Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXV
Jumat, 26 September 2025
PF S. Kosmas dan S. Damianus, Martir
Bacaan Pertama
Hag 2:1b-10
"Sedikit waktu lagi maka Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemegahan."
Pembacaan dari Nubuat Hagai:
Pada tahun kedua pemerintahan raja Darius,
pada tanggal 21 bulan ketujuh,
datanglah sabda Tuhan dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya,
"Katakanlah kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda,
dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar,
dan kepada sisa bangsa Israel, demikian,
'Masih adakah di antara kalian
yang dahulu melihat rumah Tuhan dalam kemegahannya yang semula?
Dan bagaimanakah kalian lihat keadaannya sekarang?
Bukankah keadaannya yang sekarang
kamu katakan sama sekali tidak berarti?
Tetapi sekarang kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel,
demikianlah sabda Tuhan,
kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar.
Kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri,
demikianlah sabda Tuhan.
Bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kalian,
demikianlah sabda Tuhan semesta alam,
sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kalian
pada waktu kalian keluar dari Mesir.
Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu.
Janganlah takut!"
Dan beginilah sabda Tuhan semesta alam,
'Sedikit waktu lagi
Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat.
Aku akan menggoncangkan segala bangsa,
sehingga harta benda semua bangsa datang mengalir.
Maka Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemegahan.
Sebab milik-Kulah perak dan emas,
demikianlah sabda Tuhan semesta alam.
Maka kemegahan rumah ini nanti
akan melebihi kemegahannya yang semula,
sabda Tuhan semesat alam,
dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 43:1.2.3.4,R:5bc
Refren: Berharap dan bersyukurlah kepada Allah, penolong kita.
*Berikanlah keadilan kepadaku, ya Allah,
dan perjuangkanlah perkaraku terhadap kaum yang tidak saleh!
Luputkanlah aku dari penipu dan orang curang!
*Sebab Engkaulah Allah tempat pengungsianku.
Mengapa Engkau membuang aku?
Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?
*Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang,
supaya aku dituntun,
dibawa ke gunung-Mu yang kudus
dan ke tempat kediaman-Mu!
*Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah,
menghadap Allah sukacita dan kegembiraanku,
dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi,
ya Allah, ya Allahku!
Bait Pengantar Injil
Mrk 10:45
Anak Manusia datang untuk melayani
dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.
Bacaan Injil
Luk 9:18-22
"Engkaulah Kristus dari Allah.
Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."
Inilah Injil Suci menurut Lukas:
Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri.
Maka datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
Yesus lalu bertanya kepada mereka,
"Kata orang banyak siapakah Aku ini?"
Mereka menjawab, "Yohanes Pembaptis;
ada juga yang mengatakan: Elia;
ada pula yang mengatakan:
salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit."
Yesus bertanya lagi, "Menurut kalian, siapakah Aku ini?"
Jawab Petrus, "Engkaulah Kristus dari Allah."
Dengan keras Yesus melarang mereka
memberitakan hal itu kepada siapa pun.
Ia lalu berkata,
"Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan
dan ditolak oleh para tua-tua,
oleh para imam kepala dan para ahli Taurat,
lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga."
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan Injil
Saya pernah mencoba menggambar wajah saya sendiri di atas kertas. Hasilnya jauh sekali dari mirip. Namun, dari kegiatan sederhana itu, saya belajar sesuatu: ternyata saya lebih tahu persis di sebelah mana letak tahi lalat saya, bagaimana garis-garis wajah saya terbentuk, dan detail kecil lainnya. Tetapi di sisi lain, saya juga sadar bahwa betapa sulitnya benar-benar mengenal diri sendiri, walaupun kita sering merasa bahwa kitalah yang paling tahu tentang diri kita.
Bahkan saya baru menyadari, selama ini saya tidak pernah benar-benar melihat telinga saya dengan mata sendiri. Saya mengetahuinya hanya dari cermin atau foto. Artinya, untuk mengenal diri kita, kita tetap memerlukan bantuan dari luar diri kita. Namun, di situlah masalahnya—pandangan orang lain tentang kita bisa berbeda, bahkan bisa keliru. Orang lain mudah salah sangka, dan kita pun bisa keliru mengenali orang lain.
Hal ini berbeda dengan Yesus. Ia sungguh tahu siapa diri-Nya. Ia tidak membutuhkan konfirmasi dari orang lain. Tetapi Yesus ingin murid-murid-Nya tidak salah dalam mengenal Dia. Karena itu Ia bertanya, "Kata orang banyak, siapakah Aku ini?" Jawabannya beragam: ada yang bilang Yohanes Pembaptis yang bangkit, ada yang bilang Elia, atau nabi lain. Tetapi Petrus dengan tegas berkata, "Engkaulah Kristus dari Allah."
Inilah pelajaran penting bagi kita. Kita seringkali mudah terjebak dalam salah sangka, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Padahal, mengenal dengan benar itu penting, sebab hanya dengan pengenalan yang benar relasi bisa terjalin kokoh dan utuh. Petrus memberi teladan: ia tidak terpengaruh dengan suara orang banyak, melainkan menyatakan pengenalan yang sejati akan Yesus.
Maka, marilah kita belajar untuk mengenali diri sendiri dengan jujur, mengenali orang-orang terdekat kita dengan kasih, serta mengenal Yesus dengan iman yang teguh. Dengan demikian, kita tidak hanya menghindari salah sangka, tetapi juga membangun relasi yang kuat—baik dengan sesama maupun dengan Tuhan yang hidup.
Peringatan Orang Kudus
Santo Kosmas dan Damianus, Martir
Kedua kakak beradik ini berkebangsaan Arabia. Nama mereka tertera pada alat-alat kedokteran, tetapi sedikit saja kisah yang dapat kita peroleh tentang mereka. Konon mereka dibesarkan oleh ibunya yang sudah menjanda sejak masa kecilnya. Dengan kasih sayang yang besar dan kerja keras, ibunya mendidik dan menyekolahkan mereka di Syria hingga berhasil menjadi dokter. Setelah menyelesaikan studinya di Syria, mereka bekerja sebagai dokter di Silisia, Asia Kecil. Sebagai orang beriman, cintakasih sungguh-sungguh mewarnai hidup mereka. Mereka mengabdikan seluruh kepandaian dan ilmu mereka guna menolong orang orang sakit tanpa memungut bayaran. Semua orang menyanjung dan menghormati mereka sebagai orang-orang Kristen yang benar-benar menghayati ajaran Kristus. Dalam karyanya mereka juga turut mewartakan Injil Kristus kepada orang-orang sekitar.
Dalam bahasa Yunani kedua kakak beradik ini dijuluki "Anarguroi" yang berarti 'Orang-orang yang tidak menghiraukan uang. Julukan ini tepat karena pengabdian mereka sebagai dokter tanpa memungut uang dari para pasiennya. Sering sekali mereka menyembuhkan orang sakit bukan karena keahliannya tetapi karena imannya akan Kristus dan perhatiannya yang besar pada kesembuhan orang-orang sakit. Karena perbuatan cinta kasih mereka itu, mereka ditangkap dan dipenjarakan oleh Prefek Lysias, dan dipaksa menyembah dewa-dewi kafir. Namun mereka tidak gentar sedikit pun menghadapi segala siksaan itu. Kepada Lysias mereka menegaskan bahwa agama Kristen sangat penting untuk keselamatan yang kekal. Setiap siksaan yang dikenakan pada mereka tidak mempan untuk mematahkan iman mereka. Tuhan ada dipihak mereka. Akhirnya Prefek itu memutuskan untuk memenggal saja kepala mereka untuk menghabisi nyawa mereka. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 27 September 303 pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus yang kejam itu.
Kisah lain mengungkapkan peristiwa pembunuhan mereka secara mendetail. Keduanya disalibkan dan dilempari batu serta dipanah. Tetapi batu-batu itu memental dan mengenai para pelempar itu sendiri. Demikian juga para pemanah terkena sendiri panah yang mereka tembakkan. Sesudah kematian mereka, banyak terjadi mujizat penyembuhan. Di antara orang-orang besar yang disembuhkan ialah Raja Yustianus I. Oleh karena itu raja mendirikan sebuah gereja besar di Konstantinopel untuk menghormati mereka. Paus Felix IV (526-530) mendirikan sebuah gereja lagi bagi mereka di Roma. Nama mereka dimasukkan dalam Doa Syukur Agung Misa. Para dokter menghormati mereka dan menjadikan mereka pelindung para dokter dan alat-alat kedokteran.
Santo Siprianus dan Yustina, Martir
Di Antiokia, Syria, Siprianus dikenal sebagai seorang dukun. Banyak orang datang kepadanya untuk disembuhkan dari penyakitnya. Tapi praktek kedukunannya tidak mendapat tanggapan baik dari orangorang Kristen. Ia sendiri tidak berdaya menghadapi orang-orang Kristen. Sekali peristiwa ia menggoda Yustina, seorang gadis Kristen namun ia tidak berhasil. Oleh pengaruh Yustina, ia lalu sadar akan keberdosaannya, bertobat dan dipermandikan. Ia kemudian menikahi Yustina dan menjadi seorang Kristen yang saleh.
Kegiatan-kegiatan iman yang dilakukan kedua suami-isteri ini mengakibatkan kematian mereka sebagai saksi iman. Mereka ditangkap, didera dan dipenjarakan dengan tujuan agar keduanya murtad dari imannya. Tetapi karena mereka tetap pada pendiriannya, maka mereka dibunuh di Nikomedia. Jenazah mereka ditinggalkan saja di tempat pembantaian. Tetapi kemudian diangkut ke Roma oleh beberapa orang pelaut yang beragama Kristen.