Liturgia Verbi 2023-06-01 Kamis.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII

Kamis, 1 Juni 2023

PW S. Yustinus, Martir

Ujud Gereja Universal: Penghapusan praktik puasa.
Kita berdoa, semoga semoga internasional berkomitmen dengan cara-cara konkret untuk memastikan penghapusan praktik danı adanya dukungan bagi para korban dan keluarganya.

Ujud Gereja Indonesia: Hati Yesus.
Kita berdoa, semoga kita dianugerahi rahmat untuk menghormati dan mencintai Hati Yesus, dan percaya bahwa dalam Hati-Nya Yang Mahakudus kita dapat menemukan kekuatan dan bantuanan, lebih-lebih ketika kita dicekam oleh hidup dan krisis yang tak tertanggungkan.



Bacaan Pertama
Sir 42:15-25

"Ciptaan Tuhan penuh dengan kemuliaan-Nya."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Karya Tuhan hendak kukenangkan,
dan apa yang telah kulihat hendak kukisahkan.
Segala karya Tuhan dijadikan dengan sabda-Nya.
Matahari bercahaya memandang segala sesuatu,
dan ciptaan Tuhan penuh dengan kemuliaan-Nya.
Kepada orang-orang-Nya yang kudus
Tuhan tidak memberikan kemampuan
untuk menceritakan segala karya-Nya yang mengagumkan itu.
Sebab Tuhan alam semesta telah menetapkan
supaya jagat raya didukung dengan kemuliaan-Nya.

Lubuk lautan dan hati diselami oleh-Nya,
dan segala rencana hati diketahui-Nya.
Sebab Yang Mahatinggi mengenal segala sesuatu
yang dapat dikenal dan menilik tanda-tanda zaman.

Yang sudah-sudah diberitahukan-Nya,
dan juga apa yang datang dimaklumkan oleh-Nya;
dan bekas dari apa yang tersembunyi pun disingkapkan-Nya.
Tidak ada pikiran satu pun yang terluput dari Tuhan,
dan perkataan mana pun tak tersembunyi bagi-Nya.
Ciptaan besar dari kebijaksanaan-Nya diatur rapih oleh-Nya,
sebab dari kekal sampai kekal Ia ada.
Tidak ada sesuatu pun yang dapat ditambahkan
atau diambil daripada-Nya.
Dan Ia tidak membutuhkan seorang pun sebagai penasehat.

Betapa eloklah segala ciptaan Tuhan,
tetapi hanya sebagai bunga api sajalah apa yang nampak.
Semuanya hidup
dan tetap tinggal untuk selamanya guna setiap keperluan,
dan semuanya patuh kepada-Nya.

Segala-galanya berpasangan,
yang satu berhadapan dengan yang lain,
dan tidak ada sesuatu pun yang diciptakan-Nya kurang lengkap.
Yang satu menguatkan kebaikan dari yang lain,
dan siapa gerangan pernah puas memandang kemuliaan Tuhan?

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 33:2-3.4-5.6-7.8-9,R:6a

Refren: Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan.

*Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi,
bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
Nyanyikanlah bagi-Nya lagu baru;
petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak dan sorai!

*Sebab firman Tuhan itu benar,
segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.
Ia senang pada keadilan dan hukum;
bumi penuh dengan kasih setia-Nya.

*Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan,
oleh nafas dari mulut-Nya diciptakan segala tentara-Nya.
Ia mengumpulkan air laut seperti dalam kantung,
samudera raya ditaruh-Nya dalam bejana.

*Biarlah seluruh bumi takut kepada Tuhan,
biarlah segenap penduduk dunia gentar terhadap-Nya!
Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi;
Dia memberi perintah, maka semuanya ada.



Bait Pengantar Injil
Yoh 8:12

Akulah cahaya dunia.
Barangsiapa mengikuti Aku, hidup dalam cahaya abadi.



Bacaan Injil
Mrk 10:46-52

"Rabuni, semoga aku melihat."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerikho.
Ketika Yesus keluar lagi dari Yerikho,
bersama murid-murid-Nya,
dan orang banyak yang berbondong-bondong,
duduklah di pinggir jalan seorang pengemis yang buta,
bernama Bartimeus, anak Timeus.
Ketika didengarnya, bahwa yang lewat itu Yesus orang Nazaret,
mulailah ia berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
Banyak orang menegurnya supaya ia diam.
Namun semakin keras ia berseru, "Anak Daud, kasihanilah aku!"

Maka Yesus berhenti dan berkata, "Panggillah dia!"
Mereka memanggil si buta itu dan berkata kepadanya,
"Kuatkan hatimu. Berdirilah, Ia memanggil engkau."
Orang buta itu lalu menanggalkan jubahnya.
Ia segera berdiri, dan pergi mendapatkan Yesus.
Yesus bertanya kepadanya,
"Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?"
Orang buta itu menjawab, "Rabuni, supaya aku dapat melihat."

Yesus lalu berkata kepadanya,
"Pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau."
Pada saat itu juga melihatlah ia!
Lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini Gereja mengajak kita untuk bersama-sama belajar dari Bartimeus, anak Timeus, tentang iman kepada Kristus.
Bartimeus adalah seorang pengemis yang buta.
Sudah buta, miskin pula.
Ketika ia berseru-seru memohon belas-kasihan dari Yesus, orang-orang menegur dia supaya ia diam dan jangan berisik.
Tetapi ia berseru semakin keras.
Inilah pelajaran bagi kita bahwa kita berserunya kepada Kristus, bukan kepada yang lain, dan tak boleh seorang pun melarang kita melakukannya.

Tentu saja Yesus melihat iman dari Bartimeus, bahwa ia percaya Yesus adalah Anak Daud yang dinanti-nantikan itu, dan ia juga percaya kalau Yesus dapat menolong dia.
Maka dari itu ia tidak perdulikan orang lain yang memintanya supaya diam, jangan berseru-seru kepada Yesus.
Yang ia serukan kepada Yesus bukan keluh-kesahnya, ia tak mempertanyakan kenapa ia buta atau mengapa ia menjadi miskin sehingga terpaksa hidup sebagai pengemis, mengapa Tuhan tidak adil memberinya kesusahan sementara yang lain diberi kegembiraan, dan berbagai keluhan yang umum dilontarkan orang kepada Tuhan.
Yang ia dambakan adalah belas kasih dari Yesus, "Anak Daud, kasihanilah aku!"
Setelah Yesus bertanya "Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?" barulah ia menyampaikan permintaannya secara spesifik, "Rabuni, supaya aku dapat melihat."

Bartimues buta secara jasmani tetapi melek secara rohani.
Sementara itu ada banyak orang yang melek secara jasmani tetapi buta secara rohani.
Kita tidak mesti memilih atau menentukan mana yang lebih baik.
Ini bukan pilihan, karena yang kita inginkan adalah melek secara jasmani dan juga rohani.



Peringatan Orang Kudus
Santo Yustinus, Martir
Yustinus lahir dari sebuah keluarga kafir di Nablus, Samaria, Asia Kecil pada permulaan abad kedua kira-kira pada kurun waktu meninggalnya Santo Yohanes Rasul.
Yustinus mendapat pendidikan yang baik semenjak kecilnya. Kemudian ia tertarik pada pelajaran filsafat untuk memperoleh kepastian tentang makna hidup ini dan tentang Allah. Suatu ketika ia berjalan­jalan di tepi pantai sarnbil merenungkan berbagai soal. la bertemu dengan seorang orang-tua. Kepada orang-tua itu, Yustinus menanyakan berbagai soal yang sedang direnungkannya. Orang-tua itu menerangkan kepadanya segala hal tentang para nabi Israel yang diutus Allah, tentang Yesus Kristus yang diramalkan para nabi serta tentang agama Kristen. Ia dinasihati agar berdoa kepada Allah memohon terang surgawi.
Di samping filsafat, ia juga belajar Kitab Suci. Ia kemudian dipermandikan dan menjadi pembela kekristenan yang tersohor. Sesuai kebiasaan di zaman iru, Yustinus pun mengajar di tempat-tempat umum, seperti alun-alun kota, dengan mengenakan pakaian seorang filsuf. Ia juga menulis tentang berbagai masalah, terutama yang menyangkut pembelaan ajaran iman yang benar. Di sekolahnya di Roma, banyak kali diadakan perdebatan umum guna membuka hati banyak orang bagi kebenaran iman kristen.
Yustinus bangga bahwa ia menjadi seorang kristen yang saleh, dan ia bertekad meluhurkan kekristenannya dengan hidupnya. Dalam bukunya, "Percakapan dengan Tryphon Yahudi", Yustinus menulis: "Meski kami orang Kristen dibunuh dengan pedang, disalibkan, atau dibuang ke moncong-moncong binatang buas, ataupun disiksa dengan belenggu dan api, kami tidak akan murtad dari iman kami. Sebaliknya, semakin hebat penyiksaan, semakin banyak orang demi nama Yesus, bertobat dan menjadi orang saleh".
Di Roma, Yustinus ditangkap dan bersama para martir lainnya dihadapkan ke depan penguasa Roma. Setelah banyak disesah, kepala mereka dipenggal. Perisitiwa itu terjadi pada tahun 165. Yustinus dikenal sebagai seorang pembela iman terbesar pada zaman Gereja Purba.


Santo Simeon, Pengaku Iman
Simeon menempuh pendidikan di Konstantinopel dan hidup bertapa di tepi sungai Yordan. Pria berdarah Yunani ini kemudian menjadi rahib di biara Betlehem dan Gunung Sinai. Ia lebih suka hidup menyendiri dan menetap di seputar pantai Laut Merah dan di puncak gunung. Namun kemudian pemimpin biara mengutusnya ke Prancis. Setelah menjelajahi berbagai daerah, ia secara sukarela hidup terkunci di dalam sebuah bilik di suatu biara di Trier, Jerman sampai saat kematiannya.


Santo Johannes Storey, Martir
Yohannes Storey hidup antara tahun 1510-1571. Anggota parlemen Inggris ini sama sekali menolak mengakui Ratu Elisabeth I sebagai kepala Gereja. Akibatnya ia dipenjarakan. Namun sempat lolos dan melarikan diri ke Belgia. Dengan tipu muslihat, ia dibawa kembali ke Inggris dan digantung hingga menghembuskan nafasnya di London.


Santo Pamphilus dari Sesarea, Martir
Pamphilus lahir di Berytus, Phoenicia (sekarang: Beirut, Lebanon) pada tahun 240 dari sebuah keluarga terkemuka dan kaya. Pamphilus mempunyai minat dan bakat besar dalam masalah-masalah sekular di Berytus sambil meneruskan studi teologi di Sekolah Kateketik Aleksandria yang tersohor namanya di bawah bimbingan Pierius, pengganti Origenes. Dari Aleksandria ia pergi ke Sesarea, ibukota Palestina. Tak lama setelah ia tiba di Sesarea, ia ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Agapius. Ia menetap di sana dan teguh membela iman Kristen selama masa penganiayaan orang-orang Kristen sampai hari kematiannya sebagai martir sekitar tahun 309/310.
Pamphilus seorang imam, dosen, ekseget, dan pengumpul buku-buku yang bernilai tinggi. Dengan buku-buku yang berhasil dikumpulkannya, ia mengorganisir dan mengembangkan perpustakaan besar yang telah dirintis oleh Origenes. Perpustakaan ini berguna sekali bagi berbagai studi tentang Gereja. Dengan keahliannya di bidang teologi dan kitab suci, ia membimbing sekelompok pelajar dalam studi Kitab Suci. Eusebius, salah seorang muridnya - yang kemudian dijuluki 'Bapa Sejarah Gereja' - sangat akrab dengannya. Bersama dia, Phamphilus menulis sebuah biografi tentang gurunya (buku biografi ini telah hilang) sambil terus mengembangkan perpustakaan Sesarea di atas. Ia memusatkan perhatian pada pengumpulan teks-teks Alkitab beserta komentar-komentarnya sehingga koleksinya menjadi sumber informasi penting bagi penerbitan suatu versi penulisan Kitab Suci yang secara tekstual lebih tinggi daripada versi-versi lainnya pada masa itu. Koleksi teks-teks Kitab Suci dan buku-buku lainnya di dalam perpustakaan ini merupakan sumbangannya yang utama bagi Gereja, karena memberikan data yang lengkap dan terpercaya tentang literatur-literatur Kristen perdana. Karya Santo Hieronimus dan Eusebius di bidang Sejarah Gereja dan Kitab Suci didasarkan pada informasi yang disediakan di dalam perpustakaan Pamphilus ini. Sayang sekali bahwa perpustakaan ini dan semua buku yang ada di dalamnya dirusakkan oleh orang-orang Arab pada abad ketujuh.
Kira-kira antara tahun 307 dan 308, Pamphilus ditangkap, dipenjarakan, dan disiksa karena imannya. Sementara berada di penjara, ia bersama Eusebius - yang juga dipenjarakan - menulis sebuah apologi untuk rnembela Origenes; sebagian fragmen dari tulisan ini kini masih ada. Karena ia menolak untuk membawa korban kepada dewa-dewa kafir selama aksi penganiayaan oleh Maximinus Daza, ia dipenggal kepalanya antara tahun 309 atau 310.


Santo Ahmed, Martir
Ahmed adalah saudara Almansur, kepala negeri Lerida di Spanyol. Bersama dengan kedua adiknya Zaida dan Zoraida, Ahmed bertobat mengikuti Kristus dan dipermandikan menjadi Kristen, masing-masing dengan nama permandian: Bernard, Maria dan Gracia. Setelah menjadi Kristen ketiga kakak-beradik ini berusaha mengkristenkan Almansur, kakak mereka, tetapi tindakan mereka ini justru mengakibatkan kematian mereka sebagai martir. Mereka ditangkap dan diserahkan ke tangan algojo untuk dibunuh.




https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/