Liturgia Verbi 2017-09-01 Jumat.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Jumat, 1 September 2017

Bulan September:
Ujud Misi/Evangelisasi - Paroki.
Semoga paroki-paroki kita, dengan dibakar oleh semangat misioner, menjadi tempat terwujudnya komunikasi iman dan cinta kasih.

Ujud Gereja Indonesia - Orang Muda.
Semoga Asian Youth Day 2017 di Indonesia mengobarkan semangat berjejaring dalam bekerjasama demi terwujudnya persaudaraan dalam membangun sukacita Injil bagi masyarakat Asia yang majemuk.



Bacaan Pertama
1Tes 4:1-8

"Inilah kehendak Allah, yaitu supaya kamu semua kudus."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:

Saudara-saudara,
demi Tuhan Yesus kami minta dan menasihati kalian:
Kalian telah mendengar dari kami,
bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah.
Hal itu memang sudah kalian turuti!
Tetapi baiklah kalian melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.
Kalian tahu juga petunjuk-petunjuk mana
yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus.

Yang dikehendaki Allah adalah supaya kamu semua kudus.
Ia menghendaki agar kalian menjauhi percabulan.
Hendaknya kamu masing-masing hidup dengan isterinya sendiri,
dalam kekudusan dan kehormatan,
bukan dalam keinginan hawa nafsu,
seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Dalam hal-hal ini
jangan ada orang memperlakukan saudaranya dengan tidak baik
atau memperdayakannya.
Sebab Tuhan akan membalas semuanya itu,
sebagaimana dahulu telah kami katakan
dan kami tegaskan kepadamu.
Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar,
melainkan untuk melakukan apa yang kudus.
Karena itu barangsiapa menolak ini, bukanlah menolak manusia,
melainkan menolak Allah yang telah memberikan Roh Kudus-Nya
juga kepadamu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 97:1-2b.5-6.10-12,R:12a

Refren: Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar.

*Tuhan adalah Raja.
Biarlah bumi bersorak-sorai,
biarlah banyak pulau bersukacita!
Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.

*Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan,
di hadapan Tuhan semesta alam.
Langit memberitakan keadilan-Nya,
dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.

*Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan,
bencilah kejahatan!
Dia memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya,
dan akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.

*Terang sudah terbit bagi orang benar,
dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati.
Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar,
dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.



Bait Pengantar Injil
Luk 21:36

Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu,
agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.



Bacaan Injil
Mat 25:1-13

"Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari
Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya,
"Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis,
yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin.
Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak.
Sedangkan yang bijaksana,
selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya.
Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang,
mengantuklah mereka semua, lalu tertidur.

Tengah malam terdengarlah suara orang berseru,
'Pengantin datang! Songsonglah dia!'
Gadis-gadis itu pun bangun semuanya
lalu membereskan pelita mereka.
Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana,
'Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.'
Tetapi yang bijaksana menjawab,
'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian.
Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.'

Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin,
dan yang sudah siap sedia
masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah.
Lalu pintu ditutup.
Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata,
'Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!'
Tetapi tuan itu menjawab,
'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.'

Karena itu, berjaga-jagalah,
sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Dari Bacaan Injil hari ini kita diajak untuk merenungkan kembali tentang himbauan Yesus agar kita berjaga-jaga karena kita tidak tahu kapan Anak Manusia akan datang.
Hari ini Yesus mengambil perumpamaan sepuluh gadis yang berjaga-jaga menantikan kedatangan pengantin.

Syarat paling dasar untuk menyambut Tuhan yang datang ke dalam kehidupan kita adalah kesediaan atau kemauan bebas untuk menyongsong dan menyambut Tuhan.
Ke sepuluh gadis itu bersedia menantikan kedatangan pengantin walau pun tidak dapat dipastikan kapan akan datang.
Cobalah periksa batin kita, apakah kita memiliki kemauan bebas untuk menyambut Tuhan dan bersekutu dengan-Nya?
Kemauan bebas artinya tidak terpaksa, apalagi takut, melainkan dengan kerelaan dan sukacita.

Syarat berikutnya adalah persiapan menjelang penyambutan.
Menyambut tamu agung tentulah perlu dipersiapkan sebaik mungkin, apakah itu pakaian yang digunakan, kebersihan dan kerapian, atau peralatan yang diperlukan untuk menyambut.
Para gadis itu membawa pelita untuk menyambut, dan juga membawa minyak dalam buli-bulinya.
Lima dari sepuluh gadis itu nampaknya kurang persiapan.
Mereka membawa pelita tetapi tidak membekali diri dengan minyak sebagai bahan bakarnya.
Pelita tanpa minyak takkan menyala dan menghasilkan cahaya.
Mari kita periksa lagi batin kita, apakah kita sudah melakukan persiapan untuk menyambut Tuhan dan bersekutu dengan-Nya?
Sudahkah kita bersihkan jiwa kita dari noda-noda dosa?
Sudahkah kita membekali diri kita dengan kasih dan damai Kristus?

Syarat berikutnya adalah ketekunan.
Karena pengantin yang ditunggu-tunggu tidak datang-datang juga, maka mengantuklah mereka, lalu tertidur.
Sebagai manusia lemah bisa jadi saja kita "mengantuk dan tertidur" di saat menanti-nantikan kedatangan Tuhan.
Sebaiknya memang mesti berjaga-jaga, jangan sampai tertidur.
Tak apalah kalau sampai tertidur, tetapi yang penting kita segera bangun ketika mendengar orang berseru-seru, "Pengantin datang! Songsonglah dia!"
Homili saat Misa atau renungan-renungan video, audio atau pun berupa teks, adalah orang yang berseru-seru.
Tidak ada target atau pun timeline, pengantin datang sewaktu-waktu, dan malahan datang pada waktu yang tak disangka-sangka.
Mari periksa lagi batin kita, apakah kita tekun menantikan kedatangan yang tak tentu ini?
Ke sepuluh gadis itu tertidur, tapi semuanya kemudian terbangun saat mendengar orang berseru-seru.
Maka hendaknya kita juga segera terbangun saat homili, renungan, dan sebagainya.
Ingatlah selalu, "Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat."  [Mat 24:13]

Pada saat pesta perkawinan diselenggarakan, yakni pada saat pengantin telah tiba, maka pada saat itu kita mesti sudah memenuhi persyaratannya sehingga layak dan pantas hadir di dalam pesta itu.
Jika tidak, maka kita tidak dapat turut serta dalam pesta itu, dan malahan "tuan rumah" akan berkata kepada kita, "Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian."



Peringatan Orang Kudus
Santo Pedro Armengol (1238-1304)
Pedro dikenal sebagai perampok ulung. Namun tiba-tiba ia bertobat dan masuk biara. Pedro menawarkan diri sebagai sandera untuk ditukar dengan 18 anak Kristen yang ditahan orang Muslim di Aljazair. Karena giat merasul di kawasan Islam ini, ia dihukum mati; akan tetapi secara ajaib, Pedro terbebas dari maut.

Santa Verena (350)
Wanita Mesir ini mengikuti legiun Thebais ke suatu garnisun baru di Swiss. Hingga akhir hidupnya ia berbuat amal dan bermatiraga. Ia dihormati sebagai santa pelindung para pelayan perempuan di pastoran.

Ruth (abad 11 seb. M.)
Wanita Moab ini dikenal dalam kaitannya dengan keluarga Elimelekh, sebuah keluarga Israel dari Betlehem, daerah Yehuda. Konon pada zaman pemerintahan hakim-hakim terjadilah kelaparan hebat di tanah Israel. Elimelekh bersama Naomi, isterinya dan kedua anaknya Mahlon dan Kilyon mengungsi ke Moab sebagai orang asing.
Sepeninggal Elimelekh, Mahlon dan Kilyon menikah dengan perempuan-perempuan Moab. Mahlon dengan Orpa, sedang Kilyon dengan Ruth. Sayang sekali bahwa Mahlon dan Kilyon kemudian meninggal dunia. Dengan demikian tinggallah Naomi bersama kedua menantunya Orpa dan Ruth.
Ketika didengar bahwa Tuhan telah membebaskan umatNya Israel dari kelaparan, pulanglah Naomi ke Betlehem, Yehuda bersama kedua menantunya. Di sana Ruth bertemu dan menikah dengan Boaz, saudara Elimelekh. Perkawinan Levirat ini adalah sah menurut hukum Israel demi melanjutkan keturunan Naomi. Ruth dan Boaz memperanakkan Obed, ayah dari Yesse, yang menjadi ayah dari Daud, Raja terbesar Israel. Dengan demikian Ruth dikenal sebagai leluhur Raja Daud dan Yesus Kristus yang lahir dari keturunan Daud (Mat 1: 5).

*Catatan: Hari Jumat Pertama dalam bulan.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-08-31 Kamis.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Kamis, 31 Agustus 2017



Bacaan Pertama
1Tes 3:7-13

"Semoga Tuhan membuat kalian berkelimpahan dalam kasih persaudaraan."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:

Saudara-saudara,
dalam segala kesesakan dan kesukaran
kami merasa terhibur oleh kalian dan iman kalian.
Sekarang kami hidup kembali,
asal saja kalian teguh berdiri dalam Tuhan.

Sebab ucapan syukur apakah
yang dapat kami persembahkan kepada Allah
atas segala sukacita
yang kami peroleh dari padamu di hadapan Allah kita?
Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh,
supaya kita dapat bertemu muka
dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu.
Semoga Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita,
membukakan kami jalan kepadamu.
Semoga Tuhan membuat kalian bertambah
dan berkelimpahan kasih satu sama lain
dan dalam kasih terhadap semua orang,
seperti kami pun menaruh kasih kepada kalian.
Semoga Ia menguatkan hatimu,
supaya tak bercacat dan kudus di hadapan Allah dan Bapa kita
pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita,
bersama semua orang kudus-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 90:3-4.12-13.14.17,

Refren: Penuhilah kami dengan kasih setia-Mu, ya Tuhan,
supaya kami bersukacita.

*Tuhan, Engkau mengembalikan manusia kepada debu,
hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"
Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin,
atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.

*Ajarlah kami menghitung hari-hari kami,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Kembalilah, ya Tuhan, -- berapa lama lagi? --
dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

*Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu,
supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat.
Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami!
Teguhkanlah perbuatan tangan kami,
ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!



Bait Pengantar Injil
Mat 24:42a.44

Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah,
sebab kalian tidak tahu bilamana Anak Manusia datang.



Bacaan Injil
Mat 24:42-51

"Hendaknya kalian selalu siap siaga."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
"Berjaga-jagalah,
sebab kalian tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.
Tetapi ketahuilah ini:
Jika tuan rumah tahu
pada waktu mana pencuri datang waktu malam,
pastilah ia berjaga-jaga dan tidak membiarkan rumahnya dibongkar.
Sebab itu hendaklah kalian selalu siap siaga,
sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kalian duga."

Siapakah hamba yang setia dan bijaksana,
yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya
untuk memberi makan kepada mereka pada waktunya?
Berbahagialah hamba,
yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya itu,
ketika tuannya datang.
Aku berkata kepadamu:
Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia
menjadi pengawas segala miliknya.

Akan tetapi jika hamba itu jahat, dan berkata di dalam hatinya,
'Tuanku tidak datang-datang,'
lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain,
dan makan minum bersama para pemabuk,
maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak ia sangka,
dan pada saat yang tidak ia ketahui.
Maka hamba itu akan dibunuhnya
dan dibuatnya senasib dengan orang-orang munafik.
Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi."

Demikianlan sabda Tuhan.



Renungan Injil
Bacaan Injil hari ini diambil dari perikop tentang nasehat Yesus agar kita berjaga-jaga sebab kita tidak tahu kapan Anak Manusia akan datang untuk menghakimi semua perbuatan kita.
Yesus mengingatkan kita apa yang telah terjadi di jaman nabi Nuh.
Orang-orang tidak menyadari apa yang akan menimpa mereka.
Mereka malah mentertawakan Nuh karena membuat kapal yang sangat besar di atas bukit.

Pada hari kedatangan Tuhan, orang-orang yang dengan setia dan bijaksana melaksanakan pekerjaan sesuai yang diperintahkan-Nya akan selamat, sedangkan yang tidak setia akan dicampakkan ke dalam dapur api, tempat ratapan dan kertak gigi.

Kita diminta untuk melaksanakan perintah-perintah Tuhan, sekali pun perintah-Nya itu aneh dan tak masuk akal maupun perintah yang sangat sulit untuk dikerjakan, sama seperti perintah Tuhan kepada Nuh yang membuat kapal besar di atas bukit.
Memberikan pipi kiri ketika pipi kanan kita ditampar, atau berdoa bagi orang yang memusuhi dan membenci kita, adalah contoh dari perintah yang memang harus kita akui sulit untuk dilaksanakan, dan barangkali akan dianggap "aneh" oleh orang pada umumnya.

Saya tidak terlalu pusing dengan hari kedatangan Tuhan itu, karena Yesus telah memberitahukan kalau Anak Manusia datang pada saat yang tidak kita duga sama sekali.
Saya lebih senang melaksanakan saja perintah Yesus untuk berjaga-jaga setiap saat, agar kapan pun hari itu datang saya sudah cukup siap untuk menyambutnya.
Berjaga-jaga artinya tidak tidur atau teledor atau pun mengabaikan alias "egepe".
Pepatah mengatakan "Sesal kemudian tiada berguna".
Oleh karena itu, marilah kita siap siaga selalu, daripada timbul penyesalan di kemudian hari, yakni di saat sudah tidak ada lagi kesempatan untuk memperoleh pengampunan-Nya.



Peringatan Orang Kudus
Santo Raymundus Nonnatus, Pengaku Iman
Julukan 'Nonnatus' yang berarti 'Yang tidak dilahirkan' sertamerta menunjukkan kepada kita bahwa ada suatu keanehan seputar saat kelahiran Raymundus. Memang Raymundus lahir tidak seperti biasanya.
Ibunya meninggal dunia karena sakit keras selagi Raymundus masih ada dalam kandungan. Demi menyelamatkan dia, dokter terpaksa melakukan operasi terhadap ibunya yang sudah tak bernyawa lagi. Dokter berhasil mengeluarkan dia dari rahim ibunya. Karena itulah, ia dijuluki 'Nonnatus'.
Raymundus lahir di Portello Katalonia, Spanyol pada tahun 1204. Ayahnya seorang bangsawan dari keluarga Sarrois yang disebut juga keluarga Segers. Meskipun berdarah bangsawan, namun keluarganya hidup miskin dan serba kekurangan. Raymundus mengalami kegetiran hidup itu selama masa mudanya. Meskipun terlilit kemiskinan, ia tetap riang. Dalam doa dan imannya yang teguh, ia menyerahkan hidupnya kepada penyelenggaraan ilahi Allah. Dalam situasi sulit ini, ia mengatakan keinginannya untuk menjadi seorang biarawan. Ayahnya tidak merestui dan menyuruh dia mengusahakan kebun mereka yang terletak jauh dari kampung halaman dengan maksud agar dia dapat melupakan cita-citanya itu. Namun usaha sang ayah ini tidak berhasil. Sebaliknya Raymundus lebih banyak mempunyai waktu untuk berdoa dan merenung.
Setelah mengalami banyak kesulitan, ia diterima oleh Santo Petrus Nolaskus dalam tarekat Mercederian. Ordo ini didirikan pada tahun 1256 dengan tujuan pokok ialah membebaskan para budak dan tawanan yang beragama Kristen dari tangan orang-orang Islam. Mula-mula Raymundus bekerja di Barcelona selama 3 tahun. Kemudian ia diutus ke Aljazair, Afrika Utara untuk menebus para budak dan tawanan Kristen dari tangan orang-orang Islam. Ia membawa banyak uang untuk menebus mereka. Namun uang itu ternyata tidak mencukupi. Karena itu ia dengan sukarela menyerahkan diri sebagai pengganti para budak dan tawanan itu. Ia bekerja keras sambil mewartakan Injil Kristus dan mengajar agama. Kegiatannya ini menimbulkan amarah besar di kalangan para majikan dan mandor, karena pengajarannya dianggap sangat merugikan mereka.
Raymundus dipenjarakan selama 8 bulan dengan siksaan yang berat. Bibirnya dilubangkan dan dikunci sehingga ia tidak bisa lagi mengajar orang banyak. Untunglah bahwa uang tebusan baginya segera tiba, sehingga ia dapat segera dibebaskan dan bisa kembali ke Spanyol.
Di sana ia mendapat kabar bahwa Paus Gregorius IX sangat terharu dan kagum akan ketabahan dan keberaniannya mewartakan Injil Kristus kepada orang-orang Islam. Paus mengangkatnya menjadi Kardinal dan mengundangnya datang ke Roma. Tetapi rupanya Tuhan sudah puas dengan jasa-jasanya. Sementara di tengah perjalanan, ia jatuh sakit dan menghembuskan nafasnya di Cardona, dekat Barcelona. Raymundus meninggal dunia pada tahun 1240. la dihormati sebagai pelindung para ibu yang akan melahirkan.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-08-30 Rabu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Rabu, 30 Agustus 2017



Bacaan Pertama
1Tes 2:9-13

"Sambil bekerja siang malam, kami memberitakan Injil Allah kepada kalian."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika:

Saudara-saudara,
kalian tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah kami.
Sebab kami bekerja siang malam,
agar jangan menjadi beban bagi siapa pun di antaramu.
Di samping itu kami pun memberitakan Injil Allah kepada kalian.
Kalianlah saksinya, demikian pula Allah,
betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku
di antara kalian yang telah menjadi percaya.

Kalian tahu, betapa kami telah menasihati kalian
dan menguatkan hatimu masing-masing,
seperti seorang bapa terhadap anak-anaknya;
dan betapa kami telah meminta dengan sangat,
agar kalian hidup sesuai dengan kehendak Allah,
yang memanggil kalian ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya.
Karena itulah
kami tak putus-putusnya mengucap syukur kepada Allah,
sebab kalian telah menerima sabda Allah yang kami beritakan itu.
Pemberitaan kami itu telah kalian terima
bukan sebagai kata-kata manusia, melainkan sebagai sabda Allah,
sebab memang demikian.
Dan sabda Allah itu bekerja giat di dalam diri kalian yang percaya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 139:7-12b,R:1a

Refren: Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.

*Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu,
ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana;
jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati,
Engkau ada di situ.

*Jika aku terbang dengan sayap fajar,
dan membuat kediaman di ujung laut,
di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku,
dan tangan kanan-Mu memegang aku.

*Jika aku berkata, "Biarlah kegelapan melingkupi aku,
dan terang sekelilingku menjadi malam,"
maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu.



Bait Pengantar Injil
1Yoh 2:5

Sempurnakanlah cinta Allah dalam hati orang
yang mendengarkan sabda Kristus.



Bacaan Injil
Mat 23:27-32

"Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada waktu itu Yesus bersabda,
"Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian orang-orang munafik,
sebab kalian itu seperti kuburan yang dilabur putih.
Sebelah luarnya memang tampak bersih,
tetapi sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
Demikian pula kalian,
dari sebelah luar nampaknya benar,
tetapi sebelah dalam penuh kemunafikan dan kedurjanaan.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian orang-orang munafik,
kalian membangun makam bagi nabi-nabi
dan memperindah tugu peringatan bagi orang-orang saleh,
dan sementara itu kalian berkata,
'Seandainya kami hidup pada zaman nenek moyang kita,
tentulah kami tidak ikut membunuh para nabi.'
Tetapi dengan demikian kalian bersaksi melawan dirimu sendiri,
bahwa kalian keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
Jadi, penuhilah takaran para leluhurmu!"

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Injil Matius pasal 23 berisikan 39 ayat tentang kecaman Yesus kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi.
Sebagian daripadanya adalah Bacaan Injil hari ini.
Secara ringkas dapat kita simpulkan bahwa mereka sangat memahami hukum Taurat Musa, dikatakan oleh Yesus sebagai "menduduki kursi Musa", sehingga layaklah umat menuruti dan melakukan apa yang diajarkan oleh mereka.
Tetapi jangan menuruti perbuatan mereka karena yang mereka perbuat tidak sesuai dengan yang mereka ajarkan.
Mereka dipenuhi kemunafikan, melakukan hal-hal dmi kepentingan diri mereka sendiri.
Dengan kata lain, mereka memanipulasi hukum Taurat.
Ini jelas akan menghasilkan penghukuman yang berat, yang mesti mereka tanggung.

Mari kita refleksikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tentu kita semua sangat berkeinginan untuk mematuhi Injil, melaksanakan segala perintah-perintah yang dituangkan di dalamnya, tetapi pada kenyataannya berulang-ulang kali perbuatan kita tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan Injil.
Itulah dosa-dosa yang kita tabung menjadi bertumpuk-tumpuk.
Tidaklah salah kalau ternyata kita tak ubahnya orang Farisi atau ahli Taurat.

Lalu mesti bagaimana?
Kalau kita ibaratkan pelanggaran terhadap Injil itu seperti debu kotoran yang setiap saat bisa datang dan menempel di tubuh kita, dapat saja kemudian kita mengatakan kalau sesungguhnya kita tidak dengan sengaja menempelkan kotoran di tubuh kita.
Debu kotoran itulah yang selalu datang kepada kita, namanya juga dunia ini penuh kekotoran.
Kalau kita hidup di tempat yang bersih tentulah terhindar dari kotoran.
Ini sama saja seperti mencari kambing hitam, menuduh orang lain sebagai penyebabnya, atau menuduh kalau dunia yang kotor inilah yang mesti bertanggungjawab.

Saya rasa tidaklah demikian.
Kita bisa mandi dua kali se hari agar bersih dari debu kotoran.
Begitu pula dengan jiwa kita, perlu secara berkesinambungan kita bersihkan dari noda-noda dosa, melalui penyesalan dan pertobatan.
Namun pertobatan yang tidak disertai kapok atau jera akan membuat kita mengulangi perbuatan yang sama di kemudian hari.
Kalau kita mau, kita bisa kok menghindari diri dari kekotoran dunia, misalnya dengan menggunakan sandal atau sepatu untuk menghindari kaki terkena kotor.
Menjaga kebersihan jiwa dapat kita lakukan sebagaimana kita menjaga kebersihan badan kita.
Kalau toh tak terhindarkan, bisa kok kita bersihkan, itu kalau kita mau.
Kalau kita berpikiran, "Percuma saja mandi, nanti toh akan kotor lagi"  atau "Percuma saja membersihkan rumah nanti juga kotor lagi."
Ini yang disebut keputus-asaan.
Kalau masih berharap, kita bisa menyediakan tempat sampah agar kotoran tak berserakan di mana-mana.
Menjaga jiwa dan raga agar tetap bersih sesungguhnya merupakan pekerjaan yang paling utama di dalam hidup kita, mengalahkan segala pekerjaan lainnya.



Peringatan Orang Kudus
Beato Ghabra Mikael, Martir
Ghabra Mikael - yang berarti 'Hamba dari Mikael' - adalah martir bangsa Afrika. Ia lahir di Etiopia pada tahun 1790. Semenjak kecil, ia hidup dan dididik di dalam lingkungan dan iman bidaah Arianisme yang menyangkal kemanusiaan Yesus Kristus. Ghabra dikenal cerdas dan saleh. Setelah menyelesaikan studinya di sekolah menengah, ia masuk biara Mertulai - Miryam di Etiopia. Oleh rekan-rekannya ia dikenal sebagai seorang biarawan yang saleh dan pintar, namun ia dicurigai sebagai seorang yang tidak menerima ajaran bidaah Arianisme. Meskipun demikian, Ghabra tetap kokoh pada pendiriannya. Ia tetap tekun mempelajari teologi dan berdoa memohon penerangan ilahi agar dapat menemukan kebenaran sejati mengenai Yesus Kristus. Ia pun rajin mengunjungi berbagai biara yang tersebar di kawasan itu untuk mempelajari cara hidup mereka. Seluruh hidupnya hingga ia berusia 50 tahun boleh dikatakan merupakan suatu usaha pencarian terus menerus kebenaran sejati Yesus Kristus. Apa yang diajarkan Arianisme ditolaknya mentah-mentah. Sebaliknya ia mulai lebih tertarik pada ajaran yang disebarkan oleh iman Katolik, bahwa Yesus Kristus itu sungguh Allah dan sungguh Manusia.
Oleh pengaruh Yustinus de Yakobis, seorang uskup dari tarekat Kongregasi Misi, Ghabra dengan tegas memutuskan untuk memeluk iman Katolik. Ia bertobat pada tahun 1844. Tujuh tahun kemudian (1851), Yustinus menahbiskan dia menjadi imam. Bersama Uskup Yustinus, Ghabra giat mengajar agama dan membangun sebuah kolese untuk mendidik anak-anak Etiopia. Ia juga menulis sebuah buku Katekismus dalam bahasa Etiopia. Atas restu Uskup Yustinus; ia pun mendirikan sebuah seminari untuk mendidik calon-calon imam pribumi Etiopia.
Semua kegiatan ini menimbulkan amarah besar dari para penganut Arianisme terutama Abuna Salama, Uskup Gereja Arian. Atas hasutannya, Teodorus II, raja Abessinia, melancarkan penganiayaan besar atas semua orang lain yang tidak menganut ajaran Arianisme. Ghabra bersama beberapa orang Katolik pengikutnya ditangkap dan disesah. Ghabra dipenjarakan di dalam sebuah kandang ternak yang sangat kotor. Setiap kali disesah, ia dengan tenang dan tegas menjawab: "Karena imanku aku akan tetap melawan kamu, namun demi cinta kasih Kristiani aku akan terus berbuat baik kepada kamu ". Akhirnya karena penderitaan yang ditanggungnya dan karena serangan penyakit kolera, Ghabra meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 1855.
Ghabra, seorang martir Kristus yang kokoh imannya. Seluruh hidup dan perjuangannya dapat dikatakan secara ringkas sebagai suatu pemuliaan terhadap Sabda Allah yang menjadi manusia. Ia meninggal dunia sebagai seorang imam yang saleh dari tarekat Kongregasi Misi atau tarekat Imam-imam Lazaris.

Santo Heribertus, Uskup
Heribertus lahir di kota Worms, Jerman pada tahun 970. Orangtuanya mempercayakan dia kepada Abbas Gorsse, pemimpin biara Benediktin Lorraine untuk dididik sesuai dengan cara hidup Kristiani. Pendidikan dan cara hidup di biara itu berhasil menanamkan dalam batinnya hasrat yang kuat untuk menjalani hidup membiara. Namun cita­citanya itu tidak direstui oleh ayah dan sanak keluarganya. Heribertus segera dipanggil pulang ke Worms agar tidak lagi terpengaruh oleh cara hidup membiara.
Namun rencana Tuhan atas dirinya tak terselami manusia. Meskipun orangtuanya berusaha keras menghindarkan dia dari cita-cita hidup membiara itu, ia tetap menunjukkan kesalehan hidup yang mengagumkan. Melihat cara hidupnya itu, ia kemudian ditahbiskan menjadi imam. Oleh Raja Otto III, ia diangkat menjadi penasehat pribadi baik dalam kehidupan politik maupun dalam kehidupan rohani. Prestasi kariernya terus meningkat dengan pengangkatannya sebagai Vikaris Jenderal keuskupan Koln, dan kemudian sebagai Uskup Agung Koln.
Heribertus memanfaatkan kedudukannya sebagai penasehat pribadi raja dan sebagai imam untuk menunjukkan cinta kasih Allah kepada orang banyak. Bersama Otto III, ia mendirikan gereja dan biara di kota Deutss, sebelah kota Rhein, atas tanggungan kerajaan. Ia dengan giat merawat orang-orang sakit dan memperhatikan nasib para kaum miskin. Sebagian besar pendapatannya dibagi baik untuk kepentingan Gereja maupun untuk kepentingan aksi-aksi sosial itu. Ia sendiri hidup dari sisa uang yang diterimanya dari raja. Kepada imam-imamnya yang mengalami kesulitan keuangan, ia mendermakan juga sebagian dari pendapatannya.
Sekali peristiwa, ia menemani Otto III ke Italia untuk sesuatu urusan politik. Tak terduga-duga, Otto III meninggal seketika karena keracunan. Dalam kebingungan dan kesedihan, ia membawa pulang jenazah Otto III ke Aachen, Jerman dan menguburkannya secara terhormat. Peristiwa ini menimbulkan pertentangan hebat antara dia dan Pangeran Heinrich II. Ia dituduh sengaja meracuni Otto III dengan maksud untuk mengambil alih kekuasaan sebagai raja. Ketegangan ini baru mereda ketika Pangeran Heinrich dilantik menjadi raja menggantikan ayahnya.
Tanpa menaruh dendam pada Heinrich, Heribertus dengan senang hati melepaskan tugasnya sebagai penasehat raja dan mulai memusatkan perhatiannya pada kehidupan rohaninya dan pada pelayanan umat. Ia mulai lebih banyak berdoa dan melakukan silih. Pada musim kering, ia bersama umat mengadakan perarakan dari gereja Santo Severinus ke gereja Santo Pantaleon. Dalam kotbah-kotbahnya ia menghimbau agar umat bertobat dan percaya kepada kerahiman Allah. Kepada imam-imamnya, ia mengadakan kunjungan-kunjungan pastoral dan menggalakkan pembinaan rohani untuk meneguhkan mereka dalam panggilan dan karyanya. Heribertus dikenal sebagai seorang uskup yang saleh dan sayang pada umatnya. Ia meninggal dunia pada tahun 1021 karena serangan penyakit.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-08-29 Selasa.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Selasa, 29 Agustus 2017

PW Wafatnya S. Yohanes Pembaptis



Bacaan Pertama
Yer 1:17-19

"Sampaikanlah kepada Yehuda
segala yang Kuperintahkan kepadamu.
Janganlah gentar terhadap mereka."

Pembacaan dari Kitab Yeremia:

Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia,
"Baiklah engkau bersiap!
Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku
segala yang Kuperintahkan kepadamu.
Janganlah gentar terhadap mereka,
supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!
Mengenai Aku,
sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau
menjadi kota yang berkubu,
menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga
melawan seluruh negeri ini,
menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya,
menentang para imam dan rakyat negeri lain.
Mereka akan memerangi engkau,
tetapi tidak akan mengalahkan engkau,
sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau,
demikianlah firman Tuhan."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 71:1-4a.5-6b.15.17,R:15a

Refren: Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu.

*Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung,
janganlah sekali-kali aku mendapat malu.
Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu,
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!

*Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh,
kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri;
sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku.
ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.

*Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan,
Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah.
Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan,
Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.

*Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu,
dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu,
sebab aku tidak dapat menghitungnya.
Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku,
dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

ATAU MAZMUR LAIN:
Mzm 139:1-6
Refrein: Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal kami.

*Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;
Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri,
Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring,
segala jalanku Kaumaklumi.

*Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan,
sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan.
Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku,
dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku.
Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu,
terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.



Bait Pengantar Injil
Mat 5:10

Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.



Bacaan Injil
Mrk 6:17-29

"Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku
kepala Yohanes Pembaptis."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa
Herodeslah menyuruh orang menangkap Yohanes
dan membelenggunya di dalam penjara
berhubung dengan peristiwa Herodias,
yakni bahwa Herodes telah memperistri Herodias,
isteri Filipus saudaranya.
Yohanes pernah menegur Herodes,
"Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"
Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes,
dan bermaksud membunuh dia,
tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes,
karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci;
jadi ia melindunginya.
Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes,
hati Herodes selalu terombang-ambing;
namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.

Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias,
yakni ketika Herodes - pada hari ulang tahunnya
mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar,
para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea.
Pada waktu itu Puteri Herodias tampil lalu menari,
dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya.
Maka Raja berkata kepada gadis itu,
"Minta dari padaku apa saja yang kauingini,
maka akan kuberikan kepadamu!"
Lalu Herodes bersumpah kepadanya,
"Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu,
sekalipun itu setengah dari kerajaanku!"

Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya,
"Apa yang harus kuminta?"
Jawab ibunya, "Kepala Yohanes Pembaptis!"
Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta,
"Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku
kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!"

Maka sangat sedihlah hati raja!
Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya,
ia tidak mau menolaknya.
Raja segera menyuruh seorang pengawal
dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes.
Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
Ia membawa kepala itu di sebuah talam
dan memberikannya kepada Herodias,
dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.

Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu,
mereka datang dan mengambil mayatnya,
lalu membaringkannya dalam kubur.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Bertepatan dengan peringatan wajib Wafatnya Santo Yohanes Pembaptis hari ini, kita akan merenungkan sosok Herodias yang menaruh dendam kesumat kepada Yohanes Pembaptis, lalu memperalat anak gadisnya sendiri untuk meminta "kepala Yohanes Pembaptis".
Sampai sekarang ini masih sering kita jumpai orangtua yang berperilaku seperti Herodias, menyimpan dendam atau kebencian lalu memperalat anaknya untuk melampiaskan dendamnya terhadap seseorang.

Mulai dari yang ringan-ringan, orangtua mempengaruhi pandangan anaknya terhadap seseorang yang tidak disukai oleh orangtuanya sehingga anaknya pun akhirnya tidak menyukai orang itu.
Maka tidaklah heran ketika kita mendengar berita ada orangtua bekerjasama dengan anaknya untuk menganiaya orang lain.
Anaknya adalah korban kebencian orangtuanya.
Orangtuanya adalah jelmaan Herodias.
Dan yang mereka lakukan sudah tergolong kejahatan besar, tidak lagi dapat dikatakan ringan.

Yesus tidak membiarkan kita menjadi korban dari orang yang berperilaku seperti Herodias.
Maka Yesus pun meminta agar kita cerdik seperti ular dalam menghadapi herodias-herodias yang bisa jadi saja ada di sekitar kita.
Yesus juga meminta kita untuk berdamai dengan musuh-musuh kita, maksudnya dengan orang-orang yang memusuhi kita, dan bahkan kita mesti berdoa bagi mereka.
Sesungguhnya Yesus ingin agar kita selamat dari niat dan perbuatan jahat orang lain, menghindari permusuhan.
Janganlah sampai terjadi, hidup kita berakhir sama seperti Yohanes Pembaptis.

Lalu, apakah ini artinya kita mesti melakukan pembiaran terhadap ketidak-benaran yang terjadi di sekitar kita?
Tidak juga.
Jika orang itu adalah orang dekat kita, sanak saudara kita, tentulah kita mesti membantu orang itu, mencegahnya melakukan ketidak-benaran, perbuatan yang hanya menghasilkan penghakiman Tuhan.
Ada tata-caranya untuk membantu.
Mula-mula dengan menegur secara empat-mata.
Jika tidak dihiraukan barulah melibatkan dua-tiga orang lain untuk membantu.
Jika upaya ini pun tidak membuahkan hasil, barulah libatkan lebih banyak orang lain, bila perlu, libatkan khalayak ramai.
Jika semua upaya ini tidak berhasil, tetap Yesus tidak mengijinkan kita untuk melakukan penghakiman, dilarang untuk menganiaya atau melakukan perbuatan jahat sekali pun kita berada di pihak yang benar.
Yesus mau agar kita menganggap orang itu sebagai orang yang tidak mengenal Tuhan.
Artinya, kita mesti tekun dalam mengenalkan Tuhan kepadanya.
Jika ia mau mengenal-Nya, maka peluang terjadinya pertobatan akan terbuka lebar.



Peringatan Orang Kudus
Santo Wafatnya Santo Yohanes Pembaptis
Pada tanggal 24 Juni Gereja merayakan pesta Kelahiran Yohanes Pembaptis; sedangkan pada hari ini, 29 Agustus, Gereja mengajak seluruh umat untuk memperingati kemartirannya.
Kemartiran Yohanes berkaitan erat dengan tegurannya yang pedas kepada Raja Herodes karena ia memperisteri Herodias, isteri Filipus, saudaranya secara tidak sah. Herodes marah dan mencampakkan Yohanes ke dalam penjara.   Herodias pun marah dan tak henti-hentinya berusaha mencari kesempatan untuk membunuh Yohanes. 
Kesempatan emas itu akhirnya tiba juga. Pada hari ulang tahunnya, Herodes mengadakan jamuan makan untuk para petinggi kerajaan di seluruh Galilea. Kesempatan ini dimanfaatkan Herodias untuk melaksanakan niat jahatnya atas diri Yohanes. Ia menyuruh puterinya menari dihadapan para tamu. Tariannya sungguh menawan hati para tamu yang sudah mulai mabuk itu. Herodes tampak bangga dan gembira. Terdorong oleh kebanggaannya itu, Herodes berkata kepada gadis itu: "Mintalah kepadaku apa saja seturut kehendakmu. Aku akan memberikannya kepadamu". Herodes bahkan bersumpah di hadapan para tamu: "Apa saja yang kauminta, akan kuberikan, sekalipun separuh dari kerajaanku". Gadis itu tidak tahu apa yang harus dimintanya. Karena itu ia berlari kepada ibunya Herodias untuk memintai pendapatnya. Tanpa banyak pikir, Herodias berkata: "Kepala Yohanes Pembaptis!"
Gadis itu segera menghadap Herodes dan berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di dalam sebuah talam". Herodes sedih tetapi karena sumpahnya dan karena malu kepada tamu-tamunya, ia segera memerintahkan pengawal-pengawalnya untuk memenggal kepala Yohanes pada hari itu juga. Injil Mateus 14 mengatakan bahwa kepala Yohanes itu diletakkan di dalam sebuah talam dan diberikan kepada puteri Herodias itu.
Karena kesetiaannya kepada Allah dan panggilannya sebagai nabi pendahulu Yesus, Yohanes mati di bawah kuasa kelaliman Herodes. Ia mati dibunuh pada tahun 31.

Santa Sabina, Martir
Sabina adalah isteri seorang bangsawan Romawi Kristen bernama Valentinus. Ia menjadi Kristen di bawah bimbingan Seraphia, seorang gadis Kristen yang saleh. Sabina-lah yang mengurusi pemakaman Seraphia ketika ia dibunuh oleh kaki-tangan Kaisar Hadrianus pada abad kedua. Perbuatannya ini akhirnya juga menyebabkan dia ditangkap dan dibunuh. Sabina dihormati sebagai pelindung ibu rumah tangga dan anak-anak.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-08-28 Senin.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Senin, 28 Agustus 2017

PW S. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
1Tes 1:2b-5.8b-10

"Kalian telah berbalik dari berhala-berhala kepada Allah,
untuk menantikan kedatangan Anak-Nya yang telah dibangkitkan."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:

Saudara-saudara,
Kami selalu mengenang kalian dalam doa-doa kami.
Sebab kami selalu teringat akan amal imanmu,
akan usaha kasihmu dan ketekunan harapanmu
di hadapan Allah dan Bapa kita.

Saudara-saudara yang dikasihi Allah,
Kami tahu bahwa Allah telah memilih kalian.
Sebab Injil yang kami wartakan disampaikan kepada kalian
bukan dengan kata-kata saja, melainkan juga dengan kekuatan,
dalam Roh Kudus dan kepastian yang kokoh.
Kalian sendiri tahu,
bagaimana kami telah bekerja di antara kalian,
demi kepentingan kalian.

Di mana-mana telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah.
sehingga kami tidak usah berbicara lagi tentang hal itu.
Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami,
bagaimana kalian menyambut kami,
dan bagaimana kalian berbalik dari berhala-berhala kepada Allah
untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar,
serta untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga,
yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati,
yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 149:1-6a.9b,R:4a

Refren: Tuhan berkenan akan umat-Nya.

*Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru!
Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh!
Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya,
biarlah Sion bersorak-sorak atas raja mereka!

*Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian,
biarlah mereka bermazmur kepada-Nya
dengan rebana dan kecapi!
Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya,
Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.

*Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan,
biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur!
Biarlah pujian pengagungan Allah
ada dalam kerongkongan mereka;
itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.



Bait Pengantar Injil
Yoh 10:27

Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan,
Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.



Bacaan Injil
Mat 23:13-22

"Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta!"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari
Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
"Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian orang-orang munafik,
karena kalian menutup pintu Kerajaan Surga di depan orang.
Sebab kalian sendiri tidak masuk
dan kalian merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian, orang-orang munafik,
sebab kalian menelan rumah janda-janda
sementara mengelabui indra orang dengan doa yang panjang-panjang.
Sebab itu kalian pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian, orang-orang munafik,
sebab kalian mengarungi lautan dan menjelajah daratan
untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu
dan sesudah ia bertobat, kalian menjadikan dia orang neraka,
yang dua kali lebih jahat dari pada kalian sendiri.

Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata,
'Bila bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah;
tetapi bersumpah demi emas bait suci, sumpah itu mengikat.'
Hai kalian, orang-orang bodoh dan orang-orang buta,
manakah yang lebih penting,
emas atau bait suci yang menguduskan emas itu?
Dan kalian berkata, 'Bila bersumpah demi mezbah,
sumpah itu tidak sah;
tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya,
sumpah itu mengikat.'
Hai kalian orang-orang buta, manakah yang lebih penting,
persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah,
ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu
yang terletak di atasnya.
Dan barangsiapa bersumpah demi bait suci,
ia bersumpah demi bait suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.
Dan barangsiapa bersumpah demi surga,
ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia,
yang bersemayam di atasnya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Hari Minggu kemarin kita telah mendengarkan dan merenungkan perihal pintu Kerajaan Surga.
Yesus berkata kepada Petrus, "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.
Apa saja yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga,
dan apa saja yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga."
Hari ini menjadi lebh jelas mengapa Yesus melakukan penyerahan "kunci" itu.
Ternyata ada orang-orang munafik yang malah menutup pintu Kerajaan Surga dan merintangi orang-orang yang berusaha untuk masuk.
Terhadap merekalah ujaran Yesus pada Bacaan Injil hari ini ditujukan, yakni orang-orang yang bukannya menolong tetapi malah mencelakai orang-orang yang bertobat, menjadikannya orang neraka.

Hal ini tentu saja membuat kita menjadi was-was, khawatir kalau kita juga disesatkan oleh mereka yang nampak saleh dan baik padahal menjerumuskan kita, karena mereka itu seperti musang berbulu domba.
Kekhawatiran seperti ini tentu akan menghalang-halangi pertumbuhan iman kita, membuat kita menjadi lebih sulit mempercayai apakah sesuatu itu berasal dari Allah Bapa kita atau berasal dari si jahat.

Oleh karenanya, Yesus telah menasehati kita, agar kita senantiasa berpegang kepada Injil karena dari situlah sumber kebenaran berasal.
Lalu bagaimana sikap kita terhadap upaya-upaya penyesatan itu?
Kita hanyalah domba-domba yang lemah, yang bisa jadi saja tidak menyadari kalau kita sedang disesatkan.
Tetapi janganlah menjadi khawatir, apalagi sampai berlebihan, karena Yesus menyalahkan orang yang melakukan penyesatan, bukan orang yang disesatkan.
Malah terhadap orang yang disesatkan Yesus menaruh belas-kasihan, dan pertolongan-Nya akan datang untuk membebaskan kita dari upaya penyesatan.

Cukup Yesus sendirilah yang mengutuk para penyesat itu.
Tak perlulah kita ikut-ikut berteriak terhadap mereka.
Berdoalah bagi mereka, agar para penyesat itu ditobatkan.
Terlebih kepada mereka yang telah menyatakan menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan, menjadi pastor atau suster.
Terlibatlah dalam upaya penyelamatan, tidak menjadi hakim bagi mereka.
Sesungguhnya mereka adalah para pemimpin buta; itulah yang dikatakan oleh Yesus.
"Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.
Biarkanlah mereka itu.
Mereka orang buta yang menuntun orang buta.
Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang."  [Mat 15:13-14]



Peringatan Orang Kudus
Santo Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
Agustinus adalah bapa Gereja purba yang terkenal. Ia lahir di Tagaste (sekarang: Souk-Ahras), Afrika Utara pada tanggal 13 Nopember 354. Ibunya, Monika, seorang beriman Kristen dari sebuah keluarga yang taat agama; sedangkan ayahnya, Patrisius, seorang tuan tanah dan sesepuh kota yang masih kafir. Berkat semangat doa Monika yang tak kunjung padam, Patrisius baru bertobat dan dipermandikan menjelang saat kematiannya. Kekafiran Patrisius sungguh berpengaruh besar pada diri anaknya Agustinus. Karena itu Agustinus belum juga dipermandikan menjadi Kristen meskipun ia sudah besar. Usaha ibunya untuk menanamkan benih iman Kristen padanya seolah-olah tidak berdaya mematahkan pengaruh kekafiran ayahnya.
Semenjak kecil Agustinus sudah menampilkan kecerdasan yang tinggi. Karena itu ayahnya mencita-citakan agar ia menjadi seorang yang terkenal. Ia masuk sekolah dasar di Tagaste. Karena kecerdasannya, ia kemudian dikirim untuk belajar bahasa Latin dan macam-macam tulisan Latin di Madauros. Pada usia 17 tahun, ia dikirim ke Kartago untuk belajar ilmu retorika. Di Kartago, ia belajar dengan tekun hingga menjadi seorang murid yang terkenal. Namun hidupnya tidak lagi tertib oleh karena pengaruh cara hidup banyak orang yang tidak mengikuti aturan­aturan moral. Ia menganut aliran Manikeisme, suatu sekte keagamaan dari Persia yang mengajarkan bahwa semua barang material adalah buruk. Minatnya pada aliran ini berakhir ketika ia menyaksikan kebodohan Faustus, seorang pengajar Manikeisme. Selanjutnya selama beberapa tahun, ia meragukan semua kebenaran agama-agama.
Pada tahun 383 ia pergi ke Roma lalu ke Milano, kota pemerintahan dan kota kediaman Uskup Ambrosius. Di Milano ia mengajar ilmu retorika. Banyak orang Roma berbondong-bondong datang kepadanya hanya untuk mendengarkan kuliah dan pidatonya. Di kota itu pun ia berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius, seorang mantan gubernur yang saleh. Ia menyaksikan dari dekat cara hidup para biarawan yang mengikuti suatu disiplin hidup yang baik dan membahagiakan. Mereka bijaksana, ramah dan saling mengasihi. Hatinya tersentuh dan mulailah ia berpikir: "Apa yang mendasari hidup mereka? Injilkah yang menjiwai hidup mereka itu?" Kecuali itu, ia sering mendengar kotbah-kotbah Uskup Ambrosius dan tertarik pada semua ajarannya. Semuanya itu kembali menyadarkan dia akan nasihat-nasihat ibunya tatkala ia masih di Tagaste. Suatu hari, ia mendengar suara ajaib seorang anak: "Ambil dan bacalah! ". Tanpa banyak berpikir, ia segera menjamah Kitab Injil itu, membukanya dan membaca: "Marilah kita hidup sopan seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya" (Rom 13:13-14).
Agustinus yang telah banyak mendalami filsafat itu akhirnya terbuka pikirannya dan melihat kebenaran sejati, yakni wahyu ilahi yang dibawakan Yesus Kristus. Ia kemudian bertobat dan bersama dengan sahabatnya Alipius, ia dipermandikan pada tahun 387. Dalam bukunya 'Confession', ia menuliskan riwayat hidup dan pertobatannya dan dengan terus terang mengakui betapa ia sangat terbelenggu oleh kejahatan dosa dan ajaran Manikeisme. Suara hatinya terus mendorong dia agar memperbaiki cara hidupnya seperti banyak orang lain yang meneladani Santo Antonius dari Mesir.
Pada tahun 388, ia kembali ke Afrika bersama ibunya Monika. Di kota pelabuhan Ostia, ibunya meninggal dunia. Tahun-tahun pertama hidupnya di Afrika, ia bertapa dan banyak berdoa bersama beberapa orang rekannya. Kemudian ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 391, dan bertugas di Hippo sebagai pembantu uskup kota itu. Sepeninggal uskup itu pada tahun 395, ia dipilih menjadi Uskup Hippo. Selama 35 tahun ia menjadi pusat kehidupan keagamaan di Afrika. Rahmat Tuhan yang besar atas dirinya dimuliakannya di dalam berbagai bentuk kidung dan tulisan. Tulisan-tulisannya meliputi 113 buah buku, 218 buah surat dan 500 buah kotbah. Tak terbilang banyaknya orang berdosa yang bertobat karena membaca tulisan-tulisannya. Tulisan-tulisannya itu hingga kini dianggap oleh para ahli filsafat dan teologi sebagai sumber penting dari pengetahuan rohani. Semua kebenaran iman Kristiani diuraikan secara tepat dan mendalam sehingga mampu menggerakkan hati orang.
Sebagai seorang uskup, Agustinus sangat menaruh perhatian besar pada umatnya terutama yang miskin dan melarat. Dialah yang mendirikan asrama dan rumah sakit pertama di Afrika Utara demi kepentingan umatnya.
Agustinus meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 430 tatkala bangsa Vandal mengepung Hippo. Jenazah Agustinus berhasil diamankan oleh umatnya dan kini dimakamkan di basilik Santo Petrus.

Santo Hermes, Martir
Hermes adalah prefek kota Roma yang kemudian bertobat dan menjadi Kristen. Ia dibunuh bersama Paus Aleksander I pada tahun 116 pada masa pemerintahan Kaisar Hadrianus. Jenazahnya dimakamkan di Jalan Salasia, Roma.

Santo Musa Hitam, Pengaku iman
Musa berasal dari Etiopia. Ia bekerja pada seorang majikan kaya raya, namun kemudian dipecat karena melakukan banyak kesalahan dalam tugasnya. Lalu ia menjadi pemimpin suatu kawanan perampok yang merajalela di Mesir.
Oleh sentuhan rahmat Tuhan, ia sekonyong-konyong bertobat dan menjadi biarawan yang saleh sehingga dianggap layak untuk ditahbiskan menjadi imam. Ketika ia mengenakan jubah putih untuk merayakan misa pertama, Uskup berseru: "Lihatlah, orang hitam ini kini menjadi putih bersih!" Musa menjawab: "Itu bagian luarnya saja! Tuhan lebih tahu, bahwa hatiku masih hitam seperti kulitku".
Pada waktu suku Berber mengobrak-abrik biaranya, ia tidak melawan sedikit pun dan membiarkan diri dibunuh. Di biaranya - Dair al Baramus di Wadi Natrun - hingga kini para biarawan masih terus mendendangkan madah pujian kepada Tuhan dan berdoa dengan perantara­annya. Ia meninggal pada tahun 395.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-08-27 Minggu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Minggu Biasa XXI

Minggu, 27 Agustus 2017



Bacaan Pertama
Yes 22:19-23

"Aku akan menaruh kunci rumah Daud di atas bahunya."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Beginilah firman Tuhan kepada Sebna yang mengurus istana raja,
"Aku akan melemparkan engkau dari jabatanmu,
dan dari pangkatmu engkau akan dijatuhkan.
Maka, pada waktu itu,
Aku akan memanggil hamba-Ku, Elyakim bin Hilkia.
Aku akan mengenakan jubahmu kepadanya;
ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya,
dan kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya.
Maka ia akan menjadi bapa
bagi penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda.

Aku akan menaruh kunci rumah Daud di atas bahunya.
Apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup;
apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
Aku akan memberikan dia kedudukan yang teguh
seperti gantungan yang dipasang kuat-kuat pada tembok yang kokoh;
maka ia akan menjadi kursi kemuliaan bagi kaum keluarganya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 138:1-2a.2bc-3.6.8bc,R:8bc

Refren: Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi,
janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu.

*Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati,
sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulut-Ku,
di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu.
Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.

*Aku hendak memuji nama-Mu,
oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu,
sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.
Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku,
Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.

*Tuhan itu tinggi, namun Ia memperhatikanorang yang hina,
dan mengenal orang yang sombong dari jauh.
Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi,
janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu.



Bacaan Kedua
Rom 11:33-36

"Segala sesuatu berasal dari Allah,
ada karena Allah, dan menuju kepada Allah."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
alangkah dalamnya kekayaan, kebijaksanaan dan pengetahuan Allah!
Sungguh tak terselidiki keputusan-Nya,
sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan?
Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada Allah,
sehingga Allah wajib menggantinya?
Sebab segala sesuatu berasal dari Dia,
ada karena Allah dan menuju kepada Allah.
Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya!

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 16:18

Di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.



Bacaan Injil
Mat 16:13-20

"Engkaulah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa,
Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi.
Ia bertanya kepada murid-murid-Nya,
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
Jawab mereka, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis,
ada juga yang mengatakan: Elia,
dan ada pula yang mengatakan: Yeremia
atau salah seorang dari para nabi."

Lalu Yesus bertanya kepada mereka,
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus,
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Kata Yesus kepadanya,
"Berbahagialah engkau, Simon bin Yunus,
sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa-Ku yang di surga.
Dan Aku pun berkata kepadamu:
Engkaulah Petrus,
dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.
Apa saja yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga,
dan apa saja yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga."
Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya
memberitakan kepada siapa pun
bahwa Dialah Mesias.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Simon bin Yunus, orang yang diantar oleh saudaranya bernama Andreas, salah satu murid Yohanes Pembaptis, diberi nama Petrus oleh Yesus, yang artinya batu karang.
Sesungguhnya Yesus sendirilah batu karang itu, yang mengawali estafet kepada Petrus, dan secara turun-temurun diwariskan kepada para paus hingga sekarang.

Mengapa Petrus? Mengapa bukan yang lain?
Petrus yang terkenal tempramental, dan hanyalah seorang nelayan, mungkin sekali tidak berpendidikan formal, dan yang kita tahu kelak ia akan menyangkal Yesus sampai tiga kali, tentulah sulit untuk menjadi nominasi penerus karya Allah di dunia ini.
Petrus memiliki "sesuatu" yang sangat diperlukan untuk mewujudkan "jemaat Kristus".
Sesuatu itu adalah iman yang kokoh, sekokoh batu karang.
Tanpa ragu-ragu Petrus menyatakan imannya,  "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Ia tidak dibuat bimbang oleh pendapat orang lain yang menyebut nama-nama besar lainnya seperti Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia atau nabi lainnya.
Ia secara tegas menunjuk kepada Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup.

Sampai sekarang pun masih banyak orang yang mempertanyakan tentang jati diri Yesus.
Tetapi kita, sebagai pengikut Kristus, sudah sepantasnyalah kita mengikuti jejak Petrus, menyatakan iman kita kepada Kristus tanpa ragu-ragu, tanpa kompromi, bahwa Yesus adalah Tuhan, Mesias, dan Anak Allah yang menjadi manusia.
Santo Petrus, yang diserahi kunci Kerajaan Surga, telah dan akan tetap menanti kedatangan kita kelak, untuk membukakan pintu Surga.
Kepastian kalau kelak kita akan sampai di depan pintu Surga telah dinyatakan oleh Yesus sendiri, "Apa saja yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga."
Maka, marilah kita mengingatkan diri seutuhnya dalam iman yang penuh kepada Kerajaan Surga, karena ikatan yang kita bentuk itu akan menjadi tali pengikat di Surga.



Peringatan Orang Kudus
Santa Monika, Janda
Monika, ibu Santo Agustinus dari Hippo, adalah seorang ibu teladan. Iman dan cara hidupnya yang terpuji patut dicontoh oleh ibu-ibu Kristen terutama mereka yang anaknya tersesat oleh berbagai ajaran dan bujukan dunia yang menyesatkan. Riwayat hidup Monika terpaut erat dengan hidup anaknya Santo Agustinus yang terkenal bandel sejak masa mudanya. Monika lahir di Tagaste, Afrika Utara dari sebuah keluarga Kristen yang saleh dan beribadat. Ketika berusia 20 tahun, ia menikah dengan Patrisius, seorang pemuda kafir yang cepat panas hatinya.
Dalam kehidupannya bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan batin yang hebat karena ulah Patrisius dan anaknya Agustinus. Patrisius mencemoohkan dan menertawakan usaha keras isterinya mendidik Agustinus menjadi seorang pemuda yang luhur budinya.  Namun semuanya itu ditanggungnya dengan sabar sambil tekun berdoa untuk memohon campur tangan Tuhan. Bertahun-tahun lamanya tidak ada tanda apa pun bahwa doanya dikabulkan Tuhan. Baru pada saat-saat terakhir hidupnya, Patrisius bertobat dan minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan pada saat-saat kritis hidup suaminya.
Ketika itu Agustinus berusia 18 tahun dan sedang menempuh pendidikannya di kota Kartago. Cara hidupnya semakin menggelisahkan hati ibunya karena telah meninggalkan imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat itu. Lebih dari itu, di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita hingga melahirkan seorang anak yang diberi nama Deodatus. Untuk menghindarkan diri dari keluhan ibunya, Agustinus pergi ke Italia. Namun ia sama sekali tidak luput dari doa dan air mata ibunya.
Monika berlari meminta bantuan kepada seorang uskup. Kepadanya uskup itu berkata: "Pergilah kepada Tuhan! Sebagaimana engkau hidup, demikian pula anakmu, yang baginya telah kau curahkan begitu banyak air mata dan doa permohonan, tidak akan binasa. Tuhan akan mengembalikannya kepadamu". Nasehat pelipur lara itu tidak dapat menenteramkan batinnya. Ia tidak tega membiarkan anaknya lari menjauhi dia, sehingga kemudian ia menyusul anaknya ke Italia. Di sana ia menyertai anaknya di Roma maupun di Milano. Di Milano, Monika berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius. Akhirnya oleh teladan dan bimbingan Ambrosius, Agustinus bertobat dan bertekad untuk hidup hanya bagi Allah dan sesamanya. Saat itu bagi Monika merupakan puncak dari segala kebahagiaan hidupnya. Hal ini terlukis di dalam kesaksian Agustinus sendiri perihal perjalanan mereka pulang ke Afrika: "Kami berdua terlibat dalam pembicaraan yang sangat menarik, sambil melupakan liku-liku masa lampau dan menyongsong hari depan. Kami bertanya-tanya, seperti apakah kehidupan para suci di surga. Dan akhirnya dunia dengan segala isinya ini tidak lagi menarik bagi kami. Ibu berkata: "Anakku, bagi ibu sudah tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang memikat hatiku. Ibu tidak tahu untuk apa mesti hidup lebih lama. Sebab, segala harapan ibu di dunia ini sudah terkabul". Dalam tulisan lain, Agustinus mengisahkan pembicaraan penuh kasih antara dia dan ibunya di Ostia: "Sambil duduk di dekat jendela dan memandang ke laut biru yang tenang, ibu berkata: "Anakku, satu-satunya alasan yang membuat aku masih ingin hidup sedikit lebih lama lagi ialah aku mau melihat engkau menjadi seorang Kristen sebelum aku menghembuskan nafasku. Hal itu sekarang telah dikabulkan Allah, bahkan lebih dari itu, Allah telah menggerakkan engkau untuk mempersembahkan dirimu sama sekali kepadaNya dalam pengabdian yang tulus kepadaNya. Sekarang apa lagi yang aku harapkan?"
Beberapa hari kemudian, Monika jatuh sakit. Kepada Agustinus, ia berkata: "Anakku, satu-satunya yang kukehendaki ialah agar engkau mengenangkan daku di altar Tuhan". Monika akhirnya meninggal di Ostia, Roma. Teladan hidup Santa Monika menyatakan kepada kita bahwa doa yang tak kunjung putus, tak dapat tiada akan didengarkan Tuhan.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-08-26 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XX

Sabtu, 26 Agustus 2017



Bacaan Pertama
Rut 2:1-3.8-11;4:13-17

"Tuhan telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus.
Dialah ayah Isai, ayah Daud."

Pembacaan dari Kitab Rut:

Naomi mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya,
seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas.
Pada suatu hari Rut, wanita Moab itu, berkata kepada Naomi,
"Ijinkanlah aku pergi ke ladang
memungut bulir-bulir jelai
di belakang orang yang murah hati kepadaku."
Sahut Naomi, "Pergilah, anakku."

Maka pergilah Rut ke ladang
dan memungut jelai di belakang para penyabit.
Kebetulan ia berada di tanah milik Boas,
yang berasal dari kaum Elimelekh.
Maka berkatalah Boas kepada Rut, "Dengarlah, anakku.
Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain,
dan tidak usah juga engkau pergi dari sini,
tetapi tetaplah dekat pekerja-pekerjaaku wanita.
Lihatlah ladang yang sedang disabit ini.
Ikutilah wanita-wanita itu dari belakang.
Sebab aku telah berpesan kepada para pekerja laki-laki,
supaya mereka jangan mengganggu engkau.
Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan itu,
dan minumlah air yang dicedok oleh para pekerja itu."

Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata,
"Bagaimana mungkin aku mendapat belaskasih Tuan,
sehingga Tuan memperhatikan daku, padahal aku ini seorang asing?"
Boas menjawab,
"Aku telah mendengar kabar tentang segala sesuatu
yang kaulakukan kepada mertuamu
sesudah suamimu meninggal dunia,
dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu
serta pergi kepada suatu bangsa yang belum kaukenal."

Beberapa waktu berselang Boas memperisteri Rut
dan menghampirinya.
Maka atas karunia Tuhan, Rut mengandung,
lalu melahirkan seorang anak laki-laki.
Sebab itu para wanita berkata kepada Naomi,
"Terpujilah Tuhan,
yang telah rela menolong engkau pada hari ini
dengan seorang penebus.
Semoga anak ini menjadi termasyhur di Israel.
Dialah yang akan menyegarkan jiwamu
dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih.
Sebab menantumu yang sayang padamu telah melahirkannya.
Dia lebih berharga bagimu daripada tujuh anak laki-laki."
Dan Naomi mengambil anak itu serta meletakkannya di pangkuannya,
dan dialah yang mengasuhnya.

Lalu wanita-wanita tetangga memberi nama kepada anak itu
dengan berkata,
"Seorang anak laki-laki telah lahir bagi Naomi."
Anak itu mereka beri nama Obed.
Dialah ayah Isai, ayah Daud.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 128:1-5,R:4

Refren: Orang yang takwa hidupnya akan diberkati Tuhan.

*Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan,
yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

*Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur
di dalam rumahmu;
anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun
sekeliling mejamu!

*Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan
orang laki-laki yang takwa hidupnya.

*Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion:
boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,



Bait Pengantar Injil
Mat 23:9a.10b

Bapamu hanya satu, ialah yang ada di Surga.
Pemimpinmu hanya satu, yaitu Kristus.



Bacaan Injil
Mat 23:1-12

"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
berkatalah Yesus kepada orang banyak dan murid-murid-Nya,
"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
telah menduduki kursi Musa.
Sebab itu turutilah dan lakukanlah
segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu,
tetapi janganlah kalian turuti perbuatan mereka,
karena mereka mengajarkannya, tetapi tidak melakukannya.

Mereka mengikat beban-beban berat,
lalu meletakkannya di atas bahu orang,
tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Semua pekerjaan yang mereka lakukan
hanya dimaksud supaya dilihat orang.
Mereka memakai tali sembahyang yang lebar
dan jumbai yang panjang.
Mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan
dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
mereka suka menerima penghormatan di pasar
dan suka dipanggil Rabi.

Tetapi kalian, janganlah kamu disebut 'Rabi';
karena hanya satulah Rabimu, dan kalian semua adalah saudara.
Dan janganlah kalian menyebut siapa pun bapa di bumi ini,
karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga.
Janganlah pula kalian disebut pemimpin,
karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Kristus.

Siapa pun yang terbesar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu.
Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan,
dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Mari kita renungkan pernyataan Yesus ini, "Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan."
Seperti apa sesungguhnya yang dimaksudkan oleh Yesus dengan pernyataan-Nya ini?

Meninggikan diri tentu maksudnya bukan naik tangga atau memanjat pohon, melainkan memandang diri sendiri lebih tinggi daripada yang sebenarnya, bersifat narsis, kira-kira begitu.
Orang yang seperti ini merasa dirinya lebih hebat dibandingkan orang lain.
Kalau masih se batas "percaya diri" sih tidak menjadi masalah dan bahkan bagus, tetapi kalau sampai overdosis iya repot juga, karena dampak negatif yang ditimbulkannya.
Mereka biasanya menjadi sombong dan lebih sering membual karena tak ada keunggulan yang patut disombongkan, cenderung melebih-lebihkan diri sendiri.
Mereka juga suka memandang rendah orang lain; ini repot, karena mereka akan mudah menjadi irihati ketika mengetahui ada orang lain yang lebih tinggi atau lebih berprestasi.
Irihati yang ditumpuk-tumpuk akan menghasilkan kebencian, lalu berakhir dengan dendam.

Maka pantaslah, orang yang meninggikan dirinya sendiri akan direndahkan.
Tetapi sebaliknya, merendahkan diri di hadapan orang lain ternyata bukan pekerjaan mudah.
Mudah diomongkan tetapi sulit dilaksanakan.
Umumnya kita sulit menerima kalau lagi direndahkan oleh orang lain, dilecehkan atau dihina atau dinistakan oleh orang lain.

Saya termasuk orang yang tidak mudah untuk merendahkan diri di hadapan orang lain.
Maunya saya diperhatikan, dikasihi dan dihormati oleh orang lain.
Ketika saya mencoba melaksanakannya, merendahkan diri di hadapan orang lain, hasilnya: saya dianggap "ngenyek" (menghina) atau setidaknya dianggap "menyindir".

Belakangan saya menyadari, meninggikan diri di hadapan orang adalah pemahaman egoistis, berorientasi kepada diri sendiri, maka menjadi masalah kalau berusaha untuk merendahkan diri, maunya meninggikan diri, bukan merendahkan.
Terhadap orang lain yang memang lebih tinggi, entah itu kedudukannya atau kekayaannya, tidaklah sulit bagi kita untuk merendahkan diri.
Tetapi terhadap yang kedudukannya lebih rendah dari kita, dapatkah kita merendahkan diri di hadapannya?

Maka dari itu, saya lebih suka melepaskan orientasi kepada diri sendiri itu, meninggalkan egoistis dalam memandang orang lain.
Yang perlu saya lakukan, cukup dengan meninggikan orang lain, maka dia akan berada di posisi yang lebih tinggi daripada kita, yang artinya kita berada lebih rendah darinya.  Minimal menjadi sejajarlah.
Lalu saya pun seringkali menyarankan orang lain, "Jika sulit merendah di hadapan orang lain, maka tinggikanlah dia."



Peringatan Orang Kudus
Santa Teresia Yornet, Perawan
Teresia lahir di kota Aytona, Spanyol pada tanggal 9 Januari 1843. Orangtuanya adalah petani miskin yang saleh dan sangat beribadat kepada Tuhan. Teresia belajar di sekolah setempat hingga memperoleh ijazah guru. Selama beberapa tahun ia mengajar di sekolah dasar Argensola. Masyarakat sekitar senang sekali dengannya karena caranya mendidik anak-anak sangat baik.
Meskipun dunia pendidikan merupakan bidang kerja yang disenanginya, namun dia mencita-citakan sesuatu yang lebih mulia, yakni menjadi biarawati. Tak lama kemudian ia masuk novisiat Suster-suster Klaris. Tetapi karena kesehatannya terganggu Teresia tidak diperkenankan mengikrarkan kaulnya yang pertama. Ia lalu keluar dari biara Suster-suster Klaris. Kemudian oleh seorang imam yang saleh, Teresia diminta untuk turut mendirikan sebuah kongregasi suster yang diabdikan untuk pelayanan dan perawatan orang-orang tua renta yang sakit dan miskin.
Pada tahun 1873 Teresia bersama beberapa orang gadis membentuk Kongregasi Suster-suster Kecil. Dia diangkat sebagai pemimpin kongregasi baru ini. Oleh suster-suster rekannya, dia disebut juga Teresia a Jesu. Di bawah kepemimpinannya, kongregasi ini berkembang pesat. Limabelas tahun kemudian, tatkala tarekat tersebut disahkan oleh Takhta Suci, anggota-anggotanya telah bekerja di 58 rumah perawatan orang-orang jompo di Spanyol dan kemudian di Amerika Selatan. Sulit sekali membayangkan berbagai penderitaan yang harus ditanggung oleh suster-suster tersebut. Salah satu peristiwa haru yang menimpa mereka ialah meninggalnya 24 orang suster serta 70 orang tua karena serangan penyakit kolera. Menghadapi musibah besar ini, Teresia tak bisa berbuat apa pun kecuali menyerahkan diri kepada penyelenggaraan ilahi Allah. Imannya yang kokoh akan Allah memberi keteguhan kepada suster-suster lainnya dalam melanjutkan karyanya demi kebahagiaan orang­orang tua yang dipercayakan Tuhan kepada mereka. Teresia Yornet meninggal dunia pada tangga126 Agustus.

Santo Zepherinus, Paus dan Martir
Zepherinus terpilih menjadi Paus pada tahun 199. la memimpin Gereja dalam situasi yang sangat sulit karena aksi penganiayaan terhadap umat oleh Kaisar Lucius Septimus Severus. Di samping harus berusaha keras mengembalikan orang-orang beriman yang murtad, Zepherinus pun harus berjuang menegakkan iman yang benar di hadapan petinggi Kekaisaran Roma dan para heretik trinitarian. Untuk itu ia dengan setia dan penuh kasih sayang mendampingi para tahanan dan orang-orang berdosa yang bertobat.
Paus Zepherinus mati sebagai martir Kristus pada tahun 217. Jenazahnya dikuburkan di pekuburan Santo Kallistus di Roma di samping Santo Tarsisius, martir Ekaristi dari abad ketiga.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

 

Liturgia Verbi 2017-08-25 Jumat.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XX

Jumat, 25 Agustus 2017

PF S. Yosef dari Calasanz, Imam
PF S. Ludowikus



Bacaan Pertama
Rut 1:1.3-6.14b-16.22

"Naomi pulang bersama-sama Rut dan tiba di Betlehem."

Pembacaan dari Kitab Rut:

Pada zaman para hakim pernah terjadi kelaparan di tanah Israel.
Maka pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda, Elimelekh namanya,
beserta isterinya dan kedua orang anaknya,
ke daerah Moab
untuk menetap di sana sebagai orang asing.

Kemudian meninggallah Elimelekh, suami Naomi,
sehingga Naomi tertinggal dengan kedua anaknya.
Kedua anaknya itu lalu mengambil wanita Moab:
yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut.
Dan mereka tinggal di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya.
Lalu matilah pula kedua anaknya,
sehingga Naomi kehilangan suami dan kedua anaknya.
Kemudian berkemas-kemaslah ia dengan kedua menantunya,
mau pulang meninggalkan daerah Moab.
Sebab di daerah Moab itu Naomi mendengar
bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya
dan memberikan makanan kepada mereka.

Orpa lalu mencium mertuanya, minta diri pulang ke rumahnya.
Tetapi Rut tetap berpaut pada mertuanya.
Berkatalah Naomi,
"Iparmu telah pulang kepada bangsanya dan kepada para dewanya.
Pulanglah juga menyusul dia!"
Tetapi Rut menjawab,
"Janganlah mendesak aku meninggalkan dikau
dan tidak mengikuti engkau.
Sebab ke mana pun engkau pergi, ke situ pula aku pergi.
Di mana engkau bermalam, di situ pula aku bermalam.
Bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku."

Demikianlah Naomi pulang bersama-sama dengan Rut, menantunya,
yang berbangsa Moab dan turut pulang.
Dan mereka tiba di Betlehem pada permulaan musim panen jelai.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 146:5-10,R:2a

Refren: Pujilah Tuhan, hai jiwaku!

*Berbahagialah orang
yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong,
yang harapannya pada Tuhan, Allahnya:
Dialah yang menjadikan langit dan bumi,
laut dan segala isinya;
yang tetap setia untuk selama-lamanya.

*Dialah yang menegakkan keadilan untuk orang yang diperas,
dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar.
Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.

*Tuhan membuka mata orang buta,
Tuhan menegakkan orang yang tertunduk,
Tuhan mengasihi orang-orang benar.
Tuhan menjaga orang-orang asing.

*Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali,
tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya.
Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya,
Allahmu, ya Sion, turun-temurun!



Bait Pengantar Injil
Mzm 25:5c.5a

Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, Ya Tuhan,
bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.



Bacaan Injil
Mat 22:34-40

"Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Ketika orang-orang Farisi mendengar,
bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki,
berkumpullah mereka.
Seorang dari antaranya, seorang ahli Taurat,
bertanya kepada Yesus untuk mencobai Dia,
"Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?"

Yesus menjawab,
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu,
dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang utama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah
tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Suatu ketika seorang kerabat berkata kepada saya, "Saya dengar sekarang Pak Sandy menjadi pastor ya?"
Pandangan ini tentu perlu dikoreksi, tetapi di balik pertanyaannya itu, sesungguhnya ia ingin mengetahui bagaimana caranya bertobat, meninggalkan hal-hal buruk di masa lalu.
Akan menjadi panjang kalau saya ceritakan bagaimana proses itu terjadi, lalu saya ringkas, ketika saya berada dalam keadaan baik, saya mendapatkan ketenangan batin dan saya ingin selalu dalam keadaan seperti itu.
Kemauan untuk menjadi baik adalah ungkapan perasaan yang keluar dari hati, dan berangkat dari kemauan itulah kita lalu mengupayakan hal-hal baik terjadi di dalam hidup kita.

Mengasihi Tuhan juga berangkat dari kemauan atau kehendak.
Kehendak ini merupakan pintu masuk bagi terjalinnya relasi yang penuh kasih dan mesra antara kita dan Tuhan.
Setelah berada di dalam kasih Tuhan, maka selebihnya akan mengalir tanpa perlu kita atur-atur lagi, sebagaimana layaknya yang kita lakukan kepada orang yang kita kasihi, tak perlu diajari mesti berbuat apa.
Ada kerinduan untuk setiap pagi mendengarkan sabda-Nya, ada perasaan bahagia jika berhasil membuat Tuhan tersenyum atas apa yang kita perbuat, tidak membiarkan sekali pun Tuhan menjadi sedih karena perbuatan kita.

Jauh di mata dekat di hati.
Barangkali pribahasa ini dapat menggambarkan, sekali pun secara fisik jasmani terasa jauh dari Tuhan, tak sanggup menggambarkan rupa wajah-Nya, telinga pun tak mampu mendengar suara-Nya, namun keberadaannya dapat kita rasakan dan terasa sangat dekat di hati.

Membuat Tanda Salib sebelum makan atau sebelum melakukan suatu pekerjaan, bukan karena ritual, kebiasaan, apalagi reflek, melainkan karena kita ingat Dia yang kita kasihi.
Berdoa adalah perjumpaan dan komunikasi yang intim dengan Tuhan.
Doa tidak selalu berarti permohonan, bukan?
Berbuat baik kepada orang lain juga termasuk ibadah kita kepada Dia yang kita kasihi.
Ini sesuai dengan hukum kedua yang dimaksud oleh Yesus, mengasihi sesama.

Bagaimana dapat mengasihi kalau Tuhan hanya "bisu"?
Seakan-akan Tuhan itu "tuna-rungu", tak mendengarkan kita.
Saya tidak sependapat.
Memang, pada awal terasa seperti demikian, namun seiring berjalannya waktu, dalam doa tidak lagi terjadi komunikasi yang hanya satu arah.   Tuhan tidak bisu, tetapi kitalah yang "tuli".
Lalu saya pun mulai menyadari, inikah yang sering disebut orang sebagai "mendapat ilham" itu?
Inikah yang disebut orang sebagai "bisikan hati" itu?
Atau, supaya lebih terasa spiritualitasnya, inikah yang disebut "wangsit" itu?
Dahulu saya memahaminya sebagai suara hati nurani, sekarang saya tahu kalau itu berasal dari Tuhan.
Nah, jadilah seperti sekarang, saya senang berada dekat-dekat Tuhan, karena Tuhan itu memang ada, nyata, dan tidak tuli!



Peringatan Orang Kudus
Santo Louis Lodevik IX, Pengaku Iman
Louis Lodevik lahir di Poissy, Paris pada tanggal 25 April 1214. Ayah-ibunya, Louis VIII (1223-1226) dan Blanka dari Kastilia mendidiknya dengan sangat baik dalam kebiasaan hidup Kristiani. Ketika masih kecil, ibunya pernah berkata kepadanya: "Aku lebih suka melihat engkau mati daripada jiwamu cemar karena dosa". Kata-kata ini menjadi bukti nyata betapa pendidikan iman sungguh diberikan kepada Louis semenjak kecilnya.
Pada tahun 1226, Louis yang baru berusia 12 tahun menduduki takhta kerajaan menggantikan ayahnya. Delapanbelas tahun pertama pemerintahannya, kekuasaan dipegang oleh ibunya, karena Louis belum cukup dewasa untuk memimpin roda pemerintahan negara. Louis kemudian menikah dengan Margareth, seorang puteri bangsawan dari Provence (1234). Setelah berusia 21 tahun, barulah Louis memerintah dengan kuasa penuh. Ia menghadapi berbagai masalah yang ditinggalkan ayahnya. Usahanya yang pertama ialah mematahkan pemberontakan para bangsawan yang didukung oleh raja Inggris, dan memerangi kaum Albigensia, satu sekte yang anti negara dan Gereja dengan ajaran-ajarannya yang antisosial, anti ajaran iman dan moral Gereja.
Sejak awal pemerintahannya Louis dikenal sebagai seorang raja yang lurus hati, konsekuen dan tidak korup. Ia taat kepada agama. Dalam hal menegakkan keadilan, Louis adalah seorang pencinta keadilan dan murah hati. Ia tidak pilih kasih dalam membela hak siapa pun, tak peduli apakah ia bangsawan atau petani miskin. Ia seorang negarawan yang berpandangan progresif: mendirikan parlemen dan memberlakukan undang-undang secara bijaksana. Ia pencinta damai, tetapi tidak segan-segan terjun ke medan perang bila keadaan memaksa.
Pada tahun 1242, Louis secara telak mengalahkan Raja Henry III (1216-1272) dari Inggris yang ingin mencaplok tanah-tanah Prancis. Hubungannya dengan Inggris sarat dengan pertikaian terus menerus. Namun dengan Raja Henry III yang dikalahkannya, Louis mengadakan suatu perjanjian yang sangat lunak. Louis diminta menjadi wasit adil dalam urusan intern Kerajaan Inggris.
Salah satu peristiwa penting dalam hidup Louis IX adalah pembelian 'Mahkota Duri Kristus' dari pedagang Venesia. Mahkota itu tersimpan di Konstantinopel. Entah apa sebabnya, Mahkota itu digadaikan oleh kaisar kepada seorang pedagang Venesia. Hingga batas waktu penggadaian, Kaisar Konstantinopel tak mampu menebus kembali mahkota suci itu. Karena itu mahkota itu ditawarkan kepada seorang kerabat Louis IX. Louis segera menyanggupi pembeliannya meskipun dengan harga yang sangat tinggi. Mahkota dikawal ke Prancis. Louis dan adiknya menyambut hangat dan mengarak mahkota itu masuk kota Paris dengan iring-iringan panjang dan meriah. Semua orang berpakaian sederhana tanpa mengenakan alas kaki. Relikui suci itu sampai sekarang disimpan di Sainte Chapelle, sebuah gereja yang amat indah di tengah-tengah kota Paris. Pada tahun 1244, Louis menderita sakit parah. Dengan penuh kepercayaan, orang meletakkan mahkota duri itu di atas kepalanya. Dan Louis sembuh seketika secara ajaib. Sejak saat itulah Louis berikrar membebaskan Tanah Suci, tempat Kristus dahulu mengenakan mahkota suci itu, dari pendudukan tentara Islam.
Louis sangat menaruh perhatian besar kepada orang-orang miskin dan sakit, menegakkan hukum Gereja dan memajukan Universitas Sorbonne. Empat tahun setelah ia sembuh secara ajaib, ia memimpin langsung Perang Salib untuk membebaskan Tanah Suci. Ia merebut kota Damietta di muara sungai Nil, Mesir dengan mudah. Tetapi kemudian tentaranya dipaksa menyerah di Mansurah. Louis sendiri ditawan oleh Sultan. Setelah dibebaskan dengan uang jaminan, Louis membawa sisa pasukannya ke Akka, Palestina dan kembali ke Prancis. Semangatnya untuk menguasai Tanah Suci tetap berkobar. Duapuluh tahun kemudian Louis berangkat lagi memimpin pasukan tetapi sayang bahwa Louis meninggal dunia di Tunisia karena serangan disentri. Louis meninggal di Tunisia pada tanggal 25 Agustus 1270. Ia dinyatakan sebagai 'kudus' oleh Paus Bonifasius VIII (1294-1303) pada tanggal 11 April 1297.

Santo Yosef Kalasansius, Pengaku Iman
Yosef Kalasansius lahir di Peralta, Spanyol pada tahun 1556. Pada masa mudanya ia belajar hukum di Lerida, Spanyol dan teologi di Alcala, dekat Madrid. Yosef yang saleh ini kemudian ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1583. Karier imamatnya dimulai di wilayah Andorra, pegunungan Pirenea di kalangan umat pedalaman. Kesalehan hidupnya dan semangatnya membuat banyak umat senang sekali padanya.
Pada suatu hari ia mendengar suatu suara ajaib: "Yosef, pergilah dan bekerjalah di Roma". Tampak juga padanya satu penglihatan di mana ia sendiri sedang mengajar anak-anak. Tergerak oleh suara ajaib dan penglihatan itu, ia berangkat ke Roma untuk menunaikan tugas baru seperti yang dikatakan oleh suara ajaib itu. Yosef berangkat ke Roma pada tahun 1592. Tidak tahu apa yang mau ia kerjakan. Sambil menunggu saat yang tepat untuk melaksanakan apa yang tampak dalam penglihatan yang dialaminya, Yosef melayani siapa saja yang membutuhkan tenaganya. Ia merawat orang-orang sakit, menolong orang-orang bersusah dan mengunjungi orang-orang tahanan. Ia pun rajin berziarah ke semua basilik yang ada di kota Roma untuk berdoa di depan Sakramen Mahakudus dan memohon terang Roh Kudus. Akhirnya ia juga menemukan pekerjaan apa yang dikehendaki Tuhan dari padanya.
Pada waktu itu di Roma terdapat sangat banyak anak-anak yang menggelandang di jalan-jalan kota. Mereka semua tidak bersekolah dan setiap hari menimbulkan berbagai macam kekacauan yang memusingkan orang banyak.  Digerakkan oleh Roh Kudus, Yosef membuka sebuah sekolah khusus untuk mereka. Sekolah ini dikenal sebagai sekolah dasar pertama di Eropa (Roma) yang tidak menarik bayaran apa pun dari semua muridnya. Ia mencari sukarelawan-sukarelawan yang mengajar tanpa bayaran dan beberapa orang imam untuk mendampingi anak-anak tanggung itu. Bersama mereka itulah, Yosef mulai membangun sebuah tarekat baru, Tarekat Imam-imam Pengajar, yang lazim disebut Imam-imam Piarist. Sungguh menakjubkan bahwa dalam waktu relatif singkat, sekolah ini mempunyai 1000 orang murid.
Seperti biasanya, Yosef mengalami berbagai macam tantangan. Di dalam tubuh tarekatnya muncullah imam-imam tertentu yang menentang Yosef dan menghalangi perkembangan sekolah itu dengan berbagai macam alasan. Yosef difitnah sebagai seorang penjahat. Akhirnya Yosef sendiri dipenjarakan oleh pejabat Gereja dan tarekat yang didirikannya dibubarkan untuk sementara. Tetapi berkat bantuan seorang kardinal yang mengenal baik kesucian hidupnya, ia dibebaskan dari tahanan. Semua perlakuan pejabat Gereja terhadap dirinya ditanggungnya dengan sabar dan penuh iman, sehingga ia dijuluki orang sebagai "Tugu kekuatan dan contoh kesabaran". Menyambut pembebasannya dari penjara, ia berkata: "Tuhanlah yang memulai pekerjaan ini dan melaksanakannya. Aku hanya melaksanakannya demi kemuliaan namaNya dan demi cintakasih kepadaNya. Terpujilah Tuhan yang telah mempercayakan pekerjaan ini kepadaku". Yosef melanjutkan karya pendidikan bagi anak-anak itu hingga wafatnya. Tarekatnya pun kembali berkarya dan terus berkembang baik di dalam maupun di luar negeri.
Yosef Kalasansius meninggal dunia pada tanggal 25 Agustus 1648. Pada tahun 1767 ia digelari 'kudus' dan dinobatkan sebagai pelindung sekolah dasar Katolik.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi