Liturgia Verbi 2024-09-01 Minggu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Minggu Biasa XXII 

Minggu, 1 September 2024

Ujud Gereja Universal: Jeritan bumi.
Semoga masing-masing dari kita akan mendengar dan mencamkan jeritan Bumi dan para korban bencana alam serta perubahan iklim, dan semoga semua orang akan berusaha secara pribadi untuk merawat dunia tempat kita tinggal.

Ujud Gereja Indonesia: Tokoh-tokoh Kitab Suci.
Semoga anak-anak, remaja, dan orang muda Katolik dapat menemukan tokoh-tokoh Kitab Suci yang menjadi idola dan teladan mereka dalam menjalani hidup sehari-hari.



Bacaan Pertama
Ul 4:1-2.6-8

"Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu;
dengan demikian kamu berpegang pada perintah Tuhan."

Pembacaan dari Kitab Ulangan:

Di padang gurun seberang Sungai Yordan
Musa berkata kepada bangsanya,
"Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan
yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan,
supaya kamu hidup,
dan memasuki serta menduduki negeri
yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu.

Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu,
dan janganlah kamu menguranginya;
dengan demikian kamu berpegang pada perintah Tuhan, Allahmu,
yang kusampaikan kepadamu.

Lakukanlah itu dengan setia,
sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaan dan akal budimu
di mata bangsa-bangs.
Begitu mendengar segala ketetapan ini mereka akan berkata,
Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi!
Sebab bangsa besar manakah
yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya
seperti Tuhan, Allah kita,
setiap kali kita berseru kepada-Nya?
Dan bangsa besar manakah
yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil
seperti seluruh hukum
yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 15:2-3a.3cd-4ab.5,R:1a

Refren: Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu?

*Orang yang berlaku tidak bercela,
yang melakukan apa yang adil
dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya,
yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.

*Orang yang tidak berbuat jahat terhadap teman,
dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya
yang memandang hina orang-orang tercela
tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa,
yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi.

*Orang yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba
dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah.
Siapa yang berlaku demikian
tidak akan goyah selama-lamanya.



Bacaan Kedua
Yak 1:17-18.21b-22.27

"Hendaklah kamu menjadi pelaku firman."

Pembacaan dari Surat Rasul Yakobus:

Saudara-saudaraku yang terkasih,
setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna,
datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang.
Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan pertukaran.
Atas kehendak-Nya sendiri
Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran,
supaya pada tingkat yang tertentu
kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.

Terimalah dengan lemah lembut
firman yang tertanam dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
Hendaklah kamu menjadi pelaku firman,
dan bukan hanya pendengar!
Sebab jika tidak demikian, kamu menipu diri sendiri.
Ibadah sejati dan tak bercela di hadapan Allah, Bapa kita,
ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka,
dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Yak 1:18

Atas kehendak-Nya sendiri
Bapa telah menjadikan kita berkat firman kebenaran,
supaya kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.



Bacaan Injil
Mrk 7:1-8.14-15.21-23

"Perintah Allah kamu abaikan
untuk berpegang pada adat istiadat manusia."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Pada suatu hari
serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem
datang menemui Yesus.
Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis,
yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
Sebab orang-orang Farisi
-- seperti orang-orang Yahudi lainnya --
tidak makan tanpa membasuh tangan lebih dulu,
karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang.
Dan kalau pulang dari pasar
mereka juga tidak makan
kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya.
Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang,
umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga.
Karena itu,
orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus,
"Mengapa murid-murid-Mu
tidak mematuhi adat istiadat nenek moyang kita?
Mengapa mereka makan dengan tangan najis?"
Jawab Yesus kepada mereka,
"Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu,
hai orang-orang munafik!
Sebab ada tertulis:
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya,
padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Percuma mereka beribadah kepada-Ku,
sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
Perintah Allah kamu abaikan
untuk berpegang pada adat istiadat manusia."

Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka,
"Dengarlah Aku dan camkanlah ini!
Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang,
tidak dapat menajiskan dia!
Tetapi apa yang keluar dari seseorang,
itulah yang menajiskan dia!
Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat,
percabulan, pencurian, pembunuhan,
perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan,
hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Jelas-jelas beberapa murid Yesus telah melanggar adat-istiadat, tidak mencuci tangan sebelum makan.
Di tinjau dari disiplin yang mana pun, jelas tidak ada yang membenarkan orang makan dengan tangan kotor.
Diciptakannya sendok dan garpu maksudnya untuk mencegah kuman yang menempel di tangan ikut tertelan masuk ke dalam tubuh.
Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat menggunakan hal ini sebagai "senjata" untuk "menyerang" Yesus.
Mereka pikir kali ini Yesus akan KO (knock-out).

Dari soal makan ini saja saya menemukan banyak sekali anjuran, etika maupun tradisi yang diajarkan orang.
Makan jangan bersuara, tidak sopan.
Makanan harus dicuci bersih dan dimasak matang sebelum di santap, di lain pihak, jangan dimasak terlalu matang nanti vitaminnya hilang.
Kupas dulu kulitnya sebelum memakan buah, tapi ada yang bilang makan apel berikut kulitnya, jangan dikupas.
Ketika mengunyahnya, kita mesti hitung sampai berapa kali mesti mengunyahnya sebelum ditelan.
Apa yang mesti dimakan pun diatur-atur, jangan makan ini karena bisa begitu, dan seterusnya.
Ahli gizi membuat aturan pula, sebaiknya makanan apa yang dikonsumi di pagi hari, apa yang di siang hari dan apa yang di malam hari.
Dengan kata lain, makanan di siang hari tidak cocok disantap lagi di malam harinya, mesti masak makanan yang berbeda.   Kalau mau sehat, lupakan hemat.
Belakangan, makanan malah dikaitkan dengan golongan darah.
Hindari makan daging, ganti dengan sayuran, tetapi golongan darah O boleh makan daging.
Ada lagi nih, jangan lupa berdoa sebelum dan sesudah makan.

Yesus tidak melarang kita untuk mematuhi adat istiadat.
Rasul Paulus sendiri turut tidak makan daging babi untuk menghormati orang lain yang ia sebut saudara-saudaranya itu.
Yang tidak dibenarkan adalah mengabaikan perintah Allah karena alasan mematuhi adat-istiadat.
Yang juga tidak dibenarkan, mengabaikan adat istiadat dengan menggunakan perintah Allah sebagai alasannya.

Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat itu mengurusi orang lain, menyalahkan orang lain yang makan sebelum mencuci tangan.
Inilah najis yang dimaksudkan Yesus: yaitu yang keluar dari dalam hati seseorang, bukan yang masuk dari luar.
Dari dalam hatilah keluarnya pikiran jahat, dan inilah yang wajib dicuci atau dibersihkan.
Setiap hari kita mandi untuk membersihkan badan, tapi seberapa seringkah kita mandi rohani untuk membersihkan batin kita?
Percuma saja kita memeriksa batin kalau hanya untuk diperiksa-periksa saja.
Jangan cuma diperiksa-periksa, mandikan batin kita itu supaya bersih dan menjadi segar kembali.



Peringatan Orang Kudus
Santo Pedro Armengol (1238-1304)
Pedro dikenal sebagai perampok ulung. Namun tiba-tiba ia bertobat dan masuk biara. Pedro menawarkan diri sebagai sandera untuk ditukar dengan 18 anak Kristen yang ditahan orang Muslim di Aljazair. Karena giat merasul di kawasan Islam ini, ia dihukum mati; akan tetapi secara ajaib, Pedro terbebas dari maut.

Santa Verena (350)
Wanita Mesir ini mengikuti legiun Thebais ke suatu garnisun baru di Swiss. Hingga akhir hidupnya ia berbuat amal dan bermatiraga. Ia dihormati sebagai santa pelindung para pelayan perempuan di pastoran.

Ruth (abad 11 seb. M.)
Wanita Moab ini dikenal dalam kaitannya dengan keluarga Elimelekh, sebuah keluarga Israel dari Betlehem, daerah Yehuda. Konon pada zaman pemerintahan hakim-hakim terjadilah kelaparan hebat di tanah Israel. Elimelekh bersama Naomi, isterinya dan kedua anaknya Mahlon dan Kilyon mengungsi ke Moab sebagai orang asing.
Sepeninggal Elimelekh, Mahlon dan Kilyon menikah dengan perempuan-perempuan Moab. Mahlon dengan Orpa, sedang Kilyon dengan Ruth. Sayang sekali bahwa Mahlon dan Kilyon kemudian meninggal dunia. Dengan demikian tinggallah Naomi bersama kedua menantunya Orpa dan Ruth.
Ketika didengar bahwa Tuhan telah membebaskan umatNya Israel dari kelaparan, pulanglah Naomi ke Betlehem, Yehuda bersama kedua menantunya. Di sana Ruth bertemu dan menikah dengan Boaz, saudara Elimelekh. Perkawinan Levirat ini adalah sah menurut hukum Israel demi melanjutkan keturunan Naomi. Ruth dan Boaz memperanakkan Obed, ayah dari Yesse, yang menjadi ayah dari Daud, Raja terbesar Israel. Dengan demikian Ruth dikenal sebagai leluhur Raja Daud dan Yesus Kristus yang lahir dari keturunan Daud (Mat 1: 5).



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-08-31 Sabtu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Sabtu, 31 Agustus 2024



Bacaan Pertama
1Kor 1:26-31

"Yang lemah dan tak berdaya dipilih Allah."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
coba ingatlah bagaimana keadaanmu ketika dipanggil.
Menurut ukuran manusia tidak banyak di antara kalian yang bijak,
tidak banyak yang berpengaruh, tidak banyak yang terpandang.
Namun apa yang bodoh di mata dunia dipilih oleh Allah,
untuk memalukan orang-orang yang berhikmat,
dan apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah,
untuk memalukan yang kuat,
dan apa yang tidak terpandang dan hina bagi dunia,
bahkan apa yang tidak berarti,
dipilih Allah untuk meniadakan yang berarti,
supaya jangan ada seorang manusia pun
yang memegahkan diri di hadapan Allah.

Tetapi Allah telah membuat kalian berada dalam Kristus Yesus,
dan oleh Dia Kristus telah menjadi hikmat bagi kita.
Dialah yang membenarkan, menguduskan dan menebus kita.
Maka, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci,
"Barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 33:12-13.18-19.20-21,R:12

Refren: Berbahagialah bangsa
yang dipilih Tuhan menjadi milik-pusaka-Nya.

*Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan,
suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik-pusaka-Nya!
Tuhan memandang dari surga,
dan melihat semua anak manusia.

*Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa,
kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya;
Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

*Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan.
Dialah penolong dan perisai kita.
Ya, karena Dia hati kita bersukacita,
sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.



Bait Pengantar Injil
Yoh 13:34

Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan;
yaitu supaya kalian saling menaruh cinta kasih,
sebagaimana Aku telah menaruh cinta kasih kepadamu.



Bacaan Injil
Mat 25:14-30

"Karena engkau setia memikul tanggung-jawab dalam perkara kecil,
masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada suatu hari
Yesus mengemukakan perumpamaan berikut
kepada murid-murid-Nya,
"Hal Kerajaan Surga itu
seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri,
yang memanggil hamba-hambanya
dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

Yang seorang diberikannya lima talenta,
yang seorang lagi dua, dan yang seorang lain lagi satu,
masing-masing menurut kesanggupannya,
lalu ia berangkat.

Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu.
Ia menjalankan uang itu dan memperoleh laba lima talenta.
Hamba yang menerima dua talenta pun berbuat demikian,
dan mendapat laba dua talenta.
Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi
dan menggali lubang di tanah,
lalu menyembunyikan uang tuannya.

Lama kemudian pulanglah tuan hamba-hamba itu,
lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.
Hamba yang menerima lima talenta datang
dan membawa laba lima talenta.
Ia berkata, 'Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku.
Lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.'
Maka kata tuannya kepadanya,
'Baik sekali perbuatanmu itu, hamba yang baik dan setia;
engkau telah setia dalam perkara kecil!
Aku akan memberikan kepadamu
tanggung jawab dalam perkara yang besar.
Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta, katanya,
'Tuan, dua talenta Tuan percayakan kepadaku.
Lihat, aku telah mendapat laba dua talenta.'
Maka kata tuan itu kepadanya,
'Baik sekali perbuatanmu hamba yang baik dan setia!
Karena engkau telah setia
memikul tanggung jawab dalam perkara kecil,
maka aku akan memberikan kepadamu
tanggung jawab dalam perkara yang besar.
Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Kini datang juga hamba yang menerima satu talenta dan berkata,
'Tuan, aku tahu bahwa Tuan adalah manusia kejam,
yang menuai di tempat Tuan tidak menabur,
dan memungut di tempat Tuan tidak menanam.
Karena itu aku takut
dan pergi menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah.
Ini, terimalah milik Tuan!'

Maka tuannya menjawab,
'Hai engkau, hamba yang jahat dan malas!
Engkau tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur,
dan memungut di tempat aku tidak menanam.
Seharusnya
uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang,
supaya sekembaliku aku menerima uang itu serta dengan bunganya.
Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya,
dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
Karena setiap orang yang mempunyai,
akan diberi sampai ia berkelimpahan,
tetapi siapa yang tidak punya,
apa pun yang ada padanya akan diambil.
Dan buanglah hamba yang tidak berguna itu
ke dalam kegelapan yang paling gelap.
Di sanalah akan ada ratap dan kertak gigi'."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Menarik untuk kita renungkan, Tuhan mempercayakan harta surgawi kepada kita, sesuai dengan kesanggupan kita untuk menggandakan atau memperbanyaknya.

Mula-mula Tuhan memanggil kita.
Jika kita datang memenuhi panggilan itu, maka Tuhan akan memberikan kita "modal" sebesar yang kita sanggupi untuk kita jalankan.
Bisa jadi saja modal kita tidak sama besar dengan yang diberikan kepada yang lain, karena masing-masing menurut kesanggupannya sendiri.
Tentu semakin besar kesanggupan kita untuk memikul tanggung-jawab yang diberikan, maka semakin besar pula "buah" dari hasil usaha rohani kita.

Orang yang menerima modal lima talenta berhasil memperbanyak menjadikannya sepuluh talenta.
Ini yang perlu kita catat: Tuhan tidak mengambil laba lima talenta itu, melainkan menyerahkan modal dan hasilnya untuk digarap kembali.
Dengan modal sepuluh talenta diharapkan akan menjadi dua puluh talenta, begitu seterusnya.
Dan bahkan, Tuhan menambahi lagi satu talenta yang Tuhan ambil dari orang yang tidak mau memikul tanggung-jawab, untuk diberikan kepada yang berhasil mengelola modal yang dari Tuhan itu.
Inilah yang dimaksud Yesus dengan "Setiap orang yang mempunyai, akan diberi sampai ia berkelimpahan."

Kita tidak mesti memberikan kesanggupan yang besar, memaksakan diri mengerjakan di luar kesanggupan kita.
Kita bisa memulainya dari yang kecil, menurut kesanggupan kita, tetapi lebih memastikan kita akan berhasil.
Tuhan sendiri mengatakan, "Engkau telah setia dalam perkara kecil!
Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.   Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."
Jadi, tanggung-jawab besar dimulai dari yang kecil.



Peringatan Orang Kudus
Santo Raymundus Nonnatus, Pengaku Iman
Julukan 'Nonnatus' yang berarti 'Yang tidak dilahirkan' sertamerta menunjukkan kepada kita bahwa ada suatu keanehan seputar saat kelahiran Raymundus. Memang Raymundus lahir tidak seperti biasanya.
Ibunya meninggal dunia karena sakit keras selagi Raymundus masih ada dalam kandungan. Demi menyelamatkan dia, dokter terpaksa melakukan operasi terhadap ibunya yang sudah tak bernyawa lagi. Dokter berhasil mengeluarkan dia dari rahim ibunya. Karena itulah, ia dijuluki 'Nonnatus'.
Raymundus lahir di Portello Katalonia, Spanyol pada tahun 1204. Ayahnya seorang bangsawan dari keluarga Sarrois yang disebut juga keluarga Segers. Meskipun berdarah bangsawan, namun keluarganya hidup miskin dan serba kekurangan. Raymundus mengalami kegetiran hidup itu selama masa mudanya. Meskipun terlilit kemiskinan, ia tetap riang. Dalam doa dan imannya yang teguh, ia menyerahkan hidupnya kepada penyelenggaraan ilahi Allah. Dalam situasi sulit ini, ia mengatakan keinginannya untuk menjadi seorang biarawan. Ayahnya tidak merestui dan menyuruh dia mengusahakan kebun mereka yang terletak jauh dari kampung halaman dengan maksud agar dia dapat melupakan cita-citanya itu. Namun usaha sang ayah ini tidak berhasil. Sebaliknya Raymundus lebih banyak mempunyai waktu untuk berdoa dan merenung.
Setelah mengalami banyak kesulitan, ia diterima oleh Santo Petrus Nolaskus dalam tarekat Mercederian. Ordo ini didirikan pada tahun 1256 dengan tujuan pokok ialah membebaskan para budak dan tawanan yang beragama Kristen dari tangan orang-orang Islam. Mula-mula Raymundus bekerja di Barcelona selama 3 tahun. Kemudian ia diutus ke Aljazair, Afrika Utara untuk menebus para budak dan tawanan Kristen dari tangan orang-orang Islam. Ia membawa banyak uang untuk menebus mereka. Namun uang itu ternyata tidak mencukupi. Karena itu ia dengan sukarela menyerahkan diri sebagai pengganti para budak dan tawanan itu. Ia bekerja keras sambil mewartakan Injil Kristus dan mengajar agama. Kegiatannya ini menimbulkan amarah besar di kalangan para majikan dan mandor, karena pengajarannya dianggap sangat merugikan mereka.
Raymundus dipenjarakan selama 8 bulan dengan siksaan yang berat. Bibirnya dilubangkan dan dikunci sehingga ia tidak bisa lagi mengajar orang banyak. Untunglah bahwa uang tebusan baginya segera tiba, sehingga ia dapat segera dibebaskan dan bisa kembali ke Spanyol.
Di sana ia mendapat kabar bahwa Paus Gregorius IX sangat terharu dan kagum akan ketabahan dan keberaniannya mewartakan Injil Kristus kepada orang-orang Islam. Paus mengangkatnya menjadi Kardinal dan mengundangnya datang ke Roma. Tetapi rupanya Tuhan sudah puas dengan jasa-jasanya. Sementara di tengah perjalanan, ia jatuh sakit dan menghembuskan nafasnya di Cardona, dekat Barcelona. Raymundus meninggal dunia pada tahun 1240. la dihormati sebagai pelindung para ibu yang akan melahirkan.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-08-30 Jumat.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Jumat, 30 Agustus 2024



Bacaan Pertama
1Kor 1:17-25

"Kami memberitakan Kristus yang tersalib,
suatu sandungan bagi kebanyakan orang,
tetapi bagi mereka yang terpanggil, merupakan hikmat Allah."

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis,
melainkan untuk memberitakan Injil;
dan ini pun bukan dengan hikmat perkataan,
supaya salib Kristus jangan sampai menjadi sia-sia.
Sebab pemberitaan tentang salib
memang suatu kebodohan bagi mereka yang akan binasa,
tetapi bagi kita yang diselamatkan
pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.

Karena ada tertulis,
'Aku akan membinasakan hikmat orang-orang arif
dan melenyapkan kearifan orang-orang bijak.'
Di manakah terdapat orang berhikmat?
Di manakah si ahli Taurat?
Di manakah orang cerdik pandai dari dunia ini?
Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini
menjadi kebodohan?
Sebab hikmat Allah telah menentukan
bahwa dunia dengan hikmatnya tidak mengenal Allah.
Oleh karena itu Allah berkenan menyelamatkan mereka
yang percaya berkat kebodohan pemberitaan Injil.
Orang Yahudi menuntut tanda dan orang Yunani mencari hikmat.
Tetapi kami memberitakan Kristus yang tersalib,
suatu sandungan bagi orang Yahudi,
Tetapi bagi mereka yang dipanggil,
baik Yahudi maupun bukan Yahudi,
Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah!
Karena yang bodoh dari Allah
lebih besar hikmatnya daripada manusia,
dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 33:1-2.4-5.10ab.11,R;5b

Refren: Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan.

*Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar!
Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur.
Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi,
bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!

*Sebab firman Tuhan itu benar,
segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.
Ia senang kepada pada keadilan dan hukum;
bumi penuh dengan kasih setia-Nya.

*Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa;
Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa.
Tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya,
rancangan hati-Nya turun-temurun.



Bait Pengantar Injil
Luk 21:36

Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu,
agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.



Bacaan Injil
Mat 25:1-13

"Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!"

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada suatu hari
Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya,
"Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis,
yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin.
Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak.
Sedangkan yang bijaksana,
selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya.
Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang,
mengantuklah mereka semua, lalu tertidur.

Tengah malam terdengarlah suara orang berseru,
'Pengantin datang! Songsonglah dia!'
Gadis-gadis itu pun bangun semuanya
lalu membereskan pelita mereka.
Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana,
'Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.'
Tetapi yang bijaksana menjawab,
'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian.
Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.'

Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin,
dan yang sudah siap sedia
masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah.
Lalu pintu ditutup.
Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata,
'Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!'
Tetapi tuan itu menjawab,
'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.'

Karena itu, berjaga-jagalah,
sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya."

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Renungan ini saya ambilkan dari renungan *The Power of Word* berikut ini:

*Pentingnya Mempersiapkan Diri*
Oleh Erna Kusuma

*Doa Pembuka*
Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

Ya Allah Bapa kami,
Sabda-Mu yang begitu kaya makna telah membuat kami bergegas menerima panggilan untuk menjadi murid Kristus.
Hari ini kami telah mempersiapkan diri untuk kembali mendengarkan sabda-Mu.
Maka dari itu, bersabdalah ya Bapa, kami siap mendengarkannya.
Amin.

*Renungan*
Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Sebagai seorang wanita, istri dan sekaligus ibu dari 4 anak kami,
saya merasakan imbas yang kuat
dari gadis-gadis yang dikisahkan pada Bacaan Injil tadi,
semacam resonansi dari lima gadis yang kurang persiapan itu,
namun sekaligus menjadi stimulan dari lima gadis yang bijaksana.
Intisari yang saya tangkap adalah
pentingnya mempersiapkan segala sesuatunya sebelum hal itu terjadi.
Saya jadi teringat apa yang saya kerjakan
sebagai persiapan menyambut kelahiran ke-4 anak kami.
Ada banyak sekali kesalahan dan kekurangan
ketika mempersiapkan kelahiran anak sulung kami,
yang mesti kami perbaiki sebagai upaya berjaga-jaga
seandainya kami diberi anugerah anak lagi.

Kita memang kurang terbiasa untuk mempersiapkan dengan matang sebelumnya.
Kita cenderung berpikiran, "Ah, lihat gimana nanti sajalah…"
Hari ini Yesus mengajarkan kepada kita melalui perumpamaan sepuluh gadis yang akan menyambut kedatangan Mempelai Pria.
Yesus menyampaikan tentang pentingnya
melakukan persiapan yang matang sebelum melaksanakannya.

Gadis-gadis yang bijaksana, walau sempat tertidur
karena lama menunggu pengantin yang tak datang-datang juga,
toh pada waktunya siap menyambut kedatangan mempelai.
Mereka tidak hanya menyiapkan pelita, tetapi juga minyak yang diperlukan.
Sementara ada orang yang merasa sudah sangat disibukkan oleh rutinitas, menyiapkan makanan, mencuci pakaian, menghantar anak-anak ke sekolah, menyiapkan keperluan suami, dan sebagainya,
sehingga merasa tak cukup waktu untuk keperluan lain di luar rutinitas itu,
termasuk mempersiapkan diri untuk bertemu Tuhan.
Sementara ada orang yang disibukkan oleh berbagai kegiatan sosial dan kegiatan di luar rumah lainnya, lalu mengabaikan kewajibannya sebagai ibu dan istri.

Ke sepuluh gadis itu telah mengambil keputusan terbaik,
mereka memutuskan untuk turut berpartisipasi menyambut kedatangan mempelai, meluangkan waktu demi sang pengantin,
walau sampai kelelahan, mengantuk, dan tertidur.
Bedanya, ada lima gadis yang kurang mempersiapkan diri.
Mereka membawa pelita tapi tidak membawa minyak.
Bagaimana pelita dapat menyala kalau tanpa minyak?

Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Pelita dalam perumpaan Yesus ini adalah diri kita sendiri,
sedangkan minyak dalam buli-buli melambangkan Roh Kudus yang tinggal dalam diri kita.
Bagaimana kita dapat menyala dan menjadi terang kalau tidak ada minyak di dalamnya?
Roh Kudus adalah sumber kekuatan, bimbingan, dan sekaligus penghiburan bagi kita.
Oleh karenanya menjadi penting untuk tetap menjaga agar jangan sampai kita kehabisan minyak agar pelita kita tetap dapat terus-menerus menyala.
Kita dapat mengisi buli-buli kita dengan Roh Kudus tanpa mesti menunggu sampai kehabisan.
Setiap saat kita bisa berjumpa dengan Tuhan di dalam doa, bisa meminta Roh Kudus untuk senantiasa memenuhi hati kita.
Mengisi buli-buli juga dapat dilakukan dengan mendengarkan dan merenungkan sabda Allah seperti yang disediakan oleh The Power of Word ini, mengikuti perayaan Ekaristi untuk selalu mengingat pengorbanan Yesus demi penebusan kita, dan juga dengan aktif mengikuti kegiatan persekutuan di lingkungan, di paroki, atau di komunitas-komunitas lainnya.

Sebagai seorang gadis, atau sebagai seorang ibu bagi anak-anak,
atau sebagai seorang istri bagi pasangan,
dan dengan berbekal buli-buli yang dipenuhi Roh Kudus,
kita akan dimampukan sebagai penggerak, pendengar, pembimbing,
dan bahkan sebagai teladan,
yang berperan penting dalam keluarga, gereja dan lingkungan masyarakat.
Kita boleh menjadikan Bunda Maria sebagai role-model, sebagai panutan
di era modern seperti sekarang ini, era yang cenderung individualistis dan tergerus oleh budaya sekuler yang bersifat kebendaan dan membuat kita dijauhkan dari budaya kerohanian.
Bunda Maria bukan hanya Bunda Allah, tetapi juga Bunda Segala Bangsa.

Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Semua kegiatan memerlukan persiapan, baik kegiatan di komunitas, perhelatan di gereja, atau kegiatan lainnya.
Apa saja yang perlu dipersiapkan?
Pertama-tama, buatlah daftar, tujlis semua hal yang perlu dipersiapkan, sebisanya sampai hal-hal detail.
Setelah itu susunlah daftar tersebut ke dalam jadwal kerja atau agenda kerja, kapan akan dikerjakan dan siapa yang akan mengerjakan.
Melibatkan orang lain dan mendelegasikan tugas-tugas adalah langkah manajerial yang perlu diperhatikan.
Selanjutnya perlu menyusun prioritas berdasarkan tingkat urgensinya, tuangkan ke adalam jadwal dalam bentuk milestones atau tahapan progres.
Dan yang terpenting, yang tak boleh kita abaikan, adalah mengisi buli-buli dengan minyak agar pelita dapat menyala dan menjadi terang.
Kita tidak bisa berbuat apa-apa di dalam gelap.
Selalu meminta bimbingan dari Roh Kudus, menjadikannya sebagai sumber kekuatan kita.
Marilah kita menjadi gadis yang bijaksana, menjadi Bunda Maria sebagai Role-model, agar peran serta kita dapat lebih dirasakan oleh siapa saja yang ada di sekitar kita.
Dan marilah kita berdoa bersama untuk menutup perjumpaan kita pada hari ini.

Ya Allah, Bapa yang kami kasihi,
kami bersyukur atas anugerah iman yang Engkau berikan kepada kami.
Bantulah kami untuk selalu siap menyambut Engkau dengan hati yang murni dan penuh kerinduan.
Kuatkanlah kami dengan kuasa Roh Kudus, serta bantulah kami untuk dapat mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang dan berkenan di hadapan-Mua.
Doa dan harapan ini, kami sampaikan kepada-Mu melalui perantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan penyelamat kami.
Amin.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.



Peringatan Orang Kudus
Beato Ghabra Mikael, Martir
Ghabra Mikael - yang berarti 'Hamba dari Mikael' - adalah martir bangsa Afrika. Ia lahir di Etiopia pada tahun 1790. Semenjak kecil, ia hidup dan dididik di dalam lingkungan dan iman bidaah Arianisme yang menyangkal kemanusiaan Yesus Kristus. Ghabra dikenal cerdas dan saleh. Setelah menyelesaikan studinya di sekolah menengah, ia masuk biara Mertulai - Miryam di Etiopia. Oleh rekan-rekannya ia dikenal sebagai seorang biarawan yang saleh dan pintar, namun ia dicurigai sebagai seorang yang tidak menerima ajaran bidaah Arianisme. Meskipun demikian, Ghabra tetap kokoh pada pendiriannya. Ia tetap tekun mempelajari teologi dan berdoa memohon penerangan ilahi agar dapat menemukan kebenaran sejati mengenai Yesus Kristus. Ia pun rajin mengunjungi berbagai biara yang tersebar di kawasan itu untuk mempelajari cara hidup mereka. Seluruh hidupnya hingga ia berusia 50 tahun boleh dikatakan merupakan suatu usaha pencarian terus menerus kebenaran sejati Yesus Kristus. Apa yang diajarkan Arianisme ditolaknya mentah-mentah. Sebaliknya ia mulai lebih tertarik pada ajaran yang disebarkan oleh iman Katolik, bahwa Yesus Kristus itu sungguh Allah dan sungguh Manusia.
Oleh pengaruh Yustinus de Yakobis, seorang uskup dari tarekat Kongregasi Misi, Ghabra dengan tegas memutuskan untuk memeluk iman Katolik. Ia bertobat pada tahun 1844. Tujuh tahun kemudian (1851), Yustinus menahbiskan dia menjadi imam. Bersama Uskup Yustinus, Ghabra giat mengajar agama dan membangun sebuah kolese untuk mendidik anak-anak Etiopia. Ia juga menulis sebuah buku Katekismus dalam bahasa Etiopia. Atas restu Uskup Yustinus; ia pun mendirikan sebuah seminari untuk mendidik calon-calon imam pribumi Etiopia.
Semua kegiatan ini menimbulkan amarah besar dari para penganut Arianisme terutama Abuna Salama, Uskup Gereja Arian. Atas hasutannya, Teodorus II, raja Abessinia, melancarkan penganiayaan besar atas semua orang lain yang tidak menganut ajaran Arianisme. Ghabra bersama beberapa orang Katolik pengikutnya ditangkap dan disesah. Ghabra dipenjarakan di dalam sebuah kandang ternak yang sangat kotor. Setiap kali disesah, ia dengan tenang dan tegas menjawab: "Karena imanku aku akan tetap melawan kamu, namun demi cinta kasih Kristiani aku akan terus berbuat baik kepada kamu ". Akhirnya karena penderitaan yang ditanggungnya dan karena serangan penyakit kolera, Ghabra meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 1855.
Ghabra, seorang martir Kristus yang kokoh imannya. Seluruh hidup dan perjuangannya dapat dikatakan secara ringkas sebagai suatu pemuliaan terhadap Sabda Allah yang menjadi manusia. Ia meninggal dunia sebagai seorang imam yang saleh dari tarekat Kongregasi Misi atau tarekat Imam-imam Lazaris.

Santo Heribertus, Uskup
Heribertus lahir di kota Worms, Jerman pada tahun 970. Orangtuanya mempercayakan dia kepada Abbas Gorsse, pemimpin biara Benediktin Lorraine untuk dididik sesuai dengan cara hidup Kristiani. Pendidikan dan cara hidup di biara itu berhasil menanamkan dalam batinnya hasrat yang kuat untuk menjalani hidup membiara. Namun cita­citanya itu tidak direstui oleh ayah dan sanak keluarganya. Heribertus segera dipanggil pulang ke Worms agar tidak lagi terpengaruh oleh cara hidup membiara.
Namun rencana Tuhan atas dirinya tak terselami manusia. Meskipun orangtuanya berusaha keras menghindarkan dia dari cita-cita hidup membiara itu, ia tetap menunjukkan kesalehan hidup yang mengagumkan. Melihat cara hidupnya itu, ia kemudian ditahbiskan menjadi imam. Oleh Raja Otto III, ia diangkat menjadi penasehat pribadi baik dalam kehidupan politik maupun dalam kehidupan rohani. Prestasi kariernya terus meningkat dengan pengangkatannya sebagai Vikaris Jenderal keuskupan Koln, dan kemudian sebagai Uskup Agung Koln.
Heribertus memanfaatkan kedudukannya sebagai penasehat pribadi raja dan sebagai imam untuk menunjukkan cinta kasih Allah kepada orang banyak. Bersama Otto III, ia mendirikan gereja dan biara di kota Deutss, sebelah kota Rhein, atas tanggungan kerajaan. Ia dengan giat merawat orang-orang sakit dan memperhatikan nasib para kaum miskin. Sebagian besar pendapatannya dibagi baik untuk kepentingan Gereja maupun untuk kepentingan aksi-aksi sosial itu. Ia sendiri hidup dari sisa uang yang diterimanya dari raja. Kepada imam-imamnya yang mengalami kesulitan keuangan, ia mendermakan juga sebagian dari pendapatannya.
Sekali peristiwa, ia menemani Otto III ke Italia untuk sesuatu urusan politik. Tak terduga-duga, Otto III meninggal seketika karena keracunan. Dalam kebingungan dan kesedihan, ia membawa pulang jenazah Otto III ke Aachen, Jerman dan menguburkannya secara terhormat. Peristiwa ini menimbulkan pertentangan hebat antara dia dan Pangeran Heinrich II. Ia dituduh sengaja meracuni Otto III dengan maksud untuk mengambil alih kekuasaan sebagai raja. Ketegangan ini baru mereda ketika Pangeran Heinrich dilantik menjadi raja menggantikan ayahnya.
Tanpa menaruh dendam pada Heinrich, Heribertus dengan senang hati melepaskan tugasnya sebagai penasehat raja dan mulai memusatkan perhatiannya pada kehidupan rohaninya dan pada pelayanan umat. Ia mulai lebih banyak berdoa dan melakukan silih. Pada musim kering, ia bersama umat mengadakan perarakan dari gereja Santo Severinus ke gereja Santo Pantaleon. Dalam kotbah-kotbahnya ia menghimbau agar umat bertobat dan percaya kepada kerahiman Allah. Kepada imam-imamnya, ia mengadakan kunjungan-kunjungan pastoral dan menggalakkan pembinaan rohani untuk meneguhkan mereka dalam panggilan dan karyanya. Heribertus dikenal sebagai seorang uskup yang saleh dan sayang pada umatnya. Ia meninggal dunia pada tahun 1021 karena serangan penyakit.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-08-29 Kamis.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Kamis, 29 Agustus 2024

PW Wafatnya S. Yohanes Pembaptis, Martir



Bacaan Pertama
Yer 1:17-19

"Sampaikanlah kepada Yehuda
segala yang Kuperintahkan kepadamu.
Janganlah gentar terhadap mereka."

Pembacaan dari Kitab Yeremia:

Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia,
"Baiklah engkau bersiap!
Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku
segala yang Kuperintahkan kepadamu.
Janganlah gentar terhadap mereka,
supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!
Mengenai Aku,
sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau
menjadi kota yang berkubu,
menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga
melawan seluruh negeri ini,
menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya,
menentang para imam dan rakyat negeri lain.
Mereka akan memerangi engkau,
tetapi tidak akan mengalahkan engkau,
sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau,
demikianlah firman Tuhan."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 71:1-4a.5-6b.15ab.17,R:15a

Refren: Aku hendak memuji nama-Mu selama-lamanya,
ya Allah Rajaku.

*Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung,
janganlah sekali-kali aku mendapat malu.
Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu,
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!

*Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh,
kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri;
sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku.
ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.

*Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan,
Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah.
Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan,
Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.

*Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu,
dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu,
sebab aku tidak dapat menghitungnya.
Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku,
dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.



Bait Pengantar Injil
Mat 5:10

Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.



Bacaan Injil
Mrk 6:17-29

"Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku
kepala Yohanes Pembaptis."

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Sekali peristiwa
Herodeslah menyuruh orang menangkap Yohanes
dan membelenggunya di dalam penjara
berhubung dengan peristiwa Herodias,
yakni bahwa Herodes telah memperistri Herodias,
isteri Filipus saudaranya.
Yohanes pernah menegur Herodes,
"Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"
Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes,
dan bermaksud membunuh dia,
tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes,
karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci;
jadi ia melindunginya.
Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes,
hati Herodes selalu terombang-ambing;
namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.

Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias,
yakni ketika Herodes - pada hari ulang tahunnya
mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar,
para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea.
Pada waktu itu Puteri Herodias tampil lalu menari,
dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya.
Maka Raja berkata kepada gadis itu,
"Minta dari padaku apa saja yang kauingini,
maka akan kuberikan kepadamu!"
Lalu Herodes bersumpah kepadanya,
"Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu,
sekalipun itu setengah dari kerajaanku!"

Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya,
"Apa yang harus kuminta?"
Jawab ibunya, "Kepala Yohanes Pembaptis!"
Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta,
"Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku
kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!"

Maka sangat sedihlah hati raja!
Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya,
ia tidak mau menolaknya.
Raja segera menyuruh seorang pengawal
dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes.
Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
Ia membawa kepala itu di sebuah talam
dan memberikannya kepada Herodias,
dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.

Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu,
mereka datang dan mengambil mayatnya,
lalu membaringkannya dalam kubur.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini kita memperingati wafatnya Santo Yohanes Pembaptis.
Yohanes Pembaptis adalah nabi dua jaman.
Ia adalah nabi terakhir dari Perjanjian Lama dan sekaligus nabi pembuka Perjanjian Baru.
Yesus sendiri mengatakan bahwa Yohanes lebih dari nabi, "Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorang pun yang lebih besar dari pada Yohanes."
Yohanes adalah utusan Allah yang bertugas mempersiapkan jalan bagi Yesus, tetapi ia sendiri tidak menyaksikan karya penyelamatan Yesus, bagaimana Yesus menghadapi sengsara dan kebangkitan-Nya.
Ia keburu menemui ajalnya secara mengenaskan sebelum peristiwa itu terjadi.
Kepalanya dipenggal untuk dijadikan "uang tip" bagi seorang penari penghibur.

Setiap orang memiliki pilihan hidup, seperti apa hidup yang hendak ditempuhnya.
Yohanes Pembaptis memilih jalan hidupnya sesuai perutusan yang diterimanya dari Bapa di Surga.
Ia memutuskan untuk melaksanakan kehendak Tuhan, sebagaimana yang disampaikan Tuhan pada Kitab Yeremia pada bacaan pertama, menentang raja, imam dan para pemuka negeri, untuk membuka jalan bagi Yesus.

Merenungkan soal pilihan hidup, saya teringat dengan keputusan yang saya ambil tiga puluh tahun silam.
Saya memutuskan pulang ke Bali, meninggalkan peluang besar di Jakarta untuk menjadi orang sukses, setidaknya secara finansial.
Ketika itu jumlah sarjana komputer dapat dihitung dengan jari, bahkan sebagian besar orang tidak mengenal sama sekali apa itu komputer.
Ketika itu Bill Gates hanyalah seorang programmer yang tidak dikenal orang, dan Steven Jobs adalah mahasiswa yang tidak lulus-lulus.

Banyak orang mengatakan saya bodoh, karena meninggalkan kesempatan besar di Jakarta.
Saya meninggalkan berbagai prestasi yang saya raih di sana, untuk pulang ke Bali dan hanya menjadi guru komputer di Bali.
Melihat kesempatan-kesempatan besar yang ditawarkan kepada saya ketika itu, tentu tidak sulit untuk hidup bergelimang harta maupun kedudukan.

Lalu, pagi ini saya berandai-andai, kalau saja saya tidak mengambil keputusan itu, yakni pulang ke Bali, akankah saya membaca dan merenungkan Injil setiap hari seperti sekarang ini?
Akankah saya punya waktu setiap hari untuk berusaha dekat dengan Tuhan?



Peringatan Orang Kudus
Santo Wafatnya Santo Yohanes Pembaptis
Pada tanggal 24 Juni Gereja merayakan pesta Kelahiran Yohanes Pembaptis; sedangkan pada hari ini, 29 Agustus, Gereja mengajak seluruh umat untuk memperingati kemartirannya.
Kemartiran Yohanes berkaitan erat dengan tegurannya yang pedas kepada Raja Herodes karena ia memperisteri Herodias, isteri Filipus, saudaranya secara tidak sah. Herodes marah dan mencampakkan Yohanes ke dalam penjara.   Herodias pun marah dan tak henti-hentinya berusaha mencari kesempatan untuk membunuh Yohanes. 
Kesempatan emas itu akhirnya tiba juga. Pada hari ulang tahunnya, Herodes mengadakan jamuan makan untuk para petinggi kerajaan di seluruh Galilea. Kesempatan ini dimanfaatkan Herodias untuk melaksanakan niat jahatnya atas diri Yohanes. Ia menyuruh puterinya menari dihadapan para tamu. Tariannya sungguh menawan hati para tamu yang sudah mulai mabuk itu. Herodes tampak bangga dan gembira. Terdorong oleh kebanggaannya itu, Herodes berkata kepada gadis itu: "Mintalah kepadaku apa saja seturut kehendakmu. Aku akan memberikannya kepadamu". Herodes bahkan bersumpah di hadapan para tamu: "Apa saja yang kauminta, akan kuberikan, sekalipun separuh dari kerajaanku". Gadis itu tidak tahu apa yang harus dimintanya. Karena itu ia berlari kepada ibunya Herodias untuk memintai pendapatnya. Tanpa banyak pikir, Herodias berkata: "Kepala Yohanes Pembaptis!"
Gadis itu segera menghadap Herodes dan berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di dalam sebuah talam". Herodes sedih tetapi karena sumpahnya dan karena malu kepada tamu-tamunya, ia segera memerintahkan pengawal-pengawalnya untuk memenggal kepala Yohanes pada hari itu juga. Injil Mateus 14 mengatakan bahwa kepala Yohanes itu diletakkan di dalam sebuah talam dan diberikan kepada puteri Herodias itu.
Karena kesetiaannya kepada Allah dan panggilannya sebagai nabi pendahulu Yesus, Yohanes mati di bawah kuasa kelaliman Herodes. Ia mati dibunuh pada tahun 31.

Santa Sabina, Martir
Sabina adalah isteri seorang bangsawan Romawi Kristen bernama Valentinus. Ia menjadi Kristen di bawah bimbingan Seraphia, seorang gadis Kristen yang saleh. Sabina-lah yang mengurusi pemakaman Seraphia ketika ia dibunuh oleh kaki-tangan Kaisar Hadrianus pada abad kedua. Perbuatannya ini akhirnya juga menyebabkan dia ditangkap dan dibunuh. Sabina dihormati sebagai pelindung ibu rumah tangga dan anak-anak.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-08-28 Rabu.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Rabu, 28 Agustus 2024

PW S. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja



Bacaan Pertama
2Tes 3:6-10.16-18

"Barang siapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:

Saudara-saudara, demi nama Tuhan Yesus Kristus kami berpesan,
agar kalian menjauhkan diri dari setiap saudara
yang tidak melakukan pekerjaannya
dan yang tidak menurut ajaran yang telah kalian terima dari kami.

Sebab kalian sendiri tahu,
bagaimana kalian harus mengikuti teladan kami,
karena kami tidak lalai bekerja di antara kalian.
Kami tidak makan rejeki orang dengan cuma-cuma,
tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam,
supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kalian.
Bukan karena kami tidak berhak menerima rejeki dari kalian,
melainkan karena kami mau menjadikan diri kami
teladan bagi kalian, supaya kalian ikuti.
Ketika berada di tengah-tengahmu, kami telah memperingatkan,
"Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan."

Semoga Tuhan damai sejahtera,
mengaruniakan damai sejahtera kepadamu,
terus-menerus, dalam segala hal.
Tuhan menyertai kalian semua.
Salam dari padaku, Paulus.
Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri.
Inilah tanda dalam setiap surat, beginilah tulisanku.
Semoga kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita,
menyertai kalian semua!

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 128:1-2.4-5,R:1

Refren: Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan.

*Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan,
yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

*Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan
orang laki-laki yang takwa hidupnya.
Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion:
boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.



Bait Pengantar Injil
1Yoh 2:5

Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang
yang mendengarkan sabda Kristus.



Bacaan Injil
Mat 23:27-32

"Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada waktu itu Yesus bersabda,
"Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian orang-orang munafik,
sebab kalian itu seperti kuburan yang dilabur putih.
Sebelah luarnya memang tampak bersih,
tetapi sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
Demikian pula kalian,
dari sebelah luar nampaknya benar,
tetapi sebelah dalam penuh kemunafikan dan kedurjanaan.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian orang-orang munafik,
kalian membangun makam bagi nabi-nabi
dan memperindah tugu peringatan bagi orang-orang saleh,
dan sementara itu kalian berkata,
'Seandainya kami hidup pada zaman nenek moyang kita,
tentulah kami tidak ikut membunuh para nabi.'
Tetapi dengan demikian kalian bersaksi melawan dirimu sendiri,
bahwa kalian keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
Jadi, penuhilah takaran para leluhurmu!"

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Hari ini giliran saya membawakan renungan *Daily Fresh Juice*, yakni tiap-tiap tanggal 28 di setiap bulannya.
Berikut renungannya.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Mari kita mulai renungan kita dengan menela'ah pertanyaan berikut,
"Mengapa Yesus mengecam Orang Farisi dan Ahli Taurat?"
Mengapa Yesus berkata,
"Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi"?
Apa yang telah dilakukan oleh orang-orang Farisi dan para ahli Taurat itu,
sehingga membuat Yesus gusar lalu mengecam mereka?

Sesungguhnya mereka itu sangat taat pada Hukum Taurat.
Mereka rajin berdoa, rajin memberikan persepuluhan dari hasil panen mereka seperti anggur, minyak zaitun dan hasil panen utama lainnya, untuk membiayai pemeliharaan bait suci, dan bahkan persepuluhan dari hasil sayuran atau hasil-hasil sepele lainnya.
Mereka juga selalu mondar-mandir seliweran di Bait Allah pada hari Sabat atau pada saat perayaan, dengan penampilan yang rapi dan nampak saleh.
Boleh dibilang, mereka itu hafal Hukum Taurat sampai ke titik-komanya.
Lalu mengapa Yesus mengecam mereka?
Apa yang salah di mereka itu?

Ini tentu menjadi penting untuk kita cermati,
agar jangan sampai kita yang rajin berdoa dan bersedekah, sangat jarang bolos Perayaan Ekaristi di Gereja pada Hari Minggu, hafal Kitab Suci dan berbagai aturan gereja, tetapi ujung-ujungnya menuai kecaman dari Yesus.

Para Pendengar dan Pewarta Daily Fresh Juice,
Rupanya Yesus mengecam mereka karena kemunafikan.
Mereka senang berdoa di tempat-tempat umum supaya dilihat orang.
Jadi, tujuan berdoanya bukan karena ingin berjumpa dengan Tuhan,
melainkan supaya mendapat pujian dari orang-orang.
Padahal Yesus mau agar kita berdoa di tempat yang tersembunyi,
sebagaimana yang ditulis pada Injil Matius 6 Ayat 6,
"Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Begitu juga dalam urusan persepuluhan.
Mereka lakukan itu agar nampak sebagai orang yang taat kepada Hukum Taurat.
Mereka lakukan itu dengan maksud untuk pamer-pamer,
termasuk ketika mereka bersedekah, tujuannya untuk mendapat pujian dan penghormatan dari orang-orang.
Padahal Yesus menghendaki yang sebaliknya,
"Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu." [Matius 6 Ayat 3].
Gaya hidup yang gemar memamerkan amal baik tetapi kurang peduli terhadap orang-orang yang benar-benar membutuhkan bantuan, tentu perlu dipertanyakan apakah mereka lakukan itu demi orang lain atau malah untuk dirinya sendiri.
Gaya hidup yang lebih mementingkan taat aturan, dan bahkan membikin-bikin aturan sendiri yang tidak mengacu pada Taurat Musa, tentulah jauh dari yang diajarkan oleh Yesus, yaitu semangat cinta-kasih dan pengampunan.
Mata ganti mata, gigi ganti gigi, bukanlah ajaran Yesus.
Yang diajarkan oleh Yesus adalah pengampunan.
Kita diminta untuk mengampuni sebanyak 490 kali,
Yesus mengatakannya sebanyak tujuh puluh kali tujuh.

Di zaman sekarang pun kita dapat menemukan orang-orang yang berperilaku seperti orang Farisi dan ahli Taurat.
Ada orang yang penampilannya nampak religius tetapi tak punya toleransi, sering mem-bully atau bahkan menghakimi orang lain yang berbeda keyakinan atau agama.
Orang-orang seperti ini mendahulukan status sosialnya ketimbang nilai-nilai moral, mengejar kekuasaan, kekayaan, atau penghormatan meski harus mengorbankan orang lain.
Mereka ini juga senang pamer-pamer kebaikan, sumbangan sosial lancar mengalir dari dompetnya, menjadi donatur gereja, dan sebagainya, tetapi apa yang disumbangkan itu diperoleh dari hasil korupsi, dari hasil menipu, atau dari hasil-hasil yang tidak benar.
Orang-orang seperti ini tentu saja membuat kita merasa jengkel,
lalu apa yang mesti kita perbuat untuk menghadapi orang-orang seperti ini?
Bolehkah kita mengecam seperti yang dilakukan oleh Yesus?

Kalau kita cermati lebih jauh,
sesungguhnya Yesus tidak menunjuk hidung, tidak menunjuk secara personal terhadap orang Farisi dan ahli Taurat.
Ada banyak orang Farisi yang baik dan mau mengikuti Yesus.
Nikodemus misalnya, rasul Paulus itu kan orang Farisi.
Dan yang penting untuk kita jadikan pegangan:
Yesus tidak menghukum mereka.
Bahwa mereka akan celaka bukan karena Yesus menghukum mereka.
Yesus mengecam mereka agar mereka mau berubah, agar mereka terhindar dari celaka itu.
Begitu pula hendaknya kita, tentu baik kalau kita berusaha menolong orang lain agar terhindar dari celaka seperti yang dimaksudkan oleh Yesus, tetapi itu kita lakukan tidak dengan menghukum atau menghakimi.
Tidak saya temukan di dalam Injil kalau Tuhan mengizinkan kita untuk menghukum atau mengadili orang lain.
Yang ada, kita diminta untuk mengampuni, seperti yang diajarkan oleh Yesus dalam Doa Bapa Kami, "Ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami."

Dan yang tak kalah pentingnya,
kita mesti senantiasa mawas diri, jangan sampai malah kita sendiri bersikap dan berperilaku seperti orang Farisi dan ahli Taurat.
Bisa jadi saja, kita mudah melihat selumbar di mata orang tetapi balok di depan mata sendiri tak nampak.
Jangan sampai kita nampak taat terhadap aturan, rajin mendengarkan Injil, sehingga nampak dekat dengan Tuhan, tetapi tidak menjalankan apa yang kita dengarkan itu.
Jangan sampai kita cuman ngomong doang, mulut bercakap tangan menunjuk, yang kita ucapkan berbeda dengan yang kita lakukan.
Yesus mau agar ucapan dan tindakan kita satu jalur,
"Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat." [Mat 5:37]

Barangkali masih lebih baik jika menjalankan perintah Injil walau tak pernah mempelajarinya dengan seksama, tetapi tentu yang terbaik adalah mendengarkan sabda-Nya lalu menjalankannya.
Jangan seperti orang Farisi dan ahli Taurat yang secara lahiriah nampak taat tetapi hatinya jauh dari Tuhan, mereka itu "Dekat di Mata, Jauh di Hati".
Semestinya itu "Dekat di Mata, dekat pula di Hati".
Amin.



Peringatan Orang Kudus
Santo Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
Agustinus adalah bapa Gereja purba yang terkenal.
Ia lahir di Tagaste (sekarang: Souk-Ahras), Afrika Utara pada tanggal 13 Nopember 354.
Ibunya, Monika, seorang beriman Kristen dari sebuah keluarga yang taat agama; sedangkan ayahnya, Patrisius, seorang tuan tanah dan sesepuh kota yang masih kafir.
Berkat semangat doa Monika yang tak kunjung padam, Patrisius baru bertobat dan dipermandikan menjelang saat kematiannya. Kekafiran Patrisius sungguh berpengaruh besar pada diri anaknya Agustinus.  Karena itu Agustinus belum juga dipermandikan menjadi Kristen meskipun ia sudah besar.
Usaha ibunya untuk menanamkan benih iman Kristen padanya seolah-olah tidak berdaya mematahkan pengaruh kekafiran ayahnya.
Semenjak kecil Agustinus sudah menampilkan kecerdasan yang tinggi.
Karena itu ayahnya mencita-citakan agar ia menjadi seorang yang terkenal.
Ia masuk sekolah dasar di Tagaste.
Karena kecerdasannya, ia kemudian dikirim untuk belajar bahasa Latin dan macam-macam tulisan Latin di Madauros.
Pada usia 17 tahun, ia dikirim ke Kartago untuk belajar ilmu retorika.
Di Kartago, ia belajar dengan tekun hingga menjadi seorang murid yang terkenal.
Namun hidupnya tidak lagi tertib oleh karena pengaruh cara hidup banyak orang yang tidak mengikuti aturan­aturan moral.
Ia menganut aliran Manikeisme, suatu sekte keagamaan dari Persia yang mengajarkan bahwa semua barang material adalah buruk.
Minatnya pada aliran ini berakhir ketika ia menyaksikan kebodohan Faustus, seorang pengajar Manikeisme.
Selanjutnya selama beberapa tahun, ia meragukan semua kebenaran agama-agama.

Pada tahun 383 ia pergi ke Roma lalu ke Milano, kota pemerintahan dan kota kediaman Uskup Ambrosius.
Di Milano ia mengajar ilmu retorika.
Banyak orang Roma berbondong-bondong datang kepadanya hanya untuk mendengarkan kuliah dan pidatonya.
Di kota itu pun ia berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius, seorang mantan gubernur yang saleh.
Ia menyaksikan dari dekat cara hidup para biarawan yang mengikuti suatu disiplin hidup yang baik dan membahagiakan.
Mereka bijaksana, ramah dan saling mengasihi.
Hatinya tersentuh dan mulailah ia berpikir: "Apa yang mendasari hidup mereka? Injilkah yang menjiwai hidup mereka itu?"
Kecuali itu, ia sering mendengar kotbah-kotbah Uskup Ambrosius dan tertarik pada semua ajarannya.
Semuanya itu kembali menyadarkan dia akan nasihat-nasihat ibunya tatkala ia masih di Tagaste.
Suatu hari, ia mendengar suara ajaib seorang anak: "Ambil dan bacalah! ".
Tanpa banyak berpikir, ia segera menjamah Kitab Injil itu, membukanya dan membaca: "Marilah kita hidup sopan seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya" (Rom 13:13-14).
Agustinus yang telah banyak mendalami filsafat itu akhirnya terbuka pikirannya dan melihat kebenaran sejati, yakni wahyu ilahi yang dibawakan Yesus Kristus.
Ia kemudian bertobat dan bersama dengan sahabatnya Alipius, ia dipermandikan pada tahun 387.
Dalam bukunya 'Confession', ia menuliskan riwayat hidup dan pertobatannya dan dengan terus terang mengakui betapa ia sangat terbelenggu oleh kejahatan dosa dan ajaran Manikeisme.
Suara hatinya terus mendorong dia agar memperbaiki cara hidupnya seperti banyak orang lain yang meneladani Santo Antonius dari Mesir.

Pada tahun 388, ia kembali ke Afrika bersama ibunya Monika.
Di kota pelabuhan Ostia, ibunya meninggal dunia.
Tahun-tahun pertama hidupnya di Afrika, ia bertapa dan banyak berdoa bersama beberapa orang rekannya.
Kemudian ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 391, dan bertugas di Hippo sebagai pembantu uskup kota itu.
Sepeninggal uskup itu pada tahun 395, ia dipilih menjadi Uskup Hippo.
Selama 35 tahun ia menjadi pusat kehidupan keagamaan di Afrika. Rahmat Tuhan yang besar atas dirinya dimuliakannya di dalam berbagai bentuk kidung dan tulisan.
Tulisan-tulisannya meliputi 113 buah buku, 218 buah surat dan 500 buah kotbah.
Tak terbilang banyaknya orang berdosa yang bertobat karena membaca tulisan-tulisannya.
Tulisan-tulisannya itu hingga kini dianggap oleh para ahli filsafat dan teologi sebagai sumber penting dari pengetahuan rohani.
Semua kebenaran iman Kristiani diuraikan secara tepat dan mendalam sehingga mampu menggerakkan hati orang.

Sebagai seorang uskup, Agustinus sangat menaruh perhatian besar pada umatnya terutama yang miskin dan melarat. Dialah yang mendirikan asrama dan rumah sakit pertama di Afrika Utara demi kepentingan umatnya.
Agustinus meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 430 tatkala bangsa Vandal mengepung Hippo.
Jenazah Agustinus berhasil diamankan oleh umatnya dan kini dimakamkan di basilik Santo Petrus.

Santo Hermes, Martir
Hermes adalah prefek kota Roma yang kemudian bertobat dan menjadi Kristen. Ia dibunuh bersama Paus Aleksander I pada tahun 116 pada masa pemerintahan Kaisar Hadrianus. Jenazahnya dimakamkan di Jalan Salasia, Roma.

Santo Musa Hitam, Pengaku iman
Musa berasal dari Etiopia. Ia bekerja pada seorang majikan kaya raya, namun kemudian dipecat karena melakukan banyak kesalahan dalam tugasnya. Lalu ia menjadi pemimpin suatu kawanan perampok yang merajalela di Mesir.
Oleh sentuhan rahmat Tuhan, ia sekonyong-konyong bertobat dan menjadi biarawan yang saleh sehingga dianggap layak untuk ditahbiskan menjadi imam. Ketika ia mengenakan jubah putih untuk merayakan misa pertama, Uskup berseru: "Lihatlah, orang hitam ini kini menjadi putih bersih!" Musa menjawab: "Itu bagian luarnya saja! Tuhan lebih tahu, bahwa hatiku masih hitam seperti kulitku".
Pada waktu suku Berber mengobrak-abrik biaranya, ia tidak melawan sedikit pun dan membiarkan diri dibunuh. Di biaranya - Dair al Baramus di Wadi Natrun - hingga kini para biarawan masih terus mendendangkan madah pujian kepada Tuhan dan berdoa dengan perantara­annya. Ia meninggal pada tahun 395.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/


Liturgia Verbi 2024-08-27 Selasa.

Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Selasa, 27 Agustus 2024

PW S. Monika



Bacaan Pertama
2Tes 2:1-3a.13b-17

"Berpeganglah pada ajaran-ajaran yang telah kalian terima dari kami."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus
kepada jemaat di Tesalonika:

Saudara-saudara,
tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus
dan berkumpulnya kita dengan Dia,
kami minta kepadamu, jangan lekas bingung dan gelisah,
baik oleh ilham roh, maupun oleh kabar atau surat
yang dikatakan berasal dari kami,
seolah-olah hari Tuhan telah tiba.
Hendaknya kalian Jangan sampai disesatkan orang
dengan cara yang bagaimanapun juga.

Allah dari mulanya telah memilih kalian
untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kalian
dan dalam kebenaran yang kalian percayai.
Untuk itulah Ia telah memanggil kalian lewat Injil
yang kami wartakan,
sehingga kalian dapat memperoleh kemuliaan Yesus Kristus,
Tuhan kita.
Sebab itu berdirilah teguh
dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kalian terima dari kami,
baik secara lisan, maupun secara tertulis.

Semoga Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita,
menghibur dan memperkuat hatimu
dalam segala karya dan tutur kata yang baik,
sebab Allah mengasihi kita,
Ia memberi kita hiburan dan harapan baik
karena kasih karunia-Nya.

Demikanlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
Sir 26:1-4.13-16

Pembacaan dari Kitab Putra Sirakh:

Berbahagialah suami dari istri yang baik,
umurnya akan berlipat ganda.
Istri berbudi menggembirakan suaminya,
yang dengan tenteram akan menggenapi umurnya.
Istri yang baik adalah harta indah,
yang dianugerahkan kepada orang yang takut pada Tuhan.
Entah kaya, entah miskin, giranglah hatinya,
dan selalu cerialah roman mukanya.

Keelokan istri menyenangkan suaminya,
tetapi kepandaiannya membesarkan hatinya.
Suatu anugerah dari Tuhanlah istri pendiam,
dan tak terbayarlah nilai istri yang terdidik.
Karunia berlipat-dualah seorang istri yang sopan,
dan perempuan murni tidak ada imbangannya.
Laksana matahari yang sedang terbit di atas pegunungan Tuhan,
demikianlah keelokan istri baik
di tengah rumah tangga yang rapih.

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 96:10.11-12a.12b-13,R:13ab

Refren: Tuhan akan datang menghakimi dunia dengan adil.

*Katakanlah di antara bangsa-bangsa:
"Tuhan itu Raja!
Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah.
Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."

*Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai,
biar gemuruhlah laut serta segala isinya;
biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya,
dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.

*Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang,
sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.
Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan,
dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

ATAU MAZMUR LAIN:
Mzm 131:1.2.3

Refren: Tuhan, peliharalah damai-Mu dalam batinku.

*Tuhan, aku tidak tinggi hati,
dan tidak memandang dengan sombong;
aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar
atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.

*Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku;
seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya,
ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.

*Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel,
dari sekarang sampai selama-lamanya.



Bait Pengantar Injil
Ibr 4:12

Sabda Allah itu hidup dan penuh daya,
menguji segala pikiran dan maksud hati.



Bacaan Injil
Mat 23:23-26

"Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan."

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada waktu itu Yesus bersabda,
"Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kamu orang-orang munafik,
sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar,
tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan,
yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan.
Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan.
Hai kalian pemimpin-pemimpin buta,
nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu
tetapi unta di dalamnya kalian telan.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kalian orang-orang munafik,
sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya,
tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
Hai orang-orang Farisi yang buta,
bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu,
maka sebelah luarnya juga akan bersih.

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
Luk 7:11-17

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Sekali peristiwa
Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain.
Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia.
Ketika Yesus mendekati pintu gerbang kota,
ada orang mati diusung ke luar,
yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda,
dan banyak orang kota itu menyertai janda tersebut.
Melihat janda itu,
tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasihan.
Lalu Tuhan berkata kepadanya, "Jangan menangis!"
Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya.
Maka para pengusung berhenti.
Tuhan berkata,
"Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
Maka bangunlah pemuda itu, duduk dan mulai berbicara.
Lalu Yesus menyerahkannya kepada ibunya.
Semua orang itu ketakutan,
dan mereka memuliakan Allah sambil berkata,
"Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,"
dan, "Allah telah mengunjungi umat-Nya."
Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea
dan di seluruh daerah sekitarnya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Renungan Injil
Bacaan Injil hari ini merupakan rangkaian kecaman Yesus kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, yang disampaikan Yesus secara terbuka di depan orang banyak di Bait Allah di Yerusalem.
Kecaman yang disebut sebagai 'Tujuh Celaka' itu disampaikan setelah sebelumnya Yesus mengusir pada pedagang yang berjualan di sana, dan juga mengutuk pohon ara yang tidak berbuah itu.
Dua dari celaka itu kita renungkan pada hari ini.

Orang Yahudi diwajibkan untuk membayar persepuluhan dari hasil panen mereka seperti anggur, minyak zaitun dan hasil panen utama lainnya, untuk membiayai pemeliharaan bait suci.
Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi ingin nampak "lebih" di mata orang banyak.
Mereka tidak hanya membayar dari hasil panen utama saja, mereka juga membayar dari hasil sayur-mayur dan hasil-hasil remeh lainnya.
Tujuannya bukan untuk memuliakan Tuhan, melainkan untuk mendapatkan penghormatan bagi diri mereka sendiri karena telah melakukan "lebih" dari yang disyaratkan.
Tetapi sayangnya, kewajiban-kewajiban lain yang jauh lebih penting, seperti keadilan, belas kasih dan kesetiaan, tidak mereka lakukan.

Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu melakukan hal-hal agar nampak oleh orang banyak sebagai "orang bersih" padahal di dalam batinnya penuh dengan pikiran-pikiran kotor yang tetap dibiarkan kotor.
Seharusnya yang perlu dibersihkan adalah hati dan pikiran kita, dengan demikian kebersihan itu akan memancar ke luar dan dilihat orang.

Saya pernah, tidak ke gereja pada hari minggu.
Ketika ditanya orang, "Sudah ke gereja?", lebih mudah jika saya jawab saja 'sudah' atau 'saya ikut misa hari Sabtu' supaya saya nampak sebagai orang yang rajin ke gereja.
Ada juga orang yang kemudian bercerita panjang lebar sebagai alasan kenapa tidak ke gereja, tujuannya untuk membenarkan diri sendiri.
Ada perasaan malu kalau ketahuan 'bolos' ke gereja, lalu memilih berbohong.
Orang-orang bisa saja kita bohongi, tetapi Tuhan tidak.
Tuhan tahu yang kita lakukan, sama seperti Yesus tahu apa yang dilakukan oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu.
Tidak ke gereja pada hari minggu saja sudah salah, mengapa mesti ditambahi lagi dengan berbohong?
Jika pergi ke gereja itu kita anggap sebagai kewajiban, bisa saja timbul upaya untuk menghindari kewajiban itu.
Tetapi jika pergi ke gereja sebagai suatu kebutuhan, tanpa diperintah pun akan kita lakukan supaya kebutuhan itu terpenuhi.

Sudah menjadi kebiasaan manusia, mula-mula tidak setia kepada perkara-perkara kecil, lalu kemudian mengingkari perkara-perkara besar.
Banyak orang menganggap, berbohong soal pergi ke gereja ini merupakan perkara kecil, lebih kecil dibandingkan berbohong soal uang misalnya.
Apa iya memang seperti itu, berbohong soal Tuhan lebih kecil dibandingkan berbohong soal uang?



Peringatan Orang Kudus
Santa Monika, Janda
Monika, ibu Santo Agustinus dari Hippo, adalah seorang ibu teladan. Iman dan cara hidupnya yang terpuji patut dicontoh oleh ibu-ibu Kristen terutama mereka yang anaknya tersesat oleh berbagai ajaran dan bujukan dunia yang menyesatkan. Riwayat hidup Monika terpaut erat dengan hidup anaknya Santo Agustinus yang terkenal bandel sejak masa mudanya. Monika lahir di Tagaste, Afrika Utara dari sebuah keluarga Kristen yang saleh dan beribadat. Ketika berusia 20 tahun, ia menikah dengan Patrisius, seorang pemuda kafir yang cepat panas hatinya.
Dalam kehidupannya bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan batin yang hebat karena ulah Patrisius dan anaknya Agustinus. Patrisius mencemoohkan dan menertawakan usaha keras isterinya mendidik Agustinus menjadi seorang pemuda yang luhur budinya.  Namun semuanya itu ditanggungnya dengan sabar sambil tekun berdoa untuk memohon campur tangan Tuhan. Bertahun-tahun lamanya tidak ada tanda apa pun bahwa doanya dikabulkan Tuhan. Baru pada saat-saat terakhir hidupnya, Patrisius bertobat dan minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan pada saat-saat kritis hidup suaminya.
Ketika itu Agustinus berusia 18 tahun dan sedang menempuh pendidikannya di kota Kartago. Cara hidupnya semakin menggelisahkan hati ibunya karena telah meninggalkan imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat itu. Lebih dari itu, di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita hingga melahirkan seorang anak yang diberi nama Deodatus. Untuk menghindarkan diri dari keluhan ibunya, Agustinus pergi ke Italia. Namun ia sama sekali tidak luput dari doa dan air mata ibunya.
Monika berlari meminta bantuan kepada seorang uskup. Kepadanya uskup itu berkata: "Pergilah kepada Tuhan! Sebagaimana engkau hidup, demikian pula anakmu, yang baginya telah kau curahkan begitu banyak air mata dan doa permohonan, tidak akan binasa. Tuhan akan mengembalikannya kepadamu". Nasehat pelipur lara itu tidak dapat menenteramkan batinnya. Ia tidak tega membiarkan anaknya lari menjauhi dia, sehingga kemudian ia menyusul anaknya ke Italia. Di sana ia menyertai anaknya di Roma maupun di Milano. Di Milano, Monika berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius. Akhirnya oleh teladan dan bimbingan Ambrosius, Agustinus bertobat dan bertekad untuk hidup hanya bagi Allah dan sesamanya. Saat itu bagi Monika merupakan puncak dari segala kebahagiaan hidupnya. Hal ini terlukis di dalam kesaksian Agustinus sendiri perihal perjalanan mereka pulang ke Afrika: "Kami berdua terlibat dalam pembicaraan yang sangat menarik, sambil melupakan liku-liku masa lampau dan menyongsong hari depan. Kami bertanya-tanya, seperti apakah kehidupan para suci di surga. Dan akhirnya dunia dengan segala isinya ini tidak lagi menarik bagi kami. Ibu berkata: "Anakku, bagi ibu sudah tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang memikat hatiku. Ibu tidak tahu untuk apa mesti hidup lebih lama. Sebab, segala harapan ibu di dunia ini sudah terkabul". Dalam tulisan lain, Agustinus mengisahkan pembicaraan penuh kasih antara dia dan ibunya di Ostia: "Sambil duduk di dekat jendela dan memandang ke laut biru yang tenang, ibu berkata: "Anakku, satu-satunya alasan yang membuat aku masih ingin hidup sedikit lebih lama lagi ialah aku mau melihat engkau menjadi seorang Kristen sebelum aku menghembuskan nafasku. Hal itu sekarang telah dikabulkan Allah, bahkan lebih dari itu, Allah telah menggerakkan engkau untuk mempersembahkan dirimu sama sekali kepadaNya dalam pengabdian yang tulus kepadaNya. Sekarang apa lagi yang aku harapkan?"
Beberapa hari kemudian, Monika jatuh sakit. Kepada Agustinus, ia berkata: "Anakku, satu-satunya yang kukehendaki ialah agar engkau mengenangkan daku di altar Tuhan". Monika akhirnya meninggal di Ostia, Roma. Teladan hidup Santa Monika menyatakan kepada kita bahwa doa yang tak kunjung putus, tak dapat tiada akan didengarkan Tuhan.



https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/