Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XIII
Jumat, 5 Juli 2024
PF S. Antonius Maria Zaccaria, Imam
Bacaan Pertama
Am 8:4-6.9-12
"Aku akan mengirimkan kelaparan, bukan kelaparan akan makanan,
melainkan kelaparan akan sabda Tuhan"
Pembacaan dari Nubuat Amos:
Dengarkanlah ini, kalian yang menginjak-injak orang miskin,
dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini;
kalian yang berpikir,
"Kapan pesta bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum?
Kapan hari Sabat berlalu, supaya kita boleh berdagang terigu?
Kita akan memperkecil takaran,
menaikkan harga dan menipu dengan neraca palsu.
Kita akan membeli orang papa dengan uang
dan membeli orang miskin karena sepasang kasut.
Kita akan menjual terigu tua."
"Pada hari itu akan terjadi," demikianlah firman Tuhan Allah,
"Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari
dan membuat bumi gelap pada hari cerah.
Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan,
dan segala nyanyianmu menjadi ratapan.
Aku akan mengenakan kain kabung pada setiap pinggang
dan menjadikan gundul setiap kepala.
Kalian akan berkabung seperti atas kematian anak tunggal,
sehingga akhirnya menjadi seperti hari yang pahit pedih."
"Sesungguhnya, waktu akan datang,"
demikianlah firman Tuhan Allah,
"Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini,
bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air,
melainkan akan mendengarkan sabda Tuhan.
Mereka akan mengembara dari laut ke laut
dan menjelajah dari utara ke timur
untuk mencari sabda Tuhan,
tetapi tidak menemukannya."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 119:2.10.20.30.40.131,R:Mat 4:4
Refren: Manusia hidup bukan dari roti
tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
*Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela,
yang hidup menurut sabda Tuhan.
*Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau,
jangan biarkan aku menyimpang dari perintah-Mu.
*Hancurlah jiwaku karena rindu
kepada hukum-hukum-Mu setiap waktu.
*Aku telah memilih jalan kebenaran,
dan telah menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
*Sesungguhnya aku rindu kepada titah-titah-Mu,
hidupkanlah aku dengan keadilan-Mu!
*Mulutku kungangakan dan megap-megap,
sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.
Bait Pengantar Injil
Mat 11: 28
Datanglah pada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat,
maka Aku akan membuat kalian lega.
Bacaan Injil
Mat 9:9-13
"Bukan orang sehat yang memerlukan dokter;
Aku menginginkan kasih sayang, bukan persembahan."
Inilah Injil Suci menurut Matius:
Pada suatu hari Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai.
Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku."
Matius segera berdiri dan mengikut Yesus.
Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius,
datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa,
makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.
Melihat itu orang-orang Farisi berkata kepada murid-murid Yesus,
"Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"
Yesus mendengarnya dan berkata,
"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib,
tetapi orang sakit.
Maka pelajarilah arti sabda ini,
'Aku menginginkan belas kasihan, bukan persembahan.'
Aku datang bukannya untuk memanggil orang benar,
melainkan orang berdosa."
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan Injil
Orang-orang benar, atau lebih tepatnya orang-orang yang merasa dirinya benar, seringkali memisahkan diri atau menghindari bergaul dengan orang-orang yang dianggapnya tidak benar.
Para orangtua seringkali melarang anak-anaknya bergaul dengan teman-teman yang dianggapnya tidak benar, khawatir anaknya akan ketularan menjadi tidak benar.
Orang-orang yang dianggap tidak benar biasanya dikucilkan, baik di lingkungan keluarga, lingkungan gereja maupun di lingkungan sosial masyarakat.
Bahkan di media sosial, orang-orang yang dianggap tidak benar ini malah di-bully, dikata-katai dengan tidak senonoh.
Yesus dan para murid-Nya pun dicerca karena mereka makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa.
Yesus malah mengangkat Matius, pemungut cukai, untuk menjadi murid-Nya.
Bagi orang-orang Farisi dan ahli Taurat, perbuatan Yesus ini digembar-gemborkan sebagai perbuatan yang tercela, tak pantas, karena mereka memang senang mencari-cari kesalahan Yesus.
Yesus mengibaratkan orang berdosa itu seperti orang sakit yang memerlukan pertolongan agar dapat sembuh dari sakitnya.
Ya memang demikian, dosa adalah penyakit rohani, dan yang namanya orang sakit iya mesti ditolong.
Orang berdosa memerlukan pertolongan Yesus agar bisa "sembuh" dari dosanya.
Dengan kata lain, Yesus memang memanggil orang berdosa untuk membantu terjadinya pertobatan.
Sikap Yesus inilah yang wajib untuk kita teladani.
Jika ada di antara sanak-saudara kita yang terjatuh di dalam dosa, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk menolongnya, bukan malah mengucilkannya.
Kita wajib berbelas-kasihan agar terjadinya pertobatan bagi orang-orang berdosa, terlebih bagi sanak-saudara kita.
Tetapi di kesempatan lain Yesus juga mengingatkan kita agar kita jangan sembrono menuding seseorang itu telah berbuat dosa.
Belas-kasih kita mesti berdasarkan pengakuan atas dosa, barulah pertolongan itu berarti baginya.
Oleh sebab itu, pertama-tama kita mesti membantunya untuk mengakui perbuatan dosanya, lalu medampinginya dalam penyesalan karena telah berbuat dosa, dan bersamaan dengan itu kita berdoa agar ia memperoleh pengampunan dari Tuhan.
Yang terpenting dari semuanya itu, kita sendiri mesti menghindari perbuatan dosa.
Jangan sampai kita melihat selumbar di mata orang tetapi balok di depan mata sendiri malah tak nampak.
Yesus berpesan kepada kita, "Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." [Luk 6: 42b]
Se lagi kita sendiri gemar berbuat dosa, apalagi dosa yang seukuran balok besarnya, manalah bisa kita menuntun orang lain menuju kepada pertobatannya?
"Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang?" [Luk 6:39b]
Jika kita mampu membersihkan diri dari segala dosa, dan sanak-saudara kita juga demikian, maka damai sejahtera Kristus akan mengayomi keluarga kita, karena Roh Kudus hadir dalam keluarga kita.
Marilah mulai sekarang kita berhenti memusuhi orang-orang yang kita anggap tidak benar atau berdosa, marilah kita ulurkan belas-kasih kita untuk menolongnya.
Peringatan Orang Kudus
Santo Antonius Maria Zakaria, Pengaku Iman
Hidup Antonius sangat singkat namun benar-benar dihayati dan diisi dengan berbagai perbuatan amal-kasih dan karya-karya demi menegakkan martabat Gereja dan kemuliaan Kristus. Ia lahir di Cremona, Italia Utara pada tahun 1502.
Ketika menginjak usia remaja, orang-tuanya menyekolahkan dia di kota kelahirannya. la kemudian melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Padua. Setelah menamatkan studinya, ia kembali bekerja di Cremona. Sebagai seorang dokter, ia berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan banyak orang sakit. Di samping itu sebagai seorang cendekiawan beriman, ia memberi nasihat-nasihat rohani kepada orang-orang yang dirawatnya dan mengajak mereka untuk berdoa bersama. Antonius selalu berusaha agar mereka yang mendekati ajalnya sedapat mungkin meninggal dunia dengan tenang dalam keadaan ber-rahmat. Semua orang terutama para pasiennya sangat menyayangi dia karena semangat pengorbanannya yang tak mengenal lelah.
Sementara itu, minatnya untuk mengabdikan diri semata-mata pada Tuhan dan sesama semakin kuat dalam hatinya. la sadar bahwa Tuhan memanggilnya untuk suatu tugas suci bagi kemuliaan namaNya. Untuk itu, Antonius belajar teologi untuk lebih dalam mengenal ajaran-ajaran iman. la kemudian ditahbiskan menjadi imam dan berkarya di tempat asalnya. Semangat pengabdiannya dibakar oleh cinta kasihnya yang tulus kepada Allah dan sesama dan dihiasi semangat hidup miskin dan tapa.
Situasi Gereja pada zaman itu tidaklah menyenangkan. Banyak umat hidup tidak sesuai dengan imannya. Demikian juga banyak imam. Setelah beberapa tahun bekerja di Cremona, ia pindah ke Milano. Rencananya sederhana namun jelas dan terang, yakni merasul dengan keteladanan hidup yang baik dan suci demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan umat. Untuk mengembalikan imam-imam kepada penghayatan panggilan imamatnya secara murni, Antonius memprakarsai pertemuan rohani berkala dengan imam-imam. Sedangkan untuk mengembalikan semangat iman umat, ia menggalakkan usaha pengajaran iman bagi umat.
Bersama dua orang rekannya: Bartolomeus Ferrari (seorang ahli hukum) dan Yakoppo Antonius Morigia (seorang ahli ilmu pasti), Antonius mendirikan sebuah tarekat apostolis. Anggota-anggota dari tarekat baru ini mengikuti jejak Rasul Paulus. Aturan hidup mereka didasarkan pada Surat-surat Santo Paulus. Oleh karena itu, mereka dinamakan Imam-imam Reguler Santo Paulus. Mereka juga dinamakan Imam-imam Barnabit, karena gereja Paroki mereka di Milano berpelindungkan Santo Barnabas. Tarekat mereka ini menyelenggarakan juga pendidikan ketrampilan untuk para pemudi dan menggerakkan mereka untuk melakukan karya-karya karitatif bagi orang-orang miskin dan terlantar. Dalam usaha pendidikan ini, Antonius dibantu oleh Datu Torelli, seorang janda yang bersemangat rasul. Dari taman pendidikan ini lahirlah kemudian Tarekat Suster-suster Angelika.
Semangat pengabdian Antonius pada sesama tampak jelas ketika kota Milano diserang wabah penyakit Pes, yang menelan banyak jiwa. Dalam situasi ini, Antonius bersama imam-imamnya dan puteri-puteri asuhannya tanpa mengenal lelah merawat para korban penyakit ganas itu. Mereka bahkan pergi jauh ke luar kota untuk menolong para korban penyakit itu sambil mewartakan Sabda Tuhan.
Antonius dikenal luas di kalangan rekan-rekannya sebagai seorang imam yang sederhana dan suci hidupnya. Ia lebih senang tetap menjadi seorang imam biasa agar lebih bebas untuk melayani umat. Oleh karena itu jabatan superior jenderal untuk tarekatnya dipercayakan kepada orang lain. Ia meninggal dunia pada tanggal 5 Juli 1539 dalam usia 37 tahun. Dalam usia semuda itu, tenaganya benar-benar terkuras habis demi kemuliaan Tuhan dan martabat Gereja. Oleh Paus Pius IX (1846 - 1878), Antonius dinyatakan sebagai 'beato' pada tahun 1849 dan oleh Paus Leo XIII (1878-1903), ia dinyatakan 'santo' pada tahun 1897.