Liturgia Verbi 2024-08-17 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-II)
HR Kemerdekaan Republik Indonesia

Sabtu, 17 Agustus 2024



Bacaan Pertama
Sir 10:1-8

"Para penguasa bertanggung-jawab atas rakyatnya."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat,
pemerintah yang arif adalah yang teratur.
Seperti para penguasa,
demikian pula para pegawainya;
seperti pemerintah kota,
demikian pula semua penduduknya.
Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya,
tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya.
Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi,
dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya.
Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seseorang,
dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan martabat.
Janganlah pernah menaruh benci kepada sesamamu,
apapun juga kesalahannya,
dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu.
Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun manusia,
dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah.
Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain
akibat kelaliman, kekerasan dan uang.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 101:1a.2ac.3a.6-7,R:Gal 5:13

Refren: Kamu dipanggil untuk kemerdekaan,
maka abdilah satu sama lain dalam cintakasih.

*Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum,
aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela.
Aku hendak hidup dalam ketulusan hati,
tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila.

*Mataku tertuju kepada orang-orang yang setiawan,
supaya mereka diam bersama-sama aku.
Orang yang hidup dengan cara yang tak bercela,
akan melayani aku.

*Orang yang melakukan tipu daya
tidak akan diam di dalam rumahku,
orang yang berbicara dusta
tidak akan tegak di depan mataku.



Bacaan Kedua
1Ptr 2:13-17

"Berlakulah sebagai orang yang merdeka."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus:

Saudara-saudaraku yang terkasih,
demi Allah, tunduklah kepada semua lembaga manusia,
baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi,
maupun kepada wali-wali yang ditetapkannya
untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat
dan mengganjar orang-orang yang berbuat baik.
Sebab inilah kehendak Allah,
yaitu supaya dengan berbuat baik
kamu membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh.
Hiduplah sebagai orang merdeka,
bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu
untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka,
tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
Hormatilah semua orang,
kasihilah saudara-saudaramu,
takutlah akan Allah,
hormatilah raja!

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 22:21

Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar,
dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.



Bacaan Injil
Mat 22:15-21

"Berikanlah kepada kaisar
apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar,
dan kepada Allah
apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa
orang-orang Farisi berunding
bagaimana mereka dapat menjerat Yesus
dengan suatu pertanyaan.
Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian
bertanya kepada Yesus,
"Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur,
dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah,
dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga,
sebab Engkau tidak mencari muka.
Katakanlah kepada kami pendapat-Mu:
Bolehkah membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"
Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka.
Maka Ia lalu berkata,
"Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?
Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu."
Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus.
Maka Yesus bertanya kepada mereka,
"Gambar dan tulisan siapakah ini?"
Jawab mereka, "Gambar dan tulisan Kaisar."
Lalu kata Yesus kepada mereka,
"Berikanlah kepada Kaisar
apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar,
dan kepada Allah
apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan HR Kemerdekaan RI diambil dari renungan Daily Fresh Juice berikut ini:

*Apa yang Wajib Kita Berikan Kepada Allah?*

Oleh Erna Kusuma

Para Pendengar Daily Fresh Juice dimana pun berada,
Karena tugas saya membawakan renungan Daily Fresh Juice tiap-tiap tanggal 17 di setiap bulannya, maka di tanggal 17 Agustus setiap tahunnya saya juga mesti membawakan renungan Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pada kesempatan kali ini, izinkan saya mengajak kita semua untuk merenungkan tentang kemerdekaan dari perbudakan dan penjajahan.
Namun sebelumnya, marilah kita dengarkan sabda Allah yang diambil dari Injil Matius, Bab 22, Ayat 15 sampai 21 berikut ini.

"Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar,
dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Sekali peristiwa
orang-orang Farisi berunding
bagaimana mereka dapat menjerat Yesus
dengan suatu pertanyaan.
Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian
bertanya kepada Yesus,
"Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur,
dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah,
dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga,
sebab Engkau tidak mencari muka.
Katakanlah kepada kami pendapat-Mu:
Bolehkah membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"
Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka.
Maka Ia lalu berkata,
"Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?
Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu."
Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus.
Maka Yesus bertanya kepada mereka,
"Gambar dan tulisan siapakah ini?"
Jawab mereka, "Gambar dan tulisan Kaisar."
Lalu kata Yesus kepada mereka,
"Berikanlah kepada Kaisar
apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar,
dan kepada Allah
apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Demikianlah sabda Tuhan.

Para Pendengar setia Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Sudah sejak zaman kuno, sejak ribuan tahun silam, orang-orang merengut kemerdekaan mereka-mereka yang lemah, memperlakukan mereka seperti barang atau properti yang dapat diperjual-belikan.
Mereka yang ditindas ini disebut sebagai budak, yang tak memiliki hak atas dirinya sendiri, di eksploitasi secara kejam dan diperlakukan sesuka hati majikannya.
Perbudakan adalah noda hitam kelam dalam sejarah manusia.
Kita patut bersyukur karena sekarang perbudakan telah dilarang di hampir seluruh negara, di-counter dengan gerakan HAM (Hak Azazi Manusia) yang menentang diskriminasi dan ketidak-setaraan sosial.

Walau pun tidak se parah di negara-negara lain, perbudakan di Indonesia juga memiliki sejarah panjang, jauh sebelum zaman kolonialisme.
Kerajaan yang memenangkan perang menjadikan rakyat dari kerajaan yang dikalahkan sebagai budak.
Di masa kolonial keadaan tidak berubah banyak.
Mula-mula bangsa Portugis yang datang ke Nusantara di awal tahun 1500-an karena tertarik dengan rempah-rempah.
Lalu datang bangsa Spanyol dan disusul oleh Belanda yang merupakan penjajah yang paling lama bercokol di Nusantara, setelah itu ada Inggris dan Perancis.
Yang terakhir menjajah adalah Jepang, dan setelah itu Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaannya.

Sekarang, setelah 79 tahun merdeka, apakah kita telah benar-benar merdeka?
apakah telah benar-benar dapat secara leluasa menjalankan kehidupan sebagai orang merdeka?
Kerja paksa atau kerja rodi memang sudah dilarang, tapi perdagangan manusia, atau pemaksaan-pemaksaan kehendak masih terjadi di sana sini, termasuk terhadap umat Katolik.
Upaya-upaya untuk merdeka sejati memang masih harus diperjuangkan.
Perjuangan dari para tokoh kita sejak dahulu harus terus dilanjutkan.
Ada banyak yang telah mengawali perjuangan kita, antara lain: Mgr. Albertus Soegijapranata, Ignatius Joseph Kasimo, Ignatius Slamet Rijadi, dan para pastor, kaum klerus, dan umat.
Setelah itu pun banyak tokoh Katolik dari berbagai etnis dan suku yang melanjutkan perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan, sebut saja Bapak Frans Seda, atau seorang pastor Belanda yang memutuskan menetap di Indonesia untuk secara aktif memperjuangkan rakyat di daerah-daerah terpencil.
Beliau adalah Dominikus Bernardus van der Lans.

Para Pendengar setia Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Ada bentuk penjajahan lain yang menjadi kekhawatiran Yesus, yaitu penjajahan yang dilakukan oleh iblis, yang dengan rayuan, iming-iming dan intimidasi membuat banyak orang terjatuh ke dalam perbudakan dosa.
Merdeka dari dosa adalah salah satu yang terpenting yang wajib kita berikan kepada Allah, sebagaimana halnya kita wajib membayar pajak kepada negara.
Yesus telah menyampaikannya, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Selain itu, kita juga wajib menyediakan waktu bagi Tuhan, dengan berdoa dan membaca Kitab Suci.
Dan yang menarik, ada hal-hal yang bisa kita berikan sekaligus kepada Tuhan dan juga kepada negara, misalnya: menjaga hubungan yang baik dengan sesama, memelihara lingkungan, atau berbagi dengan sesama.

Marilah sekarang kita berdoa bersama untuk menutup renungan kita hari ini.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.
Ya Allah Bapa kami,
kemerdekaan dari dosa adalah hal terpenting yang mesti kami upayakan secara terus menerus di sepanjang hidup kami di dunia ini, agar kelak kami boleh bersatu dengan-Mu dan dengan segenap orang kudus di Surga.
Maka dari itu, berilah kami kekuatan dan hikmat untuk mengatasi berbagai rintangan dalam menjalankan perintah dan kehendak-Mu.
Kami berdoa di dalam Yesus Kristus, Tuhan dan penyelamat kami.
Amin.
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

Terimakasih.
Sampai jumpa bulan depan!



Peringatan Orang Kudus
Santo Hyasintus, Pengaku Iman
Hyasintus lahir tahun 1185 di Breslan, Silesia, Jerman Timur, dari keluarga bangsawan Odrowaz. Setelah menamatkan studinya, ia ditahbiskan menjadi imam. Karya imamatnya dimulai di Katedral Krakau, Polandia. Pada umur 35 tahun, bersama adiknya Seslaus, Hyasintus menemani uskupnya dalam perjalanan ke Roma.
Kesempatan itu dipakai untuk menemui Santo Dominikus, pendiri Ordo Pengkotbah. Semangat kerasulan dan kemiskinan para biarawan ordo itu sangat mereka kagumi. Pada pertemuan itu, Hyasintus meminta Dominikus agar mengutus beberapa biarawannya untuk mewartakan Injil di Eropa Utara. Permohonan itu tidak dikabulkan karena masalah kekurangan tenaga imam. Secara tak terduga, kedua bersaudara itu meminta Dominikus agar diterima dalam Ordo Pengkotbah. Dengan senang hati Dominikus menerima kedua bersaudara itu dalam pangkuan ordonya.
Hyasintus bersama Seslaus, meskipun sudah lama bekerja sebagai imam, bersedia menjalani lagi masa novisiat untuk melatih diri dan membentuk diri mengikuti semangat Ordo Pengkotbah dan semua keutamaan Kristen yang diperjuangkan ordo itu. Setelah mereka mengikrarkan kaul-kaul kebiaraan, Hyasintus dan Seslaus diutus ke Eropa Utara sebagai misionaris Dominikan pertama di wilayah itu.
Sebagai perintis Ordo Pengkotbah di Eropa Utara, kedua bersaudara itu mengalami banyak hambatan dalam karyanya. Namun Tuhan senantiasa menyertai mereka dengan banyak karunia mujizat. Mula-mula Hyasintus menjelajahi seluruh Polandia untuk mewartakan Injil. Ia berhasil mentobatkan banyak orang di semua kota. Selanjutnya ia berkotbah di wilayah-wilayah Jerman, Denmark, Swedia, Austria dan Rusia sampai ke Laut Hitam. Kehidupannya yang sederhana dan suci menjadi pendukung kuat bagi kotbah-kotbahnya dan hal ini berhasil menarik minat banyak pemuda.
Pemuda-pemuda yang dengan rela meneladani Hyasintus dibina untuk menjadi imam-imam Dominikan. Untuk itu Hyasintus mendirikan banyak biara Dominikan di berbagai tempat sebagai pusat pendidikan bagi semua pemuda yang mau menjadi imam dalam Ordo Dominikan.
Dikatakan bahwa Hyasintus sepanjang hidupnya (72 tahun) tidak pernah mengalami sakit, termasuk penyakit ketuaan dan semua penderitaan lain yang disebabkan oleh usia yang sudah lanjut. Ia akhirnya gugur sebagai seorang ksatria Kristus yang memberi kesaksian iman secara luar biasa. Pada tanggal 14 Agustus 1257, ia jatuh sakit dan meninggal pada tanggal 15 Agustus 1257, tepat dengan Pesta Maria Diangkat ke Surga.

Menurut MAWI (sekarang KWI) 1972, Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dirayakan sebagai hari raya (Sollemnitas).  Namun, Uskup setempat dapat memindahkannya ke hari lain sekitar tanggal tersebut.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/