Liturgia Verbi 2024-09-01 Minggu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Minggu Biasa XXII 

Minggu, 1 September 2024

Ujud Gereja Universal: Jeritan bumi.
Semoga masing-masing dari kita akan mendengar dan mencamkan jeritan Bumi dan para korban bencana alam serta perubahan iklim, dan semoga semua orang akan berusaha secara pribadi untuk merawat dunia tempat kita tinggal.

Ujud Gereja Indonesia: Tokoh-tokoh Kitab Suci.
Semoga anak-anak, remaja, dan orang muda Katolik dapat menemukan tokoh-tokoh Kitab Suci yang menjadi idola dan teladan mereka dalam menjalani hidup sehari-hari.



Bacaan Pertama
Ul 4:1-2.6-8

"Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu;
dengan demikian kamu berpegang pada perintah Tuhan."

Pembacaan dari Kitab Ulangan:

Di padang gurun seberang Sungai Yordan
Musa berkata kepada bangsanya,
"Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan
yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan,
supaya kamu hidup,
dan memasuki serta menduduki negeri
yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu.

Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu,
dan janganlah kamu menguranginya;
dengan demikian kamu berpegang pada perintah Tuhan, Allahmu,
yang kusampaikan kepadamu.

Lakukanlah itu dengan setia,
sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaan dan akal budimu
di mata bangsa-bangs.
Begitu mendengar segala ketetapan ini mereka akan berkata,
Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi!
Sebab bangsa besar manakah
yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya
seperti Tuhan, Allah kita,
setiap kali kita berseru kepada-Nya?
Dan bangsa besar manakah
yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil
seperti seluruh hukum
yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 15:2-3a.3cd-4ab.5,R:1a

Refren: Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu?

*Orang yang berlaku tidak bercela,
yang melakukan apa yang adil
dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya,
yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.

*Orang yang tidak berbuat jahat terhadap teman,
dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya
yang memandang hina orang-orang tercela
tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa,
yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi.

*Orang yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba
dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah.
Siapa yang berlaku demikian
tidak akan goyah selama-lamanya.



Bacaan Kedua
Yak 1:17-18.21b-22.27

"Hendaklah kamu menjadi pelaku firman."

Pembacaan dari Surat Rasul Yakobus:

Saudara-saudaraku yang terkasih,
setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna,
datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang.
Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan pertukaran.
Atas kehendak-Nya sendiri
Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran,
supaya pada tingkat yang tertentu
kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.

Terimalah dengan lemah lembut
firman yang tertanam dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
Hendaklah kamu menjadi pelaku firman,
dan bukan hanya pendengar!
Sebab jika tidak demikian, kamu menipu diri sendiri.
Ibadah sejati dan tak bercela di hadapan Allah, Bapa kita,
ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka,
dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yak 1:18

Atas kehendak-Nya sendiri
Bapa telah menjadikan kita berkat firman kebenaran,
supaya kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.



Bacaan Injil
Mrk 7:1-8.14-15.21-23

"Perintah Allah kamu abaikan
untuk berpegang pada adat istiadat manusia."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari
serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem
datang menemui Yesus.
Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis,
yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
Sebab orang-orang Farisi
-- seperti orang-orang Yahudi lainnya --
tidak makan tanpa membasuh tangan lebih dulu,
karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang.
Dan kalau pulang dari pasar
mereka juga tidak makan
kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya.
Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang,
umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga.
Karena itu,
orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus,
"Mengapa murid-murid-Mu
tidak mematuhi adat istiadat nenek moyang kita?
Mengapa mereka makan dengan tangan najis?"
Jawab Yesus kepada mereka,
"Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu,
hai orang-orang munafik!
Sebab ada tertulis:
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya,
padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Percuma mereka beribadah kepada-Ku,
sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
Perintah Allah kamu abaikan
untuk berpegang pada adat istiadat manusia."

Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka,
"Dengarlah Aku dan camkanlah ini!
Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang,
tidak dapat menajiskan dia!
Tetapi apa yang keluar dari seseorang,
itulah yang menajiskan dia!
Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat,
percabulan, pencurian, pembunuhan,
perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan,
hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Jelas-jelas beberapa murid Yesus telah melanggar adat-istiadat, tidak mencuci tangan sebelum makan.
Di tinjau dari disiplin yang mana pun, jelas tidak ada yang membenarkan orang makan dengan tangan kotor.
Diciptakannya sendok dan garpu maksudnya untuk mencegah kuman yang menempel di tangan ikut tertelan masuk ke dalam tubuh.
Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat menggunakan hal ini sebagai "senjata" untuk "menyerang" Yesus.
Mereka pikir kali ini Yesus akan KO (knock-out).

Dari soal makan ini saja saya menemukan banyak sekali anjuran, etika maupun tradisi yang diajarkan orang.
Makan jangan bersuara, tidak sopan.
Makanan harus dicuci bersih dan dimasak matang sebelum di santap, di lain pihak, jangan dimasak terlalu matang nanti vitaminnya hilang.
Kupas dulu kulitnya sebelum memakan buah, tapi ada yang bilang makan apel berikut kulitnya, jangan dikupas.
Ketika mengunyahnya, kita mesti hitung sampai berapa kali mesti mengunyahnya sebelum ditelan.
Apa yang mesti dimakan pun diatur-atur, jangan makan ini karena bisa begitu, dan seterusnya.
Ahli gizi membuat aturan pula, sebaiknya makanan apa yang dikonsumi di pagi hari, apa yang di siang hari dan apa yang di malam hari.
Dengan kata lain, makanan di siang hari tidak cocok disantap lagi di malam harinya, mesti masak makanan yang berbeda.   Kalau mau sehat, lupakan hemat.
Belakangan, makanan malah dikaitkan dengan golongan darah.
Hindari makan daging, ganti dengan sayuran, tetapi golongan darah O boleh makan daging.
Ada lagi nih, jangan lupa berdoa sebelum dan sesudah makan.

Yesus tidak melarang kita untuk mematuhi adat istiadat.
Rasul Paulus sendiri turut tidak makan daging babi untuk menghormati orang lain yang ia sebut saudara-saudaranya itu.
Yang tidak dibenarkan adalah mengabaikan perintah Allah karena alasan mematuhi adat-istiadat.
Yang juga tidak dibenarkan, mengabaikan adat istiadat dengan menggunakan perintah Allah sebagai alasannya.

Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat itu mengurusi orang lain, menyalahkan orang lain yang makan sebelum mencuci tangan.
Inilah najis yang dimaksudkan Yesus: yaitu yang keluar dari dalam hati seseorang, bukan yang masuk dari luar.
Dari dalam hatilah keluarnya pikiran jahat, dan inilah yang wajib dicuci atau dibersihkan.
Setiap hari kita mandi untuk membersihkan badan, tapi seberapa seringkah kita mandi rohani untuk membersihkan batin kita?
Percuma saja kita memeriksa batin kalau hanya untuk diperiksa-periksa saja.
Jangan cuma diperiksa-periksa, mandikan batin kita itu supaya bersih dan menjadi segar kembali.



Peringatan Orang Kudus
Santo Pedro Armengol (1238-1304)
Pedro dikenal sebagai perampok ulung. Namun tiba-tiba ia bertobat dan masuk biara. Pedro menawarkan diri sebagai sandera untuk ditukar dengan 18 anak Kristen yang ditahan orang Muslim di Aljazair. Karena giat merasul di kawasan Islam ini, ia dihukum mati; akan tetapi secara ajaib, Pedro terbebas dari maut.

Santa Verena (350)
Wanita Mesir ini mengikuti legiun Thebais ke suatu garnisun baru di Swiss. Hingga akhir hidupnya ia berbuat amal dan bermatiraga. Ia dihormati sebagai santa pelindung para pelayan perempuan di pastoran.

Ruth (abad 11 seb. M.)
Wanita Moab ini dikenal dalam kaitannya dengan keluarga Elimelekh, sebuah keluarga Israel dari Betlehem, daerah Yehuda. Konon pada zaman pemerintahan hakim-hakim terjadilah kelaparan hebat di tanah Israel. Elimelekh bersama Naomi, isterinya dan kedua anaknya Mahlon dan Kilyon mengungsi ke Moab sebagai orang asing.
Sepeninggal Elimelekh, Mahlon dan Kilyon menikah dengan perempuan-perempuan Moab. Mahlon dengan Orpa, sedang Kilyon dengan Ruth. Sayang sekali bahwa Mahlon dan Kilyon kemudian meninggal dunia. Dengan demikian tinggallah Naomi bersama kedua menantunya Orpa dan Ruth.
Ketika didengar bahwa Tuhan telah membebaskan umatNya Israel dari kelaparan, pulanglah Naomi ke Betlehem, Yehuda bersama kedua menantunya. Di sana Ruth bertemu dan menikah dengan Boaz, saudara Elimelekh. Perkawinan Levirat ini adalah sah menurut hukum Israel demi melanjutkan keturunan Naomi. Ruth dan Boaz memperanakkan Obed, ayah dari Yesse, yang menjadi ayah dari Daud, Raja terbesar Israel. Dengan demikian Ruth dikenal sebagai leluhur Raja Daud dan Yesus Kristus yang lahir dari keturunan Daud (Mat 1: 5).



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/