Liturgia Verbi 2016-08-14 Minggu.




HR SP Maria Diangkat Ke Surga
14 Agustus 2016



Bacaan Pertama
Why 11:19a;12:1-6a.10ab

"Seorang perempuan berselubungkan matahari
dengan bulan di bawah kakinya."

Pembacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga,
dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu.
Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit:
Seorang perempuan berselubungkan matahari,
dengan bulan di bawah kakinya,
dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Ia sedang mengandung.
Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan,
ia berteriak kesakitan.

Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit:
Seekor naga merah padam yang besar,
berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh,
dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit
dan melemparkannya ke atas bumi.

Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu,
untuk menelan Anaknya,
segera sesudah perempuan itu melahirkannya.
Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki,
yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi.
Tetapi tiba-tiba Anak itu direngut dan dibawa lari
kepada Allah dan ke hadapan takhta-Nya.
Lalu perempuan itu lari ke padang gurun,
di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya.

Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga,
"Sekarang telah tiba  keselamatan,
kuasa  dan pemerintahan Allah kita!
Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah!
Sebab para pendakwa
yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah,
telah dilemparkan ke bawah!"

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 45:10c-12.16,R:10d

Refren: Di sebelah kananmu berdiri permaisuri
berpakaian emas dari Ofir.

*Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu,
lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu!
Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu,
sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya!

*Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa,
mereka masuk ke dalam istana raja.



Bacaan Kedua
1Kor 15:20-26

"Kristus sebagai buah sulung,
sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya"

Pembacaan dari Surat pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati,
sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia,
demikian juga
kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
Karena sama seperti semua orang mati
dalam persekutuan dengan Adam,
demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali
dalam persekutuan dengan Kristus.
Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya:
Kristus sebagai buah sulung;
sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya
pada waktu kedatangan-Nya.
Kemudian tibalah kesudahannya,
yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa,
sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan,
kekuasaan dan kekuatan.
Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja
sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
Musuh yang terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil


Maria diangkat ke surga,
para malaikat bersukacita.



Bacaan Injil
Luk 1:39-56

"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku
dan meninggikan orang-orang yang rendah."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gariel,
bergegaslah Maria ke pegunungan
menuju sebuah kota di Yehuda.
Ia masuk ke rumah Zakharia
dan memberi salam kepada Elisabet.

Ketika Elisabet mendengar salam Maria,
melonjaklah anak yang di dalam rahimnya,
dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus,
lalu berseru dengan suara nyaring,
"Diberkatilah engkau di antara semua wanita,
dan diberkatilah buah rahimmu.
Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Sebab sesungguhnya,
ketika salammu sampai kepada telingaku,
anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.
Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya,
sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana."

Lalu kata Maria,
"Jiwaku memuliakan Tuhan,
dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya,
mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku,
dan nama-Nya adalah kudus.
Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya,
dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya,
dan meninggikan orang-orang yang rendah;
Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar,
dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
Ia menolong Israel, hamba-Nya,
karena Ia mengingat rahmat-Nya,
seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita,
kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."

Kira-kira tiga bulan lamanya
Maria tinggal bersama dengan Elisabet,
lalu pulang ke rumahnya.

Demikianlah sabda Tuhan.



Renungan Injil
Kemarin saya menyaksikan tayangan video yang berisikan komentar buruk mengenai Bunda Maria.
Lalu orang-orang pun menanggapi dengan berbagai macam perspektif, mulai dari yang emosional sampai ke yang "Ampunilah ya Tuhan karena ia tidak tahu apa yang ia katakan."
Saya sendiri merasa iba, kesedihan Bunda Maria yang sudah setumpuk itu masih saja ditambah-tambahi lagi.
Entah berdasarkan apa, orang yang menyampaikan komentar itu menuduh pemeluk agama Katolik menyembah Bunda Maria, barangkali ia belum pernah mendengarkan doa Salam Maria.

Ah, ini sih berita lama, dari dulu juga saya telah berulangkali mendengar hal semacam ini, berita yang tak perlu sama sekali untuk ditanggapi, berita yang tak penting lagi bagi saya, berita lama yang mengambil momentum menjelang Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga yang kita rayakan hari ini.

Baik juga kalau saya meniru istilah yang lagi populer belakangan ini, orang itu telah "gagal faham" mengenai Katolik dan Bunda Maria.
Karena jelas-jelas kita menyebutnya "Santa Maria", bukan "Tuhan Maria", lalu bagaimana atau darimana ia bisa keliru dalam menyimpulkan?

Tidak usah jauh-jauh, dari Kitab Wahyu pada Bacaan Pertama hari ini saja sudah jelas duduk persoalannya.
Masak kita mau mengakui kalau yang dimaksud anak laki-laki itu adalah Yesus Kristus tetapi tidak mau mengakui kalau yang wanita itu adalah ibu-Nya, Bunda Maria, yang berteriak kesakitan saat hendak melahirkan bayi laki-laki itu.

Yang melakukan penyesatan terhadap Yesus dan Bunda Maria tentulah berasal dari gembong naga sumber roh jahat itu.
Sehebat apa pun kuasa naga itu, tetap saja ia mesti menunggu sampai bayi itu dilahirkan, tak punya kemampuan untuk merengutnya ketika masih berada di dalam rahum ibu-Nya.  Ini tentu pertanda kalau wanita itu, yang kita sebut Bunda Maria, secuil pun tak dapat disentuh oleh penguasa kegelapan itu, dan bahkan seringkali ular atau naga itu digambarkan sedang diinjak oleh kaki Bunda Maria.
Baguslah jika para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, akhirnya dilemparkan ke bawah!



Peringatan Orang Kudus
Santo Maximillian Kolbe, Martir
Maximillian Kolbe lahir di Zdunska-Wola, dekat Lodz Polandia pada tanggal 7 Januari 1894. Ia kemudian dipermandikan dengan nama Raymond. Setelah dewasa, ia masuk biara Fransiskan dan mengambil nama: Maximillianus. Kaul kebiaraannya yang pertama diucapkannya pada tahun 1911. Sebagai seorang biarawan Fransiskan, Maximillian dikenal sebagai seorang yang saleh. Pada tahun 1917, ia mendirikan Militia Maria Immaculata di Roma untuk memajukan kebaktian kepada Bunda Maria yang dikandung tanpa noda. Pada tahun 1918, Maximillian ditahbiskan menjadi imam dan kemudian kembali ke Polandia untuk berkarya di sana. Di Polandia, ia menyebarkan berbagai tulisan tentang Bunda Maria dalam buletin 'Militia Maria Immaculata'. Selain itu ia mendirikan biara di Niepokalanov pada tahun 1927 untuk memberi tempat bagi 800 biarawan. Biara yang sama didirikannya di Jepang dan India. Di kemudian hari, ia menjadi superiornya sendiri. Itulah sekilas kebesaran dan karya Maximillian.
Tuhan mencobai Maximillian yang saleh dan setia ini melebihi orang-orang lain. Kiranya benar juga bahwa semakin kuat dan besar iman seseorang, semakin berat juga cobaan yang harus dialami, demi memurnikan imannya dan mempertinggi kesuciannya. Pada tahun 1939 Gestapo Jerman yang keji itu memasuki wilayah Polandia. Diktator Jerman itu yakin bahwa untuk mematahkan semangat orang Polandia perlulah menahan, memenjarakan dan membunuh para pemimpinnya, baik pemimpin politik, maupun pemimpin keagamaan dan para ahlinya. Lebih-lebih jajaran pers Polandia harus dihancurkan.
Maximillian Kolbe dikenal sebagai seorang penulis dan editor majalah. Maka ia ditangkap oleh Gestapo dan diasingkan ke Lamsdorf Jerman dan dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi Amstitz. Pernah ia dilepaskan, tetapi kemudian ditangkap lagi pada tahun 1941, dan dipenjarakan di Pawiak, lalu dipindahkan ke kamp konsentrasi Auscwitz. Di kamp konsentrasi ini, Maximillian dengan diam-diam menjalankan tugasnya sebagai imam bagi para tahanan yang ada di sana. Dengan kondisi tubuh yang kurus kering, Maximillian turut serta dalam kerja paksa. Penyakit TBC yang dideritanya semakin menjadi parah karena kerja paksa itu.
Pada suatu hari seorang sersan bernama Gajowniczek dijatuhi hukuman mati. Karena sangat takut, ia berteriak-teriak menyebut anak­anak dan istrinya. Mendengar teriakan sersan itu, Maximillian Kolbe maju dengan tegap untuk meminta menggantikan sersan malang itu. "Daripada sersan yang beranak-istri ini mati, lebih baiklah saya yang mati. Karena toh saya tidak beranak-isteri" kata Maximillian. Bersama dengan para sandera lainnya, Maximillian tidak diberi makan dan minum. Namun ia bisa bertahan sebagai korban terakhir, dan baru mati setelah disuntik dengan carbolic acid.




Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info