Liturgia Verbi 2020-11-17 Selasa.

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIII

Selasa, 17 November 2020

PW S. Elisabet dari Hungaria, Biarawati



Bacaan Pertama
Why 3:1-6.14-22

"jika ada orang yang membukakan pintu,
Aku akan masuk mendapatkannya dan makan bersama dengan dia."

Pembacaan dari Kitab Wahyu:

Aku Yohanes, mendengar Tuhan bersabda kepadaku,
"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis:
Inilah firman Dia yang memiliki ketujuh Roh Allah
dan ketujuh bintang itu:
Aku tahu segala pekerjaanmu:
engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!
Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal
yang sudah hampir mati,
sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu
Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.
Karena itu ingatlah,
bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya;
turutilah itu dan bertobatlah!
Karena jika engkau tidak berjaga-jaga,
Aku akan datang seperti pencuri
dan engkau tidak tahu
pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.

Tetapi di Sardis ada beberapa orang
yang tidak mencemarkan pakaiannya;
mereka akan berjalan dengan Daku dalam pakaian putih,
karena mereka layak untuk itu.

Barangsiapa menang, ia akan diberi pakaian putih seperti itu.
Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan,
tetapi akan Kuakui namanya di hadapan Bapa-Ku
dan di hadapan para malaikat-Nya.
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan
apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.

Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia:
Inilah firman dari Amin,
yaitu saksi yang setia dan benar,
permulaan ciptaan Allah:
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas.
Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas,
Aku akan memuntahkan dikau dari mulut-Ku.
Karena engkau berkata:
Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku
dan aku tidak kekurangan apa-apa,
dan karena engkau tidak tahu,
bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
maka Aku menasihati engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku
emas yang telah dimurnikan dalam api,
agar engkau menjadi kaya;
dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya,
agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan;
dan lagi minyak untuk melumasi matamu,
supaya engkau dapat melihat.
Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar;
sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

Lihatlah, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk;
jika ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu,
Aku akan masuk mendapatkannya dan makan bersama dengan dia,
dan ia bersama dengan Daku.
Barangsiapa menang,
ia akan Kududukkan bersama dengan Daku di atas takhta-Ku,
sebagaimana Aku pun telah menang
dan duduk bersama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.

Siapa bertelinga,
hendaklah ia mendengarkan
apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5,R:Why 3:21

Refren: Barangsiapa menang,
ia akan Kududukkan bersama dengan Daku di atas takhta-Ku.

*Yaitu orang yang berlaku tidak bercela,
yang melakukan apa yang adil
dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya,
yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.

*Yang tidak berbuat jahat terhadap teman,
dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya
yang memandang hina orang-orang tercela
tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.

*Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba
dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah.
Siapa yang berlaku demikian
tidak akan goyah selama-lamanya.



Bait Pengantar Injil
1Yoh 4:10b

Allah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya
sebagai silih atas dosa-dosa kita.



Bacaan Injil
Luk 19:1-10

"Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu.
Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus.
Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu,
tetapi tidak berhasil karena orang banyak
dan ia berbadan pendek.
Maka berlarilah ia mendahului orang banyak,
lalu memanjat pohon ara
untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ.

Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata,
"Zakheus, segeralah turun.
Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu."
Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya,
"Ia menumpang di rumah orang berdosa."

Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan,
"Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin,
dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang
akan kukembalikan empat kali lipat."

Kata Yesus kepadanya,
"Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini,
karena orang ini pun anak Abraham.
Anak Manusia memang datang
untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan hari ini saya ambil dari Daily Fresh Juice yang dibawakan oleh Ibu Erna Kusuma berikut ini:

Para Pendengar Daily Fresh Juice dimana pun berada,
Senang sekali saya boleh menyapa melalui Bacaan Injil hari ini,
yakni Injil Lukas, Bab 19, Ayat 1 sampai 10,
perikop Injil tentang Zakheus, kepala pemungut cukai yang kaya raya,
yang telah menjadi sumber inspirasi bagi saya, suami dan keluarga,
bahwa Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu.
Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus.
Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu,
tetapi tidak berhasil karena orang banyak
dan ia berbadan pendek.
Maka berlarilah ia mendahului orang banyak,
lalu memanjat pohon ara
untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ.

Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata,
"Zakheus, segeralah turun.
Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu."
Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya,
"Ia menumpang di rumah orang berdosa."

Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan,
"Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin,
dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang
akan kukembalikan empat kali lipat."

Kata Yesus kepadanya,
"Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini,
karena orang ini pun anak Abraham.
Anak Manusia memang datang
untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Demikianlah Injil Tuhan.


Para Pendengar setia Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Sebelum Yesus berjumpa dengan Zakheus,
sebelum Yesus tiba di kota Yerikho, kota dimana Zakheus tinggal,
seorang buta berseru-seru kepada Yesus,
"Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
Ketika Yesus bertanya,
"Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"
orang itu menjawab, "Tuhan, supaya aku dapat melihat!"
Lalu Yesus menolong orang itu sambil berkata,
"Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!"

Setelah itu Yesus memasuki kota Yerikho.
Berita kedatangan Yesus pun didengar oleh Zakheus.
Ia berusaha ingin tahu, orang seperti apakah Yesus,
yang diberitakan banyak membuat mujizat dan dipanggil "Tuhan" itu?
Pada waktu itu memang banyak sekali orang yang datang kepada Yesus,
sebagian berharap disembuhkan dari sakitnya,
sebagian lainnya karena ingin mendengarkan pengajaran Yesus,
dan ada pula yang seperti Zakheus, hanya sekedar ingin tahu
seperti apa sih Yesus itu?

Zakheus nampaknya sehat-sehat saja.
Nyatanya ia masih mampu berlari mendahului orang banyak
dan bahkan memanjat pohon ara.
Zakheus datang kepada Yesus tidak untuk disembuhkan dari sakit.

Zakheus tidak berharap memperoleh kekayaan atau harta duniawi lainnya.
Ia seorang kepala pemungut cukai, yang sudah membuat dia menjadi sangat kaya.
Ia mampu memperolehnya dari dirinya sendiri, tidak perlu ditolong oleh Yesus.

Nampaknya Zakheus juga tidak berharap Yesus melakukan mujizat baginya.
Ia tidak berseru-seru seperti orang buta yang berharap disembuhkan.
Ia tidak berharap Yesus berkata kepadanya, "Jadilah kamu tinggi!".
 
Baginya cukuplah ia bisa melihat wajah Yesus dari dahan pohon ara,
padahal mungkin saja baginya untuk menyelinap di antara kerumunan orang
untuk berada di depan Yesus.
Ia tentu menyadari kalau orang-orang tidak menyukai dia,
dianggap sebagai seorang pendosa.
Barangkali itulah sebabnya ia tidak cukup memiliki keberanian untuk berhadapan langsung dengan Yesus.
Tetapi Tuhan berkehendak lain, Yesus melihat ke atas lalu berkata,
"Zakheus, segeralah turun.
Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu."

Tentu saja Zakheus menjadi sangat heran, menjadi sangat kaget.
Yesus menyapa dia,
padahal ada banyak sekali orang lain yang lebih pantas untuk disapa oleh Yesus.
Dan Yesus mengenali dia, Yesus menyebut namanya.
Bukan hanya itu, Yesus bahkan berkenan untuk mampir ke rumahnya.
Ini tentu sesuatu yang mustahil terjadi, kalau tidak dapat disebut sebagai mujizat.
Setidaknya ini adalah tanda kehadiran Tuhan bagi Zakheus,
sebagaimana yang disampaikan oleh Yesus,
"Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Dan menjadi lebih istimewa lagi,
keselamatan bukan hanya bagi Zakheus sendiri.
Yesus mengatakan, "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini."
Oleh karena Zakheus, se isi rumahnya turut diselamatkan.

Para Pendengar Daily Fresh Juice yang saya kasihi,
Belum lama berselang,
ketika seorang anak muda kaya datang kepada Yesus
dan bertanya tentang apa yang mesti dilakukan untuk memperoleh keselamatan berupa kehidupan kekal di Surga,
Yesus berkata,
"Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Sekali lagi Aku berkata kepadamu,
lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum
daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."  [Mat 19:23-24]

Bagaimana dengan Zakheus?
Mengapa ia berhasil memperoleh keselamatan kekal itu,
padahal ia adalah seorang yang kaya-raya?
Anak muda kaya itu menolak ketika Yesus memintanya untuk menjual segala harta miliknya untuk diberikan kepada orang-orang miskin.
Ia lebih mencintai harta kekayaannya dibandingkan keselamatan kekal di Surga.
Tetapi Zakheus, tanpa diminta,
ia berdiri dan berkata,
"Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin
dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang
akan kukembalikan empat kali lipat."

Niat Zakheus untuk mendermakan separuh dari harta miliknya
menunjukkan bahwa ia lebih mementingkan keselamatan kekal di Surga,
dan itu sudah lebih dari cukup bagi Zakheus untuk layak menerima keselamatan kekal.
Ini bukanlah semacam barter, seolah-olah keselamatan kekal dapat ditukar dengan kekayaan duniawi.
Keselamatan kekal tidak dapat dibeli, melainkan merupakan anugerah Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma kepada yang layak menerimanya.
Namun demikian,
bagi orang yang mempunyai harta kekayaan,
bisa jadi saja ia menganggap kekayaannya itu lebih penting daripada kekayaan Surgawi,
dan ini yang membuatnya menjadi sulit untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Zakheus mendermakan separuh dari harta miliknya karena ia lebih menginginkan harta Surgawi.
Separuh saja sudah lebih dari cukup, apalagi kalau seluruhnya, maka akan menjadi sempurna, seperti yang disampaikan oleh Yesus,
"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah,
juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin,
maka engkau akan beroleh harta di Surga."  [Mat 19:21]

Para Pendengar Daily Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
marilah kita tutup renungan hari ini dengan berdoa bersama.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.
Allah Bapa kami yang ada di Surga,
Kami juga ingin mengalami seperti yang dialami oleh Zakheus,
Tuhan Yesus berkenan menyapa kami, menyebut nama kami,
berkenan datang dan menumpang di rumah kami
untuk membawa keselamatan kekal bagi kami dan segenap keluarga kami.
Bantulah kami dalam melaksanakan niat kami,
seperti Zakheus yang sebelum berjumpa Yesus
menjadi Zakheus yang menerima anugerah keselamatan kekal di Surga,
kami juga ingin mengubah hidup kami,
agar juga layak menerima keselamatan kekal di Surga.
Ya Allah Bapa, kabulkanlah doa kami ini.
Amin.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.
Terimakasih.
Sampai jumpa bulan depan!



Peringatan Orang Kudus
Santa Elisabeth dari Hungaria, Janda
Elisabeth Hungaria adalah janda kudus mendiang Pangeran Ludwig IV dari Turingia. Sepeninggal suaminya, ia menjadi anggota Ordo Ketiga Santo Fransiskus dan sangat aktif melayani orang-orang miskin dengan kekayaannya. Elisabeth lahir di Pressbura atau Bratislava atau Saros Patak (sekarang: Cekoslovakia), ibukota Hungaria Utara, pada tahun 1207 dari pasangan Andreas II, Raja Hungaria, dan Gertrude dari Andechs Meran.
Ketika berusia 4 tahun, kedua orang-tuanya mempertunangkan dia dengan putera tertua Pangeran Hermann I dari Thuringia, Jerman Barat. Semenjak itu Elisabeth kecil tinggal di istana Wartburg di Jerman Tengah. Di sana ia dan putera Pangeran Herman I itu dibesarkan dan dididik bersama. Namun sayang, rencana pernikahan mereka menemui jalan buntu: sang pangeran muda itu mati dalam usia yang masih begitu muda. Sebagai gantinya Elisabeth lalu dipertunangkan dengan Ludwig IV, putera Hermann I yang lebih muda. Pernikahan mereka diselenggarakan pada tahun 1221 ketika Elisabeth berusia 14 tahun dan Ludwig berusia 21 tahun. Mereka dikaruniai tiga orang anak. Perkawinan ini berakhir pada tahun 1227, ketika Ludwig meninggal dunia karena serangan wabah pes sementara mengikuti Perang Salib di Tanah Suci.
Selagi hidup bersama suaminya, Elisabeth tetap hidup sederhana, tidak seperti penghuni istana lainnya yang serba mewah. Ia bahkan sangat sosial dan menunjukkan perhatian dan cintakasih yang besar kepada orang-orang miskin. Ia mendermakan uang, makanan dan pakaian kepada para fakir miskin itu. Hal itu tidak disukai oleh kaum keluarganya; mereka menuduh Elisabeth memboroskan harta suaminya. Suatu hari, ia dipergoki suaminya ketika sedang keluar membawa sebuah keranjang berisi roti. "Apa yang kaubawa itu?" tanya suaminya dengan suara agak keras. Elisabeth agak takut tetapi dengan serta merta ia menjawab: "Bunga mawar, Mas!". Suaminya tak percaya dan segera menggeledah bungkusan di dalam keranjang itu. Dan ternyata betul: keranjang itu berisi bunga-bunga mawar yang masih segar. Tuhan kiranya telah menyelamatkan hambanya. Sejak itu, Ludwig semakin menyayangi Elisabeth dan hidup rukun dengannya. Ludwig semakin memahami tujuan perbuatan sosial Elisabeth kepada orang-orang miskin. Kepada penghuni-penghuni istana lain yang tidak menyukai Elisabeth, Ludwig mengatakan: "Perbuatan amal Elisabeth akan membawa berkat Tuhan bagi kita. Kita tentu tidak akan dibiarkan Allah menderita suatu kekurangan pun, selama kita mengizinkan Elisabeth untuk meringankan penderitaan orang lain."
Sebelum kepergian suaminya ke Tanah Suci guna mengikuti Perang Salib, Elisabeth telah banyak menunjukkan perbuatan-perbuatan cintakasih yang mengagumkan kepada orang-orang miskin dan sakit. Ia mendirikan rumah-rumah sakit, dan memberikan makanan kepada orang-orang malang itu. Kegiatan amalnya ini diperganda, ketika Elisabeth menjadi anggota Ordo Ketiga Santo Fransiskus.
Kegiatan-kegiatannya semakin memperhebat kebencian anggota keluarga istana padanya. Ia diusir dari istana tanpa membawa apa-apa kecuali tiga orang puteranya. Kemudian ketiga anaknya itu dititipkan pada seorang sahabatnya yang terpercaya. Ia sendiri lalu masuk Ordo Ketiga Santo Fransiskus dan giat menjalankan berbagai kegiatan amal kepada orang-orang miskin dan anak-anak yatim-piatu. Ia mengakhiri hidupnya sebagai hamba Tuhan yang setia dan wafat di Marburg, Jerman pada tanggal 17 Nopember 1231, dalam usia 24 tahun. Banyak sekali terjadi mujizat berkat perantaraannya.
Pada tahun 1235, empat tahun setelah kematiannya, ia sudah dinyatakan 'kudus' berkat permohonan dari orang-orang yang mengenal baik dia dan semua kebajikan yang dilakukannya semasa hidupnya. Tak ketinggalan di antara orang-orang itu, bapa pengakuannya, yang sungguh mengagumi kepribadian dan karyanya. Elisabeth adalah seorang ibu yang memberi teladan hidup yang luar biasa kepada para ibu rumah tangga. Ia diangkat menjadi pelindung kudus karya-karya sosial.

Santo Gregorius Thaumaturgos, Uskup dan Pengaku Iman
Gregorius Thaumaturgos atau Gregorius Pembuat Mujizat berasal dari Neokaisarea (Turki). Ia lahir pada tahun 213 dan meninggal dunia di tanah kelahirannya pada tahun 268. Ia dikenal luas karena mujizat-mujizatnya dan usahanya menyebarkan agama Kristen di dunia Timur.
Putera bangsawan kafir ini adalah seorang ahli hukum. Suatu ketika ia bermaksud pergi ke Beirut, Lebanon untuk mempraktekkan keahliannya di bidang hukum. Dalam perjalanannya ke kota itu, ia singgah di Kaisarea, Israel. Di sana, ia ditobatkan menjadi Kristen oleh Origenes (185-254), seorang ahli Kitab Suci kenamaan di kota itu. Peristiwa ini membuatnya tidak lagi bersemangat untuk meneruskan perjalanannya ke Beirut. Ia selanjutnya tinggal di Kaisarea selama beberapa tahun sambil belajar pada Origenes.
Pada tahun 238, ia kembali ke Neokaisarea. Di sana ia ditahbiskan menjadi uskup kota itu. Pada masa itu orang Kristen sangat sedikit. Sebagian besar penduduk kota itu masih kafir.  Gregorius dalam kedudukannya sebagai uskup berjuang keras untuk memperbanyak jumlah orang Kristen. Kemampuannya yang luar biasa dalam berkotbah sangat mendukung usahanya itu. Ia berhasil menarik banyak orang kafir menjadi Kristen. Karya-karya amalnya kepada orang-orang miskin dan sakit, yang diperkuat dengan banyak mujizat, seperti menyembuhkan orang-orang sakit dengan doa-doanya, semakin memikat hati orang-orang kafir pada agama Kristen.
Pada tahun 250, Keuskupan Neokaisarea menderita pengejaran dan penganiayaan yang diperintahkan Kaisar Gaius Decius. Tak lama kemudian keuskupan itu pun dilanda wabah penyakit dan serangan suku bangsa Goth. Kendatipun tertimpa berbagai penderitaan, orang-orang Kristen Neokaisarea di bawah bimbingan uskupnya tetap berpegang teguh pada imannya. Ketika Gregorius wafat pada tahun 268 hanya ada 17 orang kafir di kota itu.

Santo Gregorius dari Tours, Uskup dan Pengaku Iman
Gregorius lahir di Auvergne, Prancis pada tahun 538 dan meninggal dunia di Tours pada tahun 594. Ia terkenal sebagai seorang uskup abad keenam sekaligus penulis dan sejarawan kenamaan yang memperkaya kasanah budaya di Tours. Dengan berbagai usahanya ia berhasil mengembangkan kota itu menjadi salah satu pusat kekristenan di Prancis Tengah. Keluarganya yang campuran Prancis-Roma itu menempatkan banyak anggotanya dalam kedudukan-kedudukan terhormat di dalam masyarakat dan di dalam Gereja. Namanya sejak kecil ialah Gregorius Florentius; nama Gregorius dikenakannya sebagai kenangan akan seorang neneknya yang menjadi uskup di Langers.
Sepeninggal Euphronius, saudara sepupunya pada tahun 573, Gregorius menggantikan dia sebagai Uskup Tours. Sebagai Uskup kota itu, Gregorius adalah petinggi Gereja yang paling penting yang harus menghadapi bangsa Frank, yang menguasai wilayah itu termasuk Tours. Konsepnya tentang Gereja sebagai suatu kekuatan politik dan kebudayaan mengawetkan sistim depotisme dan sikap tak bertanggungjawab dari kebanyakan Pangeran Frank.
Bukunya 'De Cursibus Ecclesiasticis' ditulis untuk menyanggupkan kaum rohaniwan - dengan dasar-dasar astronomi - mengenal waktu dengan mengamati bintang-bintang. Studi ini menolong mereka dalam hal pengaturan waktu terutama dalam kaitan dengan kewajiban-kewajiban membaca dan berdoa pada malam hari. Gaya penulisannya sangat sederhana; ia dengan tangkas menghindari uraian-uraian yang fantastis yang menandai hampir semua karya ilmu pengetahuan pada masa itu. Kecuali itu, ia juga menulis tentang riwayat hidup Santo Martinus dari Tours (315-399) dan Santo Yulianus dari Brioude, yang hidup pada abad ketiga, dan menyusun satu koleksi karya para orang kudus dan martir Prancis.
Karyanya yang terbesar ialah 10 buah buku Sejarah Bangsa Prancis. Dua buku pertama berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari penciptaan sampai tahun 511. Buku ketiga dan keempat menguraikan secara ringkas Sejarah Kerajaan Frank sampai tahun 573. Sedangkan enam buku berikutnya merupakan suatu kumpulan kronik tentang peristiwa-peristiwa dari 573 - tahun di mana Gregorius menjadi uskup - sampai tahun 591.
Gregorius lebih menonjol sebagai seorang pencerita dengan gaya bahasa yang hidup daripada seorang sejarawan objektif. Ia memberikan suatu gambaran yang hidup tentang keadaan suatu masyarakat, dengan lebih memberi tekanan kuat pada hal-hal yang menakjubkan dari suatu peristiwa yang diuraikannya. Kemampuannya yang paling menonjol terlihat di dalam kemampuan melukiskan perangai tokoh-tokoh yang berperan di dalam suatu peristiwa. Kisahnya tentang peristiwa permandian Raja Clovis dan pengikut-pengikutnya pada tahun 496 adalah sebuah cerita klasik yang sangat menarik. Tokoh-tokoh dinasti Meroving dari Prancis seperti Clotaire I, Chilperic I, Guntram, Ratu Fredegund, dan anggota-anggota lainnya digambarkan dengan begitu hidup dibarengi suatu pemahaman yang tinggi.
Seperti sejarawan-sejarawan lainnya, cerita-ceritanya mempunyai akurasi dan daya tarik yang tinggi seolah-olah dia sendiri mengalaminya. Cerita merupakan suatu kekayaan abad keenam dalam bidang sejarah politik dan sosial. Buku Sejarah Bangsa Prancis yang ditulisnya dipakai oleh Santo Bede, Paul Deacon dan sejarawan lainnya dari abad ketujuh dan kedelapan. Buku itu mempunyai nilai sejarah yang tinggi sebagai satu sumber informasi primer tentang Zaman Meroving dari Sejarah Prancis. Tanpa buku itu asal-usul monarki itu tak dikenal oleh ahli-ahli zaman sekarang.

Santo Dionisius Agung, Uskup dan Pengaku Iman
Beliau adalah Uskup Aleksandria, Mesir dan seorang katekis yang termasyhur. Ia terpaksa mengungsi beberapa kali ke gurun pasir Lybia karena penganiayaan yang terjadi atas umat Kristen di dalam keuskupannya. Dionisius dikenal bersikap lunak terhadap orang-orang Kristen yang murtad dalam masa penganiayaan tetapi bertobat kembali ke pangkuan Bunda Gereja. Dalam zaman yang sulit itu ia amat rajin menguatkan iman umatnya.



http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/