Liturgia Verbi 2023-09-30 Sabtu.

Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXV

Sabtu, 30 September 2023

PW S. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
Za 2:1-5.10-11a

"Aku datang dan tinggal di tengah-tengahmu."

Pembacaan dari Nubuat Zakharia:

Aku, Zakharia, melayangkan mataku dan melihat:
Tampak seorang yang memegang tali pengukur.
Aku lalu bertanya, "Ke manakah engkau pergi?"
Maka ia menjawab, "Ke Yerusalem, untuk mengukurnya,
untuk melihat berapa lebar dan panjangnya."

Lalu malaikat yang berbicara dengan daku maju ke depan.
Sementara itu seorang malaikat lain maju,
mendekatinya dan diberi perintah,
"Larilah, katakanlah kepada orang muda di sana itu, demikian,
'Yerusalem akan tetap tinggal seperti padang terbuka
oleh karena banyaknya manusia dan hewan di dalamnya.
Dan Aku sendiri,' demikianlah sabda Tuhan,
'akan menjadi tembok berapi di sekelilingnya,
dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya."

"Bersorak-sorailah dan bersukarialah, hai puteri Sion,
sebab sesungguhnya Aku datang dan tinggal di tengah-tengahmu,"
demikianlah sabda Tuhan,
"dan pada waktu itu
banyak bangsa akan menggabungkan diri kepada Tuhan
dan akan menjadi umat-Ku,
dan Aku akan tinggal di tengah-tengahmu."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Yer 31:10.11-12ab.13,R:10d

Refren: Tuhan menjaga kita
seperti gembala menjaga kawanan dombanya.

*Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa,
dan beritahukanlah di tanah-tanah pesisir yang jauh,
katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel
akan menghimpunnya kembali,
dan menjaganya seperti gembala menjaga kawanan dombanya!

*Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub,
telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya.
Mereka akan datang bersorak-sorai di atas bukit Sion,
muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan Tuhan.

*Waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai,
orang muda dan orang-orang tua akan bergembira,
Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan,
akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.



Bait Pengantar Injil
2Tim 1:10b

Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut.,
dan menerangi hidup dengan Injil.



Bacaan Injil
Luk 9:43b-45

"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. 
Mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya."

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Semua orang heran karena segala yang dilakukan Yesus.
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini:
Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."

Mereka tidak mengerti perkataan itu,
sebab artinya tersembunyi bagi mereka,
sehingga mereka tidak dapat memahaminya.
Dan mereka tidak berani
menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini renungan dari The Power of Word yang dibawakan oleh Ibu Erna Kusuma:

*Tambahkanlah Iman Kami Agar Tekun Mendengarkan sabda-Mu dan menjalankannya*

Oleh Erna Kusuma

*Doa Pembukaan:*
Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.
Ya Allah, Tuhan dan Bapa kami,
sebagaimana yang diminta oleh Yesus Kristus, Tuhan kami,
agar kami mendengarkan dan berusaha menjalankan seluruh ajaran-Nya,
maka bimbinglah kami pada hari ini,
sama seperti hari-hari kemarin,
agar ajaran Yesus benar-benar tinggal di dalam hati kami
dan memandu kami dalam kehidupan rohani kami.
Amin.

*Renungan:*
Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Ini adalah kali kedua Yesus menyampaikan kepada para murid-Nya tentang penderitaan yang akan dialami oleh Yesus.
Sebelum Yesus dimuliakan di atas gunung dan disaksikan oleh Petrus, Yohanes, dan Yakobus,
Yesus telah menyampaikan perihal penderitaan itu,
"Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan
dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,
lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." [Lukas 9 Ayat 22]

Setelah turun dari gunung, kembali Yesus memberitahukan kepada murid-murid-Nya,
"Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."
tetapi sama seperti penyampaian sebelumnya, para murid nampaknya tidak mengerti perkataan Yesus itu, padahal informasi yang disampaikan oleh Yesus itu merupakan informasi yang sangat penting, informasi yang lebih bersifat nubuatan karena belum terjadi tetapi akan terjadi.
Nampaknya para murid turut larut dalam eforia orang-orang banyak pada waktu itu, mengagumi dan terheran-heran dengan berbagai mujizat yang dilakukan oleh Yesus,
terobsesi oleh keinginan mereka untuk menjadikan Yesus sebagai raja, menggantikan raja yang ada.
Oleh karena itulah Yesus memandang perlu untuk menyampaikan informasi penting itu sampai tiga kali.
Pemberitahuan yang ketiga disampaikan secara khusus kepada kedua belas murid-Nya.
Begini yang disampaikan oleh Yesus,
"Sekarang kita pergi ke Yerusalem
dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia
akan digenapi.
Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
diolok-olokkan, dihina dan diludahi,
dan mereka menyesah dan membunuh Dia,
dan pada hari ketiga Ia akan bangkit."  [Lukas 18 Ayat 31-33].

Sampai pemberitahuan yang ketiga itu pun para murid masih tidak mengerti arti perkataan Yesus itu.
Para murid itu bukannya tidak mampu memahami, melainkan tidak mau.
Percuma saja mampu kalau tidak mau,
masih mendingan mau sekali pun tidak mampu,
karena akan dimampukan.

Pada waktu itu,
Yesus sedang pada posisi puncak, sedang beken-bekennya.
Para murid itu larut dalam kebanggaan dan sukacita
menyaksikan kebesaran Allah dalam mujizat-mujizat yang diperbuat oleh Yesus.
Mereka dinina-bobokkan oleh decak kagum orang banyak
yang mengelu-elukan Yesus.
Ada begitu banyak orang yang terus mengikuti kemana Yesus pergi.
Jika situasinya seperti ini,
mana ada orang yang berani mencelakai Yesus?

Pernyataan bahwa Yesus akan mengalami penderitaan,
apalagi sampai disiksa dan dibunuh,
bagi para murid merupakan sesuatu yang tak masuk akal.
Nalar sebagai manusia tentulah menghalangi mereka untuk mengerti.
Manalah mungkin orang dapat membunuh Yesus.
Badai, roh jahat, dan penyakit saja tunduk kepada-Nya.
Ini tentu benar, Yesus adalah Tuhan, yang sudah ada sebelum segala abad, dan akan tetap ada selama-lamanya.
Nubuat para nabi juga benar, Yesus memang mesti menanggung sengsara-Nya untuk menebus manusia, menjadikan manusia bersekutu kembali di Kerajaan Surga.
Pernyataan Yesus yang bersifat paradoksal itu
memang tidak mudah untuk diterima,
pernyataan yang bertentangan dengan pendapat publik pada waktu itu.

Yesus tentu tahu
kalau pernyataan-Nya itu sulit diterima oleh para murid.
Oleh sebab itulah Yesus mengulanginya sampai tiga kali,
dan menggaris-bawahinya dengan berkata,
"Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini".

Kita mempunyai kecenderungan
untuk mendengar apa yang ingin kita dengarkan.
Kita cenderung menolak sesuatu
yang tidak ingin kita dengarkan, cenderung mengabaikannya.
Lalu kita pun memilih untuk menjadi kurang mempercayainya.

Belakangan ini kita menerima begitu banyak informasi,
sehingga menyulitkan kita
untuk mernimanya sebagai kebenaran atau sebagai suatu kebohongan.
Jika kita berpatokan pada cara tadi,
hanya mendengar yang memang ingin kita dengar, bisa runyam urusannya.
Sangat mungkin kita akan hanyut dalam arus penyesatan.

Oleh karenanya, marilah kita selalu berpatokan pada sumbernya,
darimana informasi itu berasal.
Jika sumbernya tidak jelas, maka patut diwaspadai
sebelum memutuskan untuk mempercayainya.
Injil adalah sumber yang sangat saya percayai, seratus persen.
Makanya,
apa pun yang ditulis di situ,
patut kita dengarkan dan kita camkan,
tak boleh ada keragu-raguan,
sekali pun terhadap sesuatu yang bersifat paradoks menurut nalar duniawi kita.

Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Besok kita sudah akan memasuk Bulan Rosario, tiap-tiap bulan Oktober.
Marilah kita perbanyak waktu kita
untuk mendengarkan dan men-cam-kan Injil,
untuk menihilkan keragu-raguan kita akan perintah dan ajaran Yesus.
Marilah sekarang kita berdoa bersama untuk menutup renungan kita hari ini.

Ya Bapa kami yang ada di Surga,
Engkau banyak melakukan hal-hal yang bagi kami mustahil terjadi.
Namun demikian, kami ingin mempercayai yang mustahil itu sebagai hal yang mungkin.
Kami menyadari kalau itu semua bisa terjadi kalau kami memiliki iman kepada-Mu.
Oleh karenanya, bantulah kami untuk menumbuhkan iman kami,
agar kami sanggup mempercayai dan menerima hal-hal ajaib dari-Mu.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
Amin.
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja
Eusebius Hieronimus Sophronius lahir di Stridon, Dalmatia pada tahun 342. Ayahnya, Eusebius, adalah seorang beriman Kristen yang saleh hidupnya dan dikenal luas sebagai tuan tanah yang kaya raya. Ia mendidik Hieronimus sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan hidup Kristiani dan kebiasaan kerja keras. Ketika Hieronimus berusia 12 tahun, ia mengirimnya ke Roma untuk belajar ilmu hukum dan filsafat. Studinya berjalan lancar, hanya cara hidupnya tidak tertib karena pengaruh kehidupan moral orang Roma yang tidak terpuji pada masa itu. Untunglah bahwa ia lekas sadar dan bertobat dari cara hidupnya yang tidak tertib itu. Pada saat itulah ia meminta dipermandikan oleh Paus Liberius. Rahmat permandian yang diterimanya terus dihayatinya dengan banyak berdoa dan berziarah ke makam para martir dan para Rasul bersama kawan-kawannya. Kehidupan rohaninya terus meningkat, demikian pula cintanya kepada Tuhan dan sesama.
Pada tahun 370, ia berangkat ke kota Aquileia dan tinggal di sana beberapa lama untuk mendapat bimbingan dari Valerianus, seorang Uskup yang saleh. Dari sana ia pindah ke kota Antiokia, dan menjalani hidup bertapa di padang gurun Chalcis, di luar kota Antiokia. Empat tahun lamanya ia hidup di dalam kesunyian padang gurun untuk belajar dan meningkatkan hidup rohaninya dengan doa dan puasa. Di bawah bimbingan seorang rabbi, ia belajar bahasa Yunani dan Ibrani.
Berkat kemajuan hidup rohaninya yang besar, ia dianggap layak untuk ditahbiskan menjadi imam. Peristiwa itu terjadi di Antiokia pada tahun 379. Setelah menjadi imam, Hieronimus pergi ke Konstantinopel karena tertarik pada cara hidup Santo Gregorius dari Nazianza. Ia memperoleh banyak pengalaman dari Gregorius bagi peningkatan hidupnya. Hieronimus kemudian berangkat ke Roma dan di sana ia menjadi sekretaris pribadi Sri Paus Damasus (366-384).
Karena pengetahuannya yang luas dan mendalam tentang Kitab Suci dan kecakapannya dalam bahasa Latin, Yunani dan Ibrani, Hieronimus ditugaskan oleh Paus Damasus untuk membuat terjemahan baru atas seluruh isi Alkitab dari bahasa Yunani dan Ibrani ke dalam bahasa Latin. Untuk menunaikan tugas suci itu, ia pindah ke Betlehem, tempat kelahiran Yesus. Ia tinggal di sana selama 30 tahun untuk bekerja, belajar dan bersemadi. Perjanjian Lama diterjemahkannya dari bahasa Ibrani dan Aramik ke dalam bahasa Latin, sedangkan Perjanjian Baru diterjemahkannya dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Latin. Hasil terjemahannya sangat baik dan disukai banyak orang. Oleh karena itu terjemahannya disebut Vulgata, yang berarti Populer, dan sampai kini masih dianggap sebagai terjemahan yang resmi dan sah oleh Gereja.
Selain terkenal luas karena hasil terjemahannya, Hieronimus juga dikenal luas sebagai seorang pembela iman dari berbagai aliran bidaah dan pembimbing rohani. Dari segala penjuru datanglah banyak orang untuk mendapatkan bimbingannya dalam berbagai masalah ketuhanan dan Kitab Suci. Di Betlehem, Hieronimus mendirikan dua buah biara dan memimpinnya selama berada di Betlehem. Satu dari dua biara itu diperuntukkan bagi para biarawati di bawah pimpinan Santa Paula dan kelak oleh Santa Eustachia. Dua biara itu kemudian dibakar oleh para pengikut bidaah Pelagianisme. Kendatipun tertimpa kesedihan besar, Hieronimus terus giat menulis dan mengajar hingga wafatnya pada tahun 420. la dinyatakan oleh Gereja sebagai Orang Kudus sekaligus sebagai seorang Pujangga Gereja yang besar.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/