italia pada tahun 1260. Ia menaruh kebencian besar terhadap Gereja Katolik. la pun termasuk salah seorang yang memusuhi Sri Paus di Roma. Dengan sifatnya yang keras dan kasar, ia melancarkan serangan terhadap Gereja Katolik di wilayah Romagna.
Awal kehidupannya sebagai 'manusia baru' dalam iman Kristiani bermula dari tindakannya yang brutal terhadap Pastor Filipus Benizi (1225-1285). Diceritakan bahwa pada suatu kesempatan kotbah dalam rangka misi perdamaian yang dicanangkan Sri Paus, Pastor Filipus ditinju hingga roboh oleh Peregrinus. Tetapi Pastor yang saleh ini tidak memberikan suatu perlawanan balik terhadap Peregrinus. Ia bahkan bangkit dan berdoa untuk Peregrinus serta memaafkan dia.
Sikap Pastor Filipus ini menyentuh hati Peregrinus yang keras membatu itu. "Belum pernah aku menjumpai orang seperti dia ini" kata Peregrinus dalam hatinya. Ia lalu berlutut di hadapan Pastor Filipus dan meminta maaf atas perlakuannya yang kasar itu. Semenjak itu ia bertobat dan bertekad menjalani suatu kehidupan baru dengan doa dan matiraga. Rahmat Tuhan semakin hebat mempengaruhi hidupnya. Pada suatu hari, Bunda Maria menampakkan diri kepadanya dan menyuruh dia pergi ke Siena. Di Siena ia diterima oleh Pastor Filipus sebagai salah seorang anggota Ordo Servit Santa Maria.
Di dalam ordo itu Tuhan terus melaksanakan rencanaNya atas diri Peregrinus. Pada suatu hari, Peregrinus jatuh sakit. la diserang penyakit kanker ganas pada kakinya. Dokter yang merawatnya menganjurkan agar kakinya dipotong demi menyelamatkan nyawanya. Sebelum ia tidur malam, ia berdoa kepada Yesus Tersalib hingga tertidur. Dalam mimpinya, ia melihat Yesus mengulurkan tanganNya dari atas salib dan menyentuh kakinya yang sakit itu. Ketika bangun dari tidur didapatinya kakinya sudah sembuh. Peristiwa ajaib ini semakin mengokohkan imannya akan kebenaran ajaran Gereja.
Rahmat kesembuhan ini mengobarkan semangatnya untuk tetap membaktikan dirinya kepada Tuhan dan Gereja dengan menjadi imam. Selama 62 tahun ia berkarya dengan penuh semangat diperkuat oleh doa dan matiraga yang mendalam. la meninggal dunia pada tahun 1345 dan diangkat Gereja sebagai pelindung para penderita sakit bernanah dan kanker.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2022-04-30 Sabtu.

Liturgia Verbi (C-II)
Hari Biasa Pekan Paskah II

Sabtu, 30 April 2022

PF S. Pius V, Paus



Bacaan Pertama
Kis 6:1-7

"Mereka memilih tujuh orang yang penuh Roh Kudus."

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Di kalangan jemaat di Yerusalem,
ketika jumlah murid makin bertambah,
timbullah sungut-sungut
di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani
terhadap orang-orang Ibrani,
karena dalam pelayanan sehari-hari
pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan.

Berhubung dengan itu
kedua belas rasul memanggil semua murid berkumpul dan berkata,
"Kami tidak merasa puas,
karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja.
Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu,
yang terkenal baik, yang penuh Roh Kudus dan hikmat,
supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu,
sehingga kami sendiri dapat memusatkan pikiran
dalam doa dan pelayanan Firman."

Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat.
Lalu mereka memilih Stefanus,
seorang yang penuh iman dan Roh Kudus,
dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas,
dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia.
Mereka itu dihadapkan kepada para rasul;
lalu para rasul pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.

Firman Allah makin tersebar,
dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak;
juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 33:1-2.4-5.18-19,R:22

Refren: Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami,
seperti kami berharap kepada-Mu.

*Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar!
Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur.
Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi,
bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!

*Sebab firman Tuhan itu benar,
segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.
Ia senang pada keadilan dan hukum;
bumi penuh dengan kasih setia-Nya.

*Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa,
kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya;
Ia hendak melepaskan jiwa-jiwa mereka dari maut
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.



Bait Pengantar Injil


Kristus pencipta semesta alam telah bangkit!
Ia penuh belas kasih kepada umat manusia.



Bacaan Injil
Yoh 6:16-21

"Para murid melihat Yesus berjalan di atas air."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Setelah mempergandakan roti dan memberi makan lima ribu orang,
Yesus mengundurkan diri ke gunung.

Ketika hari sudah mulai malam,
murid-murid Yesus pergi ke danau,
lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum.
Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang
mendapatkan mereka,
sedang laut bergelora karena angin kencang.

Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya,
mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu.
Maka ketakutanlah mereka.
Tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Ini Aku, jangan takut!"
Mereka lalu mempersilahkan Yesus naik ke perahu,
dan seketika itu juga
perahu mereka sampai ke pantai yang mereka tuju.

Demikianlah Injil Tuhan.




Renungan Injil
Ada banyak sekali peristiwa atau situasi yang membuat kita menjadi khawatir atau bahkan merasa ketakutan.
Kita khawatir akan kesehatan badan kita, akan kondisi keuangan, bencana alam, kerusuhan, orang-orang jahat, dan sebagainya.
Takut mati merupakan ketakutan yang serius.
Pada Bacaan Injil hari ini dikisahkan, para murid ketakutan oleh badai dan angin kencang, terlebih lagi mereka melihat ada seseorang yang berjalan di atas air, tak salah kalau mereka mengira orang itu adalah hantu.

Menurut saya sangatlah wajar kalau kita memiliki rasa takut.
Orang yang paling berani pun memiliki rasa takut juga.
Alasan utamanya karena kita menyadari ketidak-kemampuan kita untuk mengatasinya, maka kemudian kita memerlukan pertolongan dari orang yang kita anggap mampu menolong kita.
Contoh sederhana misalnya kita merasa takut ketika hendak pulang ke rumah di malam hari yang sepi dan gelap.
Kita khawatir ketemu orang jahat, yang barangkali akan merampok barang bawaan kita, atau bahkan mencelakai kita.
Perasaan takut itu akan lenyap jika ada polisi yang mau menghantar kita sampai di rumah.
Itu terjadi karena kita percaya polisi dapat mengatasi orang jahat yang mungkin mencegat kita di perjalanan.

Jika kepada polisi saja kita bisa percaya, atau percaya kalau dokter dapat membantu kita sembuh dari penyakit, atau percaya kalau guru atau dosen dapat membantu kita menjadi pintar, apa iya kita ragu atau bahkan tidak percaya kalau Tuhan kita Yesus Kristus sangat mampu menolong kita?
Atau yang lebih buruk lagi, kita percaya Tuhan bisa membuat yang mustahil menjadi mungkin, tetapi kita meragukan apakah Tuhan mau menolong kita atau tidak, yang artinya kita tidak percaya kalau Tuhan mengasihi kita.

Untuk bisa percaya, benar-benar percaya kepada Tuhan, maka kita perlu membuka mata hati kita, membuka telinga batin kita, karena hanya dengan demikian sajalah kita akan dapat mengetahui kehadiran Tuhan yang berkata kepada kita, "Aku ini, jangan takut!"
Sekali kita mengetahui kehadiran-Nya, perasaan takut pun akan lenyap.
Masak iya itu kalau kehadiran polisi ata dokter dapat melenyapkan perasaan khawatir, tetapi kehadiran Tuhan tidak?



Peringatan Orang Kudus
Santo Pius V, Paus
Antonio Ghislieri adalah nama kecil Paus Pius V (1566-1572). Ia lahir di desa Bosko, tidak jauh dari Milano pada tahun 1504. Orang-tuanya miskin sehingga tidak mampu membiayai sekolahnya. Oleh karena itu Antonio sendiri harus berusaha bekerja untuk membantu orang­tuanya. Kerjanya setiap hari adalah menjaga domba-domba mereka di Pegunungan.
Tetapi berkat bantuan seorang dermawan, Antonio disekolahkan di kampung asalnya di bawah bimbingan imam-imam Dominikan. Kemudian hari Antonio masuk biara Dominikan dan ternyata menjadi seorang biarawan yang pandai dan bijaksana serta taat pada aturan­aturan ordonya, taat pada pimpinan, suka akan kemiskinan dan kemurnian.
Ia menjadi maha guru filsafat dan teologi. Pada umur 52 tahun, ia ditahbiskan menjadi Uskup dan setahun kemudian menjadi Kardinal. Pada tahun 1565, Paus Pius IV meninggal dunia. Para kardinal berkumpul dalam konklaf untuk memilih paus baru. Pemilihan ini tidaklah mudah. Tiga minggu telah berlalu, tetapi pemilihan belum juga berhasil menemukan seseorang untuk menduduki takhta kepausan. Akhirnya atas nasehat Karolus Borromeus yang hadir juga dalam konklaf itu, Antonio Ghislieri terpilih menjadi paus. Seluruh Gereja bersorak gembira karena mempunyai seorang paus baru yang saleh dan suci.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Gereja, beliau menghadapi banyak masalah. la bertugas mewujudkan keputusan-keputusan Konsili Trente. Tugasnya ini dijalankan dengan baik. Ia dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Hidup sebagai seorang rahib tetap dipertahankannya. Baginya, doa merupakan senjata ampuh untuk menghadapi segala rintangan dan masalah. Tempat tidurnya dialasi dengan jerami kasar. Penderitaan Kristus direnungkannya setiap hari disertai dengan doa rosario. Kemenangan umat kristen atas Angkatan Laut Turki dalam perang salib di Lavanto, diperoleh berkat doa rosario dari seluruh umat Katolik di seluruh dunia.
Dalam masa kepemimpinannya, beliau menyederhanakan cara hidup kepausan di Vatikan; menginstruksikan pembaharuan cara hidup ordo-ordo dan para imam projo; memberantas korupsi yang terjadi di Roma dan Negara Kepausan Vatikan; menginstruksikan pendirian seminari-seminari di setiap keuskupan. Semua rencana yang dicanangkannya berhasil baik. Pada tanggal 1 Mei 1572, ia meninggal dunia setelah 6 tahun menjadi pemimpin Gereja sejagat.

Santo Marianus dan Yakobus, Martir
Marianus dan Yakobus yang berjabatan masing-masing sebagai lektor dan diakon adalah martir Gereja Purba yang mati pada tahun 259, pada masa pemerintahan kaisar Valerian (253-260). Keduanya ditangkap di Cirta (sekarang: Konstantin, Aljajair). Kemudian bersama banyak orang Kristen lainnya, mereka digiring ke Lambessa, sekitar 80 mil jauhnya dari Cirta. Di sana mereka disiksa lalu dipenggal kepalanya bersama orang-orang Kristen lainnya.


Santo Yosef-Benedik Cottolengo, Pengaku Iman
Yosef-Benedik hidup antara tahun 1786-1842. Ia membangun rumah penginapan untuk para gelandangan, yatim-piatu dan penderita sakit yang terlantar. Yosef mengurus 8000 orang lebih semata-mata dari derma saja, karena ia percaya penuh kepada Penyelenggaraan Ilahi.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/