Liturgia Verbi 2021-03-28 Minggu.

Liturgia Verbi (B-I)
Hari Minggu Palma (Mengenangkan Sengsara Tuhan)

Minggu, 28 Maret 2021



Bacaan Pertama
Yes 50:4-7

"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika dinodai,
karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu."

Pembacaan dari Kitab Yesaya:

Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah yang fasih,
supaya dengan perkataanku
aku dapat memberi semangat baru
kepada orang yang letih lesu.
Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku
untuk mendengar seperti seorang murid.

Tuhan Allah telah membuka telingaku,
aku tidak melawan, dan tidak mundur.
Aku memberi punggungku dipukuli orang;
dan daguku kubiarkan dicabuti janggutnya.
Aku tidak menyembunyikan mukaku
pada saat aku dinodai dan diludahi.

Tuhan Allah menolong aku;
sebab itu aku tidak mendapat noda.
Aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu,
karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 22:8-9.17-18a.19-20.23-24,R:2a

Refren: Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku?

*Semua yang melihat aku mengolok-olok;
mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala!
Mereka bilang "Ia pasrah kepada Allah!
Biarlah Allah yang meluputkannya,
biarlah Allah melepaskannya!
Bukankah Allah berkenan kepadanya?"

*Sekawanan anjing mengerumuni aku,
gerombolan penjahat mengepung aku,
mereka menusuk tangan dan kakiku.
Segala tulangku dapat kuhitung.

*Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka,
dan membuang undi atas jubahku.
Tetapi Engkau, Tuhan, janganlah jauh;
ya kekuatanku, segeralah menolong aku!

*Maka aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku
dan memuji-muji Engkau di tengah jemaat;
Hai kamu yang takut akan Tuhan, pujilah Dia,
hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia!
Gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!



Bacaan Kedua
Flp 2:6-11

"Yesus Kristus telah merendahkan diri-Nya,
maka Allah sangat meninggikan Dia."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus
kepada jemaat di Filipi:

Saudara-saudara,
walaupun dalam rupa Allah,
Kristus Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan.
Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri-Nya sendiri
dan mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia,
Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia
dan Menganugerahi-Nya nama di atas segala nama,
supaya dalam nama Yesus bertekuk-lututlah
segala yang ada di langit, yang ada di atas dan di bawah bumi,
dan bagi kemuliaan Allah Bapa
semua lidah mengakui, "Yesus Kristus adalah Tuhan".

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Flp 2:8-9

Kristus sudah taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia,
dan menganugerahi-Nya nama di atas segala nama.



Bacaan Injil
Mrk 14:1-15:47

"Mengenang Sengsara Yesus."

Inilah Kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus.

Hari Raya Paskah dan Hari Raya Roti Tidak Beragi akan mulai dua hari lagi.
Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan
untuk menangkap dan membunuh Yesus dengan tipu muslihat,
sebab mereka berkata, "Jangan pada waktu perayaan,
supaya jangan timbul keributan di antara rakyat."

Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta,
dan sedang duduk makan,
datanglah seorang perempuan
membawa sebuah botol pualam
berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya.
Setelah memecahkan leher botol itu,
perempuan tadi mencurahkan minyak itu ke atas kepala Yesus.
Tetapi beberapa orang menjadi gusar
dan berkata satu sama lain,
"Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini?
Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih,
dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin."
Lalu mereka memarahi perempuan itu.
Tetapi Yesus berkata, "Biarkanlah dia!
Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik kepada-Ku.
Karena orang-orang miskin selalu ada padamu,
dan kamu dapat menolong mereka
kapan saja kamu menghendakinya,
tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu.
Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya.
Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku.
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu:
Di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia,
apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia."

Lalu pergilah Yudas Iskariot,
salah seorang dari kedua belas murid Yesus,
kepada imam-imam kepala
dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka.
Para imam sangat gembira waktu mendengarnya,
dan mereka berjanji akan memberikan uang kepada Yudas.
Maka Yudas mencari kesempatan yang baik
untuk menyerahkan Yesus.

Pada hari pertama dari Hari Raya Roti Tidak Beragi,
pada waktu orang menyembelih domba Paskah,
murid-murid Yesus berkata kepada-Nya,
"Ke mana Engkau kehendaki kami pergi
untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"
Lalu Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan,
"Pergilah ke kota.
Di sana kamu akan bertemu dengan seorang
yang membawa kendi berisi air.
Ikutilah dia,
dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya:
Guru berpesan: 'Di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku
untuk makan Paskah bersama dengan murid-murid-Ku?'
Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu
sebuah ruangan atas yang besar,
yang sudah lengkap dan tersedia.
Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!"
Kedua murid itu pun berangkat.
Setibanya di kota, didapati mereka semua
seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka.
Lalu mereka mempersiapkan Paskah.

Setelah hari malam, datanglah Yesus
bersama-sama dengan kedua belas murid itu.
Ketika mereka duduk di situ dan sedang makan,
Yesus berkata, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu,
seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku,
yaitu dia yang makan dengan Aku."

Mereka pun mulai merasa sedih,
dan seorang demi seorang berkata kepada Yesus,
"Bukan aku, ya Tuhan?"
Yesus menjawab,
"Orang itu ialah salah seorang dari kamu yang dua belas ini,
dia yang mencelupkan roti ke dalam satu mangkuk dengan Aku.
Sebab Putra Manusia memang akan pergi
sesuai dengan yang tertulis tentang Dia.
Akan tetapi, celakalah orang
yang olehnya Putra Manusia itu diserahkan.
Lebih baik bagi orang itu
sekiranya ia tidak dilahirkan."

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan,
Yesus mengambil roti, memberkati,
memecah-mecahkan roti itu
lalu memberikannya kepada para murid
seraya berkata, "Terimalah, inilah Tubuh-Ku."
Sesudah itu Ia mengambil piala,
mengucap syukur, lalu memberikannya kepada para murid,
dan mereka semua minum dari piala itu.
Yesus berkata kepada mereka,
"Inilah darah-Ku, darah perjanjian
yang ditumpahkan bagi banyak orang.
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu:
Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur
sampai pada hari Aku meminum anggur yang baru,
yaitu dalam Kerajaan Allah."

Sesudah menyanyikan lagu pujian,
pergilah mereka ke Bukit Zaitun.
Dalam perjalanan ke Bukit Zaitun,
Yesus berkata kepada mereka,
"Kamu semua akan terguncang imanmu.
Sebab ada tertulis: 'Aku akan memukul gembala,
dan domba-domba akan tercerai-berai.
Akan tetapi sesudah bangkit,
Aku akan mendahului kamu ke Galilea."
Kata Petrus kepada Yesus,
"Biarpun mereka semua terguncang imannya, aku tidak!"
Lalu kata Yesus kepadanya,
"Sesungguhnya Aku berkata kepadamu,
pada hari ini, malam ini juga,
sebelum ayam berkokok dua kali,
engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
Tetapi dengan lebih bersungguh-sungguh Petrus berkata,
"Sekalipun harus mati bersama Engkau,
aku tidak akan menyangkal Engkau."
Semua murid yang lain pun berkata demikian juga.

Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat
yang bernama Getsemani.
Kata Yesus kepada murid-murid-Nya,
"Duduklah di sini sementara Aku berdoa."
Dan Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes beserta-Nya.
Yesus mulai merasa sangat susah dan gelisah.
Lalu kata-Nya kepada mereka,
"Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya.
Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah."
Yesus maju sedikit lagi,
lalu merebahkan diri ke tanah dan berdoa
supaya, sekiranya mungkin,
saat itu berlalu dari hadapan-Nya.
Kata-Nya, "Ya Abba, ya Bapa,
segala sesuatu mungkin bagi-Mu,
ambillah cawan ini dari hadapan-Ku,
tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki,
melainkan apa yang Engkau kehendaki!"

Setelah itu Yesus datang kembali,
dan mendapati ketiga murid itu sedang tidur.
Lalu Yesus berkata kepada Petrus,
"Simon, sedang tidurkah engkau?
Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga walau satu jam saja?
Berjaga-jagalah dan berdoalah,
supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.
Roh memang berniat baik, tetapi tabiat manusia lemah!"
Lalu Yesus pergi lagi dan mengucapkan doa yang sama.

Ketika kembali,
Ia mendapati mereka sedang tidur,
sebab mata mereka sudah berat,
dan mereka tidak tahu
apa yang harus mereka katakan kepada Yesus.

Kemudian Yesus kembali untuk ketiga kalinya
dan berkata kepada mereka,
"Masihkah kamu tidur dan beristirahat!
Cukuplah! Saatnya sudah tiba!
Lihat, Putera Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa!
Bangunlah, mari kita pergi.
Dia yang menyerahkan Aku sudah mendekat."

Waktu Yesus masih berbicara,
muncullah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid,
dan bersama-sama dia
serombongan orang yang membawa pedang dan pentung,
disuruh oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua.
Orang yang menyerahkan Yesus itu
sudah memberitahukan suatu tanda kepada mereka,
"Orang yang akan kucium, itulah Dia.
Tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat!"

Ketika sampai di tempat Yesus,
Yudas langsung mendekati Yesus dan berkata, "Rabi",
lalu mencium Dia.
Lalu orang-orang yang bersama Yudas itu
memegang Yesus dan menangkap-Nya.
Salah seorang dari mereka yang ada di situ
menghunus pedangnya,
lalu menetakkannya kepada hamba Imam Besar
sehingga putus telinganya.
Kata Yesus kepada rombongan yang menangkap-Nya,
"Sangkamu Aku ini penyamun,
maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung
untuk menangkap Aku?
Tiap hari Aku ada di tengah-tengahmu
mengajar di Bait Allah,
dan kamu tidak menangkap Aku.
Tetapi haruslah digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci!"

Lalu semua murid itu meninggalkan Yesus
dan melarikan diri.
Pada waktu itu ada seorang muda
hanya mengenakan sehelai kain lenan
untuk menutup badannya, mengikuti Yesus.
Mereka hendak menangkapnya,
tetapi ia melepaskan kain lenan itu
dan lari dengan telanjang.

Kemudian Yesus dibawa menghadap Imam Besar.
Lalu semua imam kepala, tua-tua dan ahli Taurat
berkumpul di situ.
Sementara itu, Petrus mengikuti Yesus dari jauh,
sampai ke dalam halaman Imam Besar,
dan di sana ia duduk di antara pengawal-pengawal
sambil menghangatkan badan dekat api.

Imam-imam kepala dan para anggota Mahkamah Agama,
mencari kesaksian melawan Yesus
supaya Ia dapat dihukum mati,
tetapi mereka tidak memperolehnya.
Banyak juga orang yang memberi kesaksian palsu
melawan Dia,
tetapi kesaksian-kesaksian itu tidak sesuai satu sama lain.

Lalu beberapa orang memberi kesaksian palsu melawan Yesus
dengan mengatakan,
"Kami sudah mendengar orang ini berkata:
Aku akan meruntuhkan Bait Suci
buatan tangan manusia ini,
dan dalam tiga hari akan Aku dirikan yang lain,
yang bukan buatan tangan manusia."
Dalam hal ini pun
kesaksian mereka tidak sesuai satu sama lain.

Lalu Imam Besar berdiri di tengah-tengah sidang
dan bertanya kepada Yesus,
"Tidakkah Engkau menjawab sama sekali?
Bagaimana dengan tuduhan orang-orang ini terhadap Engkau?"
Tetapi Yesus tetap diam dan tidak menjawab apa-apa.
Imam Besar itu bertanya lagi kepada-Nya,
"Apakah Engkau Mesias, Putera dari Yang Terpuji?"
Jawab Yesus, "Akulah Dia,
dan Kamu akan melihat Putera Manusia
duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa
dan datang dalam awan-awan di langit."
Lalu Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya sendiri dan berkata,
"Untuk apa kita perlu saksi lagi?
Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah.
Bagaimana pendapat kamu?"
Dengan suara bulat mereka memutuskan
bahwa Yesus harus dihukum mati.

Lalu mulailah beberapa orang meludahi Dia,
dan menutupi wajah-Nya serta meninju-Nya sambil berkata,
"Hai Nabi, cobalah terka!"
Malah para pengawal pun memukul Dia.

Pada waktu itu
Petrus masih ada di bawah, di halaman.
Lalu datanglah seorang hamba perempuan Imam Besar,
dan ketika melihat Petrus sedang menghangatkan badan,
ia menatap wajah Petrus dan berkata,
"Engkau juga selalu bersama dengan Yesus, orang Nazaret itu."
Tetapi Petrus menyangkalnya dan berkata,
"Aku tidak tahu dan tidak mengerti apa yang engkau maksud."
Lalu Petrus pergi ke serambi muka, dan berkokoklah ayam.
Ketika hamba perempuan itu melihat Petrus lagi,
berkata ia pula kepada orang-orang yang ada di situ,
"Orang ini adalah salah seorang dari mereka."
Tetapi Petrus menyangkal lagi.
Tidak lama kemudian
orang-orang yang ada di situ berkata juga kepada Petrus,
"Engkau pasti salah seorang dari mereka!
Apalagi engkau seorang Galilea!"
Lalu mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah,
"Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!"
Seketika itu juga berkokoklah ayam untuk kedua kalinya.
Teringatlah Petrus
bahwa Yesus telah berkata kepadanya,
"Sebelum ayam berkokok dua kali,
engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
Lalu menangislah Petrus tersedu-sedu.

Pagi-pagi benar,
imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat,
serta para anggota Mahkamah Agama lainnya
mengadakan pertemuan.
Kemudian mereka membelenggu Yesus,
lalu membawa Dia dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus.
Pilatus bertanya kepada Yesus,
"Engkaukah Raja orang Yahudi?"
Jawab Yesus, "Engkau sendiri yang mengatakannya."
Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia.
Pilatus bertanya lagi kepada Yesus,
"Tidakkah Engkau menjawab sama sekali?
Lihatlah betapa banyak tuduhan mereka terhadap Engkau!"
Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi,
sehingga Pilatus merasa heran.

Pada tiap hari raya itu
Pilatus membebaskan satu orang hukuman
menurut permintaan mereka.
Pada waktu itu ada seorang bernama Barabas
yang sedang dipenjarakan
bersama beberapa orang pemberontak lainnya.
Mereka telah melakukan pembunuhan
dalam suatu pemberontakan.
Lalu datanglah orang banyak,
dan meminta supaya ia melakukan hal itu
untuk mereka seerti biasanya.
Pilatus menjawab mereka dan bertanya,
"Apakah kamu menghendaki
supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?"
Pilatus memang mengetahui
bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki.
Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak
untuk meminta supaya Barabaslah
yang dibebaskan bagi mereka.

Pilatus sekali lagi bertanya kepada mereka,
"Kalau begitu,
apakah yang harus kuperbuat dengan orang
yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?"
Mereka berteriak, "Salibkan Dia!"
Lalu Pilatus berkata kepada mereka,
"Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?"
Namun mereka makin keras berteriak, "Salibkan Dia!"
Karena ingin memuaskan hati orang banyak itu,
Pilatus membebaskan Barabas bagi mereka.
Sedangkan Yesus dicambuknya,
lalu diserahkannya untuk disalibkan.

Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus
ke halaman istana, yang adalah kediaman gubernur,
dan memanggil seluruh pasukan berkumpul.
Mereka mengenakan mantel ungu kepada Yesus,
menganyam sebuah mahkota duri,
dan menaruhnya di atas kepala Yesus.
Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya,
katanya, "Salam, hai Raja orang Yahudi!"
Mereka memukul kepala Yesus dengan buluh,
meludahi-Nya, dan berlutut menyembah-Nya.
Sesudah mengolok-olokkan Dia,
mereka menanggalkan mantel ungu yang dipakai-Nya
dan mengenakan lagi pakaian-Nya kepada Yesus.
Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan.

Pada waktu itu
lewatlah seorang yang bernama Simon, orang Kirene,
ayah Aleksander dan Rufus,
yang baru datang dari luar kota.
Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota,
yang berarti: Tempat Tengkorak.
Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya,
tetapi Yesus menolaknya.
Kemudian mereka menyalibkan Yesus,
lalu membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya
untuk menentukan bagian masing-masing.
Pada pukul sembilan pagi mereka menyalibkan Yesus.
Alasan mengapa Ia dihukum
disebut pula pada tulisan yang terpasang di situ:
"Raja orang Yahudi."
Bersama-sama dengan Yesus disalibkan dua orang penyamun,
seorang di sebelah kanan-Nya
dan seorang di sebelah kiri-Nya.
Dengan demikian digenapi nas Alkitab yang berbunyi,
"Ia akan terhitung di antara orang-orang jahat."

Orang-orang yang lewat di sana menghujat Yesus,
dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata,
"Hai Engkau yang mau meruntuhkan Bait Suci
dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari,
turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!"
Demikian juga imam-imam kepala
bersama-sama ahli-ahli Taurat mengolok-olokkan Yesus
di antara mereka sendiri,
dan mereka saling berkata, "Orang lain Ia selamatkan,
tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!
Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu sekarang,
supaya kita lihat dan percaya."
Bahkan kedua orang yang disalibkan
bersama-sama dengan Yesus mencela-Nya juga.

Pada pukul dua belas,
kegelapan meliputi seluruh daerah itu
dan berlangsung sampai pukul tiga.
Pada pukul tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring,
"Eloi, Eloi, lama sabakhtani?"
yang artinya: Allahku, Allahku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata,
"Lihat, Ia memanggil Elia."
Kemudian bergegaslah seorang
dan mencelupkan bunga karang ke dalam anggur asam,
lalu menancapkannya pada sebatang buluh
dan memberi Yesus minum seraya berkata,
"Baiklah kita tunggu dan melihat
apakah Elia datang untuk menurunkan Dia."
Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring,
dan menghembuskan napas terakhir-Nya.

... Semua berlutut dan hening sejenak...

Ketika itu tirai Bait Suci terkoyak menjadi dua
dari atas sampai ke bawah.
Waktu kepala pasukan
yang berdiri berhadapan dengan Yesus
melihat-Nya menghembuskan napas terakhir seperti itu,
berkatalah ia, "Sungguh, orang ini Putra Allah!"

Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh.
Di antara adalah Maria Magdalena,
Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome.
Mereka semua telah mengikuti Yesus
dan melayani-Nya waktu Ia di Galilea.
Ada juga di situ banyak perempuan lain
yang telah datang ke Yerusalem bersama-sama dengan Yesus.

Sementara itu hari mulai malam,
dan hari itu hari persiapan, yaitu hari menjelang Sabat.
Karena itu Yusuf, orang Arimatea,
seorang anggota Majelis Besar yang terkemuka,
yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah,
memberanikan diri menghadap Pilatus
dan meminta jenazah Yesus.

Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati.
Lalu ia memanggil kepala pasukan
dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati.
Sesudah mendengar keterangan kepala pasukan,
Pilatus berkenan memberikan jenazah Yesus kepada Yusuf.
Yusuf pun membeli kain lenan,
kemudian menurunkan jenazah Yesus dari salib
dan mengafaninya dengan kain lenan itu.
Lalu ia membaringkan jenazah Yesus
di dalam kubur yang digali dalam bukit batu.
Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu.
Maria Magdalena dan Maria ibu Yoses melihat
di mana Yesus dibaringkan.

Demikianlah Injil Tuhan.

ATAU BACAAN SINGKAT:
Mrk 15:1-39

Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus.

Pagi-pagi benar,
imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat,
serta para anggota Mahkamah Agama lainnya
mengadakan pertemuan.
Kemudian mereka membelenggu Yesus,
lalu membawa Dia dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus.
Pilatus bertanya kepada Yesus,
"Engkaukah Raja orang Yahudi?"
Jawab Yesus, "Engkau sendiri yang mengatakannya."
Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia.
Pilatus bertanya lagi kepada Yesus,
"Tidakkah Engkau menjawab sama sekali?
Lihatlah betapa banyak tuduhan mereka terhadap Engkau!"
Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi,
sehingga Pilatus merasa heran.

Pada tiap hari raya itu
Pilatus membebaskan satu orang hukuman
menurut permintaan mereka.
Pada waktu itu ada seorang bernama Barabas
yang sedang dipenjarakan
bersama beberapa orang pemberontak lainnya.
Mereka telah melakukan pembunuhan
dalam suatu pemberontakan.

Lalu datanglah orang banyak,
dan meminta supaya ia melakukan hal itu
untuk mereka seerti biasanya.
Pilatus menjawab mereka dan bertanya,
"Apakah kamu menghendaki
supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?"
Pilatus memang mengetahui
bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki.
Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak
untuk meminta supaya Barabaslah
yang dibebaskan bagi mereka.

Pilatus sekali lagi bertanya kepada mereka,
"Kalau begitu,
apakah yang harus kuperbuat dengan orang
yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?"
Mereka berteriak, "Salibkan Dia!"
Lalu Pilatus berkata kepada mereka,
"Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?"
Namun mereka makin keras berteriak, "Salibkan Dia!"
Karena ingin memuaskan hati orang banyak itu,
Pilatus membebaskan Barabas bagi mereka.
Sedangkan Yesus dicambuknya,
lalu diserahkannya untuk disalibkan.

Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus
ke halaman istana, yang adalah kediaman gubernur,
dan memanggil seluruh pasukan berkumpul.
Mereka mengenakan mantel ungu kepada Yesus,
menganyam sebuah mahkota duri,
dan menaruhnya di atas kepala Yesus.
Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya,
katanya, "Salam, hai Raja orang Yahudi!"
Mereka memukul kepala Yesus dengan buluh,
meludahi-Nya, dan berlutut menyembah-Nya.
Sesudah mengolok-olokkan Dia,
mereka menanggalkan mantel ungu yang dipakai-Nya
dan mengenakan lagi pakaian-Nya kepada Yesus.
Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan.

Pada waktu itu
lewatlah seorang yang bernama Simon, orang Kirene,
ayah Aleksander dan Rufus,
yang baru datang dari luar kota.
Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota,
yang berarti: Tempat Tengkorak.
Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya,
tetapi Yesus menolaknya.
Kemudian mereka menyalibkan Yesus,
lalu membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya
untuk menentukan bagian masing-masing.
Pada pukul sembilan pagi mereka menyalibkan Yesus.
Alasan mengapa Ia dihukum
disebut pula pada tulisan yang terpasang di situ:
"Raja orang Yahudi."
Bersama-sama dengan Yesus disalibkan dua orang penyamun,
seorang di sebelah kanan-Nya
dan seorang di sebelah kiri-Nya.
Dengan demikian digenapi nas Alkitab yang berbunyi,
"Ia akan terhitung di antara orang-orang jahat."

Orang-orang yang lewat di sana menghujat Yesus,
dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata,
"Hai Engkau yang mau meruntuhkan Bait Suci
dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari,
turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!"
Demikian juga imam-imam kepala
bersama-sama ahli-ahli Taurat mengolok-olokkan Yesus
di antara mereka sendiri,
dan mereka saling berkata, "Orang lain Ia selamatkan,
tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!
Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu sekarang,
supaya kita lihat dan percaya."
Bahkan kedua orang yang disalibkan
bersama-sama dengan Yesus mencela-Nya juga.

Pada pukul dua belas,
kegelapan meliputi seluruh daerah itu
dan berlangsung sampai pukul tiga.
Pada pukul tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring,
"Eloi, Eloi, lama sabakhtani?"
yang artinya: Allahku, Allahku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata,
"Lihat, Ia memanggil Elia."
Kemudian bergegaslah seorang
dan mencelupkan bunga karang ke dalam anggur asam,
lalu menancapkannya pada sebatang buluh
dan memberi Yesus minum seraya berkata,
"Baiklah kita tunggu dan melihat
apakah Elia datang untuk menurunkan Dia."
Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring,
dan menghembuskan napas terakhir-Nya.

... Semua berlutut dan hening sejenak...

Ketika itu tirai Bait Suci terkoyak menjadi dua
dari atas sampai ke bawah.

Waktu kepala pasukan
yang berdiri berhadapan dengan Yesus
melihat-Nya menghembuskan napas terakhir seperti itu,
berkatalah ia, "Sungguh, orang ini Putra Allah!"

Demikianlah Injil Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini, Hari Minggu Palma, untuk mengenangkan Sengsara Tuhan, renungan saya ambil dari Daily fresh Juice berikut ini:

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Mari kita kenali lebih dekat dua orang murid Yesus,
yakni Petrus dan Yudas Iskariot, yang disebut dalam kisah sengsara Yesus.

Petrus, yang semula bernama Simon, anak Yohanes,
oleh Yesus diberi nama Kefas, sesuai dengan karakter Petrus yang kuat dan keras, seperti batu karang.
Petrus yang tidak berpendidikan, hanya nelayan,
beberapa kali gagal memahami kehendak Allah atas Yesus.
Ketika Yesus menyampaikan tentang penderitaan yang akan menimpa-Nya, dianiaya lalu dibunuh oleh imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,
Petrus menarik Yesus ke samping, dan menegur Yesus, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."

Begitu juga ketika Yesus ditangkap,
sampai tiga kali Petrus menyangkal Yesus,
"Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!"

Tetapi kesetiaan Petrus kepada Yesus sungguh luarbiasa, tak tergoyahkan.
Maka, ketika Yesus menampakkan diri kepada para murid-Nya,
sampai tiga kali Yesus bertanya dan meminta kepada Petrus,
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?
Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Kuasa Petrus yang diberikan langsung oleh Yesus ini, yang sering disebut sebagai Primat Petrus, maka Petrus menjadi sokoguru, pemimpin gereja awal.

Bagaimana dengan Yudas Iskariot?
Apa yang muncul di benak kita setelah mendengar nama Yudas Iskariot?
Saya membayangkan kalau saya adalah Yudas Iskariot,
berpendidikan, setidaknya pandai berhitung
makanya ditugasi untuk mengurusi keuangan.
Sementara murid lain sibuk membantu Yesus melayani umat,
Yudas malah sibuk menghitung-hitung pemasukan dan pengeluaran.
Mending sekarang ada laptop, setidaknya kalkulator,
di jaman dulu menghitung masih pakai jari tangan.

Ketika saya mencoba searching di Kitab Suci,
tak satu pun ada peran serta Yudas yang ditulis di situ,
yang ada Yudas Iskariot, murid yang mengkhianati Yesus,
padahal tugas mengelola keuangan termasuk tugas yang penting,
dan sekaligus beresiko tinggi, karena memang sangat dekat dengan mamon,
rentan terhadap godaan mamon.
Akhirnya Yudas pun jatuh ke dalam kuasa mamon,
seperti yang ditulis pada Injil Lukas, "Masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu."
Selain itu, rasa-rasanya Yudas juga terjatuh ke dalam irihati terhadap Petrus, Yakobus dan Yohanes, yang lebih terkenal dan lebih dekat dengan Yesus.
Perasaan irihati memang tak baik dipelihara, lama-lama ngelunjak.

Saya tidak sedang membela Yudas,
melainkan sedang berusaha menjalankan ajaran Yesus
untuk selalu mengampuni kesalahan orang lain,
tidak menyimpan kebencian, apalagi dendam.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Bagaimana dengan Yesus sendiri?
Sebagai Tuhan, tentu Yesus tidak dapat berbuat dosa.
Sebagai manusia pun Yesus sama sekali tidak berbuat dosa,
tetapi tuduhan dan fitnah membanjiri-Nya.
Di saat Yesus mesti melepaskan kuasa ilahi-Nya,
agar pengorbanan-Nya benar menjadi penebusan,
tudingan para imam kepala dan ahli Taurat malah menjadi-jadi.
Sungguh mengenaskan ketika Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di taman Getsemani,
"Ya Abba, ya Bapa,
segala sesuatu mungkin bagi-Mu,
ambillah cawan ini dari hadapan-Ku,
tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki,
melainkan apa yang Engkau kehendaki!"
Begitu pula ketika Yesus dinaikkan ke tiang salib,
"Eloi, Eloi, lama sabakhtani?
Allahku, Allahku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

Yesus benar-benar sangat menderita,
kisah sengsara-Nya bukan rekayasa atau settingan.
Dan itu semua mesti dialami Yesus bukan oleh karena perbuatan-Nya,
melainkan demi kita, demi keselamatan kita.
Maka dari itu,
jangan sampai terjadi, pengorbanan Yesus menjadi sia-sia,
marilah kita turut memelihara agar keselamatan kita akan benar terjadi.
Marilah belajar dari Petrus untuk setia kepada Kristus,
marilah belajar dari Yudas Iskariot yang rentan terhadap godaan mamon.
Jangan biarkan diri kita terjatuh ke dalam godaan mamon.
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Doroteus dari Gaza, Pengaku Iman
Selagi dalam pendidikan Doroteus bosan dengan segala macam pelajaran di sekolah. "Lebih baik aku memegang ular daripada membolak- balik buku pelajaran" katanya. Tetapi lama kelamaan ia merobah sikapnya yang konyol itu dan berjuang menghilangkannya. Hasilnya ialah ia kemudian menjadi orang yang amat rajin dan suka belajar dan membaca.
Semangat baru ini kemudian menghantar dia ke dalam kehidupan membiara pada tahun 530 di sebuah biara di Palestina. Kepada rekan-rekannya ia mengatakan: "Jika kita dapat mengalahkan perasaan bosan dan segan belajar sehingga kita menjadi orang yang suka belajar, maka tentunya kita juga dapat mengalahkan hawa nafsu dan menjadi orang kudus". Kata-kata ini menunjukkan tekadnya yang keras membaja untuk mencapai kesempumaan hidup lewat cara hidup membiara. Salah satu caranya ialah senantiasa bersikap terus terang, dan terbuka hati dan pikiran kepada atasan dan rekan-rekannya. Dengan cara ini ia memperoleh ketenangan batin dan semangat dalam menjalani cara hidup membiara. Dalam bukunya ia menulis: "Barangsiapa rajin berdoa dan bermati-raga serta berusaha sungguh-sungguh menguasai kehendaknya, ia akan mencapai ketenteraman batin yang membahagikan".
Doroteus mencapai kemajuan pesat dalam kehidupan rohaninya dan kemudian mendirikan dan memimpin sebuah biara pertapaan di Gaza. la berusaha memajukan pertapaannya dengan menjalankan pekerjaan- pekerjaannya dengan baik dan menciptakan persaudaraan antar para rahibnya. la selalu berlaku ramah terhadap rekan-rekannya. Tahun-tahun terakhir hidupnya, ia mengalami banyak masalah. Godaan dan penyakit merupakan pencobaan besar baginya. Namun ia tetap riang. Kepada rekan-rekannya ia mengatakan: "Tidaklah sukar mencari dan menemukan sebab-musabab dari semuanya itu. Baiklah kalau kita mempercayakan diri kepada Tuhan sebab la tahu apa yang penting dan berguna bagi kita ". Tulisan-tulisan rohaninya sangat bagus, sehingga pada abad ke-17 tulisan-tulisan itu diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis dan Inggris.
Bagi Doroteus, kesucian tidak sama dengan mengerjakan mujizat- mujizat dan/atau menjalankan puasa dan tapa. Semuanya itu memang baik dan berguna, kesucian itu suatu tindakan menyangkal diri sendiri dan menundukkan kehendak pribadi pada kehendak Tuhan atau menghendaki semata-mata apa yang dikehendaki Tuhan, demi cinta kasih akan Dia. Dengan berusaha mencapai tujuan inilah, maka Doroteus akhirnya menjadi orang kudus.




http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/