Liturgia Verbi 2021-08-17 Selasa.

Liturgia Verbi (B-I)
HR Kemerdekaan Republik Indonesia

Selasa, 17 Agustus 2021



Bacaan Pertama
Sir 10:1-8

"Para penguasa bertanggung-jawab atas rakyatnya."

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:

Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat,
pemerintah yang arif adalah yang teratur.
Seperti para penguasa,
demikian pula para pegawainya;
seperti pemerintah kota,
demikian pula semua penduduknya.
Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya,
tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya.
Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi,
dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya.
Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seseorang,
dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan martabat.
Janganlah pernah menaruh benci kepada sesamamu,
apapun juga kesalahannya,
dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu.
Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun manusia,
dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah.
Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain
akibat kelaliman, kekerasan dan uang.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 101:1a.2ac.3a.6-7,R:Gal 5:13

Refren: Kamu dipanggil untuk kemerdekaan,
maka abdilah satu sama lain dalam cintakasih.

*Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum,
aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela.
Aku hendak hidup dalam ketulusan hati,
tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila.

*Mataku tertuju kepada orang-orang yang setiawan,
supaya mereka diam bersama-sama aku.
Orang yang hidup dengan cara yang tak bercela,
akan melayani aku.

*Orang yang melakukan tipu daya
tidak akan diam di dalam rumahku,
orang yang berbicara dusta
tidak akan tegak di depan mataku.



Bacaan Kedua
1Ptr 2:13-17

"Berlakulah sebagai orang yang merdeka."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus:

Saudara-saudaraku yang terkasih,
demi Allah, tunduklah kepada semua lembaga manusia,
baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi,
maupun kepada wali-wali yang ditetapkannya
untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat
dan mengganjar orang-orang yang berbuat baik.
Sebab inilah kehendak Allah,
yaitu supaya dengan berbuat baik
kamu membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh.
Hiduplah sebagai orang merdeka,
bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu
untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka,
tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
Hormatilah semua orang,
kasihilah saudara-saudaramu,
takutlah akan Allah,
hormatilah raja!

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mat 22:21

Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar,
dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.



Bacaan Injil
Mat 22:15-21

"Berikanlah kepada kaisar
apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar,
dan kepada Allah
apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
orang-orang Farisi berunding
bagaimana mereka dapat menjerat Yesus
dengan suatu pertanyaan.
Mereka menyuruh murid-murid mereka
bersama-sama para pendukung Herodes 
bertanya kepada Yesus,
"Guru, kami tahu, Engkau seorang yang jujur,
dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah,
dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga,
sebab Engkau tidak mencari muka.
Katakanlah kepada kami pendapat-Mu:
Bolehkah membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"

Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka.
Ia lalu berkata,
"Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?
Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu."

Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus.
Yesus pun bertanya kepada mereka,
"Gambar dan tulisan siapakah ini?"
Jawab mereka, "Gambar dan tulisan Kaisar."
Lalu kata Yesus kepada mereka,
"Berikanlah kepada kaisar
apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar,
dan kepada Allah
apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini dibawakan oleh Ibu Erna Kusuma untuk Daily Fresh Juice:

Para Pendengar Daily Fresh Juice dimana pun berada,
Hal pertama yang ingin saya sampaikan pada perjumpaan kita kali ini,
Dirgahayu Republik Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia yang kita raih 76 tahun yang lalu
sudah sepantasnya kita peringati sebagai hari raya Katolik,
setara dengan hari raya lainnya,
karena kemerdekaan itu telah menempatkan Ketuhanan sebagai sila pertama dari Pancasila yang merupakan dasar negara kita, sehingga kita boleh
dan secara merdeka mengabdi dan menyembah Allah Bapa kita yang di Surga.

Marilah kita dengarkan Injil Tuhan
dari Injil Matius, Bab 22, Ayat 15 sampai dengan 22, berikut ini.

[Bacaan Injil]
Demikianlah Injil Tuhan.


Para Pendengar setia Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Pada hari ini seluruh rakyat  Indonesia bersama-sama memperingati
Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76, untuk mengenang kembali detik-detik dibacakannya Teks Proklamasi Kemerdekaan negara kita, Indonesia.
Nama Sayuti Melik kembali disebut-sebut, melalui buah pikirannya dan memakai tombol mesin tik yang digunakan untuk mengetik teks proklamasi yang fenomenal itu, "Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia…"  maka gegap gempita lah ke seluruh pelosok negeri.

Itu terjadi 76 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 17 Agustus tahun 1945.
Sebagian besar dari kita belum lahir pada saat itu, termasuk saya, yang tidak
mengalami langsung bagaimana rasanya merdeka dari penjajahan.
Tetapi tentunya dapat kita bayangkan apa yang terjadi, sukacita karena berhasil mengusir penjajah, telah membuat semua orang melupakan berbagai kesusahan  yang dialami oleh yang tidak turut merdeka.
Pasukan Belanda dan juga negara penjajah lainnya tentu tidak ingin Indonesia merdeka.
Kemerdekaan Indonesia mesti kita bayar mahal, putra-putra terbaik bangsa Indonesia berguguran karena memperjuangkan dan mempertahankan kemedekaan Indonesia.

Kemerdekaan yang diraih dengan susah-payah itu memang mesti dijaga dan dipelihara.
Negara kemudian bisa menguasai seluruh sumber kekayaan alam, mengelolanya sebagai sumber pendapatan bagi negara.
Kita pun diwajibkan untuk membayar pajak, yaitu menyisihkan sebagian dari penghasilan kita untuk disetorkan kepada negara.
Pajak adalah pungutan yang sifatnya wajib, dan besarannya pun telah diatur melalui undang-undang dan peraturan turunannya.

Seharusnya tidak menjadi masalah kalau kita mesti membayar pajak,
karena yang kita bayar itu adalah sebagian dari penghasilan atau kekayaan kita.
Yang tidak mendapat penghasilan atau yang tidak memiliki kekayaan, iya tidak wajib membayar pajak.
Ini berbeda dengan pungutan yang tidak resmi, alias pungli, pungutan liar,
dimana uangnya tidak disetorkan kepada negara melainkan dikantongi oleh orang yang melakukan pungli.
Kita tentu saja berkeberatan mengeluarkan uang untuk membayar pungutan yang tidak resmi ini.

Begitu pula yang terjadi di masa penjajahan Belanda, kita tentunya keberatan membayar pajak kepada pemerintah karena uang yang terkumpul dibawa ke Belanda, untuk menimbun pantai dan keperluan orang-orang Belanda sendiri.
Maka dari itulah kita mengambil sikap tegas, bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.

Rupanya itu pula yang terjadi di jaman Yesus, sebagaimana yang ditulis pada Bacaan Injil hari ini, bangsa Israel mesti membayar pajak kepada kaisar, penguasa dari Roma.
Nasib mereka sama seperti kita di jaman penjajahan dahulu.
Orang-orang Farisi sangat menentang pungutan pajak oleh kaisar tetapi nampaknya mereka juga tidak secara terang-terangan menolak karena takut.
Ide jahat pun muncul di benak mereka, hendak mencelakai Yesus dengan mengemukakan urusan bayar pajak ini.
Jika Yesus mengatakan wajib membayar pajak kepada Kaisar artinya Yesus membela penjajah.
Sebaliknya, jika Yesus melarang membayar pajak, bisa jadi Yesus akan ditangkap tentara Romawi karena dianggap membangkang.

Pertanyaan yang diajukan kepada Yesus ini, yang bagaikan buah simalakama, ternyata tak mampu menjerat Yesus.
Yesus mengetahui kejahatan hati mereka.
Lalu Yesus menjawab, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?"

Orang-orang Farisi itu memang hanya memikirkan diri sendiri dan kelompoknya saja, lalu berusaha mencari jalan untuk menyingkirkan siapa saja yang menjadi penghalang bagi mereka.
Bahkan mereka dapat bekerjasama dengan orang-orang Herodian, yang sesungguhnya tidak pernah akur, tetapi dapat bersekutu demi kepentingan yang sama.
Sifat mementingkan diri sendiri rupanya masih ada sampai sekarang.
Uang yang dikumpulkan dari setoran rakyat, yang seharusnya disetorkan ke kas negara, diambil sebagian secara tidak sah untuk memperkaya diri sendiri.
Penyelewengan uang negara untuk keuntungan pribadi, yang dikenal sebagai tindakan korupsi, juga termasuk yang wajib kita hapuskan.
Kita juga mesti merdeka terhadap penggelapan, manipulasi atau penyelewengan yang hanya dapat dilakukan oleh pejabat pemerintahan dan penguasa.
Di lingkungan gereja pun, upaya menyelewengkan kolekte umat juga mesti dicegah.
Kita telah merdeka dari penjajah, tapi masih belum merdeka dari korupsi.

Para Pendengar Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Sesungguhnya ada bentuk penjajahan lain yang jauh lebih mengkhawatirkan kita,
yaitu penjajahan yang dilakukan oleh iblis dengan berbagai siasat dan tipu muslihatnya.
Ia tidak menggunakan senjata tajam atau senjata api untuk membuat kita takluk,
melainkan menggunakan harta dunia sebagai iming-iming, melalui berbagai macam godaan dan cobaan.
Maka menjadi penting bagi kita untuk memeriksa,
apakah kita sudah merdeka juga dari penjajahan kuasa kegelapan itu?
Kita mesti bersatu-padu untuk melawan penjajah yang satu ini,
agar di hadapan iblis pun kita sanggup meneriakkan pekik merdeka.
Dan marilah kita bersama-sama menghadap Allah Bapa kita,
untuk memohon bantuan dari-Nya, melawan penjajah yang berasal dari kegelapan itu.
Marilah kita berdoa.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.
Ya Allah Bapa kami,
Perhatikanlah segala kelemahan kami
sehingga kami mudah terjerat oleh bujuk rayu
dan segala bentuk godaan dan cobaan iblis lainnya.
Jangan biarkan kami terjatuh dalam pencobaan iblis,
melainkan bebaskanlah kami dari yang jahat.
Kami ingin merdeka dari penjajahan iblis
dan dengan bebas dapat memilih untuk bersekutu dengan-Mu, ya Tuhan.
Harapan ini kami sampaikan melalui Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
Amin.
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.
Terimakasih.
Sampai jumpa bulan depan!



Peringatan Orang Kudus
Santo Hyasintus, Pengaku Iman
Hyasintus lahir tahun 1185 di Breslan, Silesia, Jerman Timur, dari keluarga bangsawan Odrowaz. Setelah menamatkan studinya, ia ditahbiskan menjadi imam. Karya imamatnya dimulai di Katedral Krakau, Polandia. Pada umur 35 tahun, bersama adiknya Seslaus, Hyasintus menemani uskupnya dalam perjalanan ke Roma.
Kesempatan itu dipakai untuk menemui Santo Dominikus, pendiri Ordo Pengkotbah. Semangat kerasulan dan kemiskinan para biarawan ordo itu sangat mereka kagumi. Pada pertemuan itu, Hyasintus meminta Dominikus agar mengutus beberapa biarawannya untuk mewartakan Injil di Eropa Utara. Permohonan itu tidak dikabulkan karena masalah kekurangan tenaga imam. Secara tak terduga, kedua bersaudara itu meminta Dominikus agar diterima dalam Ordo Pengkotbah. Dengan senang hati Dominikus menerima kedua bersaudara itu dalam pangkuan ordonya.
Hyasintus bersama Seslaus, meskipun sudah lama bekerja sebagai imam, bersedia menjalani lagi masa novisiat untuk melatih diri dan membentuk diri mengikuti semangat Ordo Pengkotbah dan semua keutamaan Kristen yang diperjuangkan ordo itu. Setelah mereka mengikrarkan kaul-kaul kebiaraan, Hyasintus dan Seslaus diutus ke Eropa Utara sebagai misionaris Dominikan pertama di wilayah itu.
Sebagai perintis Ordo Pengkotbah di Eropa Utara, kedua bersaudara itu mengalami banyak hambatan dalam karyanya. Namun Tuhan senantiasa menyertai mereka dengan banyak karunia mujizat. Mula-mula Hyasintus menjelajahi seluruh Polandia untuk mewartakan Injil. Ia berhasil mentobatkan banyak orang di semua kota. Selanjutnya ia berkotbah di wilayah-wilayah Jerman, Denmark, Swedia, Austria dan Rusia sampai ke Laut Hitam. Kehidupannya yang sederhana dan suci menjadi pendukung kuat bagi kotbah-kotbahnya dan hal ini berhasil menarik minat banyak pemuda.
Pemuda-pemuda yang dengan rela meneladani Hyasintus dibina untuk menjadi imam-imam Dominikan. Untuk itu Hyasintus mendirikan banyak biara Dominikan di berbagai tempat sebagai pusat pendidikan bagi semua pemuda yang mau menjadi imam dalam Ordo Dominikan.
Dikatakan bahwa Hyasintus sepanjang hidupnya (72 tahun) tidak pernah mengalami sakit, termasuk penyakit ketuaan dan semua penderitaan lain yang disebabkan oleh usia yang sudah lanjut. Ia akhirnya gugur sebagai seorang ksatria Kristus yang memberi kesaksian iman secara luar biasa. Pada tanggal 14 Agustus 1257, ia jatuh sakit dan meninggal pada tanggal 15 Agustus 1257, tepat dengan Pesta Maria Diangkat ke Surga.

Kemerdekaan Republik Indonesia dirayakan sebagai hari raya (Solemnitas),
Uskup setempat dapat memindahkannya ke hari lain sekitar tanggal 17 Agustus.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/